deegan ch 9 emir

10
1. Pengertian Akuntansi Sosial dan Lingkungan Akuntansi sosial, dikenal juga sebagai akuntansi sosial dan lingkungan, pelaporan sosial perusahaan, pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan, pelaporan non-keuangan, atau akuntansi keberlanjutan, adalah proses mengkomunikasikan dampak sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi organisasi untuk kepentingan kelompok tertentu dalam masyarakat dan untuk masyarakat luas. Dengan lahirnya akuntansi sosial, produk akuntansi juga dapat digunakan oleh manajemen sebagai sarana untuk mempertanggungjawabkan kinerja sosial perusahaan dan memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi stakeholders. Dalam lingkup wilayah Indonesia, standar akuntansi keuangan Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial, yang berakibat pada dalam praktik. Perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Akuntansi sosial tidak hanya digunakan oleh manajemen saja namun umumnya digunakan dalam konteks bisnis atau tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), meskipun setiap organisasi termasuk lembaga swadaya masyarakat, lembaga amal, dan lembaga pemerintah dapat terlibat dalam akuntansi sosial. 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Tanggung jawab sosial ini erat kaitannya dengan munculnya konsep coorporate social responsibility (CSR).

Upload: lifawn

Post on 24-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

deegan

TRANSCRIPT

Page 1: Deegan CH 9 Emir

1. Pengertian Akuntansi Sosial dan Lingkungan

Akuntansi sosial, dikenal juga sebagai akuntansi sosial dan lingkungan, pelaporan

sosial perusahaan, pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan, pelaporan non-

keuangan, atau akuntansi keberlanjutan, adalah proses mengkomunikasikan dampak

sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi organisasi untuk kepentingan kelompok

tertentu dalam masyarakat dan untuk masyarakat luas.

Dengan lahirnya akuntansi sosial, produk akuntansi juga dapat digunakan oleh

manajemen sebagai sarana untuk mempertanggungjawabkan kinerja sosial perusahaan

dan memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi

stakeholders. Dalam lingkup wilayah Indonesia, standar akuntansi keuangan Indonesia

belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial, yang berakibat

pada dalam praktik. Perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Akuntansi

sosial tidak hanya digunakan oleh manajemen saja namun umumnya digunakan dalam

konteks bisnis atau tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), meskipun setiap organisasi

termasuk lembaga swadaya masyarakat, lembaga amal, dan lembaga pemerintah dapat

terlibat dalam akuntansi sosial.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Tanggung jawab sosial ini erat kaitannya dengan munculnya konsep coorporate

social responsibility (CSR). Secara singkat CSR merupakan suatu upaya untuk

meningkatkan kualitas hidup dari stakeholder. Stakeholder yang dimaksudkan disini

diantaranya adalah karyawan, pembeli, pemilik, pemasok, dan komunitas lokal,

organisasi nirlaba, aktivis, pemerintah, dan media, yang pada dasarnya mempunyai

tujuan yang sama, yakni kemakmuran. Dengan demikian perusahaan sebagai entitas

bisnis hendaknya peduli terhadap akibat sosial dan berusaha mengatasi kerugian

lingkungan sebagai akibat dari aktivitas usaha perusahaan.

Kita ketahui bersama Prinsip perusahaan yang profit  ini ingin mendapatkan

keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya. Sehingga 

seringkali menyebabkan tindakan yang menjurus menghalalkan segala cara. Polusi air

dan udara, kebisingan suara, keracunan, radiasi, kemacetan lalu lintas, produksi

makanan haram, serta limbah kimia yang bisa mengancam masyarakat dan ekosistem

Page 2: Deegan CH 9 Emir

adalah suatu contoh bentuk dampak negatif (negative externalities) yang dapat timbul

dari keberadaan dan aktivitas perusahaan.

Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sering kali

mengakibatkan perusakan lingkungan, berupa pencemaran air, penggundulan hutan,

pencemaran  udara, dan lainnya. Perusahaan menganggap semua yang dilakukannya

sebagai eksternalitas dari usaha meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.

Tapi tindakan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi tersebut, di

satu sisi hanya akan meningkatkan produktivitas perusahaan, tetapi di sisi lain juga

mungkin akan merugikan pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain karyawan,

konsumen, dan tentu saja masyarakat.

Keberadaan perusahaan tidak terlepas dari kepentingan berbagai pihak. Investor

berkepentingan terhadap sumber  daya yang diinvestasikan di perusahaan. Kreditor

berkepentingan terhadap pengembalian pokok dan bunga pinjaman. Pemerintah

berkepentingan terhadap kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku agar

kepentingan masyarakat secara umum tidak terganggu. Namun, yang tak kalah

pentingnya adalah pihak-pihak yang selama ini kurang mendapat perhatian, yaitu

karyawan, pemasok, pelanggan, dan masyarakat di sekitar perusahaan. Karyawan perlu

mendapatkan penghasilan dan jaminan sosial yang layak. Bila memungkinkan,

karyawan memerlukan pendidikan dan pelatihan teknis untuk meningkatkan keahlian

sehingga dapat meningkatkan karier di perusahaan. Pemasok berkepentingan terhadap

pelunasan utang dagang. Pelanggan berkepentingan terhadap kualitas produk

perusahaan. Terakhir, masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan berkepentingan

terhadap dampak sosial dan lingkungan yang berasal dari aktivitas perusahaan.

Dengan berbagai dampak dari keberadaan perusahaan ditengah-tengah

masyarakat, menyadarkan masyarakat di dunia bahwa sumber daya alam adalah terbatas

dan oleh karenanya pembangunan ekonomi harus dilaksanakan secara berkelanjutan,

dengan konsekuensi bahwa perusahaan dalam menjalankan usahanya perlu

menggunakan sumberdaya dengan efisien dan memastikan bahwa sumber daya tersebut

tidak habis, sehingga tetap dapat dimanfaatkan oleh generasi di masa datang.

Page 3: Deegan CH 9 Emir

3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan

Akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan penerapan akuntansi dalam

ilmu sosial, yang dimana hal ini menyangkut pengaturan, pengukuran, analisis dan

pengungkapan pengaruh kegiatan ekonomi dan sosial dari kegiatan yang bersifat mikro

dan makro pada kegiatan pemerintahan maupun perusahaan.

  Kegiatan pada tingkat makro bertujuan untuk mengukur dan mengungkapkan

kegiatan ekonomi dan sosial suatu negara, mencakup akuntansi sosial dan pelaporan

akuntansi dalam pembangunan ekonomi. Pada tingkat mikro bertujuan untuk mengukur

dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungan yang mencakup

financial, managerial social accounting dan social auditing.

Akuntansi pertanggungjawaban sosial juga  merupakan alat yang sangat berguna

bagi perusahaan dalam mengungkapan aktivitas sosialnya di dalam laporan keuangan.

Pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan penting karena

melalui social reporting disclosure, pemakai laporan keuangan akan dapat menganalisis

sejauh mana perhatian dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjalankan bisnis.

Adapun tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial yaitu :

a. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan untuk mempertahankan biasanya secara

implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik. 

b. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kotrak

sosial diantara organnisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut

dibebaskannya akuntabilitas sosial. 

c. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya

memberikan informasi kepada investor.

4. Teori yang Mendukung Laporan Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan

Teori-teori yang Mendukung Laporan Pertanggungjawaban Sosial dan

Lingkungan yaitu Legitimacy theory  dan Stakeholder  Theory. Legitimacy theory 

menjelaskan bahwa organisasi secara kontinu akan beroperasi sesuai dengan batas-batas

dan nilai yang diterima oleh masyarakat di sekitar perusahaan dalam usaha untuk

mendapatkan legitimasi. Proses untuk mendapatkan legitimasi berkaitan dengan kontrak

sosial antara yang dibuat oleh perusahaan dengan berbagai pihak dalam masyarakat.

Page 4: Deegan CH 9 Emir

Kinerja  perusahaan tidak hanya diukur dengan laba yang dihasilkan oleh perusahaan,

tetapi ukuran kinerja lainnya yang berkaitan dengan berbagai pihak yang

berkepentingan. Untuk mendapatkan legitimasi perusahaan harus memiliki insentif

untuk melakukan kegiatan sosial yang diharapkan oleh masyarakat di sekitar kegiatan

operasional perusahaan. Sedangkan Stakeholder merupakan individu, sekelompok

manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial

yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok,

maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki

karakteristik seperti mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap

perusahaan. 

Dengan menggunakan definisi diatas, pemerintah bisa saja dikatakan sebagai

stakeholder bagi perusahaan karena pemerintah mempunyai kepentingan atas aktivitas

perusahaan dan keberadaan perusahaan sebagai salah satu elemen sistem sosial dalam

sebuah negara oleh karena itu, perusahaan tidak bisa mengabaikan eksistensi

pemerintah dalam melakukan operasinya. Hal tersebut berlaku sama bagi komunitas

lokal, karyawan, pemasok, pelanggan, investor dan kreditor yang masing-masing

elemen stakeholder tersebut memiliki kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan sehingga

masing-masing elemen tersebut membuat sebuah hubungan fungsional dengan

perusahaan untuk bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Stakeholder sendiri memiliki bermacam-macam definisi yang kesemuanya memiliki

kesamaan. Hanya saja, fokus dan penekanan yang berbeda memberikan ruang

perdebatan mengenai apa itu stakeholder.

Definisi stakeholder dalam beberapa literatur adalah sebagai berikut,“Segenap

pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat, “semua yang

melandasi suatu pihak menjadi stakeholder adalah ada atau tidaknya kepentingan

darinya yang terkait. Stakeholder bermacam-macam,tergantung situasi dan kondisi.

Menurut Gaffikin (2008 : 201), ide pertanggungjawaban sosial perusahaan bisnis

sudah ada pada zaman Yunani Klasik. Perusahaan bisnis diharapkan untuk menerapkan

standar yang tinggi mengenai moralitas dalam perdagangan. Pada zaman pertengahan di

Eropa, Gereja mewajibkan industri dan perusahaan bisnis berperilaku sesuai dengan

kode moral Gereja. Isu ini kemudian menjadi hangat di Amerika Serikat pada tahun

Page 5: Deegan CH 9 Emir

1960. Pada tahun 2000 perhatian serupa diberikan oleh  Global Reporting Initiative 

(GRI), sebagai bagian dari program lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang

memberikan pedoman SR yang meliputi tiga elemen, yaitu ekonomi, lingkungan,  dan

sosial yang selanjutnya direvisi pada tahun 2002.

Hal lain yang memicu timbulnya pemikiran akuntansi pertanggungjawaban sosial ini

adalah perubahan pandangan manajemen dalam pengelolaan perusahaan. Pandangan

manajemen klasik mengungkapkan bahwa ada satu dan hanya ada satu tanggung jawab

perusahaan, yaitu untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya guna menambah nilai

suatu perusahaan. Sebaliknya, pandangan manajemen modern mengungkapkan bahwa

kebijakan perusahaan dibuat dengan mempertimbangkan tanggung jawab sosial

mengingat ketergantungan perusahaan pada lingkungannya yang turut mempunyai andil

dalam pencapaian tujuan perusahaan.Tanggung jawab sosial ini erat kaitannya dengan

munculnya konsep corporate social responsibility (SCR).

Dengan demikian, perusahaan sebagai entitas bisnis hendaknya peduli terhadap

akibat sosial dan berusaha mengatasi kerugian lingkungan sebagai akibat dari aktivitas

usaha perusahaan. Izin sosial dan legitimasi dari masyarakat menjadi bagian kecil dari

usaha untuk meningkatkan kualitas hidup tersebut. Perusahaan tidak hanya mempunyai

kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal kepada pemegang saham atau shareholder ,

tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan

(stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas.

Page 6: Deegan CH 9 Emir

RINGKASAN MATERI KULIAH

Social and Environmental Accounting

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi – CA yang dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Sutrisno T, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun oleh:

Emir Faishal Baihaqi 125020300111114

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015