kajian pustaka dan kerangka...

24
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sayuran Organik Sayuran sebagai salah satu produk hortikultura dapat digolongkan menjadi jenis sayuran komersial dan non komersial. Dalam hal ini komersial berarti diminati oleh masyarakat meskipun harganya rendah atau karena harganya tinggi atau berpeluang untuk dijadikan produk ekspor (Rahardi, Rony, dan Asiani, 1993). Sayur-sayuran dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain sayuran daun (kangkung, sawi, bayam), sayuran bunga (brokoli, kembang kol), sayuran buah (terong, cabe, paprika, labu, mentimun, tomat), sayuran biji muda (kapri muda, jagung muda, kacang panjang, buncis), sayuran batang muda (asparagus, rebung, jamur), dan sayuran umbi (kentang, bawang bombay, bawang merah). Sayuran organik adalah berbagai macam sayuran yang dihasilkan dari teknik pertanian organik. Konsep penting dari sayuran organik adalah teknik pengolahan dan pembudidayaannya tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Sayuran organik dibudidayakan secara alami, maka sayuran tersebut mengandung berbagai keunggulan dibandingkan dengan sayuran non organik. Salah satu keunggulannya adalah aman dari residu bahan kimia, sehingga sangat menunjang kesehatan dan lebih kaya nutrisi. Hal ini membuat konsumen beralih untuk mengkonsumsi sayuran organik dari sayuran konvensional. Untuk melihat perbandingan tingkat kandungan nutrisi beberapa sayuran organik dengan sayuran konvensional dapat dilihat pada Tabel 2.1

Upload: nguyentu

Post on 31-Aug-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Sayuran Organik

Sayuran sebagai salah satu produk hortikultura dapat digolongkan menjadi

jenis sayuran komersial dan non komersial. Dalam hal ini komersial berarti

diminati oleh masyarakat meskipun harganya rendah atau karena harganya tinggi

atau berpeluang untuk dijadikan produk ekspor (Rahardi, Rony, dan Asiani,

1993). Sayur-sayuran dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain sayuran

daun (kangkung, sawi, bayam), sayuran bunga (brokoli, kembang kol), sayuran

buah (terong, cabe, paprika, labu, mentimun, tomat), sayuran biji muda (kapri

muda, jagung muda, kacang panjang, buncis), sayuran batang muda (asparagus,

rebung, jamur), dan sayuran umbi (kentang, bawang bombay, bawang merah).

Sayuran organik adalah berbagai macam sayuran yang dihasilkan dari

teknik pertanian organik. Konsep penting dari sayuran organik adalah teknik

pengolahan dan pembudidayaannya tanpa menggunakan bahan-bahan kimia.

Sayuran organik dibudidayakan secara alami, maka sayuran tersebut mengandung

berbagai keunggulan dibandingkan dengan sayuran non organik.

Salah satu keunggulannya adalah aman dari residu bahan kimia, sehingga

sangat menunjang kesehatan dan lebih kaya nutrisi. Hal ini membuat konsumen

beralih untuk mengkonsumsi sayuran organik dari sayuran konvensional. Untuk

melihat perbandingan tingkat kandungan nutrisi beberapa sayuran organik dengan

sayuran konvensional dapat dilihat pada Tabel 2.1

Page 2: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

10

Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Beberapa Sayuran Organik dan Konvensional (Setiap 100 gram, berat kering)

Jenis Kalsium Magnesium Potassium Sodium Thiamin Zat besi Tembaga

Buncis

Organik 40.5 60 99.7 8.6 60 227 69

Buncis 15.5 14.8 29.1 <1 2 10 3

Kol

Organik 60 43.6 148.3 20.4 13 94 48

Kol 17.5 15.6 53.7 <1 2 20 <1

Tomat

Organik 23 59.2 148 6.5 68 1938 53

Tomat 4.5 4.5 28.6 <1 1 1 <1

Bayam

Organik 96 203.9 257 69.5 117 1584 32

Bayam 47.5 46.9 84 <1 1 19 <1

(Sumber: Siahaan, 2005)

Keunggulan lain sayuran organik menurut Samsudin dan Satrio (2004) adalah:

1. Produk sayuran organik sehat untuk dikonsumsi karena tidak mengandung

residu pestisida dan zat-zat kimia beracun yang berbahaya bagi kesehatan.

2. Produk sayuran organik memiliki rasa yang lebih renyah, lebih manis, dan

tidak cepat busuk.

3. Produk sarana pertanian organik (pupuk kandang, bio-pestisida) tidak

menimbulkan pencemaran lingkungan, aman bagi kesehatan pengguna

serta mudah terurai di alam (biodegradable).

4. Meningkatkan dan melestarikan kesuburan tanah serta keanekaragaman

hayati.

Page 3: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

11

5. Menekan biaya produksi yang menguntungkan secara ekonomi dalam

jangka panjang.

Selain keunggulan yang ditawarkan, sayuran organik pun memiliki

kelemahan seperti:

1. Produk sayuran organik memiliki penampilan fisik yang kurang prima

atau kurang bagus dibandingkan dengan tanaman yang dibudidayakan

secara konvensional.

2. Kebutuhan tenaga kerja lebih banyak dibandingkan konvensional,

khususnya untuk kegiatan pemupukan dan pengendalian hama.

3. Proses penyerapan unsur hara dari pupuk organik dan efektivitas

pestisida botani tanaman, efeknya lebih lambat dibandingkan saprotan

kimia sintetis.

4. Kegiatan pemeliharaan tanaman lebih intensif dibandingkan secara

konvensional.

Menurut Pracaya (2007), segala jenis sayuran dapat dikembangkan dengan

teknik pertanian organik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah beberapa jenis

tanaman sangat peka terhadap hama dan gangguan penyakit, oleh karena itu

diperlukan teknik-teknik khusus dalam pembudidayaannya. Selain itu, perlu

diperhatikan pula kepentingan bisnis dari teknik pertanian organik ini. Umumnya

teknik pertanian organik diarahkan untuk komoditas pertanian bernilai ekonomis.

Pengembangan sayuran organik di Indonesia mempunyai prospek

pengembangan yang cukup baik. Tingkat kesadaran masyarakat yang semakin

Page 4: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

12

tinggi terhadap produk sehat seiring dengan pertambahan penduduk menyebabkan

potensi pasar sayuran organik terbuka luas.

2.1.2 Pengadaan

2.1.2.1 Manajemen Pengadaan

Manajemen pengadaan (I Nyoman Pujawan, 2005) adalah salah satu

komponen utama supply chain management. Pengadaan merupakan fungsi

penting dalam setiap perusahaan. Setiap perusahaan memerlukan sebuah pasokan

barang, dan pengadaan bertanggung jawab untuk mengaturnya. Pengadaan barang

meliputi tipe-tipe perolehan yang berbeda (pembelian, rental, kontrak, dan

sebagainya) termasuk juga pekerjaan yang terkait, seperti memilih pemasok,

bernegoisasi, menyetujui syarat-syarat, memperlancar, mengawasi kinerja

pemasok, penanganan barang, transportasi, penyimpanan barang, dan penerimaan

barang dari pemasok. Pengadaan membentuk hubungan yang penting antar

perusahaan dalam rantai pasokan, dan memberikan sebuah mekanisme untuk

mengkoordinasikan aliran barang antar konsumen dan pemasok.

Tujuan bagian pengadaan adalah menyediakan barang maupun jasa

dengan harga yang tepat, berkualitas, dan terkirim tepat waktu. Menurut Pujawan

(2005), Secara umum tugas-tugas yang harus dilakukan bagian pengadaan yaitu:

1. Merancang hubungan yang tepat dengan pemasok.

Hubungan dengan pemasok dapat bersifat kemitraan jangka panjang

maupun hubungan transaksional jangka pendek. Model mana yang

tepat tentunya tergantung pada banyak hal, termasuk diantaranya kritis

Page 5: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

13

tidaknya barang yang dibeli dari pemasok yang bersangkutan dan besar

tidaknya nilai pembelian. Bagian pengadaan yang bertugas untuk

merancang relationship portfolio untuk semua pemasok.

2. Memilih pemasok.

Kegiatan memilih pemasok bisa memakan waktu dan sumberdaya

yang tidak sedikit apabila pemasok yang dimaksud adalah pemasok

kunci. Pemasok kunci yang berpotensi untuk menjalin hubungan

jangka panjang, proses pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi awal,

mengundang mereka untuk presentasi, kunjungan lapangan, dan

sebagainya. Pemilihan pemasok kunci harus sejalan dengan strategi

supply chain.

3. Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang cocok.

Kegiatan pengadaan membutuhkan bantuan teknologi. Saat ini banyak

perusahaan yang menggunakan electronic procurement (e-

procurement) yakni aplikasi internet untuk kegiatan pengadaan.

4. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data pemasok.

Bagian pengadaan harus memiliki data lengkap tentang item-item yang

dibutuhkan maupun data tentang pemasok mereka. Beberapa data

pemasok yang penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-

masing pemasok, item apa yang mereka pasok, harga per unit, lead

time pengiriman, kinerja masa lalu, serta kualifikasi pemasok.

Page 6: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

14

5. Melakukan proses pembelian.

Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya

pembelian rutin dan pembelian dengan melalui tender atau lelang.

Pembelian rutin dan pembelian dengan tender melewati proses-proses

yang berbeda.

6. Mengevaluasi kinerja pemasok.

Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi pemasok untuk

meningkatkan kinerja mereka. Kriteria yang digunakan untuk menilai

pemasok seharusnya mencerminkan strategi supply chain dan jenis

barang yang dibeli.

2.1.2.2 Pengadaan Modal

Menurut Brigham (2006), modal ialah jumlah dari utang jangka panjang,

saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus

utang jangka pendek yang dikenakan bunga. Definisi modal dalam Standar

Akuntansi Keuangan (2007) adalah hak residual atas asset perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban. Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan

aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan.

Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha

yang dijalankan. Kebutuhan-kebutuhan modal yang dibutuhkan perusahaan

agribisnis antara lain adalah modal yang terkait dengan keuangan perusahaan

dalam menjalankan usahanya dan modal fisik yang berupa lahan, bangunan,

peralatan, dan kendaraan.

Page 7: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

15

Sumber modal terbagi menjadi dua yaitu sumber intern dan sumber

ekstern. Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di

bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, sedangkan modal yang

berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan.

Pemasok, bank, dan pasar modal merupakan sumber modal ekstern.

1. Pemasok

Pemasok memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk

penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek, maupun jangka

menengah. Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran

kurang dari satu tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan

mentah oleh pemasok kepada langganan.

2. Bank

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai lembaga

yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

3. Pasar modal

Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua

kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling

mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di suatu pihak dan emiten yang

membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak,

atau dengan kata lain adalah tempat bertemunya penawaran dan

permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang. Fungsi dari pasar

modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi

Page 8: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

16

yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai

defisit tabungan.

2.1.2.3 Pengadaan Tenaga Kerja

Pengadaan tenaga kerja merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan

jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam rangka

mencapai tujuan organisasi (Samsudin, 2006). Pengadaan tenaga kerja merupakan

langkah pertama yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan

mencapai tujuannya. Pengadaan tenaga kerja meliputi perencanaan tenaga kerja,

penarikan tenaga kerja, seleksi tenaga kerja, dan penempatan tenaga kerja.

1. Perencanaan tenaga kerja

Perencanaan tenaga kerja adalah penentuan kuantitas dan kualitas tenaga

kerja yang dibutuhkan dan cara memenuhinya. Penentuan kuantitas dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu time motion study dan peramalan tenaga

kerja, sedangkan penentuan kualitas dapat dilakukan dengan Job Analysis.

Job Analysis terbagi menjadi dua, yaitu Job Description dan Job

Specification / Job Requirement. Tujuan Job Analysis bagi perusahaan

yang sudah lama berdiri yaitu untuk reorganisasi, penggantian pegawai,

dan penerimaan pegawai baru.

2. Penarikan tenaga kerja

Penarikan tenaga kerja diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber internal

dan sumber eksternal. Sumber internal yaitu menarik tenaga kerja baru

dari rekomendasi karyawan lama dan nepotisme, berdasarkan sistem

kekeluargaan, misalnya mempekerjakan anak, adik, dan sebagainya.

Page 9: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

17

Sumber eksternal yaitu menarik tenaga kerja baru dari lembaga tenaga

kerja, lembaga pendidikan, ataupun dari advertising, yaitu media cetak dan

internet.

3. Seleksi tenaga kerja

Terdapat lima tahapan dalam menyeleksi tenaga kerja, yaitu seleksi

administrasi, tes kemampuan dan psikologi, wawancara, tes kesehatan dan

referensi (pengecekan). Terdapat dua pendekatan untuk menyeleksi tenaga

kerja, yaitu Succecive Selection Process dan Compensatory Selection

Process. Succecive Selection Process adalah seleksi yang dilaksanakan

secara bertahap atau sistem gugur. Compensatory Selection Process adalah

seleksi dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua calon

untuk mengikuti seluruh tahapan seleksi yang telah ditentukan.

4. Penempatan tenaga kerja

Penempatan tenaga kerja adalah proses penentuan jabatan seseorang yang

disesuaikan antara kualifikasi yang bersangkutan dengan job specification-

nya. Indikator kesalahan penempatan tenaga kerja yaitu tenaga kerja yang

tidak produktif, terjadi konflik, biaya yang tinggi dan tingkat kecelakaan

kerja tinggi.

2.1.2.4 Pengadaan Bahan Baku

Menurut Mulyadi (1986), bahan baku merupakan bahan yang membentuk

bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan

manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau dari pengolahan

sendiri. Menurut Burton (1998), bahan baku digolongkan atas tiga kriteria yaitu

Page 10: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

18

bahan mentah, parts, dan supplies. Bahan mentah merupakan bagian terbesar dari

barang jadi dan merupakan bagian pengeluaran terbesar dalam memproduksi

suatu barang. Parts merupakan bagian dari produk jadi yang dipergunakan dalam

jumlah kecil, sedangkan supplies merupakan bahan yang dipergunakan dalam

proses produksi tetapi tidak mengambil bagian dari barang jadi.

Berdasarkan cara perolehannya bahan baku dalam hal ini sayuran organik,

dapat dibedakan menjadi kelompok bahan baku yang diproduksi oleh perusahaan

sendiri dan didapat dari cara pembelian. Dalam mempertimbangkan perolehan

bahan baku ini terdapat dua dasar pokok pertimbangan yaitu ketersediaan bahan di

pasar dan tingkat harga yang diterima. Keputusan perolehan bahan baku dengan

membeli dilakukan apabila bahan baku yang diperlukan banyak terdapat di pasar

dengan harga yang lebih rendah daripada biaya per satuan jika memproduksi

sendiri.

Cara perolehan bahan baku pada setiap perusahaan berbeda-beda. Sistem

pengadaan bahan baku yang baik dan dapat menjamin kelangsungan proses

produksi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan untuk

mencapai efisiensi dan efektivitas produksi.

Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari produk-produk

pertanian, terdapat lima unsur yang harus diperhatikan yaitu (Austin, 1998):

1. Kuantitas, menunjukkan jumlah ketersediaan bahan baku.

2. Kualitas, mencakup penentuan dan pengawasan mutu bahan baku.

3. Waktu, karena hasil pertanian bersifat musiman, mudah rusak dan busuk.

4. Biaya yang wajar.

Page 11: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

19

5. Organisasi yang meliputi struktur, kekuatan, dan integrasi vertikal.

Di dalam sebuah perusahaan harus mengikuti beberapa prosedur untuk

merancang pembelian. Terdapat pendekatan umum procurement. Pendekatan ini

memiliki sejumlah langkah umum, yang bermula dengan pengguna yang

menentukan kebutuhan barangnya dan berakhir ketika barang tersebut dikirim.

Gambar 2.1 di bawah ini menjelaskan tahapan umum dalam siklus procurement.

Departemen Pengguna Procurement Pemasok

1.Menentukan kebutuhan

meminta pembelian

Membicarakan

1.menerima dan

mengecek mengesahkan

pembayaran

2.Menerima permintaan

memproses meminta

catatan harga

4.menerima catatan harga

membicarakan dan

memproses mengirimkan

pesanan pembelian

6.Menerima dan

mengecek mentransfer

8.mengatur pembayaran

3.Menerima

permintaan memproses

mengirim catatan harga

5.menerima pesanan

memproses

mengirimkan barang

dan tagihan

Menerima pembayaran

(Sumber: PPM dan Asosiasi Logistik Indonesia, 2011)

Gambar 2.1 Tahapan dalam siklus procurement

Prosedur ini terlihat cukup rumit, serta memerlukan banyak tahapan dan

dokumen. Namun upaya ini bermanfaat jika pembelian berskala besar, sedangkan

jika melakukan pembelian berskala kecil dan memiliki hubungan dengan pemasok

Page 12: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

20

atau hanya ada satu pemasok yang memenuhi syarat tidak perlu melakukan

prosedur seperti ini.

2.1.3 Teori Optimasi

Secara umum optimasi adalah serangkaian proses untuk mendapatkan

hasil terbaik pada situasi tertentu (Nasendi dan Anwar, 1985). Persoalan optimasi

adalah suatu persoalan untuk membuat nilai suatu fungsi beberapa variabel

menjadi maksimum atau minimum dengan memperhatikan pembatasan-

pembatasan yang ada. Setiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki

keterbatasan atas sumberdayanya, baik keterbatasan dalam jumlah bahan baku,

tenaga kerja, jam kerja mesin maupun modal. Adanya keterbatasan ini membuat

perusahaan perlu mencari suatu alternatif strategi yang mengoptimalkan hasil

yang dicapainya baik itu berupa keuntungan yang maksimal maupun biaya yang

minimum (Herjanto dalam Hendrik, 2006). Secara umum, terdapat dua kriteria

mendasar dalam teori optimasi, yaitu :

1. Maksimisasi, yaitu mengalokasikan atau menggunakan input-input

tertentu untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Maksimisasi

keuntungan ini dapat dilihat baik dari segi laba, sistem kerja yang efektif

(rancangan penugasan), maksimisasi pangsa pasar, dan lokasi perusahaan.

2. Minimalisasi, yaitu menghasilkan tingkat output dengan menggunakan

input (biaya) yang paling minimal. Minimalisasi dapat berupa

minimalisasi penggunaan sumber daya, biaya distribusi, biaya persediaan,

Page 13: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

21

biaya pengendalian mutu, jumlah tenaga kerja, waktu proses pelayanan,

dan fasilitas perusahaan.

Jenis persoalan optimasi secara umum terbagi menjadi dua, yaitu optimasi

tanpa kendala dan optimasi dengan kendala. Pada optimasi tanpa kendala, semua

faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap fungsi tujuan diabaikan sehingga

tidak ada batasan-batasan untuk berbagai pilihan yang tersedia dalam menentukan

nilai maksimum atau minimum, namun teori ekonomi akan selalu menuntut

adanya kendala sebagai batasan-batasan untuk memastikan bahwa persamaan

matematika menyesuaikan kenyataan ekonomi. Karena itu, kendala yang tidak

dibatasi diatur dengan ketentuan derivatif parsial pertamanya sama dengan nol

(Doll dan Orazem, 1984), sedangkan optimasi dengan kendala memperhatikan

keterbatasan-keterbatasan yang ada untuk menentukan nilai maksimum atau

minimumnya. Pencapaian keputusan optimal dapat diselesaikan dengan

pembuatan model keputusan atau model optimasi.

Model optimasi adalah suatu alat untuk meringkaskan sebuah masalah

keputusan dengan cara yang memungkinkan identifikasi dan evaluasi yang

sistematis terhadap semua alternatif keputusan suatu masalah. Keputusan akhir

didapat dengan memilih alternatif yang dinilai terbaik dari semua pilihan,

sehingga tercapailah pemecahan yang optimum. Menurut Taha (1996), model

yang digunakan dalam pengambilan keputusan dapat dikelompokkan menjadi

model simulasi, model matematis, dan model heuristik.

Page 14: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

22

2.1.4 Goal Programming

Model goal programming merupakan perluasan dari model pemrograman

linier, sehingga seluruh asumsi, notasi, formulasi model matematik, prosedur

perumusan model dan penyelesaiannya tidak berbeda. Perbedaannya hanya

terletak pada kehadiran sepasang variabel deviasional yang akan muncul di fungsi

tujuan dan fungsi-fungsi kendala, oleh karena itu konsep dasar pemrograman

linier akan selalu melandasi pembahasan model goal programming (Siswanto,

1993).

Menurut Mulyono (1999), perbedaan utama antara linear goal

programming (LGP) dan linear programming (LP) terletak pada struktur dan

penggunaan fungsi tujuan. Dalam program linier fungsi tujuan hanya mengandung

satu tujuan, sedangkan dalam goal programming semua tujuan baik satu maupun

beberapa digabungkan dalam sebuah fungsi tujuan. Ini dapat dilakukan dengan

mengekspresikan tujuan itu dalam bentuk sebuah kendala (goal constraint),

memasukkan suatu variabel simpangan (deviational variabel) dalam kendala itu

untuk mencerminkan seberapa jauh tujuan itu dicapai, dan menggabungkan

variabel simpangan dalam fungsi tujuan.

Keunggulan goal programming dibandingkan dengan program linier

adalah informasi yang diberikan oleh goal programming lebih banyak, seperti

pencapaian tujuan yang saling bertentangan, pemakaian prioritas, dan pembobot

yang diinginkan perusahaan. Analisis goal programming bertujuan untuk

meminimumkan jarak antara deviasi terhadap tujuan, target, atau sasaran yang

telah ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai target atau

Page 15: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

23

tujuan tersebut secara memuaskan sesuai dengan syarat ikatan yang ada, yang

membatasi berupa sumber daya yang tersedia, teknologi yang ada, kendala tujuan,

dan sebagainya (Nasendi dan Anwar, 1985).

Hillier dan Lieberman (1990) menyatakan bahwa pendekatan dasar dari

goal programming adalah urutan sasaran (goal) yang spesifik untuk setiap tujuan-

tujuan (objectives), merumuskan fungsi tujuan untuk setiap tujuan lalu mencari

pemecahan solusi dengan meminimalkan penyimpangan (deviasi) fungsi tujuan

ini dari tujuannya masing-masing.

Menurut Mulyono (1991), bahwa untuk merumuskan model goal

programming dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan variabel keputusan

Menentukan variabel keputusan dengan menyatakan secara jelas variabel

keputusan yang tidak diketahui. Semakin tepat definisi yang ditetapkan

maka akan semakin mudah untuk mengerjakan pemodelan yang lain.

2. Menentukan kendala

Beberapa hal yang dilakukan pada bagian ini adalah menentukan nilai-

nilai sisi kanan, kemudian menentukan teknologi dan variabel keputusan

yang diikut sertakan dalam kendala. Selain itu harus memperhatikan jenis

simpangan yang diperbolehkan. Bila penyimpangan diperbolehkan dalam

dua arah, maka kedua variabel deviasional ditempatkan pada kendala

tersebut. Apabila penyimpangan tersebut hanya diperbolehkan satu arah,

maka hanya satu variabel yang perlu ditempatkan.

Page 16: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

24

3. Menentukan prioritas

Pada bagian ini dilakukan urutan terhadap tujuan-tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan mana yang ingin dijadikan prioritas utama, kedua dan

seterusnya. Biasanya urutan tujuan merupakan pernyataan preferensi

individu perusahaan. Apabila persoalannya tidak memiliki urutan prioritas,

maka tahap ini bisa dilewati dan dilanjutkan ketahap berikutnya.

4. Menentukan bobot

Pada bagian ini adalah membuat urutan dalam suatu tujuan tertentu.

Apabila tahap ini dirasa tidak perlu, maka dilanjutkan pada tahap

berikutnya.

5. Menentukan fungsi tujuan

Pada tahap ini dipilih variabel deviasional yang benar untuk dimasukkan

kedalam fungsi tujuan, setelah itu diberi prioritas dan pembobot yang tepat

bila diperlukan.

Bentuk umum goal programming yang memiliki struktur pengutamaan

dengan urutan prioritas adalah sebagai berikut:

Minimumkan Z = ∑ (PyWi+

,ydi++PsWi

-,sdi

-)

Kendala tujuan:

∑(Cij Xj) + di- - di

+ = Gi

Untuk i = 1, 2,…,m

Kendala fungsional:

∑aijXj ≤ bi

Xj, di- , di

+ ≥ 0

Page 17: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

25

di- , di

+ = 0

Untuk i = 1, 2, …, m

J = 1, 2, ….., n,

dan Xj, di-, di

+ ≥ 0

Keterangan :

Xj : Kegiatan untuk peubah pengambilan keputusan

bi : Jumlah sumber daya i yang tersedia

Cij : Koefisien teknologi fungsi kendala tujuan

Gi : Tujuan atau target yang ingin dicapai

di-, di+ : Jumlah unit deviasi bawah (-) dan atas (+) terhadap tujuan (Gi)

Py, Ps : Faktor prioritas

Wi+,Wi - : Pembobot

Berdasarkan perumusan model di atas, pencapaian tingkat sasaran

dilakukan dengan cara meminimumkan peubah deviasi. Variabel yang terdapat

dalam goal programming merupakan peubah slack atau surplus dari program

linier. Variabel deviasional dalam fungsi kendala tujuan untuk meminimumkan

deviasi dari berbagai tujuan atau sasaran yang ditetapkan. Menurut Siswanto

(1993), variabel deviasional terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Variabel deviasional yang menampung penyimpangan dibawah sasaran.

Variabel yang menampung deviasi dibawah sasaran biasanya ditandai

dengan notasi di- atau DB. Variabel deviasi ini berfungsi untuk

menampung deviasi negatif. Dengan demikian variabel tersebut akan

selalu berkoefisien +1 pada setiap kendala sasaran yang diinginkan.

Page 18: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

26

2. Variabel deviasional yang menampung penyimpangan diatas sasaran.

Variabel yang menampung penyimpanan diatas sasaran biasanya ditandai

dengan notasi di+ atau DA. Variabel ini berfungsi untuk menampung

deviasi positif, sehingga variabel ini akan selalu berkoefisien -1 pada

setiap kendala sasaran yang diinginkan.

Kedua variabel deviasional tersebut dalam fungsi tujuan dinyatakan secara

matematis dengan persamaan sebagai berikut:

∑ (CijXj) + DBi – DAi = Gi

Persamaan di atas akan terpenuhi jika nilai minimum DA dan DB sama dengan

nol, apabila:

1. DA=DB=0, sehingga ∑Cij Xj =Gi, artinya sasaran tercapai.

2. DA=0 dan DB > 0, sehingga ∑ Cij Xj = Gi – DBi, artinya sasaran tidak

tercapai karena ∑ (Cij Xj) < Gi.

3. DB=0 dan DA > 0, sehingga ∑Cij Xj = Gi + DAi, artinya sasaran

terlampaui karena ∑ (Cij Xj) > Gi.

Jadi pada kondisi DA>0 dan DB>0 pada sebuah kendala maka sasaran

tidak mungkin akan tercapai. Penggunaan variabel deviasional untuk mewujudkan

suatu sasaran manajerial yang terdapat dalam perusahaan. Pada dasarnya

penggunaan variabel deviasional tersebut dapat dikelompokan ke dalam beberapa

cara yaitu:

1. Untuk mewujudkan sasaran dengan nilai tertentu

Sasaran yang dikehendaki dimasukan kedalam parameter Gi (nilai ruas

kanan kendala). Agar sasaran ini tercapai maka DA dan DB harus

Page 19: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

27

diminimumkan, sehingga persamaan fungsi kendala sasarannya sebagai

berikut:

∑ (Cij Xj) + DBi – DAi = Gi

Persamaan fungsi tujuan sebagai berikut:

Minimumkan Z = ∑ (DAi + DBi)

Apabila dalam penyelesaian optimal DA>0 dan DB=0, maka terjadi

penyimpangan diatas nilai sasaran Gi, ini berarti sasaran terlampaui.

Apabila DB>0 dan DB=0 maka terjadi penyimpangan dibawah sasaran, ini

berarti sasaran tidak tercapai.

2. Untuk mewujudkan sasaran di bawah nilai tertentu

Sasaran yang hendak dicapai dimasukkan ke dalam Gi dan tidak boleh

dilampaui, oleh karena itu penyimpangan di atas nilai Gi harus

diminimumkan agar hasil penyelesaian tidak melebihi nilai Gi atau paling

banyak sebesar Gi. Dalam hal ini hanya diperlukan variabel DA, sehingga

fungsi persamaan kendala sasaran dibawah nilai tertentu adalah sebagai

berikut:

∑ (Cij Xj) – DAi = Gi

Persamaan fungsi tujuannya sebagai berikut:

Minimumkan Z = ∑ DAi

Apabila dalam penyelesaian optimal DA=0, berarti sasaran tercapai, dan

apabila DA>0, maka terjadi penyimpangan diatas Gi, hal ini berarti

sasaran yang dikehendaki terlampaui.

Page 20: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

28

3. Untuk mewujudkan sasaran di atas nilai tertentu

Dalam hal ini, penyimpangan dibawah nilai Gi harus diminimumkan agar

hasil penyelesaian paling sedikit sama dengan nilai Gi. Oleh karena itu

hanya diperlukan variabel DB, sehingga persamaan fungsi kendala

sasarannya sebagai berikut:

∑ (Cij Xj) + DBi = Gi

Persamaan fungsi tujuannya sebagai berikut:

Minimumkan Z = ∑ DBi

Apabila dalam penyelesaian optimal DB=0, berarti sasaran tercapai, dan

apabila DB>0 berarti sasaran tidak tercapai.

Terdapat enam jenis kendala tujuan yang berlainan. Maksud setiap jenis

kendala ditentukan oleh hubungannya dengan fungsi tujuan. Keenam jenis

kendala tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Jenis-jenis Kendala Tujuan

Kendala Tujuan Variabel

Simpangan dalam Fungsi

Kemungkinan Simpangan

Penggunaan Nilai RHS yang Diinginkan

aijXj + di- = bi di

- Negatif = bi

aijXj – di+ = bi di

+ Positif = biaijXj + di

- - di+ = bi di

- Neg dan pos bi atau lebih aijXj + di

- - di+ = bi di

+ Neg dan pos bi atau kurangaijXj + di

- - di+ = bi di

- dan di+ Neg dan pos = bi

aijXj + di- = bi di

+ (artf) Tidak ada Pas = bi

(Sumber : Mulyono, 2004)

2.1.5 Analisis Kepekaan/Sensitivitas

Kondisi optimal dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari adanya

perubahan nilai-nilai yang terdapat dalam model yang digunakan. Untuk dapat

Page 21: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

29

mengetahui pengaruh dari perubahan tersebut terhadap kondisi optimal, maka

dilakukan analisis kepekaan yang menghasilkan selang kepekaan. Jika perubahan

yang terjadi masih berada didalam selang yang ada, maka hasil analisis optimal

juga tidak akan mengalami perubahan (kondisi optimal relatif stabil). Adapun

perubahan-perubahan terhadap kondisi optimal terdiri dari (Soebagyo, 1988):

1. Perubahan dalam koefisien fungsi tujuan.

2. Koefisien teknis (teknologi) fungsi kendala atau input-output.

3. Keterbatasan kapasitas sumberdaya atau nilai sebelah kanan fungsi

kendala.

4. Tambahan fungsi kendala baru.

5. Tambahan peubah pengambilan keputusan (variabel baru).

Selang kepercayaan yang dihasilkan dari analisis kepekaan terdiri dari

batas minimum/batas penurunan (allowable decrease) dan batas maksimum/batas

kenaikan (allowable increase). Batas minimum menunjukkan besarnya batas

penurunan nilai parameter atau nilai ruas kanan kendala tanpa merubah hasil

pemecahan optimal. Demikian pula halnya dengan perubahan pada biaya dan

harga terhadap perencanaan produksi. Jika perubahan-perubahan yang terjadi

masih berada di dalam selang yang ada, maka kondisi optimal relatif stabil.

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nila Septiati berjudul optimalisasi

pengadaan dan distribusi produk buah-buahan segar PT. Moenaputra Nusantara

Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengadaan dan distribusi

produk buah segar yang dilakukan oleh PT. Moenaputra Nusantara. Tujuan

Page 22: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

30

lainnya yaitu menganalisis biaya pengadaan dan distribusi produk buah segar

PT. Moenaputra Nusantara dan menentukan komposisi pengadaan dan distribusi

produk buah segar yang optimal.

Penelitian ini menggunakan program linier model transportasi untuk

menganalisis optimalisasi pengadaan dan distribusi produk buah-buahan segar

dari pemasok perusahaan ke kelompok-kelompok pelanggan perusahaan. Pola

pengadaan dan distribusi dari PT. Moenaputra Nusantara terdiri dari petani,

pedagang pengumpul, dan pasar induk, sedangkan pola distribusinya terdiri dari

eceran, grosir, dan hotel. Buah-buahan yang diusahakan terdiri dari buah kontinu

dan buah musiman.

Komposisi pengadaan dan distribusi yang dilakukan oleh PT. Moenaputra

Nusantara selama tahun 2011 telah mendekati optimal, tetapi berdasarkan hasil

analisis didapatkan bahwa PT. Moenaputra Nusantara masih memiliki peluang

untuk mengefisienkan biaya, yaitu dengan mengurangi jumlah pemenuhan pada

permintaan kelompok pelanggan dimana jumlah penawaran tetap atau dengan

menambah pasokan langsung dari petani dan pedagang pengumpul daerah asal

dimana jumlah permintaannya tetap. Hasil optimal menunjukkan terdapat

penghematan biaya sebesar Rp. 1.343.136,00 pada semester satu dan

Rp.6.978.295,00 pada semester dua.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian optimasi pengadaan

sayuran organik adalah penelitian ini membahas mengenai pola pengadaan yang

dilakukan PT. Masada Organik Indonesia dan perbandingan hasil pengadaan yang

Page 23: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

31

dilakukan perusahaan dengan hasil metode Goal programming untuk optimasi

pengadaan sayuran secara optimal.

2.2 Kerangka Pemikiran

Produksi akan sayuran terus meningkat, diikuti dengan meningkatnya

kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat. Kondisi ini memicu PT. Masada

Organik Indonesia meningkatkan produksinya. Di sisi lain, keadaan alam yang

sedang tidak menentu. Hal ini mengakibatkan produksi sayuran organik di

perusahaan menurun dan pengadaan pasokan sayuran organik pun tidak

mencukupi permintaan, sehingga biaya yang dikeluarkan pun meningkat. Melihat

kondisi demikian, maka perlu segera dilakukan upaya dalam mengatasi

permasalahan tersebut karena akan berdampak langsung terhadap penurunan

kinerja pengadaan sayuran di PT. Masada Organik Indonesia.

Adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Masada Organik

Indonesia mengatasi permasalahan yang dialami. Salah satu upaya yaitu dengan

mengetahui proses pengadaan yang optimal. Tujuannya agar dapat diterapkannya

manajemen pengadaan yang optimal dengan biaya yang minimum, sehingga

menghasilkan keuntungan yang maksimal. Proses pengadaan melibatkan berbagai

komponen yang berpengaruh pada proses pengadaan. Komponen tersebut yaitu

komunikasi, seleksi pemasok, teknologi, inventarisasi data, pembelian, dan

evaluasi kinerja. Dari hasil tersebut, dapat dibuat model suatu perhitungan agar

menghasilkan proses pengadaan yang optimal untuk diterapkan pada sistem

pengadaan di PT. Masada Organik Indonesia.

Page 24: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080098_2_9008.pdf · 2.1 Kajian Pustaka 2 ... Dalam analisis pengadaan bahan baku yang berasal dari

32

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Konsumsi sayuran meningkat

Produksi sayuran meningkat

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat

Produksi sayuran organik

Biaya pengadaan

Manajemen pengadaan

Pengadaan sayuran yang optimal

Cuaca ekstrim Service level tidak memenuhi

- Komunikasi - Seleksi pemasok - Teknologi - Inventarisasi data - Pembelian - Evaluasi kinerja