hematologi i arbiansyah adinegara

12
HEMATOLOGI I Oleh : Nama : Arbiansyah Adinegara NIM : B1J011137 Rombongan : III Kelompok : 3 Asisten : Diyanto LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012

Upload: arbiansyah-adinegara

Post on 05-Aug-2015

716 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

HEMATOLOGI I

Oleh :

Nama : Arbiansyah Adinegara NIM : B1J011137 Rombongan : III Kelompok : 3 Asisten : Diyanto

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO

2012

Page 2: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran hematologi merupakan pengukuran yang meliputi pengukuran

kadar hemoglobin, perhitungan total eritrosit, penghitungan total leukosit dan

pengukuran hematkorit. Hematokrit adalah istilah yang menunjukan besarnya

volume sel-sel eritrosit seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan dinyatakan dalam

persen (%). Nilai hematokrit adalah suatu istilah yang artinya prosentase

berdasarkan volume dari darah, yang terdiri dari sel-sel darah merah (Hoffbrand dan

Pettit, 1987). Dalam industri perikanan pemantauan terhadap tingkat kesehatan ikan

sangat dpierlukan. Pemantauan kesehatan ini dapat menggunakan hematologi dan

analisis kimia darah. Hematologi dapt mengetahui penyakitb yang menginfeksi ikan

serta mengidentifikasi hewan sub lethal. Hematologi merupakan cara yang lebih

efektif, singkat serta dapat menjadi pengobatan efektif di masa depan

(Hrubec,2000).

Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat terspesialisasi

yang dibentuk dari sel-sel bebas (Bryon and Doroth, 1973). Darah terdiri atas sel-sel

dan fragmen-fragmen sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat

cair yang disebut plasma darah. Darah terdiri atas sua komponen utama yaitu

komponen cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma

yaitu sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel

yang mengangkut oksigen (media transport) yang dilakukan oleh hemoglobin,

leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang berperan dalam kekebalan dan

pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang berperan dalam homeostasis

(Frandson, 1986). Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang terdiri

dari 99 % air dan 8-9 % protein (Kimball, 1988). Darah sangat penting bagi

organisme, jika kekurangan atau kelebihan sel darah mengakibatkan tidak

normalnya proses fisiologis suatu organisme sehingga menimbulkan suatu penyakit

(Pearce, 1989).

Page 3: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk memberikan keterampilan cara

pengambilan darah hewan, mengetahui perbedaan bentuk sel darah pada berbagai

hewan, serta cara melakukan perhitungan sel darah merah, sel darah putih dan

kadar hemoglobin hewan.

Page 4: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

II. MATERI DAN CARA KERJA

2.1 Materi

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah mencit ( kelompok 1

dan 2), Ikan Nilem (kelompok 3 dan 4), Ayam (larutan 5 dan 6), larutan Hayem,

larutan Turk, larutan EDTA dan larutan 0,1 N HCl

Alat yang digunakan adalah haemometer, Haemositometer, Tabung Sahli,

Pipet Kapiler, Mikroskop, Gelas Objek dan Kaca Penutup, Spuit dan hand counter.

2.2 Cara Kerja

1. Darah Ikan Nila diambil melalui vena caudal dengan menggunakan spuit

yang sudah diberikan larutan EDTA

2. Darah diletakkan di cawan petri yang sudah diteteskan larutan EDTA

sebanyak 2 tetes

3. Jumlah Leukosit dihitung ( pengenceran 10 kali) :

3.1 Darah hewan dihisap dengan pipet toma sampai pengenceran

menunjukkan angka 1, kemudian ujungnya dibersihkan dengan kertas

isap

3.2 Larutan Turk yang telah di tuangkan kedalam tabung reaksi dihisap

sampai menunjukkan angka 11

3.3 Kedua larutan disatukkan di dalam pipet toma

3.4 Pipet dipegang pada kedua ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk dan

dikocok selama dua menit

3.5 1-2 tetes tetes dibuang, dan tetes berikutnya digunakan untuk

perhitungan

3.6 Bilik hitung dan mikroskop disiapkan hingga mendapatkan perbesaran

yang baik, cairan dalam pipet diteteskan hingga cairan dapat masuk

dengan sendirinya kedalam bilik hitung

3.7 Semua leukosit di dalam 4 bujur sangkar pojok dalam bilik hitung

dihitung.

3.8 Jumlah leukosit dihitung menggunakan rumus

L1 + L2 + L3 + … + Ln = … x 25

Page 5: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

4. Jumlah eristrosit dihitung (pengenceran 100 kali) :

4.1 Darah hewan dihisap pipet toma sampai pengenceran menunjukkan

angka 10, kemudian ujungnya dibersihkan dengan kertas isap

4.2 Larutan Hayem yang telah di tuangkan kedalam tabung reaksi dihisap

sampai menunjukkan angka 101

4.3 Kedua larutan disatukkan di dalam pipet toma

4.4 Pipet dipegang pada kedua ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk dan

dikocok selama dua menit

4.5 1-2 tetes tetes dibuang, dan tetes berikutnya digunakan untuk

perhitungan

4.6 Bilik hitung dan mikroskop disiapkan hingga mendapatkan perbesaran

yang baik, cairan dalam pipet diteteskan hingga cairan dapat masuk

dengan sendirinya kedalam bilik hitung

4.7 Semua leukosit di dalam 5 bujur sangkar kecil dalam bilik hitung dihitung.

4.8 Jumlah eristrosit dihitung menggunakan rumus

E1 + E2 + E3 + … + Ln + … x 5.000

5. Kadar hemoglobin dihitung dengan metode sahli

5.1 0,1 N larutan HCl di teteskan kedalam tabung sahli hingga batas 10

5.2 Darah Ikan Nila diambil dengan pipet isap hingga skal 20 µl (diisap

dengan tepat), darah yang tersisa dibersihkan dengan tissue

5.3 Darah diteteskan ketabung sahli yang telah berisi larutan HCl , pipet

dibilas dengan larutan HCl dan kedua larutan diaduk

5.4 Tabung diletakkan kedalam komparator yang memiliki warna pembanding

hingga 1 menit

5.5 Akuades diteteskan dan diaduk agar homogen, dilakukan berulang

hingga larutan memiliki warna yang sama dengan komparator

5.6 Kadar Hemogolobin dihitung

Page 6: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Dari penghitungan yang telah dilakukan pada hemositometer diperoleh data

sebagai berikut :

a. Data Leukosit

Kotak1 : 26

Kotak2 : 20

Kotak3 : 28

Kotak4 : 24

ƩLeukosit = (26 + 20 + 28 + 24) x 25

= 98 x25

= 2450 sel/mm3

b. Data Eritrosit

Kotak1 : 31

Kotak2 : 44

Kotak3 : 23

Kotak4 : 42

Kotak5 : 41

ƩEritrosit = (31 + 44 + 23 + 42 + 41 ) x 5.000

= 181 x 5.000

= 905.000 sel/mm3

Tabel hasil pengamatan perhitungan hematologi

Kelompok Hewan

Uji

Kadar Hb

(gr/dl)

Ʃ Leukosit

(sel/mm3)

Ʃ Ertitrosit

(sel/mm3)

1 Mencit

5,5 4.425 3.600.000

2 5,5 31.575 1.655.000

3 Ikan

10,8 2.450 905.000

4 3,2 7.225 2.260.000

5 Ayam

12 27.250 965.000

6 7 29.200 1.335.000

Page 7: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

3.2 Pembahasan

Praktikum Hematologi I membutuhkan darah dari hewan uji, namun

pengambilan darah tidak bisa sembarangan karena selain tidak dapat emngambil

darah sesuai dengan keinginan, pengambilan darah di sembarang tempat dapat

melukai hewan uji. Berdasarkan teori dari Yuwono (2001) yaitu darah pada berbagai

hewan vertebrata memerlukan sistem sirkulasi yang terdiri atas kapiler-kapiler dan

jantung sebagai pemompa aliran darah agar dapat berfungsi sebagaimana

mestinya, dapat diketahui bahwa pengambilan darah pada hewan dapat melalui

kapiler darah atau jantung. Dari dasar tersebut maka pengambilan darah pada

hewan uji adalah sebagai berikut, darah Ikan Nilem dapat diambil dari ekor (vena

caudal) dan jantung, darah mencit dapat diambil dari dari ujung ekor dan mata

(banyak kapiler darah), darah ayam dapat diambil dari vena jugularis di sayap.

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran hematologi hewan

kelompok 3 menggunakan Ikan Nila , sedangkan larutan yang dipakai adalah larutan

Hayem, larutan Turk, larutan HCl dan larutan EDTA. Larutan hayem digunakan

untuk mengikat eritrosit, sedangkan larutan Turk digunakan untuk mengencerkan

leukosit. Larutan HCl dipakai pada saat pengukuran kadar hemoglobin yang

berfungsi mengikat hemoglobin. Larutan EDTA yang berfungsi sebagai bahan anti

pembekuan darah digunakan untuk mengencerkan darah setelah diambil agar tidak

terjadi penggumpalan (anti koagulan). Hemositometer merupakan alat yang

digunakan untuk mempermudha penghitungan organism atau benda dalam ukuran

kecil. Hemositometer digunakan bersamaan dengan mikroskop. Haemometer adalah

alat yang digunakan untuk mengencerkan cairan dalam jumlah yang sedikit. Alat ini

terdiri atas pipet thoma dan pipet isap (James,1987)

Darah merupakan cairan yang memiliki banyak fungsi. Fungsi dari darah

antara lain zat angkut, memelihara keseimbangan air dalam tubuh, mengendalikan

suhu tubuh, memelihara pH jaringan dan cairan tubuh, serta membantu pertahanan

tubuh terhadap bermacam-macam penyakit (leukosit). Darah sebagai zat angkut

dapat mengangkut bebrapa zat seperti, mengangkut zat-zat makanan (nutrisi) dari

saluran pencernaan menuju jaringan tubuh, mengangkut oksigen (O2) dari paru-paru

ke jaringan dan mengangkut karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru,

mengangkut hasil metabolisme dari jaringan ke alat sekresi, mengangkut hormon

Page 8: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

dari kelenjar endokrin ke organ target (Sugiri, 1988). Pengaruh kerusakan sel darah

merah pada biota air terhadap metabolisme tubuh akan menyebabkan gangguan

dalam transport oksigen ke jaringan, sehingga dapat menghambat proses

metabolisme (Moyle dan Cech,1988 dalam Yudha,2010)

Total eritrosit yang diperoleh dari darah ikan nila adalah 905.000 sel/mm3

pada kelompok 3 dan 2.260.000 sel/mm3 pada kelompok 4. Berdasarkan refrensi

yaitu Lagler (1997) jumlah eritrosit normal adalah 20.000-3.000.000 sel/mm3. Total

leukosit yang diperoleh darah Ikan Nila adalah 2.450 sel/mm3 pada kelompok 3 dan

7.225 sel/mm3 pada kelompok 4. Jumlah leukosit normal pada ikan yaitu 20.000–

150.000 sel/mm3 (Lagler, 1997). Hal ini menunjukkan bahwa darah Ikan Nila yang

digunakan sebagai bahan praktikum dalam keadaan tidak normal, kecuali eritrosit

pada kelomopk 4 yang masih dalam taraf normal. Leukosit dalam darah jumlahnya

lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700 (Frandson, 1992).

Kadar Hb yang didapat dari Ikan Nila dengan menggunakan metode sahli

diperoleh hasil yaitu 10,8 gr/dl pada kelompok 3 dan 3,2 gr/dl pada kelmopok 4.

Menurut Prosser and Brown (1961) kadar hemoglobin dari Ikan sekitar 5,05 gr/dl –

8,33 gr/dl , pada ayam 7 gr/dl – 13 gr/dl dan mammalia berkisar ± 14,5 gr/dl. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar Hb pada kelompok 3 terlalu tinggi sedangkan pada

kelompok 4 terlalu rendah yang mengindikasikan bahwa kadr Hb Ikan Nila yang

digunakan dalam praktikum tidak normal.

Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi

harian, dan keadaan stress (Schmidt dan Nelson, 1990). Menurut Dallman dan

Brown (1987) hewan yang aktif bergerak/beraktivitas akan memiliki eritrosit dalam

jumlah yang banyak, karena hewan yang aktif akan mengkonsumsi banyak oksigen,

dimana eritrosit sendiri mempunyai fungsi sebagai transport oksigen dan karbon

dioksida dalam darah. Menurut Yudha (2010) keracunan juga dapat mengubah

bentuk sel darah merah sehingga kerjanny tak efektif.

Jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau

disebabkan oleh faktor lain. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi

usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan dan partus. Hewan yang terinfeksi

akan mempunyai jumlah leukosit yang banyak, karena leukosit berfungsi melindungi

tubuh dari infeksi (Schmidt dan Nelson, 1990).. Aktivitas, ukuran, serta kadar

oksigen juga berpengaruh terhadap kadar eritrosit dan leukosit dalam darah. Selain

Page 9: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

faktor yang telah disebutkan sebelumnya, tingkat stress juga dapat mempengaruhi

kadar hemoglobin hewan uji (Yuwono, 2001). Menurut Hrubec (2000), Total protein,

albumin dan konsentrasi globulin dalam ikan dari densitas yang tinggi, dan tidak

berjalannya sistem sirkulasi dapat berpengaruh pada karakteristik organik dan

jumlah bakteri yang mempengaruhi sistem kekebalan atau immunitas.

Page 10: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Cara pengambilan darah hewan berbeda-beda tiap spesiesnya, seperti :

a. Ikan Nilem : dari ekor (vena caudal) dan jantung

b. Mencit : dari ujung ekor dan mata

c. Ayam : dari vena jugularis di sayap

2. Bentuk sel darah hewan berbeda tergantung spesies, seperti :

a. Mammalia : eritrosit tidak beriniti dan berbentuk bulat

b. Ikan : eritrosit beriniti, berbentuk elips dan berwarna merah muda

3. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

a. Ʃ Leukosit : 2450 sel/mm3

b. Ʃ Eritrosit : 905.000 sel/mm3

c. Kadar hemoglobin : 10,8 gr/dl

Page 11: Hematologi I Arbiansyah Adinegara

DAFTAR REFERENSI

Bryon, A. S and S. Doroth. 1973. Text Book of Physiology. St Burst The Moshy Co Toppon Co Ltd. Japan.

Dallman, D.M. dan Brown. 1987. E.M. Text Book of Vaterinary Histology. Lea and

Fabige, New York.

Frandson, R. D. 1986. Anatomy and physiology of Farm Animals. Lea and Febiger, Philadelphia Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta

Hoffbrand, A. V dan J. E. Pettit. 1987. Haematologi. Penerbit EGC. Jakarta.

Hrubec, T. C., J. L. Cadinale and S. A. Smith. 2000. Hematology and Plasma

Chemistry Reference Intervals for Cultured Tilapia (Oreochromis hybrid).

Journal of veterinary clinical pathologi, 29:7-12.

James, G.C and Sherman.1987.Microbiology : A Laboratory Manual. The Benjami/Cummings Publishing Company, Inc. Rockland Community Collage State University of New York

Kimball, J.W. 1988. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Lagler, K. F. 1997. Ichtiology. John Willey and Sonc Inc, New York.

Moyle, P.B. dan J.J. Cech. 1988. Fishes: an introduction to ichthyology. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. 559 p.

Schmidt, W. and Nelson, B. 1990. Animal Physiology. Harper Collins Publisher, New York Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Prosser & Brown. 1961. Comparative Animal Physiology. WB Saunders Company,

London.

Sugiri, N. 1988. Zoologi umum. Erlangga, Jakarta.

Yudha, I.G .2010.Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan dalam endosulfan pada konsentrasi subletal. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi Universitas Jenderal

Soedirman, Purwokerto.

.

Page 12: Hematologi I Arbiansyah Adinegara