evaluasi pendidikan
TRANSCRIPT
Criterion-Referenced Assessment, Norm-Referenced Assessment, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Kisi-Kisi Soal, Rubrik
Penilaian
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Evaluasi Pendidikan
(AKBC 361)
yang diasuh oleh Bapak Drs. Maya Istyadji, M.Pd
Oleh :
Rahmat Eko Sanjaya (A1C309008)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Mei 2012
EVALUASI PENDIDIKAN
PART A. PAP, PAN & KKM
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)/CRITERION REFERENCED ASSESSMENT
Pendekatan ini menitikberatkan pada apa yang dibuat oleh peserta didik. Tujuan penelian
acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan
sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian acuan patokan sangat bermanfaat dalam upaya
meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai standar yang
ditentukan dan hasil belajar peserta didik diusahakan untuk mencapai standar yang ditentukan
dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui derajat pencapaiannya. Untuk menentukan bats
lulus (passing grade) dengan pendektan ini, setiap skor peserta didik dibandingkan dengan skor
ideal yang mungkin dicapai peserta didik. PAP pada umumnya digunakan untuk menafsirkan
hasil tes formatif.
Contoh penilaian dengan pendekatan PAP
Tes yang digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda sebanyak 60 soal dengan
jumlah alternatif jawaban (option) sebanyak 4 option, dengan jumlah jawaban benar setiap siswa
adalah sebagai berikut :
50 55 42 41 30 25 35 43 42 27
56 26 28 36 38 32 24 20 22 36
38 58 40 44 32 27 25 17 18 60
55 46 48 53 57 49 51 53 29 39
Jawaban benar dari 40 siswa tersebut setelah dikonversi ke dalam skor mentah dengan
menggunakan Rumus Tebakan (Guessing Formula), Skor = ∑ B−∑ S
n−1 , dimana ∑B = jumlah
soal yang dijawab benar, ∑S = jumlah soal yang dijawab salah, n = jumlah pilihan jawaban tiap
soal, 1 = bilangan tetap. maka diperloh skor mentah untuk 40 orang tersebut adalah sebagai
berikut :
47 53 36 35 20 13 27 37 36 16
55 15 17 28 31 23 12 7 9 28
31 59 33 39 23 16 13 3 4 60
53 41 44 55 56 45 48 51 17 32
Standar yang digunakan adalah standar sepuluh, maka skor peserta didik dapat dikonversi
dengan pedoman sebagai berikut : (Zainal Arifin, 2009)
Tingkat Penguasaan Skor Standar
95% - 100% 10
85% - 94% 9
75% - 84% 8
65% - 74% 7
55% - 64% 6
45% - 54% 5
35% - 44% 4
25% - 34% 3
15% - 24% 2
5% - 14% 1
Skor maksimum yang ditetapkan berdasarkan kunci jawababan adalah 60, sehingga skor mentah
dapat dikonversi berdasarkan persentase tingkat penguasaan. Caranya yaitu dengan mengalikan
setiap batas bawah tingkat penguasaan dengan skor maksimum.
Untuk skor ditas sebagai berikut :
95% = 0,95 x 60 = 57
85% = 0,85 x 60 = 51
75% = 0,75 x 60 = 45
dst hingga 5%
Sehingga tabel konversinya adalah sebagai berikut :
Skor Mentah Skor Standar
57- 60 10
51 – 56 9
45 – 50 8
39 – 44 7
33 – 38 6
27 – 32 5
21 – 26 4
15 – 20 3
9 – 14 2
3 – 8 1
Berdasarkan tabel diatas maka peserta didik yang memperoleh skor 47 nilainya 8, skor 35
nilainya 6, skor 23 nilainya 4 dan seterusnya.
Adapun jika menggunakan skala lima, maka pedoman konversi yang digunakan adalah :
Tingkat Penguasaan Skor Standar
90% - 100% A
80% - 89% B
70% - 79% C
60% - 69% D
<59% E
Skor maksimum yang ditetapkan adalah 60 maka penguasaan 90% = 0,90 x 60 = 54, penguasaan
80% = 0,80 x 60 = 48, penguasaan 70% = 0,70 x 60 = 42, penguasaan 60% = 0,60 x 60 = 36,
penguasaan 59% = 0,59 x 60 = 35,4 = 35. Maka tabel konversinya sebagai berikut :
Skor Mentah Skor Standar
54 – 60 A
48 – 53 B
42 – 47 C
36 – 41 D
<35 E
Jadi, peserta didik yang memperoleh skor 50 berarti nilainya B, skor 60 berarti A, skor 35
nilainya E (tidak lulus), skor 44 nilainya C, dan seterusnya.
Selain itu, penafsiran dengan PAP juga dapat dilakukan dengan pedoman sebagai berikut:
Skala Sepuluh
Rata-rata ideal :
x ideal = 12
× skor ideal = 12
×60=30
Simpangan baku ideal :
s ideal = 13
× x ideal=13
×30=10
Rata-rata ideal dan simpangan baku ideal tersebut dimasukkan dalam rumus Stanel yang akan
menjadi patokan / criterion dalam penilaian, seperti halnya tabel konversi di atas yang menjadi
patokan dalam penilaian.
x± bil . Stanel (s ) ………… .. Rumus Stanel
30+2,25 (10 )=52,5
30+1,75 (10 )=47,5
30+1,25 (10 )=42,5
9
10
8
7
30+0,75 (10 )=37,5
30+0,25 (10 )=32,5
30−0,25 (10 )=27,5
30−0,75 (10 )=22,5
30−1,25 (10 )=17,5
30−1,75 (10 )=12,5
30−2,25 (10 )=7,5
Dengan demikian, skor 47 nilainya 8, skor 35 nilainya 6, skor 23 nilainya 4 dan seterusnya.
Skala Lima
Cara yang digunakan untuk skala lima sama dengan cara untuk skala sepulun, tetapi rumus yang
digunakan adalah Rumus Stanfiv, x± bil . Stanfive(s )
30+1,5 (10 )=45
30+0,5 (10 )=35
30−0,5 (10 )=25
30−1,5 (10 )=15
Sehingga skor 47 nilainya A, skor 35 nilainya B, skor 23 nilainya D dan seterusnya.
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa PAP merupakan pendekatan untuk
mengetahui tingkat keberhasial suatu satuan pembelajaran. PAP dapat menggambarkan prestasi
belajar peserta didik secara objektif apabila alat ukur yang digunakan adalah alat ukur standar.
PAP cocok digunakan dalam evaluasi formatif yang berfungsi utuk perbaikan proses
pembelajaran. Dari dua kelompok besar PAP di atas, yaitu menggunakan rumus Stanel dan
Stanfive serta menggunakan konversi tingkat penguasaan, terdapat rentang nilai yang berbeda
setelah skor mentah dikonversi. Perbedaan ini bukanlah sebuah masalah, melainkan disebabkan
6
5
4
3
2
1
0
B
C
D
E
A
oleh metode perhitungan untuk menafsirkan pendekatan PAP. Kedua metode perhitungan
tersebut dapat dipilih oleh seorang guru untuk melakukan PAP, jika guru menggunakan metode
dengan Rumus Stanel atau Stanfive untuk sebagai patokan penilaian, maka guru harus konsisten
menggunakan patokan tersebut hingga proses pembelajaran berakhir, yaitu peserta didik sudah
naik kelas atau pindah semester. Begitu juga sebaliknya jika guru menggunakan tingkat
penguasaan sebagai dasar konversi skor dari skor mentah ke skor standar, maka guru harus
konsisten menggunakan metode ini hingga proses pembelajaran berakhir (pindah semester/naik
kelas). Dan kedua jenis metode ini digunakan untuk PAP yang merupakan pendekatan untuk
evaluasi formatif.
PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)/NORM REFERENCED ASSESSMENT
PAN merupakan pendekatan dalam pengolahan hasil evaluasi yang berasal dari evaluasi
sumatif. PAN meruapakan penilaian yang membandingkan skor setiap peserta didik dengan
teman sekelasnya. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat relatif.
Artinya, jika pedoman konversi skor sudah disusun untuk suatu kelompok, maka pedoman itu
hanya berlaku untuk kelompok itu saja dan tidak berlaku untuk kelompok yang lain, karena
distribusi skor peserta didik sudah berbeda. Penilaian dilihat dari skor tertinggi yang dimiliki
oleh kelompok itu dan berdasarkan rata-rata ideal serta simpangan baku ideal.
Contoh penilaian dengan pendekatan PAN
Skor mentah yang diperoleh peserta didik adalah sebagai berikut : (data skor, jumlah
soal, jumlah option, jumlah siswa sama dengan PAP di atas)
47 53 36 35 20 13 27 37 36 16
55 15 17 28 31 23 12 7 9 28
31 59 33 39 23 16 13 3 4 60
53 41 44 55 56 45 48 51 17 32
Menghitung rata-rata dan simpangan baku
Mean =
∑ x
N=47+53+36+35+20+13+27+37+36+16+55+15+17+28+31+23+12+7+9+28+31+59+33+39+23+ ¿
40¿
¿16+13+3+4+60+53+41+44+55+56+45+48+51+17+32
40
¿31,7
Simpangan baku/standar deviasi (s)
s = √∑ XN
= √ (47−31,7 )2+(53−31,7 )2+(36−31,7)2+(35−31,7)2+(20−31,7)2+ ¿40
¿
= √(13−31,7)2+(27−31,7)2+(37−31,7)2+(36−31,7)2+(16−31,7)2+ ¿40
¿
= √(55−31,7)2+(15−31,7)2+(17−31,7)2+(28−31,7)2+(31−31,7 )2+ ¿40
¿
= √(23−31,7)2+(12−31,7)2+(7−31,7)2+(9−31,7)2+(28−31,7)2+ ¿40
¿
= √(31−31,7)2+(59−31,7)2+(33−31,7 )2+(39−31,7)2+(23−31,7)2+ ¿40
¿
= √(16−31,7)2+(13−31,7)2+(3−31,7)2+(4−31,7)2+(60−31,7)2+ ¿40
¿
= √(53−31,7)2+(41−31,7)2+(44−31,7)2+(55−31,7)2+(56−31,7)2+ ¿40
¿
= √ (45−31,7)2+(48−31,7)2+(51−31,7)2+(17−31,7)2+(32−31,7)2
40
= 16,18
Pedoman konversi untuk PAN :
Skala Sepuluh
x± bil . Stanel (s ) ………… .. Rumus Stanel
31,7+2,25 (16,18 )=68,10
9
10
31,7+1,75 (16,18 )=60,01
31,7+1,25 (16,18 )=51,92
31,7+0,75 (16,18 )=43,83
31,7+0,25 (16,18 )=35,74
31,7−0,25 (16,18 )=27,42
31,7−0,75 (16,18 )=19,56
31,7−1,25 (16,18 )=11,48
31,7−1,75 (16,18 )=3,38
31,7−2,25 (16,18 )=2,28
Dengan demikian, skor 47 nilainya 7, skor 35 nilainya 5, skor 23 nilainya 4 dan seterusnya.
Skala Lima
Cara yang digunakan untuk skala lima sama dengan cara untuk skala sepulun, tetapi rumus yang
digunakan adalah Rumus Stanfiv, x± bil . Stanfive(s )
31,7+1,5 (16,18 )=55,97
31,7+0,5 (16,18 )=39,79
31,7−0,5 (16,18 )=23,61
31,7−1,5 (16,18 )=7,43
Sehingga skor 47 nilainya B, skor 35 nilainya C, skor 23 nilainya D dan seterusnya.
Selain itu, skor mentah di atas dapat dilihat nilai pastinya sebagai nilai akhir atau nilai
kompetensi siswa dengan mengkonversi nilai mentah menjadi nilai akhir. Perlu diingat bahwa
konversi disini berbeda dengan konversi skor tradisional yang menggunakan perhitungan jumlah
8
7
6
5
4
3
2
1
0
B
C
D
E
A
benar dibagi jumlah soal dikalikan dengan skala nilai, melainkan membandingkan jawaban benar
dengan skor maksimum yang diperoleh siswa dalam kelompoknya. Ini merupakan ciri khas dari
penilaian dengan pendekatan PAN.
Konversi nilai mentah menjadi nilai akhir dengan pendekatan PAN adalah sebagai
berikut :
NoSkor
MentahJumlah siswa
Jika 60 diberi nilai 10, maka
Jika skor maksimal 60 maka % yang
benar
Persentase diubah
menjadi niai
1 60 1 10 100% 10
2 59 1 9,8 9,8% 9,8
3 56 1 9,3 9,3% 9,3
4 55 2 9,2 9,2% 9,2
5 53 2 8,8 8,8% 8,8
6 51 1 8,5 8,5% 8,5
7 48 1 8 8% 8
8 47 1 7,8 7,8% 7,8
9 45 1 7,5 7,5% 7,5
10 44 1 7,3 7,3% 7,3
11 41 1 6,8 6,8% 6,8
12 39 1 6,5 6,5% 6,5
13 37 1 6,2 6,2% 6,2
14 36 2 6 6% 6
15 35 1 5,8 5,8% 5,8
16 33 1 5,5 5,5% 5,5
17 32 1 5,3 5,3% 5,3
18 31 2 5,2 5,2% 5,2
19 28 2 4,7 4,7% 4,7
20 27 1 4,5 4,5% 4,5
21 23 2 3,8 3,8% 3,8
22 20 1 3,3 3,3% 3,3
23 17 2 2,8 2,8% 2,8
24 16 2 2,7 2,7% 2,7
25 15 1 2,5 2,5% 2,5
26 13 2 2,2 2,2% 2,2
27 12 1 2 2% 2
28 9 1 1,5 1,5% 1,5
29 7 1 1,2 1,2% 1,2
30 4 1 0,7 0,7% 0,7
31 3 1 0,5 0,5% 0,5
Dari data tabel di atas terlihat nilai akhir yang diperoleh siswa dari nilai mentah dengan
pendekatan PAN.
Kedua pendekatan penilaian hasil belajar di atas, baik PAN atau PAP terlihat
perbedaannya, yaitu dari segi metode perhitungan yang digunakan dan nilai atau skor standar
yang diperoleh sisiwa dari skor mentah yang sama. Dari segi metode perhitungan, PAP
menggunakan rata-rata dan simpangan baku ideal sedangkan PAN menggunakan rata-rata dan
simpangan baku absolut. Sementara itu, dari skor standar yang diperoleh siswa terlihat bahwa
skor mentah yang telah dikonversi ke dalam skor standar dengan metode PAN lebih rendah dari
skor standar yang dikonversi dari skor mentah yang sama untuk PAP.
Secara teoritik, PAN dan PAP berbeda, tetapi dalam praktiknya, PAN dan PAP dapat
digunakan secara bersamaan dengan asumsi bahwa pendekatan PAN dan PAP masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pedoman konversi yang digunakan sama dengan
pedoman konversi dalam PAP dan PAN. Perbedaannya hanya terletak dalam perhitungan rata-
rata dan simpangan baku.
Rata-rata gabungan = (x ideal + x aktual)/2
Simpangan baku = (s ideal + s aktual)/2
Dengan demikian untuk memperoleh rata-rata gabungan, terlebih dahulu harus dicari
rata-rata ideal dan rata-rata aktual. Begitu juga untuk mencari simpangan bakunya. Sementa itu,
untuk penyusunan pedoman konversi dapat digunakan seperti dalam pendekatan PAP dan PAN.
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
Mata Pelajaran : Kimia
Besarnya KKM : 73
Kelas/Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Standar Kompetensi Kompetensi DasarKompleksitas
Sumber Daya Pendukung Intake (Poten
si siswa)
Ketuntasan KD(%)
Pendidik
Saran/Prasara
na
Rata-rata
Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan
1. Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan
2. Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan
1.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam industri
2.Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
3.Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit
1. Mengidentifikasi kelimpahan unsur-unsur utama dan
80
70
70
80
70
75
80
70
70
76
80
80
70
70
76
76
78
76
75
70
73
76
79
78
75
70
75
75
65
70
77
70
73
77
71
74
bahayanya, serta terdapatnya di alam
transisi di alam dan produk yang mengandung unsur tersebut
2. Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya)
3. Menjelaskan manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya dalam kehidupan sehari-hari
4. Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya.
70
80
70
75
75
75
75
75
75
75
75
75
70
70
70
72
75
72
KKM = ∑ KKM KD
∑ KD=
6619
=73,4444=73(dibulatkan )
Keterangan,
*) Pendidik : Evaluasi terhadap kemampuan diri sendiri
**) Sarana prasarana : Alat Peraga, Media, Buku Teks, lingkungan
Rentang nilai antara 40 – 100, merupakan nilai yang dapat ditentukan oleh sekolah untuk
menentukan berapa besar kekuatan untuk masing-masing aspek/komponen.
Rentang Nilai :
80-100 : Tinggi
60-79 : Sedang
40-59 : Rendah
KKM di atas sebesar 73. KKM tersebut diperoleh dengan prosedur sebagai berikut :
1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas
2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan
masing-masing aspek :
a. Aspek Kompleksitas :
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin
mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung (pendidik dan sarana)
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek Intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap
KD.
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran.
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber
daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara
terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
KKM setiap kelas atau kelompok siswa berbeda tergantung dari daya pendukung dan
kemampuan siswa itu sendiri. Oleh sebab itu, guru tidak semestinya menentukan KKM yang
sama antara satu kelas dengan kelas yang lain, meskipun guru yang mengajar serta mata
pelajarannya sama. Jika KKM tidak tercapai, maka siswa yang bersangkutan akan diberikan
remedial/perbaikan nilai. KKM merupakan kriteria untuk kelulusan siswa terhadap suatu ujian
atau evaluasi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa KKM
dapat dijadikan kriteria untuk kelulusan dalam evaluasi sumatif. Hasil evaluasi sumatif sendiri
dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan PAN. Sehingga KKM berkaitan dengan PAN.
Berdasarkan contoh PAN dan KKM diatas maka dapat ditemukan hubungan antara PAN dan
KKM sebagai berikut :
NoSkor
MentahJumlah siswa
Jika 60 diberi nilai 10, maka
Jika skor maksimal 60 maka % yang
benar
Persentase diubah
menjadi niai
Keterangan berdarakan KKM
(73 = 7,3 ; skala 10)
1 60 1 10 100% 10 Lulus
2 59 1 9,8 9,8% 9,8 Lulus
3 56 1 9,3 9,3% 9,3 Lulus
4 55 2 9,2 9,2% 9,2 Lulus
5 53 2 8,8 8,8% 8,8 Lulus
6 51 1 8,5 8,5% 8,5 Lulus
7 48 1 8 8% 8 Lulus
8 47 1 7,8 7,8% 7,8 Lulus
9 45 1 7,5 7,5% 7,5 Lulus
10 44 1 7,3 7,3% 7,3 Lulus
11 41 1 6,8 6,8% 6,8 Tidak Lulus
12 39 1 6,5 6,5% 6,5 Tidak Lulus
13 37 1 6,2 6,2% 6,2 Tidak Lulus
14 36 2 6 6% 6 Tidak Lulus
15 35 1 5,8 5,8% 5,8 Tidak Lulus
16 33 1 5,5 5,5% 5,5 Tidak Lulus
17 32 1 5,3 5,3% 5,3 Tidak Lulus
18 31 2 5,2 5,2% 5,2 Tidak Lulus
19 28 2 4,7 4,7% 4,7 Tidak Lulus
20 27 1 4,5 4,5% 4,5 Tidak Lulus
21 23 2 3,8 3,8% 3,8 Tidak Lulus
22 20 1 3,3 3,3% 3,3 Tidak Lulus
23 17 2 2,8 2,8% 2,8 Tidak Lulus
24 16 2 2,7 2,7% 2,7 Tidak Lulus
25 15 1 2,5 2,5% 2,5 Tidak Lulus
26 13 2 2,2 2,2% 2,2 Tidak Lulus
27 12 1 2 2% 2 Tidak Lulus
28 9 1 1,5 1,5% 1,5 Tidak Lulus
29 7 1 1,2 1,2% 1,2 Tidak Lulus
30 4 1 0,7 0,7% 0,7 Tidak Lulus
31 3 1 0,5 0,5% 0,5 Tidak Lulus
Dari data di atas, terlihat bahwa hanya 10 orang yang lulus berdasarkan penilaian dengan
PAN yang disatndarkan dengan KKM. Oleh sebab itu, siswa yang tidak lulus berdasarkan KKM
yang telah ditentukan akan dilakukan remedial. Jika siswa setelah dilakukan remedial dan
penilaian dengan pendekatan PAN masih tidak dapat mencapai KKM, maka kebijakan
selanjutnya akan diserahkan kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan, bisa jadi dilakukan
remedial ulang atau tinggal kelas jika ujian akhir. PAN merupakan penilaian untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa dan kompetensi siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.
Sedangkan PAP bukan untuk mengetahui kompetensi atau dijadikan nilai kompetensi bagi siswa,
melainkan untuk mengetahui keberhasilan program pengajaran dan kelemahan pengajaran bagi
peserta didik.
Selain itu, jika mayoritas peserta didik setelah diadakan ujian sumatif tidak memenuhi
KKM, maka guru dapat mempertimbangkan lagi besaran KKM dengan meninjau ulang proses
penetapan KKM. Meskipun pada hakikatnya tidak hanya guru yang menentukan KKM,
melainkan juga kepala sekolah, orang tua siswa, siswa sendiri dan komite sekolah.
PART B. KISI-KISI SOAL DAN RUBRIK
KISI-KISI SOAL
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL
Jenis sekolah : SMA Jumlah soal : 62
Mata pelajaran: Kimia Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda & Essay
Kurikulum : KTSP Penyusun : 1. Rahmat Eko Sanjaya
Alokasi waktu : 2 X 45’ 2. Adi Dwi Saputra
No Standar Kompetensi Kompetensi DasarKls/smt
Materipokok
Indikator soalNom
orsoal
Jenjang
Kemampua
n
1 Menjelaskan Menjelaskan XII konsentrasi Menghitung 1 C3
sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan
/1 larutan pengertian
sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum Raoulth) dan larutan elektrolit
tekanan uap jenuh larutan
Titik beku dan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit
diagram PT Tekanan
osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit
fraksi mol dan kemolalan suatu larutan
Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (Hukum Raoult) dan larutan elektrolit
Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap pelarut
Menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan
Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui percobaan
Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan
Mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui data percobaan
Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit
2
3
4
5
6
7
8
C2
C2
C3
C2
C3
C2
C3
2 Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah
Perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit
Persamaan reaksi redoks
berdasarkan data percobaan
Mengamati diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan
Menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta terapannya
Menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit
Mengidentifikasi data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit
Menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron) dalam suasana asam
Menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara
9
10
11
12
13
14
C2
C1
C3
C1
C3
C3
korosi dan dalam industri
Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit
Reaksi elektrolisisKorosi
Hukum Faraday
setengah reaksi (ion elektron) dalam suasana basa
Menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO) dalam suasana asam
Menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO) dalam suasana basa
Menjelaskan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung spontan melalui percobaan.
Menggambarkan susunana sel Volta atau sel Galvani dan menjelaskan fungsi tiap bagiannya
Menjelaskan baghaiman energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel volta
Menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel volta
Menghitung potensial sel
15
16
17
18
19
20
C3
C3
C1
C3
C1
C1
Mengidentifikasi
berdasarkan potensial stanrdar
Menjelaskan prinsip kerja sel volta yang banyak digunakan dalam kehidupan seharihari
Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada elektrolisis melalui percobaan
Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau cairan dengan elektroda aktif ataupun elektroda inert.
Menjelaskan faktor-faktor mempengaruhi terjadinya korosi melalui percobaa
Menjelaskan beberapa cara untuk memncegah terjadinya korosi
Menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisisMenuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu logam
21
22
23
24
25
26
27
C3
C1
C3
C1
C1
C1
C2
3 Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam
kelimpahan unsur-unsur utama dan transisi di alam dan produk yang mengandung unsur tersebut
Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya)
Unsur-unsur golongan utama dan transisi
Sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur
Mengidentifikasi keberadaan unsur-unsur yang ada di alam terutama di Indonesia (gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen)
Mengidentifikasi produk-produk yang mengandung zat tersebut
Mengidentifikasi sifat-sifat fisik unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, dan sifat khusus lainnya
Mengidentifikasi sifat-sifat kimia (kereaktifan, kelarutan) melalui percobaan
Mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida melalui percobaan
Mengidentifikasi reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah) melalui percobaan
Mengidentifikasi
28
29
30,31
32,33
34,35
36,37
C1
C1
C1
C1
C1
C1
Menjelaskan manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya dalam kehidupan sehari-hari
Manfaat dan dampak unsur-unsur dalam kehidupan sehari-hari dan industri
keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur periode ke tiga melalui percobaan
Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur periode keempat
Menjelaskan cara menghilangkan kesadahan air melalui percobaan
Menjelaskan manfaat dan dampak unsur-unsur (seperti gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen) serta senyawanya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Menjelaskan pembuatan unsur dan senyawanya di laboratorium dan industri (misalnya H2SO4, N2, Fe, Al, NH3 dan O2)
Memperkirakan komposisi
38,39
40,41
42,43
44,45
46,47
C1
C1
C1
C1
C1
Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya.
Penemuan sinar radioaktif
Sifat sinar radioaktif
Persamaan reaksi inti
Kegunaan unsur radioaktif
Bahaya sinar radioaktif
unsur dalam pupuk
Mendeskripsikan penemuan sinar radioaktif
Mengidentifikasi sifat-sifat sinar radioaktif
Mengamati pita kestabilan inti
Menuliskan persamaan reaksi inti
Mendeskripsikan kegunaan unsur-unsur radioaktif
Mendeskripsikan bahaya unsur-unsur radioaktif
48,49
50,5152,53
54,5556,57
58,59
60
C4
C2
C1
C3
C1
C2
C2
RUBRIK MATERI KIMIA UNSUR
RUBRIK SOAL NO. 1Skor Ciri-ciri jawaban
4
1. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan lengkap mencantumkan seluruh alat dan bahan yang digunakan pada percobaan.
2. Langkah-langkah percobaan menunjukkan fungsi alat percobaan dan tujuan pada perlakuan dijelaskan secara tepat.
3. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan menunjukkan secara tepat dan sistematis mengenai prosedur percobaan reaksi nyala senyawa logam
4. Langkah-langkah percobaan ditulis dengan jelas dan menggunakan bahasa baku.
3
1. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan lengkap mencantumkan seluruh alat dan bahan yang digunakan pada percobaan.
2. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan tidak menunjukkan fungsi alat percobaan tetapi tujuan perlakuan pada percobaan dijelaskan secara tepat.
3. Langkah-langkah percobaan percobaan mulai dari pengujian pengujian nyala lampu hingga analisis
3. Langkah-langkah percobaan ditulis dengan jelas dan menggunakan bahasa baku.2 1. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan mencantumkan alat dan bahan
yang digunakan pada percobaan, meskipun tidak seluruhnya.
2. Langkah-langkah percobaan menunjukkan konsep yang salah pada fungsi alat-alat percobaan dan tujuan perlakuan percobaan.
3. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan tidak lengkap, hanya menjelaskan pengujian reaksi nyala lampu
4. Langkah-langkah percobaan ditulis dengan jelas dan menggunakan bahasa baku.
1
1. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan hanya mencantumkan sebagian kecil saja alat dan bahan yang digunakan pada percobaan.
2. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan salah, tidak menunjukkan fungsi alat percobaan serta konsep tujuan perlakuan.
3. Langkah-langkah percobaan yang dituliskan tidak sistematis, tidak beraturan dan tidak sesuai dengan prosedur reaksi nyala senyawa logam
4. Langkah-langkah percobaan ditulis kurang jelas dan menggunakan bahasa yang tidak baku.
0 1. Tidak ada jawaban/ Tugas tidak selesai.Bobot soal : 0,2Skor yang diperoleh : skor jawaban x bobot soal =Skor maksimum : 4
Tingkat penguasaan =
RUBRIK SOAL NO. 2Skor Ciri-ciri jawaban
4
1. Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia unsur2. Menyebutkan contoh unsur yang ada didaerah sekitar dan menjelaskan sifat fisik
dan sifat kimia unsur3. Menyebutkan manfaat unsur yang ada di daerah sekitar bagi kehidupan
3
1. Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia unsur2. Menyebutkan contoh unsur yang ada didaerah sekitar dan tidak dapat
menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia unsur3. Menyebutkan manfaat unsur yang ada di daerah sekitar bagi kehidupan
2
1. Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia unsur2. Tidak dapat menyebutkan contoh unsur yang ada didaerah sekitar dan tidak dapat
menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia unsur3. Menyebutkan manfaat unsur yang ada di daerah sekitar bagi kehidupan
1
1. Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia unsur2. Tidak dapat menyebutkan contoh unsur yang ada didaerah sekitar dan tidak dapat
menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia unsur3. Tidak dapat menyebutkan manfaat unsur yang ada di daerah sekitar bagi
kehidupan0 1. Tidak ada jawaban/ Tugas tidak selesai.
Bobot soal : 0,2
x 100
jumlah skor yang Anda peroleh
jumlah skor maksimum
SKOR NO.1
Skor yang diperoleh : skor jawaban x bobot soal =Skor maksimum : 4
Tingkat penguasaan =
Bobot soal pilihan ganda = 0,60Bobot soal urian = 0,40Skor akhir = (Sekor PG x bobot soal PG) + (Sekor uraian x bobot soal uraian)
SKOR AKHIR POST-TES
x 100
jumlah skor yang Anda peroleh
jumlah skor maksimum
SKOR NO.2
SKOR PILIHAN GANDAJumlah jawaban benarJumlah soalSKOR PILIHAN GANDA
SKOR TOTAL ESSAYSkor soal no.1Skor soal no.2Skor soal no.3Skor soal no.4JUMLAH