premenstrual syndrom pada mahasiswa d-iv...

67
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV KEBIDANAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN UBUDIYAH BANDA ACEH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes UBudiyah Banda Aceh OLeh : SITI DAMAYANTI NIM : 121010210134 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013

Upload: phamkhuong

Post on 06-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA

D-IV KEBIDANAN DI SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH

BANDA ACEH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat Menyelesaikan Program Studi

Diploma IV Kebidanan STIKes U‟Budiyah Banda Aceh

OLeh :

SITI DAMAYANTI

NIM : 121010210134

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM

STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH

TAHUN 2013

Page 2: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREMENSTRUAL

SYNDROME PADA MAHASISWA D-IV KEBIDANAN DI STIKES

U’BUDIYAH TAHUN 2013

Siti Damayanti1, Arlayda

2

x + 55 halaman: 10 Tabel, 2 Gambar dan 10 Lampiran

Latar Belakang: Prementrual Syndrom (PMS) adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum

menstruasi dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi, serta dialami oleh banyak wanita

sebelum atau setiap siklus menstruasi. Tingginya masalah PMS pada remaja akan berdampak pada

produktivitasnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala – gejala fisik, psikologis dan

emosional yang sering dialami 23% wanita mengalami PMS. Masalah premenstrual syndrome

(PMS ) ini dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi yang ada di Aceh, yang

terdiri dari 60-75 % mengalami premenstrual syndrome (PMS) sedang, sedangkan yang mengalami

Premenstual Syndrome berat 1,07 %-1,31 % dari jumlah penderita PreMenstruasi Syndrom datang

kebagian kebidanan untuk konsultasi masalah yang selalu di alami saat PMS.

Tujuan Penelitian: Untuk Mengetahui Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan

Premenstrual Syndrom Pada Mahasiswi D-IV Di Stikes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2013.

Metode Penelitian: Penelitian bersifat analitik dengan populasi 54 mahasiswa D-IV

Kebidanan, sampel dalam penelitian ini adalah 54 mahasiwa D-IV Kebidanan teknik

pengambilan sampel adalah total sampling, cara pengumpulan data dengan cara membagikan

kuesioner, penelitian ini telah dilaksanakan di Stikes U‟Budiyah Banda Aceh Tahun 2013

selama 7 hari, dari tanggal 5 sampai 12 februari 2014.

Hasil Penelitian: Hasil uji chi square square ibu yang mengalami Stres menunjukkan bahwa

dari 33 responden (100%) yang mengalami stres yaitu sebanyak 19 responden

(50,0%),dengan nilai (p=0,023), Pola Konsumsidari 33 responden (100%) yang mengalami

masalah pola konsumsi yaitu sebanyak 19 responden (50,0%) ,dengan nilai (p=0,023), pola

olahraga dari 33 responden (100%) yang melakukan olah raga secara rutin yaitu sebanyak 24

responden (72,7%) dengan nilai (P=0,056).

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Stres dan pola konsumsi

ada hubungannya dengan premenstrual syndrom, sedangkan pola olah raga tidak ada

hubungannya dengan premenstrual syndrom. Disarankan kepada ibu agar dapat segera

mencegah masalah prementrual syndrome dan dapat mengendalikan stres, pola makan, dan

mengatur pola olahraga, dan kepada pihak kampus diharapkan bekerja sama dengan institusi

kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang masalah prementrualsyndrome (PMS).

Kata Kunci : Stres, Pola Konsumsi, Dan Pola Olahraga

Daftar Bacaan : 20 buku, 6 situs internet

1. Mahasiswi Prodi D IV KebidananU‟budiyah Banda Aceh

2. Dosen Prodi D IV KebidananU‟budiyah Banda Aceh

Page 3: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

ABSTRACT

FACTORS RELATED TO PREMENSTRUAL SYNDROME IN MIDWIFERY

STUDENTS IN D - IV STIKES U'BUDIYAH YEAR 2013

Siti Damayanti1 , Arlayda2

x + 55 pages : 10 Tables , 10 Figures and Appendix 2

Background : Prementrual Syndrom ( PMS ) is a combination of symptoms that occur before

menstruation and disappear with the release of menstrual blood , as well as experienced by many

women before or during each menstrual cycle . The high PMS problems in adolescents will have an

impact on productivity in performing daily activities . Symptoms - physical symptoms , psychological

and emotional that often experienced by 23 % of women experience PMS . Problem premenstrual

syndrome ( PMS ) can reach 85 % of the entire population of women of reproductive age in Aceh ,

which consists of 60-75 % experience premenstrual syndrome ( PMS ) medium, while experiencing

heavy Syndrome Premenstual 1.07 % -1 , 31 % of patients with premenstrual syndrome dating gets

obstetrics for consultation on issues that have always experienced when PMS .

Objective: To Know Factors Associated With Premenstrual Syndrome In D - IV student Stikes

U'budiyah In Banda Aceh Year 2013.

Methods : The study population is analytic with 54 student - IV D Midwifery , the samples in this

study were 54 students of the D - IV Midwifery sampling technique is the total sampling , the data

collected by distributing questionnaires , this study was conducted in Banda Stikes U'Budiyah Aceh in

2013 for 7 days , from 5 to 12 February 2014.

Results: The results of the chi squaresquare mothers who experience stress showed that of 33

respondents ( 100 % ) who experienced stress as many as 19 respondents ( 50.0 % ) , with values ( p =

0.023 ) , Pola Konsumsi dari 33 respondents ( 100 % ) were experiencing problems in consumption

patterns as many as 19 respondents ( 50.0 % ) , with values ( p = 0.023 ) , exercise patterns of the 33

respondents ( 100 % ) who exercise regularly as many as 24 respondents ( 72.7 % ) with grades ( P =

0.056 ) .

Conclusion : Based on the results of this study concluded that stress and consumption patterns do

with premenstrual syndrome , whereas the pattern of sports has nothing to do with premenstrual

syndrome . It is suggested to the mother in order to immediately prevent problems prementrual

syndrome and can control stress , diet , and set polaolahraga , and the campus is expected to

collaborate with healthcare institutions to provide education on issues premenstrual syndrome ( PMS )

.

Keywords : Stress , Consumption Patterns , and Pattern Sports

Reading list : 20 books , 6 internet sites

1 . Coed Prodi D IV KebidananU'budiyah Banda Aceh

2 . Lecturer Prodi D IV KebidananU'budiyah Banda Aceh

Page 4: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “FAKTOR

– FAKTOR YANG BERHUNGUNGAN DENGAN PREMENSTRUAL SYNDROME

PADA MAHASISWA D-IV KEBIDANAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN U’BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2013 ”. Dalam penulisan skripsi

ini, peneliti banyak menerima bimbingan dan pengarahan dari ibu ARLAYDA ,SKM.MPH

Selaku pembimbing yang selalu memberikan kritik dan saran, serta dari berbagai pihak,

peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun skripsi ini, masih banyak

kekurangan-kekurangan yang ada. Kritik dan saran yang membangun, peneliti harapkan agar

dapat memperbaiki skripsi ini dan pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dedi Zefrijal, S.T selaku ketua Yayasan Pendidikan U‟budiyah Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (Stikes) U‟budiyah Banda Aceh

2. Ibu Marniati, M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) U‟Budiyah

Banda Aceh

3. Raudhatun Nuzul. ZA, S.ST selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKes) U‟Budiyah Banda Aceh

4. Bapak Said usman, M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan masukan demi

kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Susanti, SKM, M.Kes selaku penguji II skripsi yang telah memberikan masukan

demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ayahanda (Dasuki) dan ibunda (Sri Hartati) serta seluruh anggota keluarga yang telah

memberikan dorongan dan do‟a.

vi

Page 5: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

7. Teman-teman seangkatan (Dian Aliya, Samira Sri Ayunda, Mak ellita, Vera Mahdalena,

Elva Nuriza, ibu hamil yusra dan seluruh teman-teman seangkatan lainya yang telah

banyak membantu sehingga selesainya penulisan Skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kesalahan baik dalam merangkai

kata maupun dalam pengetikannya. Oleh karena itu, peneliti dengan lapang dada dan tangan

terbuka menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun guna melengkapnya karya

skripsi ini dan harapan penulis karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi yang

memerlukannya. Amin yarabbal „alami

Banda Aceh, Maret 2014

Peneliti

SITI DAMAYANTI

vii

Page 6: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................................................... ii

PENGESAHAN PENGUJI............................................................................ ........... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... ........... v

DAFTAR ISI................................................................................................... ........... vii

DAFTAR TABEL.......................................................................................... ............ viii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ........... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 8

C. Tujuan Penulisan................................................................................. 8

D. Manfaat Penulisan............................................................................... 9

E. Keaslian penelitian ............................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Prementrual syndrome ( PMS )............................................. 12

B. Etiologi PMS........................................................................ ............... 13

C. Gejala PMS............................................................... .......................... 15

D. Tipe-tipe PMS..................................................................................... 17

E. penanganan PMS ................................................................................ 20

F. Pencegahan PMS ................................................................................ 23

G. Faktor –faktor PMS ............................................................................ 25

H. Kerangka tiori ..................................................................................... 30

I. Kerangka konsep ................................................................................ 31

J. Hipotesa ............................................................................................. 32

K. Defenisi operasional .......................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................... 34

B. Populasi dan Sampel............................................................................ 34

C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 35

D. Pengumpulan data............................................................................... 35

E. Pengolahan dan Analisa Data.............................................................. 36

1. Pengelohan Data............................................................................. 36

2. Analisa Data.................................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian .................................................................................... 41

B. Pembahasan ………............................................................................. 48

Page 7: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulsn …................................................................................... 55

B. Pembahasan ………............................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

x

Page 8: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Gejala- gejala premenstrual syndrome………………………. 18

Tabel 2.2 Definisi Operasional …………………………………………. 34

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Data Demografi

Responden Berdasarkan Umur Di Stikes U‟budiyah

Banda Aceh Tahun 2013. ……………………………………. 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi PMS Pada

Mahasiswa D-IV Kebidanan di Stikes U‟Budiyah Banda Aceh

2013………………………………………………………….. 43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Stress Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan

Di Stikes U‟Budiyah Banda Aceh 2013.................................... 44

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Pada Mahasiswa

D-IV Kebidanan DiStikes U‟Budiyah Banda Aceh Tahun

2013.............................................................................................. 45

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pola Olahraga Pada Mahasiswa D-IV

Kebidanan Di Stikes U‟Budiyah Banda AcehTahun2013........... 45

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Hubungan Stres dengan PMS

Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan Di Stikes U‟Budiyah

Banda Aceh Tahun 2013 Banda Aceh Tahun 2013...................... 46

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Hubungan Pola Konsumsi dengan

PMS Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan Di Stikes

U‟Budiyah Banda Aceh Tahu 2013.............................................. 47

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi Hubungan pola olahraga dengan

PMS Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan

Di Stikes U‟BudiyahBanda Aceh Tahun 2013.............................. 47

xi

Page 9: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep…………. ……………………………… 30

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ……………………………… 31

xii

Page 10: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Respoden

Lampiran 2 : Persetujuan Menjadi Respoden

Lampiran 3 : Lembaran Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Lampiran 6 : Surat izin penelitian

Lampiran 7 : Surat Balasan izin penelitian

Lampiran 8 : Lembar Konsul

Lampiran 9 : Daftar Hadir Seminar

Lampiran 10 : Biodata

Page 11: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Premenstrual Syndrom (PMS) adalah sekumpulan keluhan dan gejala fisik,

emosional, dan prilaku yang terjadi pada wanita reproduksi, yang muncul secara siklik

dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang setelah darah haid

keluar yang terjadi pada suatu tingkatan yang mampu mempengaruhi gaya hidup dan

aktivitas (Suparman, 2011).

PMS merupakan masalah yang cukup banyak dikeluhkan atau dialami wanita

menjelang masa menstruasinya. Suatu survey di Amerika Serikat menunjukkan 50%

wanita yang datang ke klinik ginekologi mengalami PMS. Lembaga independen yang

diprakarsai Bayer Schering Pharma melakukan penelitian yang melibatkan 1602 wanita

dari Australia, Hongkong, Pakistan, dan Thailand. Hasilnya menyimpulkan bahwa 22%

wanita Asia Pasifik menderita PMS (Evy, 2009).

Menurut WHO tahun 2005 menyebutkan bahwa permasalahan wanita di Indonesia

adalah seputar permasalahan mengenai gangguan PMS (38,45%), masalah gizi yang

berhubungan dengan anemia (20,3%), gangguan belajar (19,7%), gangguan psikologis

(0,7%), serta masalah kegemukan (0,5%) (Setiasih, 2007).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh American College of Obstetricians

and Gynecologist) bahwa sedikitnya 85% dari wanita menstruasi mengalami minimal satu

dari gejala PMS dan umumnya terjadi pada wanita usia 14 – 50 tahun dengan gejala yang

bervariasi dan berubah – ubah pada tiap wanita dari bulan ke bulan (Saryono, 2009).

Penelitian-penelitian yang dilakukan di Indonesia terkait dengan PMS menyatakan

hasil yang tidak terlalu berbeda. Suatu penelitian yang disponsori WHO tahun 2002

Page 12: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

melaporkan 23% wanita Indonesia mengalami PMS (Essel, 2007).Dilihat dari segi

kuantitas, jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 22,2% dari total

penduduk Indonesia yang terdiri dari 50,9 % laki laki dan 49,1% perempuan (Kurniawan,

2002)

Sementara di Indonesia angka prevalensi ini dapat mencapai 85% dari seluruh

populasi wanita usia reproduksi, yang terdiri dari 60-75 % mengalami PMS sedang dan

berat. Sedangkan bahwa “1,07 %-1,31 % wanita dari jumlah penderita Premenstrual

Syndrom datang kebagian kebidanan” (Aceh sehat.com, 2012).

Dari penelitian di Asia Pasifik, di ketahui bahwa di Jepang PMS dialami oleh 34 %

populasi perempuan dewasa. Di Hongkong PMS dialami oleh 17 % populasi perempuan

dewasa. Di Pakistan PMS dialami oleh 13 % populasi perempuan dewasa. Di Australia

dialami oleh 44 % perempuan dewasa, di Indonesia belum dilakukan penilitian tentang

hal ini (Elvira, 2010).

Tingginya masalah PMS pada remaja akan berdampak pada produktivitasnya dalam

melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala – gejala fisik, psikologis dan emosional yang sering

dialami atau dilaporkan adalah rasa kembung, pembengkakan dan nyeri payudara,

ketegangan, depresi, mood yang berubah-ubah dan perasaan lepas kendali (Glasier, 2006).

Penyebab PMS belum dapat diketahui secara pasti. Namun ada beberapa teori yang

menyebutkan bahwa PMS disebabkan salah satunya oleh faktor status gizi wanita. Penyebab

lain adalah akibat ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesterone, faktor kejiwaan,

masalah sosial, dan gangguan fungsi serotonin (Karyadi, 2008).

PMS merupakan masalah kesehatan umum yang paling banyak dilaporkan oleh

wanita usia reproduktif. Menurut BKKBN (Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana

Nasional) tahun 2005, Wanita Usia Subur (Wanita usia Reproduktif) adalah wanita yang

berumur 18 – 49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda. Terdapat fakta

yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami gejala–gejala yang sama dan

Page 13: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

kekuatan Premenstrual Syndrome (PMS) yang sama sebagaimana yang dialami oleh

wanita yang lebih tua (Freeman, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah prementrual syndrome adalah stres, pola

konsumsi, dan pola olahraga . Sindroma pra menstruasi adalah adalah kombinasi gejala

yang terjadi. Menurut Banjari (2009) Stres merupakan reaksi tanggung jawab seseorang,

baik secara fisik maupun psikologis karna adanya perubahan. kemarahan, kecemasan dan

bentuk lain emosi merupakan reaksi stres. ketegangan merupakan respon psikologis dan

fisiologis seseorang terhadap stressor berupa ketakutan,kemarahan, kecemasan, frustasi

atau aktivitas saraf otonom.sebelum menstruasi dan menghilang dengan keluarnya darah

menstruasi, serta dialami oleh banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi

(Brunne & Suddarth, 2001) Menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang rumit antara

ketidak seimbangan hormon, stres dan kekurangan gizi yang dapat menyebabkan

terjadinya sindroma ini. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya

sindroma pra menstruasi, antara lain stres, status gizi, kebiasaan makan makanan tertentu,

aktivitas olahraga, merokok dan alkohol.

Suheimi (2008), mengatakan bahwa penyebab terjadinya gejala PMS adalah

interaksi yang kompleks antara hormon,nutrisi esensial dan neurotransmitter yang

dikombinasikan dengan strespsikologis. Jadi PMS merupakan keadaan abnormalitasdari

wanita untuk beradaptasi terhadap perubahan fluktuasi hormonal bulanannya. Kehidupan

yang penuh stres akan memperparah gejala-gejala fisik maupun psikologis dari PMS ini.

Beberapa wanita melaporkan gangguan hidup yang parah akibat sindroma pra menstruasi

yang secara negatif mempengaruhi hubungan interpersonal mereka.

Gejala-gejala tersebut meliputi tingkahlaku seperti kegelisahan, depresi,

iritabilitas/sensitif, lekas marah, gangguan tidur, kelelahan, lemah, dan kadang-kadang

perubahansuasana hati yang sangat cepat.Selain itu juga keluhan fisik seperti

Page 14: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

payudaraterasa sakit atau membengkak, perut kembung atau sakit, sakit kepala,

sakitsendi, Penyebab PMS ,menurut beberapa teori, dikarenakan adanya

ketidakseimbangan antara hormone estrogen dan progesterone (Smith, 2006).

Wanita yang bekerja mengalami berbagai stres ditempat kerja, baik stres yang bersifat fisik

karena beberapa kondisi lingkungan kerja fisik yang berada diatas nilai ambang batas yang

diperkenankan, atau juga dapat ditambah oleh adanya stres yang bersifat non fisik (psikososial),

yang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya (Mulyono dkk, 2001).

Kebiasaan makan berpengaruh terhadap Kejadian PMS Makanan yang

mengandung karbohidrat seperti roti, kentang, jagung, gandum,dan membantu

meringankan gejala sindrom pramenstruasi terutama berkaitan dengan mood Karbohidrat

dapat meringankan gejala PMS karena karbohidrat berperan dalam meningkatkan gula

darah.Ketika tingkat gula darah turun, tubuh mengeluarkan adrenalin yang

menghentikanefektifitas hormon progesteron yang membantu penyembuhan gula darah

.Mengurangi konsumsi makanan bergaram dapat menurunkan keluhan PMS karenagaram

dapat menyebabkan penahanan air (retensi) dan pembengkakan pada perut. Usaha dengan

mengurangi asupan garam maka rasa kembung dan sakit saat menjelang menstruasi dapat

berkurang (Simon,2003).

Memperbanyak makan makanan yang berserat seperti sayur sayuran dan

buahbuahan dapat mengurangi keluhan PMS seperti sakit kepala dan nyeri perut . Sayur

sayuran dan buah buahan selain mengandungserat kasar, juga banyak mengandung

vitamin dan mineral yang dapat menurunkankeluhan sindrom pramenstruasi.Hasil

penelitian di Jepang menunjukkanbahwa konsumsi makanan mengandung rendah serat

ditemukan hubungan yangnyata dengan keluhan nyeri perut(Nagata, 2005).

Menurut London et al. (1987), konsumsi rendah lemak dapat mencegah terjadinya

PMS . merekomendasikan konsumsi rendah lemak pangan hewani dapat mencegah

terjadinya sindrom

Page 15: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

PMS dapat Minum air minimal 8 gelas sehari untuk membantu pengangkutan

vitamin dan mineral ke seluruh bagian tubuh dan memproduksi enzim pencernaan yang

membantu proses tubuh. Minum denganjumlah yang cukup dapat mengurangi

pembengkakan, retensi air, dan gejala PMS lainnya (Simon,2003).

Menjaga berat badan merupakan salah satu penanganan PMS, karena berat badan

yang berlebihan dapat meningkatkan resiko menderita PMS.

(widayati,2007). Hasil penelitian menunjukkan peluang terjadinya PMS, lebih besar pada

wanita yang tidak melakukan olahraga rutin dari pada wanita yang sering melakukan

olahraga. Karena olahraga sangat berpengaruh terhadap terjadinya PMS, et al (2008).

Menyatakan bahwa aktifitas olahraga yang teratur dan berkelanjutan berkontribusi untuk

meningkatkan produksi dan pelepasan endorphin. Endorphin memerankan peran dalam

pengaturan endogen. Wanita yang mengalami PMS, terjadi karena kelebihan estrogen,

kelebihan estrogen dapat di cegah dengan meningkatnya endhorpin. Hal ini membuktikan

olahraga yang teratur dapat mencegah atau mengurangi PMS. Pada wanita yang jarang

melakukan olahraga secara rutin hormone estrogen akan lebih tinggi sehingga

kemungkinan akan terjadi PMS lebih besar.

PMS dapat dihubungkan dengan siklus ovulasi, karena itu gejala-gejala PMS dapat terjadi

kapan saja setelah menarche dan berlanjut hingga ovulasi berhenti pada saat menopause. Sebagian

besar pasien yang mencari pengobatan untuk PMS berusia antara pertengahan 20-an sampai

dengan akhir 30-an, meskipun banyak wanita melaporkan mengalami gejala-gejala PMS lebih

awal. Walaupun ada fakta yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami gejala-gelaja

yang sama dan kekuatan PMS yang sama sebagaimana yang dialami oleh wanita yang lebih tua

(Freeman, 2007).

Pada sekitar 14 persen perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun PMS, dapat sangat hebat

pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya. Gejala

Page 16: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

yang sering terjadi berupa depresi, pusing, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu

sebelum haid (Aulia, 2009).

Data yang diperoleh dari survei awal di STIkes U‟Budiyah pada tahun 2013 jumlah

mahasiswi kelas B adalah 54 orang, dimana dari 10 orang yang menstruasi 7 orang orang yang

mengalami PMS. Kehidupan yang penuh stress dan hubungan yang bermasalah secara umum

dapat berhubungan dengan keparahan gejal-gejala fisik. Beberapa wanita melaporkan gangguan

hidup yang parah akibat PMS yang secara negatif mempengaruhi hubungan interpersonal mereka.

PMS juga dapat menjadi faktor dalam mengurangi produktivitas, kecelakaan yang berkaitan

dengan kebiasaan makan dan malasnya beraktifitas (Smeltzer, 2001).

Dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Premenstrual Syndrom Pada Mahasiswa D-IV Di

STIkes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2013

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

Apakah Ada Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Premenstrual Syndrom Pada

Mahasiswa D-IV Di STIkes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2013.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk Mengetahui Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Premenstrual

Syndrom Pada Mahasiswi D-IV Di Stikes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2013

2. Tujuan khusus

Page 17: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

a. Untuk mengetahui hubungan stres dengan Premenstrual Syndrom Pada

Mahasiswa D-IV Di STIkes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2013.

b. Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi dengan Premenstrual Syndrom Pada

Mahasiswa D-IV Di STIkes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2013.

c. Untuk mengetahui hubungan pola olahraga dengan Premenstrual Syndrom Pada

Mahasiswa D-IV Di STIkes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2013.

D. Manfaat Penulisan

a. Bagi Penelitian

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang asuhan

kebidanan khususnya dalam masalah PMS.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat mengahasilkan lulusan yang berpotensi tinggi, dan dapat menjadi masukan bagi

yang berminat ingin membaca.

c. Bagi Lahan penelitian

Dapat menambah wawasan dan informasi kepada ibu tentang masalah PMS. Sehingga

ibu dapat melakukan pencegahan dan dapat melakukan rutinitas sehari-harinya lebih

baik lagi untuk menghindari terjadinya PMS.

E. Keaslian Penelitian

(Mayane,2011) hubungan antara tingkat stres dengan kejadian PMS, padasiswi sma

negeri 1 padang panjang tahun 2011. Pengumpulan data dilakukan di SMA Negeri 1

Padang Panjang daritanggal 8 - 11 Januari 2011. Sesuai dengan teknik sampel yang

digunakan peneliti, jumlah responden sebanyak 144 siswi yang tinggal diasrama dengan

purposive sampling. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner

Page 18: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

secara langsung pada responden. Sebelumnya responden diberikan penjelasan tentang

petunjuk dan cara pengisian kuesioner, setelah responden mengisi kuesioner, kuesioner

dikumpulkan langsung kepada peneliti pada hariyang sama.dari 109 responden yang

mengalami

stres tingkat sedang, sebagian besar (75,2%) mengalami sindroma pramenstruasidan

sisanya (24,8%) tidak mengalami sindroma pra menstruasi.Selanjutnya, dari 35 responden

yang mengalami stres tingkat ringan, sebagian besar (74,3%) tidak mengalami sindroma

pra menstruasi, sisanya (25,7%) mengalami sindroma pra menstruasi. Dari hasil

penelitian pada tabel. 7 mengenai distribusi frekuensi tingka stress pada siswi SMA

Negeri 1 Padang Panjang tahun 2011 memperlihatkan bahwa sebagian besar (75,7%)

responden mengalami tingkat stres sedang,sebagian kecil (24,3%) responden mengalami

tingkat stres ringan, dan tidakada responden yang mengalami tingkat stres berat. Siswi

yang diasrama berjumlah 144 orang, terdiri dari 58 siswi kelasX, 47 sisiw kelas XI dan 39

siswi kelas XII. Siswi kelas XI dan XII merupakan kelas IPA. Sebagian besar siswi

mengalami stres tingkat sedang,dimana kelas X 40 responden (69%), XI 41 responden

(87%), dan XII 28responden (72%). Banyaknya siswi yang mengalami stres tingkat

sedang menurut peneliti disebabkan oleh aktivitas siswi yang diasrama sangat padat,ini

dapat dilihat dari kegiatan siswi sehari-hari yang diawali dengan shalat Subuh sampai

Isya berjama‟ah. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel independennya yaitu

tentang stress, pola makanan, dan pola konsumsi. Serta tempat , waktu dan responden,

sedangkan persamaan dalam penelitian ini adalah sama- sama meneliti masalah

premenstrual syndrome.

(Ressasiantina,2010).Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan

antara asupan zat gizi dan aktivitas olahraga dengan kejadian PMS, pada remeja putri di SMA

Negeri1 padang tahun2010,maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Lebih dari

Page 19: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

separuh remaja putri di SMA Negeri1 Padang mengalami PMS, yaitu sebanyak 51,8%.Cukup

yaitu sebanyak51,2%. Hampir separuh remaja putri di SMA Negeri1 Padang memiliki asupan

vitaminB6 cukup yaitu sebanyak 49,4%. Lebih dari separuh remaja putri di SMA

Negeri1Padang memiliki asupan vitaminE Kurang yaitu sebanyak 57,1%.Hampir separuh

remaja putri diSMA Negeri1 Padang memiliki asupan magnesium.Rendah yaitu

sebanyak49,4%..Lebih dari separuh remaja putri di SMA Negeri1 Padang memiliki asupan

kalsium Rendah yaitu sebanyak 52,4% . Kurang dari separuh remaja putri di SMA Negeri1

Padang memiliki aktivitas olahraga Ringan yaitu sebanyak 38,7%. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah variabel independennya yaitu tentang stress, pola makanan, dan pola

konsumsi. Serta tempat , waktu dan responden, sedangkan persamaan dalam penelitian ini adalah

sama- sama meneliti masalah premenstrual syndrome.

Page 20: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Premenstrual Syndrome (PMS)

Prementrual Syndrom (PMS) adalah adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum

menstruasi dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi, serta dialami oleh

banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi (Brunner & Suddarth, 2001). Tan

(2006), menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang rumit antara ketidakseimbangan

hormon, stres dan kekurangan gizi yang dapat menyebabkan terjadinya sindroma ini.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindroma pra menstruasi,

antara lain : stres,status gizi, kebiasaan makan makanan tertentu, aktivitas olahraga,

merokok.

PMS merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai

beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun

kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti (Wiknjosastro, 2005).

PMS adalah sekumpulan keluhan dan gejala fisik, emosional, dan prilaku yang

terjadi pada wanita reproduksi, yang muncul secara siklik dalam rentang waktu 7-10 hari

sebelum menstruasi dan menghilang setelah darah haid keluar yang terjadi pada suatu

tingkatan yang mampu mempengaruhi gaya hidup dan aktivitas (Suparman, 2011).

Page 21: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

PMS berkaitan dengan perubahan hormon tubuh. Seperti kadar hormon naik dan

turun selama siklus menstruasi wanita, mereka dapat mempengaruhi cara dia merasa, baik

secara emosional dan fisik. Beberapa gadis, selain merasakan emosi lebih intens daripada

yang biasanya mereka lakukan, perhatikan perubahan fisik bersama dengan periode

mereka - sebagian merasa kembung atau bengkak karena retensi air, yang lain melihat

payudara bengkak dan sakit, dan terkadang sakit kepala. Hal ini juga tidak biasa bagi

perempuan untuk memiliki jerawat selama waktu-waktu tertentu dari siklus mereka, lagi,

hal ini disebabkan hormon (Admin, 2012).

Magos dalam Hacker (2001), mendefenisikan bahwa PMS adalah gejala fisik,

psikologis dan perilaku yang menyusahkan yang tidak disebabkan oleh penyakit organik

yang secara teratur berulang selama fase siklus haid menghilang selama waktu haid yang

tersisa. Sekitar 5-10% wanita menderita PMS yang berat sehingga mengganggu kegiatan

sehari-harinya.

B. Etiologi Premenstrual Syndrome (PMS)

Penyebab pasti PMS tidak diketahui, tetapi beberapa teori menunjukkan adanya

kelebihan estrogen atau defisit progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi.

Selama bertahun-tahun teori ini mendapat dukungan yang cukup banyak dan terapi

progesteron biasa dipakai untuk mengatasi PMS. Penelitian lebih lanjut menunjukkan

bahwa terapi progesteron kelihatan tidak efektif bagi kebanyakan wanita, selain kadar

progesteron pada penderita tidak menurun secara konsisten. Bila kadar progesteron yang

menurun dapat ditemukan hampir pada semua wanita yang menderita PMS, maka dapat

dipahami bahwa kekurangan hormon ini merupakan sebab utama. Sebagian wanita yang

menderita PMS terjadi penurunan kadar progesteron dan dapat sembuh dengan

penambahan progesteron, akan tetapi banyak juga wanita yang menderita gangguan PMS

hebat tapi kadar progesteronnya normal (Shreeve, 1983 dan Brunner & Suddarth, 2001).

Page 22: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Teori lain menyatakan bahwa penyebab PMS adalah karena meningkatnya kadar estrogen

dalam darah, yang akan menyebabkan gejala PMS.

Terdapat banyak teori tentang etiologi dari PMS, dan tidak ada teori atau

patofisiologi yang dapat diterima secara universal. Kenaikan estrogen dikemukakan

sebagai penyebab. Satu faktor yang memegang peranan ialah ketidak seimbangan antara

estrogen dan progesterone dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat

badan, dan kadang-kadang edema (Wiknjosastro, 2005). Penyebab pasti PMS tidak

diketahui, tetapi beberapa teori menunjukkan adanya kelebihan estrogen atau defisit

progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi. Selama bertahun-tahun teori ini

mendapat dukungan yang cukup banyak dan terapi progesteron biasa dipakai untuk

mengatasi PMS, (Brunner & Suddarth, 2001 dalam Maulana, 2008). Keluhan

premenstrual syndrome PMS, belum ditemukan penyebabnya secara pasti namun ada

yang mengaitkan dengan zat gizi tertentu seperti gangguan metabolisme asam lemak

esensial ataupun kekurangan vitamin B6 dan mineral kalsium (Bardosono, 2006).

C. Gejala Premenstrual Syndrome (PMS)

Gejala PMS biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari sebelum menstruasi,

meskipun beberapa perempuan terkadang mengalami gejala-gejala tersebut sampai siklus

menstruasi berakhir. Meskipun tidak ada tes untuk membuktikan keberadaan PMS,

namun bagi perempuan yang pernah mengalaminya bahkan dan menderita karenanya tahu

bahwa PMS itu nyata. Gejala-gejala PMS ini diperkirakan disebabkan oleh fluktuasi kadar

hormon menjelang menstruasi. Berikut adalah 7 gejala PMS yang sering muncul

(Riyanto, 2011)

Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah,

insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae,

dan sebagainya, sedang pada kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan,

Page 23: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut diatas (Wiknjosastro,

2005). Dikatakan PMS, jika ditemukan 8 gejala yang sering muncul atau terjadi

(Maulana, 2008).

Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala PMS adalah prolaktin.

Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah estrogen dan

progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak

dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua

hormon tersebut. Wanita yang mengalami PMS tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau

normal. Wanita yang mempunyai kadar prolaktin cukup tinggi dapat disembuhkan

dengan menekan produksi prolaktin ( Hacker et, al., 2001 dan Brunner & Suddarth,

2001).

Teori lainnya mengatakan bahwa hormon yang tidak teridentifikasi menyebabkan

gejala pada waktu terjadi perubahan menstruasi seperti peningkatan aktivitas beta

endorphin, defisiensi serotonin, retensi cairan, metabolisme prostaglandin abnormal dan

gangguan aksis hipotalamik pituitary ovarium sebagai penyebabnya (Brunner &

Suddarth, 2001).

Hacker et al., (2001) juga mengemukakan penyebab PMS adalah kelebihan atau

defisiensi kortisol dan androgen, kelebihan hormon anti diuresis, abnormalitas sekresi

opiate endogen atau melatonin, defisiensi vitamin A, B1, B6 atau mineral, seperti

magnesium, hipoglikemia reaktif, alergi hormon, toksin haid,serta faktor-faktor evolusi

dan genetik.

Menurut Simanjuntak dalam Prawiroharjo (2005), faktor kejiwaan, masalah dalam

keluarga, masalah sosial dan lain-lain juga memegang peranan penting. Yang lebih

mudah menderita PMS adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal

dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.

Page 24: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Gejala utama termasuk sakit kepala, keletihan, sakit pinggang, pembesaran dan

nyeri pada payudara, dan perasaan begah pada abdomen. Irritabilitas umum, perubahan

suasana hati, ketakutan akan kehilangan kontrol, makan sangat berlebihan dan menangis

tiba-tiba dapat juga terjadi. Gejala-gejala sangat beragam dari satu wanita ke wanita

lainnya dan dari satu siklus ke siklus berikutnya pada wanita yang sama (Brunner &

Suddarth, 2001).

Menurut Hacker et. al. (2001), gejala-gejala yang paling banyak ditemukan pada

PMS adalah perasaan bengkak, kenaikan berat badan, hilangnya efisiensi, sukar

konsentrasi, kelelahan, perubahan suasana hati, depresi, termasuk gangguan tidur

(insomnia).

Scott et. al. (2002) membagi gejala-gejala PMS berdasarkan fungsi yang terganggu.

Gangguan psikologik berupa irritabilitas, ketidakseimbangan emosional, cemas, depresi

dan perasaan bermusuhan. Gangguan kognitif dapat berupa ketidakmampuan

berkonsentrasi dan bingung. Gangguan somatik berupa mastalgia (nyeri tekan pada

payudara), kembug, sakit kepala, kelelahan dan insomnia serta gangguan perilaku sosial

berupa kecanduan karbohidrat dan membantah.

Rayburn (2001), mengklasifikasikan gejala-gejala PMS berdasarkan gangguan pada

fungsi fisik dan emosional. Klasifikasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 25: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Tabel 2.1

Gejala-gejala premanstrual syndrome

Gejala fisik Gejala emosional

a. Perut kembung

b. Nyeri payudara

c. Sakit kepala

d. Kejang atau bengkak pada kaki

e. Nyeri panggul

f. Hilang koordinasi

g. Nafsu makan bertambah

h. Hidung tersumbat

i. Perubahan defekasi

j. Tumbuh jerawat

k. Sakit pinggul

l. Suka makan manis atau asin

m. Palpitasi

n. Peka suara atau cahaya

o. Rasa gatal pada kulit

p. Kepanasan

a. Depresi

b. Cemas

c. Suka menangis

d. Sifat agresif atau pemberontakan

e. Pelupa

f. Tidak bisa tidur

g. Merasa tegang

h. Irritabilitas

i. Rasa bermusuhan

j. Suka marah

k. Paranoid

l. Perubahan dorongan seksual

m. Konsentrasi berkurang

n. Merasa tidak aman

o. Pikiran bunuh diri

p. Keinginan menyendiri

q. Perasaan bersalah

r. Kelemahan

Sumber : dikutip dari Rayburn et.al., (2001), halaman 287

D. Tipe-Tipe Gejala PMS

Tipe dan gejala PMS bermacam-macam. Dr.Guy E. Abraham, ahli kandungan dan

kebidanan dari fakultas kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni

PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS, termasuk tipe A.

Penderita tipe H sekitar 60%. PMS, tipe C 40%, dan PMS tipe D 20%. Kadang-kadang

seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.

Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri.

Page 26: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

1. PMS tipe A anxiety

Ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil.

Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum

mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan

progesteron ; hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan hormon progesteron.

Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi

beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS, bisa jadi kekurangan vitamin B6

dan magnesium. Penderita PMS, A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan

berserat dan membatasi atau mengurangi minum kopi.

2. PMS tipe H hyperhydration

Tipe ini memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada

buah dada, pembengkakan pada tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum

haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS, yang lain.

Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel)

karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat

diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya

mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita

dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi

minum sehari-hari.

3. PMS tipe C craving

Tipe ini ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-

manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya

sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala

hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang

sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam

Page 27: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres,

tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6),

atau kurangnya magnesium.

4. PMS tipe D depression

Tipe ini ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemahh, gangguan

tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan

kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya

PMS, tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari

seluruh tipe PMS, benar-benar murni tipe D.

PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan

estrogen, dimana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan

dengan hormon estrogennya.

Kombinasi PMS tipe D dan TIPE A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

stres, lkekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di

tubuh, atau kekuranagn magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan

konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu

mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

E. Penanganan Premenstrual Syndrome (PMS)

Menurut (Sylvia, 2010: 26), terapi PMS dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Terapi Obat

Menggunakan analgesik (yang dapat dibeli bebas). Pengobatan PMSS dapat

menggunakan anagesik (obat penghilang rasa sakit) dan bersifat simptomatis, hanya

membantu mengatasi rasa nyeri dan gejala sedang lainnya serta bersifat sementara.

Analgesik yang dijual bebas seperti paracetamol, asetaminofen dapat digunakan untuk

Page 28: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

mengatasi nyeri. Nmaun analgesik yang dijual bebas tidak efektif terhadap beberapa

gejala fisik atau emosional yang lebih parah.

2. Menggunakan Anti depresi

Obat anti depresi seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) dapat

digunakan setiap hari atau selama 14 ahri sebelum menstruasi. SSRIs membantu

mengurangi dampak perubahan hormon pada zat kimiawi otak (neurotransmitter),

misalnya serotonin. Selain itu, anti depresi non SSRIs juga dapat digunakan untuk

pengobatan PMS. Penggunaan kedua obat jenis ini harus dengan pengawasan dan

resep dokter.

3. Vitamin B6

Vitamin B6 berperan sebagai kofaktor dalam proses akhir pembentukan

neurotransmitter, yang akan mempengaruhi sistem endokrin otak agar menjadi lebih

baik.

4. Menggunakn kontrasepsi Oral

Pil kontrasepsi oral yang mengandung kombinasi progestin-drospirenon dapat

membantu mengatasi berbagai gejala pra-menstruasi yang parah atau berat

5. Psikoterapi

Psikoterapi, merupakan suatu pengobatan yang diberikan dengan cara-cara

psikologik. Untuk PMS dapat diberikan berupa

a. Terapi relaksasi

b. Terapi kognitif perilaku

c. Psikoterapi dinamik

Terapi relaksasi bermanfaat meredakan secara relatif cepat ketegangan yang

dialami seorang perempuan saat mengalami PMS, , namun hal itu dapat dicapai bagi

yang telat berlatih setiap hari. Prinsipnya adalah melatih pernafasan (menarik nafas

Page 29: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

dalam dan lambat, lalu memngeluarkannya dengan lambat pula), mmengendurkan

seluruh otot tubuh dan mensugesti pikiran ke arah konstruktif atau yang diinginkan

akan dicapai. Dalam proses terapi, dokter akan membimbing seorang perempuan

melakukan ini secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung 20-30 menit atau lebih

lama lagi. Setelah itu, perempuan tersebut diminta untuk melakukannya sendiri

dirumah setiap hari, sehingga bila PMS muncul kembali, tubuh sudah siap bila

“diajak” untuk rileks atau santai.

Selain itu, diberikan pula salah satu dari terapi kognitif perilaku atau psikoterapi

dinamik. Pemilihan jenis ini berdasarkan kondisisaat itu, motivasi individu,

kepribadiannya, serta tentunya pertimbangan dokter yang akn melakukannya. Kedua

jenis terapi ini akan berhasil bila motivasi individu yang akan dibantu itu tinggi serta

bersedia bekerja sama dengan terapis atau dokternya.

Pada terapi kognitif perilaku, individu diajak untuk bersama-sama melakukan

restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk kembali poal perilaku dan pikiran yang

irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional. Terapi biasanya berlangsung

30-45 menit. Individu kemudian diberi pekerjaan rumah yang harus dibuat setiap hari.

Pekerjaan rumah ini akan dibahas pada kunjungan konsultasi berikutnya. Biasanya

terapi ini memerlukan 10-15 kali pertemuan, bisa kurang dari itu namun dapat pula

lebih, tergantung pada kondisi individu yang mengalaminya.

Pada psikoterapi dinamik, individu diajak untuk lebih memahami diri dan

kepribadiannya, bukan sekedar menghilangkan gejalanya semata. Pada psikoterapi

ini, biasanya individu lebih banhyak berbicara, sedangkan dokter lebih banyak

mendengar, kecuali pada individu yang benar-benar pendiam, maka dokter yang lebih

aktif. Terapi bulan bahkan bertahun. Hal ini tentu memrlukan kerjasama yang baik

antara individu dengan dokternya, serta kesabaran kedua belah pihak.

Page 30: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

F. Pencegahan Premenstrual Syndrome (PMS)

1. Edukasi dan konseling

Tatalaksana pertama kali adalah meyakinkan seorang wanita bahwa wanita

lainnya pun ada yang memiliki keluhan yang sama ketika menstruasi. Pencatatan

secara teratur siklus menstruasi setiap bulannya dapat memberikan gambaran seorang

wanita mengenai waktu terjadinya pre-menstrual syndrome. Sangat berguna bagi

seorang wanita dengan pre-menstrual syndrome untuk mengenali gejala yang akan

terjadi sehingga dapat mengantisipasi waktu setiap bulannya ketika ketidakstabilan

emosi sedang terjadi.

2. Modifikasi gaya hidup

Wanita dengan gejala ini sebaiknya mendiskusikan masalahnya dengan orang

terdekatnya, baik pasangan, teman, maupun keluarga. Terkadang konfrontasi atau

pertengkaran dapat dihindari apabila pasangan maupun teman mengerti dan

mengenali penyebab dari kondisi tidak stabil wanita tersebut.

3. Diet

Penurunan asupan garam dan karbohidrat (nasi, kentang, roti) dapat mencegah

edema (bengkak) pada beberapa wanita. Penurunan konsumsi kafein (kopi) juga dapat

menurunkan ketegangan, kecemasan dan insomnia (sulit tidur). Pola makan

disarankan lebih sering namun dalam porsi kecil karena berdasarkan bukti bahwa

selama periode premenstruasi terdapat gangguan pengambilan glukosa untuk energi.

Menjaga berat badan, karena berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko

menderita pre-menstrual syndrome (PMS).

4. Obat-obatan

Page 31: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Apabila gejala premenstrual syndrome begitu hebatnya sampai mengganggu

aktivitas sehari-hari, umumnya modifikasi hidup jarang berhasil dan perlu dibantu

dengan obat-obatan.

Asam mefenamat (500 mg, 3 kali sehari) berdasarkan penelitian dapat mengurangi

gejala premenstrual syndrome seperti dismenorea dan menoragia (menstruasi

dalam jumlah banyak) namun tidak semua. Asam mefenamat tidak diperbolehkan

pada wanita yang sensitif dengan aspirin atau memiliki risiko ulkus peptikum.

Kontrasepsi oral dapat mengurangi gejala premenstrual syndrome seperti

dismenorea dan menoragia, namun tidak berpengaruh terhadap ketidakstabilan

mood. Pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil KB namun mengalami gejala

premenstrual syndrome sebaiknya pil KB tersebut dihentikan sampai gejala

berkurang.

Obat penenang seperti alparazolam atau triazolam, dapat digunakan pada wanita

yang merasakan kecemasan, ketegangan berlebihan, maupun kesulitan tidur.

Obat anti depresi hanya digunakan bagi mereka yang memiliki gejala

premenstrual syndrome yang parah.

Menurut Barizad (2005) dampak gejala PMS, yang tidak tertangani dengan baik

antara lain :

1) Mengakibatkan stres fisik dan psikis. Jika tidak dilakukan penanganan terhadap stres

tersebut maka dapat mengakibatkan deplesimagnesium. Deplesi ini dapat

mengakibatkan kerapuhan tulang dan meningkatnya resiko osteoporosis. Jika hal ini

terjadi maka resiko patahtulang akibat tulang yang keropos menjadi lebih besar.

2) PMS yang sudah parah dan tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi PMS

Dysphoric Disorder (PMDD) menyatakan bahwa wanita yang mengalami PMDD

mengalami kegagalan penyesuaian sosial dan pengurangan kualitas kehidupan.

Page 32: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Kegagalan ini berupa gangguan pada diri anita sendiri berupa emosi yang tidak stabil

dan rasa cepat marah. Kondisi ini menyebabkan wanita tersebut menjadi lebih sering

marah ketika mengalami menstruasi sehingga membuat orang lain tidak nyaman

untuk berinteraksi.

G. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Prementrual Syndrome.

Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya PMS, , antara lain:,

stres, meningkatnya usia, pola makan yang tidak baik, faktor diet yaitu rendahnya

beberapa vitamin dan mineral, terutama magnesium, vitamin E dan vitamin B, rutinitas

sehari- hari yang jarang dilakukan. Faktor psikologik dan sosio-kultural yang mungkin

mempunyai kontribusii terhadap PMS antara lain kepribadian, serta dukungan orang-

orang terdekat. Kepribadian seseorang turut berkontribusi, terutama pada yang bersifat

tidak fleksibel (cenderung kaku) atau disebut sebagai gangguan kepribadian. Individu

dengan gangguan kepribadian akan lebih rentan dan sulit beradaptasi dengan PMS, serta

tidak mudah menerima saran dan terapi. Terlalu sedikit makan juga merupakan faktor

yang mempengaruhi terjadinya siklus menstruasi yang tidak teratur. (Sylvia, 2010: 18)

1. Stress

Faktor stres akan memperberat gangguan PMS. Hal ini sangat mempengaruhi

kejiwaan dan koping seseorang dalam menyelesaikan masalah. Stres merupakan

reaksi tanggung jawab seseorang, baik secara fisik maupun psikologis karna adanya

perubahan. kemarahan, kecemasan dan bentuk lain emosi merupakan reaksi stres.

Menyatakan ketegangan merupakan respon psikologis dan fisiologis seseorang

terhadap stressor berupa ketakutan,kemarahan, kecemasan, frustasi atau aktivitas saraf

otonom. (Rahajeng,2006).

Suheimi (2008), mengatakan bahwa penyebab terjadinya gejala PMS adalah

interaksi yang kompleks antara hormon, nutrisi esensial dan neurotransmitter yang

Page 33: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

dikombinasikan dengan stress psikologis. Jadi PMS, merupakan keadaan abnormalitas

dari wanita untuk beradaptasi terhadap perubahan fluktuasi hormonal bulanannya.

Kehidupan yang penuh stres akan memperparah gejala-gejala fisik maupun psikologis

dari sindroma pra menstruasi ini. Beberapa wanita melaporkan gangguan hidup yang

parah akibat PMS, yang secara negatif mempengaruhi hubungan interpersonal

mereka.

2. Pola Konsumsi.

Penurunan asupan garam dan karbohidrat (nasi, kentang, roti) dapat mencegah

edema (bengkak) pada beberapa wanita. Penurunan konsumsi kafein (kopi) juga dapat

menurunkan ketegangan, kecemasan dan insomnia (sulit tidur). Pola makan

disarankan lebih sering namun dalam porsi kecil karena berdasarkan bukti bahwa

selama periode PMS, terdapat gangguan pengambilan glukosa untuk energi. Menjaga

berat badan, karena berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko menderita

PMS.

Arisman (2007) menyatakan bahwa kebiasaan makan adalah cara seseorang

dalam memilih dan memakannya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh

psikologis, fisiologi, budaya dan sosial. Harper dkk menambahkan kebiasaan makan

adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan makan seseorang, pola makanan

yang dimakan, pantangan, distribusi makanan dalam keluarga, preferensi terhadap

makanan dan cara memilih makanan.

Ada pertambahan jumlah penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara pola makan dengan PMS . Namun, para dermatolog sepakat, fakta ini masih

membutuhkan lebih banyak penelitian. Kebanyakan ibu yang tidak mengatur

makanannya sehari – hari akan sangat berpengaruh pada sistem pencernaan tubuh kita

, dan hal ini bisa berlangsung hingga sampai tua. Pada kasus-kasus lain,PMS lebih

disebabkan faktor genetik. Namun, secara umum PMS ditimbulkan dipicu oleh

Page 34: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

makanan. PMS sebenarnya timbul ketika akan datangnya mentruasi, . Dulu para

dermatolog meyakini tidak ada hubungan antara pola makan dan PMS. Akan tetapi,

bukti-bukti yang bermunculan menunjukkan bahwa beberapa makanan dan minuman

tertentu mungkin telah menyebakan atau memicu PMS pada beberapa orang (Admin,

2012).

Makanan sampah atau junk food kini semakin banyak digemari baik hanya

sebagai kudapan maupun ”makan besar”. Makanan ini mudah diperoleh disamping

lebih bergengsi karena pengaruh iklan, disebut sampah karena kandungan lemak

jenih, kolesterol dan natrium tinggi. Proporsi lemak lebih dari 50% total kalori yang

terkandung dalam makanan itu (Arisman, 2007).

Pola konsumsi atau masukan karbohidrat yang berlebihan dapat meningkatkan

resiko terjadinya PMS , penelitian masho al et ( 2005 ) menyebutkan intake

karbohidrat yang berlebihan dapat meningkatkan resiko kejadian PMS .Karena

dengan kelebihan karbihidrat akan mengalami kenaikan berat badan, sehingga rentan

terkena PMS.

3. Pola Olahraga

Olahraga berupa lari di katakankan dapat mengurangi keluhan. Berolahraga

dapat mengurangi stress dengan cara memilih waktu untuk keluar dari rumah dan

pelampiasan untuk melepas marah atau kecemasan yang terjadi . beberapa wanita

mengatakan pada saat dia mengalami PMS, dapat membuat relaksasi dan tidur di

malam hari.

Menjaga berat badan merupakan salah satu penanganan PMS, karena berat

badan yang berlebihan dapat meningkatkan resiko menderita PMS.( widayati, 2007 ).

Hasil penelitian menunjukkan peluang terjadinya PMS lebih besar pada wanita yang

tidak melakukan olahraga rutin dari pada wanita yang sering melakukan olahraga.

Page 35: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Karena olahraga sangat berpengaruh terhadap terjadinya PMS, et al (2008).

Menyatakan bahwa aktifitas olahraga yang teratur dan berkelanjutan berkontribusi

untuk meningkatkan produksi dan pelepasan endorphin. Endorphin memerankan

peran dalam pengaturan endogen. Wanita yang mengalami PMS, terjadi karena

kelebihan estrogen, kelebihan estrogen dapat di cegah dengan meningkatnya

endhorpin. Hal ini membuktikan olahraga yang teratur dapat mencegah atau

mengurangi PMS, Pada wanita yang jarang melakukan olahraga secara rutin hormone

estrogen akan lebih tinggi sehingga kemungkinan akan terjadi PMS lebih besar.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian responden yang tidak melakukan

aktifitas olahraga secara rutin, yaitu sebanyak 68 responden (57,1%). Aktifitas

olahraga di ukur dari rutinitas tiap minggu dan lamanya dalam melakukan olahraga.

Berdasarkan takaran yang di lakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indinesia

frekuensi olahraga yang dapat di lakukan 3-5 kali dalam seminggu, dalam waktu 20-

30 menit. Sedangkan nurlela at al (2008) melakukan pengukuran terhadap aktivitas

olahraga pada masyarakat umum, rutinitas di ukur berdasarkanm aktivitas rutin

minimal 1 kali setiap minggu dengan waktu 15-60 menit.

H. Kerangka Teori

Brunner & Suddarth

Keadaan hormonal

1. Penurunan kadar progesterone

2. Peningkatan kadar estrogen

3. Peningkatan prolaktin

4. Peningkatan aktivitas beta endorphin

5. Defisiensi serotonin

6. Retensi cairan

7. Metabolisme prostaglandin abnormal

8. Gangguan aksis hipotalamik pituitary

ovarium

Sindroma Premenstrual

Simanjuntak (2005)

1. Faktor kejiwaan 2. Masalah dalam keluarga

Page 36: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Gambar 2.1 Kerangka Teori

I. Kerangka Konsep

PMS merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai

beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun

kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti (Wiknjosastro, 2005).

PMS adalah keluhan-keluhan yang dirasakan seperti ; rasa cemas, depresi, suasana

hati yang tidak stabil, kelelahan, pertambahan berat badan, rasa malas, sakit pada

payudara, kejang dan nyeri punggung yang dapat timbul sekitar 7-10 hari sebelum

datangnya haid dan memuncak pada saat haid timbul (Bardosono, 2006).

Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah prementrual syndrome pada wanita usia

reproduksi dari kerangka teori adalah stres, pola konsumsi, dan pola olahraga. Untuk

Page 37: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

lebih jelasnya tentang hubungan karakteristik wanita usia produktif dengan PMS, maka

dapat dirumuskan dalam kerangka konsep dari variabel independen dan dependen yang

tergambar pada skema kerangka konsep penelitian berikut ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

J. Hipotesa

1. Ada Hubungan Antara Stres Dengan Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi D-IV

Di Stikes U‟budiyah Tahun 2013.

2. Ada Hubungan Antara Pola Konsumsi Dengan Premenstrual Syndrome Pada

Mahasiswi D-IV Di Stikes U‟budiyah Tahun 2013.

3. Ada Hubungan Antara Pola Olah Raga Dengan Premenstrual Syndrome Pada

Mahasiswi D-IV Di Stikes U‟budiyah Tahun 2013.

Stres

Prementrual Syndrome Pola konsumsi

Pola olahraga

Page 38: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

K. Definisi Operasional

Tabel 2.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala Ukur

A. Dependen:

1. Prementrual syndrome

Keluhan yang biasanya di rasakan 1 minggu sampai beberapa hari menjelang datang nya haid.

Dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan.

Kuisioner Ada jika x ≥ 18 Tidak ada jika x <18

(Bardosono, 2006 ).

Ordinal

B. Independen: 1. Stres Rasa cemas / depresi

atau tidak nyaman yang di rasakan pada saat menjelang mentruasi

Dengan

menyebarkan

kuisioner yang

terdiri dari 5

pertanyaan

Kuesioner Ya jika x ≥ 7 Tidak jika x < 7 ( Banjari, 2009).

Ordinal

2. Pola konsumsi

Kebiasaan makan atau jenis makana yang sering di konsumsi setiap hari.

Dengan menyebarkan kuisioner yang terdiri dari 5 pertanyaan.

Kuesioner Baik jika x ≥ 8 Tidak baik jika x < (Arisman , 2007)

Ordinal

3. Pola olahraga Kegiatan atau aktifitas yang sering di lakukan sehari- hari.

Dengan

menyebarkan

kuisioner yang

terdiri dari 2

pertanyaan.

Kuesioner Rutin jika 2-3 kali seminggu dalam waktu 20-30 menit.

Tidak rutin, jika kurang atau lebih dari katagori

Ordinal

Page 39: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

rutin.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik dengan menggunakan

desain cross sectional study yaitu variabel dependen dan variabel independen dilakukan

pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010)

Dalam penelitian ini penulis ingin melihat Faktor- Faktor Yang Berhubungan

Dengan PMS Pada Mahasiswi D-IV Di STIkes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2013

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswi D-IV

kebidanan kelas B di STIkes U‟budiyah Banda Aceh yaitu yg berjumlah 54 orang.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total sampling

yaitu seluruh mahasiswi D-IV kelas B yang berjumlah 54 orang yang akan dijadikan

sampel dalam penelitian ini (Nursalam, 2011).

Page 40: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah di laksanan di kampus STIKes U‟budiyah Banda Aceh pada

tanggal 5 s/d 12 Februari 2014

D. Pengumpulan Data

1. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. data primer yaitu data

yang langsung diperoleh di lapangan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi 10

pertanyaan mengenai PMS, 5 pertanyaan mengenai stres, 5 pertanyaan mengenai pola

konsumsi, kemudian tiap pertanyaan di beri skor 2 jika menjawab benar dan 1 jika

jawaban salah, serta 2 pertanyaan mengenai pola olahraga, yang masing- masing dari

tiap pertanyaan akan mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan PMS Di

STIKes U‟budiyah Banda Aceh tahun 2013.. Sedangkan data sekunder adalah data

yang diperoleh dari STIKes U‟budiyah Banda Aceh yang meliputi jumlah mahasiswa

D-IV kebidanan khususnya kelas B. Setelah responden mengerti tentang penjelasan

tersebut maka kuesioner diberikan untuk diisi dan kemudian data tersebut

dikumpulkan untuk pengolahan dan analisa data.

E. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara bivariat menggunakan chi-square test dan

diolah secara SPSS. Setelah dilakukan pengumpulan data, maka selanjutunya data

tersebut akan diolah secara komputerisasi menggunakan SPSS dengan tahapan :

a. Editing yaitu kegiatan memeriksa data yang telah terkumpul apakah sudah terisi

secara sempurna atau belum.

Page 41: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

b. Coding yaitu memberi kode-kode tertentu kepada masing-masing katagori atau

jawaban yang diberikan oleh responden.

1) Kode PMS

1: Tidak ada ( x ≥ 18 )

2 : Ada ( x < 18 )

2). Kode Stres

1 : Tidak ada ( x ≥ 7 )

2 : Ada ( x < 7 )

3). Kode Pola Konsumsi

1 : Tidak baik ( x ≥ 8)

2 : Baik ( x < 8 )

4). Kode Pola Olahraga

1. Rutin jika 2-3 kali seminggu dalam waktu 20-30 menit.

2. Tidak rutin, jika kurang atau lebih dari katagori rutin.

c. Transfering yaitu data yang telah diberikan kode di susun secara berurutan dari

responden pertama sampai responden terakhir, selanjutnya dimasukkan dalam

table.

d. Tabulating yaitu memasukkan data ke dalam bentuk tabel dengan teliti dan

teratur, kemudian dihitung dalam satu katagori.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel-variabel

yang diteliti, baik variabel dependen maupun independen. Analisa data yang

dilakukan pada penelitian ini secara bertahap dari analisa univariat dan bivariat

Page 42: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

a. Analisa Univariat

Analisa univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dan rata-rata.

Hasil dari analisa ini berupa distribusi frekuensi dan presentase dari variabel.

Selanjutnya analisa ini akan ditampilkan distribusi frekuensi dalam bentuk tabel,

untuk penentuan persentase dalam penelitian ini digunakan rumus menurut rumus

icham (2008) adalah :

%100xn

fp

Keterangan : p = persentase

f = jumlah frekuensi

n = jumlah responden

Kemudian peneliti akan menghitung distribusi frekuensi dan mencari

persentasi pada setiap variabel dengan menggunakan komputer program SPSS 16.

b. Analisa Bivariat

Yaitu untuk mengetahui data dalam bentuk tabel silang dengan melihat

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, mengggunakan uji

statistik chi-square. Dengan batas kemaknaan (α = 0,05) atau Confident level (CL)

= 95% diolah dengan komputer menggunakan program SPSS 16.

Data masing-masing subvariabel dimasukkan ke dalam tabel contingency,

kemudian tabel-tabel contingency tersebut di analisa untuk membandingkan antara

nilai p value dengan nilai alpha (0,05), dengan

Page 43: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

ketentuan :

1) Ha diterima dan Ho di tolak : Jika p value ≤ 0,05 artinya ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependent.

2) Ha ditolak dan Ho diterima : Jika p value > 0,05 artinya tidak ada hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependent.

Analisa hasil dari veriabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan

veriabel terikat. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang dengan

menggunakan rumus Chi-Squere pada tingkat kemaknaannya 95% ( P 0,05),

sehingga dapat di ketahui ada tidaknya hubungan yang bernakna secara statistik

dengan menggunakan program komputer SPSS for window.

Melalui perhitungan uji chi-square test selanjutnya ditarik pada kesimpulan

bila nilai p lebih kecil dari alpha (<0,05) maka Ho di tolak dan Ha diterima, yang

menunjukan ada hubungan bermakna antara variabel dependen dan independen.

a. Bila pada tabel contingency 2X2 di jumpai nilai E (harapan) kurang dari 5,

maka uji yang digunakan adalah Ficher exact test.

b. Bila pada tabel contigency 2x2, dan tidak dijumpai nilai E kurang dari 5, maka

hasil yang digunakan sebaiknya continuty correction.

c. Bila pada tabel-tabel contigency lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3, dan lain-

lain, maka yang digunakan adalah uji person chi-squer.

Page 44: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secara Demografi lokasi STIKes U‟Budiyah Banda Aceh yang berada di

Kecamatan Syiah Kuala, terletak di Desa Alu Naga dan Desa Tibang Banda Aceh,

dengan beberapa jurusan Kesehatan, yaitu Jurusan FKM, D-IV, D-III Kebidanan,

Umum dan Program Khusus (Progsus). Salah satu Jurusan Kesehatan yang peneliti

lakukan penelitian di D-IV Kebidanan STIKes U‟Budiyah Banda Aceh, dengan jumlah

sampel 54 orang.

STIKes U‟Budiyah didirikan pada tahun 2004 dengan fasilitas 7 ruang kelas, 1

ruang ketua U‟budiyah, 2 Ruang Staf Akademik, 1 Pustaka (Libary), 2 Ruang Sidang,

1 Ruang Keuangan, 1 Laboratorium Kebidanan, 2 Laboratorium Komputer, 1 Musalla,

1 Ruang Seminar Kesehatan dan 1 Ruang Aula (Planerry Hall).

Di tinjau dari segi geografis STIKes U‟Budiyah Banda Aceh di batasi oleh :

1. Bagian Barat berbatasan dengan Desa Tibang

Page 45: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

2. Bagian Timur berbatasan dengan Krueng Alue Naga

3. Bagian Selatan berbatasan dengan tambak penduduk Desa Tibang

4. Bagian Utara berbatasan dengan Kompleks STTIT.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 5 s/d 12 Februari

2014. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang berisi

pertanyaan tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan DenganPMS pada mahasiswa D-

IV Di Stikes U‟budiyah Banda Aceh Tahun 2014. Sebelum memberikan kuesioner

peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, kerahasian identitas

responden dan cara pengisian kuesioner kepada responden.

Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh responden, setiap data yang terkumpul

diperiksa kelengkapannya maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Data Demografi

Data Demografi dalam penelitian ini yaitu umur, data demografi tersebut dapat

dilihat pada tabel distribusi berikut ini :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden

Berdasarkan UmurDi Stikes U’budiyah

Banda Aceh Tahun 2013

No Umur f %

1 2

a. 20-30 tahun

>30 tahun

40 14

74,0 26,0

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2014)

Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa, dari 54 responden yang diteliti

mayoritas umur responden berada pada kategori 20-30 tahun sebanyak 40 orang

(74,0 %).

Page 46: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

2. Analisa Univariat

a. Premenstrual syndrome( PMS )

PMS Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan Stikes U‟Budiyah Banda Aceh

dibagi menjadi dua kategori yaitu Ada dan tidak ada dengan ketentuan nilai

responden (x) lebih besar atau sama dengan dari nilai rata-rata jumlah responden

seluruhnya ( ). Nilai yang diperoleh dari pembagian antara jumlah nilai seluruh

responden (974) dengan jumlah responden seluruhya (54) dan diperoleh rata-rata

= 18. Maka dengan kata lain pengkategorian ada yaitu x ≥ 18 dan tidak ada

yaitu x <18.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi premenstrual syndrome ( PMS) Pada

Mahasiswa D-IV Kebidanan di Stikes U’Budiyah

Banda Aceh Tahun 2013

No Prementrual syndrome (PMS) f %

1 Ada 21 38,9

2 Tidak ada 33 61,1

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2014)

Berdasarkan Tabel 4.2menunjukkan bahwa dari 54 responden, tidak

ada mengalami premenstrual syndrome sebanyak 33 orang ( 61,1 %).

b. Stres

Stres Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan Stikes U‟Budiyah BandaAceh

dibagi menjadi dua kategori yaitu ya dan tidak dengan ketentuan nilai responden

(x) lebih besar atau sama dengan dari nilai

Page 47: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

rata-rata jumlah responden seluruhnya ( ). Nilai yang diperoleh dari

pembagian antara jumlah nilai seluruh responden (368) dengan jumlah responden

seluruhya (54) dan diperoleh rata-rata = 7. Maka dengan kata lain

pengkategorian ya yaitu x ≥ 7 dan tidak yaitu x <7

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Stress Pada Mahasiswa

D-IV Kebidanan Di Stikes U’Budiyah

Banda Aceh Tahun 2013

No Stres f %

1 Ya 16 29,6

2 Tidak 38 70,4

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2014)

Berdasarkan Tabel 4.3 menujukkan bahwa dari 54 responden, sebagian

besar tidak mengalami Stress pada saat PMS yaitusebanyak38orang (29,6%).

c. Pola Konsumsi

Pola konsumsi Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan Stikes U‟Budiyah

BandaAceh dibagi menjadi dua kategori yaitu baik dan tidak baik dengan

ketentuan nilai responden (x) lebih besar atau sama dengan dari nilai rata-rata

jumlah responden seluruhnya ( ). Nilai yang diperoleh dari pembagian antara

jumlah nilai seluruh responden (450) dengan jumlah responden seluruhya (54)

dan diperoleh rata-rata = 8. Maka dengan kata lain pengkategorian baik yaitu x

≥ 8 dan tidak baik yaitu x < 8.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Pada Mahasiswa

D-IV Kebidanan Di Stikes U’Budiyah

Banda Aceh Tahun 2013

No Pola Konsumsi f %

1 Baik 16 26,6

2 Tidak baik 38 70,4

Page 48: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2014)

Berdasarkan Tabel 4.4 menujukkan bahwa dari 54 responden, sebagian

besar responden tidak ada masalah dengan pola makan pada saat PMS yaitu

sebanyak 38orang (70,4%).

d. Pola Olahraga

Pola olahraga Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan Stikes U‟Budiyah

BandaAceh dibagi menjadi dua kategori yaitu rutin dan tidak rutin dengan

ketentuan Rutin jika 2-3 kali seminggu dalam waktu 20-30 menit. Tidak rutin,

jika kurang atau lebih dari katagori rutin.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Pola OlahragaPada Mahasiswa

D-IV Kebidanan Di Stikes U’Budiyah

Banda Aceh Tahun 2013

No Pola Olahraga f %

1 Rutin 21 38,9

2 Tidak rutin 33 61,1

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2014)

Berdasarkan Tabel 4.5 menujukkan bahwa dari 54 responden, sebagian

besar responden tidak melakukan aktivitas olahraga secara rutin pada saat PMS

yaitu sebanyak 33 orang (61,1%).

3. Analisa Bivariat

a. Hubungan Stres Dengan PMS

Tabel 4.6

Hubungan Stres dengan PMS Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan Di Stikes

U’BudiyahBanda Aceh Tahun 2013

No Premenstrual syndrome (PMS) Total p Value

Page 49: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Stres Ada Tidak ada

f % f % F %

0,023 1 Ya 14 87,5 2 12,5 16 100%

2 Tidak 19 50,0 19 50,0 38 100%

Jumlah 33 61,1 21 38,9 54 100%

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2014)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa dari 16 responden yang

mengalami stres yaitu sebanyak 14 responden (87,5%) ada mengalami PMS.

Sedangkan dari 38 responden yang tidak ada mengalami stress 19 orang di

antaranya (50,0%) tidak mengalami PMS. Hasil uji statistik didapatkan nilai p

value (0.023) berarti ada hubungan antara stress dengan premenstrual syndrome

Di Stikes U‟Budyah Banda Aceh.

b. Hubungan Pola Konsumsi Dengan PMS

Tabel 4.7

Hubungan Pola Konsumsi dengan PMS Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan

Di Stikes U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013

No

Pola konsumsi

Premenstrual syndrome (PMS) Total pValue

Ada Tidak ada

f % f % f %

0,038 1 Baik 20 51,3 19 48,7 39 100%

2 Tidak baik 13 86,7 2 13,3 15 100%

Jumlah 33 61.1 21 38,9 54 100%

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2014)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden yang

baik pola konsumsinya yaitu sebanyak 20 responden (51,3%) ada mengalami

PMS. Sedangkan dari 15 responden yang tidak baik pola makannya 13 orang di

antaranya (86,7%) ada mengalami PMS. Hasil uji statistik didapatkan nilai p

Page 50: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

value (0.038) berarti ada hubungan antara pola konsumsi dengan premenstrual

syndrome Di Stikes U‟Budyah Banda Aceh.

c. Hubungan Pola Olahraga Dengan PMS

Tabel 4.8

Hubungan Pola Olahraga dengan PMS Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan

Di Stikes U’BudiyahBanda Aceh Tahun 2014

No

Pola olahraga

Premenstrual syndrome (PMS) Total P Value

Ada Tidak ada

f % f % f %

0,056

1 Rutin 9 42,9 12 57,1 21 38,9

2 Tidak rutin 24 72,7 9 12,8 33 61,1

Jumlah 33 38,9 21 61,1 54 100

Sumber : Data Primer (diolah tahun 2014)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari 21 responden yang

melakukan olahraga secara rutin, yaitu sebanyak 12 responden (72,7%) tidak ada

mengalami PMS. Sedangkan 33 responden yang tidak melakukan olahraga secara rutin 24

orang diantaranya ( 72,7 ) ada mengalami PMS. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value

(0.056) berarti tidak ada hubungan antara pola olahraga dengan premenstrual syndrome

Di Stikes U‟Budyah Banda Aceh.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulisan pembahasan berdasarkan

variabel-variabel yang ada pada tujuan khusus.

1. Hubungan Stress Dengan PMS

Berdasarkan hasil peneliti diatas menunjukkan bahwa dari 16 responden yang

mengalami stres yaitu sebanyak 14 responden (87,5%) ada mengalami PMS.

Sedangkan dari 38 responden yang tidak ada mengalami stress 19 orang di antaranya

(50,0%) tidak mengalami PMS. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value (0.023)

Page 51: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

berarti ada hubungan antara stress dengan premenstrual syndrome Di Stikes U‟Budyah

Banda Aceh.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Mayane,2011) yang

berjudul hubungan antara tingkat stres dengan kejadian PMS, pada siswi sma negeri 1

padang panjang tahun 2011. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan

kuesioner secara langsung pada responden. Sebelumnya responden diberikan

penjelasan tentang petunjuk dan cara pengisian kuesioner, setelah responden mengisi

kuesioner, kuesioner dikumpulkan langsung kepada peneliti pada hari yang sama. dari

109 responden yang mengalami prementrual syndrome.

stres tingkat sedang, sebagian besar (75,2%) mengalami sindroma pramenstruasi

dan sisanya (24,8%) tidak mengalami prementrual syndrome Selanjutnya, dari 35

responden yang mengalami stres tingkat ringan, sebagianbesar (74,3%) tidak

mengalami prementrual syndrome, sisanya (25,7%) mengalami PMS. Faktor stres akan

memperberat gangguan prementrual syndrome. Hal ini sangat mempengaruhi kejiwaan

dan koping seseorang dalam menyelesaikan masalah.

Stres merupakan reaksi tanggung jawab seseorang, baik secara fisik maupun

psikologis karna adanya perubahan.kemarahan, kecemasan dan bentuk lain emosi

merupakan reaksi stres. Menyatakan ketegangan merupakan respon psikologis dan

fisiologis seseorang terhadap stressor berupa ketakutan,kemarahan, kecemasan, frustasi

atau aktivitas saraf otonom. (Rahajeng,2006).

Menurut asumsi peneliti, anda yang mengalami stres di sebabkan oleh banyak

faktor , misalnya karena ada masalah tertentu, seperti ada masalah dalam rumah

tangga, masalah pekerjaan, dan anda sering mengalami rasa cemas dengan

perkuliahan nya bagi anda yang sudah bekerja dan bagi anda yang belum bekerja

cemas karena memikirkan biaya administrasi, dan lain-lain.yang membuat anda

Page 52: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

banyak melakukan aktivitas dan tuntutan yang tinggi setiap harinya, dan anda yang

melakukan kegiatan tersebut akan cepat merasakan rasa lelah. Niven (2002) yang

mengatakan bahwa kelelahan merupakan stimulus dari stres.sehingga banyak anda

yang mengalami stres pada saat PMS bahkan sampai terlalu stresnya anda sering

memilih untuk menyendiri dan sering merasa sedih.

2. Hubungan Pola Konsumsi Dengan PMS

Berdasarkan hasil peneliti diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden yang

baik pola konsumsinya yaitu sebanyak 20 responden (51,3%) ada mengalami PMS.

Sedangkan dari 15 responden yang tidak baik pola makannya 13 orang di antaranya

(86,7%) ada mengalami PMS. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value (0.038) berarti

ada hubungan antara pola konsumsi dengan premenstrual syndrome Di Stikes

U‟Budyah Banda Aceh.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan (Admin, 2012 yang

berjudul hubungan pola makan, dan jerawat, dengan kejadian prementrual syndrome di

Surakarta Menunjukkan bahwa dari 36 responden (100%) remaja yang mengalami

premenstrual syndrome, yang tidak ada masalah dalam pola makanyaitu 15 orang (41,7%) ,

dan remaja yang tidak mengalami premenstrual syndrome, yang mengalami masalah dalam

pola makanan yaitu 21 orang (50,0%). Ada pertambahan jumlah penelitian yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan PMS . Namun, para

dermatolog sepakat, fakta ini masih membutuhkan lebih banyak penelitian.

Kebanyakan ibu yang tidak mengatur makanannya sehari – hari akan sangat

berpengaruh pada sistem pencernaan tubuh kita , dan hal ini bisa berlangsung hingga

sampai tua. Pada kasus-kasus lain, PMS lebih disebabkan faktor genetik. Namun, secara

umum PMS ditimbulkan dipicu oleh makanan.PMS sebenarnya timbul ketika akan

datangnya mentruasi, Dulu para dermatolog meyakini tidak ada hubungan antara pola

Page 53: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

makan dan PMS. Akan tetapi, bukti-bukti yang bermunculan menunjukkan bahwa

beberapa makanan dan minuman tertentu mungkin telah menyebakan atau memicu

PMS pada beberapa orang .

Arisman (2007) menyatakan bahwa kebiasaan makan adalah cara seseorang

dalam memilih dan memakannya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh

psikologis, fisiologi, budaya dan sosial. Harper dkk menambahkan kebiasaan makan

adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan makan seseorang, pola makanan yang

dimakan, pantangan, distribusi makanan dalam keluarga, preferensi terhadap makanan

dan cara memilih makanan.

Menurut asumsi peneliti, pada saat menjelang atau saat mentruasi, banyak anda

yang yang mengalami nafsu makan bertambah, dan ada juga sebagian anda yang tidak

ada nafsu makan, pola makan anda pada saat PMS tidak teratur ada yang sehari sekali,

ada yang 2 kali sehari bahkan ada anda pada saat mengalami PMS hanya

mengkonsumsi buah-buahan saja. Dan ada lagi sebagian ibu mengatakan selalu ingin

makan makanan yang pedas, atau asam untuk mengurangi rasa sakitnya.

3. Hubungan Pola Olaraga Dengan PMS

Berdasarkan hasil peneliti diatas menunjukkan bahwa dari 21 responden yang

melakukan olahraga secara rutin, yaitu sebanyak 12 responden (72,7%) tidak ada

mengalami PMS. Sedangkan 33 responden yang tidak melakukan olahraga secara rutin

24 orang diantaranya ( 72,7 ) ada mengalami PMS. Hasil uji statistik didapatkan nilai p

value (0.056) berarti tidak ada hubungan antara pola olahraga dengan premenstrual

syndrome Di Stikes U‟Budyah Banda Aceh.

Page 54: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang di lakukan Nurlaela (2008).

Dengan judul hubungan pola olahraga, obesitas dengan kejadian premenstrual

syndrome pada mahasiswa akademi kebidanan di Pemerintaha Kabupaten Kudus yang

menunjukkan bahwa peluang terjadinya PMS lebih besar pada wanita yang tidak

melakukan olahraga rutin dari pada wanita yang sering melakukan olahraga secara rutin

yaitu sebanyak 68 responden (51,7%) yang tidak mengalami PMS 46 responden

(38,7%). Karena olahraga sangat berpengaruh terhadap terjadinya PMS, et al (2008).

Menyatakan bahwa aktifitas olahraga yang teratur dan berkelanjutan berkontribusi

untuk meningkatkan produksi dan pelepasan endorphin. Endorphin memerankan peran

dalam pengaturan endogen. Wanita yang mengalami PMS, terjadi karena kelebihan

estrogen, kelebihan estrogen dapat di cegah dengan meningkatnya endhorpin. Hal ini

membuktikan olahraga yang teratur dapat mencegah atau mengurangi PMS, Pada

wanita yang jarang melakukan olahraga secara rutin hormone estrogen akan lebih tinggi

sehingga kemungkinan akan terjadi PMS lebih besar.

Olahraga berupa lari di katakankan dapat mengurangi keluhan. Berolahraga

dapat mengurangi stress dengan cara memilih waktu untuk keluar dari rumah dan

pelampiasan untuk melepas marah atau kecemasan yang terjadi . beberapa wanita

mengatakan pada saat dia mengalami PMS, dapat membuat relaksasi dan tidur di

malam hari.

Menurut asumsi peneliti, banyak anda yang jarang melakukan kegiatan olahraga

bahkan ada yang sama sekali tidak pernah sekalipun dalam seminggu melakukan

kegiatan olahraga, yang di sebabkan karna faktor malas, dan yang lainnya misalnya

karna banyaknya aktivitas yang dilakukan seperti, pekerjaan rumah tangga, pekerjaan

kantor yang membuat anda tidak memikirkan masalah olahraga.sehingga banyak anda

pada saat PMS merasakan sakit sekali. Dan ada sebagian anda yang melakukan

Page 55: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

olahraga karna di anngapnya sangat penting walaupunn pada pagi hari saja atau sore

hari saja pada saat PMS tidak terlalu terasa sakit atau bahkan tidak merasa sakan sakit.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah di lakukan penelitian yang berjudul Faktor – faktor yang berhubungan

dengan premenstrual syndrome pada mahasiswa D-IV Kebidanan U‟Budiyah Banda Aceh

pada tahun 2014. Yang dilakukan oleh 54 responden pada tanggal 5 sampai dengan 12

Februari didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara Stres dengan masalah premenstrual syndrome pada mahasiswa

D-IV di Stikes U‟Budiyah Banda Aceh dengan (P value = 0,023)

2. Ada hubungan antara Pola Konsumsi dengan masalah premenstrual syndrome pada

mahasiswa D-IV di Stikes U‟Budiyah Banda Aceh dengan

( P value = 0,038)

3. Tidak ada hubungan antara Pola Olahraga dengan masalah premenstrual syndrome

pada mahasiswa D-IV di Stikes U‟Budiyah Banda Aceh dengan

( P value = 0,056)

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Page 56: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Hendaknya bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk membuat penelitian

lebih lanjut dalam bentuk yang lebih komplek dan rinci lagi mengenai PMS. Serta

dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknyan bagi institute pendidikan dapat memeperbanyak lagi referensi

tentang PMS. Dan bekerja sama dengan institute kesehatan untuk menningkatkan

mahasiswa agar dapat memberikan penyuluhan kepada ibu tentang cara pencegahan

atau menangani masalah PMS. Agar dapat mengahasilkan lulusan yang berpotensi

tinggi, dan dapat menjadi masukan bagi yang berminat ingin membaca.

3. Bagi Lahan penelitian

Hendaknya hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi kepada ibu

tentang masalah PMS. Sehingga ibu dapat melakukan pencegahan dan dapat melakukan

rutinitas sehari-harinya lebih baik lagi untuk menghindari terjadinya PMS. Dapat

menambah wawasan khususnya dalam masalah PMS.

Page 57: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2012). PMS dan Jerawat, http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/ kesehatan

remaja-putri-gemuk-rentan-jerawatan.html, Dikutip tanggal, 04 Januari 2013.

Arisman,(2010).BukuAjarIlmuGizi.BukuKedokteran:EGC

Banjari, A.R.A. (2009). Pengaruh latihan pasrah diri (LPD) terhadap kadar

CRP pada pasien DM dengan hipertensi, dislipidemia dan gejala

depresi.Diakses pada tanggal 24 Desember 2010 dari :

http://www.aburaihan74.wordpress.com/2009/02/20/laporan-penelitian-dzikir.

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC

Budiarto, Eko, 2002. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Dalam:

Arlinda Sari Wahyuni. 2007. Statistika Kedokteran.

.

Data Jumlah Mahasiswi D-IV Kebidanan U‟Budiyah Banda Aceh tahun 2013

Evy (2009). Statistik deskriptif bidang kesehatan, keperawatan, kedokteran Yogyakarta :

Fitramaya

Elvira, Sylvia. D. 2010. Sindrom Pra-Menstruasi. Jakarta: Balai Penerbit FKUIBardosono, S.

2006. Gizi sehat untuk perempuan. Jakarta : FKUI

Freemen, E, W. (2007). Epidemiology and Etiology Of Premenstrual Syndromes,

http://www.medscape.com. Diperoleh tanggal 1 desember 2007.

Glasier,A 2006,Keluarga Berencana dan Kesehatan Repdroduksi,Edisi 4,Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Karyadi, E. (2008). Menangkal Rasa Sakit Menjelang Haid,

http://www.indosehat.com/intisari/2012/mei/haid. diperoleh tanggal 12 November

2013.

Page 58: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Kurniawan, F., 2002, ”Sikap dan Perilaku Seksual Mahasiswa disalah Satu Perguruan

Tinggi Swasta di Jakarta”, Majalah Kedokteran Atmajaya, Diperoleh tanggal 16

November 2013.

Maulana, R. 2008. Hubungan Karakteristik Wanita Usia Reproduktif dengan Premenstrual

Syndrome (PMS) di Poli Obstetri dan Gynekologi BPK RSUD. Dr Zainoel

Abidin Banda Aceh tahun 2008. Http://razimaulana.files.wordpress.

com/2008/12/pms.doc. Diakses pada tanggal 19 Mei 2009 : 10.00 WI

Mulyono dkk. (2001). Stres Psikososial Pada Wanita Pekerja Status Kawin Di PT Tulus

Trituggal Gresik, http://www.jurnal.unair.ac.id/login.jurnal/. diperoleh tanggal

16 November 2013.

Muhiman, M, dkk. (2006). Penanggulangan Nyeri Pada menstruasi, Jakarta: Universitas

Indonesia.

Mayane., (2011), hubungan antara tingkat stress dengan kejadian premenstrual

syndrome,/di peroleh pada tanggal 8- 11 januart 2011

Notoatmodjo,S., 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Nursalam, (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,

Jakarta: Selemba Medika

Nurlela, E. , widiayati, prabowo, T. (2007 ). Hubungan aktivitas olahraga dengan kejadian

premenstrual syndrome . jurnal ilmu keperawatan. 3 (1); 1-5.

Rayburn, William F. (2001). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika

Riyanto, (2011), Gejala Dan Penanganan Premenstrual Syndrome, http://dokter-

agus.blogspot.com/2011/10/gejala-dan-penanganan-premenstrual.html,Dikutip

tanggal 4 Januari 2013

Ressasiantina ( 2010). Mengenai hubungan antara asupan zat gizi dan pola olahraga

dengan kejadian PMS http://dokter-agus.blogspot.com/2009/10/. Dikutip pada

tanggal 21 maret 2010

Saryono dan Waluyo, S., 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika

Sylvia. D. 2010. Sindrom Pra-Menstruasi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI .

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI,

Jakarta.

Page 59: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Simon, H. 2003. Premenstrual syndrome.Associate Profesor of Medicine,Harvard Medical

School; Physician,Massachusetts General Hospital. A.D.A.M. Inc.

Smeltzer, S.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth.Volume 2

Edisi 8. Jakarta : EGC.

Smith, E. 2006. Premenstrual Syndrome.What is premenstrual syndrome.

Sugiyono. 2009.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung :Alfabeta

Suparman dan Ivan, 2011. Premenstrual Syndrome. Jakarta : EGC

Suheimi,K.(2008).Hormonal treatmenton premenstrual syndrom. D iakses pada tanggal

5Juni 2010 darihttp://ksuheimi.blogspot.com/2008/07/hormonal-treatment-on-

premenstrual.html

Varney,H., 2006.Buku ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005.Ilmu Kandungan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:

Jakarta.

Youngkin, E.Q & Davis, M.Z. (2008). Women’s Health; A Primary Care Clinical Guide,

Second Edition, Stanford : Appleton & Lange.

Lampiran 3

KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PREMENSTRUALSYNDROME PADA MAHASISWA

D-IV KEBIDANAN DI SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH

BANDA ACEH TAHUN 2013

No Responden :

Tanggal Pengisian :

A. Data umum

Identitas responden

Nama :

Page 60: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Umur :

Pendidikan :

B. Data khusus

1. Gejala PMS

a. Berilah tanda check-list (√) pada setiap item pernyataan yang paling tepat sesuai

dengan yang anda rasakan.

No Pernyataan Ada Tidak Ada

1. Apakah anda merasa nyeri pada payudara pada saat mentruasi.

2. Apakah anda tidak mengalami gejala seperti

pelupa menjelang menstruasi atau pada saat

menstruasi?

3. Dalam melakukan kegiatan menjelang menstruasi atau pada saat mentruasi anda selalu sering salah atau cepat lelah karena Konsentrasi berkurang,

4. anda merasakan susah tidur atau tidak bisa tidur pada saat menjelang mentruasi atau saat mentruasi.

5. Apakah anda mengalami gejala seperti perut

kembung menjelang menstruasi atau pada saat

menstruasi?

6. anda suka marah – marah pada saat menjelang mentruasi atau saat mentruasi

7. anda tidak mengalami sakit pinggang, atau nyeri yang berlebihan pada saat menjelang mentruasi atau saat mentruasi

8. anda merasakan sakit kepala atau sering oyong pada saat menjelang menstruasi atau pada saat mentruasi .

9. Ibu tidak mengalami hal yang biasanya terjadi pada orang yang menjelang atau pada saat mentruasi yaitu tumbuhnya jerawat karena meningkaatnya hormon dalam tubuh kita.

10. Apakah anda mengalami gejala seperti

muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba

bunuh diri pada waktu menjelang menstruasi

atau pada saat menstruasi?

2. Faktor – faktor PMS

a. STRES

Page 61: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

No Pernyataan Ya Tidak

1. Apakah anda mengalami gejala seperti cepat marah, mudah tersinggung, dan cemas menjelang menstruasi atau pada saat menstruasi ?

2. Apakah anda tidak mengalami gejala seperti sensitif menjelang menstruasi atau pada saat menstruasi?

3. Apakah anda mengalami gejala seperti depresi /perasaan tertekan menjelang menstruasi atau pada saat menstruasi?

4. Apakah anda tidak merasakan gejala seperti kebingungan menjelang menstruasi atau pada saat menstruasi?

5. .Apakah anda mengalami gejala seperti perasaan sedih menjelang menstruasi atau pada saat menstruasi?

b. POLA MAKANAN

No Pernyataan Baik Tidak baik

1. Menurut anda baik atau tidak mengalami rasa

lapar ingin mengkonsumsi makanan yang asin

dan manis pada saat menjelang menstruasi

atau pada saat menstruasi?

2. Menurut anda baik atau tidak merasakan nafsu makan bertambah pada saat menjelang mentruasi atau saat mentruasi.

3. Menurut anda baik atau tidak mengalami

gejala seperti pingsan setelah mengkonsumsi

banyak gula?

4. Menurut anda baik atau tidak mengalami

gejala jantung berdebar setelah mengkonsumsi

yang manis – manis saat menjelang atau saat

menstruasi?

5. Menurut anda baik atau tidak suka mengkonsumsi sayur- sayuran dan buah pada saat menjelang atau saat mentruasi.

Page 62: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

c. POLA OLAHRAGA

1. Kapan dan berapa kali kah anda melakukan aktifitas olahraga setiap harinya?

a. 1 minggu sekali

b. 2- 3 kali dalam seminggu

c. 3-5 kali dalam seminggu

d. Setiap harinya.

2. Berapa lama baik melakukan aktifitas olahraga ?

a. 20 menit.

b. 20- 30 menit.

c. Sampai berkeringat.

Frequencies

Statistics

PremenstrualSyn

drome Stres PolaKonsumsi PolaOlahRaga

N Valid 54 54 54 54

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

PremenstrualSyndrome

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 21 38.9 38.9 38.9

Tidak Ada 33 61.1 61.1 100.0

Total 54 100.0 100.0

Stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 16 29.6 29.6 29.6

Tidak 38 70.4 70.4 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 63: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

polakonsumsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak baik 15 27.8 27.8 27.8

baik 39 72.2 72.2 100.0

Total 54 100.0 100.0

PolaOlahRaga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rutin 21 38.9 38.9 38.9

Tidak Rutin 33 61.1 61.1 100.0

Total 54 100.0 100.0

CROSSTABS

/TABLES=Stres PolaKonsumsi PolaOlahRaga BY PremenstrualSyndrome

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL

/METHOD=MC CIN(95) SAMPLES(54).

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Stres *

PremenstrualSyndrome 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

PolaKonsumsi *

PremenstrualSyndrome 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

PolaOlahRaga *

PremenstrualSyndrome 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

Stres * PremenstrualSyndrome

Crosstab

PremenstrualSyndrome

Total Ada Tidak Ada

Page 64: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Stres Ya Count 14 2 16

Expected Count 9.8 6.2 16.0

% within Stres 87.5% 12.5% 100.0%

% within

PremenstrualSyndrome 42.4% 9.5% 29.6%

% of Total 25.9% 3.7% 29.6%

Tidak Count 19 19 38

Expected Count 23.2 14.8 38.0

% within Stres 50.0% 50.0% 100.0%

% within

PremenstrualSyndrome 57.6% 90.5% 70.4%

% of Total 35.2% 35.2% 70.4%

Total Count 33 21 54

Expected Count 33.0 21.0 54.0

% within Stres 61.1% 38.9% 100.0%

% within

PremenstrualSyndrome 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 61.1% 38.9% 100.0%

Chi-Square Testsd

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Point

Probability

Pearson Chi-Square 6.662a 1 .010 .014 .009

Continuity Correctionb 5.178 1 .023

Likelihood Ratio 7.435 1 .006 .014 .009

Fisher's Exact Test .014 .009

Linear-by-Linear

Association 6.539

c 1 .011 .014 .009 .008

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,22.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 2,557.

d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

Page 65: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

PolaKonsumsi * PremenstrualSyndrome

polakonsumsi * premenstrualsyndrome Crosstabulation

premenstrualsyndrome

Total ada tidak ada

polakonsumsi tidak baik Count 13 2 15

Expected Count 9.2 5.8 15.0

% within polakonsumsi 86.7% 13.3% 100.0%

% within

premenstrualsyndrome 39.4% 9.5% 27.8%

% of Total 24.1% 3.7% 27.8%

baik Count 20 19 39

Expected Count 23.8 15.2 39.0

% within polakonsumsi 51.3% 48.7% 100.0%

% within

premenstrualsyndrome 60.6% 90.5% 72.2%

% of Total 37.0% 35.2% 72.2%

Total Count 33 21 54

Expected Count 33.0 21.0 54.0

% within polakonsumsi 61.1% 38.9% 100.0%

% within

premenstrualsyndrome 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 61.1% 38.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.707a 1 .017

Continuity Correctionb 4.316 1 .038

Likelihood Ratio 6.351 1 .012

Fisher's Exact Test .028 .016

Linear-by-Linear Association 5.602 1 .018

N of Valid Casesb 54

Page 66: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,83.

b. Computed only for a 2x2 table

PolaOlahRaga * PremenstrualSyndrome

Crosstab

PremenstrualSyndrome

Total Ada Tidak Ada

PolaOlahRaga Rutin Count 9 12 21

Expected Count 12.8 8.2 21.0

% within PolaOlahRaga 42.9% 57.1% 100.0%

% within

PremenstrualSyndrome 27.3% 57.1% 38.9%

% of Total 16.7% 22.2% 38.9%

Tidak Rutin Count 24 9 33

Expected Count 20.2 12.8 33.0

% within PolaOlahRaga 72.7% 27.3% 100.0%

% within

PremenstrualSyndrome 72.7% 42.9% 61.1%

% of Total 44.4% 16.7% 61.1%

Total Count 33 21 54

Expected Count 33.0 21.0 54.0

% within PolaOlahRaga 61.1% 38.9% 100.0%

% within

PremenstrualSyndrome 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 61.1% 38.9% 100.0%

Chi-Square Testsd

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Point

Probability

Pearson Chi-Square 4.818a 1 .028 .045 .028

Continuity Correctionb 3.643 1 .056

Page 67: PREMENSTRUAL SYNDROM PADA MAHASISWA D-IV …simtakp.uui.ac.id/dockti/SITI_DAMAYANTI-skripsi_maya.pdf · ILMU KESEHATAN U ’BUDIYAH BANDA ... dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum

Likelihood Ratio 4.816 1 .028 .045 .028

Fisher's Exact Test .045 .028

Linear-by-Linear

Association 4.729

c 1 .030 .045 .028 .022

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

8,17.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is -2,175.

d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.