materi evaluasi pendidikan

93
MATERI III TESTING A. Pengertian Tes adalah suatu alat yang sudah disatndadisasikan untuk mengukur salah satu sifat, kecakapan atau tingkah laku dengan cara mengukur sesuai dengan sampel dari sifat, kecakapan atau tingkah laku (Siti Rahayu Haditono, 1987:56) Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan- persoalan atau pertanyaan-pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah distandisasikan (Bimo Walgito, 1987:87). Tes adalah suatu alat yang disusun untuk mengukur kualitas, abilitas, ketrampilan atau pengetahuan dari seseorang atau sekelompok individu (Depdikbud:1975:67). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian tes adalah suatu alat atau metode pengumupulan data yang sudah distandardisasikan untuk mengukur/mengevaluasi salah satu aspek ability/kemampuan atau kecakapan dengan jalan mengukur sampel dari salah satu aspek tersebut. Dengan demikian tes merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui kemampuan individu atau kelompok individu dalam menyelesaikan sesuatu atau memperlihatkan ketrampilan tertentu, dalam memperlihatkan hasil belajar, atau dalam menggunakan kemampuan psikologis untuk memecahkan suatu persoalan. B. Tujuan Penggunaan Tes 1. Untuk mendapatkan data yang dipergunakan dalam diagnosa/pemeriksaan. 2. Untuk mengecek keterangan-keterangan yang diperoleh dari klien/testee.

Upload: aan-widiyono

Post on 10-Jan-2017

542 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi evaluasi pendidikan

MATERI III TESTING

A. Pengertian

Tes adalah suatu alat yang sudah disatndadisasikan untuk mengukur salah satu

sifat, kecakapan atau tingkah laku dengan cara mengukur sesuai dengan sampel dari

sifat, kecakapan atau tingkah laku (Siti Rahayu Haditono, 1987:56)

Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang

menggunakan soal-soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-

persoalan atau pertanyaan-pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah

distandisasikan (Bimo Walgito, 1987:87).

Tes adalah suatu alat yang disusun untuk mengukur kualitas, abilitas, ketrampilan

atau pengetahuan dari seseorang atau sekelompok individu (Depdikbud:1975:67).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian tes adalah

suatu alat atau metode pengumupulan data yang sudah distandardisasikan untuk

mengukur/mengevaluasi salah satu aspek ability/kemampuan atau kecakapan dengan

jalan mengukur sampel dari salah satu aspek tersebut. Dengan demikian tes merupakan

alat pengumpul data untuk mengetahui kemampuan individu atau kelompok individu

dalam menyelesaikan sesuatu atau memperlihatkan ketrampilan tertentu, dalam

memperlihatkan hasil belajar, atau dalam menggunakan kemampuan psikologis untuk

memecahkan suatu persoalan.

B. Tujuan Penggunaan Tes

1. Untuk mendapatkan data yang dipergunakan dalam diagnosa/pemeriksaan.

2. Untuk mengecek keterangan-keterangan yang diperoleh dari klien/testee.

Page 2: Materi evaluasi pendidikan

C. Syarat-syarat Tes yang Baik

Tes dikatakan baik dan bermutu jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Valid : tes harus mengukur apa yang seharusnya diukur.

2. Reliabel : tes harus menunjukkan kemantapan dan keajegan terhadap hasil tes.

3. Standar : tes harus memiliki patokan yang sama untuk setiap individu di dalam hal

pemberian instruksi, score, dan interpretasi.

4. Obyektif : tidak terdapat unsur subyektif di dalam isi, penyempain instruksi,

pemeriksaan dan interpretasi.

5. Diskriminatif : tes harus dapat mengungkapkan perbedaan gejala tertentu pada

individu satu dengan individu lain.

6. Komprehensif : tes itu dapat mengungkap banyak hal dalam satu/beberapa aspek

kecakapan seseorang.

7. Mudah diberikan : tes itu dapat dihantarkan oleh siapa saja yang mendapatkan

latihan.

Mortensen & Schmuller (1964:186) mengatakan bahwa tes yang baik

minimal harus memenuhi syarat : 1) validity; 2) reliability; 3) objectivity; and 4)

usability.

D. Jenis-jenis Tes

Jenis-jenis tes diantaranya ialah tes inteligensi, tes bakat, tes minat, tes kepribadian,

tes kecepatan, tes kemampuan, tes kecakapan, tes hasil belajar.

E. Kelemahan Tes

Beberapa kelemahan tes sebagai alat pengumpul data ialah bahwa :

a. pengukuran tidak pasti dan terbatas.

Page 3: Materi evaluasi pendidikan

b. penyelenggaraan dapat dipengaruhi oleh keadaan sekeliling dan keadaan sewaktu

dari individu yang dites.

c. mudah timbul kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan.

F. Kegiatan Testing dalam Bimbingan

Kegiatan testing dalam bimbingan dimaksudkan untuk memperoleh data dalam

rangka memahami murid guna membuat diagnosa dan memberikan bimbingan dan

untuk mencek data yang diperoleh dari metode lain.

Pelayanan testing dalam program bimbingan bukan diperuntukkan untuk

menjatuhkan, merugikan orang yang dibimbing namun untuk menolong individu

dalam memahami dirinya, memahami masalahnya, mencari jalan keluar dan akhirnya

untuk memecahkan masalahnya.

Page 4: Materi evaluasi pendidikan

MATERI IV OBSERVASI

A. Pengertian

Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja

diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian

yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54)

Observasi adalah suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak

langsung gejala-gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam sekolah maupun di luar

sekolah (Djumhur, 1985:51).

Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki sifat-

sifat (depdikbud:1975:50):

• dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.

• direncanakan secara sistematis.

• hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya.

• dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.

• bersifat kwantitatif.

B. Macam-macam Observasi

1. Menurut peranan observer

a.Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif didalamkegiatan

observee.

b.Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam

bagian kegiatan observee (hanya mengamati dari jauh).

Page 5: Materi evaluasi pendidikan

c.Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana observer seolah-olah turut

berpartisipasi yang sebenarnya hanya berpura-pura saja dalam kegiatan observee.

2. Menurut situasinya

a. Free Situation : adalah observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada

hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi.

b. Manipulated Stuation : adalah observasi yang situasinya dengan sengaja diadakan.

Sifatnya terkontrol ( dalam pengontrolan observer ).

c. Partially Controlled Situation : adalah campuran dari keadaan observasi free

situation dan manipulated situation.

3. Menurut sifatnya.

a. Observasi Sistematis : adalah observasi yang dilakukan menurut struktur yang

berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang

hendak di observasi.

b. Observasi Non Sistematis : adalah observasi yang dilakukan tanpa struktur atau

rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja

yang dapat di tangkap.

C. Alat Pencatat Observasi.

1. Anecdotal Records : merupakan cara untuk melengkapi observasi, dalam

mengadakan observasi pengamat dapat melakukan pencatatan tentang kejadian

yang berlakudengan suatu kasus atau individu.

2. Check List : adalah suatu daftar pengamatan, dimana observer tinggal memberikan

tanda check atau tanda-tanda lain terhadap ada tidaknya aspek-aspek yang di

amati.

Page 6: Materi evaluasi pendidikan

3. Rating Scale : adalah alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi

untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi.

4. Mechanical Deviaces ( pencatatan dengan alat ) : dengan kemajuan tehnologi,

memungkinkan observer menggunakan alat-alat yang lebih sempurna untuk

mengadakan observasi, misalnya dengan alat potret, tape recorder dan lain-lain.

D. Cara Mencatat Hasil Observasi

1. Pencatatan secara langsung ( 0n the spot ) yaitu mencatat semua kejadian yang

terjadi pada saat itu juga.

2. Pencatatan sesudah observasi berlangsung.

3. Mencatat hasil observasi dengan menggunakan key words / key symbol. Merupakan

paduan dari cara langsung dan tidak langsung.

E. Langkah-langkah Observasi

1. Menentukan tujuan

2. Menentukan sasaran

3. Menentukan ruang lingkup

4. Menentukan tempat dan waktu

5. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.

6. Mulai mengadakan observasi.

7. Mengadakan pencatatan data.

8. Menyusun laporan.

F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Observasi

1. Menentukan materi apa yang akan diobservasi

2. Menentukan cara/teknik apa yang akan dipergunakan

Page 7: Materi evaluasi pendidikan

3. Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi

4. Dalam menyusun laporan harus di bedakan antara data dan interprestasi.

5. Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan mengadakan

latihan dalam observasi.

6. Selama observasi berlangsung jangan sampai memberikan interprestasi dan

interpretasi diberikan setelah oservasi selesai.

G. Materi Observasi.

Materi observasi tergantung pada maksud dan tujuan dalam melaksanakan observasi.

Misalnya mengenai tingkah laku, latar belakang sosial atau keadaan lain.

H. Hal-hal yang Mempengaruhi Kecermatan Hasil Observasi

1. Ada tidaknya prasangka observer tentang obyek yang diobservasi.

2. Kemampuan fisik observer dalam melakukan observasi.

3. Kemampuan observer untuk mengingat dan memusatkan perhatian.

4. Kemampuan observer dalam menghubungkan fakta satu dengan fakta lainnya yang

timbul selama observasi.

5. Kemampuan observer untuk menggunakan alat pencatat observasi.

6. Kemampuan observer untuk memahami situasi keseluruhan dari hal-hal yang

diamati.

7. Ketepatan dalam menggunakan alat pencatat.

I. Keterbatasan Observasi

1. Banyak hal yang tidak dapat diungkap dengan observasi. Misalnya kehidupan pribadi

seseorang yang sangat dirahasiakan.

Page 8: Materi evaluasi pendidikan

2. Apabila obyek observasi tahu bahwa dia sedang diobservasi, ia dapat melakukan

kegiatannya dengan tidak wajar.

3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.

4. Faktor subyektif observer sukar dihindarkan.

5. Timbulnya suatu kegiatan / kejadian yang hendak diobservasi tidak dapat dipastikan

sehingga observer sukar menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi.

J. Kelebihan Observasi.

1. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperhatikan

berbagai gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun situasi yang hanya

dapat diteliti melalui observasi langsung.

2. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala

atau kejadian yang penting.

3. Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan mencek

fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain.

4. Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk berkomunikasi

dengan obyek yang ditelaah.

Page 9: Materi evaluasi pendidikan

MATERI V DAFTAR CEK (CHECK LIST)

A. Pengertian

Check List merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor-

faktor yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 1985:150)

Check list merupakan daftar yang berisi unsur-unsur yang mungkin terdapat dalam

situasi atau tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati (Depdikbud:1975:56).

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa check list merupakan salah satu

metoda untuk memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi pernyataan dan

pertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek oleh individu/kelompok.

B. Tujuan dan maksud Check List

Untuk mengetahui / mengecek ada tidaknya sifat/kebiasaan

keterampilan/pengalaman dan pengetahuan dari seseorang.

C. Manfaat Check List

Untuk mendapatkan faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang sedang menjadi

pusat perhatian. Faktor-faktor yang diperoleh ini dapat terperinci menurut keperluan

yaitu sesuai dengan persiapan dan rencana yang telah dibuat sebelum daftar cek ini

disiapkan.

D. Fungsi Check List

1. Sebagai inventory ( alat pencatat hasil observasi yang dipergunakan seseorang dalam

mengamati diri sendiri/pengguna daftar cek selain sebagai observer juga sebagai

observee ).

2. Sebagai alat pencatat hasil observasi ( pengguna daftar cek hanya sebagai observer )

Page 10: Materi evaluasi pendidikan

E. Ciri-ciri Check List yang Baik

1. Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu

2. Direncanakan secara sistematis

3. Berupa format yang praktis dan baik.

4. Hasil pengecekan diolah sesuai dengan tujuan.

5. Dapat diperiksa validitas, reabilitas dan ketelitiannya

6. Bersifat kuantitatif.

F. Macam-macam Check List

1. Check list perorangan

2. Check list kelompok

3. Check list dalam skala penilaian

4. Check list dalam angket

5. Check list masalah.

G. Contoh Penggunaan Check List.

Check list dapat dipergunakan dalam beberapa situasi :

1. Dalam perkuliahan yaitu ketika kuliah berlangsung.

2. Dalam belajar perorangan yaitu ketika individu belajar

3. Dalam pergaulan

4. Dalam pelaksanaan kerja kelompok

5. Dalam konsultasi/konseling.

H. Struktur Check List

1. Judul check list

Page 11: Materi evaluasi pendidikan

2. Identitas pengisi

3. Petunjuk yang berisi penjelasan dan maksud check list

4. Pedoman/petunjuk pengisian.

5. Butir-butir/item check list.

I. Kelebihan Check List

1. Hasil check list lebih sistematis

2. Memudahkan observer untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan

individu.

3. Menghemat waktu dan tenaga.

J. Keterbatasan Check List.

1. Memerlukan biaya besar

2. Bila observee dalam mengerjakan tidak sesuai dengan petunjuk akan mengakibatkan

observer sulit dalam melakukan evaluasi.

3. Observer mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan bila observee menutupi

kelemahannya.

K. Check List Masalah/Daftar Cek Masalah ( DCM )

1. Pengertian

Suatu daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang / memancing

pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami seseorang.

2. Alasan Penggunaan DCM

DCM dipergunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah yang

dihadapi individu dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya :

a. Efisiensi

Page 12: Materi evaluasi pendidikan

b. Intensitas

c. Validitas dan reliabilitas

3. Fungsi DCM

a. Memudahkan individu untuk mengemukakan masalah yang pernah dan sedang

dihadapi.

b. Untuk sistematisasi jenis masalah yang ada pada individu, agar memudahkan

analisa dan sintesa dengan data yang diperoleh dari alat lain.

c. Untuk mengarahkan prioritas progam pelayanan bimbingan dan konseling agar

sesuai dengan masalah yang dihadapi individu.

4. Contoh DCM

Salah satu daftar cek masalah yang sering dipergunakan untuk menyelidiki/

mengungkap persoalan yang ada pada individu adalah daftar cek masalah yang dibuat

oleh Ross L Mooney. DCM ini dikeluarkan oleh Bureu of Education Ohio State

Univesity. DCM dari Mooney diklasifikasikan jadi dua yaitu untuk siswa SMTP dan

untuk siswa SMTA/Mahasiswa. DCM ini terdiri dari sebelas topik masalah, dimana

setiap topik terdiri dari 30 item sehingga seluruhnya 330 item untuk

SMTA/Mahasiswa dan setiap topik terdiri dari 20 item sehingga seluruhnya 220 item

untuk SMTP. Kesebelas topik masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Health and Physical Development ( HPD )

2. Finances, Living Conditions and Employment ( FLE )

3. Social and Recreational Activities ( SRA )

4. Social Psychological Relations ( SPR )

5. Personal Psychological Relations ( PPR )

Page 13: Materi evaluasi pendidikan

6. Courtship, Sex and Married ( CSM )

7. Home and Family ( HF )

8. Morals and Religion ( MR )

9. Adjusment to College Work ( ACW )

10. The Future Vocational and Education ( FVE )

11. Curriculum and Teaching Prosedures ( CTP ).

5. Pengadministrasian DCM

Agar hasilnya valid dan reliabel perlu diperhatikan petunjuk pelaksanaan dan

cara mengerjakannya.Petunjuk yang harus diperhatikan meliputi untuk instruktur

dan pengisi.

Analisa terhadap DCM dapat dilakukan secara individual dan kelompok.

Analisa secara kelompok dibedakan menjadi analisa per butir/item masalah dan

analisa per topik masalah. Masing-masing dianalisa dengan rumus yang berbeda.

6. Penggunaan hasil analisa data DCM dalam penyusunan progam dan bimbingan

konseling.

Hasil analisa data DCM dilengkapi dengan data yang diperoleh dari teknik lain dapat

dipergunakan untuk merencanakan progam BK, baik individual maupun kelompok.

Penyusunan progam BK ini adalah dalam rangka :

• Memprioritaskan masalah yang harus segera digarap

• Mendalami masalah individu maupun masalah kelompok

• Efisiensi pelayanan yaitu pencegahan, pengembangan dan penyembuhan sebelum

masalah-masalah itu menjadi akut.

a. Program bimbingan dan konseling individual.

Page 14: Materi evaluasi pendidikan

• Mendalami masalah dan melengkapi data ( pengumpulan data ) wawancara,

observasi, sosiometri, dan sebagainya.

• Studi kasus yaitu membuat kasus individu yang bersangkutan

• Konseling

• Penempatan, rujukan, pemindahan jurusan, penukaran mata kuliah, dsb.

• Psychodrama

b. Progam bimbingan dan konseling kelompok

• Melengkapi data

• Aktivitas konselor : informasi, orientasi, testing

• Aktivitas siswa : kunjungan studi, diskusi, tugas-tugas kelompok, sosiodrama

• Student Case Confrence

• Group Counseling

Page 15: Materi evaluasi pendidikan

MATERI VI ANECDOTAL RECORD

A. Pengertian

Anecdotal Record merupakan record atau catatan - catatan yang bersifat komulatif

dari beberapa tingkah laku individu yang luar biasa ( Bimo Walgito, 1987 ).

Anecdotal Record merupakan catatan yang dibuat oleh penyelidik mengenai

kelakuan-kelakuan yang luar biasa ( Sutrisno Hadi, 1985).

Anecdotal Record adalah catatan tentang kejadian khusus yang bertalian dengan

masalah yang sedang menjadi pusat perhatian pengamat, terutama tingkah laku

individu yang diamati yang sifatnya typis ( Depdikbud, 1975).

The anecdote is a written account of a student’s actual behavior as observed ia a

specific situation (Mortensen & Schmuller, 1964).

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian Anecdotal Record ialah

alat pencatat hasil observasi yang bersifat komulatif dari tingkah laku individu yang

luar biasa ( typical behavior )

B. Ciri - ciri Anecdotal Record yang Baik

1. Menerangkan tanggal, tempat dan waktu berlangsungnya kejadian tertentu, dan

siapa yang menjadi observer.

2. Melukiskan peristiwa yang faktuil dan obyektif. Peristiwa obyektif adalah laporan

yang mempunyai gambar potret atau apa adanya agar tidak ada yang tertinggal.

3. Segera dibuat setelah peristiwa itu terjadi, untuk menghindari kelupaan.

4. Harus dibuat oleh beberapa penyelidik.

Page 16: Materi evaluasi pendidikan

5. Harus bersifat selektif, dipilih peristiwa yang penuh arti dan yang ada hubungannya

dengan perkembangan individu.

6. Laporan harus faktuil, dipisahkan dari data dan interpretasi.

C. Manfaat Catatan Anekdot bagi Konselor

1. Konselor dapat memperoleh pemahaman yang lebih tepat dari tingkah laku yang

ditunjukkan oleh individu.

2. Konselor memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu tingkah laku

individu yang bersangkutan.

3. Dengan mengetahui tingkah laku yang luar biasa itu, konselor dapat

mempertimbangkan cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan masalah dan

kebutuhan individu yang bersangkutan .

D. Penggunaan Catatan Anekdot.

Anecdotal Record dapat dipergunakan dalam berbagai situasi antara lain sewaktu

individu :

• Sedang menghadapi masalah

• Berada ditempat asing/diantara orang-orang yang belum dikenal

• Berada di rumah , sekolah, kantor.

E. Macam-macam Catatan Anekdot

1. Catatan anekdot type evaluasi

Berisi pernyataan yang menerangkan penilaian pencatatan/pengamat berdasarkan

ukuran baik buruk, yang diinginkan/yang tidak diinginkan, yang diterima/tidak

diterima. Contoh : pada hari ke 7 Amir memperlihatkan sikap yang lebih baik

Page 17: Materi evaluasi pendidikan

terhadap teman-teman sepermainan. Ia mulai memberikan pertolongan kepada

teman-temannya.

2. Catatan Enekdot type interpretatif

Berisi penjelasan tentang kegiatan tingkah laku atau situasi yang telah

diobservasi oleh pengamat dengan dukungan / pendukung fakta yang diobservasi

itu. Contoh : pada minggu terakhir Ani tampak gelisah. Pertumbuhan badannya

begitu cepat. Tentulah pertumbuhan itu yang menyebabkan ia gelisah

3. Catatan Anekdot type deskripsi umum.

Berisi tentang catatan kegiatan, tingkah laku, atau situasi dalam bentuk

pernyataan umum. Contoh : Ali mulai tidak tenang kerjanya di kelas. Banyak

pekerjaannya tidak selesai pada waktunya. Dia mulai menghindarkan diri dari

pertemuan dan percakapan dengan teman.

4. Catatan Anekdot type deskripsi khusus.

Catatan yang berisi uraian tentang kegiatan, tingkah laku individu atau situasi

secara khusus dan teliti. Contoh : udara sangat dingin disertai hujan rintik-rintik,

sehingga pada waktu istirahat hari ini siswa tidak turun ke lapangan bermain.

Mereka memilih di ruang olah raga . Amin dan Ali memilih permainan galah

dengan beberapa temannya. Masing-masing dari mereka menjadi ketua dari kedua

regu yang berlawanan. dan teman temannya yang lain harus memilih pada regu

yang mana. Tiba-tiba Amin berteriak dari jauh dan menyatakan bahwa teman-

temannya yang lain tidak mau memilih regu yang dipimpinnya. Kemudian Ali

menjawab dengan tenang, habis maunya begitu dan saya tidak dapat mencegahnya.

F. Keterbatasan Catatan Anekdot

Page 18: Materi evaluasi pendidikan

1. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan catatan anekdot sangat banyak, sehingga

hanya dilakukan terhadap beberapa klien yang khusus saja.

2. Pembimbing yang belum berpengalaman akan menitik beratkan pengamatannya

kebanyakan pada aspek-aspek tingkah laku yang tidak baik saja dan kurang

mencatat tingkah laku yang baik, karena sudah beranggapan bahwa seorang, klien

itu mempunyai kekurangan-kekurangan.

3. Pada pembuatan catatan anekdot hendaknya diingat mengenai kekurangan-

kekurangan yang ada pada sampel, kemungkinan besar tingkah laku yang dicatat

tadi tidak mewakili reaksi klien yang sebenarnya.

4. Tingkah laku yang diamati harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan tingkah

lakunya.

G. Contoh Catatan Anekdot

The form used for recording anecdotes should be preferably short and informal. It

should include the name of student, date, the observer’s name, where the incident took

place, and any comments or suggestions. Lihat contoh format catatan anekdot di

bawah ini (Mortensen& Schmuller, 1964:167):

H. Bentuk-bentuk Anekdot Record

1. Bentuk I : hanya sampai data

Student’s Name ....................... Date........................

Observer’s Name ......................................................

Where Observed

...................................................................................

Comments and Suggestions :

Page 19: Materi evaluasi pendidikan

2. Bentuk II : sudah ada interprestasi

3. Bentuk III : selain ada data dan interprestasi juga ada rekomendasi ( sudah ada

perumusan masalahnya penganalisaan ).

Catatan anekdot dapat dibuat oleh tenaga-tenaga kependidikan, baik guru maupun

non guru, yang sempat mengobservasi tingkah laku siswa dalam berbagai situasi

sekolah. Guru dapat membuat catatan anekdot, hanya sampai data ( bentuk I ). Bentuk

II dan III harus dibuat konselor, karena memerlukan ketrampilan tertentu. Interpretasi

atau rekomendasi , komentar hendaknya ditulis di ruang tersendiri yang terpisah dari

ruang untuk memuat diskripsi.

I. Konsekuensi bagi Konselor yang Menggunakan Catatan Anekdot

1. Harus menguasai metode observasi dan mempunyai ketrampilan mencatat

2. Dapat membuat interpretasi dengan tepat

3. Dapat menyusun rekomendasi dengan tepat berdasarkan diagnosa.

Page 20: Materi evaluasi pendidikan

MATERI VII

RATING SCALE ( SKALA PENILAIAN )

A. Pengertian

Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk

menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi (Depdikbud, 1975:55).

Rating Scale adalah alat pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-

ciri tingkah laku/sifat yang harus dicatat secra bertingka (Bimo Walgito, 1987).

Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap

sebagai butir-butir atau item (WS. Winkel,1995) .

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian Rating Scale

adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi

tentang sfat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara

bertingkat.

Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan terhadap

perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasi sosial dengan

orang itu selama periode waktu tertentu.

Unsur penilaian terdapat dalampernyataan pandangan pribadi dari orang yang

menilai subyek tertentu pada masing-masing sifat atau sikap yang tercantum dalam

daftar. Penilaian itu dituangkan dalam bentuk penentuan gradasi antara sedikit sekali

dan banyak sekali atau antara tidak ada dan sangat ada.

Page 21: Materi evaluasi pendidikan

Karena penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi dari pengamat dan

bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu pengamat saja tidak berarti

untuk mendapatkan gambaran yang agak obyektif tentang orang yang dinilai.

Untuk itu dibutuhkan beberapa skala penilaian yang diisi oleh beberapa orang,

yang kemudian dipelajari bersama-sama untuk mendapatkan suatu diskripsi tentang

kepribadian seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai dengan kenyataan.

B. Kegunaan Pemakaian Rating Scale

1. Hasil observasi dapat dikuantifikasikan

2. Beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa terhadap sejumlah

alat/sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu ( ratings ) dapat

dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup terandalkan.

C. Kesalahan-kesalahan dalam Rating Scale

WS Winkel (1995) mengemukakan beberapa kesalahan yang terjadi dalam rating

scale :

1. Pengamat membuat generalisasi mengenai sikap atau sifat seseorang karena bergaul

akrab dengan siswa yang harus dinilai atau karena sudah mempunyai pandangan

tertentu terhadap lingkungan asal siswa ( personal bias ). Misalnya: guru di

Yogyakarta memandang semua siswa yang berasal dari Jakarta sebagai orang yang

bermoral bejat dan berlaku kasar ( personal bias : error of severity ). Contoh lain

adalah guru yang bergaul akrab dengan siswa yang kebetulan kemenakannya

sendiri, menilai semua butir dalam daftar pada gradasi baik ( personal bias : error

of leniency ).

Page 22: Materi evaluasi pendidikan

2. Pengamat tidak berani untuk memberikan penilaian sangat baik atau sangat kurang,

dan karena itu menilai suatu item dalam daftar pada gradasi cukupan (error of

central tendency ).

3. Pengamat membiarkan dirinya terpengaruh oleh penilaiannya terhadap satu dua

sikap atau sifat yang dinilai sangat baik atau sangat kurang, sehingga penilaiannya

terhadap item-item lain cenderung jatuh pula pada gradasi sangat baik atau sangat

kurang ( hallo effect ). Misalnya bila guru sudah mempunyai kesan negatif terhadap

seorang siswa ( A ) yang penampilannya kurang menarik dan kemudian memilih

gradasi kurang pada item-item yang lain.

4. Pengamat tidak menangkap maksud dari butir-butir dalam daftar dan kemudian

mengartikannya menurut interprestasi sendiri ( logical error )

5. Pengamat kurang memisahkan jawaban terhadap butir yang satu dari jawaban

terhadap butir yang lain ( carry over effect ).

D. Bentuk-bentuk Rating Scale

Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain :

1. Skala Numerik/Kwantitatif

Skala ini menggunakan angka-angka ( skor-skor ) untuk menunjukan gradasi-

gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka.

2. Skala Penilaian Grafis.

Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinum. Gradasi-gradasi ditunjuk pada

garis itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi singkat di bawah garisnya.

Pengamat memberikan tanda silang di garis pada tempat yang sesuai dengan gradasi

yang dipilih.

Page 23: Materi evaluasi pendidikan

3. Daftar Cek.

Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan type

pilihan berganda ( multiple choice ). Pada masing-masing sifat atau sikap yang

harus dinilai, disajikan empat sampai lima pilihan dengan deskripsi singkat pada

masing-masing pilihan. Pengamat memberikan tanda cek pada pilihan tertentu di

ruang yang disediakan.

E. Hal-hal yang Harus Dipenuhi oleh Koordinator Bimbingan supaya Skala Penilaian Bermanfaat bagi Keperluan Bimbingan.

1. Pada awal tahun ajaran mencari bantuan dari sejumlah guru dan tenaga bimbingan

yang berminat berpartisipasi dalam proyek ini dan bersedia menyisihkan waktu

untuk mengisi skala penilaian pada waktu tertentu, misalnya pada akhir catur wulan

atau pada akhir tahun ajaran.

2. Bersama dengan petugas bimbingan yang lain menyusun skala penilaian, dengan

mencantumkan kurang lebih 10 sifat atau sikap. Perumusan dan isi pada masing-

masing butir harus jelas, disertai deskripsi singkat pada gradasi-gradasi penilaian .

Sikap dan sifat harus terkandung dalam perilaku yang dapat diamati ( observabel ),

biasanya disajikan lima gradasi. Disediakan ruang untuk mencatat tanggal, nama

siswa, dan nama pengamat..

3. Mengadakan pertemuan dengan tenaga-tenaga pendidik yang telah menyatakan

kesediaannya dengan berpartisipasi dalam proyek ini. Alat pengumpul data yang

telah disusun dirundingkan bersama supaya interprestasi terhadap butir-butir dalam

daftar sama, kekurangan dalam perumusan sekaligus dapat diperbaiki. Juga

Page 24: Materi evaluasi pendidikan

diputuskan bersama prosedur pengisian dan penyerahan serta teknik pengisiannya,

khususnya yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :

• Waktu : kapan skala penilaian diisi.

• Jumlah siswa yang akan dinilai.

• Kepada siapa skala penilaian yang telah diisi, diserahkan ?

• Mengingatkan para observer bahwa kesalahan mudah dilakukan pada waktu

mengisi skala penilaian khususnya personal bias, central tendency, hallo effect,

cary over effect.

• Mengingatkan para pengamat supaya tidak memberikan jawaban pada butir yang

tidak dapat mereka amati karena tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Lebih

baik tidak menjawab dari pada memperkirakan saja. Oleh karena itu dalam

instrumen atau daftar item dapat disediakan ruang untuk menyatakan tidak sempat

mengamati.

4. Menjelang akhir caturwulan, atau akhir tahun ajaran, ahli bimbingan yang diserahi

tugas mengolah skala-skala penilaian, mempelajarinya untuk mendapatkan

gambaran menyeluruh tentang sifat-sifat kepribadian dan sikap-sikap yang

tercantum dalam daftar butir-butir dan telah dinilai bebarapa orang.

5. Proyek semacam ini boleh dimulai setelah ada jaminan tentang partisipasi rekan-

rekan tenaga kependidikan, kemampuan dalam mengisi skala penilaian secara tepat

dan mengolah setiap set skala penilaian, serta manfaat bagi siswa-siswa yang

bersangkuatan.

F. Keterbatasan Rating Scale

Page 25: Materi evaluasi pendidikan

1. Item-item pada skala penilaian diartikan lain-lain oleh mereka yang memberikan

penilaian ( sangat subyektif )

2. Sifat atau sikap yang harus dinilai tidak dapat diamati atau diobservasi karena sifat

atau sikap kurang tertuang dalam bentuk tingkah laku yang memungkinkan untuk

diamati ( observable )atau kurang sempat mengadakan observasi.

3. Gradasi-gradasi pada masing-masing item dalam daftar tidak jelas, terlalu banyak

atau terlalu sedikit.

4. Dibutuhkan banyak waktu untuk mengisi skala penilaian, banyak siswa dan

mengolahnya satu persatu.

G. Kelebihan Rating Scale

1. Dapat diperoleh adanya tingkatan-tingkatan dari setiap sifat.

2. Memudahkan observer, karena hanya tinggal memberi tanda- tanda tertentu pada

tingkatan sifat-sifat tertentu.

3. Observer tidak perlu memberikan evaluasi yang panjang lebar terhadap individu

yang diamati.

Page 26: Materi evaluasi pendidikan

MATERI VIII ANGKET ( QUESTIONARE )

1. Pengertian

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan

yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)

Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab

secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan

komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau

dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden ( Bimo Walgito, 1987

).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu

alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada

subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga.

B. Struktur Batang Tubuh Angket

1. Judul angket

2. Pengantar yang berisi tujuan dan petunjuk pengisian.

3. Item-item pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat, fakta.

Page 27: Materi evaluasi pendidikan

Pengisian identitas dalam angket tergantung tujuannya, karena kadang-kadang

indentitas tidak diperlukan. Misalnya angket yang bertujuan atau menginginkan

opini atau pendapat umum.

C. Bentuk-bentuk Pertanyaan dalam Angket.

1. Pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang telah mendapat pengarahan dari

penyusun angket. Responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah

disediakan dalam kuesioner itu. Jadi jawabannya telah terikat, responden tidak

dapat memberikan jawabannya secara bebas.

2. Pertanyaan terbuka yaitu menghendaki jawaban responden sebebas-bebasnya

dengan uraian yang lengkap

3. Daftar cek. Contohnya : Tulislah tanda cek ( V ) di bawah lajur ya, apabila

pertanyaan yang bersangkutan sesuai dengan pendapat saudara dan tulislah tanda

itu di bawah lajur tidak, apabila pertanyaan itu tidak sesuai dengan pendapat

saudara.

NO PERTANYAAN-PERTANYAAN YA TIDAK 1 Putera saudara sangat penurut. 2 Putera saudara berkeinginan untuk

melanjutkan pelajarannya ke Per-guruan Tinggi.

3 Putera saudara mempunyai banyak teman

4 Putera saudara belajar di rumah secara teratur

5 .......................dst...............................

4. Pilihan Salah Benar

Page 28: Materi evaluasi pendidikan

Contoh : Lingkarilah huruf B apabila menurut pendapat anda pernyataan yang

bersangkutan itu benar, dan lingkarilah huruf S, apabila menurut pendapat anda

pernyataan itu salah.

a. B - S Anak saya banyak mempunyai teman bermain.

b. B - S Anak saya mempunyai kamar belajar sendiri.

c. B - S Anak saya mudah tersinggung perasaannya.

5. Skala

Contoh : Berilah tanda cek ( V ) pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda

Jenis Olah Raga Senang Sekali

Senang Kurang Senang

Tidak Senang

Tidak Tahu

1. Bulutangkis 2. Voley Ball 3.sepak Bola 4.Tenis 5. ..........dst.........

6. Pilihan Ganda ( Multiple Choice )

Contoh : Lingkarilah huruf yang berada di depan pernyataan yang sesuai dengan

pendapat anda.

1. Pengalama kerja anda dalam lembaga pemerintah :

a. kurang dari 2 tahun

b. 2 - 4 tahun

c. 5 - 7 tahun

d. 8 - 10 tahun

e. lebih dari 10 tahun

2. Status kepegawaian anda adalah :

Page 29: Materi evaluasi pendidikan

a. pegawai lepas

b. pegawai harian

c. pegawai bulanan

d. pegawai sementara

e. pegawai tetap.

D. Macam-macam Angket

1. Dilihat dari cara memberikannya, angket dapat dibedakan:

a. Angket langsung, yaitu bila angket itu langsung diberikan kepada responden yang

ingin diselidiki . Jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan

perantara.

b. Angket tidak langsung, yaitu bila angket itu disampaiakan kepada orang lain ang

diminta pendapat tentang pendapat atau keadaan orang lain. Jawaban angket itu

diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber

pertama.

2. Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan menjadi :

a. Angket berstruktur, yaitu angket yang bersifat tegas, konkrit dengan pertanyaan-

pertanyaan yang terbatas dan menghendaki jawaban yang tegas dan terbatas pula.

b. Angket tak berstruktur, dipergunakan apabila konselor menginginkan uraian

lengkap dari subyek tentang sesuatu hal, di mana diminta uraian yang terbuka dan

panjang lebar. Disampaikan dengan mengajukan pertanyaan bebas.

E. Hal -hal yang Harus Diperhatikan dalam Angket.

Page 30: Materi evaluasi pendidikan

1. Angket dipergunakan dalam keadaan atau situasi yang setepat-tepatnya. Misalnya

bila kekurangan waktu, sasaran banyak/luas maka dalam situasi demikian akan

tepat apabila kita menggunakan angket.

2. Terlebih dahulu ditentukan tujuan angket itu, baik tujuan umum maupun tujuan

khusus. Misalnya apakah yang dituju itu tentang latar belakang sosial anak. Tujuan

itu akan menentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun . Tanpa adanya

tujuan yang jelas kita akan sulit menyusun pertanyaan.

3. Tentukan dan susunlah pertanyaan-pertanyaan itu dengan sebaik-baiknya. Banyak

angket kurang berharga karena kesalahan-kesalahan dalam pertanyaannya.

4. Apabila pertanyaan-pertanyaan itu sudah ditentukan maka pertanyaan -pertanyaan

itu selanjutnya digolong-golongkan menurut golongannya masing-masing, agar

lebih sistematis dan lebih mudah dalam mengadakan penggolongan lebih lanjut.

5. Bila telah tersusun, diadakan ceking atau uji coba untuk memeriksa kemungkinan

adanya pertanyaan-pertanyaan yang perlu diperbaiki, sehingga diharapkan akan

mendapat angket yang baik.

F. Petunjuk-petunjuk Penyusunan Pertanyaan dalam Angket

1. Menggunakan kata-kata yang tidak mengandung arti rangkap.

2. Susunan kalimat hendaknya sederhana tapi jelas.

3. Menghindari pemakaian kata yang tidak ada gunanya

4. Menghindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.

5. Mencantumkan kemungkinan jawaban sebanyak mungkin supaya subyek

mempunyai kemungkinan pilihan yang bebas.

Page 31: Materi evaluasi pendidikan

6. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan responden sehingga

dapat dijawab dengan baik.

7. Hindarkan kata-kata yang bersifat sugestif dan juga kata yang bersifat negatif.

8. Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.

9. Bentuk berstruktur lebih baik dari pada bentuk terbuka.

10. Pertanyaan jangan membuat responden berpikir terlalu berat.

11. Pergunakan kata-kata yang netral, tidak menyinggung perasaan dan harga diri

responden.

G. Langkah-langkah Penyusunan Angket.

1. Persiapan.

2. Menentukan sasaran.

3. Menentukan tujuan.

4. Menentukan jenis informasi yang dibutuhkan.

5. Merancang bentuk-bentuk pertanyaan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan.

H. Kegunaan Angket dalam Bimbingan.

1. Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan

catatan permanen.

2. Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.

3. Pembuatan evaluasi progam bimbingan

4. Untuk mengambil sampling sikap/pendapat dari responden

I. Kelebihan Angket.

Page 32: Materi evaluasi pendidikan

1. Merupakan metode yang praktis, karena dapat dipergunakan untuk mengumpulkan

data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dan waktu yang

singkat.

2. Merupakan metode yang ekonomis, dari segi tenaga yang dibutuhkan.

3. Setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama.

4. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangan.

5. Responden mempunyai waktu cukup untuk menjawab pertanyaan.

6. Pengaruh subyektif dapat dihindarkan.

J. Keterbatasan Angket.

1. Sulit untuk mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang

tepat.

2. Terbatas hanya pada responden yang bisa membaca dan menulis.

3. Karena tidak berhadapan langsung dengan responden, maka bila ada pertanyaan

yang kurang jelas, responden tidak dapat mendapatkan keterangan lebih lanjut.

4. Bersifat kaku, karena pertanyaan-pertanyaan dalam angket telah ditentukan,

sehingga tidak dapat diubah sesuai dengan keadaan sekitar.

5. Sulit mendapatkan jaminan bahwa semua responden akan mengembalikan angket

yang diberikan.

Page 33: Materi evaluasi pendidikan

MATERI IX STUDI DOKUMENTER

A. Pengertian

Studi dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang dipergunakan

pembimbing dengan jalan melihat/meneliti data-data dokumen siswa yang tersimpan

di sekolah/tempat lain.

Data pada studi dokumenter adalah data masa lalu, namun demikian dapat untuk

meramalkan atau mengungkapkan keadaan/kondisi sekarang. Walapun demikian, tidak

semua keadaan/kondisi sekarang dapat diketahui dari data masa lalu.

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Dokumenter.

Salah satu metode yang dipergunakan adalah historis dokumenter dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

2. Penilaian data, kita mengadakan klasifikasi data yang dibutuhkan/relevan dan

menyeleksi data.

3. Penafsiran data dengan mengadakan analisa. Memberikan asumsi/anggapan dasar

dan argumentasi. Bila data itu bisa diolah dengan statistik, maka diadakan

pengolahan serta pembuatan kesimpulan ( kesimpulan dari tiap item/soal )

4. Penyimpulan, ditarik dari kesimpulan masing-masing bagian. Kesimpulan umum

dapat berdiri sendiri, tetapi akan lebih dapat dipertanggungjawabkan bila dikaitkan

dengan data lain.

C. Sumber Data Studi Dokumenter.

Page 34: Materi evaluasi pendidikan

1. Buku induk.

2. Buku pribadi/kartu pribadi.

3. Rapor.

4. Surat-surat keterangan.

5. Buku absen.

6. Kartu pembayaran SPP, OSIS, BP-3

7. Hasil pengisian angket, cek list, rating scale, dll.

8. Hasil karyanya, seperti lukisan, karangan, ketrampilan tangan.

D. Guna Studi Dokumenter.

1. Dapat dijadikan bahan pemahaman siswa.

2. Sebagai bahan pembanding antara data yang telah ada dengan data yang akan

dikumpulkan.

E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.

1. Untuk menjamin kebenaran data dokumenter itu perlu di cek kembali dengan

teknik-teknik lain.

2. Data siswa yang telah didokumentasikan perlu dianalisa dengan secermat-

cermatnya.

Page 35: Materi evaluasi pendidikan

MATERI X WAWANCARA ( INTERVIEW )

A. Pengertian

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan

komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( tanya

jawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh.

Surya, 1985 ).

Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang tua

dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation

( Bimo Walgito, 1987 ).

Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari

seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).

Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi

dari murid secara lisan . Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk

bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ).

B. Tujuan wawancara.

Ada berbagai tujuan yang dapat dicapai dalam wawancara yaitu :

1. Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak yang terlibat ( subyek wawancara

dan pewawancara ). Pertemuan itu harus bebas dari segala kecemasan dan

ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara menyatakan sikap dan

perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang

menghambat pernyataannya.

Page 36: Materi evaluasi pendidikan

2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek wawancara. Oleh karena

subyek wawancara pada umumnya membawa berbagai ketegangan emosi ke dalam

pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak harus berusaha

meredakan ketegangan di dalam dirinya.

3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara kedua belah pihak

akan mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

4. Mendorong kearah pemahaman diri pada pihak subyek wawancara. Hampir semua

subyek wawancara menginginkan pemahaman diri yang lebih baik, dan pada

dasarnya memiliki kesanggupan dan bakat yang seringkali tidak dapat berkembang

dengan sempurna . Dengan wawancara subyek wawancara akan lebih memahami

dirinya.

5. Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yang konstruktif pada subyek wawancara.

C. Macam-macam Wawancara.

Ada bermacam-macam jenis wawancara sesuai dengan tujuannya ataupun sifat-

sifat yang lain yang ada dalam wawancara, seperti jumlah orang yang diwawancarai

dan menurut peranan yang dimainkan.

1. Menurut tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi :

a. The employment interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan

gambaran sampai mana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap

kreteria yang diminta oleh suatu employment.

b. Informational interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.

Page 37: Materi evaluasi pendidikan

c. Administrative interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan

administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan

perubahan-perubahan di dalam tindakannya ( change in behavior )

d. Counseling interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan

konseling. Interview ini khas dipergunakan dalam proses konseling.

2. Menurut jumlah orang yang diinterview, wawancara dapat dibedakan menjadi :

a. Interview perorangan ( individu ), yaitu wawancara yang dilakukan secara

perseorangan, yang menyangkut masalah-masalah pribadi yang dialami oleh

subyek wawancara. Misalnya : wawancara antara seorang klien dengan seorang

petugas bimbingan.

b. Interview kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan secara kelompok (lebih

dari satu orang), Misalnya : antara petugas bimbingan dengan seluruh siswa

kelas II.

3. Menurut peranan yang dimainkan, wawancara dapat dibedakan menjadi :

a. The non directive interview, yaitu interview yang kurang terpimpin dan kuarang

mendasarkan atas pedoman-pedoman tertentu. Biasanya digunakan dalam proses

konseling.

b. The focused interview, yaitu interview yang ditujukan kepada orang-orang tertentu

yang mempunyai hubungan dengan obyek-obyek yang diselidiki.

The repeated interview, yaitu interview yang berulang. Interview ini terutama digunakan

untuk mencoba mengikuti perkembangan yang tertentu terutama proses sosial.

Page 38: Materi evaluasi pendidikan

4. Berdasarkan sifatnya, wawancara dibedakan menjadi :

a. Wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk

memperoleh keterangan mengenai orang tersebut.

b. Wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang

untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain.

c. Wawancara insidentil, yaitu wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu bila

dianggap perlu.

d. Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan secara berencana pada

waktu yang telah ditetapkan.

D. Bagian-bagian Wawancara.

Dalam wawancara terdapat bagian-bagian tertentu yang dapat dipandang sebagai

bagian-bagian dari wawancara :

1. Permulaan atau Pendahuluan wawancara.

Pada bagian ini terutama ditujukan untuk mendapatkan hubungan yang baik (

dalam mengadakan kontak pertama ) antara interviewer dengan interviewee dan

biasanya diisi dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari interview itu. Peranan

bagian ini penting, karena dengan mengadakan kontak yang pertama ini akan

memberikan gambaran tentang jalannya interview selanjutnya. Kalau telah terjadi

hubungan yang baik dan timbul perasaan saling mempercayai, maka hal ini telah

merupakan sumbangan yang besar artinya dalam perkembangan interview

selanjutnya.

Page 39: Materi evaluasi pendidikan

2. Inti Interview.

Bagian ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interview harus dapat

dicapai . Bila maksud dari interview untuk mengumpulkan data tentang latar

belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.

3. Akhir Interview

Bagian ini merupakan bagian di mana interview mulai berakhir. Interview dapat

ditutup dengan mengadakan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan (

misalnya : dalam konseling interview ). Kadang-kadang interview ditutup dengan

menentukan waktu kapan interview itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan

mengadakan interview lagi.

E. Langkah-langkah Wawancara

Pedoman/petunjuk wawancara secara garis besar, sebagai berikut :

1. Persiapan.

a. Menentukan tujuan.

b. Menetapkan bentuk pertanyaan ( pertanyaan bebas atau terpimpin ).

c. Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi.

d. Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai

e. Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara

f. Mengadakan hubungan dengan responden.

2. Pelaksanaan

a. Memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan

dalam rangka mengumpulkan informasi.

b,Mengadakan wawancara.

Page 40: Materi evaluasi pendidikan

3. Penutup.

a. Menyusun laporan wawancara secara sistematis

b. Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara

g. Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan

wawancara itu.

F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Wawancara.

Agar wawancara dapat mencapai hasil yang baik perlu adanya beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam mengadakan wawancara :

1. Orang yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar belakang tentang

apa yang akan ditanyakan, karena yang akan ditanyakan perlu dipersiapkan dengan

sebaik-baiknya, agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar, sistematis, dan

teratur.

2. Pewawancara harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan

dari wawancara tersebut.

3. Dalam wawancara harus dijaga agar selalu ada hubungan yang baik. Hubungan baik

ini merupakan sumbangan yang besar di dalam jalannya atau hasil wawancara yang

akan dapat dicapai.

4. Pewawancara atau pembimbing harus mempunyai sifat dapat dipercaya. rahasia

dari individu yang diwawancarai atau klien harus dapat disimpan dengan baik,

sebab kalau tidak demikian, kemungkinan klien tidak akan mengutarakan sesuatu

kepada wawancara dengan terbuka.

5. Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.

Page 41: Materi evaluasi pendidikan

6. Harus dijaga jangan sampai ada hal-hal yang mungkin mengganggu jalannya

wawancara. Bila ada hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu, sebaiknya hal-hal

tersebut disingkirkan lebih dahulu.

7. Bahasa yang digunakan oleh pewawancara harus disesuaikan dengan kemampuan

yang diwawancarai.

8. Sekalipun pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya

sistematis, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai kaku,

masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang berhubungan

dengan pertanyaan itu.

9. Pewawancara atau pembimbing harus menjaga jangan sampai ada waktu diam yang

terlalu lama. Hal yang demikian akan mematikan suasana wawancara.

10. Pewawancara harus mengadakan kontrol di dalam wawancara. Kalau ada hal-hal

yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu pewawancara mencari ketegasan.

11. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengadakan kontrol di ajukan setelah wawancara

sampai kepada suatu titik tertentu. Jadi jangan sampai memotong pembicarann,

karena ini akan mengganggu jalannya wawancara.

12. Lamanya waktu wawancara sebenarnya tergantung, kepada masalahnya. Tetapi

pada umumnya wawancara yang terlalu lama akan melelahkan kedua belah pihak.

Karenanya waktu wawancara sekitar 30 menit merupakan waktu yang cukup.

13. Di dalam wawancara hendaknya dihindari aku dari pewawancara atau pembimbing.

Jangan samapai aku tersebut ditonjol-tonjolkan.

14. Individu yang sukar berbicara tidak boleh dipaksa untuk memberikan

keterangan/penjelasan dengan panjang lebar.

Page 42: Materi evaluasi pendidikan

15. Tidak terlalu banyak membuat catatan selama wawancara berlangsung. Selalu

harus minta ijin pada individu untuk membuat catatan seperlunya.

16. Menghindari pertanyaan yang sugestif, yang mendorong murid untuk memberikan

jawaban yang baik dan hindarkan pertanyaan yang hanya menuntut jawaban ya

atau tidak.

G. Kelebihan dan Keterbatasan Wawancara.

1. Kelebihan Wawancara.

a. Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan

pribadi subyek wawancara.

b. Dapat dilaksanakan terhadap setiap individu dan tingkatan umur.

c. Wawancara selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap terhadap data

yang dikumpulkan dengan teknik lain.

d. Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.

e. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan subyek wawancara.

f. Subyek wawancara berhadapan langsung dengan pewawancara, maka diharapkan

dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga hal ini akan

mempengaruhi hasil wawancara.

g. Isi pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan

tingkat perkembangan dan daya tangkap sebyek wawancara. Baik pewawancara

maupun subyek wawancara dapat memberikan penjelasan lebih lanjut bilamana

pertanyaan atau jawaban belum jelas.

h. Tidak dibatasi oleh kemampuan dan menulis individu, artinya orang tidak dapat

membaca atau menulispun dapat diajak wawancara

Page 43: Materi evaluasi pendidikan

i. Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.

2. Keterbatasan Wawancara.

a. Kalau pewawancara atau subyek wawancara mempunyai suatu prasangka yang

satu kepada yang lain, hasil wawancara tidak akan memuaskan.

b. Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu

dan tenaga dan mungkin juga biaya.

c. Menuntut keahlian, ketrampilan, dan penguasaan bahasa yang baik dari

pewawancara.

d. Sangat tergantung kepada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari

subyek wawancara, yang mungkin sangat menghambat ketelitian hasil

wawancara.

e. Laju dan materi wawancara sangat dipengaruhi oleh situasi sekitar tempat

wawancara.

Sekalipun ada segi-segi kelemahan, namun wawancara masih banyak

sumbangannya sebagai metode untuk mendapatkan data. Bahkan dalam proses

konseling, wawancara merupakan alat yang sangat pokok.

H. Sifat-sifat Pertanyaan dalam Wawancara.

Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam wawancara hendaknya sesuai

dengan kebutuhan :

a. Pertanyaan yang bersifat mendorong pembahasan dan pemahaman. Contoh: Coba,

ceritakan lebih lanjut. Bagaimana menurut pendapatmu.

b. Pertanyaan yang menarik pemahaman.

Page 44: Materi evaluasi pendidikan

Yaitu pertanyaan yang mengandung kata karena, oleh sebab...., mengandung

sebab akibat.

c. Pertanyaan yang mendorong penerimaan perasaan.

Contoh : Apakah anda merasa senang ?

d. Pertanyaan yang mendorong sikap/tingkah laku tertentu, ( pertanyaan yang

mendorong, memperluas pandangan/memberi dorongan tentang sesuatu hal),

Contoh : anda jelaskan, bagaimana hal ini bisa terjadi.

I. Kapan sebaiknya Wawancara Diakhiri ?

Suatu wawancara diakhiri dengan memperhatikan beberapa hal :

1. Bila data/keterangan yang diperoleh sudah cukup/sesuai dengan harapan

pewawancara.

2. Dengan melihat sikap orang yang diwawancarai.

3. Sebaiknya tidak lebih dari 30 menit.

4. Karena wawancara dalam konseling tidak cukup hanya satu kali, maka konselor

harus tahu waktu dan konselor harus menjaga agar hubungan baik yang tercipta

terjaga dengan berjanji kalau konselor masih bersedia melanjutkan wawancara lagi

dilain waktu, jika klien masih menghendaki.

J. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Wawancara.

Berhasil tidaknya wawancara ditentukan oleh kedua belah pihak pewawancara dan

subyek wawancara yaitu tergantung kepada hal-hal sebagai berikut :

1. Hubungan baik antara pewawancara ( interviewer ) dan subyek wawancara

(interviewee ).

2. Ketrampilan sosial pewawancara yang meliputi :

Page 45: Materi evaluasi pendidikan

• sikap dalam berbuat dan berbicara

• sikap tidak ingin menang sendiri

• nada dan irama berbicara

• kemampuan untuk mempergunakan dan memanipulasi kata-kata yang tepat

dalam berbagai suasana dan situasi

3. Pedoman wawancara yang harus disususun bersama-sma dan alat untuk mencatat

hasil wawancara itu.

Page 46: Materi evaluasi pendidikan

MATERI XI STUDI KASUS

A. Pengertian.

Studi kasus adalah suatu tehnik mempelajari seseorang individu secara mendalam

untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik ( I. Djumhur, 1985 ).

Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan

seorang murid secra mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai

penyesuaian diri yang lebih baik ( WS. Winkel, 1995 ).

Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan

komprehensif. Integratif artinya menggunakan berbagai tehnik pendekatan dan bersifat

komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu

secara lengkap ( Dewa Ktut Sukardi,1983 ).

B. Tujuan Studi Kasus.

Studi kasus bertujuan :

• Memahami siswa sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya

• Membantu siswa untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik

C. Sasaran Studi Kasus.

Yang biasanya dipilih sebagai sasaran bagi studi kasus adalah individu yang

menunjukan gejala mengalami kesulitan atau masalah yang serius, sehingga

memerlukan bantuan yang serius pula.

Page 47: Materi evaluasi pendidikan

D. Ciri-ciri Studi Kasus.

Studi kasus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data yang lengkap

2. Bersifat rahasia

3. Dilakukan secara terus menerus ( kontinyu )

4. Pengumpulan data dilakukan secara ilmiah

5. Data diperoleh dari berbagai pihak.

Dalam situasi konkrit di Indonesia, tidak mungkin menggunakan semua alat

pengumpul data dan semua alat penyimpan data secara serentak, karena di kebanyakan

sekolah pelayanan bimbingan dan konseling baru mulai dikembangkan, tidak mungkin

dan tidak bijaksana untuk mulai menggunakan alat-alat itu sekaligus semua. Maka

perlu ditentukan urutan prioritas, yaitu :

• angket, wawancara informatif, buku rapor.

• home visit, testing, rating scale

• otobiografi, sosiometri, studi kasus

E. Data yang Dikumpulkan dalam Studi Kasus.

Data yang dikumpulkan dalam studi kasus adalah sebagai berikut :

1. Indentitas diri

2. Latar belakang keluarga

3. Lingkungan hidup ( sosial-ekonomi )

4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

5. Riwayat kesehatan

6. Testing dalam berbagai bidang

Page 48: Materi evaluasi pendidikan

7. Riwayat pendidikan sekolah

8. Pola kesusilaan dan keyakinan hidup

9. Riwayat pelanggaran hidup

10. Penggunaan waktu luang

11. Minat dan cita-cita hidup

12. Pergaulan dengan teman-teman.

F. Langkah-langkah Studi Kasus.

1. Perencanaan.

2. Pengumpulan data.

3. Penggunaan dan pengolahan data.

4. Sintesa dan interpretasi data.

5. Membuat rencana pelaksanaan pertolongan.

6. Pelaksanaan rencana.

7. Evaluasi dan Follow up.

G. Bagian-bagian Studi Kasus

Studi kasus sebagai metode untuk mengadakan persiapan konseling dapat kita lihat

adanya bermacam-macam bagian, yaitu :

1. Data identitas ( data pengenal )

2. Tanda-tanda atau gejala yang nampak

3. Data-data sekitar klien :

a. Latar belakang keluarga ( family background ) antara lain :

• lingkungan rumah

• bagaimana hubungan antar anggota keluarga

Page 49: Materi evaluasi pendidikan

• disiplin dalam rumah

• status perekonomian keluarga

• bagaimana sikap orang tua terhadap anak, dan sebaliknya

b. Latar belakang jasmani dan kesehatan anak, antara lain :

• kesehatan anak pada umunya

• ciri-ciri jasmani

• keadaan alat indera pada umumnya

• keadaan phisical defect ( jika ada )

c. Data mengenai segi pendidikannya :

• hasil belajar ( record ) di sekolah

• kemajuan dan kemunduran di sekolah

• kemampuan mengikuti pelajaran, dsb

d. Sosial behavior dan minatnya :

• hobinya

• hubungan sosialnya

• kepercayaan pada diri sendiri

• inisiatifnya, dsb

e. Data psycho test :

• perhatiannya

• bakatnya

• achievementnya, dsb

H. Contoh Studi Kasus.

Page 50: Materi evaluasi pendidikan

Nama : George C

Kelas : III

Umur : 8 tahun 3 bulan

Keterangan : George dibawa ke klinik karena ia menunjukan kemunduran

dalam pelajaran di sekolah terutama dalam membaca dan berhitung.

Kesan Umum :

Waktu pertama kali ia dibawa ke klinik ia sangat gugup. Setelah dijelaskan mengapa ia

di bawa ke klinik tersebut ia mulai agak tenang. Ia menunjukan tanda-tanda

kegembiraan dalam mengerjakan berbagai tes, menunjukan usaha dan perhatian dan

tabah dalam menghadapi kesukaran. Kadang-kadang ia melakukan usaha yang salah.

Keadaan Fisik.

Pemeriksaan medis menunjukan bahwa George anak yang mempunyai perkembangan

kesehatan yang cukup baik. Ia 7 cm lebih tinggi dari ukuran normal dan 16 ons lebih

berat dari ukuran normal. Pemeriksaan pendengaran menunjukan bahwa ia kurang

dapat mendengar dengan tepat, 16,8 % kata-kata pada telinga kanan dan 20 % pada

telinga kiri. Penglihatan baik.

Kecakapan.

Dalam tes inteligensi yang diambil dari Stanford Binet, ia menunjukan IQ 95.

Sedangkan dari tes non verbal ia menunjukan IQ 99. Ia agak kurang dalam membaca

pengertian tetapi cukup baik dalam membaca tehnis dan prounounciation. George

tinggal dalam lingkungan rumah yang berbahasa Spanyol. Ibunya dapat berbahasa

Inggris sedikit. Ayahnya cukup lancar dalam berbahasa Inggris tetapi kurang dalam

Page 51: Materi evaluasi pendidikan

menuruti grammar dan aksen yang tepat. Pada waktu George baru masuk kelas I ia

baru menguasai bahasa Inggris sedikit sekali.

Page 52: Materi evaluasi pendidikan

Penyesuaian Sosial.

George menunjukan keterlambatan dalam perasaan dan perkembangan sosial. Ia

bermain dengan group anak laki-laki dan wanita yang berumur sekitar 6 - 8 tahun.

Keinginan dan minatnya normal. Ia rupanya tidak senang kepada kakak perempuannya

yang beruisa 1,5 tahun lebih tua dari padanya. Selain dengan kakak perempuannya ia

tidak mempunyai kelainan dalam penyesuaian sosialnya.

Interprestasi

George adalah anak yang sebenarnya mempunyai kecakapan sedang. Kemundurannya

dalam prestasi sekolah, disebabkan oleh faktor bahasa, ia kurang menguasai bahasa

Inggris. Problem lain ialah kuarang matangnya perkembangan sosial dan hubungan

yang tidak baik dengan kakak perempuannya. Kekurang tajaman dalam pendengaran

tidak merupakan faktor penghambat dalam pekerjaan sekolah.

Rekomendasi

Kemunduruan dalam prestasi sekolah akan dapat diatasi dengan memberikan

bimbingan yang baik dalam penguasaan bahasa. Kepada orang tua disarankan agar :

1. Membimbing George dalam mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi jangan sekali-

kali mengerjakan sendiri pekerjaan tersebut.

2. Mengusahakan hubungan yang baik dengan kakak perempuannya

3. Mengusahakan agar George bermain-main dengan kawan-kawannya yang sebaya.

4. Menanamkan rasa tanggungjawab dan rasa tidak usah tergantung pada orang lain.

5. Agar memperbaiki kelancaran bahasa Inggris dari George dengan jalan

menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan yang dilakukan dengan George.

Page 53: Materi evaluasi pendidikan
Page 54: Materi evaluasi pendidikan

MATERI XII PEMERIKSAAN FISIK DAN KESEHATAN

A. Pengertian.

Pemeriksaan fisik dan kesehatan adalah salah satu tehnik pengumpul data untuk

mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan siswa.

B. Kegunaan Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan.

Untuk mengetahui perkembangan dan keadaan kesehatan siswa. Data tentang

keadaan fisik dan kesehatan diperlukan dalam pemahaman individu karena seorang

konselor harus mengetahui bahwa individu itu terdiri dari psycho, somatis / fisik dan

rohani. Ketiganya merupakan kebulatan yang utuh, saling berhubungan dan saling

mempengaruhi.

Tidaklah lengkap jika seorang pembimbing hanya mengambil salah satu segi saja

atau tidak mengumpulkan data tentang keadaan fisik dan kesehatan siswa. Jadi mutlak

jika kesehatan itu untuk kesempurnaan manusia. Sedangkan yang membuat diagnosa

kesehatan adalah orang-orang yang berkecimpung dan berwenang dalam dunia medis.

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Seorang konselor harus mengetahui keadaan kesehatan jasmani dan rohani siswa. Hal

ini dapat dilakukan melalui :

1. Pertanyaan-pertanyaan atau pengamatan yang berkaitan tingkah laku siswa,

misalnya mengenai bagaimana bicaranya, pendengarannya, apakah ada tanda-tanda

neurosa, dsb.

2. Pertanyaan tentang penyakit yang pernah diderita.

Page 55: Materi evaluasi pendidikan

3. Mengetahui tentang kesehatan keluarganya untuk mengetahui sifat-sifat keturunan

apa saja yang dibawa siswa.

D. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan.

Dilihat dari sifatnya, pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Secara Medis, ialah pemeriksaan yang dilakukan oleh ahli kesehatan atau

pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, perawat, mantri, dsb. Misalnya :

• pemeriksaan penglihatan

• pemeriksaan pendengaran

• pemeriksaan penyakit-penyakit tertentu.

2. Secara Non Medis, ialah pemeriksaan yang dilakukan oleh guru dan konselor.

Misalnya :

• menimbang berat badan siswa

• mengukur tinggi badan

• mencatat ciri-ciri fisik

• wawancara tentang riwayat kesehatan

Dilihat dari cara berlangsungnya pemeriksaan kesehatan ini dapat dilakukan secara :

1. Periodik, yaitu pemeriksaan fisik dan kesehatan yang dilakukan secara periodik /

berencana. Misalnya :

• dilakukan pada awal tahun

• dilakukan pada pertengahan tahun

• dilakukan pada akhir tahun, dsb

Page 56: Materi evaluasi pendidikan

2. Insidentil, yaitu pemeriksaan fisik dan kesehatan yang dilakukan sesuai dengan

kebutuhan, tidak ditetapkan waktunya, yang dicatat ialah hal-hal yang dianggap

penting pada waktu tertentu. Misalnya dilakukan bila siswa sakit secara tiba-tiba.

E. Usaha untuk memberikan pengertian, menanamkan kesadaran dan memupuk

rasa tanggung jawab atas kesejahteraan anak didik.

Usaha yang dapat dilakukan antara lain :

1. Mengintegrasikan pendidikan kesehatan dalam kurikulum secara menyeluruh.

2. Membimbing dalam memperkembangkan pengetahuan dan sikap untuk hidup sehat

yang sempurna.

3. Mencatat, mengamati, memeriksa secara periodik akan kesehatan seluruh warga

sekolah.

4. Mengadakan pendidikan khusus untuk mendidik konselor dalam hal kesehatan.

F. Contoh Kartu Pemeriksaan Kesehatan

Contoh 1

Nama siswa : ............................ L/P :

Kelas : ............................

Tanggal Aspek Keadaan Penyimpangan yang

harus diperhatikan

Penglihatan

Pendengaran

Bicara

Jalan

Lengan

Bentuk tubuh

Page 57: Materi evaluasi pendidikan

...................., ..................

Pemeriksa

( .................................. )

Page 58: Materi evaluasi pendidikan

Contoh : 2

Laporan Bulanan Guru UKS

Bulan ..................... tahun .........................

---------------------------------------------------------------------------------------------

Nama Sekolah :

Status Sekolah :

Pelapor :

---------------------------------------------------------------------------------------------

1. Jumlah murid yang diperiksa :

2. Jumlah murid yang di tes penglihatan/pendengarannya :

3. Jumlah murid yang diobati :

4. Jumlah murid yang diimunisasi :

5. Jumlah murid yang sakit :

Page 59: Materi evaluasi pendidikan

MATERI XIII BIOGRAFI DAN OTOBIOGRAFI

A. Pengertian

Autobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh murid sendiri tentang riwayat

hidupnya sampai saat sekarang (WS. Winkel, 1985)

Biografi dan Autobiografi adalah alat pengumpul data dalam rangka program

bimbingan di sekolah untuk mengetahui bagaimana perkembangan hidup murid

tertentu secara menyeluruh dan garis besarnya ( Depdikbud, 1975 ).

Biografi adalah riwayat hidup atau catatan harian yang dapat merupakan salah

satu teknik untuk mengumpulkan data tentang murid yang ditulis oleh dirinya sendiri (

I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 )

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian Biografi adalah

suatu alat pengumpul data untuk mengetahui riwayat hidup seseorang yang ditulis

orang lain. Otobiografi adalah alat pengumpul data untuk mengetahui riwayat hidup

seseorang yang ditulis sendiri oleh orang itu hingga akhir hidupnya.

B. Kegunaan Biografi dan Otobiografi

Dalam bimbingan dan konseling Biografi dan otobiografi dapat dipergunakan untuk :

1. Memperoleh gambaran mengenai kejadian-kejadian penting dalam kehidupan

individu.

2. Mengetahui reaksi-reaksi pribadi atau sikap pribadi terhadap kejadian-kejadian

penting yang dihadapi individu dalam kehidupannya.

3. Memperoleh data mengenai individu / pribadi murid dan lingkungan hidupnya.

Page 60: Materi evaluasi pendidikan

C. Syarat Penggunaan Metode Biografi dan Obiografi

Kedua metode tersebut dapat dipergunakan dalam bimbingan bila dipenuhi syarat-

syarat sebagai berikut :

1. Harus ada kepastian bahwa membuat otobiografi / biografi akan berguna untuk

membantu siswa dalam mengatasi permasalahannya atau kesulitannya.

2. Siswa tidak boleh dipaksa untuk membuat riwayat hidup.

3. Konselor sebaiknya memberikan beberapa petunjuk mengenai cara menulis

riwayat hidup atau karangan antara lain urutan kronologis / urutan pembuatan dan

hal yang perlu diperhatikan.

4. Dalam mengadakan interpretasi mengenai karangan yang sudah diserahkan ,

konselor harus mengingat batas-batas atau kelemahan dari suatu riwayat hidup.

D. Bentuk Biografi dan otobiografi

Dilihat dari strukturnya dapat digolongkan menjadi :

1. Bentuk Berstruktur, yaitu apabila biografi atau otobiografi disusun atau ditulis

dengan struktur seperti yang diminta oleh pengumpul data.

2. Bentuk Tak Berstruktur, yaitu apabila pengumpul data memberikan kebebasan atau

keterbukaan pada individu dalam menuliskan biografi atau biografi, jadi tidak ada

pengarahan tentang isinya.

E. Kelebihan Otobiografi / Biografi

1. Merupakan tehnik proyeksi yang banyak mengungkap tentang kehidupan batin

klien.

2. Bagi konselor yang mendapat latihan khusus, akan mudah mendapatkan gambaran

jiwa klien secara keseluruhan.

Page 61: Materi evaluasi pendidikan

3. Melalui tehnik ini akan diperoleh pengertian tentang filsafat hidup seseorang,

pandangan-pandangannya, cita-citanya, dsb.

4. Gambaran menegnai aspek-aspek yang penting dalam hidup klien sangat berguna

bagi konselor atau guru.

5. Riwayat hidup juga berguna bagi klien sendiri yaitu dalam melukiskan perasaannya,

tingkah lakunya sehingga ia lebih mengenal dirinya.

6. kadang-kadang dengan menulis riwayat dapat merupakan alat untuk melegakan

perasaan ( katarsis).

F. Keterbatasan Biografi / Otobiografi

1. Harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan data yang berasal dari sumber

lain.

2. Penulisan riwayat hidup sangat tergantung pada kemampuan dan kecakapan

individu dalam menulisnya.

3. Dibutuhkan kemampuan dan latihan serta pengalaman yang cukup matang bagi

seorang konselor untuk menegrti atau memahami persoalan yang ada dibalik

kalimat yang dituliskan.

4. Riwayat hidup bersifat subyektif.

G. Garis besar Isi ( Pedoman ) Penulisan Riwayat Hidup

1. Keterangan tentang diri.

a. Nama lengkap, nama panggilan

b. Tempat, tanggal lahir.

c. Alamat asal.

d. Tempat tinggal sekarang.

Page 62: Materi evaluasi pendidikan

2. Saya dan keluarga

a. Anda anak keberapa.

b. Apakah anda hidup dengan keluarga ? Jika tidak, mengapa ?

c. Nama, umur dan pekerjaan orang tua.

d. Nama, umur dan pekerjaan saudara-saudara anda.

e. Kebiasaan, bakat, minat dari keluarga anda.

f. Bahasa yang biasa dipergunakan.

g. Terangkan hal-hal yang masih diingat sebelum masuk Sekolah Dasar seperti

minat, teman bermain, kepandaian-kepandaian dan pengalaman yang luar

biasa.

3. Riwayat kesehatan

a. Tinggi dan berat badan.

b. Penglihatan dan pendengaran.

c. Penyakit yang paling berat yang anda derita dalam hidup, dimana, kapan,

mengapa dan berobat kepada siapa.

d. Pernahkan anda ditimpa kecelakaan, jenis apa, kapan, dan apa akibatnya.

4. Riwayat Pendidikan

a. Tuliskan sekolah yang pernah anda masuki, namanya, dimana, kapan masuk

dan keluarnya.

b. Pernahkan anda tinggal kelas, di kelas berapa, di sekolah apa dan mengapa.

c. Sebutkan mata pelajaran yang anda sukai dan yang kurang anda sukai pada

masing-masing sekolah yang anda masuki.

Page 63: Materi evaluasi pendidikan

d. Sebutkan kegiatan ekstra kurikuler yang anda sukai pada masing-masing

sekolah.

e. Sebutkan dan jelaskan pengalaman yang paling berkesan bagi anda di setiap

sekolah.

f. Apakah rencana anda setelah tamat dari sekolah.

5. Rekreasi dan pengisian waktu luang.

a. Apakah hobi anda ?

b. Apakah anda seorang kolektor ? Jika ya, jelaskan kegiatan anda yang

berhubungan dengan hal itu.

c. Apakah anda berpartisipasi dalam kegiatan olah raga atau organisasi ?

d. Sebutkan dan jelaskan bacaan dan film yang anda senangi.

6. Pribadi saya.

a. Ciri jasmani anda.

b. Apakah anda mudah bergaul dengan orang lain.

c. Apakah anda lebih suka sendirian atau bersama orang lain.

d. Apakah anda terkenal diantara teman anda ?

e. Apakah anda merasa bahagia dari sebagian waktu yang anda miliki.

f. Apakah filsafat hidup anda ?

g. Apakah anda mempunyai bakat khusus, bagaimana rencana anda untuk

mengembangkannya ?

7. Pekerjaan.

a. Terangkan alasan anda memilih pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar di

jurusan yang anda masuki sekarang ?

Page 64: Materi evaluasi pendidikan

b. Apakah anda yakin telah memilih pilihan yang tepat ?

Page 65: Materi evaluasi pendidikan

MATERI XIV KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT )

A. Pengertian

Home Visit adalah salah satu tehnik pengumpul data dengan jalan mengunjungi rumah

siswa untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dan untuk

melengkapi data siswa yang sudah ada yang diperoleh dengan tehnik lain

(WS.Winkel, 1995).

B. Alasan Penggunaan Home Visit

1. Hanya sebagian kecil waktu anak berada di sekolah dan selebihnya berada di

rumah. Untuk melengkapi pengalaman membimbing tentang seseorang perlu

mengetahui kehidupan keluarga di mana anak itu tinggal dan banyak melakukan

kegiatan sesudah pulang sekolah.

2. Tidak sedikit masalah yang timbul di sekolah, berasal dari rumah.

C. Tujuan Home Visit.

1. Membangun hubungan antara lembaga keluarga, sekolah dan masyarakat.

2. Mengumpulkan data yang berharga tentang latar belakang kehidupan anak dan

keluarganya, mengumpulkan data dapat berarti mendapat data baru atau mengecek

betul tidaknya data yang diperoleh melalui metode lain.

3. Lebih mengenal lingkungan hidup siswa sehari-hari, bila informasi yang

dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui angket dan wawancara informasi.

4. Untuk membicarakan kasus seorang siswa bila memerlukan kerjasama dengan

orang tua.

D. Langkah-langkah Home Visit

Page 66: Materi evaluasi pendidikan

1. Persiapan

a. Menentukan tujuan.

b. Menentukan waktu pelaksanaan

c. Mengirim surat pemberitahuan kepada orang tua yang diketahui oleh kepala

sekolah.

d. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, misalnya daftar pertanyaan

dan pedoman observasi.

2. Pelaksanaan

a. Perkenalan, dimaksudkan untuk mengadakan kontak yang baik agar konsep

orang tua tidak bersifat defensif / mempertahankan diri. Untuk menciptakan

hubungan baik, konselor harus bersikap sopan dan sabar, menjelaskan maksud

dan tujuan home visit. Dengan demikian diharapkan orang tua siswa akan

bersikap terbuka.

b. Mengadakan observasi seperlunya.

c. Mengadakan wawancara yang sesungguhnya dan secukupnya.

3. Penutup.

Mengakhiri home visit dan minta diri. Akhirilah home visit pada waktu yang tepat,

dengan melihat kemungkinan terjadinya kebosanan dan memeprtimbangkan waktu.

4. Pembuatan laporan.

Dalam menyusun laporan home visit hendaknya dibuat juga kesimpulan (

sementara ).

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Home Visit.

Page 67: Materi evaluasi pendidikan

1. Mengadakan persiapan mental sebelumnya mengenai informasi apa yang ingin

diperoleh .

2. Konselor perlu bersikap wajar, sopan dan menghargai dan ada kesediaan untuk

menolong untuk menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan

pemeriksaan atau penggeledahan.

3. Harus ada kepastian sebelum berkunjung ,bahwa kedatangan konselor akan

disambut dengan baik. Kepastian itu dapat diperoleh dari surat balasan yang

diberikan orang tua terhadap surat pemberitahuan dari sekolah mengenai rencana

kunjungan rumah atau dengan menanyai siswa yang bersangkutan tentang rencana

berkunjung ke rumahnya. Kalau siswa tidak menyukainya atau meragukan

kerelaan orang tua menerima kunjungan petugas bimbingan / konselor, pada

umumnya lebih baik rencana itu dibatalkan saja.

4. Membuat catatan seperlunya, sesuai dengan tujuan.

5. Hindari wawancara sepihak.

6. Pada ibu biasanya banyak tersimpan data.

7. Sebelum mengadakan home visit, sebaiknya pembimbing mempelajari data anak

di sekolah.

8. Mencari data sejauh yang memungkinkan.

9. Pendekatan dapat dilakukan dari segi positif atau kekuatan dari keluarga anak.

10. Hasil dari home visit dipergunakan dalam rangka menolong.

11. Sesudah kembali dari kunjungan rumah, pembimbing membuat laporan singkat

tentang informasi yang diperoleh dengan membedakan antara fakta dan data

dengan kesan pribadi yang merupakan interpretasi terhadap informasi. Laporan itu

Page 68: Materi evaluasi pendidikan

disimpan sendiri dan tembusan dilampirkan pada kartu pribadi siswa yang

bersangkutan.

F. Informasi yang Diperoleh dalam Home Visit.

Informasi yang dapat dikumpulkan biasanya mencakup hal-hal :

1. Letak rumah dan keadaan di dalam rumah : keadaan fisik daerah di sekitar rumah,

ukuran rumah, perlengkapan di dalam rumah, sumber penerangan, dsb.

2. Fasilitas belajar yang tersedia bagi siswa : ruang belajar, meja belajar, macam

sumber penerangan, sumber-sumber gangguan.

3. Kebiasaan belajar siswa : belajar pada waktu-waktu kapan, berinisiatif sendiri atau

harus dikejar-kejar, belajar bersama teman atau sendirian.

4. Suasana keluarga : corak hubungan antara anak dan orang tua (akrab atau tidak),

sikap orang tua terhadap sekolah, sikap orang tua terhadap teman-teman bergaul

anaknya, harapan kedua orang tua terhadap anaknya, tekanan ekonomi, dsb.

G. Keterbatasan Home Visit.

1. Menyita banyak waktu dari pembimbing di luar jam kerjanya.

2. Orang tua mudah merasa tidak enak dipancingi informasi macam-macam tentang

keadaan keluarganya.

3. Informasi yang dapat diperoleh terbatas, sebab petugas bimbingan hanya melihat

ruang tamu.

4. Pada umumnya orang tua cenderung memberikan kesan yang baik tentang

keluarganya, sehingga informasi yang diberikan tidak / belum tentu

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

5. Orang tua siswa belum menyadari pentingnya kunjungan rumah.

Page 69: Materi evaluasi pendidikan

6. Hambatan bagi pembimbing yang belum matang secara pribadi dan dalam

pemahaman sosial yaitu adanya kesukaran ketika berhubungan dengan orang tua.

7. Adanya perasaan curiga dari orang tua jika tujuan home visit tidak jelas.

H. Kelebihan Home Visit

1. Mendapatkan secara langsung data dan masalah yang dihadapi oleh siswa.

2. Dapat untuk mencocokkan data yang sebelumnya telah diperoleh dari siswa.

3. Memperoleh hubungan timbal balik / kerjasama yang sehat antara pembimbing

dan orang tua.

I. Contoh Format Surat Pemberitahuan Home Visit

SURAT PEMBERITAHUAN UNTUK HOME VISIT

Sekolah ................., .............................

...................................

................................... Kepada

-------------------------- Yth. Sdr. ................................

Nomor : ................... ................................................

Hal : ................... ................................................

Dengan Hormat, Dengan ini kami menugaskan : 1. Sdr. .................................... 2. Sdr. .................................... selaku Koordinator dan Anggota Staf Bimbingan dan Konseling di sekolah tersebut

untuk mengadakan kunjungan ke rumah saudara pada : Hari : ...................................... Tanggal : ...................................... Waktu : ...................................... dalam rangka usaha kami di bidang BK guna membicarakan masalah putra / putri Sdr.: Nama : ....................................... Kelas : ....................................... No. Induk : ....................................... Kami harapkan agar saudara bersedia untuk menerima kunjungan para petugas kami

tersebut di atas dengan mengirimkan kembali surat yang kami lampirkan ini. Atas kesediaan Saudara kami ucapkan terima kasih.

Page 70: Materi evaluasi pendidikan

Kepala Sekolah .................... ( ................................... )

Page 71: Materi evaluasi pendidikan

....................., .........................

Kepada

Yth. Sdr. Kepala Sekolah ..............

............................................................

Dengan Hormat,

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : .........................................

Alamat : .........................................

Orang tua / wali dari murid :

Nama : .........................................

Kelas : .........................................

No. Induk : .........................................

dengan ini menyatakan kesediaan kami untuk menerima kunjungan Sdr.

................................... dan Sdr. ..................................... ke rumah kami, pada :

Hari : .........................................

Tanggal : .........................................

Waktu : .........................................

untuk membicarakan masalah yang dihadapi oleh putera / puteri kami tersebut di atas,

sesuai dengan surat Sdr. tertanggal .................. Nomor ..............

Demikian agar Saudara memakluminya.

Hormat kami

Orang tua / wali murid

( ..................................... )

Page 72: Materi evaluasi pendidikan
Page 73: Materi evaluasi pendidikan

MATERI XV SOSIOMETRI

A. Pengertian

Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-

hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid (I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ).

Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu

dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing

anggota kelompok yang bersangkutan ( Depdikbud, 1975 ).

Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau

hubungan berteman seseorang ( Bimo Walgito, 1987 ).

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan

sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ),

berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok (WS. Winkel, 1985 ).

Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa

dalam kelompok ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah

suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu

dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya

dalam suatu kelompok.

B. Macam Sosimetri

Tes Sosiometri ada dua macam , yaitu :

Page 74: Materi evaluasi pendidikan

1. Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai

pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersama-

sama dengan teman-teman yang dipilih.

2. Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya

terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya.

Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan

dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok,sedangkan

jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan

sosial pada umumnya saja.

C. Ciri khas penggunaan angket sosiometri atau tes sosiometri , yang terikat pada

situasi pergaulan sosial atau kriterium tertentu.

1. Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya satuan

kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil ( 4-6 orang ) dalam

rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam kelas,

rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi pergaulan

sosial ( criterion ) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan.

2. Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa

teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan

kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan

pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu

bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan

keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal

pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri

Page 75: Materi evaluasi pendidikan

diterapkan lagi pada lain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda ).

Ada kemungkinan siswa akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar

bersama di kelas, dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknik

bersama. Pilihan-pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali

bila hal itu dinyatakan dalam tes. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang

sering tidaknya bergaul dengan teman-teman tertentu, atau intim tidaknya

pergaulan dengan teman-teman tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf

popularitas siswa tertentu, dalam arti biasanya mempunyai banyak teman,

beberapa teman atau sama sekali tidak mempunyai teman.

3. Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang

dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.

4. Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga

dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enak pada siswa, yang tidak

suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri

kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang

tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa.

5. Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa yang mereka pilih, bukan siapa

yang tidak mereka pilih dalam urutan tidak begitu disukai, kurang disukai, tidak

disukai, sama sekali tidak disukai. menyatakan pilihan yang negatif mudah

dirasakan sebagai beban psikologis.

6. Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru bidang

studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan yang akan

dilakukan.

Page 76: Materi evaluasi pendidikan

D. Kegunaan Sosiometri

Sosiometri dapat dipergunakan untuk :

1. Memperbaiki hubungan insani.

2. Menentukan kelompok kerja

3. Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu

untuk suatu kegiatan tertentu.

4. Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman seorang individu dengan

individu lainnya.

5. Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok

sosial tertentu.

6. Menemukan individu mana yang diterima / ditolak dalam kelompok sosial

tertentu.

E. Norma-norma Sosiometri

Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari

beberapa segi yaitu :

1. Frekwensi hubungan, yaitu sering tidaknya individu bergaul. makin sering

individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan

sosialnya. Bagi individu yang mengisolir diri, di mana ia kurang bergaul, hal ini

menunjukkan bahwa di dalam pergaulannya kurang baik.

2. Intensitas hubungan, yaitu intim tidaknya individu bergaul. Makin

intim/mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa

hubungan sosialnya makin baik. Teman intim merupakan teman akrab yang

mempunyai intensitas hubungan yang mendalam.

Page 77: Materi evaluasi pendidikan

3. Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin banyak

teman di dalam pergaulan pada umumnya dapat dinyatakan makin baik dalam

hubungan sosialnya. Faktor popularitas tersebut digunakan sebagai ukuran atau

kriteria untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam hubungan atau kontak

sosialnya.

F. Manfaat Sosiometri dalam Bimbingan.

Dengan mempelajari data sosiometri seorang konselor dapat :

1. Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri

dalam kelompoknya.

2. Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan

penerimaan sosialnya.

3. Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah

pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu.

4. Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang

lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas

tertentu.

Cara untuk menciptakan suasana / iklim sosial yang baik :

• Membentuk kelompok belajar / kelompok kerja .

• Mempersatukan kelompok minoritas dalam klik di dalamsatu kelas.

• Menciptakan hubungan baik dan harmonis

• Membangun perasaan berhasil dan berprestasi. Hendaknya ditanamkan rasa

bahwa kalau kompak, akan berhasil baik.

G. Tahap-tahap Pelaksanaan Sosiometri

Page 78: Materi evaluasi pendidikan

1. Tahap Persiapan.

• Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki.

• Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan penyelenggaraan

sosiometri.

• Mempersiapkan angket sosiometri.

2. Tahap Pelaksanaan.

• Membagikan dan mengisi angket sosiometri.

• Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah diisi dengan

benar

3. Tahap Pengolahan.

• Memeriksa hasil angket

• Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisa indeks, menyusun tabel

tabulasi, membuat sosigram.

H. Bentuk-bentuk Sosiogram.

Sosiogram adalah diagram yang menunjukkan hubungan atau interaksi individu dalam

sebuah kelompok, yang sekaligus dapat pula ditemukan pola hubungan sosial individu

dengan individu lainnya. Sosiogram dapat dituangkan dalam bentuk sejumlah

lingkaran (dari terkecil sampai terbesar) dan dalam bentuk lajur. Contoh sosiogram :

1. Bentuk Lajur.

Jumlah Pilihan Sosiogram

3 B D

2 A

Page 79: Materi evaluasi pendidikan

1 C

2. Bentuk Lingkaran

C

3 2 1 0 B D A

Hal-hal yang dapat ditemukan dalam sosiogram :

1. Apakah terdapat lebih banyak pilihan searah atau dua arah (saling memilih).

2. Apakah terdapat banyak pilihan antara siswa-siswa dan siswi-siswi ataukah hanya

sedikit.

3. Apakah terdapat kelompok yang cenderung bersifat tertutup karena banyak terdapat

saling memilih sebagai pilihan pertama dan kedua (klik).

4. Apakah ada siswa yang tidak mendapat pilihan sama sekali (terisolir) atau hanya

sedikit pilihan, apalagi pilihan ketiga saja (terabaikan).

5. Apakah ada siswa yang mendapat banyak pilihan, apalagi sebagai pilihan pertama.

6. Siswa ini dapat dianggap populer dalam kelompok seluruh kelompok teman, tetapi

hanya dalam rangka kegiatan yang menjadi kriterium.

I. Interpretasi Data Sosiometri

1. Menurut Moreno, seorang ahli ilmu jiwa sosial, ada tiga periode dalam

mengembangkan kelompok sosial :

Page 80: Materi evaluasi pendidikan

a. Periode awal sosialisasi.

Periode ini dilewati anak sampai dengan usia 9 tahun. Ciri-ciri kelompok ini

adalah :

• Ditemui banyaknya individu yang terisolir, karena pada usia ini berpusat pada

dirinya sendiri.

• Sedikit dijumpai hubungan yang saling memilih.

• Kurang stabil.

b. Periode Sosialisasi I.

Periode ini dilalui anak pada usia 9 - 14 tahun.

Ciri-cirinya :

• Ada kecenderungan untuk membentuk kelompok-kelompok kecil diantara

mereka, yang biasanya kelompok ini berdiri sendiri.

• Pada umumnya terlihat ada kegiatan yang kooperatif untuk mencapai tujuan

tertentu.

• Kelompok-kelompok kecil yang ada biasanya terdiri dari satu jenis kelamin.

c. Periode Sosialisasi II

Periode ini dilalui anak pada usia 14 tahun ke atas. Ciri-ciri kelompok ini :

• Sudah ada pembauran antara anak laki-laki dan perempuan.

• Ada peningkatan dalam kompleksitas struktur sosial.

• Jumlah anak yang terisolir relatif meningkat, dibanding periode sebelumnya,

karena :

� meningkatnya tuntutan kelompok tertentu semakin kompleks.

� intensitas hubungan semakin dalam (intim/tidaknya hubungan seseorang).

Page 81: Materi evaluasi pendidikan

Interpretasi anak terisolir .

Ciri-ciri anak terisolir / tidak diterima dalam kelompok :

a. Meninggalkan kelompoknya dan tindak-tanduknya agresif.

b. Walaupun ada yang memilihnya, tetapi dia tidak dipilih oleh kelompok

sehingga ia lepas dari kelompoknya.

c. Adanya perasaan rendah diri. Misalnya : emosi yang tidak stabil, cemas dan

sensitif akan penampilan fisiknya.

d. Memperlihatkan kegagalan-kegagalan untuk mendapatkan penghargaan dari

teman sebayanya dan ia gagal menemukan seseorang yang dapat ia percayai.

e. Pada umumnya mereka tidak dapat mengatasi situasi-situasi sosial dengan

wajar dan gagal ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.

2. Menurut Mary Nortway

Menurut pendapatnya anak yang terisolir dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Recessive Group ( meninggalkan diri dari kelompok ).

Tanda-tandanya :

• Tidak mempedulikan penampilan diri.

• Tidak tertarik akan hal-hal yang ia miliki.

• Kurang tertarik akan orang-orang dan kejadian.

• Pada umumnya mempunyai cacat mental.

• Pada umumnya kurang efektif menggunakan ketrampilan karena adanya

tekanan emosi dalam dirinya.

b. Un Interested Group.

Ciri-cirinya :

Page 82: Materi evaluasi pendidikan

• Memperlihatkan kepentingan pribadinya lebih besar daripada kepentingan

sosial ( anak yang mempunyai ego sangat besar ).

• Biasanya mempunyai kesenangan tertentu.

c. In Efective Group.

Ciri-cirinya :

• Ramai

• Nakal

• Sombong

• Agresif yang dinampakkan dengan kekerasan fisiknya.

• Suka memberontak.

Selain itu, ia juga mengemukakan tanda-tanda anak populer / star sebagai berikut:

a. Pada umumnya kualitas kepribadian yang menyenangkan.

b. Relatif bebas dari perasaan rendah diri dan kecemasan.

c. Kurang begitu sensitif / kurang peka terhadap penampilan fisiknya.

d. Mempunyai stabilitas yang tinggi dalam perkembangan emosinya dan

mempunyai kepercayaan pada dirinya bahwa ia dihargai oleh kelompok

sosialnya.

e. Mempunyai lebih banyak teman dekat / sahabat dan banyak berkecimpung

dalam kegiatan-kegiatan kelompok.

3. Menurut Daniel S Belden.

Beberapa metode dalam mempergunakan sosiometri :

Page 83: Materi evaluasi pendidikan

a. Baik laki-laki maupun perempuan cenderung memilih teman terhadap mereka

yang secara umur dan prestasi sekolah mereka sama, tetapi lebih sedikit

superior dalam hal penyesuaian diri.

b. Anak yang relatif terlalu tua, muda, pandai, bodoh, dalam hubungan di

kelompoknya cenderung menjadi terisolir.

c. Seorang anak yang secara nyata superior tetapi tergolong inferior, bagi

pemilihannya cenderung ditolak begitu juga sebaliknya.

d. Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk menghindari sedapat mungkin

teman sekelasnya yang ketrampilan mentalnya ternyata superior atau inferior.

e. Berdasarkan penelitian lainnya menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih

muda dapat mencapai status sosial rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan

anak-anak yang mempunyai umur sebaya atau di atasnya.

J. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Sosiometri

1. Sosiometri tidak seharusnya dipergunakan sendirian, terlepas dari data yang

dikumpulkan melalui metode lain.

2. Agar menghasilkan data yang valid, pembimbing/pengumpul data harus mengikuti

semua prosedur / langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri secara tepat.

3. Informasi yang diperoleh harus dijaga kerahasiannya. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya anak yang terisolir menjadi makin rendah diri.

4. Perlu diusahakan untuk meniadakan klik-klik di dalam kelompok sosial.

Page 84: Materi evaluasi pendidikan

5. Pemindahan anak-anak yang terisolir masuk ke dalam kelompok lain, harus

diperhatikan interaksi penerimaan kedua belah pihak.

6. Pembimbing perlu menyadari kebutuhan khusus apa yang diperlukan oleh

individu-individu tertentu.

K. Angket / Kuesioner Sosiometri

Untuk mendapatkan materi di dalam sosiometri, biasanya dipergunakan angket

sosiometri dan hasil dari kuesioner ini diolah lebih lanjut sehingga menghasilkan

sosiometri itu. Angket tersebut dapat berbentuk sebagai berikut :

1. Bentuk pertama.

Tanggal : ...........................

Nama : ...........................

Kriterium : ...........................

Yang disukai : Yang tidak disukai :

1. ............................................. 1. ............................................

2. ............................................. 2. ............................................

3. ............................................ 3. ............................................

2. Bentuk kedua.

A. Siapakah diantara teman-temanmu yang kamu pilih sebagai teman belajar ?

1. ............................................ alasan ...............................................

2. ............................................ alasan ...............................................

3. ............................................ alasan ...............................................

B. Siapakah diantara teman-temanmu yang tidak kamu sukai untuk belajar bersama ?

1. ............................................ alasan ...............................................

Page 85: Materi evaluasi pendidikan

2. ............................................ alasan ...............................................

3. ............................................ alasan ...............................................

Dengan melihat angket sosiometri, kita dapat mengetahui macam/ bentuk dalam

menentukan hubungan sosial :

1. Pemilihan sebagai arah yang positif.

2. Pemilihan sebagai arah yang negatif.

L. Konfigurasi dalam Sosiogram

Sehubungan dengan macam/bentuk hubungan sosial (pemilihan dan penolakan), maka

kita dapat mengetahui adanya beberapa konfigurasi yang menyatakan erat tidaknya

hubungan/relasi sosial yang terjadi. Konfigurasi adalah hubungan atau relasi sosial

dari individu -individu dalam suatu kelompok sehingga membentuk suatu susunan

yang tertentu (Bimo Walgito, 1987). Macam-macam konfigurasi adalah sebagai

berikut:

1. Bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau hubungan yang erat, intensitas

yang cukup kuat.

A

B C

2. Bentuk ini mempunyai intensitas hubungan yang lebih kuat dari pada konfigurasi

yang pertama.

A

B C

Page 86: Materi evaluasi pendidikan

3. Konfigurasi ini kurang baik, karena jika M yang berkedudukan sebagai pusat

tidak ada, maka kelompok ini akan bubar.

M

Page 87: Materi evaluasi pendidikan

4. Konfigurasi ini mempunyai intensitas hubungan yang cukup kuat.

A

B C

D E

5. Konfigurasi ini mempunyai intensitas hubungan yang kuat sekali, yang

tidak mudah terpisah karena masing-masing mempunyai hubungan

sosial yang baik.

A

B C

D E

Dalam sosiogram, berdasarkan cara memilih dan jumlah pemilih dapat

dilihat adanya kasus-kasus istimewa yaitu :

1. Yang paling banyak dipilih disebut bintang (star).

2. Yang paling sedikit dipilih atau sama sekali tidak

dipilih disebut terpencil (isolated).

3.Yang saling memilih disebut timbal balik (mutual).

4. Tiga orang yang saling memilih disebut segitiga

(triangle).

5. kelompok tertutup (klik). Ada tiga bentuk klik yaitu:

a. Klik chain

A B C D

Page 88: Materi evaluasi pendidikan

b. Klik terbuka.

A B C

D E

c. Klik tertutup.

A B

C

M. Analisa Indeks.

Pada umumnya hasil sosiometri itu dianalisa lebih lanjut dan salah satunya adalah

dengan analisa indeks. Dalam analisa ini kita menghitung berapakah jumlah indeks

untuk masing-masing individu dalam tiap-tiap kelompok yang ingin diselidiki. dalam

analisa ini ada 3 status kedudukan, yaitu :

1. Status pemilihan (choice status : cs).

Untuk mencari status pemilihan dari seseorang dalam suatu kelompok dapat dicari

dengan rumus :

jumlah anak yang memilih A

csA = -------------------------------------------

N - 1

Range : 0 sampai 1.

Jika indeks popularitasnya 0, berarti popularitas individu itu jelek (tidak ada yang

memilih). Jika indeks popularitasnya 1, berarti popularitas individu itu baik (semua

Page 89: Materi evaluasi pendidikan

memilih individu tersebut). Dengan demikian kita dapat menempatkan tiap-tiap

individu/anak pada rentang tersebut .

2. Status penolakan (rejection status : rs)

Rumus :

jumlah anak yang menolak A

rsA = -----------------------------------------

N - 1

Range : -1 sampai 0.

Jika indeks popularitas -1, berarti individu itu ditolak (tidak disenangi

teman-temannya). Jika indeks popularitasnya 0, berarti individu itu tidak ditolak

(disenangi teman-temannya). Setelah kita mengetahui indeks dari masing-masing

anak dalam pergaulan sosialnya dengan teman-temannya, selajutnya kita dapat

menempatkan masing-masing anak dalam rentang pergaulannya.

3. Status pemilihan dan penolakan (cs dan rs)

Rumus :

jumlah pemilih A - jumlah penolak A

cs.rs A = ----------------------------------------------------

N - 1

Range : -1 sampai 1

Jika indeks popularitas -1, berarti iindividu itu paling ditolak. Jika indeks

popularitasnya 1, berarti individu itu paling populer. Dengan skala ini kita dapat

menempatkan masing-masing anak dalam rentang pergaulannya sesuai dengan

nilai indeks yang dicapai oleh masing-masing anak dalam kelompok itu.

Page 90: Materi evaluasi pendidikan

Keterangan : A : kode anak yang diselidiki.

N : jumlah anak dalam kelompok

Contoh menghitung analisa indeks !

Dari hasil angket sosiometri, dapat dibuat tabulasi sebagai berikut:

Pemilih Dipilih

A B C D E Jml pemi-lih

Jml peno-lak

A ❤ ❍ ❤ ❍ 2 2

B ❤ ❤ ❍ ❤ 3 1

C ❍ ❍ ❍ ❍ 0 4

D ❤ ❤ ❤ ❍ ❤ 4 0

E ❍ ❍ ❍ ❤ 1 3

4 4 4 4 4 10 10

Keterangan : ❤ : disukai

❍ : tidak disukai

Setelah tabulasi dibuat, selanjutnya kita dapat mencari indeks popularitas dari

masing-masing individu. Sebagai contoh, misalnya kita akan mencari indeks

popularitas A dan B :

2 2 3 3 cs A = ------ = ------- = 0.5 cs B = ------ = ------- = 0.75 5 - 1 4 5 - 1 4 2 2 1 1 rs A = --------- = ------- = 0.5 rs B = --------- = -------- = 0.25

Page 91: Materi evaluasi pendidikan

5 -1 4 5 - 1 4 2 - 2 0 3 - 1 2 cs.rs A = --------- = ---- = 0 cs.rs B = -------- = ------ = 0.5 5 - 1 4 5 - 1 4

N. Kelebihan dan kelemahan Sosiometri

1. Kelebihan sosiometri

Dengan sosiometri kita dapat :

a. mengetahui hubungan sosial antar siswa.

b. meningkatkan hubungan sosial antar siswa.

c. menempatkan siswa dalam kelompok yang sesuai.

d. menemukan siswa mana yang mempunyai masalah penyesuaian diri dengan

kelompoknya.

e. membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara siswa dengan penerimaan

sosialnya.

f. membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam pergaulan yang sedang

dialami.

g. membantu konselor dalam menciptakan iklim sosial yang lebih baik dengan

menyesuaikan program yang konstruktif.

2. Kelemahan sosiometri.

a. sangat sulit dijamin kerahasiaannya, karena siswa cenderung saling mananyai

pilihannya.

b. siswa memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia akan paling

berhasil dalam melakukan pekerjaan, tetapi atas dasar rasa simpati dan

antipati.

Page 92: Materi evaluasi pendidikan

c. memerlukan waktu banyak / lama.

Page 93: Materi evaluasi pendidikan