evaluasi pembelajaran, materi kuliah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
alah satu kompetensi yang harus Anda kuasai adalah evaluasi pembelajaran.
Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab Anda sebagai guru dalam
pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrumen
penilaian kemampuan guru, dimana salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi
pembelajaran.
S
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem), evaluasi
merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk
mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan
(feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran. Di sekolah, Anda sering mendengar bahwa guru sering memberikan
ulangan harian, ujian akhir semester, ujian blok, tagihan, tes tertulis, tes lisan, tes
tindakan, dan sebagainya. Istilah-istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem
evaluasi itu sendiri.
1.2 Pengertian Evaluasi
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah
menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi
pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi
informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran. Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi
dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian
skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan
tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment)
dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan
evaluasi.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu
informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi
pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi
pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk
mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta
keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan
penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi
diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya,
evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan
outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.
Guba dan Lincoln (1985 : 35), mendefinisikan evaluasi sebagai “a process for
describing an evaluand and judging its merit and worth”. (suatu proses untuk
menggambarkan evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya).
Sax (1980 : 18) juga berpendapat “evaluation is a process through which a value
judgement or decision is made from a variety of observations and from the background
and training of the evaluator”. (evaluasi adalah suatu proses dimana pertimbangan atau
keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta pelatihan dari
evaluator). Dari dua rumusan tentang evaluasi ini, dapat kita peroleh gambaran bahwa
evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan
kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu
untuk membuat suatu keputusan. Berdasarkan pengertian ini, ada beberapa hal yang
perlu kita pahami lebih lanjut, yaitu :
1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk).
Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas daripada sesuatu, baik
yang menyangkut tentang nilai maupun arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai
kepada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
2. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan nilai dan arti. S. Hamid Hasan (1988 : 14-15) secara tegas
membedakan kedua istilah tersebut sebagai berikut :
Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan pertimbangannya
mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar.
Jadi pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan itu sendiri.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
Sedangkan arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu konteks
tertentu. Tentu saja kegiatan evaluasi yang komprehensif adalah yang meliputi baik
proses pemberian keputusan tentang nilai dan proses keputusan tentang arti, tetapi
hal ini tidak berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus selalu meliputi keduanya.
Pemberian nilai dan arti ini dalam bahasa yang dipergunakan Scriven (1967) adalah
formatif dan sumatif. Jika formatif dan sumatif merupakan fungsi evaluasi, maka
nilai dan arti adalah hasil kegiatan yang dilakukan oleh evaluasi.
3. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement).
Pemberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi.
Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti (worth and merit) dari sesuatu
yang sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah
termasuk kategori kegiatan evaluasi.
4. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu.
Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu
proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria yang digunakan dapat
saja berasal dari apa yang dievaluasi itu sendiri (internal), tetapi bisa juga berasal dari
luar apa yang dievaluasi (eksternal), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
1.3 Persamaan dan Perbedaan Evaluasi dan Penilaian
Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan
nilai sesuatu. Di samping itu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga
sama. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup (scope) dan
pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas
pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar peserta didik.
Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal, yakni orang-orang
yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem pembelajaran yang bersangkutan.
Misalnya, guru menilai prestasi belajar peserta didik, supervisor menilai kinerja guru,
dan sebagainya. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencakup semua komponen
dalam suatu sistem (sistem pendidikan, sistem kurikulum, sistem pembelajaran) dan
dapat dilakukan tidak hanya pihak internal (evaluasi internal) tetapi juga pihak
eksternal (evaluasi eksternal), seperti konsultan mengevaluasi suatu program.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran,
sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih
membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang
kemajuan belajar peserta didik (learning progress), sedangkan evaluasi dan penilaian
lebih bersifat kualitatif. Di samping itu, evaluasi dan penilaian pada hakikatnya
merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan
penilaian (value judgement) tidak hanya didasarkan kepada hasil pengukuran
(quantitative description), tetapi dapat pula didasarkan kepada hasil pengamatan dan
wawancara (qualitative description).
1.4 Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Evaluasi Pembelajaran
Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus Anda perhatikan adalah
tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung dengan jenis evaluasi
yang digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat
khusus. Jika Anda merumuskan tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka Anda
harus merinci tujuan umum tersebut menjadi tujuan khusus, sehingga dapat
menuntun Anda dalam menyusun soal atau mengembangkan instrumen evaluasi
lainnya. Ada dua cara yang dapat Anda tempuh untuk merumuskan tujuan evaluasi
yang bersifat khusus. Pertama, melakukan perincian ruang lingkup evaluasi. Kedua,
melakukan perincian proses mental yang akan dievaluasi. Cara pertama berhubungan
dengan luas pengetahuan sesuai dengan silabus mata pelajaran dan cara kedua
berhubungan dengan jenjang pengetahuan, seperti yang dikembangkan Bloom dkk.
Di samping tujuan evaluasi, Anda juga harus memahami fungsi evaluasi. Fungsi
evaluasi memang cukup luas, tetapi paling tidak Anda dapat meninjaunya dari jenis
evaluasi yang digunakan, seperti evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Hal lainnya
yang dianggap penting adalah prinsip evaluasi. Evaluasi yang baik adalah evaluasi
yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip evaluasi, baik yang berisfat umum
maupun yang bersifat khusus.
Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi
sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media,
sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Sedangkan tujuan
khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring,
evaluasi dampak, evaluasi efisiensi-ekonomis, dan evaluasi program komprehensif.
Dalam konteks yang lebih luas lagi, Sax (1980 : 28) mengemukakan tujuan evaluasi
dan pengukuran adalah untuk “selection, placement, diagnosis and remediation,
feedback : norm-referenced and criterion-referenced interpretation, motivation and
guidance of learning, program and curriculum improvement : formative and
summative evaluations, and theory development”. (seleksi, penempatan, diagnosis
dan remediasi, umpan balik : penafsiran acuran-norma dan acuan-patokan, motivasi
dan bimbingan belajar, perbaikan program dan kurikulum : evaluasi formatif dan
sumatif, dan pengembangan teori).
Perlu Anda ketahui bahwa evaluasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
kegiatan, antara lain bimbingan dan penyuluhan, supervisi, seleksi, dan
pembelajaran. Setiap bidang atau kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang berbeda.
Dalam kegiatan bimbingan, tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi
secara menyeluruh mengenai karakteristik peserta didik, sehingga dapat diberikan
bimbingan dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dalam kegiatan supervisi, tujuan
evaluasi adalah untuk menentukan keadaan suatu situasi pendidikan atau
pembelajaran, sehingga dapat diusahakan langkah-langkah perbaikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di madrasah. Dalam kegiatan seleksi, tujuan evaluasi
adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
peserta didik untuk jenis pekerjaan, jabatan atau pendidikan tertentu.
Menurut Kellough dan Kellough dalam Swearingen (2006) tujuan penilaian adalah
untuk membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
peserta didik, menilai efektifitas strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan
efektifitas program kurikulum, menilai dan meningkatkan efektifitas pembelajaran,
menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan, komunikasi dan
melibatkan orang tua peserta didik.
Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian (assessment purpose) adalah
“keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up”.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran.
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan
kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga
guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.
4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Cronbach (1963 : 236) menjelaskan “evaluation used to improved the course while it
is still fluid contributes more to improvement of education than evaluation used to
appraise a product already on the market”. Cronbach nampaknya lebih menekankan
fungsi evaluasi untuk perbaikan, sedangkan Scriven (1967) membedakan fungsi
evaluasi menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi
formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan
untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang
sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan
mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan. Fungsi ini baru dapat
dilaksanakan jika pengembangan program pembelajaran telah dianggap selesai.
Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantung kepada dari sudut mana Anda
melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah :
1. Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui hinggamana
kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Peserta didik adalah manusia yang belum dewasa.
2. Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik
sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti peserta
didik dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan
masyarakat dengan segala karakteristiknya.
3. Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam
usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
4. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam
kelompok, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai.
Hal ini berhubungan dengan sikap dan tanggung jawab orang tua sebagai
pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga.
5. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya.
6. Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan
seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun
kenaikan kelas.
7. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang
kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang
berwenang, kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
Fungsi penilaian
Prinsip-prinsip Umum Evaluasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, Anda harus memperhatikan
prinsip-prinsip umum evaluasi sebagai berikut :
1. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena pembelajaran itu
sendiri adalah suatu proses yang kontinu.
2. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, Anda harus mengambil
seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi.
3. Adil dan objektif
Dalam melaksanakan evaluasi, Anda harus berlaku adil tanpa pilih kasih.
Semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa “pandang bulu”. Anda
juga hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi, Anda hendaknya bekerjasama dengan semua pihak,
seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan
peserta didik itu sendiri.
5. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi Anda sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat
tersebut.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
Prinsip Umum Evaluasi
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Jenis - Jenis Evaluasi Pembelajaran
Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1. Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-
kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang
paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan
Eva;uasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa
dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa
4. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan bekajra siswa.
Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :
1) Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai
rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang
muncul dalam perencanaan
2) Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3) Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor
hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4) Evaluasi hasil atau produk
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar
untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau
dihentikan.
5) Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran :
1) Evaluasi program pembelajaran
Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang
lain.
2) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-
garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3) Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek
kognitif, afektif, psikomotorik.
Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
Berdasarkan objek :
1. Evaluasi input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,
keyakinan.
2. Evaluasi tnsformasi
Evaluasi terhadao unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain
materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.
Berdasarkan subjek :
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
1. Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru.
2. Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya
orangtua, masyarakat.
II.2 Sasaran Evaluasi Pembelajaran
Sasaran evaluasi pembelajaran adalah aspek-aspek yang terkandung dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian sasaran evaluasi pembelajan meliputi :
tujuan pengajaran, unsur dinamis pembelaaran, pelaksnaan pembelajaran, dan
kurikulum.
1. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran evaluasi pembelajaran yang perlu
diperhatikan karena unsur/aspek pembelajaran yang lain selalu bermula dan
bermuara pada tujuan pengajaran. Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tujuan
pengajaran adalah penjabaran tujuan pengajaran, rumusan tukuan pengajaran
dan unsure-unsur tujuan pengajaran.
2. Unsur dinamis pembelajaran merupakan sasaran evaluasi pembelajaran
yang kedua. Yang dimaksud dengan unsure dinamis penbelajaran adalah
sumber belajaratau komponen sistem intruksional yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran. Sumber-sumber belajar dibedakan menjadi dua jenis
yaitu : sumber belajar yang dirancang yakni sunber belajar yang secara
khusus telah dikembangkan sebagai komponen pembelajaran untuk
memberikan kemudahan/fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal, dan
sumber belajar yang kedua yakni sumber belajar yang dimanfaatkan yakni
sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan
pembelajaran namun dapat ditemukan, diterapkan, dan digunakan untuk
keperluan belajar.
3. Pelaksanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai interksi antara sumber
belajar dengan siswa. Dengan demikian dalam mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran, kita sebenarnya menentukan seberapa derajat interaksi antara
siswa dengan beberapa sumber belajar dan seberapa derajat interksi
sumberbelajar dengan tujuan pembelajaran.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
4. Kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis yakni seperangkat kompnen
pembelajaran yang diuraikan secara tertulis pada bahan tercetak atau buku.
II.3 Prosedur Evaluasi Pembelajaran
Prosedur evaluasi pembelajaran terdiri dari lima tahap, yakni penyusunan
rancangan, penyusunan intrumen, pengumpulan data, dan penyusunan laporan
evaluasi pembelajaran.
1) Penyusunan rancangan
Secara garis besar desain evaluasi pembelajaran berisi hal-hal yang sama
dengan tertera dalam desain penelitian yakni meliputi latar belakang,
problematika, tujuan evaluasi, populasi dan sampel, instrument dan sumber
data, serta teknik analisis data.
2) Penyusunan instrument
Setelah menyusun rancangan evaluasi pembelajaran maka tahapan
berikutnya adalah penyusunan instrumen pembelajaran merumuskan tujuan
yang akan dicapai dengan instrument yang akan disusun; membuat kisi-kisi
yang mencanangkan tentang perincian variable dan jenis instrument yang
akan digunakan untuk mengukur bagian vriabel; membuat butir-butir
instrument yang berkaitan dengan kisi-kisi; menyunting instrument evaluasi
pembelajaran.
3) Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data dapat diterapkan berbagai teknik pengumpulan
data diantaranya adalah kausioner, wawancara, pengematan,dan studi kasus.
4) Analisis data
Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis. Data
dapat diolah secara individual maupun kelompok, apabila data diolah sercara
individual maka hasilnya menunjuk kepada seseorang atau suatu keadaan,
sedangkan apabila data diolah dan dianalisis secara kelompok maka hasilnya
menunjukkan pada suatu bagian data atau keseluruhan.
5) Penyusunan laporan
Dalam laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokok-pokok berikut :
a) tujuan evaluasi
b) problematika
c) lingkup dan metodelogi evaluasi pembelajaran
d) pelaksanaan evaluasi pembelajaran
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
e) hasil evaluasi pembelajaran
II.4 Teknik-Teknik Evaluasi Pengajaran
Dalam evaluasi secara garis besar, mempunyai dua macam teknik evaluasi, yaitu:
teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik Tes
Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam model menurut
pemakain dan waktu atau kapan digunakannya tes tersebut Model-model tes
tersebut, yaitu: a. Tes Seleksi, b. Tes Awal, c. Tes Akhir, d. Tes Diagnostik,
e. Tes Formatif, f. Tes Sumatif.
2. Tes Seleksi
Tes seleksi ini tak jarang lagi kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tes ini juga bisa kita sebut, tes penyaringan bagi calon siswa tahun ajaran
baru yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah. Materi tes yang digunakan
dalam tes ini hanyalah materi prasyarat untuk mengikuti atau melanjutkan ke
pendidikan selanjutnya. Misalnya seorang siswa akan melanjutkan studinya di
perguruan tinggi IAIN di prodi bahasa arab, maka siswa tersebut akan di beri
ujian atau tes seleksi yang soalnya mengenai bahasa arab. Apabila nilai yang
didapatkannya memenuhi syarat dan nilainya tinggi maka siswa tersebut
dapat melanjutkan studinya di IAIN. Tes ini bisa juga kita laksanakan secara
lisan, secara tulis dan secara perbuatan.
3. Tes Awal
Tes ini juga sering kita dengar dengan istilah pre-test. Tes ini digunakan pada
saat akan berlangsungnya penyempaian materi yang akan di ajarkan oleh guru
kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau
bahan yang akan di ajarkan telah dapat di kuasai oleh siswa didik. Tes ini
mengandung makna, yaitu: tes yang dilaksankan sebelum berlangsungnya
proses pembelajaran terjadi. Materi tes yang di berikan harus berkenaan
dengan materi yang akan diajarkan dan soalnya mudah-mudah akan tetapi
memenuhi pokok pembahasan yang seharusnya materi tersebut telah dikuasai
oleh siswa. Contoh soal tentang huruf jarr yang di tanyakan pada mahasiswa
bahasa arab semester lima. Dengan catatan apa bila semua soal tes awal dapat
dijawab atau dikuasai dengan baik dan benar, maka materi tes yang
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
ditanyakan tidak akan diajarkan lagi, dan apabila materi tes yang ditanya
belum cukup dipahami siswa, maka guru hanya mengajarkan materi yang
belum dipahami. Tes ini dapat dilaksanakan dan dilakukan dengan tes lisan
dan tulisan.
4. Tes Akhir
Tes ini lebih banyak diketahui dengan post-test. tes ini dilaksanakan pada
akhir proses pembelajaran suatu materi dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa tentang materi dan pokok penting materi yang
dipelajari. Materi tes ini barkaitan dengan materi yang telah diajarkan kepada
siswa sebelumnya, terutama materi tentang sub-sub penting pelajaran. Naskah
tes akhir sama dengan tes awal supaya guru kita dapat mengetahui mana lebih
baik hasil kedua tes tentang pemahaman siswa. Apabila siswa lebih
memahami suatu materi setelah proses pembelajaran maka, program
pengajaran dinilai berhasil.
5. Tes Diagnostik
Tes ini adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa sehingga dengan mengetahui kelemahan siswa tersebut, maka kita bisa
memperlakukan siswa tersebut dengan tepat. Materi tes yang ditanya dalam
tes diagnostik biasanya mengenai hal-hal tertentu yang juga merupakan
pengalaman sulit bagi siswa. Tes ini dapat dilaksanakan dengan cara lisan,
tulisan, atau dengan mengkaloborasi kedua cara tes. dalam catatan, tes ini
hanya untuk memeriksa, jika hasil pemeriksaan tersebut membuktikan
kelemahan daya serap siswa maka terhadap suatu pembelajaran. Maka siswa
tersebut akan dilakukan pembimbingan secara khusus kepadanya.
6. Tes Formatif
Tes ini merupakan tes hasil belajar yang tujuannya untuk mengetahui sejauh
mana siswa menguasai pelajaran setelah mengikuti proses pembelajaran dlam
jangka wakt yang telah ditentukan, tes ini dilaksanakan biasanya di tengah-
tengah perjalanan program pembelajaran. Tes ini juga disebut dengan “ujian
harian”. Materi tes ini adalah materi yang telah di sampaikan kepada siswa
sebelumnya. Soalnya bisa dalam tingkat mudah maupun sulit. Dalam tes ini,
jika siswa telah menguasai materi yang telah diajarkan dengan baik, maka
guru akan menyampaikan materi selanjutnya. Dan apabila materi belum dapat
dikuasai secara menyeluruh, maka guru harus mengajarkan bagian materi
yang belum dipahami.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
7. Tes Sumatif
Tes ini tidak asing bagi siswa, karena tes ini adalah tes akhir dari program
pembelajaran. Tes ini juga bisa disebut EBTA, tes akhir semestes, UAN. Tes
ini dilaksanaka pada akhir program pembelajaran. Seperti setiap akhir
semester, akhir tahun. Materinya yang di tes adalah materi yang telah diajar
kan selama satu semester. Dengan demikian materi ini lebih banyak dari
materi te yang ada pada tes formatif. Tes ini biasanya dilakukan dengan cara
tulisan, dan biasanya siswa memperoleh soal yang sama satu sama lain. Tes
ini memiliki tingkat tes yang sukar atau lebih berat dari tes formatif. Dengan
ada tes ini maka kita bisa menentukan peringkat atau rangking siswa selama
program pembelajaran, dan juga tes ini menentukan kelayakan seorang siswa
untuk mengikuti program pembelajaran selanjutnya.
8. Teknik Non-Tes
Non tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk menilai
aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa non-
tes sebagai alat evaluasi, diantaranya: a. skala bertingkat, b. kuesioner, c.
daftar cocok, d. wawancara, e. pengamatan, f. riwayat hidup.
9. Skala Bertingkat
Skala bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berwujud angka terhadap
suatu hasil penentuan. Kita dapat menilai hampir segala aspek dengan skala.
Dengan maksud agar pencatatannya objektif, maka penilaian terhadap
penampilan atau pengambaran kepribadian seseorang disiapkan dalam bentuk
skala.
10. Kuesioner
Kuesioner juga dapat di artikan angket yang digunakan sebagai alat bantu
dalam rangka pengukuran dan penilaian hasil belajar. Dengan adanya angket
yang harus diisi oleh siswa maka guru akan mengetahui keadaan,
pengalaman, pengetahuan dan tingkah. Angket atau soal kuesioner dapat di
berikan secara langsung dan dijawab atau diisi langsung oleh objeknya, ini
dikatakan kuesioner langsung. Dan jika angket atau soal kuesioner dikirim
dan diisi oleh orang lain ( sanak saudaranya), namun soalnya dituju untuk
objek, ini disebut kuesioner tidak langsung. Dengan cara tes ini lebih
menghemat waktu dan tenaga.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
11. Daftar Cocok
Daftar cocok adalah deretan pertanyaan yang singkat serta mudah dipahami
oleh penjawabnya dengan cara menconteng saja,Contoh:
Berikanlah tanda conteng pada kolom yang sesui dengan pendapatnya.
Pendapat
pernyataan penting biasa Tidak penting
1. Rajin belajar
2. Suka membaca
3. Sering bolos
4. Cepat memahami
12. Wawancara
Wawancara juga disebut dengan interview, secara umum adalah proses
pengumpulan keterangan yang dilakukang dengan tanya jawab lisan sepihak,
bertatap muka langsung, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Wawancara dapat dibedakan dengan dua jenis: 1. wawancara terpimpin,yang
materi pertanyaannya telah terstruktur dengan tujuannya 2. wawacara bebas,
yang materi yang ditanyakan bebas tidak terstruktur akan tetapi mempunyai
tujuan. Objeknya bisa pada siswa langsung atau orang tuanya.
13. Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah sebuah cara menghimpun data yang
dilakukan oleh guru kepada peserta didiknya dengan cara pengamatan yang
teliti dan mencatat hasil pengamatan secara sistematis. Observasi atau
pengamatan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk: 1. Pengamatan partisipan
adalah pengamatan yang pengamatnya langsung memasuki dan mengikuti
kegiatan yang sedang diamati. Seperti pengamatan tentang pertanian, maka
pengamat harus bergabung menjadi petani. 2. Pengamatan sistematik adalah
observasi dimana faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis, dan
sudah diatur menurut kata gorinya. Pengamatan ini dilakukan di luar dari
kelompok yang ingin diamati. 3. Pengamatan eksperimental akan terjadi jika
pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat
mengendalikan unsure-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga
situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
14. Riwayat hidup
Riwayat hidup juga bisa kita katakan curiculum vite (CV). Atau gambaran
hidup peserta didik, dalam segala aspek. Dengan mengkaji atau menganalisis
dukumen atau riwayat hidupnya maka seorang guru akan dapat menarik
kesimpulan tentang tingkah laku atau kepribadian dan sikap dari peserta
didik. Soal-soal yang biasa digunakan seperti. Nama siswa, status dalam
keluarga, agama yang dianut, prestasinya dll.
Ciri-Ciri Tes yang Baik
Tes akan dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila memenuhi syarat sebagai
berikut:
1) Validitas
Maksud dari validitas adalah apa bila tes tersebut sesuai dengan materi
pembelajaran. Kata lainnya adalah nilai tes tersebut tepat atau mempunyai
nilai ketepatan jawabanya. Contoh: untuk mengukur pertisipasi siswa
terhadap proses pembelajaran dapat dilahat melaluai kehadiran, terpusatnya
perhatian siswa pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh guru dalam arti yang relevan pada permasalahan.
2) Realibilitas
Maksud dari reabilitas tes adalah apa bila tes tersebut dapat dipercaya jika
memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Dengan kata lain,
jika diberikan kepada siswa tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka
siswa akan tetap berada dalam urutan atau tingkatan yang sama dalam
kelompoknya.
3) Objektivitas
Maksud dari objektivitas tes adalah tidak adanya unsur pribadi antara guru
dengan peserta didik baik dalam aspek membuat soal maupun dalam
skoringnya.
4) Praktis dan Ekonomis
Istilah ini telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tes
yang dimaksud dengan praktis dan ekonomis adalah sebuah tes tidak boros
waktu ataupun biaya, sehingga mudah diikuti oleh semua murid.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
BAB III
KESIMPULAN
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
Pada hakikatnya tes adalah serangkaian tugas yang harus dilakukan atau soal-soal
yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu.
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas daripada
sesuatu. Dalam proses pengukuran tentu harus menggunakan alat ukur. Alat ukur
tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang berkesinambungan untuk pengumpulan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti)
daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka
mengambil suatu keputusan.
Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai
sesuatu. Di samping itu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama.
Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup (scope) dan pelaksanaannya.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan
tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi
kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar
peserta didik (learning progress), sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat
kualitatif.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi
sistem pembelajaran. Sedangkan, tujuan umum penilaian adalah keeping-track, checking-
up, finding-out, and summing-up. Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui
tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan; kecakapan,
motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran; tingkat
kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan; mendiagnosis keunggulan dan kelemahan
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; seleksi, yaitu memilih peserta
didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu; menentukan kenaikan kelas; dan
menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2012), Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Kementrian
Agama Islam.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12
Ayu, Dwi. (2009), Evaluasi Pembelajaran.http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html
Izhaman, Fitrial. (2013), Teknik-teknk Evaluasi Pembelajaran.http://meyzzacompany.blogspot.com/2013/03/teknik-teknik-evaluasi-pembelajaran.
M A K A L A H E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N Page 12