refrat mata

26
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kornea merupakan sebuah kubah yang jernih yang melingkupi iris dan pupil. Kornea adalah jendela mata kita untuk melihat dunia. Kornea tidak mempunyai pembuluh darah atau avaskuler, akan tetapi kornea sangat kaya dengan serabut sensorik. Saraf sensorik ini berasal dari saraf siliar yang merupakan cabang dari oftalmik saraf trigeminus. Bila terjadi perubahan dalam kornea, walaupun kecil maka dipermukaan kornea akan mengakibatkan gangguan pembiasan sinar dan berkurangnya tajam penglihatan secara nyata. Turunnya tajam penglihatan ini dapat terjadi akibat adanya oedema dikornea, infiltrat sel radang kedalam kornea, vaskularisasi dan terbentuknya jaringan parut pada kornea ( Ilyas, 2003). Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 1

Upload: jacob-medina

Post on 26-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kornea

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat Mata

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kornea merupakan sebuah kubah yang jernih yang melingkupi iris dan pupil.

Kornea adalah jendela mata kita untuk melihat dunia. Kornea tidak mempunyai

pembuluh darah atau avaskuler, akan tetapi kornea sangat kaya dengan serabut

sensorik. Saraf sensorik ini berasal dari saraf siliar yang merupakan cabang dari

oftalmik saraf trigeminus. Bila terjadi perubahan dalam kornea, walaupun kecil

maka dipermukaan kornea akan mengakibatkan gangguan pembiasan sinar dan

berkurangnya tajam penglihatan secara nyata. Turunnya tajam penglihatan ini dapat

terjadi akibat adanya oedema dikornea, infiltrat sel radang kedalam kornea,

vaskularisasi dan terbentuknya jaringan parut pada kornea ( Ilyas, 2003).

Ulkus kornea merupakan infeksi serius yang dapat menyebabkan kerusakan

pada lapisan mata normal yang jernih. Pada ulkus kornea terdapat bercak atau defek

pada epitel kornea yang menyebabkan kerusakan pada jaringan dibawahnya

(stroma). Kerusakan ini sering kali disebabkan oleh organisme yang dapat

menembus masuk ke stroma kornea dengan jalan merusak epitel kornea (Scoot,

2003).

Pembentukan jaringan parut akibat ulserasi kornea adalah merupakan penyebab

kebutaan dan gangguan penglihatan di seluruh dunia. Suatu survey di Amerika

Serikat menyebutkan sekitar 30.000 kasus ulkus kornea bakterial setiap tahunnya

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 1

Page 2: Refrat Mata

(Posdorfer, 2003). Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun

hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara

memadai (Vaughan et al, 2000).

I.2. Rumusan Masalah

Dalam referat ini penulis akan membahas tentang diagnosis dan terapi

pada ulkus kornea bakterial.

I.3. Tujuan Penulisan

Penulisan referat dengan judul “ Ulkus Kornea Bakterial” diharapkan

dapat menjadi tambahan pengetahuan dasar bagi penulis dan sebagai bekal

nantinya dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan khususnya dalam

bidang Ilmu Kesehatan Mata.

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 2

Page 3: Refrat Mata

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat

kematian jaringan kornea pada infeksi maupun alergi, yang akan memberikan

hasil uji fluoresein positif (Ilyas, 2003)

II.2. Anatomi

Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus

cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan yang

terdiri dari 5 lapis yaitu: (Ilyas, 2003)

1. Epitel.

Terdiri dari 5 lapis sel epitel bertanduk yang saling tumpang tindih, satu

lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat

mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap

dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal ini berikatan erat

dengan sel basal disampingnya dan sel poligonal didepannya melalui

desmosom dan makula okluden, ikatan ini menghambat pengaliran air,

elektrolit, dan glukosa yang merupakan barier. Sel basal menghasilkan

membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 3

Page 4: Refrat Mata

mengakibatkan erosi rekuren. Epitel berasal dari ektoderm permukaan. Sel

basal dan membran basal epitel kornea ini mempunyai daya regenerasi.

2. Membran Bowman.

Terletak dibawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen

yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan

stroma. . Membran Bowman ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3. Stroma

Stroma ini merupakan bagian dari kornea yang paling tebal atau 90% dari

tebalnya kornea. Stroma terdiri atas sel stroma atau keratosit dan serat

kolagen yang tersusun sangat teratur. Stroma kornea ini tidak mempunyai

daya regenerasi, sehingga apabila terjadi kerusakan pada stroma maka

akan membentuk jaringan parut yang keruh pada kornea.

4. Membran Descemet

Membran Descemet ini merupakan lapisan elastis kornea yang bersifat

transparan.

5. Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu , bentuk heksagonal, besar 20-40

µm. Endotel melekat pada membran descemet melalui hemidesmosom dan

zonula okluden.

Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditentukan oleh adanya

kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal ada dua

bentuk ulkus pada kornea yaitu sentral dan marginal atau perifer. Umumnya

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 4

Page 5: Refrat Mata

ulkus kornea yang disebabkan oleh bakteri adalah ulkus kornea sentral,

sedangkan ulkus kornea marginal atau perifer disebabkan oleh reaksi

hipersensitifitas (Ilyas, 2003).

Ulkus kornea sentral biasanya merupakan ulkus infeksi akibat kerusakan

pada epitel, dimana lesi terletak di sentral jauh dari limbus vaskuler. Hipopion

biasanya (tidak selalu) menyertai ulkus (Vaughan et al, 2000).

Mikroorganisme penyebab ulkus kornea sentral ini tidak mudah masuk

kedalam kornea dengan epitel yang sehat. Terdapat faktor predisposisi untuk

terjadinya ulkus kornea sentral ini seperti erosi pada kornea, keratitis

neurotrofik, pemakaian kortikosteroid atau immunosupresif, pemakaian obat

lokal anestetika, pemakaian I.D.U., pasien diabetes mellitus dan ketuaan

(Ilyas, 2003).

Ulkus kornea marginal atau perifer bersifat jinak, namun sangat sakit.

Ulkus ini timbul akibat konjungtivitis bakterial akut atau menahun, khususnya

blefarokonjungtivitis stapilokokus. Akan tetapi ulkus ini bukan proses infeksi,

ulkus timbul akibat sensitisasi terhadap produk bakteri (toksin), dimana

antibodi dari pembuluh limbus bereaksi dengan antigen yang telah berdifusi

melalui epitel kornea. Infiltrat dari ulkus marginal berupa infiltrat linier atau

lonjong, terpisah dari limbus oleh interval bening, dan hanya pada akhirnya

menjadi ulkus dan mengalami vaskularisasi (Vaughan et al, 2000).

Bila ulkus hanya dipermukaan saja, dengan pengobatan yang baik dapat

sembuh tanpa jaringan parut. Pada peradangan yang dalam, penyembuhan

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 5

Page 6: Refrat Mata

berakhir dengan pembentukkan jaringan parut yang dapat berupa: (Wijana,

1993)

1. Nebula

Timbul apabila ulkus tak begitu dalam dan tampak sebagai bercak seperti

awan yang hanya dapat dilihat dikamar gelap dengan cahaya buatan.

2. Makula

Terjadi apabila ulkus lebih dalam dan tampak sebagai bercak putih yang

tampak dikamar biasa.

3. Leukoma

Terjadi apabila ulkus lebih dalam lagi dan tampak sebagai bercak putih

seperti porselen yang tampak dari jauh.

II.3. Etiologi

Penyebab tersering dari ulkus kornea adalah infeksi oleh bakteri, virus,

jamur atau amoeba. Penyebab lainnya antara lain abrasi oleh benda asing,

kelopak mata yang tidak menutup penuh, alergi yang berat, dan kelainan

radang lainnya. Pemakaian kontak lensa lunak dalam jangka waktu lama

diduga sebagai salah satu faktor presipitasi (Vaughan et al, 1995).

Ulkus kornea akibat bakteri merupakan bentuk infeksi yang penting pada

segmen mata anterior. Biasanya ulkus ini di dahului oleh trauma mata atau

epitel kornea. Gejala yang menyatakan adanya infeksi bakteri adalah

terdapatnya oedem konjungtiva yang berat disertai dengan terdapatnya infiltrat

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 6

Page 7: Refrat Mata

sel radang ke dalam stroma kornea. Untuk mengetahui sebab ulkus dengan

pasti hanyalah dengan pemeriksaan bakteriologi dan mikroskopik yang bahan

pemeriksaannya diambil dari daerah nekrotik atau abses (Ilyas, 2003).

Bakteri yang dapat menyebabkan ulkus kornea sentral antara lain

pseudomonas, pneumokokus, moraxella, nesseria, streptokokus. Sementara

bakteri yang menyebabkan ulkus kornea di marginal biasanya oleh

stafilokokus (Ilyas,2003, Al Ghozi,2002, Vaughan et al,2000).

II.4. Tanda, Gejala dan Diagnosa

Ulkus kornea akan memberikan gejala berupa mata merah, mata sakit

ringan hingga berat yang diakibatkan karena banyaknya serabut saraf di kornea,

fotophobia yang diakibatkan kontraksi iris yang hiperemi, penglihatan (visus)

menurun, dan kadang kotor (infiltrat), mata berair, mata panas dan terdapat

discharge (Ilyas,2003, Al Ghozi, 2002).

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosa ulkus kornea pada

umumnya sebagai berikut :

1. Pemeriksaan penglihatan (visual acuity)

2. Tes refraksi

3. Tes air mata

4. Pemeriksaan dengan slit-lamp

5. Reflek pupil

6. Keratometri

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 7

Page 8: Refrat Mata

7. Kerokan kornea

8. Fluoresensi

9. Tes darah

II.5. Patofisiologi

Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu terjadinya infeksi

atau peradangan tak dapat segera datang, seperti pada jaringan lain yang

mengandung banyak vaskularisasi. Maka badan kornea, wandering cells dan sel-

sel lain yang terdapat didalam stroma kornea, segera berkerja sebagai makrofag,

baru kemudian disusul dengan dilatasi dari pembuluh darah yang terdapat di

limbus dan tampak sebagai injeksi perikorneal. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi

dari sel-sel mononuklear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN), yang

mengakibatkan infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh

dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin. Kemudian dapat terjadi

kerusakan epitel dan timbullah ulkus (tukak) kornea. Ulkus ini dapat menyebar

ke permukaan atau masuk ke dalam stroma (Wijana, 1993).

Macam-macam ulkus kornea yang disebabkan oleh bakteri antara lain:

1. Ulkus kornea Pseudomonas

Pseudomonas merupakan organisme terpenting yang sering

mengakibatkan timbulnya ulkus kornea. Ulkus kornea akibat

pseudomonas berbentuk kecil yang cepat meluas dan dapat

mengakibatkan perforasi dalam 48 jam walaupun pada awalnya

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 8

Page 9: Refrat Mata

superfisial. Pseudomonas mengeluarkan enzim proteolitik yang cepat

merusak kolagen kornea, dengan membentuk abses mukopurulen yang

berwarna kehijau-hujauan, ulkus yang timbul sering disertai hipopion

(Ilyas,2003). Ulkus kornea Pseudomonas berawal sebagai infiltrat kelabu

atau kuning di tempat epitel yang rusak, biasanya disertai dengan nyeri

yang hebat. Pada ulkus kornea pseudomonas dapat terjadi pada abrasi

kornea minor atau penggunaan lensa kontak lunak terutama yang dipakai

agak lama. Beberapa kasus dilaporkan setelah penggunaan larutan

fluoresien atau obat tetes mata yang terkontaminasi (Vaughan et al,

2000).

2. Ulkus kornea Pneumokokus

Ulkus kornea yang disebabkan oleh pneumokokus yang terjadi

biasanya disebut sebagai ulkus serpen atau ulkus serpengiosa akut.

Ulkus serpen merupakan ulkus sentral yng berjalan cepat. Tepi ulkus

tergaung, sering disertai dengan hipopion. Ulkus serpen sering

ditemukan pada petani, buruh tambang, peminum candu, ataupun pada

orang dengan keadaan gizi buruk. Ulkus kornea Pneumokokus ini

merambat dipermukaan kornea yang kemudian kedalam dan

mengakibatkan perforasi kornea, dan pada konjungtiva juga terdapat

tanda radang yang berat. Infeksi ini secara khas menimbulkan ulkus

berbatas tegas, warna kelabu yang cenderung menyebar secara tak teratur

dari tempat infeksi ke sentral kornea. Ulkus ini sering terdapat pada

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 9

Page 10: Refrat Mata

pasien dengan sumbatan duktus nasolakrimalis. Pada kerokan tepi depan

ulkus mengandung diplokokus berbentuk lancet gram positif (Vaughan

et al, 2000).

3. Ulkus kornea Moraxella Liquefaciens

Moraxella Liquefaciens menyebabkan ulkus kornea sentral atau

parasentral dengan bentuk yang lonjong terbatas, pinggir yang bergaung

sedikit hipopion. Segmen anterior meradang dan dapat terjadi perforasi,

hampir selalu terjadi pada peminum alkohol, diabetus mellitus, atau

orang dengan penyakit imunosupresi lainnya. Pada hasil kerokan

ditempat ulkus menampilkan gambaran diplobasil gram negatif besar-

besar dengan ujung persegi (Ilyas, 2003, Vaughan et al, 2000).

4. Ulkus kornea Neisseria

Neisseria mengakibatkan ulkus kornea sesudah terdapatnya

peradangan pada konjungtiva bulbi. Neisseria ini dapat membuat ulkus

kornea tanpa didahului suatu trauma seperti timbulnya ulkus kornea

lainnya. Ulkus kornea neisseria berjalan sangat cepat, terutama pada

bayi, dan dapat menimbulkan perforasi kornea (Ilyas, 2000).

5. Ulkus kornea Steptokokus grup-A

Ulkus kornea yang disebabkan oleh streptokokus beta

hemolitikus tidak memiliki ciri khas seperti pada ulkus kornea bakterial

yang lain. Stroma kornea disekitarnya sering menunjukkan infiltrat dan

sembab, biasanya terdapat hipopion berukuran sedang. Pada kerokan

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 10

Page 11: Refrat Mata

didaerah ulkus akan menampakkan gambaran kokus gram positif dalam

bentuk rantai (Vaughan et al, 2000).

6. Ulkus kornea Stafilokokus aureus, Stafilokokus epidermidis,dan

Streptokokus alfa haemolitikus

Stafilokokus aureus, stafilokokus epidemidis,dan streptokokus

alfa haemolitikus kini lebih sering ditemukan sebagai penyebab ulkus

kornea dibanding sebelumnya,banyak diantaranya pada kornea yang

telah biasa terkena kortikosteroid topikal. Ulkus yang diakibatkan sering

indolen namun dapat disertai hipopion dan sedikit infiltrat pada kornea

disekitarnya. Ulkus ini sering superfisialis, dan dasar ulkus sering teraba

padat pada saat dilakukan kerokan. Kerokan mengandung kokus gram

positif satu-satu, berpasangan, atau dalam bentuk ranta (Vaughan et al,

2000).

II.6. Terapi

Pengobatan pada tukak kornea bertujuan menghalangi hidupnya

bakteri dengan antibiotika. Secara umum ulkus diobati sebagai berikut:

(Ilyas, 2003)

a. Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan

berfungsi sebagai inkubator.

b. Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari.

c. Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder.

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 11

Page 12: Refrat Mata

d. Debridement sangat membantu penyembuhan.

e. Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa sebagaimana tercantum

dalam table 1 biasanya diberi lokal kecuali keadaan berat.

Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epitelisasi dan mata terlihat

tenang kecuali bila penyebabnya pseudomonas yang memerlukan pengobatan

ditambah 1-2 minggu Kornea dapat sembuh dari ulkus yang terjadi, tapi bila ini

meninggalkan sisa berupa jaringan parut transplantasi kornea mungkin

diperlukan untuk mengembalikan penglihatan. Bila ulkus kornea yang timbul

luas maka dibutuhkan rawat inap.

Tabel 1. Pengobatan Ulkus kornea bakterial (Vaughan, 2000)

organisme Rute obat Pilihan pertama

Pilihan kedua Pilihan ketiga

Kokus gram positif, bentuk dengan simpai = S.Pneumonia

Topikal

SubkonjungtivaSistemik

Cefazolin

CefazolinCefazolin

Penisilin G

Penisilin GPenisilin G

Vancomisin atau ceftazidineMethicilin

Oral erytromicin

Organisme gram positif lain, kokus dan batang

Topikal

SubkonjungtivaSistemik

Cefazolin

Cefazolin…

Penisilin G

Methicilin…

Vancomicin atauCeftazidineVancomicin

Kokus gram negativeTopikal

SubkonjungtivaSistemik

Penisilin GPenisilin GPenisilin G

CefazolinCefazolinCefazolin

VancomicinVancomicinVancomicin

Batang gram negatif, halus = Pseudomonas

Topikal

SubkonjungtivaSistemik

Tobramicin

TobramicinTobramicin

Gentamicin

GentamicinGentamicin

Polimisin B atau carbenicilin

Polimisin B atau Carbenicilin

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 12

Page 13: Refrat Mata

Batang gram negatif, diplobacilli besar, berujung

persegi = Moraxella

TopikalSubkonjungtiva

Sistemik

Penisilin GJarang perluPenisilin G

GentamicinGentamicin

jarang

TobramicinTobramicin

Batang gram negatif lain TopikalSubkonjungtiva

Sistemik

GentamicinGentamicin

TobramicinTobramicin

CarbenicilinCarbenicilinCarbenicilin

Batang gram positif, langsing dan panjang bervariasi,

Mycobakterium Fortuitum, Nocardia sp, Aktinomyces sp

TopikalSubkonjungtiva

Sistemik

AmikasinAmikasinAmikasin

Fluoroquinilone……

………

II.7. Pencegahan

Walaupun tidak ada jaminan mutlak pencegahan infeksi pada trauma di

epitel kornea, ada cara yang secara dramatis untuk mengurangi resiko terjadinya

ulkus kornea adalah jika terjadi luka pada mata walaupun sangat kecil

disarankan untuk memeriksakannya ke dokter mata agar dapat ditangani secara

baik dan dapat mencegah terjadinya infeksi (Scoot, 2003).

Jika memakai lensa kontak seharusnya tangan selalu dicuci sebelum

memegang lensa kontak, membersihkannya secara teratur dan jangan pernah

tidur memakai lensa kontak karena orang yang tidur masih memakai lensa

kontak menaikkan resiko ulkus kornea 5 – 10 kali dibandingkan mereka yang

melepaskan lensa kontaknya setiap malam. Pemberian pelindung mata terhadap

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 13

Page 14: Refrat Mata

partikel-partikel kecil yang melayang di udara juga penting, untuk mereka yang

mengalami penurunan sekresi airmata penggunaan air mata buatan diperlukan

untuk mencegah kerusakan (Posdorfer, 2003).

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 14

Page 15: Refrat Mata

BAB III

RINGKASAN

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat

kematian jaringan kornea pada infeksi ataupun alergi, yang akan memberikan hasil

uji fluoresein positif. Ulkus kornea merupakan infeksi serius yang dapat

menyebabkan kerusakan pada lapisan mata normal yang jernih. Pada ulkus kornea

terdapat bercak atau defek pada epitel kornea. Penyebab tersering dari ulkus kornea

adalah infeksi oleh bakteri, virus, jamur atau amuba. Penyebab lainnya antara lain

abrasi oleh benda asing, kelopak mata yang tidak menutup penuh, alergi yang berat,

kelainan radang lainnya. Pemakaian kontak lensa lunak dalam jangka waktu lama di

duga sebagai salah satu faktor presipitasi.

Tanda dan gejala ulkus kornea bakterial pada umumnya yaitu sakit mata, visus

menurun, mata memerah, bercak putih pada kornea, photophobia, mata berair, mata

panas dan terdapat discharge. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosa

ulkus kornea adalah pemeriksaan penglihatan (visual acuity), tes refraksi, tes air

mata, pemeriksaan dengan slit-lamp, reflek pupil, keratometri, kerokan kornea,

fluoresensi, tes darah.

Pengobatan pada tukak kornea bertujuan menghalangi hidupnya bakteri dengan

antibiotika. Untuk mengurangi resiko terjadinya ulkus kornea adalah dengan

sesegera mungkin memeriksakan segala kelainan di mata serta trauma pada mata ke

dokter mata agar dapat segera ditangani secara baik dan dapat mencegah terjadinya

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 15

Page 16: Refrat Mata

infeksi dan jika memakai lensa kontak agar selalu menjaga kebersihannya dan

melepas lensa kontaknya sebelum tidur. Penggunaan kaca mata di daerah yang

berdebu dan pemberian air mata buatan pada mengalami penurunan produksi air

mata merupakan salah satu bentuk pencegahannya.

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 16

Page 17: Refrat Mata

DAFTAR PUSTAKA

1. Al Ghozi, M., 2002, Hand Book Of Opthalmology A Guide To Medical

Examination, FK-UMY, Yogyakarta.

2. Ilyas, S., 2003, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2, BP-FKUI, Jakarta,

Hal:52-61

3. Posdorfer,J.R.,2003, http://blueprint.bluecrossmn.com/topic/corneaulcer.

4. Scoot, B., MD., PhD., 2003, Massachusetts Eye And Inflamatory,

Harvard Medical School, Boston,

http:// www.djo.harvard.edu/meei/PI/CornUlcer.html.

5. Vaughan, D.G., Riordan-Eva P., Asbury, T., 2000, Oftalmologi Umum,

Edisi 14, Widya Medica, Jakarta.

6. Vaughan, D.G., Riordan-Eva P., Asbury, T., 1995, General

Ophtalmology, Fourteenth Edition, A simon And Schutter Company,

U.S.A.

7. Wijaya, N., Ilmu Penyakit Mata, Edisi Revisi Cetakan Ke-6. BP-FK-

UGM, Yogyakarta, Hal:83-122

Referat Ilmu Penyakit Mata RSUD Djojonegoro Temanggung 17