mata kuliah evaluasi pendidikan

71
MAKALAH MATA KULIAH EVALUASI PENDIDIKAN DOSEN PENGAMPU : Prof. DR. H ABDUL MADJID LATIF, MM, M.Pd EVALUASI PENDIDIKAN Oleh: Nama : ENDIN HAERUDIN NIM : 0808036032 Program Studi : M A P Kelas : 19.1 PROGRAM PASCASARJANA

Upload: hardy8788

Post on 18-Jun-2015

4.666 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

MAKALAHMATA KULIAH EVALUASI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : Prof. DR. H ABDUL MADJID LATIF, MM, M.Pd

EVALUASI PENDIDIKAN

Oleh:

Nama : ENDIN HAERUDINNIM : 0808036032Program Studi : M A PKelas : 19.1

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKAJAKARTA

2009

Page 2: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

TUGAS MAKALAHMATA KULIAH EVALUASI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : Prof. DR. H ABDUL MADJID LATIF, MM, M.Pd

EVALUASI PENDIDIKAN

KELAS 19.1

ENDIN HAERUDIN NIM 0808036032 ELFI NORITA NIM 08080360 ANIS SETIAWATI NIM 0808036044

PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKAJAKARTA

2009

Page 3: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

MATERI PEMBAHASAN :

JENIS EVALUASI

FUNGSI EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF

DALAM PROGRAM PROGRAM PENDIDIKAN

INSTRUMEN EVALUASI

KETERKAITAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

DENGAN POLITIK DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN

(DISERTAI CONTOH)

Page 4: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

A. Pendahuluan

A.1. Latar Belakang

Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003

pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah

daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu

(berkualitas) bagi setiap warga negara. Terwujudnya pendidikan yang

bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu

meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan

memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran (instructional

quality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah pada

terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu,

usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya

peningkatan kualitas pembelajaran.

Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya peningkatan

kualitas program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas

pembelajaran adalah merupakan kualitas implementasi dari program

pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan

kualitas program pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi

terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian,

untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan, termasuk di

dalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap

program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan

dengan baik. Untuk dapat menyusun program yang lebih baik,  hasil

evaluasi program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat

ditinggalkan.

A.2. Konsep Dasar Evaluasi          Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes,

pengukuran, dan penilaian. (test, measurement,and assessment). Tes

Page 5: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan

seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang

terhadap stimulus atau pertanyaan 1.Tes merupakan salah satu alat untuk

melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi

karakteristik suatu objek. Objek ini bisa berupa kemampuan peserta didik,

sikap, minat, maupun motivasi. Respons peserta tes terhadap sejumlah

pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Tes

merupakan bagian tersempit dari evaluasi.

Pengukuran (measurement) dapat didefinisikan sebagai the process

by which information about the attributes or characteristics of thing are

determinied and differentiated 2. Guilford mendefinisi pengukuran dengan

“assigning numbers to, or quantifying, things according to a set of rules” 3

Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu

atau karakteristiknya menurut aturan tertentu 4. Allen & Yen mendefinisikan

pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk

menyatakan keadaan individu 5.

Dengan demikian, esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau

penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut

aturan-aturan tertentu.  Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang lebih

luas dari pada tes. Kita dapat mengukur karakateristik suatu objek tanpa

menggunakan tes, misalnya dengan pengamatan, skala rating atau cara

lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk kuantitatif.

        

1 Djemari Mardapi, 2008,Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia, hal 67.2 Oriondo, Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D. 1998, Evaluating educational outcomes (Test, measurement and evaluation). Manila: Rex Book Store hal.23 Griffin, P. & Nix, 1991. Educational assessment and reporting. Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher. Hal. 3.4 Ebel, R.L. & Frisbie, D.A.1986. Essentials of educational measurement. Englewood Cliffs: Prentice- Hall, Inc. hal. 145 Djemari Mardapi, 2000: 1

Page 6: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan

evaluasi. Popham 6 mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan

sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa

berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel

mendefinisikan asesmen sebagai proses yang menyediakan informasi

tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi

atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem institusi. “processes

that provide information about individual students, about curricula or

programs, about institutions, or about entire systems of institutions” 7.

Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa assessment

atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil

pengukuran.

Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian,

pengukuran maupun tes. Menurut Stufflebeam dan Shinkfield menyatakan

bahwa : Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing

descriptive and judgmental information about the worth and merit of some

object’s goals, design, implementation, and impact in order to guide

decision making, serve needs for accountability, and promote

understanding of the involved phenomena 8.

Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang

dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa

(the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan

dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung

jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut

rumusan tersebut,  inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

         Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee

6 Popham, W. J. 1995. Classroom assessment. Boston: Allyn and Bacon. Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D. (1998). Evaluating educational outcomes (Test, measurement and evaluation). Manila: Rex Book Store hal.37 Stark, J.S. & Thomas, A. 1994. Assessment and program evaluation. Needham Heights: Simon & Schuster Custom Publishing. Hal. 46.8 Ibid. Hal. 159

Page 7: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

on Evaluation) dari UCLA, menyatakan bahwa : Evaluation is the process

of ascertaining the decision of concern, selecting  appropriate information,

and collecting and analyzing information in order to report summary data

useful to decision makers in selecting among alternatives 9.

Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan,

pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk

mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk atau

strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi

pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif

keputusan untuk program selanjutnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk

mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan

informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan

atau menyusun kebijakan. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk

memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program.

Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program,

dampak/hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang

difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan

apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga

dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun

penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.

B. PEMBAHASAN

9 Op.Cit. hal. 12

Page 8: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

B.1. JENIS EVALUASI

Berdasarkan tujuan, evaluasi dibedakan atas lima jenis :

1. Evaluasi diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah

kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

2. Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa

yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

3. Evaluasi penempatan

Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan

siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik

siswa.

4. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki

dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

6. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil

dan kemajuan bekajra siswa.

B. Berdasarkan sasaran, jenis evaluasi dibedakan atas :

1. Evaluasi konteks

Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai

rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan

yang muncul dalam perencanaan

2. Evaluasi input

Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya

maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Page 9: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

3. Evaluasi proses

Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai

kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan

faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

4. Evaluasi hasil atau produk

Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai

dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,

ditingkatkan atau dihentikan.

5. Evaluasi outcom atau lulusan

Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut,

yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

C. Berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran, jenis evaluasi dibedakan

atas :

1. Evaluasi program pembelajaran

Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program

pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program

pembelajaran yang lain.

2. Evaluasi proses pembelajaran

Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan

garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

3. Evaluasi hasil pembelajaran

Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan

pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam

aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

Page 10: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

D. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi

Berdasarkan objek :

1. Evaluasi input

Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,

keyakinan.

2. Evaluasi tnsformasi

Evaluasi terhadao unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara

lain materi, media, metode dan lain-lain.

3. Evaluasi output

Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil

pembelajaran.

Berdasarkan subjek :

1. Evaluasi internal

Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,

misalnya guru.

2. Evaluasi eksternal

Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,

misalnya orangtua, masyarakat.

B.2. FUNGSI EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF DALAM

PROGRAM PROGRAM PENDIDIKAN

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang

terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal

penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik

Page 11: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.

transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran

yaitu ; guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana

penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian

yang dihasilkan dari proses pembelajaran.

Jenis-jenis Evaluasi Belajar

Sehubungan dengan 4 (empat) tujuan sebagaimana dituangkan di dalam

sub bab yang terdahulu, selanjutnya evaluasi prestasi belajar siswa di

sekolah menjadi 4 (empat) jenis yaitu:

1. Evaluasi Formatif

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar. Jenis evaluasi wajib dilaksanakan oleh guru bidang studi setelah

selesai mengajarkan satu unit pengajaran tertentu.

2. Evaluasi Sumatif

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk keperluan penentuan angka

kemajuan atau hasil belajar siswa. Jenis evaluasi ini dilaksanakan setelah

guru menyelesaikan pengajaran yang diprogramkan untuk satu semester.

Dan kawasan bahasanya sama dengan kawasan bahan yang terkandung

di dalam satuan program semester.

3. Evaluasi Penempatan

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk menempatkan siswa dalam situasi

belajar atau program pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya.

4. Evaluasi Diagnostik

Adalah evaluasi yang ditujukan guna membantu memecahkan kesulitan

belajar yang dialami oleh siswa tertentu. Jenis evaluasi formatif dan sumatif

terutama menjadi tanggungjawab guru (guru bidang studi), evaluasi

penempatan dan diagmostik lebih merupakan tanggungjawab petugas

bimbingan penyuluhan. Oleh karena itu wajar apabila dalam tulisan ini

Page 12: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

hanya mengaksentuasi pada jenis penilaian yang pertama dan jenis yang

kedua.

Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif

Sebagai salah satu perwujudan dari usaha pembaharuan bidang

pendidikan di Indonesia, ialah dibakukannya Kurikulum 1975, yang di

dalamnya tersurat juga suatu pedoman guru dalam melaksanakan

penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa. Karena di atas telah disinggung

bahwa evaluasi yang menjadi tanggungjawab guru bidang studi adalah

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, maka untuk memberikan gambaran

yang jelas dan tegas, berikut akan diuraikan batasan pengertian dan teknik

pelaksanaannya.

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru selama

dalam perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu

Program Pengajaran Semester. Dengan maksud agar segera dapat

mengetahui kemungkinan adanya penyimpang-penyimpangan, ketidak

sesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.

Karena dilaksanakan setelah selesai mengajarkan satu unit pengajaran

(mungkin sesuatu topik atau pokok bahasan), maka ternyata apabila ada

ketidaksesuaian dengan tujuan segera dapat dibetulkan. Oleh karena itu,

fungsi dari pada evaluasi ini terutama ditujukan untuk memperbaiki proses

bolajar mengajar. Dan karena scope bahannya hanya satu unit pengajaran,

dan dalam satu semester terdiri dari beberapa unit, maka pelaksanaan

evaluasi ini frekuensinya akan lebih banyak dibanding evaluasi sumatif.

Umumnya frekuensi tes formatif ini berkisar antara 2 - 4 kali dalam satu

semester.

Sedangkan yang dimaksud dengan evalusi sumatif adalah evaluasi

yang dilaksanakan oleh guru pada akhir semester. Jadi guru baru dapat

melakukan evaluasi sumatif apabila guru yang bersangkutan selesai

mengajarkan seluruh pokok bahasan atau unit pengajaran yang merupakan

forsi dari semester yang bersangkutan. Oleh karena itu evaluasi ini

Page 13: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa

selama satu semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui kemajuan anak

didik. Akhirnya, untuk menambah kejelasan didalam pelaksanaannya,

berikut penulis rumuskan perbedaan dari kedua jenis evaluasi tersebut.

Evaluasi formatif digunakan untuk membantu peserta dalam belajar

dari pengalaman dan perubahan tindakan yang terjadi. Adapun evaluasi

summative digunakan untuk mengembangkan gagasan dari keseluruhan

impact yang timbul dalam mencapai keputusan tertentu.

1. Formatif

Perbedaan Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif

Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat

membantu memperbaiki program. Evaluasi formatif dilaksanakan pada saat

implementasi program sedang berjalan. Fokus evaluasi berkisar pada

kebutuhan yang dirumuskan oleh karyawan atau orang orang program.

Evaluator sering merupakan bagian dari pada program dan kerja sama

dengan orang orang program. Strategi pengumpulan informasi mungkin

juga dipakai tetapi penekanan pada usaha memberikan informasi yang

berguna secepatnya bagi perbaikan program

Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menilai manfaat suatu program

sehingga dari hasil evaluasi akan dapat ditentukan suatu program tertentu

akan diteruskan atau dihentikan. Pada evaluasi sumatif difokuskan pada

variabel yang dianggap penting bagi sponsor program maupun fihak

pembuat keputusan. Evaluator luar atau tim revieu sering dipakai karena

evaluator internal dapat mempunyai kepentingan yang berbeda. Waktu

pelaksanaan evaluasi sumatif terletak pada akhir implementasi program.

Strategi pengumpulan informasi akan memaksimalkan validitas eksternal

dan internal yang mungkin dikumpulkan dalam waktu yang cukup lama.

(Jurnal, Evaluasi Program Pelatihan, Eko Putro widoyoko, 2009)

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk

Page 14: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan

sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama

proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru

memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.

Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the

strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose

of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi

ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah

menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Wiersma

menyatakan formative testing is done to monitor student progress over

period of time.

Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini

adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan

tujuan (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai

pada setiap pembahasan suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan

mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan

memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar

yang diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/ dikuasai dengan

kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif

dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan

telah tercapai.

Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang

telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya

diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah

bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu

bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan

memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang

telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka

yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu

Page 15: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

materi tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang

telah dibahas.

2. Sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu

satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan

dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah

dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai

penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi

beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan

setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.

Wirawan10 menyampaikan model evaluasi formatif dan sumatif

sebagai berikut :

10 Wirawan,2008. Pengantar Evaluasi program (Modul Kuliah), PPS Uhamka, hal 38

Page 16: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Formatif and Summatif Evaluation Model.

Evaluasi formatif: adalah evaluasi yang dilaksanakan ketika program

sedang dilaksanakan dari mulai sampai akhir program.

Selanjutnya fungsi evaluasi formatif menurut Wirawan, adalah sebagai

alat kontrol pelaksanaan program :

1. Apakah target pelaksanaan secara periodic tercapai ?

Koreksi mengembalikan

program ke treknya

Penyimpangan trak yang terjadi

Penyimpangan pelaksanaan

program

Trak seharusnya

Pelaksanaan Program dimulai

Evaluasi Sumatif pada akhir program

Evaluasi formatif ketika program dilaksanakan

3

21 3

Penyimpangan Trak yang terjadi

Trak seharusnya

Evaluasi sumatif pada akhir program

Page 17: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

2. Apakah penggunaan sumber sesuai dengan rencana ?

3. Apakah terjadi penyimpangan kuantitas dan kualitas ?

4. Koreksi apa yang perlu dilakukan agar pelaksanaan program

tetap berada di traknya ?

Sedangkan evaluasi sumatif untuk mengukur hasil akhir pelaksanaan

program.

1. Apakah tujuan akhir program tercapai secara kualitatif dan

kuantitatif ?

2. Apakah pengaruh, efek, impak, atau akibat program yang

diharapkan tercapai ?

3. Keputusan apa yang harus diambil mengenai program ?

3. Diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk

mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada

pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi

diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal,

selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan

terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik

dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat

yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan

untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum

dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini

agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir

evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas

seluruh materi yang telah dipelajarinya.

Perbandingan Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif

Ditinjau Tes Diagnostik Tes Formatif Tes Sumatif

Page 18: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

dari

Fungsinya mengelompokkan siswa

berdasarkan kemampuannya

menentukan kesulitan belajar yang

dialami

Umpan balik bagi

siswa, guru maupun

program

untuk menilai

pelaksanaan suatu

unit program

Memberi tanda telah mengikuti

suatu program, dan

menentukan posisi kemampuan

siswa dibandingkan dengan

anggota kelompoknya

cara memilih tujuan yang dievaluasi

memilih tiap-tiap keterampilan

prasarat

memilih tujuan setiap program

pembelajaran secara berimbang

memilih yang berhubungan dengan

tingkah laku fisik, mental dan

perasaan

Mengukur semua tujuan instruksional khusus

Mengukur tujuan instruksional umum

Skoring (cara menyekor)

menggunakan standar mutlak dan

relatif

menggunakan standar mutlak

menggunakan standar relatif

E. Kriteria Evaluasi

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa evaluasi adalah merupakan

kegiatan yang meliputi pengumpulan bukti-bukti yang kemudian dijadikah

dasar dalam pengambilan keputusan tentang keberhasilan siswa

mengikuti pelajaran. Agar pengambilan keputusan tidak merupakan

perbuatan yang subyektif, maka diperlukan patokan tertentu. Kriteria

tersebut berfungsi sebagai ukuran, apakah seseorang telah memenuhi

persyaratan untuk digolongkan sebagai siswa yang berhasil, pandai, baik,

naik kelas, lulus atau tidak. Kriteria penilaian itu disebut dengan istilah

“Standar Penilaian”. Dan standar penilaian yang dimaksud dibedakan

menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

1. Standar Penilaian Yang mutlak.

2. Standar Perilaian Yang Relatif.

Standar Penilaian Yang Mutlak.

Page 19: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Kriteria ini lebih dikenal dengan istilah “Penilaian Acuan Patokan”

atau disingkat PAP. Dan istilah ini merupakan terjemahan dari istilah asing

“Criterion Referenced”. Standar ini bersifat tetap atau bahkan tidak dapat

ditawar. Dalam artian bahwa kriteria keberhasilan siswa itu tidak

dipengaruhi oleh prestasi suatu kelompok siswa. Apabila kita

menggunakan standar ini, maka keberhasilan atau kegagalan siswa dalam

mengikuti pelajaran ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya (sebelum evaluasi dilaksanakan). Pelaksanaan standar PAP

ini dapat diberikan contoh sebagai berikut: Misalnya untuk dapat

dinyatakan lulus, siswa harus dapat menjawab dengan betul paling sedikit

70% dari pernyataan yang disediakan. Ini berarti bahwa siswa yang

menjawab benar kurang dari 70% dari jumlah soal yang disediakan,

dinyatatan tidak berhasil atau tidak lulus. Langkahnya dapat didiskripsikan

sebagai berikut:

1. Menetapkan kualifikasi nilai minimal yang dapat diterima,

misalnya: 5,50; 6,0; atau 7,0 dan sebagainya, sebagai batas lulus atau

passing grade. Atau batas kesalahan minimal yang masih dapat dimaafkan

dalam suatu penilaian. Ketentuan tersebut terserah kepada guru.

2. Membandingkan angka nilai (prestasi) setiap siswa dengan nilai

passing grade tersebut. Secara teoritis maka mereka yang angka nilai

prestasinya berada di bawah batas lulus, dinyatakan tidak berhasil.

Standar Yang Relatif

Standar Yang Relatif Kriteria ini lebih dikenal dengan istilah

“Penilaian Acuan Normal”atau disingkat PAN. Dan istilah ini merupakan

alih bahasa dari istilah asing “Norm Referenced”. Berbeda dengan standar

mutlak, pada standar yang relatif ini keberhasilan siswa ditentukan oleh

posisinya di antara kelompok siswa yang mengikuti evaluasi.

Dengan lain perkataan, bahwa keberhasilan seseorang siswa

dipengaruhi oleh tempat relatifnya dibandingkan dengan prestasi rata-rata

kelompok. Dengan menggunakan standar relatif, dapat terjadi bahwa siswa

Page 20: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

yang prosentasi (%) jawaban yang benar hanya 50% dapat dinyatakan

lulus atau berhasil, karena kebanyakan teman-teman yang lain mencapai

angka prosentasi yang lebih rendah. Sebagai contoh misalnya: Dalam

suatu kelas, ujian tulis IPS yang diikuti oleh 30 orang siswa diberikan 100

buah soal. Ternyata kebanyakan siswa hanya berhasil menjwab 56 soal

dengan betul, dan dapat dinyatakan lulus. Pada kelas lain, dari 100 soal

yang diujikan rata rata siswa berhasil menjawab dengar benar 90 soal,

sehingga si Badu yang berhasil menjawab dengan benar 65 soal,

dinyatakan tidak berhasil atau gagal.

Dengan demikian kriteria keberhasilan masing-masing kelas tidak

sama. Sehingga keberhasilan seseorang siswa baru dapat ditentukan

setelah prestasi kelompoknya diketahui. Dan jenis standar ini tepat dipakai

oleh guru, apabila ia akan mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok/

kelasnya. Mengingat karakteristik dari masing-masing standar itu, dan

sesuai dengan prinsip ketuntasan belajar, bahwa “pengolahan skor yang

diperoleh siswa diperlakukan dengan menggunakan standar mutlak atau

Penilaian Acuan Patokan (PAP)”. Misalnya: Item soal yang harus

dikerjakan siswa adalah 40 buah. Setiap butir soal yang dapat dijawab

benar oleh siswa diberi skor 1 (satu). Jadi skor maksimal yang mungkin

dicapai adalah 40. Ani memperoleh skor 24. Ini berarti Ani menguasai

tujuan/bahan pelajaran, maka nilai untuk Ani adalah 6,00 tujuan/bahan

pelajaran, maka Budi akan mendapat nilai 9,00

Disamping itu pula, skala nilai yang dipergunakan dalam buku raport

dan STTB adalah skala 0 - 10. Sehingga taraf penguasaan 60% sama

dengan nilai 6,00 (enam), dan taraf penguasaan 90% sama dengan nilai

9,00 (sembilan), dan seterusnya.

B.3. INSTRUMEN EVALUASI

Page 21: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

TEKNIK EVALUASI

Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes

1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok,

wawancara, pengamatan, riwayat hidup.

a. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai

dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari

anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut

kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan

terhadap angka yang lain.

b. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa

kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi

menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung.

Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh

orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak

langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat

dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak

dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat

dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila

ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi

kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah

daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si

penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada

awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka

adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan

memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai

dengan apa yang ia ketahui.

c. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan

beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk

Page 22: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia

anggap sesuai.

d. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang

hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama,

wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan

untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia

diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah

wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun

pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk

menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.

e. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakn

dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang

tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri

dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat

dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik,

pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat

telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai

memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek

pengamatan.

f. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data

dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup

objek evaluasi tersebut.

2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :

Page 23: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

a. tes diagnostik

b. tes formatif

c. tes sumatif

PROSEDUR MELAKSANAKAN EVALUASI

Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara

sistematis dan terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa

evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan

out put. Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut

maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu

menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran.

Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum

adalah sebagai berikut :

a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi,

tujuan evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak

dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa

saja yang hendak digali, dsb)

b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai

dengan tujuan)

c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)

d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau

kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik,

apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual

atau dengan software (misal : SAS, SPSS )

e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan

uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima

Page 24: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut

secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak

hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul

maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

Penyusunan Instrumen Nontes

Teknis nontes adalah suatu alat penilaian yang biasanya

dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan

peserta tes (Inggris: testee) dengan tidak menggunakan tes. Hal ini berarti

bahwa jawaban yang diberikan oleh peserta tes tidak bisa dikategorikan

sebagai jawaban benar atau salah sebagaimana interpretasi jawaban tes.

Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta

didik dilakukan tanpa “menguji” peserta didik melainkan dilakukan dengan

cara tertentu.

Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan

untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar

peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah

ketrampilan (psychomotoric domain). David Krathwohl (1974),

sebagaimana dikutip Anas Sudijono (2005 : 54) mengembangkan

taksonomi mengenai ranah afektif ini dengan membaginya kedalam lima

jenjang yaitu : (1) receiving (menerima) (2) responding (merespon) (3)

valuing (menilai atau memaknai), (4) organization (mengorganisasi) dan (5)

characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu

nilai atau nilai yang kompleks).

Kemampuan psikomotor (psychomotoric domain) adalah

kemampuan yang berhubungan dengan gerak yaitu kemampuan dalam

menggunakan otot-otot seperti berjalan, lari, melompat, berenang, melukis,

membongkar dan memasang peralatan dan lain sebagainya. Dalam dunia

psikologi, kemampuan psikomotor dibagi kedalam lima tingkatan yaitu

Page 25: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

gerak refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik,

gerakan trampil dan komunikasi nondiskursip (Sax, 1980: 76).

Gerak reflek adalah gerakan yang muncul tanpa sadar. Gerakan

dasar adalah gerakan yang mengarah pada ketrampilan kompleks yang

khusus seperti berlari dan berjalan. Kemampuan perseptual merupakan

kombinasi kemampuan kognitif dan kemampuan motor, kemampuan fisik

adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan yang paling terampil

seperti gerakan tari ataupun olahrega ekstrim tertentu. Sedangkan

komunikasi nondiskursip adalah kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa gerakan. Kemampuan terakhir ini berhubungan

dengan kemampuan mengucapkan kata-kata berbahasa asing.

Dalam dunia pendidikan teknik nontes yang sering digunakan adalah

pengamatan (observasi), dan terkadang, seorang guru juga menggunakan

wawancara. Dalam penelitian-penelitian sosial, teknik nontes biasanya juga

digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan obyek

penelitian. Teknik nontes yang sering digunakan dalam penelitian-

penelitian sosial penelitian adalah kuesioner.

Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk

teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui

pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis.

Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri

kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan

sebenarnya.

Menurut Moleong pengamatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu

pengamatan berperanserta dan tidak berperanserta. Dalam pengamatan

yang tidak berperanserta, seseorang hanya melakukan satu11 fungsi yaitu

mengamati tetapi pada pengamatan berperanserta seseorang disamping

mengamati juga menjadi anggota dari obyek yang diamati .

11 Moleong, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal 176.

Page 26: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Pengamatan dapat pula dibagi atas pengamatan terbuka dan

tertutup. Terbuka jika obyek yang diamati mengetahui bahwa mereka

sedang diamati dan sebaliknya. Selain itu pengamatan juga dibagi pada

latar alamiah (pengamatan tak terstruktur) dan latar buatan (pengamatan

terstruktur). Pengamatan ini biasanya dapat dilakukan pada eksperimen.

Dalam pengamatan berstruktur, kegiatan pengamatan itu telah diatur

sebelumnya. Isi, maksud, objek yang diamati, kerangka kerja, dan lain-lain,

telah ditetapkan sebelum kegiatan pengamatan dilaksanakan. Oleh karena

itu, kegiatan pencatatan hanya dilakukan terhadap data-data yang sesuai

dengan cakupan bidang kebutuhan seperti yang telah ditetapkan sejak

semula.

Lain halnya dengan pengamatan tak berstrukur, dalam melakukan

pengamatannya, si pengamat tidak dibatasi oleh kerangka kerja yang telah

dipersiapkan sebelumnya. Setiap data yang muncul yang dianggap relevan

dengan tujuan pengamatannya langsung dicatat. Dengan demikian, data

yang diperoleh lebih mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Perilaku

siswa dalam keadaan seperti itu bersifat wajar, apa adanya dan tidak

dibuat-buat.

Teknik pengamatan jika dilakukan untuk melihat apakah perbuatan

siswa sudah benar atau tidak dapat dikategorikan sebagai teknik tes.

Misalnya jika dalam praktek olahraga seorang guru akan melihat apakah

cara melempar lembing seseorang sudah sesuai dengan teori atau tidak,

maka pengamatan jenis ini terkategori sebagai teknik tes. Tetapi jika

pengamatan dilakukan terhadap aspek afektif seperti cara seorang siswa

bersikap terhadap guru, menjaga kebersihan, perhatian terhadap tugas-

tugas sekolah dan sebagainya, maka teknik ini termasuk teknik nontes.

Wawancara atau interview merupakan salah satu alat penilaian

nontes yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang

keadaan responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak

Page 27: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kegiatan wawancara

itu hanya berasal dari pihak pewawancara saja, sementara responden

hanya bertugas sebagai penjawab. Maksud diadakan wawancara

sebagaimana dikutip Moleong dari Lincoln dan Guba (1985 : 266) antara

lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain sebagainya.

Ada banyak pembagian wawancara yang dilakukan para ahli. salah

satu diantaranya adalah membagi wawancara kedalam dua bentuk yaitu

wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Yang dimaksud wawancara

terpimpin adalah suatu kegiatan wawancara yang pertanyaan-pertanyaan

serta kemungkinan-kemungkinan jawabannya itu telah dipersiapkan pihak

pewawancara, responden tinggal memilih jawaban yang sudah

dipersiapkan pewawancara. Sebaliknya dalam wawancara bebas,

responden diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

pewawancara sesuai dengan pendapatnya tanpa terikat oleh ketentuan-

ketentuan yang telah dibuat pewawancaranya.

Kuesioner merupakan bentuk lain dari teknik nontes. Secara umum,

ada dua jenis kuesioner yaitu kuesioner tertutup dan terbuka. Kuesioner

tertutup adalah kuesioner yang telah disediakan alternatif jawabannya

sehingga responden tinggal memilih yang sesuai dengan keadaan dirinya.

Sedangkan kuesioner terbuka adalah kuesioner yang jawabannya belum

disediakan sehingga responden bebas menuliskan apa yang dia rasakan.

Satu hal yang menjadi ciri utama kuesioner adalah dalam kuesioner tidak

ada jawaban benar atau salah.

Salah satu contoh kuesioner tertutup adalah :Umur anda saat ini adalah :

Page 28: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

a. 15 – 20 tahun

b. 20 – 25 tahun

c. 25 – 30 tahun

d. 35 – 35 tahun

Adapun contoh kuesioner terbuka adalah :

Setiap idul fitri tiba tiba, ribuan orang seperti digerakkan untuk

beridulfitri di kampung halamannya. Uraikanlah menurut pendapat anda

apa yang menjadi penyebab pulangkampungnya orang yang ada

diperantauan ketika Idul Fitri.

Ada beberapa alasan kenapa kuesioner sering dipergunakan orang

dalam mengumpulkan informasi tertentu yaitu : (1) butir-butir kuesioner

dapat diberikan kepada responden secara serentak sehingga lebih efektif,

(2) butir-butir dalam kuesioner lebih menjamin keseragaman baik

perumusan kata, isi maupun urutannya serta kuesioner lebih memudahkan

dalam memberikan jawaban, (3) kuesioner memudahkan sumber data

dalam memberikan jawaban serta kepraktisan serta relative lebih murah

dibandingkan metode nontes yang lain.

DESAIN EVALUASI

Sebelum melakukan desain evaluasi maka terlebih dahulu harus

dilakukan fokus evaluasi yaitu mengkhususkan apa dan bagaimana

evaluasi akan dilakukan. Bila evaluasi sudah terfokus, maka ini berarti

proses dan desain dimulai. Ada tiga elernen dalam proses pemfokusan,

yaitu : mempertemukan pengetahuan dan harapan, mengumpulkan

informasi, dan merumuskan rencana evaluasi.

Penyusunan desain evaluasi program merupakan langkah pertama

dan menyangkut aspek perencanaan. Di dalam tahap perencanaan ini

diuraikan garis garis besar mengenai hal hal lain yang berkaitan dengan

Page 29: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

kegiatan evaluasi tersebut. Evaluasi program merupakan pelayanan

bantuan kepada pelaksana program untuk memberikan input bagi

pengambilan keputusan tentang kelangsungan program tersebut. Oleh

karena itu, maka pelaksana evaluasi program harus memahami seluk beluk

program yang dinilai.

1. Pengambilan keputusan mengeluarkan kebijakan mengenai

pelaksanaan suatu program.

2. Kepala Sekolah menunjuk evaluator program (dapat dari bagian dalam

pengelola ataupun orang luar dari program) untuk melaksanakan

evaluasi program setelah melaksanakan selama jangka waktu tertentu.

3. Penilai program melaksanakan kegiatan penilaiannya, mengumpulkan

data, menganalisis dan menyusun laporan.

4. Penilai program menyampaikan penernuannya kepada pengelola

program.

Adapun komponen komponen evaluasi program, sebagai berikut:

1. Tujuan yang ditetapkan oleh pengambil keputusan dan diberitahukan

kepada pelaksana program.

2. Kegiatan semua aktifitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Oleh

karena itu, kegiatan harus relevan benar dengan tujuan

3. Sarana fasilitas penunjang kegiatan

4. Person pelaksana kegiatan

5. Hasil keluaran sebagai akibat dari kegiatan,

Efektifitas program ditentukan oleh sejauh mana hasil ini telah

mendekati tujuan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan seorang evaluator dalam penyusunan desain evaluasi program.

Sebelum evaluator menyusun desain terlebih dahulu harus mengetahui

betul apa tugasnya. Secara garis besar terdapat tiga hal yang harus

ditangani oleh seorang evaluator, yaitu :

Page 30: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

1. Keberhasilan pencapaian tujuan:

Hubungan antara tujuan dengan hasil merupakan hal utama yang

harus ditangani oleh seorang evaluator. Mereka harus memusatkan

perhatiannya terhadap keberhasilan ini. Namun, evaluator tidak boleh

terpaku terlalu erat dengan tujuan. Hal ini disebabkan, ada beberapa

program mencanturnkan dengan jelas apa yang ingin dicapai dengan

kegiatannya akan tetapi ada pula yang ticlak merumuskannya sama sekali.

Pada kondisi ini, evaluator harus mencari informasi mengenai tujuan

program tersebut karena ticlak mungkin seorang evaluator bekerja tanpa

mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai.

2. Tujuan program, yang dirumuskan oleh pengembang program.

Tujuan umum suatu program akan dijadikan titik awal kegiatan evaluator

dalam menyusun desain evaluasi.

3. Proses yang terjadi dalam program, meliputi kegiatan, sarana penunjang

dan personil pelaksana program.

Dalam hal ini, kegiatan merupakan aktualisasi yang ditentukan oleh

para pengembang program. Kegiatan menunjukkan pada aktivitas yang

diperhitungkan dari prosedur, teknik dan proses lain yang berkaitan dengan

sumber pencapaian tujuan. Banyak evaluator program hanya terpaku pada

hasil pencapaian dan kurang memperhatikan kegiatan yang menghasilkan

pencapaian tujuan tersebut. Sarana biasanya terwujud pada peralatan,

ruangan, biaya dan hal hal lain yang diperhitungkan antara lain: Apakah

sarana yang digunakan sudah tepat ? Apakah program itu mahal ? Apakah

ada biaya yang belum diperhitungkan ? sedangkan Person adalah

pelaksana program baik yang tergolong sebagai tenaga edukatif,

administratif maupun pengelola.

Page 31: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Langkah Penyusunan Desain

Sesudah memahami tentang isi yang terdapat di dalam program yang

merupakan objek evaluasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

penyusunan desain. Adapun hal hal yang perlu dilaksanakan, antara lain:

1 . Latar belakang.

2. Problematika (yang akan dicari jawabannya).

3. Tujuan evaluasi.

4. Populasi dan sampel

5. Instrumen dan sumber data

6.Teknik analisis data.

Langkah Penyusunan Instrumen

Adapun langkah langkah yang harus dilalui dalam menyusun instrumen,

adalah :

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan

disusun. Bagi para peneliti pemula, merumuskan tujuan seperti ini tidak

lazim. Padahal sebenarnya langkah ini sangat perlu. Ticlak mungkin

kiranya, atau apabila mungkin akan sukar sekali dilakukan, menyusun

instrumen tanpa tahu untuk apa data terkumpul, apa yang harus

dilakukan sesudah itu, apa fungsi setiap jawab dalam setiap butir bagi

jawaban problematika dan sebagainya.

2. Membuat kisi kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan

jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel

yang bersangkutan.

3. Membuat butir butir instrumen.

Sesudah memiliki kisi kisi seperti contoh di atas, langkah penilai

berikutnya adalah membuat butir butir instrumen.

Page 32: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Menyusun instrumen bukanlah pekerjaan yang mudah. Bagi peneliti

pemula atau orang yang kurang tertarik pada pekerjaan evaluasi, tugas

menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian

dan kesabaran yang tinggi.

Kriteria Evaluator

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang akurat, maka diperlukan kriteria

keberhasilan dan kriteria tertentu terutama bagi evaluator program, di

bawah ini diuraikan kriteria tersebut

Memahami mated

Memahami mated yaitu memahami tentang seluk beluk program yang

dievaluasi, antara lain :

1 . Tujuan program yang telah ditentukan sebelum dimulai kegiatan

2. Komponen komponen program

3. Variabel yang akan diujicobakan atau dilaksanakan

4. Jangka waktu dan penjadualan kegiatan

5. Mekanisme pelaksanaan program

6. Pelaksanaan program

7. Sistem monitoring kegiatan program

Kriteria keberhasilan yang ditetapkan adalah dilihat dari mated,

maka Evaluator membuat format pencapaian materi program yang

direncanakan

dibandingkan dengan yang telah digapai berdasarkan penjabaran point 1

sampai dengan 7.

Menguasai Teknik

Menguasai teknik yaitu menguasai cara cara atau teknik yang digunakan di

dalarn melaksanakan evaluasi program. Karena kegiatan evaluasi program

Page 33: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

mengenai sejumlah evaluasi, maka evaluator program dituntut agar

menguasai metodologi evaluasi, yang meliputi

1. Cara membuat perencanaan evaluasi

2. Teknik menentukan populasi dan sampel

3. Teknik menyusun instrumen

4. Prosedur dan teknik pengumpulan data

5. Penguasaan teknik pengolahan data

6. Cara menyusun laporan evaluasi

Untuk metodologi yang terakhir ini evaluator program harus

menguasai sesuatu yang lebih dibandingkan dengan peneliti karena apa

yang disampaikan akan sangat menentukan kebijaksanaan yang terkadang

memiliki resiko lebih besar.

Kriteria keberhasilannya adalah seorang evaluator harus dapat membuat

point 1 sampai dengan 6 secara opersional.

Objektif dan Cermat

Tim evaluator adalah sekelompok orang yang mengemban tugas

mengevaluasi program serta ditopang oleh data yang dikumpulkan secara

cermat dan objektif. Atas dasar tersebut mereka diharapkan,

mengklasifikasikan, mentabulasikan, mengolah dan sebagainya secara

cermat dan objektif pula. Khususnya di dalam menentukan pengambilan

strategi penyusunan laporan, evaluator tidak boleh memandang satu atau

dua aspek sebagai hal yang istimewa dan tidak boleh pula memihak.

Kriteria keberhasilan yang dipakai adalah apabila hasil penilaian dari

evaluator dapat menunjukkan hasil yang objektif dengan alasan rasional

dan didukung oleh data data yang akurat.

Jujur dan Dapat Dipercaya

Page 34: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Evaluator adalah orang yang dipercaya oleh pengelola dan

pengambil keputusan, oleh karena itu mereka harus jujur dan dapat

dipercaya. Mereka harus dapat memberikan penilaian yang jujur, tidak

membuat baik dan jelek, menyajikan data apa adanya. Dengan demikian

pengelola dan pengambil keputusan tidalk salah membuat treatment akan

programnya.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang

evaluator agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara

tepat, yaitu :

1. Evaluator hendaknya merupakan evaluator yang otonom artinya orang

luar yang sama sekali tidak ada ikatan dengan pengambilan

kebijaksanaan maupun pengelola dan pelaksanaan program.

2. Ada hubungan baik dengan responden dalam arti dapat memahami

sedalam dalamnya watak, kebiasaan dan cara hidup klien yang akan

dijadikan sumber data evaluasi.

3. Tanggap akan masalah politik dan sosial karena tujuan evaluasi adalah

pengembangan program.

4. Evaluator berkualitas tinggi, dalarn arti jauh dari biasa. Evaluator adalah

orang yang mempunyai self concept yang tinggi, tidak mudah

terombang-ambing.

5. Menguasai teknik untuk membuat desain dan metodologi penelitian

yang tepat untuk program yang dievaluasi.

6. Bersikap terbuka terhadap kritik. Untuk mengurangi dan menahan diri

dari bias, maka evaluator memberi peluang kepada orang luar untuk

melihat apa yang sedang dan telah dilakukan

7. Menyadari kekurangan dan keterbatasannya serta bersikap jujur,

menyampaikan (menerangkan) kelemahan dan keterbatasan tentang

evaluasi yang dilakukan.

Page 35: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

8. Bersikap pasrah kepada umum mengenai penemuan positif dan negatif.

Evaluator harus berpandangan luas dan bersikap tenang apabila

menemukan data yang tidak mendukung program dan berpendapat

bahwa penemuan negatif sama pentingnya dengan penemuan positif.

9. Bersedia menyebarluaskan hasil evaluasi. Untuk program kegiatain

yang penting dan menentukan, hasil evaluasi hanya pantas dilaporkan

kepada pengambil keputusan dalam sidang tertutup atau pertemuan

khusus. Namun untuk program yang biasa dan dipandang bahwa

masyarakat dapat menarik manfaat dari evailuasinya, sebaiknya hasil

evaluasi disebarluaskan, khususnya bagi pihak pihak yang

membutuhkan.

10.Tidak mudah membuat kontrak. Evaluasi yang tidak memenuhi

persyaratan persyaratan yang telah disebutkan sebaiknya tidak dengan

mudah menyanggupi menerima tugas karena secara etis dan moral

akan merupakan sesuatu yang kurang dapat dibenarkan.

B.4. KETERKAITAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DENGAN

POLITIK DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN (DISERTAI CONTOH)

CONTOH DESAIN EVALUASI

Latar belakang :

Page 36: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Dari pengamatan beberapa tahun diketahui bahwa program program

peningkatan pendapatan dan ketrampilan ternyata kurang berhasil dari

yang diharapkan. Dit. Diktentis sebagai lembaga yang menangani

pembinaan teknis edukatif ingin mencoba program baru EMPE di SKB.

Pedoman disusun oleh tim Dit. Diktentis yang dikoordinasikan oleh Direktur

Diktentis dan dikirim langsung ke SKB dalam bentuk jadi, disertai dengan

biaya penunjang.

Setelah program tersebut berlangsung beberapa bulan, Balitbang

Dikbud ingin mengetahui efektifitas modul, untuk menentulkan

kebijaksanaan selanjutnya: karena dipikirkan kelangsungan dan

penyebarannya untuk sekolah sekolah lain.

Problematika :

Sebagai problematika umum yang akan dicari jawabannya adalah

"apakah program EMPE dapat meningkatkan ketrampilan dan pendapatan

anggotanya dalarn kurun waktu tertentu ? untuk mempermudah mencari

jawaban, maka dirinci sebagai berikut:

1. Aspek Warga Belajar, antara lain

a. Apakah warga belajar aktif dalam kegiatan EMPE ?

b, Apakah tiap warga belajar mempunyai peran aktif ?

2. Aspek kegiatan EMPE, antara lain :

a. Apakah kegiatan EMPE berjalan sesuai rencana ?

b. Apakah fasilitator dan pengelola aktif dalam kegiatan EMPE ?

c. Apakah kegiatan EMPE dapat dilaksanakan secara lancar ? Bila tidak

apa sebabnya ?

d. Bagaimanakah kegiatan pemasaran hasil EMPE ?

e. Bagaimanakah manajemen EMPE ?

f. Hambatan apa dalam kegiatan EMPE ?

3. Aspek sarana, antara lain :

Page 37: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

a. Sesuaikah dan kurangkah sarana/alat yang disediakan untuk

keperluan kegiatan EMPE ?

b. Apakah warga belajar tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan

sarana / alat tersebut ?

4. Aspek Fasilitator dan pengelola, antara lain

a. Apakah fasilitator dan pengelola, tidak mengalami kesulitan dalam

membina dan mengelola EMPE ?

b. Bagaimana hubungan antara Fasilitator dan Pengelola dengan warga

belajar dalam kegiatan EMPE ?

5. Aspek Hasil Belajar, antara lain :

a. Secara keseluruhan apakah kegiatan EMPE dapat meningkatkan

ketrampilan dan pendapatan warga belajar ?

b. Kalau dapat berapa prosen kenaikan tersebut ? dan kalau tidak apa

sebabnya ?

berapa prosen ketidakmeningkatan tersebut ?

6. Aspek Tujuan Evaluasi :

Tujuan umum: tujuan evaluasi program adalah mengumpulkan informasi

mengenai efektifitas pelaksanaan kegiatan EMPE.

Tujuan khusus : dari tujuan umum tersebut dapat dirinci atas tujuan-tujuan

khusus sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui tanggapan warga belajar, pengelola, tutor, fasilitator

dan penanggung jawab program terhadap kegiatan EMPE.

b) Untuk mengetahui hal hal yang berhubungan dengan kegiatan EMPE.

c) Untuk mengetahui ketepatan sarana dalam menunjang pelaksanaan

kegiatan EMPE.

d) Untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi pengelola, fasilitator,

penanggung jawab dan orang yang terlibat dalam kegiatan EMPE.

e) Untuk mengetahui prosentase peningkatan ketrampilan dan pendapat

warga belajar.

Page 38: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

7. Populasi dan sampel

Evaluasi dilakukan pada SKB yang dilaksanakan EMPE. SKB yang akan

dijadikan tempat evaluasi dilakukan terhadap populasi maupun sampel,

menurut variabel yang dinilai.

8. Instrumen dan sumber data :

Khusus evalusi program ini cukup banyak dan komprehensif, oleh karena

itu instrumen untuk rnengumpulkan data perlu bervariasi.

a. Untuk rnengetahui tanggapan warga belajar tentang kegiatan EMPE

dengan modul digunakan wawancara dan pengamatan dengan sumber

data para warga belajar yang aktif dalam kelompok.

b. Untuk mengetahui hal hal yang berhubungan dengan kegiatan

pengelola digunakan :

1. Pengamatan di dalam kelompok dengan sumber data kegiatan

langsung dari aktifitas yang diamati.

2. Wawancara dengan sumber data yaitu : pengelola, tutor dan orang

orang yang terlibat aktif.

3. Dokumentasi tentang pelaksanaan kegiatan EMPE dengan sumber

data buku pengelolaan, buku kerja, buku laporan tugas, dan catatan

catatan lain (paper).

4. Angket tentang pengelolaan sarana / alat kepada pengelola.

5. Untuk mengetahui ketetapan sarana yang digunakan dalam

kegiatan, data dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, dan

dokumentasi, sumber data dapat laboratorium, kegiatan praktikum

warga belajar dan pengelola.

6. Untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan

sistem EMPE data dikumpulkan melalui wawancara dengan

fasilitator, warga belajar pengelola dan tanggung jawab.

7. Untuk mengetahui peningkatan ketrampilan dan pendapatan warga

belajar, datanya dikumpulkan melalui : dokumentasi pembukuan,

pengamatan terhadap kegiatan warga belajar, wawancara kepada

warga belajar mengenai hasilnya. Sedangkan untuk mengetahui

Page 39: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

pengelolaan sistem EMPE, datanya dikumpulkan melalui wawancara

dengan para pengelola kelompok.

9. Teknik analisis data

Teknik yang digunakan untuk menganafisis data disesuaikan

dengan bentuk problematika dan jenis data.

a. Problematika yang mengandung variabel tunggal, dianalisis secara

diskriptif kualitatif.

b. Problematika komparasi atau korelasi dijawab dengan jawaban dari data

yang diolah dengan teknik statistik korelasi, t-test, ANAVA.

BENEFIT MONITORING AND EVALUATION (BME)

Sistem Evaluasi dan Monitoring Benefit atau biasa disebut sebagai

Benefit Monitoring and Evaluation (BME) adalah kegiatan monitoring dan

evaluasi terhadap suatu program atau proyek dalarn rangka mengetahui

sejauh mana program atau proyek tersebut memberikan manfaat sesuai

dengan tujuan yang telah direncanakan.

Salah satu pihak yang mempromosikannya adalah ADB (ASIAN

DEVELOPMENT BANK). BME dirnaksudkan untuk menghimpun berbagai

informasi berkaitan dengan impact sebuah proyek dan atau nilai guna

(benefit).

Pengertian tentang benefit ini sendiri sangat beragam, ada yang

mengartikannya sebagai keuntungan/laba/profit (berkaitan dengan uang),

ada pula yang memberi arti lebih fieksibel yaitu nilai manibatinilai guna

(tidak harus berupa uang), dari sebuah hasil produksi (barang, jasa, tenaga

manusia). Kegunaannya antara lain, untuk meningkatkan kebijakan tentang

efektifitas dari sebuah proses produksi.

Monitoring dan evaluasi dinilai sebagai himpunan kegiatan penting

yang memungkinkan para pihak (stakeholders) untuk mernperkirakan

Page 40: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

perkembangan sebuah proyek selarna kegiatannya termasuk di dalarnnya

adalah intervensi intervensi tentang keberhasilan atau kegagalan.

Monitoring meliputi pengurnpulan data selarna pengernbangan bila

intervensi diberlakukan. Adapun evaluasi biasanya terkait dengan impact

yang meliputi lingkungan hidup, misalnya peningkatan akses kepada

sumber daya dan asset untuk kelornpok khusus kaum miskin, perubahan

tentang kerniskinan dan kesejahteraan atau tentang kapasitas tertentu

(latihan, skill, pengetahuan). Evaluasi biasanya dilakukan pada

pertengahan proyek berjalan (melalui intervensi), pada akhir proyek,

ataupun setelah proyek dinyatakan selesai. Evaluasi yang dilakukan dapat

berbentuk formative atau summative.

Evaluasi formative digunakan untuk membantu peserta dalam

belajar dari pengalaman dan perubahan tindakan yang terjadi. Adapun

evaluasi summative digunakan untuk mengembangkan gagasan dari

keseluruhan impact yang timbul dalam mencapai keputusan tertentu.

Evaluasi yang dilakukan juga dapat dipandang secara subyektif atau

obyektif, dapat pula menggunakan indikator kualitatif atau kuantitatif.

Indikator kualitatif misalnya persepsi tentang inequality, derajat

ketidakamanan pangan/food insecurity, persepsi tentang kekuatan dan

kelemahan. Adapun Indikator kuantitatif misalnya pendapatan, belanja dan

tabungan, tingkat produksi pertanian, stok populasi ternak.

Dengan kata lain, kegiatan evaluasi dan monitoring benefit terhadap

suatu program atau proyek dilakukan secara komprehensif dan dinamis,

mencakup pengkajian berbagai komponen input, process, output (hasil)

dan outcome (dampak) dari program atau proyek yang dilaksanakan. Dari

hasil pengkajian terhadap seluruh kornponen tersebut diharapkan dapat

diketahui seberapa jauh manfaat suatu program atau proyek, dibandingkan

dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Namun, terdapat tiga area kesulitan yang menurut Eric Diggest

sering terjadi dalam supervisi dan pengendalian pada pendidikan tinggi,

yaitu :

Page 41: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

1. Ukuran, pengalaman inventory, chek list, hasil riset yang tak sepadan

dapat melernahkan reliabilitas dan validitas.

2. Trainee bidang konseling bebas untuk mengembangkan kernampuan

konseling tetapi tidak mendapat gelar akadernik.

3. Para supervisor tidak dapat mengartikulasikan sasaran supervisi yang

diinginkan oleh administratur pendidikan tinggi karena kurang

menguasai teori supervisi.

Hal yang menjadi penyebab di atas, dikarenakan BME itu sendiri terdiri dari

tiga kegiatan yang berbeda, yaitu:

1. Persiapan dan analisis benchmark (baseline) informasi. Benchmark

informasi meliputi info yang bersifat kualitatif dan kuantitatif tentang arti

pentingnya karakter sosial ekonomi individu dan atau kelompok yang

terkait dengan proyek. Informasi ini bermanfaat untuk merancang

sebuah proyek agar sesuai dengan kebutuhan dan kemanfatannya bagi

user/customer.

2. Monitoring benefit rneliputi penyampaian pelayanan, kapan dan

bagaimana pelanggan memanfaatkannya, efek segera dari pelayanan

yang disediakan melalui proyek.

3. Tiga Iangkah utama evaluasi benefit meliputi penyiapan TOR (terms of

reference) untuk organisasi evaluasi, seleksi organisasi dan supervisi

selama evaluasi beriangsung.

Dalam bidang pendidikan, kegiatan benefit monitoring and

evaluating telah banyak dilakukan di Indonesia, terutama terhadap program

atau proyek yang selama ini sudah dilaksanakan seperti proyek pendidikan

dasar atau Basic Education Project (BEP), baik di lingkungan Departemen

Pendidikan Nasional untuk tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah,

Page 42: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

dan di Iingkungan Departemen Agama untuk tingkat madrasah lbtidaiyah

dan Tsanawiyah.

Sebagai contoh, untuk kegiatan BME BEP di Iingkungan

Departemen Agama telah dilakukan sejak tahun 2000 sampai tahun 2002

untuk mengkaji proyek BEP yang sudah dijalankan pada madrasah

Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Proyek BEP itu sendiri telah berlangsung mulai

tahun 1995/1996 sampai tahun 2001. Melalui kegiatan BME, dilakukan

pengkajian apakah proyek BEP di Departemen Agama tersebut dapat

memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan dasar khususnya

di madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Pengkajian dalam hal ini

mencakup kelancaran distribusi bantuan yang disampaikan dan manfaat

bantuan proyek BEP bagi sekolah, pembelajar, tenaga pendidik, kepala

madrasah, pengelola madrasah, yayasan, pengelola proyek, lembaga

pelatihan, dan masyarakat pada umumnya.

Daftar Pustaka

Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D. (1998). Evaluating educational outcomes (Test, measurement and evaluation). Manila: Rex Book Store

Djemari Mardapi. ( 2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: Mitra cendekia

Griffin, P. & Nix, P. (1991). Educational assessment and reporting. Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher.

Ebel, R.L. & Frisbie, D.A. (1986). Essentials of educational measurement. Englewood Cliffs: Prentice- Hall, Inc.

Popham, W. J. (1995). Classroom assessment. Boston: Allyn and Bacon.Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D. (1998). Evaluating educational outcomes (Test, measurement and evaluation). Manila: Rex Book Store

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Stark, J.S. & Thomas, A. (1994). Assessment and program evaluation. Needham Heights: Simon & Schuster Custom Publishing.

Page 43: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Stufflebeam, D.L. & Shinkfield, A.J. (1985). Systematic evaluation. Boston: Kluwer Nijhof Publishing.

buangan

Evaluasi pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu ;1. Fungsi selektif2. Fungsi diagnostik3. Fungsi penempatan4. Fungsi keberhasilan

Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ;1. Perbaikan sistem2. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat3. Penentuan tindak lanjut pengembangan

Page 44: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

PRINSIP PRINSIP EVALUASI1. Keterpaduan2. evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran.3. Keterlibatan peserta didik4. prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.5. Koherensi6. evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.7. 4. Pedagogis8. Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.9. Akuntabel10. Hasil evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.

TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI

segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan

fungsi yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak

ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada

tujuan dan fungsi yang ingin di capai, Evaluasi telah

memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain

memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :

Membuat kebijaksanaan dan keputusan

Menilai hasil yang dicapai para pelajar

Menilai kurikulum

Memberi kepercayaan kepada sekolah

Memonitor dana yang telah diberikan

Memperbaiki materi dan program pendidikan

Page 45: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Dr.muchtar buchori Med. Mengemukakan bahwa tujuan

khusus evaluasi pendidikan ada 2  yaitu :

Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia

mengalami pendidikan selam jangka waktu tertentu

Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode

pendidikan yang dipergunakan pendidik selam jangka

waktu tertentu tadi.

Maju dan mundurnya belajar peserta didik, dapat diketahui

pula kedudukan mereka dalam kelompoknya dan juga dapat

dipakai pula untuk mengadakan perencanaan yang realistik

dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka.

Selanjutnya dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi

metode-metode yang digunakan dalam pendidikan, guru telah

mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk

menyempurnakan metode-metode yang sudah baik, dan

memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif.

FUNGSI EVALUASI BERSIFAT EVALUATIF

Fungsi prognostik yaitu meramalkan sesuatu dalam

menghadapi langkah selanjutnya

Fungsi diagnostik yaitu evaluasi yang bertujuan yang

untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta

penyebabnya

Fungsi judgement yaitu evaluasi yang dilakukan untuk

menetukan keberhasilan siswa atau tes penentuan akhir.

Fungsi evaluasi bagi siswa

Page 46: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Bagi siswa, evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian

keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah

diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan :

bagi siswa yang memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil yang emuaskan, tentunya

kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang

akan datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk

belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat

pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi

sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa

tidak rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya

hasilnya menurun.

Hasil bagi siswa yang tidak memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka

pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha

memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar.

Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah

kemauannya akan menjadi putus asa

Fungsi evaluasi bagi guru

Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajran dan

siswa mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru

memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil

sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang

diharapkan.

Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang

telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.

Page 47: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam

menyajikan bahan pelajaran tersebut.

Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat

dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan

umpan balik pengajaran.

Fungsi evaluasi bagi sekolah

Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui

evaluasi  terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru,

maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah

tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau

belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat

menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program

berikutnya yang lebih baik.

Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu

jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-

tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik,

maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai

sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika

tand-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang

diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan

dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.

Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi

yang telh dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan

informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan

dalam melaksanakan pengajaran.

Page 48: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan

kemajuan yang dicapai dalm pengajaran akan mendorong bagi

sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja

yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan

kekurangan yang mungkin terjadi.

Dalam evaluasi semua komponen dalam pendidikan layak dan

harus dijadikan sebagai objek dan subjek evaluasi

pendidikan, yaitu :

Siswa, dapat menjadi subjek evaluasi bagi dirinya sendiri

dan bagi guru serta sekolahnya dan dapat juga menjadi

bagian dari objek evaluasi yang dilakukan oleh guru dan

sekolahnya.

Guru, dapat menjadi subjek evaluasi bagi program dan cara-

cara dia mengajar, keberhasilannya dan juga dpat

menjadi objek evaluasi oleh siswa dan sekolahnya.

Sekolah, dapat menjadi subjek evaluasi bagi siswa dan

guru-guru yang ada didalamnya serta dapat juga menjadi

sasaran atau objek evaluasi dari siswa dan guru yang

bernaung  didalamnya.

Setelah semua tugas evaluasi kita lakukan kita akan banyak

memetik manfaat dari evaluasi itu, baik bagi siswa, guru

maupun sekolah yang seandainya kita mengambil benang merah

dari nya kita akan mengetahui apa-apa yanga harus dan yang

tidak harus lagi kita lakukan untuk kedepannya.

Perbedaan Evaluasi Formatif dan Evaluasi SumatifEvaluasi formatif Evaluasi Sumatif

Page 49: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Tujuannya untuk memperbaiki Tujuannya untuk mengetahui PBM atau hasil kemajuan belajar siswa

Dilaksanakan setelah

Evaluasi FormatifEvaluasi SumatifTujuannya untuk memperbaiki Tujuannya untuk mengetahui PBM.hasil atau tingkat kemajuan belajar siswa.1. Dilaksanakan setelah 1. Dilaksanakan setelah selesai mengajarkan seluruh unit mengajarkan suatu unit pengajaran, yang menjadi pengajaran tertentu.forsi sesuatu semester. 2. Frekuensinya 1 x dalam satu 2. Frekuensi 2 – 4 kali dalam semester.satu semester. 3. Lingkup atau scope 3. Lingkup atau scope bahannya luas.bahannya sempit.4. Obyeknya meliputi berbagai 4. Obyeknya hanya terdapat aspek perilaku.suatu aspek perilaku.Bobot atau kadar nilainya 5. Bobot atau kadar nilainya tinggi.rendah.

TEKNIK EVALUASI

Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes

1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup.

a. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga

Page 50: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.b. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.c. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.d. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.e. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek pengamatan.f. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.

2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :

a. tes diagnostikb. tes formatifc. tes sumatif

Page 51: Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Dirangkum dari berbagai sumber Copyright © 2008 Mixing

Blogging