case wajib 1
TRANSCRIPT
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 1/32
STATUS NEUROLOGIS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Pembantu rumah tangga
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Villa Cinere Mas
Pendidikan : SD
Masuk RS : 29 Juni 2011
Pengambilan Data : 30 Juni 2011
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis di IRNA TERATAI lt. 4 utara pada tanggal 30 Juni
2011.
a. KELUHAN UTAMA
Lemas pada lengan dan tungkai kiri sejak 1 jam SMRS
b. KELUHAN TAMBAHAN
Mulut mencong, bicara pelo
1
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 2/32
c. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan lengan dan tungkai kiri lemas
mendadak sejak 1 jam SMRS. Os merasakan lemas secara mendadak saatakan tidur malam. Sebelum tidur Os mengatakan melakukan pekerjaan
sehari-harinya yaitu sebagai pembantu rumah tangga. Rasa lemas pada
bagian tubuh kiri tersebut menyebabkan os sulit bangun dari tidurnya.
Tetapi Os dapat berjalan waloupun harus berpegangan di tembok. Tidak
ada rasa seperti kesemutan ataupun baal sebelumnya. Selain itu Os merasa
mulutnya tertarik ke sebelah kanan dan bicaranya mulai tidak jelas. Os
juga merasakan sakit kepala seperti ditindih tetapi tidak terlalu hebat, tidak
menjalar. Oleh karena itu Os dibawa ke RS cireunde dan diperiksa tekanan
darahnya, hasilnya 220/120 mmhg. Akhirnya dirujuk ke RSUP Fatmawati.
Di IGD RSUP fatmawati os merasa mual dan muntah sebanyak 2x.
Muntah berisi cairan dan dikatakan tidak menyembur. Rasa lemas pada
lengan dan tungkai kiri dan sakit kepala tetap dirasakan.
Os menyangkal adanya riwayat terjatuh ataupun kepala terbentur,
kejang, pingsan, penglihatan gelap, kabur ataupun ganda, demam, tersedak
saat makan ataupun minum, pusing berputar, gangguan pendengaran, dan
gangguan buang air besar ataupun air kecil.
d. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien mengatakan bahwa ia belum pernah mengalami hal seperti
yang sekarang ia alami sebelumnya. Ia mengaku memiliki penyakit darah
tinggi sejak 2 tahun yang lalu dan tidak pernah berobat secara teratur.
Riwayat kencing manis, penyakit jantung ataupun riwayat trauma
disangkal oleh pasien.
Saat kecil os mengatakan pernah sakit demam tinggi dan tidak
dapat membuka matanya selama beberapa hari. Sehingga pada saat
matanya dibuka, bola mata sebelah kanan terdapat selaput berwarna putih
yang menyebabkan mata kanan tidak dapat melihat lagi.
2
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 3/32
e. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien mengatakan bahwa tidak ada yang memiliki penyakit darah
tinggi. Riwayat penyakit stroke, kencing manis, penyakit jantung dalamkeluarga disangkal oleh pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Sikap : Berbaring
Koperasi : Kooperatif
Keadaan Gizi : Cukup
Tekanan Darah : kanan 160/120 mmHg, kiri 160/120 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Suhu : 36,2 0C
Pernafasan : 22 x/mnt
b. Keadaan Lokal
Trauma Stigmata : (-)
Pulsasi A.Carotis : Teraba, kanan = kiri, reguler
Perdarahan Perifer : capilary refil < 2 detik
KGB : tidak teraba membesar
Columna Vertebralis : letak ditengah, skoliosis (-), lordosis (-)
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V 1 jari medialdari linea midklavikularis sinistra
Perkusi :
Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri : ICS V 2 cm medial garis
midklavikularis sinistra
Auskultasi : S1-S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
3
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 4/32
Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Vokal fremitus sama di kedua lapang paru
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikular +/+; Ronki -/-; Wheezing
-/-.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani di seluruh lapangan abdomen
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Atas : akral hangat, edema (-)
Bawah : akral hangat, edema (-)
IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
GCS E4V5M6 = 15
A. Rangsang Selaput Otak Kanan
Kiri
Kaku Kuduk : (-) (-)
Laseque : > 70° > 70°
Laseque Menyilang : (-) (-)
Kernig : > 135° > 135°
Brudzinski I : (-) (-)
Brudzinski II : (-) (-)B. Peningkatan Tekanan Intrakranial
Nyeri kepala : (+)
Muntah proyektil : (-)
Penurunan kesadaran : (-)
C. Saraf-saraf Kranialis
N. I : Normosmia kanan dan kiri
4
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 5/32
N.II Kanan Kiri
Acies Visus : TVD Baik
Visus Campus : TVD Baik
Melihat Warna : TVD Baik
Funduskopi : Tidak dilakukan
N. III, IV, VI Kanan Kiri
Kedudukan Bola Mata : Ortoposisi Ortoposisi
Pergerakan Bola Mata
Ke Nasal : Baik Baik
Ke Temporal : Baik Baik
Ke Nasal Atas : Baik Baik
Ke Nasal Bawah : Baik Baik
Ke Temporal Atas : Baik Baik
Ke Temporal Bawah : Baik Baik
Eksopthalmus : (+) (-)
Nistagmus : (-) (-)
Pupil : TVD Isokhor
Bentuk : TVD Bulat, Ø 3mm
Refleks Cahaya Langsung : TVD (+)
RCTL : TVD (- )
Akomodasi : TVD Baik
Konvergensi : ` TVD Baik
N. V Kanan Kiri
Cabang Motorik : Baik Baik
Cabang Sensorik
Optahalmik : Baik Baik
Maxilla : Baik Baik
Mandibularis : Baik Baik
N. VII Kanan Kiri
5
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 6/32
Motorik Orbitofrontal : Baik Baik
Motorik Orbicularis : Baik Sulcus nasolabial kiri datar
Pengecap Lidah : Baik Baik
N. VIII
Vestibular
Vertigo : (-)
Nistagmus : (-)
Cochlear
Tes Rinne (+), Weber tidak ada lateralisasi, Schwabach sama dengan
pemeriksa
Tuli Konduktif : (-)
Tuli Perspeptif : (-)
N. IX - X
Motorik : deviasi uvula (-), arcus faring simetris
dan kuat angkat kanan-kiri
Sensorik : Baik
N. XI Kanan Kiri
Mengangkat bahu : Baik Baik
Menoleh : Baik Baik
N. XII
Pergerakan Lidah : Deviasi ke kiri
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Tremor : (-)D. Sistem Motorik
Ekstremitas Atas Proksimal Distal : 5 5 5 5 4 4 4 4
Ekstremitas Bawah Proksimal Distal : 5 5 5 5 4 4 4 4
E. Gerakan Involunter
Tremor : (-)
Chorea : (-)
Atetose : (-)
6
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 7/32
Mioklonik : (-)
Tics : (-)
F. Trofik : Normotrofik
G. Tonus : Normotonus
H. Sistem Sensorik
Proprioseptif : Baik
Eksteroseptif : Baik
I. Fungsi Cerebellar dan Koordinasi
Ataxia : (-)
Tes Rhomberg : (-)
Disdiadokinesia : (-)
Jari-Jari : Baik
Jari-Hidung : Baik
Tumit-Lutut : Baik
Hipotoni : (-)
J.Fungsi Luhur
Astereognosia : (-)
Apraksia : (-)
Afasia : (-)
K. Fungsi Otonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Sekresi Keringat : Baik
Ereksi : (-)
L. Refleks-refleks Fisiologis KananKiri
Kornea : TVD (+)
Berbangkis : (+) (+)
Faring : (+) (+)
Bisep : (+2) (+2)
Trisep : (+2) (+2)
Radius : (+2) (+2)
7
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 8/32
Dinding Perut : (+) (+)
Otot Perut : (+) (+)
Lutut : (+2) (+2)
Tumit : (+2) (+2)
Cremaster : (-)
Sfingter Ani : Tidak diperiksa
M. Refleks-refleks Patologis Kanan
Kiri
Hoffman Tromner : (-) (-)
Babinsky : (-) (-)
Chaddock : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Gonda : (-) (-)
Schaeffer : (-) (-)
Klonus Lutut : (-) (-)
Klonus Tumit : (-) (-)
N. Keadaan Psikis
Intelegensia : Baik
Tanda regresi : (-)
Demensi : (-)
V. PEMERIKSAAN LAB
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,9 g/dl 11,7-15,5 g/dl
Hematokrit 39 % 33-45 %
Leukosit 9700 /ul 5000-10.000/ul
Trombosit 305.000/ul 150.000-440.000/ul
Eritrosit 4,13 jt/ul 3,80-5,20 jt/ul
LED 20 mm 0,0-20,o
VER,HER,KHER,RDW
VER 93,3 fl 80-100 fl
8
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 9/32
HER 31,3 pg 26-34 pg
KHER 32,9 g/dl 32-36 g/dl
RDW 13,9% 11,5-14,5 %
HITUNG JENIS
Basofil 0% 0-1 %Eosinofil 1% 1-3%
Netrofil 4% 50-70 %
Limfosit 74% 20-40 %
Monosit 20% 2-8 %
Luc 1% < 4,5 %
KIMIA KLINIK
FUNGSI HATI
SGOT 21 U/I 0-34 U/I
SGPT 17 U/I 0-40 U/I
FUNGSI GINJAL
Asam urat darah 3,9 mg/dl <7 mg/dlUreum darah 21 mg/dl 20-40 mg/dl
Creatinin darah 0,7 mg/dl 0,6-1,5 mg/dl
DIABETES
GLUKOSA PUASA
Gula darah puasa 88 mg/dl 80-100 mg/dl
GLUKOSA PP
Glukosa darah 2 jam
PP
123 mg/dl 80-145 mg/dl
LEMAK
Trigliserida 57 mg/dl <150 mg/dlKolesterol total 212 mg/dl <200 mg/dl
Kolesterol HDL 41 mg/dl 34-87 mg/dl
Kolesterol LDL 160 mg/dl <120 mg/dl
ELEKTROLIT
DARAH
Natrium 147 mmol/L 135-147 mmol/L
Kalium 3,47 mmol/L 3.10-5.10 mmol/L
Clorida 111 mmol/L 95-108 mmol/L
VI. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Kesan CT scan kepala potongan aksial tanpa kontras:
• Perdarahan basal ganglia kanan, paraventrikel lateralis kanan dengan
perifocal edema
• Estimasi volume darah ± 8,7 cc
9
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 10/32
VII. SKOR STROKE
Siriraj score : (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) +
(0.1 x diastol) – (3 x penanda aterom) – 12
(2,5 x 0) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0.1 x 120) – (3 x 1) -12 =
1,2
Hasil: > 1 = stroke hemoragik.
VIII. RESUME
Pasien, wanita 47 tahun datang dengan keluhan lengan dan tungkai
kiri lemas mendadak sejak 1 jam SMRS. Tidak ada rasa baal ataupun
kesemutan sebelumnya. Rasa lemas dirasakan saat akan tidur malam.
Selain itu juga merasa bahwa mulut mencong ke kanan dan bicara pelo.
Mual dan Muntah sebanyak 2x. Sakit kepala pun dirasakan oleh Os.
Penurunan kesadaran (-), pandangan berganda (-), tersedak saat
makan atau minum (-). Riwayat trauma (-), kejang (-), demam (-),
gangguan BAB dan BAK (-). Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2
tahun yang lalu dan tidak rutin kontrol, DM (-), penyakit jantung (-),
stroke (-).
Pemeriksaan Fisik:
Status generalis
- KU/Kes : TSS/CM, E4M6V5
- Tekanan darah : Kanan: 160/120; kiri: 160/120 mmHg- Nadi : 84 x/menit
- Pernapasan : 22 x/menit
- Suhu : 36,2oC
Status neurologis:
– GCS: E4M6V5= 15
– Pupil : OD : TVD
OS : Bulat, Ø 3mm, RCL (+), RCTL (-)
10
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 11/32
– TRM : KK (-), Laseq >70o/>70o , Kerniq >135o/>135o,
Brudzinsky I dan II -/-
–
Peningkatan TIK : (+)
– Nervus cranialis : Parese N. VII sentral dan N. XII sinistra
– Motorik : 5555 4 4 4 4
5555 4 4 4 4
– Refleks fisiologis : +2/+2
–Refleks patologis : -/-
– Sensorik : baik
– Fungsi otonom : Baik
Siriraj score : 1,2
Pemeriksaan Penunjang:
1. Laboratorium : Limfosit 74 %
Kolesterol total 212 ,g/dl
LDL 160 mg/dl
2. CT-SCAN
Kesan :
• Perdarahan basal ganglia kanan, paraventrikel lateralis kanan dengan
perifocal edema
• Estimasi volume darah ± 8,7 cc
IX. DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis klinis : Hemiparese sinistra, Parese N.VII sentral dan N.XII
sinistra, Hipertensi gr. II
11
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 12/32
Diagnosis etiologi : CVD Stroke hemoragik
Diagnosis topik : Subkorteks
X. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
- Fisioterapi serta monitor tekanan darah dan frekuensi nadi
- Elevasi kepala dan badan atas 30o
Medikamentosa
- IVFD asering 500 cc/12 jam
- Manitol 4 x 125 cc
- Citicholin 2 x 500 mg i.v
- Tranexamic acid 2 x 50 mg i.v
- Ranitidin 2 x 50 mg i.v
- Simvastatin 1 x 20 mg p.o
- Amlodipin 1x5 mg p.o
- Asam folat 2 x 1 p.o
XI. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
12
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 13/32
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE HEMORAGIK
DEFINISI
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vascular.
13
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 14/32
Stroke hemoragik adalah stroke yang diakibatkan oleh perdarahan arteri
otak didalam jaringan otak (intracerebral hemorrhage) dan/atau perdarahan arteri
diantara lapisanpembungkus otak, piamater dan arachnoidea (WHO, 2005).
ANATOMI
Pengetahuan anatomi dan arteri otak berguna dalam menentukan bagian mana
yang terlibat dalam stroke akut. Pola atipikal tidak konsisten dengan distribusi
vaskular dapat menunjukkan diagnosis lain, seperti infark vena. Otak memperoleh
darah melalui 2 sistem, yaitu sistem karotis dan sistem vertebral. Sistem karotis
terutama melayani kedua hemisfer otak, dan sistem vertebrobasiler terutama
memberi darah bagi batang otak, serebellum dan bagian posterior hemisfer.
Kebutuhan energi oksigen jaringan otak sangat tinggu, oleh karena itu
sistem sirkulasinya pun harus berjalan dengan baik. Susunan darah ke otak terdiri
dari :
1. Arteri karotis : arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna
bercabang dari arteri komunis kita-kira setinggi tulang rawan carotid.
Arteri karotis kiri langsung bercabang dari arkus aorta ,tetapi arteri
karotis komunis kanan berasal dari arteri brakiosefalika.Arteri karotis
eksterna mendarahi wajah,tiroid,lidah dan faring. Cabang dari arteri
karotis eksterna yaitu arteria meningea media,mendarahi struktur-
struktur dalam didaerah wajahdan mengirimkan satu cabang yang
besar ke daerah duramatter.Arteri karotis interna sedikit berdilatasi
tepat setelah percabangannya yang dinamakan sinus karotikus.Dalam
sinus karotikus terdapat ujung-ujung saraf khususyang berespon
terhadap perubahan tekanan darah arteria,yang secara reflex
mempertahankan suplai darah ke otak dan tubuh.
Arteri karotis interna masuk ke otak dan bercabang kira-kira
setinggi kiasma optikum,menjadi arteria serebri anterior dan
media.Arteri serebri media adalah lanjutan langsung dari arteri karotis
interna. Segera setelah masuk ke ruang subaraknoid dan sebelum
bercabang-cabang,arteri karotis interna mempercabangkan arteri
14
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 15/32
oftalmika yang masuk kedalam orbita dan mendarahi mata dan isi
orbita lainnya.Arteri serebri anterior member suplai darah pada
struktur-struktur seperti nucleus kaudatus,putamen,bagian-bagian
kapsula interna dan korpus kalosum dan bagian-bagian lobus frontalis
dan parietalis serebri.
Arteri serebri media menyuplai darah untuk bagian lobus
temporalis,parietalis,dan frontalis korteks serebri dan membentuk
penyebaran pada permukaan lateral yang menyerupai kipas.Arteri ini
merupakan sumber darah utama girus prasentralis dan postsentralis .
2. Arteri verebrobasilaris
Arteri vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteri subklavia sisi yang
sama. Arteri subklavia kanan merupakan cabang dari arteri arteri
inomata ,sedangkan arteri subklavia kiri merupakan cabang langsung
dari aorta.Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medulla oblongata. Kedua
arteri tersebut bersatu membentuk arteri basilaris.Tugasnya mendarahi
sebahagian diensefalon,sebahagian lobus oksifitalis dan temporalis
,apparatus koklearis,dan organ-organ vestibular.
3. Sirkulus Arteriosus Willisi
Meskipun arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris merupakan
dua sistem arteri terpisah yang mengalirkan darah ke otak,tetapi
keduanya disatukan oleh pembuluh – pembuluh darah anastomosis
yang sirkulus arteriosus willisi. Sirkulus willisi adalah lingkaran
pembuluh darah yang tersusun oleh arteri serebri media kanan dan kiri,arteri komunikans anterior yang menghubungkan kedua arteri serebri
anterior, sepasang arteri serebri posterior, dan arteri komunikans
posterior yang menghubungkan arteri serebri media dan posterior
kanan dan kiri. Anyaman arteri ini terletak di dasar otak.
15
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 16/32
EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 795.000 orang mengalami stroke
baru atau berulang. Dari jumlah tersebut, sekitar 610.000 adalah serangan awal,
dan 185.000 adalah stroke berulang. Sekitar 87% dari stroke di Amerika Serikatadalah iskemik, 10% adalah sekunder terhadap perdarahan intraserebral, dan
lainnya 3% mungkin sekunder untuk perdarahan subarachnoid.
Insiden stroke bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, etnis, dan
status sosial ekonomi. Sebagai contoh, American Heart Association (AHA)
peneliti menemukan bahwa orang kulit hitam memiliki 3-kali lipat lebih tinggi
multivariat yang disesuaikan rasio risiko stroke lacunar dari kulit putih
16
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 17/32
Perdarahan intraserebral (PIS) dua kali lebih banyak dibanding
perdarahan subarakhnoid (PSA) dan lebih berpotensi menyebabkan kematian atau
disabilitas dibanding infark serebri atau PSA (Broderick dkk, 1999)
Sekitar 10% kasus stroke disebabkan oleh PIS. Sumber data dari Stroke
Data Bank (SDB), (Caplan,2000) menyebutkan bahwa setidaknya 1 dari 10 kasus
stroke disebabkan oleh perdarahan parenkim otak. Populasi dimana frekuensi
hipertensinya tinggi, seperti Amerika-Afrika dan orang-orang Cina, Jepang dan
keturunan Thai, memiliki frekuensi yang tinggi terjadinya PIS. Perdarahan
intraserebral dapat terjadi pada rentang umur yang lebar, dapat terjadi pada
dekade tujuh puluh, delapan puluh dan sembilan puluh. Walaupun persentase
tertinggi kasus stroke pada usia dibawah 40 tahun adalah kasus perdarahan, PIS
sering juga terjadi pada usia yang lebih lanjut.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko penyebab stroke terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Faktor resiko medis, antara lain :
♣ Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)
♣ Kolesterol
♣ Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah)
♣ Gangguan jantung
♣ Diabetes
♣ Riwayat stroke dalam keluarga
♣ Migrain
b. Faktor resiko perilaku
♥ Merokok (aktif dan pasif)
♥ Makanan tidak sehat ( junk food , fast food )
♥ Konsumsi alkohol
♥ Kurang olahraga
♥ Kontrasepsi oral
♥ Narkoba
17
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 18/32
♥ Obesitas
Menurut data statistik, 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan
arteriosklerosis. 93% pengidap penyakit trombosis memiliki riwayat penyakit
darah tinggi. Faktor pencetus atau pemicu terjadinya stroke pada dasarnya
adalah suasana hati yang tidak nyaman (marah atau emosi), terlalu banyak
minum alkohol, dan merokok.
KLASIFIKASI STROKE
Stroke dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Stroke Iskemik → Stroke yang terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah
otak.
Sumbatan dapat diakibatkan oleh :
• Thrombosis, penyempitan pembuluh darah otak akibat timbunan bekuan
darah yang terbentuk akibat proses aterosklerosis sehingga menghentikan
suplai darah ke otak.
• Emboli, penyumbatan pembuluh darah otak akibat terbawanya bekuan
darah yang berasal dari bagian tubuh lain seperti pembuluh darah di leher,
jantung atau pembuluh darah lain ke otak.
18
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 19/32
2. Stroke Haemoragik / Stroke perdarahan → Stroke akibat pecahnya atau
robeknya pembuluh darah otak. Perdarahan tersebut dapat disebabkan karena
hipertensi, kelainan pembuluh darah otak (aneurisma dan arterio venous
malformation/AVM) dan trauma.
Dalam International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problem, 10th Revision, WHO membagi stroke hemoragik menjadi :
1. Perdarahan Intra Serebral ( Intra Cerebral Hemorrhagic)
Perdarahan yang terjadi di dalam jaringan otak. Primer berasal dari
pembuluh darah dan bukan karena trauma. Luyendyk & Schoen
membagi perdarahan ini berdasarkan cepatnya perburukan gejala klinis
menjadi :
a. Akut memburuk dalam 24 jam
b. Subakut krisis terjadi antara 3 - 7 hari
c. Subkronis krisis mencapai 7 hari
Gejala prodormal seringkali tidak jelas, kecuali nyeri kepala yang
hebat sekali karena hipertensi, mual muntah sering terjadi pada awal
serangan. Hemiplegia / hemiparese biasanya terjadi sejak permulaan
serangan. Kesadaran biasanya cepat menurun dan cepat masuk koma.
Perdarahan Intraserebral (stroke perdarahan) dapat disebabkan oleh :
a. Hipertensi
Hipertensi dapat bersifat akut maupun kronis yang mengakibatkan
pecahnya arteriola kecil dikarenakan oleh perubahan degeneratif
akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
b. Amyloid angiopathy
19
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 20/32
Pecahnya arteri ukuran kecil dan menengah, dengan deposisi
patologis protein β-amyloid; dapat berupa perdarahan lobar pada
orang berusia diatas 70 tahun.
c. Arteriovenous Malformation (AVM)
Pecahnya pembuluh darah abnormal yang menghubungkan arteri
dan vena yang sering kali menyerang usia muda. Kelainan ini didasari
penyakit bawaan sejak lahir dimana terdapat hubungan abnormal
antara arteri dan vena di otak.
d. Aneurisma intracranial
Pecahnya pembuluh darah sakular dari arteri dengan berbagai
ukuran dan mengakibatkan terjadinya perdarahan subarachnoid; resiko
perdarahan rekuren adalah 50% dalam 6 bulan pertama, dimana
berkurang 3% tiap tahunnya.
e. Neoplasma intrakranial
Akibat necrosis dan perdarahan oleh jaringan neoplasma yang
hipervaskular
2. Perdarahan Subarakhnoid ( Sub Arachnoid Hemorrhagic)
Keadaan terdapatnya darah ke dalam ruangan subaraknoid. Sumber
dari perdarahan adalah pecahnya dinding pembuluh darah yang lemah
(dapat berupa malformasi arteriovenosa maupun aneurisma) secaratiba-tiba. Terkadang aterosklerosis atau infeksi menyebabkan
kerusakan pada pembuluh darah sehingga pembuluh darah pecah.
Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi pada usia berapa saja, tetapi
paling sering menyerang usia 25-50 tahun. Perdarahan subaraknoid
jarang terjadi setelah suatu cedera kepala.
Luyendyk & Schoen membagi PIS menurut cepatnya gejala klinis memburuk,
sbb:
20
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 21/32
1. Akut, dan cepat memburuk dalam 24 jam
2. Subakut, dengan krisis terjadi antara 3-7 hari
3. Subkronis, bila krisisnya 7 hari
PATOFISIOLOGI
Pada perdarahan intraserebral, perdarahan terjadi secara langsung ke dalam
parenkim otak. Mekanisme yang biasa dianggap kebocoran dari arteri
intraserebral kecil rusak oleh hipertensi kronis. Mekanisme lain termasuk
diatheses perdarahan, antikoagulasi iatrogenik, amiloidosis serebral, dan
penyalahgunaan kokain.
Perdarahan intraserebral memiliki kecenderungan untuk bagian tertentu di otak,
termasuk talamus, putamen, otak kecil, dan batang otak. Selain area otak yang
terluka oleh pendarahan, otak sekitarnya dapat rusak oleh tekanan yang dihasilkan
oleh efek massa hematoma. Kenaikan umum tekanan intrakranial dapat terjadi.
MANIFESTASI KLINIK
Dari definisi stroke sendiri adalah adanya defisit neurologi baik fokal ataupun
difus. Satu ataupun lebih defisit neurologik tersebut harus ada untuk menegakkan
diagnosis stroke.
Defisit neurologik focal:
• Gangguan motorik Unilateral atau bilateral (termasukgangguan koordinasi
•
Gangguan sensorik unilateral ataupun bilateral• Afasia atau disfasia
• Hemianopia
• Diplopia
• Forced gaze
• Apraksia pada onset akut
• Ataxia pada onset akut
• Defisit persepsi pada onset akut
21
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 22/32
Tanda Unspesifik atau global:
Sebenarnya tanda-tanda ini dikatakan tidak spesik karena bisa saja ditemukan
pada keadaan lain selain stroke, seperti dehidrasi, gagal jantung, infeksi,
demensia, dan kekurangan gizi. Bahkan jika mereka mengembangkan tiba-tiba
dan berlangsung selama lebih dari 24 jam bukti tambahan harus diperoleh. Hal ini
bisa menjadi gangguan yang pasti neurologis fokal, atau bukti iskemia atau
perdarahan intraserebral, atau subarahcnoid pendarahan.
• Dizziness
• Vertigo
• Nyeri kepala setempat
• Penglihatan kabur pada kedua mata
• Disratria
• Gangguan fungsi kognitif
• Penurunan kesadaran
• Kejang
• Disfagia
Dalam International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problem, 10th Revision, WHO membagi stroke hemoragik menjadi :
1. Perdarahan Intra Serebral ( Intra Cerebral Hemorrhagic)
Perdarahan intraserebral primer (perdarahan intraserebral hipertensif)
disebabkan oleh hipertensi kronik yang menyebabkan vaskulopati serebral
dengan akibat pecahnya pembuluh darah otak. Sedangkan perdarahan
sekunder (bukan hipertensif) terjadi antara lain akibat anomaly vaskuler
congenital, koagulopati, tumor otak, vaskulopati non hipertensif (amiloid
serebral), vaskulitis, moya-moya, post stroke iskemik, obat anti koagulan
(fibrinolitik atau simpatomimetik). Diperkirakan hampir 50% penyebab
perdarahan intraserebral adalah hipertensi kronik, 25% karena anomaly
kongenital dan sisanya penyebab lain.
22
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 23/32
Meskipun tidak terlalu terkait dengan pengerahan tenaga, perdarahan
intraserebral hampir selalu terjadi saat pasien sadar ataupun stres. Perdarahan
biasanya muncul mendadak sebagai onset defisit neurologi fokal. Kejang
jarang ada. Defisit fokal biasanya memburuk setelah 30-90 menit dan
menyebabkan penurunan kesadaran, meningkatnya tekanan intrakranial
seperti sakit kepala dan muntah.
Putamen merupakan tempat yang paling sering terjadinya perdarahan. Dan
meluas ke kapsula interna. Hemiparesis kontralateral merupakan gejalanya.
Bila serangan ringan, gejala dimulai dengan parese wajah ke satu sisi selama
5-30 menit, bicara pelo, kelemahan lengan dan tungkai dan mata deviasi jauhdari sisi yang hemiparesis. Paralisis semakin memburuk sampai tungkai yang
terlibat menjadi flasid atau rigid dengan babinski positif. Pada perdarahan
berat dapat terjadi penurunan kesadaran ke stupor ataupun koma akibat
ompresi batang otak. koma ditandai dengan pernafasan yang dalam, ireguler
dan intermiten, dilasi pupil ipsilateral, refleks babinski positif bilateral, rigid.
Pada kasus yang ringan, adanya edema di jaringan otak dapat menyebabkan
perburukan selama 12-72 jam.
Perdarahan thalamic juga menyebabkan kontralateral hemiplegi atau
hemiparesis akibat tertekannya atau destruksi kapsula interna. Kehilangan
sensorik berat pada seluruh sisi kontralateral tubuh. Afasia dapat terjadi pada
lesi hemisfer dominan dan neglect kontralateral pada lesi hemisfer non
dominan. Hemianopia homonim juga dapat terjadi tetapi hanya sementara.
Perdarahan pontine menyebabkan koma yang dalam dengan quadriplegi yangdapat terjadi dalam hitungan menit. Sering juga terjadi rigiditas deserebrasi
serta pupil pin point (1mm). Terdapat kelainan refleks gerakan mata
horizontal pada manuver doll’s head ataupun tes kalori. Kematian juga dapat
terjadi dalam beberapa jam. Hiperpnoe, hipertesi yang parah dan
hiperhidrosis sering terjadi.
Perdarahan cerebellar biasanya terjadi dalam beberapa jam dan ditandai
dengan dengan sakit kepala di daerah oksipital, muntah yang berulang, dan
23
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 24/32
ataxia gait. Pada kasus yang ringan bisa saja tidak ada defisit neurologis
selain ataxia gait. Pusing atau vertigo bisa saja muncul. Dapat saja terjadi
paresis gerakan mata lateral ke arah lesi, serta parese saraf kranialis VII.
Tidak refleks patologis babinski sampai perdarahan Dengan berjalannya
waktu pasien dapat menjadi stupor ataupun koma akibat kompresi batang
otak.
Perdarahan lobar adalah kecil dan gejala yang terjadi terbatas menyerupai
stroke iskemik.
2. Perdarahan subarachnoid
Keadaan terdapatnya darah ke dalam ruangan subaraknoid. Sumber dari
perdarahan adalah pecahnya dinding pembuluh darah yang lemah (dapat
berupa malformasi arteriovenosa maupun aneurisma) secara tiba-tiba.
Terkadang aterosklerosis atau infeksi menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah sehingga pembuluh darah pecah. Pecahnya pembuluh darah
bisa terjadi pada usia berapa saja, tetapi paling sering menyerang usia 25-50
tahun. Perdarahan subaraknoid jarang terjadi setelah suatu cedera kepala.
Aneurisma sakuler ini merupakan proses degenerasi vaskuler yang didapat
(acquired ) akibat proses hemodinamika pada bifurcation pembuluh arteri
otak. Terutama di daerah Sirkulus Willisi.
24
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 25/32
Sebagai penyebab lain perdarahan sub arakhnoid adalah aneurisma fusiform,
aterosklerosis pembuluh arteri basilaris, aneurisma mikotik dan perdarahan
sub arakhnoid, traumatik selain arterioveno malformasi, perdarahan ini dapat
juga disebabkan oleh trauma (tanpa aneurisma), arteritis, neoplasma dan
penggunaan kokain berlebihan.
Gejala perdarahan ini sangat khas dengan nyeri kepala yang sangat hebat
pada saat onset penyakit. Dapat juga diikuti dengan mual, muntah dan
penurunan kesadaran. Tanda rangsang menigeal pun sering ada pada pasien.
Defisit neurologik jarang ditemui.
25
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 26/32
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
- Pemeriksaan darah rutin (Hemoglobin, hematokrit, eritrosit,
leukosit, hitung jenis, trombosit, masa perdarahan, masa
pembekuan, laju endap darah)
- Pemeriksaan kimia darah lengkap :
a. Gula darah sewaktu
Pada stoke akut dapat terjadi hiperglikemi reaktif dimana gula
darah dapat mencapai 250mg dalam serum dan kemudian
berangsur-angsur kembali turun.
b. Kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim
SGOT/SGPT, dan profil lipid (trigliserid, LDL-HDL serta
total lipid)
c. Elektrolit (Natrium, Kalium, Klorida)
d. Analisa gas darah
26
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 27/32
e. Urine lengkap
- Pemeriksaan hemostasis (darah lengkap) yaitu waktu
protrombin, APTT, kadar fibrinogen, D-dimer, INR, viskositas
plasma
- Pemeriksaan tambahan atas indikasi berupa protein S,
protein C, ACA, homosistein
2. Pemeriksaan Radiologi
- CT Scan otak
Pemeriksaan ini dapat segera memperlihatkan adanya perdarahan
intraserebral. Pemeriksaan ini sangat penting karena perbedaan
manajemen perdarahan dan infark otak. Perdarahan di batang otak
sangat sulit diidentifikasi, sehingga membutuhkan pemeriksaan
MRI untuk memastikan proses patologis di batang otak.
- Pemeriksaan foto Röntgen thoraks :
a. Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat
pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis maupun kelainan lain pada jantung.
b. Dapat mengidentifikasi kelainan paru yang potensial
mempengaruhi proses manajemen dan memperburuk
prognosis
PENATALAKSAAN
Pertama kali tentukan apakah pasien perlu dilakukan tindakan operatif
atau konservatif. Stroke adalah suatu kondisi yang memerlukan penanganan
segera dari dokter karena kerusakan jaringan otak dapat terus bertambah setiap
menitnya diakibatkan jaringan otak tidak mendapatkan suplai oksigen untuk
menjalankan fungsinya. Apabila pasien mendapatkan penanganan segera sehingga
kesempatan untuk hidup dan sembuh akan lebih baik karena terapi atau tindakan
medis dapat diberikan secepatnya kepada pasien. Dan dengan pengobatan sedini
27
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 28/32
mungkin diharapkan kecacatan dari penyakit stroke dapat seminimal mungkin
bahkan tidak ada.
Perawatan Umum :
• Tekanan darah diturunkan
• Lain-lain = non hemoragik + antifibrinolitik/koagulan
Pertimbangan operatif, tergantung :
• Tingkat kesadaran
• Besarnya perdarahan
• Letak perdarahan
• Usia pasien
• Penyakit penyerta
Indikasi operasi pada kasus stroke hemoragik dan non hemoragik masih
bersifat kontroversi. Keputusan operasi dan tidak sangat tergantung berbagai
factor. Para ahlipun membuat berbagai tulisan yang berbeda-beda mengenai
outcome operasi pada kasus stroke. Ada yang berpendapat bahwa tindakan bedah
akan sangat bermanfaat menurunkan angka terjadinya rebleeding pada kasus Intra
Cerebral Hemorragik yang disebabkan oleh aneurisma, AVM.
Operasi juga membantu mengurangi oedem, efek desak ruang dari hematom,
juga mengurangi residu nekrotik akibat hematom di jaringan otak. Beberapa
pendapat beranggapan bahwa tindakan operasi tidak memberikan perbaikan pada
klinis pasien.
Oleh karena itu keputusan operasi sangat ditentukan oleh beberapa kondisi yang
mendasari pasien seperti :
a. Status klinis
b. Ukuran volume perdarahan
c. Lokasi perdarahan
d. Usia pasien
28
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 29/32
e. Dukungan keluarga pasien
Indikasi operasi antara lain :
• Lesi dengan efek desak ruang yang jelas, edema, atau midline shifting
pada radiologis dengan ancaman terjadinya herniasi.
• Lesi Intracranial dengan gejala deficit neurologis seperti penurunan
kesadaran, hemiparese, afasia, yang disebabkan peningkatan tekanan
intracranial khususnya oleh hematom intraserebral.
• Volume hematom :
< 10cc biasanya tidak significan untuk dilakukan operasi
> 30cc biasanya kandidat operasi dengan deficit neurologis yang
menyertai
> 85cc biasanya tidak memiliki prognosa yang baik untuk di operasi
• Lokasi dipermukaan akan memiliki prognosa yang lebih baik
dibandingkan lokasi yang dalam. Pada lobar hematom perdarahan berada
pada tepi jaringan otak sehingga merupakan kandidat yang baik untuk
dilakukan operasi. Perdarahan dengan lokasi di cerebellum memiliki
beberapa catatan khusus yaitu :
GCS ≥14 dan volume perdarah < cm : konservatif
GCS ≤13 atau dengan hemato > = 4cm perlu dilakukan evakuasi hematom
Pasien dengan penekanan batang otak : konservatif
• Usia pasien muda memiliki prognosa yang lebih baik dibandingkan usia
lanjut. Ada beberapa perbedaan parameter usia yang dapat dijadikan
patokan. Factor usia ini memiliki kontribusi karena otak pada usia muda
29
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 30/32
memiliki daya akomodasi yang lebih baik terhadap adanya masa bekuan
darah dibandingkan usia tua atau dengan atrofi serebri.
Peningkatan tekanan intrakranial sebagai akibat adanya volume perdarahan dan
terjadinya edema serebri diatasi dengan osmoterapi yang menggunakan manitol
(0,25-0,5 g/kg tiap 4 jam) dan furosemid (10 mg tiap 2-8 jam). Pemantauan
osmolaritas serum dan kadar natrium dilakukan tiap 2 kali sehari dengan target
osmolaritas < 310 mOsm/L.
Penggunaan sedatif seperti propofol, benzodiazepine atau morfin dengan paralisis
neuromuskular dapat menurunan tekanan intrakranial tetapi diperlukan
pemantauan intensif.
PROGNOSIS
Hampir 50% pasien dengan perdarahan intraserebral meninggal. Volume dan
lokasi perdarahan sangat menentukan prognosis. Umumnya, supratentorial
hematom dengan volume < 30ml mempunyai prognosis yang bagus, 30-60 ml
prognosis intermediate, dan >60 ml prognosis buruk. Hematom infratentorial
pontine > 3 cm berakibat fatal. Adanya darah di ventrikel terutama ventrikel
empat , akan memperburuk prognosis.
PENCEGAHAN
• Menjalani hidup sehat : tidak merokok, mengurangi alcohol, diet rendah
garam dan lemak, olah raga secara teratur.
• Menghindari stress
• Mengontrol tekanan darah, kolesterol dan gula darah
• Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala (medical check up) secara
teratur
30
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 31/32
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. STEPS- Stroke Manual (version 1.4): The
WHO stepwise approach to stroke surveillance [PDF File]. Geneva: World
Health Organization, 2004.
2. Liebeskind, David S. Hemorrhargic stroke in emergency medicine. Diambil
dari http://emedicine.medscape.com/article/1916662-overview#showall
3. Mahdian,Sp.BS. stroke dan bedah saraf. Diambil dari
http://www.mitrakeluarga.com/bekasibarat/stroke-dan-bedah-saraf/
4. Universitas sumatra utara. Stroke perdarahan intraserebral. Diambil dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19456/4/Chapter%20II.pdf
5. Intracerebral Hemoorrhage. Diambil dari
http://neurosurgery.ucla.edu/body.cfm?id=167
6. Tierney Jr, Lawrence, McPhee Stephen J, dkk. Intracerebral Hemmorhage.
Current medical Diagnosis & Treatment. 2005.Lange Medical book/Mcgraw-
Hill. Hlm 964-966
7. Smith Wade S, Hausser Stephen L, dkk. Cerebrovaskular disease. Harrison’s
Principle of Internal Medicine volume 2. Edisi 15. 2001. The Mcgraw-Hill.
Hlm 2386-2389
8. Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia. PERDOSSI. 1999
31
5/11/2018 Case Wajib 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-wajib-1 32/32
.
32