1 faktor-faktor yang berhubungan dengan …simtakp.uui.ac.id/dockti/hartati-skripsi_hartati.pdf ·...

69
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS PEREMBEU KECAMATAN KAWAI XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Diajukan Oleh: HARTATI NIM: 121010210013 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH 2013

Upload: vukhanh

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS PEREMBEU KECAMATAN KAWAI X VI

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Diajukan Oleh:

HARTATI NIM: 121010210013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STU DI

DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH 2013

Page 2: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

2

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS PEREMBEU KECAMATAN KAWAI X VI

KABUPATEN ACEH BARAT

Hartati1, Muhammad2

Latar Belakang: Status gizi merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa ini bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Jumlah balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kawai XVI sebanyak 169 orang balita (100%). Balita yang berada pada kategori sangat kurus sebanyak 1 balita (0,6%), pada kategori kurus sebanyak 11 balita (6,8%), pada kategori normal sebanyak 138 balita (85,1%), sedangkan pada kategori gemuk sebanyak 12 balita (7,4%). Tujuan Penelitian: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013. Metode Penelitian: Bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat pada tanggal 16 September sampai dengan 24 September 2013 yang diperoleh sampel 63 responden, dengan menggunakan teknik puposife sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. selanjutnya dilakukan dengan uji chi square. Hasil Penelitian: Ada hubungan antara sosial ekonomi dengan status gizi balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,005. Ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. Ada hubungan antara sosial budaya dengan status gizi balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. Kesimpulan: Sosial ekonomi, pengetahuan, dan sosial budaya ada hubungannya dengan status gizi balita, diharapkan pada petugas kesehatan atau Bidan yang berada di wilayah kerja Puskesmas agar memberikan penyuluhan pada ibu atau agar dapat mengelola makanan bergizi. dan diharapkan kepada penelitian dimasa yang akan datang diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang status gizi pada balita.

Kata kunci : Status Gizi Balita, Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Sosial Budaya.

Daftar Bacaan : 19 Buku (2000-2010) + 2 Internet xi + 5 BAB + 46 Halaman + 11 Tabel + 9 Lampiran 1 Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah 2 Dosen Pembimbing Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah

Page 3: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

3

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Telah Memenuhi Persyaratan Untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, 20 Oktober 2013

Pembimbing

(dr. MUHAMMAD, MPH)

MENGETAHUI : KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN

STIKes U’Budiyah Banda Aceh

(CUT ROSMAWAR, SST)

Page 4: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

4

PENGESAHAN PENGUJI

JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS PEREMBEU KECAMATAN KAWAI XVI KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013.

NAMA : HARTATI NIM : 121010210013

MENYETUJUI: PEMBIMBING

dr. MUHAMMAD, MPH

PENGUJI I PENGUJI II

ARLAYDA, SKM, MPH AGUSSALIM, SKM, M.Kes .

MENYETUJUI KETUA STIKes U’BUDIYAH

MARNIATI, M. Kes

MENGETAHUI KETUA PRODI D IV KEBIDANAN

CUT ROSMAWAR, SST

Tanggal Lulus 20 Oktober 2013

Page 5: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan

rahmat dan karunia Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan

judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di

Puskesmas Perembeu Kecamatan Kawai XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun

2013”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai tugas

akhir dalam menyelesaikan pendidikan diploma IV Kebidanan Yayasan

U’Budiyah Banda Aceh.

Dalam menyusun Skripsi, peneliti banyak menemukan hambatan dan

kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua

pihak, maka penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada; Bapak dr. Muhammad, MPH, selaku pembimbing yang telah memberi

arahan dan saran serta bimbingan selama penyusunan Skripsi ini. Terima kasih

juga peneliti ucapkan, kepada:

1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, Selaku Ketua Yayasan STIKes U’Budiyah

Indonesia.

2. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

3. Ibu Cut Rosmawar, SST, selaku Ketua Prodi DIV STIKes U’Budiyah Banda

Aceh.

Page 6: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

6

4. Ibu Arlayda, SKM, MPH, selaku penguji I, dan Bapak Agussalim, SKM,

M.Kes, yang sudah bersedia meluangkan waktunya dalam membantu

penyusunan skripsi ini.

5. Para Dosen dan Staf Akademik DIV STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

6. Keluarga Tercinta peneliti yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi

peneliti, selalu menghibur penulis dikala duka juga tak bosan memberikan

dorongan demi terselesaikannya Skripsi ini.

7. Semua teman-teman angkatan 2011, yang telah memberikan dorongan dan

dukungan dalam pelaksanaan Skripsi.

Akhirnya peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini, semoga berguna dan bermanfaat

bagi kita semua.

Banda Aceh, September 2013

Peneliti

Page 7: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

7

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACT ......................................................................................................... ii PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. iii PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ......................................................... 7 A. Status Gizi ...................................................................................... 7 1. Pengertian Status Gizi ................................................................ 7 2. Permasalahan Gizi Anak Indonesia ........................................... 8 3. Macam Status Gizi Balita .......................................................... 11 4. Parameter Penilaian Pertumbuhan Fisik .................................... 12 B. Konsep Balita ................................................................................ 16 C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Status Gizi Balita ................... 19 1. Sosial Ekonomi ........................................................................ 19 2. Pengetahuan ............................................................................. 21 3. Sosial Budaya ............................................................................ 24 D. Kerangka Konsep ........................................................................... 26 F. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 26

BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................... 27

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 27 B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 27 C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 29 D. Instrumen Penelitian .................................................................... 29 E. Pengumpulan Data ........................................................................ 30

Page 8: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

8

F. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 30 G. Definisi Operasional .................................................................... 31 H. Metode Analisis Data .................................................................. 32

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 34

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................... 34 B. Identatas Responden ..................................................................... 34 C. Hasil Penelitian ............................................................................ 36 D. Pembahasan .................................................................................. 40

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 44 A. Kesimpulan .................................................................................. 44 B. Saran ............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 9: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

9

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Definisi Operasional ........................................................... 31 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur ibu Yang Memiliki Balita di

Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ....................................................... 34

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan ibu Yang Memiliki Balita di

puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ....................................................... 35

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan ibu Yang Memiliki Balita di

Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ....................................................... 35

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Ststus Gizi Balita di Puskesmas

Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 .......................................................................... 36

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi Ibu Yang Memiliki

Balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ..................................... 36

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu Yang Memiliki Balita

di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ....................................................... 37

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Sosial Budaya di Puskesmas Perembeu

Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 37 Tabel 4.8. Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap Status Gizi Balita di

puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ....................................................... 38

Tabel 4.9. Hubungan Pengetahuan Terhadap Status Gizi Balita di

puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ....................................................... 39

Tabel4.10.Hubungan Sosial Budaya Terhadap Status Gizi Balita di

puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ....................................................... 40

Page 10: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

10

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep .................................................................. 26

Page 11: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembaran Koesioner Penelitian.

Lampiran 2 : Kunci Jawaban Koesioner.

Lampiran 3 : Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 4 : Surat Selesai Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Selesai Penelitian

Lampiran 7 : Master Tabel

Lampiran 8 : SPSS Out Put

Lampiran 9 : Daftar Konsul

Page 12: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Status gizi merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap

orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita

didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa ini bersifat

irreversible (tidak dapat pulih) (Irianto, 2004).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 54%

penyebab kematian bayi dan balita di dasari oleh keadaan gizi yang buruk.

Menurut bank dunia tahun 2002 sekitar 47% anak-anak India kurang gizi.

Malnutrisi pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh tingginya infeksi dan

kesalahan pemberian makanan pada bayi dan anak-anak sejak lahir hingga tiga

tahun. Sekitar 30% anak-anak India dilahirkan dengan berat badan kurang dan

umumnya tidak berubah saat besar (Anonymous, 2008).

Negara Indonesia butuh generasi yang baik maka perlu anak yang

sehat, maka dalam hal ini perlu diketahui gizi kurang dan gizi buruk pada balita

yang berakibat terganggunya pertumbuhan jasmani dan kesehatan. Data tahun

2007 memperlihatkan 4 juta bayi Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu

diantaranya mengalami gizi buruk. Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8%

bayi Indonesia pendek. Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang

gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh kekurangan gizi dapat mempengaruhi

perkembangan otak anak. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin

usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan. Ketika lahir, berat otak hanya 350 gram,

Page 13: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

13

dalam satu tahun, berat otak menjadi 1000 gram dan terus bertambah menjadi

sekitar 1200 gram ketika anak berusia dua tahun (Nyoman, 2008).

Pada usia balita mulai dapat mengkonsumsi makanan yang sama

dengan menu orang tuanya. Selama masa ini diharapkan orang tua

membiasakannya dengan pola yang baik yaitu makan secara teratur dengan

mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Pada dasarnya sesuai dengan

perkembangan balita yang sedang dalam fase meniru, orang tua menjadi model

yang paling dekat (Soetjiningsih, 2004).

Permasalahan gizi yang diakibatkan oleh kekurangan makanan, karena

gizi makanan merupakan faktor penting dalam mempertahankan kelangsungan

hidup manusia. Sedangkan makanan yang bergizi dapat ditemukan dalam

berbagai jenis makanan, yaitu makanan dari tumbuhan dan makanan dari

hewan, kedua sumber makanan ini memiliki sifat dan zat berguna untuk tenaga

(energi), pertumbuhan tubuh, serta pengaturan pertumbuhannya. Permasalahan

gizi ini berupa KKP (kekurangan kolori protein), busung lapar, GAKI

(gangguan akibat kekurangan yodium), kekurangan Vitamin A, Anemia Gizi,

dan KEP (kekurang energi protein) (Irianto, 2004).

Masalah gizi buruk, sering berkaitan dengan masalah kekurangan

pangan seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan

sosial, krisis ekonomi). Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan

di tingkat rumah tangga yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan

untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat

dalam hal ini anak memerlukan kebijakan yang menjamin setiap masyarakat

Page 14: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

14

untuk memperoleh makanan yang cukup, jumlah, dan mutunya. Sehingga

masalah gizi sangatlah di perhatikan (Arisman, 2009).

Masalah yang terjadi di masyarakat yaitu dengan sosial ekonomi yang

rendah, banyak masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan

dengan menu seimbang, dan dengan pengetahuan yang kurang memadai

sehingga masyarakat menyepelekan gizi balita, sedangkan pada sosial budaya,

masyarakat ada yang masih mengikuti tradisi lama dari turun temurun, dengan

masih adanya masyarakat yang belum tahu tentang gizi yang baik, serta tidak

mengetahui makanan yang baik untuk balita, sehingga gizi kurang masih

ditemui di kalangan masyarakat.

Faktor yang berhubungan dengan status gizi anak seperti sosial

ekonomi, pengetahuan, dan budaya. Apabila seseorang dengan kondisi

pendapatan yang semakin baik maka ia akan cenderung membutuhkan

pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Dimana wanita dengan pendapatan yang

relatif baik akan mampu menerima dan menjaring informasi yang lebih baik.

Pada pengetahuan, semakin baik pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita,

maka semakin baik pula kebutuhan gizi pada anak. Semakin kurang

pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita, maka semakin buruk pula

gizi pada anak. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu di bidang

memasak, di bidang jenis bahan makanan dan jenis-jenis masakan dapat

mempengaruhi kejiwaan anak seperti kebosanan terhadap makanan (Santoso,

2004).

Page 15: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

15

Masyarakat yang sosial budayanya positif, baik atau mendukung, maka

kebiasaan dalam pemenuhan dan penyajian makanan juga memenuhi syarat

kesehatan. Kebiasaan menyajikan makanan yang bergizi, mengatur jadwal

makan yang tepat serta memberikan dorongan atau motivasi kepada balita untuk

makan secara teratur adalah kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat.

Jika kebiasaan ini baik, maka kegiatan yang dilaksanakan juga mendukung

dengan baik (Irianto, 2004).

Menurut data Dinkes NAD 2012, hampir seluruh kabupaten/kota di

provinsi Nanggroe Aceh Darussalam didapatkan bahwa jumlah balita secara

keseluruhan dari semua Kabupaten yaitu sebanyak 429.811 balita (100%),

sedangkan yang terlihat pada prevalensi gizi buruk sebesar 1091 balita (0.48%).

Berdasarkan data yang didapatkan di Dinas Kesehatan Aceh Barat

tahun 2012 didapatkan bahwa jumlah dari keseluruhan balita yang berada di

Kabupaten Aceh Barat yaitu sebanyak 3.368 balita (100%), dengan jumlah

balita di Kecamatan Kawai XVI sebanyak 169 orang balita (100%). Balita yang

berada pada kategori sangat kurus sebanyak 1 balita (0,6%), pada kategori kurus

sebanyak 11 balita (6,8%), pada kategori normal sebanyak 138 balita (85,1%),

sedangkan pada kategori gemuk sebanyak 12 balita (7,4%).

Hasil ibu paduan dari 5 orang balita tentang status gizi, yaitu banyak

diantaranya dengan 2 responden dengan sosial ekonomi yang rendah

menyebabkan orang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang

diperlukan. Rendahnya pendapatan mungkin disebabkan karena menganggur

atau karena susahnya memperoleh lapangan kerja. Selain itu, masyarakat yang

Page 16: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

16

sosial ekonomi yang kurang, maka dalam penyediaan makanan dalam keluarga

juga kurang, dan akibatnya makanan kurang bergizi, 2 responden dengan yang

disebabkan oleh faktor lain, seperti kurangnya pengetahuan tentang gizi atau

kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu sosial budaya juga termasuk didalamnya, yaitu terdapat 1 responden,

dimana sikap ibu menurut adat istiadat dalam pemberian makanan terhadap

balita terutama balita yang tidak menyukai suatu makanan tertentu untuk

dikonsumsi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul ’’Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI

Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dari penelitian ini yaitu ”Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan

status gizi balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten

Aceh Barat Tahun 2013”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status

gizi balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten

Aceh Barat Tahun 2013.

Page 17: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

17

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara sosial ekonomi terhadap status gizi

balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh

Barat tahun 2013.

b. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu terhadap status gizi

balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh

Barat tahun 2013.

c. Untuk mengetahui hubungan antara sosial budaya terhadap status gizi

balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh

Barat tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti, yaitu dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti

dibidang maternitas khususnya dalam status gizi balita.

2. Manfaat Puskesmas, yaitu sebagai bahan masukan bagi kader agar lebih

memperhatikan keadaan status gizi pada balita dengan memperhatikan

Kartu Menuju Sehat di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI.

3. Bagi Institusi Pendidikan, yaitu sebagai bahan kajian bagi peserta didik dan

mata kuliah anak terkait dengan peran Ibu dalam meningkatkan status gizi

balita.

Page 18: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,

serta mengatur proses kehidupan (Almatsir, 2004). Gizi adalah suatu proses

organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui

proses, penyerapan dan penggunaan untuk pertumbuhan, perkembangan dan

pemeliharaan kehidupan (Santoso, 2004).

Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat

rumah tangga yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk

semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat

dalam hal ini anak memerlukan kebijakan yang menjamin setiap masyarakat

untuk memperoleh makanan yang cukup, sehingga masalah gizi sangatlah di

perhatikan dalam kehidupan (Arisman, 2009).

Pada usia balita mulai dapat mengkonsumsi makanan yang sama

dengan menu orang tuanya. Selama masa ini diharapkan orang tua

membiasakannya dengan pola yang baik yaitu makan secara teratur dengan

mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Pada dasarnya sesuai dengan

perkembangan balita yang sedang dalam fase meniru, orang tua menjadi

model yang paling dekat (Soetjiningsih, 2004).

Page 19: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

19

2. Permasalahan Gizi Anak Indonesia

Penyakit defisiensi timbul bila energi dan zat lain tidak dikonsumsi

dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan dan fungsi lainnya. Keadaan

kurang gizi disebabkan oleh masukan dan protein yang sangat kurang

dalam waktu yang cukup lama. Beberapa hal yang menyebabkan tubuh

kekurangan zat gizi antara lain jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang,

mutunya rendah atau keduanya. Selain itu zat gizi yang dikonsumsi juga

gagal diserap dan digunakan tubuh.

Beberapa masalah gizi pada anak balita di Indonesia adalah

kurang energi protein (KEP), kurang Vitamin A (KVA), anemia gizi dan

kekurangan yodium, berikut ini akan diuraikan secara ringkas 4

permasalahan dominan pada anak balita (Santoso, 2004).

a. Kurang Energi Protein

Kekurangan energi protein adalah seseorang yang kurang gizi

yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam

makanan sehari-hari merupakan defisiensi yang paling berat dan

meluas terutama pada balita (Muchtadi, 2009). Pada umumnya

kekurangan energi protein berasal dari keluarga yang berpenghasilan

rendah. Kekurangan energi dan protein dapat dibedakan sebagai

berikut:

b. Marasmus

Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat, sehingga

menjadi sangat kecil dan sering disebut dengan istilah “tulang berbalut

Page 20: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

20

kulit”. Berat badan penderita marasmus biasanya hanya sekitar 60%

dari berat badan yang seharusnya, penyebabnya karena makanan yang

dikonsumsi tidak dapat menyediakan energi untuk mempertahankan

hidupnya dan memaksa metabolisme terus berlangsung, dengan cara

menggunakan cadangan energi tubuh, bagi yang menderita biasanya

kulit kering, tidak lentur, serta mudah berkerut, rambut tipis, jarang,

kering tanpa kilap normal, dan mudah dicabut tanpa menyisakan rasa

sakit. Penampilan seorang marasmus menunjukkan seperti wajah orang

tua.

c. Kwashiorkor

Kwashiorkor merupakan penyakit yang disebabkan oleh

kekurangan energi dan protein. Penampilan seperti anak yang gemuk,

tangan serta wajah tampak pucat dan teraba dingin, rambut kering,

rapuh, tidak berkilap dan mudah rontok, ekspresi wajah tampak susah

dan sedih, disamping apatis dan iritatif ‘cengeng”, perut tampak

menonjol, tonus dan kekuatan otot sangat berkurang (Santoso, 2004).

d. Kekurangan Vitamin A

Keadaan kekurangan vitamin A dapat disebabkan jumlah

vitamin A yang dibutuhkan tubuh sangat kurang, baik dari makanan

maupun sumber lain. Penyebabnya adalah gangguan dalam tubuh

misalnya, penyerapan oleh usus dan penyimpanan vitamin A dalam

organ hati terganggu. Bisa juga disebabkan kehilangan vitamin A

karena pendarahan. Kekurangan vitamin A ini dapat menghambat

Page 21: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

21

pertumbuhan dan dapat mengakibatkan pengeringan jaringan epitel

pada kulit, saluran pernafasan, kelenjar air mata dan lain-lain (Michael,

2008).

e. Anemia Gizi

Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam

darah lebih rendah dari pada nilai normal. Menurut WHO batas kadar

normal hemoglobin berbeda menurut usia yaitu, 11 gr% bagi anak-

anak yang berusia 1-5 tahun.

Anemia gizi merupakan akibat kekurangan satu atau lebih zat

gizi esensial seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12 yang sangat

dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel darah merah. Gejala umum

anemia adalah pucat, cepat pusing, nafsu makan kurang, tidak

bertenaga, sesak nafas, selain itu gangguan epitel pada kuku, mulut,

lidah, lambung, dan mata.

f. Kekurangan Yodium

Kekurangan yodium ditandai dengan terjadinya pembesaran

kelenjar tiroid di leher. Jika kekurangan akan mengakibatkan kelesuan,

penebalan kulit, rambut rontok, dan pertumbuhan lambat yang disertai

keterlambatan perkembangan jiwa serta menurunnya kecerdasan anak.

Sebaliknya jika kelebihan akan menyebabkan aktivitas dari kelenjar

gondok meningkat (Michael, 2008).

Page 22: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

22

3. Macam Status Gizi Balita

Status gizi anak balita dibedakan menjadi empat yaitu status gizi

lebih, status baik, status gizi kurang dan buruk.

a. Status Gizi Lebih

Penyakit ini bersangkutan dengan energi dalam hidangan yang

dikonsumsi relatif terhadap kebutuhan atau penggunaannya. Orang

yang kelebihan berat badan biasanya dikarenakan kelebihan jaringan

lemak yang tidak aktif. Untuk diagnosis obesitas harus di temukan

gejala klinis obesitas dan didukung dengan pemeriksaan antropometri

yang jauh diatas normal. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah

BB terhadap tinggi badan, BB terhadap umur dan tebalnya lipatan

kulit. Bentuk muka anak yang status gizi lebih atau obesitas tidak

proporsional, yaitu hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda, dan

biasanya anak lebih cepat mencapai masa pubertas (Soetjiningsih,

2004).

b. Status Gizi Baik

Status gizi baik yaitu keadaan dimana asupan zat gizi sesuai

dengan adanya penggunaan untuk aktivitas tubuh. Hal ini diwujudkan

dengan adanya keselarasan antara tinggi badan terhadap umur, berat

badan terhadap umur dan tinggi badan terhadap berat badan. Anak

yang status gizi baik dapat tumbuh dan kembang secara normal dengan

bertambahnya usia. Tumbuh atau pertumbuhan berkaitan dengan

masalah perubahan dalam hal besar, jumlah, ukuran atau dimensi

Page 23: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

23

tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa di ukur dengan ukuran

berat, panjang, umur dan keseimbangan metabolik. Sedangkan

perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih,

2004).

c. Status Gizi Kurang dan Status Gizi Buruk

Status gizi kurang terjadi karena tubuh kekurangan satu atau

beberapa macam zat gizi yang diperlukan. Hal yang menyebabkan

status gizi kurang karena kekurangan zat gizi yang dikonsumsi atau

mungkin mutunya rendah. Gizi kurang pada dasarnya adalah gangguan

pada beberapa segi kesejahteraan perorangan atau masyarakat yang

disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang

diperoleh dari makanan. Kurang gizi banyak menimpa anak khususnya

anak balita yang berusia dibawah lima tahun karena merupakan

golongan yang rentan serta pada fase ini kebutuhan tubuh akan zat gizi

meningkat karena selain untuk tumbuh juga untuk perkembangan

sehingga apabila kurang gizi dapat menimbulkan berbagai penyakit

(Soetjiningsih, 2004).

4. Parameter Penilaian Pertumbuhan Fisik

a. Ukuran Antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos

artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah

Page 24: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

24

ukuran dari tubuh (Supariasa, 2002). Ukuran antropometri menurut

Soetjiningsih (2004) adalah:

b. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting,

dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua

kelompok. Berat badan dapat dipakai sebagai indikasi yang terbaik pada

saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak,

sensitive terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan

dapat diulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah,

mudah dan tidak memerlukan banyak waktu.

Tabel 2.1 Pertambahan Berat Badan Sesuai Umur Anak dan Jenis Kelamin.

Usia Jenis Kelamin

Anak laki_laki (kg) Anak perempuan (kg) 1 tahun 5 – 12 7,8 - 11,2

1/2 tahun 9,5 - 13,5 9 - 12,8 2 tahun 10,5 - 14,6 9,8 - 14,1 3 tahun 12 -17 11 – 16 4 tahun 14 – 20 13 – 20 5 tahun 15 – 23 15 – 22

c. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang

terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada

masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal di capai.

Page 25: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

25

Tabel 2.2 Pertambahan Tinggi Badan Anak dan Jenis Kelamin

Usia Jenis Kelamin

Anak laki_laki (cm) Anak perempuan (cm) 1 tahun 72 -81 70 – 79

1/2 tahun 77 -78 76 – 86 2 tahun 82 – 84 82 – 92 3 tahun 91 – 103 90 – 102 4 tahun 95 – 105 95 – 108 5 tahun 102 – 117 101 – 116

d. Lingkar Kepala

Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial, dipakai

untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal

maka kepala akan kecil, sehingga pada lingkar kepala (LK) yang lebih

kecil dari normal (mikrosefali), maka menunjukkan adanya

retardasimental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan

cerebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala,

sehingga lingkar kepala lebih besar dari normal.

Tabel 2.3 Pertumbuhan Lingkar Kepala Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Usia Jenis Kelamin

Perempuan (cm) Laki - Laki (cm) 2 Tahun 45,9 – 51 47 - 52 3 Tahun 46,2 – 52 47,9 - 53 4 Tahun 47 – 53 48,2 - 52,3 5 Tahun 48 – 53 48,9 - 53,9

e. Lingkar Lengan Atas

Lingkar Lengan Atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang

jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan

cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat dipakai

Page 26: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

26

untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur pra-

sekolah.

Tabel 2.4 Batas Lingkaran lengan Berlaku Untuk Usia 1 – 5 Tahun (cm) Kategori >13,5 Normal

12,5 - 13,5 Malnutrisi ringan <12,5 Malnutrisi

f. Lipatan Kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular

merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit, yang

mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan defesiensi lipatan

kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan.

Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan

gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas.

g. Umur

Untuk menilai pertumbuhan fisik balita, sering digunakan

ukuran-ukuran antropometri. Ukuran antropometri yang tergantung

umur (age dependence) meliputi:

1) Berat Badan (BB) terhadap umur

2) Tinggi/panjang Badan (TB) terhadap umur

3) Lingkaran Kepala (LK) terhadap umur

4) Lingkaran Lengan Atas (LLA) terhadap umur

Page 27: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

27

Tabel 2.5 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Indeks Kategori

Status Gizi Ambang Batas

(Z-Score)

Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

< -3 SD -3 SD sampai dengan < -2 SD -2 SD sampai dengan +2 SD >2 SD

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi

<-3 SD -3 SD sampai dengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD

Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Sangat Kurus Kurus

Normal Gemuk

<-3 SD -3 SD sampai dengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD

Sumber: (Kepmenkes, 2010)

Standar deviasi unit disebut juga Z-score. WHO menyarankan

menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau pertumbuhan.

Waterlow juga merekomendasikan penggunaan SD untuk menyatakan

hasil pengukuran pertumbuhan atau growth monitoring.

Rumus perhitungan Z- skor adalah:

Z – skor = Nilai individu subyek – Nilai median baku rujukan Nilai simpangan baku rujukan

B. Konsep Balita

1. Pengertian Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu

tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.

Menurut Sutomo. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun

(batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (Asydhad, 2006).

Page 28: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

28

Balita merupakan individu yang masih sangat rentan terhadap

segala penyakit. Pada usia ini makanan yang bernutrisi sangat dibutuhkan

tubuh untuk membantu mempertahankan daya tahan tubuh dan untuk

pertumbuhan dan perkembangan (Asydhad, 2006).

Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang

menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-

zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat

kekurangan gizi (Asydhad, 2006).

2. Standar Gizi Untuk Balita

Masa lampau berpengaruh besar terhadap masa yang akan datang.

Apa yang diberikan yang dilakukan kepada balita sangat menentukan

terhadap pertumbuhan dan keadaan tubuh, serta beberapa perilaku pada

saat remaja dan dewasa kelak. Karena itu, sejak usia balita orang tua harus

memerhatikan pemberian gizi yang diperlukan oleh si kecil agar ia tumbuh

kembang optimal, sehat, serta cerdas sesuai dengan harapan (Asydhad,

2006).

Adapun standar kecukupan gizi yang diperlukan untuk balita

adalah sebagai berikut :

a. Kalori/ Energi

Jumlah energi yang dianjurkan dihitung berdasarkan jumlah konsumsi

energi yang dibutuhkan oleh tubuh si kecil agar dapat tumbuh kembang

optimal. Karbohidrat merupakan salah satu sumber utama energi selain

Page 29: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

29

protein dan lemak. Sumber utama karbohidrat dalam makanan berasal

dari tumbuh-tumbuhan dan hanya sedikit yang berasal dari hewani

(Asydhad, 2006).

b. Protein

Protein sebaga zat pembangun sangat diperlukan bayi dan balita untuk

pembuatann sel-sel baru dan merupakan unsur pembentuk berbagai

struktur organ tubuh seperti tulang, otot, gigi, dan lain-lain. Selain itu,

protein juga berperan dalam proses pembentukan enzim dan hormon

yang dapat mengatur proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai antibodi,

protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan

berbagai macam penyakit dan infeksi (Asydhad, 2006).

c. Mineral dan Vitamin

Susu sapi merupakan sumber yang baik bagi beberapa vitamin dan

mineral seperti kalsium dan fosfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung

kurang lebih 0,7-0,8 gram kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan

tulang dan gigi. Menu yang setiap harinya mengandung susu, daging,

ayam, ikan, telur, buah dan serealia (nasi, roti, kentang, mie), akan

mengandung cukup vitamin dan mineral (Erna, 2004).

d. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu sumber utama energi bagi tubuh.

Energi tersebut sangat berguna dalam proses pembentukan kabel-kabel

sarat pada otak bayi dan anak untuk proses berfikir, selain itu energi juga

Page 30: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

30

diperlukan untuk melakukan berbagai proses metabolisme dalam otak

(Asydhad, 2006).

C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Status Gizi Balita

1. Sosial Ekonomi

Seseorang dengan kondisi sosial ekonomi yang semakin baik maka

akan cenderung membutuhkan kehidupan kesehatan yang lebih tinggi.

Dimana wanita dengan sosial ekonomi yang relatif baik akan mampu

menerima dan menjaring informasi yang lebih baik, di bandingkan dengan

seseorang yang kondisi ekonominya buruk. Demikian juga dengan, wanita

yang mempunyai penghasilan sendiri biasanya mempunyai kedudukan

atau posisi yang lebih baik dalam kehidupan keluarga termasuk dalam hal

memilih makanan untuk balita.

Distribusi pendapatan adalah pengukuran untuk mengukur

kemiskinan relatif. Distribusi pendapatan biasanya diperoleh dengan

menggabungkan seluruh individu dengan menggunakan skala pendapatan

seseorang kemudian dibagi dengan jumlah penduduk kedalam kelompok

berbeda yang berdasarkan pengukuran atau jumlah pendapatan yang

mereka terima (Soetjiningsih, 2004).

Pendapatan adalah perolehan uang yang diterima oleh selama satu

bulan yang berasal dari berbagai sumber dibagi dengan jumlah anggota

keluarga yang ditanggung. Pengaruh ekonomi terhadap keluarga dalam

mengambil keputusan untuk memilih makanan bergizi berbeda pada

masing-masing individu. Pendapatan sangat memberikan pengaruh yang

Page 31: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

31

berarti pada masyarakat miskin meskipun yang berasal dari kalangan

berada. Namun tidak mempunyai autonomy untuk menentukan jumlah

anak yang dimilikinya. Pendapatan keluarga memberikan pengaruh berarti

pada masyarakat di Desa atau Perkotaan. Pengaruh yang diberikan tidak

terbatas pada harga dari pelayanan kesehatan itu sendiri, akan tetapi

meliputi uang yang harus dikeluarkan ketempat pelayanan kesehatan

dalam mendapatkan pelayanannya. Sedangkan pendapatan keluarga yang

memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat

menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder

(Soetjiningsih, 2004).

Dalam Peraturan Gebernur (2011), adapun dijelaskan bahwa

distribusi pendapatan adalah pengukuran untuk mengukur kemiskinan

relatif. Distribusi pendapatan biasanya diperoleh dengan menggabungkan

seluruh individu dengan menggunakan skala pendapatan seorang

kemudian dibagi dengan jumlah penduduk kedalam kelompok berbeda

yang berdasarkan pengukuran atau jumlah pendapatan yang mereka

terima.

Pada tingkat pendapatan adalah perolehan pendapatan seperti uang

yang diterima selama satu bulan yang berasal dari berbagai sumber dibagi

dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Upah Minimum

Provinsi (UMP) Nanggroe Aceh Darussalam pada UMR yang sudah

ditetapkan tahun 2013 adalah Rp. 1.550.000.- perbulan, ini

menggambarkan bahwa penghasilan keluarga minimal untuk dapat

Page 32: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

32

memenuhi kebutuhan dasar keluarga di Nanggroe Aceh Darussalam

adalah Rp. 1.550.000.- perbulan. Bila penghasilan keluarga tidak

mencapai Rp. 1.550.000.- perbulan, maka akan sangat sulit untuk

memenuhi kebutuhan dasar keluarga, termasuk dalam memanfaatkan jasa

pelayanan kesehatan (Annonimous, 2013).

Apabila seseorang dengan kondisi pendapatan yang semakin baik

maka ia akan cenderung membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih

tinggi. Dimana wanita dengan pendapatan yang relatif baik akan mampu

menerima dan menjaring informasi yang lebih baik, di bandingkan dengan

seseorang yang kondisi pendapatannya buruk. Demikian juga dengan,

wanita yang mempunyai penghasilan sendiri biasanya mempunyai

kedudukan atau posisi yang lebih baik dalam kehidupan keluarga yaitu

mereka tidak terlalu tergantung pada orang lain dan lebih cenderung cepat

mengambil kesimpulan termasuk dalam hal memilih makanan bergizi

(Notoatmodjo, 2007).

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan suatu objek tertentu, penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitiaf merupakan dominan dan

alat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

Page 33: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

33

pengetahuan akan lebih langsung dari pada perilaku yang tidak disadari

oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan adalah awal proses manusia atau menggunakan daya

pikirannya, sehingga ia mampu membedakan mana yang ril dan mana

yang ilusi. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik,

pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indera maupun

lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal

atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Bakhtiar, 2005).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo

(2007), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi tahapan

pengetahuan dalam diri orang tersebut terjadi adalah sebagai berikut:

a. Knowledge (pengetahuan), yakni orang tersebut mengetahui dan

memahami akan adanya sesuatu perubahan baru.

b. Persuasion (kepercayaan), yakni orang mulai percaya dan membentuk

sikap terhadap perubahan tersebut.

c. Decision (keputusan), yakni orang mulai membuat suatu pilihan untuk

mengadopsi atau menolak perubahan tersebut.

d. Implementation (pelaksanaan), orang mulai menerapkan perubahan

tersebut dalam dirinya.

e. Confirmation (penegasan), orang tersebut mencari penegasan kembali

terhadap perubahan yang telah diterapkannya, dan boleh merubah

Page 34: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

34

keputusannya apabila perubahan tersebut berlawanan dengan hal yang

diinginkannya.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut.

Apabila penerima perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti

ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka

perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila

perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak

akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2005), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu informasi, lingkungan, pengalaman, dan

usia.

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori

yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman

langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Dari fakta-fakta tersebut

kemudian disusun dan disimpulkan menjadi berbagai teori, sesuai dengan

fakta yang dikumpulkan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Seorang ibu rumah tangga bukan merupakan ahli gizi, tetapi juga

harus dapat menyusun dan menilai hidangan yang akan disajikan kepada

anggota keluarganya. Pengetahuan gizi ibu merupakan pengetahuan

seorang ibu dalam menyediakan makanan yang bergizi guna mendapat

kesehatan yang baik serta mempertahankan kesehatan (Arisman, 2009).

Page 35: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

35

Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas, kurangnya

pengetahuan terhadap status gizi ini merupakan salah satu sebab masalah

terjadinya kurang gizi yaitu kurangnya pengetahuan tentang gizi atau

kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Sosial Budaya

Budaya berpengaruh terhadap kurang gizi seperti larangan

memakan sesuatu tertentu bagi penganut suatu agama dan norma-norma

tertentu dianut oleh masyarakat setempat. Pola kebiasaan ini berkenaan

dengan suatu masyarakat dan kebiasaan pangan yang diikutinya,

berkembang sekitar arti pangan dan penggunaan pangan yang cocok. Pola

kebudayaan ini mempengaruhi jenis pangan yang akan diproduksi, diolah,

disalurkan, disiapkan, disajikan. Para ahli pertanian perlu mengetahui

tentang pentingnya dampak sosial budaya dan pangan (Inayah, 2010).

Kebudayaan adalah komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan yang

meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum,

adat istiadat, serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan yang dilakukan

manusia sebagai anggota masyarakat. Dalam pandangan sosiologi,

kebudayaan mempunyai arti yang luas daripada itu. Kebudayaan meliputi

semua hasil, cipta, karsa, rasa dan karya manusia baik material maupun

nonmaterial (baik yang bersifat kebendaan maupunyang bersifat

kerohanian).

Page 36: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

36

Masyarakat yang sosial budayanya positif, baik atau mendukung,

maka kebiasaan dalam pemenuhan dan penyajian makanan juga memenuhi

syarat kesehatan. Kebiasaan menyajikan makanan yang bergizi, mengatur

jadwal makan yang tepat serta memberikan dorongan atau motivasi

kepada balita untuk makan secara teratur adalah kebiasaan yang

berkembang dalam masyarakat. Jika kebiasaan ini baik, maka kegiatan

yang dilaksanakan juga mendukung dengan baik (Irianto, 2004).

Kebiasaan memilih bahan makanan yang bergizi bagi seseorang

perlu memahami cara mengolah makanan dengan lebih baik, memilih

bahan makanan yang mengandung gizi tinggi serta mengerti cara

menyajikan dan meningkatkan selera makanan keluarga. Dengan kuantitas

makanan yang disediakan dalam jumlah yang cukup dapat menambah gizi

seseorang sehingga status gizi lebih baik, ini semua didukung oleh

perilaku seseorang dalam memenuhi kuantitas makanan yang mencukupi

dan sesuai dengan porsi makan seseorang (Irianto, 2004).

Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas, budaya memiliki

ikatan yang kuat terhadap sesorang dalam mengambil keputusan terutama

dalam hal pemberian makanan pada balita. Budaya yang kental dengan

adat istiadat daerah dapat merubah suatu keputusan, sehingga budaya

sangat mempengaruhi pada pemberian makanan pada balita tertama

makanan dengan menu seimbang.

Page 37: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

37

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang menghubungkan antara konsep

yang satu dengan yang lain dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam

konsep tersebut tidak dapat diukur atau diamati secara langsung, untuk

dimengerti dan diukur maka konsep tersebut dapat digambarkan kedalam sub-

sub variabel (Natoatmodjo, 2010). Untuk lebih jelasnya, maka variabel dapat

di gambarkan dalam kerangka konsep berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis

1. Ada hubungan antara sosial ekonomi terhadap status gizi balita di

Puskesmas Perembeu Kecamatan Kawai IV Kabupaten Aceh Barat tahun

2013.

2. Ada hubungan antara pengetahuan terhadap status gizi balita di Puskesmas

Perembeu Kecamatan Kawai IV Kabupaten Aceh Barat tahun 2013.

3. Ada hubungan antara Sosial Budaya terhadap status gizi balita di

Puskesmas Perembeu Kecamatan Kawai IV Kabupaten Aceh Barat tahun

2013.

Status Gizi Pada Balita (BB/TB)

Sosial Ekonomi

Pengetahuan

Sosial Budaya

Page 38: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross

sectional, yaitu mengukur variabel dependen dan variabel independen secara

bersamaan (Chandra, 2008), untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan status gizi balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

keseluruhan Ibu yang memiliki Balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dari bulan januari hingga Juli 2013

yang berjumlah 169 orang.

2. Sampel

Notoatmodjo (2010), sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik purposif sampling, yaitu pengambilan

sampel yang dilakukan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata,

random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu, teknik

ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan

Page 39: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

39

keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil

sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006). Adapun kriteria tersebut

dapat dilihat seperti di bawah ini:

a. Ibu yang tinggal di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI

Kabupaten Aceh Barat

b. Ibu yang mempunyai balita umur 1-5 tahun

c. Ibu yang bersedia menjadi responden

d. Ibu yang bisa membaca dan menulis

Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus Slovin

sebagai berikut:

n = 2(d) N 1

N

+

Keterangan:

n = Besarnya sampel

N = Besarnya populasi

d = Derajat presisi (10%)

n = 169 1+ 169 (0,1)2

n = 169

1+169 (0,01)

n = 169 1 + 1,69

n = 62,8 (dibulatkan menjadi 63 Ibu yang memiliki balita).

Page 40: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

40

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Perembeu

Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat tahun 2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 16 September sampai

dengan 24 September 2013.

D. Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disajikan oleh

penulis, adapun hal-hal yang berkaitan dalam kuesioner penelitian, yaitu:

1. Bagian I, merupakan data demografi yang berupa identitas responden yang

meliputi tanggal penelitian, nomor responden, dan umur responden,

pendidikan, dan pekerjaan kepala keluaga.

2. Bagian II yaitu pertanyaan tentang sosial ekonomi responden terdapat 1

pertanyaan, dengan indikator jawabannya yaitu rendah, dan tinggi. Yang

diberikan dalam bentuk kuesioner.

3. Bagian III merupakan status gizi balita di tinjau dari umur balita, jenis

kelamin balita, dan berat badan balita.

4. Bagian IV merupakan pertanyaan tentang pengetahuan responden dalam

meningkatkan status gizi Balita yang diberikan dengan menggunakan

skala gutmat yang dibagikan kepada responden oleh peneliti berupa 10

item pertanyaan. Jika responden menjawab benar maka diberi nilai 1 dan

jika menjawab salah maka diberi nilai 0.

Page 41: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

41

5. Bagian V merupakan pertanyaan tentang sosial budaya responden dalam

meningkatkan status gizi Balita yang diberikan dalam bentuk skala

gutment yang diberikan dalam bentuk pernyataan oleh peneliti berupa 5

item pertanyaan. Jika responden menjawab benar maka diberi nilai 1 dan

jika menjawab salah maka diberi nilai 0.

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang langsung diperoleh dengan menyebarkan kuesioner

yang berisi pertanyaan yang disediakan dan selanjutnya diisi oleh

responden.

2. Data Sekunder

Data penunjang yang di dapat dari Kecamatan, Puskesmas, Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, dan dari Dinas Kesehatan Provinsi NAD,

serta referensi yang tersedia.

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

1. Editing yaitu mengoreksi segala kesalahan dalam pengambilan data dan

pengisian data.

2. Coding yaitu pengolahan data dengan cara memberi kode pada setiap

jawaban dari responden.

3. Tranfersing yaitu kode yang diberikan, disusun dan dimasukkan ke dalam

tabel hingga responden terakhir.

Page 42: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

42

4. Tabulating, yaitu memindahkan data yang diperoleh ke dalam tabel.

G. Definisi Operasional

No Variabel penelitian

Definisi Operasional

Cara ukur Alat Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur

Variabel Dependent 1 Status Pada

Gizi Balita (BB/TB)

Suatu keadaan gizi yang seimbang dan tidak berlebihan sesuai dengan kebutuhan tubuh balita.

Menimbang berat badan, dan tinggi badan menurut umur (BB/TB). - Normal: > +2.0 SD - Tidak Normal: < -2.0 SD

- Timbangan/ Dacin

- Microtoice

Ordinal - Normal - Tidak

Normal

Variabel Independent 1 Sosial

Ekonomi Seluruh penerimaan baik berupa uang atau barang dari pihak lain maupun dari hasil sendiri.

Menggunakan pertanyaan dengan 1 item pertanyaan dengan kriteria: - Rendah: jika

<Rp.1.550.000, - Tinggi: jika ≥Rp.1.550.000

Kuesioner Nominal - Rendah - Tinggi

2 Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui ibu dalam meningkatkan status gizi balita.

Menggunakan pertanyaan dengan 10 item pertanyaan dengan kriteria: - Baik: jika jawaban

benar >50%. - Kurang: jika jawaban

benar <50% .

Kuesioner Ordinal - Baik - Kurang

3 Sosial Budaya

Suatu kebiasaan yang berkenaan dengan masyarakat dan kebiasaan pangan yang diikutinya.

Menggunakan pertanyaan dengan 5 item pertanyaan dengan kriteria: - Ya; jika masyarakat

mengikuti budaya. - Tidak; jika masyarakat

tidak mengikuti budaya.

Kuesioner Nominal - Ya - Tidak

H. Metode Analisa Data

1. Analisa univariat

Analisa data pada penelitian ini merupakan analisa Univariat

Kemudian ditentukan presentasi (P) dengan menentukan rumus sebagai

berikut:

Page 43: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

43

p = %100xn

fi

Keterangan:

p = Persentase

fi = Frekuensi yang diamati

n = Jumlah sampel

100% = Bilangan tetap.

2. Analisa bivariat

Untuk mengukur asosiasi antara dua atau lebih variabel kuantitatif

dipakai tes statistik Chi-square atau X kuadrat (x2). Data masing-masing

sub variabel dimasukkan ke dalam tabel kontingensi (tabel silang).

Kemudian tabel-tabel kontingensi tersebut dianalisa dengan menggunakan

uji statistik Chi-square test (x2), dengan rumus sebagai berikut:

( )∑

−=e

eOX

22

grandtotal

totalkolomtotalbarise

×=

Keterangan: =O frekuensi observasi

=e frekuensi harapan

Pengujian hipotesa dilakukan dengan Chi-square observasi dan

tabel dengan kriteria bahwa jika 2X observasi < 2X tabel maka hipotesa

(Ha) diterima, dan jika 2X observasi 2X≥ tabel maka Ha ditolak.

Untuk mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan status

gizi balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten

Aceh Barat, dilakukan Uji Chi-Square. Uji Chi-Square merupakan teknik

Page 44: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

44

analisa korelasi yang sesuai untuk penelitian ini, karena variabel dependen

dan independen pada penelitian ini dalam bentuk data deskrit (data

frekuensi atau data kategori). Perhitungan statistik untuk analisa tersebut

dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi, pengolahan data

diinterprestasikan menggunakan nilai probilitas dengan kriteria sebagai

berikut:

a. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E (Harapan) lebih dari 5, maka uji

yang digunakan adalah ”Fisher Exack Test”.

b. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E<5, maka uji yang digunakan

sebaiknya ”Continuity Correction (a")”.

c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3 dll, maka yang

digunakan ”Person Chi-Squere”.

Page 45: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Perembeu adalah merupakan salah satu Wilayah yang

berada di Kecamatan Kaway XVI dengan jumlah penduduk 27.027 jiwa, dan

dengan luas Kecamatan 73,68 km2 (7.368Ha). Dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Puteum

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa pante cermen

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kede Aron

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Merbou.

Adapun standar pelayanan yang ada di Puskesmas Perembeu

Kecamatan Kawai XVI Kabupaten Aceh Bara yaitu :

1. Pelayanan Administrasi dan Manajemen

2. Pelayanan Medis

3. Pelayanan gawat Darurat

4. Pelayanan Keperawatan

5. Pelayanan Rekam Medik

6. Pelayanan farmasi

7. Pelayanan laboratorium

Page 46: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

46

B. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Status Gizi

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Status Gizi Balita Frekuensi % 1 2

Normal Tidak Normal

29 34

46,0 54,0

J u m l a h 63 100,0 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.1 bahwa dari 63 responden yang berstatus

gizi balita yang tidak normal sebanyak 34 orang (54,0%).

b. Sosial Ekonomi

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi Ibu Yang Memiliki Balita Di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Sosial Ekonomi Frekuensi % 1 2

Rendah Tinggi

37 26

58,7 41,3

J u m l a h 63 100,0 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.2. bahwa dari 63 responden di Puskesmas

Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, yang

bersosial ekonomi rendah sebanyak 37 orang (58,7%).

Page 47: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

47

c. Pengetahuan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi % 1 2

Baik Kurang

28 35

44,4 55,6

J u m l a h 63 100,0 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.3. bahwa dari 63 responden di Puskesmas

Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, yang

berpengetahuan kurang sebanyak 35 orang (55,6%).

d. Sosial Budaya

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Sosial Budaya Frekuensi % 1 2

Ya Tidak

33 30

52,4 47,6

J u m l a h 63 100,0 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.4. bahwa dari 63 responden di Puskesmas

Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, yang

mengikuti budaya sebanyak 33 (52,4%).

Page 48: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

48

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap Status Gizi Balita Tabel 4.5 Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap Status Gizi Balita Di

Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Sosial

Ekonomi

Status Gizi

Jumlah % P Normal Tidak

Normal f % f %

1 2

Rendah Tinggi

11 18

29,7 69,2

26 8

70,3 30,8

37 26

100 100 0,005

Jumlah 29 46,0 34 54,0 63 100 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dari 37 responden yang sosial

ekonomi rendah sebanyak 26 orang (70,3%) berada pada kategori status

gizi tidak normal. Dari 26 responden yang sosial ekonomi tinggi

sebanyak 8 orang (30,8%) berada pada kategori status gizi tidak normal.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-

Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,005

yang berarti kurang dari α=0,05. Ada hubungan antara sosial ekonomi

terhadap status gizi balita.

Page 49: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

49

b. Hubungan Pengetahuan Terhadap Status Gizi Balita

Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Terhadap Status Gizi Balita Di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Pengetahuan

Status Gizi

Jumlah % P Normal Tidak

Normal f % f %

1 2

Baik Kurang

23 6

82,1 20,7

5 29

17,9 82,9

28 35

100 100 0,000

Jumlah 29 46,0 34 54,0 63 100 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, dari 35 responden yang

berpengetahuan kurang sebanyak 29 orang (82,9%) berada pada

kategori status gizi tidak normal. Dari 28 responden yang

berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (17,9%) berada pada kategori

status gizi tidak normal.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-

Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000

yang berarti kurang dari α=0,05. Ada hubungan antara pengetahuan

terhadap status gizi balita.

Page 50: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

50

c. Hubungan Sosial Budaya Terhadap Status Gizi Balita

Tabel 4.7 Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap Status Gizi Balita Di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Sosial Budaya

Status Gizi

Jumlah % P Normal Tidak

Normal f % f %

1 2

Ya Tidak

2 27

6,1 90,0

31 3

93,9 10,0

33 30

100 100 0,000

Jumlah 29 46,0 34 54,0 63 100 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, dari 33 responden yang mengikuti

budaya sebanyak 31 orang (93,9%) berada pada kategori status gizi

tidak normal. Dan dari 30 responden yang yang tidak mengikuti budaya

sebanyak 31 orang (93,9%) berada pada kategori status gizi tidak

normal.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-

Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000

yang berarti kurang dari α=0,05. Ada hubungan antara sosial budaya

terhadap status gizi balita.

C. Pembahasan

1. Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap Status Gizi Balita

Berdasarkan hasil penelitian dari 37 responden yang sosial

ekonomi rendah sebanyak 26 orang (70,3%) berada pada kategori status

gizi tidak normal. Dari 26 responden yang sosial ekonomi tinggi sebanyak

8 orang (30,8%) berada pada kategori status gizi tidak normal.

Page 51: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

51

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square

dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,005 yang

berarti kurang dari α=0,05. Ada hubungan antara sosial ekonomi terhadap

status gizi balita.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

Fadhillah (2011), dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan sosial

ekonomi terhadap status gizi balita yaitu dengan nilai 0,001.

Menurut Soetjiningsih, (2002), Distribusi pendapatan adalah

pengukuran untuk mengukur kemiskinan relatif. Distribusi pendapatan

merupakan jumlah pendapatan yang mereka terima dari hasil pekerjaan

yang mereka lakukan.

Menurut Arisman (2009), pendapatan yaitu seluruh penerimaan

baik berupa uang maupun barang baik dan pihak lain maupun dan hasil

sendiri. Pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota

keluarga yang bekerja, jadi yang dimaksud pendapatan keluarga dalam

penelitian ini adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dan

pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dan orang tua dan anggota

keluarga lainnya. Pendapatan merupakan salah satu unsur yang dapat

mempengaruhi status gizi. Hal ini menyangkut daya beli keluarga

memenuhi kebutuhan konsumsi makan.

Menurut Soetjiningsih (2002), Pendapatan keluarga yang memadai

akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat

menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder.

Page 52: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

52

Asumsi Peneliti, jika jumlah keluarga banyak, maka kondisi

pangan dalam rumah tangga juga banyak dibutuhkan. jika suami dengan

penghasilan tinggi maka kondisi status gizi balita lebih baik. Sebaliknya

jika suami berpenghasilan sedikit maka jumlah pangan yang di dapat juga

tidak banyak, hal ini sangat mempengaruhi kondisi status gizi balita

terutama dalam pemberian makanan yang bergizi tinggi.

2. Hubungan Pengetahuan Terhadap Status Gizi Balita

Berdasarkan hasil penelitian dari 35 responden yang

berpengetahuan kurang sebanyak 29 orang (82,9%) berada pada kategori

status gizi tidak normal. Dari 28 responden yang berpengetahuan baik

sebanyak 5 orang (17,9%) berada pada kategori status gizi tidak normal.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square

dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang

berarti kurang dari α=0,05. Ada hubungan antara pengetahuan terhadap

status gizi balita.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

Fadhillah (2011), dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan

pengetahuan terhadap status gizi balita yaitu dengan nilai 0,000.

Menurut Almatsir (2004), Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai

akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, sedangkan

menurut Mukhtadi (2006), status gizi adalah konsumsigizi makanan pada

seseorang yang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan.

Page 53: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

53

Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui

indera yang di milikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Menurut Bahtiar, (2005), Pengetahuan adalah awal proses manusia

atau menggunakan daya pikirannya, sehingga ia mampu membedakan

mana yang ril dan mana yang ilusi. Pengetahuan dapat berwujud barang-

barang fisik, pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi baik lewat

indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia

berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.

Menurut Djaeni, (2000), Seorang ibu rumah tangga bukan

merupakan ahli gizi, tetapi juga harus dapat menyusun dan menilai

hidangan yang akan disajikan kepada anggota keluarganya. Pengetahuan

gizi ibu merupakan pengetahuan seorang ibu dalam menyediakan makanan

bergizi guna mendapat kesehatan yang baik serta mempertahankan

kesehatan.

Asumsi Peneliti, jika pengetahuan ibu kurang maka status gizi pada

balita juga kurang baik. Seharusnya Bidan yang bertugas di Desa selalu

memberikan arahan dan informasi pada ibu yang tinggal di Desa, karena

dengan Bidan memberikan informasi maka masalah cepat mendapat

bantuan apabila diperlukan.

3. Hubungan Sosial Budaya Terhadap Status Gizi Balita

Berdasarkan hasil penelitian dari 33 responden yang mengikuti

budaya sebanyak 31 orang (93,9%) berada pada kategori status gizi tidak

Page 54: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

54

normal. Dan dari 30 responden yang yang tidak mengikuti budaya

sebanyak 31 orang (93,9%) berada pada kategori status gizi tidak normal.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square

dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang

berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara sosial

budaya terhadap status gizi balita di Tahun 2013.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

Fadhillah (2011), dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan budaya

terhadap status gizi balita yaitu dengan nilai 0,002.

Status gizi merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap

orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita

didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini

bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

Menurut asumsi peneliti, dijelaskan bahwa budaya yang

berkembang dimasyarakat sangat berpengaruh langsung terhadap kondisi

balita, dimana ibu yang mengikuti budaya banyak balita yang kekurangan

gizi, hal ini dikarenakan ibu yang tidak mendapatkan informasi tentang

gizi, sedangkan jika ibu yang tidak mengikuti budaya maka kondisi balita

akan lebih baik, dan status gizi balita akan berada pada kategori normal,

hal ini dikarenakan ibu cukup mendapatkan informasi yang dibutuhkan

terhadap petumbuhan balita.

Page 55: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi status gizi pada balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013, dapat disimpulkan:

1. Ada hubungan antara sosial ekonomi dengan status gizi balita di

Puskesmas Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,005.

2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita di Puskesmas

Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

dengan nilai P-Value 0,000.

3. Ada hubungan antara sosial budaya dengan status gizi balita di Puskesmas

Perembeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

dengan nilai P-Value 0,000.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau

acuan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, sehingga dapat

diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang status gizi balita.

Page 56: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

56

2. BagiTempat Penelitiant, yaitu diharapkan sebagai bahan masukan,

khususnya bagi kader agar lebih memperhatikan keadaan status gizi pada

balita dengan memperhatikan KMS di Puskesmas Perembeu.

3. Bagi Institusi Pendidikan, diharapkan dapat menambah literatur atau bacaan

di perpustakaan di Diploma IV Kebidanan U’Budiyah, dan juga sebagai

bahan kajian dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang hal-hal

yang mempengaruhi tenaga kesehatan yang terkait terhadap status gizi balita.

Page 57: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

57

DAFTAR PUSTAKA Almatier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum,

Hal 10. Annonimous, 2008. Mengetahui Status Gizi Balita Anda. http://medicastore.com/a

rtikel/247/Mengetahui_Status_Gizi_Balita_Anda.html (diakses pada tanngal 9 Februari 2013).

__________, 2013. Peraturan Gebernur tahun 2011 tentang UMP, UMR. 2013. Arisman, MB., 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi Kedua, Jakarta: EGC. Budiarto, E., 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,

Jakarta: Buku Kedokteran. Bakhtiar, A, 2005, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Chandra, Budiman, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC. Djaeni, Achmad, 2000. Ilmu Gizi Jilid 1. Jakarta: Dian rakyat. Dinkes, 2010. Profil Kesehatan Provinsi NAD Tahun 2009. Banda Aceh. ______, 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2010. Banda Aceh. Fadhilah, N, 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Di

Kemukiman Lubuk Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar Tahun 2011. Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Fadillah. S, 2006. Peran ibu dalam pembangunan. Dalam

http://www.Kesrepro.info.co. id.des,2006. Artikel. Di kutip tanggal 22 Juni 2010.

Inayah, Nur, 2010. Pengertian Peran, Status, Nilai, Norma, Dan

Budaya/Kebudayaan. http://www.scribd.com/doc/34273429/Karya-tulis-pengertian-peran-status-nilai-norma-dan-budaya-kebudayaan(diakses pada tanngal 12 Maret 2013).

Irianto, Kus, 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya.

Page 58: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

58

Kartono, 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), CV. Mandar Maju, Bandung.

Kecamatan Kawai VI, 2012. Data Statistik Kecamatan Kawai XVI, Aceh Barat. Michael, G., 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Muchtadi, Deddy, 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta IKAPI. Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta. ____________., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka

Cipta. ____________., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Edisi

Rineka Cipta. ____________., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka

Cipta. Puskesmas Kawai VI, 2010. Laporan Tahunan Kegiatan Puskesmas Kawai VI

2012, Aceh Besar. Santoso,S, Ranti, S, L, 2004, Kesehatan dan Gizi, Jakarta: Rineka Cipta. Soetjiningsih, 2002, Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Supariasa, B. 2001. Penilaian Status Gizi, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Page 59: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

59

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS PEREMBEU

KECAMATAN KAWAI XVI KABUPATEN ACEH BARAT

Tanggal Pengisian :

No. Responden :

I. Identitas Responden

a. Umur Ibu :

b. Pendidikan :

c. Pekerjaan :

II. Sosial Ekonomi < Rp.1.550.000

>Rp. 1.550.000

III. Status Gizi Balita

Umur Balita :

Jenis Kelamin Balita :

Berat Badan Balita :

Tinggi Badan Balita :

Z-score :

Page 60: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

60

IV. Pengetahuan

Petunjuk Jawaban:

”Berilah tanda (X) pada jawaban yang di anggap paling benar dari

pernyataan dibawah ini”:

1. Makanan yang sehat adalah …

a. Makanan dengan gizi/menu seimbang

b. Makanan yang enak

c. Tidak tahu

2. Makanan bergizi adalah jika makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup

mengandung ...

a. Karbohidrat, protein, dan lemak, vitamin, mineral, dan air

b. Vitamin saja

c. Tidak tahu

3. Yang termasuk sumber makanan yang banyak mengandung lemak

adalah...

a. Daging

b. Margarine, mentega, dan minyak kelapa

c. Tidak tahu

4. Bahan yang tergolong karbohidrat adalah ...

a. Makanan pokok (mie, jagung, singkong, nasi, dan roti)

b. Buah-buahan (papaya, pisang, jambu, dan jeruk)

c. Tidak tahu

5. Bagaimana cara menyimpan makanan yang benar ...

a. Dalam wadah yang bersih dan tidak tertutup

Page 61: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

61

b. Dalam wadah bersih dan tertutup

c. Tidak tahu

6. Guna makanan bagi tubuh ...

a. Sumber zat energy, zat pembangun, dan zat pengatur

b. Untuk tidak memberi energy bagi tubuh

c. Tidak tahu

7. Apakah balita boleh diberikan telur ...

a. Kurang boleh, karena tidak mengandung protein

b. Sangat boleh, karena mengandung protein

c. Tidak tahu

8. Bagaimana cara mamasak sayur yang benar ...

a. Dimasak sampai lama hingga layu, sehingga vitamin tidak hilang

b. Dimasak tidak terlalu lama sehingga masih segar dan vitamin tidak

hilang

c. Tidak tahu

9. Zat makanan sumber pembangun adalah ...

a. Protein

b. Lemak

c. Tidak tahu

10. Kacang hijau dan tahu termasuk jenis makanan yang banyak mengadung...

a. Karbohidrat, dan lemak,

b. Protein nabati

c. Tidak tahu

Page 62: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

62

V. Sosial Budaya

Petunjuk Jawaban:

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan cara

melingkari.

1. Apakah ada yang melarang jika ibu memberikan makanan yang

mengandung protein...?

a. Ya b. Tidak

Alasanya:

2. Apakah ada pantangan dalam pemberian ASI + makanan tambahan..?

a. Ya b. Tidak

Alasanya:

3. Apakah suami setuju jika pemberian makanan tambahan pada balita hanya

diberikan pada usia 2 tahun ...? a. Ya b. Tidak

Alasanya:

4. Apakah ada kepercayaan turun temurun dari keluarga ibu supaya

pemberian makanan yang menambah ikan, daging, dan telur pada balita tidak diperbolehkan...? a. Ya b. Tidak

Alasanya:

5. Apakah ada pemberian makanan yang bergizi pada balita oleh ibu

merupakan adat istiadat yang sudah turun temurun di lingkungan tempat tinggal ibu ...? a. Ya b. Tidak

Alasanya:

Page 63: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

63

LEMBARAN JAWABAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS PEREMBEU

KECAMATAN KAWAI XVI KABUPATEN ACEH BARAT

III. Pengetahuan

1. A

2. A

3. B

4. A

5. B

6. A

7. B

8. B

9. A

10.B

Page 64: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

64

SPSS OUT PUT

Frequencies

Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan Sosial

Ekonomi Status Gizi

Balita Pengetahuan

Sosial Budaya

N Valid 63 63 63 63 63 63 63 Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table Umur

Frequency Percent Valid Percent Valid <20 Tahun 7 11.1 11.1 21-35 Tahun 43 68.3 68.3 >36 Tahun 13 20.6 20.6 Total 63 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Valid Dasar 32 50.8 50.8 Menengah 18 28.6 28.6 Tinggi 13 20.6 20.6 Total 63 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Valid IRT 35 55.6 55.6 Wiraswasta 15 23.8 23.8 PNS 13 20.6 20.6 Total 63 100.0 100.0

Page 65: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

65

Status Gizi Balita

Frequency Percent Valid Percent Valid Normal 29 46.0 46.0 Tidak Normal 34 54.0 54.0 Total 63 100.0 100.0

Sosial Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent Valid Rendah 37 58.7 58.7 Tinggi 26 41.3 41.3 Total 63 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Valid Baik 28 44.4 44.4 Kurang 35 55.6 55.6 Total 63 100.0 100.0

Sosial Budaya

Frequency Percent Valid Percent Valid Ya 33 52.4 52.4 Tidak 30 47.6 47.6 Total 63 100.0 100.0

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Sosial Ekonomi * Status Gizi Balita 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Pengetahuan * Status Gizi Balita 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Sosial Budaya * Status Gizi Balita 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Page 66: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

66

Sosial Ekonomi * Status Gizi Balita Crosstab

Status Gizi Balita Total

Normal Tidak Normal Normal Sosial Ekonomi Rendah Count 11 26 37

Expected Count 17.0 20.0 37.0 % within Sosial Ekonomi 29.7% 70.3% 100.0% % within Status Gizi Balita 37.9% 76.5% 58.7% % of Total 17.5% 41.3% 58.7%

Tinggi Count 18 8 26 Expected Count 12.0 14.0 26.0 % within Sosial Ekonomi 69.2% 30.8% 100.0% % within Status Gizi Balita 62.1% 23.5% 41.3% % of Total 28.6% 12.7% 41.3%

Total Count 29 34 63 Expected Count 29.0 34.0 63.0 % within Sosial Ekonomi 46.0% 54.0% 100.0% % within Status Gizi Balita 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 46.0% 54.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 9.591(b) 1 .002 .002 .002 Continuity Correction(a) 8.067 1 .005

Likelihood Ratio 9.810 1 .002 .002 .002 Fisher's Exact Test .002 .002 Linear-by-Linear Association 9.439(c) 1 .002 .002 .002 .002

N of Valid Cases 63

a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.97. c The standardized statistic is -3.072.

Page 67: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

67

Pengetahuan * Status Gizi Balita Crosstab

Status Gizi Balita Total

Normal Tidak Normal Normal Pengetahuan Baik Count 23 5 28

Expected Count 12.9 15.1 28.0 % within Pengetahuan 82.1% 17.9% 100.0% % within Status Gizi Balita 79.3% 14.7% 44.4% % of Total 36.5% 7.9% 44.4%

Kurang Count 6 29 35 Expected Count 16.1 18.9 35.0 % within Pengetahuan 17.1% 82.9% 100.0% % within Status Gizi Balita 20.7% 85.3% 55.6% % of Total 9.5% 46.0% 55.6%

Total Count 29 34 63 Expected Count 29.0 34.0 63.0 % within Pengetahuan 46.0% 54.0% 100.0% % within Status Gizi Balita 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 46.0% 54.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 26.456(b) 1 .000 .000 .000 Continuity Correction(a) 23.904 1 .000

Likelihood Ratio 28.593 1 .000 .000 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear Association 26.036(c) 1 .000 .000 .000 .000

N of Valid Cases 63

a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.89. c The standardized statistic is 5.103.

Page 68: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

68

Sosial Budaya * Status Gizi Balita Crosstab

Status Gizi Balita Total

Normal Tidak Normal Normal Sosial Budaya Ya Count 2 31 33

Expected Count 15.2 17.8 33.0 % within Sosial Budaya 6.1% 93.9% 100.0% % within Status Gizi Balita 6.9% 91.2% 52.4% % of Total 3.2% 49.2% 52.4%

Tidak Count 27 3 30 Expected Count 13.8 16.2 30.0 % within Sosial Budaya 90.0% 10.0% 100.0% % within Status Gizi Balita 93.1% 8.8% 47.6% % of Total 42.9% 4.8% 47.6%

Total Count 29 34 63 Expected Count 29.0 34.0 63.0 % within Sosial Budaya 46.0% 54.0% 100.0% % within Status Gizi Balita 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 46.0% 54.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 44.569(b) 1 .000 .000 .000 Continuity Correction(a) 41.254 1 .000

Likelihood Ratio 52.345 1 .000 .000 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear Association 43.861(c) 1 .000 .000 .000 .000

N of Valid Cases 63

a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.81. c The standardized statistic is -6.623.

Page 69: 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HARTATI-skripsi_hartati.pdf · Ada hubungan antara pengetahuan dengan status ... pengetahuan ibu tentang kebutuhan

69

BIODATA

Nama Lengkap : Hartati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / tanggal Lahir : Melaboh /18 Juni 1988

Agama : Islam

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Alamat : Darussalam

Nama Orang Tua

a. Ayah : Husen

b. Ibu : Rapasah

Pekerjaan Orang tua

a. Ayah : Swasta

b. Ibu : Ibu Rumah Tangga

c. Alamat : Desa Tanjong, Kecamatan Kawai XVI Kabupaten

Aceh Barat.

Riwayat Pendidikan

a. SD 1 Pungki Melaboh

b. MTsN Perembeu Kec. Kawai XVI Kabupaten Aceh Barat.

c. SMA I Perembeu Kec. Kawai XVI Kabupaten Aceh Barat.

d. D-III STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam Melaboh

e. D-IV Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh

Karya Tulis Ilmiah : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status

Gizi Pada Balita Di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kawai XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

Tertanda

(Hartati)