case meningitis 15des09

39
STATUS NEUROLOGIS Presentan : Reza Ramdhoni Ridiya Nandasari Tgl. Pemeriksaan : 10 Desember 2009 I. IDENTITAS PASIEN NAMA : Dwi Okta Wibowo UMUR : 16 tahun ALAMAT : DS Bumi Asih Kalianda AGAMA : Islam PEKERJAAN : Pelajar STATUS : Belum Menikah SUKU BANGSA : Jawa TANGGAL MASUK : 10 Desember 2009 DIRAWAT YANG KE : I (Satu) II. RIWAYAT PENYAKIT ANAMNESIS ( auto dan alloanamnesa ) Keluhan utama : Nyeri kepala hebat tiba-tiba 1

Upload: riarentauli-sirait

Post on 24-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

STATUS NEUROLOGIS

Presentan : Reza Ramdhoni

Ridiya Nandasari

Tgl. Pemeriksaan : 10 Desember 2009

I. IDENTITAS PASIEN

NAMA : Dwi Okta Wibowo

UMUR : 16 tahun

ALAMAT : DS Bumi Asih Kalianda

AGAMA : Islam

PEKERJAAN : Pelajar

STATUS : Belum Menikah

SUKU BANGSA : Jawa

TANGGAL MASUK : 10 Desember 2009

DIRAWAT YANG KE : I (Satu)

II. RIWAYAT PENYAKIT

ANAMNESIS ( auto dan alloanamnesa )

Keluhan utama : Nyeri kepala hebat tiba-tiba

Keluhan tambahan : Nyeri pada telinga kanan, keluar cairan putih kehijauan dari

telinga kanan, badan lemas, nyeri pada leher bila

digerakkan.

1

Riwayat perjalanan penyakit

Awalnya ± 2 minggu SMRS, saat itu pasien sedang memotong bambu untuk

dijadikan spanduk bersama teman-temannya didepan rumah, tiba-tiba pasien merasa

nyeri kepala hebat seperti ditusuk pada seluruh kepala, disertai dengan lemas , keluar

keringat namun tidak disertai penurunan kesadaran kemudian pasien dibantu teman-

temannya untuk memasuki rumah dan pasien di istirahatkan (dipijat) . Setelah itu

keadaan pasien membaik dan bisa melakukan aktivitas ringan. Keesokan harinya nyeri

kepala itu timbul kembali dan disertai dengan nyeri telinga kanan kemudian pasien

dibawa ke dokter untuk di obati dan diberi empat macam obat , dua tablet besar warna

hijau dan putih dan dua tablet kecil warna kuning dan merah jambu dan obat bebas.

Dua hari setelah itu , pasien masih mengeluhkan nyeri kepala dan akhirnya

keluarga membawanya ke R.S Kalianda untuk diperiksa , kemudian dirujuk di R.S Bumi

Waras dan menginap tiga hari dua malam. Di rumah sakit tersebut kesadaran pasien

mulai menurun. Pasien tampak gaduh gelisah. Pasien kadang tidak sadar, anggota badan

menjadi kaku, mata melirik ke atas, dan pasien tidak menjawab bila dipanggil.kejadian

tersebut terjadi 1x dalam sehari. Diantara keadaan tersebut pasien sadar dan sering

mengeluhkan leher dan kepala semakin sakit. Pasien juga sering muntah. Dalam sehari

pasien dapat muntah sebanyak tiga kali dan sekali muntah sebanyak seperembat gelas

belimbing dan kemudian di rujuk ke RSAM.

2

Sejak sepuluh tahun yang lalu, pasien mengeluhkan keluar cairan warna putih

kehijauan dari telinga kanannya yang hilang timbul . Biasanya keadaan ini disertai

dengan nyeri kepala. Jika keluar cairan , pasien hanya membersihkan cairannya saja dan

diobati. Satu minggu yang lalu sebelum masuk RSAM, pasien nerasa telinga kanan terasa

sakit dan keluar cairan dan diberi obat yang sudah kadarluasa, saat itu juga sakit kepala

makin hebat dan kalau timbul nyeri kepala pasien hanya istirahat saja untuk memulihkan

keadaannya.

Pasien pernah menderita TB paru sejak 1 th yang lalu. Riwayat kencing manis

disangkal. Riwayat sakit gigi hebat disangkal. Riwayat trauma di kepala sebelumnya

disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah anak keempat dari lima bersaudara. Pasien tinggal di asrama

bersama adiknya dan juga santri-santri lainnya di suatu pesantren di Lampung. Kedua

orang tuanya yang sudah renta, tinggal di Jawa. Biaya hidup pasien sekarang

ditanggung oleh kakak pertamanya.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

3

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Vital sign

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 38,6 º C

Gizi : kurang

Status Generalis

Kepala

Rambut : Lurus, Hitam , tidak mudah dicabut.

Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, kanan Midriasis, ptosis +

Telinga : Liang dextra terisi pus, berwarna putih kehijauan, darah -

Hidung : Septum deviasi (-).

Mulut : Bibir tidak kering, lidah tidak kotor

Leher

Pembesaran KGB : (+/-)

Pembesaran tiroid : (-)

JVP : Tidak meningkat

Trachea : Di tengah

Thorak

4

Cor

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V garis mid clavicula kiri

Perkusi : Batas kanan : Sela iga V garis midclavicula dextra

Batas kiri : Sela iga V garis midclavicula sinistra

Batas atas : Sela iga II garis sternal sinistra

Auskultasi : Bunyi jantung I – II reguler, murmur (-), gallop (-)

HR : 84 x/menit Reguler

Pulmo

Inspeksi : Pergerakan nafas kanan-kiri simetris, retraksi sela iga (-)

Palpasi : Fremitus taktil paru kanan = paru kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler ( +/+ ), wheezing ( -/- ), ronkhi (-/-)

Abdomen

Inspeksi : Perut cekung dan simetris

Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi : Timpani di 4 kuadran

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas : Superior : oedem (-/-), sianosis (-/-),

turgor kulit baik

Inferior : oedem (-/-), sianosis (-/-),

5

turgor kulit baik

IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Saraf cranialis Kanan / Kiri

N. olfaktorius ( N. I )

Daya penciuman hidung : Normosmia / Normosmia

N. opticus ( N. II )

Tajam penglihatan : VODS > 2/60

Lapang penglihatan : Sama dengan pemeriksa

Tes warna : Tidak buta warna

Fundus oculi : Tidak dilakukan

N. occulomotorius, N. trochlearis, N. abducen ( N.III-N.IV-N.VI )

Kelopak mata :

Ptosis : ( - / - )

Endophtalmus : ( - / - )

Exopthalmus : ( - / - )

Pupil :

Diameter : ( 3mm / 3 mm )

Bentuk : ( Bulat / Bulat )

Isokor / anisokor : ( Isokor )

Posisi : ( Sentral / Sentral )

6

Reflek cahaya langsung : ( + / + )

Reflek cahaya tidak langsung : ( + / +)

Gerakan bola mata :

Medial : (+/+)

Lateral : (+/+)

Superior : (+/+)

Inferior : (+/+)

Obliqus, superior : (+/+)

Obliqus, inferior : (+/+)

Reflek pupil akomodasi : ( + / + )

Reflek pupil konvergensi : (+ /+ )

N. trigeminus ( N. V )

Sensibilitas

Ramus oftalmikus : baik

Ramus maksilaris : baik

Ramus mandibularis : baik

Motorik

M. maseter : Simetris

M. temporalis : Simetris

M. pterigoideus : Simetris

Reflek

7

Reflek kornea ( sensoris N. V, motoris N. VII ) : ( + / + )

Reflek bersin : ( + / + )

N. fascialis ( N. VII )

Inspeksi wajah sewaktu :

Diam : simetris

Tertawa : simetris

Meringis : simetris

Bersiul : simetris

Menutup mata : Menutup rapat, simetris

Pasien disuruh untuk :

Mengerutkan dahi : simetris

Menutup mata kuat-kuat : simetris

Menggembungkan pipi : simetris

Sensoris

Pengecapan 2/3 depan lidah : ( +/+ )

N. acusticus ( N. VIII )

N. cochlearis

Ketajaman pendengaran : ( +/+ )

Tinitus : (- / -)

N. vestibularis

Test vertigo : (-/-)

8

Nistagmus : ( -/- )

N. glossopharingeus dan N. vagus ( N. IX dan N. X )

Suara bindeng / nasal : ( - )

Posisi uvula : ditengah

Palatum mole : Istirahat : ditengah

Bersuara : terangkat, simetris

Arcus palatoglossus : Istirahat : ditengah

Bersuara : terangkat, simetris

Arcus pharingeus : Istirahat : ditengah

Bersuara : terangkat, simetris

Reflek batuk : (+)

Reflek muntah : (+)

Peristaltik usus : Bising Usus ( + ) normal

Bradikardi : (-)

Takikardi : (-)

N. accesorius ( N. XI )

M. sternocleidomastoideus : Simetris

M. trapezius : Simetris

N. hipoglossus ( N. XII )

Atropi : (-)

Fasikulasi : (-)

Deviasi : (-)

9

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+/+)

Lasseque test : (+/+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

Sistem motorik Superior ka / ki Inferior ka / ki

- Gerak aktif / aktif aktif / aktif

- Kekuatan otot 5 / 5 5 / 5

- Tonus normotonus normotonus

- Klonus - / - - / -

- Atrophi - / - - / -

- Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + )

Tricep ( + / + ) Achiles ( + / + )

- Reflek patologi Hoffman trommer ( - / - ) Babinsky ( - / - )

Chaddock ( - / - )

Oppenheim ( - / - )

Schaefer ( - / - )

Gordon ( - / - )

Gonda ( - / - )

Sensibilitas

Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )

10

Rasa raba : baik

Rasa nyeri : baik

Rasa suhu panas : baik

Rasa suhu dingin : baik

Propioseptif / rasa dalam

Rasa sikap : ( +/+ )

Rasa getar : ( +/+ )

Rasa nyeri dalam : ( + / + )

Fungsi kortikal untuk sensibilitas

Asteriognosis : ( +/+ )

Agnosa taktil : ( +/+ )

Two point discrimination : (+/+)

Koordinasi

▪ Tes tunjuk hidung : ( +/+ )

▪ Tes pronasi supinasi : ( +/+ )

Susunan saraf otonom

▪ Miksi : +

▪ Defekasi : +

▪ Salivasi : +

Fungsi luhur

▪ Fungsi bahasa : Baik

▪ Fungsi orientasi : Baik

▪ Fungsi memori : Baik

11

▪ Fungsi emosi : Baik

12

RESUME

Pasien, laki-laki usia 16 tahun, datang dengan keluhan tiba-tiba merasa nyeri

kepala hebat seperti ditusuk pada seluruh kepala, disertai dengan lemas, keluar keringat

namun tidak disertai penurunan kesadaran kemudian pasien dibantu teman-temannya

untuk memasuki rumah dan pasien di istirahatkan (dipijat) . Setelah itu keadaan psien

membaik dan bisa melakukan aktivitas ringan. Keesokan harinya nyeri kepala itu timbul

kembali dan disertai dengan nyeri telinga kanan kemudian pasien dibawa ke dokter.

Dua hari setelah itu, pasien masih mengeluhkan nyeri kepala dan akhirnya

keluarga membawanya ke R.S Kalianda untuk diperiksa , kemudian dirujuk di R.S Bumi

Waras dan menginap tiga hari dua malam. Di rumah sakit tersebut kesadaran pasien

mulai menurun. Pasien tampak gaduh gelisah. Pasien kadang tidak sadar, anggota badan

menjadi kaku, mata melirik ke atas, dan pasien tidak menjawab bila dipanggil. Diantara

keadaan tersebut pasien sadar dan sering mengeluhkan leher dan kepala semakin sakit.

Pasien juga sering muntah. Kemudian pasien di rujuk ke RSAM.

Sejak sepuluh tahun yang lalu, pasien mengeluhkan keluar cairan warna putih

kehijauan dari telinga kanannya yang hilang timbul . Biasanya keadaan ini disertai

dengan nyeri kepala. Satu minggu yang lalu sebelum masuk RSAM, pasien nerasa telinga

kanan terasa sakit dan keluar cairan dan diberi obat yang sudah kadarluasa, saat itu juga

sakit kepala makin hebat.

Pasien pernah menderita TB paru sejak 1 th yang lalu. Riwayat kencing manis

disangkal. Riwayat sakit gigi hebat disangkal. Riwayat trauma di kepala sebelumnya

disangkal.

Status Present

13

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Vital sign

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 38,6 º C

Gizi : kurang

Telinga : Liang dextra terisi pus, berwarna putih kehijauan, darah -

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+/+)

Lasseque test : (+/+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

DIAGNOSIS

Klinis = kaku kuduk, chepalgia akut, febris, lymphadenitis, susp. OMSK

Topis = Meningen

Etiologi = susp. Meningitis bakterial

14

DIAGNOSIS BANDING

Meningitis serosa

Meningitis purulenta

PENATALAKSANAAN

1. Umum

Alih Baring ( miring kekanan miring ke kiri setiap 2 jam )

Pantau tanda vital dan neurologis

Perawatan Infeksi di telinga

2. Dietetik :

Biasa

3. Medikamentosa

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Paracetamol 3 x 500 mg

Ceftriaxone 2 x 2 gr 10 hari

Dexamethason 2 x 1 amp

Ranitidine 2 x 1 amp

B complex 2 x 1 tab

4. Rehabilitasi

Nursing rehabilitasi : pindah posisi tiap 2 jam

Fisioterapi

15

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

1. Laboratorium (11 Desember 2009)

Darah Lengkap : Hb = 12,4 gr/dl., Diff count 0/0/0/72/20/8, LED 34

mm/jam,

Kimia darah : Fungsi ginjal (ureum 15 mg/dl, Creatinin 0,6 mg/dl,),

lipid profil (kolesterol total 145 mg/dl, HDL 24mg/dl, LDL 97 mg/dl

trigliserida 99 mg/dl), GDS 136 mg/dl.

2. Radiologi : Foto thorak PA, foto mastoideus

3. CT Scan kepala

4. Lumbal pungsi

PROGNOSA

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam

Quo ad Fungtionam : Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

16

Tanggal Follow up

10-12-2009 Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Keluhan

Nyeri pada leher jika digerakkan disertai nyeri pada kedua tungkai

bila digerakkan, keluar cairan putih dari telinga kanan

Vital sign

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Nadi : 76 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 38,6 º C

Pemeriksaan fisik telinga kanan keluar serumen

Status Neurologik :

Dalam batas normal

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+)

Lasseque test : (+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

17

Foto thorax PA : cor pulmo dalam batas normal

Penatalaksanaan:

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Ceftriaxone 2gr / 12 jam

Diazepam

Obat tetes telinga

11-11-2009 Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Keluhan

Sakit kepala, Nyeri telinga, demam

Vital sign

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 39 º C

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

18

Kernig test : (+)

Lasseque test : (+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

Penatalaksanaan:

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Ceftriaxone 2 x II gr

Dexamethason 3 x 1 amp

Ranitidine 2 x 1 amp

PCT 3 x 500mg

12-11-2009 Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Keluhan

Sakit kepala, nyeri telinga (-), demam (-)

Vital sign

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 68 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 37,6º C

19

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+)

Lasseque test : (+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

Penatalaksanaan:

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Ceftriaxone 2 x II gr

Dexamethason 3 x 1 amp

Ranitidine 2 x 1 amp

PCT 3 x 500mg

20

ANALISA KASUS

1.Apakah diagnosa pada kasus ini sudah tepat ?

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik, diagnosa kasus di atas sudah tepat.

Anamnesa :

- 2 minggu SMRS, tiba-tiba pasien merasa nyeri kepala hebat seperti

ditusuk pada seluruh

- Pada saat dirawat di RS Bumi Waras, kesadaran pasien mulai menurun.

Pasien tampak gaduh gelisah. Pasien kadang tidak sadar, anggota badan

menjadi kaku, mata melirik ke atas, dan pasien tidak menjawab bila

dipanggil. Diantara waktu itu pasien sadar.

- Pasien sering mengeluhkan leher dan kepala semakin sakit.

- Sejak sepuluh tahun yang lalu, pasien mengeluhkan keluar cairan warna

putih kehijauan dari telinga kanannya yang hilang timbul Satu minggu

yang lalu sebelum masuk RSAM, pasien nerasa telinga kanan terasa sakit

dan keluar cairan.

- Pasien pernah menderita TB paru sejak 1 th yang lalu.

Pemeriksaan Fisik :

Status Present

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E4 M6 V5 = 15

21

Vital sign

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 38,6 º C

Gizi : kurang

Telinga : Liang dextra terisi pus, berwarna putih kehijauan, darah -

Tanda perangsangan selaput otak

Kaku kuduk : (+)

Kernig test : (+/+)

Lasseque test : (+/+)

Brudzinsky I : (+)

Brudzinky II : (+)

Meningitis atau radang selaput otak adalah infeksi pada cairan serebrospinal (CSS)

disertai radang pada pia dan araknoid, ruang subaraknoid, jaringan superfisial otak dan

medula spinalis. Kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoidal dan

dengan cepat sekali menyebar ke bagian lain, sehingga leptomening medula spinalis

terkena.

Faktor Resiko :

1. Infeksi sistemik / fokal

- Otitis media supuratif kronik

- Demam tifoid

- TB paru

2. Trauma / tindakan tertentu

- Fraktur basis kranii

22

- Pungsi / anestesi lumbal

- Operasi / tindakan bedah saraf

3. Penyakit darah, penyakit hati

4. Pemakaian bahan-bahan yang menghambat pembentukan antibodi

5. Kelainan yang berhubungan dengan immunosupression ( mis. Alkoholisme,

agamaglobulinemia, DM ).

6. Kelaianan obstetrik dan ginekologik

Gejala Umum Meningitis:

• Keluhan pertama biasanya sakit kepala. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk

dan punggung.

• Kesadaran menurun

• Kaku kuduk (+). Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan karena

mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat terjadi opistotonus.

• Tanda rangsang meningeal seperti Kernig, Laseque, Brudzinski menjadi positif.

Berdasarkan perubahan pada cairan otak, meningitis dapat dibagi dalam :

1. Meningitis purulenta

2. Meningitis serosa

Meningitis Purulenta

• Meningitis purulenta timbul secara akut, suhu badan meninggi, timbul nyeri

kepala yg hebat.

• Kesadaran menurun dapat hingga koma

• Mula-mula nadi melambat kemudian menjadi cepat sering kali tak teratur.

• Pem. neurologis : tanda-tanda perangsangan meningeal (+), dpt dijumpai paralisis

nervus kranialis atau pada anggota badan.

23

Meningitis Serosa

• Pada meningitis serosa penyebab paling sering adalah kuman tuberkulosis ,

sehingga meningitis ini lebih dikenal sbg : MENINGITIS TUBERKULOSA.

• Meningitis tuberkulosa masih sering dijumpai di Indonesia pada anak-anak dan

orang dewasa.

• Meningitis yang sering dijumpai adalah leptomenings tuberkulosa generalisata,

sedang meningitis tuberkulosa sirkumskripta lebih jarang dijumpai.

• Ada beberapa pendapat yang menerangkan peradangan ini :

1. Meningitis timbul akibat penyebaran mikobakterium tuberkulosa melalui darah

yang terjadi pada tuberkulosis paru. Fokus radang tuberkel mungkin terdapat

dalam paru, kel. getah bening, dalam tulang, ginjal atau alat dlm lainnya.

2. Meningitis tuberkulosa timbul bila tuberkulosa yang berada di dalam jaringan

otak memecah ke dalam ruang sub arakhnoid.

3. Tuberkel-tuberkel ini mula-mulanya berada di dalam dinding arteri atau vena,

yang kemudian memecah ke dalam ruang sub arakhnoid.

4. Penyebaran kuman tuberkulosa terjadi melalui radang di dalam plexus

khoroideus.

Gejala Klinis Meningitis Tuberkulosa/Serosa:

• Penyakit yang sering membawa maut ini dimulai akut, sub akut, atau khronis

dengan gejala-gejala demam, mudah kesal, marah-marah, obstipasi, muntah-

muntah.

• Suhu badan naik turun, malah kadang suhu merendah.

• Nadipun sangat labil, sering dijumpai nadi yang melambat.

• Pada pem. neurologis dijumpai kaku kuduk (+) dan tanda perangsangan

meningeal lainnya (+).

24

• Gangguan saraf kranialis yang terjadi akibat tekanan eksudat pada saraf ini.Yang

sering terkena adalah : N.III dan N. VII.

• Kerusakan otak disebabkan oleh tuberkel-tuberkel yang terdapat di permukaan

otak atau gangguan peredaran darah yang timbul karena radang dinding pembuluh

darah itu.

• Gejala klinis yg timbul afasia motoris/sensoris, kejang fokal, monoparesis,

hemiparesis, gangguan sensibilitas.

• Biemond (neurolog Belanda terkenal) berdasar pengalaman klinisnya

mengemukakan trias yg merupakan tanda-tanda khas meningitis tuberkulosa yaitu

:

1. Apatis (penurunan kesadaran : apatis)

2. Refleks pupil yang melambat

3. Refleks-refleks tendo yang melemah.

Gejala klinis diatas lebih dikenal sebagai : “TRIAS BIEMOND”.

Pem LCS pada meningitis tuberkulosa :

• Likuor serebrospinal jernih dan bila didiamkan beberapa lama mungkin timbul

endapan fibrin di dalamnya.Endapan ini mengandung kuman tbc.

• Jumlah sel meninggi hingga 50-500/mm3,sebagian besar sel limfosit. Sel

epiteloid yang turut membentuk tuberkel termasuk monosit juga terdapat di dalam

LCS.

• Kadar protein meninggi, yg menyebabkan reaksi Nonne , Pandi (+)

• Kadar glukosa dan klorida menurun.

• LCS perlu diperiksa mikrobiologis terhadap kuman tuberkulosis.

25

2.Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?

Penatalaksanaan kasus ini sudah tepat

1. Umum

Alih Baring ( miring kekanan miring ke kiri setiap 2 jam )

Pantau tanda vital dan neurologis

Perawatan Infeksi di telinga

2. Dietetik :

Biasa

3. Medikamentosa

IVFD Ringer laktat gtt XX / menit

Paracetamol 3 x 500 mg

Ceftriaxone 2 x 2 gr 10 hari

Dexamethason 2 x 1 amp

Ranitidine 2 x 1 amp

B complex 2 x 1 tab

4. Rehabilitasi

Nursing rehabilitasi : pindah posisi tiap 2 jam

Fisioterapi

Tatalaksana Meningitis Bakterial

Perawatan Umum :

- Tirah baring

- Beri oksigen apabila perlu

- Pantau cairan, kekurangan gizi

- Pantau dekubitus, hiperpireksia, edem otak, kejang

26

Pemberian Antibiotik

- Antibiotik spektrum luas minimal 7 hari bebas demam

Penatalaksanaan Meningitis Purulenta:

• Bila suhu tinggi harus diturunkan.

• Jika meningitis purulenta timbul akibat infeksi radang telinga tengah (OMSK)

perlu dilakukan perawatan telinga/infeksi di telinga.

• Meningitis akibat kuman pneumokok,streptokok, meningokok dapat diberikan

gol. Penisilin dan derivatnya. Dosis dapat 1-2 juta satuan tiap 2 jam.

• Terhadap kuman hemofilus influenza , sebaiknya digunakan kloramfenikol 4 x 1

gr/24 jam intravena dan ampisilin 4 x 3 gr/24 jam intravena.

• Terhadap kuman meningokok dapat dipakai gol. Sulfadiazin 12 x 500 mg/24 jam.

• Lama pengobatan rata-rata 10 hari. Pengobatan lainnya simtomatis.

• Pada stadium pemulihan mobilisasi harus dilakukan secara berangsur. Mobilisasi

yang dilakukan secara mendadak dapat mengakibatkan timbulnya gejala radang

lagi.

Penatalaksanaan Meningitis tuberkulosa :

• Pada meningitis tuberkulosa spt tuberkulosis paru, maka diberikan terapi

tuberkulostatika selama berbulan-bulan, tdd :

1. Streptomisin sulfat, dehidrostreptomisin disuntikkan 1 gr/hari , intra muskular

atau 200 mg/kg BB , minimal 100 kali. Suntikan dihentikan jika ada keluhan

telinga berdenging atau pendengaran terganggu (oto toksik)

2. Kanamisin, dosis spt pada streptomisin.

3. Isoniasid, dosis 10-15 mg/kg BB atau 1,5-1 gr /24 jam, oral.

4. Para aminosalisilat diberikan oral 200 mg/kg BB

5. Etambutol diberikan oral dengan dosis 15-25 mg/kg BB.

6. Rifampisin, 2 x 300 mg/hari, oral

7. Pirazinamida, 3 x 500 mg/hari, oral.

27

• Diberikan juga pengobatan dengan deksamethason untuk menghambat

menghebatnya edema serebri dan timbulnya perlekatan-perlekatan antara

arakhnoid dan otak.

• Makanan cair cukup kalori, vitamin dan mineral diberikan dengan sonde

lambung.

• Hindarkan timbulnya dekubitus jika ada kelumpuhan dengan mengubah sikap

baring secara teratur

• Pada tahap rehabilitasi : fisioterapi diberikan untuk menghindarkan atrofi otot-

otot dan ankilosis sendi.

28

Daftar Pustaka

Harsono, editor, 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf

Indonesia, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Mansjoer, Arif, dkk,2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga jilid 2. Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.

Mardjono, Mahar, Priguna Sidharta, 2006. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat: Jakarta.

Http://www.emedicine.com

Http://www.medicastore.com

29