tugas evaluasi pendidikan

24
TUGAS EVALUASI PENDIDIKAN ( AKBC 361) “Pengolahan dan Pendekatan dalam Penilaian Hasil Pembelajaran dengan Sistem PAN dan PAP” “Rubrik Penilaian Psikomotor” Dosen : Dra. Atiek Winarti, M.Pd, M.Sc Oleh : Rina Nur Lita (A1C308011) PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Upload: rina-welass

Post on 27-May-2015

2.912 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

"Pengolahan dan Pendekatan dalam Penilaian Hasil Pembelajaran dengan Sistem PAN dan PAP” Serta“Rubrik Penilaian Psikomotor

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Evaluasi Pendidikan

TUGAS

EVALUASI PENDIDIKAN

( AKBC 361)

“Pengolahan dan Pendekatan dalam Penilaian Hasil Pembelajaran dengan Sistem PAN dan PAP”

“Rubrik Penilaian Psikomotor”

Dosen :

Dra. Atiek Winarti, M.Pd, M.Sc

Oleh :

Rina Nur Lita

(A1C308011)

PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARMASIN

2011

Page 2: Tugas Evaluasi Pendidikan

1. Pengolahan dan Pendekatan dalam Penilaian Hasil Pembelajaran

PAN ( Penilaian Acuan Normal)Merupakan penentuan nilai dalam suatu proses pembelajaran yang didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan skor di kelompok itu.

PAP (Penilaian Acuan Patokan)Penilaian berdasarkan Acuan Patokan (PAP), pemberian nilai didasarkan atas tercapainya suatu standar atau kriteria penguasaan tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Penilaian absolut tidak membandingkan posisi atau kedudukan relatif subyek yang satu dengan posisi subyek yang lain dalam kelompoknya akan tetapi melihat apakah performasi subyek sudah mencapai batas tertentu (Zainul dan Nasution, 2001).

Soal : Dalam satu kelas terdiri dari 40 orang mahasiswa mendapatkan skor (nilai mentah) pada ujian akhir semester mata kuliah Kimia Anorganik 1, yaitu :

65, 60, 55, 50, 50, 45, 40, 4065, 60, 55, 50, 50, 45, 45, 4060, 55, 45, 45, 40, 35, 35, 3555, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 3055, 45, 45, 40, 40, 35, 30, 30

Buat penilaian untuk hasil pembelajaran di atas dengan menggunakan PAN dan PAP.

Page 3: Tugas Evaluasi Pendidikan

Penyelesaian :Penilaian dengan menggunakan PAN ( Penilaian Acuan Normal)

Tahap pengolahan skor :Skor tertinggi = 65Skor terendah = 30

Skor = Skor mentah

Skor tertinggi x Nilai Maksimum

Skor untuk skor mentah 65 :

Skor = 6565

x 10

= 10

Skor untuk skor mentah 60 :

Skor = 6065

x 10

= 9,23

Skor untuk skor mentah 55 :

Skor = 5565

x 10

= 8,46

Skor untuk skor mentah 50 :

Skor = 5065

x 10

= 7,69

Skor untuk skor mentah 45 :

Skor = 4565

x 10

= 6,92

Skor untuk skor mentah 40 :

Skor = 4065

x 10

= 6,15

Page 4: Tugas Evaluasi Pendidikan

Skor untuk skor mentah 35 :

Skor = 3565

x 10

= 5,38

Skor untuk skor mentah 30 :

Skor = 3065

x 10

= 4,61

Penilaian secara proporsional :Skor mentah 65 60 55 50 45 40 35 30Nilai (1-10) 10 9,23 8,46 7,69 6,92 6,15 5,38 4,61

Jumlah Mahasiswa

2 3 5 4 9 9 5 3

Dari data yang diperoleh di atas dapat diketahui :

2 mahasiswa dengan skor mentah tertinggi 65 mendapatkan nilai tertinggi 10

3 mahasiswa dengan skor mentah 60 mendapatkan nilai 9,23 5 mahasiswa dengan skor mentah 55 mendapatkan nilai 8,46 4 mahasiswa dengan skor mentah 50 mendapatkan nilai 7,69 9 mahasiswa dengan skor mentah 45 mendapatkan nilai 6,92 9 mahasiswa dengan skor mentah 40 mendapatkan nilai 6,15 5 mahasiswa dengan skor mentah 35 mendapatkan nilai 5,38 3 mahasiswa dengan skor mentah terendah 30 mendapatkan nilai terendah

4,61

Page 5: Tugas Evaluasi Pendidikan

Penilaian dengan menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan)

Bila sistem penilaiannya hanya lulus dan tidak lulus maka semua yang mendapat nilai 60% ke atas mendapat kategori yang sama yaitu lulus, tetapi bila diperlukan penilaian yang dapat membedakan skor 60% ke atas dapat diberikan penilaian sebagai berikut:

Rentang Skor = Skor mentah

Skor tertinggi x 100%

Rentang Skor untuk skor mentah 65 :

Rentang Skor = 6565

x 100%

= 100%

Rentang Skor untuk skor mentah 60 :

Rentang Skor = 6065

x 100%

= 92,3%

Rentang Skor untuk skor mentah 55 :

Rentang Skor = 5565

x 100%

= 84,6%

Rentang Skor untuk skor mentah 50 :

Rentang Skor = 5065

x 100%

= 76,9%

Rentang Skor untuk skor mentah 45 :

Rentang Skor = 4565

x 100%

= 69,2%

Rentang Skor untuk skor mentah 40 :

Rentang Skor = 4065

x 100%

= 61,5%

Page 6: Tugas Evaluasi Pendidikan

Rentang Skor untuk skor mentah 35 :

Rentang Skor = 3565

x 100%

= 53,8%

Rentang Skor untuk skor mentah 30 :

Rentang Skor = 3065

x 100%

= 46,1%

Rentang skor Nilai< 60 % E(60 – 70) % D(70 – 80) % C(80 – 90)% B> 90 % A

Dari data yang diperoleh di atas dapat diketahui :

Jika rentang skor 60% ke atas mendapat kategori lulus, maka mahasiwa yang lulus berjumlah 32 orang.

Jika rentang skor 60% ke bawah mendapat kategori tidak lulus, maka mahasiwa yang tidak lulus berjumlah 8 orang.

Sumber :

Zainul A. dan Nasution N. 2001.Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Proyek Pengembangan Universitas Terbuka Ditjen Dikti, Departemen Pendidikan Nasional.

Skor mentah 65 60 55 50 45 40 35 30

Rentang skor 100 % 92,3 %84,6%

76,9% 69,2%61,5%

53,8% 46,1%

Nilai A A B C D D E E

Jumlah Mahasiswa

2 3 5 4 9 9 5 3

Page 7: Tugas Evaluasi Pendidikan

2. Kriteria (Rubrics)

Kriteria atau rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan adanya kriteria, penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau paling tidak dikurangi, guru menjadi lebih mudah menilai prestasi yang dapat dicapai peserta didik, dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai prestasi sebaikbaiknya karena kriteria penilaiannya jelas.

Rubrik terdiri atas dua hal yang saling berhubungan. Hal pertama adalah skor dan hal lainnya adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor itu. Banyak sedikitnya gradasi skor (misal 5, 4, 3, 2, 1) tergantung pada jenis skala penilaian yang digunakan dan hakikat kinerja yang akan dinilai. Contoh rubrik dan penggunaannya pada lembar skala penilaian sebagai berikut.

NomorButir

Aspek KeterampilanSkor

5 4 3 2 1Starting Position 1 Waktu jongkok lutut kaki

belakang ada di depan ujung kaki lainnya

2 Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak rapat mengarah ke samping luar

3 Waktu jonkok posisi punggung segaris dengan kepala

4 Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis start

5 Waktu aba-aba siap, posisi tungkai depan ± 90° dan tungkai belakang 100°-120°

Starting Action6 ....................................................7 ...................................................8 ...................................................9 ...................................................10 ...................................................

Berilah centang (√) di bawah skor 5 bila Anda anggap cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat, skor 4 bila tepat, 3 bila agak tepat, 2 bila tidak tepat, dan skor 1 bila sangat tidak tepat untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini!

Page 8: Tugas Evaluasi Pendidikan

Tampak dalam skala penilaian di atas bahwa penilai harus bekerja keras untuk menilai apakah aspek keterampilan yang muncul itu sangat tepat sehingga harus diberi skor 5, atau agak tepat sehingga skornya 3. Oleh karena itu, dalam menggunakan skala penilaian ini harus dilakukan secermat mungkin agar skor yang didapat menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

NomorButir

Aspek KeterampilanJawaban

Ya TidakStarting Position

1Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan ujung kaki lainnya

2Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak rapat mengarah ke samping luar

3Waktu jonkok posisi punggung segaris dengan kepala

4 Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis start

5Waktu aba-aba siap, posisi tungkai depan ± 90° dan tungkai belakang 100°-120°

Starting Action6 ....................................................7 ...................................................8 ...................................................9 ...................................................10 ...................................................

Sedikit berbeda dengan skala penilaian, skor yang ada di lembar daftar periksa observasi tidak banyak bervariasi, biasanya hanya dua pilihan, yaitu: ada atau “ya” dengan skor 1 dan “tidak” dengan skor 0. Kriteria (rubrik) dan penggunaannya pada datar periksa observasi dapat dilihat pada contoh berikut.

3. Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian

Berilah centang (√) di bawah kata “ya” bila aspek keterampilan yang dinyatakan itu muncul dan benar, dan berilah centang di bawah kata “tidak” bila aspek keterampilan itu muncul tetapi tidak benar atau aspek itu tidak muncul sama sekali. Kata “ya” diberi skor 1, dan kata “tidak” diberi skor 0.

Page 9: Tugas Evaluasi Pendidikan

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan penskoran adalah ada atau tidak adanya perbedaan bobot tiap-tiap aspek keterampilan yang ada dalam skala penilaian atau daftar periksa observasi. Apabila tidak ada perbedaan bobot maka penskorannya lebih mudah. Skor akhir sama dengan jumlah skor tiap-tiap butir penilaian.

Selanjutnya untuk menginterpretasikan, hasil yang dicapai dibandingkan dengan acuan atau kriteria. Oleh karena pembelajaran ini menggunakan pendekatan belajar tuntas dan berbasis kompetensi maka acuan yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil penilaian kinerja dan hasil kerja peserta didik adalahacuan kriteria.

Untuk contoh lembar penilaian “Lari cepat 100 meter” yang butirnya ada 20 dengan rentang skor tiap butir 1 sampai dengan 5, maka skor minimalnya 20 dan skor maksimalnya 100. Ini berarti bahwa peserta didik yang mendapat skor 20 diartikan gagal total, sedangkan peserta didik yang mendapat skor 100 diartikan berhasil secara sempurna. Sebagai contoh perhatikan tabel dan penjelasan berikut.

NO PERNYATAANSKOR HASIL PENILAIAN

SKOR BUTIR

5 4 3 2 1

12345

Starting PositionPosisi lutut waktu jongkokPosisi tangan waktu jongkokPosisi punggung waktu jongkokPandangan mata saat startPosisi tungkai saat aba-aba siap

√√

23423

6

7

8

9

10

Starting ActionGerakan kaki dan tangan saat mulai lariPosisi lutut saat kaki kiri menolak pada waktu lari dimulaiKecepatan gerakan kaki kanan setelah kaki kiri digerakkanJangkauan ayunan dan ketinggian kaki kananPosisi lutut saat kaki kanan mendarat di tanah

4

5

1

2

3

11

12

13

Sprinting ActionKeadaan lutut kaki belakang saat menolak ke depanKeadaan telapak kaki saat kaki depan menapak ke tanahSumber ayunan lengan saat lari

3

2

3

Page 10: Tugas Evaluasi Pendidikan

1415

Posisi siku saat lariPosisi badan saat lari

√√

55

1617

181920

Finishing ActionGerakan kaki saat masuk finishPandangan mata saat masuk finishKecepatan saat masuk finishPosisi badan saat masuk finishKecepatan lari setelah masuk finish

√√

√√

44

435

JUMLAH 67

Apabila ditetapkan batas kelulusan 75% dari skor maksimal maka peserta didik yang mendapat skor 75 ke atas dikatakan lulus sedangkan peserta didik yang mendapat skor kurang dari 75 diharuskan mengikuti program remedial. Dalam contoh ini, karena skor yang dicapai peserta didik adalah 67, maka peserta didik itu masih perlu remedi. Apabila tiap-tiap aspek keterampilan tidak sama bobotnya, maka skor akhir yang dicapai peserta didik sama dengan jumlah skor tiap-tiap butir yang sudah ditentukan bobotnya. Skor tiap-tiap butir sama dengan skor yang dicapai dibagi banyaknya pilihan jawaban kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing butir.

Pada contoh lembar penilaian “Lari cepat 100 meter” dengan bobot untuk kelompok starting position = 25%, starting action = 25%, sprinting action = 30%, dan kelompok finishing action 20% dari skor maksimal, bobot tiap-tiap butir sama dengan bobot kelompok itu dibagi dengan jumlah butir, jadi bobot tiap-tiap butir dalam kelompok aspek keterampilan starting position adalah 5%, starting action = 5%, sprinting action = 6%, dan finishing action 4% dari skor maksimal. Oleh karena skor maksimalnya 100 maka bobot tiap-tiap butir dalam kelompok aspekketerampilan starting position adalah 5, starting action = 5, sprinting action = 6, dan finishing action 4. Dengan demikian, skor tiap-tiap butir yang sudah ditentukan bobotnya sama dengan skor butir sebelum ditentukan bobotnya dibagi banyaknya pilihan jawaban dikalikan bobot tiap-tiap butir. Misal: untuk butir nomor 1 dari contoh di atas, skor butir yang sudah ditentukan bobotnya = (2/5) x5 = 2. Secara lengkap, untuk contoh di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.

Skor butir = Skor perolehanSkor maksimal

x bobot

Page 11: Tugas Evaluasi Pendidikan

NO PERNYATAANSKOR HASIL PENILAIAN

SKOR BUTIR

5 4 3 2 1

12345

Starting Position (bobot 25%)Posisi lutut waktu jongkokPosisi tangan waktu jongkokPosisi punggung waktu jongkokPandangan mata saat startPosisi tungkai saat aba-aba siap

√√

23423

6

7

8

9

10

Starting Action (bobot 25%)Gerakan kaki dan tangan saat mulai lariPosisi lutut saat kaki kiri menolak pada waktu lari dimulaiKecepatan gerakan kaki kanan setelah kaki kiri digerakkanJangkauan ayunan dan ketinggian kaki kananPosisi lutut saat kaki kanan mendarat di tanah

4

5

1

2

3

11

12

131415

Sprinting Action(bobot 30%)Keadaan lutut kaki belakang saat menolak ke depanKeadaan telapak kaki saat kaki depan menapak ke tanahSumber ayunan lengan saat lariPosisi siku saat lariPosisi badan saat lari

√√

3,6

2,4

3,666

1617

181920

Finishing Action (bobot 20%)Gerakan kaki saat masuk finishPandangan mata saat masuk finishKecepatan saat masuk finishPosisi badan saat masuk finishKecepatan lari setelah masuk finish

√√

√√

3,23,2

3,22,24

JUMLAH 67,6

Ternyata ada perbedaan sedikit antara jumlah skor yang menggunakan bobot dan jumlah skor yang tidak menggunakan bobot. Jumlah skor setelah memperhatikan bobot adalah 67,6. Selanjutnya, apabila batas kelulusan itu 75 maka peserta didik ini dikategorikan belum lulus.

Daftar periksa observasi yang bobot tiap-tiap aspek keterampilannya sama, penskorannya lebih mudah. Untuk contoh daftar periksa observasi “Lari cepat 100

Page 12: Tugas Evaluasi Pendidikan

meter” yang butirnya 20 dengan skor tiap-tiap butir 1 untuk jawaban “ya” dan 0 untuk jawaban “tidak” maka skor minimalnya 0 dan skor maksimalnya 20. Ini berarti bahwa peserta didik yang mendapat skor 0 diartikan gagal total, sedangkan peserta didik yang mendapat skor 20 diartikan berhasil secara sempurna.

Khusus untuk contoh di atas, apabila rentang skor yang digunakan 0 sampai dengan 100 maka skor akhir yang diperoleh peserta didik dikalikan dengan 5, yaitu angka konversi dari skor maksimal 20 menjadi skor maksimal 100. Sebagai contoh perhatikan penjelasan berikut.

No Aspek KeterampilanHasil

ObservasiSkor Butir

Ya Tidak

12345

Starting PositionPosisi lutut waktu jongkokPosisi tangan waktu jongkokPosisi punggung waktu jongkokPandangan mata saat startPosisi tungkai saat aba-aba siap

√√√√

√ 01111

67

8

910

Starting ActionGerakan kaki dan tangan saat mulai lariPosisi lutut saat kaki kiri menolak pada waktu lari dimulaiKecepatan gerakan kaki kanan setelah kaki kiri digerakkanJangkauan ayunan dan ketinggian kaki kananPosisi lutut saat kaki kanan mendarat di tanah

√√

10

0

11

11

12

131415

Sprinting ActionKeadaan lutut kaki belakang saat menolak ke depanKeadaan telapak kaki saat kaki depan menapak ke tanahSumber ayunan lengan saat lariPosisi siku saat lariPosisi badan saat lari

√√

0

1

011

1617181920

Finishing ActionGerakan kaki saat masuk finishPandangan mata saat masuk finishKecepatan saat masuk finishPosisi badan saat masuk finishKecepatan lari setelah masuk finish

√√

01011

JUMLAH 13

Page 13: Tugas Evaluasi Pendidikan

Jumlah skor hasil pengamatan = 13. Jika digunakan rentang skor 0 sampai dengan100, maka skor yang diperoleh peserta didik itu adalah 13 x 5 = 65. Selanjutnya, apabila batas kelulusan 75 maka peserta didik ini dikategorikan belum lulus. Sedikit berbeda apabila tiap-tiap aspek keterampilan itu tidak sama bobotnya. Skor akhir yang dicapai peserta didik sama dengan jumlah skor tiap-tiap butir yang sudah ditentukan bobotnya, sedangkan skor tiap-tiap butir yang sudah ditentukan bobotnya sama dengan skor tiap-tiap butir yang belum ditentukan bobotnya dikalikan dengan bobot masing-masing butir.

Untuk contoh daftar periksa observasi “Lari cepat 100 meter” dengan bobot starting position = 25%, starting action = 25%, sprinting action = 30%, dan finishing action 20% dari skor maksimal, bobot tiap-tiap butir sama dengan bobot kelompok itu dibagi dengan jumlah butir, sehingga bobot tiap-tiap butir dalam kelompok aspek keterampilan starting position adalah 5%, starting action = 5%, sprinting action = 6%, dan finishing action 4% dari skor maksimal. Oleh karena skor maksimalnya sama dengan 20 maka bobot tiap-tiap butir dalam kelompok aspek keterampilan starting position adalah 1 (yaitu : 5/100 x 20 = 1), starting action = 1, sprinting action = 1,2, dan finishing action 0,8. Untuk jelasnya perhatikan penjelasan berikut.

No Aspek KeterampilanHasil

ObservasiSkor Butir

Ya Tidak

12345

Starting PositionPosisi lutut waktu jongkokPosisi tangan waktu jongkokPosisi punggung waktu jongkokPandangan mata saat startPosisi tungkai saat aba-aba siap

√√√√

√ 01111

67

8

910

Starting ActionGerakan kaki dan tangan saat mulai lariPosisi lutut saat kaki kiri menolak pada waktu lari dimulaiKecepatan gerakan kaki kanan setelah kaki kiri digerakkanJangkauan ayunan dan ketinggian kaki kananPosisi lutut saat kaki kanan mendarat di tanah

√√

10

0

11

11

12

131415

Sprinting ActionKeadaan lutut kaki belakang saat menolak ke depanKeadaan telapak kaki saat kaki depan menapak ke tanahSumber ayunan lengan saat lariPosisi siku saat lariPosisi badan saat lari

√√

0

1,2

01,21,2

Page 14: Tugas Evaluasi Pendidikan

1617181920

Finishing ActionGerakan kaki saat masuk finishPandangan mata saat masuk finishKecepatan saat masuk finishPosisi badan saat masuk finishKecepatan lari setelah masuk finish

√√

00,80

0,80,8

JUMLAH 13

Ternyata jumlah skor setelah memperhitungkan bobot juga = 13. Bila digunakan rentang skor 0 sampai dengan 100, maka skor yang diperoleh peserta didik itu adalah 13 x 5 = 65. Selanjutnya, apabila batas kelulusan 75 maka peserta didik ini dikategorikan belum lulus. Setelah skor tiap-tiap peserta didik diperoleh, langkah selanjutnya adalah menghitung peserta didik yang telah lulus dan peserta didik yang belum lulus, kemudian dibuat persentase, misal: sekitar 70 % peserta didik sudah lulus dalam ujian “lari 100 meter”.

Batas kelulusan 75 dapat dipenuhi secara bertahap. Misalkan, untuk tahun ini batas kelulusan ditetapkan 65, harus ada usaha untuk menaikkan batas kelulusan dari tahun ke tahun sehingga mencapai angka 75.

Sumber :

Tim Peneliti. 2002. Pola induk pengembangan sistem penilaian hasil belajarberbasis kompetensi dasar siswa SMU. Draf laporan penelitian, tidak diterbitkan, Pascasarjana UNY.

Zainul, Asmawi. 2001. Alternative assessment. Jakarta: Proyek Universitas Terbuka.