case 1
DESCRIPTION
rTRANSCRIPT
SEORANG PRIA, 28 TAHUN DATANG DENGAN NYERI KEPALA PADA KEPALA BAGIAN BELAKANG DAN NYERI MENJALAR HINGGA LEHER SEJAK ± 2 MINGGU SMRS.
Muhammad Fadli Amir (030.10.191)
Identitas Pasien
No. Rekam Medik : 572808 Nama pasien : Tn.J Usia : 28 th Jenis Kelamin : Laki - Laki Agama : Islam Pekerjaan : - Status : Sudah Menikah Alamat : Dusun 11 Kalibuaya, Telagasari,
Karawang Pendidikan : SMA Tanggal masuk RS : 18 Januari 2015 DPJP : dr. Johni Sinaga, Sp. P
Riwayat Penyakit
ANAMNESISAnamnesis secara autoanamnesis pada pasien. Anamnesis dilakukan pada hari Senin, 19 Januari 2015 jam 8.00 (hari ke dua perawatan).
Keluhan UtamaPasien mengeluh nyeri kepala pada kepala bagian belakang dan nyeri menjalar hingga leher sejak ± 2 minggu SMRS.
Keluhan TambahanDemam dan batuk.
Riwayat Penyakit (2)
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan nyeri pada kepala
bagian belakang dan nyeri menjalar hingga leher sejak ± 2 minggu SMRS. Nyeri kepala yang dirasakan awalnya sebelah kemudian seluruhnya, keluhan dirasakan semakin lama semakin berat. Nyeri kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk, apabila pusing kepala terasa panas badan terasa lemas.
Pasien juga mengeluh demam. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi dan hanya diukur dengan perabaan tangan. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak berwarna putih-kekuningan. Sebelumnya pasien mengaku sering berkeringat terutama pada malam hari, dan sering pegal-pegal. Batuk darah, sesak nafas, mual, muntah penurunan kesadaran, keluhan kejang disangkal. BAB dan BAK tidak terdapat keluhan.
Riwayat Penyakit(3)
Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah mengalami
hal ini sebelumnya. Pasien mengaku sedang dalam pengobatan penyakit TB paru. Riwayat infeksi telinga, sinus, dan gigi disangkal. Riwayat penurunan berat badan, hipertensi, diabetes mellitus, asma disangkal pasien. Pasien belum pernah mengalami sakit berat apalagi hingga dirawat di rumah sakit sebelumnya.
Riwayat Penyakit (4)
Riwayat Penyakit KeluargaPada anggota keluarga tidak didapati
keluhan yang sama seperti pasien. Sepengetahuan pasien, di keluarganya tidak ada riwayat asma, diabetes mellitus, hipertensi, asma, ataupun alergi.
Riwayat Kebiasaan dan Kehidupan SosialPasien memiliki kebiasaan merokok satu
bungkus perhari, mengkonsumsi alkohol dan begadang hampir setiap malam. Pasien mengaku pernah memasang tattoo pada punggungnya. Riwayat seks berganti-ganti pasangan, konsumi narkoba disangkal pasien
Pemeriksaan Fisik
Saat di IGD (17/01/2015)
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital Nadi : 76 x/menit Pernapasan: 18
x/menit Suhu: 37,9 0C TD : 120/80 mmHg
Saat di Bangsal (19/01/2015)
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital Nadi : 72 x/menit Pernapasan: 20
x/menit Suhu: 37,5 0C TD : 100/60
Pemeriksaan Fisik(2)
Status GeneralisKepala dan leher
Kepala : Normosefali, rambut hitam distribusi merata tidak mudah dicabut
Kulit : Sianosis (-), ikterik (-) efluoresensi (-) Mata : CA (-/-), SI (-/-), RCL (+/+), RCTL (+/+) Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-), deviasi
septum (-), pernapasan cuping hidung (-) Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-) Mulut : Bibir kering (+), bibir simetris, sianosis (-) Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), JVP 5+1 cm
Pemeriksaan Fisik(3)
Thoraks Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada (-/-) Palpasi : Gerak pernafasan simetris, tidak ada bagian yang tertinggal.
Vocal Fremitus teraba sama kuat kanan dan kiri. Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
Batas paru – hati didapatkan pada ICS 7 dextra. Auskultasi: Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat. Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra Auskultasi: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik(4)
Abdomen Inspeksi : Bentuk datar Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen, asites (-) Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri tekan (-), hepar, lien tidak
teraba
Ekstremitas Atas : Akral hangat, CRT < 3 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) Bawah : Akral hangat, CRT < 3 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Pemeriksaan Fisik(5)
Refleks fisiologis : Bisep (+/+), trisep (+/+), patella (+/+), achilles (+/+)
Refleks patologis :Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Oppenheim (-/-), Gordon (-/-)
Tanda rangsang meningeal :Kaku Kuduk (+), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig sign (+/+), Lasegue sign (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
LED 50 mm/jam 0-10 mm/jam
Hemoglobin 12 g/dL 13,0-18,0 g/dL
Eritrosit 4,78 x106/uL 4,50-6,50 x106/uL
Leukosit 16,82 x103/uL 3,80-10,60 x103/uL
Trombosit 439 x103/uL 150-440 x103/uL
Hematokrit 35,4% 40,0-52,0%
Glukosa Darah Sewaktu 144 mg/dL <140 mg/dL
Ureum 22,5 mg/dL 15,0-50,0 mg/dL
Creatinin 0,62 mg/dL 0,60-1,10 mg/dL
Laboratorium (17/01/2015)
Pemeriksaan Penunjang(2)
Rontgen ThoraxFoto: Thorax APDeskripsi:•CTR < 50%•Jantung kesan normal, Aorta baik•Tampak fibroinfiltrat pada kedua lapangan paru• Sinus kostofrenikus kanan-kiri tajam• Tulang-tulang dan jaringan lunak, dinding dada baikKesan: suspect TB paru tipe milier
Resume
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kepala bagian belakang dan nyeri menjalar hingga leher sejak ± 2 minggu SMRS. Nyeri kepala yang dirasakan awalnya sebelah kemudian seluruhnya, keluhan dirasakan semakin lama semakin berat. Nyeri kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk, apabila pusing kepala terasa panas badan terasa lemas.Pasien juga mengeluh demam, batuk berdahak berwarna putih-kekuningan. Sebelumnya pasien mengaku sering berkeringat terutama pada malam hari, dan sering merasa pegal-pegal.
Resume(2)
Pasien mengaku sedang dalam pengobatan penyakit TB paru. Riwayat penurunan berat badan , Hipertensi, DM, Asma disangkal. Pasien memiliki kebiasaan merokok satu bungkus perhari, mengkonsumsi alkohol dan begadang hampir setiap malam. Pasien memiliki kebiasaan merokok satu bungkus perhari, mengkonsumsi alkohol dan begadang hampir setiap malam.
Pada pemeriksaaan fisik didapatkan febris; KGB yang tidak membesar; gerak nafas yang simetris, vocal fremitus sama kuat, suara nafas vesikuler, tidak terdapat ronkhi dan wheezing; bunyi jantung I II regular, tidak terdapat murmur dan S3 gallop; tanda ramgsang meningeal didapatkan Kaku Kuduk, Kernig sign, Lasegue sign; refleks fisiologis positif, refleks patologis negative.
Diagnosis
Diagnosis kerja TB paru duplex tipe milier Suspect meningitis et causa tuberculosis
Diagnosis Banding Alveolitis Bronchiolitis Suspect meningitis et causa viral Suspect meningitis et causa bakteri atipikal
Pemeriksaan Tambahan
Sputum BTA (sewaktu, pagi, sewaktu) Kultur mikroorganisme Pungsi lumbal LCS CT-Scan
Penatalaksanaan
IVFD KAEN 3A 20 tpm + Novalgin 1 amp drip Cefrizoxime 2x1gr inj Dexamethasone 2x2 amp inj Bisolvon 3x1amp inj Omeprazole 1x1amp inj Curcuma 3x1 tab ATP Dankos 2x1 tab Rifampicin 450mg 1x1 mg tab Pirazinamide 500mg 1x3 tab Santibi plus (Ethambutol 250mg, INH 100mg, Vit B6
6mg) 1x3 tab
Follow up tanggal 20 Januari 2015
Subjektif sakit kepala seperti ditusuk-tusuk (+), demam (+), batuk (↓), sesak (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK
lancar.
Objektif Compos mentis, tampak sakit sedang
TD: 110/70 mmHg S: 38,3 C N: 72x/m RR: 20x/m
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Leher: KGB, tiroid Tidak teraba membesar;
Thorax : BJ I II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: datar, supel, BU (+), timpani, Nyeri tekan (-)
Ekstermitas atas : Akral hangat (+/+), Oedem (-/-)
Ekstermitas Bawah : Akral hangat (+/+), Oedem (-/-)
Status neurologis: reflex fisiologis (+/+), reflex patologis (-/-), tanda rangsang meningeal kaku kuduk (+),
Laseq (+/+), Kerniq (+/+).
Assessment TB paru duplex tipe milier
Suspect meningitis et causa tuberculosis
Planning KAEN 3A 20 tpm
Cefrizoxime 2x1gr inj
Dexamethasone 2x2 amp inj
Bisolvon 3x1amp inj
Omeprazole 1x1amp inj
Curcuma 3x1 tab
ATP Dankos 2x1 tab
Rifampicin 450mg 1x1 mg tab
Pirazinamide 500mg 1x3 tab
Santibi plus (Ethambutol 250mg, INH 100mg, Vit B6 6mg) 1x3 tab
Follow up tanggal 21 Januari 2015
Subjektif sakit kepala seperti ditusuk-tususk (↓),demam (-), batuk (-), sesak (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK
lancar.
Objektif Compos mentis, tampak sakit sedang
TD: 110/70 mmHg S: 36,3 C N: 72x/m RR: 20x/m
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Leher: KGB, tiroid Tidak teraba membesar; Kaku Kuduk (+)
Thorax : BJ I II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: datar, supel, BU (+), timpani, Nyeri tekan (-)
Ekstermitas atas : Akral hangat (+/+), Oedem (-/-)
Ekstermitas Bawah : Akral hangat (+/+), Oedem (-/-)
Status neurologis: reflex fisiologis (+/+), reflex patologis (-/-), tanda rangsang meningeal kaku kuduk (+),
Laseq (+/+), Kerniq (+/+).
Assessment TB paru duplex tipe milier
Suspect meningitis et causa tuberculosis
Planning Rawat jalan kontrol tanggal 28 januari 2015
Dexamethasone 3x2 tab
Curcuma 3x1 tab
Rifampicin 450mg 1x1 mg tab
Pirazinamide 500mg 1x3 tab
Santibi plus (Ethambutol 250mg, INH 100mg, Vit B6
6mg) 1x3 tab
Meningitis Tuberkulosa
Definisi
• Meningitis tuberkulosa adalah radang pada selaput otak akibat komplikasi tuberkulosis primer.
Epidemiologi
• CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas meningitis TB 6,2% dari TB ekstrapulmonal.
Meningitis Tuberkulosa
Etiologi
• Mycobacterium tuberculosis
Faktor Risiko
• kondisi sosio – ekonomi yang rendah,• penghasilan yang kurang mencukupi kebutuhan sehari – hari• perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan minimal• hidup dan tinggal berdesakan,• malnutrisi, higiene yang buruk• kurang atau tidak mendapatkan imunisasi
PatogenesisAnak : Dengan TBC Milier penyebaran hematogen
plexus choroidalis Meningitis
Dewasa : Reaktivasi infeksi TBC laten kuman TBC masuk ke jaringan otak membentuk tuberkel
Daya tahan tubuh lemah tuberkel pecah
Dapat diperkirakan : Pada penderita dengan gangguan kesadaran bila ada :
• TBC paru
• Alkoholis
• Pengobatan dengan kortikosteroid
• Gangguan imun respons
• Berasal dari daerah insiden TBC tinggi
Meningitis TBC
Tidak selalu disertai TBC milliair TBC milier tidak selalu dengan meningitis Bila keduanya ada usianya tidak sama Meningitis TBC terjadi bila dimasukkan kuman
TBC ke ruang sub arachnoid Penyebaran hematogen tak segera diikuti
penyebaran ke SSP. Setelah beberapa bulan / tahun bila terjadi rangsangan imunologis, tuberkel akan pecah LCS Ruang sub arachnoid ventrikel Meningitis
Gejala klinis
Gejala infeksi akut Panas Nafsu makan tidak ada Lesu
Gejala kenaikan tekanan intracranial Kesadaran menurun Kejang-kejang
Gejala rangsangan meningeal kaku kuduk Kernig Brudzinky I dan II positif
Gejala klinik
Stadium I Gejala umum : apatis, iritabilitas, nyeri kepala,
malaise, demam, anoreksia Rangsang meningeal tak jelas (ok. Penyakit
kronis)Stadium II Gejala menjadi lebih jelas Mengantuk, kejang, Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis
saraf kranial(terutama N.III dan N.VII, gerakan involunter
Hidrosefalus, papil edema
Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium :1. Lumbal pungsi Tekanan , jernih, pellicle bila dibiarkan 1 malam Sel 50 - 5.000 /mm3 terutama mononuclear Protein 100 - 500 mg%, NaCl Glucosa 6 - 40 mg% (pemeriksaan GD < 40%)
2. Bakteriologis : diulang berkali-kali 1/3 Preparat hapus dari pellicle : 10 - 20 cc centrifuge Kultur / definitive / waktu beberapa minggu Percobaan binatang Polimerase Chain Reaction (PCR) pemeriksaan DNA
TatalaksanaJenis OAT Sifat Dosis yang
direkomendasikan (mg/kg)
Harian 3x seminggu
Isoniazid (H) Bakterisid 5(4-6)
10(8-12)
Rifampicin (R) Bakterisid 10(8-12)
10(8-12)
Pyrazinamide (Z)
Bakterisid 25(20-30)
35(30-40)
Streptomycin (S)
Bakterisid 15(12-18)
15(12-18)
Ethambutol (E) Bakteriostatik
15(15-20)
30(20-35)
SteroidDeksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.
Prednison dengan dosis 1-2 mg / kgBB / hari selama 4-6 minggu, setelah itu dilakukan penurunan dosis secara bertahap (tappering off) selama 4-6 minggu sesuai dengan lamanya pemberian regimen.