bab ii kajian pustaka dan kerangka pemikiran 2.1....
TRANSCRIPT
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Tanaman Teh
Camellia sinensis adalah tanaman teh, spesies tanaman yang daun dan
pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk genus
Camellia , suatu genus tumbuhan berbunga dari famili Theaceae. Teh putih, teh
hijau, oolong dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini, namun diproses
secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Kukicha (teh
ranting) juga dipanen dari Camellia sinensis, namun tidak memakai daun
melainkan ranting.
Nama sinensis dalam bahasa Latin berarti Cina. Sedangkan Camellia
diambil dari nama Latin Pendeta Georg Kamel, S.J (1661 - 1706), seorang
pendeta kelahiran Ceko yang menjadi seorang pakar botani dan misionaris.
Meskipun Kamel tidak menemukan maupun menamai tumbuhan ini, Carolus
Linnaeus, pencipta sistem taksonomi yang masih dipakai hingga sekarang,
memilih namanya sebagai penghargaan atas kontribusi Kamel terhadap sains.
Nama lama untuk tumbuhan teh ini termasuk Thea bohea, Thea sinensis, dan
Thea viridis.
12
2.1.2. Jenis-Jenis Teh
Menurut Ghani (2002), produk teh di Indonesia yang berdasarkan sistem
pengolahaannya terdapat tiga jenis teh, yaitu teh hitam (black tea/fermented tea),
teh hijau (green tea/infermented) dan teh wangi (Jasmine tea). Teh hitam terdiri
dari dua jenis yaitu teh orthodox dan teh CTC, sedangkan teh hijau terdiri dari tiga
jenis yaitu teh hijau murni, teh oolong, dan teh bunga. Perbedaan teh hitam dan
teh hijau terletak pada cara pengolahan, mesin, dan peralatan yang digunakan.
Prinsip pengolahan teh hijau berbeda dengan teh hitam. Untuk lebih jelasnya jenis
teh dapat dilihat pada gambar 2. berikut.
Sumber : Ghani (2002)
Gambar 2. Jenis-jenis Teh Berdasarkan Sistem Pengolahan
Teh (tea)
Teh hitam (black tea)
Teh hitam (Orthodox tea)
Teh hitam CTC
Teh hijau (green tea)
Teh hijau murni
Teh oolong
Teh hijau bunga Teh wangi
(jasmine tea)
13
2.1.3. Manfaat Teh
Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia
dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum dijadikan minuman penjamu
tamu. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini
banyak dikonsumsi. Selain keunggulan tadi, terdapat berbagai kandungan zat
yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Zat-zat yang bermanfaat tersebut yaitu
polifenol yang berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai
antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh yang juga ampuh
mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Radikal bebas ada di tubuh
karena lingkungan udara yang tercemar polusi dan juga dari makanan. Selain itu,
terdapat vitamin E yang berfungsi menjaga kesehatan jantung dan membuat kulit
menjadi halus serta vitamin C yang berfungsi sebagai imunitas ata daya tahan bagi
tubuh manusia. Selain itu vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang
diperlukan untuk ketahanan tubuh manusia terhadap penyakit. Vitamin A
berbentuk betakaroten yang terkandung dalam minuman teh merupakan vitami
yang diperlukan tubuh.
Diantara sekian banyak manfaat teh bagi kesehatan yang paling banyak
dipublikasikan adalah manfaatnya untuk mencegah dan mengendalikan kanker,
tekanan darah tinggi, dan kesehatan jantung. Manfaat teh lainnya, khususnya teh
hitam untuk mengendalikan diabetes, belum banyak diketahui. Salah satu hasil
penelitian yang meyakinkan adalah hasil penelitian Wang Dongfeng (1996)
tentang manfaat teh dalam mengobati diabetes. Hasil penelitian tersebut
14
menyatakan bahwa kadar polysacharida (CTPS) pada teh berpengaruh nyata
terhadap pengurangan gula darah dan meningkatkan kekebalan tubuh.
2.1.4. Pengertian dan Konsep Pemasaran
Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia bisnis
untuk memperoleh laba yang tinggi dari pasar yang semakin kompetitif.
Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu
sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok. Kegiatan
tersebut beroperasi secara individual maupun kelompok dan beroperasi dalam
suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri,
peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.
Menurut Kotler (2000), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan
pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu
dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka
butuhkan melalui tahap menciptakan, menawarkan dan menukarkan.
Konsep pemasaran dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pemasaran
yang efisien, efektif dan bertanggung jawa serta dapat berpedoman pada salah
satu filosofi pemasaran. Menurut Kotler (2000) ada lima konsep pemasaran yang
mendasari untuk melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran, yaitu :
15
1) Konsep berwawasan produksi. Konsep berwawasan produksi berpendapat
bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah
harganya.
2) Konsep berlawanan produk. Konsep berwawasan produk berpendapat
bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja
terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya.
3) Konsep berwawasan menjual. Konsep berwawasan menjual berpendapat
bahwa konsumen dibiarkan saja, konsumen tidak akan membeli produk
organisasi dalam jumlah cukup, artinya konsumen enggan membeli dan
harus didorong supaya membeli, serta perusahaan mempunyai banyak cara
promosi dan penjualan yang efektif untuk merangsang pembeli.
4) Konsep berwawasan pemasaran. Konsep berwawasan pemasaran
berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada
saingannya.
2.1.5. Strategi Pemasaran
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang berupa
tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan
sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar (David, 2006). Strategi
memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi
16
perusahaan. Sedangkan menurut Kotler (2000), strategi pemasaran merupakan
implementasi dari strategi perusahaan. Dalam mencapai tujuannya perusahaan
tidak hanya merancang strategi tetapi juga merencanakan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang pengeluaran
pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.
Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan cara mengembangkan keunggulan bersaing
yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
2.1.6. Segmenting, Targeting, dan Positioning
2.1.6.1. Segmenting
Menurut Kotler (2000) segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan ketepatan perusahaan. Selanjutnya tantangan dalam pemasaran
adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk
dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan pasar
yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik. Oleh sebab itu diperlukan
segmentasi pasar. Segmentasi pasar adalah cara untuk melihat pasar secara kreatif
dan merupakan seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang
muncul di pasar.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa segmentasi merupakan
sesuatu yang penting dalam memasarkan produk. Menurut Kotler (2000),
segmentasi memiliki peranan penting karena beberapa alasan. Pertama,
17
segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan
sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan
gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen yang mana yang akan
dituju. Selain itu segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran
yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar
perusahaan. Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-
komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market
akan memberikan acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi
merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing dengan memandang pasar
dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.
1) Manfaat Segmenting
Menurut Kasali (1995), secara umum segmentasi bermanfaat untuk
meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada konsumen. Lebih lanjut empat manfaat tentang segmentasi, yaitu :
a) Designing responsive products to meet the needs of the marketplace.
Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah
penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan konsumen yang akan
membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai hal
utama, selanjutnya perusahaan akan mendesain dan menyeleksi produk
untuk kepuasan konsumen.
b) Determining effective and cost efficient promotional strategies.
Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan
analisa yang berharga untuk mengembangkan communication mix
18
sehingga akan dapat dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan
pada media yang tepat.
c) Evaluating market competition in particular the companis market
positioning. Riset segmentasi menyediakan mekanisme competitive
intelligency untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar sesuai
dengan standar.
d) Providing insight on present marketing strategies. Segmentasi sangat
penting untuk melakukan evaluasi secara periodik terhadap strategi
pemasaran perusahaan saat ini dengan cara menggunakan peluang baru
dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.
2. Pola Segmentasi Pasar
Menurut Kotler (2000), terdapat tiga pola segmentasi pasar. Pola ini
digunakan untuk mengidentifikasi preferensi segmen. Pola tersebut adalah :
a) Homogeneus preference (preferensi homogen), merupakan pola yang
menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap
produk atau jasa yang ditawarkan.
b) Diffused preference (preferensi yang menyebar), merupakan pola yang
menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam
terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan.
c) Clustered preference (preferensi yang mengelompok), pola yang
menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-
kelompok dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki
kesamaan preferensi.
19
3. Dasar Segmentasi
Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasikan dalam
sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku konsumen,
dan kebiasaan pembelian serupa. Variabel utama dalam segmentasi konsumen
adalah :
a) Segmentasi geografis, mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit
geografis seperti negara, negara bagian, wilayah, provinsi, kota, atau
lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi
dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh
wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal.
b) Segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga,
siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.
c) Segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda
berdasarkan gaya hidup atau kepribadian akan nilai.
d) Segmentasi perilaku, pembeli dibagi-bagi menjadi kelompok berdasarkan
pengetahuan, sikap pemakaian, dan tanggapan mereka terhadap suatu
produk.
e) Segmentasi multi atribut, pemasar tidak lagi mempertimbangkan
konsumen rata-rata atau bahkan membatasi analisis mereka hanya pada
beberapa segmen pasar. Sebaliknya, pemasar menggabungkan beberapa
20
variabel dalam usaha mengidentifikasikan kelompok sasaran yang lebih
kecil dan telah dirumuskan lebih baik.
Menurut Kotler (2000), ada pertimbangan tambahan yang perlu
diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen, yaitu (1)
pilihan etika atas pasar sasaran, (2) interelasi dan segmen super, (3) rencana
serangan segmen per segmen, (4) kerjasama antar segmen.
2.1.6.2. Targeting
Target pasar adalah kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri atau
sifat hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai
dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Dengan ditetapkannya target
pasar maka perusahaan dapat mengembangkan posisi produk dan strategi bauran
pemasaran untuk setiap target pasar tersebut.
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya
yaitu mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana
yang menjadi target pasar. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda
perusahaan harus melihat dua faktor, yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan
serta tujuan dan sumber daya perusahaan (Kotler, 2000).
Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki
karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan,
profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah, dan lain-lain. Perusahaan juga
perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal
dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan.
21
Menurut Kotler (2000), dalam menetapkan target market perusahaan dapat
mempertimbangkan lima pola, yaitu :
1) Single segmen concentration, perusahaan dapat memilih satu segmen saja.
Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat di satu segmen dengan
pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa
diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai
resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari
perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.
2) Selective specialization, perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen
yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi,
tetapi masing-masing segmen menjanjikan keuntungan. Strategi ini lebih
dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian walaupun salah satu
segmennya tidak produktif. Akan tetapi perusahaan tetap memperoleh
pendapatan dari segmen yang lain.
3) Product specialization, perusahan berkonsentrasi membuat produk khusus
atau tertentu. Melalui cara ini perusahaan membangun reputasi yang kuat
di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi
kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan
melakukan perubahan teknologi.
4) Market specialization, perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai
kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi
yang kuat dan menjadi saluran untuk semua produk baru yang dibutuhkan
22
dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko kerugian akan timbul
apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5) Full market coverage, adalah perusahaan berusaha melayani semua
kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan
besar yang dapat melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen,
pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak
penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi. Akan tetapi diferensiasi
dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan
bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy provitability.
2.1.6.3. Positioning
Positioning merupakan salah satu strategi yang berusaha menciptakan
diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran. Menurut Kotler (2000),
mengemukakan bahwa diferensiasi merupakan tindakan merancang serangkaian
perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran
pesaing.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi
adalah salah satu strategi yang berusaha menciptakan perbedaan yang unik pada
suatu produk dari produk pesaing. Diferensiasi dapat dibedakan melalui lima
dimensi, yaitu diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personalia,
diferensiasi saluran pemasaran, dan diferensiasi citra.
23
1) Diferensiasi Produk
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki jenis yang berbeda-
beda. Perbedaan tersebut dapat memberi citra positif atau negatif terhadap
suatu produk, hal itu tergantung kepada bagaimana perusahaan
menentukan perbedaan yang ditawarkan terhadap produknya. Diferensiasi
produk terdiri dari:
a) Bentuk, dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau
struktur fisik dari sebuah produk.
b) Keistimewaan (feature), yaitu karakteristik yang memiliki keunikan
tersendiri agar mudah dikenali oleh konsumen sasaran.
c) Mutu kinerja, mengacu kepada level dimana karakteristik dasar produk itu
beroperasi. Mutu kinerja sendiri sering dikatan dengan kualitas. Produk
yang dihasilkan ditempatkan pada salah satu dari empat level, yaitu
rendah, rata-rata, tinggi, dan super.
d) Mutu kesesuaian (conformance quality), adalah tingkat dimana semua unit
yang diproduksi adalah identik dengan memenuhi spesifikasi sasaran yang
dijanjikan oleh produsen.
e) Daya tahan (durability), adalah suatu ukuran usia operasi produk yang
diharapkan dalam kondisi normal.
f) Keandalan (reability), adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak
akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.
g) Mudah diperbaiki, adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki
suatu produk yang rusak atau gagal. Sifat mudah diperbaiki yang ideal
24
adalah jika pemakai dapat membetulkan sendiri produk tersebut dengan
biaya dan waktu relatif sedikit.
h) Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan
dari produk yang ditawarkan.
i) Desain, adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan
fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan.
2) Diferensiasi Pelayanan
Produk fisik tidak dapat dengan mudah untuk dibedakan, kunci
keberhasilan dalam persaingan sering terletak dalam tambahan pelayanan
yang menambah nilai serta meningkatkan mutu produk fisik tersebut.
Diferensiasi pelayanan tersebut terdiri dari :
a) Kemudahan pemesanan, mengacu kepada seberapa mudah pelanggan
dapat melakukan pemesanan produk ke perusahaan.
b) Pengiriman, mengacu kepada produk atau jasa yang diserahkan kepada
pelanggan. Hal itu mencakup kecepatan, ketepatan, dan perhatian selama
proses pengiriman.
c) Pemasangan (installation). Mengacu kepada pekerjaan yang dikeluarkan
untuk membuat suatu produk beroperasi di lokasi yang direncanakan.
d) Pelatihan pelanggan (customer training), mengacu kepada pelatihan para
pegawai untuk menggunakan peralatan dari penjual secara tepat dan
efisien.
25
e) Konsultasi pelanggan (customer consulting), mengacu kepada pelayanan
data, sistem informasi dan saran yang diberikan penjual kepada pembeli.
f) Pemeliharaan dan perbaikan, merupakan program pelayanan perusahaan
untuk membantu pelanggaan menjaga produk yang mereka beli dalam
kondisi kerja yang baik.
g) Pelayanan lain-lain, menawarkan garansi produk atau kontrak
pemeliharaan yang lebih baik daripada produk pesaing.
3) Diferensiasi Personalia
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan
mempekerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik daripada
perusahan pesaing. Personalia yang terlatih menunjukkan enam karakter,
yaitu :
a) Kemampuan, perusahaan memiliki pekerja dengan keahlian dan
pengetahuan sesuai dengan yang diperlukan.
b) Kesopanan, perusahaan memiliki pekerjaan yang ramah, menghormati,
dan penuh perhatian.
c) Kredibilitas, perusahaan memiliki pekerja yang mampu memberikan
pelayanan secara konsisten dan akurat.
d) Cepat tanggap, perusahaan memiliki pekerja yang cepat menanggapi
permintaan dan permasalahan konsumen.
e) Komunikasi, perusahaan memiliki pekerja yang berusaha untuk
memahami pelanggan dan berkomunikasi dengan jelas.
26
4) Diferensiasi Saluran
Perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing melalui cara mereka
merancang saluran distribusi, terutama menyangkut jangkauan, keahlian,
dan kinerja saluran dan kinerja saluran-saluran tersebut.
5) Diferensiasi Citra
Diferensiasi citra dapat menggunakan image atau kesan dari suatu produk.
Citra sendiri adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang berada di luar
kontrol perusahaan. Agar citra dapat disampaikan dengan baik, pesan
harus diekspresikan melalui lambang, slogan, harga, kualitas, dan
kemasan.
2.1.7. Analisis Lingkungan Pemasaran
Untuk mendapatkan dan menetapkan suatu strategi pemasaran, perusahaan
harus mengetahui lingkungan yang mempengaruhinya. Lingkungan pemasaran
suatu perusahaan adalah lingkungan yang terdiri dari para pelaku dan kekuatan-
kekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaran yang mempengaruhi
kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan
transaksi dengan para pelanggan sasarannya. Dalam usaha memperoleh strategi
pemasaran yang tepat perusahaan harus melakukan analisis dan mengenali
lingkungan pemasaran yang meliputi analisis tentang kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman usaha.
27
2.1.7.1. Analisis Lingkungan Eksternal
Identifikasi dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal memungkinkan
perusahaan untuk mengembangkan misi bisnis yang jelas, mendesain strategi
untuk mencapai tujuan tahunan. Perubahan dalam kekuatan eksternal
mengakibatkan perubahan dalam permintaan konsumen untuk barang industri dan
konsumsi serta jasa (David, 2006).
2.1.7.1.1. Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang tersusun dari faktor-faktor
ruang lingkup luas yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari kegiatan
operasional perusahaan. Perusahaan harus dapat merespon secara agresif atau
defensif terhadap faktor-faktor tersebut dengan mengambil keuntungan dari
peluang eksternal atau meminimalkan pengaruh dari ancaman potensial. Faktor
lingkungan makro yang menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan
adalah ekonomi, sosial budaya, politik, dan teknologi (David,2006).
a) Ekonomi
Faktor ekonomi mempengaruhi langsung terhadap potensi menarik
tidaknya berbagai strategi. Daya beli konsumen tergantung pada tingkat
pendapatan, inflasi harga, tingkat bunga, suplai, uang, tingkat pengangguran dan
hutang, serta psikologi konsumen. Pemasar harus cermat mengikuti
kecenderungan utama dan pola pembelanjaan konsumen di luar dan di dalam
dunia pasar mereka.
28
b) Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua
produk, jasa, dan pelanggan yang harus diantisipasi. Aspek-aspek sosial ini
diantaranya sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di
lingkungan eksternal perusahaan, kondisi kultural, ekologis, demografis, religi,
pendidikan, dll. Oleh karena itu perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran
yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperhatikan faktor sosial
budaya yang terdapat di dalam masyarakat tersebut.
c) Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting
untuk pemasaran. Faktor politik mendefinisikan parameter-parameter hukum dan
bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendala-kendala politik
diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar,
program perpajakan, penentuan upah minimum, kebijakan polusi dan harga serta
banyak tindakan lainnya yang bertujuan untuk melindungi karyawan konsumen,
masyarakat umum dan lingkungan. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar
pemasaran dapat berjalan lancar, yaitu ; (1) Undang-undang tentang lingkungan
dan perburuhan, (2) Peraturan tentang perdagangan luar negeri, (3) Stabilitas
pemerintahan, (4) Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, (5) Sistem
perpajakan.
29
d) Teknologi
Kemajuan teknologi dapat meningkatkan pasar baru yang menghasilkan
penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik. Setiap kegiatan usaha yang
berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang
dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah ; (1) Bagaimanakah
kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja, (2) Bagaimanakah masa/waktu
keusangan teknologi, (3) Bagaimanakah harga teknologi yang akan diadopsi.
2.1.7.1.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal
perusahaan yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal
memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung operasionalisasi
perusahaan. Menurut Wheelen dan Hunger (2007), dalam melakukan pengamatan
industri harus menggunakan analisis 5P dari Porter, yaitu ancaman pendatang
baru, persaingan di antara perusahaan yang sudah ada, ancaman produk pengganti,
kekuatan penawaran pemasok, dan kekuatan penawaran pembeli.
a) Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru dalam industri biasanya membawa kapasitas baru, sebagai
usaha untuk mendapatkan keuntungan dari pasar saham dan sumber daya penting.
Ancaman pendatang ini tergantung adanya penghalang masuk dan reaksi-reaksi
yang dapat diharapkan dari pesaing-pesaing yang sudah ada. Ada beberapa faktor
penghambat pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yang disebut
30
hambatan masuk. Faktor-faktor hambatan masuk tersebut diantaranya skala
ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya peralihan, akses ke
saluran distribusi, ketidakunggulan biaya independen, peraturan pemerintah.
b) Persaingan di Antara Perusahaan yang Telah Ada
Persaingan di antara perusahaan yang ada, terjadi untuk memperebutkan
posisi. Strategi yang dijalankan oleh perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi
itu memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan
oleh perusahaan pesaing. Tingkat persaingan yang tinggi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu jumlah pesaing, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik
produk dan jasa, jumlah biaya tetap, kapasitas, dan hambatan untuk keluar.
c) Ancaman Produk Pengganti
Produk pengganti muncul dalam bentuk berbeda tetapi dapat memuaskan
kebutuhan yang sama dari produk lain. Perusahaan-perusahaan yang berada dalam
suatu industri tertentu akan bersaing dengan produk pengganti. Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang subtitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang
sama. Ancaman produk pengganti kuat bilamana konsumen dihadapkan pada
biaya peralihan yang sedikit dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang
lebih murah atau kualitasnya sama.
d) Kekuatan Penawaran Pembeli
Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk
menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas atau jasa yang lebih baik
dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan yang lainnya.
Kelompok pembeli kuat jika, pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah
31
yang besar, sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok, pembeli
menerima laba yang rendah sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi
pelayanan dan produk perusahaan tidak terlalu penting bagi perusahaan sehingga
pembeli dengan mudah mencari subtitusinya.
e) Kekuatan Penawaran Pemasok
Dalam lingkungan industri posisi dari pemasok juga memiliki peranan
yang penting sebab apabila pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-
menawarnya terhadap industri/perusahaan dengan mengancam akan menaikkan
harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli, maka hal ini dapat
mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh perusahaan tersebut.
2.1.7.2. Analisis Lingkungan Internal
Faktor internal perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi arah
dan tindakan perusahaan yang berasal dari internal perusahaan. Analisis
lingkungan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis ini menggambarkan kekuatan perusahaan baik kuantitas maupun kualitas
pemasaran, sumber daya manusia, sumber daya fisik, operasi, keuangan,
manajemen dan organisasi.
Menurut David (2006), aspek-aspek lingkungan perusahaan yang akan
diamati untuk analisis internal perusahaan dapat dilihat melalui pendekatan
fungsional. Pendekatan-fungsional tersebut diantaranya pemasaran, keuangan,
produksi dan operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan dan
sistem informasi manajemen.
32
a) Pemasaran
Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan,
mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
atas barang dan jasa. Kekuatan dan kelemahan pemasaran dapat dilihat dari
reputasi perusahaan, pangsa pasar, kualitas produk, kualitas pelayanan, efektivitas
penetapan harga, efektvitas distribusi, efektivitas promosi, kekuatan penjualan,
efektivitas inovasi dan cakupan geografis. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kekuatan dan kelemahan pemasaran adalah analisis pelanggan, penjualan produk
dan jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset
pemasaran dan analisis peluang (David, 2006).
b) Keuangan
Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu faktor-
faktor yang perlu diperhatikan adalah kemampuan perusahaan memupuk modal
jangka pendek dan jangka panjang, beban yang harus dipikul sebagai upaya
memperoleh modal tambahan, hubungan baik dengan penanam modal dan
pemegang saham, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual produk
dan prosedur kebijakan penilaian persediaan.
c) Produksi dan Operasi
Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi,
kemampuan berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan
baku dan ketersediaan pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persedaan,
penelitan dan pengembangan, hak paten, merek dagang, proteksi hukum,
pengendalian operasi dan efisiensi, serta biaya manfaat peralatn.
33
d) Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena
itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan
perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan antara lain langkah-langkah
yang jelas mengenai manajemen sumber daya manusia, keterampilan dan motivasi
kerja, produktivitas dan sistem imbalan. Kekuatan dan kelemahan sumber daya
manusia dapat ditunjukkan dari manajemen sumber daya manusia, keterampilan
dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen puncak, produktivitas
karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan hukum
karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan dan pengalaman
karyawan.
e) Penelitian dan Pengembangan
Banyak perusahaan saat ini tidak menjalankan penelitian dan
pengembangan tetapi banyak juga perusahaan yang mengandalkan aktivitas
penelitian dan pengembangan untuk bertahan. Perusahaan yang menjalankan
strategi pengembangan produk harus memiliki orientasi penelitian dan
pengembangan yang kuat.
f) Sistem Informasi Manajemen
Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan
menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi menunjukkan
sumber utama dari kekuatan dan kelemahan kompetitif manajemen. Kegunaan
sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan
dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial.
34
2.1.8. Konsep Perumusan Strategi
Teknik perumusan strategi yang penting dapat diintergrasikan ke dalam
kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap yaitu : (1) Tahap input yang
terdiri dari matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal Factor
Evaluation (EFE), (2) Tahap pencocokan terdiri dari matriks IE dan matriks
SWOT, (3) Tahap keputusan terdiri dari matriks QSPM. Perangkat atau alat-alat
yang berbentuk matriks tersebut sudah sesuai dengan segala ukuran dan tipe
organisasi perusahaan sehingga alat tersebut dapat dipakai untuk para ahli straegi
dalam mengidentifkasi, mengevaluasi dan memilih strategi-strategi yang paling
tepat (David,2006).
2.1.8.1. Tahap Input
Tahap input merupakan tahapan awal di dalam perumusan strategi. Alat
input membutuhkan penyusun strategi untuk menguantifikasi secara subjektif
selama tahap awal dari proses perumusan strategi. Penilaian intuitif yang baik
selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot dan peringkat yang sesuai. Dalam
tahap input ini digunakan analisisi IFE dan EFE.
a) Matriks IFE
Matriks ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan
berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan
informasi aspek internal perusahaan dapat diberoleh dari beberapa fungsional
perusahaan diantaranya aspek manajemen, keuangan, sumber daya manusia,
pemasaran, sistem informasi dan produk atau operasi.
35
b) Matriks EFE
Matriks ini digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan. Data eksternal dikumpukan untuk menganalisis hal-hal yang
menyangkut persoalan ekonomi, sosial budaya, demografi, lingkungan, politik,
hukum, teknologi, persaingan di pasar industri serta data eksternal relevan
lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung terhadap perusahaan.
2.1.8.2. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap
input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal, kekuatan dan
kelemahan internal perusahaan. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal
dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak
secara efektif. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini, yaitu matriks Internal-
Eksternal (IE) dan matriks SWOT.
a) Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE mirip dengan matriks BCG (Boston Consulting Group), dalam
hal keduanya menempatkan divisi organisasi dalam diagram skematis. Analisis IE
merupakan gabungan dari analisis faktor internal dan faktor eksternal perusahaan.
Menurut Rangkuti (1999) tujuan dari penggunaan matriks IE ini yaitu untuk
mendapatkan strategi bisnis di tingkat divisi unit bisnis yang lebih mendetail.
Biasanya setiap divisi yang ada di perusahaan akan mengalami perubahan atau
36
perkembangan yang naik turun seiring dengan waktu dan perbaikan yang
dilakukan perusahaan.
b) Matriks SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunities, Threats)
Menurut Hunger dan Wheelen (2007), matriks SWOT menggambarkan
bagaimana manajemen dapat mencocokkan peluang-peluang dan ancaman-
ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan tertentu dengan kekuatan dan
kelemahan internalnya, untuk menghasilkan empat rangkaian alternatif strategi.
Keempat alternatif tersebut adalah strategi SO (Strenght-Oppurtunities), strategi
WO (Weakness-Oppurtunities), strategi ST (Strenght-Threats) dan WT
(Weakness-Threats).
2.1.8.3. Tahap Keputusan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam konsep perumusan strategi.
Tahap keputusan merupakan tahap yang terdiri dari informasi yang didapat pada
tahap input dan tahap pencocokkan. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini
adalah matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). QSPM ini
menggunakan input informasi pada tahap input untuk mengevaluasikan secara
objektif strategi-strategi alternatif hasil dari tahap pencocokan yang dapat
diimplementasikan sehingga dapat memberikan suatu basis objektif bagi
pemilihan strategi-strategi yang poaling tepat (Umar, 2008).
Menurut David (2006), secara konsep QSPM menentukan daya tarik
relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhailan internal
dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing
37
strategi dalam satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh komulatif
dari masing-masing faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal.
Matriks QSPM mempunyai beberapa keunggulan diantaranya bahwa
strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama. Tidak ada batasan
untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah strategi yang dapat
dievaluasi. Keunggulan lainnya dari QSPM adalah bahwa matriks ini
membutuhkan penyusun strategi untuk mengintegrasikan faktor internal dan
eksternal yang relevan ke dalam proses keputusan.
Adapun keterbatasan dari QSPM yaitu selalu membutuhkan penilaian
intuitif dan asumsi yang mendasar. Peringkat dan nilai daya tarik membutuhkan
keputusan yang penuh pertimbangan, walaupun didasarkan pada informasi yang
objektif. Keterbatasan lainnya adalah bahwa QSPM hanya dapat bermanfaat
sebagai informasi pendahuluan dan analisisi pencocokkan yang mendasari
penyusunannya.
2.1.9. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah
penelitian yang berkaitan dengan perumusan strategi dengan menggunakan
analisis matriks Internal Factor Evaluation (IFE), matriks External Factor
Evaluation (EFE), matriks Internal-External (IE), matriks Strengths-Weakness-
Opportunities-Threats (SWOT), dan Quantitative Strategic Planning Matrix
(QSPM).
38
Abrori (2010) melakukan penelitian tentang strategi pemasaran lokal teh
Walini PTPN VIII. Dari hasil analisis matriks IFE ditemukan bahwa kekuatan
PTPN VIII adalah kualitas produk, kemasan produk, lokasi produksi, variasi
produk, ketersediaan bahan baku, dan kemampuan bermitra bersama distributor
dengan kekuatan utamanya adalah kemampuan bermitra dengan distributor.
Faktor kelemahan PTPN VIII adalah kegiatan promosi, jangkauan distribusi,
harga jual tinggi, dan kelengkapan personil dalam struktur organisasi dengan
kelemahan utama yaitu jangkauan distribusi. Dari hasil analisis matriks EFE
ditemukan bahwa peluang PTPN VIII adalah pertumbuhan jumlah penduduk,
kemajuan teknologi dan informasi, gaya hidup sehat, loyalitas konsumen, dan
dukungan dari Pemda setempat dengan peluang utama adalah gaya hidup sehat.
Faktor ancaman PTPN VIII adalah produk sejenis, brand loyalty, menurunnya
daya beli masyarakat, tingkat persaingan industri, dan posisi tawar pemasok.
Berdasarkan matriks IE nilai matriks internal sebesar 2,381 dan nilai
matriks eksternal sebesar 3,310, maka PTPN VIII terletak pada sel V yang
menunjukan wilayah grow and build. Strategi yang disarankan adalah
meningkatkan kegiatan promosi mengenai keunggulan produk secara intensif dan
efektif dengan nilai Total Attractive Score (TAS) sebesar 7,620.
Sandra rosandi (2012) melakukan penelitian tentang strategi
pengembangan ekobisnis agroforestri melalui pemberdayaan petani mitra. Dari
hasil analisis matriks IFE ditemukan bahwa kekuatan PT. BUMN Hijau Lestari 1
adalah perusahaan ekobisnis berbasis agroforestri dan koperasi pertama, kantor
Sasikom dekat, budaya kekeluargaan antar karyawan, sistem evaluasi intern dan
39
dari pihak luar, penggunaan media komunikasi terkini, kinerja penanaman diakui
Kementrian, dan luwes dalam operasional dengan kekuatan utama yaitu kinerja
penanaman yang telah diakui oleh Kementrian. Faktor kelemahan PT. BUMN
Hijau Lestari 1 adalah perusahaan baru, SDM terbatas, struktur perusahaan masih
bongkar-pasang, kurangnya fasilitas yang mendukung pekerjaan karyawan,
terbatasnya jaringan (networking), sumber dana terbatas, dan belum adanya unit
Litbang tersendiri dengan kelemahan utama yaitu sumber dana terbatas. Dari hasil
analisis matriks EFE ditemukan bahwa peluang PT. BUMN Hijau Lestari 1 adalah
adanya isu lingkungan, berkembangnya teknologi dan internet, perubahan pola
konsumsi masyarakat, adanya kebijakan ekonomi berkelanjutan dan reboisasi
hutan, adanya program penanaman 1 milyar pohon, hubungan baik dengan petani,
kepercayaan masyarakat semakin meningkat dengan peluang utama adalah
kepercayaan masyarakat semakin meningkat. Faktor ancaman PT. BUMN Hijau
Lestari 1 adalah kenaikan harga BBM, kebijakan tiap presiden berbeda-beda,
tergantung kebijakan penyandang dana, komitmen pemerintah kurang mendukung
jalannya program, adanya pesaing dalam penanaman pohon, munculnya
pendatang baru, dan harga yang bersaing dengan ancaman utama adalah
tergantung kebijakan penyandang dana.
Berdasarkan matriks IE nilai matriks internal sebesar 2,949 dan nilai
matriks eksternal sebesar 3,077, maka PT. BUMN Hijau Lestari 1 terletak pada
sel V yang menunjukan wilayah grow and build. Strategi yang disarankan adalah
memperluas wilayah kerja Total Attractive Score (TAS) sebesar 6,069.
40
2.2. Kerangka Pemikiran
Dalam menjalankan bisnisnya, Industri Hilir Teh (IHT) PTPN VIII
mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai seperti meningkatkan volume
penjualan, menghadapi persaingan dan meningkatkan keuntungan dalam produk
teh siap minum. Untuk mencapai tujuan tersebut IHT PTPN VIII harus
menjalankan strategi yang salah satunya adalah strategi pemasaran dalam
melakukan penjualan teh siap minum.
IHT merupakan unit usaha pembuatan teh dan pemangku kebijakan-
kebijakan mengenai pemasaran produk teh dengan merek Walini yang dimiliki
oleh PTPN VIII. Dalam kegiatannya IHT mengeluarakan tiga macam jenis teh
berdasarkan jenis produknya yaitu, teh celup, teh seduh dan teh siap minum. Pada
produksi teh siap minum merek Walini Peko yang baru dipasarkan dua tahun yang
lalu ini dihadapkan oleh persaingan yang berasal dari produsen-produsen teh siap
minum lainnya yang telah lebih dahulu dipasarkan. Dengan adanya persaingan
tersebut maka IHT PTPN VIII ingin memperluas pemasarannya. Pemasaran
merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu perusahaan. Untuk
menghasilkan strategi perusahaan yang dapat dilakukan dengan mengetahui
kondisi perusahaan terutama kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh IHT PTPN
VIII saat ini.
Berdasarkan masalah yang ada tersebut maka pada penelitian ini akan
menganalisis kebijakan strategi yang tepat untuk digunakan oleh IHT PTPN VIII
dalam kegiatan pemasaran teh siap minum Walini Peko. Dalam merumuskan
strategi pemasaran diperlukan identifikasi segmenting, targeting, dan positioning
41
Walini Peko dan identifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal yang
menjadi kekuatan-kelemahan maupun peluang-ancaman bagi perusahaan. Dalam
penelitian ini akan digunakan konsep formulasi strategi yang terdiri dari tiga
tahapan.
Tahap pertama dilakukan dengan menganalisis lingkungan pemasaran
yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal IHT PTPN VIII dalam produk
teh siap minum Walini Peko. Identifikasi faktor internal dilakukan dengan analisis
lingkungan internal sehingga didapat faktor-faktor sukses kritis internal yang
kemudian dirangkum ke dalam matriks IFE. Kemudian identifikasi faktor
eksternal dilakukan dengan analisis lingkungan eksternal sehingga didapat faktor-
faktor sukses kritis eksternal yang kemudian dirangkum dalam matriks EFE.
Tahap kedua yaitu memetakan kondisi perusahaan dengan menggunakan
matriks IE yang diperoleh dari hasil analisis matriks IFE dan EFE. Tujuan
Pemetaan kondisi tersebut memperlihatkan gambaran strategi yang sebaiknya
dilakukan perusahaan.Selain itu untuk memperoleh strategi yang lebih rinci dan
terarah sehingga pada tahap ini diharapkan dapat ditentukan posisi perusahaan dan
dapat membantu analisis menuju tahapan berkutnya yaitu analisis SWOT. Dari
kondisi peusahaan yang diperoleh melalui matriks IE kemudian dilanjutkan
dengan perumusan strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Kedua alat
analisis ini untuk mengolah informasi yang dihasilkan dari tahap masukkan yang
memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan kelemahan internal.
Tahap akhir adalah tahap pengambilan keputusan atau pemilihan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan alternatif strategi yang telah ditetapkan
42
sebelumnya. Tahap pengambilan keputusan ini menggunakan alat analisis QSPM.
Alat analisis QSPM menghasilkan penentuan strategi pemasaran terbaik yang
dapat digunakan oleh IHT PTPN VIII. Setelah mengetahui strategi yang dipilih
kemudian dibandingkan dengan strategi yang telah digunakan sebelumnya.
Gambaran alur kerangka operasional untuk penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.
43
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Industri Hilir Teh sebagai
produsen teh merk Walini
milik PTPN VIII
Meluncurkan produk baru
teh siap minum Walini
Peko
Analisis faktor internal Analisis faktor eksternal
Matriks EFE
Matriks IE
Matriks SWOT
Matriks QSPM
Strategi pemasaran terbaik
Matriks IFE
Persaingan dalam
produk teh siap
minum
Identifikasi Segmenting, Targeting, dan
Positioning Walini Peko