case 1 chephalgia

37
STATUS NEUROLOGIS Pemeriksa M Mahmud Ansori Tgl Pemeriksaan 7 juli 2014 I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Usia : 50 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : kedondong Susukan Agama : Islam Pekerjaan : IRT Status : Menikah Suku Bangsa : Jawa Tgl Masuk RS : 4 juli 2014 II. RIWAYAT PENYAKIT Anamnesis Keluhan utama : Nyeri kepala Keluhan tambahan : badan lemas ,mual muntah (+),nyeri Punggung (+) susah berjalan sejak setengah bulan yang lalu Riwayat Perjalanan Penyakit

Upload: mahmud-anshori

Post on 20-Nov-2015

232 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

neurologi

TRANSCRIPT

STATUS NEUROLOGIS

PemeriksaM Mahmud AnsoriTgl Pemeriksaan7 juli 2014

1. IDENTITAS PASIENNama: Ny. SUsia: 50 tahunJenis Kelamin: PerempuanAlamat: kedondong SusukanAgama: IslamPekerjaan: IRTStatus: MenikahSuku Bangsa: JawaTgl Masuk RS: 4 juli 2014

1. RIWAYAT PENYAKITAnamnesisKeluhan utama: Nyeri kepalaKeluhan tambahan: badan lemas ,mual muntah (+),nyeri Punggung (+) susah berjalan sejak setengah bulan yang lalu

Riwayat Perjalanan PenyakitPasien datang ke IGD RSUD Arjawinangun dengan keluhan badan lemas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.sejak 4hari yang lalu pasien mengeluh kaki menjadi lemas dan sulit untuk digerakan . pasien mengalami susah berjalan sejak 2 minggu yang lalu. Sejak 1bulan yang lalu pasien mengeluh sakit kepala yang hebat, sakit kepala dirasakan di seluruh bagian kepala. Bila sakit kepala timbul pasien sampai tidak bisa tidur. Keluhan sakit kepala seringkali disertai dengan mual, muntah (+). Pasien pernah mengalami terjatuh pada saat kedapur. Tetapi pada saat itu pasien tidak berobat dokter.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat darah tinggi (-), riwayat kencing manis (-), riwayat stroke (-), riwayat trauma (+), riwayat kejang (-), riwayat demam tinggi (-),riwayat jantung (-), riwayat infeksi telinga (-).

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat darah tinggi (-), riwayat kencing manis (-), riwayat stroke (-), riwayat kejang (-).Riwayat KebiasaanPasien suka makan makanan yang banyak protein dan serat

1. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: tampak sakit sedangKesadaran: GCS E4 M6 V5 Vital sign1. Tekanan Darah: 120/90mmHg1. Nadi: 88 x/menit1. RR: 21 x/menit1. Temperatur: 36,20CGizi: cukup

1. Kepala 0. Bentuk: normochepalic0. Rambut: tidak mudah dicabut0. Mata: konjungtiva ananemis -/-, sclera ikterik -/-0. Telinga: telinga kiri dan kanan simetris, othoroe (-), nyeri (-)0. Hidung : rhinore (-), septum deviasi (-)0. Mulut : lidah tidak deviasi, atrofi (-), fasikulasi (-)

1. ThoraxParu-paru1. Inspeksi : Pernapasan simetris kanan dan kiri 1. Palpasi: Fremitus taktil kanan = kiri 1. Perkusi : sonor (+/+)1. Auskultasi : vesiculer +/+, ronkhi-/-, wheezing -/-Jantung1. Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat1. Palpasi: Ictus cordis tidak teraba1. Perkusi: Jantung dalam batas normal1. Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)1. Abdomen2. Inspeksi: Simetris, tampak datar2. Palpasi : Hepar dan lien tak teraba, ginjal tak teraba, nyeri tekan (-), turgor kulit baik2. Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, asites (-)2. Auskultasi : Bising usus (+) normal

1. Ekstremitas3. Superior : Oedem (-/-), sianosis (-/-), akral teraba hangat3. Inferior : Oedem (-/-), sianosis (-/-), akral teraba hangat

1. PEMERIKSAAN NEUROLOGISStatus Neurologik GCS E4M6V4 Orientasi, jalan pikiran, daya ingat kejadian baru dan lama kurang baik. pasien belum bisa menopang badannya sehingga harus ditopang saat posisi duduk.Kedua tungkai terasa lemas. Tidak ada gerakan abnormal Kepala : bentuk tidak ada kelainan, simetris. Leher : sikap dinamis, gerakan memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan baik Pemeriksaan Rangsang Meningeal- Kaku kuduk ( -)- Lasegue ( - )- Kernig ( - )- Brudzinski I/Brudzinskis neck sign ( - )- Brudzinski II/Brudzinskis contralateral leg sign ( - )

Nervus kranialis _ N.I : daya pembau baik _ N.II : daya penglihatan baik _ N.III : ptosis (-), gerak kedua mata ke medial, atas, dan bawah baik, pupil bulat isokor, diameter 3 mm, Refleks pupil +/+, strabismus divergen (-), diplopia(-) _ N.IV :gerak kedua mata ke lateral bawah baik, strabismus konvergen (-), diplopia (-) _ N.V : sensibilitas baik, motorik baik _ N.VI : gerak kedua mata ke lateral baik, strabismus konvergen (-), diplopia (-) _ N.VII : motorik baik, tidak tampak paresis, salivasi dan lakrimasi baik. _ N. VIII : pendengaran suara baik pada telinga kanan dan kiri _ N.IX & X : arkus faring simetris, bersuara baik, tidak sengau, menelan baik _ N.XI : bisa memalingkan kepala dan mengangkat bahu _ N.XII : artikulasi baik, kekuatan lidah baik, deviasi (-), tremor (-)

Tonus: normalKlonus: normalKekuatan otot: 55 55

Reflek fisiologisBicep: +/+Tricep: +/+Patella: +/+Achilles: +/+

Reflek patologisBabinsky: +/+Chadock: +/+Gordon: -/-Schaefer: -/-Oppenheim: -/-Hoffman-trommer: -/-Saraf Otonom1. Miksi: Inkotensia uri1. Defekasi: Normal1. Salivasi: normal

Status Psikiatrikus1. Sikap: Tidak kooperatif1. Perhatian: kurang

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG04 Juli 2014Darah LengkapLeukosit: 17700 /LEritrosit: 47600 / LHb: 13,4 gr/dLHt: 42,4%Trombosit: 350000 / LKimia DarahGDS: 103mg/dl

CT-Scan1. DIAGNOSISDiagnosis Klinis: LBPBicara lambat Diagnosis Topis: lobus frontalisToraco lumbalLesi UMNDiagnosis Etiologi:Cephalgia

1. DIAGNOSIS BANDINGTumor cerebriMeningitis

1. PENATALAKSANAANInfus RL 20gttKetorolac 2x1Ranitidin 2x1Sohobion 2x11. PROGNOSISQuo ad Vitam : dubia ad bonamQuo ad Fungtionam : dubia ad bonamQuo ad Sanationam: dubia ad bonam1. ProgramRujuk ke spesialis bedah saraf

FOLLOW UP8-07-14Kesadaran: ApatisKeadaan umum: tampak sakit beratKesadaran: GCS E3 M5 V4 = 13Vital sign1. Tekanan Darah: 110/80 mmHg1. Nadi: 76 x/menit1. R: 22 x/menit1. Temperatur: 36,50C1. Kepala 8. Bentuk: normochepalic8. Rambut: tidak mudah dicabut8. Mata: konjungtiva ananemis -/-, sclera ikterik -/-8. Telinga: telinga kiri dan kanan simetris, othoroe (-), nyeri (-)8. Hidung : rhinore (-), septum deviasi (-)8. Mulut : lidah tidak deviasi, atrofi (-), fasikulasi (-)

1. ThoraxParu-paruvesiculer +/+, ronkhi-/-, wheezing -/-JantungBunyi jantung I-II, murmur (-), gallop (-)

1. Abdomen10. Inspeksi: Simetris, tampak datar10. Palpasi : Hepar dan lien tak teraba, ginjal tak teraba, nyeri tekan (-), turgor kulit baik10. Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, asites (-)10. Auskultasi : Bising usus (+) normal

1. Ekstremitas11. Superior : Oedem (-/-), sianosis (-/-), akral teraba hangat11. Inferior : Oedem (-/-), sianosis (-/-), akral teraba hangat

Status Neurologik

GCS 14 , E3M5V4 Orientasi, jalan pikiran, daya ingat kejadian baru dan lama kurang baik.Kemampuan berbicara kacau. Tidak ada gerakan abnormal Kepala : bentuk tidak ada kelainan, simetris. Leher : sikap dinamis, gerakan memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan tidak bisa Pemeriksaan Rangsang Meningeal- Kaku kuduk ( + )- kuduk kaku (-)- Lasegue ( - )- Kernig ( - )- Brudzinski I/Brudzinskis neck sign ( - )- Brudzinski II/Brudzinskis contralateral leg sign ( - )Kekuatan otot 33

22

Refleks fisiologi++

++

Refleks patologis --

++

Babinski dan cadok positif10-07-2014Kesadaran: Delirium Keadaan umum: tampak sakit beratKesadaran: GCS E3 M2 V2 = 7Vital sign1. Tekanan Darah: 110/80 mmHg1. Nadi: 80 x/menit1. R: 25 x/menit1. Temperatur: 36,50C1. Kepala 16. Bentuk: normochepalic16. Rambut: tidak mudah dicabut16. Mata: konjungtiva ananemis -/-, sclera ikterik -/-16. Telinga: telinga kiri dan kanan simetris, othoroe (-), nyeri (-)16. Hidung : rhinore (-), septum deviasi (-)16. Mulut : lidah tidak deviasi, atrofi (-), fasikulasi (-)

1. ThoraxParu-paruvesiculer +/+, ronkhi-/-, wheezing -/-JantungBunyi jantung I-II, murmur (-), gallop (-)

1. Abdomen18. Inspeksi: Simetris, tampak datar18. Palpasi : Hepar dan lien tak teraba, ginjal tak teraba, nyeri tekan (-), turgor kulit baik18. Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, asites (-)18. Auskultasi : Bising usus (+) normal

1. Ekstremitas19. Superior : Oedem (-/-), sianosis (-/-), akral teraba hangat19. Inferior : Oedem (-/-), sianosis (-/-), akral teraba hangat

Status Neurologik

GCS 7 , E3M2V2 kesadaran menurun Tidak ada gerakan abnormal Kepala : bentuk tidak ada kelainan, simetris. Leher : sikap dinamis, gerakan memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan kurang Pemeriksaan Rangsang Meningeal- Kaku kuduk ( + )- kuduk kaku (-)- Lasegue ( - )- Kernig ( - )- Brudzinski I/Brudzinskis neck sign ( - )- Brudzinski II/Brudzinskis contralateral leg sign ( - )Kekuatan otot 00

00

Refleks fisiologi++

++

Refleks patologis --

++

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISINyeri kepala adalah nyeri yang berlokasi di atas garis orbitomeatal. Pendapat lain mengatakan nyeri atau perasaan tidak enak diantara daerah orbital dan oksipital yang muncul dari struktur nyeri yang sensitif.

II. ETIOLOGI

Nyeri kepala penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional, cedera kepala, migraine, demam, kelainan vaskuler intrakranial otot, massa intrakranial, penyakit mata, telinga /hidung.

III. GAMBARAN KLINIK a. Lokasi nyeri

Nyeri yang berasal dari bangunan intrakranial tidak dirasakan didalam rongga tengkorak melainkan akan diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan di daerah distribusi saraf yang bersangkutan. Nyeri yang berasal dari dua pertiga bagian depan kranium, di fosa kranium tengah dan depan, serta di supratentorium serebeli dirasakan di daerah frontal, parietal di dalam atau belakang bola mata dan temporal bawah. Nyeri ini disalurkan melalui cabang pertama nervus Trigeminus.

Nyeri yang berasal dari bangunan di infratentorium serebeli di fosa posterior (misalnya di serebelum) biasanya diproyeksikan ke belakang telinga, di atas persendian serviko-oksipital atau dibagian atas kuduk. Nervi kraniales IX dan X dan saraf spinal C1, C2 dan C3 berperan untuk perasaan di bagian infratentorial. Bangunan peka nyeri ini terlibat melalui berbagai cara yaitu oleh peradangan, traksi, kontraksi otot dan dilatasi pembuluh darah. Nyeri kepala yang bertambah hebat menunjukkan kemungkinan massa intrakranial yang membesar (hematoma subdural, anerysma)b. Lamanya nyeri kepala Lamanya nyeri kepala bervariasi, pada nyeri kepala tekanan (pressure headache) disebabkan oleh ketegangan emosional dapat berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu. Pada penderita migraine dirasakan nyeri kepala paroksismal, singkat & melumpuhkan, berlansung kurang dari 30 menit. c. Berulangnya nyeri kepala Berulangnya nyeri kepala suatu fenomena yang telah diketahui. Pada wanita yang menderita migrane akan mendapat serangan berulang ketika sedang menstruasi. Sedangkan nyeri kepala yang berhubungan dengan gangguan hidung akan berulang apabila sering terjadi infeksi traktus respiratorius atas yang sering ditemukan. IV. PATOGENESIS

a. MEKANISME NYERI KEPALA

b. H.G.Wolf terdapat 6 mekanisme dasar yang menimbulkan nyeri kepala yang berasal dari sumber intrakranial 1. Tarikan pada vena yang berjalan ke sinus venosus dari permukaan otak dan pergeseran sinus-sinus venosus utama.2. Tarikan pada A. Meningea media3. Tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri besar di otak atau tarikan pada cabang-cabangnya.4. Distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi intrakranial (A.Frontalis, A. Temporalis, A. Discipitalies)5. Inflamasi pada atau sekitar struktur kepala yang peka terhadap nyeri meliputi kulit kepala, periosteum, (m. frontalis, Ni temporalis, m.orsipiutlis.6. Tekanan langsung pada nervus cranialis V, IX, X saraf spinal dan cervikalis bagian atas yang berisi banyak serabut aferen rasa nyeri.V. KLASIFKASI NYERI KEPALA I. Nyeri kepala PRIMER a. Migren b. Tension Type Headachec. Cluster headached. Other primary headaches

II.Nyeri kepala SEKUNDERa. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan / atau leher.b. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau servikalc. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler intracranial.d. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawalnya.e. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi.f. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan hemostasisg. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler berkaitan dengan kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus,gigi,mulut, atau struktur facial atau kranial lainnya.h. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik.

III. Neuralgia kranial, sentral atau nyeri facial primer dan nyeri kepala lainnya a. Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri facialb. Nyeri kepala lainnya, neuralgia kranial, sentral atau nyeri facial primer. Daerah yang tidak peka terhadap nyeri adalah : parenkim otak, ependim ventrikel, pleksus koroideus, sebagian besar duramater, piarachnoid meningen meliputi konvektivitas otak dan tulang kepala. Tetapi rasa nyeri tersebut dapat dibangkitkan oleh karena tindakan fisik seperti batuk, mengejan yang meningkatkan tekanan intrakranial dan dapat memperburuk nyeri kepala berhubungan dengan perdarahan atau massa intrakranial. Setelah dilakukan lumbal fungsi (LP) rasa nyeri semakin hebat pada waktu mengangkat kepala dan berkurang dengan meletakkan kepala relatif lebih rendah. Pada nyeri kepala nocturnal tipe migraine kadang-kadang diperberat dengan posisi berbaring dan berkurang rasa nyeri jika penderita berdiri tegak. A . MIGRENMerupakan serangan nyeri kepala berulang bervariasi dalam intensitas, frekuensi dan lamanya. Serangan seringkali berawal unilateral biasanya disertai dengan anoreksia terkadang nausea dan vomitus. Pada sebagian kasus didahului atau disertai gangguan efek, motorik serta sensorik yang nyata dan seringkali turunan. Dibawah ini diberikan varian khusus nyeri kepala, masing-masing memiliki sebagian ciri, namun tidak tidak perlu seluruhnya yang telah dijelaskan : Migren Tanpa AuraNyeri kepala berulang dgn manifestasi serangan selama 4 72 jam. Karakteristik unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dgn aktifitas fisik yg rutin dan diikuti dgn nause dan atau muntah dan fotofobia dan fonofobia. Kriteria Diagnosis :A. Sekurang- kurang 5 kali serangan yang termasuk kriteria B-D.B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan tidak cukup).C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang- kurangnya dua dari karakteristik sebagai berikut: lokasi unilateral sifatnya mendenyut intensitas sedang sampai berat diperberat oleh kegiatan fisik D. Selama serangan sekurang- kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini : mual dan atau muntah fotofobia dan fonofobia E. Tidak berkaitan dgn kelainan lain. Migren Dengan AuraSerangan NK berulang didahului gejala neurologik fokal yg reversibel secara bertahap 5 20 menit dan berlangsung < 60 mnt. Kriteria Diagnosis :A. Sekurang- kurangnya terdapat 2 serangan seperti kriteria B D. B. Adanya aura paling sedikit satu dibawah ini tetapi tdk dijumpai kelemahan motorik. 1. Ggn visual reversibel spt : Positip ( cahaya berkedi-kedip, bintik-bintik atau garis. Negatip ( hilang penglihatan).2. Ggn sensoris reversibel termasuk positip (nyeri) / negatip ( hilang rasa). 3. Ggn bicara disfasia yg reversibel sempurna C. Paling sedikit 2 dibawah ini.1. Gejala visual homonim dan/ gejala sensoris unilateral.2. Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual 5 mnt dan / jenis aura lainnya 5 mnt.3. Masing masing gejala berlangsung 5 60 mnt D. Nyeri Kepala memenuhi kriteri migran tanpa auraE. Tidak berkaitan degan kelainan lain

Epidemiologi Migraine sering mulai terdapat pada anak-anak 15 tahun. Gejala khas yang timbul pada saat serangan nyeri kepala disertai gejala gastrointestinal dan visual (Nausea dan vomitus, photofobia, hemianopsia). Dan onsetnya mendadak dan menghilang perlahan-lahan. Migren hemiplegik dan migren oftalmoplegik Nyeri kepala vascular yang ditandai oleh fenomena sensorik dan motorik yang bertahan selama dan sesudah serangan nyeri kepala. Nyeri kepala separuh bawah Nyeri kepala yang mungkin akibat mekanisme vascular, terutama berpusat pada wajah bagian bawah.dalam kelompok ini terdapat beberapa kasus seperti neuralgia fasialis atipikal, neuralgia ganglion sfenopalatinum (sluder) dan neuralgia vidianus (vail).

B . TENSION TYPE HEADACHE Tension headache merupakan tipe nyeri kepala yang paling sering dijumpai terutama pada wanita setengah baya penderita datang dengan keluhan nyeri kepala berdenyut, nyeri tumpul seperti tertarik, terbakar atau tidak jelas ciri-cirinya. Sesuai dengan kriteria the international headache society maka diagnosis nyeri kepala tegang otot episodik ditegakkan apabila : 1. Minimal ada 10 kali serangan nyeri kepala seperti tersebut diatas.2. Tidak ada nausea dan vomitus3. Tidak ditemukan adanya fonofobia dan fotofobia, dan kalaupun ada hanya salah satu. 4. Dikatakan nyeri kepala tegang otot yang berhubungan dengan gangguan otot perikranial (dahulu disebut muscle contraction headache), bila ditemukan adanya ketegangan otot perikranial dengan cara palpasi atau dengan pemeriksaan EMG. Sementara itu apabila tidak ada ketegangan dinamakan nyeri kepala tegang otot yang tidak berhubungan dengan gangguan otot perikranial, yang dahulu dikenal sebagai idiopatik headache, essential headache, psychogenic headache. 5. Apabila bentuk di atas ditemukan akan tetapi serangan nyeri kepala paling terjadi paling sedikit 15 hari tiap bulannya dan telah berlangsung lebih dari 6 bulan, serta mungkin pula diiringi dengan salah satu dari gejala berikut ini : nausea, fotofobia, fonofobia, akan tetapi tidak disertai vomitus, maka diagnosisnya adalah nyeri kepala tegang otot kronik. Bentuk seperti tadi, apabila ditemukan adanya ketegangan otot perikranial, dan bila tidak ditemukan adanya ketegangan otot maka disebut sebagai nyeri kepala tegang otot kronik yang berhubungan dengan gangguan otot perikranial. 6. Tipe yang lain, yaitu semua bentuk nyeri kepala yang mirip dengan gejala sebagaimana diuraikan diatas, tetapi tidak memenuhi syarat untuk diagnosis salah satu nyeri kepala tegang otot dan juga tidak memenuhi kriteria untuk nyeri kepala migren tanpa aura. C . CLUSTER HEADACHENyeri kepala atau muka unilateral yang hebat selama 15 menit-3 jam yang disertai injeksi konjungtiva, lakrimasi, penyumbatan hidung ipsilateral beberapa kali dalam sehari dalam kurun waktu beberapa minggu hingga bulan.Pada sebagian penderita menimbulkan nyeri tekan di daerah dasar tengkorak dan leher ipsilateral.

Bentuk-bentuk Cluster Headache :

1. NKK tipe episodik, paling sering (80%) : 1-3 serangan singkat periorbital seharinya selama 2-12 minggu diikuti masa bebas serangan selama 3 bulan - 3 tahun.

2. NKK tipe kronik (20%) : tidak ada remisi selama lebih dari 1 tahun atau remisi singkat kurang dari 14 hari (NKK tipe primer), sedangkan yang berkembang dari tipe episodik disebut sebagai NKK tipe sekunder.

3. NKK varian :a. Chronic paroxysmal hemicrania (Sjasteed&Dale) :serangan sering, singkat, dapat diatasi dengan Indometasin. b. Cluster headache varian-varian NKK(Medina&Diamond) : serangan multipel pada nyeri kepala vaskuler tanpa bebas nyeri kepala.

Gejala Klinis : Nyeri timbul mendadak, eksplosif dan unilateral (mencapai puncak dalam 10-15 menit dan berlangsung hingga 2 jam) berupa nyeri seperti dibor disekitar dan belakang mata, seperti biji mata mau keluar, nyeri seperti dibakar, menetap tak berdenyut, tanpa disertai gejala aura, frekuensi 4-6 serangan dalam sehari. Nyeri menjalar ke daerah supraorbita, pelipis, maksila dan gusi atas (daerah divisi 1 dan 2 nervus trigeminus ). Sering ditemukan nyeri tumpul yang ditemukan menetap di mata, pelipis rahang atas di luar serangan. Serangan sering terjadi tepat setelah tertidur dan gangguan pernafasan waktu tidur dapat mencetuskan serangan.

Gejala Penyerta : Gejala otonom : penyumbatan hidung ipsilateral, pembengkakan jaringan lunak, dahi berkeringat, lakrimasi, mata merah (injeksi konjungtiva) akibat aktivitas berlebihan parasimpatis. Paralisis parsial simpatis sindroma Horner ringan (ptosis, miosis, anhidrosis), bradikardia, muka merah atau pucat, nyeri di muka dan daerah arteri karotis ipsilateral. Gejala migren : ggn gastrointestinal, fotofobia dan fonofobia ( tdk sebanyak migren) Perubahan perilaku selama serangan berupa kegelisahan : berlari-lari atau duduk dalam posisi tertentu dengan mata yang dikompres, berteriak kesakitan dan kadang-kadang ada upaya untuk bunuh diri. Gejala neurologik : hiperalgesia pada muka dan kepala

Faktor Pencetus : vasodilator (nitrogloserin ) histamin menghirup asap stress panas perubahan cuaca terlambat makan tidur hingga siang pernah trauma operasi di kepala

D. NYERI KEPALA AKIBAT REAKSI VASCULAR HIDUNG Nyeri kepala dan gangguan hidung (hidung tersumbat, rinore, rasa sesak atau terbakar) berulang, diakibatkan bendungan dan edema membran mukosa hidung. Nyeri kepala terutama pada bagian anterior, ringan sampai sedang dalam intensitasnya. Penyakit ini biasanya merupakan bagian dari reaksi individu selama stress. Seringkali disebut rinitis vasomotor.

E. NYERI KEPALA KARENA WAHAM, KEADAAN KONVERSI ATAU HIPOKONDRIA Nyeri kepala pada penyakit-penyakit dimana gangguan klinis umum berupa suatu reaksi waham atau konversi dan tidak ditemukan suatu mekanisme nyeri prefer. Yang juga erat kaitannya adalah reaksi hipondri, dimana gangguan perifer sehubungan dengan nyeri kepala adalah minimal. Penyakit-penyakit ini disebut juga nyeri kepala psikogenik.

F. NYERI KEPALA VASCULAR NON-MIGREN Disertai dilatasi menyeluruh arteri kranium yang tidak berulang. Infeksi sistemik, biasanya dengan demam. Lain-lain, termasuk keadaan hipoksia, keracunan karbon monoksida, pengaruh nitrat sirkulasi otak (pada keadaan tertentu), reaksi pasca kontusio, keadaan pasca konvulsi dan beberapa kasus hipertensi arteri esensial (mis:kasus-kasus dengan nyeri kepala dini hari).

G. NYERI KEPALA TRAKSI Nyeri kepala akibat tarikan struktur intrakranial vascular akibat adanya massa.a. Tumor primer atau metastatik pada meningen, pembuluh darah, atau otak. b. Hematoma (epidural, subdural, atau parenkim)c. Abses (epidural, subdural atau parenkim) d. Nyeri kepala pasca pungsi lumbal (nyeri kepala bocor). e. Pseudotumor serebri dan berbagai penyebab pembengkakan otak.

H. NYERI KEPALA AKIBAT RADANG KRANIUM YANG HEBAT

Nyeri kepala akibat radang struktur kranium yang dapat segera dikenali-terjadi akibat radang yang biasanya tidak berulang, steril ataupun infeksi.a. Gangguan intrakranial meningitis infeksiosa, kimia ataupun alergi, perdarahan subaraknoid, reaksi pasca pneumo-ensefalografi, arteritis dan flebitis. b. Gangguan ekstrakranial-arteritis dan selulitis. H. NYERI KEPALA AKIBAT PENYAKIT MATA, TELINGA, HIDUNG DAN SINUS, GIGI ATAU STRUKTUR KEPALA DAN LEHER LAINNYA.I. NEURITIS KRANIALIS AKIBAT TRAUMA, NEOPLASMA ATAU RADANG. J. NEURALGIA KRANIALISNeuralgia trigeminal (tic doloreux) dan glosofaringeal. Nyeri bersifat tajam biasanya timbul berurutan secara cepat selama beberapa menit, terbatas pada daerah saraf yang terkena dan seringkali dipicu oleh stimulasi organ akhir.

VI. PEMERIKSAAN KLINIK

ANAMNESIS a. Jenis nyeri kepala Nyeri kepala yang menusuk-nusuk dan berdenyut lebih mungkin dijumpai pada penyakit-penyakit vascular seperti migren, hipertensi arterial dan malformasi vascular intrakranial. Nyeri kepala tertekan (pressure headache) yaitu perasaan seperti pita yang melingkari kepala dan menjepitnya kuat-kuat sering disebabkan gangguan emosional.

b. Onset nyeri kepala

Onset nyeri kepala dapat memberikan gambaran proses patologik yang melatarbelakanginya. Nyeri kepala yang baru saja terjadi mempunyai banyak kemungkinan penyebab baik yang bersifat ringan/benigna maupun berat/serius. Nyeri kepala yang makin memberat atau menghebat menunjukkan kemungkinan adanya proses intrakranial yang makin berkembang. Nyeri kepala yang timbul secara sangat mendadak harus dicurigai sebagai akibat dari perdarahan intrakranial spontan, terutama perdarahan subaraknoidal atau intraventrikular. Meningitis, glukoma, masloiditis Sementara itu nyeri kepala yang kronis dapat terjadi pada kasus tension headache, pasca trauma kepala, neurosis rinitas vasomotor, sinusitis, kelainan refraksi yang tidak dikoreksi. c. Frekuensi dan periodisitas nyeri kepala Migren merupakan nyeri kepala yang episodik dan tidak pernah muncul sebagai nyeri kepala harian atau dalam waktu yang lama. Cluster headache muncul sebagai nyeri kepala harian selama beberapa minggu atau bulan dan kemudian diikuti suatu interval bebas nyeri kepala dalam waktu yang lama. Nyeri kepala yang bersifat kronis, dirasakan setiap hari dengan sifat yang konstan biasanya merupakan gambaran tension headache atau nyeri kepala psikogenik. d. Puncak dan lamanya nyeri kepala

Migren biasanya mencapai puncak nyeri 1-2 jam pasca-onset dan berlangsung selama 6 36 jam. Cluster headache langsung sampai pada puncak perasaan nyeri pada saat penderita terbangun dari tidurnya, atau nyeri kepala memuncak beberapa menit setelah onset pada saat penderita dalam keadaan tidak tidur. Tension headache muncul secara perlahan selama beberapa jam dan kemudian terus berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa tahun. . Nyeri kepala yang mendadak dan berat kemudian menetap biasanya terjadi pada perdarahan intrakranial. Sementara itu, neuralgia oksipital dan trigeminal biasanya muncul langsung dengan intensitas puncak, bersifat menyengat dan mengagetkan. e. Waktu terjadinya nyeri kepala dan faktor presipitasi. Cluster headache seringkali muncul pada saat penderita dalam keadaan tidur lelap dan ada kecenderungan bahwa serangan nyeri kepala muncul pada saat yang sama. Migren dapat muncul setiap baik siang maupun malam tetapi seringkali mulai pada pagi hari. Tension headache khas dengan nyeri kepala sepanjang hari dan seringkali memberat pada siang atau sore hari. Penderita yang mengalami nyeri kepala kronis dan berulang seringkali dapat mengenali faktor apa saja yang mendorong terjadinya suatu serangan nyeri kepala. Migren dapat dicetuskan oleh makanan tertentu, dan minuman obat tertentu. Faktor emosi dapat mencetuskan serangan migren dan tension headache. f. Kualitas dan intensitas nyeri

Nyeri kepala yang berkaitan dengan demam dan hipertensi seringkali bersifat berdenyut. Migren dapat bersifat berdenyut dan seringkali ditutup oleh perasaan khas dengan sifat yang berat, nyeri sekali seakan-akan kepala dibor dan terus menerus, tension headache, dicirikan oleh perasaan penuh, diikat kencang atau ditekan kuat-kuat dan kadang-kadang ada yang mengeluh bahwa kepalanya seakan-akan mengenakan topi yang sesak.

g. Gejala prodromal dan penyerta

Gejala pendahulu sangat khas pada migren. Gejala-gejala visual baik positif maupun negatif, gejala hermisterik misalnya hemiparesis, parastesia, dan gangguan berbahasa dapat mendahului munculnya nyeri kepala pada migren. Sementara itu, migren basilaris dapat disertai oleh gejala-gejala lainnya yang berasal dari gangguan pada batang otak misalnya vertigo, disatria, ataksia, koadriparesis dan diplopia.

Cluster headache seringkali didahului oleh miosis dan ptosis ipsilateral, epifora, konjungtiva kemerahan dan hidung mampet. Sementara itu nyeri kepala dengan demam sugestif untuk infeksi. Keluarnya cairan berdarah atau purulen dari hidung harus dicurigai adanya proses patologik di hidung atau sinus. Nyeri kepala yang hebat disertai warna merah pada sclera merupakan gambaran infeksi bola mata atau glaukoma akut.

h. Faktor yang memberatkan rasa nyeri

Memberatya nyeri kepala pada saat batuk, mengejan atau bersin menggambarkan kemungkinan adanya proses intrakranial. Sementara itu apabila nyeri kepala bertambah berat pada saat ada gerakan tertentu menunjukkan adanya pengaruh muscular. i. Faktor pereda nyeri

Istirahat, menghindari cahaya dan tidur meredakan perasaaan nyeri pada penderita migren. Masase atau kompres hangat akan menolong penderita tension headache. Nyeri pada cluster headache akan berkurang dengan penekanan lokal penakanan lokal atau pemberian kompres hangat atau dingin.j. Riwayat keluarga Migren dan tension headache kadang-kadang bersifat familial. VII. PEMERIKSAAN FISIK . Setiap kali ada keluhan nyeri kepala maka pemeriksaan neurologi secara lengkap harus dilakukan secara cermat. Pemeriksaan tersebut secara garis besar meliputi status mental, gaya berjalan, nervi, kraniales, sistem motorik dan sistem sensorik. Kepala dan leher harus diperiksa secara seksama. Inspeksi dan palpasi dilakukan secara bersama-sama untuk mengetahui kelainan-kelainan yang mungkin ada. vertebra servikal perlu diperiksa apakah ada kaku kuduk, gangguan mobilitas leher, nyeri otot-otot leher dan gangguan lainnya.

VIII. PEMERIKSAAN TAMBAHAN PEMERIKSAAN RADIOLOGIK

1. Foto polos kepala Pada foto polos dapat dilihat adanya pelebaran sela tursika, lesi pada kalvarium, kelainan pertumbuhan kongenital, kelainan pada sinus dan prosesus mastoideus. 2. Foto vertebra servikal

Nyeri kepala yang lebih dirasakan di daerah tengkuk disebabkan oleh perubahan degeneratif di diskus intervertbralis dan permukaan sendi servikal bagian atas. Arthritis rheumatoid dapat menimbulkan nyeri kepala bagian belakang. 3. CT scan dan MRI

CT Scan dapat memberi gambaran yang sangat jelas tentang proses desak ruang intrakranial misalnya tumor otak, hematoma intraserebral, infark otak, abses otak, hidrosefalus, hematoma epidural, dan hematoma subdural. CT Scan juga dapat memberi gambaran tentang perdarah subaraknoidal. Pada penderita cluster headache, tension headache, dan nyeri kepala fungsional akan memberi gambaran normal. Demikian juga halnya pada migren. Namun demikin pada migren yang berat kadang-kadang memperlihatkan area pembengkakan. Sementara itu CT Scan juga bermanfaat untuk memeriksa daerah orbita, sinus tulang-tulang wajah, vertebra serviks, dan jaringan lunak di leher. MRI dapat digunakan untuk memeriksa lesi posterior dan foramen magnum. 4. Angiografi serebral

Pemeriksaan ini bersifat invasive, dan jarang sekali dipergunakan dalam upaya menegakkan penyebab nyeri kepala tertentu. Sebagai contoh oklusi pembuluh darah serebral dapat menimbulkan nyeri kepala dan demikian juga halnya kasus aneurisma dan malformasi arterio-venosa.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Dalam kedaan tertentu perlu dilakukan pemeriksaan darah. hal ini didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap. IX. PENATALAKSANAAN

MEDIKAMENTOSA 1. Analgetikum, misalnya : a. Asam salisilat 500 mg tablet, dosis 150 mg/hari. b. Metampiron 500 mg tablet, dosis 1500 mg/hari c. Asam mefenamat 250 500 mg tablet, dosis 750 1500 mg/hari. 2. Penenang / ansiolitik, misalnya : a. Klordiasepoksid 5 mg tablet, dosis 15-30 mg/hari. b. Klobazepam 10 mg tablet, dosis 20 30 mg/hari c. Lorazepam 1-2 mg tablet, dosis 3 6 mg/hari. DAFTAR PUSTAKA1. Http: // www. Doctorsexercise. Com/journal/headache. HTM. 2. Http:// www. Neurology channel. Com/headache 3. Http:// www. Neurology channel. Com/migraine 4. Chusid, J.G. Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsi Bagian II, Gajah Mada University. 5. Dewantoro, G dkk., Panduan Praktis Diagnosis dan tata Laksana Penyakit Saraf., Jakarta : EGC., 2009.6. Lidsay KW.Headache-general principles. Dalam Neurology and Neurosurgery Illustrated. 3 th ed; 1997; 64-70. 7. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Nyeri Kepala Dalam Buku Ajar Neurologi Klinis, Ed ke 1, Gadjah Mada University Press. Harsono (Ed), 1996; 271-99. 8. Gilroy J. Headache. Dalam Medical Neurology. 3 th ed.New Neurosurgery Publishing Co, Inc. 1979; 321-22. 9. Boies RL. Nyeri wajah, Nyeri Kepala, dan Otalgia. Dalam Boies Buku Ajar Penyakit THT. Ed ke 6, EGC, 1989; 153-56.10. Walsh J.T headache. Dalam walsh JT Neuroopyhalmology : Clinical signs and Symptom S.2nd ed. Philadelphia : Lea and Febriger, 1985 ; 386 - 410