bahan case meningitis

54
STATUS NEUROLOGIS Presentan : Tgl. Pemeriksaan : 13 Desember 2009 I. IDENTITAS PASIEN NAMA : Dwi Okta Wibowo UMUR : 14 tahun ALAMAT : DS Bumi Asih Kalianda AGAMA : Islam PEKERJAAN : Pelajar STATUS : Belum Menikah SUKU BANGSA : Jawa TANGGAL MASUK : 10 Desember 2009 DIRAWAT YANG KE : I (Satu) II. RIWAYAT PENYAKIT ANAMNESIS ( auto dan alloanamnesa ) Keluhan utama : Sakit Kepala hebat dan nyeri pada telinga kanan

Upload: muhammad-benny-setiyadi

Post on 20-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Bahan Case Meningitis

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Case Meningitis

STATUS NEUROLOGIS

Presentan :

Tgl. Pemeriksaan : 13 Desember 2009

I. IDENTITAS PASIEN

NAMA : Dwi Okta Wibowo

UMUR : 14 tahun

ALAMAT : DS Bumi Asih Kalianda

AGAMA : Islam

PEKERJAAN : Pelajar

STATUS : Belum Menikah

SUKU BANGSA : Jawa

TANGGAL MASUK : 10 Desember 2009

DIRAWAT YANG KE : I (Satu)

II. RIWAYAT PENYAKIT

ANAMNESIS ( auto dan alloanamnesa )

Keluhan utama : Sakit Kepala hebat dan nyeri pada telinga kanan

Keluhan tambahan : Badan lemas , lemas pada kedua tungkai kaki , nyeri pada

leher bila digerakkan.

Page 2: Bahan Case Meningitis

Riwayat perjalanan penyakit

Awalnya ± 2 minggu SMRS, saat itu pasien sedang memotong bambu untuk

dijadikan spanduk bersama teman-temannya didepan rumah, tiba-tiba pasien merasa

nyeri kepala dan disertai dengan lemas , keluar keringat namun tidak disertai penurunan

kesadaran kemudian pasien dibantu teman-temannya untuk memasuki rumah dan pasien

di istirahatkan (dipijat) . Setelah itu keadaan psien membaik dan bisa melakukan aktivitas

ringan. Keesokan harinya nyeri kepala itu timbul kembali dan disertai dengan nyeri

telinga kanan kemudian pasien dibawa ke dokter untuk di obati dan diberi empat macam

obat , dua tablet besar warna hijau dan putih dan dua tablet kecil warna kuning dan merah

jambu dan obat bebas.

Dua hari setelah itu , pasien msih mengeluhkan nyeri kepala dan akhirnya

keluarga membawanya ke R.S Kalianda untuk diperiksa , kemudian dirujuk di R.S Bumi

Waras dan menginap tiga hari dua malam dan kemudian di rujuk ke RSAM.

± Sepuluh tahun yang lalu, pasien pernah mengeluhkan keluar cairan warna putih

kehijauan dari telinga kanannya . Biasanya keadaan ini disertai dengan nyeri kepala. Jika

keluar cairan , pasien hanya membersihkan cairannya saja dan diobati dan diobati satu

minggu yang lalu sebelum masuk RSAM, pasien nerasa telinga kanan terasa sakit dan

diberi obat yang sudah kadarluasa, saat itu juga sakit kepala makin hebat dan kalo timbul

nyeri kepala pasien hanya istirahat saja untuk memulihkan keadaannya.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah menderita TB paru sejak 1 th yang lalu.

Riwayat kencing manis disangkal.

Riwayat penyakit jantung disangkal.

Page 3: Bahan Case Meningitis

Riwayat Penyakit Keluarga

_

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah anak keempat dari lima bersaudara. Pasien tinggal di asrama

bersama adiknya dan juga santri-santri lainnya di suatu pesantren di Lampung. Kedua

orang tuanya yang sudah renta, tinggal di Jawa. Biaya hidup pasien sekarang

ditanggung oleh kakak pertamanya.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Vital sign

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 37,3º C

Gizi : kurang

Page 4: Bahan Case Meningitis

Status Generalis

Kepala

Rambut : Lurus, Hitam , tidak mudah dicabut.

Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, kanan Midriasis, ptosis +

Telinga : Liang terisi pus, darah -

Hidung : Septum deviasi (-).

Mulut : Bibir tidak kering, lidah tidak kotor

Leher

Pembesaran KGB : (+/-)

Pembesaran tiroid : (-)

JVP : Tidak meningkat

Trachea : Di tengah

Thorak

Cor

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V garis mid clavicula kiri

Perkusi : Batas kanan : Sela iga V garis midclavicula dextra

Batas kiri : Sela iga V garis midclavicula sinistra

Batas atas : Sela iga II garis sternal sinistra

Auskultasi : Bunyi jantung I – II reguler, murmur (-), gallop (-)

HR : 84 x/menit Reguler

Page 5: Bahan Case Meningitis

Pulmo

Inspeksi : Pergerakan nafas kanan-kiri simetris, retraksi sela iga (-)

Palpasi : Fremitus taktil paru kanan = paru kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler ( +/+ ), wheezing ( -/- ), ronkhi (-/-)

Abdomen

Inspeksi : Perut cekung dan simetris

Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi : Timpani di 4 kuadran

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas : Superior : oedem (-/-), sianosis (-/-),

turgor kulit baik

Inferior : oedem (-/-), sianosis (-/-),

turgor kulit baik

IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Saraf cranialis Kanan / Kiri

N. olfaktorius ( N. I )

Daya penciuman hidung : Normosmia

N. opticus ( N. II )

Tajam penglihatan : VODS > 2/60

Lapang penglihatan : dbn

Page 6: Bahan Case Meningitis

Tes warna : Tidak dilakukan

Fundus oculi : Tidak dilakukan

N. occulomotorius, N. trochlearis, N. abducen ( N.III-N.IV-N.VI )

Kelopak mata :

Ptosis : ( + / - )

Endophtalmus : ( - / - )

Exopthalmus : ( - / - )

Pupil :

Diameter : ( 6-8 mm / 2 mm )

Bentuk : ( Bulat / Bulat )

Isokor / anisokor : (anisokor )

Posisi : ( Lateral / Sentral )

Reflek cahaya langsung : ( - / + )

Reflek cahaya tidak langsung : ( - / +)

Gerakan bola mata :

Medial : (+/+)

Lateral : (+/+)

Superior : (+/+)

Inferior : (+/+)

Obliqus, superior : (+/+)

Obliqus, inferior : (+/+)

Page 7: Bahan Case Meningitis

Reflek pupil akomodasi : ( + / + )

Reflek pupil konvergensi : ( - / - )

N. trigeminus ( N. V )

Sensibilitas

Ramus oftalmikus : baik

Ramus maksilaris : baik

Ramus mandibularis : baik

Motorik

M. maseter : Simetris

M. temporalis : Simetris

M. pterigoideus : Simetris

Reflek

Reflek kornea ( sensoris N. V, motoris N. VII ) : ( + / + )

Reflek bersin : ( + / + )

N. fascialis ( N. VII )

Inspeksi wajah sewaktu :

Diam : simetris

Tertawa : simetris

Meringis : simetris

Bersiul : simetris

Menutup mata : Menutup rapat, simetris

Page 8: Bahan Case Meningitis

Pasien disuruh untuk :

Mengerutkan dahi : simetris

Menutup mata kuat-kuat : simetris

Menggembungkan pipi : simetris

Sensoris

Pengecapan 2/3 depan lidah : ( +/+ )

N. acusticus ( N. VIII )

N. cochlearis

Ketajaman pendengaran : ( +/+ )

Tinitus : (- / -)

N. vestibularis

Test vertigo : (-)

Nistagmus : ( -/- )

N. glossopharingeus dan N. vagus ( N. IX dan N. X )

Suara bindeng / nasal : ( - )

Posisi uvula : ditengah

Palatum mole : Istirahat : ditengah

Bersuara : ditengah

Arcus palatoglossus : Istirahat : ditengah

Bersuara : ditengah

Arcus pharingeus : Istirahat : ditengah

Bersuara : ditengah

Reflek batuk : (+)

Page 9: Bahan Case Meningitis

Reflek muntah : (+)

Peristaltik usus : t.a.k

Bradikardi : (-)

Takikardi : (-)

N. accesorius ( N. XI )

M. sternocleidomastoideus : Simetris

M. trapezius : Simetris

N. hipoglossus ( N. XII )

Atropi : (-)

Fasikulasi : (-)

Deviasi : (-)

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+/+)

Lasseque test : (+/+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

Sistem motorik Superior ka / ki Inferior ka / ki

- Gerak hipoaktif / hipoaktif Hipoaktif

- Kekuatan otot 3 / 4 3 / 3

- Tonus normotonus normotonus

Page 10: Bahan Case Meningitis

- Klonus - / - - / -

- Atrophi - / - - / -

- Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + )

Tricep ( + / + ) Achiles ( + / + )

- Reflek patologi Hoffman trommer ( - / - ) Babinsky ( - / - )

Chaddock ( - / - )

Oppenheim ( - / - )

Schaefer ( - / - )

Gordon ( - / - )

Gonda ( - / - )

Sensibilitas

Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )

Rasa raba : baik

Rasa nyeri : baik

Rasa suhu panas : baik

Rasa suhu dingin : baik

Propioseptif / rasa dalam

Rasa sikap : ( +/+ )

Rasa getar : ( +/+ )

Rasa nyeri dalam : ( + / + )

Fungsi kortikal untuk sensibilitas

Asteriognosis : ( +/+ )

Agnosa taktil : ( +/+ )

Page 11: Bahan Case Meningitis

Two point discrimination : Sulit dinilai

Koordinasi

▪ Tes tunjuk hidung : ( +/+ )

▪ Tes pronasi supinasi : ( +/+ )

Susunan saraf otonom

▪ Miksi : +

▪ Defekasi : +

▪ Salivasi : +

Fungsi luhur

▪ Fungsi bahasa : Baik

▪ Fungsi orientasi : Baik

▪ Fungsi memori : Baik

▪ Fungsi emosi : Baik

RESUME

Pasien, laki-laki usia 14 tahun datang dengan keluhan sakit kepala, leher, batuk,

l;eher kaku, mata kanan tidak sejelas yang sebelah kiri, keluar cairan dari telinga kanan,

sulit BAB. Pasien juga mengalami demam.

DIAGNOSIS

Klinis = parese n. III total

Topis = Meninges

Page 12: Bahan Case Meningitis

Etiologi = susp. Meningitis e.c infeksi bakteri

( M. tuberculosa )

DIAGNOSIS BANDING

Perdarahan sub arachnoid

PENATALAKSANAAN

1. Umum

Alih Baring ( miring kekanan miring ke kiri setiap 2 jam )

2. Dietetik : cair

NGT

3. Medikamentosa

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Pan Amin G

Streptomicin

INH

Etambutol

Rifampicyn

Kalnex

Ulsikur

4. Rehabilitasi

Nursing rehabilitasi : pindah posisi tiap 2 jam

Speech therapy

Page 13: Bahan Case Meningitis

Mobilisasi pasif

Ocupasi theraphy

Psikologi

Fisioterapi

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

1. Laboratorium

Darah Lengkap : Hb. Ht, Diff count, LED, Trombosit, CT, BT

Biokimia : Fungsi ginjal (ureum, Creatinin, asam urat), lipid profil

(kolesterol total, HDL, LDL trigliserida), GDS, GDPP

2. Radiologi : Foto thorak PA

3. CT Scan

4. Lumbal pungsi

PROGNOSA

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam

Quo ad Fungtionam : Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

Page 14: Bahan Case Meningitis

Tanggal Follow up

05-01-2006 Keadaan umum : Tampak ringan-sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Keluhan

Sakit kepala, Panas, leher kaku, Bab blm selama 2 hari terakhir,

Page 15: Bahan Case Meningitis

Vital sign

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 78 x/menit

RR : 28 x/menit

Suhu : 37º C

Kelopak mata : PTOSIS (+)

Pupil : Bulat, Anisokhor, Kanan Midriasis, D = 6-8 mm lateral

/ 4 mm,

sentral

Status Neurologik :

Parese N. III total

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+)

Lasseque test : (+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

Hasil Lab :

Kimia Darah tanggal 4 Januari 2006

- Hb : 12,2 gr/dl

-Ht : 37 %

- LED : 19.200 /μl

Page 16: Bahan Case Meningitis

- Diff. Count : 0 / 0 / 3 / 90 / 5 / 2

- Trombosit : 259.000

Ro foto thorax PA : TB post primer

Penatalaksanaan:

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Streptomycin 500 mg (IM) / hr

INH 300 mg I x I

Rifampicin 450 mg 1 x I

Pyrazinamid 500 mg 2 x 1

Ethambutol 250 mg 2 x I

06-01-2006 Keadaan umum : Tampak ringan

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Keluhan

Sakit kepala, Panas, leher kaku, BAB blm selama 3 hari terakhir,

Vital sign

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 37,2º C

Kelopak mata : PTOSIS (+)

Pupil : Bulat , Anisokhor, Kanan D = 4 mm, sentral, / 3

Page 17: Bahan Case Meningitis

mm, sentral

Status Neurologik :Parese N. III

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+)

Lasseque test : (+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

Penatalaksanaan:

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Streptomycin 500 mg (IM) / hr

INH 300 mg I x I

Rifampicin 450 mg 1 x I

Pyrazinamid 500 mg 2 x 1

Ethambutol 250 mg 2 x I

Codein 15 mg 3 x I

Tes PPD 5-TU

07-01-2006 Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Page 18: Bahan Case Meningitis

Keluhan

Sakit kepala, Panas, leher kaku, BAB + sedikit

Vital sign

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 22 x/menit

Suhu : 37º C

Kelopak mata : PTOSIS (-)

Pupil : Bulat, isokhor, sentral, D=3 mm

Status Neurologik :Parese N. III hilang

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+)

Lasseque test : (+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

Penatalaksanaan:

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Streptomycin 500 mg (IM) / hr

INH 300 mg I x I

Rifampicin 450 mg 1 x I

Pyrazinamid 500 mg 2 x 1

Page 19: Bahan Case Meningitis

Ethambutol 250 mg 2 x I

Parasetamol 500 mg 3 x I

09-01-2006 Keadaan umum : Tampak sakit berat

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Keluhan

Sakit kepala,

Vital sign

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,7º C

Kelopak mata : PTOSIS (-)

Pupil : Bulat, isokhor, sentral, D=3 mm

Status Neurologik :

Parese N. III (-)

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+)

Lasseque test : (+)

Brudzinsky I : (+)

Page 20: Bahan Case Meningitis

Brudzinky II : (+)

PPD 5TU FALSE negatif

Penatalaksanaan:

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Streptomycin 500 mg (IM) / hr

INH 300 mg I x I

Rifampicin 450 mg 1 x I

Pyrazinamid 500 mg 2 x 1

Ethambutol 250 mg 250 2 x I

Codein 15 mg 3 x I

11-01-2006

&

12-01-2006

Keadaan umum : Tampak sakit berat

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Keluhan

Sakit kepala hanya kadadang timbul

Vital sign

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,7º C

Kelopak mata : PTOSIS (-)

Page 21: Bahan Case Meningitis

Pupil : Bulat, isokhor, sentral, D=3 mm

Status Neurologik : Parese N. III (-)

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (-)

Kernig test : (-)

Lasseque test : (-)

Brudzinsky I : (-)

Brudzinky II : (-)

Penatalaksanaan:

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Streptomycin 500 mg (IM) / hr

INH 300 mg I x I

Rifampicin 450 mg 1 x I

Pyrazinamid 500 mg 2 x 1

Ethambutol 250 mg 250 2 x I

Codein 15 mg 3 x I

Meningitis Tuberkulosa

Page 22: Bahan Case Meningitis

Definisi

Meningitis tuberkulosa ialah radang selaput otak akibat komplikasi tuberculosis primer-1.

Epidemiologi

Meningitis tuberkulosa masih banyak ditemukan di Indonesia karena morbiditas

tuberkulosis pada anak masih tinggi. Angka kejadian tertinggi dijumpai pada anak

terutama bayi dan anak kecil dengan kekebalan alamiah yang masih rendah1. Pernyakit

ini menyerang semua usia. Insiden tertinggi pada usia 6 bulan – 6 tahun. Jarang

ditemukan pada usia di bawah 6 bulan, hampir tidak pernah pada usia di bawah 3 bulan2.

Insiden meningitis tuberkulosa sangat bervariasi dan bergantung kepada tingkat sosio-

ekonomi dan kesehatan masyarakat, umur, status gizi serta factor genetic yang

menentukkan respon imun seseorang. Sejak tahun 1930-1953, Koch dan Carson

menemukan 23% kasus meningitis tuberkulasa dari 248 kasus meningitis bacterial.

Menurut Auerbach, insiden meningitis tuberkulosa sebanyak 42,2% dari 97 anak yang

meninggal karena tuberculosis3.

Patofisiologi

Meningitis tuberkulosa pada umumnya sebagai penyebaran tuberculosis primer, dengan

fokus infeksi di tempat lain. Biasanya fokus infeksi primer di paru, namun Blockloch

menemukan 22,8 % dengan fokus primer di abdomen, 2,1 % di kelenjar limfe leher dan

1,2 % tidak ditemukan adanya fokus primer. Dari fokus infeksi primer, basil masuk ke

sirkulasi darah melalui duktus torasikus dan kelenjar limfe ragional, dan dapat

menimbulkan infeksi berat berupa tuberkulosis milier atau hanya menimbulkan beberapa

focus metastase yang biasanya tenang.

Terjadinya meningitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh

penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel

pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudia pecah ke

dalam rongga araknoid ( Rich dan McCordeck ). Kadang-kadang juga terjadi

perkontinuitatum dari mastoiditid atau spondilitis.

Pada pemeriksaan histologis, meningitis tuberkulosa ternyata merupakan

meningoencefalitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada

Page 23: Bahan Case Meningitis

batang otak (brain stem) tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang serofirinosa

dan gelatinosa dapat menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis dan mengakibatkan

hidrosefalus serta kelainan pada saraf otak. Tampak juga kelainan pada pembuluh darah

seperti arteritis dan flebitis yang menimbulkan penyumbatan. Akibat penyumbatan ini

dapat terjadi infark otak yang kemudian akan mengakibatkan pelunkan otak.

Patologi

Gambaran patologi pada meningitis tuberkulosa ada 4 tipe yaitu :

1. Disseminated military tubercles, seperti pada tuberculosis milier.

2. focal caseosa plaques, contohnya tuberkuloma yang sering menyebabkan meningitis

yang difus.

3. Acute inflammatory caseosa meningitis

Terlokalisasi, disertai perkijuan dari tuberkel, biasanya di korteks

Difus, dengan eksudat gelatinosa di ruang subaraknoid

4. Meningitis proliferatif:

Terlokalisasi, pada selaput otak

Difus dengan gambaran tak jelas.

Gambaran patologi ini tidak terpisah-pisah dan mungkin terkadi bersamaan pada setiap

pasien. Gambaran patologi tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu umur,

barat dan lamanya sakit, respon imun pasien, lama respon pengobtan yang diberikan,

virulensi dan jumlah basil juga merupkan factor yang mempengaruhi.

Gambaran klinis

Secara klinis kadang-kadang belum terdapat gejala meningitis nyata walaupun selaput

otak sudah terkena. Hal demikian terdapat pada tuberkulosis miliaris, sehingga pada

penyebaran miliar sebaiknya dilakukan pungsi lumbal walaupun gejala meningitis belum

tampak.

Pada fase awal belum timbul manifestasi neurologis, biasanya gejalanya tidak khas dan

timbul perlahan-lahan dan berlangsung ± 2 minggu sebelum timbul tanda-tanda rangsang

meningeal. Gejala berupa rasa lemah, kenaikan suhu yang ringan, anoreksia, tidak mau

bermain-main, tidurnya terganggu, mual, muntah, sakit kepala dan apatik. Pada bayi,

Page 24: Bahan Case Meningitis

iritabel dan ubun ubun besar menonjol merupakan manifestasi yang sering ditemukan,

sedang pada anak yang lebih besar, mungkin tanpa demam dan timbul kejang yang

intermiten. Kejang bersifat umum dan didapatkan sekitar 10-15%. Kadang-kadang tanda

kenaikan tekanan intra cranial timbul, mendahului tanda rangsang meningeal. Stadium ini

berlangsung selama 1-3 minggu dan tuberkelnya pecah langsung ke dalam ruang

subaraknoid, maka fase ini berlangsung singkat dan langsung ke stadium III.

Fase selanjutnya disebut stadium meningitis, yang ditandai dengan memberatnya

penyakit. Pada fase ini terjadi rangsang pada selaput otak, sehingga sakit kepala dan

muntah menjadi keluhan utama. Pasien muntah dan sakit kepala yang terus-menerus,

menjadi mudah terangsang dan drowiness dan disorientasi. Pada anak usia dibawah 3

tahun iritabel dan muntah adalah gejala utamanya, sering sakit kepala jarang dikeluhkan;

sebaiknya pada anak yang lebih besar, sakit kepala adalah keluhan utamanya, dan

kesadaran makin menurun. Pada fase ini eksudat yang mengalami organisasi akan

mengakibatkan kelumpuhan saraf cranial dan hidrosefalus, gangguan kesadaran dan

papiledema ringan serta adanya tuberkel di koroid. Vaskulitis menyebabkan tanda

gangguan fokal, saraf kranial dan kadang-kadang medulla spinalis.

Mungkin timbul kelemahan otot, kehilangan sensori dan \bahkan pergerakan involunter

seperti hemibalismus atau hemikorea serta kejang dapat timbul pada setiap fase penyakit.

Hemiparesis mungkin timbul pada stadium ini, biasanya disebabkan iskemia atau infark.

Quadriparesis dapat terjadi akibat infark bilateral atau edema otak yang berat, sedang

monoparesis jarang ditemukan dan biasanya disebabkan lesi pada pembuluh darah.

Kaku kuduk yang timbulnya bertahap, tanda Kernig dan Brunzinski sering ditemukan

pada fase ini kecuali pada bayi.

Tanda peningkatan tekanan intrakranial menjadi lebih jelas, yaitu pembesaran kepala dan

penonjolan ubun-ubun besar pada bayi serta papiledema pada anak lebih besar; gejala –

gejala hidrosefalus juga lebih jelas, yaitu berupa sakit kepala, diplopia dan penglihatan

kabur. Pada stadium selanjutnya sesuai dengan selanjutnya proses penyakit, maka

ganguan fungsi otak menjadi semakin jelas yaitu kesadaran makin menurun, iritabel dan

apatik, mengantuk, stupor dan koma, otot ekstensor menjadi kaku dan spasme sehingga

seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul opistotonus, oleh karena dekortikasi atau

deserebrasi. Stadium ini berlangsung ± 2-3 minggu. Pupil melebar dan tidak bereaksi

Page 25: Bahan Case Meningitis

sama sekali. Nadi dan pernafasan menjadi tidak teratur, timbul hiperpireksia dan akhirnya

pasien meninggal. Timbulnya gambaran klinis gangguan fungsi batang otak ini

disebabkan karena infark pada batang otak akibat lesi pembuluh darah atau stragulasi

oleh eksudat yang mangalami organisasi.

Lincoln membagi meningitis tuberkulosa menjadi 3 stadium, tiap stadium berakhir kira-

kira satu minggu. Stadium pertama atau stadium prodromal dengan gejala demam, sakit

perut, nausea, muntah, apatik atau iritabel, tetapi kelainan neurologis belum ada. Stadium

kedua atau stadium transisi, pasien menjadi tidak sadar, spoor, kelainan neurologis atau

paresis, tanda kernig dan Brudzinksi menjadi positif, refleks abdomen menghilang,

timbul klonus ankle dan patella. Saraf otak yang biasanya terkena adalah saraf otak III,

IV, VI dan VII. Tuberkel di koroid terdapat 10% pasien. Stadium ketiga atau terminal

pasien mengalami koma, pupil tidak beraksi, kadang-kadang timbul spasme klonik pada

ekstremitas, pernafasan tidak teratur, demam tinggi; hidrosefalus terjadi kira-kira dua

pertiga pasien, terutama yang penyakitnya berlangsung lebih dari 3 minggu. Hal ini

terjadi apabila pengobatan terlambat atau tidak adekuat.

Tiga stadium diatas biasanya tidak mempunyai batas yang jelas antara satu dengan yang

lainnya, namun jika tidak diobati umumnya berlangsung 3 minggu sebelum anak

meninggal.

Pemeriksaan penunjang

Pungsi lumbal penting sekali untuk pemeriksaan bakteriologik dan laboratorium lainnya.

Cairan serebrospinal berwarna jernih atau kekuning-kuningan (xantokrom), bila di

biarkan mengendap akan membentuk batang-batang, kadang-kadang dapat ditemukan

mikroorganisme didalamnya. Jumlah sel berkisar 200-500/mm3, mula-mula sel PMN dan

limfosit dalam proporsi sama atau kadang sel PMN lebih banyak, selanjutnya limfosit

yang lebih banyak. Kadang-kadang jumlah sel pada fase akut dapat mencapai kurang

lebih 1000/mm3. kadar protein meninggi dan glukosa menurun.

Indikasi pungsi lumbal:

1. Setiap penderita dengan kejang atau twitching.

2. Adanya paresis atau paralysis

3. Koma

Page 26: Bahan Case Meningitis

4. Ubun-ubun besar mononjol

5. Kaku kuduk dengan penurunan kesadaran

6. Tuberkulosis miliar

7. Leukemia

8. Spndilitis tuberkulosa

Pemeriksaan laboratorium rutin relatif tidak mempunyai arti, hanya laju endap darah

(LED) yang kadang-kadang meninggi.

Diagnosis meningitis tuberkulosa dapat ditegakkan secara cepat dengan pemeriksaan

PCR, ELISA dan aglutinasi lateks. Kultur cairan serebrospinal hanya memberi hasil

positif kira-kira setengahnya, dan hasilnya lama.

Diagnosis

Ditentukan atad dasar gambaran klinis serta terpenting ialah gambaran likuor

serebrospinal.

Diagnosis pasti hanya dapat bila ditemukan kuman tuberculosis dalam cairan otak. Uji

tuberculin yang positif, kelainan radiologis yang tampak pada foto toraks dan terdapat

sumber infeksi dalam keluarga hanya dapat menokong diagnosis. Uji tuberculin pada

meningitis tuberkulosa sering negatif karena anergi, terutama dalam stadium terminalis.

Komplikasi

Dapat terjadi akibat pengobatan yang tidak sempurna atau pengobatan yang terlambat.

Dapat terjadi cacat neurologis berupa paresis, paralysis sampai deserebrasi, hidrosefalus

akibat sumbatan, resorpsi berkurang atau produksi berlebihan dari likuor serebrospinal.

Anak juga dapat menjadi buta atau tuli dan kadang-kadang timbul retardasi mental.

Pengobatan

Dasar pengobatan meningitis tuberkulosa ialah pemberian kombinasi obat anti-

tuberkulosis dan ditambah dengan kortikosteroid, pengobatan simtomatik bila terdapat

kejang, koreksi dehidrasi akibat masukan makanan yang kurang atau muntah-muntah dan

fisioterapi. Umumnya dipakai kombinasi INH, rifampisin, pirazynamid, kalau berat dapat

ditambahkan etambutol atau streptomisin dengan dosis 30-50 mg/kgbb/ hari selama 3

Page 27: Bahan Case Meningitis

bulan atau jika perlu diteruskan 2 kali seminggu selama 2-3 bulan lagi, samapi likuor

serebrospinal menjadi normal. Kortikosteroid biasanya diberikan berupa prednison

dengan dosis 2-3 mg/kgbb/hari (dosis minimum 20 mg/hari) dibagi 3 dosis selama 2-4

minggu, kemudian diturunkan 1 mg/kgbb/hari setiap 1-2 minggu.

Pemberian kortikosteroid seluruhnya selama 3 bulan dan dihentikan bertahap untuk

menghindarkan rebound phenomenon.

Prognosis

Sebelum ditemukan obat-obat anti-tuberkulosis, mortalitas meningitis tuberkulosa hampir

100%. Dengan obat-obat anti-tuberkulosis, mortalitas dapat diturunkan walaupun masih

tinggi yaitu berkisar 10-50%. Penyembuhan sempurna dapat juga dilihat. Gejala sisa

masih tinggi pada anak yang dapat mengatasi penyakit, terutama bila dating berobat

stadium yang lanjut. Saat permulaan pengobatan umunya menentukan hasil pengobatan.

Page 28: Bahan Case Meningitis
Page 29: Bahan Case Meningitis

Tuberkulosis meningitis Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

Tuberkulosis meningitis

Klasifikasi & sumber eksternal

ICD - 10 Sebuah 17,0, G 01.

ICD - 9 013,0, 322,9

eMedicine neuro/385

MeSH D014390

Page 30: Bahan Case Meningitis

Tuberkulosis meningitis juga dikenal sebagai meningitis TBC atau TBC meningitis.

Tuberkulosis meningitis adalah Mycobacterium tuberculosis infeksi meninges-sistem membran yang menyelubungi sistem saraf pusat. Ini adalah bentuk paling umum SSP tuberkulosis.

Isi

[hide] 1 klinis 2 Patologi 3 Diagnosis

o 3,1 tes amplifikasi asam nukleat (Dewi) o 3,2 Imaging

4 Pengobatan

5 Referensi [Sunting] klinis

Demam dan sakit kepala adalah fitur kardinal. Kebingungan adalah fitur terlambat dan koma beruang prognosis yang buruk. Meningism tidak hadir dalam seperlima pasien dengan meningitis TB. Pasien mungkin juga memiliki defisit neurologis fokal.

[Sunting] Patologi

Mycobacterium tuberculosis dari meninges adalah fitur kardinal dan peradangan terkonsentrasi menuju dasar otak. Ketika peradangan di daerah subarachnoid batang otak, akar saraf kranial mungkin akan terpengaruh. Gejala akan meniru orang-orang yang menempati ruang-luka. [1] Infeksi dimulai di paru-paru dan bisa menyebar ke Meninges oleh berbagai rute.

Darah-borne menyebar pasti terjadi dan 25% dari pasien dengan TBC malaria telah TB meningitis, mungkin dengan menyeberangi sawar darah-otak [2]; tetapi proporsi pasien dapat memperoleh TB meningitis dari pecahnya fokus yang kortikal di otak (a disebut Kaya fokus); proporsi yang lebih kecil mendapatkannya dari kurus pecahnya fokus dalam tulang belakang. Jarang dan tidak biasa untuk TBC tulang belakang menyebabkan TBC dari sistem saraf pusat, tetapi kasus terisolasi telah dideskripsikan.

[Sunting] Diagnosis

Diagnosis meningitis TB dibuat dengan menganalisis CSF dikumpulkan oleh tusukan lumbalis. Ketika mengumpulkan CSF untuk tersangka TB meningitis, minimal 1 ml fluida harus diambil (sebaiknya 5 sampai 10 ml).

Page 31: Bahan Case Meningitis

The CSF biasanya memiliki protein tinggi, rendah glukosa dan mengangkat jumlah limfosit. Asam-cepat basil kadang-kadang terlihat pada CSF smear, tetapi lebih umum, M. TB tumbuh dalam budaya. Sarang labah-labah bekuan dalam CSF merupakan karakteristik dikumpulkan TB meningitis, tetapi adalah temuan langka.

ELISPOT pengujian tidak berguna untuk diagnosa TBC akut meningitis dan sering kali palsu negatif, [3] tetapi mungkin secara paradoks menjadi positif setelah perawatan telah mulai, yang membantu untuk mengkonfirmasikan diagnosis. [4]

Lebih dari setengah kasus meningitis TB tidak dapat dikonfirmasi microbiologically, dan pasien ini diperlakukan berdasarkan kecurigaan klinis saja. Budaya TB dari CSF mengambil minimal dua minggu, dan oleh karena itu sebagian besar pasien dengan meningitis TB yang mulai pengobatan sebelum diagnosis dikonfirmasi.

Page 32: Bahan Case Meningitis

[Sunting] tes amplifikasi asam nukleat (Dewi) Ini adalah kelompok heterogen tes yang menggunakan polymerase chain reaction (PCR)

untuk mendeteksi asam nukleat Mycobacterial. Tes ini bervariasi di mana sekuens asam

nukleat mereka mendeteksi dan bervariasi dalam kebenarannya. Dua yang paling umum

tersedia secara komersial tes adalah mycobacterium tuberkulosis diperkuat tes langsung

(MTD, Gen-Probe) dan Amplicor. Pada tahun 2007, sebuah review sistematis Dewi oleh

NHS Program Penilaian Teknologi Kesehatan menyimpulkan bahwa untuk mendiagnosis

tuberkulosis meningitis "Individual, tes yang AMTD muncul untuk melakukan yang

terbaik (sensitivitas 74% dan spesifisitas 98%) [halaman 87]" [5]. Dalam NHS meta-

analisis, mereka menemukan prevalensi yang terkumpul meningitis TB menjadi 29%

[halaman 85], namun ada banyak heterogenitas dalam kepekaan yang dilaporkan.

Dengan menggunakan kalkulator klinis, angka-angka ini menghasilkan nilai prediksi

positif 94% dan nilai prediksi negatif 90%, namun 30% prevalensi mungkin tinggi karena

arahan bias. Alternatif perkiraan prevalensi penyakit dapat dimasukkan ke dalam

kalkulator klinis untuk memperbaiki prediksi values.These intcances bervariasi dari

pasien ke pasien sesuai dengan patologi.

[Sunting] Imaging

Studi imaging seperti CT atau MRI mungkin menunjukkan ciri-ciri sangat sugestif TB meningitis, tetapi tidak dapat mendiagnosis itu.

[Sunting] Perawatan

Lihat: perawatan TBC

Pengobatan meningitis TB adalah isoniazid, rifampicin, Pyrazinamide dan ethambutol selama dua bulan, diikuti dengan isoniazid dan rifampisin saja untuk sepuluh bulan. Steroid selalu digunakan dalam enam minggu pertama pengobatan (dan kadang-kadang lebih lama). [6] Beberapa pasien mungkin memerlukan immunomodulatory agen seperti thalidomide.

Page 33: Bahan Case Meningitis

Perawatan harus dimulai segera setelah ada kecurigaan yang masuk akal dari diagnosis. Perawatan tidak dapat ditunda sambil menunggu konfirmasi diagnosis.

Hydrocephalus terjadi sebagai komplikasi di sekitar sepertiga dari pasien yang mempunyai TBC meningitis dan akan memerlukan shunt ventrikuler.

[Sunting] Referensi

1. ^ P1301 Robbins dan Cotran, Pathologic Dasar Penyakit, 8th edition 2. ^ Jain SK, Paul-Satyaseela M, Lamichhane G, et al. (Mei 2006).

"Mycobacterium tuberculosis invasi dan traversal invitro manusia melintasi sawar darah-otak sebagai mekanisme patogenik untuk sistem saraf pusat tuberkulosis". J. Infect. Dis. 193 (9): 1287-95. DOI: 10.1086/502631. PMID 1.658.636.

3. ^ Simmons CP, Thwaites GE, Quyen NT, et al. (2006). "Pretreatment intraserebral dan respon imun darah perifer dalam Vietnamese orang dewasa dengan tuberkulosis meningitis: nilai diagnostik dan hubungannya dengan keparahan penyakit dan hasil". J Immunol 176 (3): 2007-14. PMID 16424233.

4. ^ Kim SH, Kim YS (2009). "The kekebalan paradoks dalam diagnosis tuberkulosis meningitis". Clin Immunol vaksin. PMID 19846679.

5. ^ Dinnes J, Deeks J, Kunst H, Gibson A, Cummins E, Waugh N, Drobniewski M, Lalvani A (2007). "Tinjauan sistematis tes diagnostik cepat untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis". Health Technol Assess 11 (3): 1-314. PMID 17266837. Http://www.hta.nhsweb.nhs.uk/project/1247.asp .

6. ^ Thwaites GE, Nguyen DB, Nguyen HD, et al. (2004). "Deksametason untuk perawatan tuberkulosis meningitis pada remaja dan orang dewasa". N Engl J Med 351 (17): 1741-1751. PMID 15496623.

[show] l • d • e

Penyakit menular · bakteri penyakit: G + (terutama A00-A79, 001-041, 080-109)

Basil Lactobacillales

(Cat-)

Streptococcus

Alfa hemolitik

optochin rentan: S. pneumoniae (infeksi Pneumococcal) optochin resistant: S. viridans (S. mitis, S. mutans, S. oralis, S. sanguinis, S. sobrinus, kelompok milleri)

Beta hemolitik

A, bacitracin rentan: S. pyogenes (Scarlet fever, Erisipelas, demam rematik, faringitis streptococcus)

B, bacitracin tahan, uji CAMP +: S. agalactiae

Gamma hemolitik

D, BEA +: Streptococcus bovis

Page 34: Bahan Case Meningitis

Enterococcus BEA +: Enterococcus faecalis (infeksi saluran kencing) · Enterococcus faecium

Bacillales (Cat +)

Staphylococcus

Cg + S. aureus (stafilokokus sindrom kulit tersiram air panas, Toxic shock syndrome, MRSA)

Cg-novobiocin rentan (S. epidermidis) · novobiocin resisten (S. saprophyticus)

Basil Bacillus anthracis (Anthrax) · Bacillus cereus (keracunan makanan)

Listeria Listeria monocytogenes (Listeriosis)

Clostridia

Clostridium (spora-pembentukan)

yg dpt mengubah tempat: Clostridium difficile (pseudomembranosa kolitis) · Clostridium botulinum (botulisme) · Clostridium tetani (Tetanus)

nonmotile: Clostridium perfringens (gas gangren, klostridial fasiitis enteritis)

Peptostreptococcus (non-spora membentuk)

Peptostreptococcus magnus

Mollicutes

Mycoplasmataceae

Ureaplasma urealyticum (Ureaplasma infeksi) · Mycoplasma genitalium · Mycoplasma pneumoniae (Mycoplasma pneumonia)

Anaeroplasmatales

Erysipelothrix rhusiopathiae (Erysipeloid)

Actinomycineae

Actinomycetaceae Actinomyces israelii (Actinomycosis) · Tropheryma whipplei (Whipple's disease)

Propionibacteriaceae

Propionibacterium acnes

Corynebacterineae

Mycobacteriaceae M. TBC / M. bovis

Tuberkulosis: Ghon fokus / Ghon yang kompleks · penyakit Pott · otak (Meningitis, Kaya fokus) ·

Page 35: Bahan Case Meningitis

kutan (penyakit kelenjar, penyakit Bazin, Lupus vulgaris, Prosector's wart) · malaria · perikarditis tuberkulosis

M. leprae Kusta

Nontuberculous

R1: M. kansasii · M. marinum

R2: M. gordonae

R3: M. avium complex (MAA, MAP, MAI, Lady Windermere Syndrome) · M. ulcerans (Buruli ulkus) · M. haemophilum

R4: M. fortuitum · M. chelonae

Nocardiaceae Nocardia asteroides / Nocardia brasiliensis (Nocardiosis) · Rhodococcus equi

Corynebacteriaceae

Corynebacterium diphtheriae (Difteri) · Corynebacterium minutissimum (Erythrasma) · Corynebacterium jeikeium

Bifidobacteriaceae

Gardnerella vaginalis

[show] l • d • e Penyakit meninges (G00-G03, 320-322)

Page 36: Bahan Case Meningitis

TB MENINGITIS

TB meningitis adalah relatif tidak biasa di Inggris. Tuberkulosis (TBC) meningitis

TB terjadi ketika bakteri (Myobacterium tuberkulosis) menyerang selaput dan

cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Infeksi biasanya

dimulai di tempat lain di dalam tubuh, biasanya di paru-paru, dan kemudian

bergerak melalui aliran darah ke Meninges tempat abses kecil (disebut

microtubercles) terbentuk. Bila abses ini pecah, TB meningitis adalah hasilnya.

Di daerah di mana prevalensi TB tinggi, meningitis TBC paling sering terjadi

pada anak-anak usia 0 - 4 tahun, dan di daerah-daerah di mana prevalensi TB

rendah, sebagian besar kasus meningitis TB pada orang dewasa adalah 1.

Imunisasi dengan vaksin BCG memberikan 75% perlindungan di Inggris

pengaturan 2 dan sampai baru-baru ini anak-anak secara rutin divaksinasi di

sekolah (antara usia 10 - 14), kecuali kulit-tes menunjukkan bahwa mereka

sudah kebal. Di Inggris, perubahan saat ini sedang diperkenalkan pada program

vaksinasi BCG dan sekolah-sekolah nasional 'program berbasis dihentikan pada

bulan September 2005. Setelah meninjau statistik dan data ilmiah, pemerintah

Inggris sekarang merekomendasikan bahwa kelompok-kelompok risiko berikut

vaksinasi BCG ditawarkan 3:

Semua bayi yang tinggal di daerah di mana kejadian TB adalah 40 per

100.000 atau lebih.

Bayi dan anak-anak yang sebelumnya tidak divaksinasi orang tua atau

kakek-nenek lahir di negara dengan kejadian TBC 40 per 100.000 atau lebih

tinggi.

Sebelumnya tidak divaksinasi imigran baru di bawah usia 16 tahun dari

negara-negara prevalensi tinggi untuk TB.

Orang dengan pekerjaan di mana terdapat risiko tinggi kontak dengan

pasien yang terinfeksi, hewan atau bahan klinis misalnya pekerja perawatan

kesehatan, perawatan rumah dll staf

Page 37: Bahan Case Meningitis

Anak-anak yang akan sebaliknya BCG telah ditawarkan melalui sekolah

'program dan yang memiliki faktor-faktor risiko tertentu harus divaksinasi

sebagaimana mestinya.

Pemerintah Irlandia merekomendasikan bahwa vaksinasi BCG sebaiknya

diberikan kepada bayi yang baru lahir 4, tapi juga dapat diberikan kepada anak-

anak dan orang dewasa yang lebih tua dianggap beresiko mengembangkan TB 5.

Orang dengan infeksi TBC hanya berisiko bagi orang lain ketika mereka

sputum-smear positif; yang berarti bakteri ada dalam dahak yang diproduksi oleh

batuk. Berkepanjangan, kontak rumah tangga biasanya diperlukan untuk TBC

untuk diteruskan. Rumah Tangga kontak orang dengan TB biasanya diberikan

antibiotik untuk mencegah infeksi, kulit kemudian diuji divaksinasi jika belum

kebal. Penangkapan Risiko penyakit di sekolah itu kecil - anak-anak jarang

smear-positif. Smear negatif anak-anak dengan infeksi TBC dapat menghadiri

sekolah seperti biasa. Smear-positif biasanya anak-anak dapat kembali ke

sekolah dua minggu setelah memulai antibiotik 6.

Diagnosis meningitis TB bahkan lebih sulit dibandingkan dengan bentuk-bentuk

lain dari bakteri meningitis. Hal ini karena itu tidak datang tiba-tiba dengan gejala

meningitis klasik.

Meningitis TB biasanya dimulai dengan samar-samar, tidak spesifik gejala sakit

dan nyeri, demam ringan, umumnya merasa tidak sehat, lelah, mudah

tersinggung, tidak bisa tidur atau makan dengan benar, dan berangsur-angsur

memperburuk sakit kepala. Hal ini berlangsung selama dua sampai delapan

minggu. Pada orang tua, gejala bahkan lebih halus, sering hanya mengantuk dan

merasa tidak sehat.

Hal ini tidak sampai minggu kemudian yang lebih jelas gejala seperti muntah,

sakit kepala parah, tidak menyukai cahaya, leher kaku dan kejang terjadi. Tanpa

perawatan medis, penyakit kemajuan akan menyebabkan kebingungan, jelas

tanda-tanda kerusakan saraf dan akhirnya menyebabkan koma.

Pengobatan umumnya berlangsung selama sekitar satu tahun, yang melibatkan

perawatan intensif dengan tiga atau empat antibiotik pada awalnya dan terus-

menerus dengan dua antibiotik selama sekitar 10 bulan lagi. TBC meningitis

cenderung lebih parah daripada bentuk-bentuk lain dari meningitis. Walaupun

Page 38: Bahan Case Meningitis

70-85% dari mereka yang terkena dampak akan bertahan, hingga seperempat

dari mereka mungkin memiliki jangka panjang setelah efek. Hal ini terutama

karena sangat sulit untuk mengenali penyakit pada tahap awal. Pada saat

pengobatan dimulai, mungkin ada kerusakan pada jaringan otak serta saraf dan

pembuluh darah di daerah sekitar otak. Jika perawatan dimulai sebelum pasien

menunjukkan tanda-tanda kerusakan otak, ada kesempatan baik membuat

pemulihan penuh.

Pada abad ke-20, kejadian TB menurun drastis di negara-negara industri, dan

kasus-kasus meningitis TB menurun sesuai. Pada akhir tahun 1940-an ada

2.000 kasus meningitis TB setiap tahun di Inggris dan Wales, tetapi pada tahun

1990-an ini telah jatuh ke kurang dari 100 kasus. Namun, TB dan TB meningitis

adalah masalah utama di seluruh dunia, dan kasus-kasus TB meningkat di

negara-negara industri. Dua ratus lima puluh sembilan kasus meningitis TB yang

dilaporkan di Inggris dan Wales pada tahun 2006, dibandingkan dengan rata-rata

dari 115 kasus per tahun antara 1998 dan 2000 7. Di Irlandia (2006) jumlah

kasus meningitis TB diberitahu secara nasional adalah 6 8.

1. G Thwaites, ke-/ Chau, Nth Mai, M Drobniewski, K McAdam, J Farrar.

Tuberculosis meningitis. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2000; 68:289-299.

Http://jnnp.bmjjournals.com/cgi/content/full/68 / 3 / 289 (diakses 5 Juli

2007)

2. Aku Sutherland, VH Springett. Efektivitas ofBCGvaccinationinEngland &

Walesin1983. Tubercle1987; 68 (2) :81-92.

Http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?

cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=3660468&query_hl

= 8 (diakses 13 Juli 2007)

3. Departemen Kesehatan. Imunisasi terhadap penyakit infeksi. Bab 32

Tuberkulosis. 2006.

Http://www.dh.gov.uk/en/Policyandguidance/Healthandsocialcaretopics/

Greenbook/DH_4097254 (diakses 5 Juli 2007)

4. Departemen Kesehatan dan Anak-anak - Imunisasi Pedoman untuk

Irlandia

http://www.dohc.ie/publications/immunisation_guidelines_for_ireland.html

(diakses 13 Juli 2007)

Page 39: Bahan Case Meningitis

5. Eksekutif Pelayanan Kesehatan Imunisasi. BCG.

Http://www.immunisation.ie/en/ChildhoodImmunisation/BCG/ (diakses 13

Juli 2007)

6. TB Alert (Reg. Charity 1.071.886). Tentang tuberkulosis: perawatan.

Http://www.tbalert.org/tuberculosis/treatment.php (diakses 13 Juli 2007)

7. Health Protection Agency, menurut Undang-Undang Notifikasi of

Infectious Diseases (NOIDs) untuk Inggris dan Wales. Sementara 2006

Data Midi Laporan.

Http://www.hpa.org.uk/infections/topics_az/noids/archive.htm (diakses 5

Juli 2007)

8. Perlindungan kesehatan Surveillance Centre. Penyakit meningokokus

invasif dan bentuk lain bakteri Meningitis di Irlandia