bab iv pembahasan 4.1. gambaran umum perusahaan 4.1.1...

56
64 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. Sejarah IHT PTPN VIII Tahun Sejarah Perusahaan 1996 PT. Lysander Camelia Nusantara (LCN) 1998 Unit Usaha Pengepakan Teh (UUPT) PTPN VIII 2005 Industri Hilir Teh (IHT PTPN VIII) PTPN VIII Industri Hilir Teh (IHT) PT. Perkebunan Nusantara VIII pada awalnya merupakan perusahaan patungan antara Perkebunan Grup Jabar (sekarang PTPN VIII) dengan Lysander Food Service PTE LTD yang diberi nama PT. Lysander Camelia Nusantara (LCN) didirikan pada tahun 1996. Akan tetapi dengan rentang waktu hanya 2 tahun yaitu pada tahun 1998 PT. LCN dilikuidasi, seluruh aset dan sumber daya manusia PT. LCN menjadi milik PTPN VIII. Selanjutnya pada tahun yang sama berdasarkan surat keputusan direksi No. SK/D.I/1046/IX/1998 didirikan Unit Usaha Pengepakan Teh (UUPT) PTPN VIII. Seiring dengan pengembangan struktur organisasi maka mulai tanggal 10 Juni 2005 berdasarkan surat keputusan direksi No. SK/D.I/567/VI/2005 UUPT PTPN VIII berganti nama menjadi Industri Hilir Teh (IHT) PTPN VIII.

Upload: phamdien

Post on 03-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

64

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Tabel 11. Sejarah IHT PTPN VIII

Tahun Sejarah Perusahaan

1996 PT. Lysander Camelia Nusantara (LCN)

1998 Unit Usaha Pengepakan Teh (UUPT) PTPN VIII

2005 Industri Hilir Teh (IHT PTPN VIII) PTPN VIII

Industri Hilir Teh (IHT) PT. Perkebunan Nusantara VIII pada awalnya

merupakan perusahaan patungan antara Perkebunan Grup Jabar (sekarang PTPN

VIII) dengan Lysander Food Service PTE LTD yang diberi nama PT. Lysander

Camelia Nusantara (LCN) didirikan pada tahun 1996. Akan tetapi dengan rentang

waktu hanya 2 tahun yaitu pada tahun 1998 PT. LCN dilikuidasi, seluruh aset dan

sumber daya manusia PT. LCN menjadi milik PTPN VIII. Selanjutnya pada tahun

yang sama berdasarkan surat keputusan direksi No. SK/D.I/1046/IX/1998

didirikan Unit Usaha Pengepakan Teh (UUPT) PTPN VIII. Seiring dengan

pengembangan struktur organisasi maka mulai tanggal 10 Juni 2005 berdasarkan

surat keputusan direksi No. SK/D.I/567/VI/2005 UUPT PTPN VIII berganti nama

menjadi Industri Hilir Teh (IHT) PTPN VIII.

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

65

Pengembangan struktur organisasi diperlukan untuk mengoptimalkan

peluang pasar produk hilir teh melalui peningkatan produk konsumsi yang praktis

dan sesuai selera konsumen. Unit IHT PTPN VIII dibentuk sebagi respon

terhadap peluang pasar produk hilir teh dengan cara mengembangkan produk hulu

teh PTPN VIII menjadi produk hilir teh yang praktis dan sesuai selera konsumen.

Nilai tambah dari pengembangan produk hilir teh ini diharapkan dapat tumbuh

secara terus menerus dengan kenaikan yang signifikan, yang pada akhirnya

menjadi tulang punggung dan sumber pendapatan PTPN VIII.

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu sistem tugas, wewenang,

dan tanggung jawab dari tiap-tiap fungsi atau bagian yang terdapat dalam suatu

organisasi perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi, maka bagian-bagian

dari organisasi perusahaan akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

kemampuan dan keahliannya serta diharapkan akan menciptakan iklim kerja yang

baik. Tujuan dari organisasi suatu perusahaan akan lebih mudah dicapai apabila

perusahaan tersebut memiliki struktur organisasi yang baik. Gambar 5. merupakan

struktur organisasi unit dan usaha PTPN VIII.

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

66

Gambar 5. Struktur organisasi unit dan usaha PTPN VIII

Berdasarkan Gambar 5. Manajer IHT bertanggung jawab kepada direktur

produksi PTPN VIII untuk kegiatatan-kegiatan yang dilakukan IHT, Manajer IHT

berkedudukan sama dengan manajer wilayah I, wilayah II, wilayah III, dan

wilayah IV. Manajer IHT merupakan unit terakhir dari struktur organisasi unit dan

usaha PTPN VIII dengan kata lain tidak ada lagi unit usaha PTPN VIII yang

berkedudukan dibawah IHT. Gambar 6. merupakan struktur organisasi IHT PTPN

VIII.

Direktur utama

Direktur produksi

Manajer wilayah I

Administratur

Manajer wilayah

II

Administratur

Manajer wilayah

III

Administratur

Manajer wilayah

IV

Administratur

Manajer IHT

Direktur SDM

Direktur pengemba

ngan

Manajer peternak

an

Direktur keuangan

Manajer agrowisata

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

67

Gambar 7. Struktur Organisasi IHT PTPN VIII

Berdasarkan Gambar 7. IHT PTPN VIII dipimpin oleh seorang manajer

yang memiliki jalur komando kepada wakil manajer bagian produksi, pemasaran,

dan umum. Wakil manajer produksi membawahi kepala produksi dan kepala

teknik dan pemeliharaan, wakil manajer pemasaran membawahi kepala

pengembangan produk, kepala promosi, kepala penjualan, dan kepala distribusi,

sedangkan wakil manajer umum membawahi kepala keuangan dan akuntansi dan

kepala kepegawaian dan pengadaan.

Manajer IHT PTPN VIII

Wakil manajer bagian produksi

Kepala produksi

Kepala teknik dan

pemeliharaan

Wakil manajer bagian pemasaran

Kepala pengembangan

produk

Kepala promosi

Kepala penjualan

Kepala distribusi

Wakil manajer bagian umum

Kepala keuangan dan

akuntansi

Kepala kepegawaian

dan pengadaan

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

68

4.1.3. Produk Perusahaan

IHT merupakan bagian dari PTPN VIII yang bergerak dalam pengolahan

akhir teh, dengan kata lain IHT memproduksi teh yang berasal dari PTPN VIII

untuk dijual ke pasaran. Dalam penjualan produknya, IHT PTPN VIII

menggunakan merek Walini. Walini berasal dari nama sebuah perkebunan teh

yang terletak di daerah bernama Ciwalini yang memiliki teh dengan kualitas baik.

Berdasarkan jenis penyajiannya, produk olahan teh IHT PTPN VIII terbagi ke

dalam 3 jenis:

1. Teh Celup

Teh celup merupakan olahan teh yang dikemas di dalam tea bag dan

bertujuan untuk memudahkan penyajian teh dalam volume yang kecil. Teh

celup Walini memiliki berbagai varian rasa yaitu; teh hitam, teh hitam

rasa jahe, teh hitam rasa lemon, teh hitam rasa kayu manis, teh hitam rasa

leci, teh hitam rasa apel, teh hitam rasa blackcurrant, teh hitam wangi, teh

hitam rasa mint, dan teh hijau. Setiap sachet teh celup memiliki berat 2

gram dengan sachet yang terbuat dari kertas osmofilter. Teh celup dijual

dengan kemasan sachet dengan setiap 1 sachet berisi 1 tea bag dan

kemasan dus dengan setiap dus berisi 25 tea bag.

2. Teh Seduh

Teh seduh merupakan olahan teh yang tidak dikemas.Hal ini bertujuan

untuk memudahkan penyajian teh dalam volume yang besar. Teh seduh

Walini memiliki berbagai varian rasa yaitu; teh hitam, teh hijau, teh hitam

BP 1, teh hitam rasa jahe, teh hitam rasa lemon, dan teh putih. Teh seduh

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

69

dijual dengan kemasan dus dengan setiap dus berisi 100 gram dan

kemasan composite can dengan setiap composite can bervariatif isinya

yaitu; 100 gram, 60 gram, dan 30 gram, khusus untuk teh putih dijual

dengan kemasan box yang berisi 50 gram/box.

3. Teh Siap Minum

Teh siap minum merupakan teh yang telah melalui proses penyeduhan di

pabrik teh sehingga siap untuk langsung diminum. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi teh. Teh siap minum

Walini Peko memiliki beberapa varian rasa yaitu rasa teh hitam dan rasa

teh hijau. Dalam pengemasannya, teh siap minum ini dikemas dengan

kemasan botol berukuran 300 ml dan kemasan karton yang yang berisi 12

botol teh.

4.2. Profil Produk Teh Siap Minum Walini Peko

IHT PTPN VIII merupakan unit hilir teh PTPN VIII yang mengolah teh

hasil dari perkebunan PTPN VIII. IHT PTPN VIII mengolah teh menjadi berbagai

produk olahan teh seperti teh seduh dan teh celup. Melihat gaya hidup masyarakat

Indonesia yang semakin menyukai produk instan, maka IHT PTPN VIII membuat

produk teh siap minum merek Walini Peko. Pemberian nama Walini Peko

didasarkan pada pengertian bahwa Walini merupakan nama sebuah perkebunan

teh yang terletak di daerah Ciwalini, dan nama ini selalu dipakai oleh IHT PTPN

VIII dalam setiap produknya, kemudian kata Peko memiliki arti pucuk. Oleh

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

70

karena itu, dapat dikatakan bahwa teh Walini Peko merupakan teh siap minum

yang terbuat dari pucuk daun teh perkebunan Ciwalini.

Walini Peko mulai diproduksi dan diluncurkan ke pasaran pada Tanggal 7

November 2009. Hal ini ditandai dengan kegiatan launching Walini Peko di

Bandung Super Mall (BSM). Adapun kegiatan launching tersebut terdiri dari

acara fun bike, aneka permainan dan hiburan mengenai pengenalan produk Walini

Peko. Pada saat diluncurkan, Walini Peko memiliki 2 rasa yaitu Peko Black yang

berbahan baku teh hitam dan Peko Green yang berbahan baku teh hijau dengan

ukuran botol 300ml. Walini Peko menggunakan gula alami sebagai pemanis dan

kadar bahan pengawet Sodium Benzoat yang rendah sebanyak 37 mg. Harga Jual

Walini Peko berkisar antara Rp. 3,850 sampai Rp. 4,500. Walini Peko memiliki

tagline “minuman teh segar siap saji berkualitas” yang menunjukkan bahwa

Walini Peko berasal dari teh yang berkualitas baik.

4.2.1. Segmenting

IHT PTPN VIII dalam menentukan segmentasi produk teh Walini Peko

didasarkan pada keadaan geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.

Keempat hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

4.2.1.1. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis Walini Peko meliputi seluruh wilayah Indonesia.

Akan tetapi, perusahaan mengeluarkan kebijakan untuk memfokuskan kegiatan

pemasaran di Provinsi Jawa Barat. Tujuannya adalah untuk memposisikan Walini

Peko sebagai produk khas Jawa Barat.

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

71

4.2.1.2. Segmentasi Demografis

a. Usia

Dilihat dari segmentasi produk berdasarkan usia, teh Walini Peko

ditujukan untuk konsumen yang berusia 13 tahun ke atas, dengan pertimbangan

bahwa konsumen yang memiliki usia 13 tahun ke atas memiliki kemampuan

untuk membeli dan mempersepsikan kelebihan dari Walini Peko yaitu teh dengan

gula alami dan rendahnya kadar bahan pengawet yang digunakan. Dilihat dari segi

keamanan produk, Walini Peko tergolong aman. Hal ini dikarenakan karakteristik

Walini Peko memiliki kandungan polifenol yang merupakan komponen aktif yang

bermanfaat bagi tubuh sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan usia

mulai dari balita hingga manula.

b. Pendidikan

Segmentasi pendidikan Walini Peko ditujukan kepada konsumen dengan

tingkat pendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama (SMP). IHT PTPN VIII

mengasumsikan bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan minimal SMP

memiliki kemampuan untuk membeli Walini Peko dan memiliki pengetahuan

terhadap kualitas produk serta memiliki kesadaran terhadap manfaat

mengkonsumsi Walini Peko.

c. Jenis kelamin

Segmentasi jenis kelamin Walini Peko ditujukan untuk wanita dan pria

karena dapat dikonsumsi oleh pria maupun wanita, tidak tergantung oleh jenis

kelamin dan tidak dikhususkan untuk dikonsumsi oleh pria ataupun wanita.

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

72

d. Penghasilan

Segmentasi berdasarkan penghasilan, Walini Peko ditujukan untuk

konsumen yang memiliki penghasilan minimal setara Upah Minimal Regional

(UMR), karena konsumen yang berpenghasilan minimal setara UMR dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dapat mengkonsumsi Walini Peko.

Sebagai pusat dari kegiata pemasaran IHT PTPN VIII untuk Walini Peko kota

Bandung memiliki UMR sebesar Rp. 1.271.625,00.5

4.2.1.3. Segmentasi Psikografis

Walini Peko ditujukan untuk konsumen yang memiliki gaya hidup praktis

dan sehat. Konsumen dengan gaya hidup praktis memiliki karakteristik tidak mau

repot atau instan, sejalan dengan perkembangan Walini Peko yang memiliki

produk teh siap minum tanpa harus menyeduh teh terlebih dahulu. Selain itu,

konsumen dengan gaya hidup sehat biasanya memilih produk yang aman untuk

dikonsumsi dengan alasan kesehatan, hal ini juga sejalan dengan Walini Peko

yang menggunakan gula alami sebagai pemanis dan rendahnya kadar bahan

pengawet yang digunakan sehingga tidak menganggu kesehatan tubuh.

4.2.1.4. Segmentasi Perilaku

Walini Peko berdasarkan segmentasi perilaku ditujukan untuk konsumen

yang memiliki perilaku membeli karena mencari variasi. Teh Walini Peko

termasuk produk yang baru beredar di masyarakat sehingga sebagai produk teh

siap minum, nama Walini Peko masih belum melekat di benak masyarakat. Oleh

karena itu, teh Walini Peko menyasar konsumen yang membeli untuk mencari

5 http://www.hrcentro.com/umr/jawa_barat/kota_bandung/non_sektor/2012

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

73

variasi produk dan yang masih belum menemukan produk yang dirasa cocok oleh

konsumen.

4.2.2. Targetting

Targetting merupakan langkah untuk memilih satu atau lebih segmen yang

dapat dilayaninya dengan baik. Dengan kualitas produk yang dimiliki oleh Walini

Peko, maka IHT PTPN VIII menggunakan pola product specialization. Menurut

Kotler (2000), product specialization dilakukan perusahaan dengan cara

berkonsentrasi membuat produk khusus (tertentu) dan dengan cara ini pula

produsen dapat membangun reputasi yang kuat terhadap produknya. Product

specialization yang dilakukan oleh IHT PTPN VIII adalah Walini Peko sebagai

teh siap minum yang berkualitas tinggi dan aman dikonsumsi dengan rendahnya

kadar penggunaan bahan pengawet. Maka dalam menentukan target pasarnya,

IHT PTPN VIII memasuki celah pasar konsumen yang mementingkan kualitas

dan keamanan teh yang dikonsumsi.

4.2.3. Positioning

Positioning merupakan salah satu strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga terbentuk citra

merek atau produk yang berbeda dengan produk pesaing. IHT PTPN VIII

melakukan berbagai diferensiasi terhadap Walini Peko untuk menciptakan citra

unik di benak pelanggan dan dikonsumsi oleh pelanggan. Adapun diferensiasi

yang dilakukan oleh IHT PTPN VIII yaitu :

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

74

4.2.3.1 Diferensiasi produk

Setiap produk memiliki jenis yang bervariasi walaupun produk yang

dihasilkan serupa dengan produk pesaing. Namun setiap produk pasti memiliki

diferensiasi tersendiri agar dapat dengan mudah dibedakan dari produk pesaing.

Diferensiasi produk untuk produk Walini Peko terdiri dari:

a. Bentuk

Bentuk kemasan Walini Peko adalah botol plastik yang terbuat dari biji

plastik dan bukan dari bahan daur ulang, sehingga kebersihan kemasan tetap

terjaga. Kemudian sealer alumunium pada lubang botol Walini Peko bertujuan

untuk meningkatkan daya tahan atau keawetan teh Walini Peko. Isi bersih Walini

Peko adalah 300 ml, berbeda dari produk pesaing yang biasanya memiliki isi

bersih 550 ml. Berdasarkan penelitian yang dijadikan pedoman IHT PTPN VIII

bahwa setiap orang rata-rata mengkonsumsi 300 ml teh dalam satu kali

kesempatan. Berdasarkan hal tersebut, maka IHT PTPN VIII membuat teh dengan

kemasan 300 ml sehingga konsumen dapat langsung meminum habis teh Walini

Peko dalam satu kali kesempatan. Selain itu, walaupun rendahnya penggunaan

kadar bahan pengawet Walini Peko tetap dapat menjaga daya tahan teh lebih

lama.

b. Kualitas

IHT PTPN VIII mencitrakan teh Walini Peko sebagai teh siap minum

dengan kualitas yang baik dan aman dikonsumsi. Oleh karena itu., bahan baku teh

Walini Peko harus memiliki kualitas baik dan aman untuk dikonsumsi. Teh

Walini Peko terbuat dari teh berkualitas yang berasal dari perkebunan teh PTPN

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

75

VIII dengan sistem budidaya organik tanpa menggunakan fungisida, herbisida,

insektisida, dan pupuk kimia sehingga aman dan berkhasiat untuk dikonsumsi.

Walini Peko menggunakan gula asli sebagai pemanis (tidak menggunakan biang

gula) sehingga aman untuk dikonsumsi. Dengan citra Walini Peko yang aman

dikonsumsi, maka kadar bahan pengawet pada teh Walini rendah.

c. Daya tahan

Meskipun Teh Walini Peko menggunakan sedikit bahan pengawet, namun

memiliki daya tahan yang lama yaitu 1 tahun. Hal ini dikarenakan dalam kemasan

Walini Peko terdapat sealer alumunium yang berfungsi untuk mempertahankan

kualitas teh dan menambah jangka waktu daya tahan Walini Peko. Daya tahan

Walini Peko setelah sealer alumunium dibuka hanya bertahan selama 1 hari

karena rendahnya kadar bahan pengawet yang digunakan.

4.2.3.2. Diferensiasi Citra

Setiap produk memiliki citra tersendiri sesuai dengan keunggulan dan

keunikan masing-masing produk tersebut. Teh Walini Peko mengunggulkan

kualitas dan keamanan teh serta keunikan kemasan yang terdapat sealer

alumunium. Sehingga, citra yang diharapkan yaitu Walini Peko sebagai teh siap

minum dengan kualitas baik dan aman dikonsumsi.

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

76

4.3. Faktor Internal Perusahaan

4.3.1. Pemasaran

4.3.1.1. Promosi

Promosi merupakan kegiatan perusahaan untuk menyebarluaskan

informasi mengenai suatu produk kepada masyarakat, sehingga masyarakat

mengetahui tentang produk tersebut dan pada akhirnya membeli produk. Dalam

kegiatan promosinya, Walini Peko terbagi ke dalam 3 bagian berdasarkan

cakupan daerahnya.

a. Promosi untuk wilayah Indonesia

Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memasarkan Walini Peko ke

seluruh Indonesia adalah melalui iklan di media televisi dan melalui media sosial

yang terdapat di internet seperti media sosial facebook dengan akun „Teh Walini‟

dan twitter dengan akun @ilovetehwalini. Dalam menggunakan promosi lewat

media periklanan, IHT PTPN VIII bekerja sama dengan media televisi seperti

ANTV, TVRI, dan Trans 7, juga dengan media cetak skala nasional seperti koran

Kompas, koran Sindo, dan tabloid C&R. IHT PTPN VIII tidak melakukan

kegiatan promosi secara intens untuk memasarkan Walini Peko, dalam artian

bahwa tidak ada kegiatan pemasaran yang dilakukan IHT PTPN VIII di setiap

daerah di seluruh Indonesia.

b. Promosi untuk wilayah Jawa Barat

Kegiatan promosi dilakukan tidak hanya oleh IHT PTPN VIII, tetapi juga

oleh Perkebunan PTPN VIII yang terdapat di daerah provinsi Jawa Barat

sebanyak 41 perkebunan. Kegiatan promosi yang dilakukannya adalah dengan

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

77

mem-branding kendaraan operasional perkebunan PTPN VIII dengan produk

Walini Peko dengan jumlah kendaraan operasional sebanyak 195 unit. Kendaraan

operasional perkebunan yang berlalu-lalang baik di wilayah Perkebunan PTPN

VIII itu sendiri maupun dari wilayah perkebunan PTPN VIII ke kantor pusat yang

berada di Kota Bandung diharapkan dapat memberikan informasi mengenai teh

Walini Peko. IHT PTPN VIII bekerja sama dengan dinas kepariwisataan provinsi

Jawa Barat dengan cara setiap buku panduan pariwisata provinsi Jawa Barat

diberikan penjelasan mengenai teh Walini Peko, selain itu IHT PTPN VIII

melakukan promosi di media cetak yang mencakup wilayah provinsi Jawa Barat.

c. Promosi untuk wilayah kota Bandung

Daerah Kota Bandung adalah daerah yang menjadi target promosi utama

Walini Peko karena selain kantor IHT PTPN VIII yang terletak di Kota Bandung

juga produk Walini Peko yang diposisikan sebagai minuman oleh-oleh khas Jawa

Barat. IHT PTPN VIII berperan aktif dalam mempromosikan Walini Peko di

daerah Kota Bandung. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan IHT PTPN VIII dalam

melakukan promosi produk Walini Peko diantaranya dengan mengikuti event-

event, menjadi sponsor kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan citra Walini Peko,

bekerja sama dengan radio dalam mem-branding kendaraan operasional radio

tersebut dengan Walini Peko, mem-branding kendaraan operasional IHT PTPN

VIII dengan Walini Peko, mem-branding toko-toko yang menjual Walini Peko,

mengadakan presentasi ke berbagai tempat untuk menjelaskan produk Walini

Peko. IHT PTPN VIII memasang iklan di berbagai media seperti media cetak,

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

78

radio, dan televisi. Tabel 12. menunjukkan daftar kerja sama IHT PTPN VIII

dengan pihak ketiga untuk memasang iklan di berbagai media.

Tabel12. Media Pengiklanan Walini Peko Oktober 2011

No. Jenis Media

Cetak Radio Televisi

1 Kompas Rase FM ANTV

2 Pikiran Rakyat Ardan FM TVRI

3 Monitor B FM Trans 7

4 Total KLCBS FM -

5 INTAN Trijaya FM -

6 Bandung Food Gallery Mara FM -

7 Tribun Jabar PR FM -

8 Radar OZ FM -

9 C & R Raka FM -

10 Galamedia Urban FM -

11 Sindo - - Sumber: IHT PTPN VIII

Berdasarkan Tabel 12. IHT PTPN VIII lebih banyak bekerja sama dengan

media cetak untuk mengiklankan Walini Peko yaitu 11 media cetak dengan 3

media cetak berskala nasional yaitu koran Kompas, koran Sindo, dan Tabloid

C&R, 6 media cetak berskala Jawa Barat yaitu koran Pikiran Rakyat, koran

Tribun Jabar, koran Radar, koran Galamedia, majalah Monitor, dan majalah Total,

1 media cetak khusus kota Bandung yaitu majalah Bandung Food Gallery dan 1

media cetak khusus internal PTPN VIII yaitu majalah Intan. Untuk media radio,

IHT PTPN VIII hanya bekerja sama dengan radio-radio yang berada di kawasan

kota Bandung karena IHT PTPN VIII fokus melakukan pemasaran di kawasan

kota Bandung. Pemasaran untuk lingkup nasional dilakukan dengan memasang

iklan di media cetak. Selain itu, juga dengan memasang iklan di saluran televisi

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

79

yaitu ANTV, TVRI, dan Trans 7. Hal ini dilakukan untuk kegiatan pemasaran

yang lebih intens dalam skala nasional.

4.3.1.2. Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyebarkan produk

sehingga dapat diperoleh oleh konsumen. Kegiatan distribusi teh Walini Peko

dilakukan baik oleh IHT PTPN VIII maupun dengan pihak ketiga yang bekerja

sama dengan IHT PTPN VIII. Adapun skema pendistribusian Walini Peko

disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Skema Pendistribusian Walini Peko

Berdasarkan Gambar 7. IHT PTPN VIII mempunyai 3 distributor untuk

pendistribusian Walini Peko, dimana setiap distributor memiliki tujuan distribusi

masing-masing. Tim spreading IHT PTPN VIII bertugas mendistribusikan Walini

Peko ke daerah kota Bandung dan sekitarnya. Pusat Koperasi Karyawan

IHT PTPN VIII

Tim Spreading IHT PTPN VIII

Bandung

PUSKOPKAR PTPN VIII

Koperasi Perkebunan PTPN VIII

PT. ATRI DISTRIBUSINDO

Gerai ritel modern seluruh

Indonesia

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

80

(PUSKOPKAR) PTPN VIII mendistribusikan Walini Peko ke setiap perkebunan

PTPN VIII, dan PT. ATRI DISTRIBUSINDO sebagai pihak ketiga yang bekerja

sama dengan IHT PTPN VIII, bertugas untuk mendistribusikan Walini Peko ke

seluruh wilayah Indonesia. Sebelum bekerja sama dengan PT. ATRI, IHT PTPN

VIII bekerja sama dengan PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. untuk

pendistribusian di seluruh wilayah Indonesia.

a. Tim Spreading IHT PTPN VIII

Pendistribusian dengan spreading merupakan kegiatan distribusi yang

dilakukan oleh pihak IHT PTPN VIII dengan cakupan wilayah Kota Bandung.

Tim spreading IHT PTPN VIII terdiri dari 11 orang, yang masing-masing

memiliki tugas diantaranya 1 orang sebagai admin berfungsi untuk mengatur

pembendaharaan pengiriman, penjualan, dan penerimaan hasil penjualan Walini

Peko oleh tim spreading, 1 orang bertugas sebagai petugas gudang berfungsi

untuk mengatur barang yang masuk dan keluar oleh tim spreading, 1 orang

bertugas sebagai koordinator salesman berfungsi untuk mengatur sistem

pendistribusian yang dilakukan oleh salesman tim spreading, dan 8 orang

bertugas sebagai salesman berfungsi untuk pendistribusian Walini Peko, juga

untuk menawarkan Walini Peko kepada outlet-outlet yang belum menjual Walini

Peko.

Tim spreading memiliki target pendistribusian, yaitu setiap orang

salesman harus mendistribusikan 15 karton Walini Peko per hari dengan

pencapaian rata-rata setiap orang adalah 8 karton. Untuk penagihan penerimaan

hasil penjualan Walini Peko, dilakukan setiap 2 minggu sekali kepada setiap

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

81

outlet. Dalam sistem pendistribusian Walini Peko, setiap 2 orang salesman

bertanggung jawab terhadap 1 wilayah yang telah ditentukan. Pembagian wilayah

salesman dalam kegiatan pendnistribusan Walini Peko di wilayah Kota Bandung

ditunjukkan oleh Gambar 8.

Gambar 8. Pembagian Wilayah Salesman Dalam Distribusi Walini Peko

Wilayah Bandung

Sumber: IHT PTPN VIII

Keterangan Gambar:

Area 1 meliputi: Lembang, Setiabudi, Geger Kalong, Sukajadi, Sarijadi,

Surya Sumantri, Djungjunan, Pasteur, Padjadjaran, Gunung Batu, Dago

sebelah kanan, Ciumbuleuit, Cihampelas, Taman Sari.

Area II meliputi: Dago sebelah kiri, Dipati Ukur, Tubagus Ismail, Cikutra,

Pahlawan, Padasuka, Cicaheum, Ujung Berung, Antapani, Braga, Jl.

Sunda, Jl. Jawa, Jl. Sumatera, Jl. Riau, Kosambi, Naripan, Veteran, AH

Area I Area II

Area III Area IV

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

82

Nasution, PHH Mustopa, Dipenogoro, Supratman, Aceh, Surapati,

Citarum.

Area III meliputi: Asia-Afrika, Sudirman, Cibadak, Gardu Jati, Kebon Jati,

Pasir Koja, Astana Anyar, Jl. Peta, Jl. BKR, Moch. Toha, Jl. Soekarno-

Hatta, Kopo, Cibeureum, Cijerah, Caringin, Garuda, Rajawali.

Area IV meliputi : Pelajar Pejuang, Buah Batu, Gatot Subroto, Karapitan,

Lengkong Kecil, Jl. Soekarno-Hatta, Ciwastra, Gede Bage, Cileunyi,

Cibiru, Jatinangor, Rancaekek, Cicalengka, Nagreg, Ciparay, Majalaya,

Dayeuh Kolot, Baleendah, Banjaran, Soreang, Batununggal.

Gambar 8. menunjukan bahwa 2 orang salesman memiliki wilayah yang

luas untuk mendistribusikan Walini Peko. Untuk wilayah 1, daerah yang letaknya

paling jauh dari kantor IHT PTPN VIII sebagai pusat dari tim spreading yaitu

daerah Lembang. Kemudian, untuk wilayah 2 daerah yang letaknya paling jauh

dari kantor IHT PTPN VIII adalah Tubagus Ismail, wilayah 3 daerah yang

letaknya paling jauh dari kantor IHT PTPN VIII adalah Garuda, dan untuk

wilayah 4 daerah yang letaknya paling jauh dari kantor IHT PTPN VIII adalah

Nagreg. Aturan IHT PTPN VIII dalam pendistribusian Walini Peko adalah setiap

salesman dengan wilayahnya masing-masing tidak diperkenankan untuk

mendistribusikan Walini Peko ke wilayah selain wilayah tanggung jawabnya

sendiri. Hal ini dilakukan agar proses pendistribusian berjalan secara teratur, dan

juga karena setiap wilayah memiliki karakteristiknya masing-masing, hal ini dapat

dilihat pada Tabel 13.

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

83

Tabel 13. Daftar Outlet Spreading IHT PTPN VIII

Tipe Outlet Area

Jumlah I II III IV

Apotek 5 19 8 4 36

Cafe 18 9 2 4 33

General *) - - - 63**) 118

Kantin 106 90 59 46 301

Koperasi 81 59 12 10 162

Minimarket 21 18 7 12 58

Rumah

Makan

21 37 17 24 99

Retail 96 201 67 75 439

Toko Kue 20 33 35 11 99

Jumlah 368 466 207 304 1345 *) General adalah kantor pusat IHT PTPN VIII

**) Jumlah karton Walini Peko yang terjual di IHT PTPN VIII

Sumber: IHT PTPN VIII

Berdasarkan Tabel 13. area yang memiliki jumlah outlet terbanyak adalah

area II. Hal ini disebabkan karena area II merupakan kawasan pendidikan juga

kawasan perbelanjaan yang terdapat banyak konsumen yang sesuai dengan

produk Walini Peko, sehingga banyak outlet yang menjual Walini Peko. Berbeda

halnya dengan area III yang memiliki jumlah outlet paling sedikit, ini dikarenakan

area III sudah masuk ke dalam daerah Bandung pinggiran yang tidak terdapat

banyak konsumen yang sesuai dengan produk Walini Peko, sehingga tidak banyak

outlet yang menjual Walini Peko. Tipe outlet yang paling banyak menjual Walini

Peko adalah tipe outlet retail, yaitu toko-toko kecil yang menjual aneka produk,

sedangkan cafe merupakan tipe outlet yang paling sedikit menjual Walini Peko.

Tipe outlet general adalah kantor IHT PTPN VIII itu sendiri, IHT PTPN VIII

dimasukkan ke dalam jenis outlet karena terdapat konsumen yang membeli

langsung ke kantor IHT PTPN VIII. Konsumen yang biasanya membeli langsung

ke kantor IHT PTPN VIII adalah karyawan perkebunan PTPN VIII yang sedang

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

84

dinas dari perkebunan dan singgah di kantor IHT PTPN VIII untuk membeli

produk IHT PTPN VIII. Kegiatan penagihan penerimaan hasil penjualan Walini

Peko di setiap outlet dilakukan oleh salesman setiap 2 minggu sekali sekaligus

melakukan pengecekan barang.

b. PT. ATRI DISTRIBUSINDO

Pendistribusi Walini Peko tidak hanya dilakukan oleh pihak PTPN VIII

saja, tetapi juga bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah lama dan ahli di

bidang pendistribusian dengan cakupan wilayah nasional. Pada awalnya untuk

memasarkan Walini Peko, IHT PTPN VIII bekerja sama dengan distributor PT.

Enseval Putera Mega Trading Tbk. PT. Enseval merupakan distributor yang

mengkhususkan kepada pendistribusian alat dan produk kesehatan. Kerjasama

yang dilakukan antara IHT PTPN VIII dengan PT. Enseval dilakukan karena pada

saat itu Walini Peko dianggap sebagai teh kesehatan, kerja sama itu sendiri

dimulai pada Januari tahun 2011 dan berakhir pada Desember 2011.

Selain dengan PT. Enseval Putera Mega Trading Tbk., IHT PTPN VIII

bekerja sama dengan PT. ATRI DISTRIBUSINDO untuk mendistrbusikan Walini

Peko. PT. ATRI sendiri merupakan distributor untuk produk teh Walini celup dan

seduh, sehingga kerja sama dengan PT. ATRI sendiri sudah berjalan sebelumnya.

PT. ATRI mendistribusikan Walini Peko ke gerai-gerai ritel modern yaitu;

Alfamart, Borma, Toserba Yogya, Griya, Yomart, Seven Eleven, Supermarket

Setiabudhi, Hypermart, Lottemart, Food Hall, Circle K, Food Mart, Farmer, dan

Lion Superindo. Distribusi Walini Peko oleh PT. ATRI mencakup berbagai

wilayah di Indonesia seperti ditunjukkan pada Tabel 14.

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

85

Tabel 14. Distribusi Walini Peko oleh PT. ATRI DISTRIBUSINDO Oktober

2011 – Juni 2012

No. Lokasi Jumlah Walini Total

(Karton) Peko Black Peko Green

1 Jakarta 1707 1828 3535

2 Bandung 1166 1152 2318

3 Cirebon 243 243 486

4 Bekasi 129 137 266

5 Solo 133 132 265

6 Semarang 132 131 263

7 Surabaya 104 107 211

8 Serang 59 66 125

9 Sukabumi 57 59 116

10 Manado 54 58 112

11 Bogor 54 50 104

12 Yogyakarta 49 49 98

13 Denpasar 49 49 98

14 Purwokerto 47 47 94

15 Jambi 42 39 81

16 Medan 31 30 61

17 Palembang 30 30 60

18 Tasikmalaya 29 30 59

19 Tegal 23 22 45

20 Pekanbaru 23 16 39

21 Pontianak 17 16 33

22 Malang 19 14 33

23 Lampung 18 14 32

24 Madiun 10 13 23

25 Samarinda 10 11 21

26 Banjarmasin 7 11 18

27 Batam 4 8 12

28 Kediri 4 4 8

29 Bengkulu 3 3 6

30 Makassar - 1 1

Jumlah 4253 4370 8623 Sumber: IHT PTPN VIII

Berdasarkan Tabel 14. Pendistribusian Walini Peko oleh PT. ATRI

dipusatkan di Jakarta dan Bandung dengan Jakarta dan Bandung sebagai lokasi

dengan distribusi Walini Peko terbanyak yaitu sejumlah 3535 dan 2318 karton

atau sebesar 40 persen dari total distribusi Walini Peko oleh PT. ATRI berada di

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

86

Wilayah Jakarta dan 27 persen didistribusikan di Bandung. Pendistribusian Walini

Peko tidak merata ke seluruh wilayah Indonesia, dimana pulau Jawa merupakan

pusat pendistribusian Walini dengan 17 lokasi atau kota, pulau Sumatera dengan 7

lokasi atau kota, pulau Kalimantan dengan 3 kota atau lokasi, pulau Sulawesi

dengan 2 kota atau lokasi, dan pulau Bali. PT. ATRI tidak melakukan

pendistribusian untuk pulau Papua. Jumlah varian Walini Peko yang

didistribusikan PT. ATRI cukup seimbang dengan presentase Walini Peko Black

sebesar 49 persen dan Walini Peko Green sebesar 51 persen dari total

pendistribusian Walini Peko oleh PT. ATRI.

c. PUSKOPKAR PTPN VIII

PUSKOPKAR PTPN VIII merupakan unit PTPN VIII yang bergerak di

bidang perdagangan dan pelayanan jasa untuk melayani berbagai keperluan

koperasi yang dimiliki oleh unit perkebunan dan unit kantor pusat PTPN VIII.

Salah satu tugas PUSKOPKAR adalah mendistribusikan produk IHT PTPN VIII

yaitu produk olahan teh merek Walini termasuk teh siap minum Walini Peko ke

unit koperasi yang dimiliki oleh setiap perkebunan dan kantor pusat PTPN VIII,

koperasi perkebunan dan kantor pusat disebut sebagai koperasi primer. Koperasi

primer tidak diperkenankan untuk memesan teh Walini langsung dari IHT PTPN

VIII, karena untuk pemenuhan kebutuhan produk teh Walini koperasi primer

hanya dilakukan oleh PUSKOPKAR PTPN VIII.

PUSKOPKAR mulai mendistribusikan teh siap minum Walini Peko

setelah ditunjuk sebagai distributor pada bulan April 2011. PUSKOPKAR khusus

mendistribusikan Walini Peko kepada setiap unit koperasi primer. Harga Walini

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

87

Peko yang dipatok oleh PUSKOPKAR disesuaikan dengan daya beli karyawan

perkebunan PTPN VIII yaitu berkisar antara Rp. 4.000 sampai Rp. 4.200.

Pendistribusian Walini Peko oleh PUSKOPKAR disesuaikan dengan permintaan

masing-masing koperasi primer dengan sistem pembayaran maksimal 45 hari

setelah pengiriman barang. Pada Tabel 15. akan diperlihatkan penjualan Walini

Peko ke setiap koperasi primer.

Tabel 15. Penjualan Walini Peko oleh PUSKOPKAR April-Desember 2011

Koperasi Primer

Perkebunan PTPN VIII

Volume Penjualan

(Satuan Karton)

Bojong Datar 25

Bukit Tunggul 13

Cikaso 40

Cikasungka 4

Cisalak Baru 30

Dayeuh Manggung 30

Gedeh 15

Jalupang 50

Kantor Pusat PTPN VIII 20

Kertajaya 30

Malabar 24

Mira-Mare 37

Pasir Malang 59

Pasir Nangka 8

Purbasari 125

Rancabali 34

Rancabolang 10

Sedep 5

Talun 140

Wangunreja 117

Jumlah 816 Sumber: PUSKOPKAR PTPN VIII

Berdasarkan tabel 15. Hanya 20 koperasi primer yang memesan Walini

Peko dari total 42 unit koperasi primer. Hal ini terjadi karena tidak setiap koperasi

primer memesan Walini Peko. Koperasi primer perkebunan Cikasungka

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

88

merupakan koperasi primer yang paling sedikit memesan produk Walini Peko

sebanyak 4 karton, sedangkan koperasi primer perkebunan Talun menjadi

koperasi primer yang paling banyak memesan produk Walini Peko dengan jumlah

pesanan sebanyak 140 karton, hal ini dikarenakan jumlah pemesanan sesuai

dengan permintaan koperasi primer itu sendiri. Adapun Total Penjualan Walini

Peko yang dilakukan oleh PUSKOPKAR PTPN VIII selama 9 bulan yaitu

sebanyak 816 karton.

Setiap distributor memiliki kontribusi tersendiri terhadap penjualan Walini

Peko, karena setiap distributor memiliki cakupan wilayah distribusi yang berbeda.

Penjualan Walini Peko kepada setiap distributor secara rinci dapat dilihat pada

Gambar 9. dan Gambar 10.

Sumber: IHT PTPN VII

Gambar 9. Penjualan Walini Peko Black Tea Pada Distributor Tahun 2011

(Satuan Karton)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Penjualan Walini Peko Black Tea Pada Distributor Tahun

2011 (karton)

Puskopkar

PT. ATRI

Spreading

PT. Enseval

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

89

Berdasarkan Gambar 9. total penjualan Walini Peko black tea selama

2011 adalah sebanyak 13.917,92 karton dengan masing-masing karton terdiri dari

12 botol berukuran 300 ml. Distributor yang paling banyak menjual Walini Peko

black tea adalah PT. Enseval Putera Mega Trading dengan jumlah penjualan

sebesar 61,3 persen. Hal ini dikarenakan PT. Enseval mendistribusikan Walini

Peko ke seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi berbeda dengan PT. ATRI

DISTRIBUSINDO yang sama-sama mendistribusikan Walini Peko black tea ke

seluruh wilayah Indonesia dengan persentase penjualan hanya sebesar 5,4 persen,

Hal ini dikarenakan IHT PTPN VIII dan PT. ATRI baru bekerja sama di akhir

tahun 2011 yaitu pada bulan Oktober untuk mendistribusikan Walini Peko.

Gambar 10. menunjukan penjualan Walini Peko green tea.

Sumber: IHT PTPN VII Gambar 10. Penjualan Walini Peko Green Tea Pada Distributor Tahun 2011

(Satuan Karton)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

Penjualan Walini Peko Green Tea Pada Distributor Tahun

2011 (karton)

Puskopkar

PT. ATRI

Spreading

PT. Enseval

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

90

Berdasarkan Gambar 10. total penjualan Walini Peko green tea selama

tahun 2011 adalah sebesar 14.219 karton. Distributor yang paling banyak menjual

Walini Peko green tea adalah PT. Enseval Putera Mega Trading dengan

persentase sebesar 64 persen dari total penjualan Walini Peko green tea. Hal ini

dikarenakan PT. Enseval mendistribusikan Walini Peko green tea ke seluruh

wilayah Indonesia. Akan tetapi berbeda dengan PT. ATRI DISTRIBUSINDO

yang sama-sama mendistribusikan Walini Peko green tea ke seluruh wilayah

Indonesia dengan menjual Walini Peko hanya sebesar 5,2 persen, Hal ini

dikarenakan IHT PTPN VIII dan PT. ATRI baru bekerja sama di akhir tahun 2011

yaitu pada bulan Oktober untuk mendistribusikan Walini Peko green tea.

4.3.2. Penelitian dan Pengembangan

IHT PTPN VIII menyadari bahwa untuk dapat terus bersaing dengan

produk-produk lainnya, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan

datang,pengembangan produk memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena

itu, IHT PTPN VIII memiliki unit pengembangan produk yang berfungsi untuk

menciptakan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada sesuai

dengan perkembangan selera konsumen sasaran sehingga produk tersebut dapat

diterima oleh konsumen.

Unit pengembangan produk dibentuk pada pertengahan tahun 2010,

dengan struktur sesuai dengan Gambar 6. yaitu struktur unit pengembangan

produk berada di bawah divisi pemasaran. Kegiatan pengembangan produk

dilakukan berdasarkan informasi mengenai saran dan kritik terhadap produk

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

91

Walini dan perkembangan selera konsumen sasaran, Informasi yang didapatkan

berasal dari riset konsumen yang dilakukan oleh divisi pemasaran. unit

pengembangan produk tidak memiliki tim riset sendiri, sehingga untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan dalam pengembangan produk,

bergantung pada riset yang dilakukan oleh divisi pemasaran.

IHT PTPN VIII merupakan perusahaan yang masih dalam tahap

berkembang terutama di dalam produk teh siap minum. Perusahaan ini masih

dapat dikatakan pemain baru, sehingga IHT PTPN VIII lebih fokus dalam hal

produksi dan pemasaran Walini Peko. Fokus IHT PTPN VIII dalam kegiatan

produksi dan pemasaran didukung dengan anggaran yang difokuskan kepada

kegiatan produksi dan pemasaran sehingga anggaran untuk kegiatan

pengembangan produk lebih kecil daripada kegiatan yang lainnya. Hal ini

menyebabkan sarana dan prasarana yang dimiliki tidak cukup mendukung

kegiatan pengembangan produk, sehingga untuk beberapa pengembangan produk,

IHT PTPN VIII harus bekerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki sarana

dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan produk. Diharapkan dengan

kerja sama yang dilakukan, akan menekan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam

kegiatan produksi seperti dalam pengadaan sarana dan prasarana.

Saat ini IHT PTPN VIII sedang mengembangkan produk Walini Peko

untuk dapat bersaing dengan produk-produk lainnya. Pengembangan yang

dilakukan adalah penambahan jenis kemasan yang berisi 550 ml dan penambahan

varian rasa lemon. Penambahan jenis kemasan yang berisi 550 ml berdasarkan

saran dan kritik konsumen yang merasa Walini Peko isinya terlalu sedikit dan

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

92

mengikuti perkembangan produk teh siap minum dengan isi yang semakin

banyak. Penambahan varian rasa teh Walini Peko yaitu teh Walini Peko rasa

lemon berdasarkan riset konsumen yang dilakukan oleh divisi pemasaran yaitu

bahwa banyak konsumen yang menyukai teh rasa lemon.

4.3.3. Produksi

Teh Walini Peko merupakan teh siap minum pertama yang diproduksi oleh

IHT PTPN VIII. Pada awalnya IHT PTPN VIII memproduksi produk teh celup

dan teh seduh. Namun, seiring dengan perkembangan pola konsumsi masyarakat

yang cenderung semakin menyukai produk instan maka IHT PTPN VIII

mengembangkan dan memproduksi teh siap minum merek Walini Peko. IHT

PTPN VIII bekerja sama dengan pihak lain untuk memproduksi Walini Peko

karena IHT PTPN VIII belum memiliki mesin sendiri untuk melakukan produksi

teh Walini Peko. Adapun proses produksi Walini Peko dapat dilihat pada Gambar

11.

Sumber: IHT PTPN VIII

Gambar 11. Alur Produksi teh Walini Peko

Gambar 11. menjelaskan tentang bagaimana alur produksi teh Walini

Peko, bahan baku utama yaitu teh berasal dari perkebunan teh organik milik

PTPN VIII yang telah diolah menjadi teh kering. Proses selanjutnya adalah

Teh perkebunan PTPN VIII

Ekstrak teh oleh PT. Java

Plan

Diseduh dan dikemas oleh

PT. Hale Internasional

Walini Peko

Page 30: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

93

ekstraksi, yaitu teh kering yang diekstrak menjadi bubuk teh dengan hasil proses

ekstraksi sebanyak 20 persen dari jumlah teh kering. Proses ekstraksi dilakukan

oleh pihak ketiga yaitu PT. Javaplant yang berada di Solo. Proses ini tidak

dilakukan secara kontinyu, tetapi dilakukan sekaligus dalam satu kali kesempatan.

Hal ini dilakukan agar biaya transportasi dapat ditekan. Bubuk teh hasil ekstraksi

dikirim ke gudang IHT PTPN VIII untuk disimpan sebagai bahan persediaan.

Proses selanjutnya adalah penyeduhan dan pengemasan teh dilakukan oleh

pihak ketiga yaitu PT. Hale Internasional. Sebelum penyeduhan, dilakukan

penyinaran sinar gamma kepada ekstrak teh untuk menghilangkan mikro

organisme yang dikhawatirkan masih tertinggal pada ekstrak teh. Diperlukan

sebanyak 0,2 gram ekstrak teh untuk setiap 1 botol Walini Peko. Air yang

digunakan untuk penyeduhan Walini Peko merupakan air hasil proses pemurnian

Reverse Osmosis (RO) , akan tetapi PT. Hale Internasional tidak memiliki mesin

untuk memproduksi air RO sehingga IHT PTPN VIII membeli mesin produksi air

RO tersebut kemudian disimpan di PT. Hale Internasional. Setelah penyeduhan

kemudian dilakukan pengemasan, kemasan untuk Walini Peko sendiri berukuran

300 ml dengan terdapat sealer alumunium di mulut botolnya yang berfungsi untuk

menambah daya tahan teh Walini Peko. Selain itu, setiap kemasan Walini Peko

diisi penuh oleh teh sehingga tidak menyisakan rongga udara yang dapat merusak

teh itu sendiri. Setelah penyeduhan dan pengemasan kemudian teh Walini Peko

dikirim ke gudang IHT PTPN VIII.

Teh siap minum Walini Peko terbuat dari teh yang berasal dari perkebunan

teh organik milik PTPN VIII yang menjadi pemasok bahan baku Walini Peko.

Page 31: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

94

Saat ini, perkebunan teh milik PTPN VIII telah mendapatkan berbagai sertifikat

baik nasional maupun sertifikat internasional yaitu Good Manufacturing Pratice

(GMP), International Organization for Standardization (ISO) 9001:2000, Hazard

Analysis Critical Control Points (HACCP) , ISO 22000, Organic Farming, dan

UTZ certified. Walini Peko menggunakan gula alami sebagai bahan pemanis, air

seduhan yang digunakan merupakan air hasil dari proses pemurnian Reverse

Osmosis (RO), dan untuk menambah daya tahan Walini Peko menggunakan

bahan pengawet yaitu Natrium Benzoat dengan kadar rendah yaitu sebanyak 37

mg dimana batas penggunaan maksimum Natrium Benzoat menurut Permenkes

No. 722/Menkes/Per/IV/1998/ Tentang Bahan Tambahan Makanan adalah 600

mg/kg6 atau sebesar 0,6 ml/liter karena 1 ml = 1 gram

7. Teh Walini Peko

mendapatkan sertifikat nasional yaitu Piagam Bintang Dua Keamanan Pangan,

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan nomor registrasi untuk

Walini Peko black tea RI MD 250128008086 dan nomor regitrasi untuk Walini

Peko green tea RI MD 250128009086, dan sertifikat halal dari Majelis Ulama

Indonesia. Walini Peko memiliki 2 jenis varian yaitu Walini Peko Black Tea dan

Walini Peko Green Tea dengan harga jual berkisar antara Rp. 3,850 dan Rp.

4,500.

6 http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31997

7 http://calculator-converter.com/converter_ml_to_g_milliliters_to_grams_calculator.php

Page 32: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

95

4.3.4. Kekuatan

1. Kualitas teh

Teh yang digunakan sebagai bahan baku Walini Peko berasal dari

perkebunan teh PTPN VIII. Perkebunan teh PTPN VIII sebagai sumber

bahan baku Walini Peko telah memiliki sertifikat nasional maupun

internasional tentang kualitas produk yaitu ISO 9001, GMP, Organic

farming sebagai bukti bahwa teh yang dihasilkan memiliki kualitas standar

internasional, oleh karena itu Walini Peko memiliki kualitas baik sesuai

standar internasional. Faktor kekuatan kualitas teh ini berasal dari faktor

internal produksi IHT PTPN VIII.

2. Keamanan teh

Teh yang digunakan sebagai bahan baku Walini Peko berasal dari

perkebunan teh PTPN VIII. Perkebunan teh PTPN VIII sebagai sumber

bahan baku Walini Peko telah memiliki sertifikat nasional maupun

internasional tentang keamanan produk yaitu ISO 22000 dan HACCP dan

untuk produk Walini Pekonya sendiri telah memiliki sertfikat dari Badan

POM, MUI untuk label halal, dan piagam bintang dua keamanan pangan

sehingga keamanan teh Walini Peko telah terjamin. Faktor kekuatan

keamanan teh ini berasal dari faktor internal produksi IHT PTPN VIII.

3. Ketersedian bahan baku

Bahan baku teh Walini Peko berasal dari perkebunan teh PTPN VIII atau

berasal dari perkebunan sendiri sehingga dapat menunjang produksi

Walini Peko dalam memenuhi permintaan pasar. Dengan ketersediaan

Page 33: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

96

bahan baku yang mencukupi maka IHT PTPN VIII dapat terus

memperluas pangsa pasar Walini Peko. Faktor kekuatan ketersediaan teh

ini berasal dari faktor internal produksi IHT PTPN VIII.

4. Perkebunan PTPN VIII yang tersebar di wilayah provinsi Jawa Barat

PTPN VIII memiliki 41 unit perkebunan yang tersebar di wilayah provinsi

Jawa Barat, dengan banyaknya jumlah unit perkebunan tersebut maka

dapat digunakan sebagai media promosi Walini Peko di masing-masing

daerah dimana perkebunan PTPN VIII terletak. Faktor kekuatan keamanan

teh ini berasal dari faktor internal pemasaran IHT PTPN VIII.

4.3.5. Kelemahan

1. Tidak bisa memproduksi sendiri

Teh siap minum Walini Peko tidak diproduksi oleh IHT PTPN VIII karena

tidak memiliki mesin produksi teh siap minum, sehingga IHT PTPN VIII

bekerja sama dengan pihak lain yaitu PT. Hale Internasional. Adanya kerja

sama dengan pihak lain dalam produksi Walini Peko menyebabkan adanya

biaya tambahan sehingga biaya produksi lebih mahal dibandingkan jika

IHT PTPN VIII memproduksi produknya sendiri. Hal tersebut berimbas

kepada harga Walini Peko yang semakin mahal. Faktor kelemahan proses

produksi yang dilakukan pihak lain ini berasal dari faktor internal produksi

IHT PTPN VIII.

Page 34: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

97

2. Pemasaran hanya difokuskan di Bandung

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh IHT PTPN VIII hanya

difokuskan di kota Bandung saja, sehingga kegiatan pemasaran tidak

tersebar di daerah Jawa Barat lainnya. Hal tersebut menyebabkan

pengetahuan konsumen terhadap Walini Peko tidak terlalu banyak,

padahal segmentasi geografis yang ditentukan untuk Walini Peko adalah

wilayah provinsi Jawa Barat. Faktor kelemahan pemasaran yang hanya

berpusat di wilayah Bandung ini berasal dari faktor internal pemasaran

IHT PTPN VIII.

3. Sedikitnya jumlah anggota spreading

Dalam mendistribusikan Walini Peko di wilayah kota Bandung, IHT

PTPN VIII membentuk tim spreading yang beranggotakan 8 orang.

Dengan jumlah anggota yang terbatas, tim spreading harus

mendistribusikan Walini Peko ke seluruh wilayah kota Bandung. Hal ini

mengakibatkan distribusi Walini Peko tidak tersebar merata ke setiap

daerah. Faktor kelemahan sedikitnya jumlah anggota spreading IHT

PTPN VIII ini berasal dari faktor internal pemasaran IHT PTPN VIII.

4. Produk kurang variatif

Walini Peko memiliki 2 varian rasa yaitu Walini Peko Black tea dan

Walini Peko Green tea. Akan tetapi, produk pesaing yang telah memiliki

berbagai macam varian dan beraneka ragamnya selera konsumen membuat

Walini Peko tidak bisa memenuhi selera konsumen dan tidak bisa bersaing

dengan produk pesaing untuk jenis varian yang Walini Peko tidak miliki.

Page 35: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

98

Faktor kelemahan produk kurang variatif ini berasal dari faktor internal

produksi IHT PTPN VIII.

5. Tidak maksimalnya unit penelitian dan pengembangan IHT PTPN VIII

Unit penelitian dan pengembangan IHT PTPN VIII dalam struktur

organisasi IHT PTPN VIII berada di bawah divisi pemasaran. Sehingga,

untuk pendanaan unit penelitian dan pengembangan terbagi-bagi ke dalam

beberapa unit, yang menyebabkan dana yang diterima unit penelitian dan

pengembangan tidak mencukupi. Oleh karena itu, unit penelitian dan

pengembangan tidak memiliki fasilitas yang mampu mendukung

kegiatannya. Faktor kelemahan tidak maksimalnya peran unit penelitian

dan pengembangan IHT PTPN VIII ini berasal dari faktor internal

pemasaran IHT PTPN VIII.

4.4. Faktor Eksternal

4.4.1. Persaingan dengan Perusahaan Sejenis

Perusahaan yang bergerak dalam industri hilir pengolahan teh dalam

kemasan mulai dari teh dalam kemasan celup hingga teh siap minum di Indonesia

sudah cukup banyak dan memiliki banyak konsumen. Setiap perusahaan bersaing

agar produknya diminati dan sesuai dengan selera konsumen sehingga dapat

dikatakan perusahaan perusahaan yang sudah ada tersebut merupakan pesaing

IHT PTPN VIII. Gambar 12. Menunjukan pangsa pasar teh siap minum di

Indonesia:

Page 36: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

99

Sumber: Asosiasi Minuman Ringan Indonesia

Gambar 12. Perbandingan Pangsa Pasar Produsen Teh Siap Tahun Minum 2011

Gambar 12. Menunjukan bahwa persaingan antara sesama produsen teh

siap minum tinggi, PT. Sinar Sosro dengan produk teh siap minum merek Teh

Botol Sosro, Fruit Tea, Joy Tea, Tebs, S-Tee merupakan produsen dengan pangsa

pasar terbesar yaitu 65 persen, kemudian Orang Tua Grup melalui anak

perusahaan PT. CS2 Pola Sehat dengan produk Teh Gelas menyusul PT. Sinar

Sosro sebagai produsen teh dengan pangsa pasar sebesar 20 persen. PTPN VIII

sebagai produsen teh siap minum merek Walini Peko harus bersaing dengan

produsen lainnya untuk berebut pangsa pasar sebesar 15 persen.

4.4.2. Kekuatan Penawaran Pemasok

Dalam lingkungan industri posisi dari pemasok memiliki peranan yang

penting sebab apabila pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawarnya

terhadap perusahaan dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan

65%

20%

15%

Perbandingan Pangsa Pasar Produsen Teh Siap Minum 2011

PT. Sinar Sosro

Orang Tua Grup

Dan lain-lain

Page 37: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

100

mutu produk. IHT PTPN VIII dalam memproduksi Walini Peko bekerja sama

dengan pemasok yaitu PT. Hale Internasional sebagai produsen Walini Peko

karena IHT PTPN VIII tidak dapat memproduksi sendiri sehingga kekuatan

pemasok yaitu PT. Hale Internasional sangat kuat dengan perannya sebagai

produsen tunggal Walini Peko. Lisensi untuk produksi Walini Peko yang

dikeluarkan oleh BPOM tidak dimiliki oleh IHT PTPN VIII tetapi oleh PT. Hale

International.

4.4.3. Kekuatan Penawaran Pembeli/konsumen

Pembeli/konsumen dapat mempengaruhi perusahaan melalui kemampuan

mereka mempengaruhi permintaan terhadap produk yang diproduksi oleh

perusahaan, ketika para konsumen tidak tertarik kepada produk maka tidak akan

mengkonsumsi produk tersebut yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami

kerugian. IHT PTPN VIII sebagai produsen Walini Peko harus memperhatikan

karakteristik konsumen sehingga Walini Peko dapat dikonsumsi oleh para

konsumen. Perkembangan konsumsi teh di Indonesea sendiri pada tahun 2010

mencapai 1.672 juta liter dengan pertumbuhan konsumsi teh tiap tahun sebesar

7,7 persen8.

8 http://www.indonesiafinancetoday.com/read/4750/Persaingan-Produsen-Minuman-Teh-Makin-

Ketat

Page 38: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

101

4.4.4 Peluang

1. Gaya hidup sehat

Tren gaya hidup sehat di kalangan masyarakat semakin hari semakin

meningkat. Sehingga, konsumen dalam membeli suatu produk konsumsi

juga mengalami perubahan, yaitu adanya peningkatan permintaan maupun

selera yang berorientasi kepada kualitas dan keamanan produk. Hal

tersebut juga berlaku untuk produk teh siap minum. Berdasarkan hal

tersebut, dapat dikatakan bahwa Walini Peko memiliki peluang dari segi

kualitas dan keamanan produk. Faktor peluang gaya hidup sehat ini

berasal dari faktor eksternal kekuatan penawaran pembeli/konsumen.

2. Produk pesaing yang lebih berorientasi pada harga

Produk-produk pesaing teh siap minum telah banyak beredar di

masyarakat, baik produk yang menjadi pelopor teh siap minum di

Indonesia maupun produk yang baru beredar di masyarakat. Akan tetapi,

banyak produk pesaing yang berorientasi pada harga agar dapat bersaing

dan mendapatkan konsumen. Sehingga, untuk produk teh siap minum

yang berorientasi pada kualitas dan keamanan produk tidak terlalu banyak

pesaingnya. Faktor produk pesaing yang lebih berorientasi pada harga ini

berasal dari faktor eksternal persaingan dengan perusahaan sejenis.

3. Calon konsumen semakin banyak

Dengan perkembangan konsumsi teh siap minum setiap tahun sebesar 7,7

persen maka konsumen teh siap minum sendiri akan semakin banyak

apalagi dengan didukung oleh laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang

Page 39: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

102

setiap tahunnya tumbuh sebesar 1,3 persen9. Faktor calon konsumen

semakin banyak ini berasal dari faktor eksternal kekuatan penawaran

pembeli/konsumen.

4.4.5. Ancaman

1. Persaingan produk sejenis

Produk-produk pesaing teh siap minum telah banyak beredar di

masyarakat sehingga persaingan pada produk teh siap minum sangat ketat

terlepas apakah produk tersebut berorientasi pada harga, kuantitas maupun

kualitas, dengan Walini Peko yang merupakan produk baru teh siap

minum yang beredar di pasaran maka persaingan akan terasa lebih sengit

karena banyak masyarakat belum mengenal Walini Peko. Faktor ancaman

persaingan produk sejenis ini berasal dari faktor eksternal persaingan

dengan perusahaan sejenis.

2. Produksi bergantung pada pihak lain

IHT PTPN VIII bekerja sama dengan pihak lain yaitu PT. Hale

Internasional untuk memproduksi Walini Peko. Dengan Walini Peko yang

diproduksi oleh pihak lain maka ketika terjadi sesuatu dengan pihak lain

tersebeut maka akan mempengaruhi produksi Walini Peko atau ketika

biaya produksi pihak lain tersebut mengalami kenaikan maka harga Walini

Peko juga akan naik. Faktor ancaman produksi bergantung pada pihak lain

ini berasal dari faktor eksternal kekuatan penawaran pemasok.

9 http://www.beritasatu.com/nasional/22574-laju-pertumbuhan-penduduk-pada-2012-ditargetkan-

turun.html

Page 40: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

103

3. Brand loyalty

Produk-produk para pesaing yang sejak lama telah beredar di masyarakat

tentunya telah memiliki konsumen atau pelanggan yang tetap sehingga

ketika ada produk yang baru para konsumen tersebut tidak lantas langsung

berpindah ke pada produk tersebut melainkan tetap mengkonsumsi produk

yang sudah biasa mereka konsumsi, dengan demikian Walini Peko yang

merupakan produk baru dihadapkan dengan produk pesaing yang telah

memiliki pelanggan tetap merupakan sebuah ancaman untuk Walini Peko.

Faktor ancaman brand loyalty ini berasal dari faktor eksternal kekuatan

penawaran pembeli/konsumen.

4. Rendahnya orientasi konsumen terhadap kualitas dan keamanan produk

Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa merupakan

pangsa pasar yang sangat menarik akan tetapi kecenderungan konsumen

dalam memilih produk yang berorientasi pada harga dan kuantitas produk

yang tinggi sehingga kecenderungan untuk membeli produk dengan

kualitas dan keamanan produk tidak terlalu tinggi. Faktor ancaman

rendahnya orientasi konsumen terhadap kualitasdan keamanan produk ini

berasal dari faktor eksternal kekuatan penawaran pembeli/konsumen.

4.5. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran

Perumusan strategi merupakan tahap lanjutan setelah mengidentifikasi dan

menganalisis kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan

lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Perumusan strategi

Page 41: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

104

dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap

pengambilan keputusan.

4.5.1. Tahap Masukan

Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukan hasil analisis dan

identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil

analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal berupa kekuatan dan

kelemahan yang akan disusun ke dalam matriks internal factor evaluation (IFE),

sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa peluang dan

ancaman yang akan diususun ke dalam matriks external factor evaluation (EFE).

4.5.1.1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari

faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE disusun

berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi internal IHT PTPN VIII berupa

kekuatan dan kelemahan yang selanjutnya akan dihitung dengan peringkat dan

pembobotan. Terdapat 4 kekuatan yang dimiliki IHT PTPN VIII yaitu; kualitas

produk, keamanan produk, ketersediaan bahan baku, dan perkebunan PTPN VIII

yang tersebar di wilayah provinsi Jawa Barat. Sedangkan kelemahannya

diantaranya promosi yang hanya berpusat di kota Bandung, produksi oleh pihak

lain, produk kurang variatif, sedikitnya karyawan bagian spreading, dan tidak

maksimalnya unit penelitian dan pengembangan. Tabel 16 menunjukkan bobot

dan peringkat faktor internal IHT PTPN VIII.

Page 42: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

105

Berdasarkan tabel 16. matriks IFE untuk kekuatan IHT PTPN VIII, faktor

kualitas produk dan keamanan produk memiliki bobot tertinggi sebesar 0,116

yang juga merupakan kekuatan utama IHT PTPN VIII dengan peringkat sama

yaitu 4. Produk teh siap minum Walini Peko terbuat dari teh berkualitas baik yang

berasal dari kebun organik, sehingga Walini Peko memiliki kualitas tinggi. Selain

itu, baik Walini Peko maupun perkebunan teh sebagai bahan baku Walini Peko

telah memiliki berbagai sertifikat baik nasional maupun internasional dalam

bidang keamanan dan kualitas produk sehinga kualitas dan keamanan Walini Peko

telah terjamin.

Tabel 16 Matriks IFE IHT PTPN VIII

Faktor Internal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang

Kekuatan (Strengths)

kualitas produk 0,116 4 0,464

keamanan produk 0,116 4 0,464

ketersediaan bahan baku 0,113 4 0,452

Perkebunan PTPN VIII yang tersebar

di wilayah provinsi Jawa Barat

0,113 4 0,452

Kelemahan (Weakness)

Promosi yang hanya berpusat di kota

Bandung

0,123 1,67 0,205

Produksi oleh pihak lain 0,109 1,67 0,182

Produk kurang variatif 0,093 2 0,186

Sedikitnya karyawan bagian

spreading

0,118 1,33 0,157

Tidak maksimalnya unit penelitian

dan pengembangan

0,100 1,67 0,167

Total 1 2,73

Faktor ketersediaan bahan baku dan tersebarnya perkebunan PTPN VIII di

wilayah provinsi Jawa Barat memiliki bobot yang sama sebesar 0,113 yang juga

merupakan kekuatan IHT PTPN VIII dengan peringkat sama yaitu 4. Walini Peko

yang merupakan produk teh siap minum yang pertama kali diproduksi oleh IHT

Page 43: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

106

PTPN VIII terbuat dari teh yang berasal dari perkebunan PTPN VIII itu sendiri,

sehingga untuk ketersediaan bahan baku tidak bergantung pada pihak lain. Selain

itu perkebunan PTPN VIII yang tersebar di wilayah provinsi Jawa Barat dapat

berperan dalam mempromosikan Walini Peko di daerah tempat masing-masing

perkebunan itu berada, sehingga meningkatkan kegiatan promosi Walini Peko.

Faktor promosi yang hanya berpusat di kota Bandung merupakan faktor

kelemahan dengan bobot tertinggi sebesar 0,123. Akan tetapi, dengan peringkat

1,67 mengindikasikan bahwa faktor promosi yang hanya berpusat di kota

Bandung bukan menjadi kelemahan utama IHT PTPN VIII. Dengan adanya

perkebunan PTPN VIII yang tersebar di wilayah Provinsi Jawa Barat, kegiatan

promosi dapat dilakukan lebih maksimal ke berbagai wilayah di Provinsi Jawa

Barat. Kelemahan utama IHT PTPN VIII dengan peringkat 1,33 adalah faktor

sedikitnya jumlah karyawan bagian spreading yang memiliki bobot sebesar 0,118.

Tim spreading yang bertugas untuk mendistribusikan Walini Peko kepada toko-

toko yang berada di wilayah kota Bandung hanya beranggotakan 8 orang, dan hal

tersebut dirasa tidak dapat ptimal dalam mendistribusikan Walini Peko di wilayah

kota Bandung.

Jika total skor IFE (3,0 – 4,0) berarti kondisi internal perusahaan

tinggi/kuat, (2,0 – 2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan

(1,0 – 1,99) berarti kondisi internal perusahaan rendah/lemah. Berdasarkan Tabel

16. diperoleh total skor tertimbang adalah 2,91. Nilai ini menandakan bahwa IHT

PTPN VIII berada pada posisi rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan yang

dimiliki untuk mengatasi kelemahannya.

Page 44: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

107

4.5.1.2. Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

faktor-faktor eksternal yang dihadapi perusahaan. Langkah-langkah dalam

penyusunan matriks EFE hampir sama dengan penyusunan matriks IFE, yang

membedakan adalah lingkungan yang diidentifikasi. Dalam matriks EFE, yang

akan dianalisis dan diidentifikasi adalah lingkungan eksternal perusahaan berupa

faktor peluang dan ancaman yang dihadapi IHT PTPN VIII dalam memasarkan

teh Walini Peko. Terdapat 3 peluang yang dimiliki IHT PTPN VIII yaitu; gaya

hidup sehat, produk pesaing yang lebih beroientasi pada harga, dan calon

konsumen semakin banyak. Sedangkan ancaman yaitu persaingan produk sejenis,

produksi bergantung pada pihak lain, brand loyalty, dan rendahnya orientasi

konsumen terhadap kualitas dan keamanan produk. Tabel 17. menujukkan bobot

dan peringkat faktor eksternal IHT PTPN VIII.

Tabel 17. Matriks EFE IHT PTPN VIII

Faktor Eksternal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang

Peluang (Opportunities)

Gaya hidup sehat 0,150 3,33 0,450

Produk pesaing yang lebih

berorientasi pada harga

0,095 2,33 0,221

Calon konsumen semakin

banyak

0,134 4 0,536

Ancaman (Threats)

Persaingan produk sejenis 0,130 3,67 0,477

Produksi bergantung pada

pihak lain

0,142 2,67 0,379

Brand loyalty 0,174 3,67 0,639

Rendahnya orientasi

konsumen terhadap

kualitas dan keamanan

produk

0,174 3,33 0,580

Total 1 3,28

Page 45: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

108

Berdasarkan Tabel 17. pada faktor peluang IHT PTPN VIII, faktor gaya

hidup sehat memperoleh bobot tertinggi sebesar 0,150, akan tetapi dengan

peringkat sebesar 3,33 mengindikasikan bahwa faktor ini direspon tinggi oleh IHT

PTPN VIII. Sedangkan faktor calon konsumen yang semakin banyak walaupun

bobotnya hanya 0,134 direspon sangat tinggi oleh PTPN VIII dengan peringkat 4.

Semakin banyaknya calon konsumen dan tren gaya hidup sehat yang semakin

meningkat sejalan dengan IHT PTPN VIII yang berorientasi pada kualitas dan

keamanan produknya untuk dikonsumsi.

Berdasarkan Tabel 17. pada faktor ancaman PTPN VIII, faktor brand

loyalty dan faktor rendahnya orientasi konsumen terhadap kualitas dan keamanan

produk merupakan faktor dengan bobot tertinggi sebesar 0,174. Akan tetapi untuk

faktor rendahnya orientasi terhadap kualitas dan keamanan produk direspon tinggi

oleh IHT PTPN VIII dengan peringkat 3,33, berbeda dengan faktor brand loyalty

yang direspon sangat tinggi oleh IHT PTPN VIII dengan peringkat 3,67. Selain

faktor brand loyalty, faktor yang mendapatkan respon sangat tinggi dari PTPN

VIII adalah faktor persaingan produk sejenis yang memiliki bobot 0,130. Tabel

17. mengindikasikan bahwa IHT PTPN VIII sangat merespon persaingan dengan

produk sejenis dan juga brand loyalty konsumen kepada produk yang telah

muncul lebih dulu dibandingkan produk Walini Peko.

Jika total skor EFE (3,0 – 4,0) berarti respon perusahaan tinggi terhadap

lingkungan eksternal, (2,0 – 2,99) berarti respon perusahaan biasa atau sedang

terhadap lingkungan eksternal dan (1,0 – 1,99) berarti respon perusahaan rendah

terhadap lingkungan eksternal. Berdasarkan Tabel 17. Diperoleh total skor

Page 46: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

109

tertimbang adalah 3,28 mengindikasikan bahwa respon yang diberikan IHT PTPN

VIII kepada lingkungan eksternal tinggi dalam menjalankan strategi untuk

memanfaatkan baik peluang maupun ancaman.

4.5.2. Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan adalah tahap untuk perumusan strategi berdasarkan

analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal

perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan, model yang akan

digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal – Eksternal) dan

matriks SWOT (Strength – Weakness – Oppurtunity – Threats).

4.5.2.1. Matriks Internal – Eksternal (IE)

Matriks IE disusun berdasarkan kondisi lingkungan internal dan

lingkungan eksternal perusahaan yang merupakan perpaduan dari skor terbobot

dalam matriks IFE (sumbu x) dan skor terbobot dalam matriks EFE (sumbu y).

Selanjutnya nilai skor terbobot dari masing-masing matriks IFE dan EFE akan

dipetakan untuk mengetahui posisi perusahaan. Posisi perusahaan dalam matriks

IE membantu dalam penentuan strategi yang akan digunakan oleh perusahaan

sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini.

Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE,

diperolehskor tertimbang total pada sumbu -x sebesar 2,73. Pada sumbu y

merupakan faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE diperoleh skor

tertimbang sebesar 3,28. Gambar 13. menunjukkan pemetaan posisi perusahaan.

Page 47: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

110

Berdasarkan hasil pemetaaan Gambar 13. , diperoleh sel II sebagai posisi

perusahaan. Strategi yang dapat diterapkan IHT PTPN VIII adalah strategi

intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.

Penetrasi pasar merupakan strategi yang dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan penjualan produk dalam skala besar yang telah tersedia melalui

pemasaran yang lebih intensif, strategi tersebut dilakukan dengan cara melakukan

promosi yang lebih gencar dan berkesinambungan. Strategi pengembangan pasar

dapat dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan konsumen

dari wilayah yang dikembangkan, strategi ini dapat dilakukan dengan cara

mengembangkan cakupan pemasaran. Pengembangan produk merupakan strategi

pengembangan dengan melakukan berbagai inovasi dalam produk dengan pasar

yang dituju masih sama. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah

varian rasa teh Walini Peko.

I

Grow and

Build

II

Grow and

Build

III

Hold and

Maintain

IV

Grow and

Build

V

Hold and

Maintain

VI

Harvest and

Divestiture

VII

Hold and

Maintain

VIII

Harvest and

Divestiture

IX

Harvest

Divestiture

4.0

3.0

2.0

1.0

3.0 2.0 1.0

Kuat

3.0 – 4.0

Rata-rata

2.0 – 2.99

Lemah

1.0 – 1.99

Tinggi

Menengah

Rendah

Total Nilai IFE yang Diberi Bobot

Tota

l N

ilai

EF

E y

ang D

iber

i

Bobot

Gambar 13. Matriks IE (Internal – Eksternal)

Page 48: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

111

4.5.2.2. Matriks SWOT

Analisis matriks SWOT adalah sebuah alat analisis untuk mencocokan

beberapa tipe strategi pada kondisi lingkungan internal yang menjadi kekuatan

dan kelemahan perusahaan serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan

ancaman yang dihadapi perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis ini, akan

disusun beberapa formulasi strategi pemasaran yang dapat dijalankan oleh

perusahaan. Strategi pemasaran pemasaran PTPN VIII dalam produk teh siap

minum merek Walini Peko merupakan strategi aplikatif dari strategi yang

dihasilkan dari analisis matriks IE.

Strategi ini terdiri dari strategi S-O (Strengths – Opportunities), strategi S-

T (Strengths – Threats), W-O (Weakness – Opportunities), dan strategi W – T

(Weakness – Threats). Hasil analisis matrisk SWOT pada IHT PTPN VIII dapat

dilihat pada Tabel 18.

Berdasarkan Tabel 18. dapat dirumuskan delapan alternatif strategi terdiri

dari:

a) Strategi Strentghts – Opportunities (S – O)

Strategi S – O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada, agar

memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Terdapat tiga alternatif strategi

yang dapat dilakukan oleh IHT PTPN VIII, yaitu;

Page 49: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

112

Internal

Eksternal

Tabel 18. Analisis Matriks SWOT IHT PTPN VIII

Kekuatan

(Strenghts)

Kelemahan

(Weakness)

1. Kualitas produk

2. Keamanan produk

3. Ketersediaan bahan

baku

4. Perkebunan PTPN VIII

yang tersebar di

provinsi Jawa Barat

1. Promosi hanya berpusat

di kota Bandung

2. Produksi oleh pihak lain

3. Produk kurang variatif

4. Sedikitnya karyawan

bagian spreading

5. Tidak maksimalnya unit

litbang IHT PTPN VIII

Peluang

(Oppurtunities)

Strategi S - O

Strategi –W - O

1. Gaya hidup sehat

2. Produk pesaing

yang lebih

berorientasi pada

harga

3. Calon konsumen

semakin banyak

1. Memperluas pangsa

pasar

2. Memaksimalkan peran

perkebunan PTPN VIII

dalam memasarkan

Walini Peko

3. Mengikuti acara tentang

gaya hidup sehat

1. Memperluas kegiatan

pemasaran

2. Memproduksi varian

baru Walini Peko

3. Menambah tenaga kerja

bagian spreading

Ancaman

(Threats)

Strategi S - T

Strategi W - T

1. Persaingan

produk sejenis

2. Produksi

bergantung pada

pihak lain

3. Brand loyalty

4. Rendahnya

orientasi

konsumen

terhadap

keamanan dan

kualitas produk

1. Meningkatkan kegiatan

edukasi pasar

1. Membeli mesin produksi

sendiri

Page 50: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

113

1. Memperluas pangsa pasar dengan melakukan penetrasi pasar. Strategi S

– O ini memanfaatkan peluang yang dimiliki IHT PTPN VIII, yaitu tren

gaya hidup sehat yang semakin meningkat di kalangan masyarakat dan

calon konsumen yang semakin banyak. Kemudian, kekuatan yang

dimiliki IHT PTPN VIII yaitu kualitas dan keamanan Walini Peko yang

telah mendapatkan berbagai sertifikat baik nasional maupun

internasional tentang kualitas dan keamanan produk untuk dikonsumsi,

sehingga kualitas Walini Peko dan keamanan Walini Peko telah

terjamin. Strategi ini baik dilakukan oleh IHT PTPN VIII agar Walini

Peko dapat memperluas jaringan pasarnya di berbagai wilayah

Indonesia, sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas

2. Memaksimalkan peran perkebunan PTPN VIII dalam memasarkan

Walini Peko. Strategi S – O ini memanfaatkan peluang yang dimiliki

IHT PTPN VIII, yaitu tren gaya hidup sehat yang semakin meningkat di

kalangan masyarakat dan calon konsumen yang semakin banyak.

Kemudian kekuatan yang dimiliki IHT PTPN VIII yaitu perkebunan

PTPN VIII yang tersebar di berbagai wilayah provinsi Jawa Barat.

Strategi ini baik dilakukan oleh IHT PTPN VIII agar kegiatan

pemasaran Walini Peko semakin luas dan tidak hanya IHT PTPN VIII

saja yang melakukan kegiatan pemasaran secara intens, melainkan juga

perkebunan-perkebunan PTPN VIII yang melakukan kegiatan

pemasaran Walini Peko. Sehingga, diharapkan kegiatan pemasaran

Walini Peko semakin tersebar luas.

Page 51: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

114

3. Mengikuti kegiatan-kegiatan tentang gaya hidup sehat. Strategi S – O

ini memanfaatkan peluang yang dimiliki IHT PTPN VIII yaitu tren

gaya hidup sehat yang semakin meningkat di kalangan masyarakat,

calon konsumen yang semakin banyak, dan produk pesaing yang lebih

berorientasi pada harga. Kemudian kekuatan yang dimiliki IHT PTPN

VIII yaitu kualitas baik Walini Peko dan keamanan produk Walini Peko

yang sudah terjamin. Strategi ini baik dilakukan oleh IHT PTPN VIII

agar konsumen memperoleh informasi bahwa teh Walini Peko

merupakan teh siap minum yang berorientasi pada kualitas dan

keamanan produk. Kemudian, semakin melekatnya citra Walini Peko

sebagai teh siap minum dengan kualitas baik dan aman untuk

dikonsumsi oleh masyarakat dengan tren gaya hidup sehat yang

semakin meningkat.

b) Strategi Weakness – Opportunities (W – O)

Strategi W – O adalah strategi yang bertujuan untuk mengatasi

kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal yang dimiliki

perusahaan. Terdapat dua alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh IHT

PTPN VIII, yaitu:

1. Memperluas kegiatan pemasaran. Strategi W – O ini dilakukan untuk

mengatasi kelemahan internal yang dimiliki oleh IHT PTPN VIII, yaitu

kegiatan promosi PTPN VIII yang hanya berpusat di kota Bandung.

Strategi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan peluang eksternal

yang dimiliki IHT PTPN VIII, yaitu tren gaya hidup sehat yang

Page 52: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

115

semakin meningkat di kalangan masyarakat dan calon konsumen yang

semakin banyak. Strategi ini bertujuan untuk memperluas kegiatan

pemasaran yang dilakukan oleh IHT PTPN VIII secara intens, agar

semakin banyak masyarakat yang mengetahui kualitas dan keamanan

produk Walini Peko untuk dikonsumsi yang sesuai dengan tren gaya

hidup sehat yang meningkat.

2. Memproduksi varian baru Walini Peko. Strategi W – O ini mengatasi

kelemahan internal yang dimiliki oleh IHT PTPN VIII yaitu varian

Walini Peko yang kurang variatif dengan memanfaatkan peluang

eksternal yang dimiliki IHT PTPN VIII, yaitu calon konsumen yang

semakin banyak. Strategi ini bertujuan untuk menambah pilihan varian

Walini Peko kepada calon konsumen yang semakin banyak. Sejalan

dengan semakin banyaknya calon konsumen, maka semakin beragam

pula selera konsumen, sehingga adanya penambahan varian rasa

diharapkan dapat memenuhi selera konsumen.

3. Menambah tenaga kerja bagian spreading. Strategi W – O ini mengatasi

kelemahan internal yang dimiliki oleh IHT PTPN VIII yaitu sedikitnya

jumlah karyawan IHT PTPN VIII bagian spreading. Strategi yang

dilakukan adalah dengan memanfaatkan peluang eksternal yang

dimiliki IHT PTPN VIII, yaitu calon konsumen yang semakin banyak.

Strategi ini bertujuan agar pendistribusian Walini Peko di Kota

Bandung dapat tersebar merata di setiap wilayah kota Bandung,

Page 53: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

116

sehingga memudahkan calon konsumen yang semakin banyak untuk

mendapatkan Walini Peko.

c) Strategi Strengths – Threats (S – T)

Strategi S – T adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk menghadapi atau menghindari pengaruh dari ancaman

eksternal perusahaan. Terdapat satu strategi yang dapat dilakukan oleh

IHT PTPN VIII yaitu:

1. Meningkatkan kegiatan edukasi konsumen. Strategi S – T ini

menggunakan kekuatan yang dimiliki IHT PTPN VIII yaitu kualitas

dan keamanan Walini Peko yang telah mendapatkan berbagai sertifikat,

baik nasional maupun internasional tentang kualitas dan keamanan

produk untuk dikonsumsi. Sehingga kualitas dan keamanan Walini

Peko telah terjamin untuk menghadapi pengaruh dari ancaman eksternal

yang dimiliki IHT PTPN VIII, yaitu rendahnya orientasi konsumen

terhadap kualitas dan keamanan produk. Strategi ini baik dilakukan

oleh IHT PTPN VIII agar konsumen mengetahui bagaimana pentingnya

mengkonsumsi produk yang aman dikonsumsi, sehingga para

konsumen yang memiliki kesetiaan untuk membeli produk yang tidak

aman dikonsumsi dapat beralih untuk mengkonsumsi Walini Peko yang

aman untuk dikonsumsi.

d) Strategi Weakness – Threats (W – T)

Strategi W – T adalah strategi yang diarahkan untuk mengurangi

kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman eksternal.

Page 54: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

117

Terdapat satu alternatif strategi yang dapat dilakukan IHT PTPN VIII

yaitu:

1. Membeli mesin produksi sendiri. Strategi W – T berdasarkan dari

kelemahan internal yang dimiliki oleh IHT PTPN VIII yaitu Walini

Peko yang diproduksi oleh pihak lain (PT. Hale Internasional) dengan

ancaman eksternal yang dimiliki oleh IHT PTPN VIII yaitu

ketergantungan yang tinggi kepada pihak lain dalam memproduksi

Walini Peko. produk. Strategi ini baik dilakukan oleh IHT PTPN VIII

agar dapat memproduksi sendiri Walini Peko, sehingga produksi Walini

Peko tidak tergantung oleh pihak lain.

4.5.3. Tahap Keputusan

Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi terbaik yang

dapat dijalankan perusahaan berdasarkan alternatif-alternatif strategi yang

diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut,

digunakan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

Hasil analisis dalam matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif

strategi. Strategi tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan

diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Adapun hasil analisis QSPM

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat

dilihat berbagai alternatif strategi beserta Total Attractive Score (TAS) sebagai

berikut:

Page 55: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

118

1. Memperluas pangsa pasar dengan melakukan penetrasi pasar dengan

nilai TAS sebesar 6,3826

2. Memaksimalkan peran perkebunan PTPN VIII dalam memasarkan

Walini Peko dengan nilai TAS sebesar 6,3816

3. Mengikuti kegiatan-kegiatan tentang gaya hidup sehat dengan nilai

TAS sebesar 6,5278

4. Memperluas kegiatan pemasaran IHT PTPN VIII dengan nilai TAS

sebesar 6,3095

5. Memproduksi varian baru Walini Peko dengan nilai TAS sebesar

5,7323

6. Menambah tenaga kerja bagian spreading dengan nilai TAS sebesar

5,3986

7. Meningkatkan kegiatan edukasi konsumen dengan nilai TAS sebesar

6,7433

8. Membeli mesin produksi sendiri dengan nilai TAS sebesar 5,8041

Dari hasil analisis QSPM di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alternatif

strategi yang tepat yang harus digunakan IHT PTPN VIII adalah strategi W – T

yaitu meningkatkan kegiatan edukasi konsumen dengan nilai TAS sebesar 6,7433.

Strategi ini dilakukan untuk menginformasikan kualitas dan keamanan Walini

Peko yang telah mendapatkan berbagai sertifikat baik nasional maupun

internasional tentang kualitas dan keamanan produk untuk dikonsumsi sehingga

kualitas Walini Peko dan keamanan Walini Peko telah terjamin. Adanya kegiatan

edukasi konsumen diharapkan dapat meningkatkan konsumsi Walini Peko, baik

Page 56: BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 ...media.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080010_4_3312.pdf · Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tabel 11. ... sedangkan

119

dari konsumen yang telah memiliki produk favorit maupun belum. Kemudian

setelah adanya edukasi konsumen, maka konsumen tersebut akan mencoba untuk

mengkonsumsi Walini Peko.

Dalam memaksimalkan strategi, meningkatkan kegiatan edukasi

konsumen diharapkan didukung dengan strategi lainnya yaitu memperluas

pemasaran IHT PTPN VIII. Sehingga dengan semakin luasnya pemasaran maka

kegiatan edukasi konsumen juga semakin meningkat, kemudian dapat

meningkatkan konsumsi Walini Peko.