diktat akuntansi keuangan-menengah i · web viewinvestasi jangka panjang merupakan investasi yang...

157

Click here to load reader

Upload: ngokiet

Post on 29-Apr-2018

336 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

BAB I

SIKLUS AKUNTANSI

1

Page 2: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

SISTEM AKUNTANSI BERPASANGAN (DOUBLE-ENTRY ACCOUNTING SYSTEM)

Sistem akuntansi berpasangan mengenal dua

istilah, yaitu debit (Dr) dan kredit (Cr). Debit dapat

diartikan sebagai kiri dan kredit dapat diartikan sebagai

kanan (Kieso, et.al, 2004). Total nilai yang ada disebelah

debit (kiri) harus sama (seimbang) dengan total nilai

disebelah kredit (kanan). Dalam sistem akuntansi

berpasangan, debit harus sama dengan kredit (Dr = Cr).

Sistem akuntansi berpasangan didasarkan pada

persamaan dasar akuntansi, yaitu:

Aktiva = hutang + ekuitas

Aktiva merupakan harta entitas atau sumberdaya

entitas yang digunakan untuk menjalankan operasi

usaha. Aktiva bersumber dari pendanaan kreditur

(hutang) maupun setoran dari pemegang saham (pemilik)

dan hasil usaha periode sebelumnya (ekuitas). Apabila

persamaan dasar akuntansi dihubungkan dengan

keseimbangan debit dan kredit maka:

Dr (Aktiva) = Cr ( Hutang + Ekuitas)

Dari persamaan itu dapat disimpulkan:

1. Saldo normal (letak yang seharusnya) akun

aktiva adalah disebelah debit sedangkan akun

hutang dan ekuitas memiliki saldo normal kredit.

Artinya pada saat penutupan buku saldo akhir aktiva

harus disebelah debit sedangkan hutang dan ekuitas

harus disebelah kredit.

2. Aktiva bertambah disebelah debit dan berkurang

disebelah kredit. Hutang dan ekuitas bertambah

disebelah kredit dan berkurang di sebelah debit.

3. Bila dikaitkan dengan pendapatan dan biaya

maka:

Pendapatan akan menambah ekuitas/modal,

sehingga saldo normal pendapatan sama dengan

ekuitas (sebelah kredit). Apabila pendapatan

terjadi dicatat disebelah kredit.

Biaya-biaya akan mengurangi ekuitas/modal,

sehingga saldo normal biaya disebelah debit dan

apabila biaya terjadi dicatat disebelah debit.

SIKLUS AKUNTANSISiklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan

yang dilalui dalam memproses transaksi akuntansi.

Akuntansi merupakan salah satu system informasi yang

memproses data keuangan yang berasal dari transaksi

atau peristiwa- peristiwa (events) menjadi suatu

informasi yang berguna untuk membantu pembuatan

keputusan. Peristiwa-peristiwa yang terdapat pada suatu

entitas dapat diklasifikasi atas:

1. Peristiwa Internal, yaitu peristiwa-

peristiwa yang terjadi didalam suatu entitas tanpa

melibatkan pihak di luar entitas. Misalnya

perpindahan bahan baku dari suatu departemen

ke departemen lainnya atau penggunaan aktiva

tetap.

2. Peristiwa eksternal, yaitu peristiwa-

peristiwa yang terjadi antara pihakl entitas dengan

pihak lain di luar entitas. Misalnya interaksi

entitas dengan pihak pemasok atau pembeli atau

dengan

2

Page 3: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

3. pemegang saham. Peristiwa eksternal

ini sering disebut sebagai transaksi, yaitu

pertukaran yang terjadi antara dua pihak (entitas

dan pihal luar) dimana salah satu pihak

mengorbankan atau menerima suatu nilai.

Tidak semua peristiwa- peristiwa atau transaksi yang

terjadi dan melibatkan entitas harus dicatat. Peristiwa

atau transaksi yang dicatat hanya peristiwa-peristiwa

atau transaksi yang berpengaruh terhadap posisi harta

(aktiva), hutang dan ekuitas.

Untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat

maka diperlukan suatu tahapan-tahapan yang sistematis

untuk memproses peristiwa-peristiwa atau transaksi-

transaksi. Peristiwa-peristiwa atau Transaksi-transaksi

yang datanya hendak ditangkap (data capturing) dan

diproses menjadi informasi keuangan dapat

dikategorikan atas:

1. Transaksi Penerimaan Kas

2. Transaksi Pengeluaran Kas

3. Transaksi Pembelian Kredit

4. Transaksi Penjualan Kredit

5. Penyesuaian dan perisiwa lainnya yang tidak

bisa dikategorikan pada keempat transaksi

sebelumnya.

Untuk memproses data yang diperoleh dari

transaksi atau peristiwa tersebut selama satu perioda

akuntansi atau tahun pembukuan diperlukan tahapan

sistematis atau siklus akuntansi. Siklus itu dapat

digambarkan sebagai berikut:

3

Page 4: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Untuk memproses data akuntansi

menjadi informasi yang berguna untuk pembuatan

keputusan, aktivitas berikut dilakukan dalam

pemrosesan data:

1. Merancang nomor-nomor dan nama-

nama akun yang akan terpengaruh oleh

transaksi. Akun merupakan tempat untuk

menampung data aktiva, hutang atau

modal/ ekuitas.

2. Menangkap data dari peristiwa-

peristiwa atau transaksi dalam dokumen

sumber.

3. Melakukan pencatatan data transaksi

(penjurnalan) ke jurnal dan ke Buku

Pembantu (Subsidiary Ledger).

4. Mengklasifikasi atau memosting data

ke masing-masing akun yang terpengaruh di

buku besar (General Ledger)

5. Mengumpulkan atau mengiktisarkan

saldo dari masing-masing akun di buku besar

ke Neraca Saldo (Trial Balance).

6. Menganalisa masing-masing akun

untuk menemukan akun yang perlu

disesuaikan dengan membuat jurnal

penyesuaian (Adjustment).

7. Memosting penyesuaian akun dan

membuat neraca saldo disesuaikan (Adjusted

trial Balance)

8. Menyusun laporan keuangan

9. Menutup akun-akun nominal ke laba

ditahan atau modal

10. Membuat ayat jurnal pembalik, jika

perlu

1. Mencatat data dari dokumen sumber ke jurnal dan Buku Pembantu

Dokumen sumber (Source Document)

merupakan dokumen yang digunakan untuk

menangkap atau merekam data peristiwa-peristiwa

atau transaksi. Dokumen sumber dapat dibedakan

Page 5: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

dari jenis transaksi. Misalnya untuk transaksi

penerimaan kas dokumen sumbernya adalah Bukti

Penerimaan Kas. Untuk Transaksi Pengeluaran Kas,

dokumen sumbernya adalah Bukti Pengeluaran

Kas. Transaksi Penjualan ditangkap di Faktur

(penjualan), sedangkan transaksi pembelian

ditangkap melalui Bukti Penerimaan Barang atau

Tagihan Pemasok atau Konosemen (Bill of Lading).

Masing-masing bukti tersebut merupakan bukti

atas terjadinya suatu transaksi.

Dokumen-dokumen sumber dicatat ke

Jurnal. Jurnal merupakan buku atau sarana untuk

mencatat seluruh peristiwa-peristiwa atau

kejadian-kejadian yang terjadi pada suatu entitas

dan mempengaruhi posisi aktiva, hutang atau

ekuitas/modal. Jurnal merupakan sarana

pencatatan awal (Book of Original Entry). Jurnal

yang paling sederhana adalah jurnal umum, yaitu

catatan kronologis atas peristiwa-peristiwa yang

ditunjukkan dalam kolom debit dan kredit. Apabila

ukuran perusahaan semakin besar, maka jurnal

umum tidak memadai lagi untuk mencatat seluruh

peristiwa-peristiwa sehingga diperlukan jenis jurnal

yang lain yang disebut sebagai jurnal khusus. Jurnal

khusus membagi jurnal atas jenis transaksinya.

Pencatatan ke jurnal Umum

Jurnal umum terdiri dari kolom-kolom

tanggal, Akun dan keterangan, referensi, debit,

kredit. Jurnal Umum dapat digambarkan sebagai

berikut:

Tahun: Hal:

Dr CrTanggal Ref

JURNAL UMUMJumlahAkun dan KeteranganBulan

Ilustrasi1.1:

Page 6: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Transaksi tersebut dapat dicatat ke jurnal umum berikut:

Page 7: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Pencatatan ke Buku Pembantu (Subsidiary Ledger)

Page 8: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Buku Pembantu merupakan buku untuk

mencatat rincian dari suatu akun di buku besar.

Buku Pembantu perlu dibuat untuk merinci bagian-

bagian dari akun di buku besar dan sebagai

akuntabilitas/penjelasan akun di buku besar. Buku

pembantu biasanya dibuat untuk akun piutang

dagang, hutang dagang, aktiva tetap ataupun

investasi. Data yang dicatat di buku besar berasal

dari dokumen sumber. Saldo antara akun di buku

besar dengan total saldo masing masing buku

pembantu harus sama.

Pemegang buku pembantu dan buku

besar harus dipisahkan untuk menjamin

pengendalian dan keandalan data akuntansi.

Secara berkala, buku pembantu dan akun yang

berkaitan dengan buku pembantu harus

dicocokkan (rekonsiliasi) dan mencari penyebab

perbedaan.

Ilustrasi 1.2:

PT. A memiliki data piutang dagang dan data Hutang Dagang per 31 Desember 2004 sebagai berikut:

Data Piutang Dagang

Data Hutang Dagang

Daftar piutang tersebut dibuat

berdasarkan saldo yang ada di buku pembantu

piutang dagang dan hutang dagang. Perhatikan,

total saldo piutang masing-masing pelanggan dan

total saldo hutang dagang masing-masing pemasok

harus sama dengan total saldo akun piutang

dagang dan hutang dagang di Buku Besar. Apabila

kita akan menangkap data transaksi diilustrasi 1.1

ke masing-masing buku pembantu piutang dagang

dan hutang dagang, maka kita perlu membuat

terlebih dahulu buku pembantu untuk masing-

masing pelanggan dan pemasok dan memosting

data dari bukti. Berikut disajikan buku pembantu

piutang dagang dan hutang dagang PT. A dan

pencatatan dari bukti transaksi:

Page 9: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

2. Memosting (mengelompokkan) debet dan kredit di jurnal ke masing-masing akun di Buku Besar

Memosting merupakan aktivitas

mengelompokkan nilai-nilai transaksi ke masing-

masing akun di buku besar. Sumber untuk

melakukan pemostingan adalah buku jurnal.

Pemostingan dapat dilakukan setiap hari ataupun

secara periodik. Akun di buku besar memiliki

kolom-kolom tanggal, Nomor bukti, keterangan,

referensi, debit, kredit dan saldo. Bentuk akun

yang paling sederhana adalah akun berbentuk T (T

Account).

Page 10: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Pemostingan data transaksi PT. A di ilustrasi 1.1 ke

masing-masing saldo akun di buku besar dapat

dilakukan sebagai berikut (disajikan hanya akun-

akun yang terpengaruh transaksi):

Page 11: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

3. Mengiktisarkan saldo akhir masing-masing akun ke dalam Neraca Saldo (Trial Balance)

Untuk melihat keseimbangan debit dan

kredit maka seluruh saldo akun diiktisarkan dalam

Neraca Saldo. Neraca saldo juga diperlukan untuk

melihat akun-akun yang perlu dikoreksi atau

disesuaikan atau direklasifikasi.

Ilustrasi 1.4

Neraca saldo PT. A per 31 Januari 2005 setelah

dilakukan pemostingan adalah:

Page 12: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

4. Melakukan pencatatan ke jurnal atas penyesuaian- penyesuaian yang diperlukan oleh suatu akun

Setelah Neraca saldo selesai dilakukan,

tugas berikutnya adalah memeriksa akun-akun

yang perlu disesuaikan. Penyesuaian dilakukan agar

Pendapatan dan Biaya mencerminkan pendapatan

dan biaya pada periode penyusunan laporan

Keuangan (landasan untuk melakukan penyesuaian

adalah prinsip pemadanan/ Matching, yaitu

memadankan/menandingkan antara pendapatan

periode penyusunan laporan keuangan dengan kos

yang terjadi pada periode penyusunan laporan

keuangan, dan Prinsip Pengakuan Pendapatan).

Penyesuaian hanya dilakukan pada saat laporan

keuangan akan disusun.

PENYESUAIAN YANG PERLU DIBUAT

Penyesuaian biasa dIbuat untuk akun-

akun yang dibayar atau diterima terlebih dahulu

(Prepayments) dan akun-akun yang akan diterima

atau yang akan dibayar (Akrual (Accruals).

A. PENYESUAIAN UNTUK AKUN-AKUN YANG DIBAYAR ATAU DITERIMA TERLEBIH DAHULU

1. Biaya-biaya yang dibayar dimuka(Prepaid Expense)

Biaya-biaya ini dibayar sebelum suatu

entitas mengkonsumsi manfaat dari pembayaran

tersebut atau sebelum periode waktu biaya

tersebut habis. Biaya-biaya yang dibayar terlebih

dahulu biasanya terkait dengan pembelian

perlengkapan (misalnya alat tulis kantor),

pembayaran premi asuransi, pembayaran sewa,

aktiva tetap, dan lain-lain. Biaya-biaya ini

seharusnya dicatat sebagai aktiva sebelum

konsumsi dilakukan atau sebelum periode waktu

berakhir. Namun, dalam praktik, terkadang ditemui

Page 13: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

juga biaya-biaya ini dicatat sebagai biaya periode berjalan.

1a. Perlengkapan (Supplies)

Perlengkapan merupakan aktiva

perusahaan yang digunakan untuk mendukung

operasi sehari-hari perusahaan. Biasanya

perlengkapan merupakan barang yang habis pakai

dalam satu periode akuntansi atau periode

pembukuan. Contohnya adalah perlengkapan

kantor (alat tulis kantor). Apabila entitas membeli

perlengkapan, sudah seharusnya perlengkapan

diakui sebagai aktiva sampai perlengkapan tersebut

digunakan oleh entitas. Setiap perlengkapan yang

habis digunakan harus dicatat sebagai biaya

perlengkapan. Namun, sangat tidak efisien apabila

setiap penggunaan perlengkapan dilakukan

pencatatan ke jurnal. Untuk penghematan waktu,

maka penyesuaian atas pemakaian perlengkapan

hanya dilakukan pada saat penyusunan laporan

keuangan. Pada kasus PT. A di ilustrasi 1.1, dibeli

perlengkapan pada tanggal 10 januari 2005 Rp.500,

dan apabila per 31 Desember 2005 perlengkapan

yang tersisa Rp.50, maka perlengkapan yang

terpakai (biaya perlengkapan) sebesar Rp. 450.

Kronologis masing-masing peristiwa dapat dicatat

sebagai berikut:

Apabila PT. A pada saat pembelian mencatat sebagai aktiva

Apabila PT. A pada saat pembelian mencatat sebagai biaya:

1B. Asuransi (Insurance)

Biasanya entitas melindungi aktiva dari

bahaya kebakaran dan pencurian. Premi asuransi

didasarkan pada kontrak asuransi dan

pertanggungan yang disepakati. Pembayaran premi

biasanya dilakukan tidak selalu pada awal tahun.

Pada saat penyusunan laporan keuangan bisa jadi

premi asuransi belum jatuh tempo. Misalkan pada

tanggal 1 November 2005 dibayar premi asuransi

Rp.600 untuk masa satu tahun (12 bulan), maka

pencatatan penyesuaian dilakukan sebagai berikut:

Page 14: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Apabila pada saat pembayaran mencatat sebagai aktiva

Apabila pada saat pembelian dicatat sebagai biaya:

1c. Biaya Sewa dibayar dimuka (Prepaid Rent)

Biaya sewa dibayar dimuka merupakan

pembayaran yang diberikan kepada pihak lain

sementara jasa dari pihak diluar entitas belum

dinikmati. Akun ini dikategorikan sebagai aktiva

lancar di neraca apabila masa sewa kurang dari

1 tahun. Jasa atau barang yang telah dikonsumsi

selama periode berjalan harus dicatat sebagai

biaya. Untuk mencerminkan hal itu perlu dibuat

penyesuaian pada saat akan menyusun laporan

keuangan.

Dari kasus PT. A diilustrasi 1.1, pada

tanggal 7/10-2005 PT. A membayar sewa

peralatan untuk masa 1 tahun Rp. 150. Ada dua

cara untuk menyesuaikan:

1. Apabila pada tanggal 7/10-2005 dicatat sebagai biaya sewa, maka penyesuaian yang perlu dilakukan

adalah:

2. Apabila pada tanggal 7/10-2005 dicatat sebagai sewa dibayar dimuka (Prepaid Rent), maka

penyesuaian yang perlu dilakukan adalah:

1e. Sediaan barang dagang (Merchandise Inventory)

Ada dua sistem pencatatan sediaan,

yaitu sistem perpetual dan periodik. Sistem

pencatatan perpetual mencatat pembelian

barang dagang dengan mendebit akun sediaan

(bukan akun pembelian) dan mengkredit akun

sediaan apabila terjadi penjualan. Dengan

demikian sistem sediaan perpetual pada akhir

periode akan mencerminkan nilai sediaan yang

Page 15: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

ada digudang. Berbeda dengan sistem periodik,

pembelian barang (dagang) dicatat dengan

mendebit akun sediaan dan setiap penjualan

tidak dilakukan pengkreditan atas akun sediaan

(barang dagang). Nilai sediaan sebenarnya bisa

diketahui apabila dilakukan perhitungan sediaan

yang ada di gudang (Stock opname/Inventory

Taking).

Agar laporan keuangan mencerminkan

nilai sediaan yang sebenarnya pada akhir

periode maka, apabila menggunakan sistem

periodik, perlu dibuat pencatatan penyesuaian

sediaan. Sistem sediaan perpetual tidak perlu

menyesuaikan sediaan kecuali ada kekurangan

sediaan. Penyesuaian sediaan dibuat dengan

mengkredit akun sediaan (awal) dan mendebit

akun Kos dari Barang Terjual (Cost of Goods

Sold) serta mendebit akun sediaan (akhir) dan

mengkredit akun kos dari barang terjual.

Contoh:

PT. A menggunakan sistem sediaan Periodik

sehingga penyesuaian untuk akun sediaan

dibuat sebagai berikut:

1e. Aktiva Tetap.

Aktiva Tetap merupakan aktiva berujud

perusahaan yang dipakai dalam operasi dalam

rangka memperoleh pendapatan dan memiliki

umur lebih dari satu periode akuntansi atau lebih

dari 1 tahun. Aktiva tetap merupakan kategori

biaya –biaya yang dibayar terlebih dahulu

berjangka panjang dan dibebankan ke rugi laba

melalui biaya penyusutan. Ada berbagai metode

untuk membebankan kos pemerolehan aktiva

tetap ke masa-masa pemakaian aktiva tetap yang

akan menghasilkan biaya penyusutan yang

berbeda-beda. Topik ini akan dibahas secara

khusus pada topic aktiva tetap.

Pada saat akan menyusun laporan

keuangan maka akuntan perlu memperhitungkan

pembebanan biaya penyusutan aktiva tetap

sehingga bisa diketahui laba rugi yang sebenarnya

diperoleh oleh entitas. Biaya penyusutan

(Depreciation Expenses) terakumulasi (terkumpul)

dalam akun akumulasi penyusutan aktiva tetap

(Accumulated depreciation of Fixed Asset). Akun

akumulasi penyusutan aktiva tetap (Accumulated

depreciation of Fixed Asset) disajikan di neraca

sebagai pengurang (Contra Account) dari aktiva

tetap untuk mengetahui nilai buku atau nilai

terbawa (Book Value/Carrying Amount) dari aktiva

tetap.

Contoh:

PT. A Memiliki Gedung yang dibeli senilai Rp.300

dan disusutkan selama 30 tahun dengan metode

Page 16: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

penyusutan Garis lurus. Biaya Penyusutan per tahun Rp. 10 (Rp.300/Rp30). Pencatatan yang

dibuat untuk penyesuaian tersebut adalah:

2. Pendapatan-pendapatan yang diterima dimuka (Unearned Revenue)

Adakalanya entitas menerima terlebih

dahulu kas atas jasa atau barang yang pada saat itu

belum diberikan kepada pelanggan. Penerimaan ini

sebenarnya belum bisa diakui atau dicatat sebagai

pendapatan sebelum jasa atau barang tersebut

diberikan kepada pelanggan/pembeli. Pendapatan-

pendapatan yang diterima dimuka adalah hutang

atau keharusan entitas untuk memberikan barang

atau jasa. Di masa mendatang. Contoh transaksi

pendapatan-pendapatan diterima dimuka adalah

uang muka penjualan, sewa diterima dimuka, dan

lain-lain. Untuk menyesuaikan akun ini perlu

diperhatikan periode waktu jasa yang telah

terpakai atau jumlah barang yang telah diberikan

untuk memenuhi kewajiban ini.

Contoh:

Tanggal 5/11-2005 PT. A menerima sewa gudang

untuk 1 tahun Rp. 2.400.

1. Apabila akuntan PT. A pada saat penerimaan mencatat transaksi tersebut sebagai pendapatan

sewa:

Pencatatan itu sebenarnya salah karena

penerimaan seluruhnya diakui sebagai

pendapatan, padahal sampai 31 Desember 2005

(tanggal laporan keuangan) dari seluruh

penerimaan, yang menjadi pendapatan hanya 2

bulan (bulan november dan desember), yaitu

sebesar 2/12 x Rp.2.400 = Rp. 400, sedangkan

sisanya masih berupa kewajiban. Untuk

mengoreksi pencatatan itu dibuat pencatatan

penyesuaian berikut ini:

Untuk mencerminkan makna kos (cost) yang sebenarnya dan menunjukkan kos harus dikaitkan dengan suatu obyek, maka pemakaian istilah kos dari barang terjual lebih tepat untuk mencerminkan Cost Of Goods Sold alih-alih Harga Pokok Penjualan. Dalam buku ini, Cost diterjemahkan sebagai Kos dan Expense diterjemahkan sebagai biaya bukan Beban. Pemakaian istilah Kos untuk menunjukkan Cost juga telah dipakai IAI dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).Untuk diskusi lebih lanjut tentang makna Cost, maka dapat dilihat di Suwardjono, Teori Akuntansi, BPFE,2005

Page 17: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Pencatatan ini menjadikan saldo akun pendapatan

sewa (Rent Income) Rp.400 dan sewa diterima

dimuka (Unearned Rent) Rp.2.000, seperti terlihat

dalam akun dibawah ini:

2. Apabila akuntan PT. A pada saat menerima mencatat transaksi tersebut sebagai sewa diterima

dimuka ( Unearned Rent)

Apabila laporan keuangan disusun per 31

Desember 2005, maka masa sewa yang telah

dijalani dan telah menjadi pendapatan adalah 2

bulan (November dan desember), sedangkan 10

bulan sisanya masih kewajiban PT. A. Untuk

menyesuaikan akun Unearned Rent agar

menyajikan nilai hutang yang sebenarnya (10/12 x

Rp.2.400 = Rp.2.000) dilakukan pencatatan

penyesuaian berikut ini:

Pencatatan ini menjadikan saldo akun pendapatan

sewa (Rent Income) Rp.400 dan sewa diterima

dimuka (Unearned Rent) Rp.2.000, seperti terlihat

dalam akun dibawah ini:

Page 18: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

B. PENYESUAIAN UNTUK AKUN-AKUN AKRUAL (YANG AKAN DIBAYAR ATAU AKAN DITERIMA)

Akun- akun akrual merupakan akun-akun

yang timbul dan belum pernah dicatat selama

pencatatan harian. Akun-akun ini merupakan:

1. Pendapatan-pendapatan yang telah

menjadi hak entitas pada periode itu namun

sampai laporan keuangan disusun belum

diterima (Accrued Income). Pada akhir tahun

pendapatan ini menjadi tagihan (Receivable)

entitas kepada pihak lain diluar perusahaan.

2. Biaya-biaya yang telah terjadi namun

sampai penyusunan laporan keuangan belum

dibayarkan (Accrued Expense). Biaya-biaya ini

menjadi kewajiban atau hutang yang harus

dibayarkan oleh entitas ke pihak lain pada

periode setelah laporan keuangan.

B1. Pendapatan-pendapatan yang telah menjadi hak entitas namun sampai laporan keuangan disusun

belum diterima (Accrued Income)

Tanggal 31 Desember 2005, PT. A menerima

pengumuman dividen Rp.25 yang akan

dibayarkan pada awal tahun 2006. Pencatatan

dilakukan sebagai berikut:

B2. Biaya-biaya yang telah terjadi namun sampai penyusunan laporan keuangan belum dibayarkan

(Accrued Expense).

Page 19: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Per 31 Desember 2005, PT. A memiliki tagihan telepon bulan desember Rp. 60 yang akan dibayarkan

bulan januari 2006

B3. Biaya atas Piutang yang ditaksir tidak dapat ditagih (Bad debt Expense).

Terdapat dua metode dalam mencatat

piutang usaha yang ditaksir tidak dapat ditagih,

yaitu metode langsung dan metode penyisihan.

Apabila digunakan metode penyisihan (Allowance

method) maka akuntan perlu membuat

penyesuaian atas piutang yang ditaksir tidak

tertagih. Penaksiran dapat didasarkan pada umur

piutang atau persentase penjualan. Pencatatan

penyesuaian dibuat dengan mendebet akun Bad

debt Expense (Biaya piutang tak tertagih) dan

mengkredit akun Penyisihan untuk piutang tak

tertagih (Allowance for doubtful account). Akun

Penyisihan untuk piutang tak tertagih (Allowance

for doubtful account) merupakan akun kontra

(Contra Account) dari Piutang Dagang (Account

Receivable).

Contoh dari kasus PT. A: Ditaksir 1 % dari penjualan akan sulit ditagih

Dalam kasus PT. A diilustrasi 1.1 dan ditambah

informasi penyesuaian, maka pencatatan

penyesuaian untuk PT. A diiktisarkan sebagai

berikut:

Page 20: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

5. Mengiktisarkan saldo-saldo akun ke Neraca Saldo Setelah disesuaikan (Adjusted Trial Balance)

Setelah melakukan pencatatan atas

penyesuaian yang diperlukan, maka tugas

berikutnya adalah memosting ke masing-masing

akun dan mengiktisarkan ke Neraca Saldo Setelah

Penyesuaian. Dari Contoh PT. A, Neraca Saldo

setelah penyesuaian dapat dilihat dibawah ini:

Page 21: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

6. Menyusun laporan keuangan berdasar dari Neraca Saldo setelah disesuaikan

Laporan Keuangan yang lengkap terdiri

dari:

1. Neraca (Balance sheet)

2. Laporan Penghasilan/Laporan

rugi laba (Income Statement)

3. Laporan Arus Kas (Cash Flow

Statement)

4. Laporan Perubahan Ekuitas

(Statement of Stockholders’ equity)

5. Catatan- catatan atas laporan

keuangan (Notes to Financial Statement)

Neraca dan laporan rugi laba merupakan laporan

keuangan pokok, sedangkan sisa tiga laporan lagi

adalah penjelasan atas laporan keuangan pokok

karena disusun berdasarkan neraca dan laporan

rugi laba. Beberapa laporan keuangan akan

dibahas pada bab-bab berikutnya.

Dari Neraca saldo setelah penyesuaian PT.

A maka dapat disusun Neraca, Laporan laba rugi,

dan laporan laba ditahan (laporan ini merupakan

bagian dari laporan perubahan ekuitas) sebagai

berikut:

Page 22: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

7. Menutup akun-akun nominal ke akun Riil Proses berikutnya dari siklus akuntansi

adalah menutup akun-akun nominal (akun-akun di

laporan rugi laba) ke akun laba ditahan. Pencatatan

ini dibuat untuk memindahkan akun-akun di rugi

laba ke akun-akun di neraca. Proses penutupan

dilakukan sebagai berikut:

Menutup akun penjualan ke laba ditahan

Proses ini dilakukan dengan mendebit seluruh akun pendapatan (karena saldo akhir pendapatan

di sisi kredit maka ditutup dengan mendebitkan akun ini) dan mengkredit laba ditahan. Pada kasus PT. A,

penutupan dicatat sebagai berikut:

Page 23: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Menutup seluruh akun biaya & kos dari barang terjual kea kun laba ditahan

Proses ini dilakukan dengan mendebit

akun laba ditahan dan mengkredit seluruh akun

biaya dan kos dari barang terjual. Pada kasus PT. A,

penutupan dicatat sebagai berikut:

Dari proses penutupan, maka akun laba

ditahan akan menunjukkan mutasi kredit sebesar

Rp.383.70 ( Rp. 916.3 (Db) - Rp.1300 (Cr)). Jumlah

itu sama dengan laba neto PT. A di laporan rugi

laba.

Setelah diposting ke masing-masing akun, maka

Neraca saldo setelah penutupan dapat disusun

sebagai berikut:

8. Membuat pencatatan pembalikan (Reversing Entries) Pencatatan pembalikan dilakukan untuk

menyederhanakan pencatatan transaksi pada

periode akuntansi berikutnya. Pembalikan tidak

harus dilakukan karena tidak mengubah jumlah

yang dilaporkan di laporan keuangan. Pembalikan

dibuat pada awal periode berikutnya dan bukan

pada akhir periode berjalan. Akun-akun yang

dibalikkan bersumber dari pencatatan jurnal

penyesuaian untuk pos-pos yang dibayar

Page 24: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

dimuka(Prepayments) dan pos-pos akrual

(Accrual), yaitu:

1. Biaya-biaya dibayar dimuka yang

pada saat pembayaran dicatat pada akun

biaya.

2. Pendapatan diterima dimuka

yang pada saat penerimaan dicatat pada

akun pendapatan.

3. Pendapatan yang masih harus

diterima (Accrued Income)

4. Biaya-biaya yang masih harus

dibayar (Accrued Expense)

Pembalikan keempat pos-pos penyesuaian

ini dilakukan agar konsistensi pencatatan ke suatu

akun tetap terjadi pada periode berikutnya.

Namun, pembalikan ini bukan sesuatu yang harus

dilakukan. Apabila diterapkan pada PT. A, maka

pembalikan dicatat sebagai berikut:

Page 25: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

MENGGUNAKAN JURNAL KHUSUSApabila ukuran suatu entitas semakin

besar dan jumlah transaksi yang akan diolah

semakin banyak maka penggunaan jurnal umum

untuk mencatat seluruh transaksi tidak memadai.

Untuk mengatasi ini dibuat jurnal khusus yang

membagi jurnal atas jenis transaksinya:

1. Transaksi penerimaan kas dicatat

ke JurnalPenerimaan Kas

2. Transaksi pengeluaran Kas dicatat

ke Jurnal Pengeluaran Kas

3. Transaksi Penjualan Kredit dicatat

ke Jurnal Penjualan

4. Transaksi Pembelian Kredit

dicatat ke Jurnal Pembelian

Transaksi diluar keempat transaksi diatas dicatat ke

Jurnal Umum atau lembar jurnal (Kournal Vocher).

Dengan demikian, terdapat empat jurnal khusus

yang dapat digunakan untuk mencatat data

transaksi dari dokumen sumbernya.

Bentuk masing-masing jurnal dapat

ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:

Apabila diterapkan pada PT. A, maka pencatatan ke jurnal khusus dilakukan sebagai berikut:

Page 26: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Pemostingan ke masing-masing akun tidak

dilakukan untuk setiap transaksi, namun dilakukan

secara periodik (biasanya tiap bulan) dan yang

diposting adalah total jumlah dari masing-masing

akun. Apabila pemostingan dilakukan, maka kolom

ref diisi dengan tanda ceklis (√) untuk akun pada

kolom lain-lain. Untuk akun yang sering terjadi

dibuatkan kolom khusus dan diberi tanda ceklis (√)

dibawah total jumlah apabila dilakukan

pemostingan. Pemostingan ini disebut pemrosesan

tumpuk (Batch Processing) dalam sistem informasi

akuntansi manual. Sarana untuk melakukan

pemostingan adalah lembar jurnal ( Jural Voucher).

Dalam kasus PT.A (Ilustrasi 1.1), pemostingan

melalui lembar jurnal dapat disajikan sebagai

berikut:

Page 27: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Penggunaan lembar jurnal sebagai wahana

pemostingan lebih baik dilihat dari sisi

pengendalian karena sebelum diposting ke masing-

masing akun setiap pihak (pembuat, pemeriksa dan

pemosting) harus membubuhkan tanda tangan

sebagai tanda pemeriksaaan kebenaran data.

Selanjutnya pemegang buku besar memosting total

masing-masing akun ke akunnya masing-masing.

Page 28: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Soal Latihan:

Page 29: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 30: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 31: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

BAB II

LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN NERACA (BALANCE SHEET)

LAPORAN RUGI LABA

KEGUNAAN DAN KELEMAHAN LAPORAN RUGI LABA

Laporan rugi laba adalah laporan yang

menunjukkan kinerja atau prestasi operasi

perusahaan selama satu periode operasi. Laporan

rugi laba digunakan oleh pengguna untuk:

1. Mengevaluasi kinerja/prestasi periode lalu

suatu entitas dan membandingkannya dengan

kinerja perusahaan lain yang sejenis.

2. Laporan rugi laba dapat digunakan sebagai

dasar memprediksi kinerja perusahaan di

masa yang akan dating.

3. Menaksir risiko dan ketidakpastian

pencapaian arus kas masa depan. Dengan

informasi tentang pendapatan dan biaya

pengguna dapat mnaksir risiko

ketidaktercapaian arus kas masa depan

perusahaan.

Walaupun manfaat yang diberikan laporan

rugi laba cukup banyak, namun pengguna harus

menyadari bahwa beberapa pos dalam laporan

laba-rugi disusun berdasarkan asumsi dan estimasi.

Beberapa kelemahan lain adalah:

1. Suatu peristiwa atau transaksi yang tidak

bisa diukur dengan andal tidak akan

dilaporkan dalam laporan rugi laba meskipun

mungkin mempengaruhi operasi perusahaan.

2. Jumlah laba atau penghasilan sangat

dipengaruhi oleh metode akuntansi yang

digunakan.

3. Pengukuran laba/penghasilan banyak

melibatkan pertimbangan.

Laporan rugi laba sering digunakan

sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja/prestasi

perusahaan atau prestasi manajernya. Informasi

laba atau rugi dalam laporan ini juga bisa

mempengaruhi harga saham perusahaan yang

tercatat di bursa efek. Agar prestasi suatu

perusahaan atau manajernya tampak baik, maka

sering terdapat dorongan atau motivasi untuk

menyesuaikan laba agar sesuai atau melebihi

target atau membuat laba terlihat kurang berisiko.

Perilaku ini membuat kualitas informasi dalam

laporan rugi laba menjadi berkurang keandalannya.

Tindakan ini disebut Manajemen laba (Earnings

Management), yaitu merencanakan pengakuan

pendapatan, biaya, keuntungan atau kerugian

dengan maksud meratakan laba. Tindakan ini

dilakukan dengan meningkatkan pendapatan

dengan mengakui pendapatan masa yang akan

dating pada periode sekarang atau menunda

pengakuan pendapatan periode ini untuk diakui di

periode yang akan dating. Tindakan yang serupa

dapat dilakukan untuk akun-akun biaya,

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 32: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

keuntungan dan kerugian. Manajemen laba sering juga disebut Perataan laba (Income Smoothing).

BENTUK LAPORAN RUGI LABA

ELEMEN-ELEMEN LAPORAN RUGI LABAPenghasilan (laba) neto entitas

dihasilkan dari transaksi-transaksi pendapatan,

biaya, keuntungan atau kerugian. Seluruh

transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pos-

pos tersebut diiktisarkan dalam laporan rugi laba.

Defenisi masing-masing elemen laporan rugi laba

adalah:

1. Pendapatan (Revenue): Arus masuk

aktiva atau peningkatan lainnya dari aktiva

atau pelunasan hutang (atau kombinasi dari

keduanya) selama suatu periode, yang

berasal dari penyerahan barang atau

menghasilkan barang, penyerahan jasa, atau

aktivitas lainnya yang merupakan operasi

utama atau operasi pusat yang berlanjut dari

suatu entitas.

2. Biaya (Expenses): Arus keluar atau

penggunaan lainnya dari aktiva atau

keterjadian kewajiban (atau kombinasi

keduanya) selama suatu periode dari

penyerahan atau produksi barang,

penyerahan jasa, atau melakukan aktivitas

lainnya yang merupakan operasi utama atau

operasi pusat yang berlanjut suatu entitas.

3. Untung (Gains): Peningkatan dalam

ekuitas (aktiva neto) yang berasal dari

aktivitas incidental (kadang-kadang) atau

tambahan (peripheral) suatu entitas dan dari

seluruh transaksi lainnya dan peristiwa

lainnya dan keadaan yang mempengaruhi

entitas selama suatu periode kecuali yang

dihasilkan dari pendapatan atau investasi

pemilik.

4. Rugi (Losses): Penurunan dalam ekuitas

(aktiva neto) dari aktivitas incidental

(kadang-kadang) atau aktivitas tambahan

(peripheral) suatu entitas dan dari seluruh

transaksi dan peristiwa lainnya dan keadaan

yang mempengaruhi entitas selama suatu

periode kecuali yang dihasilkan dari biaya

atau distribusi kepada pemilik.

FORMAT LAPORAN RUGI LABA

PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH TUNGGAL (SINGLE-STEP INCOME STATEMENT)

Pelaporan rugi laba dengan menggunakan

pendekatan ini dilakukan dengan menyatukan

semua sumber pendapatan atas dua bagian,

pendapatan dan biaya. Seluruh pendapatan yang

berasal dari operasi ataupun non operasi disatukan

pelaporannya dan seluruh biaya juga disatukan

baik yang bersumber dari operasi maupun dari non

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 33: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

operasi. Bentuk laporan laba-rugi dengan menggunakan pendekatan ini adalah:

Bentuk ini merupakan bentuk sederhana

dari laporan rugi laba. Penggunaan pendekatan ini

untuk menghindari kesalahan pengklasifikasian

item-item pendapatan dan biaya. Pendekatan ini

jarang digunakan untuk laporan rugi laba yang

diperuntukkan bagi pengguna diluar perusahaan

(kreditur, investor, pemerintah,dll).

PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH GANDA (MULTIPLE-STEP INCOME STATEMENT)

Dengan pendekatan ini, laporan laba-rugi

disusun dengan memisahkan pendapatan yang

diperoleh dari operasi, biaya-biaya operasi,

pendapatan-pendapatan non operasi, dan biaya-

biaya non operasi. Pembagian ini membuat laporan

rugi laba lebih bermanfaat bagi pengguna.

Pengklasifikasian pendapatan dan biaya didasarkan

kepada jenis perusahaan dan fungsi-fungsi yang

terlibat dalam perusahaan.

Pengklasifikasian yang biasa dilakukan

untuk perusahaan manufaktur dan industri adalah:

1. Bagian operasi , yaitu bagian yang

melaporkan pendapatan dan biaya yang

terjadi dari operasi utama usaha:

Penjualan atau bagian

pendapatan operasi. Bagian ini

menunjukkan pendapatan, diskun

penjualan, penyisihan penjualan,

pengembalian penjualan (retur) dan

informasi lainnya yang berkaitan dengan

pendapatan operasi. Setiap subseksi itu

dijumlahkan untuk memperoleh penjualan

neto.

Kos dari Barang Terjual (Cost of

Goods Sold), yaitu yang menunjukkan

jumlah kos dari barang yang dijual pada

periode tersebut.

Biaya Penjualan (Selling

Expenses), yaitu yang meunjukkan

daftar biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan penjualan, misalnya

biaya promosi, gaji bagian penjualan,dll.

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 34: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Biaya Administrasi dan Umum

(Administrative or General Expenses),

yaitu yang melaporkan biaya-biaya

administrasi atau biaya umum.

2. Bagian Non Operasi , yaitu laporan

pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari

aktivitas tambahan atau bukan utama

perusahaan. Keuntungan atau kerugian yang

jarang terjadi atau yang tidak biasa umumnya

dilaporkan di bagian ini. Bagian ini dibai atas

dua bagian:

Pendapatan lainnya dan

keuntungan, yaitu suatu daftar

pendapatan yang diperoleh atau

keuntungan yang terjadi dari trnsaksi

diluar operasi (non operasi).

Biaya Lainnya dan kerugian,

yaitu suatu daftar biaya atau kerugian

yang berasal dari transaksi diluar operasi

(non operasi).

3. Pajak Penghasilan , yaitu pajak

penghasilan badan yang dikutip oleh

Pmerintah dari operasi yang berlanjut.

4. Operasi-operasi tidak berlanjut

( Discontinued operations) , yaitu keuntungan

atau kerugian yang material yang dihasilkan

dari penjualan suatu segmen usaha

5. Pos-pos yang tidak biasa ( Extraordinary

Items) yaitu keuntungan atau kerugian yang

tidak biasa dan jarang terjadi

6. Pengaruh kumulatif dari perubahan

dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi, yaitu

pengaruh perubahan prinsip akuntansi yang

telah digunakan beberapa period eke prinsip

kuntansi yang baru.

7. Laba per saham ( Earnings per share).

Contoh laporan rugi laba yang

disajikan menggunakan bentuk multiple step

adalah:

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 35: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

PELAPORAN TRANSAKSI-TRANSAKSI YANG JARANG TERJADI (IRREGULAR ITEMS)

Transaksi-transaksi yang jarang terjadi

dapat dibagi atas beberapa kategori:

1. Operasi-operasi yang tidak berlanjut

(Discontinued operations);

Operasi-operasi yang tidak berlanjut terjadi

karena terjadinya arus kas negatif atau rugi

yang terus menerus dari salah satu segmen

bisnis sehingga segmen atau divisi itu harus

dihentikan atau dijual. Setelah segmen bisnis

dilepas, maka tidak ada keterlibatan

perusahaan induk pada segmen atau divisi itu.

Keuntungan atau Kerugian yang disebabkan

operasi yang tidak berlanjut dilaporkan di

laporan rugi laba setelah bagian “Laba dari

operasi berlanjut” namun sebelum pos-pos

luar biasa

2. Pos-pos luar biasa ( Extraordinary Items)

merupakan pos-pos yang jumlahnya relatif

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 36: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

besar (material) namun bukan peristiwa yang

berulang dan peristiwa itu sangat jauh

menyimpang dari aktivitas utama perusahaan

dan tidak bisa diramalkan (diprediksi) terjadi.

Misalnya: kerugian karena terjadi bencana

alam. Suatu pos dikatakan extraordinary

apabila kedua kriteria berikut dipenuhi:

Sifatnya tidak biasa;

Sangat jarang terjadi atau jarang

sekali berulang

3. Keuntungan-keuntungan dan kerugian-

kerugian yang tidak biasa (Unusual Gains

and Losses), misalnya: penghapusan piutang

usaha, penghapusan sediaan, keuntungan

atau kerugian karena fluktuasi

kurs,keuntungan atau kerugian karena harga

kontrak, keuntungan atau kerugian dari

penjualan aktiva tetap;

4. Perubahan-perubahan dalam prinsip

Akuntansi, misalnya perubahan dari

penggunaan metode LIFO menuju FIFO dalam

akuntansi sediaan, atau perubahan metode

penyusutan aktiva tetap.

5. Perubahan-perubahan dalam estimasi

akuntansi, misalnya perubahan umur

ekonomis aktiva tetap.

Terdapat tiga cara pelaporan pos-pos yang

tidak teratur:

1. Pendekatan memasukkan seluruh pos-

pos tidak teratur ( All- Inclusive approach) ;

yaitu memasukkan seluruh pos-pos yang

tidak teratur yang terjadi pada periode itu ke

laporan laba-rugi. Kesalahan-kesalahan

pengukuran atau pelaporan laba dan

perubahan-perubahan estimasi dan

pemakaian metode akuntansi pada periode

yang lalu tidak dimasukkan dalam laporan

laba-rugi periode ini, namun disesuaikan ke

laba ditahan.

2. Pendekatan kinerja operasi periode

berjalan (Current operating performance

approach); Dengan menggunakan

pendekatan ini, laporan rugi laba hanya

berisi informasi pendapatan dan biaya dari

operasi yang teratur. Pendapatan dan biaya

yang diperoleh secara tidak teratur tidak

dicantumkan dalam laporan rugi laba namun

dalam laporan perubahan ekuitas

3. Pendekatan memodifikasi all-inclusive

concept;

Pendekatan ini hampir sama dengan

pendekatan all-inclusive concept, namun

untuk pos-pos yang tidak teratur harus

tampak jelas (highlighted) di laporan

keuangan sehingga pengguna laporan

keuangan dapat menilai dengan jelas

kemampuan perusahaan mencapai laba di

masa depan. Pendekatan ini juga

memasukkan pengaruh kumulatif perubahan

prinsip akuntansi periode-periode

sebelumnya ke laporan laba-rugi periode

sekarang. Pendekatan ini sekarang banyak

digunakan dalam praktik.

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 37: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

NERACANeraca merupakan salah satu laporan

keuangan pokok yang sering juga disebut sebagai

Laporan Posisi Keuangan atau Laporan Aktiva,

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham suatu

perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.

MANFAAT NERACADengan memberikan informasi tentang

aktiva, kewajiban/hutang dan ekuitas pemegang

saham maka neraca memberikan dasar untuik:

1. Penghitungan rates of return dan

pengevaluasian struktur modal

perusahaan

2. Menaksir risiko perusahaan dan arus kas

masa depan dengan menghitung rasio-

rasio likuiditas, solvensi dan fleksibilitas

keuangan.

3. Menaksir kesulitan keuangan perusahaan.

Neraca dapat digunakan untuk menaksir

kebangkrutan perusahaan. Salah satu

model prediksi kebangkrutan perusahaan

adalah model yang dikembangkan oleh

Altman (1993) yang mengembangkan

ukuran Z Score, yaitu kombinasi ukuran

neraca dan laporan rugi laba untuk

memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Rumus yang dikembangkannya adalah:

Z =Modal kerja x 1,2 +

laba ditahan x 1,4 + EBIT x 3,3 + Penjualan x 0,99 +

Nilai Pasar Ekuitas x 0,60

aktiva total

Aktiva Total

Aset Total

Aktiva Total

Kewajiban Total

Altman menemukan bahwa perusahaan

yang memiliki nilai skor Z diatas 3

cenderung tidak akan bangkrut sedangkan

skor Z dibawah 1.81 cenderung akan

bangkrut.

KETERBATASAN NERACA1. Hampir seluruhnya aktiva dan hutang

(kewajiban) disajikan pada Kos Historikal

(kos berdasarkan bukti transaksi) .

Akibatnya pos-pos aktiva dan neraca

sangat tinggi keandalannya, namun tidak

mencerminkan nilai saat ini ( Kos

sekarang/ Current Cost) dari aktiva dan

kewajiban.

2. Dalam penyajian pos-pos di neraca,

banyak melibatkan pertimbangan

(Judgement) dan estimasi akuntansi.

3. Banyak pos-pos yang memiliki kontribusi

ke perusahaan diabaikan dan tidak dicatat

di neraca (misalnya kos sumberdaya

manusia).

KLASIFIKASI DALAM NERACA

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 38: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Akun-akun riil (permanent) harus

diklasifikasikan di Neraca. Pemisahan dilakukan

antara akun-akun aktiva dan akun-akun kewajiban

dan ekuitas pemegang saham. Pemisahan ini

dilakukan untuk memudahkan menganalisa

sumberdaya yang dimiliki perusahaan dan struktur

modal. Untuk setiap kelompok aktiva, kewajiban

dan ekuitas, pemisahan juga dilakukan untuk setiap

akun yang memiliki karakteristik yang mirip dan

memiliki pengaruh yang berbeda terhadap

fleksibilitas dan likuiditas keuangan perusahaan.

Klasifikasi dalam Neraca dapat

digambarkan sebagai berikut:

ASSETS LIABILITIES

Current Assets Current Liabilities

Cash & Cash Equivalent

Short term investment

Account Payable

Unearned Revenue

Account Receivable Accrued Expense

Accrued Revenue Current Maturities of long term Liabilities

Inventories

Prepaid Expenses Long Term Liabilities

Long Term Investment Bond Payable

Fixed Assets Mortgage Payable

Building Long term Notes PayableAccumulated Depreciation of Buildings STOCKHOLDERS’ EQUITY

Intangible Assets Capital Stock

Patent, Copyright,etc Additional Paid-in Capital

Other Assets Retained Earnings

Penjelasan Pos-pos Neraca:1. Current Assets (Aktiva-aktiva Lancar),

yaitu aktiva yang akan dikonversi menjadi

kas, dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun

atau satu siklus operasi, mana yang lebih

panjang. Aktiva lancar disajikan atau

diurutkan di neraca berdasarkan likuiditas.

Jika suatu asset dapat dikonversi menjadi kas

atau akan digunakan untuk membayar hutang

lancar dalam waktu satu tahun atau satu

siklus operasi, mana yang lebih panjang,

dikategorikan sebagai aktiva lancar.

2. Long Term Investment (Investasi Jangka

Panjang), yaitu investasi dalam sekuritas

jangka panjang, investasi dalam aktiva tetap

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 39: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

yang tidak digunakan dalam operasi, investasi

dalam dana-dana khusus, dan investasi dalam

anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi atau

perusahaan afiliasi. Investasi jangka panjang

merupakan investasi yang dimaksudkan untuk

tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa

tahun

3. Fixed Assets ( Aktiva Tetap), yaitu aktiva

yang diperoleh perusahaan untuk dipakai

dalam operasi normal perusahaan dan

memiliki umur ekonomis jangka panjang

(lebih dari satu tahun). Aktiva tetap biasanya

disajiakn bersma dengan akun kontra (Contra

Account) Akumulasi Penyusutan (Accumulated

Depreciation).

4. Intangible Assets ( Aktiva-Aktiva Tak

Berujud), yaitu aktiva yang tidak atau kurang

memiliki substansi fisik dan bukan

merupakan instrument keuangan. Dalam

jangka panjang, aktiva berujud diharapkan

dapat menambah arus kas masuk melalui

peningkatan pendapatan pada perusahaan.

Contoh dari aktiva ini adalah: Paten, Goodwill,

hak cipta (Copyright).

5. Other Assets (Aktiva-aktiva Lainnya), yaitu

aktiva-aktiva yang tidak dapat dikategorikan

pada aktiva-aktiva yang lain.

6. Current Liabilities ( Hutang-hutang lancar),

yaitu hutang yang akan dilunasi dalam jangka

waktu satu tahun atau satu siklus operasi,

mana yang lebih panjang. Hutang lancar

diharapkan akan dibayar dengan

menggunakan aktiva lancar. Termasuk dalam

kategori hutang lancar adalah: hutang dagang

(Account Payable), Biaya yang masih

terhutang (Accrued Expense), Pendapatan

diterima dimuka (Unearned Revenue) dan

hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo

dalam satu tahun (Current Maturities o Long

Term Liabilities). Hutang Lancar diurutkan

berdasarkan urutan jatuh tempo dari hutang.

7. Long- Term Liabilities ( Hutang Jangka

Panjang), yaitu hutang yang tidak akan

dilunasi dalam siklus operasi atau satu tahun.

Hutang ini jatuh tempo pada suatu tanggal

beberapa tahun kemudian. Contoh jenis

hutang ini adalah hutang obligasi (Bond

Payable)

8. Stockholder’s Equity (Ekuitas Pemegang

Saham), sering juga disebut sebagai aktiva

neto (Net asset), yaitu sisa aktiva setelah

dikurangi seluruh kewajiban kepada kreditur

apabila diasumsikan perusahaan dilikuidasi.

Termasuk dalam kelompok ini adalah: modal

saham (saham biasa atau saham preferen),

tambahan modal disetor (Paid in Capital), dan

laba ditahan (Retained Earnings).

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36

Page 40: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Soal Latihan:Berikut ini merupakan data yang disarikan dari neraca saldo PT. Tri C Sukses untuk periode yang

berakhir 31 desember 2009. Seluruh data dalam ribuan (000). Susunlah laporan rugi laba dalam

format langkah tunggal (single step) dan langkah ganda (multiple step) serta sajikan juga

neraca. Asumsikan: Sediaan akhir barang dagang Rp. 370.000 dan pajak 30%.

Cash and bank Rp 205.000 Retained earnings Rp1.016.480 Short term investment Rp 115.000 Sales Rp6.700.000 Account Receivable Rp 456.000 Sales return and allowance Rp 25.000 Allowance for doubtful account Rp 9.120 Sales discount Rp 67.000 Prepaid insurance Rp 123.000 Purchase Rp2.300.000 Merchadise inventory Rp 478.000 Purchase discount Rp 25.000 Long term investment Rp1.250.000 Purchase return and allowance Rp 6.700 Land Rp2.300.000 Freight in Rp 7.800 Building Rp5.600.000 Sales commisions expense Rp 56.000 Accumulated depreciation of buildings Rp 280.000 Travel and entertainment expense Rp 90.000 Other assets Rp 120.000 Accounting and legal services Rp 120.000 Account payable Rp 450.000 Insurance expense Rp 34.000 Tax Payable Rp 97.000 Supplies Expense Rp 46.000 Interest payable Rp 123.700 Bad debt expense Rp 6.700 Current maturities of long term debt Rp 25.000 Advertising expense Rp 267.000 Bond payable Rp 231.000 Depreciation expense Rp 4.500 Notes payable Rp 200.000 Telephone-sales expense Rp 132.000 Common stock Rp4.500.000 Rental revenue Rp 224.000 Additional paid in Capital Rp 565.000 Extraordinary loss Rp 560.000

Interest expense Rp 90.000

40

Page 41: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

BAB III

AKUNTANSI KAS

PENGERTIAN KAS DAN SETARA KASKas merupakan aktiva atau sumberdaya

ekonomi perusahaan yang paling cepat dapat

ditukarkan (likuid) dengan sumberdaya atau aktiva

lainnya dan tidak dibatasi penggunaannya. Yang

termasuk kas adalah uang koin, uang kertas, cek,

uang yang disimpan di bank yang penggunaannya

tidak dibatasi. Aktiva yang setara dengan kas (atau:

setara kas) adalah aktiva lancar perusahaan yang

segera dapat dikonversikan menjadi kas. Yang

termasuk aktiva setara kas adalah deposito

berumur kurang dari 3 bulan, investasi dalam surat

hutang (obligasi) atau surat berharga ekuitas

(saham) yang dimaksudkan untuk spekulasi dan

sewaktu-waktu dapat dijual (marketable

securities/available on sale securities).

MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:1. Kas yang dibatasi penggunaannya

untuk tujuan tertentu (dana). Termasuk

dalam pengertian dana adalah:

Kas kecil (Petty Cash) yaitu dana

yang disisihkan untuk membayar

pengeluaran-pengeluaran rutin perusahaan

yang jumlahnya tidak terlampau besar

(material) atau tidak memerlukan cek.

Biasanya jumlah kas kecil tidak terlampau

besar atau material, sehingga dana kas

kecil digabungkan pelaporannya dengan

kas.

Penyisihan kas untuk membayar

obligasi (sinking fund) atau untuk

membayar pembangunan, pembelian atau

renovasi aktiva tetap. Kas yang

dicadangkan untuk hal-hal tertentu apabila

jumlahnya tidak material tetap dilaporkan

sebagai kas namun harus dicantumkan

atau dijelaskan dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan (Notes to Financial

Statement). Apabila jumlahnya material,

maka dana ini harus dipisahkan

pelaporannya dengan kas, apakah sebagai

aktiva lancar lainnya atau sebagai investasi.

Penyisihan kas yang diwajibkan

bank sebagai syarat pinjaman. Kas ini

diklasifikasi sebagai investasi jangka

panjang atau aktiva lain-lain.

2. Bank Overdraft (cerukan)

Cerukan terjadi karena saldo kas di bank

tidak mencukupi membayar cek yang ditulis

perusahaan tetapi bank tetap

membayarkannya dan akibatnya saldo di

bank menjadi minus. Cerukan atau Bank

Overdraft harus direklasifikasi (dipindahkan)

menjadi hutang lancar.

41

Page 42: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Contoh: Saldo bank PT. A per 31/12-

2005 menunjukkan saldo (500). PT. A

harus membuat reklasifikasi:

Cash 500

Bank Overdraft 500

PENGENDALIAN ATAS KASKarena Kas memiliki risiko kehilangan dan

kecurangan yang tinggi, maka perusahaan

sebaiknya menetapkan pengendalian internal yang

baik untuk kas. Beberapa pengendalian internal

yang dapat diterapkan terhadap akun kas adalah:

1. Memisahkan fungsi penyimpan, pencatat

dan otorisasi kas untuk menghindari

penyalahgunaan kas. Kecurangan kas

potensial terjadi apabila fungsi-fungsi itu

disatukan.

2. Menggunakan sistem Imprest (dana

tetap) untuk dana kas kecil. Sistem Imprest

menghasilkan pengendalian internal yang

lebih baik daripada sistem dana berfluktuasi.

3. Melakukan perhitungan kas (Cash

Opname) secara mendadak pada waktu

tertentu

4. Menyetorkan penerimaan kas ke bank

setiap hari.

5. Menyimpan kas yang belum sempat

disetorkan ke bank di wadah penyimpanan

yang aman dari pencurian dan kebakaran

(Misalnya: menyediakan brankas).

6. Melakukan Rekonsiliasi Bank

DANA KAS KECIL (Petty Cash)Dana kas kecil adalah kas yang disisihkan untuk

pengeluaran-pengeluaran harian yang relatif kecil

yang tidak memerlukan cek. Dalam

mengoperasikan system dana kas kecil, dilakukan

pemisahan antara kasir pemegang kas kecil dengan

kasir utama. Secara periodik kasir utama atau

bendahara mengisi kas di kasir kas kecil. Ada dua

pendekatan atau kebijakan dalam system dana

kas kecil:

Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating

system), yaitu sistem kas kecil dimana

pengisian kas kecil dilakukan dalam jumlah

yang tidak teratur dan tidak didasarkan

bukti kas keluar. Setiap pengeluaran kas

kecil yang terjadi langsung dicatat dengan

mengkreditkan akun kas kecil. Dalam

sistem ini tidak ada pertanggungjawaban

terhadap pengeluaran kas kecil.

Sistem Dana Tetap (Imprest System), yaitu

sistem kas kecil dimana pengisian kas kecil

didasarkan pada jumlah pengeluaran di

bukti kas keluar kas kecil. Pada saat

transaksi terjadi tidak dilakukan

pencatatan atas bukti-bukti transaksi.

Kasir kas kecil hanya mengumpulkan bukti-

bukti pengeluaran kas. Pencatatan

transaksi pengeluaran dilakukan setelah

dilakukan pengisian kas kecil. Kas kecil diisi

hanya sejumlah pengeluaran yang terjadi

sehingga dana kas kecil tetap, kecuali

dilakukan kebijakan perubahan saldo kas

kecil.

42

Page 43: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Contoh:

Pada tanggal 5/1-2006 PT. A membentuk dana kas kecil sebesar Rp.400.000 dan diisi

setiap minggu. Pengeluaran yang terjadi selama satu minggu adalah:

6/1-2006 Dibayar biaya perjalanan dinas Rp.125.000

7/1-2006 Dibayar biaya bensin Rp.20.000

9/1-2006 Pembelian alat tulis kantor Rp.50.000

10/1-2006 Dibayar pembelian materai Rp.18.000

11/1-2006 Dibayar biaya bnsin Rp.15.000

Tanggal 12/1-2006 kas kecil diisi. Catat transaksi diatas dengan menggunakan:

A. Sistem imprest, dimana sewaktu penghitungan ditemukan jumlah kas kecil tersisa Rp.169.500

B. Sistem berfluktuasi. Pengisian kas kecil Rp. 350.000. Berapa sisa kas kecil seharusnya?

Jawaban:

Transaksi Imprest Fluctuating

Dibentuk dana kas kecil Rp.

400.000

Petty Cash 400.000

Cash 400.000

Petty Cash 400.000

Cash 400.000

6/1-06 Biaya perjalanan dinas Tidak dicatat Traveling expense 125.000

Petty Cash 125.000

7/1-06 Biaya Bensin Rp. 200.000 Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 20.000

Petty Cash 20.000

9/1-06 Pembelian alat tulis

Rp.50.000

Tidak dicatat Supplies Expense 50.000

Petty Cash 50.000

10/1-06 Pembelian Materai Tidak dicatat Supplies Expense 18.000

Petty Cash 18.000

11/1-06 Pembelian Bensin Rp.

15.000

Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 15.000

Petty Cash 15.000

12/1-06 Pengisian kas kecil Travelling Expense 125.000

Fuel & Oil Expense 35.000

Supplies Expense 68.000

Cash sort & Over 2.500

Cash 230.500

Petty Cash 350.000

Cash 350.000

Saldo kas kecil setelah pengisian Rp.169.500+ Rp. 230.500 = Rp.400.000 Rp. 172.000+350.000 = Rp. 522.000

REKONSILIASI BANK

43

Page 44: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Rekonsiliasi bank dibuat untuk

menyesuaikan akun kas di bank menurut catatan

perusahaan dan menurut catatan bank (rekening

Koran). Apabila perusahaan memiliki rekening giro

di bank, maka bank mengeluarkan rekening Koran

bank secara teratur setiap bulan. Rekening Koran

tersebut biasanya berbeda dengan akun kas di

bank menurut catatan perusahaan. Rekonsiliasi

bank dibuat untuk mengetahui penyebab

perbedaan itu. Perbedaan ini biasanya disebabkan

oleh:

1. Perusahaan telah mencatat penerimaan

kas dalam akun kas dibank, namun sampai

rekening Koran diterima, penerimaan kas

tersebut belum tercantum. Contoh: Setoran

dalam perjalanan (Deposit in transit), yaitu

setoran yang sudah dicatat menambah saldo

akun kas di bank di buku besar perusahaan

namun sampai rekening Koran diterbitkan

belum tercantum di Rekening Koran.

2. Perusahaan telah mencatat pengeluaran

cek (pengeluaran kas) di register cek, namun

sampai rekening Koran diterima perusahaan,

cek-cek (pengeluaran kas) itu belum ada di

rekening Koran karena cek belum ditukarkan

pelanggan. Pengeluaran ini disebut Cek yang

belum dicairkan (Outstanding Cheque) yaitu

Cek yang sudah ditulis perusahaan dan

diserahkan serta telah dicatat sebagai

pengeluaran, namun sampai rekening Koran

dikeluarkan oleh bank belum dicairkan oleh si

pemegang cek. Karena belum diuangkan oleh

si penerima cek, maka bank belum

mengurangkan dari saldo bank.

3. Bank telah mencatat penerimaan kas

dalam rekening Koran bank, namun

perusahaan tidak mengetahui adanya

penerimaan kas atau penagihan yang

dilakukan bank sampai rekening Koran

diterima. Contoh: Setoran pelanggan yang

langsung ke rekening perusahaan atau

penagihan bank kepada pelanggan (Collected

by Bank)

4. Bank telah mendebitkan/ membebankan

perusahaan, namun perusahaan belum

mengetahui samapi menerima rekening

Koran. Pembebanan bank (Bank Charges)

biasanya terdiri dari:

Biaya administrasi, yaitu biaya pengurusan

rekening perusahaan

Cek kosong (Not Sufficient Fund/NSF),

yaitu cek-cek yang diterima perusahaan

dari pelanggan namun ketika dicairkan

dana pelanggan tidak memadai.

5. Kesalahan- kesalahan Bank atau

perusahaan. Kesalahan-kesalahan yang sering

terjadi adalah kesalahan mencatat jumlah cek

atau penerimaan atau kesalahan pendebitan

atau pengkreditan yang dilakukan oleh bank.

Ada beberapa pendekatan atau cara

membuat rekonsiliasi bank:

1. Rekonsiliasi bank 1 kolom

menyesuaikan saldo rekening Koran bank

agar sesuai dengan saldo kas di bank di

buku besar atau sebaliknya, menyesuaikan

saldo kas di bank di akun Buku besar

perusahaan agar sesuai dengan saldo di

rekening Koran.

44

Page 45: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

2. Rekonsiliasi bank 2 kolom

menyesuaikan saldo rekening Koran Bank

dan catatan saldo kas di bank di buku

besar perusahaan sehingga diperoleh

saldo kas di bank yang sebenarnya.

3. Rekonsiliasi bank 4 kolom (Proof of

Cash) biasanya digunakan oleh auditor

untuk memeriksa mutasi bank perusahaan

dan meguji saldo bank. Dilakukan dengan

menyesuaikan saldo bank awal,

penerimaan bank, pengeluaran bank dan

saldo akhir.

Contoh:

PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK

PER 30 Juni 2004

Balance per bank statement (Saldo menurut rekening Koran) Rp. 7.000.000

Add: - Deposit in transit 1.540.000

Less: - Outstanding cheque Rp. (2.000.000)

Balance per book Rp. 6.540.000

Catatan Kas di Bank bulan Juli: Rekening Koran Buku

Saldo 31 Juli 2004 8.650.000 9.250.000

Setoran Juli 5.000.000 5.810.000

Cek bulan juli 4.000.000 3.100.000

Penagihan wesel tagih 1.000.000 0

Biaya bank 15.000 0

NSF Cheque 335.000 0

Diminta:

Buat Rekonsiliasi bank dengan bentuk 1 kolom, 2 kolom dan 4 kolom.

1. Rekonsiliasi Bank 1 kolom (menyesuaikan saldo kas di bank menurut rekening Koran

bank menuju saldo kas di buku besar perusahaan, atau sebaliknya).

Dalam membuat rekonsiliasi bank model ini,

harus diasumsikan salah satu saldo salah dan perlu

disesuaikan menuju saldo yang dianggap benar.

Apabila saldo kas di bank menurut rekening Koran

bank diasumsikan salah, maka perlu disesuaikan ke

saldo kas di bank menurut buku besar yang

diasumsikan benar. Sebaliknya, apabila saldo kas di

bank menurut buku besar diasumsikan salah, maka

perlu disesuaikan ke saldo kas di bank menurut

rekening koran yang diasumsikan benar.

Model 1 kolom untuk rekonsiliasi bank PT.

Ayala Sukses dapat dibuat sebagai berikut:

45

Page 46: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK

(Saldo di rekening Koran menuju saldo di buku besar)

Per 31 Juli 2009

Saldo kas di bank menurut rekening koran 8.650.000

Menambah:

Deposit in transit 2.350.000

Bank Charge 15.000

NSF Cheque 335.000

Mengurangi:

Outstanding Checks (1.100.000)

Notes Receivable (1.000.000)

Saldo Kas di Bank menurut Buku Besar 9.250.000

Keterangan:1. Pos- pos yang menambah saldo rekening

Koran adalah penerimaan-penerimaan yang

belum terlihat dalam rekening Koran, namun

sudah dicatat oleh perusahaan di buku besar

(yaitu deposit in transit). Pembebanan oleh

Bank (biaya administrasi, NSF Cheque) dan

pendapatan bunga atas simpanan

(pendapatan jasa giro) belum dicatat oleh

perusahaan sebagai pengeluaran dan

penerimaan sehingga harus ditambahkan ke

saldo rekening Koran.

2. Pos-pos yang mengurangi saldo rekening

Koran adalah pengeluaran-pengeluaran yang

sudah dicatat di buku besar namun tidak

terlihat di rekening Koran (contoh:

Outstanding Cheque). Penagihan-penagihan

bank kepada pelanggan atau setoran

pelanggan ke rekening perusahaan yang

belum dicatat perusahaan ke buku besar

(dalam kasus itu adalah Note Receivable)

harus dikurangkan dari rekening Koran.

2. Rekonsiliasi Bank 2 kolom (menyesuaikan masing-masing saldo kas di bank untuk mencari

saldo yang sebenarnya)

Rekening Koran ini dibuat dengan

menyesuaikan kedua saldo kas di bank, baik

menurut buku besar ataupun menurut rekening

Koran. Tujuannya adalah mencari saldo kas di bank

yang sebenarnya.

46

Page 47: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Model 2 kolom untuk kasus PT. AYALA SUKSES

dapat dibuat sebagai berikut:

PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK

Per 31 Juli 2004

Saldo kas di bank menurut

rekening koran

8.650.000 Saldo kas di bank menurut

Buku Besar

9.250.000

Menambah: Menambah:

Deposit in transit 2.350.000 Notes Receivable 1.000.000

Mengurangi: Mengurangi:

Outstanding Checks (1.100.000) Bank Charge (15.000)

NSF Cheque (335.000)

Saldo seharusnya Kas di Bank 9.900.000 Saldo seharusnya Kas di

Bank

9.900.000

Keterangan:

1. Perhitungan setoran dalam perjalanan ( Deposit in transit) bulan juli:Setoran bulan juli menurut buku Rp.5.810.000

Setoran bulan juli menurut rekening koran (Rp.5.000.000)

Selisih setoran Rp. 810.000

Setoran dalam perjalanan bulan juni Rp. 1.540.000

Setoran dalam perjalanan bulan juli Rp. 2.350.000

2. Perhitungan Cek-cek yang masih beredar ( Oustanding Cheques) bulan juli:

Cek-cek bulan juli dikeluarkan perusahaan Rp. 3.100.000

Cek bulan juli menurut Rekening Koran (termasuk cek

bulan juni) Rp. 4.000.000

Cek-Cek beredar bulan juni (Rp. 2.000.000)

Cek bulan juli yang sebenarnya diterima bank (Rp.2.000.000)

Cek-Cek yang beredar bulan juli Rp. 1.100.000

3. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo akun kas di bank menurut buku besar

adalah unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening Koran diterima.

47

Page 48: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

4. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo rekening Koran adalah unsure yang belum

dicatat oleh bank sebagai penerimaan atau pengeluaran samapi rekening Koran dikirimkan.

Rekonsiliasi Bank 4 kolom

Ada 3 cara melakukan rekonsiliasi bank 4 kolom:

1. Saldo rekening koran dan saldo kas di

bank menurut buku besar disesuaikan

untuk mencari saldo yang benar

2. Saldo bank disesuaikan (dicari

perbedaannya) terhadap saldo buku

perusahaan

3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap

saldo rekening koran.

Penyesuaian dibuat terhadap saldo awal, saldo

penerimaan dan saldo pengeluaran pada bulan

dilakukannya rekonsiliasi bank, dan saldo akhir.

1. Saldo rekening koran dan saldo kas di bank menurut buku besar disesuaikan untuk mencari

saldo yang benar

Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:

PT. AYALA SUKSESREKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)

PER 31 Juli 2007

KeteranganSaldo per Juli Saldo per

30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000 Setroran dalam perjalanan a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000 Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000) b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 6.810.000 Rp 3.450.000 Rp 9.900.000 Saldo Kas di Bank menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp - Rp - Rp 9.250.000 Penagihan wesel tagih Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Biaya jasa bank Rp 15.000 Rp (15.000)NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 1.000.000 Rp 350.000 Rp 9.900.000

2. Saldo bank disesuaikan (dicari perbedaannya) terhadap saldo buku perusahaan

Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:

PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)PER 31 Juli 2007

KeteranganSaldo per Juli Saldo per

30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000 Setroran dalam perjalanan

48

Page 49: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000 Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000) b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)Penagihan wesel Rp(1.000.000) Rp(1.000.000)Biaya Jasa Bank Rp (15.000) Rp 15.000 NSF Cheque Rp (335.000) Rp 335.000 Saldo kas di bank menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000

3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap saldo rekening koran.

Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:

PT. AYALA SUKSESREKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)

PER 31 Juli 2007

KeteranganSaldo per Juli Saldo per

30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007Saldo menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000 Setroran dalam perjalanan a. Per 31 Juni 2007 Rp(1.540.000) Rp 1.540.000 Rp - b, Per 31 Juli 2007 Rp(2.350.000) Rp(2.350.000)Outstanding Cheque: a. Per 31 Juni 2007 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 b, Per 31 Juli 2007 Rp(1.100.000) Rp 1.100.000 Penagihan wesel Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Biaya Jasa Bank Rp 15.000 Rp (15.000)NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)Saldo kas di bank menurut buku besar Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000

Membuat Pencatatan Penyesuaian Saldo Kas di Bank di buku besar

Penyesuaian dilakukan untuk unsur- unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening

Koran diterima. Untuk kasus PT. Ayala Sukses, penyesuaian dicatat sebagai berikut:

1. Menyesuaikan penerimaan kas

Cash 1.000.000

Note Receivable 1.000.000

2. Menyesuaikan Pengeluaran kas

Bank charge expense 15.000

Account Receivable 335.000

Cash 350.000

49

Page 50: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Soal Latihan:1. Tentukanlah berapa saldo kas dan setara kas PT. Bintang Mas dari informasi berikut ini dan

bagaimana memperlakukan yang tidak termasuk saldo kas dan setara kas?

Uang tunai di brankas Rp 15.000.000

Terdapat sertifikat deposito 6 bulan Rp. 60.000.000

Perusahaan memiliki dana pelunasan obligasi Rp. 45.000.000 yang diinvestasikan dalam saham

yang beredar di bursa efek

Saldo kas di bank Rp. 152.000.000

Saldo dana kas kecil Rp. 650.000

Perusahaan meminjam di bank dan bank menyiaratkan saldo minimum simpanan Rp. 25.000.000

Salah satu rekening bank perusahaan bersaldo (Rp. 5.000.000)

2. PT. Tri C Sukses menggunakan system impres dalam pengelolaan kas kecil. Pengisian kas kecil

dilakukan setiap minggu. Berikut adalah informasi penggunaan kas kecil:

5/6-2009 dibentuk dana kas kecil Rp. 1.500.000

12/6-2009: pengeluaran kas kecil adalah: membeli perlengkapan kantor Rp. 450.000, pembayaran

iuran kebersihan dan keamanan Rp. 150.000, pembayaran BBM petugas penjualan Rp.

100.000, membeli materai Rp. 18.000. Sisa dana kas kecil Rp. 780.000

18/6-2009: pengeluaran kas kecil adalah: membayar biaya perjalanan dinas Rp. 465.000, membayar

biaya pemeliharaan rutin sepeda motor Rp. 94.000, membayar sumbangan Rp. 500.000.

Sisa dana kas kecil Rp. 445.000

25/6-2009 pengeluaran kas kecil adalah: pembelian BBM petugas penjualan Rp. 150.000, membayar

tagihan HP direktur (biaya telekomunikasi) Rp. 250.000, membayar pemeliharaan rutin

mobil kantor Rp. 200.000. Sisa dana kas kecil Rp. 900.000. Pada tanggal ini diputuskan

dana kas kecil Rp. 1.200.000.

3. PT. Andalas menyetorkan semua penerimaan dan melakukan semua pembayaran dengan

menggunakan cek. Informasi berikut ini diperoleh dari catatan kas dan rekening Koran bank untuk

membuat rekonsiliasi bank tanggal 31 agustus 2009:

1. Saldo kas menurut buku kas tanggal 1 agustus 2009 Rp.9.704.000, penerimaan kas selama bulan

agustus Rp. 35.000.000 dan pengeluaran kas selama bulan agustus Rp.34.903.000. Saldo kas yang

ada ditangan kasir perusahaan Rp. 310.000

2. Menurut rekening Koran bank, saldo kas di bank tanggal 31 agustus 2009 Rp. 8.089.000

3. Setoran dalam perjalanan Rp. 3.800.000

4. Cek-cek yang sudah dikeluarkan namun belum kelihatan di rekening Koran Rp. 1.050.000

50

Page 51: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

5. Petugas pembukuan salah mencatat cek untuk membeli perlengkapanRp. 164.500, seharusnya

Rp.146.500.

6. Penagihan wesel dari salah seorang pelanggan Rp. 1.000.000 dan bunga Rp. 40.000. Penagihan

ini sudah dikreditkan bank.

7. Bank membebankan biaya pemeliharaan rekening Rp. 20.000

Diminta: Buat laporan rekonsiliasi bank dan buat pencatatan penyesuaian yang diperlukan.

4. Data buku kas perusahaan dan rekening Koran PT. A untuk tanggal 31 November 2009:

5. Berikut ini adalah data kas di bank PT. Central (dalam ribuan) pada tanggal 31 desember 2009

BANK BUKU BESAR

Saldo awal Rp. 43.560 Rp.47.760

Penerimaan Rp. 85.700 Rp. 34.416

Pengeluaran Rp. 75.640 Rp. 36.916

Setoran pelanggan Rp. 16.770

Jasa giro Rp. 354

Salah catat cek untuk pembayaran hutang usaha

(terlampau besar), seharusnya Rp.900.000

Rp.945.000

Pembebanan cek kosong Rp. 550

Biaya administrasi rekening Rp. 165

51

Page 52: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Setoran dalam perjalanan Rp. 25.000

Salah pembebanan cek Rp. 40.549

Cek-cek yang masih beredar 12.500

Dana kas kecil:

Perusahaan menggunakan system impres dank as kecil diisi setiap tanggal 5 dan 20 setiap bulan. Dana kas

kecil Rp. 5.000. Hasil pemeriksaan kas kecil dari tanggal 20/12/2009 – 5/1/2010 menunjukkan

pengeluaran-pengeluaran berikut ini: 22/12/2009 pembelian perlengkapan Rp. 1.500, 23/12/2009 biaya

BBM Rp. 500, 26/12/2009 biaya perjalanan dinas Rp. 1.000, 4/1/2009 biaya jamuan makan Rp.600.

Diminta:

1. Buat rekonsiliasi bank

2. Buat pencatatan penyesuaian hasil rekonsiliasi bank

3. Catat pengeluaran kas kecil sampai 31 desember 2009

4. Berapa jumlah kas yang harus disajikan di neraca 31 desember 2009?

6. Laporan bank menunjukkan data berikut (Dalam ribuan rupiah):

Saldo awal 1/8-2002 90.425

Setoran 915.176

Cek plus memo deposit (851.715)

Beban administrasi (44)

Saldo akhir 31/8-2002 153.842

Akun Kas di buku besar perusahaan adalah sebagai berikut:

1/7 64.192 31/7 Pengeluaran Kas 665.491

31/7 Penerimaan Kas 682.429 1/8 Rekonsiliasi Bank 375

31/8 Penerimaan Kas 919.872 31/8 Pengeluaran Kas 856.446

Hasil penelaahan atas rekonsiliasi bank bulan lalu dan rekening bank bulan agustus menunjukkan hal-hal

berikut:

1. Cek-cek yang belum ditukarkan (outstanding cheque) 31/7/2002 berjumlah 26.042, dan 31/8-

2002 berjumlah 33.561

2. Setoran yang belum dilaporkan oleh bank per 31/7-2002 berjumlah Rp.16422, dan 31/8-2002

berjumlah 21.118

52

Page 53: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

3. Cek No. 216 untuk perlengkapan kantor telah ditulis 695, namun dicatat di jurnal pengeluaran

kas sejumlah $965. Bank mencatat cek tersebut senilai 695

4. Cek yang ditulis oleh perusahaan lain senilai 583 telah dikurangkan oleh bank dari rekening

perusahaan ini.

5. Termasuk dalam rekening Koran bank adalah sebuah memo debit bertanggal 31/8 sebesar 2.475

untuk bunga wesel yang dikeluarkan perusahaan ini pada tanggal 31/7.

6. Sevice charge untuk bulan agustus belum dicatat perusahaan.

7. Dalam rekonsiliasi bank per 31/7-2002, ditunjukkan terdapat service charge 26 & cek kosong 349

Instruksi:

a. Siapkan rekonsiliasi bank 4 kolom untuk menyesuaikan saldo bank menjadi saldo buku

b. Siapkan rekonsiliasi bank 4 kolom yang menyesuaikan saldo bank dan saldo buku menjadi saldo

yang benar.

c. Siapkan ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk menyesuaikan buku perusahaan.

53

Page 54: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

BAB IV

AKUNTANSI PIUTANG (Receivable)

Piutang (Receivable) merupakan klaim

suatu entitas terhadap pelanggan atau pihak lain

atas uang, jasa atau barang. Untuk tujuan

pelaporan keuangan piutang dapat diklasifikasikan

atas piutang jangka panjang dan piutang jangka

pendek. Piutang Jangka Panjang adalah klaim

kepada pihak lain yang diharapkan tertagih lebih

dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu

siklus operasi. Piutang Jangka Pendek merupakan

klaim kepada pelanggan atau pihak lain yang

diharapkan tertagih dalam satu tahun atau satu

siklus operasi normal.

Selanjutnya, piutang dapat juga

digolongkan di neraca atas Piutang Dagang dan

Piutang Non Dagang. Piutang Dagang terdiri atas

Piutang wesel (Notes Receivable) dan Piutang

Usaha (Account Receivable). Piutang wesel

merupakan janji tertulis dari pelanggan atau pihak

lain kepada perusahaan untuk membayar sejumlah

uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan.

Piutang Usaha merupakan janji lisan dari pelanggan

untuk membayar sejumlah uang tertentu pada

suatu tanggal di masa depan. Piutang wesel bisa

berjangka panjang dan berjangka pendek,

tergantung perjanjian antara peminjam/pembeli

dengan yang memberi pinjaman/penjual.

Sedangkan Piutang Usaha biasanya berjangka

pendek dan diharapkan ditagih dalam 30 hari, 45

hari atau 60 hari tergantung syarat-syarat

penjualan (term). Piutang Non Dagang timbul dari

berbagai jenis transaksi yang bukan dari kegiatan

perdagangan, misalnya piutang karyawan, piutang

kepada pemegang saham, uang muka

PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)

PENGAKUAN PIUTANG USAHAPiutang usaha diakui/dicatat sebesar nilai

pertukaran atau nilai faktur yang telah disepakati

oleh pihak penjual dan pembeli. Dalam pengakuan

atas piutang usaha, terdapat dua faktor yang

memengaruhi pencatatan nilai piutang usaha,

yaitu:

1. Diskun Dagang (Trade discount).

Diskun dagang adalah diskun yang

diberikan oleh penjual kepada pembeli atas dasar

daftar harga yang diberikan penjual. Diskun ini

biasanya diberikan karena pembeli membeli

barang/jasa dalam volume/jumlah tertentu atau

kebijakan perusahaan memberikan diskun untuk

mencegah terjadinya perubahan harga berulang-

ulang (harga tetap sesuai katalog, namun diberikan

diskun). Apabila terdapat diskun dagang maka

piutang usaha diakui senilai jumlah neto (setelah

66

Page 55: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

dikurangi diskun). Misalnya, PT. Aris memberikan

diskun 30% untuk setiap pembelian barang.

Apabila pada tanggal tersebut daftar harga

menunjukkan harga perunit Rp. 20.000, maka PT.

Aris mencatat penjualan 100 unit barang yang

dijual secara kredit sebagai berikut:

2. Diskun Tunai (Cash Discount).

Berbeda dengan diskun dagang, diskun

tunai diberikan apabila pembeli barang membayar

sesuai dengan periode diskun yang tercantum

dalam syarat-syarat pembayaran. Apabila pembeli

membayar dalam periode yang disebutkan dalam

syarat-syarat pembelian (term), maka diskun

diberikan sebesar persentase tertentu. Misalnya,

syarat 2/10, net 30 maka diskun 2% diberikan

apabila membayar dalam 10 hari sejak tanggal

penagihan/faktur dan jatuh tempo dalam masa 30

hari sejak tanggal penjualan, atau 2/10 EOM

(Ending of Month) maka diskun 2% diberikan

apabila membayar dalam 10 hari sejak akhir bulan.

Pengakuan terhadap diskun tunai dan piutang

dapat dilakukan dengan dua pendekatan:

a. Metode Neto ( Net Method).

Piutang diakui sebesar jumlah penjualan

setelah dikurangi dengan diskun. Metode ini

mengasumsikan pembeli akan mengambil

kesempatan untuk memanfaatkan diskun yang

diberikan. Apabila diskun tidak diambil

(pembayaran melebihi periode diskun) maka

manajemen pembeli tidak efisien. Diskun yang

tidak diambil akan diakui sebagai keuntungan

karena diskun penjualan dibatalkan (Sales Discount

Forfeited).

b. Metode bruto (Gross Method).

Piutang dicatat sebesar nilai yang ada

pada faktur dan diskun dicatat dalam akun “Diskun

Penjualan” apabila perusahaan menerima

pembayaran pada periode diskun. Metode ini

merupakan metode yang paling mudah diterapkan

dan paling banyak digunakan. Diskun penjualan

67

Page 56: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

disajikan di laporan rugi-laba (Income Statement) sebagai pengurang dari akun Penjualan.

Dibandingkan metode bruto, metode neto

menghasilkan praktik yang lebih baik karena

piutang disajikan dekat dengan nilai realisasinya.

Dalam kenyataan, metode neto sulit diterapkan

karena membutuhkan analisa tambahan dan

pencatatan penyesuaian diakhir perode untuk

diskun tunai yang tidak diambil (Sales Discount

Forfeited).

PENILAIAN PIUTANG USAHAPiutang Usaha dinilai sebesar nilai realisasi

neto (Net Realizable Value), yaitu nilai yang

diperkirakan bisa dikonversi menjadi kas. Untuk

menilai Piutang Usaha pada nilai realisasinya, maka

perlu mengestimasi piutang usaha yang tak

tertagih dan penaksiran atas retur dan penyisihan

penjualan yang akan terjadi. Untuk menaksir

jumlah piutang yang tak tertagih terdapat dua

metode yang biasa digunakan:

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct

Write-Off Method)

2. Metode Penyisihan (Allowance Method)

Metode Penghapusan Langsung

Metode ini digunakan hanya bila piutang

yang tidak tertagih tidak material. Secara teoretis,

metode ini tidak cocok karena tidak memadankan

biaya dan pendapatan periode. Metode

Penghapusan Langsung mencatat biaya piutang tak

tertagih (Bad debt Expense) pada periode ketika

piutang usaha tidak bisa ditagih. Piutang yang

benar-benar tidak bisa ditagih dicatat dengan

mendebit akun biaya piutang tak tertagih dan

mengkreditkan akun piutang usaha. Apabila setelah

dihapus, pelanggan membayar kembali setelah

periode penghapusan piutang usaha, maka

penerimaan itu dicatat sebagai keuntungan (Gain

from Uncollectible Amount Recovery). Metode ini

merupakan metode yang diwajibkan dalam

Undang-Undang Perpajakan.

Metode Penyisihan (Allowance Method)

Dalam metode penyisihan, setiap akhir

periode akuntansi ditaksir/ diestimasi jumlah biaya

piutang tidak tertagih. Hasil taksiran biaya piutang

tak tertagih (Bad debt Expense) dicatat ke jurnal

dengan mendebit akun biaya piutang tak tertagih

dan mengkredit akun penyisihan untuk piutang tak

68

Page 57: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

tertagih (Allowance For Doubtful Account).

Apabila pelanggan benar-benar tidak bisa

membayar, dengan demikian piutang usaha harus

dihapus, maka penghapusan itu dicatat dengan

mendebit akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih

(Allowance For Doubtful Account) dan mengkredit

akun Piutang Usaha. Pembayaran kembali setelah

piutang dihapus dilakukan dengan mendebit

Piutang Usaha yang sudah dihapus dan mengkredit

kembali akun Penyisihan Piutang Yang Tak Tertagih

(Allowance For Doubtful Account). Metode

penyisihan menilai piutang dalam jumlah yang

dapat direalisasikan. Metode ini cocok dengan

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)/Standar

Akuntansi Keuangan (SAK).

Misalnya, total penjualan PT. A selama

Tahun 2006 Rp. 250.000.000. berdasarkan

pengalaman sebelumnya, 2% dari total penjualan

akan sulit ditagih. Pada tanggal 1/5-2007 salah

seorang pelanggan PT. A jatuh pailit, sehingga

Piutang Usaha sebesar Rp. 500.000 atas nama

pelanggan itu diputuskan oleh manajemen harus

dihapus. Tanggal 28/1-2008 pelanggan itu

memberitahukan akan membayar seluruh

kewajibannya pada tanggal 5 maret 2008. Transaksi

Piutang PT. A dapat dicatat dengan kedua metode

seperti ilustrasi dalam tabel berikut ini:

Menaksir Jumlah Biaya Piutang Tak Tertagih

Biaya piutang yang tak tertagih ditaksir

berdasarkan pertimbangan dan pengalaman

masa- masa sebelumnya terkait dengan Piutang

Usaha dan transaksi penjualan. Pertimbangan

yang cermat dan wajar harus dilakukan agar

mencerminkan nilai realisasi dari Piutang Usaha

pada tanggal penyusunan laporan keuangan.

Untuk membantu dalam membuat

pertimbangan, ada dua pendekatan yang bisa

dipakai:

1. Pendekatan Laporan Rugi-Laba (Income

Statement Approach)

2. Pendekatan Neraca (Balance Sheet

Approach)

Pendekatan Rugi Laba dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih

69

Page 58: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Penaksiran didasarkan jumlah penjualan

kredit yang terjadi dalam periode itu dan

manajemen suatu entitas mempertimbangkan

jumlah piutang yang tidak tertagih dari penjualan

kredit yang terjadi dalam periode itu. Persentase

ketidaktertagihan piutang berdasarkan

pertimbangan manajemen itu dikalikan dengan

total penjualan kredit dalam periode itu. Misalnya

dalam tahun 2006 penjualan kredit yang dilakukan

sebesar Rp. 650.000.000 dan berdasarkan

pengalaman tahun sebelumnya piutang yang sulit

ditagih 0,5% dari penjualan. Maka, tahun 2006

jumlah piutang tak tertagih adalah 0,5% x Rp.

650.000.000= Rp. 3.250.000. Biaya piutang tak

tertagih dan Penyisihan piutang dicatat sebagai

berikut:

Pendekatan Neraca dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih

Pendekatan neraca dilakukan dengan

membuat suatu bagan atau skedul Analisa Atas

Umur Piutang Usaha (Aging Schedule). Piutang

usaha diklasifikasikan berdasarkan umur piutang

usaha sejak tanggal penagihan atau faktur

dikeluarkan sampai tanggal penyusunan laporan

keuangan. Piutang usaha masing-masing pelanggan

(Customer) dikelompokkan berdasarkan umur

piutang masing- masing pelanggan. Biasanya

pengelompokkan didasarkan kelipatan dari hari

jatuh tempo ( misalnya, piutang usaha jatuh tempo

30 hari, maka piutang pelanggan dikelompokkan

dalam kelipatan 30, yaitu 60 hari, 90 hari atau 120

hari). Setelah pengelompokan dilakukan maka

manajemen menaksir, berdasarkan pengalaman

periode-perode sebelumnya, ketidaktertagihan

dalam setiap kelompok piutang pelanggan.

Total taksiran jumlah piutang usaha tak

tertagih merupakan jumlah Akun Penyisihan

Piutang Tak Tertagih yang akan disajikan di neraca.

Selisih antara jumlah Akun Penyisihan Piutang Tak

Tertagih sebelum dilakukan penyesuaian dengan

jumlah akun penyisihan Piutang Tak Tertagih hasil

perhitungan merupakan jumlah Akun Biaya Piutang

tak tertagih pada periode itu.

Misalnya, dari akun Piutang Usaha di Buku

Besar PT. A per 31 Desember 2007 saldo akhir

Piutang Usaha sebesar Rp. 207.160.000. Jumlah

Piutang Usaha tersebar pada pelanggan berikut

(data diambil dari buku pembantu/kartu Piutang

Usaha):

70

Page 59: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Piutang Usaha dan Penyisihan untuk Piutang yang

tak tertagih sebelum disesuaikan menunjukkan

saldo piutang usaha Rp. 207.160.000 dan

Penyisihan untuk Piutang yang tak tertagih Rp.

7.456.000. Kebijakan Piutang perusahaan untuk

penyisihan adalah:

- Piutang usaha jatuh tempo 30 hari

- Umur 31-60 hari, persentase

ketertagihan 90%

- Umur 61-90 hari, persentase

ketertagihan 85%

- Umur 91-120 hari persentase

ketertagihan 80%

- > 120 hari, persentase ketertagihan

Piutang 75%

Analisa atas Umur Piutang Usaha dapat dibuat

seperti tabel dibawah ini:

Biaya Piutang tak tertagih (Bad debt Expense) per 31 Desember 2007 dapat dihitung sebagai berikut:

-- Allowance for Doubtful Account setelah penyesuaian Rp. 14.755.000

71

Page 60: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

-- Allowance for Doubtful Account sebelum penyesuaian Rp. 7.456.000

Bad Debt expense Rp. 7.299.000

Biaya Piutang Tak Tertagih dicatat ke jurnal umum dengan cara sebagai berikut:

WESEL TAGIH (PROMISORY NOTE)Di Indonesia, wesel memiliki dua bentuk yaitu

wesel aksep (Bank Draft) dan promes (Promisory

Note). Wesel Aksep (Bank draft) merupakan surat

berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari

bank penerbit draft kepada pihak lainnya (tertarik)

untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang

tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu

yang telah ditentukan. Bank draft ini adalah

merupakan cek namun sumber dana

pembayarannya adalah berasal dari rekening bank

penerbit bukan dari rekening nasabah perorangan.

Sedangkan Promes dalam akuntansi dapat juga

disebut "nota yang dapat diuangkan" adalah

merupakan suatu kontrak yang berisi janji secara

terinci dari suatu pihak ( pembayar) untuk

membayarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya

(pihak yang dibayar). Kewajiban ini dapat timbul

dari adanya suatu kewajiban pelunasan suatu

hutang. Misalnya, dalam suatu transaksi penjualan

barang dimana pembayarannya mungkin saja

dilakukan sebagian secara tunai dan sisanya

dibayar dengan menggunakan satu atau beberapa

promes. Dalam promes disebutkan jumlah pokok

hutang serta bunga (apabila ada) dan tanggal jatuh

tempo pembayarannya. Kadangkala dicantumkan

pula adanya suatu ketentuan yang mengatur

apabila si pembayar mengalami gagal bayar1.

Wesel (note) apabila dilihat dari pihak

yang memberi pinjaman disebut sebagai wesel

tagih (piutang wesel), sedangkan dari pihak

peminjam disebut sebagai wesel bayar (hutang

wesel). Wesel yang jatuh tempo dalam periode 1

tahun disebut sebagai wesel jangka pendek,

sedangkan wesel yang jatuh tempo lebih dari 1

periode akuntansi disebut wesel jangka panjang.

Wesel bisa dikenai bunga (interest bearing note)

namun bisa juga tanpa bunga (non interest bearing

note). Wesel tanpa bunga merupakan wesel yang

secara implisit tidak mencantumkan suatu

persentase bunga namun ada komitmen untuk

membayar suatu jumlah tertentu melebihi jumlah

pinjaman yang diberikan.

PENGAKUAN WESEL Wesel biasanya dibebani bunga dan direalisasikan

sesuai dengan kondisi suku bunga pasar untuk

instrumen yang sesuai dengan wesel itu. Namun

untuk wesel berjangka waktu pendek, bunga pasar

tidak memengaruhi nilai realisasi wesel.

1 Lihat www.wikipedia.com

72

Page 61: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

WESEL JANGKA PENDEK BERBUNGAMisalnya, Pada tanggal 15 Januari 2007 PT. A

melakukan penjualan barang kepada PT. B dan

menerima wesel (promes) 3 bulan berbunga

10%/tahun. Nilai wesel Rp. 10.000.000. PT. A

mencatat wesel itu dijurnal sebagai berikut:

Wesel jangka pendek diklasifikasikan sebagai aktiva lancar dan disajikan sama dengan piutang usaha.

Wesel jangka panjang berbunga; suku bunga nominal berbeda dengan suku bunga pasar (efektif)

Nilai realisasi wesel jangka panjang berbunga

biasanya memperhitungkan pengaruh dari suku

bunga pasar wesel yang berisiko sama dengan

wesel itu. Untuk mengetahui jumlah nilai realisasi

dari wesel, maka harus dicari nilai sekarang dari

wesel dan nilai sekarang dari anuitas penerimaan

bunga wesel itu. Misalnya, pada awal januari 2007

Bank X memberi pinjaman Rp. 10.000.000 kepada

PT.A dan menerima wesel jangka panjang berbunga

10%. Wesel jatuh tempo selama 3 tahun dan suku

bunga pasar untuk wesel yang berisiko sama

adalah 12%, maka nilai sekarang wesel dapat

dihitung sebagai berikut:

Nilai Jatuh tempo wesel Rp10.000.000Nilai sekarang dari nilai jatuh tempo:

Rp7.117.802

Nilai sekarang dari anuitas penerimaan bunga

Rp2.401.831

Nilai Sekarang dari wesel Rp9.519.633Perbedaan (diskun) Rp480.367

tempojatuhNilair n

)1(1

000.000.10.)12,01(

13 Rp

weselbungaPendaparr n

tan)1(11

000.000.1.12,0

)12,01(11 3

Rp

73

Page 62: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Pemasukan ke jurnal pada awal januari 2007 dilakukan sebagai berikut:

Diskun yang dihasilkan diamortisasi selama periode

jatuh tempo wesel. Skedul Amortisasi dengan

metode bunga efektif dapat dilakukan sebagai

berikut:

Pemasukan ke jurnal untuk amortisasi diskun dan penerimaan pendapatan bunga pada tahun pertama

dibuat:

WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA NOMINAL WESEL SAMA DENGAN SUKU BUNGA PASAR (EFEKTIF)

Misalnya, PT. B meminjamkan sejumlah uang

Rp.65.000.000 kepada PT. X dan menerima

wesel 3 tahun berbunga 10%. Suku bunga wesel

dan suku bunga pasar untuk wesel yang

memiliki resiko yang sama adalah 10%. Ini

berarti wesel diterbitkan sama dengan nilai

nominal, sehingga tidak ada diskun yang dicatat.

PT. B mencatat wesel itu sebagai berikut:

74

Page 63: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

WESEL BERBUNGA NOL (ZERO-INTEREST BEARING NOTE)

Wesel berbunga nol merupakan wesel yang tidak

mencantumkan tingkat suku bunga nominal pada

wesel namun nilai realisasi wesel lebih kecil dari

nilai nominal wesel. Perbedaan antara nilai nominal

dan nilai realisasi dicatat sebagai diskun dan

daimortisasi pada saat penutupan buku sebagai

pendapatan bunga sebesar suku bunga yang

menyamakan dengan nilai sekarang dari wesel.

Pada saat wesel dilunaskan maka pihak peminjam

harus membayar sebesar nilai nominal dari wesel

itu.

Misal, PT. X meminjam Rp. 100 juta dari

PT.A dan memberi wesel 3 tahun berbunga nol,

dimana nilai sekarang dari wesel Rp. 77.218.000.

Tingkat suku bunga implisit yang menyamakan nilai

nominal dan nilai sekarang adalah 9 % (lihat tabel

nilai sekarang pada periode 3 dan suku bunga 9%,

nilai sekarang Rp1 untuk periode 3 tahun dan suku

bunga 9% adalah Rp. 0,77218). Untuk mencatat

transaksi itu di jurnal PT. A adalah sebagai berikut:

Diskun wesel diamortisasi pada akhir periode dengan menggunakan metode bunga efektif:

Pencatatan ke jurnal untuk amortisasi pada periode pertama adalah:

PENILAIAN WESEL TAGIH

75

Page 64: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Sama seperti Piutang Usaha, wesel juga

disajiakan sebesar nilai realisasi neto (Net

Realizable Value), yaitu nilai yang diestimasi bisa

direalisasi setelah dikurangi penyisihan-penyisihan

piutang wesel. Estimasi atas Wesel tagih yang tidak

tertagih bisa juga dilakukan dengan pendekatan

neraca atau pendekatan rugi laba, sama seperti

pada Piutang Usaha.

PELEPASAN PIUTANG USAHA DAN WESELDalam peristiwa bisnis normal, piutang

usaha dan wesel ditagih ketika jatuh tempo dan

dikeluarkan dari pembukuan. Namun, terdapat

peristiwa dimana perusahaan pemilik piutang dan

wesel membutuhkan kas dalam waktu singkat

sehingga melakukan transfer piutang ke

perusahaan lain. Alasan lainnya dilakukan

pelepasan piutang adalah:

1. Memberikan fasilitas kepada pembeli

karena hampir seluruhnya perusahaan

dalam industri itu melakukan penjualan

secara kredit/cicilan. Apabila tidak

dilakukan, maka perusahaan tidak dapat

bersaing. Biasanya perusahaan dalam

industri jenis (misalnya perusahaan

penjual mobil atau sepeda motor) ini

bekerjasama dengan suatu perusahaan

pendanaan ( Finance Company) atau Bank.

2. Perusahaan sulit atau tidak memiliki akses

melakukan pinjaman ke pihak lain atau

untuk menghindari penyimpangan dari

persetujuan pinjaman.

3. Penagihan piutang akan memakan waktu

yang panjang dan mahal sehingga

mengalihkan ke pihak lain penagihan

piutang.

Transfer piutang usaha dan wesel ke pihak

lain untuk memperoleh kas dapat dilakukan

dengan:

1. Menggadaikan Piutang Usaha

2. Mentransfer piutang usaha

dengan perjanjian tanggung

renteng atau non tanggung

renteng (Factoring).

MENGGADAIKAN PIUTANG USAHAPiutang Usaha dan wesel bisa menjadi

jaminan atas pinjaman. Dalam perjanjian biasanya

perusahaan pemilik piutang tetap melakukan

penagihan kepada debiturnya dan menyetorkan

hasil penagihan kepada pihak yang memberinya

pinjaman. Biasanya, perusahaan pemberi pinjaman

(bank atau perusahaan pembiayaan) akan

membebankan suatu beban keuangan (Finance

charge). Setiap penagihan digunakan untuk

melunasi pinjaman. Apabila pinjaman tidak dilunasi

maka pemberi pinjaman memiliki hak melakukan

penagihan atas jaminan. Akun Piutang Usaha tetap

dipegang dan dicatat oleh perusahaan yang

menggadaikan piutang usaha.

Misalkan, 1 Mei 2007 PT. A menjaminkan

Piutang Usaha senilai Rp. 100.000.000 kepada Bank

untuk pinjaman Rp. 80 Juta. Bank membebankan

suatu beban keuangan 2% dan bunga wesel

pinjaman 12%. Cicilan PT. A dilakukan setiap bulan

76

Page 65: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

atas penerimaan Piutang usaha. Transaksi yang

terjadi atas piutang usaha:

1. Bulan Mei PT. A menagih piutang

senilai Rp. 30.000.000, diskun tunai Rp.

600.000 dan retur penjualan Rp.

2.000.000.

2. Pada bulan Juni PT. A melakukan

pembayaran kepada Bank X atas

penagihan Piutang Usaha.

3. Seluruh Piutang Usaha berhasil

ditagih Bulan Juni dan terdapat

penghapusan piutang Rp. 5 Juta.

4. Pada bulan Juli dilunaskan

seluruh pinjaman kepada Bank X

Pencatatan ke jurnal yang harus dilakukan

kedua belah pihak adalah:

TRANSFER (ANJAK) PIUTANGPiutang Usaha juga bisa ditransfer (dijual

atau dijaminkan) untuk memperoleh kas. Piutang

usaha biasanya dijual ke perusahaan pendanaan

(Finance Company) . Dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 84/PMK. 012/2006 tentang

perusahaan pembiayaan disebutkan Anjak Piutang

77

Page 66: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

(Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam

bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek

suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang

itu. Transfer piutang dilakukan dengan tanggung

renteng/dengan jaminan (with recourse) maupun

tanpa tanggung renteng/tanpa jaminan (Without

Recourse). Transfer Piutang usaha biasanya

dilakukan dengan pemberitahuan atau notifikasi

kepada pelanggan agar melakukan pembayaran

kepada Faktor (pihak yang menerima transfer

piutang usaha/Transferee)

Transfer Piutang tanpa Tanggung Renteng/tanpa

jaminan

Transfer piutang usaha tanpa tanggung

renteng dianggap sebagai penjualan piutang usaha.

Dalam transfer piutang tanpa tanggung renteng,

pihak pembeli piutang (Faktor) menanggung

seluruh Risiko ketidaktertagihan piutang.

Pengendalian terhadap piutang usaha berpindah

kepada Faktor. Faktor akan mengenakan beban

pendanaan (Finance Charge) dan menahan

persentase tertentu dari piutang usaha sebagai

jaminan (retensi) apabila ada klaim dari pelanggan

terhadap barang rusak atau ada pengembalian

(retur) atau ada piutang yang tidak tertagih. Dalam

transaksi ini, pihak penjual piutang mengakui

keuntungan atau kerugian dari penjualan piutang.

Keuntungan atau kerugian penjualan piutang dapat

dihitung dengan cara:

- Nilai Buku Piutang Usaha xxx

- Nilai Realisasi Penjualan Piutang Usaha xxx

- Nilai yang ditahan factor

(Retensi Kepada Faktor) xxx+ (xxx)

Keuntungan (Kerugian) Penjualan Piutang usaha xxx

TRANSFER PIUTANG SECARA TANGGUNG RENTENG/DENGAN JAMINANTransfer Piutang Usaha secara tanggung

renteng dapat dipandang sbagai transaksi

penjualan atau transaksi pinjam meminjam dengan

jaminan Piutang Usaha. PSAK No. 43 menjelaskan

bahwa Transfer Piutang Usaha dapat dipandang

sebagai penjualan apabila keadaan-keadaan

berikut semuanya terpenuhi:

1. Klien (Pihak yang

mentransfer) tidak lagi memiliki manfaat

ekonomi masa depan dari piutang dan

tidak menanggung risiko kolektibilitas yang

terkandung dalam piutang;

2. Kewajiban klien dalam

perjanjian recourse (tanggung renteng)

dapat diestimasi/ditaksir secara andal; dan

3. Klien tidak memiliki

kewajiban atau opsi untuk membeli

kembali piutang itu.

Apabila ketiga ketentuan itu tidak

terpenuhi, maka transfer piutang usaha harus

dipandang sebagai pinjaman, bukan sebagai

penjualan.

Perbedaan antara penjualan piutang dengan

tanggung renteng dan tanpa tanggung renteng

78

Page 67: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

adalah pihak pemilik piutang usaha mentransfer

piutang usaha dan menjamin pembayaran piutang

usaha sebesar kewajiban tanggung renteng yang

disepakati apabila pelanggan gagal membayar

piutang usaha. Kewajiban tanggung renteng

(Recourse Liability) dianggap pihak penjual piutang

(Transferor) sebagai kerugian penjualan Piutang.

Apabila estimasi ketidaktertagihan piutang usaha

tidak terjadi, maka Pihak Penjual (Tranferor) akan

mencatat kembali kewajiban tanggung renteng ini

sebagai pendapatan. Namun, apabila pelanggan

gagal membayar piutang, maka akun kewajiban

tanggung renteng dibebankan ke akun Retensi

pada Faktor.

Contoh transaksi dan pencatatan

untuk membedakan kedua model penjualan

piutang itu dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1. Tanggal 1/5-2008 PT. A mentransfer

Piutang Usaha Jangka Pendek kepada

suatu perusahaan pembiayaan. Piutang

Usaha yang ditransfer sebesar Rp. 150

juta. Perusahaan pembiayaan

mengenakan beban pendanaan (Finance

Charge) 5% dari piutang dan menahan 10

% sebagai jaminan atas retur atau diskun

penjualan. Ditaksir, Rp. 3juta dari piutang

usaha itu akan sulit ditagih.

2. Selama bulan Mei dan Juni, Pihak Faktor

melakukan penagihan Piutang

Rp.138.250.000. Retur Rp. 5.000.000,

diskun yang diberikan Rp. 5.750.000 dan

tak tertagih Rp.3.000.000.

79

Page 68: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

80

Page 69: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Soal Latihan:1. (Pengakuan Piutang Usaha)

Berikut ini adalah transaksi penjualan PT. A: Penjualan barang dagang secara kredit Rp. 25.000.000. Syarat 2/10, n/30. Barang dikembalikan senilai Rp. 2.000.000 Penerimaan piutang dagang Rp. 15.000.000 dalam periode potongan tunai Penerimaan sisa piutang dagang melebihi periode potongan tunai.

Diminta: Catat seluruh transaksi ke jurnal umum menggunakan metode neto dan metode bruto

2. (Pengakuan biaya piutang tak tertagih). Berikut ini adalah sebagian data piutang usaha PT. Amas sekora:Penjualan Kredit selama tahun 2008 Rp. 1.897.096.540. Jumlah piutang usaha Rp. 985.456.231, saldo penyisihan untuk piutang tak tertagih (Rp. 13.236.750). Beberapa informasi penting yang diperlukan berkaitan dengan piutang usaha adalah:31/12/2008 terdapat pelanggan (PT. Uni Unio) yang sudah pailit dan tidak mampu membayar.

Jumlah piutang usaha Rp. 2.300.000 harus dihapus.31/12/2008 ditaksir 0,5% dari penjualan kredit akan sulit untuk ditagih1/2/2009 PT. Uni Unio menyatakan akan melunasi hutangnya15/2/2009 PT. Uni Unio membayar seluruh kewajibannya

Diminta:1. Catat transaksi 31/12/2008 s.d 15/2/2009 dalam bentuk jurnal umum dengan asumsi

a. Menggunakan metode penyisihanb. Menggunakan metode penghapusan Langsung

2. Sajikan Piutang usaha di neraca 31 desember 2008:a. Menggunakan metode penyisihanb. Menggunakan metode penghapusan Langsung

3. (Wesel tagih jangka pendek)1/12-2008 PT. Burung Nuri menjual barang Rp. 23.000.000 dan mengeluarkan wesel 3 bulan berbunga 9%/tahun Diminta: Buat pencatatan dalam bentuk jurnal umum pada tanggal 1/12-2008, 31/12/2008, 1/3-2009

4. (Wesel tagih jangka panjang berbunga, bunga pasar berbeda dengan bunga nominal)1 september 2008 PT. Mutiara memberi pinjaman Rp. 76.000.000 kepada PT. Bahtera permai dan menerima wesel 3 tahun berbunga 9% bungan dibayar tahunan. Suku bunga pasar pada saat itu 11%. Anda diminta memberikan saran kepada PT. Mutiara untuk membuat pencatatan tanggal 1 september 2008 dan 31 desember 2008, 1 september 2009 dalam bentuk jurnal umum.

5. (Wesel Tagih Jangka Panjang berbunga nol)1 September 2008 PT. Mulia meminjam Rp. 80 juta dari PT.A dan memberi wesel 3 tahun berbunga nol. PT. Mulia menerima kas Rp. 61.774.400. Tingkat suku bunga pasar 9 % (lihat tabel nilai sekarang pada periode 3 dan suku bunga 9%, adalah Rp. 0,77218). Buat Pencatatan tanggal 1/9’08,31/12/08 dalam bentuk jurnal umum

6. Neraca saldo PT. Enrico per 31 Desember 2006 sebelum penyesuaian menunjukkan data berikut:

Account Receivable Rp. 65.000.000Allowance for Doubtful Account (Rp. 1.625.000)Note Receivable Rp.25.000.000

82

Page 70: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Anda menemukan fakta-fakta berikut ini:1. Terdapat piutang usaha kepada PT. Darli Rp. 1.450.000. Menurut manajemen Perusahaan ini

sudah pailit sehingga piutang harus dihapuskan.2. Menurut manajemen, ditaksir 5% dari piutang bruto akan sulit untuk ditagih.3. Wesel tagih merupakan wesel berjangka waktu 6 bulan yang dikeluarkan pada tanggal 5

november 2006 berbunga 10%Diminta:

1. Buat pencatatan ke jurnal (ayat jurnal) yang harus dibuat oleh PT. Enrico2. Sajikan seluruh piutang usaha per 31 Desember 2006 setelah penyesuaian

3.

Diminta:1. Buat taksiran biaya piutang tak tertagih tahun 2005 dengan membuat skedul umur piutang usaha2. Buat penyesuaian dan koreksi yang diperlukan sehingga menunjukkan jumlah piutang yang benar

di neraca periode 31 desember 20053. Berapa jumlah piutng neto periode sampai 31 desember 2005 setelah dilakukan koreksi dan

penyesuaian

4. Berikut ini adalah informasi yang berhubungan dengan PT. Skala:

a. Piutang Pelanggan sejumlah Rp. 40.000.000 telah digadaikan kepada Andika Finance sebagai jaminan untuk pinjaman Rp. 30.000.000

b. Penagihan kas atas piutang yang digadaikan adalah Rp. 18.000.000c. Hasil penagihan piutang dan cek senilai Rp. 3.000.000 untuk bunga pinjaman dikirimkan

ke Andika Financed. Hasil penagihan atas piutang yang digadaikan Rp. 16.200.000e. Pinjaman dilunasi ditambah bunga Rp. 1.200.000

Diminta: Buat pencatatan ke jurnal umum oleh PT. Skala

5. Pada 1/3-2008 PT.A membutuhkan dana sehingga mentransfer piutang dagang kepada Moga Finance. Piutang yang ditransfer sejumlah Rp. 150.000.000. Pihak Moga Finance mengenakan beban pembiayaan 6% dari piutang dan menahan 8% sebagai jaminan atas retur atau potongan penjualan. Ditaksir Rp. 2.500.000 dari piutang itu akan sulit untuk ditagih. Selama bulan April dan Mei, pihak Moga Finance melakukan penagihan piutang usaha Rp. 126.780.000, retur penjualan Rp. 3.500.000 dan tak tertagih Rp. 4.000.000.

Buat Pencatatan ke jurnal umum oleh PT. A dan Moga Finance apabila: Penjualan Piutang dengan tanggung renteng Penjualan piutang tanpa tanggung renteng

83

Page 71: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

BAB V

AKUNTANSI SEDIAAN2 (INVENTORIES)

Aliran kos itu dapat dimasukkan dalam jurnal sebagai berikut:

2 Menurut kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD), sediaan merupakan hasil dari proses menyediakan (penyediaan). Pertalian yang tepat dari bentuk dasar sedia adalah menyediakan (verba), penyedia (pelaku/alat), penyediaan (proses) dan sediaan (hasil). Untuk mengikuti pertalian antara bentuk dan makna yang sudah diatur dalam EYD, maka istilah yang tepat adalah sediaan, bukan persediaan.

84

Sediaan adalah barang yang tersedia

digudang atau tempat penyimpanan suatu

entitas pada tanggal tertentu. Sediaan terdiri

atas beberapa jenis, tergantung pada bentuk

entitasnya. Beberapa contoh dari sediaan adalah:

Sediaan Bahan Baku

Sediaan Barang Dalam Proses

Sediaan Barang Jadi

Sediaan Barang Dagang

Sediaan Barang Habis Pakai

Untuk jenis perusahaan manufaktur,

sediaan terdiri dari tiga jenis, yaitu Sediaan Bahan

Baku, Sediaan Barang Dalam Proses dan Sediaan

Barang Jadi. Arus kos sediaan pada perusahaan

manufaktur dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 72: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Mutasi sediaan pada perusahaan dagang, dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Saldo sediaan barang dagang dipengaruhi oleh

transaksi-transaksi berikut ini:

Pembelian barang dagang

Retur Penjualan

Retur Pembelian dan diskun pembelian

Penjualan barang dagang

penyesuaian-penyesuaan terhadap saldo

sediaan (sediaan hilang, menyusut,dll)

85

Page 73: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

SISTEM PENCATATAN SEDIAANTerdapat dua sistem pencatatan sediaan:

Sistem pencatatan sediaan

Perpetual

Sistem Pencatatan sediaan secara

periodik

Sistem Pencatatan sediaan secara perpetual

Sistem pencatatan sediaan secara

perpetual melakukan pencatatan kos sediaan

secara terus menerus ke pembukuan. Setiap

perubahan dalam sediaan langsung dicatat dengan

mendebit atau mengkredit akun sediaan. Teknik

pencatatan apabila menggunakan sistem ini

adalah:

1. Setiap terjadi pembelian barang, akun

sediaan didebit

2. Apabila terjadi pembayaran ongkos

masuk, menerima diskun tunai atas

pembelian, atau pengembalian dan

penyisihan penjualan, maka nilai transaksi

langsung dicatat ke akun sediaan, bukan ke

akun khusus untuk mencatat peristiwa-

peristiwa itu.

3. Setiap terjadi penjualan barang, maka

akun sediaan di kreditkan dan akun kos dari

barang terjual (Cost of Goods Sold) didebitkan

4. Setiap jenis sediaan dibuatkan kartu

sediaan yang berfungsi sebagai buku

pembantu (subsidiary ledger) dari akun

sediaan.

Sistem sediaan perpetual mencatat mutasi

sediaan secara terus menerus ke akun sediaan

sehingga posisi sediaan tetap bisa diketahui setiap

saat. Untuk menghasilkan pengendalian yang baik,

maka sistem pencatatan sediaan secara perpetual

bisa digunakan.

Sistem Pencatatan sediaan secara periodik

Sistem ini mencatat mutasi (perubahan)

terhadap saldo sediaan ke masing-masing akun

yang menunjukkan transaksinya, bukan ke akun

sediaan. Teknik pencatatan apabila menggunakan

sistem ini adalah:

1. Setiap terjadi pembelian barang

kos sediaan dicatat ke akun Pembelian.

2. Apabila terjadi pembayaran

ongkos masuk, menerima diskun tunai atas

pembelian, atau pengembalian dan

penyisihan penjualan, maka nilai transaksi

langsung dicatat ke akun masing-masing

(Akun biaya angkut pembelian, diskun

pembelian, akun retur dan penyisihan

pembelian) bukan ke akun sediaan.

3. Setiap terjadi penjualan barang,

maka akun sediaan tidak dikreditkan.

4. Untuk menghitung kos dari

barang yang terjual (Cost of Goods Sold),

maka harus dilakukan perhitungan sebagai

berikut:

Kos dari barang terjual (Cost of Goods Sold)

Sediaan awal periode (Beginning Balance) xxxPembelian (Purchases) xxxRetur pembelian (Purchase Return) (xxx)Diskun pembelian (Purchase Discount) (xxx)Biaya angkut (Freight In) xxx +Pembelian neto (Net Purchase) xxx+Barang tersedia untuk dijual xxx(Goods Available for sale)Sediaan akhir Periode (Ending Balance) (xxx)Kos dari barang terjual (Cost of Goods Sold) xxx

86

Page 74: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

5. Sediaan akhir diketahui

jumlahnya hanya dengan melakukan

perhitungan fisik.

6. Dibuat jurnal untuk

menutup/menyesuaikan saldo sediaan akhir

ke neraca dan menutup akun-akun

pembelian, retur pembelian, biaya angkut

pembelian.

Perbandingan sistem perpetual dan sistem periodik

87

Page 75: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

KEPEMILIKAN ATAS SEDIAANKepemilikan (hak) atas sediaan

menentukan siapa yang mencatat barang sebagai

sediaannya. Untuk menetapkan hak atas sediaan,

ada beberapa kondisi yang harus dianalisis:

Barang dalam perjalanan pada

saat menyusun laporan keuangan

Untuk menetapkan siapa yang berhak atas

barang yang sedang dalam perjalanan pada saat

penyusunan laporan keuangan, maka harus dilihat

88

Page 76: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

syarat (term) dari pembayaran ongkos angkut yang

ada di konosemen (Bill of Lading). Terdapat dua

syarat pengiriman yang bisa menunjukkan

kepemilikan dari barang:

1. FOB Shipping Point (Free On Board

Shipping Point) atau franko penjual. Apabila

penjualan dilakukan dengan ketentuan ini

maka ongkos angkut pengiriman barang

ditanggung oleh pihak pembeli barang. Hal itu

berarti kepemilikan barang berpindah apabila

barang sudah keluar dari pelabuhan atau

tempat pengiriman. Pihak penjual dengan

segera mengkreditkan akun sediaan dan pihak

pembeli mendebitkan akun pembelian atau

sediaan. Ketentuan ini biasanya dituliskan

sesuai dengan kota pihak penjual (misalnya:

apabila pihak penjual berada di Kota Medan

maka dituliskan FOB Medan atau Franko

Medan)

2. FOB Destination (Free On Board Shipping

Point) atau franko pembeli. Apabila penjualan

dilakukan dengan ketentuan ini maka ongkos

angkut pengiriman barang ditanggung oleh

pihak penjual barang. Hal itu berarti

kepemilikan barang berpindah apabila barang

sudah sampai ke tujuan atau tempat pembeli

berada. Pihak penjual mengkreditkan akun

sediaan apabila barang sudah sampai pada

pembeli barang dan pihak pembeli

mendebitkan akun pembelian atau sediaan

apabila sudah diterima. Ketentuan ini

biasanya dituliskan sesuai dengan kota pihak

pembeli (misalnya: apabila pihak pembeli

berada di Kota Jakarta maka dituliskan FOB

Jakarta atau Franko Jakarta)

Barang Konsinyasi

Salah satu metode pemasaran yang

banyak dipakai adalah konsinyasi. Pihak penitip

(disebut konsinyor) mengirimkan barang kepada

agen penjual dimana agen penjual berkewajiban

menjual barang konsinyasi itu. Apabila barang tidak

terjual maka pihak penitip bisa mengambil atau

mengganti barang dengan barang yang baru.

Dalam metode pemasaran secara konsinyasi

barang tetap menjadi hak penitip barang sampai

barang itu terjual. Pihak yang menerima titipan

(konsinyee) menerima komisi atas penjualan

barang dan berkewajiban menjaga barang dan

menempatkan barang di tempat yang pantas.

Perjanjian Penjualan Khusus

1. Penjualan dengan perjanjian membeli

kembali

Kadang-kadang perusahaan mendanai

sediaannya tanpa melaporkan adanya hutang atau

sediaan di neraca. Hal ini dilakukan dengan

penjualan dengan perjanjian membeli kembali.

Dalam model transaksi ini pihak penjual dan

pembeli melakukan perjanjian jual beli dimana

pihak penjual berjanji akan membeli kembali

sediaan dengan harga yang disepakati. Oleh pihak

pembeli, barang ini digunakan sebagai jaminan

untuk pinjaman dari bank. Hasil peminjaman uang

dari bank digunakan oleh pembeli untuk melunasi

transaksi penjualan barang. Dimasa depan, pihak

penjual membeli kembali seluruh barang dan pihak

pembeli menggunakan hasilnya untuk melunasi

hutang ke bank. Transaksi itu dapat diilustrasikan

sebagai berikut:

89

Page 77: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Dengan melakukan penjualan dengan perjanjian

membeli kembali pihak penjual bisa

menghindarkan pencatatan hutang dan

memanipulasi penghasilan. Sedian dengan skema

penjualan ini tetap dicatat oleh pihak penjual.

Pihak penjual tetap sebagai pemilik barang dan

juga harus mencatat hutang ke bank sebagai

kewajibannya.

2. Penjualan dengan tingkat pengembalian

yang tinggi

Apabila dalam suatu operasi usaha

terdapat tingkat pengembalian (return) yang tinggi

karena ada perjanjian dagang yang

memungkinkannya, maka terdapat dua alternatif

pencatatan transaksi penjualan. Pencatatan

transaksi penjualan bisa dilakukan pada saat

terjadinya transaksi dan mencatat taksiran

pengembalian dan penyisihan penjualan pada

akun taksiran penembalian dan penyisihan

penjualan. Penjual bisa juga tidak mencatat

penjualan sampai suatu keadaan yang

mengindikasikan jumlah yang akan dikembalikan

oleh pembeli. Apabila jumlah pengembalian bisa

ditaksir dengan akurat, maka sediaan juga bisa

dikreditkan pada saat mencatat penjualan.

3. Penjualan Cicilan

Penjualan cicilan merupakan cara

penjualan lainnya dalam praktik bisnis.

Pelanggan akan melakukan cicilan sampai

periode waktu tertentu. Cara penjualan

secara cicilan sangat beresiko, terutama

tingkat ketertagihan piutang. Oleh karena itu,

dalam penjualan cicilan biasanya hak

kepemilikan atas barang berpindah apabila

cicilan telah diselesaikan. Namun, terkait

dengan kepemilikan atas sediaan dalam

penjualan cicilan, barang-barang harus

dikeluarkan dari akun sediaan pihak penjual

apabila persentase dari piutang yang tak

tertagih bisa ditaksir secara akurat.

PENGARUH POTONGAN TUNAI PEMBELIAN TERHADAP KOS SEDIAANDiskun pembelian diterima apabila entitas

membayar hutang usaha pada rentang waktu

diskun yang diberikan pihak penjual. Untuk

mencatat diskun pembelian terdapat dua metode

90

Page 78: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

yang bisa digunakan, yaitu metode neto (Net

Method) dan Metode Bruto (Gross Method).

Dengan menggunakan metode neto diskun

pembelian langsung dikurangkan dari pembelian/

sediaan barang da hutang usaha. Apabila diskun

tidak diambil maka didebitkan akun kerugian atas

diskun pembelian (Purchase discount Lost). Akun

kerugian karena tidak memanfaatkan dikun

pembelian dilaporkan di laporan rugi laba pada

kelompok biaya lain-lain (Other Expenses and

Losses).

Metode bruto dioperasikan dengan

mencatat pembelian/sediaan pada jumlah bruto.

Pada saat pembayaran hutang pada masa diskun,

pembeli barang mencatat diskun dalam akun

diskun pembelian (apabila menggunakan sistem

periodik) atau mengkreditkan akun sediaan

(apabila menggunakan sistem perpetual). Misalnya,

PT. A menggunakan sistem periodik dan membeli

barang dengan syarat 2/10,n/30 pada tanggal 1/5-

2005 seharga Rp. 10 juta. Apabila pembayaran

dilakukan dalam periode diskun atau diluar periode

diskun, pencatata yang dilakukan adalah:

PENILAIAN SEDIAAN BERBASIS ALIRAN KOS HISTORISSediaan dinilai atas dasar kos historis.

Penyimpangan atas basis ini dapat dilakukan

apabila terdapat kondisi- kondisi lain, misalnya

penurunan nilai sediaan menuju nilai pasar atau

kondisi yang memerlukan estimasi atas nilai

sediaan. Penilaian berbasis aliran kos historis terdiri

atas beberapa metode:

Identifikasi spesifik (Specific

Identification)

FIFO (First In First Out/Masuk

Pertama Keluar Pertama)

LIFO (Last In First Out/ Masuk

Terakhir Keluar Pertama)

Average (Rata-Rata)

Keempat asumsi aliran kos sediaan itu dapat

diterapkan pada sistem pencatatan periodik

maupun perpetual.

A. Identifikasi Spesifik

Metode aliran kos ini digunakan apabila

terdapat ciri-ciri khusus dari setiap jenis sediaan.

Karena setiap jenis memiliki kualitas dan harga

yang berbeda-beda, maka setiap barang yang

terjual harus dikenali tanggal pembeliannya

sehingga barang yang tersisa (sediaan) dan terjual

bisa diidentifikasi kos-nya. Metode aliran kos ini

merupakan metode yang terbaik namun sulit untuk

91

Page 79: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

dilakukan, terutama pada barang yang jenisnya

banyak. Biasanya, metode ini digunakan pada

entitas yang memiliki jenis sediaan sedikit, mahal

dan mudah dibedakan berdasarkan karakteristik

barang (misalnya: emas, perhiasan, mobil,

furniture, berlian,dll).

Misalkan PT. A memiliki data terkait

dengan sediaan sebagai berikut:

Apabila Sediaan akhir ( 600 unit, berasal dari 300 +

685 -30 -395 + 40) diidentifikasi berasal dari

sediaan awal (185 unit), pembelian 02/1-07 (70

unit), 16/1 (10 unit), dan 20/1 (175 unit), 31/1 (160

unit), maka kos sediaan akhir dapat dihitung:

B. FIFO

Metode aliran kos sediaan dengan FIFO

mengasumsikan aliran kos atas sediaan yang keluar

diambil dari kos sediaan yang paling awal masuk

( kos sediaan yang pertama masuk merupakan

basis menentukan kos sediaan yang dikeluarkan).

Metode ini mengasumsikan kos sediaan akhir

berasal dari sediaan yang terakhir masuk ke

gudang/tempat penyimpanan. Metode FIFO bisa

diterapkan dalam sistem pencatatan periodik

maupun perpetual.

92

Page 80: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

FIFO pada sistem pencatatan periodik

Pada sistem pencatatan periodik,

Kunatitas dan kos sediaan akhir diketahui apabila

dilakukan perhitungan fisik terhadap sediaan. Kos

dari barang yang terjual (Cost of Goods Sold)

berasal dari harga pembelian yang paling awal

sedangkan kos sediaan akhir berasal dari

pembelian yang terakhir dan ditarik mundur

sampai suatu tanggal dimana kuantitas sediaan

terpenuhi. Berdasarkan contoh PT. A sebelumnya,

maka kos sediaan akhir dengan metode FIFO dalam

sistem Periodik dapat dihitung sebagai berikut:

FIFO pada sistem pencatatan Perpetual

Dalam sistem sediaan perpetual,

manajemen sediaan dilakukan dengan membuat

kartu sediaan (di bagian akuntansi) yang memuat

setiap mutasi (pergerakan) barang serta kos-nya.

Apabila dipakai metode FIFO, maka setiap barang

yang keluar karena terjual dihitung kos-nya

berdasarkan kos sediaan akhir yang pertama dibeli.

Kos dari sediaan akhir berasal dari harga pembelian

barang yang terakhir..

Dari contoh sebelumnya, sediaan akhir PT.

A dapat dihitung dengan menggunakan metode

aliran FIFO dalam sistem sediaan perpetual:

93

Page 81: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Walaupun saldo sediaan akhir bisa diketahui dari

kartu sediaan, namun perhitungan fisik terhadap

sediaan akhir tetap harus dilakukan minimal pada

saat akhir periode akuntansi

C. METODE LIFO

Metode LIFO bergerak dalam arah yang

berlawanan dengan metode FIFO. Pada metode

aliran kos ini, kos dari barang yang dijual (Cost of

Goods Sold) diambil dari kos sediaan yang terakhir

dibeli sehingga kos sediaan akhir berasal dari kos

barang yang pertama dibeli.

LIFO pada sistem pencatatan periodik

Dalam sistem periodik, kos sediaan akhir

diketahui jika dilakukan perhitungan fisik terhadap

sediaan. Kos sediaan akhir berasal dari pembelian

yang pertama dilakukan dan kemudian ditarik maju

sampai kepada tanggal pembelian dimana seluruh

unit dalam sediaan terpenuhi. Dalam contoh

sebelumnya, kos sediaan akhir PT. A, apabila dinilai

dengan metode LIFO pada sistem sediaan periodik,

dapat dihitung sebagai berikut:94

Page 82: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

LIFO pada sistem pencatatan perpetual

Pada sistem perpetual, kos dari barang

yang dijual ditentukan berdasarkan kos pembelian

barang terakhir. Kos sediaan akhir dihitung dari

harga pembelian yang pertama dilakukan. Dari

contoh PT. A sebelumnya, nilai sediaan akhir dapat

dihitung sebagai berikut:

D. METODE AVERAGE (RATA-RATA)

Metode rata-rata juga dapat diaplikasikan

pada sistem pencatatan periodik dan perpetual.

Metode Average dalam sistem periodik (Rata-Rata

Tertimbang)

Metode ini tidak mendasarkan kos sediaan

berdasarkan aliran barang masuk atau keluar,

namun merata-ratakan kos dari barang yang

tersedia untuk menghitung kos sediaan akhir. Dari

contoh PT. A sebelumnya, kos sediaan akhir dapat

dihitung sebagai berikut:

95

Page 83: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Metode Average dalam Sistem Perpetual (Rata-

rata Bergerak)

Sediaan yang di catat dikartu sediaan

dirata-ratakan kos-nya setiap terjadi pembelian

barang. Dari data sediaan PT. A, sediaan akhir

dapat dihitung dari kartu sediaan berikut ini:

Rata-rata sediaan dihitung dengan

menambahkan total saldo sediaan sebelum

pembelian ditambah total harga beli barang,

kemudian membagikan hasil penjumlahan itu

dengan total kuantitas sediaan. Misalnya, kos/unit

sediaan pada tanggal 16 Januari 2007 dapat

dihitung sebagai berikut:( 50.250 +33.000) : (335

+200) = Rp. 156. Dari beberapa metode sediaan

yang sudah dijelaskan, metode rata-rata

merupakan metode yang paling sederhana dan

mudah dilakukan.

Perbandingan Rugi-laba Masing-Masing Metode

96

Page 84: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Masing-masing metode menghasilkan kos

sediaan dan kos dari barang terjual yang berbeda-

beda. Kos sediaan yang berbeda-beda ini

menghasilkan laba bruto yang berbeda.

Perbandingan laba rugi masing-masing metode

dengan menggunakan data PT. A diatas, dengan

asumsi setiap barang dijual seharga Rp. 250 per

unit, dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Dari tabel diatas terlihat bahwa metode

FIFO menghasilkan laba yang lebih tinggi karena

kos sediaan akhir dengan metode FIFO lebih tinggi

dibandingkan metode-metode aliran kos sediaan

lainnya. Metode aliran kos apapun yang dipilih

untuk dipakai harus digunakan secara konsisten

(dipakai dari satu periode ke periode berikutnya)

untuk menjaga keandalan dan keterbandingan

informasi keuangan.

Perpindahan dari satu metode aliran kos

sediaan ke metode lainnya tetap dimungkinkan

dengan alasan yang masuk akal dan dijelaskan

dalam Catatan Terhadap Laporan Keuangan (Notes

to Financial Statements).

4. METODE LAIN UNTUK MENILAI DAN MENAKSIR KOS SEDIAAN

Secara umum sediaan dinilai berdasarkan

metode kos histories, yaitu salah satu dari antara

metode identifikasi khusus, FIFO, atau rata-rata.

Penyimpangan dari basis kos histories ini bisa

dilakukan sepanjang terdapat hal yang

memungkinkan metode berdasarkan kos historis

sulit atau tidk memungkinkan untuk dilakukan.

Beberapa cara untuk menilai atau menaksir sediaan

diluar metode aliran kos histories adalah:

1. Metode Lower of Cost or Market

(Terendah antara Kos dan Pasar)

2. Metode Lower of Cost or Net Realizable

Value (Terendah antara Kos dan Nilai

Realisasi Neto)

3. Metode Relative Sales Value (Nilai

Penjualan Relatif)

4. Metode Gross Profit (Laba Bruto)

5. Metode Retail Inventory (Sediaan Eceran)

97

Page 85: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

LOWER OF COST OR MARKET (TERENDAH ANTARA

KOS DAN PASAR)

Metode Lower of Cost or Market

(Terendah antara Kos dan Pasar) digunakan untuk

menilai sediaan pada waktu laporan keuangan akan

disusun. Metode ini digunakan apabila manfaat

sediaan menurun dibawah nilai/kos sediaan.

Kondisi tersebut terjadi apabila nilai pasar

sediaan lebih rendah dari kos sediaan karena

kerusakan sediaan atau sediaan merupakan

barang usang. Akibatnya, kerugian karena nilai

pasar yang lebih rendah dari kos sediaan harus

diakui/dicatat pada periode penilaian. Kos sediaan

yang dinilai dengan salah satu metode berbasis kos

(FIFO, LIFO, AVERAGE atau Identifikasi Khusus)

dibandingkan dengan nilai pasarnya, yaitu harga

beli barang apabila pada saat penilaian barang itu

dibeli kembali.

Harga pasar merupakan kos pengganti

(Replacement Cost) dari sediaan, yaitu harga pasar

apabila barang yang sama dibeli pada tanggal

penilaian, bukan harga jual dari sediaan itu.

Misalnya, barang yang memiliki kos Rp. 20,000

pada tanggal penyusunan laporan dapat dibeli

dengan harga Rp. 19.500 maka kos pengganti

adalah Rp.19.500. Selisih antara nilai sediaan yang

dinilai berbasis kos dengan nilai pasarnya dianggap

sebagai kerugian penurunan sediaan dan

dibebankan pada periode dimana penurunan

terjadi. Penilaian ini merupakan cara yang

konservatif dalam menilai sediaan.

Cara kerja metode LCM

Metode LCM bekerja sesuai dengan

gambar berikut ini:

Penjelasan:

1. Kos sediaan merupakan nilai

sediaan yang dinilai dari salah satu metode

berbasis kos: FIFO, LIFO, AVERAGE, dan

Identifikasi Khusus.

2. Nilai pasar merupakan Kos

pengganti, yaitu harga beli sediaan pada saat

penilaian dilakukan. Kos pengganti

(Replacement Cost) tidak boleh melebihi nilai

realisasi neto, yaitu estimasi penjualan setelah

dikurangi estimasi pengeluaran untuk

menyelesaikan sediaan (estimasi biaya

penyelesaian) dan biaya penjualan, dan tidak

boleh lebih rendah dari nilai realisasi neto

98

Page 86: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

setelah dikurangi penyisihan marjin laba

normal.

3. Apabila nilai pengganti melebihi

nilai realisasi neto maka yang digunakan

sebagai nilai pasar adalah nilai realisasi neto

karena nilai realisasi neto merupakan nilai

penjualan neto (harga jual dikurangi biaya

penyelesaian dan biaya penjualan) yang

diharapkan mengalir ke perusahaan. Nilai

Realisasi Neto menutupi kerugian yang

disebabkan oleh kerusakan atau keusangan

sediaan. Apabila nilai pengganti melebihi nilai

realisasi neto dan dipakai sebagai asumsi nilai

pasar maka sediaan menjadi lebih tinggi dari

nilai realisasinya. Misalnya: kos sediaan akhir

Rp. 600, nilai pengganti Rp.550, dan nilai

realisasi neto Rp 500, maka tidaklah tepat

untuk menilai sediaan sebesar nilai pengganti

Rp. 550, karena sediaan hanya bisa direalisasi

(dijual, setelah dikurangi biaya-biaya

pelepasan) Rp. 500.

4. Apabila Nilai kos pengganti

kurang dari nilai realisasi neto dikurangi

penyisihan marjin laba normal, maka yang

digunakan sebagai nilai pasar adalah hasil

pengurangan nilai realisasi neto dengan

penyisihan marjin laba normal. Hasil

pengurangan nilai realisasi neto dengan

penyisihan marjin laba normal merupakan

5. batas bawah dimana sediaan

tidak boleh dijual dibawah nilai itu. Nilai batas

bawah ini merupakan nilai yang dapat

diperoleh atau direalisasi perusahaan dari

sediaan dengan tetap memperoleh laba.

6. Misalnya, PT. A memiliki sediaan

yang dinilai dengan FIFO. Kos sediaan akhir Rp.

2,000. Nilai penjualan dari sediaan Rp. 2.500

dan taksiran biaya penyelesaian dan penjualan

Rp.150. Penyisihan untuk marjin laba normal

sebesar 10% dari penjualan. Harga beli sediaan

(Replacement Cost) pada saat penilaian

dilakukan Rp.1.950. Batas atas dan Batas

Bawah dapat dihitung:

Karena Nilai Pengganti (Replacement Cost)

Rp. 1,950 sudah dibawah batas bawah,

maka yang digunakan sebagai nilai pasar

adalah Rp. 2.100. Selanjutnya metode LCM

diaplikasikan untuk kos Rp. 2,000 dan nilai

pasar Rp. 2.100. Karena yang terendah

adalah kos sediaan maka nilai sediaan akhir

yang disajikan di laporan keuangan adalah

Rp. 2.000.

APLIKASI METODE LCM

Metode LCM bisa diaplikasikan kepada

masing-masing individu sediaan, kategori utama

sediaan atau keseluruhan sediaan. Misalnya PT.

Aditia memiliki beberapa jenis sediaan yang bisa

dikategorikan atas dua jenis sediaan. Data-data

untuk menilai sediaan dapat dilihat pada

ilustrasi berikut ini (penyisihan marjin laba

normal 10% dari harga jual):

99

Page 87: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Aplikasi metode LCM untuk setiap item sediaan, kategori utama sediaan dan keseluruhan dapat dilakukan

sebagai berikut:

Hasil penilaian sediaan menurut metode LCM berdasarkan ketiga kategori itu adalah:

Untuk menyesuaikan nilai sediaan dari berbasis kos

menuju berbasis pasar (LCM), ada dua metode

pencatatan:

1. Metode langsung

Metode ini menyesuaikan selisih penilaian

ke akun Kos dari Barang Terjual (Cost of Goods

Sold) dan sediaan periode itu. Tidak ada pengakuan

kerugian atas penurunan nilai sediaan. Dari ilustrasi

diatas, penyesuaian dengan metode langsung

untuk LCM Individual dapat dibuat sebagai berikut:

2. Metode Tidak langsung/Penyisihan

100

Page 88: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Metode ini menyesuaikan selisih penilaian

ke akun penyisihan penurunan nilai sediaan dan

mengakui kerugian karena penurunan nilai sediaan.

Metode ini mengungkapkan kerugian atas

penurunan nilai sediaan dan tidak langsung

mengurangi nilai sediaan di neraca. Dari segi

pengungkapan informasi keuangan, metode ini

lebih baik dari metode langsung.

Akun kerugian karena penurunan nilai

pasar sediaan disajikan di laporan rugi laba pada

kelompok biaya lain-lain, sedangkan akun

penyisihan terhadap penurunan nilai sediaan

disajikan di neraca sebagai pengurang akun sediaan

(Contra Account). Nilai Kos dari barang terjual (Cost

of Goods Sold) tidak berubah sama sekali.

METODE LOWER OF COST OR NET REALIZABLE

VALUE (TERENDAH ANTARA KOS DAN NILAI

REALISASI NETO)

Apabila nilai sediaan lebih tinggi dari nilai

realisasinya, maka kos dari sediaan tidak akan bisa

lagi dipulihkan atau diperoleh. Penyebab nilai

sediaan melebihi nilai realisasinya adalah barang

yang rusak atau usang atau bila harga penjualan

menurun dibawah kos sediaan. Misalnya, sediaan

yang memiliki kos Rp. 600 namun hanya bisa dijual

(direalisasi) sebesar Rp. 500, tidak wajar apabila

dilaporkan di neraca sebesar kos-nya Rp. 600.

Untuk mencegah melaporkan sediaan dalam

jumlah yang melebihi nilai realisasinya maka

metode terendah antara kos dan nilai realisasi neto

dapat digunakan untuk menilai sediaan akhir.

Metode ini membandingkan nilai sediaan

yang dinilai berbasis kos histories dengan nilai

realisasi neto dari sediaan. Nilai realisasi Neto

merupakan nilai penjualan neto yang diharapkan

mengalir dari sediaan. Sama dengan metode LCM,

nilai realisai neto dihitung dengan mengurangkan

nilai sediaan menurut harga jual dikurangi dengan

taksiran-taksiran biaya penyelesaian dan penjualan.

Nilai terendah antara nilai sediaan yang dinilai

berbasis kos historis dengan nilai realisasi neto

diangkat sebagai nilai sediaan akhir di laporan

keuangan.

Sama dengan metode LCM, penilaian

sediaan juga dapat dilakukan untuk masing-masing

item sediaan, kelompok utama atau secara

keseluruhan. Selisih penilaian dapat dicatat

dengan metode langsung ataupun metode tidak

langsung, seperti diterapkan pada metode LCM

Argumen pendukung terhadap metode ini

adalah nilai sediaan tidak boleh melebihi nilai

realisasi neto-nya, karena aktiva tidak boleh dinilai

melebihi nilai realisasinya Apabila sediaan sudah

melebihi nilai realisasi neto, maka sediaan sudah

disajikan terlampau tinggi (overstatement). Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) dalam PSAK No.14

menganjurkan penilaian sediaan dengan metode

ini.

METODE LABA BRUTO (GROSS PROFIT METHOD)

101

Page 89: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Metode laba bruto digunakan untuk

menaksir sediaan dalam kondisi tidak

memungkinkan atau tidak efisien dari segi waktu

untuk melakukan perhitungan fisik terhadap saldo

sediaan. Biasanya metode ini digunakan apabila

sediaan terkena bencana alam (banjir, kebakaran,

dll), atau oleh auditor untuk menaksir nilai sediaan

akhir, atau apabila laporan keuangan disusun untuk

periode interim. Metode ini juga digunakan oleh

perusahaan asuransi untuk menaksir sediaan yang

terkena bencana alam dan diasuransikan. Bila

memungkinkan, perusahaan harus tetap

melakukan perhitungan fisik atas sediaan minimal

sekali setahun.

Metode laba bruto dioperasikan dengan

menetapkan suatu persentase laba bruto dari

penjualan. Misalnya, PT. Andika memiliki penjualan

Rp 20.000.000 dan ditaksir laba bruto 15% dari

penjualan. Saldo sediaan awal Rp. 35.000.000,

pembelian dalam periode itu Rp. 15.000.000.

Secara sederhana sediaan akhir dapat dihitung

dengan cara:

METODE NILAI PENJUALAN RELATIF (RELATIVE

SALES VALUE)

Metode nilai penjualan relative digunakan

untuk menilai sediaan yang dibeli secara borongan

(lump-sum). Alokasi kos sediaan didasarkan pada

perbandingan total harga jual masing-masing item

sediaan dengan keseluruhan harga jual. Rasio itu

kemudian dikalikan dengan total harga beli seluruh

sediaan. Misalnya, Tuan A membeli pakaian bekas

dalam bal (suatu ukuran untuk pembelian pakaian

jadi). Harga 1 bal pakaian adalah Rp. 3.500.000,

terdiri dari pakaian anak-anak:

1. Kualitas I (80 buah), harga jual Rp.

50.000/unit

2. Kualitas II ( 120 buah), harga jual

Rp. 35.000/unit

3. Kualitas III (100 buah), harga jual

Rp. 10.000/unit

Pada akhir periode, yang tersisa adalah:

1. Kualitas I (20 buah),

2. Kualitas II ( 60 buah)

3. Kualitas III (10 buah)

Kos dari sediaan akhir dapat dihitung sebagai

berikut:

102

Page 90: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

METODE RETAIL INVENTORY (SEDIAAN ECERAN)

Pada perusahaan eceren item sediaan

sangat banyak, sehingga perhitungan fisik atas

sediaan kurang efektif dilakukan terutama apabila

perusahaan membuat laporan keuangan secara

interim. Untuk mengetahui nilai sediaan tanpa

perlu melakukan perhitungan fisik adalah dengan

menggunakan metode sediaan eceran. Metode ini

digunakan untuk menaksir nilai sediaan yang

tersisa pada suatu tanggal. Metode sediaan eceran

bisa digunakan dengan asumsi:

1. Perusahaan memiliki catatan tentang kos

dan harga eceran dari setiap barang yang

dibeli

2. Perusahaan memiliki catatan tentang kos

dan harga eceran setiap barang yang

tersedian untuk dijual.

3. Memiliki catatan penjualan pada periode

itu.

Taksiran nilai sediaan dihitung dengan

rasio kos terhadap harga eceran (Cost to retail

ratio), yaitu membandingkan nilai barang yang

tersedia untuk dijual pada harga eceran dengan

nilai barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan

kos-nya (harga pemerolehan).

Istilah-istilah yang digunakan dalam metode

sediaan eceran

Dalam perusahaan eceran, kenaikan atau

penurunan harga eceren sangat sering dilakukan

terutama untuk menyambut peristiwa-peristiwa

tertentu atau untuk menanggapi pertumbuhan

atau penurunan permintaan terhadap barang.

Beberapa istilah yang digunakan untuk

menjelaskan kenaikan atau penurunan harga

eceran adalah:

1. Mark up, yaitu jumlah kenaikan diatas

harga eceran

2. Pembatalan Mark Up (Mark Up

Cancellation), yaitu penurunan harga pada

interval mark up yang sudah dibuat

3. Mark Down, yaitu jumlah penurunan

harga eceran

4. Pembatalan Mark Down, yaitu kenaikan

harga pada interval mark down yang

sudah dibuat.

Misalnya, harga eceran barang X Rp.

5.000. Apabila harga dinaikkan menjadi Rp. 6.000

maka mark up Rp. 1.000. Apabila harga menjadi Rp.

5.500 maka pembatalan mark Up Rp. 500. Apabila

harga menurun menjadi Rp. 4.800, maka

pematalan mark up Rp. 500 dan mark down Rp.

103

Page 91: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

200. Bila harga dinaikkan menjadi Rp. 4.950, maka telah terjadi pembatalan mark down Rp. 150.

Ilustrasi itu bisa digambarkan sebagai berikut:

Misalnya, PT. Aditya memiliki data sediaan menurut kos dan harga eceran seperti dibawah ini:

Nilai sediaan akhir dapat dihitung dengan

metode konvensional atau metode Kos. Dengan

metode konvensial, nilai barang tersedia untuk

dijual menurut harga eceran tidak termasuk mark

down dan pembatalan mark down (hanya sampai

Mark up). Apabila metode kos yang digunakan,

maka nilai mark up, pembatalan mark up, mark

down, dan pembatalan mark down diikutkan dalam

perhitungan. Nilai sediaan akhir menurut harga

eceran diperoleh dengan mengurangkan nilai

barang tersedia untuk dijual menurut harga eceran

dengan nilai penjualan. Kos sediaan akhir diperoleh

dengan mengalikan rasio kos terhadap harga

eceran terhadap nilai sediaan menurut harga

eceran.

Metode Kos (Cost Method)

Metode Konvensional (Conventional Method)

Berdasarkan rumus diatas maka sediaan akhir PT. Aditya dapat dihitung:

104

Page 92: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Metode Konvensional tidak memasukkan

mark-down untuk menghitung rasio sediaan akhir.

Metode ini digunakan apabila perusahaan ingin

menaksir nilai sediaan akhir yang dinilai dengan

menggunakan metode terendah antara kos (rata-

rata) dan nilai pasar.

Metode kos memasukkan mark up

maupun mark down untuk menghitung nilai

sediaan akhir. Metode ini tidak mengakui adanya

kerugian akibat penurunan nilai sediaan.

PENGARUH KOMITMEN PEMBELIAN TERHADAP NILAI SEDIAANKomitmen pembelian adalah suatu

kontrak pembelian antara pihak penjual dengan

pihak pembeli barang. Bagi pembeli, kontrak

pembelian melindunginya dari kenaikan harga yang

akan terjadi dalam masa-masa kontrak dan

menjamin pasokan barang. Bagi pihak penjual,

kontrak ini menjamin penjualan barang dan arus

kas perusahaan. Pasa saat komitmen disepakati,

tidak ada pencatatan yang perlu dilakukan pada

catatan akuntansi (jurnal). Apabila nilai kontrak

material, maka kontrak harus diungkapkan dalam

Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial

Statement). Pencatatan ke jurnal dilakukan ketika

laporan keuangan (interim atau tahunan) akan

disusun. Pada saat itu, penilaian dilakukan

terhadap harga yang tercantum dalam kontrak

terhadap harga pasarnya. Apabila harga pasar

menurun dibawah harga kesepakatan, maka pihak

pembeli harus mengakui kerugian dan hutang yang

terkait dengan kerugian penurunan harga itu.

Penilaian harga kontrak terhadap harga pasar juga

dilakukan pada saat barang akan diterima dan

pembayaran dilakukan.

Misalnya, PT. Aditia melakukan komitmen

pembelian dengan PT. Biduan Lestari. Komitmen

untuk membeli barang dari PT. Biduan Lestari pada

harga yang disepakati Rp. 2.500/unit untuk 3.000

unit barang. Pada akhir periode akuntansi, harga

barang tersebut di pasar Rp. 2.000. Hal itu berarti

PT. Aditia kehilangan kesempatan untuk

memperoleh harga yang lebih murah dari harga

kontrak. Untuk itu, PT. Aditia harus mengakui

kerugian karena harga pasar dibawah harga

komitmen:

105

Page 93: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Kerugian karena penurunan harga pasar itu

disajikan di laporan rugi laba pada kelompok akun

Biaya dan kerugian lainnya. Akun hutang taksiran

atas komitmen pembelian disajikan pada kelompok

hutang jangka pendek (hutang lancar). Apabila

pada saat barang diterima harga pasar sebesar Rp.

2.200, maka PT. Aditia harus mengakui keuntungan

(ingat: keuntungan boleh diakui hanya ketika

realisasi dilakukan):

106

Page 94: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

107

Page 95: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Soal Latihan:1. Berikut ini adalah data sediaan PT. Andalan Jaya selama bulan januari 2007:

Dari hasil Perhitungan fisik, sediaan akhir berjumlah 560 unit. Seluruh barang dijual pada harga Rp.

700 per unit)

Diminta:

A. Catat setiap transaksi ke jurnal umum dengan mengasumsikan:

Sistem pencatatan FIFO periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)

Sistem pencatatan LIFO periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)

Sistem pencatatan AVERAGE periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)

B. Hitung laba rugi masing-masing metode dalam sistem periodik dan perpetual

2. Sediaan akhir PT. Biduan Lestari per 31 Desember 2007 Rp. 267.525.900. Kejadian berikut terkait

sediaan mereka:

Pada tanggal 28 desember 2007 PT. biduan Lestari melakukan penjualan barang kepada

PT. Kulancar dengan syarat FOB destination. Kos dari barang yang dijual (Cost of Goods

Sold) Rp. 23.500.000 sudah dikurangi dari nilai sediaan, padahal barang belum sampai

ditempat pembeli.

Pada tanggal 29 desember 2007 dilakukan pembelian barang Rp. 19.800.000 dengan

syarat FOB shipping Point. Sediaan ini telah dicatat padahal barang belum sampai.

Dalam gudang PT. Biduan Lestari terdapat barang yang dititip oleh PT. Caraka. Petugas

pembukuan telah memasukkan barang itu (Rp. 6.500.000) pada sediaan PT. Biduan

Lestari.

108

Page 96: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Diminta: Catat koreksi yang harus dilakukan oleh PT. Biduan Lestari dan tentukan kos sediaan akhir

3. PT. BUNGA JELITA memiliki satu jenis sediaan. Pada akhir tahun 2008, di neraca saldo

perusahaan, sediaan akhir memiliki kos Rp. 80.000.000 (800 unit @Rp. 100.000). Pada saat

melakukan perhitungan fisik atas sediaan, terdapat 50 unit barang memiliki kemasan yang rusak.

Ditaksir, barang itu hanya bisa dijual dengan harga Rp. 80.000/unit. Biaya penjualan Rp. 10.000/unit.

Biasanya, perusahaan menjual barang Rp. 115.000/unit. Pada akhir tahun 2008, kos pengganti dari

barang Rp. 105.000/unit, sedangkan marjin laba normal 15% dari kos barang.

a. Hitung kos sediaan dengan menggunakan metode LCM (Terendah antara Kos dan Pasar) dan

buat penyesuaian dengan menggunakan metode langsung dan metode penyisihan.

b. Hitung kos sediaan dengan menggunakan metode LCN/Lower of Cost or Net Realizable Value

(terendah antara kos dan nilai realisasi neto) dan buat penyesuaian dengan menggunakan

metode langsung dan metode penyisihan.

4. Berikut ini adalah data sediaan PT. Cukup Lancar (menggunakan metode FIFO)

Estimasi penyisihan untuk marjin laba normal sebesar 15% dari penjualan.

Diminta: Tentukan nilai sediaan akhir dan catat penyesuaian apabila terjadi penurunan nilai (metode

penyisihan dan metode langsung), dengan menggunakan:

Lower of cost or market (Individual, kelompok utama dan keseluruhan)

Lower of cost or net realizable value (Individual, kelompok utama dan keseluruhan)

5. PT. Adella Jaya mengalami bencana alam, dimana gudang mereka terbakar. Sebagian dari

sediaan bisa diselamatkan. Untuk keperluan klaim asuransi atas sediaan, berikut ini data sediaan PT.

Adella:

Sediaan Awal Rp.1.975.0000

Pembelian Rp.2.250.000

Penjualan Rp. 3.750.000

Persentase laba bruto 40% dari penjualan

Dari sisa sediaan akhir yang terbakar, nilai realisasi (masih bisa dijual) seharga Rp. 550.000

Diminta:

109

Page 97: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

1. Hitung kos sediaan akhir dengan menggunakan metode laba bruto.

2. Hitung kerugian PT. Adella akibat kebakaran itu.

6. PT. Bandung Jaya membeli tanah seharga Rp. 550.000.000. Tanah itu akan dikavling dengan

harga jual sebagai berikut:

Pada periode itu, kavlingan yang terjual adalah: lokasi I ( 5 kavling), lokasi II (15 Kavling), Lokasi III (7

Kavling)

Diminta: Hitung sediaan akhir, kos barang terjual dan laba PT. Bandung Jaya pada periode itu. Gunakan

metode nilai jual relative.

7. PT. Sunset Cemerlang ingin menyusun laporan keuangan interim. Berikut data yang diperlukan

untuk menaksir nilai sediaan menurut metode eceran:

Diminta:

Hitung Kos sediaan akhir dengan menggunakan metode kos dan metode konvensional

8. PT. Danar Hati melakukan komitmen pmbelian 5.000 unit barang pada harga Rp. 900/unit. Pada

saat penyusunan laporan keuangan, harga pasar barang Rp. 800/unit dan pada saat barang

diterima dan akan dilakukan pembayaran harga pasar Rp. 750.

Diminta: Buat penyesuaian yang harus dilakukan PT. Danar Hati pada saat proses penyusunan laporan

keuangan

110

Page 98: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

BAB VI

AKUNTANSI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN PENURUNAN NILAI

111

Page 99: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Aktiva Tetap, sering disebut juga aktiva Fasilitas

Fisik atau aset tetap, adalah aktiva berujud yang

dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administrative dan diharapkan untuk digunakan

selama lebih dari satu periode. Contoh Aktiva

tetap adalah: Tanah, Gedung Kantor, Gedung

Pabrik, Mesin, Perabotan,dll. Dari defenisi itu,

karakteristik dari aktiva tetap adalah:

1. Diperoleh untuk digunakan dalam

operasi dan bukan untuk dijual kembali

2. Bersifat jangka panjang sehingga

merupakan subyek dari penyusutan

(kecuali tanah)

3. Memiliki substansi fisik

Meskipun kuantitas aktiva tetap tidak

terlalu banyak dibandingkan jenis aktiva lainnya

(misalnya: sediaan), namun nilai aktiva tetap

cukup material dibandingkan nilai total aktiva

suatu entitas. Dengan demikian, akuntansi

aktiva tetap harus ditangani dengan baik

sehingga laporan keuangan dapat disajikan

secara wajar. Akuntansi aktiva tetap mencakup

tentang pengakuan aktiva tetap, pengeluaran-

pengeluaran setelah pemerolehan aktiva tetap,

penyajian aktiva tetap, pelepasan aktiva tetap

(penjualan dan pertukaran) serta penurunan

nilai (Impairment).

Page 100: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

KOMPONEN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAPSuatu pengeluaran diakui sebagai aktiva apabila:

A. besar kemungkinan manfaat

ekonomis di masa depan berkenaan

dengan aktiva itu akan mengalir ke

entitas; dan

B. Kos (Cost) pemerolehan dapat

diukur secara andal.

Kedua criteria pengakuan aktiva itu juga berlaku untuk

pengakuan aktiva tetap. Dasar pengakuan awal untuk

aktiva tetap adalah kos historical (Historical Cost), yaitu

kos yang ditunjukkan dalam bukti pemerolehan aktiva.

Manfaat ekonomi dimasa depan dalam bentuk

pendapatan atau penjualan Aktiva tetap harus sangat

pasti (probable) akan mengalir ke perusahaan di masa

yang akan datang.

Secara umum, Aktiva Tetap diakui sebesar kos

pemerolehannya, meliputi:

1. Harga pemerolehannya, termasuk bea impor dan

pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan

dikurangi potongan harga beli dan potongan-

potongan lainnya.

2. Kos yang dapat diatribusikan secara langsung untuk

membawa aktiva ke lokasi dan kondisi yang

diinginkan agar siap digunakan sesuai dengan

keinginan dan maksud manajemen

3. Estimasi awal kos pembongkaran dan pemindahan

aktiva tetap dan restorasi lokasi aktiva.

Misalnya PT. A membeli mesin yang memiliki harga

faktur Rp. 150.000.000 (potongan tunai 5%) ditambah

PPN dan PT. A juga membayar untuk pengangkutan

Rp.500.000 dan instalasi Rp. 1.500.000 maka kos

pemerolehan dari mesin adalah:

Harga Faktur Rp. 150.000.000

Potongan tunai (Rp. 7. 500.000) PPN 10% Rp. 14.250.000 Pengangkutan Rp. 500.000 Instalasi Rp. 1.500.000

Kos Pemerolehan Rp158.750.000

Pencatatan mesin itu ke jurnal dilakukan sebagai

berikut:

Kos dari tanah

Tanah bisa dimiliki untuk tujuan spekulatif atau

untuk mendukung operasi normal perusahaan. Tanah

yang diperoleh untuk tujuan spekulatif dikategorikan

sebagai investasi. Tidak seperti aktiva tetap lainnya,

tanah tidak memiliki umur ekonomis atau masa manfaat

terbatas karena nilai tanah cenderung meningkat.

Pengeluaran- pengeluaran yang termasuk kos

pemerolehan tanah adalah (PSAK No.47):

1. Harga transaksi pembelian tanah

termasuk tanaman, prasarana, bangunan

diatasnya yang harus dibeli kemudian

dimusnahkan

2. Pengeluaran untuk konstruksi atau

pembuatan tanah, bila lahan tanah diciptakan

3. Kos (Cost) untuk ganti rugi

penghuni dan relokasi

4. Kos (Cost) untuk pembelian tanah

lain sebagai pengganti

5. Kos (Cost) untuk komisi perantara

jual bei tanah

6. Kos (cost) pinjaman terkapitalisasi

ke dalam tanah

7. Kos (Cost) pematangan tanah

Page 101: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Pengeluaran untuk pengurusan legal hak atas

tanah, PSAK No. 47 menyatakan pengeluaran ini dicatat

ke akun biaya yang ditangguhkan atas pengurusan legal

hak atas tanah. Akun ini diamortisasi selama umur

ekonomisnya. Termasuk dalam biaya yang ditangguhkan

untuk pengurusan legal hak atas tanah adalah:

1. Legal audit, seperti pemeriksaan keasian

sertifikat tanah, rencana tata kota

2. Biaya-biaya pengukuran, pematokan dan

pemetaan ulang

3. Biaya notaries, biaya jual-beli dan PPAT

4. Pajak terkait jual beli tanah

5. Biaya resmi yang harus dibayar ke kas

Negara untuk pemerolehan hak, perpanjangan

atau pembaharuan hak baik status maupun

peruntukan.

Dalam hal tanah diperoleh untuk lokasi

membangun sebuah bangunan maka kos yang terjadi

sampai gedung baru dibangun merupakan bagian dari

kos tanah. Penjualan puing-puing gedung lama ataupun

batang pohon yang ada dilokasi tanah diperlakukan

mengurangi kos dari tanah karena pengeluaran itu

dimaksudkan agar tanah bisa digunakan untuk maksud

yang diinginkan.

Apabila terdapat pengembangan lokal diluar

lokasi tanah yang memiliki umur tidak terbatas yang

dimaksudkan untuk menunjang operasi di areal tanah

dan selanjutnya pengembangan itu akan dipelihara oleh

Pemerintah setempat maka kos diperlakukan sebagai kos

dari tanah. Namun, pengembangan-pengembangan di

lokasi tanah yang memiliki umur terbatas (misalnya:

pembangunan pagar, jembatan, jalan, lampu jalan) tidak

dimasukkan dalam akun Tanah, namun dalam akun

Pengembangan Tanah (Land Improvement). Akun

pengembangan tanah, karena memiliki umur terbatas,

harus disusutkan sepanjang umur ekonomisnya atau

masa manfaat.

Misalnya, PT. Tekindo membeli sebidang tanah

yang diatasnya terdapat sebuah bangunan. Pengeluaran-

pengeluaran berikut untuk membuat tanah siap

digunakan dalam operasi:

1. Harga pembelian tanah Rp. 500.000.000

2. Pengurusan legal atas tanah Rp. 45.000.000

3. Pengeluaran untuk menghancurkan gedung Rp.

5.000.000 dan puing-puing bangunan bisa dijual

Rp. 1.500.000

4. Diatas tanah terdapat pepohonan. Pengeluaran

untuk menebang pohon Rp. 500.000 dan kayu

bisa dijual Rp. 750.000

5. Penimbunan tanah, perataan dan pembersihan

menghabiskan dana Rp. 25.000.000

6. Jalan desa menuju tanah diaspal sebesar Rp.

150.000.000 (selanjutnya dipelihara Negara)

7. Dilokasi tanah dilakukan pengaspalan,

pemagaran, pembuatan lampu jalan Rp.

250.000.000

PT. Tekindo mencatat kos pemerolehan tanah:

Kos dari Gedung/bangunan

Kos dari bangunan adalah seluruh pengeluaran

sampai gedung siap digunakan. Termasuk dalam

pengeluaran ini adalah bahan baku yang dihabiskan,

tenaga kerja yang digunakan, overhead yang dibebankan,

pengeluaran untuk jasa professional (arsitektur,dll) dan

Page 102: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

ijin mendirikan bangunan. Apabila gedung dibangun

berdasarkan harga kontrak, maka nilai kontrak

merupakan basis pengakuan.

Kos dari peralatan (Equipment)

Peralatan dalam hal ini adalah peralatan

pengangkutan (kendaraan), mesin pabrik, perabotan

kantor, peralatan pabrik dan aktiva tetap yang sejenis

dengan itu. Kos dari peralatan itu adalah seluruh

pengeluaran atau kos yang terjadi sampai peralatan siap

untuk digunakan ) dioperasikan.

Kos dari Aktiva Tetap yang dibuat sendiri

Kadang-kadang perusahaan membuat sendiri

aktiva tetapnya. Untuk kos langsung (bahan baku dan

tenaga kerja langsung) bisa ditelusuri atau dikaitkan

dengan aktiva tetap yang dibangun sendiri. Yang menjadi

permasalahan adalah pembebanan kos overhead ke

aktiva yang dibuat sendiri. Apabila aktiva tetap yang

dibuat sendiri merupakan bagian dari barang atau

sediaan perusahaan yang dijual pada aktivitas normal,

maka pembebanan kos overhead sama seperti

pembebanan dengan unsur sediaan lainnya. Namun,

apabila aktiva tetap yang dibangun tidak sama dengan

barang yang dijual perusahaan dalam operasi normal,

maka terdapat permasalahan dalam pembebanan kos

overhead. Kos overhead tidak hanya dinikmati oleh

aktiva tetap yang dibuat sendiri namun juga aktivitas

operasi lainnya diluar pembuatan aktiva tetap. Masalah

ini dapat diatasi dengan beberapa cara:

1. Tidak membebankan kos overhead tetap ke kos

aktiva yang dibuat sendiri (hanya membebankan

overhead variabel)

2. Membebankan porsi tertentu dari seluruh kos

overhead ke proses konstruksi

3. Tidak membebankan overhead ke aktiva tetap yang

dibuat sendiri (PSAK No. 16 Revisi 2007,

Paragrap19).

PEMBEBANAN KOS PINJAMAN YANG TERJADI SELAMA KONSTRUKSI Untuk membangun atau mengkonstruksi aktiva

(aktiva tetap dan sediaan), sumber pembiayaan bisa

berasal dari sumber internal atau pinjaman. Apabila

sumber pembiayaan berasal dari internal perusahaan,

maka tidak ada kos pinjaman yang terjadi. Untuk sumber

pembiayaan berasal dari pinjaman maka entitas pada

umumnya akan membayar sejumlah kos pinjaman

(Borrowings Cost) berupa bunga pinjaman dan

pengeluaran lainnya terkait dengan pinjaman. Untuk

pinjaman yang dapat dikaitkan/diatribusikan secara

langsung terhadap perolehan, konstruksi atau produksi

suatu aktiva, maka kos pinjaman itu harus dikapitalisasi

(Psak No. 26 tentang biaya pinjaman). Permasalahan

muncul pada pinjaman yang tidak dimaksudkan untuk

membiayai kontrak konstruksi namun dipakai untuk

mendanai kontrak konstruksi. Karena tidak terdapat

keterkaitan langsung antara pinjaman dan aktiva tetap

yang dikonstruksi, maka perlu pertimbangan khusus

untuk mengkapitalisasi kos pinjaman yang terjadi.

PSAK No. 26 menyatakan bahwa seluruh kos

pinjaman yang timbul dari pinjaman khusus untuk

konstruksi dan pinjaman tidak untuk konstruksi namun

digunakan untuk konstruksi harus dikapitalisasi. Hal ini

didasari pemikiran bahwa selama aktiva tetap

dikonstruksi, aktiva tetap belum bisa menghasilkan

pendapatan, sehingga harus dikapitalisasi

Untuk mengoperasikan pendekatan ini, maka

hal-hal berikut perlu diperhatikan:

1, Aktiva yang bisa dikapitalisasi ( Qualifying Assets)

Aktiva tetap yang bisa dikapitalisasi kos pinjamannya

adalah aktiva tetap yang memerlukan rentang waktu

tertentu (umumnya lebih dari 1 tahun) dalam konstruksi

sampai siap dipakai. Kos pinjaman yang bisa dikapitalisasi

Page 103: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

adalah kos yang timbul dalam proses membangun aktiva

tetap yang ditujukan untuk dipakai perusahaan

(termasuk gedung, pabrik, dan mesin-mesin utama). Kos

pinjaman dari Aktiva tetap yang sudah siap untuk dipakai

atau yang sedang digunakan, tidak dikapitalisasi. Proses

kapitalisasi dimulai ketika proses pembuatan sampai

aktiva tetap selesai dibangun.

2. Periode Kapitalisasi

Periode Kapitalisasi adalah periode waktu dimana

kapitalisasi kos pinjaman dilakukan. Periode kapitalisasi

dimulai ketika ketiga kondisi berikut telah terjadi:

1. Pengeluaran untuk membuat aktiva tetap telah

dikeluarkan

2. Aktivitas pembuatan aktiva tetap sedang

dijalankan

3. Kos pinjaman sudah terjadi

Kapitalisasi kos pinjaman terus dilakukan sepanjang

ketiga kondisi diatas terjadi dan periode kapitalisasi

berakhir ketika aktiva tetap diselesaikan dan siap dipakai.

Apabila proses konstruksi dihentikan atau ditunda atau

ditangguhkan untuk waktu yang cukup lama, maka

kapitalisasi harus dihentikan.

3. Jumlah yang dikapitalisasi

Jumlah kos pinjaman yang dikapitalisasi

ditentukan berdasarkan tingkat kapitalisasi dikalikan

pengeluaran yang terjadi untuk memeroleh aktiva.

Tingkat kapitalisasi dihitung dengan cara membagi rata-

rata tertimbang kos pinjaman dibagi dengan jumlah

pinjaman yang digunakan untuk konstruksi.

Misalkan PT. A membangun fasilitas pabrik

pengolahan. PT. A membutuhkan dana Rp. 4,5 Milyar

untuk membangun pabrik tersebut dan konstruksi akan

selesai dalam waktu 1,5 tahun. Untuk mendanai

pembangunan, PT. A memeroleh kredit dari perbankan

sebagai berikut:

1. Kredit Investasi dari Bank Mandira Rp. 2 Milyar,

suku bunga 8%,

2. Pinjaman dari institusi lain (bukan bank) Rp. 1

Milyar, suku bunga 9 % per tahun

3. Obligasi perusahaan Rp. 2 Milyar, suku bunga

7% pertahun

Dari seluruh pinjaman, Rp. 500 juta akan digunakan

untuk menambah modal kerja.

Pada tahap awal pembangunan, terdapat dana yang

menganggur Rp. 1,5 Milyar yang kemudian diinvestasikan

selama 6 bulan. Pendapatan dari investasi ini Rp. 150

juta. Untuk menentukan jumlah kos pinjaman yang harus

dikapitalisasi, maka beberapa langkah perlu dilakukan:

A. Menghitung rata-rata tertimbang dari kos

Pinjaman

Page 104: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets
Page 105: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

PENGUKURAN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP1. Pembelian borongan ( Lump-Sum)

Masalah dalam pembelian aktiva tetap muncul ketika

beberapa jenis aktiva tetap dibeli secara borongan

(gabungan) pada satu harga. Misalnya, pembelian

rumah dan tanah pada satu harga. Kos pemerolehan

aktiva tetap yang dibeli secara gabungan harus

dipsahkan menggunakan nilai pasar wajar relatif masing-

masing aktiva tetap. Anggaplah suatu perusahan

membeli aktiva tetap tanah dan rumah seharga Rp.

450.000.000. Nilai pasar tanah Rp. 400.000.000,

sedangkan nilai pasar rumah Rp.200.000.000.

Pemisahan Kos pemerolehan tanah dan rumah dapat

dilakukan sebagai berikut:

1. Kos pemerolehan tanah:

2. Kos Pemerolehan Rumah:

2. Pemerolehan aktiva dengan mengeluarkan saham

Aktiva tetap bisa juga diperoleh dengan

mengeluarkan sekuritas saham. Penilaian Aktiva tetap

dilakukan berdasarkan harga pasar saham pada waktu itu

atau apabila harga pasar saham tidak bisa ditentukan

pada waktu itu maka nilai pasar wajar aktiva tetap harus

ditentukan dan digunakan sebagai basis untuk mencatat

aktiva dan pengeluaran saham biasa. Misalnya PT. A

memutuskan untuk membeli tanah dengan

mengeluarkan saham biasa 5,000 lembar yang memiliki

nilai pari Rp. 5,000. Nilai pasar saham pada saat

pertukaran Rp. 5.500. PT. A melakukan pencatatan ke

jurnal umum:

3. Pembelian dengan kontrak kredit jangka panjang

Aktiva tetap kadangkala dibeli dengan kontrak kredit

jagka panjang melalui penggunaan wesel, hutang

hipotek, obligasi dan instrument hutang lainnya. Agar

merefleksikan kos pemerolehan aktiva tetap maka

aktiva tetap dinilai sebesar nilai tunai pada saat

transaksi terjadi. Perbedaan antara nilai tunai (Present

Value) dengan pembayaran total diakui sebagai biaya

bunga selama periode kredit.

4. Pertukaran Aktiva Tetap

Aktiva tetap mungkin juga diperoleh dengan cara

menukar dengan aktiva tetap lainnya atau aktiva non

moneter lainnya. Pertuakaran juga bias terjadi antara

aktiva tetap yang sejenis dan juga diterima aktiva

moneter (dalam bentuk kas) sebagai tambahan aktiva

tetap yang diterima. Masalah yang timbul adalah berapa

jumlah kos pemerolehan yang harus dicatat dan

bagaimana pengakuan terhadap laba atau rugi

pertukaran.

PSAK No.16 (direvisi 2007) dan IAS No. 16

memberikan preskripsi bahwa dalam pertukaran aktiva

tetap, kos pemerolehan aktiva tetap diukur pada nilai

wajar dari aktiva yang diterima atau yang diserahkan

tergantung mana yang lebih andal. Apabila nilai wajar

dapat ditentukan secara andal maka nilai wajar dari

aktiva tetap yang diserahkan digunakan untuk

mengukur kos pemerolehan dari aktiva tetap yang

diterima. Sebaliknya, nilai wajar dari aktiva tetap yang

diterima bias digunakan apabila nilai wajar dari aktiva

tetap yang diberikan tidak dapat ditentukan secara

andal/jelas. Pengecualian pemakaian nilai wajar

dilakukan apabila:

a. Transaksi pertukaran tidak memiliki

substansi komersil

Page 106: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

b. Nilai wajar dari aktiva tetap yang diterima

atau diserahkan tidak dapat diukur secara

andal.

Apabila nilai wajar dari aktiva tetap yang diterima atau

yang diserahkan tidak dapat ditentukan, maka dasar

untuk mencatat kos pemerolehan adalah nilai tercatat

masing-masing aktiva tetap pada saat pertukaran terjadi.

Umumnya, terdapat tiga jenis kombinasi

pertukaran aktiva tetap:

1. Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis

2. Pertukaran aktiva tetap sejenis, namun

tidak ada tambahan kas diterima

3. Pertukaran aktiva tetap sejenis, namun ada

tambahan kas yang diterima

4.1 Pertukaran Aktiva tetap tidak sejenis

Aktiva tetap tidak sejenis adalah aktiva tetap yang

melakukan fungsi yang berbeda pada entitasnya masing-

masing. Misalnya, pertukaran mobil dengan mesin, atau

pertukaran antara mobil dan gedung. Kos pemerolehan

aktiva tetap yang diterima ditentukan berdasarkan :

1. Apakah pertukaran itu memiliki substansi komersil?

2. Apabila aktiva tetap yang diserahkan memiliki nilai

pasar wajar yang jelas, maka nilai ini digunakan

sebagai dasar untuk mengakui kos aktiva tetap yang

diperoleh.

3. Apabila aktiva tetap yang diterima memiliki nilai

pasar wajar yang lebih jelas daripada aktiva tetap

yang diserahkan, maka nilai pasar wajar aktiva tetap

yang diperoleh digunakan sebagai dasar untuk

mengakui kos aktiva tetap yang diterima

4. Apabila kedua aktiva tetap tidak memiliki nilai pasar

wajar, maka dipakai nilai tercatat masing-masing

aktiva tetap sebagai dasar untuk pertukaran.

Pada pertukaran aktiva tetap tidak sejenis, keuntungan

atau kerugian dari pertukaran harus segera diakui pada

saat pertukaran, karena masing-masing aktiva tetap telah

menyelesaikan fungsi dalam proses memeroleh laba.

Sebagai ilustrasi, PT. A menukar sebuah truk

yang memiliki nilai buku Rp. 150.000.000 (Kos Truk Rp.

650.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 450.000.000)

dengan sebidang tanah PT. A yang memiliki Kos Rp.

250.000.000. Nilai Pasar wajar truk PT.A Rp. 160.000.000

dan harus menambah kas Rp. 50.000.000. Perhitungan

dan Pencatatan yang dilakukan oleh PT. A adalah:

4.2 Pertukaran aktiva tetap sejenis, namun tidak ada

tambahan kas diterima

Pertukaran aktiva tetap sejenis adalah pertukaran aktiva

tetap yang memiliki tipe sama atau yang menjalankan

fungsi/aktiivitas yang sama. Apabila dalam pertukaran

diperoleh keuntungan karena pertukaran aktiva tetap

sejenis, maka keuntungan itu tidak diakui dan

diperlakukan sebagai pengurang kos pemerolehan aktiva

tetap yang diperoleh. Sedangkan apabila dalam

pertukaran dialami kerugian, maka kerugian itu harus

segera diakui (prinsip konservatisme).

Sebagai ilustrasi, PT. A menukar sebuah mesin

yang memiliki nilai tercatat Rp. 50.000.000 (Kos Rp.

90.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000)

dengan sebuah mesin PT. B yang memiliki kapasitas lebih

tinggi. Mesin PT. B memiliki Kos Rp. 160.000.000 (kos Rp.

200.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000).

Nilai pasar mesin PT. A Rp. 80.000.000 sedangkan nilai

pasar Mesin B Rp. 175.000.000. PT. A menambah kas Rp.

Page 107: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

95.000.000. Perhitungan dan pencatatan ke jurnal yang

dilakukan PT.A adalah:

4.3 Pertukaran aktiva tetap sejenis, namun ada

tambahan kas yang diterima

Pertukaran aktiva tetap dalam situasi keuntungan dan

ada kas yang diterima memunculkan masalah pada

pengakuan keuntungan. Apakah seluruh keuntungan

harus diakui atau ditangguhkan? Untuk entitas yang

mengalami keuntungan dan menerima kas maka

keuntungan hanya sebagian, sebesar perbandingan

antara kas yang diterima (KD) dengan jumlah antara kas

yang diterima (KD) dan nilai pasar wajar (NW) aktiva

tetap yang diterima dikalikan dengan total keuntungan

(TK).

Rasionalitas pengakuan keuntungan itu adalah ketika

kas diterima maka ada bagian dari aktiva tetap itu yang

dijual atau sudah menyelesaikan fungsinya. Keuntungan

yang tidak diakui, ditangguhkan ke kos pemerolehan

aktiva tetap yang diterima.

Ilustrasi sebelumnya menunjukkan PT. B menerima kas

dari pertukaran mesin dengan PT. A. Selanjutnya, PT. B

melakukan perhitungan dan pencatatan sebagai berikut:

5. Aktiva Tetap yang diperoleh dari sumbangan

Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan

pihak lain atau hibah Pemerintah dinilai berdasarkan nilai

pasar wajar dari aktiva tetap itu pada tanggal

pemerolehannya. Untuk hibah dari Pemerintah, diakui

setelah keadaan-keadaan berikut tercapai (PSAK No. 16

(Revisi 2007)):

Page 108: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

1. Entitas akan memenuhi kondisi atau

prasyarat hibah tersebut; dan

2. hibah akan diperoleh

Terdapat dua perlakuan akuntansi untuk aktiva

tetap yang diperoleh dari sumbangan, yaitu:

1. Mencatat sebagai pendapatan Kontribusi

Pendekatan ini menekankan bahwa seluruh

sumbangan yang diterima harus dikreditkan ke akun

pendapatan kontribusi (Contribution Revenue) pada

periode sumbangan diterima. Pendekatan ini diadopsi

oleh FASB (Kieso, 2004). Apabila Aktiva tetap yang

diterima dijual maka akun biaya kontribusi harus

dikreditkan.

Argumen yang diajukan adalah sumbangan tidak bisa

dicatat ke modal karena modal hanya berasal dari

pemilik entitas dan sumbangan itu hanya memberi

manfaat kepada entitas.

2. Mencatat sebagai modal kontribusi

Pendekatan ini menyatakan bahwa aktiva tetap

yang diterima dari sumbangan dikreditkan ke modal

sumbangan pada kelompok akun tambahan modal

disetor. Pendekatan ini diadopsi di SAK (Standar

Akuntansi Keuangan) pada PSAK No. 21 (paragraph 13)

dan IAS. Peningkatan dalam asset akibat dari sumbangan

yang diterima dipandang sebagai menambah modal

kontribusi daripada pendapatan. Argumennya adalah

Aktiva tetap yang diterima dari sumbangan juga member

manfaat ekonomis yang lebih dari 1 periode akuntansi

atau lebih dari 1 tahun kalender sehingga lebih tepat

dikreditkan ke modal kontribusi daripada pendapatan.

Page 109: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

PENGELUARAN-PENGELUARAN SETELAH PEMEROLEHAN AKTIVA TETAPSetelah pemerolehan aktiva tetap. Entitas masih

melakukan pengeluaran terkait dengan pemakaian aktiva

tetap. Pengeluaran- pengeluaran ini mulai dari

pengeluaran-pengeluaran rutin ubtuk pemeliharaan

sampai pengeluaran-pengeluaran yang signifikan seperti

penambahan atau perbaikan besar. Masalah utama

untuk pengeluaran-pengeluaran ini adalah mana yang

bisa menambah manfaat ekonomi dimasa depan yang

mengalir ke entitas. Secara umum, pengeluaran yang

dapat meningkatkan manfaat ekonomis masa depan

harus dikapitalisasi, sedangkan pengeluaran-pengeluaran

yang hanya bersifat memelihara aktiva tetap pada level

operasinya harus dibiayakan pada periode terjadinya

biaya.

Peningkatan manfaat ekonomis masa depan dari

pengeluaran umumnya terjadi apabila salah satu dari

criteria berikut terjadi:

1. Masa manfaat dari aktiva tetap harus bertambah

2. Kuantitas dari unit yang dihasilkan aktiva tetap

harus bertambah

3. Kualitas dari unit yang dihasilkan harus meningkat

Beberapa contoh pengeluaran-pengeluaran

setelah pemerolehan adalah:

1. Penambahan (Addition), yaitu pengeluaran untuk

menambah atau memperluas aktiva tetap.

Pengeluaran ini umumnya harus dikapitalisasi.

Misalnya, penambahan AC, penambahan ruangan,

atau penambahan sayap bangunan.

2. Peningkatan dan Penggantian (Improvement and

Replacement), yaitu penggantian suatu aktiva

dengan yang lain. Peningkatan merupakan

penggantian bagian dari aktiva tetap yang

digunakan sekarang dengan aktiva yang lebih baik

(misalnya, lantai teraso diganti menjadi lantai

keramik, atau atap seng diganti dengan atap

genteng). Penggantian merupakan penggantian

dengan aktiva yang sama (misalnya, penggantian

atap seng dengan atap seng yang baru). Untuk

Membedakan pengeluaran ini dengan pengeluaran

untuk reparasi biasa, maka pertimbangan harus

dikembalikan pada criteria pengakuan aktiva:

apakah pengeluaran itu meningkatkan manfaat

ekonomi masa depan? Atau hanya

mempertahankan pada level aktivitas dari aktiva?

Apabila pengeluaran akan menambah manfaat

ekonomi masa depan, maka pengeluaran itu harus

dikapitalisasi dengan satu dari tiga pendekatan

berikut ini:

Pendekatan substitusi. Pendekatan ini dilakukan

apabila jumlah tercatat dari aktiva yang akan diganti

tersedia di catatan akuntansi. Apabila entitas tidak

mencatat secara terpisah kos aktiva yang akan

diganti, maka pendekatan ini tidak cocok dilakukan

Pendekatan mengapitalisasi kos yang baru.

Pendekatan ini digunakan tanpa menghapus kos

dari aktiva lama yang akan diganti. Kos dari aktiva

yang baru langsung saja didebit ke akun aktiva

tetap. Konsekwensinya adalah mengubah

perhitungan penyusutan sehingga biaya

penyusutan akan berubah. Walaupun pendekatan

ini kurang tepat namun perbedaannya tidak

signifikan. Biasanya, peningkatan ditangani

dengan cara ini.

Membebankan kos yang baru ke akun akumulasi

penyusutan. Pendekatan ini digunakan apabila

pengeluaran tidak menambah kuantitas ataupun

kualitas unit produksi yang dihasilkan namun

menambah umur aktiva tetap. Penggantian

biasanya menambah umur aktiva. Kos dari aktiva

tetap yang baru didebitkan ke akun akumulasi

Page 110: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

penyusutan aktiva tetap itu. Pada umumnya,

penggantian ditangani dengan cara ini. Dengan

mendebitkan ke akun akumulasi penyusutan maka

nilai tercatat dari aktiva meningkat. Walaupun

mendebitkan pengeluaran ke akun aktiva dan

mendebitkan ke akumulasi penyusutan

menghasilkan nilai tercatat yang sama, namun

secara teoretis pendekatan ini berbeda.

Penambahan umur mengurangi depresiasi masa

lalu karena dicatat terlalu tinggi.

3. Penyusunan ulang dan Instalasi ulang. Jenis

pengeluaran ini terjadi untuk mengantisipasi

manfaat ekonomi masa depan. Biasanya ini

dilakukan untuk fasilitas mesin-mesin. Apabila kos

awal dari instalasi sebelumnya dan akumulasi

depresiasi sebelumnya diketahui, maka

pengeluaran ini bisa ditangani sebai penggantian

(Replacements). Jika tidak, maka pengeluaran ini

harus dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang

masa manfaat ekonomisnya.

4. Perbaikan ( Repairs). Terdapat dua jenis

pengeluaran untuk perbaikan, yaitu perbaikan biasa

(Ordinary Repairs)dan perbaikan besar (Major

Repairs). Perbaikan biasa adalah pengeluaran untuk

memelihara aktiva tetap supaya bisa beroperasi

normal. Pengeluaran ini dibiayakan pada periode

terjadinya biaya. Contoh dari pengeluaran ini

adalah: mengganti suku cadang yang kecil,

pelumasan, perbaikan rutin, pengecatan,

pembersihan, dan lain-lain. Perbaikan besar

merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk

memperbaiki sebagian besar dari aktiva tetap,

misalnya turun mesin untuk mobil atau mesin.

Perbaikan besar biasanya mencakup penambahan

atau penggantian atau peningkatan sehingga

pengeluaran untuk perbaikan besar harus

dikapitalisasi karena meningkatkan manfaat

ekonomi masa depan dari aktiva tetap.

PENJUALAN AKTIVA TETAPApabila entitas melakukan penjualan aktiva tetap, maka

entitas harus menghitung dan mencatat biaya

penyusutan dari penyusutan terakhir dicatat sampai

pada tanggal penjualan. Misalnya, tanggal 9 Juli 2009, PT.

A menjual mesin yang memiliki kos pemerolehan Rp,

90.000.000. Mesin itu memiliki umur ekonomis 10 tahun

dan disusutkan pertahun Rp. 9.000.000. Mesin telah

disusutkan 5 tahun (berarti: akumulasi penyusuta Rp.

45.000.000) dan selama tahun 2009 belum pernah

dicatat penyusutan. Mesin itu diual seharga Rp.

30.000.000. Maka pencatatn yang dilakukan oleh PT. A

sebagai berikut:

PENGUKURAN ATAU PENILAIAN SETELAH PENGAKUAN

AWAL

Setelah pengukuran awal, maka terdapat dua model

perlakuan akuntansi yang bisa diterapkan sesuai dengan

Page 111: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

PSAK No. 16 dan IAS No. 16, yaitu model kos (Cost

Model) dan model revaluasi (Revaluation Model).

1. Model Kos (Cost Model). Dengan model ini aktiva

tetap dicatat dan disajikan di neraca sebesar harga

pemerolehannya, dan disajikan di neraca dikurangi

dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi

penurunan nilai (Impairment loss).

2. Model Revaluasi (Revaluation Model). Pada model

ini, aktiva tetap direvaluasi (dinilai kembali) secara

teratur agar nilai tercatat tidak berbeda secara

signifikan dengan nilai tercatatnya. Setelah

pengakuan awal, nilai tercatat aktiva tetap bisa

berbeda dengan nilai pasar wajar aktiva tetap

setelah beroperasi beberapa waktu. Agar nilai

tercatat mencerminkan nilai wajar aktiva tetap,

maka entitas yang memilih model ini harus selalu

melakukan revaluasi. Nilai wajar harus bisa diukur

secara andal/jelas. Dalam melakukan model ini, hal

berikut harus diperhatikan:

Jika suatu aktiva tetap direvaluasi, maka seluruh

aktiva tetap dalam kelompok yang sama harus

direvaluasi.

Apabila suatu aktiva tetap dihentikan operasinya

atau dilepas (ditukar atau dijual), maka saldo

surplus revaluasi dipindahkan ke akun laba

ditahan.

Pemindahan saldo surplus revaluasi ke akun laba

ditahan bisa juga dilakukan pada masa-masa

pemakaian aktiva tetap itu, yaitu sebesar selisih

jumlah biaya penyusutan pada model kos dan

setelah dilakukan revaluasi.

Akun aktiva tetap disajikan di neraca sebesar kos

aktiva tetap setelah direvaluasi dikurangi

akumulasi penyusutan dan akumulasi

penurunan nilai setelah revaluasi dilakukan.

Ilustrasi model revaluasi:

PT. A memiliki Mesin, dimana kos awal dari mesin Rp.

150.000.000 dan akumulasi penyusutan pada tanggal

revaluasi Rp. 45.000.000. Nilai terbawa (Carrying

Amount) dari mesin pada tanggal revaluasi Rp.

105.000.000 (Rp. 150.000.000 – Rp. 45.000.000). Nilai

wajar mesin pada saat revaluasi Rp. 120.000.000.

Pencatatan ke jurnal umum yang dibuat PT. A adalah:

Page 112: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

PENYUSUTAN AKTIVA TETAPPenyusutan Aktiva tetap adalah proses mengalokasi kos

pemerolehan aktiva tetap ke biaya selama masa-masa

pemanfaatan aktiva tetap. Penyusutan dilakukan agar

nilai terbawa (Carrying Amount) dari aktiva tetap

mencerminkan nilai wajar dari aktiva tetap karena nilai

wajar suatu aktiva tetap cenderung berfluktuasi dan sulit

untuk mengukurnya secara obyektif. Proses penyusutan

bukanlah proses untuk menyisihkan dana untuk

penggantian aktiva tetap. Penggantian aktiva tetap

dihasilkan dari pendapatan (arus kas masuk dari operasi)

atau didanai melalui pinjaman. Dengan demikian, dalam

proses penyusutan tidak ada sama sekali arus kas keluar.

Terdapat beberapa factor yang memengaruhi

proses depresiasi, yaitu:

1. Nilai yang digunakan sebagai basis Penyusutan

Aktiva tetap. Basis penyusutan aktiva tetap adalah

kos pemerolehan awal dan nilai sisa. Nilai sisa

adalah taksiran nilai realisasi aktiva tetap apabila

aktiva tetap dijual pada saat akhir masa

ekonomisnya. Hasil pengurangan dari kos

pemerolehan awal dan nilai sisa merupakan basis

untuk menghitung Penyusutan. Misalnya, kos

pemerolehan Rp. 60,000.000 dan nilai sisa dari

aktiva tetap Rp. 2.000.000 maka kos yang

digunakan sebagai basis untuk disusutkan adalah

Rp. 58.000.000

2. Taksiran umur jasa. Aktiva tetap memiliki umur fisik

namun belum tentu aktiva tetap dipakai selama

umur fisiknya. Bisa saja aktiva tetap terus dipakai

selama umur fisiknya, namun akan banyak

pengeluaran untuk pemeliharan aktiva tetap. Aktiva

tetap dihentikan karena factor fisik aktiva tetap dan

factor ekonomisnya. Biasanya umur jasa aktiva

tetap didasarkan pada factor ekonomisnya, yaitu

berapa lama aktiva tetap mampu beroperasi secara

ekonomis. Keekonomisan suatu aktiva tetap dinilai

berdasarkan:

Apakah aktiva tetap mampu memenuhi

peningkatan pesanan

Apakah aktiva tetap masih ekonomis dan efisien

digunakan

Keusangan aktiva tetap.

3. Metode penyusutan. Metode depresiasi

berpengaruh terhadap jumlah biaya penyusutan

yang dibebankan setiap periode. Ada beberapa

metode yang dapat digunakan dalam

menyusutkan aktiva tetap:

Metode aktivitas (unit pemanfaatan

atau unit produksi)

Metode Garis Lurus

Metode jumlah angka tahun

Metode saldo menurun

Misalnya, PT. A memiliki mobil yang dibeli seharga Rp.

150.000.000. Taksiran umur ekonomis mobil adalah 20

tahun dan nilai sisa Rp. 30.000.000. Mobil itu diharapkan

bisa dipakai selama 1.200.000 km

Metode Aktivitas

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa penyusutan

merupakan fungsi dari penggunaan atau aktivitas.

Semakin besar produksi atau semakin banyak aktivitas

yang dilakukan maka biaya penyusutan juga seharusnya

lebih besar. Untuk kasus diatas, misalkan mobil PT.A

ditahun ini telah menjalani 36.000 Km. maka penyusutan

tahun ini sebesar:

Page 113: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Metode Garis Lurus

Metode ini mengalokasi biaya penyusutan dalam jumlah

yang sama selama periode pemanfaatan aktiva tetap.

Untuk kasus diatas, biaya penyusutan pertahun dapat

dihitung sebagai berikut:

Metode Jumlah Angka Tahun

Metode ini (dan metode saldo menurun) berasumsi

bahwa aktiva tetap semakin lama dipakai akan menurun

kemampuan ekonomisnya. Untuk itu, tahun-tahun awal

pemakaian harus dibebani biaya penyusutan yang lebih

besar karena masih memiliki kemampuan memberikan

jasa yang lebih besar. Seiring dengan pemakaian aktiva

tetap, seharusnya juga biaya penyusutan yang

dibebankan semakin kecil jumlahnya. Metode ini

menjumlahkan angka tahun pemanfaatan aktiva tetap.

Misalnya, umur ekonomis aktiva tetap 5 tahun maka

jumlah angka tahun adalah 15 (5+4+3+2+1). Untuk

mempermudah penghitungan angka tahun, dipakai

rumus berikut:

n= Umur ekonomis

Untuk kasus diatas, jumlah angka tahun adalah 210

(20(21)/2)). Perhitungan penyusutannya adalah:

Metode Saldo menurun

Metode saldo menurun diterapkan dengan menentukan

tarif penyusutan yang akan diaplikasikan. Tarif yang

digunakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Untuk kasus diatas, tarif penyusutannya adalah 7,73 %

Modifikasi dari metode saldo menurun adalah metode

saldo menurun ganda. Tarif penyusutan untuk metode

saldo menurun ganda adalah 2 kali tarif penyusutan

metode garis lurus. Untuk ilustrasi kasus diatas, tariff

penyusutan kalau menggunakan metode saldo menurun

ganda adalah: 2x (100/20)=10%. Tarif ini kemudian

diaplikasikan ke nilai buku aktiva tetap pada awal tahun

Page 114: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

(sama seperti metode saldo menurun). Pada akhir masa

manfaat, nilai sisa aktiva tetap tidak akan sama dengan

nilai sisa yang direncanakan. Biasanya, mendekati akhir

umur masa manfaat, entitas beralih ke metode jumlah

angka tahun atau ke metode garis lurus agar aktiva tetap

disusutkan pada nilai sisa.

BIAYA PENYUSUTAN PADA PERIODE PARSIAL

Misalnya PT. A membeli peralatan pada tanggal 3

Oktober 2008 Rp. 65.000.000, umur ekonomis aktiva

tetap ditaksir 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 1.000.000.

Metode garis lurus

Penyusutan aktiva tetap pertahun adalah (Rp.

65.000.000 – Rp. 1.000.000)/5 tahunRp.

12.800.000/tahun

Biaya penyusutan untuk tahun 2008 adalah:

Metode Jumlah Angka Tahun

Perhitungan penyusutan untuk tahun penuh

Metode saldo menurun

Tarif Penyusutan: = 56,61%

Penyusutan setahun penuh:

Metode Saldo Menurun Ganda

Page 115: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

REVISI TARIF PENYUSUTAN

Penyusutan aktiva tetap dilakukan berdasarkan estimasi

logis (berdasarkan pengalaman sebelumnya atas aktiva

yang sama atau informasi lainnya). Karena berdasarkan

estimasi, maka bisa saja entitas mengubah umur

ekonomis atau mengubah nilai residu aktiva tetap selama

umur ekonomisnya. Penurunan atau keusangan diluar

harapan bisa juga mendorong entitas mengubah tariff

penyusutan aktiva tetap.Perubahan tariff aktiva tetap

disesuaikan pada periode berjalan dan periode-periode

di masa depan selama sisa umur aktiva tetap itu

(prospektif).

Ilustrasi perubahan tarif penyusutan

PT. A memiliki gedung yang memiliki kos pemerolehan

Rp. 200.000.000. Gedung ditaksir memiliki masa manfaat

20 tahun dengan nilai residu Rp. 50.000.000 serta

disusutkan menggunakan metode garis lurus. Pada awal

tahun keenam, perusahaan mengubah masa manfaat

gedung menjadi 40 tahun dan nilai residu tidak berubah.

PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) AKTIVA TETAPPenurunan Nilai aktiva tetap terjadi apabila Nilai terbawa

aktiva tetap melebihi nilai yang dapat dipulihkan

(Recovable amount). Nilai yang dapat dipulihkan,

menurut PSAK No. 48, adalah nilai tertinggi antara harga

jual neto dengan nilai terpakai (Value In Use) suatu

aktiva. Beberapa istilah yang digunakan dalam

menentukan nilai aktiva tetap yang dapat dipulihkan

adalah:

1. Nilai pakai (Value in Use), yaitu nilai sekarang

(Present value) dari taksiran arus kas yang

diharapkan akan diterima dari penggunaan

aktiva tetap selama sisa masa pakainya. Nilai

pakai ini dipengaruhi oleh arus kas masuk dan

arus kas keluar serta suatu tingkat diskon

(Discount Rate) yang memadai.

2. Harga jual neto, yaitu jumlah yang dapat

direalisasi dari penjualan aktiva tetap setelah

dikurangi biaya-biaya terkait penjualan.

Identifikasi adanya penurunan nilai dilakukan entitas

yang memilih menggunakan model kos (Cost Model) dan

yang menggunakan model Revaluasi (Revaluation

model). Apabila terjadi penurunan nilai maka

penurunan nilai diakui sebagai kerugian pada periode

dilakukan penilaian dan dikreditkan ke akumulasi rugi

Page 116: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

penurunan nilai. Setelah penilaian atas penuunan nilai

dilakukan maka penyusutan dihitung berdasarkan basis

nilai terbawa yang baru.

Ilustrasi penurunan nilai

PT. A memiliki Mesin, dimana kos awal dari mesin Rp.

150.000.000 dan akumulasi penyusutan pada tanggal

revaluasi Rp. 45.000.000. Nilai terbawa (Carrying

Amount) dari mesin pada tanggal penilaian Rp.

105.000.000 (Rp. 150.000.000 – Rp. 45.000.000).

Taksiran Harga jual neto pada saat penilaian adalah Rp.

85.000.000 dan taksiran arus kas masa depan (nilai pakai)

dari aktiva tetap Rp. 75.000.000. Dilihat dari informasi

tersebut jelas bahwa nilai terbawa mesin (Rp.

105.000.000) sudah melebihi nilai yang bisa dipulihkan

(Recoverable amount) dari aktiva tetap. Jumlah yang

dapat dipulihkan adalah Rp. 85.000.000( nilai tertinggi

antara taksiran harga jual neto dan nilai pakai).

Penurunan nilai (Impairment) sebesar Rp. 20.000.000

( Rp. 105.000.000 – 85.000.000).

Soal Latihan:1. 5/5/2005 PT. A membeli sebidang tanah dan bangunan senilai Rp.1.500.000.000. Harga pasar wajar

bangunan menurut penilai Rp.400.000.000 dan tanah Rp.1.200.000.000. PT. A juga membangun pagar pembatasRp. 40.000.000 serta saluran air, jalan, dan lampu jalan Rp. 50.000.000.Diminta: Lakukan pencatatan ke jurnal

2. PT. Kupas Jaya membeli mesin untuk produksi. Mesin itu memiliki Harga faktur Rp. 95.000.000 ditambah PPN 10%. Karena membeli tunai, maka penjual member potongan harga 5%. Untuk mengangkat ke lokasi PT. Kupas Jaya, dibayar Rp. 2.000.000 ke perusahaan pengangkut. Biaya pemasangan ditanggung pihak penjual.Diminta: Catat transaksi itu ke jurnal umum

3. PT. Bernama membangun aktiva tetap (kapal) dimana ditaksir penyelesaian aktiva tetap selama 2 tahun. Untuk membangun aktiva tetap, dibutuhkan dana 2,5 Milyar. PT. Bernama meminjam dari Bank X Rp. 1 Milyar, masa pinjaman 5 tahun dan berbunga 7%/tahun. PT. bernama juga memiliki beberapa jenis pinjaman yang bukan untuk konstruksi, yaitu Hutang obligasi, 5 %, jatuh tempo 5 tahun Rp. 900.000.000 dan Pinjaman dari Bank Mandira berbunga 8%, jatuh tempo 6 tahun Rp. 1,2 Milyar. Pada tahun pertama, dibayar ke pihak kontraktor Rp. 1 Milyar. Hitung berapa biaya bunga yang harus dikapitalisasi dan buat pencatatan ke jurnal umum untuk kejadian itu.

4. PT. A membeli aktiva tetap dengan fasilitas kredit jangka panjang selama 5 tahun. Dengan suku bunga 8% per tahun, PT. A harus mencicil 80.000.000 setiap tahun. Berapa kos dari aktiva tetap?

5. a. PT. A membeli mesin pada tanggal 1/9-2005 seharga Rp.600.000.000. Mesin ditaksir memiliki umur 20 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. PT. A juga membayar pengangkutan dan pemasangan Rp. 5.000.000

b. Pada tanggal 1/5 2008 mesin tersebut diperbaiki. Perbaikan ini hanya untuk menjaga operasi mesin. Perbaikan ini hanya membutuhkan biaya Rp.5.000.000

c. Pada tanggal 1/6-2015 mesin ditukar dengan mesin lain yang teknologinya lebih baik. Mesin PT. A dinilai seharga Rp.200.000.000 sedangkan mesin yang diterima memiliki harga pasar Rp.350.000.000

Diminta: Catat setiap transaksi ke jurnal

6. PT. A memiliki sebuah gedung yang memiliki nilai buku Rp.150.000.000 (Kos Rp. 375.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp.225.000.000). Gedung dipertukarkan dengan sebuah gedung yang memiliki nilai pasar wajar Rp.105.000.000. Dalam pertukaran PT. A menerima Rp.45.000.000Diminta: Catat transaksi tersebut ke jurnal

7. a PT. A memiliki sebuah truk dengan nilai pemerolehan Rp.80.000.000 disusutkan dengan metode jumlah angka tahun selama 10 tahun (tanpa nilai sisa). Truk dibeli tanggal 1/7-2006b. Karena sesuatu hal, pada 1/5-2010, truk dijual seharga Rp.60.000.000

Page 117: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Diminta: 1. Buat skedul penyusutan2. Buat pencatatan ke jurnal tanggal 1/7-2006,31/12-2006 dan 1/5-2010

7. PT. Sumber Sukses membeli truk pada tanggal 2/9/2009 dimana kos pemerolehannya Rp. 290.000.000. Nilai residu truk Rp. 90.000.000 dan masa manfaat ditaksir 20 tahun. Hitung biaya penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai terbawa aktiva tetap selama 5 tahun dengan menggunakan metode penyusutan:a. Garis lurusb. Metode Jumlah angka tahunc. Metode saldo menurun d. Metode saldo menurun ganda

8. PT. Andika memiliki Mobil dimana pada akhir tahun ke-5 memiliki nilai terbawa Rp. 150.000.000 (Kos Rp. 300.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 75.000.000). Mobil disusutkan dengan metode garis lurus, tanpa nilai sisa, dan masa manfaat 20 tahun. a. Anggaplah pada akhir tahun ke-5 nilai wajar aktiva itu Rp. 170.000.000, buat penyesuaian dengan

menggunakan model revaluasib. Anggaplah harga jual neto aktiva itu Rp. 130.000.000 dan taksiran arus kas masa depan (nilai pakai) aktiva

tetap Rp. 135.000.000. Tentukan berapa nilai yang dapat dipulihkan (Recoverable Amount) dan penurunan nilai aktiva itu. Buat juga pencatatan ke jurnal umum.

Page 118: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

Table of ContentsBAB I SIKLUS AKUNTANSI.................................................................................................................................1

SISTEM AKUNTANSI BERPASANGAN (DOUBLE-ENTRY ACCOUNTING SYSTEM)............................................1

SIKLUS AKUNTANSI.......................................................................................................................................1

MENGGUNAKAN JURNAL KHUSUS.............................................................................................................23

Soal Latihan:...........................................................................................................................................26

BAB II LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN NERACA (BALANCE SHEET)...................................28

LAPORAN RUGI LABA......................................................................................................................................28

KEGUNAAN DAN KELEMAHAN LAPORAN RUGI LABA.................................................................................28

BENTUK LAPORAN RUGI LABA....................................................................................................................29

ELEMEN-ELEMEN LAPORAN RUGI LABA.................................................................................................29

FORMAT LAPORAN RUGI LABA...............................................................................................................29

PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH TUNGGAL (SINGLE-STEP INCOME STATEMENT)...........29

PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH GANDA (MULTIPLE-STEP INCOME STATEMENT)..........30

PELAPORAN TRANSAKSI-TRANSAKSI YANG JARANG TERJADI (IRREGULAR ITEMS)................................32

NERACA..........................................................................................................................................................34

MANFAAT NERACA.....................................................................................................................................34

KETERBATASAN NERACA............................................................................................................................34

KLASIFIKASI DALAM NERACA......................................................................................................................35

Soal Latihan:...............................................................................................................................................37

BAB III AKUNTANSI KAS.................................................................................................................................38

PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS...........................................................................................................38

MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:.........................................................................................38

PENGENDALIAN ATAS KAS..........................................................................................................................39

DANA KAS KECIL (Petty Cash).....................................................................................................................39

REKONSILIASI BANK....................................................................................................................................41

Soal Latihan:...............................................................................................................................................68

BAB IV AKUNTANSI PIUTANG (Receivable)....................................................................................................72

PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE).................................................................................................72

PENGAKUAN PIUTANG USAHA...............................................................................................................72

PENILAIAN PIUTANG USAHA...................................................................................................................67

Page 119: Diktat akuntansi keuangan-menengah i · Web viewInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa tahun Fixed Assets

WESEL TAGIH (PROMISORY NOTE).............................................................................................................67

PENGAKUAN WESEL...............................................................................................................................66

WESEL JANGKA PENDEK BERBUNGA......................................................................................................66

Wesel jangka panjang berbunga; suku bunga nominal berbeda dengan suku bunga pasar (efektif).....66

WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA NOMINAL WESEL SAMA DENGAN SUKU BUNGA PASAR (EFEKTIF).....................................................................................................................................66

WESEL BERBUNGA NOL (ZERO-INTEREST BEARING NOTE).....................................................................67

PENILAIAN WESEL TAGIH........................................................................................................................67

PELEPASAN PIUTANG USAHA DAN WESEL.................................................................................................67

MENGGADAIKAN PIUTANG USAHA........................................................................................................67

TRANSFER (ANJAK) PIUTANG.................................................................................................................67

TRANSFER PIUTANG SECARA TANGGUNG RENTENG/DENGAN JAMINAN.............................................67

Soal Latihan:...............................................................................................................................................83

BAB V AKUNTANSI SEDIAAN (INVENTORIES).................................................................................................85

SISTEM PENCATATAN SEDIAAN..................................................................................................................86

KEPEMILIKAN ATAS SEDIAAN......................................................................................................................83

PENGARUH POTONGAN TUNAI PEMBELIAN TERHADAP KOS SEDIAAN......................................................82

PENILAIAN SEDIAAN BERBASIS ALIRAN KOS HISTORIS...............................................................................83

PENGARUH KOMITMEN PEMBELIAN TERHADAP NILAI SEDIAAN...............................................................83

Soal Latihan:.............................................................................................................................................108

BAB VI AKUNTANSI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN PENURUNAN NILAI...............................................111

KOMPONEN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP.....................................................................................111

PEMBEBANAN KOS PINJAMAN YANG TERJADI SELAMA KONSTRUKSI......................................................110

PENGUKURAN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP..................................................................................112

PENGELUARAN-PENGELUARAN SETELAH PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP................................................115

PENJUALAN AKTIVA TETAP.......................................................................................................................117

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP....................................................................................................................118

PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) AKTIVA TETAP...................................................................................122

Soal Latihan:.............................................................................................................................................123