dr.sutanto - hernia
DESCRIPTION
adfTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
HERNIA UMBILIKALIS REPONIBILIS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT HUSADA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Topik : Hernia Umbilikalis Reponibilis
Nama Penyaji : Wisnu Wardhana
Dokter Pembimbing : dr. Sutanto Gandakusuma, Sp.BD
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. MS
Umur : 70 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Diketahui
Agama : Islam
Tanggal masuk RS Husada : 4 Januari 2006 pukul 08.22 WIB
I. ANAMNESIS
Autoanamnesa
Tanggal : 4 januari 2006 pukul 11.00 WIB
Keluhan Utama : adanya benjolan yang keluar dan terasa sakit di daerah pusar sejak 1
hari SMRS Husada
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 3 tahun SMRS Husada, pasien merasa di daerah pusarnya ada benjolan.
Benjolan mula-mula kecil tapi semakin lama semakin besar dan benjolan tersebut dapat
hilang timbul dan tidak terasa nyeri. Benjolan dirasakan pasien saat pasien sedang berdiri
lama atau saat sedang bekerja berat dan hilang bila pasien sedang istirahat atau berbaring.
Pasien sudah berobat ke dokter dan dianjurkan untuk memakai korset namun tidak ada
perbaikan.
Sejak 1 hari SMRS Husada pasien merasa benjolan semakin besar dan sakit serta
terasa keras. Oleh anak pasien, benjolan tersebut dikompres dengan es batu dan benjolan
kemudian mengecil. Pasien kemudian berobat ke RS Husada dan dianjurkan untuk dioperasi.
1
Riwayat BAK : Lancar, warna kuning, jernih
Riwayat BAB : Lancar, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, darah (-)
Riwayat makan : porsi cukup, 3x/hari
Riwayat Penyakit Dahulu :
Darah tinggi (+), kencing manis (+), maag (+)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini
II. STATUS PRAESENS
A. STATUS GENERALIS
1. Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang, dyspneu (-), sianosis (-)
2. Kesadaran
Compos mentis; GCS : 15 (E = 4, V = 5, M = 6)
3. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37 °C RR : 20x/mnt
4. Kepala
Bentuk normal, rambut berwarna putih, terdistribusi merata, tidak mudah dicabut,
tidak teraba benjolan.
5. Mata
Bentuk normal, kedudukan kedua bola mata simetris, palpebra sup et inf tidak
oedema, konjungtiva anemis -/-, sclera tidak ikterik, kornea jernih, pupil bulat, isokor,
Ф 3mm, RC +/+.
6. Hidung
Bentuk normal, tidak ada deviasi septum nasi, sekret -/-, krepitasi tidak ada.
7. Telinga
Bentuk normal, CAE lapang, secret -/-, serumen -/-
8. Mulut
Bentuk normal, perioral sianosis (-), bibir tidak kering, lidah tidak kotor, faring tidak
hiperemis, tonsil T1-T1 tenang.
2
9. Leher
Bentuk normal, trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar.
10. Thorax
Paru :
(I) Bentuk normal, tampak simetris dalam statis dan dinamis, retraksi suprasternal
(-)
(Pa) Stem fremitus kanan kiri sama kuat
(Pe) Sonor pada kedua lapang paru
(A) Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung :
(I) Ictus cordis tak tampak
(Pa) Ictus cordis teraba i.c.s. V midclavicula line sinistra
(Pe) Redup pada ; batas atas : i.c.s. II parasternal line sinistra.
batas kanan : i.c.s. V sternal line dextra
batas kiri : i.c.s. V midclavicula line sinistra.
(A) Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
11. Abdomen
Lihat status lokalis bedah
12. Genitalia eksterna
perempuan
13. Ekstremitas sup et inf
Bentuk normal, deformitas (-), oedema (-)
14. Kulit
warna kuning langsat, turgor baik
B. STATUS LOKALIS BEDAH
1. Regio Abdomen (Umbilicalis)
(I) : Pada posisi berdiri
- tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tanda-tanda
radang
- mengedan : Tampak benjolan bulat agak lonjong sebesar telur ayam
kampung di daerah umbilicalis Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.
3
(Pa) : Saat berdiri mengedan.
Teraba benjolan 5cmx4cmx2cm , konsistensi kenyal, dapat didorong
masuk kembali dengan jari, permukaan licin, batas tidak tegas, nyeri
tekan (-).
Saat tiduran, benjolan tidak tampak.
(Pe) : Timpani
(A) : Bising usus (+)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 4/1/2006
Darah :
- Hemoglobin : 12 gr/dl
- Leukosit : 4.500 /UL
- Trombosit : 257.000/UL
- Hematokrit : 36 %
- Ureum : 17 mg/dl
- Kreatinin : 0,7 mg/dl
- Kalium : 4,54 mEq/L
- Natrium : 144 mEq/L
- Klorida : 108 mEq/L
- Gula darah sewaktu : 123 mg/dl
- Bleeding time : 2’
- Clotting time : 9’
IV. RESUME
Telah diperiksa seorang perempuan berusia 70 tahun dengan keluhan utama adanya
benjolan yang keluar dan terasa sakit di daerah pusarnya sejak 1 hari SMRS. Pasien merasa di
daerah pusarnya ada benjolan sejak 3 tahun SMRS Husada. Benjolan mula-mula kecil tapi
semakin lama semakin besar dan benjolan tersebut dapat hilang timbul dan tidak terasa nyeri.
Benjolan dirasakan pasien saat pasien sedang berdiri lama atau saat sedang bekerja berat dan
hilang bila pasien sedang istirahat atau berbaring.
4
PEMERIKSAAN FISIK :
A. STATUS GENERALIS : dalam batas normal
B. STATUS LOKALIS BEDAH
1. Regio Abdomen (Umbilicalis)
(I) : Pada posisi berdiri
- tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tanda- tanda
radang
- mengedan : Tampak benjolan bulat agak lonjong sebesar telur ayam
kampung di daerah umbilicalis Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.
(Pa) : Saat berdiri mengedan.
Teraba benjolan 5cmx4cmx2cm , konsistensi kenyal, dapat didorong
masuk kembali dengan jari, permukaan licin, batas tidak tegas, nyeri
tekan (-).
Saat tiduran, benjolan tidak tampak.
(Pe) : Timpani
(A) : Bising usus (+)
V. DIAGNOSA KERJA
Post Operasi Herniotomi dan Hernioplasty e.c Hernia Umbilikalis Reponibilis
VI. PENATALAKSANAAN
1. Herniotomi dan Hernioplasty
2. Medikamentosa : antibiotik dan analgetik (post op)
Laporan Operasi pada tanggal 4 Januari 2006 :
- a dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
- insisi ellips di atas hernia
- diseksi untuk mencapai fascia sekeliling defect
- kantong hernia terbuka dan diseksi diteruskan untuk melepaskan peritoneum sekitar
defect dengan fascia
- setelah cukup dilakukan herniotomi dan hernioplasty menurut Heskel
- dipasang drain handscoen subcutan
- luka operasi dijahit selapis demi selapis + pressure bandage
5
VII. ANJURAN
bed rest
Diit makanan lunak dan tinggi serat
Hindari mengangkat barang berat dan berdiri terlalu lama
perawatan luka operasi dan kontrol luka operasi
VIII. PROGNOSA
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam
6
PEMBAHASAN UMUM
HERNIA
ANATOMI DINDING PERUT
Lapisan dinding perut dari lapisan paling luar ke dalam.
- Lapisan kulit : kutis, subkutis, lemak subkutan dan fasia superfisialis (Fasia Scarpae).
- Otot dinding perut : m.Obliqus abdominalis eksternus, m.Obliqus abdominalis
internus, dan m.transversus abdominalis.
- Peritoneum
Fungsi otot dinding perut
- Pernafasan
- Proses BAK dan BAB dengan meningkatkan tekanan intraabdominal.
Perdarahan dinding perut
- Kraniodorsal dari cabang Aa.lntercostac VI-XII dan Aa.Epigastrika superior.
- Kaudal dari A.circumflexa superfisialis , A Pudenda Eksterna dan A.Epigastrika
inferior.
DEFINISI
Hernia adalah protrusi atau penonjolan isi rongga melalui detek atau bagian lemah (lokus
minoris resistensi) dari dinding rongga yang bersangkutan.
Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut.
Hernia meliputi 3 unsur. yakni :
1. Kantong hernia (peritoneum parietalis)
2. Isi (Viskus)
3. Pintu atau leher hernia (Lokus minores resistentiae pada dinding abdomen)
KLASIFIKASI
- Berdasarkan terjadinya :
Hernia bawaan atau kongenital
Hernia didapat /atau akuisita
7
- Berdasarkan letaknya :
Hernia Diafragmatika
Hernia inguinalis
Hernia umbilikalis
Hernia femoralis
Hernia obturatoria
- Berdasarkan sifatnya :
Hernia reponibilis : isi kantong akan masuk lagi jika berbaring atau didorong
masuk, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.
Hernia Ireponibilis : isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga , biasanya karena perlengketan pada peritoneum kantong hernia, tidak ada
keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.
Hernia inkaserata : isi hernia terjepit oleh cincin hernia disertai gangguan pasase
usus.
Hernia Strangulata : Hernia ireponibel disertai gangguan vaskularisasi.
- Berdasarkan Penemunya
Hernia Richter : Hernia yang isinya hanya sebagian dinding usus.
Hernia Littre : Hernia yang isinya divertikulum Meckel
Hernia Spigelian : Hernia yang muncul melalui tempat lemah diantara tepi lateral
m.Rectus Abdominalis dengan Linea semisirkularis.
- Lain-lain
Henna Epigastrika : Hernia yang keluar melalui defek di linea alba, antara umbilicus
dan proc.Xiphoideus.
Hernia Skrotalis : Hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum.
Hernia Pantaloon : Kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi.
8
HERNIA UMBILIKALIS
Hernia umbilikalis merupakan hernia hernia congenital pada umbilicus yang hanya
tertutup peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih
tinggi pada bayi premature. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi lelaki dan
perempuan.
Gejala Klinis
Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang
masuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika
bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi
inkarserasi.
Tata Laksana
Bila cincin hernia kurang dari 2 cm, umumnya regresi spontan akan terjadi sebelum
bayi berumur enam bulan. Kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha untuk
mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan, kemudian
memancangnya dengan pita perekat (plester) untuk 2-3 minggu. Dapat pula digunakan uang
logam yang dipancangkan di umbilicus untuk mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila
sampai usia satu setengah tahun hernia masih menonjol, umumnya diperlukan koreksi
operasi. Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar
diperoleh penutupan dengan tindakan konservatif.
Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan lanjutan hernia umbilikalis pada
anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas, atau asites merupakan faktor
predisposisi. Perbandingan antara lelaki dan perempuan kira-kira 1 : 3. Diagnosis mudah
dibuat seperti halnya anak-anak. Inkarserasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan anak-
anak. Terapi hernia umbilkalis pada orang dewasa hanya operatif.
DAFTAR PUSTAKA
1) Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta :
1997
9
PEMBAHASAN KHUSUS
Dasar diagnosis Hernia Umbilicalis Reponibilis pada Ny. MS oleh karena :
1. Dari anamnesa didapatkan :
Adanya benjolan pada daerah pusar yang dapat keluar masuk
Benjolan muncul saat pasien sedang berdiri lama atau saat sedang bekerja
berat dan hilang bila pasien sedang istirahat atau berbaring.
2. Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Status Lokalis Bedah :
Regio Abdomen (Umbilicalis)
(I) : Pada posisi berdiri
- tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tanda- tanda
radang
- mengedan : Tampak benjolan bulat agak lonjong sebesar telur ayam
kampung di daerah umbilicalis Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.
(Pa) : Saat berdiri mengedan.
Teraba benjolan 5cmx4cmx2cm , konsistensi kenyal, dapat didorong
masuk kembali dengan jari, permukaan licin, batas tidak tegas, nyeri
tekan (-).
Saat tiduran, benjolan tidak tampak.
(Pe) : Timpani
(A) : Bising usus (+)
Penatalaksanaan yang dianjurkan pada Ny. MS adalah :
Operasi : Herniotomi dan hernioplasty
Mendikamentosa : antibiotik dan analgetik (post op)
Anjuran post operasi :
- bed rest
- hindari mengangkat barang berat atau berdiri terlalu lama
- diit makanan lunak dan tinggi serat
- perawatan luka operasi dan kontrol luka operasi
10
PRESENTASI KASUS
HERNIA UMBILIKALIS
REPONIBILIS
Nama Mahasiswa : Wisnu Wardhana
NIM : 406047111
Dosen Pembimbing: dr. Sutanto Gandakusuma, Sp.BD
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT HUSADA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JANUARI 200611
12