blok respiratorik skenario 1 (2015-2016)
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
1/26
SKENARIO 1
PILEK PAGI HARI
Seorang laki – laki, umur 20 tahun, selalu bersin – bersin di pagi hari, keluar ingus encer,
gatal di hidung dan mata. Keluhan juga timbul bila udara berdebu. Keluhan seperti ini sudah
diderita sejak usia 14 tahun. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa,kecuali penyakit asma pada ayah pasien. asien rajin solat tahajud, sehingga dia bertanya
adakah hubungan memasukkan air !udhu ke dalam hidung di malam hari dengan keluhannya
ini " pasien menanyakan ke dokter mengapa bisa terjadi demikian, dan apakah berbahaya
apabila menderita keluhan seperti ini dalam jangka !aktu yang lama.
1
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
2/26
KATA SULIT
Asma : gangguan pada saluran na#as$ penyakit kronik yang menyerang saluran
pernapasan pada paru dimana terdapat peradangan dinding rongga bronchiale sehingga
mengakibatkan penyempitan saluran na#as
PERTANYAAN
1. Kenapa dirasakan gatal pada hidung dan mata "
2. Kenapa bersin – bersin selalu pada pagi hari "
%. &engapa bersin disertai keluarnya ingus encer "
4. Kenapa keluhan timbul bila udara berdebu "
'. (pakah ada hubungan antara kelainan ini dengan penyakit asma yang diderita ayah
pasien "
). Kenapa keluhan tidak timbul pada usia diba!ah 12 tahun "
*. Kenapa memasukkan air ke dalam hidung pada malam hari menimbulkan pilek di pagi
hari "
+. (pakah berbahaya apabila menderita keluhan dalam jangka !aktu yang lama "
JAWABAN
1. Dirasakan gatal pada hidung dan mata karena adanya histamin merangsang pengeluaran
1 pada ujung sara# -idianus dank arena ada saluran penghubung antara hidung dan mata
ductus nasolacrimalis/
2. ersin – bersin selalu pada pagi hari karena terjadi perubahan suhu yang menyebabkan
keluarnya histamin dari baso#il
3. ersin disertai keluarnya ingus encer karena merupakan hasil reaksi alergi dan bukan
karena keadaan patologi
4. Keluhan timbul bila udara berdebu karena debu merupakan salah satu alergen yang dapat
memicu timbulnya reaksi alergi atau hipersensiti-itas tipe 1 pada pasien
5. ubungan antara kelainan ini dengan penyakit asma yang diderita ayah pasien, ada
hubungan antara rhinitis dan asma karena ayah pasien asma sehingga respon tubuh pasien
lebih sensiti-e terhadap alergen
6. Keluhan tidak timbul pada usia diba!ah 12 tahun karena respon imun belum terbentuk
sempurna
7. &emasukkan air ke dalam hidung pada malam hari menimbulkan pilek di pagi hari
karena terjadi perubahan suhu yang menyebabkan keluarnya histamin dari basophil
. erbahaya, apabila menderita keluhan dalam jangka !aktu yang lama karena
menimbulkan komplikasi seperti polip di hidung, sinusitis dan otitis media
HIPOTESIS
Salah satu contoh dari alergen adalah debu yang dapat masuk ke dalam hidung, #aring,
lalu ke laring saluran na#as atas/, pada hidung terdapat epitel bertingkat torak dengan silia
dan sel goblet, silia dapat menghasilkan respon bersin sedangkan sel goblet menghasilkan
mucus berupa ingus encer, keadaan ini dapat merespon sistem imun dengan mengeluarkan
mediator berupa histamin yang menyebabkan rasa gatal pada hidung dan mata, paparan
alergen terus menerus dapat memicu rhinitis alergi.
2
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
3/26
SASARAN BELAJAR
1. &emahami dan &enjelaskan (natomi Saluran a#as (tas
1.1 (natomi &akroskopis
1.2 (natomi &ikroskopis
2. &emahami dan &enjelaskan isiologi Saluran a#as (tas%. &emahami dan &enjelaskan 3hinitis
%.1 De#inisi 3hinitis
%.2 Klasi#ikasi 3hinitis
4. &emahami dan &enjelaskan 3hinitis (lergi
4.1 De#inisi 3hinitis (lergi
4.2 tiologi 3hinitis (lergi
4.% ato#isiologi 3hinitis (lergi
4.4 &ani#estasi Klinis 3hinitis (lergi
4.' emeriksaan isik dan emeriksaan enunjang 3hinitis (lergi
4.) Diagnosis dan Diagnosis anding 3hinitis (lergi
4.* 5atalaksana 3hinitis (lergi4.+ Komplikasi 3hinitis (lergi
4.6 rognosis 3hinitis (lergi
4.10pidemiologi 3hinitis (lergi
'. &emahami dan &enjelaskan andangan 7slam 5entang Sistem ernapasan
3
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
4/26
PE!BAHASAN
1. !"ma#am$ %a& !"&'"(as)a& A&a*+m$ Sa(,-a& Naas A*as
1.1 A&a*+m$ !a)-+s)+/$s
erdasarkan anatomi saluran perna#asan atas terdiri dari mulai nares anterior hidung
sampai cartilago cricoid laryn8.
10 HIUNG
9rgan hidung merupakan organ yang pertama ber#ungsi dalam saluran napas.
5erbentuk oleh tulang os nasal/, tulang ra!an cartilago/ dan otot.
agian penting yang terdapat pada hidung adalah sbb:
a. ares anterior ; apertura nasalis anterior lubang hidung/
b. a-um nasi rongga/, yakni bagian dalam rongga hidung yang berbentuk tero!ongan,
mulai dari nares anterior sampai ke nares posterior = keluar pada nares posterior yang
dikenal dengan >hoana = dilanjutkan ke daerah nasopharyn8
d. >onchae nasalis yaitu tonjolan yang terbentuk dari tulang tipis dan ditutupi mucosa
yang dapat mengeluarkan lendir. Dalam ca-um nasi ada % buah concha nasalis yaitu: >oncha nasalis superior
>oncha nasalis media
>oncha nasalis in#erior
e. Saluran keluar cairan melalui hidung yaitu:
&eatus nasalis superior antara concha nasalis superior dan media/
&eatus nasalis media antara concha media dan in#erior/
&eatus nasalis in#erior antara concha nasalis in#erior dan donding atas ma8illa/.
#. Septum nasi sekat/, yakni sekat yang berasal dari tulang dan tulang ra!an serta
jaringan mucosa, sbb:
>artilago septi nasi
9s
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
5/26
?amina parpendicularis os ethmoidalis
ada sudut mata medial terdapat hubungan hidung dan mata melalui @ductus
nasolacrimalis@ tempat keluarnya air mata ke hidung melalui meatus in#erior. ada
nasopharyn8 terdapat hubungan antara hidung dengan rongga telinga melalui 9..5.(.
9steum haryngeum 5uba (uditi-a/ yang dikenal dengan ustachii.
ada tulang neurocranium dan splachnocranium terdapat ronggaArongga yang disebutdengan sinus. SinusAsinus berhubungan dengan ca-um nasi dikenal dengan SinusAsinus
aranasalis, antara lain:
a. Sinus sphenodalis, mergeluarkan sekresinya melalu meatus superior
b. Sinus #rontalis, ke meatus media
c. Sinus ma8illaris ke meatus media
d. Sinus ethmoidalis ke meatus superior dan media
ila terdapat in#eksi pada sinus dinamakan dengan: sinusitis yang sering terjadi pada
komplikasi penderita in#eksi rongga hidung dan sakit gigi rhinitis chronis/ yaitu sinus
ma8ilaris.
P"-sa-aa& H$%,&
1. agian depan dan atas >a-um asi mendapat persara#an sensoris dari ner-us nasalis,
ner-us ethmoidalis anterior semuanya dari cabang . 9pthalmicus
2. agian ba!ah belakang termasuk mucosa conchae nasalis depan di persara#i oleh
rami nasalis posterior cabang dari . &a8illaris%. Daerah naso#aring dan conchae nasalis belakang mendapat persara#an sensorik dari
cabang ganglion pterygopalatinum.
er-us ol#actorius memberikan selAsel reseptor untuk penciuman. roses penciuman :
pusat penciuman pada gyrus #rontalis, menembus lamina cribrosa ethmoidalis ke traktus
ol#actorius, bulbus ol#actorius, serabut n. ol#actorius pada mucusa atas depan ca-um nasi.
5
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
6/26
P"-%a-a#a& H$%,&
erasal dari cabang arteri carotis interna dan arteri carotis eksterna. (rteri carotis
interna mempercabangkan arteria opthalmica. Selanjuntnya arteria opthalmica
mempercabangkan arteri :
1. (rteri ethmoidalis dengan cabangAcabang : arteri nasalis e8terna dan lateralis, arteri
septalis anterior
2. (rteri ethmoidalis posterior dengan cabangAcabang : arteri nasalis posterior, lateralis
dan septal, arteri palatinus majus
(rteri carotis eksterna mempercabangkan dulu (. &a8illaris. (rteri ma8illaris baru
mempercabangkan (rteri Sphenopalatinum.
Ketiga pembuluh tersebut membentuk anyaman kapiler pembuluh darah yangdinamakan le8us Kisselbach. le8us ini mudah pecah oleh traumaBin#eksi sehingga sering
menjadi sumber epista8is pada anak. ila le8us Kisselbach pecah, maka akan terjadi
epista8is.
20 ARING
ipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang ra!an Krikoid. &aka letaknya di belakang larin8 larin8A
#aringeal/. aring terbagi menjadi %, yaitu
1. aso#aring terdapat haryngeal 5onsil, 5uba ustachius, torus tubarius dan
2. 9ro#aring merupakan pertemuan rongga mulut dengan #aring, terdapat pangkal lidah,gabungan sistem respirasi dan pencernaan
%. ?aringo#aring terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan.
6
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
7/26
30 LARING
?aring adalah organ yang ber#ungsi sebagai spincter pelindung pada sistem respirasi
dan berperan dalam pembentukan suara. 5erletak setinggi -ertebrae cer-icalis 4,' dan ) di
ba!ah lidah dan tulang os hyoid, dibagian depan terdapat ototAotot dan bagian lateral ditutupi
kelenjer tiroid.
3angka laring terbentuk dari tulang ra!an dan tulang. ?aring adalah bagian terba!ah
dari saluran napas atas.
1. erbentuk tulang adalah os hyoid
2. erbentuk tulang ra!an adalah : tyroid 1 buah, arytenoid 2 buah, epiglotis 1 buah. ada
arytenoid bagian ujung ada tulang ra!an kecil cartilago cornuculata dan cunei#orme.
%. 5ulang ra!an dan ototnya berasal dari mesenkim lengkung #aring ke – 4 dan ke – ).&esenkin berproli#erasi dengan cepat, aditus laringis berubah bentuk dari celah sagital
menjadi lubang bentuk 5. mesenkin kedua lengkung #aring menjadi kartilago tiroidea,
krikoidea serta antenoidea. pitel laring berproli#erasi dengan cepat.
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
8/26
a-*$(a+ a-*"&+$% : mempunyai bentuk seperti burung penguin. (da cartilago
corniculata dan cunei#orme. Kedua arytenoid dihubungkan m.arytenoideus trans-ersus.
E/$(+*$s : tulang ra!an berbentuk sendok. &elekat di antara cartilago arytenoid.
er#ungsi untuk membuka dan menutup aditus laryngis. Saat menelan epiglotis menutup
aditus laryngis supaya makanan tidak masuk ke laring.
a-*$(a+ -$+$% : batas ba!ah adalah cincin pertama trakea. erhubungan denganthyroid dengan ligamentum cricothyroid dan m.cricothyroid medial lateral.
O*+* +*+* (a-$&
1. 9tot e8trinsik laring : ber#ungsi menarik larik keatas dan keba!ah selama proses
menelan.
9tot ele-ator: &. digastricus, &. stylohyoideus, &. mylohyoideus
9tot depressor: &. sternotryroideus &. sternohyoideus dan &. omohyoideus
2. 9tot intrinsik laring &. cricotyroideus, untuk menegangkan pita suara
&.cricoarytenoideus posterior yang membukaabduksi/ plica -ocalis. ika terdapat
gangguan pada otot ini maka bisa menyebabkan orang tercekik dan meninggal karena
rima glottidis tertutup. 9tot ini disebut juga sa"* m,s(" + (a-&8.
&. cricoarytenoid lateralis yang menutupadduksi/ plica -ocalis dan menutup rima
glottdis
&. arytenoid trans-ersus dan obliE
&.-ocalis
&. aryepiglotica
&. thyroarytenoid
Dalam ca-um laryngis terdapat, plica -ocalis, yaitu pita suara asli sedangkan plica
-estibularis adalah pita suara palsu. (ntara plica -ocalis kiri dan kanan terdapat rima glottidis
sedangkan antara plica -estibularis terdapat rima -estibuli. ersyara#an daerah laring adalah
serabut ner-us -agus dengan cabang ke laring sebagai .laryngis superior dan n. recurrent.
1.2 A&a*+m$ !$)-+s)+/$s
Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama, yaitu :
1. agian konduksi, meliputi rongga hidung, naso#aring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, dan bronkiolus terminalis.
2. agian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus al-eolaris, dan al-eolus.Sebagian besar bagian konduksi dilapisi oleh epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat
silindris bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop electron, dapat dilihat
ada ' macam sel epitel respirasi, yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat
brush cell /, sel basal, dan sel granul kecil.
8
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
9/26
10 H$%,&
pitel ol#aktorius terletak di atap rongga hidung dan di kedua sisi concha superior
&engandung sel penyokong, basal, dan ol#aktorius, neuron bipolar sensorik, tanpa
sel goblet
Sel ol#aktorius terentang di seluruh ketebalan epitel dan tersebar di bagian tengah
epitel ermukaan sel memperlihatkan -esikel ol#aktorius bulat yang kecil dengan silia
ol#aktorius nonmotil
Silia ol#aktorius mengandung reseptor pengikat bau yang dirangsang oleh molekul
bau
Di ba!ah epitel terdapat kelenjar ol#aktorius serosa yang membasahi silia ol#aktorius
dan merupakan pelarut molekul bau
Sara# ol#aktorius di lamina propria meninggalkan sel ol#aktorius dan berlanjut ke
dalam rongga tengkorak
Sel penyokong memberi penunjang mekanis$ sel basal ber#ungsi sebagai sel induk
untuk epitel 5ransisi dari epitel ol#aktorius menjadi epitel respiratorik terjadi secara tibaAtiba
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
10/26
aring terbagi menjadi %, yaitu :
a. aso#aring yang terletak di ba!ah dasar tengkorak epitel bertingkat toraks bersilia
dengan sel goblet/.
b. 9ro#aring , belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah epitel berlapis
gepeng dengan lapisan tanduk/
c. ?aringo#aring, belakang laring epitel ber-ariasi/pitel yang membatasi naso#aring bisa merupakan epitel bertingkat silindris bersilia
dengan sel goblet atau epitel berlapis gepeng. Di dalam lamina propria terdapat kelenjar,
terutama kelenjar mukosa. 5api dapat juga terdapat kelenjar serosa dan kelenjar campur.
30 E/$(+*$s
agian superior laring yang menonjol ke atas dari dinding laring
agian tengah epiglotis dibentuk oleh tulang ra!an elastic
pitel berlapis gepeng melapisi permukaan lingualis anterior/ dan sebagian permukaan
laryngeal posterior/
ermukaan laringeal dilapisi oleh epitel bertingkat torak dengan silia dan sel goblet
sama seperti epitel saluran perna#asan lainnya. Sedangkan permukaan lingual dilapisioleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang merupakan kelanjutan dari epitel
rongga mulut. Diba!ah epitel terdapat lamina propria yang terisi oleh kelenjer campur.
40 La-&8
lica -ocalis palsu, seperti di epiglottis bagian posterior, dilapisi oleh epitel
bertingkat semu silindris bersilia
Di lamina propria terdapat kelenjar campuran seromukosa, pembuluh darah, nodulus
lim#oid, dan sel adipose
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
11/26
ulu hidung menyaring debu dan mikroorganisme dari udara yang masuk dan
ditangkap lapisan mukus. ersediaan darah yang banyak ke membran mukusmembantu
menyamakan suhu udara yang masuk menjadi hampir sama dengansuhu badan serta
melembabkannya. Selain itu, hidung juga ber#ungsi sebagaiorgan pembau reseptor bau
terletak di mukosa bagian atas hidung/ sertamembantu menghasilkan dengungan #onasi/.
20 a-$&
aring digunakan sebagai alat perna#asan dan pencernaan. ada manusia#aring juga
digunakan sebagai alat artikulasi bunyi.
30 La-$&
?aring ber#ungsi untuk mengatur tingkat ketegangan dari pita suara yangselanjutnya
mengatur suara. Selain itu, laring juga menerima udara dari #aring,meneruskannya ke trakea,
dan mencegah makanan dan air masuk ke dalam trakea
!")a&$sm" P"-&aasa&
roses dari sistem perna#asanBrespirasi berlangsung beberapa tahap :1. 9"&*$(as$
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
12/26
• umlah eritrosit
• (kti-itas
• ematokrit darah
roses terjadinya perna#asan terbagi menjadi 2 bagian,yaitu :
a. &enarik na#as inspirasi/
b. &enghembus na#as ekspirasi/
erna#as berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara
bergantian,teratur,berirama,dan terusAmenerus.berna#as merupakan gerakan re#le8 yang
terjadi pada ototAotot perna#asan. 3e#le8 berna#as ini diatur oleh pusat perna#asan yang
terletak di medulla oblongata. 9leh karena seseorang dapat menahan,mempercepat,atau
memperlambat na#asnya,ini berarti bah!a re#le8 na#as juga diba!ah pengaruh korteks
serebri. usat perna#asan sangat peka terhadap kelebihan kadar c02 dalam darah dan
kekurangan 02 dalam darah.
I&s/$-as$ %a& E)s/$-as$
I&s/$-as$ merupakan proses akti#,disini kontraksi ototAotot inspirasi akanmeningkatkan
tekanan di dalam ruang antara paruAparu dan dinding dada tekanan intrakranial/. 7nspirasi
terjadi bila m.dia#ragma telah mendapat rangsangan dari n.prenikus sehingga m.dia#ragma
mendjadi datar berkontraksi/ m. 7ntercostalis juga berkonstraksi setelah mendapat
rangsangan sehingga jarak antarasternum dan -ertebra semakin luas dan lebar dan rongga
dada membesarApleura akan tertarikAmenarik paruAparuAtekanan di dalam paruAparu rendahA
udara dari luar masuk ke paruAparu
E)s/$-as$ merupakan proses pasi# yang tidak memerlukan otot untuk menurunkan
inrtrakranial. kspirasi terjadi apabila pada saat otot dia#ragma dan m.intercostalis
berelaksasiArongga dada kembali ke ukuran a!alAudara di dorong keluar.
!")a&$sm" S$s*"m P"-&/asa& *"-#a%a/ B"&%a As$&
Sebagai pertahanan terhadap bendaAbenda asing dan makanan yang masuk ke dalam saluran
pernapasan, tubuh mempunyai responArespon seperti :
10 Ba*,)
7nspirasi dalam, diikuti ekspirasi kuat mela!an glotis yang tertutup.eningkatan
tekanan intrapleura 100mmg atau lebih. Glotis tibaAtibaterbuka mengakibatkan redakan
aliran udara ke luar dengan kecepatan6)'km atau )00mil/Bjam.
20 B"-s$&
3e#lek bersin mirip dengan re#lek batuk kecuali bah!a re#leks iniberlangsung padasaluran hidung, bukan pada saluran pernapasan bagianba!ah. 3angsangan a!al
menimbulkan re#leks bersin adalah iritasi dalamsaluran hidung, impuls sara# a#eren berjalan
dalam ner-us ke lima menujumedulla tempat re#leks ini dicetuskan. 5erjadi serangkaian
reaksi yangmirip dengan re#leks batuk tetapi u-ula ditekan, sehingga sejumlah besarudara
dengan cepat melalui hidung, dengan demikian membantumembersihkan saluran hidung dari
benda asing.
3. !"ma#am$ %a& !"&'"(as)a& R#$&$*$s
3.1 "$&$s$ R#$&$*$s
3hinitis adalah peradangan selaput lendir hidung $ 3hinitis adalah peradangan pada
membran mukosa hidung oleh karena adanya alergen yang kemudian berdi#usi di jaringanhidung.
12
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
13/26
3.2 K(as$$)as$ R#$&$*$s
A. R#$&$*$s A(("-$
1. erdasarkan !aktu paparannya:
a. 3hinitis seasonal : alergi karena musiman, seperti serbuk sari bunga yang bersi#at
eksternalB luar rumah. 3hinitis parrenial: tanpa tergantung musim. >o: alergi debu, kutu rumah, bulu
binatang, jamur, yang biasanya ditemukan di dalam rumah.
2. erdasarkan si#at berlangsungnya:
a. 7ntermiten kadangAkadang/: bila gejala kurang dari 14 hariB minggu atau kurang dari
4 minggu.
b. resisten B menetap : bila gejala lebih dari 4 hariBminggu dan lebih dari 4 minggu.
%. erdasarkan tingkat berat ringannya penyakit:
a. 3ingan : bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan akti-itas harian.
b. Sedang berat : bila terrdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut.
B. R#$&$*$s N+&A(("-$
3hinitis nonAalergi dikarakterisasi oleh gejala periodik atau parrenial yang bukan
merupakan hasil dari kejadian 7g dependent. 5ipeAtipe rhinitis non alergi :
1. 3hinitis -asomotor
(kibat tergangguanya keseimbangan sistem parasimpatis dan simpatis. arasimpatis
jadi lebih dominan kemudian terjadi pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah di
hidung. Gejala yang timbul hidung tersumbat, bersinAbersin dan hidung berair. Keseimbangan
-asomotor ini dipengaruhi oleh berbagai #aktor yang berlangsung temporer, seperti emosi,
posisi tubuh, kelembabab udara, perubahan suhu luar, latihan jasmani dll.
2. 3hinitis in#eksiosa
5erjadi karena in#eksi saluran pernapasan bagian atas, baik bakteri maupun -irus. >iri
khasnya biasanya hidung bernanah, nyeri, dan tekanan pada !ajah, penurunan indera
penciuman dan batuk.
%. 3hinitis okupational
3hinitis yang berhubungan dengan pekerjaan, biasanya terjadi karena menghirup
bahanAbahan iritan debu kayu, bahan kimia/ kemudian sering mengalami asma.
4. 3hinitis &edikamentosa
Suatu kelainan hidung,gangguan respon normal -asomotor akibat pemakaian-asokonstriktor topikal lamaF berlebihan/,sumbatan hidung yang menetap.
Kerusakan pada mukosa hidung :
a/ Silia rusak
b/ Sel goblet berubah ukuran
c/ &embran bassal menebal
d/ embuluh darah melebar
e/ Stroma edem
#/ ipersekresikelenjar mucus
g/ ?apisan submukosa menebal
h/ ?apisan periostium menebal
4. !"ma#am$ %a& !"&'"(as)a& R#$&$*$s A("-$
13
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
14/26
4.1 "$&$s$ R#$&$*$s A("-$
3hinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejalaAgejala bersinAbersin,
keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
dengan allergen yang mekanisme ini diperantarai oleh 7g WHO ARIA tahun 2001/.
3hinitis alergi (dalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan setiap reaksi
alergi mukosa hidung, dapat terjadi bertahunAtahun atau musiman. Dorland,2002 /.
4.2 E*$+(+$ R#$&$*$s A("-$
3hinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi genetik
dalam perkembangan penyakitnya. aktor genetik dan herediter sangat berperan pada
ekspresi rinitis alergi (dams, oies, igler, 166*/. enyebab rinitis alergi tersering adalah
alergen inhalan pada de!asa dan ingestan pada anakAanak. ada anakAanak sering disertai
gejala alergi lain, seperti urtikaria dan gangguan pencernaan. enyebab rinitis alergi dapat
berbeda tergantung dari klasi#ikasi. eberapa pasien sensiti# terhadap beberapa alergen.
(lergen yang menyebabkan rinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau jamur.
3hinitis alergi perenial sepanjang tahun/ diantaranya debu tungau, terdapat dua
spesies utama tungau yaitu Dermatophagoides farina dan Dermatophagoides pteronyssinus, jamur, binatang peliharaan seperti kecoa dan binatang pengerat. aktor resiko untuk
terpaparnya debu tungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur, suhu yang tinggi, dan #aktor
kelembaban udara. Kelembaban yang tinggi merupakan #aktor resiko untuk untuk tumbuhnya
jamur. erbagai pemicu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa #aktor
nonspesi#ik diantaranya asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat atau merangsang dan
perubahan cuaca ecker, 1664/.
erdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas :
• (lergen 7nhalan, yang masuk bersama dengan udara pernapasan, misalnya debu
rumah, tubgau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur.
•
(llergen 7ngestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu,telur, coklat, ikan, dan udang.
• (llergen 7njektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau
sengatan lebah.
• (llergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa,
misalnya bahan kosmetik atau perhiasan Kaplan, 200%/.
4.3 Pa*+$s$+(+$ R#$&$*$s A("-$
3initis alergi merupakan suatu penyakit in#lamasi yang dia!ali dengan tahap
sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. 3eaksi alergi terdiri dari 2 #ase yaitu :
1. Immediate Phase Allergic Reaction atau 3eaksi (lergi ase >epat 3(>/ yang
berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai 1 jam setelahnya. &unculnya segeradalam 'A%0 menit, setelah terpapar dengan alergen spesi#ik dan gejalanya terdiri dari
bersinAbersin, rinore karena hambatan hidung dan atau bronkospasme. al ini
berhubungan dengan pelepasan amin -asoakti# seperti histamin.
2. ate Phase Allergic Reaction atau 3eaksi (lergi ase ?ambat 3(?/ yang berlangsung
2A4 jam dengan puncak )A+ jam #ase hiperreakti#itas/ setelah pemaparan dan dapat
berlangsung sampai 24A4+ jam. &uncul dalam 2A+ jam setelah terpapar alergen tanpa
pemaparan tambahan. al ini berhubungan dengan in#iltrasi selAsel peradangan, eosino#il,
neutro#il, baso#il, monosit dan >D4 H sel 5 pada tempat deposisi antigen yang
menyebabkan pembengkakan, kongesti dan sekret kental.
ada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi, makro#ag atau monosit
yang berperan sebagai (> akan menangkap alergen yang menempel di permukaan mukosa
hidung. Kompleks antigen yang telah diproses dipresentasikan pada sel 5 helper 5h 0/. (>
14
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
15/26
melepaskan sitokin seperti 7?1 yang akan mengakti#kan 5h0 ubtuk berproli#erasi menjadi
5h1 dan 5h2. 5h2 menghasilkan berbagai sitokin seperti 7?%, 7?4, 7?' dan 7?1%. 7?4 dan
7?1% dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel lim#osit , sehingga sel lim#osit
menjadi akti# dan akan memproduksi 7g. 7g di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan
diikat oleh reseptor 7g di permukaan sel mastosit atau baso#il sel mediator/ sehingga kedua
sel ini menjadi akti#. roses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan mediator yangtersensitisasi. ila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar dengan alergen yang sama,
maka kedua rantai 7g akan mengikat alergen spesi#ik dan terjadi degranulasi pecahnya
dinding sel/ mastosit dan baso#il dengan akibat terlepasnya mediator kimia yang sudah
terbentuk terutama histamin.
3initis (lergi melibatkan membran mukosa hidung, mata, tuba eustachii, telingatengah, sinus dan #aring. idung selalu terlibat, dan organAorgan lain dipengaruhi secara
indi-idual. eradangan dari mukosa membran ditandai dengan interaksi kompleks mediator
in#lamasi namun pada akhirnya dicetuskan oleh 7g yang diperantarai oleh respon protein
ekstrinsik.
15
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
16/26
Kecenderungan munculnya alergi, atau diperantarai 7g, reaksiAreaksi pada alergen
ekstrinsik protein yang mampu menimbulkan reaksi alergi/ memiliki komponen genetik.
ada indi-idu yang rentan, terpapar pada protein asing tertentu mengarah pada sensitisasi
alergi, yang ditandai dengan pembentukan 7g spesi#ik untuk mela!an proteinAprotein
tersebut. 7g khusus ini menyelubungi permukaan sel mast, yang muncul pada mukosa
hidung. Ketika protein spesi#ik misal biji serbuksari khusus/ terhirup ke dalam hidung, protein dapat berikatan dengan 7g pada sel mast, yang menyebabkan pelepasan segera dan
lambat dari sejumlah mediator. &ediatorAmediator yang dilepaskan segera termasuk histamin,
triptase, kimase, kinin dan heparin. Sel mast dengan cepat mensitesis mediatorAmediator lain,
termasuk leukotrien dan prostaglandin D2. &ediatorAmediator ini, melalui interaksi beragam,
pada akhirnya menimbulkan gejala rinore termasuk hidung tersumbat, bersinAbersin, gatal,
kemerahan, menangis, pembengkakan, tekanan telinga dan post nasal drip/. Kelenjar mukosa
dirangsang, menyebabkan peningkatan sekresi. ermeabilitas -askuler meningkat,
menimbulkan eksudasi plasma. 5erjadi -asodilatasi yang menyebabkan kongesti dan tekanan.
ersara#an sensoris terangsang yang menyebabkan bersin dan gatal. Semua hal tersebut dapat
muncul dalam hitungan menit$ karenanya reaksi ini dikenal dengan #ase reaksi a!al atau
segera.
Setelah 4A+ jam, mediatorAmediator ini, melalui kompetisi interaksi kompleks,
menyebabkan pengambilan selAsel peradangan lain ke mukosa, seperti neutro#il, eosino#il,
lim#osit dan makro#ag. asil pada peradangan lanjut, disebut respon #ase lambat. GejalaA
gejala pada respon #ase lambat mirip dengan gejala pada respon #ase a!al, namun bersin dan
gatal berkurang, rasa tersumbat bertambah dan produksi mukus mulai muncul. 3espon #ase
lambat ini dapat bertahan selama beberapa jam sampai beberapa hari.
Sebagai ringkasan, pada rinitis alergi, antigen merangsang epitel respirasi hidung
yang sensiti#, dan merangsang produksi antibodi yaitu 7g. Sintesis 7g terjadi dalam
jaringan lim#oid dan dihasilkan oleh sel plasma. 7nteraksi antibodi 7g dan antigen ini terjadi
pada sel mast dan menyebabkan pelepasan mediator #armakologi yang menimbulkan dilatasi
-askular, sekresi kelenjar dan kontraksi otot polos.
#ek sistemik, termasuk lelah, mengantuk, dan lesu, dapat muncul dari respon
peradangan. GejalaAgejala ini sering menambah perburukan kualitas hidup.
4.4 !a&$"s*as$ K($&$s R#$&$*$s A("-$
Serangan bersin berulang terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan
sejumlah besar debu.
7ngus rinore/ yang encer idung tersumbat
idung dan mata gatal
anyak air mata yang keluar lakrimasi/
?ipatan hidung melintang garis hitam melintang pada tengah punggunghidung
akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan pemberian hormat allergic
salute/
?ubang hidung bengkak
dema kelopak mata
Kongesti konjungti-a
?ingkar hitam di ba!ah mata allergic shiner/k.
9titis media serosa sebagai hasil hambatan tuba eustachii
16
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
17/26
Gejala lain yang tidak khas dapat berupa, batuk, sakit kepala, masalahpenciuman,
mengi, penekanan pada sinus dan nyeri !ajah, post nasal drip.eberapa orang juga
mengalami lemah dan lesu, mudah marah, kehilangan na#sumakan dan sulit tidur
4.5 P"m"-$)saa& $s$) %a& P"m"-$)saa& P"&,&'a& R#$&$*$s A("-$
10 A&am&"s$serlu ditanyakan gejalaAgejala spesi#ik yang mengganggu pasien seperti hidung
tersumbat, gatalAgatal pada hidung, rinore, bersin/, pola gejala hilang timbul, menetap/
beserta onset dan keparahannya, identi#ikasi #aktor predisposisi, respon terhadap pengobatan,
kondisi lingkungan dan pekerjaan. Karena rhinitis alergi seringkali berhubungan dengan
konjungti-itis alergi, maka adanya gatal pada mata dan lakrimasi mendukung diagnosis rinitis
alergi. 3i!ayat keluarga merupakan petunjuk yang cukup penting dalam menegakkan
diagnosis pada anak.
20 P"m"-$)saa& $s$)
emeriksaan #isik pasien dengan dugaan rhinitis alergi harus mencakup penilaian
tandaAtanda luar, hidung , telinga , sinus , posterior oro#aring daerah tenggorokan yang berada di bagian belakang mulut / , dada dan kulit.
• 5andaAtanda lahiriah yang mungkin sugesti# dari rhinitis alergi meliputi: Sering bernapas
melalui mulut , menggosokAgosok hidung atau terlihat jelas lipatan nasal melintang , sering
pilek atau kliring tenggorokan , dan alergi shiners lingkaran hitam di ba!ah mata yang
disebabkan oleh hidung tersumbat / .
• emeriksaan hidung : biasanya mengungkapkan pembengkakan mukosa hidung dan pucat ,
sekresi tipis. emeriksaan hidung dengan endoskopi internal juga harus dipertimbangkan
untuk menilai kelainan struktural dan polip hidung.
• 5elinga umumnya tampak normal pada pasien dengan rhinitis alergi , namun , penilaian untuk
dis#ungsi tuba ustachian menggunakan otoscope pneumatik harus dipertimbangkan.&anu-er
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
18/26
(lergen penyebab dapat dicari dengan cara pemeriksaan tes cukit kulit, uji intrakutan
atau intradermal yang tunggal atau berseri Skin ndApoint 5itrationBS5/. S5 dilakukan
untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang
bertingkat kepekatannya. Keuntungan S5, selain alergen penyebab juga derajat alergi serta
dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui Sumarman, 2000/.
4.6 $a&+s$s %a& $a&+s$s Ba&%$& R#$&$*$s A("-$
10 $a&+s$s
erdasarkan anamnesis, pemeriksaan #isik dan pemeriksaan penunjang diatas,
diagnosis pasien adalah rhinitis alergi.
20 $a&+s$s Ba&%$&
a. 3hinitis ommon >old : penyakit menular in#eksi -irus dari sistem pernapasan atas, terutama
disebabkan oleh rhino-irus, picorna-irus/ atau korona. 7ni adalah penyakit menular
yang paling umum pada manusia, tidak ada obat dikenal, tetapi sangat jarang #atal
g. Sinusitis : peradangan saluran pada rongga tengkorak yang menghubungkan hidung
dan rongga mata. Kata sinusitis itu sendiri berasal dari bahasa ?atin, yaitu sinus yang
artinya cekungan dan akhiran itis yang berarti radang.
4.7 Ta*a(a)sa&a R#$&$*$s A("-$
10 P-";"&*$
a. encegahan primer
Jntuk mencegah sensitisasi atau proses pengenalan dini terhadap alergen. 5indakan
pertama adalah mengidenti#ikasi bayi yang mempunyai risiko atopi. ada ibu hamil diberikan
diet restriksi tanpa susu, ikan laut, dan kacang/ mulai trimester % dan selama menyusui, dan bayi mendapat (S7 eksklusi# selama 'A) bulan. Selain itu kontrol lingkungan dilakukan untuk
mencegah pajanan terhadap alergen dan polutan.
b. encegahan sekunder
Jntuk mencegah mani#estasi klinis alergi pada anak berupa asma dan pilek alergi
yang sudah tersensitisasi dengan gejala alergi tahap a!al berupaalergi makanan dan kulit.
5indakan yang dilakukan dengan penghindaran terhadap pajanan alergen inhalan dan
makanan yang dapat diketahui dengan uji kulit.
c. encegahan tersier
Jntuk mengurangi gejala klinis dan derajat beratnya penyakitalergi dengan
penghindaran alergen dan pengobatan.
20 K,-a*$
18
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
19/26
a. a-ma)+(+$
5erapi medikamentosa yaitu antihistamin, obatAobatan simpatomimetik, kortikosteroid
dan antikolinergik topikal.
1. A&*$#$s*am$&
(ntihistamin yang dipakai adalah antagonis A1. (ntagonis reseptor histamin 1
berikatan dengan reseptor 1 tanpa mengakti-asi reseptor, yang mencegah ikatan dan kerjahistamin. &erupakan preparat #armakologik yang paling sering dipakai sebagai lini pertama
pengobatan rinitis alergi. emberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan
dekongestan secara peroral. (ntihistamin dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan
antihistamin generasiA1 klasik/ dan generasi A2 non sedati#/. (ntihistamin generasiA1
bersi#at lipo#ilik, sehingga dapat menembus sa!ar darah otak mempunyai e#ek pada SS/
dan plasenta serta mempunyai e#ek kolinergik.
Generasi kedua lebih bersi#at lipo#obik dan memiliki ukuran molekul lebih besar
sehingga lebih banyak dan lebih kuat terikat dengan protein plasma dan berkurang
kemampuannya melintasi otak. Generasi kedua (1 mempunyai rasio e#ekti-itas, keamanan
dan #armakokinetik yang baik, dapat diminum sekali sehari, serta bekerja cepat kurang dari 1
jam/ dalam mengurangi gejala hidung dan mata, namun obat generasi terbaru ini kurange#ekti# dalam mengatasi kongesti hidung.
2. P-"/a-a* s$m/a*+m$m"*$)
reparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik al#a dipakai dekongestanhidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin atau topikal. amun
pemakaian secara topikal hanya boleh untuk beberapa hari saja untuk menghindari terjadinya
rinitis medikamentosa. ereaksi pada reseptor adrenergik pada mukosa hidung untuk
menyebabkan -asokonstriksi, menciutkan mukosa yang membengkak, dan memperbaiki
pernapasan.
• ")+&"s*a& +-a(
Dekongestan oral seperti e#edrin, #enile#rin, dan pseudoe#edrin, merupakan obat
simpatomimetik yang dapat mengurangi gejala kongesti hidung. enggunaan obat ini pada
pasien dengan penyakit jantung harus berhatiAhati. #ek samping obat ini antara lain
hipertensi, berdebarAdebar, gelisah, agitasi, tremor, insomnia, sakit kepala, kekeringan
membran mukosa, retensi urin, dan eksaserbasi glaukoma atau tirotoksikosis. Dekongestanoral dapat diberikan dengan perhatian terhadap e#ek sentral. ada kombinasi dengan
antihistaminA1 oral e#ekti#itasnya dapat meningkat, namun e#ek samping juga bertambah.
• ")+&"s*a& $&*-a&asa(
Dekongestan intranasal misalnya epine#rin, na#taIolin, oksimetaIolin, dan
8ilometaIolin/ juga merupakan obat simpatomimetik yang dapat mengurangi gejala kongesti
hidung. 9bat ini bekerja lebih cepat dan e#ekti# daripada dekongestan oral. enggunaannya
harus dibatasi kurang dari 10 hari untuk mencegah terjadinya rinitis medikamentosa. #ek
sampingnya sama seperti sediaan oral tetapi lebih ringan. emberian -asokonstriktor topikal
tidak dianjurkan untuk rinitis alergik pada anak di ba!ah usia l tahun karena batas antara
dosis terapi dengan dosis toksis yang sempit. ada dosis toksik akan terjadi gangguan
kardio-askular dan sistem sara# pusat.
19
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
20/26
3. K+-*$)+s*"-+$%
• K+-*$)+s*"-+$% $&*-a&asa(
Kortikosteroid intranasal misalnya beklometason, budesonid, #lunisolid, #lutikason,
mometason, dan triamsinolon/ dapat mengurangi hiperreakti-itas dan in#lamasi nasal. 9bat
ini merupakan terapi medikamentosa yang paling e#ekti# bagi rinitis alergik dan e#ekti#
terhadap kongesti hidung. #eknya akan terlihat setelah )A12 jam, dan e#ek maksimal terlihatsetelah beberapa hari. Kortikosteroid topikal hidung pada anak masih banyak dipertentangkan
karena e#ek sistemik pemakaian lama dan e#ek lokal obat ini. amun belum ada laporan
tentang e#ek samping setelah pemberian kortikosteroid topikal hidung jangka panjang. Dosis
steroid topikal hidung dapat diberikan dengan dosis setengah de!asa dan dianjurkan sekali
sehari pada !aktu pagi hari. 9bat ini diberikan pada kasus rinitis alergik dengan keluhan
hidung tersumbat yang menonjol.
• K+-*$)+s*"-+$% +-a(
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
21/26
7ndikasi imunoterapi spesi#ik subkutan:
enderita yang tidak terkontrol baik dengan #armakoterapi kon-ensional
enderita yang gejalaAgejalanya tidak dapat dikontrol baik dengan antihistamin 1 dan
#armakoterapi
enderita yang tidak menginginkan #armakoterapi
enderita dengan #armakoterapi yang menimbulkan e#ek samping yang tidak diinginkan
enderita yang tidak ingin menerima terapi #armakologis jangka panjang.
7munoterapi spesi#ik nasal dan sublingual dosis tinggi:
7munoterapi spesi#ik oral dapat digunakan dengan dosis sekurangAkurangnya '0A100
kali lebih besar daripada yang digunakan untuk imunoterapi subkutan.
ada penderita yang mempunyai e#ek samping atau menolak imunoterapi subkutan
7ndikasinya mengikuti indikasi dari suntikan subkutan
ada anakAanak, imunoterapi spesi#ik adalah e#ekti#. amun tidak direkomendasikan
untuk melakukan imunoterapi pada anak diba!ah umur ' tahun.
Im,&+*"-a/$ &+&s/"s$$)7munoterapi nonAspesi#ik menggunakan steroid topikal. asil akhir sama seperti
pengobatan imunoterapi spesi#ikAalergen kon-ensional yaitu samaA sama mampu menekan
reaksi in#lamasi, namun ditinjau dari aspek biomolekuler terdapat mekanisme yang sangat
berbeda.Glukokortikosteroid G>Ss/ berikatan dengan reseptor G>S yang berada di dalam
sitoplasma sel, kemudian menembus membran inti sel dan mempengaruhi D( sehingga
tidak membentuk m3(. (kibat selanjutnya menghambat produksi sitokin proA
in#lammatory.
4. K+m/($)as$ R#$&$*$s A("-$
10 olip hidung yang memiliki tanda patognomonis: inspisited mucous glands,
akumulasi selAsel in#lamasi yang luar biasa banyaknya lebih eosino#il dan lim#osit 5>D4H/, hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa.
20 9titis media yang sering residi#, terutama pada anakAanak.
30 Sinusitis paranasal merupakan in#lamasi mukosa satu atau lebih sinus para nasal.
5erjadi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang
menyebabkan sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan
udara rongga sinus. al tersebut akan menyuburkan pertumbuhan bakteri terutama
bakteri anaerob dan akan menyebabkan rusaknya #ungsi barier epitel antara lain
akibat dekstruksi mukosa oleh mediator protein basa yang dilepas sel eosino#il
&/ dengan akibat sinusitis akan semakin parah Durham, 200)/.
4.= P-+&+s$s R#$&$*$s A("-$Secara umum, pasien dengan rinitis alergi tanpa komplikasi yang respon dengan
pengobatan memiliki prognosis baik. ada pasien yang diketahui alergi terhadap serbuk sari,
maka kemungkinan rinitis pasien ini dapat terjadi musiman. rognosis sulit diprediksi pada
anakAanak dengan penyakit sinusitis dan telinga yang berulang. rognosis yang terjadi dapat
dipengaruhi banyak #aktor termasuk status kekebalan tubuh maupun anomali anatomi.
erjalanan penyakit rinitis alergi dapat bertambah berat pada usia de!asa muda dan tetap
bertahan hingga dekade lima dan enam. Setelah masa tersebut, gejala klinik akan jarang
ditemukan karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.
4.1>E/$%"m$+(+$ R#$&$*$s A("-$
erkiraan yang tepat tentang pre-alensi rhinitis alergi agak sulit berkisar 4 – 40. (dakecenderungan peningkatan pre-alensi rhinitis alergi di (S dan di seluruh dunia. 3initis
21
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
22/26
alergi me!akili permasalahan kesehatan dunia mengenai sekitar 10 – 2' populasi dunia,
dengan peningkatan pre-alensi selama dekade terakhir.
3initis alergi merupakan kondisi kronik tersering pada anak dan diperkirakan
mempengaruhi 40 anakAanak. Sebagai konsekuensinya, rinitis alergi berpengaruh pada
kualitas hidup, bersamaAsama dengan komorbiditas beragam dan pertimbangan beban sosialA
ekonomi, rinitis alergi dianggap sebagai gangguan perna#asan utama. 5ingkat keparahanrinitis alergi diklasi#ikasikan berdasarkan pengaruh penyakit terhadap kualitas hidup
seseorang.
5. !"ma#am$ %a& !"&'"(as)a& Pa&%a&a& Is(am T"&*a& S$s*"m P"-&a/asa&
Dr. &ustho#a Syahatah, Dekan akultas 55 Jni-ersitas (le8andria mengatakan
bah!a ber!udhu dapat melindungi seseorang dari kuman penyakit. enelitian membukatikan
bah!a jumlah kuman pada orang yang ber!udhu lebih sedikit dibanding orang yang tidak ber!udhu. ara ilmu!an membuktikan bah!a !udhu dapat mencegah lebih dari 1* penyakit
seperti in#luenIa, batuk rejan, radang amandel, penyakitA penyakit telinga, penyakitApenyakit
kulit.
Dalam ber!udhu ada istilahi istinsya! dan istintsar . Is*$&sa? adalah menghirup air
ke dalam hidung sedangkani sti ntsar adalah mengeluarkan air na#asnya. 3asulullah sangat
menyempuranakan kedaua perbuatan tersebut.
Dr. &usto#a Syahatah mengatakan bah!a jumlah kuman di dalam hidung akan
berkurang setengahnya setelah istinsyaE pertama lalu berkurang menjadi seperempatnya
setelahi sti nsyaE kedua dan menjadi sangat sedikit setelah istinsyaE ketiga. enelitian
menyebutkan, hidung manusia setelah bersih dari kuman setelahistinsyaE akan tetap bersih
selama ' jam sebelum akhirnya tercemar lagi. 9leh karena itu manusia perlu
membersihkannya lagi dengan cara !udhu yang disertai istinsyaE.
7stinsyaE berulang kali setiap akan sholat adalah cara e#ekti# untuk membersihkan,
mensterilkan, dan mengurangi kumanAkuman yang bersembunyi di dalamnya.
3asulullah S(N bersabda, O"empurna#anlah $udhu% rata#anlah air di antara &ari'
&emari% bersungguhlah dalam istinsya! #ecuali #amu berpuasaP 3 ukhari dan &uslim/.
A%a "-s$& Ras,(,((a# SAW:
1. &erendahkan suara dan menutup mulut serta !ajah saat bersin
Diri!ayatkan dari (bu urairah radhiyallahu (anhu berkata bah!a 3asulullah
shallallahu (alaihi $a sallam ketika bersin, maka beliau menutup !ajahnya dengan tanganatau bajunya sambil merendahkan suaranya.
2. 5idak memalingkan leher ke kiri atau ke kanan ketika bersin
al ini agar tidak membahayakan kesehatan meskipun dilakukan dengan alasan untuk
menghindari orang yang ada di depannya.
3. &engeraskan bacaan hamdalah meskipun sedang shalat !ajib
ara ulama telah bersepakat atas dianjurkannya mengeraskan hamdalah ketika bersin
dalam shalat, dan tidak disyariCatkan menja!abnya bagi yang mendengarkannya. adits
yang membolehkan menja!ab hamdalah pada !aktu sholat adalah hadits dhoi#.
4. 5asymit mendoakan seserang yang bersin/
Najib bagi yang mendengar bacaan hamdalah untuk mengucapkan tasymit yaitu
)*arhamu#allaah+ dan jika tidak mendengar bacaan hamdalah dari orang yang bersin, makamaka tidak perlu mengucapkan tasymit bagi orang yang ada di sekelilingnya. 3asulullah
22
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
23/26
"AW telah bersabda, )"esungguhnya Allah menyu#ai bersin dan membenci menguap% ma#a
apabila ia bersin% henda#lah ia memu&i Allah dengan mengucap#an Alhamdulillah, Dan
#e$a&iban bagi setiap muslim yang mendengarnya untu# bertasymit -mendo.a#annya/,+
3 ukhari/. adits ini menunjukkan bah!a tasymit adalah !ajib bagi muslim yang
mendengar bacaan hamdalah dari orang yang bersin.
5. a!aban setelah mendengar orang yang ber tasymit
(pabila seseorang yang bersin mengucapkan hamdalah kemudian orang yang
mendengarnya ber tasymit , maka dianjurkan bagi yang bersin untuk mengucapkan salah satu
doCa berikut. Dan merupakan sunnah untuk mengucapkan doaAdoa tersebut secara bergantian.
• &engucapkan )*ahdii#umullaah $a yuslihu baala#um -semoga Allah memberi
hidayah dan memperbai#i #eadaan #alian/,+ 3. ukhari/
• &engucapkan )*aghfirullahu lanaa $a la#um semoga (llah mengampuni kita dan
kalian semua/.P 3. (bu Da!ud, anAasai, dan 5irmidIi/
• &engucapkan )*aghfirullah la#um semoga (llah mengampuni kalian semua/.P 3.
ukhari dan anAasai/
• &engucapkan ) *arhamunallah $a iyyaa#um $a yaghfirullahu lanaa $a la#um
semoga (llah merahmati dan mengampuni kami dan kalian semua.P 3. &alik/
• &engucapkan ) Afaanallaah $a iyyaa#um minan naari yarhamu#umullaah semoga
(llah mengampuni kami dan kalian semua dari api neraka dan merahmati kalian
semua/P 3. ukhari/
• &engucapkan +*arhamunallaah $a iyya#um semoga (llah merahmati kami dan
kalian semua/P 3. (tA5habari/
Jmmu Jmar (lA(tsariyyah. 2010/
ara ilmu!an membuktikanbah!a !udu dapat mencegah kebih dari 1* macam
penyakit, antara lain trakom, in#luenIa, batuk rejan, radang amandel, penyakitApenyakit
telinga dan penyakitApenyakit kulit.
Dalam ber!udhu ada istilah Istinsya! dan Istintsar . Diri!ayatkan bah!a 3asulullah
S(N. sangat menyempurnakan dua perbuatan itu. Istinsya! adalah menghirup air kedalam
hidung, Istintsar adalah mengeluarkannya dengan napasnya.
StudiAstudi kedokteran menjelaskan bah!a istinsya$ yang dilakukan tiga kali setiap
!udhu, sebelum salat lima !aktu, kan membersihkan sebelas macam kuman dan bakteri
berbahaya yang terdapat di hidung, yang biasa menyebabkan penyakit pernapasan, radang
paruAparu, demam, rematik, sinusitis, dan alergi.
23
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
24/26
Dr. &ustha#a Syahatah mengatakan bah!a jumlah kumanAkuman yang ada di hidung
akan berkurang setengah setelah istinsya! pertama, kemudian berkurang seperempat setelah
istinsya! kedua, kemudia sangat sedikit setelah istinsya! ketiga.
24
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
25/26
ATAR PUSTAKA
(dams G., oies ?., igler ., 166*. u#u A&ar Penya#it H . disi ke enam. enerbit uku
Kedokteran G>. akarta: 1%'A142.
(37( ANorld ealth organisation initiati-e, allergic rhinitis and its impact on asthma,
allergy clinical immunology : S14*AS2*).
B")"-@ Ja) !. 2006. Pediatric Allergic Rhinitis 3ollo$'up.
armadji S, 166%. Gejala dan Diagnosa enyakit (lergi 55. Dalam : 4umpulan 5a#alah
4ursus Penyegar Alergi Imunologi di idang H% ukit 5inggi.
http:BBemedicine.medscape.comBarticleB++62'6A#ollo!u p
http:BB!!!.nhs.ukB>onditionsB3hinitisAAAallergicBagesB>omplications.asp 8
http:BB!!!.healthline.comBhealthBallergicArhinitisQ9-er-ie! 1
https:BB!!!.nlm.nih.go-BmedlineplusBencyBarticleB000+1%.htm mhttp:BBrepository.usu.ac.idBbitstreamB12%4')*+6B2146%B4B>hapter2077.pd#
7nmar, 3aden. 2010. Anatomi 4edo#teran "istem Respiratorius. akarta: akultas kedokteran
Jni-ersitas Larsi
7ra!ati , Kasakeyan , 3usmono, , 200+. Alergi Hidung dalam u#u A&ar Ilmu 4esehatan
elinga Hidung enggoro# 4epala eher . disi keenam. akarta: KJ7,.
Kaplan ( dan >au!enberge . 3oland. 166). u#u A&ar Histologi. akarta: enerbit uku Kedokteran G>.
&ulyarjo, 200). enanganan 3initis (lergi endekatan erorientasi pada Simptom % Dalam:
4umpulan 9as#ah "imposium 9asional Per#embangan er#ini Penatala#sanaan eberapa
Penya#it Penyerta Rinitis Alergi dan 4ursus Demo Rinotomi ateral% 5asile#tomi dan
"eptorinoplasti, &alang:pp10, 2, 1A1+.
3a!ati, . 2002. Panduan Penatala#sanaan er#ini Rinitis Alergi% Dalam 4umpulan
5a#alah "imposium )7urrent Opinion In Allergy and7linical Immunology+, Di-isi (lergiA
7munologi Klinik K J7B3SJA>&, akarta:''A)'/
25
http://emedicine.medscape.com/article/889259-followuphttp://www.nhs.uk/Conditions/Rhinitis---allergic/Pages/Complications.aspxhttp://www.nhs.uk/Conditions/Rhinitis---allergic/Pages/Complications.aspxhttp://www.healthline.com/health/allergic-rhinitis#Overview1https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000813.htmmhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21493/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.nhs.uk/Conditions/Rhinitis---allergic/Pages/Complications.aspxhttp://www.healthline.com/health/allergic-rhinitis#Overview1https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000813.htmmhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21493/4/Chapter%20II.pdfhttp://emedicine.medscape.com/article/889259-followup
-
8/19/2019 Blok Respiratorik Skenario 1 (2015-2016)
26/26
Soepardi ., 7skandar , 2004. elinga Hidung enggoro# 4epala eher . disi kelima.
akultas Kedokteran Jni-ersitas 7ndonesia. akarta.
Jmmu Jmar (lA(tsariyyah. 2010. &arojiC : Adab 5enguap dan ersin :er&,; #arya Ismail
ibn 9arsyud ibn Ibrohim ar'Rumaih% Pusta#a Imam Asy' "yafi.i.
http:BBbuletinIuhairoh.!ordpress.comB2010B0'B04BadabAbersinAcaraAnabiB