basalioma refrat
TRANSCRIPT
KARSINOMA SEL BASAL
Oleh
Rifki Yulian, S.Ked
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin
FK UNSRI/ RSMH PALEMBANG
2011
PENDAHULUAN
Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang paling sering
mengenai manusia, khususnya bangsa kulit putih atau kaukasian, dan insidensinya
terus meningkat di seluruh dunia. KSB pertama kali dideskripsikan pada tahun
1824 oleh Jacob, didefenisikan sebagai kanker yang pertumbuhannya lambat,
dekstruksi secara lokal, dan terletak di lapisan epidermis. Australia memiliki
insidensi KSB tertinggi di dunia dengan jumlah kasus baru sebanyak 1383 orang
yang didiagnosis setiap 100.000 populasi pada tahun 2008. Di Inggris, KSB
diperkirakan ada 53.000 kasus baru per tahun dan setiap 100.000 orang per
tahunnya ada 153 kasus yang didiagnosis KSB. Di Amerika, terdapat satu juta
orang yang menderita KSB per tahunnya. Insidensi KSB meningkat 10% tiap
tahun di seluruh dunia.2,6
KSB sangat jarang bermetastase, angka metastasisnya kurang dari 0.1%,
dan telah dilaporkan tempat metastasisnya adalah di tulang dan paru. Faktor
resiko dari metastasisnya adalah invasi perineural, ukuran lebih dari 10 cm2,
basicsquamos, dan subtipe morphea. KSB juga bisa berkembang di skar atau
sebaceous naevi dan berhubungan dengan beberapa sindroma genetik termasuk
sindroma Gorlin’s, xeroderma pigmentosa, simdroma Bazex dan albino.2
Ada beberapa subtipe dari KSB yaitu nodular kistik, superfisial, morphea,
keratosis, pigmentasi, dan mikronodular. Tipe nodular adalah yang paling sering
di Inggris, 10-40% dilaporkan merupakan tipe campuran dari dua tipe atu lebih.
1
Tipe nodular dan morphea paling banyak ditemukan di kepala dan leher, dan
sekitar 46% dari tipe superficial terdapat di daerah badan.2
KSB secara umum dapat disebabkan oleh paparan UV matahari. Berbagai
studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa risiko KSB berkorelasi dengan
paparan sinar matahari intermiten dibandingkan dengan pajanan sinar matahari
komulatif yang terus menerus. Ada tiga faktor lingkungan yang dapat diterima
sebagai penyebab KSB yaitu radiasi ultraviolet (UV), radiasi pengion (IR), dan
arsen. Ada perbedaan kerentanan antar individu terhadap resiko terjadinya KSB
yang telah diakui selama bertahun-tahun. Berbagai studi epidemiologis telah
mengidentifikasi faktor fenotipik (phenotypic features : fair skin and freckling
tendency) yang berhubungan dengan kerentanan meningkatnya kejadian KSB. 1
Penatalaksanaan KSB yang dari bedah eksisi, bedah mikrografi Moh’s,
radioterapi, kauterisasi dan curettage, cryotherapy, terapi fotodinamik,
imiquimod. Banyaknya penelitian telah meningkatkan pemahaman kita tentang
patogenesis karsinoma sel basal, dan dengan ini telah dihasilkan beberapa
generasi baru pengobatan KSB tanpa pembedahan. Namun operasi mikrografi
Moh's tetap menjadi standar baku terhadap resiko tinggi KSB. Pilihan pengobatan
untuk karsinoma sel basal adalah sangat kompleks dan harus mempertimbangkan
jenis tumor, lokasi, cosmesis, kambuh, komorbiditas dan keinginan pasien. Secara
umum prognosisnya sangat baik dengan terapi yang adekuat 2
DEFENISI
Karsinoma sel basal (KSB) adalah neoplasma ganas yang berasal dari sel-
sel non keratinosit yang berasal dari lapisan basal epidermis dan jenis kanker kulit
yang paling sering mengenai manusia. WHO mendefenisikan karsinoma sel basal
secara histologi sebagai tumor kulit yang invasif lokal, penyebarannya lambat dan
jarang bermetastase, berkembang di epidermis atau folikel rambut, secara fakta,
sel-sel perifer tersebut biasanya mirip dengan sel-sel basal dari epidermis. Tumor
ini berasal dari sel lapisan basal atau dari lapisan luar sel folikel rambut yang
paling sering muncul pada daerah-daerah yang sering terpapar sinar matahari.
2
KSB biasanya tumbuh lambat dan jarang bermetastse, akan tetapi dapat
menyebabkan kerusakan lokal yang nyata apabila dibiarkan atau diterapi dengan
tidak adekuat. 3,4,5
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian KSB jauh lebih besar pada laki-laki dari pada perempuan.
Hal ini mungkin mencerminkan suatu tingkat yang lebih tinggi paparan sinar
matahari dari laki-laki karena pola kerja. Sebuah studi di Minnesota memberikan
angka kejadian tahunan untuk pria dan wanita adalah masing-masing 175 dan 124
per 100.000. Namun, kejadian pada wanita meningkat karena perubahan mode
pakaian di luar rumah dan waktu yang dihabiskan akibat pola rekreasi atau
pekerjaan tertentu. Survei di Australia menunjukkan bahwa kejadian baru
penderita KSB primer baru meningkat 1,5% dalam 10 tahun dan lebih dari 700
orang per 100.000 orang menderita KSB multipel. Kejadian KSB meningkat
menurut usia dan lebih sering terjadi pada orang tua,. Lebih dari 90% dari KSB
yang terdeteksi terdapat pada pasien yang berusia 60 tahun atau lebih.4
Sepertiga dari KSB bermanifestasi pada kepala, leher dengan bentuk nodul
yang berulserasi. Insidensi KSB berhubungan langsung dengan usia penderita dan
berhubungan terbalik dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis. Dari aspek
mortalitas dan morbiditas, walaupun KSB merupakan suatu neoplasma maligna,
namun jarang bermetastasis. Insiden terjadinya metastasis KSB diperkirakan
<0,1%.5
Cigna, E, mengemukakan dalam studinya yang diambil dari kelompok
1123 pasien antara tahun 1999 – 2009, yang terkena karsinoma basal-sel rata-rata
usia berusia 64,5 tahun, perbedaan relevan antara dua jenis kelamin yaitu 764
laki-laki (68%) dibandingkan dengan 359 perempuan (32%). Mengenai daerah
yang terkena, pertama daerah cervicofacial dengan prevalensi 652 kasus (58%),
badan 256 kasus (23,5%), tungkai bawah 97 kasus (8,9%), tungkai atas 71 (6%) ,
dan daerah lainnya 47 kasus (3,6%).7
3
KSB sangat jarang terjadi pada anak di bawah 15 tahun. Karsinoma sel
basal yang terlihat pada kelompok usia anak dikaitkan dengan sindrom genetic
seperti basal sindrom nevus sel, pigmentosum xeroderma, sindrom Bazex,
vitiligo, albinisme, dan lesi kongenital seperti sebaceous nevus. Radioterapi dosis
tinggi telah dilaporkan sebagai faktor risiko juga.. Sinar ultraviolet menyebabkan
kerusakan DNA yang mengarah ke overekspresi dari onkoge bersama-sama
dengan depresi gen supresor tumor (Sonic Hedgehog dan p53).3
Flohil, s c dkk menghitung data karsinoma primer pertama yang diambil
dari “Eindhoven Cancer Registry” dihitung dari populasi penduduk Belanda,
menunjukkan total 444.131 penderita KSB, yang telah dikonfirmasi secara
histopatologi Belanda antara tahun 1973 dan 2008. Selama periode ini, tingkat
insiden yang disesuaikan menurut umur (European Standard Population)
meningkat sekitar tiga kali lipat, 40-148 pada pria dan 34-141 pada wanita per
100.000 orang. Resiko waktu kehidupan (Life time risk) KSB adalah 1 dari 5-6
bagi warga negara Belanda. Prevalensi KSB di Belanda adalah 1,4% dan hampir
empat kali lebih tinggi pada kelompok umur paling tua (usia 65 tahun atau lebih). 7
Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 800 000 kasus baru dari KSB,
umumnya terjadi pada orang tua usia 50 tahun atau lebih, dan pada kelompok usia
ini, insiden meningkat tajam. Namun, hanya sedikit informasi yang diketahui
tentang kejadian dengan usia kurang dari 40 tahun. Survei, registri kanker, dan
studi berbasis populasi telah diselidiki secara sporadic menganai KSB dan KSS
pada yang muda, tetapi jumlah kasus dalam penelitian ini terlalu kecil untuk
menentukan suatu kesimpulan. Sebuah laporan tentang kejadian dari KSB dan
KSS pada usia kurang dari 25 tahun di bagian utara Inggris tidak menunjukkan
perubahan signifikan di tingkat insiden dari periode 1968-1981 ke periode 1982-
1995, namun jumlah peserta dalam penelitian ini terlalu kecil untuk menilai
kecenderungan akurat dari waktu ke waktu.4
4
ETIOPATOGENESIS
Etiologi dan faktor resiko dari KSB dapat dikelompokkan pada dua
kelompok yaitu Faktor eksogen dan endogen :
1. Faktor eksogen
- Radiasi ultraviolet adalah penyebab KSB paling penting dan paling
sering. Radiasi ultraviolet gelombang pendek, ultraviolet B, 290 –
320 nm, yang menyebabkan sunburn, lebih sering menyebabkan
KSB dibandingkan ultraviolet gelombang panjang, ultraviolet B,
320 – 400 nm.
- Radiasi lain, yaitu sinar x dan sinar grenz juga berhubungan
dengan terjadinya KSB.
- Paparan arsen lewat obat-obatan, pekerjaan atau diet. Kontaminasi
air sering menyebabkan ingesi arsen.
- Pengobatan dengan imonosupressan jangka panjang juga dapat
meningkatkan resiko KSB. Oleh karena itu, penerima trasplantasi
organ atau sel stem mempunyai resiko tinggi hidup untuk
menderita KSB.
- Adanya trauma, jaringan parut, luka bakar juga dapat menimbulkan
KSB.
2. Faktor Endogen
- Kulit tipe 1, rambut kemerahan atau keemasan dengan anak mata
berwarna hijau atau biru telah menunjukan faktor resiko yang
tinggi untuk terjadinya KSB, dengan perkiraan ratio 1:6.
Perkembangan KSB dilaporkan lebih sering terjadi setelah
freckling pada usia anak dan setelah sunburn hebat pada usia anak.
- Xeroderma pigmentosum : penyakit autosomal resesif ini dipicu
oleh faktor pendedahan pada kulit, dimulai dengan perubahan
pigmen dan akhirnya menjadi KSB. Efeknya berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk menginduksi kerusakan DNA karena
ultraviolet.
5
- Sindrom nevoid KSB (sindrom nevus sel basal , sindrom Gorlin) :
KSB muncul pada keadaan autosomal dominan, timbul pada usia
muda. Biasanya terdapat odontogenik keratosistik, plitting
palmoplantar, kalsifikasi intracranial dan kelainan tulang iga. Biasa
juga timbul tumor seperti meduloblastoma, meningioma dan
ameloblastoma.
- Sindrom Bazex : terdapat atropoderma folikuler (tanda-tanda ice
pick, khususnya pada dorsal tangan), KSB multipel dan anhidrosis
lokal.
- Terdapat riwayat kanker kulit nonmelanoma sebelumnya. Insiden
kanker kulit nonmelanoma adalah 35% pada 3 tahun pertama dan
50% pada 5 tahun kedua setelah diagnosis awal kanker kulit.3
Aspek terpenting dari KSB adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel
tumor epithelial berasal dari sel primitif selubung akar rambut sementara
komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen,
fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa
aminoglikans (GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak
bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini
sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa KSB sangat
jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan KSB pada kultur sel dan jaringan
sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar dengan
komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki sistem limfatik ataupun
sistem vaskular. Dan inilah yang membedakan antara KSB dengan melanoma
maligna dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering mengadakan
metastase. 2
Beberapa gen telah dikaitkan dengan perkembangan KSB. Sitokrom
450(CYP) dan glutathione S-transferase (GST), keduanya terlibat dalam berbagai
macam detoksifikasi mutagen. Polimorfisme spesifik dalam supergen ini telah
diidentifikasi, khususnya GSTM1,GSTT1 GSTP1 dan CYP2D6. CYP2D6 dapat
juga berhubungan dengan pengembangan beberapa KSB multiple. Sindroma
6
nevus sel basal terjadi karena adanya mutasi gen PTCH yang terletak pada
kromosom 9q22. Gen PTCH adalah homolog manusia dari drosophilia patched
gene,mengatur jalur Hedgehog secara negatif melalui penghambatan SMO, dan
merupakan protein transmembrane. KSB sporadik juga telah ditunjukkan
memiliki mutasi PTCH lebih dari 68% kasus. Mutasi pada tumor supresor gen
p53 menyebabkan inaktifasi gene tersebut dan perkembangan resistensi tumor
terhadap apoptosis. Sekitar 53% dari KSB mungkin memiliki mutasi alel tunggal
dari gen p53. Tipe kulit berhubungan dengan polimorfisme reseptor melanocortin
(MCR1) dan merupakan faktor resiko independen terjadinya KSB. Warna mata
dan fungsi tanning juga terkait dengan polimorfisme di tirosinase dan merupakan
salah satu resiko terjadinya KSB.2
Predileksi utama KSB adalah area yang terpapar sinar matahari, sekitar
80% mengenai kepala dan leher dan sebesar 20% terjadi di daerah lain. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan radiasi ultra violet (UV) sebagi faktor resiko
utama KSB. Hubungan antara radiasi UV dengan KSB merupakan sesuatu yang
kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tipe kulit serta pola
dan jumlah dosis paparan tersebut. Selain paparan UV, telah diketahui beberapa
faktor resiko terjadinya KSB antara lain genodermatosis, imunosupresi serta
paparan berbagai karsinogen lain. Radiasi UV, terutama UVB dengan spektrum
290-320 nm diduga sebagi faktor utama KSB. Pada panjang gelombang tersebut
dapat memicu mutasi pada tumor-suppressor adalah sebagai barrier fisiologis
terhadap ekspansi klonal dan mutasi gen, selain itu dapat menghalangi sel yang
dikendalikan oleh onkogen. Hilangnya fungsi supresi ini dapat diakibatkan oleh
mutasi karena kerusakan genom, chromosomal rearrangement and
nondisjunction, konversi gen atau rekombinasi mitosis. 9
Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah
menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan
follikuler. Sel ini diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar
sebasea dan apokrin. Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul dibagian luar
selubung akar rambut, khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah
7
duktus glandula sebacea. Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen
suppressor tumor p53, yang terletak pada kromosom 17p. Sebagai tambahan
mutasi gen suppressor tumor pada lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid
KSB, suatu keadaan autosomal dominan ditandai dengan timbulnya KSB secara
dini. Akhir-akhir ini terdapat nucleus β-catenin yang menunjukkkan hubungannya
dengan peningkatan proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih
belum diketahui. 4,10
Karsinogensis merupakan proses bertahap dan kompleks dari akumulasi
perbuhan genetik. Pada etiopatogensis kanker terdapat empat gen yang berperan
penting yaitu: onkogen, tumor suppressor gene, gen penyandi apoptosis dan gen
untuk repair DNA . Radiasi UV memiliki hubungan erat dalam patogensis
terjadinya kanker kulit termasuk KSB dan diperkirakan p53 menjadi target utama
radiasi sinar UV. Tidak hanya pada jaringan tumor ganas, mutasi p53 juga
dijumpai pada keratosis aktinik, sehingga disimpulkan bahwa mutasi p53 terjadi
pada awal proses karsinogenesis non melanoma, bahkan sebelum manifestasi
klininya muncul.2,4,10
Selain mutasi p53, pada KSB juga terdapat mutasi gen penyandi Patched
homologue 1(PTCH1) yang terletak pada kromosom 9q22, maupun berbagai gen
lain yang terlibat pada jalur Hedgehog menyebabkan peningkatan regulasi jalur
tersebut, dan akhirnya terjadi peningkatan proliferasi. Aktivasi jalur Hedgehog
didapatkan terutama pada KSB familial, tetapi didapatkan pula pada sekitar 30-
40% KSB sporadik. Terikatnya Sonic Hedgehog (SHH) pada (PTCH1) yang
merupakan tumor suppressor akan menginduksi g protein coupled receptor
smoothened (SMO), yang selanjutnya akan menginduksi GLI sebagi faktor
tarnskripsi. Selain itu mutasi pada PTCH1 juga dapat menjadi faktor resiko
terjadinya KSB dengan terjadinya signal SMO dan GLI.1
Sebuah riset yang dilakukan Lorraine O’Drisscoll dkk yang menggunakan
whole genome microarrays membandingkan spesimen antara penderita KSB dan
normal, didapatkan hasil terdapat perbedaan signifikan dari kelompok gen pada
8
jalur Wnt dan Hedgehog, perubahan ekspresi gen-gen lain seperti basonuclin2 dan
mrp9.12
GAMBARAN KLINIS
Karsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosis secara klinis. Ruam dari
karsinoma sel basal terdiri satu atau beberapa nodul kecil seperti lilin (waxy),
semitransulen berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi cekung (central
depression) dan bisa mengalami ulserasi dan perdarahan, sedangkan bagian tepi
meninggi sperti mutiara yang merupakan tanda khas yang pada pinggiran tumor
ini. 2,4,10
Pada kulit sering dijumpai tanda-tanda kerusakan seperti telangektasia dan
atropi. Lesi tumor ini tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus menandakan
suatu proses kronis yang berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan
ulkus ini secara perlahan-lahan dapat bertambah besar.2
Gambaran klinik karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3
sindroma klinik yaitu1,2,4:
1. Tipe Nodula-ulseratif (Ulkus Rosdens)
Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2-4 mm, translusen, warna
pucat sperti lilin (waxy-nodule). Dengan inspeksi yang teliti, dapat dilihat
perubahan pembuluh darah superficial melebar (telangektasia)
Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalu lesi membesar, terjadi
cekungan ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti
mutiara (pearly border). Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan
mengadakan dan mengadakan erosi spontan yang kemudia menjadi ulkus
yang terlihat di bagian sentral lesi.
Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas
tergas, dasar irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya
indurasi disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari
9
1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit hati atau gatal. Dengan trauma
ringan atau bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.
2. Tipe pigmented
Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, pada jenis ini
berwarna coklat atau berbintik-bintik atau homogeni (hitam merata)
kadang-kadang menyerupai Melanoma. Banyak dijumpai pada orang
dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah tropis.
3. Tipe morphea-like atau fibrosing
Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk
plakat yang berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-
kadang tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak beberapa folikel
rambut yang mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks.
Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang
mengalami ulserasi. Tepi ini cenderung invasive kearah dalam. Tepi ini
menyerupai penyakit morphea atau skleroderma.
4. Tipe superfisial
Berupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang
meninggi. Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi.
Umumnya multiple, terutama dijumpai pada badan, kadang-kadang pada
leher dan kepala.
5. Tipe fibroepitelial
Berupa satu atau beberapa nodul kera dan sering bertangkai
pendek,permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai
dipunggung. Tipe ini sangat jarang ditemukan.
Sindrom klinik yang merupakan bagian penting dari karsinoma sel basal yaitu :
1. Sindroma karsinoma sel basal nevoid.
10
Dikenal sebagai sindroma Gorlin Goltz. Merupakan suatu sindroma yang
diturunkan secara autosomal dan terdiri dari :
Kelainan kulit : berupa nodul kecil yang multiple yang terdapat pada
masa kanak-kanak atau akhir pubertas,terutama dijumpai pada muka
dan badan.
Selama stadium nevoid, ukuran dan jumlah nodur bertambah. Sering
setelah umur dewasa,lesinya mengalami ulserasi dan ke dalam stadium
neoplastik dimana terjadi invasi,desktruksi dan mutilasi. kematian ,
dapat terjadi karena invasi ke otak terdapat cekungan (pit’s) pada
telapak tangan dan kaki
Kelainan tulang : berupa kista pada rahang ,kelainan pada tulang iga
dan tulang belakang (skoliosis,spina bifida)
Kelainan mata : berupa katarak,buta congenital
2. Sindroma linear and generalized follicular basal cell nevi.
Merupakan jenis yang sangat jarang ditemui pada lesi yang linear, berupa
nodul yang disertai komedo dan kista epidermal,tersusun seerti garis dan
unilateral. Biasanya terdapat sejak lahir.
Pada jenis generalized follicular ditemukan adanya kerontokan rambut
yang bertahap,akibat kerusakan folikel rambut akibat pertumbuhan tumor.
3. Sindroma Bazex : atrophoderma dengan multiple kasinoma sel basal.
Disamping itu ada juga tipe-tipe klinis yang jarang dijumpai yaitu : fibro
epitelioma, giant pore KSB,wild fire KSB,angiomatous KSB, lipoma like KSB,
giant exophytic KSB, hiperkreatotic KSB dan intra oral KSB.
11
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
Sifat-sifat histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun pada
umumnya mempunyai inti yang besar, oval atau memanjang dengan sedikit
sitoplasma. Sel pada karsinoma sel basal mirip dengan sel basal pada stratum
basal epidermis hanya rasio antara inti dengan sitoplasma lebih besar atau tidak
tampak adanya jembatan antar sel. Inti dari sel karsinoma sel basal lebih seragam
(tidak banyak berbeda dalam ukuran dan intesitas pewarnaan) dan tidak gambar
gambaran anaplastik. 11
Parenkim tumor pada karsinoma sel basal selalu dikelilingi oleh stroma yang
sering tampak sebagai jaringan dengan banyak fibroblast muda. Oleh karena
parenkim tumor berasal dari sel epithelial, dan stroma berasal dari mesoderm,
yang berperan dalam pembentukan adneksa kulit. 11
Berdasarkan sifat pertumbuhan merupakan hal yang lebih penting antara lain
bentuk 11:
a. Noduler, kelompok sel tumor secara keseluruhan member kesan berbatas
tegas dengan jaringan sekitar.
b. Noduler infiltrative, pada bagian tengah tampak tonjolan tumor dengan
tepi menunjukkan pertumbuhan infiltrative kecil.
c. Inflitratif, jaringan tumor menunjukkan pertumbuhan infiltrative tidak
teratur.
- Selerosing, stroma menunjukkan jaringan ikat padat terdiri dari serabut
kolagen dan elastic
- Non selerosing, kelompok sel tumor besar dengan jaringan ikat stroma
tidak begitu padat.
d. Multifokal, jaringan tumor berasal dari beberapa tempat pada epidermis.
12
DIAGNOSIS BANDING
1. Karsionoma sel skuamosa
2. Melanocytic naevi (Nevus pigmentosus)
3. Melanoma malignan
4. Ttichoepitelioma
5. Hiperplassia sebaceous
6. Keratosis seboroik
DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan anamnesis ,pemeriksaan fisik (gejala klinis) dan
pemeriksaan histopatologis. Dari anamnesis terdapat kelainan kulit terutama
dimuka yang sudah berlangsung lama berupa benjolan kecil,tahi lalat,luka yang
sukar sembuh,lambat menjadi besar dan mudah berdarah. Tidak ada rasa gatal /
sakit . pada pemeriksaan fisik terlihat papul /ulkus dapat berwarna seperti warna
kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi teraba indurasi. Tidak terdapat
pembesaran kelenjar getah bening regional. Pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan hispatologi yaitu dengan dilakukan biopsi. 2,4,5
PENATALAKSANAAN
Oleh karena sinar matahari prediposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka
perlu diketahui perlindungan kuliT terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-
orang yang sering melakukan aktifitas diluar rumah dengan cara memakai
sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar matahari. Penggunaan tabir surya
untuk kegiatan diluar rumah diperlukan tabir surya dengan SPM yang lebih tinggi
(>15-30). 2,5
Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain
akibat sinar UV pada beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan.
Pemakaian antioksidan dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau
13
mempertahankan fungsi dari serangan radikal bebas. Telah banyak bukti bahwa
terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan berbagai gejala
klinik atau penyakit yang cukup serius. 2,5
Banyak metode pengobatan karsinoma sel basal yaitu2,5:
a. Bedah eksisi
Bedah eksisi atau bedah scalpel pada KSB dini memberikan tingkat sembuhan
yang tinggi.
b. Radioterapi
Penyinaran local diberikan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1-2 cm
jaringan sehat disekelilingnya. Penyinaran dilakukan dengan dosis 200 cGy per
fraksi,5 fraksi dalam 1 minggu dengan total dosis 4000 cGy.
c. Kuretasi dan elektrodesikasi
Dilakukan pada tingkat yang dini,cara yang terbaik dengan cara memotong
dan kagulasi dibantu dengan curettage. Jika hendak mengambil spesimen jaringan
untuk pemeriksaan histopatologi,dilakukan dengan elektro section (pure cutting).
Terlebih dahulu diberi marker 3-5 mm diluar tumor.
d. Bedah beku (cryosurgery)
Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan bahan
yang dapat menurunkan suhu tubuh jaringan tubuh dari puluhan sampai ratusan
derajat celcius di bawah nol (subzero).
e. Bedah mikrografi Moh’s
Evaluasi histopatologi pada tepi irisan mendekati 100% dibandingkan dengan
tehnik seksi vertikal tradisional. Dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat
diketahui dan ditelusuri semua fokus-fokus tumor yang masih tertinggal. Reseksi
hanya pada daerah tumor, sehingga dapat menghemat jaringan atau
meminimalkan jaringan yang hilang.
14
f. Terapi fotodinamik
Fotodinamik terapi (PDT) dilakukan dengan aplikasi topikal dari asam 5-aminolaevulinic prodrug (ALA) atau aminolaevulinic metil (MAL).
g. Imiquimod
Imiquimod merupakan modifikasi respon imun, mengikat reseptor permukaan
sel toll 7 dan / atau 8. Ikatan ini mengaktifkan produksi sitokin pro inflamasi dan
selanjutnya kematian sel T sitotoksik sel diperantarai.
PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik dengan five year survival rate mencapai 99%.
Karsinoma sel basal mempunyai rekurensi tinggi,terutama bila pengobatan tidak
adekuat. Biasanya rekurensi tejadi 4 bulan pertama sampai 12 bulan setelah
pengobatan.5
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis KSB5 :
1. Ukuran tumor (peningkatan ukuran memiliki risiko kekambuhan yang
lebih tinggi)
2. Lokasi tumor (lesi di tengah wajah, terutama di sekitar mata, hidung,
bibir dan telinga, adalah pada risiko yang lebih tinggi terulangnya)
3. Definition of clinical margins (poorly defined lesions are at higher risk
of recurrence)
4. Histologis subtipe (subtipe tertentu memiliki resiko yang lebih tinggi
terulangnya)
5. Fitur histologis agresi (keterlibatan perineural dan ⁄ atau perivascular
menganugerahkan risiko yang lebih tinggi terulangnya)
6. Kegagalan penanganan sebelumnya (lesi yang rekuren)
15
KESIMPULAN
Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit meligna yang berasal dari sel-
sel basal epidermis dan apendiknya, berkembang lambat dan tidak/jarang
bermetastase, serta tidak mengakibatkan kematian. Faktor predisposisi dan
pajanan sinar matahari sangat berperan dalam perkembangan karsinoma sel basal.
Patogenesis KSB melibatkan perubahan ekspresi beberapa gen seperti P53, gen
yang bertanggung jawab pada jalur Hedgehog dan Wnt. Diagnosa karsinoma sel
basal ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologis.
Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan dengan hasil
kosmetik yang baik. Bedah Eksisi dan bedah mikrografi Mohs adalah terapi yang
paling baik saat ini. Prognosis karsinoma sel basal pada umumnya baik apabila
dapat di tegakkan diagnosis dini dan pengobatan segera. Tingkat rekurensi KSB
cukup tinggi.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Tang J, So P, Epstein E. Novel Hedgehog pathway targets against Basal
Cell Carcinoma. NIH Public Access. Toxicol Appl Pharmacol. 2007
November 1; 224(3): 257–264.
2. Samarasinghe V, Madan V, Lear J. Focus on Basal Cell Carcinoma.
Journal of Skin Cancer. 2010 August 10; 2011:1-5
3. John A, David J. Basal Cell Carcinoma. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz
SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick’s Dermatology
in General Medicine. 7th ed. United States of America: McGraw-Hills
Companies, Inc; 2008: p.753-777.
4. Nakayama M, Tabuchi K, Nakamura Y, Akira H. Basal Cell Carcinoma of
the Head and Neck. Journal of Skin Cancer. 2010 August 10; 2011:1-9
5. Telfer N, Colver G, Morton C. Guidelines for the management of basal
cell carcinoma. NHS Foundation Trust. 2008; (1111):1365-2133.
6. Cigna, E, Tarallo, Maruccia M, Valentina S, Pollastrini, Scuderi N. Basal
Cell Carcinoma : 10 Years of Experience. Journal of Skin Cancer. 2010
August 27; 2011:1-5
7. Sophie C, Esther V, Neumann M , Coebergh , Nijsten T. Incidence,
Prevalence and Future Trends of Primary Basal Cell Carcinoma in the
Netherlands. 2010 August 20. Acta Derm Venereol 2011; 91: 24–30
8. Daniela G and Leverkus M . Basal Cell Carcinoma: From the Molecular
Understanding of the Pathogenesis to Targeted Therapy of Progressive
Disease. Journal of Skin Cancer. 2010 September 21; 2011:1-5
9. Marleen M, Margaret R, Katie M, Steven K., Ann E, Heather H. A role for
ultraviolet radiation immunosuppression in non-melanoma skin cancer as
evidenced by gene–environment interactions. Carcinogenesis. 2008 July
18; 29(10);1950-1954
10. L´ıdia M, Houben R, Eva B. Br¨ocker. Pigmentation, Melanocyte
Colonization, and p53 Status in Basal Cell Carcinoma. Journal of Skin
Cancer. 2010 September 1; 2011:1-6
17
11. Vant Y, Čuřík R .Histological types of basal cell carcinoma. Scripta
Medica (BRNO). 2006 December; 9 (5–6): 261–270.
12. Lorraine O'Driscoll, et al. Investigation of the molecular profile of basal
cell carcinoma using whole genome microarrays. Molecular Cancer. 2006
December; 5:74
18