hernia lain

5
Hernia Lain Hernia Umbilikal Hernia umbilikal merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritonium dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi laki-laki dan perempuan (Luthfi dan Thalut, 2010). Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus, paling sering berisi omentum, bisa juga berisi usus halus atau usus besar, akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkarserata (Luthfi dan Thalut, 2010). Hernia paraumbilikalis Hernia paraumbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah di tepi kranial umbilikus, jarang terjadi di tepi kaudal. Penutupan secara spontan jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan tindakan operasi untuk koreksi (Luthfi dan Thalut, 2010). Hernia Epigastrika Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar melalui defek linea alba antara umbilukus dan prosesus xifoideus. Isi hernia terdiri atas penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum. Hernia epigastrika muncul sebagai tonjolan lunak di linea alba yang menyerupai lipoma preperitoneal. Kalau defek linea alba melebar, baru kemudian keluar kantong peritoneum yang dapat kosong atau berisi omentum. Jarang ditemukan usus halus atau usus besar di dalam hernia epigastrika. Hernia ini ditutupi oleh kulit, lemak, subkutis, lemak praperitoneal, dan

Upload: abang-keluang

Post on 09-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Hernia

TRANSCRIPT

Page 1: Hernia Lain

Hernia Lain

Hernia Umbilikal

Hernia umbilikal merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritonium dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi laki-laki dan perempuan (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus, paling sering berisi omentum, bisa juga berisi usus halus atau usus besar, akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkarserata (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia paraumbilikalis

Hernia paraumbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah di tepi kranial umbilikus, jarang terjadi di tepi kaudal. Penutupan secara spontan jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan tindakan operasi untuk koreksi (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia Epigastrika

Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar melalui defek linea alba antara umbilukus dan prosesus xifoideus. Isi hernia terdiri atas penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum. Hernia epigastrika muncul sebagai tonjolan lunak di linea alba yang menyerupai lipoma preperitoneal. Kalau defek linea alba melebar, baru kemudian keluar kantong peritoneum yang dapat kosong atau berisi omentum. Jarang ditemukan usus halus atau usus besar di dalam hernia epigastrika. Hernia ini ditutupi oleh kulit, lemak, subkutis, lemak praperitoneal, dan peritoneum. Sering ditemukan hernia multipel(Luthfi dan Thalut, 2010).

Penderita sering mengeluh perut kurang enak, mual, muntah mirip keluhan kelainan pada kelainan empedu, tukak peptik, pankreatitis atau hernia hiatus esofagus. Keluhan yang samar ini terutama terjadi bila hernia kecil dam sukar diraba. Pada pemeriksaan abdomen, teraba massa tidak nyeri bila ditekan. Diagnosis hernia epigastrika sukar ditegakkan pada pasien gemuk karna massa sukar diraba. Kadang, massa sukar dibedakan dengan lipoma atau neurofibroma. USG abdomen atau CT-scan abdomen diperlukan untuk menunjang diagnosis terutama pada pasien yang sangat gemuk (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia Ventralis

Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian anterolateral; nama lainnya adalah hernia insisional dan hernia sikatriks. Hernia insisional merukan penonjolan peritoneum melalu bekas luka operasi yang baru maupun lama. Sekitar 105 luka operasi abdomen menimbulkan hernia insisional. Faktor prediposisi yang berpengaruh dalam terjadinya hernia sikatriks ialah infeksi luka operasi, dehisensi luka,

Page 2: Hernia Lain

teknik penutupan luka operasi yang kurang baik, jenis insisi, obesitas, peningkatan tekanan intraabdomen seperti pada asites, distensi usus pascabedah, atau batuk karena kelainan paru dan lubang fasia akibat trokar pada laparoskopi yang tidak terjahit. Keadaan umum pasien kurang baik, seperti pada malnutrisi dan juga pemakaian obat steroid yang lama, juga merupakan faktor predisposisi (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia Lumbalis

Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dia buah trigonum masing-masing trigonum kosto lumbalis superior (ruang Grijnfeltt/Lesshaft) berbentuk seritiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (Petit) berbentuk segitiga. Trigonum Grijnfeltt dibatasi di kranial oleh iga XII dan otot serratus posterior inferior, di anterior dibatasi oleh tepi oleh tepi belakang otot umbilikus internus abdominis, di posterior dibatasi oleh tepi depan otot sakrospinalis. Dasar segitiga ini adalah aponeurosis otot tranversus abdominis, seddangkan atapnya otot ablikus aksternus abdomisis dan otot lattisimus dorsi. Trigonum petit di kaudal dibatasi oleh krista iliaka, di anterior dibatasi oleh tepi posterior otot obliquus abdominis internus dengan kontribusi otot tranversus abdominis dan lamina posterior fasia torakolumbal, dan atapnya adlaah fasia superfisialis berikut kulit (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia kedua trigonum ini jarang dijumpai. Pada pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan di pinggang di tepi bawah tulang rusuk XII (Grijnfeltt) atau di tepi kranial panggul dorsal (Petit). Diagnosis ditegakan dengan memeriksa pintu herna. Diagnosis banding antara lain hematoma, abses dingin, atau tumor jaringan lunak (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia Littre

Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang berisi divertikulum Meckle. Littre pertama kali mengambarkan kondisi pada hernia femoralis. Hernia littre pada lipat paha lebih sering terjadi pada laki-laki dan pada sisi kanan. Gambaran klinis yang ditemukan sama dengan hernia Richter; pada keadaan stangulasi didapatkan nyeri, demam, dan manifestasi obstruksi usus munsul belakangan (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia Spiegheli

Hernia Spiegheli ialah hernia ventralis dapatan yang meonjol di line semilunaris dengan tanpa isinya melalui fasia Spieghel. Hernia ini hampir selalu ditemukan lebih tinggi dari letak pembuluh darah epgastrika inferior. Garis semisirkular sering kali menyilang linea semilunaris (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia ini sangat jarang dijumpai. Basanya pada usia 40-70 tahun. Diagnosis biasanya sulit, tetapi dapat ditegakkan bila ditemukan benjolan disebelah atas titi McBurney kanan atau kiri, pada tepi lateral otot rektus abdominis. Isi hernia dapat berisi usus, omentum, atau ovarium. Ultrasonografi fan CT-San dapat dipakai sebagai penunjang diagnosis. Hernia Spiegheli sering mengalami inkarserata (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia Obturatoria

Hernia obtutatoria ialah hernia melalui foramen obturatorium. Hernia ini sering terjadi pada wanita tua dan sukar didiagnosis sebelum operasi. Angka kematian hernia abturatoria sebesar

Page 3: Hernia Lain

13-40% merupakan angka kematian tertinggi diantara seluruh hernia abdomen (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia obturatoria dapat berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula, tonjolan lemak retroperitoneal masuk ke dalam kanalis obturatorius (tahap 1), disusul oleh tonjolan peritoneum parietal (tahap 2). Kantong hernia ini mungkin diisi oleh keluk usus (tahap 3) yang dapat mengalami inkarserasi parsial, sering juga bagian dinding usus (pada hernia Richter) atau seluruh tebal dinding usus (tahap 4) (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia obturatori muncul dengan gejala klinik obstruksi usus disertai nyeri perrut dan muntah-muntah. Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri perut meluas pada bagian medial paha bawah saat abduksi, ektensi, dan rotasi internal lutut akibat penekanan pada nerus obturatorius (tanda Howship-Romberg) yang patognomoniik. Pada colok dubur atau colok vagina, dapat ditemukan tonjolan hernia. Tanda Howship-Romberg dijumpai kurang dari setengah kasus obstruksi usus. CT-Scan abdomen dapat dipakai sebagai penu njang diagnosis (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia Perinealis

Hernia perineal merupakan benjolan hernia pada perineum melalui otot dan fasia, lewat defek dasar panggul yang dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara atau sekunder pasca operasi pada perineum, seperti prostatektomi, reseksi rektum secara abdominoperineal, dan eksenterasi pelvis. Hernia perinealis biasanya dibagi atas hernia anterior dan hernia posterior. Hernia labialis yang bukan merupakan hernia inguinalis lateralis, hernia pudendalis, dan hernia vagiolabialis, termasuk kedalam hernia perinealis anterior, sedangkan hernia isiorektalis dan hernia retrorektalis termasuk hernia perinealis posterior (Luthfi dan Thalut, 2010).

Gejala klinis berupa benjolan di perineum yang dapat dimasukkan (reducible) dan biasanya tak bergejala. Benjolan dapat pula muncul dengan gejala nyeri, disuria, disertai gejala obstruksi usus. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisisk. Tampak dan teraba benjolan di perineum yang mudah keluar masuk dan jarang mengalami inkarserasi. Pintu hernia dapat dieaba secara bimanual dengan pemeriksaan retrovaginal. Dalam keadaan ragu-ragu, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (Luthfi dan Thalut, 2010).

Hernia pantolan

Hernia pantlan merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua kantong hernia terpisal oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis. Diagnosis umumnya sukar ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, dan biasanya baru ditemukan sewaktu operasi. Pengelolaan seperti biasa pada hernia inguinalis yaitu herniotomi dan hernioplasti dengan mesh (Luthfi dan Thalut, 2010).

Page 4: Hernia Lain