print artikel fixed

19
 SOLAFIDE C P 09/283567/HK/18196 S1 HUKUM 2009 Menumbuhkan Sikap Semangat Kepancasilaan Sebagai Dasar Filosofi dan Ideologi Guna Membangun Pola Pikir dan Karakter Setiap Masyarakat Terutama Insan Mahasiswa Dalam Proses Pembangunan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara I. Latar Belakang : a. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Sebagai makluk Tuhan YME untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, manusia senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjung sebagi pandangan hidup. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan dalam menata kehidupan pribadi maupun kehidupan dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Maka dalam kedudukannya sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila berfungsi / merupakan kerangka acuan dalam menata kehidupan rakyat / bangsa dan wilayah Indonesia. Proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi bangsa (nasional), dan pandangan hidup negara dapat disebut sebagai ideologi negara. Transformasi pandangan hidup masyarakatmenjadi pandangan hidup bangsa dan akhirnya menjadi dasar negara juga terjadi pada pandangan hidup Pancasila. Nilai-nilai Pancasila dahulunya adalah nilai-nilai yang terdapat pada bangsa Indonesia (dalam adat istiadat, kebudayaan, agama), sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang ada pada masyarakat Indonesia tersebut (sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, Sumpah Pemuda 1928) dirintis menjadi pandangan hidup bangsa.

Upload: solafidechristovapasaribu

Post on 18-Jul-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 1/19

 

SOLAFIDE C P

09/283567/HK/18196 

S1 HUKUM 2009

Menumbuhkan Sikap Semangat Kepancasilaan Sebagai Dasar Filosofi dan Ideologi Guna

Membangun Pola Pikir dan Karakter Setiap Masyarakat Terutama Insan Mahasiswa

Dalam Proses Pembangunan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

I.  Latar Belakang :

a.  Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Sebagai makluk Tuhan YME untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, manusia

senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjung sebagi pandangan hidup. Pandangan

hidup berfungsi sebagai kerangka acuan dalam menata kehidupan pribadi maupun kehidupan

dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Maka dalam kedudukannya sebagai pandangan hidup

bangsa, Pancasila berfungsi / merupakan kerangka acuan dalam menata kehidupan rakyat / bangsa dan wilayah Indonesia.

Proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi

pandangan hidup bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan

menjadi pandangan hidup negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi

bangsa (nasional), dan pandangan hidup negara dapat disebut sebagai ideologi negara.

Transformasi pandangan hidup masyarakatmenjadi pandangan hidup bangsa dan akhirnya

menjadi dasar negara juga terjadi pada pandangan hidup Pancasila. Nilai-nilai Pancasila

dahulunya adalah nilai-nilai yang terdapat pada bangsa Indonesia (dalam adat istiadat,

kebudayaan, agama), sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang

ada pada masyarakat Indonesia tersebut (sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, Sumpah Pemuda

1928) dirintis menjadi pandangan hidup bangsa.

Page 2: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 2/19

 

b.  Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945 

Sesudah BPPK (Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan) merampungkan tugasnya

dengan baik, maka dibubarkan dan pada tanggal 9 Agustus 1945, sebagai penggantinya

dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pada tanggal 17 Agustus 1945,

dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno di Pengangsaan Timur

56 Jakarta yang disaksikan oleh PPKI tersebut. Keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945

PPKI mengadakan sidangnya yang pertama dengan mengambil keputusan penting :

  Mensahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945.

  Mensahkan dan menetapkan UUD 1945.

  Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno dan Drs.

Mohammad Hatta, masing-masing sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI.Tugas pekerjaan Presiden RI untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah badan yaitu KNIP

(Komite Nasional Indonesia Pusat) dan pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI memutuskan,

Pembagian wilayah Indonesia ke dalam 8 propinsi dan setiap propinsi dibagi dalam karesidenan-

karesidenan. Juga menetapkan pembentukan Departemen-departemen Pemerintahan.

Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan oleh PPPKI pada tanggal 18

Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara resmi, autentik dan sah menurut hukum

sebagai dasar falsafah negara RI, dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut :

  Kemanusiaan yang adil dan beradab.

  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / 

perwakilan.

  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c.  Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Istilah / kata ideologi berasal dari kata ide yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar

 / nilai dasar, cita-cita ; dan logos yang berarti ilmu. Maka secara harafiah ideologi berarti ilmu

pengertian-pengertian dasar / nilai-nilai dasar. Ideologi bangsa dan negara adalah pengertian-

pengertian dasar / nilai-nilai dasar yang manjadi keyakinan dan dijadikan dasar dalam

menjalankan kehidupan bermasyarakat (berbangsa) dan bernegara.

Page 3: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 3/19

 

Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia dapat diuraikan secara

singkat sebagai berikut :

Pengertian-pengertian dasar / nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila adalah :

1.  Pengertian dasar / nilai dasar Ketuhanan.

2.  Pengertian dasar / nilai dasar kemanusiaan.

3.  Pengertian dasar / nilai dasar persatuan.

4.  Pengertian dasar / nilai dasar kerakyatan.

5.  Pengertian dasar / nilai dasar keadilan.

Nilai-nilai dasar tersebut digali dan diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai

kebudayaan serta nilai religius yang dimiliki bangsa Indonesia atau diambil dari pandangan

hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara. Maka jauh sebelum negara Indonesia

ada nilai-nilai (nilai dasar Ketuhanan, nilai dasar kemanusiaan, nilai dasar persatuan, nilai dasar

kerakyatan, nilai dasar keadilan) tersebut sudah menjadi ideologi bangsa. Setelah negara

Indonesia terbentuk, nilai-nilai dasar (yang merupakan esensi dari sila-sila pancasila) tersebut

dijadikan dasar dalam mengelola negara / menjalankan pemerintahan, maka nilai-nilai dasar

tersebut menjadi ideologi negara.

Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari (diamalkan dalam hidupsehari-hari). Dengan kata lain Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau

aktivitas hidup dan kehidupan didalam segala bidang. Berarti pula segala tingkah laku dan

tindakan / perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua

sila Pancasila, karena Pancasila sebagai satu kesatuan.

Sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, pada hakekatnya :

1. Pancasila berakar dari pandangan hidup dan budaya bangsa sendiri (bukan mengambil dari

ideologi bangsa lain)

2. Pancasila bukan merupakan hasil pemikiran / perenungan seseorang yang hanya memikirkan

kepentingan golongan atau kelompok tertentu, tetapi Pancasila pada hakekatnya untuk seluruh

lapisan serta unsur-unsur bangsa secara menyeluruh, karena Pancasila diangkat dari nilai-nilai

Page 4: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 4/19

 

adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius yang dimiliki bangsa Indonesia atau diambil

dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara.

Sebagai ideologi, Pancasila merupakan ideologi terbuka dan komprehensif. Ideologi terbuka ;

mempunyai ciri khas :

  Nilai-nilai dan cita-citanya digali dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu

sendiri ; tidak dipaksakan dari luar.

  Dasarnya hasil musyawarah dan konsensus dari masyarakat ; bukan keyakinan idiologis

sekelompok orang.

  Ideologi digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri ; tidak diciptakan oleh

negara.

  Ideologi komprehensif adalah ideologi yang tidak memihak pada satu golongan tertentu.

Namun demikian seiring dengan perkembangan zaman, makna nilai filosofis dan

ideologis pancasila semakin menurun, melemahnya kekuatan Pancasila sebagai ideologi dan

pandangan hidup bangsa juga terjadi kepada kelompok mahasiswa. Kaum muda yang diharapkan

menjadi penerus kepemimpinan bangsa ternyata abai dengan Pancasila.  Mengutip survei yang

dilakukan aktivis gerakan nasionalis pada 2006, sebanyak 80 persen mahasiswa memilih syariah

sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Sebanyak 15,5 persen responden memilih

aliran sosialisme dengan berbagai varian sebagai acuan hidup. ‖Hanya 4,5 persen responden

yang masih memandang Pancasila tetap layak sebagai pandangan hidup berbangsa dan

 bernegara,‖1 

Penelitian itu dilakukan di Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung,

Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya. Perguruan-

perguruan tinggi tersebut selama ini dikenal sebagai basis gerakan politik di Indonesia. Survei

tersebut menunjukkan kondisi riil di perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. Kondisi ini

menunjukkan semakin rendahnya semangat nasionalisme di kalangan generasi penerus bangsa.

1 http://hizbut-tahrir.or.id/2008/03/05/survey-80-persen-mahasiswa-memilih-syariah-sebagai-pandangan-hidup/ 

Page 5: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 5/19

 

‖Banyak  generasi muda yang lupa isi harfiah Pancasila. Apalagi mengerti Pancasila secara

maknawi?‖ 

II.  Rumusan Masalah :

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam tulisan ini penulis memperoleh hasil

yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah

itu adalah:

1.  Bagaimana menumbuhkan kembali nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila

kepada setiap masyarakat terkhusus mahasiswa di era yang modern ini?

2.  Bagaimana fungsi utama filosof dan ideologi Pancasila dalam mempertahankan

keutuhan NKRI di masa mendatang?3.  Apa yang menjadi bukti bahwa falsafah Pancasila harus dijadikan sebagai mata

pelajaran wajib bagi seluruh insan mahasiswa hukum dalam proses pembelajaran?

III.  Keaslian Tulisan :

Tulisan yang  berjudul ―Menumbuhkan Sikap Semangat Kepancasilaan Sebagai Dasar

Filosofi dan Ideologi Guna Membangun Pola Pikir dan Karakter Setiap Masyarakat Terutama

Insan Mahasiswa Dalam Proses Pembangunan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara‖ merupakan

hasil dari tulisan penulis. Tulisan ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali semangat

kepancasilaan kepada setiap insan mahasiswa hukum baik secara akademik maupun non-

akademik dalam proses pembangunan negara. 

Berdasarkan Penelusuran yang dilakukan penulis, tulisan ini belum pernah ditemukan

dan bukan merupakan tulisan yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain diberbagai

 jurnal atau media baik cetak maupun online, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Page 6: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 6/19

 

IV.  Analisis

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya“philosophi” adalah

berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta

kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada kata“philos” (pilia, cinta)

dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan.

Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti

cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti

merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi

konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut

filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos.

Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut:

•  Socrates (469-399 s.M.) 

Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa

perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahgia. Berdasarkan pemikiran

tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika

mereka mampu dan mau melakukan peninajauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi

terhadap diri secara obyektif 

•  Plato (472 – 347 s. M.) 

Dalam karya tulisnya ―Republik‖ Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pencinta

pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap pengetahuan

mengenai ide yang abadi dan tak berubah. Dalam konsepsi Plato filsafat merupakan pencarian

yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat

Plato ini kemudan digolongkan sebagai filsafat spekulatif. 

1.  Asal Mula Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata

dari Sanskerta:  pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan

rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang

adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

Page 7: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 7/19

 

dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan

tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. 

 

Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam

beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati

 

sebagai hari lahirnya Pancasila.2 

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan

pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

yaitu :

   Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29

Mei 1945. Yaminmerumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri

Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan

bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup

ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam

memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[1]

 

  Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato

spontannya yang kemudian dikenal dengan judul " Lahirnya Pancasila". Sukarno

mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar

perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu

diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:

Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,

dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan

ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila

artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara

 Indonesia, kekal dan abadi. 

Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memangmerupakan karunia terbesar dari Tuhan Yang Maha Esa dan ternyata merupakan light-star bagi

segenap bangsa Indonesia dimasa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam

memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa,

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila 

Page 8: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 8/19

 

serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas

tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.

Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi

mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945

bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres

Nomor 12 tahun 1968 adalah (satu), Ketuhanan Yang Maha Esa. (Dua), Kemanusiaan yang adil

dan beradab. (Tiga), Persatuan Indonesia. (Empat), Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan (kelima), Keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia

yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai,menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan

proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik 

golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa

adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, tidak 

terbentuk secara mendadak, serta tidak hanya diciptakan oleh seseorang, tetapi terbentuknya

Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.

Agar memiliki pengetahuan tentang proses terjadinya Pancasila, maka harus dilihat berdasarkan

proses kausalitas atau asal mula.

Atas dasar teori kausalitas asal mula / kausa dibedakan atas empat macam, yaitu :

  Kausa Materialis.

  Kausa Formalis.

  Kausa Efficient.

  Kausa Finalis.

1.1 Asal Mula yang Langsung.

Adalah asal mula yang langsung berkaitan dengan terjadinya Pancasila sebagai dasar

filsafat negara; yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan (sejak 

Page 9: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 9/19

 

dirumuskan dalam sidang BPUPKI Pertama, Panitia Sembilan, Sidang BPUPKI Kedua serta

sidang PPKI sampai pengesahannya)

Adapun rincian asal mula langsung Pancasila sebagai berikut :

a.  Asal Mula Bahan (kausa materialis)

Nilai-nilai dasar Pancasila digali dan diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai

kebudayaan serta nilai religius yang dimiliki bangsa Indonesia; maka kausa materialis / asal mula

bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri.

b.  Asal Mula Bentuk (kausa formalis)

ialah siapa yang merumuskan Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD

1945. Bentuk, rumusan dan nama Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945

dirumuskan dan dibahas oleh Ir. Soekarno bersama Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI

lainnya; maka kausa formalis / asal mula bentuk Pancasila adalah : Ir. Soekarno , Drs. Moh.

Hatta serta anggota BPUPKI.

c.  Asal Mula Karya (kausa efficient)

ialah asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara

yang sah. PPKI sebagai pembentuk negara, dan atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan

pancasila menjadi dasar negara yang sah; maka kausa efficient / asal mula karya Pancasila adalah

PPKI.

d.  Asal Mula Tujuan (kausa finalis)

ialah apa tujuan para pendiri bangsa merumuskan dan membahas Pancasila.

BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta merumuskan dan membahasPancasila tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara; maka kausa finalis / asal mula

tujuan Pancasila adalah : anggota BPUPKI, Panitia Sembilan serta Soekarnoa dan Hatta.

Page 10: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 10/19

 

1.2 Asal Mula yang Tidak Langsung.

Adalah asal mula yang tidak langsung berkaitan dengan terjadinya Pancasila sebagai

dasar filsafat negara; yaitu asal mula yang sebelum Proklamasi Kemerdekaan (asal mula nilai-

nilai Pancasila yang terdapat dalam adat istiadat, kebudayaan, serta dalam nilai-nilai agama

bangsa Indonesia).

Dapat disimpulkan bahwa asal mula tidak langsung Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri.

Apabila dirinci asal mula tidak langsung Pancasila sebagai berikut :

a.  Unsur-unsur / nilai-nilai dasar Pancasila [ nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai

persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan ] sebelum secara langsung dirumuskan

menjadi dasar filsafat negara , telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari

bangsa Indonesia.

b.  Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat [ berupa nilai adat

istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius ] jauh sebelum membentuk negara.

1.3 Kedudukan dan Fungsi Pancasila :

  Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa.

  Pancasila sebagai Dasar Negara.

  Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Negara Indonesia.

2.  Butir-butir Pengamalan Pancasila

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas

dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan

Pancasila.

Page 11: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 11/19

 

36  Butir-butir Pancasila/Eka Prasetia Panca Karsa :

A.  Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1.  Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2.  Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut

kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

3.  Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya.

4.  Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B.  Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

1.  Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama

manusia.

2.  Saling mencintai sesama manusia.

3.  Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4.  Tidak semena-mena terhadap orang lain.

5.  Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

6. 

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.7.  Berani membela kebenaran dan keadilan.

8.  Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu

dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

C. Sila Persatuan Indonesia

1.  Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di

atas kepentingan pribadi atau golongan.

2.  Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

3.  Cinta Tanah Air dan Bangsa.

4.  Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.

5.  Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal

Ika.

Page 12: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 12/19

 

D. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan dan Perwakilan

1.  Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

2.  Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3.  Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

4.  Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.

5.  Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil

musyawarah.

6.  Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

7.  Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan

Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

kebenaran dan keadilan.

E. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1.  Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan gotong-royong.

2.  Bersikap adil.

3. 

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.4.  Menghormati hak-hak orang lain.

5.  Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

6.  Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

7.  Tidak bersifat boros.

8.  Tidak bergaya hidup mewah.

9.  Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

10. Suka bekerja keras.

11. Menghargai hasil karya orang lain.

12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Page 13: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 13/19

 

Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila.

Tidak pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-benar diamalkan

dalam keseharian warga Indonesia.

3. 

Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa IndonesiaMenurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian

Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa

Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah

pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh

kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu

sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai

peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain)

namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini,

misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh

unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya

sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita

memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila

itu adalah pencerminan dari bangsa kita.

Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri merupakan :

  Dasar negara, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber

hukum yang berlaku di negara kita.

  Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan serta memberi

petunjuk dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.

  Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang

khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta

merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yanglain. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil

dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam

wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan

berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram,

Page 14: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 14/19

 

tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,

bersahabat, tertib dan damai.

  Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia

menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan

sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita

bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena

Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah

perjuangan bangsa.

Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan

Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan

rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan

perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.

4.  Falsafah Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia

Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah kita temukan

dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia seperti di

bawah ini :

  Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.

  Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudiandijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam

Jakarta).

  Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.

  Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember

1945, alinea IV.

  Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus

1950.

  Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.

Page 15: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 15/19

 

5.  Refleksi Historis Pancasila

Dalam perjalanan sejarah Indonesia, baik orde lama, orde baru hingga orde reformasi dan

saat ini, Pancasila dalam implementasinya banyak mengalami distorsi dalam berbagai ranah

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di masa orde lama, tiga periode

implementasi Pancasila berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode

1959-1966.

Pada periode 1945-1950, Pancasila mau diganti faham komunis, tahun 1948 DI/TII ingin

Indonesia dijadikan sebagai negara Islam. Pada periode 1950-1959, sila ke-4 Pancasila dilanggar

dengan menerapkan sistem liberal, akhirnya keluarlah Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan

Konstituante. Pada periode 1959-1965, muncul demokrasi terpimpin, presiden dipilih seumur

hidup dan Bung Karno mengimplementasikan Pancasila dengan paradigma USDEK.

Kemudian lahirlah orde baru sebagai koreksi atas distorsi nilai-nilai Pancasila oleh rezim

Soekarno, namun dalam perjalanannya, selama 32 tahun orde baru justru melahirkan masalah

besar bangsa ini, yakni sentralisasi dan otoritarianisme kekuasaan, rezim alergi kritik, hutang

negara kepada asing menggunung yang berujung pada krisis moneter dan rezim Soeharto pun

akhirnya dijungkirbalikkan.

Demikian juga reformasi lahir dari rahim kekecewaan sekaligus sebagai koreksi terhadap

rezim orde baru. Orde reformasi telah berlangsung 12 tahun lebih. Banyak perkembangan positif 

dalam berbagai hal, baik penataan ekonomi, politik, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan serta

kebebasan pers. Namun seiring sejalan, berbagai perkembangan di atas, juga dibarengi dengan

berkembangnya masalah kebangsaan yang sangat krusial, antara lain, lepasnya Timor Timur,

konflik horisontal dan vertikal dimana-mana, desentralisasi KKN.

6.  Retrospeksi Menuju Revitalisasi

Bangsa yang bijak adalah bangsa yang tahu persoalan kekinian (das sain) untuk 

direnungi dan melangkah untuk tahu bagaimana seharusnya (das solen). Artinya, berbagai

ilustrasi dari orde ke orde sebagai koreksi atas rezim sebelumnya, ternyata episentrumnya justru

terletak pada gersangnya pemahaman, kesadaran serta implementasi keseharian seluruh

komponen bangsa ini terhadap nilai-nilai universal yang terkandung dalam kontrak politik 

Page 16: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 16/19

 

 bangsa ini, yakni ‖Pancasila‖. Keutuhan bangsa hingga saat ini banyak ditopang oleh Pancasila

sebagai simbol pemersatu dan perekat bangsa. Oleh karena itu, sepanjang bangsa ini masih

belum runtuh, kita harus bersatu tekad untuk menyelamatkan bangsa ini dari ambang

kehancuran, yakni dengan melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Revitalisasi merupakan kebutuhan bangsa saat ini. Revitalisasi nilai-nilai Pancasila harus

dipahami sebagai usaha bersama seluruh komponen bangsa Indonesia untuk mengembalikan

nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai konsensus sekaligus identitas nasional yang

selama ini mengalami berbagai penyimpangan kepada asal-muasal kemunculannya untuk 

dijadikan kembali sebagai dasar dan ideologi, simbol pemersatu, pedoman sekaligus tujuan,

orientasi dan alat ukur serta evaluator kebijakan, pola interaksi simbiosis-mutualisme denganbangsa lain serta sebagai roh dan semangat kebersamaan dari setiap individu bangsa Indonesia

tanpa terkecuali sehingga sesuai dengan cita ideal para pendiri bangsa ( founding fathers).

Singkatnya, revitalisasi memiliki arti bahwa nilai-nilai yang telah ―menyejarah‖ dalam

kehidupan bangsa Indonesia terdahulu dimunculkan kembali dalam sejarah kehidupan baru

bangsa Indonesia pasca reformasi yang telah disalahartikan menjadi kebebasan yang kebablasan.

Revitalisasi nilai-nilai Pancasila mendesak dilakukan karena beberapa alasan internal dan

eksternal. Secara internal, sejak masa berlangsungnya masa reformasi tahun 1998 hingga saat ini,

berbagai hal yang menjadi prinsip kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara banyak 

mengalami distorsi dan kemerosotan. Secara eksternal, adanya pengaruh kekuatan transnasional

dan globalisasi. Hal tersebut cepat atau lambat pasti mengakibatkan memudarnya identitas

nasional Negara Republik Indonesia dan endingnya Indonesia akan tinggal badan yang

kehilangan rohnya.

7.  Solusi Menuju Aksi

Ada beberapa solusi konkrit revitalisasi ke depan yang bisa dilakukan sesegera mungkin

oleh pemerintah sebagai policy maker dan juga seluruh komponen masyarakat tanpa

terkecuali. Pertama, Pemerintah sebagai policy maker segera mengubah mind-sett segala produk 

kebijakannya dengan mengorientasikan fokus pada akar dan tujuan Pancasila sebagai ideologi

dan dasar negara. Kedua, khusus sektor pendidikan, pemerintah perlu segera merevisi UU no.

Page 17: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 17/19

 

20 tahun 2003 tentang Sisdiknas sebelum masyarakat bergerak dan meminta MK untuk 

melakukan judicial review. Karena realitasnya, mata pelajaran Pancasila belum dimasukkan

sebagai kurikulum wajib dari tingkat SD s/d PTN/PTS. Sebagai ilustrasi, di Jawa Timur bahkan

 juga secara nasional, banyak PTN/PTS yang meniadakan mata kuliah Pancasila. Ini akibat

 pemerintah pasca reformasi mengambil posisi ―trauma kolektif‖ dan vis a vis dari rezim orde

baru, sehingga pemerintah dan masyarakat kehilangan arah dan tujuan (visi dan misi)

kebangsaan.

Banyak pengajar yang menyatakan bahwa dengan penghapusan mata pelajaran

pendidikan Pancasila, kini sangat sulit menanamkan nilai-nilai seperti musyawarah, gotong

royong, dan toleransi beragama kepada insan pembelajar. Ketiga, pemerintah dan seluruh

komponen negara tanpa terkecuali para akademisi dan insan mahasiswa sebagai punggawapenerus bangsa merenungkan kembali arti revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui penguatan pola pikir (mind 

sett), pola sikap (behavior ), dan pola tindakan (action).

Keempat, sebagai follow up revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila,

pemerintah dan DPR/DPD perlu memikirkan untuk segera membentuk Badan Riset, Pengkajian

dan Penerapan Pancasila dari pusat hingga daerah dengan melibatkan PTN/PTS yang

berkompeten dan dipayungi UU/Keppres serta APBN yang terukur dan terarah. Kelima,

pemerintah dan stake holders bangsa harus memulai pembiasaan diri dengan memberikan

ketauladanan struktural dan kultural. Karena sesempurna apapun teori/ideologi tanpa

ketauladanan non-sense teori/ideologi tersebut akan diikuti dan mengakar. Keenam, pemerintah

harus tegas dan tangkas menerapkan law enforcement tanpa tebang pilih, jika ada

orang/kelompok yang ingin mengubah apalagi mengeleminasi Pancasila sebagai ideologi dan

dasar negara, kendatipun orang/kelompok tersebut pengikut teori dramaturgi Ervin Guffman baik 

di depan tapi di belakang menusuk.

Semoga tulisan ini menginspirasi semua komponen bangsa dan negara terutama seluruh

insan mahasiswa untuk menyelamatkan ideologi dan dasar bangsa ini, sehingga visi, misi serta

tujuan bangsa ke depan akan lebih terarah dan terukur menuju bangsa yang maju, beradab dan

bermartabat. Diperlukan adanya keinginan untuk menjadikan pilar kebangsaan – Pancasila, UUD

Page 18: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 18/19

 

1945, NKRI dan kebhinekaan — sebagai bagian dari integrated curriculum, misalnya mata kuliah

sosiologi, psikhologi, komunikasi, akhlak dan tasawuf, fiqih dan ketatanegaraan, dan sebagainya.

Diharapkan para rektor dapat memprakarsai terhadap curriculum review tentang relasi antara

Pilar kebangsaan melalui mata kuliah ini.

V.  PENUTUP

Kesimpulan 

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1.  Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsaIndonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-

norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling

sesuai bagi bangsa Indonesia terutama dalam membentuk karakter dan pola pikir

mahasiswa.

2.  Fungsi utama filsafat Pancasila bagi setiap insan mahasiswa hukum yaitu:

  Filasafat Pancasila harus dipakai sebagai pandangan hidup setiap insan mahasiswa

hukum.

  Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara Republik Indonesia tetapi juga sebagai

dasar setiap pola pikir mahasiswa sebagai para penerus bangsa ini.

  Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian setiap insan mahasiswa dalam

mempertahankan keutuhan kebhinekaan NKRI.

3.  Indonesia lahir dari rahim pluralisme adat-istiadat, budaya, pemikiran, pandangan hidup

dengan prinsip bhinneka tunggal ika. Pancasila adalah bentuk akumulasi sumber nilai dan

simbol bangsa Indonesia. Tanpa Pancasila Indonesia tidak mungkin bisa eksis. Tanpa

Pancasila Indonesia sudah bubar. Keberadaan Indonesia inilah hakikat dari

Pancasila. Oleh karena itu, eksistensi Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara adalah

harga mati.

Page 19: Print Artikel Fixed

5/16/2018 Print Artikel Fixed - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/print-artikel-fixed 19/19

 

Saran

Mengamati terhadap kenyataan ini, memang dibutuhkan kerja keras dari semua komponen untuk 

menerapkan kembali nilai-nilai filosofis dan ideologis pancasila kedalam suatu kurikulum wajib

dan seluruh jenis dan jenjang pendidikan, yang diajarkan dengan cara yang khusus, meretas di

antara indoktrinasi dan diskusi, sehingga Pancasila sebagai pengetahuan dan tindakan akan dapat

direngkuh. Dan juga agar sekiranya setiap insan mahasiswa, kalangan akademis dan seluruh

masyarakat terbentuk menjadi sosok generasi penerus bangsa yang dapat mempertahankan

keutuhan bangsa dan negara ini. Pancasila dijadikan sebagai ideologi yang hidup untuk 

merespon dan menjawab tantangan zaman yang terus berubah. Oleh karena itu, menjadikan

Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia berarti menjadikan Pancasila

sebagai instrumen untuk membangun Indonesia yang berkualitas di masa yang akan datang.

VI.  Daftar Pustaka

Koentjaraningrat. 1980. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta:Pancoran Tujuh.

Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9.Jakarta: Pantjoran Tujuh.

Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sumber Lain :

http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm

 

http:// www.google.co.id 

 

http://www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm  

 

http://  www.teoma.com 

 

http://hizbut-tahrir.or.id/2008/03/05/survey-80-persen-mahasiswa-memilih-syariah-sebagai-

 

pandangan-hidup/ 

 

http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila