gambaran sosial budaya dengan pola makan...

67
GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes U`budiyah Banda Aceh Oleh FITRI WAHYUNA NIM: 10010130 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U`BUDIYAH BANDA ACEH DIPLOMA III KEBIDANAN TAHUN 2013

Upload: truongdan

Post on 28-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA

KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes U`budiyah

Banda Aceh

Oleh

FITRI WAHYUNA NIM: 10010130

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U`BUDIYAH BANDA ACEH DIPLOMA III KEBIDANAN

TAHUN 2013

Page 2: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, September 2013

Pembimbing

(ZAINAL ABIDIN, M. Kes)

MENGETAHUI: KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES U`BUDIYAH BANDA ACEH

(NUZULUL RAHMI, S.ST)

Page 3: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

PENGESAHAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, September 2013 Tanda Tangan

Pembimbing : ZAINAL ABIDIN, M. Kes (_________________) Penguji I : AGUSSALIM, SKM. M. Kes (_________________) Penguji II : CUT ROSMAWAR, SST (_________________)

MENYETUJUI KETUA STIKES U`BUDIYAH BANDA ACEH

(MARNIATI, M. Kes)

MENGETAHUI KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

(NUZULUL RAHMI, SST)

Page 4: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

ABSTRAK

GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA

KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

Fitri Wahyuna 1, Zainal Abidin 2

vi + 40 halaman : 6 tabel + 1 gambar + 9 lampiran

Latar Belakang: Berdasarkan observasi pada ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya dengan menjumpai sebanyak 15 orang ibu menyusui untuk diwawancarai tentang pengetahuan pola makan ibu menyusui, yang merupakan asupan kebutuhan gizi ibu menyusui, peneliti mendapatkan informasi bahwa sebanyak 24 responden mengatakan bahwa pola makan masih belum teratur dan asupan gizi mengikuti pola makan biasa dengan mengkonsumsi makanan yang seadanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan pola makan ibu menyusui secara baik menurut kesehatan masih kurang. Hal ini disebabkan ibu menyusui dijumpai masih terlalu banyak pantangan makanan yang disebabkan oleh pengaruh faktor sosial budaya masyarakat setempat yang sangat ketat dalam hal pantangan makanan ketika sedang menyusui Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau berdasarkan pengetahuan, sosial budaya dan status gizi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan crossectional, yaitu untuk mengetahui gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 55 orang, dan yang menjadi sampel adalah total sampling. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner. Hasil Penelitian : Hasil penelitian pada tanggal 24 sampai 27 Agustus 2013 menunjukkan bahwa mayoritas pola makan ibu menyusui berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak 31 responden (56,4%), berdasarkan pengetahuan berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 36 responden (65,5%). Berdasarkan sosial budaya mayoritas pada kategori negative, yaitu sebanyak 34 responden (61,8%), berdasarkan status gizi mayoritas pada kategori gizi kurang, yaitu sebanyak 28 responden (50,9%). Kesimpulan: Dari 55 responden diperoleh hasil bahwa pola makan ibu menyusui berada pada kategori kurang. Diharapkan kepada ibu menyusui untuk dapat memenuhi pola makannya, sehingga nutrisinya terpenuhi, dan turut mempertimbangkan unsur budaya yang berkembang di masyarakat, bahwa ibu menyusui harus banyak pantangan, terutama makanan-makanan yang mempengaruhi kualitas ASInya dan pada akhirnya turut memberikan pengaruh kepada fisik bayinya. Kata kunci : pengetahuan, budaya dan gizi ibu. Sumber buku : 14 buku (2000 – 2010) + 10 situs internet (2012-2013)

1. Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah 2. Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah

Page 5: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah swt yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul ”GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA

MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATA N

JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013”.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini peneliti banyak menerima

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

peneliti menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dedy Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan STIKes U`Budiyah Indonesia.

2. Ibu Marniati, M. Kes selaku ketua STIKes U`budiyah Banda Aceh.

3. Nuzulul Rahmi, S.ST selaku ketua prodi Diploma III kebidanan STIKes

U`budiyah Banda Aceh.

4. Bapak H. Muslem, S. Sos selaku Ketua Pengelola Kampus STIKes U`budiyah

Sigli.

5. Bapak Zainal Abidin. M. Kes selaku pembimbing yang telah begitu banyak

memberikan masukan yang sangat berarti bagi karya tulis ilmiah ini.

6. Seluruh staf Pengajar Akademi Kebidanan STIKes U`budiyah Banda Aceh yang

mendidik dan mengajari peneliti menjadi orang yang berguna bagi Agama dan

Bangsa.

Page 6: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

7. Ayahanda dan Ibunda serta seluruh keluarga tersayang yang telah banyak

menyumbangkan segala bantuan dan semangat sehingga karya tulis ilmiah ini

dapat diselesaikan.

Selanjutnya dengan lapang dada dan tangan terbuka peneliti menerima saran

dan kritikan yang bersifat membangun sehingga karya tulis ilmiah yang sederhana ini

dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Amien Ya Rabbal `Alamin

Sigli, Agustus 2013

Peneliti

Page 7: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i LEMBARAN PERSETUJUAN ................................................................. ii LEMBARAN PERNYATAAN .................................................................. iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR ISI ................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sosial Budaya ........................................................................ 9 B. Pengetahuan .......................................................................... 10 C. Konsep Ibu Menyusui ........................................................... 12 D. Kebutuhan Gizi ..................................................................... 12 E. Pola Makan Ibu Menyusui .................................................... 14 F. Kerangka Teoritis .................................................................. 29

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep .................................................................. 30 B. Definisi Operasional ............................................................. 30

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 33 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 33 C. Populasi dan Sampel ............................................................ 33 D. Cara Pengumpulan Data ....................................................... 34 E. Pengolahan dan Analisa Data ............................................... 34

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER

Page 8: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 31 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Menyusui di Kemukiman

Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 ................................................................................ 33

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui di Kemukiman

Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 ................................................................................. 33

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Ibu Menyusui di

Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 .............................................................. 34

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Ibu Menyusui di

Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 ............................................................... 34

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui

dengan Pengetahuan di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Tahun 2013................................ 35

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui

dengan Sosial Budaya di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Tahun 2013................................ 35

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui

dengan Sosial Budaya di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Tahun 2013.............................. 36

Page 9: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis ..................................................................... 30 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 31

Page 10: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembaran Kuesioner Lampiran 2 Lembaran Hasil Pengolahan Data Lampiran 3 Lembaran Permohonan Menjadi Responden Lampiran 4 Lembaran Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari D-III Kebidanan STIKes U`budiyah Banda

Aceh Lampiran 6 Surat Izin Selesai Penelitian Lampiran 7 Lembaran Jadwal Kegiatan Lampiran 8 Lembaran Konsultasi Lampiran 9 Biodata Penulis

Page 11: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya

masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang

hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat

mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera (Burhan, 2012).

Kesehatan merupakan hasil interaksi dari berbagai macam faktor, baik

faktor internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (dari luar diri

manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor eksternal

terbagi dari berbagai faktor, antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan

fisik, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Secara garis besar faktor-

faktor yang mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok maupun

masyarakat, dikelompokkan menjadi empat, yaitu lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan hereditas (keturunan) (Notoatmodjo, 2007).

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis (Undang-Undang Nomor 36 Pasal (1) Tahun 2009).

Page 12: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Pola makan (diet) ibu menyusui biasanya membutuhkan diet kalori tinggi,

bergizi tinggi dan seimbang, yang harus sudah mulai disiapkan ibu sejak masa

sebelum dan selama kehamilannya. Ibu menyusui perlu makan lebih banyak

dibandingkan pada saat hamil. Dalam sehari, umumnya ibu menyusui akan

memproduksi 800 ml ASI dan membakar 1000 kalori. Untuk menjamin produksi

ASI, ibu memerlukan makanan tinggi kalori dengan tambahan 500 – 800 kalori

perharinya. Pada kondisi dimana seorang ibu memiliki bayi kembar, maka

tambahan kalori tambahan kalori yang diperlukan akan jauh lebih banyak lagi

(Informasitips.com, 2012).

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama bayi. Oleh sebab itu, untuk

menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus

diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800 – 850 mililiter perhari dan mengandung

kalori 60 – 65 kalori, 1,0 – 1,2 gram, dan lemak 2,5 – 3,5 gram setiap 100

mililiter. Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu, dan harus digantikannya dengan

suplai makanan ibu sehari-hari. Untuk itu maka ibu yang sedang menyusui

memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan tambahan protein 25 gram sehari, di

atas kebutuhan bila ibu tidak menyusui (Notoatmodjo, 2003).

Dalam batas-batas tertentu kebutuhan bayi akan zat-zat gizi ini diambil

dari tubuh ibunya, tanpa menghiraukan apakah ibunya mempunyai persediaan

cukup atau tidak. Apabila konsumsi makanan ibu tidak mencukupi, zat-zat di

dalam ASI akan terpengaruh (Notoatmodjo, 2003).

Makanan ibu menyusui tentunya sudah menjadi salah satu perhatian

khusus bagi seorang ibu pasca kelahiran. Seorang ibu bisanya memiliki

Page 13: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

peningkatan nafsu makan berlebihan setelah melahirkan, bahkan lebih dari nafsu

makan seorang ibu hamil. Biasanya bila sehari seorang ibu menyusui bayi selama

6 kali, maka sebanyak itu pula seorang ibu akan merasa mudah lapar. Oleh karena

itu pola makan serta kebutuhan gizi seorang ibu menyusui harus di atur sebijak

mungkin. Pada masa 0 sampai 6 bulan menyusui, seorang ibu dengan berat badan

sekitar 54 kg dan tinggi 156 cm serta memiliki kegiatan yang sedang akan

memerlukan energi sebanyak 2.350 kalori dan 64 gram zat protein, kemudian

ketika masa menyusui memasuki 7 hingga 12 bulan kebutuhan tersebut akan

berkurang menjadi 2.750 kalori dan kebutuhan akan protein menjadi 60 gram.

Selain kebutuhan akan kalori serta protein, zat-zat lain juga sangat dibutuhkan

bagi seorang ibu yang masih menyusui, zat-zat seperti vitamin A, B, B-12,

kalsium, zat besi dan kebutuhan gizi lainnya hendaknya dipenuhi dalam makanan

ibu menyusui (Syakur, 2012).

Menu makanan untuk ibu menyusui merupakan salah satu faktor yang

sebaiknya diperhatikan terutama untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas ASI.

Hal pertama yang perlu dilakukan oleh ibu yang sedang menyusui adalah mencari

bahan pangan yang dapat membantu kualitas dan kuantitas ASI (Muaris, 2004).

Selain pola makan yang seimbang ibu menyusui juga harus cermat dalam

memilih bahan makanan yang dapat memperlancar produksi ASI. Ibu menyusui

sebaiknya memperbanyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran

tertentu seperti daun katuk dapat memperlancar produksi ASI karena mengandung

lactagogum. Daun katuk juga kaya betakarotein (provitamin A), vitamin C, zat

Page 14: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

besi, fosfor dan kalsium yang penting bagi ibu menyusui. Penguasaan tentang

menu-menu sehat tentu akan sangat berguna bagi ibu menyusui (Demedia, 2007).

ASI diproduksi dengan cukup untuk pertumbuhan bayi, ibu harus

makanan lebih banyak daripada yang dimakan secara rutin. Hal ini penting untuk

menjaga kesehatan ibu juga (Gupte, 2007).

Untuk ibu-ibu yang menyusui bayinya, makanan yang dianjurkan atau di

larang selama masa pemulihan juga berkaitan dengan bayinya. Makanan dingin

atau beberapa jenis buah dan sayuran) di larang untuk dikonsumsi karena

dipercaya dapat menyebabkan rasa mual, perut kejang hingga kolik pada bayi.

Sedangkan jamu (obat-obatan herbal tradisional) yang disarankan untuk wanita

yang baru melahirkan juga dapat terlalu “panas” untuk bayi (Syah, 2012).

Untuk dapat hidup sehat, manusia perlu makan, tetapi tidak setiap jenis

makanan yang tersedia tidak dengan sendirinya dipilih atau diperoleh untuk di

makan, terutama untuk pola makan ibu hamil dan menyusui. Pemenuhan

naturiahnya seperti rasa lapar, tetapi juga didalamnya dilekati oleh pengetahuan

sosial budaya. Lewat pengetahuan sosial itu, masyarakat mengkategorikan

makanan ke dalam dua istilah, yaitu nutrient dan makanan (Syah, 2012).

Berdasarkan data dari WHO tahun 2009 dikemukakan bahwa kebanyakan

kasus di belahan dunia barat, khususnya Amerika Serikat, dari 1.000 ibu yang

menyusui bayi usia 0 – 10 bulan pertama, 783 orang diantaranya sangat menjaga

asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 15: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

kesadaran mereka terhadap pola makan yang benar dapat memberikan dampak

yang besar bagi bayinya (WHO, 2009).

Sementera itu Depkes RI tahun 2010 merilis data terbarunya bahwa ibu

menyusui bayi usia 0 – 10 bulan pertama di Indonesia kurang menjaga pola

makan, sebanyak 818 orang diantaranya dari 1.000 ibu menyusui bahkan

mempunyai pola makan yang buruk. Para ibu-ibu sangat menjaga pantangannya,

bahkan ada diantara mereka yang mengkonsumsi makanan seperti biasanya, tidak

seperti wanita menyusui yang harus makan ekstra (Depkes RI, 2010).

Data yang peneliti dapat dari Dinas Kesehatan Pidie Jaya dari Bulan

Agustus 2012 sampai dengan Bulan Januari tahun 2013, jumlah ibu menyusui

yang ada di Kabupaten Pidie Jaya sebanyak 1.936 orang (Dinkes Pidie Jaya,

2013).

Berdasarkan Buku Registrasi kunjungan berobat terdapat ibu menyusui di

Puskesmas Jangka Buya dari Bulan Agustus 2012 sampai Januari 2013,

didapatkan data sebanyak 105 orang ibu menyusui yang rutin berobat dan

memeriksa kesehatannya. Pada umumnya ibu-ibu yang berobat tersebut masih

menyusui, bahwa sebagian besar dari ibu menyusui yang berobat belum

mengikuti secara benar tentang asupan gizi dan pola makan ibu menyusui. Hal ini

disebabkan oleh faktor sosial budaya yang masih banyak terdapat pantangan

makanan ketika ibu dalam masa menyusui (Puskesmas Jangka Buya, 2013).

Kemudian dari hasil observasi awal di Kemukiman Jangka Buya

Kecamatan Jangka Buya didapatkan dari Buku Register Penduduk Desa dengan

Page 16: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

data penduduk sebanyak 1889 jiwa yang terdiri dari 906 laki-laki dan perempuan

983 jiwa, diantaranya sebanyak 55 orang ibu yang menyusui.

Berdasarkan observasi pada ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya

dengan menjumpai sebanyak 15 orang ibu menyusui untuk diwawancarai tentang

pengetahuan pola makan ibu menyusui, yang merupakan asupan kebutuhan gizi

ibu menyusui, peneliti mendapatkan informasi bahwa sebanyak 24 responden

mengatakan bahwa pola makan masih belum teratur dan asupan gizi mengikuti

pola makan biasa dengan mengkonsumsi makanan yang seadanya untuk

memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan pola makan ibu menyusui secara

baik menurut kesehatan masih kurang. Hal ini disebabkan ibu menyusui dijumpai

masih terlalu banyak pantangan makanan yang disebabkan oleh pengaruh faktor

sosial budaya masyarakat setempat yang sangat ketat dalam hal pantangan

makanan ketika sedang menyusui (Rully, 2011).

Dari permasalahannya yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk

meneliti tentang “Gambaran Sosial Budaya dengan Pola Makan Ibu

Menyusui di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten

Pidie Jaya Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasakan uraian di atas, peneliti membuat rumusan masalah sebagai

berikut ”Bagaimanakah gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu

Page 17: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

menyusui di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie

Jaya?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di

Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu

menyusui ditinjau berdasarkan pengetahuan.

b. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu

menyusui ditinjau berdasarkan sosial budaya.

c. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu

menyusui ditinjau berdasarkan status gizi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan

Dinas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada

masyarakat, khususnya kepada ibu menyusui tentang bagaimana cara

mengelola pola makan selama menyusui.

2. Bagi Ibu Menyusui

Page 18: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Memberikan masukan kepada ibu menyusui untuk dapat memenuhi pola

makannya, sehingga nutrisinya terpenuhi, dan turut mempertimbangkan unsur

budaya yang berkembang di masyarakat, bahwa ibu menyusui harus banyak

pantangan, terutama makanan-makanan yang mempengaruhi kualitas ASInya

dan pada akhirnya turut memberikan pengaruh kepada fisik bayinya.

3. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengalaman dalam penulisan karya tulis ilmiah dan dapat

menambah wawasan keilmuan penulis tentang gambaran sosial budaya

dengan pola makan ibu menyusui di pemukiman Jangka Buya Kecamatan

Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya .

4. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan bacaan dan referensi yang dapat dimanfaatkan bagi peneliti

lain mengenai hal tersebut.

Page 19: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pola Makan Ibu Menyusui

1. Pengertian Pola Makan Ibu Menyusui

Pola makan ibu menyusui merupakan suatu keteraturan jadual makan

dan juga kualitas makanan dan porsinya. Dalam makanan yang berkualitas,

tentu saja sangat dianjurkan mengandung suplemen bagi tubuh kita untuk bisa

menjalankan tugas semua organ tanpa terkecuali. Jadi, tidak salah bila

semenjak kecil kita sudah sering diingatkan akan pentingnya 4 sehat 5

sempurna (Syah, 2012).

Pada masa menyusui, ibu harus tetap memperhatikan kondisi

kesehatan dan kecukupan gizinya. Bayi usia 0 – 6 (masa ASI ekslusif) hanya

akan mengandalkan ASI ibu sebagai makanan utamanya, sehingga ibu sangat

perlu mempertahankan diet sehat dan menjamin pasukan nutrisi yang terbaik

bagi bayinya. Ibu perlu selektif dan benar-benar memperhatikan pola makan

yang dikonsumsi karena ibu tidak hanya makan untuk diri sendiri, melainkan

juga untuk bayinya (Hartati, 2003).

Pola makan (diet) ibu menyusui bayinya membutuhkan diet kalori

tinggi, bergizi tinggi dan seimbang yang harus sudah dipersiapkan ibu sejak

masa sebelum dan selama kehamilannya. Ibu menyusui perlu makan lebih

banyak dibandingkan saat hamil. Dalam sehari, umumnya ibu menyusui akan

memproduksi 800 ml ASI dan membakar 1000 kalori. Untuk menjamin

Page 20: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

produksi ASI, ibu memerlukan makanan tinggi kalori dengan tambahan 500 –

800 kalori perhari. Pada kondisi dimana ibu memiliki bayi kembar, maka

tambahan kalori yang diperlukan akan lebih banyak lagi (Hartati, 2003).

Asupan protein yang dibutuhkan selama menyusui yaitu kurang lebih

64 gram perhari yang bisa diperoleh dari ikan, daging, telur, tempe dan tahu.

Selain itu, pada masa menyusui ibu perlu juga mengkonsumsi kalsium yang

paling tidak 1200 – 1500 mg, jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan

saat ibu tidak menyusui. Kebutuhan kalsium yang meningkat amat penting

mengingat selama proses menyusui simpanan kalsium dalam tubuh akan

berkurang 300 mg perhari (Hartati, 2003).

Pengukuran status gizi ibu menyusui dapat diukur dengan

menggunakan skala ukur (Hartati, 2003):

a. Cukup : Bila ibu cukup mengkonsumsi makanan bergizi selama masa

menyusui.

b. Kurang : Bila ibu kurang mengkonsumsi makanan bergizi selama

menyusui.

2. Makanan Dibutuhkan oleh Ibu Menyusui

Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang mengandung dan menyusui

sangatlah harus dipertimbangkan karena menyangkut gizi anak sebelum kahir

dan semasa bayi. Selain itu, ibu yang memiliki gizi yang cukup juga dapat

membantu pemulihan yang lebih cepat pasca persalinan. Selain itu, produksi

ASI juga dapat bertambah. Apabila gizi ibu tidak di penuhi dengan baik

Page 21: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

semasa hamil dan menyusui tentu akan menimbulkan dampak negative

terhadap status gizi ibu, kesehatan ibu dan anak karena ASI yang akan

dihasilkan akan berkualitas rendah (Winardo, 2012).

Jenis-jenis makanan yang harus dipenuhi oleh ibu menyusui tentunya

harus mengandung beberapa zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui

antara lain sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003):

a. Energi

Karena kondisi ibu yang sedang hamil, maka membutuhkan tambahan

masukan energy untuk mencukupi kebutuhan untuk ibu dan janin. Untuk

itu dibutuhkan sebesar 1,13 x BMR bayi atau kira- kira sekitar 700

kkal/hari (6 bulan pertama menyusui). Untuk 6 bulan kedua dibutuhkan

sekitar rata-rata 500 kkal/ hari dan pada tahun kedua dianjurkan tambahan

sebanyak 400 kkal/hari.

b. Protein

Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

(protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein

bagi tubuh antara lain:

1. Membangun sel-sel rusak

2. Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon

3. Membentuk zat inti energi

Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama. Pada

6 bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua

dibutuhkan sebesar 11g/hari.

Page 22: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

c. Zat besi

Zat besi: terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI.

Oleh karna itu perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata

kebutuhan zat besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari.

Sehingga memerlukan tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.

d. Lemak

Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin dan sebagainya.

Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah:

1. Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram lemak

menghasilkan sekitar 9,3 kalori)

2. Sebagai pelarut vitamin: A, D, E, K

3. Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan

pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah.

e. Karbohidrat

Berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi

monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah juga

salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya

sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung,

singkong dan sebagainya) yang merupakan makanan yang pokok.

f. Vitamin

Page 23: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Vitamin-vitamin yang dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut

dalam air (Vitamin C dan B), dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin

A, D, E, dan K).

g. Mineral

Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat flour (F), natrium

(Na), dan Chlor (Cl), kalium (K) dan Iodium (I). Secara umum fungsi

mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau

sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan.

Untuk lebih jelasnya mengetahui kebutuhan gizi ibu menyusui dapat

dilihat pada tabel berikut ini (Winardo, 2012):

Tabel 2.1

Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Zat gizi 0-6 bulan 7-12 bulan

Energi (kkal) + 700 + 500

Protein (g) + 16 + 12

Vitamin A (RE) + 350 + 300

Tiamin (mg) + 0,3 + 0,3

Riboflavin (mg) + 0,4 + 0,3

Niasin (mg) + 3 + 3

Vitamin B-12 (µg) + 0,3 + 0,3

Page 24: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Zat gizi 0-6 bulan 7-12 bulan

Asam folat (µg) + 50 + 40

Vitamin C (mg) + 25 + 10

Kalsium (mg) + 400 + 400

Fosfor (mg) + 300 + 200

Magnesium (mg) + 40 + 30

Besi (mg) + 2 + 2

Seng (mg) + 10 +10

Iodium (µg) + 50 + 50

Selenium (µg) + 25 + 20

Sumber : LIPI

Untuk mengetahui berat badan, dapat ditentukan dengan IMT. Dengan

indeks ini akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal,

kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18

tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan

olahragawan (Winardo, 2012):

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg) IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO,

yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan

bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk

Page 25: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat

defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO

menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan

perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas

laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas

pada perempuan untuk kategorigemuk tingkat berat. Untuk kepentingan

Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan

hasil penelitian dibeberapa negara berkembang (Winardo, 2012).

Pada masa pertumbuhan bayi dan balita, berlangsung perubahan

ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh bayi dan balita.

dengan kata lain ukuran-ukuran tubuhnya akan membesar, misalnya ditandai

dengan meningkatnya berat dan tinggi badan, ukuran lingkar kepala, lingkar

lengan atas, menguatnya tulang dan membesarnya otot, dan bertambahnya

organ tubuh lain seperti rambut, kuku, gigi, dan sebagainya.

Salah satu cara untuk mengetahui baik atau tidaknya pertumbuhan anak,

adalah dengan menukur lingkar lengan atasnya. Lingkar lengan atas

merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah,

murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah

diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan

lemak bawah kulit. Berdasarkan standar Walanski, perkembangan ukuran

lingkar lengan atas bayi dan balita berdasarkan umur terbilang normal pada

ukuran berikut (Surangga, 2013):

a. Kurus : < 17

Page 26: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

b. Normal : 18,5 – 25,0

c. Gemuk : 25,1 – 27,0

3. Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi oleh Ibu Menyusui

Untuk mempertahankan pasokan air susu ibu yang cukup dan

membantu bayi tumbuh dengan baik, Anda perlu mengonsumsi variasi

makanan. Buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan ikan adalah

makanan sehat yang mengandung vitamin dan mineral penting bagi

pertumbuhan bayi (Astuti, 2010).

Menyantap makanan sehat saat menyusui juga meningkatkan energi

dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh tak hanya untuk sang ibu, tapi juga

bayi. Berikut makanan sehat yang bisa meningkatkan pasokan ASI (Astuti,

2010):

a. Sayur-sayuran

Sayuran adalah sumber besar vitamin dan mineral. Sayuran adalah

sumber utama dari besi, serat, folat, beta-karoten, vitamin C, likopen,

flavonoid dan beta-glukan. Mengonsumsi makanan kaya zat besi

membantu mempertahankan tingkat energi Anda dan dapat mencegah

anemia.

b. Buah-buahan

Buah bisa menjadi cemilan sehat untuk ibu menyusui. Buah yang

sehat adalah buah segar yang bisa dikonsumsi sebagai makanan ringan atau

selingan sebelum dan sesudah makan berat. Banyak buah mengandung

vitamin A, B, K dan C.

Page 27: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Vitamin C diperlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuh

untuk Anda dan bayi. Hal ini juga membantu tubuh menyerap zat besi.

Blackberry, blueberry, boysenberries dan stroberi mengandung antioksidan

dan serat dalam jumlah tinggi. Buah dapat dimakan dalam keadaan alami,

beku atau dijus. Anda perlu makan 3-5 porsi buah setiap hari.

Salah satu buah-buahan yang baik dikonsumsi oleh ibu menyusui

adalah jeruk, buah ini makanan tepat untuk meningkatkan energi bagi ibu

baru. Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin C daripada wanita

hamil, jeruk dan buah jeruk lainnya adalah makanan yang sangat baik

untuki dikonsumsi. Tidak ada waktu untuk sekadap makan camilan? Pilih

saja jeruk atau jus jeruk yang kaya manfaat vitamin C. Anda bahkan dapat

memilih varietas yang diperkaya kalsium untuk mendapatkan bahkan lebih

banyak manfaat dari minuman Anda.

c. Gandum

Seluruh butir gandum utuh mengandung gizi berlimpah. Seluruh

butir gandum sehat adalah sumber vitamin B dan E, selenium, kalium,

folat, protein dan zat besi. Seluruh butir utuh gandum lebih sehat daripada

butiran halus karena mengandung nutrisi paling banyak dan serat alami,

sementara butiran halus gizinya bisa hilang saat proses penggilingan.

Gamdum utuh bisa diperoleh dari oatmeal, roti gandum, quinoa, bulgar,

beras merah, dan barley.

d. Kacang-kacangan

Page 28: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Kacang mengandung protein yang baik. Kacang mengandung

banyak protein dan merupakan sumber lemak yang baik dan sehat untuk

diet. Protein penting karena menghasilkan dan memperbaiki sel-sel penting

dalam tubuh.

Kacang-kacangan juga mengandung vitamin B, E, C, folat, kalium,

kalsium, magnesium dan fosfor. Kalsium yang cukup diperlukan untuk

membangun tulang yang sehat dan gigi yang kuat. Kacang Sehat untuk

camilan termasuk kenari, kacang pinus, kemiri, hazelnut, kacang Brasil dan

pistachio.

e. Ikan

Ikan merupakan sumber protein hewani yang baik, ikan

mengandung asam lemak omega-3 yang penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Namun, menurut Environmental Protection Agency

(EPA), AS, ibu menyusui tidak disarankan mengonsumsi ikan hiu, ikan

todak, makarel Raja, atau ikan ubin karena tingkat tinggi merkuri. Ikan lain

umumnya aman dikonsumsi sampai 12 ons seminggu . Ikan yang

mengandung rendah-merkuri termasuk, salmon dan ikan patin.

f. Susu

Produk susu adalah bagian penting dari kebanyakan makanan ibu

menyusui. Selain menyediakan protein, vitamin B, dan vitamin D, produk

susu adalah salah satu sumber terbaik kalsium. Jika Anda menyusui, ASI

akan cukup mengandung kalsium bagi bayi untuk mengembangkan

tulang, sehingga penting bagi Anda untuk makan cukup kalsium untuk

Page 29: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

memenuhi kebutuhan Anda sendiri. Salah satu cara untuk melakukannya

adalah untuk menyertakan setidaknya tiga porsi susu setiap hari sebagai

bagian dari rencana makanan ibu menyusui.

g. Daging sapi

Bila mencari makanan untuk meningkatkan energi sebagai ibu

baru, carilah makanan yang kaya zat besi seperti daging sapi rendah

lemak. Kekurangan zat besi dapat menghabiskan tingkat energi, sehingga

sulit bagi Anda untuk mengikuti tuntutan bayi yang baru lahir.

Juga, ketika sedang menyusui, perlu untuk makan tambahan

protein dan vitamin B-12. Daging sapi rendah lemak merupakan sumber

yang sangat baik bagi kedua nutrisi tersebut.

h. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan, terutama yang berwarna gelap seperti kacang

hitam dan kacang polong, adalah makanan yang sangat dianjurkan bagi

ibu menyusui, terutama untuk vegetarian. Tidak hanya mereka kaya zat

besi, makanan itu juga terjangkau, berkualitas tinggi, mengandung protein

nabati.

i. Beras merah

Jika Anda mencoba untuk menurunkan berat badan, Anda

mungkin akan tergoda untuk secara drastis mengurangi asupan

karbohidrat. Tetapi kehilangan berat badan terlalu cepat dapat

menyebabkan Anda untuk menghasilkan lebih sedikit susu untuk bayi dan

Page 30: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

membuat Anda merasa lesu dan lamban. Lebih baik untuk

menggabungkan sehat, karbohidrat dari biji-bijian utuh seperti beras

merah dalam daftar makanan untuk menjaga tingkat energi Anda tetap

tinggi. Makanan seperti beras merah memberikan tubuh kalori yang

dibutuhkan untuk menghasilkan susu kualitas terbaik untuk bayi.

j. Telur

Kuning telur adalah salah satu dari beberapa sumber-sumber alami

vitamin D, gizi yang penting untuk menjaga tulang kuat dan membantu

tulang bayi Anda tumbuh. Selain itu, telur merupakan cara yang fleksibel

untuk memenuhi kebutuhan protein harian Anda. Cobalah konsumsi telur

untuk sarapan, telur rebus pada saat makan siang bersama salad. Sebagai

bagian dari rencana makanan ibu menyusui, Anda mungkin memilih telur

yang diperkaya DHA untuk meningkatkan tingkat asam lemak esensial ini

dalam ASI.

k. Air

Air merupakan unsur yang penting dalam sistem metabolisme

tubuh, kekurangan mengkonsumsi air akan mengakibatkan dehidrasi.

Bagi ibu yang baru menyusui ini hal ini sangat berisiko. Untuk menjaga

tingkat energi dan produksi ASI meningkat, pastikan minum setidaknya

delapan gelas cairan setiap hari. Anda dapat memvariasikan pilihan dan

memenuhi beberapa persyaratan cairan Anda dengan minum jus dan susu,

tapi hati-hati ketika ingin minuman berkafein seperti kopi dan teh. Jaga

asupan kafein tetap rendah, atau beralih ke jenis tanpa kafein. Mengapa?

Page 31: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Kafein memasuki ASI dan dapat menjadi terkonsentrasi di tubuh bayi saat

dia minum ASI. (berbagai sumber).

4. Makanan yang Harus Dihindari Oleh Ibu Menyusui

Beberapa makanan tertentu akan dapat membuat produksi ASI ibu

menjadi tidak optimal (jumlah berkurang), atau gizinya menjadi tidak optimal

(kualitas berkurang) dan bahkan menjadi berbahaya bagi bayi. Perlu diketahui

bahwa pada bayi, makanan yang dikonsumsi oleh Ibu akan terkonsumsi juga

oleh bayi melalui ASI, karenanya apa yang dimakan ibu maka itulah yang bayi

makan. Jadi jika ada makanan yang berbahaya untuk bayi terkonsumsi oleh

Ibu, maka dapat buruk akibatnya. Berikut ini beberapa contoh makanan yang

berbahaya dan harus dihindari oleh ibu menyusui (Yuliarti, 2010);

a. Kopi dan Teh

Makanan yang cukup berbahaya dan perlu untuk dihindari selama Ibu

dalam masa menyusui adalah makanan dan minuman yang mengandung

Kafein. Hal ini dikarenakan kafein pada ibu menyusui tidak akan terbuang

secara sempurna, melainkan sebagiannya akan tersisa pada ASI yang

dihasilkan.

Pada akhirnya, ASI yang dihasilkan akan mengandung kafein dan tertelan

oleh bayi. Akibatnya bayi dapat menjadi rewel dan sulit tidur, dikarenakan

mereka belum dapat mengeluarkan kafein dari dalam tubuh sebaik orang

dewasa.

b. Coklat

Page 32: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Coklat merupakan makanan yang disukai oleh kebanyakan ibu menyusui,

tetapi yang perlu diketahui bahwa coklat dapat berbahaya bagi bayi yang

sedang dalam masa menyusui. Hal ini diakibatkan karena coklat

mengandung kafein yang cukup tinggi, yaitu antara 5-35 mg dalam setiap

30gram coklat. Hal ini seperti telah dijelaskan sebelumnya, akan dapat

membuat bayi sulit tidur.

c. Makanan Yang Pedas

Makanan yang pedas merupakan salah satu makanan lainnya yang perlu

untuk dihindari oleh Ibu yang sedang menyusui. Hal ini dikarenakan

kandungan rasa pedas yang ada di dalam makanan tersebut, sedikit banyak

akan terkonsumsi oleh bayi melalui ASI, dan akan membuat perut anak

menjadi panas (iritasi) dan bahkan dapat mengakibatkan diare.

d. Overdosis Vitamin C

Kita semua tahu bahwa vitamin C akan dapat membantu untuk

meningkatkan daya tahan tubuh dan juga membantu untuk mempercepat

penyembuhan penyakit. Vitamin C jelas sangat baik untuk tubuh, tidak

perlu diragukan lagi.

Tapi jangan sampai memakan vitamin C terlalu banyak, karena vitamin C

cenderung bersifat asam. Vitamin C yang terbawa terlalu banyak di dalam

ASI pada akhirnya akan dapat membuat perut bayi menjadi perih dan juga

membuat sistem pencernaan bayi terkena iritasi.

Pada umumnya, jika tubuh kita kelebihan vitamin C, maka akan dibuang

melalui sistem ekskresi (urin) sehingga secara umum tidak akan berbahaya.

Page 33: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Akan tetapi pada bayi yang masih kecil, sistem pencernaan mereka belum

bekerja dengan baik sehingga kelebihan vitamin C akan tersimpan lama di

dalam tubuh dan menimbulkan efek negatif.

Konsumsi vitamin C sewajarnya saja, sekitar 60 mg / hari, sesuai

kebutuhan harian normal. Tidak perlu konsumsi terlalu banyak, khawatir

berefek negatif untuk bayi.

e. Lemak Jenuh & Lemak Trans

Makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans akan dapat

berbahaya bagi perkembangan otak bayi. Hal itu dikarenakan lemak jenuh

dan lemak trans (trans fat) terbukti menghambat produksi omega 3, yang

sangat dibutuhkan oleh perkembangan otak bayi.

Hindari makanan gorengan yang memakai minyak bekas karena

mengandung lemak jenuh yang tinggi. Selain itu, hindari makanan fast

food seperti hamburger dan hot dog karena mengandung lemak trans (trans

fat) yang berbahaya.

f. Alkohol & Nikotin

Makananyang perlu untuk Anda hindari adalah makanan yang mengandung

alkohol/memabukkan dan juga nikotin. Mengapa demikian? Sebab, seperti

dijelaskan pada beberapa poin sebelumnya, alkohol dan nikotin akan

terbawa dalam ASI dan terkonsumsi oleh bayi. Pada bayi, efek negatif

alkohol (minuman keras) dan nikotin (rokok) akan sangat terasa, di

antaranya kecanduan terhadap kedua hal tersebut. Hal ini akan membuat

Page 34: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

bayi pusing, lemah, sulit bangun dan juga produksi ASI pun akan

berkurang.

Demikian beberapa jenis makanan yang perlu untuk Anda hindari

selama masa menyusui. Sayangi bayi kita, hindarkan mereka dari berbagai

zat yang berbahaya untuk tubuh mereka.

5. Makanan-makanan yang Mempengaruhi ASI

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa

menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu

yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat

digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi, jika makanan ibu terus

menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya

kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat

bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi

ASI (Sumarah, 2009).

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat

dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara

dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI.

Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping

untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir

telur (Oetami, 2009).

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan

makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika

Page 35: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu

tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak

diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam

jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein

seperti ikan, telur dan kacang-kacangan. Bahan makanan sumber vitamin juga

diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI (Oetami, 2009).

B. Sosial Budaya

1. Pengertian Sosial Budaya

Sosial budaya adalah suatu system pengetahuan yang memiliki ide dan

gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-

hari itu bersifat abstrak. Perwujudan sosial budaya yang diciptakan oleh

manusia sebagai makhluk yang berbudaya berupa prilaku dan benda-benda

yang bersifat nyata, misalnya pola fikir, bahasa, peralatan hidup, organisasi

sosial, religi, untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan

bermasyarakat (Wikipedia, net).

Sosial budaya adalah suatu sistem yang memungkinkan manusia

mengungkapkan segala hasil karya yang diciptakan sebagai keseluruhan hasil

dan tanggapan pancainderanya (budaya) yang diperoleh dan diwujudkan

sebagai hasil dari hubungan antara manusia dalam kehidupan masyarakat

(sosial) (Salim, 2000).

Pengukuran sosial budaya dalam sebuah penelitian dapat dilakukan

dengan menggunakan kriteria sebagai berikut (Qahar, 2012):

Page 36: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

a. Positif bila jawaban responden benar ≥ 50%

b. Negatif bila jawaban responden benar < 50%.

C. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Tingkat pengetahuan domain kognitif menurut Notoatmodjo (2003)

mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

atau di baca sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan. Tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau di baca, termasuk rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu, “tahu” merupakan tingkat yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar suatu objek yang telah di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang-orang yang telah paham objek atau materi harus

Page 37: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

dapat menjelaskan atau menyebutkan contoh, menyempurnakan, meramalkan

dan sebagainya terhadap suatu objek yang telah dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang sebenarnya. Aplikasi yang dapat

diartikan sebagai kemampuan menggunakan suatu hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi lain.

4. Analisa (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis )

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan menyusun formulasi

yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian itu berdasarkan pada

suatu kriteria-kriteria yang telah ada.

Menurut Notoatmodjo (2003) pengukuran pengetahuan dibagi atas tiga

kategori, yaitu:

a. Tinggi : Jika responden menjawab benar 76 % - 100%.

Page 38: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

b. Sedang : Jika responden menjawab benar 56% - 75%.

c. Rendah : Jika responden menjawab benar < 56%.

D. Konsep Ibu Menyusui

1. Pengertian Ibu Menyusui

Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang

lazim pada wanita baik yang sudah bersuami maupun belum, menyusui adalah

memberikan air susu untuk diminum kepada bayi, dan sebagainya dari buah

dada (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).

Menyusui adalah cara yang alami dan normal untuk memberikan

nutrisi pada bayi dan batita, dan ASI adalah susu yang dibuat khusus untuk

bayi manusia. Mengawali dengan benar membantu untuk memastikan bahwa

menyusui merupakan pengalaman yang menyenangkan untuk ibu dan bayi.

Menyusui seharusnya mudah dan tidak sulit bagi kebanyakan ibu (Qahar,

2012).

Menyusui adalah suatu proses alamiah, berjuta-juta ibu di seluruh dunia

berhasil menyusui banyinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan

ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun

demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang

alamiah tidaklah selalu mudah (Oetami, 2009).

Page 39: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

E. Kebutuhan Gizi

Agar manusia dapat tetap hidup dan bekerja seperti biasanya, maka

memerlukan energi yang bisa di ukur dengan satuan kalori. Meskipun kita tidur

dan tidak bekerja, energi tetap dibutuhkan untuk denyut jantung dan fungsi tubuh

lainnya. Energi diibaratkan sebagai bensin yang diperlukan oleh kenderaan agar

dapt tetap berjalan (Gupte, 2007).

Jumlah kebutuhan energi seseorang pada dasarnya berbeda tergantung

pada umur, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitas seseorang. Sebagai contoh,

laki-laki dewasa (20 – 59) tahun dengan berat badan 62 Kg, tinggi 165 cm dan

aktivitas sedang membutuhkan energi kurang lebih 3000 kilo kalori, sedangkan

bila wanita dewasa berat 54 kg tinggi 156 cm dengan aktivitas sedang

membutuhkan energi 2250 kilo kalori. Apabila orang yang sama dengan aktivitas

lebih berat, maka kebutuhan bagi laki-laki sebesar 3600 kilo kalori dan wanita

2600 kilo kalori (Gupte, 2007).

Berikut ini contoh menu dengan energi 2500 kilo kalori, 2000 kilo kalori

dan 1700 kilo kalori:

Tabel 2.2

Menu dengan energi 2500 kilo kalori, 2000 kilo kalori dan 1700 kilo kalori

Waktu

Jenis Hidangan

Ukuran Rumah Tangga Untuk 2500

kilokalori 2000

kilokalori 1700

kilokalori Pagi Nasi 2 sendok

nasi 2 sendok

nasi 1 sendok

nasi Daging bumbu semur 1 potong 1 potong ½ potong Tumis kacang panjang + tauge

½ mangkok ½ mangkok ½ mangkok

Teh manis 1 gelas 1 gelas 1 gelas 10.00 Bubur kacang hijau 1 gelas 1 gelas 1 gelas

Page 40: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Waktu

Jenis Hidangan

Ukuran Rumah Tangga Untuk 2500

kilokalori 2000

kilokalori 1700

kilokalori Siang Nasi 3 sendok

nasi 2 sendok

nasi 1½ sendok

nasi Ikan goreng 1 potong 1 potong 1 potong Tempe bacem 2 potong 1 potong 1 potong Lalap ½ mangkok ½ mangkok ½ mangkok Sayur asem 1 mangkok 1 mangkok 1 mangkok Sambal tomat 1 sendok

makan 1 sendok makan

1 sendok makan

Nenas 1 potong 1 potong 1 potong 16.00 Buah - - 1 potong Malam Nasi 3 sendok

makan 2 sendok makan

1½ sendok makan

Pepes ayam 1 potong 1 potong 1 potong Tahu balado 1 potong 1 potong 1 potong Sayur bening bayam + jagung muda

1 mangkok 1 mangkok 1 angkok

Pepaya 1 potong 1 potong 1 potong Keterangan : untuk ukuran rumah tangga nasi digunakan sendok nasi (centong),

bukan sendok makan

F. Kerangka Teoritis

Pengetahuan - (Notoatmodjo, 2003 - Wikipedia, 2003

Sosial Budaya - Qahar, 2012 - Salim, 2000 - Wikipedia, 2012

Status Gizi - Surangga, 2013 - Hartati, 2003

Pola makan ibu menyusui

Page 41: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini meliputi pengetahuan (Notoatmodjo, 2003, Wikipedia, 2013), sosial budaya (Qahar, 2012, Salim, 2000, dan Wikipedia, 2012) dan Status Gizi (Surangga, 2013, dan Hartati, 2003). Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini:

Independent Dependent

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Sosial Budaya

Pengetahuan

Status Gizi

Pola makan ibu menyusui

Page 42: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

B. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

No Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Alat ukur Cara Ukur Hasil

Ukur Skala Ukur

Variabel Dependent 1. Pola

makan ibu menyusui

Segala sesuatu yang berhubungan dengan faktor sosial budaya serta tingkah laku ibu menyusui dalam memenuhi kebutuhan akan makanan.

Kuesioner Menyebarkan kuesioner dengan kriteria, -Cukup:bila ibu makan ≥ 3 kali. -Kurang:Bila ibu makan < 3 kali.

-Cukup -Kurang

0rdinal

Variabel Independent 2. Pengetahu

-an Pemahaman ibu menyusui tentang pola makan ibu menyusui.

Kuesioner Menyebarkan kuesioner dengan kriteria, -Tinggi : Jika responden menjawab benar 76% - 100%

- Sedang: Jika responden menjawab benar 56% - 75%

- Rendah: jika responden menjawab benar <56%.

- Tinggi - Sedang - Rendah

Ordinal

Page 43: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

No Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Alat ukur Cara Ukur Hasil

Ukur Skala Ukur

3 Sosial budaya

Kebiasaan ibu menyusui dalam pemenuhan konsumsi makanan.

Kuesioner Menyebarkan kuesioner dengan kriteria: - Positif:bila

jawaban benar ≥ 50%

- Negatif: Bila jawaban benar ≤ 50%

-Positif -Negatif

Ordinal

4 Status gizi Asupan makanan yang dikunsomsi ibu menyusui selama masa menyusuinya.

Meteran Mengukur lingkar lengan atas (LILA), Dengan kriteria hasil: - Kurus : <

17 - Normal :

18,5 – 25,0 - Gemuk :

25,1 – 27,0

- Kurus - Normal - Gemuk

Ordinal

C. Cara Pengukuran Variabel

Untuk mempermudah melakukan penelitian, maka diperlukan suatu cara

pengukuran variabel, yaitu sebagai berikut:

1. Sosial budaya dibagi dalam dua kategori, yaitu (Qahar, 2012)

a. Cukup :bila ibu makan ≥ 3 kali.

b. Kurang :bila ibu makan < 3 kali.

2. Pengetahuan di bagi dalam tiga kategori, yaitu (Notoatmodjo, 2003)

a. Tinggi : Jika responden menjawab benar 76 % - 100%.

b. Sedang : Jika responden menjawab benar 56% - 75%.

c. Rendah : Jika responden menjawab benar < 56%.

Page 44: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

3. Status gizi di bagi dalam dua kategori, yaitu (Surangga, 2013) normal:

a. Kurus : < 17

b. Normal : 18,5 – 25,0

c. Gemuk : 25,1 – 27,0

Page 45: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. JenisPenelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan

crossectional, yaitu penelitian mempelajari hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen dengan cara mengumpulkan data (Notoatmodjo,

2005). Untuk mengetahui gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu

menyusui di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie

Jaya Tahun 2013.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian ini dilakukan di Kemukiman Jangka Buya

Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya.

2. Waktu

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2013.

C. PopulasidanSampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui (0 – 24

bulan) di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie

Jaya yang berjumlah 55 orang.

Page 46: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang mempunyai

anak berumur 0 – 24 bulan di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka

Buya Kabupaten Pidie Jaya, metode pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik total sampling, sehingga didapatkan sampel 55 ibu menyusui.

D. Cara Pengumpulan Data

1. TeknikPengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data Primer dan data sekunder.Data

primer yaitu data yang langsung diperoleh dari responden dengan

menyediakan kuesioner, setelah di isi dan dikumpulkan kembali untuk

kemudian di koreksi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

puskesmas.

2. InstrumenPenelitian

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan angket yang di isi oleh responden yang berisi 20 pertanyaan, yang

terdiri dari 10 pertanyaan tentang pola makan ibu menyusui dalam bentuk

angket, 5 pertanyaan tentang pengetahuan dalam bentuk pilihan ganda, dan 5

tentang sosial budaya dalam bentuk angket. Bila menjawab pertanyaan

dengan benar diberi score 1 dan bila menjawab salah diberi score 0.

Page 47: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

E. Pengolahan Data danAnalisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian di olah melalui tahap sebagai

berikut:

a. Editing

Adalah mengoreksi kesalahan–kesalahan dalam pengisian atau

pengambilan data, langkah ini bertujuan agar data yang di peroleh dapat

diolah dengan baik untuk mendapatkan informasi yang cepat.

b. Coding

Adalah mengklasifikasikan jawaban–jawaban yang ada menurut

macamnya. Klasifikasi di lakukan dengan cara menandai masing-masing

jawaban dengan kode-kode tertentu.

c. Tabulating

Adalah mentabulasi data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi atau

memindahkan data dari kartu kode sesuai dengan kelompok data dalam

satu tabel. Pada akhirnya dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan tabulasi silang (Budiarto, 2002).

2. Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk masing-masing variabel yaitu dengan

melihat persentase dari setiap tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan

rumus Budiarto (2002).

Page 48: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Keterangan : P = Persentase

f = Frekuensi teramati

n = Jumlah responden yang menjadi sampel

Page 49: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Kemukiman Jangka Buya merupakan salah satu kemukiman yang

terletak di Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya dengan luas wilayah

13.242 m2. Kemukiman Jangka Buya terdiri enam desa yaitu; Kiran Dayah,

Megit, Kiran Baroh, Kiran Krueng, Mns. Raya, Mns. Lueng. Adapun wilayah

Kemukiman Jangka Buya adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Mns. Raya dan Mns. Lueng

b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kiran Dayah dan Meugit

c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kiran Baroh

d. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kiran Krueng.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 24 sampai

dengan 27 Agustus 2013 dengan cara membagikan kuesioner kepada responden

yang telah menjadi target penelitian yang berjumlah 55 responden, maka dapat

dilihat hasilnya pada tabel berikut ini:

Page 50: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

1. Analisa Univariat

a. Pola Makan Ibu Menyusui

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Menyusui di kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013

No Pola Makan Frekuensi Persentase 1 Cukup 49 89.1

2 Kurang 6 10.9

55 100Jumlah Sumber:Data Primer (diolah)2013

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas ibu menyusui

berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 49 responden (89,1%)

b. Pengetahuan Ibu Menyusui

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui di kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013

No Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 Tinggi 12 21.8

2 Sedang 10 18.2

3 Rendah 33 60.0

55 100JumlahSumber:Data Primer (diolah)2013

Berdasarkan tabel 5.2 diatas terlihat bahwa pengetahuan ibu menyusui

berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 33 responden (60%).

c. Sosial Budaya

Page 51: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Ibu Menyusui di kemukiman Jangka

Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Sosial Budaya Frekuensi Persentase 1 Positif 22 402 Negatif 33 60

55 100Jumlah Sumber:Data Primer (diolah)2013

Berdasarkan tabel 5.3 diatas terlihat bahwa mayoritas sosial budaya

ibu menyusui mayoritas berada pada kategori negatif, yaitu sebanyak 33

responden (60%).

d. Status Gizi

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Gizi Ibu Menyusui di kemukiman Jangka Buya

Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Status Gizi Frekuensi Persentase 1 Kurus 31 56.42 Normal 15 27,2

3 Gemuk 9 16.4

55 100JumlahSumber:Data Primer (diolah)2013

Berdasarkan tabel 5.4 diatas terlihat bahwa mayoritas status gizi ibu

menyusui berada pada kategori status gizi kurus, yaitu sebanyak 31

responden (56,4%).

2. Analisa Bivariat

Page 52: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

a. Pola makan Berdasarkan pengetahuan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui dengan

Pengetahuan di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

f % f % f %

1 Tinggi 11 91.7 1 8.3 12 100

2 Sedang 9 90.0 1 10.0 10 100

3 Rendah 29 87.9 4 12.1 33 10049 6 55

Jumlah

Total

No PengetahuanPola Makan

Cukup Kurang

Sumber:Data Primer (diolah) 2013

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang pola

makan cukup mayoritas berpengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 11 responden

(91,7%), dan responden yang berpola makan kurang mayoritas

berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 4 responden (12,1%).

b. Pola makan Berdasarkan Sosial Budaya

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui dengan

Sosial Budaya di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Tahun 2013

f % f % f %

1 Positif 18 81.8 4 18.2 22 100

2 Negatif 31 93.9 2 6.1 33 10049 6 55

Jumlah

Jumlah

No Sosial BudayaPola Makan

Cukup Kurang

Sumber:Data Primer (diolah) 2013

Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa responden yang berpola makan

cukup mayoritas bersosial budaya negatif, yaitu sebanyak 18 responden

Page 53: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

(81,8%), dan responden yang berpola makan kurang, mayoritas berada pada

kategori sosial budaya positif, yaitu sebanyak 4 responden (18,2%).

3. Pola makan Berdasarkan Status Gizi

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui dengan Sosial Budaya di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya

Kabupaten Pidie Tahun 2013

F % F %1 Kurus 28 90.3 3 9.7 31 1002 Normal 12 80.0 3 20.0 15 1003 Gemuk 9 100 0 0.0 9 100

49 0 55Jumlah

F %No

Status Gizi Pola Makan

Cukup Kurang

Sumber:Data Primer (diolah) 2013

Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa responden yang berpola makan

cukup semuanya berstatus gizi gemuk, yaitu sebanyak 9 responden (100%)

dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berkategori gizi normal,

yaitu sebanyak 3 responden (20%).

D. Pembahasan

1. Pola makan Berdasarkan pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang pola

makan cukup mayoritas berpengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 11 responden

(91,7%), dan responden yang berpola makan kurang mayoritas

berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 4 responden (12,1%).

Page 54: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata

dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Nurhafni

(2012) tentang gambaran pola makan ibu menyusui di Desa Peulakan Cibrek

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa

pengetahuan tentang pola makan ibu menyusui di Desa Plakan Cibrek

dominan berada pada tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 5 responden

(41,67%).

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pola makan

responden dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya, responden yang

berpengetahuan tinggi, secara otomatis akan mempunyai kesadaran untuk

mengkonsumsi makanan dalam porsi yang lebih, sehingga pola makannya

cukup.

2. Pola makan Berdasarkan Sosial Budaya

Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa responden yang berpola makan

cukup mayoritas bersosial budaya negatif, yaitu sebanyak 18 responden

(81,8%), dan responden yang berpola makan kurang, mayoritas berada pada

kategori sosial budaya positif, yaitu sebanyak 4 responden (18,2%).

Page 55: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Sosial budaya adalah suatu system pengetahuan yang memiliki ide dan

gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-

hari itu bersifat abstrak. Perwujudan sosial budaya yang diciptakan oleh

manusia sebagai makhluk yang berbudaya berupa prilaku dan benda-benda

yang bersifat nyata, misalnya pola fikir, bahasa, peralatan hidup, organisasi

sosial, religi, untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan

bermasyarakat (Wikipedia, net).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Nurhafni

(2012) tentang gambaran pola makan ibu menyusui di Desa Peulakan Cibrek

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa mayoritas

pola makan ibu menyusui berdasarkan sosial budaya berada pada kategori

mendukung, yaitu sebanyak 13 responden (56%)

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pola makan

responden dipengaruhi oleh sosial budaya yang dimiliki, responden yang

memiliki sosial budaya yang positif , tentunya memiliki pola makan yang

cukup.

3. Pola makan Berdasarkan Status Gizi

Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa responden yang berpola makan

cukup semuanya berstatus gizi gemuk, yaitu sebanyak 9 responden (100%)

dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berkategori gizi normal,

yaitu sebanyak 3 responden (20%).

Page 56: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi

normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan (Wikipedia,

2013).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Nurhafni

(2012) tentang gambaran pola makan ibu menyusui di Desa Peulakan Cibrek

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa

responden yang berpengetahuan tinggi berada pada kategori pendidikan pola

makan cukup, yaitu sebanyak 2 responden (40,0%) dan yang berpengetahuan

rendah juga mayoritas pada pola makan cukup, yaitu sebanyak 3 responden

(75,00%).

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pola makan ibu

tidak serta merta mempengaruhi status gizi ibu, ini tentunya disebabkan oleh

banyak faktor yang mengakibatkan status gizi ibu menjadi terganggu,

misalnya faktor ibu mengidap suatu penyakit tertentu.

Page 57: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

BAB VI

PENUTUP

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang

sudah dilakukan, sehingga dapat diberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan pola makan dapat dilihat bahwa responden yang pola makan

cukup mayoritas berpengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 11 responden

(91,7%), dan responden yang berpola makan kurang mayoritas

berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 4 responden (12,1%).

2. Berdasarkan sosial budaya dapat dilihat bahwa responden yang berpola

makan cukup mayoritas bersosial budaya negatif, yaitu sebanyak 18

responden (81,8%), dan responden yang berpola makan kurang, mayoritas

berada pada kategori sosial budaya positif, yaitu sebanyak 4 responden

(18,2%).

3. Berdasarkan status gizi dapat di lihat bahwa responden yang berpola makan

cukup semuanya berstatus gizi gemuk, yaitu sebanyak 9 responden (100%)

dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berkategori gizi

normal, yaitu sebanyak 3 responden (20%).

Page 58: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

B. Saran-saran

1. Bagi Dinas Kesehatan

Dinas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada

masyarakat, khususnya kepada ibu menyusui tentang bagaimana cara

mengelola pola makan selama menyusui.

2. Bagi Ibu Menyusui

Memberikan masukan kepada ibu menyusui untuk dapat memenuhi pola

makannya, sehingga nutrisinya terpenuhi, dan turut mempertimbangkan unsur

budaya yang berkembang di masyarakat, bahwa ibu menyusui harus banyak

pantangan, terutama makanan-makanan yang mempengaruhi kualitas ASInya

dan pada akhirnya turut memberikan pengaruh kepada fisik bayinya.

3. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengalaman dalam penulisan karya tulis ilmiah dan dapat

menambah wawasan keilmuan penulis tentang gambaran sosial budaya

dengan pola makan ibu menyusui di pemukiman Jangka Buya Kecamatan

Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya .

4. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan bacaan dan referensi yang dapat dimanfaatkan bagi peneliti

lain mengenai hal tersebut.

Page 59: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Luthfi Dwi Puji. 2010. Makanan Sehat untuk Ibu Menyusui. [Online] dari:

http:beta.wap.vivanews.com/news/read/192346-makanan-sehat-untuk-ibu-menyusui (Diakses 5 Februari 2013)

Budiarto, 2002, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC:

Jakarta. Burhan, Hariati. 2012. Tujuan Indonesia Sehat. [Online] dari: http:hariati-

burhan.blogspot.com/2012/04/tujuan-indonesia-sehat (Diakses 5 Februari 2013).

Demedia. 2007. Menu Sehat untuk Ibu Menyusui. Graha Medika: Jakarta Gupte, Juan. 2007. Kebutuhan Ibu dalam Masa Menyusui. Gramedia: Jakarta Hartati, 2003, Psikologi Perkembangan, Arca Medica: Jakarta Informasitips.com. 2012. Nutrisi dan Pola Makan yang Benar saat Menyusui.

[Online] dari: http://informasitips.com/nutrisi-dan-pola-makan-yang-benar-saat-menyusui (Diakses 5 Februari 2013).

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: Jakarta Muaris, Hindah. 2004. Untuk Ibu Menyusui. Gramedia: Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta ___________, 2007, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta Oetami, Roesli. 2009. Mengenal Asi Eksklusif. Jhonson-Jhonson: Jakarta Puskesmas Jangka Buya, 2013, Data Pola Makan ibu Menyusui Qahar, 2012. Kajian Budaya. [Online] dari: http://bloggercompecintabahasa.blogspot

(Diakses 4 Februari 2013). Suparyanto. 2010. Konsep Ibu Menyusui. [Online] dari:

http:www.carantrik.com/2010/07/konsep-ibu-menyusui.html (Diaskes 5 Februari 2013)

Salim, Emil. 2000. Kembali Ke Jalan Lurus. Alvabeth: Jakarta

Page 60: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

Sumarah. 2009. Makanan yang baik di Konsumsi Ibu Menyusui. Gramedia: Jakarta Syah, 2012. Pola Makan Ibu Menyusui Usia 0 – 1 Tahun. [Online] dari:

http://bloggercompecintabahasa.blogspot (Diakses 4 Februari 2013). Syakur. 2012. Kebutuhan Makanan Ibu Menyusui. [Online] dari:

http.www.kesehatan123.com/3247/kebutuhan-makanan-ibu-menyusui (Diakses 2 Februari 2013).

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan WHO, 2019, Pola Makan Ibu Menyusui; dari:http:www.WHO.org (diakses pada

tanggal 12 Juli 2012) Wikipedia. 2012. Budaya. [Online] dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

(Diakses 5 Februari 2013). Winardo, 2012. IMT. Dari: [email protected] (Diakses 5 Februari 2013) Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI Makanan Terbaik untuk Kesehatan

Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Andi Offset: Jakarta

Page 61: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

YAYASAN PENDIDIKAN U`BUDIYAH SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

U`BUDIYAH BANDA ACEH JalanALue Naga Tibang Banda Aceh Telp. (0653) 755566

BANDA ACEH

ANGKET RESPONDEN GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI

DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

1. Data Responden

Nomor Responden :

Tanggal Penelitian :

I. Status gizi bayi

a. Umur bayi : bulan

b. Berat badan bayi : kg

c. Tinggi badan bayi : cm

d. Status gizi : (Di isi oleh peneliti)

Petunjuk pengisian Buatlah tanda checklist (√) pada kolom sebelah kanan yang tersedia menurut apa yang ibu alami dan rasakan dengan sebenarnya. 2. PolaMakanIbuMenyusui

No Pernyataan Ya Tidak

1 Porsi makan ibu selama menyusui lebih banyak dari

sebelum menyusui.

2 Selama menyusui ibu mengkonsumsi susu, kacang-

kacangan, dan telur.

3 Selama menyusui ibu makan tempe, tahu, daging dan

ikan sebagai sumber protein.

4 Sebagai pengganti nasi, ibu mengkonsumsi jagung,

ubi jalar, dan ubi rebus.

Page 62: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

No Pernyataan Ya Tidak

5 Untuk memperbanyak ASI ibu makan daun singkong,

kacang-kacangan, dan daun katuk.

6 Untuk memperlancar ASI ibu makan sayur-sayuran

hijau.

7 Untuk menambah zat gizi ibu menyusui, ibu

dianjutkan untuk minum susu setiap hari.

8 Untuk mencukupi kebutuhan akan vitamin ibu makan

buah-buahan selama menyusui.

9 Minum 8 gelas air putih setiap hari akan mengganggu

proses perbentukan ASI.

10 Untuk memperlancar ASI daun pepaya tidak baik

dikonsumsi ibu selama menyusui.

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang benar dari soal berikut ini.

3. Pengetahuan

1. Makanan yang mengandung gizi seimbang terdiri dari...

a. Karbohidrat, protein, vitamin dan mineral

b. Vitamin dan air

c. Semua benar

2. Tambahan zat gizi pada masa menyusui dapat diperoleh melalui...

a. Minum susu, makan makanan berprotein, dan makan buah-buahan.

b. Minum jamu

c. Cendol

3. Sebaiknya ibu minum dalam sehari pada masa menyusui sebanyak...

Page 63: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

a. Enam gelas

b. Delapan gelas atau lebih

c. Dua gelas atau kapan haus saja

4. Sumber makanan ibu menyusui yang dapat memperbanyak ASI adalah...

a. Buah-buahan

b. Daun singkong, kacang-kacangan dan daun katuk

c. Daging

5.Makanan yang mengandung protein yang baik dikonsumsi selama menyusui

adalah...

a. Tempe, tahu, daging, dan ikan.

b. Roti dan jagung

c. Semua benar.

6. Fungsi mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak pada saat menyusui

adalah untuk:

a. Pelarut Vitamin ; A, D, E dan K

b. Mempercepat penyembuhan luka.

c. Memperbanyak volume ASI

7. Sumber karbohidrat yang sangat baik untuk dikonsumsi selama masa menyusui

adalah:

a. Beras, jagung, dan singkong

b. Gula merah, susu dan kedelai.

c. Jagung, kacang panjang dan susu

Page 64: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

8. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu selama masa menyusui adalah

sebagai berikut, kecuali

a. Buah-buahan dan sayur-sayuran

b. Kacang-kacangan dan ikan

c. Mie instant dan roti-rotian.

9. Jenis makanan berikut yang dapat meningkatkan produksi ASI adalah, kecuali

a. Tahu dan tempe

b. Sayur-sayuran

c. Daging segar

10. Selama masa menyusui, makanan yang harus dihindar adalah:

a. Susu

b. Kopi dan teh

c. Sayur-sayuran

Petunjuk pengisian Buatlah tanda checklist (√) pada kolom sebelah kanan yang tersedia menurut apa yang ibu alami dan rasakan dengan sebenarnya. 4. SosialBudaya

No Pernyataan Ya Tidak 1 Ibu yakin dengan banyak makan sayur-sayuran akan

memperbanyak ASI.

2 Ibu mengatakan telor dan udang tidak baik dikonsumsi

selama menyusui karena dapat mengakibatkan alergi

dan cacingan.

3 Ibu mengatakan memberi ASI saja tanpa makanan

tambahan sampai usia 6 bulan tidak baik karena akan

mengakibatkan bayi lapar dan rewel.

Page 65: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

No Pernyataan Ya Tidak 4 Ibu yakin sumber makanan yang dapat memperbanyak

ASI adalah daun singkong, kacang-kacangan, dan daun

katuk.

5 Ibu yakin zat gizi yang terdapat dalam dua piring nasi

ditambah 1 butir telur sama dengan zat gizi dalam 1

liter ASI.

Page 66: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

KUNCI JAWABAN

A. Pola Makan

1. Ya

2. Ya

3. Ya

4. Ya

5. Ya

6. Ya

7. Ya

8. Ya

9. Tidak

10. Tidak

B. Pengetahuan

1. A

2. A

3. B

4. B

5. A

6. A

7. A

8. C

9. C

10. B

Page 67: GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/FITRI_WAHYUNA-kti_lengkap.pdf · gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di kemukiman jangka buya

C. SosialBudaya

1. Ya

2. Tidak

3. Tidak

4. Ya

5. Ya