bab iv hasil penelitian dan pembahasan -...

107
112 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan pada akun @SteakHolycow dengan minat beli followers. Dalam hal ini terpaan tweet promosi penjualan pada akun twitter @SteakHolycow adalah variabel X yang diturunkan menjadi beberapa sub-variabel yaitu intensitas tayangan tweet (X1), isi pesan tweet (X2), dan daya tarik pesan tweet (X3), sementara itu minat beli followers adalah variabel Y. Data pada penelitian ini penulis dapatkan dari penyebaran angket secara online. Angket penulis sebar kepada seluruh respondedn dengan cara mention responden di akun twitternya secara personal pada akun twitter responden sehingga menghasilkan data. Data yang dperoleh dari angket terdiri dari dua macam data, yaitu data responden dan data penelitian. Data responden terdiri dari ddari 7 pertanyaan yang berisi mengenai identitas responden, sudah berapa lama mereka follow akun twitter @SteakHolycow dan seberapa lama mereka mengakses twitter dalam sehari. Sementara data penelitian terdiri dari 26 pertanyaan untuk variabel terpaan tweet promosi penjualan yang ada pada akun twitter @SteakHolycow (X) dan 15 pertanyaan untuk variabel minat beli followers (Y).

Upload: vanminh

Post on 14-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

112

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan tweet

promosi penjualan pada akun @SteakHolycow dengan minat beli followers.

Dalam hal ini terpaan tweet promosi penjualan pada akun twitter @SteakHolycow

adalah variabel X yang diturunkan menjadi beberapa sub-variabel yaitu intensitas

tayangan tweet (X1), isi pesan tweet (X2), dan daya tarik pesan tweet (X3),

sementara itu minat beli followers adalah variabel Y.

Data pada penelitian ini penulis dapatkan dari penyebaran angket secara

online. Angket penulis sebar kepada seluruh respondedn dengan cara mention

responden di akun twitternya secara personal pada akun twitter responden

sehingga menghasilkan data.

Data yang dperoleh dari angket terdiri dari dua macam data, yaitu data

responden dan data penelitian. Data responden terdiri dari ddari 7 pertanyaan yang

berisi mengenai identitas responden, sudah berapa lama mereka follow akun

twitter @SteakHolycow dan seberapa lama mereka mengakses twitter dalam

sehari. Sementara data penelitian terdiri dari 26 pertanyaan untuk variabel terpaan

tweet promosi penjualan yang ada pada akun twitter @SteakHolycow (X) dan 15

pertanyaan untuk variabel minat beli followers (Y).

113

Dari data yang telah penulis dapatkan setelah penyebaran angket, data-data

tersebut diolah menggunakan analisis data deskriptif, untuk menggambarkan

analisis terhadap frekuensi dalam bentuk tabel dan diagram, dan analisis data

inferensial menggunakan metode rank spearman, untuk mengetahui hubungan

antara terpaan tweet promosi penjualan pada akun @SteakHolycow dengan minat

beli followers.

4.1 Analisis Deskriptif Data Responden

Analisis data deskripstif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai

objek penulisan berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok

subjek yang diteliti. Analisis data responden dibutuhkan untuk mengetahui

informasi mengenai latar belakang responden. Data responden ini meliputi jenis

kelamin, usia, pendidikan formal terkshir, pekerjaan, pengeluaran dalam sebulan,

sudah berapa lama follow akun twitter @SteakHolycow, dan seberapa lama

mengakses twitter dalam sehari.

Informasi data responden dijadikan bahan untuk menjelaskan hasil

penelitian yang diperoleh. Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan dalam

angket ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berikut ini adalah

deskriptif responden dari hasil penelitian yang didapat.

114

4.1.1 Jenis Kelamin Responden

Terdapat 105 orang yang termasuk ke dalam sampel penelitian ini. Dari

keselurusan responden jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, maka hasilnya

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin f %

Laki-laki 26 24.80

Perempuan 79 75.20

Total 105 100.00

Pada tabel di atas terlihat frekuensi mengenai jenis kelamin responden.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 79 orang (75.2%) adalah perempuan.

Sedangkan, responden laki-laki sebanyak 26 orang (24.8%).

Jejaring sosial pada prinsipnya dapat diakses oleh siapa saja baik laki-laki

maupun perempuan. Sama halnya dengan akun twitter @SteakHolycow yang

dapat di-follow oleh siapa saja, dan siapa saja dapat me-mention, me-retweet

hingga me-favorite tweet dari akun twitter @SteakHolycow. Namun dari hasil

yang didapatkan, menunjukkan bahwa perempuan yang lebih banyak

menyaksikan dan berinteraksi dengan akun twitter @SteakHolycow. Hal ini

115

sejalan dengan yang dikemukakan pada tekno.kompas.com bahwa wanita lebih

tertarik untuk berinterkasi dengan sebuah brand di jejaring sosial dibanding pria.1

4.1.2 Usia Responden

Terdapat 105 orang yang termasuk ke dalam sampel penelitian. Dari

keseluruhan responden, jika ditinjau berdasarkan usia, maka hasilnya ada pada

tabel berikut:

Tabel 4.2 Usia Responden

No. Usia (Tahun) f %

1 15-20 15 14.30

2 21-25 48 45.70

3 26-30 21 20.00

4 >30 21 20.00

Total 105 100.00

Pada tabel di atas terlihat frekuensi mengenai usia responden. Sebanyak 15

orang responden (14.3%) berusia diantara 15-20 tahun. Sebanyak 48 orang

responden (45.7%) berusia diantara 21-25 tahun. Selanjutnya, sebanyak 21 orang

responden (20%) berusia diantara 26-30 tahun. Dan, sebanyak 21 orang responden

(20%) berada pada rentang usia di atas 30 tahun.

Jejaring sosial memang dapat diakses oleh siapa saja, begitu juga dengan

akun twitter @steakholycow yang didalamnya berinsi berbagai informasi mulai

1 http://tekno.kompas.com/read/2014/03/12/0943093/riset.wanita.menjadi.raja.di.media.sosial diakses pada 12 Mei 2015

116

dari produk, promosi, hingga berbagai informasi mengenai dunia steak. Dengan

informasi yang disajikan dapat dipahami dan dimanfaatkan oleh segala kalangan

usia.

Lucy Wiryono, selaku salah satu owner atau pemilik dari Steak Holcow,

mengatakan bahwa akun twitter @steakholycow diharapkan dapat memberikan

informasi kepada semua followers nya tidak hanya mengenai produk dan program

promosi Steak Holycow saja, namun juga bisa berinteraksi dengan para pelanggan

dan followers. Berdasarkan hasil wawancara dengan Lucy Wiryono, target dari

followers akun twitter @steakholycow adalah pada usia 25-35 tahun. Dan

berdasarkan penelitian, followers aktif akun twitter @steakholycow berada pada

usia 21-25 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa saat ini pada rentang usia

dewasa awal-lah yang paling kerap mengakses jejaring sosial. Hal ini juga

diungkapkan pada hasil survey APJII 2014 mengenai pengguna internet di

Indonesia. Pada hasil survey tersebut dijelaskan bahwa mayoritas pengguna

internet di Indonesia berusia 18-25 tahun, yaitu hampir setengah dari total jumlah

pengguna internet di Indonesia (49%). Artinya, dapat dikatakan bahwa segmen

pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang termasuk ke dalam kategori

digital natives.

4.1.3 Pendidikan Formal Terakhir Responden

Terdapat 105 orang responden yang masuk ke dalam sampel penelitian.

Dari keseluruhan responden, jika ditinjau dari pendidikan formal terakhirnya

dapat dijabarkan pada tabel berikut:

117

Tabel 4.3 Pendidikan Formal Terakhir

No. Jenjang Pendidikan f %

1 SMP/Sederajat 2 1.90

2 SMA/Sederajat 22 21.00

3 D3 14 13.30

4 S1 61 58.10

5 S2 6 5.70

Total 105 100.00

Pada tabel 4.3 terlihat frekuensi mengenai jenjang pendidikan formal

terakhir para responden yang menunjukkan bahwa sebanyak 2 orang responden

(1.9%) memiliki pendidikan formal terakhir pada tingakt sekolah menengah

pertama atau SMP. Sebanyak 22 orang responden (21%) merupakan lulusan

SMA/sederajat. Kemudian sebanyak 14 orang responden (13.3%)

merupakan lulusan diploma atau D3. Sedangkan, pada tingkat S1, ada sebanyak

61 orang responden (58.1%), dan sebanyak 6 orang responden (5.7%) merupakan

lulusan S2.

Dari hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa bervariasinya latar

belakang pendidikan followers akun twitter @steakholycow. Mayoritas

responden memiliki latar belakang pendidikan pada jenjang sarjana strata 1.

Dimana hal ini memunjukkan bahwa para followers sudah memiliki pendidikan

yang mapan dengan kemampuan untuk memilah informasi mana yang bermaafat

untuk mereka. Apabila dihubungkan dengan tabel usia responden dimana

118

mayoritas berasal pada usia 21-25 tahun, dapat ditarik kesimpulan bahwa

responden banyak merupakan fresh graduates.

Namun terlebih dari hal tersebut, informasi yang ada pada akun twitter

@steakholcyow dapat diakses oleh semua kalangan. Ditunjukkan pula bahwa

responden terdapat yang berasal dari lulusan SMA/sederajat, D3, bahkan hingga

tahap S2.

4.1.4 Pekerjaan Responden

Terdapat 105 orang responden yang masuk kedalam sampel penelitian ini.

Dari keseluruhan responden, apabila ditinjau berdasarkan pekerjaannya, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Pekerjaan

No. Pekerjaan f %

1 Pegawai Negeri 9 8.60

2 Pegawai Swasta 39 37.10

3 Pelajar/Mahasiswa 41 39.00

4 Wiraswasta 9 8.60

5 Lain-lain 7 6.70

Total 105 100.00

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa 9 orang responden (8.6%)

merupakan pegawai negeri, 39 responden (37.1%) merupakan pegawai swasta, 41

responden (39%) merupakan pelajar atau mahasiswa, 9 responden (8.6%)

119

merupakan wiraswasta, dan 7 orang responden (6.7%) bekerja dilaur bidang yang

telah disebutkan.

Berdasarkan hasil survey APJII 2014, dijelaskan bahwa pengguna internet

di wilayah Indonesia adalah pekerja dan wiraswasta sebesar 55%. Dan pada

nomor dua ditempati oleh pelajar dan mahasiswa sebesar 18%. Hal ini rupanya

sesuai dengan demografis responden yang sebanyak 39 orang bekerja sebagai

pegawai swasta, dan sebanyak 41 orang masih berstatus pelajar dan/atau

mahasiswa. Dengan bervariasinya pekerjaan para responden, dapat

menggambarkan bahwa followers Steak Holycow datang dari berbagai macam

lapisan masyarakat tidak terikat oleh pekerjaan atau mata pencaharian mereka.

4.1.5 Pengeluaran dalam Sebulan Responden

Terdapat sebanyak 105 orang responden yang masuk ke dalam sampel

penelitian ini. Dari keseluruhan tersebut, apabila ditinjau dari banyaknya rata-rata

pengeluaran dalam sebulan mereka adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Pengeluaran dalam Sebulan

No. Banyaknya Pengeluaran f %

1 <Rp1.500.000 20 19.00

2 Rp1.500.001-Rp2.500.000 20 19.00

3 Rp2.500.001-Rp3.500.000 23 22.00

4 Rp3.500.001-Rp4.500.000 22 21.00

5 >Rp4.500.000 20 19.00

Total 105 100.00

120

Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa sebanyak 20 orang responden

(19%) memiliki pengeluaran dalam sebulan kurang dari Rp.1.500.000. sebanyak

20 orang responden (19%) memiliki pengeluaran dalam sebulan antara

Rp.1.500.001 sampai dengan Rp2.500.000. Sebanyak 23 orang responden (22%)

memiliki pengeluaran dalam sebulan antara Rp2.500.001 sampai dengan

Rp3.500.000. Selanjutnya, sebanyak 22 orang responden (21%) memiliki

pengeluaran antara Rp3.500.001-Rp4.500.000. Dan, sebanyak 20 orang responden

(19%) memiliki pengeluaran di atas Rp4.500.000.

Berdasarkan hasil penelitian pengeluaran dalam sebulan responden,

mayoritas responden memiliki pengeluaran pada rentang Rp2.500.001 hingga

Rp3.500.000. Hal ini mengindikasikan bahwa followers pada @steakholycow

mayoritas datang dari kelas menengah atas. Terlebih jika dihubungkan dengan

usia responden yang mayoritas datang pada rentang 21-25 tahun.

Melihat hal tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa para

responden tersebut datang dari kelas menengah atas dimana mereka mereka sudah

dapat memenuhi kebutuhan primer, sehingga mereka tidak merasa keberatan

untuk mengeluarkan biaya untuk makan dalam jumlah kurang lebih Rp100.000.

Kisaran harga makan dan minum di sekali makan di Steak Holycow kurang lebih

sebesar Rp100.000 per orang. Maka penulis merasa bahwa para responden ada

pada tingkat ekonomi yang sangat baik.

121

4.1.6 Responden Berdasarkan Lama Follow Akun Twitter @SteakHolycow

Terdapat sebanyak 105 responden yang masuk kedalam sampel penelitian

ini. Apabila ditinjau dari sudah berapa lama mereka mem-follow akun twitter

@steakholycow, maka hasilnya ada pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Lama Follow Akun Twitter @SteakHolycow

No. Lama Follow Akun Twitter @SteakHolycow f %

1 < 3 bulan 37 35.20

2 3-6 bulan 6 5.80

3 7-12 bulan 16 15.20

4 >12 bulan 46 43.80

Total 105 100.00

Dari tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa sebanyak 37 orang responden

(35.2%) dari followers mem-follow akun twitter @steakholycow kurang dari 3

bulan (terhitung pada bulan April pada saat penulis menyebarkan angket).

Kemudia sebanyak 6 orang responden (5.7%) mem-follow akun twitter

@steakholycow selama 3-6 bulan. Selanjutnya sebanyak 16 orang responden

(15.2%) sudah mem-follow akun twitter @steakholycow antara 7-12 bulan. Dan,

sebanyak 46 orang responden (43.8%) sudah mem-follow akun twitter

@steakholycow lebih dari 12 bulan.

Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan dengan melihat frekuensi

dan durasi ketika menggunakan media. Selain mengacu pada frekuensi

penggunaan media, durasi penggunaan media juga digunakan sebagai indikator

122

untuk mengetahui seberapa besar intensitas penggunaan media pada seseorang.

Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), durasi adalah seberapa lama pengguna

media menggunakan media tersebut. Hal tersebut dapat dihitung berapa lama

khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayk mengikuti

suatu program. Sedangkan Rosegren dalam Rakhmat (2009:66) menjelaskan

bahwa terpaan merupakan penggunaan media oeh khalayak yang meliputi jumlah

waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, jenis isi media, media yang

dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang

dikonsumsi dengan media secara keseluruhan.

Melihat mayoritas responden sudah mem-follow akun @steakholycow

lebih dari 12 bulan, maka mengindikasikan bahwa mereka sudah menjadi

pelanggan dan sudah familiar dengan Steak Holycow. Dan mereka masih

menjadikan akun twitter Steak Holycow sebagai sumber utama. informasi

mengenai produk dan promosi penjualan.

Pada hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyaknya followers yang

berinterkasi dan mengakses akun twitter @steakholycow adalah para followers

yang sudah mem-follow akun twitter @steakholycow selama lebih dari 12 bulan.

Namun, pada peringkat kedua sebnyak 37 orang responden merupakan followers

yang dapat dikategorikan baru karena mereka mem-follow akun twitter

@steakholycow kurang dari 3 bulan. Hal ini dapat mengindikasikan dua hal, yang

pertama mayoritas followers yang mengakses dan berinterkasi dengan akun

twitter @steakholycow adalah para pelanggan lama atau followers yang sudah

mengenal Steak Holycow sejak lama. Dan untuk para followers baru yang

123

memfollow kurang dari 3 bulan, kemungkinan besar mereka mem-follow akun

twitter @steakholycow karena adanya promo yaitu free tiramisu, hingga free steak

untuk para followers yang me-mention akun twitter @steakholycow. Disamping

itu, sejak bulan Januari 2015 juga ada program promo kerja sama antara Steak

Holycow dan Bank Mandiri yang dipromosikan melalui akun twitter

@steakholycow.

4.1.7 Responden Berdasarkan Lama Akses Twitter dalam Sehari

Terdapat 105 orang responden yang masuk ke dalam sampel penelitian ini.

Dari keseluruhan responden tersebut, apabila ditinjau dari seberapa lama mereka

mengakses akun twitter mereka dalam sehari dapat dijabarkan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.7 Lama Akses Twitter dalam Sehari

No. Lama Akses Twitter dalam Sehari f %

1 Sebentar (<15 menit) 30 28.60

2 Cukup Lama (15-30 menit) 18 17.15

3 Lama (31-60 menit) 39 37.10

4 Sangat lama (>60 menit) 18 17.15

Total 105 100.00

Dari hasil tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 30 orang

responden (28.6%) mengakses twitter selama kurang dari 15 menit sehari.

Sebanyak 18 orang responden (17.1%) mengakses twitter selama 15 sampai 30

menit dalam sehari. Selanjutnya sebanyak 39 orang responden (37.1%)

124

mengakses twitter selama 31 sampai 60 menit dalam sehari. Dan sebnyak 18

orang responden (17.1%) mengakses twitter selama lebih dari 60 menit dalam

sehari.

Pada hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas followers dari akun

twitter @steakholycow yang mengakses dan berinteraksi dengan akun twitter

@steakholycow mengakses twitter selama 31 sampai 60 menit sehari. Hal ini juga

diungkapkan pada Survey APJII tahun 2014 bahwa sebanyak 23.3% pengguna

internet di Indonesia menghabiskan waktu untuk mengakses internet selama 30

sampai 60 menit dalam sehari.

Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan denga melihat frekuensi

dan durasi ketika menggunakan media. Selain mengacu pada frekuensi

penggunaan media, durasi penggunaan media juga digunakan sebagai indikator

untuk mengetahui seberapa besar intensitas penggunaan media pada seseorang.

Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), durasi adalah seberapa lama pengguna

media menggunakan media tersebut. Hal tersebut dapat dihitung berapa lama

khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayk mengikuti

suatu program.

4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian

Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden yang berjumlah

105 orang dalam mengisi angket yang disebarkan. Pada sub-bab ini data

penelitian dianalisis secara deskriptif terlebih dahulu. Variabel dan sub-variabel

125

yang telah dioperasionalisasikan menjadi beberapa pertanyaan dengan skala

ordinal diberi skor terendah 1 dan skor tertinggi 5.

Data pada tabel analisis deskripsi per item diperoleh melalui perhitungan

frekuensi berdasarkan angket dari responden dengan 5 pilihan jawaban yang

diberi nilai masing-masing sebagai berikut: STS = Sangat Tidak Setuju bernilai 1;

TS = Tidak Setuju berinailai 2; R = Ragu-ragu bernilai 3; S = Setuju bernilai 4;

dan SS = Sangat Setuju bernilai 5.

Pada tabel analisis deskripsi per sub-variabel (X1,X2, dan X3), dan per variabel

(X dan Y) diperoleh dengan cara menjumlahkan skor jawaban tiap responden.

Kemudian mementukan kategori dan dihitung jumlah frekuensi berdasarkan

kategori tersebut. Untuk memudahkan penulis dalam menginterpretasikan data

penelitian, penulis membuat klasifikasi data menggunakan distribusi frekuensi

dengan interval yang sama. Data penelitian ini diklasifikasikan ke dalam tiga

kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mencari kategori, langkah yang

digunakan adalah sebagai berikut (Sundjana, 2005:47)

1. Mencari rentang data.

Rentang data = nilai maksimum – nilai minimum

Nilai maksimum diperoleh dari = skor maksimum (5) x jumlah pertanyaan

Nilai minimum diperoleh dari = skor minimum (1) x jumlah pertanyaan

2. Mencari interval

Interval =

3. Penentuan kategori.

126

Analisis deskripsi data penelitian ini adalah untuk melihat kecenderungan

responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pada kuisioner dan

akan sanagt membantu dalam pembahasan penelitian selanjutnya. Adapun

sebanyak 105 orang responden yang diteliti yang merupakan followers aktif yang

berinetraksi baik mention, reply, ataupun retweet tweet dari akun twitter

@steakholycow terhitung mulai bulan Januari-April 2015.

Penulis memaparkan dan memberikan penjelasan terhadap setiap

pertanyaan-pertanyaan yang telah diklasifikasikan dalam tabel distribusi frekuensi

, yang terdiri dari 9 item pada X1, 7 item pada X2, 10 item pada X3, dan 15 item

pada variabel Y.

4.2.1 Analisis Sub-Variabel X1 (Intensitas)

Pada sub-bab ini akan dilakukan analisis deskriptif data penelitian untuk

sub-variabel X1 (Intensitas) secara per item dan persub variabel.

4.2.1.1 Analisis Data Per Item

Analisis deskriptif data penelitian per item untuk variabel X1 (Intensitas)

akan disajikan hasilnya dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8 Kekerapan Melihat Tweet

Seberapa sering Skor f %

Jarang (2-4kali) 2 39 37.10

Kadang-kadang (5-7 kali) 3 44 41.90

Sering (8-10 kali) 4 22 21.00

Total 105 100.00

127

Dari tabel di atas dapat dijabarkan mengenai seberapa sering para

followers akun twitter @steakholycow melihat tweet dari akun @steakhollycow

di timeline twitter mereka dalams sehari. Dari 105 orang responden, sebanyak 39

orang responden (37.1%) menjawab 2-4 kali, sebanyak 44 orang responden

(41.9%) melihat tweet dari akun twitter @steakholycow 5-7 kali dalam sehari, dan

sebnayak 22 orang responden (21%) melihat tweet dari akun twitter

@steakholycow 8-10 kali dalam sehari.

Pada pertanyaan ini, dapat dilihat bahawa mayoritas dari responden

melihat tweet dari akun twitter @steakholycow sebanyak 5-7 kali dalam sehari.

Tweet yang dilihat tidaklah hanya tweet mengenai pesan promosi penjualan,

namun termasuk segala macam hal yang di posting oleh akun twitter

@steakholycow.

Tweet merupakan salah satu bentuk informasi yang diberikan oleh para

pemasar kepada followers melalui twitter. Tweet yang disajikan bisa berupa

informasi mengenai produk, informasi mengenai lokasi, atau hal-hal terbaru yang

sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Menurut Ardianto dan Komala

(2004:164), terpaan media menyangkut penggunaan media baik jenis media,

frekuensi penggunaan, maupun duarasi penggunaan. Penggunaan jenis media

meliputi media audio, audiovisual, dan media cetak. Kemudian, Shimp (2001:6)

juga menjelaskan bahwa exposure atau terpaan media adalah konsumen

berinteraksi dengan pesan dari pemasar baik dengan melihat, mendegar, atau

lainnya. Dan pada item di atas dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden

melihat tweet sebanyak 5-7 kali dalam sehari.

128

Tabel 4.9 Kekerapan Melihat Tweet Promosi Penjualan

Seberapa sering Skor f %

Sangat jarang (<2kali) 1 1 1.00

Jarang (2-4 kali) 2 26 24.80

Kadang-kadang (5-7 kali) 3 54 51.40

Sering (8-10 kali) 4 22 21.00

Sangat sering (>10kali) 5 2 1.80

Total 105 100.00

Dari tabel di atas dapat dijabarkan sebanyak 1 orang responden (1%)

melihat tweet promosi penjualan dari akun twitter @steakholycow kurang dari 2

kali dalam sehari. Sebanyak 26 orang responden (24.8%) melihat 2 sampai 4 kali

tweet promosi penjualan @steakholycow, sebanyak 54 orang responden (51.4%)

melihat sebanyak 5 sampai 7 kali tweet promosi penjualan akun @steakholycow

dalam sehari. Selanjutnya sebanyak 22 orang responden (21%) melihat 8 sampai

10 kali tweet promosi penjualan dari akun @steakholycow dalam sehari, dan

sebnayak 2 oeang responden melihat lebih dari 10 kali tweet promosi penjualan

pada akun twitter @steakholycow dalam sehari.

Mayoritas para responden lihat tweet promosi penjualan pada akun twitter

@steakholycow sebanyak 5-7 kali dalam sehari. Hal ini cukup relevan dengan

pernyataan Lucy Wiryono mengenai banyaknya jumlah repetisi informasi

mengenai promosi penjualan apda twitter @steakholycow sebanyak 5-10 kali

129

dalam sehari. Tweet merupakan salah satu bentuk informasi yang diberikan oleh

para pemasar kepada followers melalui twitter. Tweet yang disajikan bisa berupa

informasi mengenai produk, informasi mengenai lokasi, atau hal-hal terbaru yang

sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Menurut Ardianto dan Komala

(2004:164), terpaan media menyangkut penggunaan media baik jenis media,

frekuensi penggunaan, maupun duarasi penggunaan. Penggunaan jenis media

meliputi media audio, audiovisual, dan media cetak. Kemudian, Shimp (2001:6)

juga menjelaskan bahwa exposure atau terpaan media adalah konsumen

berinteraksi dengan pesan dari pemasar baik dengan melihat, mendegar, atau

lainnya. Dan pada item di atas dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden

melihat tweet promosi sebanyak 5-7 kali dalam sehari. Diharapkan, dengan

semakin seringnya followers membaca tweet promosi penjualan dari Steak

Holycow, pengetahuan followers mengenai promosi penjualan bertambah dan

dapat menimbulkan minat beli pada followers.

Tabel 4.10 Kekerapan Membaca Timeline

Seberapa sering Skor f %

Sangat jarang (<2kali) 1 1 1.00

Jarang (2-4 kali) 2 27 25.60

Kadang-kadang (5-7 kali) 3 47 44.80

Sering (8-10 kali) 4 29 27.60

Sangat sering (>10kali) 5 1 1.00

Total 105 100.00

130

Dari tabel di atas dapat dilihat sebanyak 1 orang responden (1%) membaca

timeline akun twitter @steakholycow sebanyak kurang dari 2 kali dalam sehari.

Kemudian sebanyak 27 orang responden (25.7%) membaca sebanyak 2 sampai 4

kali dalam sehari, sebanyak 47 orang responden (44.8%) membaca sebanyak 5

sampai 7 kali dalam sehari, sebanyak 29 orang responden (27.6%) membaca

timeline akun twitter @steakholycow sebanyak 8 sampai 10 kali dalam sehari.

Dan sebanyak 1 orang responden membaca timeline akun twitter @steakholycow

sebanyak lebih dari 10 kali sehari.

Hal ini mengindikasikan bahwa, dengan semakin seringnya dan kerap-nya

seorang followers membaca timeline akun twitter@steakholycow, ia akan

semakin sering juga dalam mendapatkan informasi mengenai Steak Holycow,

yang selanjutnya akan berdampak pada proses pemikiran dan pengolahan

informasi yang akan dilakukan oleh followers tersebut.

Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), terpaan media menyangkut

penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan, maupun duarasi

penggunaan. Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, dan

media cetak. Kemudian, Shimp (2001:6) juga menjelaskan bahwa exposure atau

terpaan media adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar baik

dengan melihat, mendegar, atau lainnya. Dan pada item di atas dapat diketahui

bahwa mayoritas dari responden membaca timeline akun Steak Holycow

sebanyak 5-7 kali dalam sehari. Dengan intensi dari para followers dalam

membaca timeline akun tersebut, followers merasa perlu untuk mengetahui

informasi terbaru dari Steak Holycow.

131

Tabel 4.11 Tweet Promosi Penjualan Memenuhi Timeline Twitter

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 2 2.00

Ragu-ragu 18 17.10

Setuju 46 43.80

Sangat Setuju 39 37.10

Total 105 100.00

Dari tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden

penelitian sebanyak 2 orang responden (1.9%) tidak setuju bahwa tweet promosi

penjualan akun twitter @steakholycow memenuhi timelinenya. Kemudia

sebanyak 18 orang responden (17.1%) ragu-ragu bahwa tweet promosi penjualan

akun twitter @steakholycow memenuhi timeline twitternya, sebnayak 46 orang

responden (43.8%) setuju bahwa tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow memenuhi timeline twittternya. Dan sebanyak 39 orang

responden sangat setuju bahwa tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow memenuhi timelinenya.

Terpaan media dapat diukur dengan intensitas penggunaan denga melihat

frekuensi dan durasi ketingga menggunakan media. Menurut Ardianto dan

Komala (2004:164), frekuensi mengacu pada seberapa sering pengguna media

menggunakan media dalam satu waktu. Dengan semakin besarnya tweet promosi

penjualan memenuhi timeline followers, hal tersebut meningkatkan kemungkinan

followers mendapat terpaan media tersebut. Dalam Rakhmat (2009:66), Rosegren

132

mengatakan bahwa terpaan emrupakan penggunaan media oleh khalayak yang

meliputi jumlah waktu yang dgunakan berbagai jenis media, isi media dan media

yang dikonumsi atau dengan media secara keseluruhan.

Tabel 4.12 Retweet Tweet Promosi Penjualan

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 3 2.90

Ragu-ragu 4 3.80

Setuju 41 39.00

Sangat Setuju 57 54.30

Total 105 100.00

Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden

penelitian sebanyak 3 orang (2.9%) menjawab tidak setuju pernah me-retweet

tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Kemudian, sebanyak 4

orang responden (3.8%) ragu-ragu pernah me-retweet tweet promosi penjualan

akun twitter @steakholycow. Sebnayak 41 orang responden (39%) menjawab

setuju pernah me-retweet tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow.

Dan sebanyak 57 orang responden (54.3%) sangat setuju pernah me-retweet tweet

promosi penjualan akun twitter @steakholycow.

Dengan mayoritas dari responden pernah me-retweet tweet dari akun

@steakholycow, mengindikasikan bahwa followers tersebut aktif dalam

mengakses informasi promosi penjualan dari akun twitter @steakholycow. Karena

dengan fitur retweet tersebut, sebuah tweet akan dapat tersebar lebih luas kepada

133

followers akun-akun yang me-retweet tweet tersebut. Menurut Shimp (2001:6)

exposure to advertisement atau terpaan pada media iklan adalah konsumen

berinteraksi dnegan pesan dari pemasar dengan melihat, mendengar, dan lainnya.

Pada jejaring sosial twitter, ada banyak interaksi yang dapat dilakukan antar

pengguna. Salah satunya adalah dengan melakukan retweet. Dengan melakukan

retweet , merupakan salah satu indikasi bahwa followers sudah menerima

informasi yang disebarkan, dan mereka berniat untuk kembali menyebarkan

informasi tersebut kepada seluruh followers yang ia miliki.

Tabel 4.13 Favorite Tweet Promosi Penjualan

Tingkat Kesetujuan f %

Ragu-ragu 20 19.00

Setuju 41 39.00

Sangat Setuju 44 42.00

Total 105 100.00

Dari tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden yang

menjadi sampel dari penelitian ini, didapatkan sebanyak 20 orang responden (195)

menjawab ragu-ragu pernah mem-favorite tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholcyow. Kemudian sebanyak 41 orang responden (39%) menjawab setuju

pernah mem-favorite tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Dan

sebanyak 44 orang responden (42%) menjawab sangat setuju pernah mem-

favorite tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow.

134

Menurut Shimp (2001:6) exposure to advertisement atau terpaan pada

media iklan adalah konsumen berinteraksi dnegan pesan dari pemasar dengan

melihat, mendengar, dan lainnya. Pada jejaring sosial twitter, ada banyak interaksi

yang dapat dilakukan antar pengguna. Salah satunya adalah dengan melakukan

favorite.Meskipun favorite merupakan salah satu interaksi pasif, namun dengan

melakukan favorite , merupakan salah satu indikasi bahwa followers sudah

menerima informasi yang disebarkan, dan mereka menandakan informasi tersebut

yang dapat mereka gunakan atau perlukan sewaktu-waktu nanti.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari

responden sangat setuju pernah mem-favorite tweet promosi penjualan dari akun

twitter@steakholycow. Pemanfaatan fitur favorite ini dapat menunjukkan

interaksi pasif dari followers akun twitter @steakholycow dalam “menyimpan”

tweet promosi penjualan Steak Holycow sebagai pengingat dan menunjukkan

minat pembelian pada Steak Holycow.

Tabel 4.14 Balas atau Mention Akun Twitter

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 1 1.00

Ragu-ragu 9 8.60

Setuju 47 44.80

Sangat Setuju 48 45.60

Total 105 100.00

135

Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden,

seabnyak 1 orang (1%) menjawab tidak setuju pernah membalas atau me-mention

tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Sebanyak 9 orang

responden (8.6%) menjawab ragu-ragu pernah membalas atau memention akun

twitter @steakholycow, kemudian sebanayk 47 orang responden (44.8%)

menjawab setuju pernah membalas atau me-mention akun twitter @steakholycow.

Dan sebanyak 48 orang responden (45.6%) sangat setuju pernah membalas atau

me-mention akun twitter @steakholycow.

Hal ini mengindikasikan bahwa, dengan followers membalas atau me-

mention akun twitter @steakholycow, followers memiliki ketertarikan atau minat

untuk mencari informasi atau memastikan informasi yang ingin mereka dapatkan

kepada akun twitter @steakholycow. Disamping itu pula, kegiatan me-mention

akun twitter @steakholycow juga menjadi salah satu syarat dalam mendapatkan

promo #freemisu dan #freeicecream di outlet Steak Holycow.

Menurut Shimp (2001:6) exposure to advertisement atau terpaan

pada media iklan adalah konsumen berinteraksi dnegan pesan dari pemasar

dengan melihat, mendengar, dan lainnya. Pada jejaring sosial twitter, ada banyak

interaksi yang dapat dilakukan antar pengguna. Salah satunya adalah dengan

membalas atau me-mention akun tersebut. Membalas atau me-mention merupakan

salah satu interaksi aktif dari followers dimana mereka terlibat secara langsung

dengan penerimaan dan/atau penyebaran informas tersebut. Dengan membalas,

atau me-mention akun Steak Holycow, followers dapat mengindikasikan bahwa

followers ingin mengetahui lebih lanjut atau memiliki minat mengenai

136

informasyang disebarkan. Dengan banyaknya responden yang merasa pernah

membalas atau me-mention akun Steak Holycow, hal tersebut secara tidak sengaja

dapat memengaruhi sikap followers yang kemudian diharapkan dapat

mengarahkan kepada minat beli followers.

Tabel 4.15 Waktu yang Dibutuhkan Membaca Timeline

Seberapa lama Skor f %

Sebentar (15-30 detik) 2 23 21.90

Rata-rata (31-60 detik) 3 50 47.60

Lama (61-90 detik) 4 29 27.60

Sangat lama (>90 detik) 5 3 2.90

Total 105 100.00

Dari tabel di atas dapat dijabarkan dari 105 orang responden, bahwa

sebanyak 23 orang responden (21.95) membutuhkan waktu 15-30 detik untuk

membaca timeline akun twitter @steakholycow. Sebanyak 50 orang responden

(47.6%) membutuhkan waktu antara 31 sampai 60 detik untuk membaca timeline

akun twitter @steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 29 orang responden

membutuhkan waktu antara 61 sampai 90 detik untuk membaca timeline akun

twitter @steakholycow. Dan sebanyak 3 orang responden membutuhkan waktu

lebih dari 90 detik untuk membaca timeline akun twitter @steakholycow.

Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan denga melihat frekuensi

dan durasi ketika menggunakan media. Selain mengacu pada frekuensi

penggunaan media, durasi penggunaan media juga digunakan sebagai indikator

137

untuk mengetahui seberapa besar intensitas penggunaan media pada seseorang.

Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), durasi adalah seberapa lama pengguna

media menggunakan media tersebut. Hal tersebut dapat dihitung berapa lama

khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayk mengikuti

suatu program. Sedangkan Rosegren dalam Rakhmat (2009:66) menjelaskan

bahwa terpaan merupakan penggunaan media oeh khalayak yang meliputi jumlah

waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, jenis isi media, media yang

dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi emdia yang

dikonsumsi dengan media secara keseluruhan.

Tabel 4.16 Waktu yang Dibutuhkan Membaca Tweet Promosi Penjualan

Seberapa lama Skor f %

Sebentar (15-30 detik) 2 27 25.70

Rata-rata (31-60 detik) 3 54 51.40

Lama (61-90 detik) 4 23 21.90

Sangat lama (>90 detik) 5 1 1.00

Total 105 100.00

Dari tabel di atas dapat dijabarkan dari 105 orang responden, bahwa

sebanyak 27 orang responden (25.7%) membutuhkan waktu antara 15 sampai 30

detik untuk membaca tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow.

Kemudian sebanyak 54 orang responden (51.4%) membutuhkan waktu antara 31

sampai 60 detik untuk membaca tweet promosi akun twitter @steakholycow,

138

sebanyak 23 orang responden (21.9%) membutuhkan waktu antara 61 sampai 90

detik untuk membaca tweet promosi dari akun twitter @steakholycow. Dan,

sebanyak 1 orang responden (1%) membutuhkan waktu lebih dari 90 detik untuk

membaca tweet promosi akun twitter @steakholycow.

Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan denga melihat frekuensi

dan durasi ketika menggunakan media. Selain mengacu pada frekuensi

penggunaan media, durasi penggunaan media juga digunakan sebagai indikator

untuk mengetahui seberapa besar intensitas penggunaan media pada seseorang.

Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), durasi adalah seberapa lama pengguna

media menggunakan media tersebut. Hal tersebut dapat dihitung berapa lama

khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayk mengikuti

suatu program. Sedangkan Rosegren dalam Rakhmat (2009:66) menjelaskan

bahwa terpaan merupakan penggunaan media oeh khalayak yang meliputi jumlah

waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, jenis isi media, media yang

dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi emdia yang

dikonsumsi dengan media secara keseluruhan.

Hal di atas mengindikasikan waktu yang dibutuhkan oleh para followers

untuk menbaca dan mengakses informasi tweet promosi penjualan pada akun

@steakholycow berkisar pada 31-60 detik. Waktu tersebut dibutuhkan oleh para

followers untuk memahami dan membaca tweet promosi pada akun twitter

@steakholycow.

139

4.2.1.2 Analisis Data Per Sub Variabel X1 (Intensitas)

Untuk memperoleh gambaran penilaian dalam hal intensitas, dari skor

keseluruhan penilaian responden dilakukan pembagian kategori menggunakan

aturan skor ideal. Kuisioner yang diajukan untuk kesesuaian terdiri dari 9 item

pertanyaan, dengan responden berjumlah 103 orang. Dengan nilai pernyataan 1

sampai 5 (Sangat tidak setuju = 1, Tidak setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Setuju = 4,

dan Sangat Setuju = 5).

Selanjutnya untuk menentukan kategori kecenderungan jawaban

responden, terlebih dahulu diketahui innterval utnuk menentukan masing-masing

kelas. Hasil dari perhitungan ini didapatkan dengan rumus pengkategorian sebagai

berikut (Sudjana, 2007:47):

• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan

= 5 x 9 = 45

• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan

= 1 x 9 = 9

• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum

= 45 – 9 = 36

• Interval = Rentang data : banyaknya kategori

= 36 : 3 = 12

Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing

kategori pada sub-variabel X1 adalah sebagai berikut:

• Kategori rendah = 9 – 20

• Kategori sedang = 21 – 32

140

• Kategori tinggi = 33 – 45

Tabel 4.17 Tingkat Kategori Intensitas Terpaan Tweet Promosi

Penjualan pada Akun Twitter @SteakHolycow

No. Kategori Intensitas Terpaan Tweet Promosi

Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow

f %

2 Sedang 70 66.70

3 Tinggi 35 33.30

Total 105 100.00

Pada tabel 4.17 terlihat frekuensi intensitas responden pada terpaan tweet

promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Dari 105 orang responden,

sebanayk 70 orang responden (66.%) berada dalam kategori sedang. Dan

sebanyak 35 orang responden (33.35) berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa intensitas terpaan tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow memiliki kategori sedang.

Intensitas terpaan media adalah jemlah waktu yang digunakan dalam

berbagai emdia yang dapat dilihat dari frekuensi dan duari seseorang

menggunakan media (Ardianto, Komala dan Komala. 2004:164). Intensitas pada

hal ini berkaitan dengan frekuensi dan durasi responden dalam mendapatkan tweet

promosi penjualan dari akun twitter @steakholycow.

Dijelaskan dalam Effendy (1989), bhawa frekuensi adalah seberapa sering

pengguna media menggunakan media dalam satu minggu. Dalam hal ini, sudah

dijabarkan bagaimana para followers mengakses akun twitter @steakholycow, dan

141

aktivitas yang dilakukan oleh para followers pada akun twitter @steakholycow

seperti me-retweet, me-favorite, hingga membalas dan me-mention akun twitter

@steakholycow sebagai salahs atu indikator followers aktif dalam mengakses

informasi pada akun twitter @steakholycow. Shimp (2001:6) juga menjelaskan

bahwa terpaan media secara sederhana adalah konsumen berinteraksi dnegan

pesan dari pemasar dengan melihat, mendengar, atau lainnya. dan terpaan emdia

adalah proses transmisi dimana terjadi respon kognitif atau pemikira ketika para

followers membaca, melihat, atau mendengar informasi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut dapaat disimpulakn bahwa intensitas responden

dalam mendapat terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow

cukup sering. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak hal seperti seringnya

responden mengakses jejaring sosial twitter, dan seberapa sering tweet promosi

penjualan dari akun twitter @steakholycow muncul di timeline twitter para

responden. Hal itu pula yang memengaruhi seberapa besar responden terpapar

tweet promosi penjualan @steakholycow. Semakin sering responden terpapar

tweet promosi penjualan, maka akan semakin besar kemungkinan informasi

mengenai promosi tersebut tersampaikan pada para followers akun twitter

@steakholycow.

4.2.2 Analisis Sub-variabel X2 (Isi Pesan)

Pada bagian ini akan dilakukan analisis deskriptif data penelitian untuk

sub variavel X2 (Isi Pesan) secara per item dan per sub variabel.

142

4.2.2.1 Analisis Data Per Item

Analisis deskriptif data penelitian yang dilakukan peritem untuk sub

variabel X2 (Isi Pesan) akan disajikan hasilnya dengan menggunakan tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.18 Memahami Maksud Tweet

Tingkat Kesetujuan f %

Ragu-ragu 15 14.30

Setuju 48 45.70

Sangat Setuju 42 40.00

Total 105 100.00

Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden pada

pernyataan “Saya dapat memahami maksud dari tweet pada akun twitter

@steakholycow”, sebanyak 15 orang responden (14.3%) menjawab ragu-ragu

dalam memahami maksud dari tweet pada akun twitter @steakholycow.

Selanjutnya, sebanyak 48 orang responden (45.7%), menjawab setuju dalam

memahami maksud dari tweet pada akun @steakholycow. Dan sebanyak 42 orang

responden (40%) menjawab sangat setuju dalam memahami maksud dari tweet

pada akun @steakholycow.

Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan

followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang

disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan

dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu

143

indikator dalam isi pesan adalah kejelasan informasi. Menurut Soemirat dan

Elvinaro (2002:63). Kejelasan informasi adalah sejauh mana keberadaan media

dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang

disampaikan harus rinci, sistematis dan pilihann kata yang digunakan haruslah

yang sudah diketahui umum. Seorang followers haruslah dapat memahami dan

mengerti maksud dari sebuah tweet yang disampaikan agar informasi yang

disampaikan dapat bermanfaat dan dapat selanjutnya menjadi bahan proses

kognisi dalam diri mereka.

Hal ini mengindikasikan bahwa tweet yang disampaikan pada akun twitter

@steakholycow sudah memiliki kejelasakan informasi, sehingga para followers

dapat memahami maksud dari tweetnya. Menurut Soemirat dan Elvianro

(2002:63), kejelasan informasi adalah sejauh mana media dapat memberikan

informas yang jelas pada penggunanya. Dalam hal ini, tweet yang disampaikan

oleh akun twitter @steakholycow dapat memberikan info yang jelas sehingga

dapat dipahami oleh followers nya.

144

Tabel 4.19 Memahami Maksud Tweet Promosi Penjualan

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 1 1.00

Tidak Setuju 1 1.00

Ragu-ragu 14 13.30

Setuju 47 44.70

Sangat Setuju 42 40.00

Total 105 100.00

Dari tabel di atas dapat dijabarkan dari pernyataan “Saya dapat memahami

maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow”, dari

105 orang responden, sebanyak 1 orang (1%) menjawab sangat tidak setuju dalam

memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter

@steakholycow. Sebanyak 1 orang responden (1%), menjawab tidak setuju dalam

memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter

@steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 14 orang responden (13.3%) menjawab

ragu-ragu dalam memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun

twitter @steakholycow, sebabnyak 47 orang responden (44.7%) menjawab setuju

dalam memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter

@steakholycow. Dan, sebanyak 42 orang responden (40%) menjawab sangat

setuju dalam memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter

@steakholycow.

145

Pada Taksonomi Bloom 2dijelaskan bahwa salah satu ranah dalam kognisi

adalah pemahaman. Dimana pemahaman dapat dijabarkan dalam kemampuan

memahami pesan dan mengintrepetasikan atau menyatakan kembali dengan

menggunakan bahasa sendiri. Dengan para followers dapat memahami isi twit,

dapat diartikan bahwa pesan yang disampaikan dalam twit akun @SteakHolycow

sudah memiliki informas yang jelas dan lengkap sehingga para followers dapat

mengerti maksud dari informasi yang disampaikan

Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan

followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang

disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan

dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu

indikator dalam isi pesan adalah kejelasan informasi. Menurut Soemirat dan

Elvinaro (2002:63). Kejelasan informasi adalah sejauh mana keberadaan media

dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang

disampaikan harus rinci, sistematis dan pilihann kata yang digunakan haruslah

yang sudah diketahui umum.

Melihat dari hasil penelitian bahwa mayoritas dari responden menjawab

setuju dan sangat setuju, megindikasikan bahwa informasi (tweet) yang

disampaikan akun twitter @steakholycow disampaikan dengan lengkap dan jelas

sehingga para followers dapat memahami maksud dari informasi yang

disampaikan oleh akun twitter @steakholycow.

2 http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-Taksonomi%20Bloom%20-%20Retno-ok-mima.pdf diakses pada 9 Juli 2015

146

Tabel 4.20 Bahasa pada Tweet Promosi Penjualan Mudah Dimengerti

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 1 1.00

Tidak Setuju 1 1.00

Ragu-ragu 10 9.50

Setuju 48 45.70

Sangat Setuju 45 42.80

Total 105 100.00

Dari tabel di atas dari pernyataan “Materi tweet promosi pada akun twitter

@steakholycow menggunakan bahasa yang mudah dimengerti”, dari 105 orang

responden, sebanyak 1 orang responden (1%) menjawab sangat tidak setuju

bahwa bahasa pada tweet promosi akun twitter @steakholycow mudah

dimengerti. Selanjutnya, sebanyak 1 orang responden menjawab tidak setuju

bahwa bahsa pada tweet promosi akun twitter @steakholycow mudah dimengerti,

sebanyak 10 orang responden (9.5%) menjawab ragu-ragu bahwa bahasa pada

tweet promosi akun twitter @steakholycow mudak dimengerti. Kemudian,

sebanyak 48 orang responden (45.7%) menjawab setuju bahwa materi tweet

promosi pada akun twitter @steakholycow menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti, dan sebanyak 45 orang responden (42.8%) menjawab sangat setuju

bahwa materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti.

147

Hal ini mengindikasikan bahwa kejelasan informasi dalam isi pesan tweet

promosi penjualan pada akun @steakholycow sesuai dengan kebutuhan para

followers . sehingga para followers dapat memahami tidak hanya maksud dari

tweet, tapi juga melalui bahasa dan kata-kata yang digunakan. Seperti yang

disampaikan oleh Soemirat dan Elvinaro (2002:63), kejelasan informasi adalah

sejauh mana keberadaan media dapat memberikan informas yang jelas pada

penggunanya. Pesan yang disampaikan rinci, sistematis, dan pilihan kata yang

digunakan haruslah sudah diketahui umum. Pada hal ini, tweet pada akun

@steakholycow sudah menggunakan pilihan kata yang mudah dipahmi oleh para

followersnya.

Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan

followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang

disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan

dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu

indikator dalam isi pesan adalah kejelasan informasi. Menurut Soemirat dan

Elvinaro (2002:63). Kejelasan informasi adalah sejauh mana keberadaan media

dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang

disampaikan harus rinci, sistematis dan pilihann kata yang digunakan haruslah

yang sudah diketahui umum. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa

pilihan kata yang digunakan haruslah yang sudah diketahui umum, sehingga para

followers tidak memiliki kesulitan dapat memahami bahasa dan informasi yang

diberikan.

148

Tabel 4.21 Promosi di Outlet Sesuai dengan Materi Tweet

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 1 1.00

Tidak Setuju 1 1.00

Ragu-ragu 12 11.40

Setuju 43 41.00

Sangat Setuju 48 45.60

Total 105 100

Dari tabel di atas pada pernyataan “Materi tweet promosi pada akun

twitter @steakholycow sesuai dengan promosi yang terdapat pada outlet

Holycow! Steak”, sebanyak 1 orang responden (1%) menjawab sangat tidak

setuju, dan 1 orang responden (1%) menjawab tidak setuju bahwa materi tweet

promosi pada akun twitter @steakholycow sesuai dengan promosi yang terdapat

pada outlet Holycow! Steak. Selanjutnya, sebanyak 12 orang responden (11.4%)

menjawab ragu-ragu bahwa materi tweet promosi pada akun twitter

@steakholycow sesuai dengan promosi yang terdapat pada outlet Holycow!

Steak, dan sebanyak 43 orang responden (41%) menjawab setuju bahwa materi

tweet promosi akun twitter @steakholycow sesuai dengan promosi yang ada pada

outlet Holycow! Steak. Sebanyak 48 orang responden (45.6%), menjawab sangat

setuju bahwa materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow sesuai

dengan promosi yang ada di outlet Holycow! Steak.

149

Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan

followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang

disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan

dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu

indikator dalam isi pesan adalah kelengkapan informasi. Menurut Nitisemito

(1996:142), kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan haruslah

lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau

penggunanya. Isi pesan haruslah menyeluruh dan mendetil sehingga informasi

yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Salah satu poin

kelengkapan informasi pada tweet Steak Holycow adalah kesesuaian promosi

penjualan yang diberikan di twitter dengan promosi yang berlangsung di outlet

Steak Holycow.

Hal ini mengindikasikan bahwa kelengkapan informasi pada twitter

@steakholycow sudah dapat dipahami oleh followers. Nitisemito (1996, 142)

menjelaskan bahwa kelengkapan informasi adalah bagaimana informasi yang

disampaikan harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima

pesan atau penggunanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Lucy Wiryono,

disebutkan bahwa salah satu konten dari tweet promosi akun twitter Steak

Holycow adalah memberkan informasi mengenai promosi apa saja yang sedang

berlangsung di outlet. Isi pesan haruslah mendetik dan menyeluruh. Dalm hal ini,

informas yang disampaikan sudah lengkap dan informasi yang disampaikan di

twitter sesuai dengan apa yang ada di outlet.

150

Tabel 4.22 Terdapat Informasi Lokasi pada Tweet Promosi Penjualan

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 1 1.00

Tidak Setuju 3 2.90

Ragu-ragu 17 16.20

Setuju 46 43.70

Sangat Setuju 38 36.20

Total 105 100.0

Dari tabel di atas, melalui pernyataan “Materi tweet promosi pada akun

twitter @steakholycow memiliki informasi mengenai lokasi outlet dimana

promosi berlaku”, sebanyak 1 orang responden (1%) menjawab sangat tidak

setuju, dan sebanyak 3 orang responden (2.9%) menjawab tidak setuju bahwa

materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki informasi

mengenai lokasi outlet dimana promosi berlaku. Sebanyak 17 orang responden

(16.2%) menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 46 orang responden (43.7%)

menajwab setuju dan sebanyak 38 responden (36.2%) menajwab sangat setuju

bahwa materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki

informasi mengenai lokasi outlet dimana promosi berlaku.

Hal ini mengindikasikan bahwa kelengkapan informasi pada twitter

@steakholycow sudah dapat dipahami oleh followers. Nitisemito (1996, 142)

menjelaskan bahwa kelengkapan informasi adalah bagaimana informasi yang

disampaikan harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima

151

pesan atau penggunanya. Salah satu indiaktor bahwa informas lengkap atau tidak

adalah keterangan mengenai lokasi dimana promosi penjualan berlaku. Dan pada

item pernyataan ini, followers menilai bahwa tweet @steakholycow sesuai dengan

pernyataan tersebut.

Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan

followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang

disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan

dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu

indikator dalam isi pesan adalah kelengkapan informasi. Menurut Nitisemito

(1996:142), kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan haruslah

lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau

penggunanya. Isi pesan haruslah menyelutuh dan menedtil sehingga informas

yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Salah satu poin

kelengkapan informasi pada tweet Steak Holycow adalah terdapatnya informasi

mengenai lokasi tempat promosi berlangsung. Dengan adanya informasi lokasi,

maka followers dapat dengan mudah mengetahui outlet mana yang dapat mereka

kunjungi untuk mendapatkan promosi tersebut.

152

Tabel 4.23 Terdapat Informasi Waktu Berlaku pada Tweet Promosi

Penjualan

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 4 3.80

Ragu-ragu 27 25.70

Setuju 44 41.90

Sangat Setuju 30 28.60

Total 105 100.00

Dari tabel di atas, pada pernyataan “Materi tweet promosi pada akun

twitter @steakholycow memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku

promosi”, dari 105 orang responden, sebanyak 4 orang (3.8%) menjawab tidak

setuju dan sebanyak 27 orang responden (25.7%) menjawab ragu-ragu bahwa

materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki informasi

mengenai rentang waktu berlaku promosi. Selanjutnya, sebanyak 44 orang

responden (41.9%) menjawab setuju bahwa materi tweet promosi pada akun

twitter @steakholycow memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku

promosi. Dan sebanyak 30 orang responden (28.6%) menjawab sangat setuju

bahwa materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki

informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi.

Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan

followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang

disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan

153

dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu

indikator dalam isi pesan adalah kelengkapan informasi. Menurut Nitisemito

(1996:142), kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan haruslah

lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau

penggunanya. Isi pesan haruslah menyelutuh dan menedtil sehingga informas

yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Salah satu poin

kelengkapan informasi pada tweet Steak Holycow adalah adanya informasi

mengenai rentang waktu berlaku promosi. Dengan adanya informasi mengenai

rentang waktu berlaku promosi, hal tersebut dapat memicu para followers untuk

segera mendapatkan promosi penjualan di Steak Holycow.

Tabel 4.24 Terdapat Informasi Cara Mendapatkan Promosi

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 1 1.00

Tidak Setuju 3 2.90

Ragu-ragu 29 27.60

Setuju 45 42.80

Sangat Setuju 27 25.70

Total 105 100.0

Dari tabel di atas, pada pernyataan “materi tweet promosi pada akun

twitter @steakholycow memiliki informasi mengenai syarat dan cara untuk

mendapatkan promosi”, sebanyak 1 orang responden (1%) menajwab sangat tidak

154

setuju dan sebanyak 3 orang responden (2.9%) menjawab tidak setuju bahwa

materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki informasi

mengenai syarat dan cara untuk mendapatkan promosi. Selanjutnya, sebanyak 29

orang responden (27.6%) menjawab ragu-ragu bahwa materi tweet promosi pada

akun twitter @steakholycow memliki informasi mengenai syarat dan cara untuk

mendapatkan promosi. Dan sebanyak 45 orang responden (42.9%) menjawab

setuju, dan sebanyak 27 orang responden (25.7) menjawab sangat setuju bahwa

materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki informasi

mengenai syarat dan cara untuk mendapatkan promosi.

Hal ini mengindikasikan bahwa kelengkapan informasi pada twitter

@steakholycow sudah dapat dipahami oleh followers. Nitisemito (1996, 142)

menjelaskan bahwa kelengkapan informasi adalah bagaimana informasi yang

disampaikan harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima

pesan atau penggunanya. Dalam item pernyataan ini, followers menilai bahwa

informasi tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow sudah

lengkap dengan memberikan keterangan mengenai bagaimana syarat dan cara

untuk mendapatkan promosi tersebut.

Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar

kekerapan followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan

yang disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet,

berkaitan dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah

satu indikator dalam isi pesan adalah kelengkapan informasi. Menurut Nitisemito

(1996:142), kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan haruslah

155

lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau

penggunanya. Isi pesan haruslah menyelutuh dan menedtil sehingga informas

yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Salah satu poin

kelengkapan informasi pada tweet Steak Holycow adalah terdapatnya informasi

bagaimana untuk mendapatkan promosi tersebut. Dengan adanya informasi

tersebut, para followers selanjutnya dapat memproses informasi dan mengevaluasi

alternatif promosi tersebut. Apakah mereka suka rela dalam melakukan prosedur

promosi untuk mendapatkan promosi tersebut.

4.2.2.2 Analisis Data Per Sub-Variabel X2 (Isi Pesan)

Untuk memperoleh gamabran penilaian dalam hal isi pesan, dari skor

keseluruhan penilaian responden dilakukan pembagian kategori menggunakan

aturan skor ideal. Kuisioner yang diajukan untuk kesesuaian terdiri dari 7 item

pertanyaan, dengan responden berjumlah 103 orang. Dengan nilai pernyataan 1

sampai 5 (Sangat tidak setuju = 1, Tidak setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Setuju = 4,

dan Sangat Setuju = 5).

Selanjutnya untuk menentukan kategori kecenderungan jawaban

responden, terlebih dahulu diketahui innterval utnuk menentukan masing-masing

kelas. Hasil dari perhitungan ini didapatkan dengan rumus pengkategorian sebagai

berikut (Sudjana, 2007:47):

• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan

= 5 x 7 = 35

• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan

= 1 x 7 = 7

156

• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum

= 35 – 7 = 28

• Interval = Rentang data : banyaknya kategori

= 28 : 3 = 9,33 (dibulatkan menjadi 9)

Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing

kategori pada sub-variabel X2 adalah sebagai berikut:

• Kategori rendah = 7 – 15

• Kategori sedang = 16 – 24

• Kategori tinggi = 25 – 35

Tabel 4.25 Tingkat kategori Isi Pesan Terpaan Tweet pada Akun

Twitter @SteakHolycow

No. Kategori Isi Pesan Tweet Promosi Penjualan

Akun Twitter @SteakHolycow

f %

1 Rendah 2 1.90

2 Sedang 12 11.40

3 Tinggi 91 86.70

Total 105 100.00

Pada tabel di atas terlihat pendapat responden mengenai tingkat kategori

isi pesan tweet promosi penjualan pada kaun twitter @steakholycow sebanyak 2

orang responden (1.9%) berada pada kategori rendah, sedangkan sebanyak 12

orang responden (11.4%) berada pada kategori sedang. Dan sebanayk 91 orang

responden (86.7%) berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa

157

isi pesan pada tweet promosi penjaulan pada akun twitter @steakholycow

memiliki kategori yang tinggi.

Pesan yang disampaikan haruslah pesan yang bersifat mudah dimenegrti,

lengkap, dan tepat waktu utnuk meramalkan efek yang akan timbul pada

komunikan (Nitisemito, 1996:142). Isi pesan memiliki indikator yaitu kejelasan

informasi, kelengkapan informasi, dan aktualisasi pesan. Kejelasan informasi

yaitu sejauh mana keberadaan media dpat memberikan informasi yang jelas pada

penggunanya. Pesan yang disampaikan tidak berbelit-belit, kalimat yang

disamapikan tidak rumit dan mudah diverna. Sebaiknya gunakankan kata-kata

yang biasa diketahui oleh umum (Soemirat dan Ardianto, 2002:63). Kelengkapan

adalah informasi yang disampaikan haruslah lengkap sehingga tidak menimbulkan

karaguan terhadap penggunanaya. Artinya, isi pesan yang disampaikan harus

detik dan menyeluruh sehinbgga isi pesan dapat diterima dan dipahami dengan

baik. Kelengkapan isi pesan disini meliputi kelengkapan informasi yang berarti

suatu informasi yang lengkap sehingga dapat mendukung kejelasan informasi

serta keberagaman informasi (Nitisemito, 1996:142).

Isi pesan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow

dinilai lengkap dan jelas. Karena pada tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow, disampaikan secara jelas menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti oleh para followers, sesuai dengan promosi yang berlaku di outlet

Holycow! Steak, memiliki informasi mengenai lokasi dimana promosi berlaku,

memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi, dan memiliki

informasi mengenai syarat dan cara untuk mendapatkan promosi.

158

4.2.3 Analisis Sub-variabel X3 (Daya Tarik)

Pada bagian ini akan dilakukan analisis deskriptif data penelitian untuk

sub-variabel X3 (Daya Tarik)secara per item dan per sub variabel.

4.2.3.1 Analisis Data per Item

Analisis deskripstif data penelitian yang dilakukan per item untuk sub-

variabel X3 (Daya Tarik) akan ditampilkan dengan menggunakan tabel sebagai

berikut

Tabel 4.26 Foto atau Gambar pada Tweet Menarik Perhatian

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 2 1.90

Ragu-ragu 20 19.00

Setuju 37 35.30

Sangat Setuju 46 43.80

Total 105 100.00

Dari tabel di atas pada pernyataan “Foto atau gambar pada twet akun

twitter @steakholycow menarik perhatian saya”. Dari 105 orang responden,

sebanyak 2 orang (1.9%) menjawab tidak setuju, dan sebanyak 20 orang

responden (19%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau gambar pada tweet akun

twitter @steakholycow menarik perhatian mereka. Selanjutnya, sebanyak 37

orang responden (35.2%) menjawab setuju, dan sebanyak 46 orang responden

159

(43.8%) menjawab bahwa foto atau gambar pada tweet akun twitter

@steakholycow menarik perhatian mereka.

Daya tarik pesan berkaitan dengan penggunaan gambar pada tweet

yang di posting. Foto atau gambar yang diposting tidak selalu dalam ranah

promosi, namun juga dalam informasi mengenai produk apa saja yang mereka

jual. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental

ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat

stimuli lainnya melemah. Perhatia atau atensi yang diberikan khalayak untuk

membaca timeline dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui

gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata yang menarik perhatian followers.

Dengan menggunakan foto dan gambar yang dapat menarik perhatian followers,

makan Steak Holycow dapat menimbulkan proses afeksi dalam diri followers.

Tabel 4.27 Foto atau Gambar pada Tweet Promosi Menarik Perhatian

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 2 1.90

Ragu-ragu 17 16.20

Setuju 37 35.20

Sangat Setuju 49 46.70

Total 105 100.0

Dari tabel di atas pada pernyataan “Foto atau gambar pada tweet akun

twitter @stakholycow menarik perhatian saya”. Dari 105 orang responden,

160

sebanyak 2 orang (1.9%) menjawab tidak setuju, sebanyak 17 orang responden

(16.2%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau gambar pada tweet promosi

penjualan akun twitter @steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 37 orang

responden (35.2%) menjawab setuju bahwa foto atau gambar pada tweet promosi

penjualan akun twitter @steakholycow menarik perhatian mereka. Dan,

sebanayak 49 orang responden (46.7%) menjawab bahawa foto atau gambar pada

tweet promosi penjaulan akun twitter @steakholycow menarik perhatian.

Daya tarik pesan berkaitan dengan penggunaan gambar pada tweet yang di

posting. Foto atau gambar yang diposting dalam tweet promosi penjualan, sudah

seharusnya dapat menarik perhatian followers. Tidak hanya menarik perhatian

untuk melihat namun juga mencoba. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau

atensi adalah proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi

menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatia atau

atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun

Steak Holycow dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata

yang menarik perhatian followers. Dengan menggunakan foto dan gambar yang

dapat menarik perhatian followers, makan Steak Holycow dapat menimbulkan

proses afeksi dalam diri followers sehingga mereka tertarik untuk mengunjungi

Steak Holycow.

161

Tabel 4.28 Foto atau Gambar pada Tweet Promosi Menimbulkan Minat Beli

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 2 1.90

Ragu-ragu 25 23.80

Setuju 35 33.30

Sangat Setuju 43 41.00

Total 105 100.00

Dari tabel di atas, berdasarkan pernyataan “foto atau gambar pada tweet

promosi akun twitter @steakholycow menimbulkan minat beli saya”, dari 105

orang responden, sebanyak 2 orang responden (1.9%) menjawab tidak setuju, dan

sebanyak 25 orang responden (23.8%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau

gamabr pada tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow

menimbulkan minat beli mereka. Selanjutnya, sebanyak 35 orang responden

(33.3%) menjawab setuju dan sebanyak 43 orang responden (41%) menjawab

sangat setuju bahwa foto atau gambar pada tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow menimbulkan minat beli mereka.

Daya tarik pesan berkaitan dengan penggunaan gambar pada tweet yang di

posting. Foto atau gambar yang diposting dalam tweet promosi penjualan, sudah

seharusnya dapat menarik perhatian followers. Tidak hanya menarik perhatian

untuk melihat namun juga mencoba. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau

atensi adalah proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi

menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian atau

162

atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun

Steak Holycow dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata

yang menarik perhatian followers. Dengan menggunakan foto dan gambar yang

dapat menarik perhatian followers, makan Steak Holycow dapat menimbulkan

minat beli pada followers.

Tabel 4.29 Avatar Akun Merepresentasikan Merek

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 4 3.80

Ragu-ragu 14 13.30

Setuju 42 40.00

Sangat Setuju 45 42.90

Total 105 100.00

Berdasarkan tabel di atas, pada pernyataan “Foto atau gamabr avatar akun

twitter @steakholycow merepresentasikan Steak Holycow” dari 105 orang

responden, sebanyak 4 orang (3.8%) menjawab tidak setuju, sebanyak 14 orang

responden (13.3%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau gambar avatar akun

twitter @steakholycow merepresentasikan SteakHolycow. Dan sebanyak 42 orang

responden (40%) menjawab setuju dan sebanyak 45 orang responden (42.9%)

menjawab sangat setuju atas pernyataan foto atau gambar avatar akun twitter

@steakholycow merepresntasikan Steak Holycow.

Avatar adalah sebuah ikon atau foto yang dipajang oleh pemilik akun

twitter sebagai salah satu identitas dari akun mereka. Relevansi antara foto yang

163

dipajang akan dapat mewakilkan atau menggambarkan apa dan siapa dari akun

tersebut. Dengan gambarr yang dapat merepresentasikan produk atau merk yang

dimiliki, para followers akan memiliki kepercayaan terhadap produk tersebut.

Daya tarik pesan berkaitan dengan penggunaan gambar pada tweet yang di

posting. Foto atau gambar yang diposting dalam tweet promosi penjualan, sudah

seharusnya dapat menarik perhatian followers. Tidak hanya menarik perhatian

untuk melihat namun juga mencoba. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau

atensi adalah proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi

menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatia atau

atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun

Steak Holycow dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata

yang menarik perhatian followers. Dengan menggunakan foto avatar yang dapat

merepresentasikan produk dan perusahaan, maka akan ada kepercayaan dari

followers terhadap produk dan perusahaan yang melakukan usaha pemasaran.

164

Tabel 4.30 Foto atau Gambar pada Tweet Promosi Relevan

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 2 1.90

Ragu-ragu 27 25.70

Setuju 44 41.90

Sangat Setuju 32 30.50

Total 105 100.00

Dari tabel berdasarkan pernyataan “Foto atau gambar pada tweet promosi

akun twitter @steakholycow relevan dengan isi pesan tweetnya”, dari 105 orang

responden, sebanyak 2 orang responden (1.9%) menjawab tidak setuju, dan

sebanyak 27 orang responden (25.7%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau

gamabr pada tweet promosi akun twitter @steakholycow relevean dengan isi

tweetnya. Dan sebanyak 44 orang repsonden (41.9%) menjawab setuju dan

sebanyak 32 orang responden (30.5%) menjawab sangat setuju bahwa foto atau

gambar pada tweet promosi akun twitter @steakholycow releven dengan isi

tweetnya.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:268), stimuli nonverbal seperti foto

dan gamabr cenderung memperkuat argumen pesan. Dalam hal ini, bagaimana

foto atau gambar yang diposting dan digunakan sebagai avatar pada akun twitter

@steakholycow menjadi daya tarik yang cukup kuat bagi para followers akun

twitter @steakholycow. Sehingga, semakin baik dan menarik foto atau gambar

yang digunakan, akan menarik minat serta perhatian para followers. . Menurut

165

Rakhmat (2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental ketika stimuli atau

rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

melemah. Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline

dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga

penggunaan kata-kata yang menarik perhatian followers. Dengan penggunaan

gambar yang relevan, dapat memperkuat stimuli pada diri followers.

Tabel 4.31 Kata-kata pada Tweet Menarik Perhatian

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 3 2.90

Ragu-ragu 23 21.90

Setuju 50 47.60

Sangat Setuju 29 27.60

Total 105 100.0

Dari tabel berdasarkan pernyataan “Kata-kata pada tweet akun twitter

@steakholycow menarik erhatian saya”, sebanyak 3 orang responden (2.9%)

menjawab tidak setuju, dan sebanyak 23 orang responden (21.95) menjawab ragu-

ragu bahwa kata-kata pada tweet akun twitter @steakholycow menarik perhatian

saya. Dan sebanyak 50 orang responden (47.6%) menjawab setuju, serta sebanyak

29 orang responden (27.6%) menjawab sangat setuju bahwa kata-kata pada tweet

akun twitter @steakholycow menarik perhatian mereka.

Dengan penggunaan kata-kata yang mudah dipahami, followers dapat

dengan mudah mencerna dan menyimpan data mengenai informasi yang

166

disampaikan. Penggunaan kata-kata yang menarik dapat digambarkan dengan

kata-kata yang mudah dibaca dan mudah dimengerti. Menurut Rakhmat

(2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental ketika stimuli atau

rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

melemah. Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline

dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui kata-kata yang

digunakan dapat menarik perhatian para followers setidaknya untuk

menyempatkan membaca tweet tersebut.

Tabel 4.32 Kata-kata pada Tweet Promosi Menarik

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 3 2.90

Ragu-ragu 21 20.00

Setuju 41 39.00

Sangat Setuju 40 38.10

Total 105 100.00

Dari pernyataan “kata-kata pada tweet promosi akun twitter

@steakholycow membuat saya tertarik membeli Steak Holycow”, sebanyak 3

orang responden (2.9%) menjawab tidak setuju, dan sebanyak 21 orang responden

(20%) menjawab ragu-ragu bahwa kata-kata pada tweet promosi akun twitter

@steakholycow membuat mereka tertarik dalam membeli. Dan sebnayak 41

orang responden (39%) menjawab setuju dan sebanyak 40 orang responden

167

(38.1%) menjawab sangat setuju apabila kata-kata pada tweet promosi akun

twitter @steakholycow membuat mereka tertarik dalam membeli Steak Holycow.

Dengan penggunaan kata-kata yang mudah dipahami, followers dapat

dengan mudah mencerna dan menyimpan data mengenai informasi yang

disampaikan. Penggunaan kata-kata yang menarik dapat digambarkan dengan

kata-kata yang mudah dibaca dan mudah dimengerti. Menurut Rakhmat

(2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental ketika stimuli atau

rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

melemah. Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline

dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui kata-kata yang

digunakan dapat menarik perhatian para followers setidaknya untuk

menyempatkan membaca tweet tersebut.

Tabel 4.33 Kata-kata pada Tweet Promosi Persuasif

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 2 1.90

Ragu-ragu 36 34.30

Setuju 40 38.10

Sangat Setuju 27 25.70

Total 105 100.00

Dari pernyataan “kata-kata pada tweet promosi akun twitter

@steakholycow sangat persuasif”, sebanyak 2 orang responden (1.9%) menjawab

tidak setuju, dan sebanyak 36 orang responden (34.3%) menjawab ragu-ragu

168

apabila kata-kata pada tweet promosi akun twitter @steakholycow sangat

persuasif. Dan sebanyak 40 orang responden (38.1%) menjawab setuju,

sedangkan sebanyak 27 orang responden (25.7%) menjawab sangat setuju bahwa

kata-kata pada tweet promosi akun twitter @steakholycow sangat persuasif.

Dengan penggunaan kata-kata yang mudah persuasif , followers akan

digugah minatafeksi dalam dirinya untuk segera mencoba dan mengunjungi Steak

Holycow. Penggunaan kata-kata yang persuasif dapat digambarkan dengan kata-

kata yang mengajak, mendorong dan mengarahkan para followers untuk

mengunjungi Steak Holycow. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau atensi

adalah proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi menonjol

dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian atau atensi yang

diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun Steak Holycow

dapat dinilai melalui kata-kata yang persuasif, yang dapat mengajak para

followers untuk mencoba dan mengunjungi Steak Holycow. Meskipun efek pesan

persuasif tidak langsung dengan para followers mengunjungi, setidaknya ada

minat dari followers sebagai dampak dari kalimat persuasif yang diutarakan.

169

Tabel 4.34 Kata-kata pada Tweet Promosi Mudah Dipahami

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 1 1.00

Ragu-ragu 22 21.00

Setuju 51 48.50

Sangat Setuju 31 29.50

Total 105 100.00

Dari pernyataan “kata-kata pada tweet promosi akun twitter

@steakholycow dengan mudah saya pahami”, sebnayak 1 orang responden (1%)

menjawab tidak setuju, dan sebanayk 22 orang responden (21%) menjawab ragu-

ragu bahwa kata-kata pada tweet promosi akun twitter @steakholycow dengan

mudah mereka pahami. Selanjutnya, sebanyak 51 orang responden (48.5%)

menjawab setuju dan sebanyak 31 orang responden (29.5%) menjawab sangat

setuju bahwa kata-kata pada tweet promosi akun twitter @steakholycow dapat

mereka pahami.

Dengan penggunaan kata-kata yang mudah dipahami, followers dapat

dengan mudah mencerna dan menyimpan data mengenai informasi yang

disampaikan. Penggunaan kata-kata yang menarik dapat digambarkan dengan

kata-kata yang mudah dibaca dan mudah dimengerti. Menurut Rakhmat

(2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental ketika stimuli atau

rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

melemah. Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline

170

dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui kata-kata yang persuasif,

yang dapat mengajak para followers untuk mencoba dan mengunjungi Steak

Holycow. Meskipun efek pesan persuasif tidak langsung dengan para followers

mengunjungi, setidaknya ada minat dari followers sebagai dampak dari kalimat

persuasif yang diutarakan.

4.2.3.2 Analisis Data per Sub-variabel X3 (Daya Tarik)

Untuk memperoleh gamabran penilaian dalam hal isi pesan, dari skor

keseluruhan penilaian responden dilakukan pembagian kategori menggunakan

aturan skor ideal. Kuisioner yang diajukan untuk kesesuaian terdiri dari 10 item

pertanyaan, dengan responden berjumlah 103 orang. Dengan nilai pernyataan 1

sampai 5 (Sangat tidak setuju = 1, Tidak setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Setuju = 4,

dan Sangat Setuju = 5).

Selanjutnya untuk menentukan kategori kecenderungan jawaban

responden, terlebih dahulu diketahui innterval utnuk menentukan masing-masing

kelas. Hasil dari perhitungan ini didapatkan dengan rumus pengkategorian sebagai

berikut (Sudjana, 2007:47):

• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan

= 5 x 10 = 50

• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan

= 1 x 10 = 10

• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum

= 50 – 10 = 40

171

• Interval = Rentang data : banyaknya kategori

= 28 : 3 = 13,33 (dibulatkan menjadi 13)

Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing

kategori pada sub-variabel X3 adalah sebagai berikut:

• Kategori rendah = 10 – 23

• Kategori sedang = 24 – 37

• Kategori tinggi = 38 – 50

Tabel 4.35 Tingkat kategori Daya Tarik Terpaan Tweet pada Akun Twitter

@SteakHolycow

No. Kategori Daya Tarik Tweet Promosi Penjualan

Akun Twitter @SteakHolycow

f %

1 Rendah 2 2.00

2 Sedang 20 19.00

3 Tinggi 83 79.00

Total 105 100.00

Pada tabel di atas, dijelaskan bahwa kategori daya tarik tweet promosi

penjualan akun twitter @steakholycow. Dua orang responden (1.9%) berada di

kategori rendah, sebanyak 20 orang responden (19%) ada di kategori sedang dan

sebanyak 83 orang responden (79%) berada di kategori tinggi. Hal ini

mengindikasikan bahwa daya tarik pada tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow memiliki kategori yang tinggi. Disamping itu, daya tarik tweet

promosi penjualannya disajikan dengan menarik sehingga dapat menarik

172

perhatian followers akun twitter @steakholycow. Daya tarik pada tweet dapat

terlihat dari foto atau gambar yang di posting dan foto avatar yang digunakan oleh

akun twitter @steakholycow menarik perhatian, relevan dengan isi pesan dan

menimbulkan minat beli para followers. Serta kata-kata yang digunakan dalam

tweet promosi penjualannya mudah dipahami dan persuasif.

Dalam Rakhmat (2005), hubungan antara khalayak dengan isi media

meliputi perhatian. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau atensi adalah

proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam

kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian atau atensi yang

diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun Steak Holycow

dapat dinilai melalui kata-kata yang persuasif, gambar atau foto yang relevan dan

menarik, yang dapat mengajak para followers untuk mencoba dan mengunjungi

Steak Holycow. Meskipun efek pesan persuasif tidak langsung dengan para

followers mengunjungi, setidaknya ada minat dari followers sebagai dampak dari

kalimat persuasif yang diutarakan dan foto atau gambar yang diposting.

4.2.4 Analisis per Variabel X (Terpaan Tweet Promosi Penjualan Akun

Twitter @SteakHolycow)

Setelah dilakukan analisis persub-variabel, dan diketahui hasil kategori

masing-masing sub variabel. Selanjutnya penulis melakukan analisis variabel

terpaan berdasarkan olah data yang telah dilakukan. Dalam perhitungannya

penulis mengkategorikan responden berdasarkan kategorinya yang dibagi menjadi

173

tiga kategori yaotu tinggi, sedang dan rendah. Hasil perhitungan kategori

didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan

= 5 x 26 = 130

• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan

= 1 x 26 = 26

• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum

= 130 – 26 = 104

• Interval = Rentang data : banyaknya kategori

= 104 : 3 = 34.67 (dibulatkan menjadi 35)

Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing

kategori pada sub-variabel X adalah sebagai berikut:

• Kategori rendah = 26 – 61

• Kategori sedang = 62 – 96

• Kategori tinggi = 97 – 130

Tabel 4.36 Timgkat Kategori Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Akun Twitter @SteakHolycow

No. Kategori Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Akun Twitter @SteakHolycow

f %

2 Sedang 30 28.60

3 Tinggi 75 71.40

Total 105 100.00

174

Pada tabel di atas, dari 105 orang responden terlihat sebanyak 30 orang

responden (28.6%) berada pada kategori sedang pada tingkat terpaan tweet

promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Dan sebanyak 75 orang

responden (71.4%) berada di kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa

terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow memiliki kategori

tinggi.

Dalam ilmu komunikasi, terpaan adalah perilaku akibat penggunaan

media. Menurut Effendy (1989:124), terpaan media adalah keadaan terkena pesan

yang disebarkan melalui media massa kepada khalayak. Menurut Shore dalam

Kriyantono (2007:204), terpaan atau exposure adalah:

“exposure is more complicated than access because it is ideal not only with what a person is within physical (range of the particular mass medium) but also whether person is actually exposed to the message. Exposure is hearing, seeing, reading or most generally, experiencing, with at elast a minimal amount of interest the mass media message. The exposure might occure to a individual or group level.”

Dari definisi tersebutt, dapat diartikan bahwa terpaan leih rumit dari

sebuah akses, karena terpaan adalah hal ideal tidak hanya melalui tampilan fisik,

namun juga melalui bagaimana seseorang benar-benar diterpa oleh sebuah pesan.

Terpaan adalah kegiatan mendengar, melihat, membaca, atau yang paling umum

adalah mengalami seminimal mungkin pesan yang disampaikan. Terpaan dapat

terjadi pada individual ataupun dalam level kelompok.

Alo Liliweri menjelaskan bahwa terpaan dalam ilmu komunikasi adalah

perilaku penggunaan media yang meliputi:

175

• Intensitas tayangan. Dalam intensitas terdapat frekuensi dan durasi.

Frekuensi adalah ketetapan pesan atau informasi ditayangkan, sednagkan

durasi adalah masa tayangan informasi atau pesan tersebut.

• Isi pesan informasi, artinya pesan yang disampaikan dapat menggugah

minat individu yang membacanya

• Daya tarik pesan atau informasi. Daya tarik menyangkut unsur baik audio

ataupun visual yang berupa gamabr hidup atau tidak yang menimbulkan

kesan yang mendalam bagi pembacanya. (Liliweri, A., 1992:73-76)

Penelitian ini mengacu pada teori Kognitif Respon dari Belch & Belch.

Teori ini menjelaskan tentang proses kognisi iklan, melalui tahap pengolahan

informasi (kognisi), perubahan sikap terhadap merek (afeksi), yang akhirnya

menuju pada keputusan atau minat pembelian (konasi) (E. Belch& E. Belch,

Advertising and Promotion an Integrated Marketing Communicatrion Perspective,

2007:157). Variabel terpaan pada penelitian ini menggunakan sub variabel

intensitas, isi pesan, dan daya tarik pesan yang diungkapkan oleh Alo Liliweri.

Berdasarkan tabel 4.36 di atas, sebagian besar dari responden berada

dikategori tinggi dalam tingkat terpaan tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum para followers dari

akun twitter @steakholycow dipersepsikan terkena terpaan tweet promosi

penjualan yang cukup tinggi.

176

4.2.5 Analisis Variabel Y (Minat Beli Followers)

Pada sub-bab ini akan dilakukan analisis deskriptif data penelitian untuk

variabel Y (Minat Beli Followers) secara per item pada variabel Y yang

berjumlah 15 item pertanyaan.

4.2.5.1 Analisis Data per Item Variabel Y (Minat Beli Followers)

Analisis deskriptif data penelitian yang dilakukan per item variabel Y pada

bagian ini akan disajikan dengan menggunakan tabel tunggal. Berikut tabel

hasilnya:

Tabel 4.37 Konsumen merasa tertarik dengan produk Steak Holycow

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 2 1.90

Ragu-ragu 22 21.00

Setuju 41 39.00

Sangat Setuju 40 38.10

Total 105 100.00

Dari tabel pada pernyataan “Saya merasa tertarik dengan produk Steak

Holycow”,dari 105 orang responden, sebanayk 2 orang responden (1.9%)

menjawab tidak setuju dan sebanyak 22 orang responden (21%) menjawab ragu-

ragu apabila mereka tertarik dengan produk Steak Holycow. Dan sebanyak 41

orang responden (39%) menjawab setuju, sedangkan sebnayak 40 orang

177

responden menjawab (38.1%) sangat setuju apabila mereka merasa tertarik

dengan produk Steak Holycow.

Hal ini mengindikasikan bahwa, followers sudah memiliki ketertarikan

awal dengan produk Steak Holycow. Proses keputusan pembelian, berawal dari

minat pembelian yang berasal ketika (calon) konsumen menyadari adanya

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Menurut Engel et

al (1995:150), ada dua faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuham yaitu

waktu dan konsumsi produk. Dalam hal ini, followers dapat mulai merasa tertarik

dengan Steak Holycow dapat dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal seperti

informasi yang dibaca melalui tweet dari akun twitter @steakholycow. Menurut

Kotler dan Keller (2003:181), minat beli atau willingness to buy adalah sebuah

perilaku konsumen dimana konsumen memiliki keinginan dalam membeli atau

memiliki suatu produk berdasarka pengalaman dalam memilih, menggunakan dan

menginginkan suatu produk. Dengan para followers memiliki ketertarikan dengan

produk Steak Holycow, dapat mengindikasikan bahwa mereka menyadari adanya

ketertarikan dan keinginan untuk mendapatkan produk Steak Holycow.

178

Tabel 4.38 KonsumenTertarik dengan Program Promosi

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 3 2.90

Ragu-ragu 18 17.10

Setuju 43 41.00

Sangat Setuju 41 39.00

Total 105 100.0

Dari tabel di atas, pada pernyataan “Saya merasa tertarik dengan program

promosi yang dilakukan oleh Steak Holycow , sebanyak 3 orang responden

(2.9%) menjawab tidak setuju, dan sebanyak 18 orang responden (17.1%)

menjawab ragu-ragu mereka tertarik dengan program promosi yang dilakukan

oleh Steak Holycow. selanjutnya, sebanyak 43 orang responden (41%) menjawab

setuju dan sebanyak 41 orang responden (39%) menjawab sangat setuju bahwa

mereka tertarik dengan program promosi yang dilakukan oleh Steak Holycow.

Hal ini mengindikasikan bahwa, followers sudah memiliki ketertarikan

awal dengan produk Steak Holycow. Proses keputusan pembelian, berawal dari

minat pembelian yang berasal ketika (calon) konsumen menyadari adanya

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Menurut Engel et

al (1995:150), ada dua faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuham yaitu

waktu dan konsumsi produk. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemasar

dengan melakukan prmosi penjualan di Steak Holycow, melalui tweet promosi

penjualan, produsen Holycow harus mampu menciptakan tweet yang menarik

179

sehingga followers dapat tertarik perhatiannya dengan promosi yang sedang

berlangsung. Menurut Kotler dan Keller (2003:181), minat beli atau willingness to

buy adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen memiliki keinginan

dalam membeli atau memiliki suatu produk berdasarka pengalaman dalam

memilih, menggunakan dan menginginkan suatu produk. Dengan para followers

memiliki ketertarikan dengan produk Steak Holycow, dapat mengindikasikan

bahwa mereka menyadari adanya ketertarikan dan keinginan menikmati promosi

yang ditawarkan oleh Steak Holycow. Engel et al (1995:150) menjelaskan bahwa

pada tahap pengenalan masalah, sebuah produk harus dapat memeuhi harapan

kosnumen sehingga dapat menumbuhkan kebutuhan ketika pembelian ulang .

Tabel 4.39 Konsumen Merasa Perlu Memanfaatkan Promosi

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 1 1.00

Tidak Setuju 3 2.90

Ragu-ragu 31 29.50

Setuju 39 37.10

Sangat Setuju 31 29.50

Total 105 100.00

Dari tabel pada pernyataan “saya merasa perlu memanfaatkan program

promosi yang dilakukan oleh Steak Holycow”, dari 105 orang responden,

sebanyak 1 orang responden (1%) menjawab sangat tidak setuju, dan 3 orang

responden (2.9%) menjawab tidak setuju bahwa mereka perlu memanfaatkan

180

program promosi dari Steak Holycow. Selanjutnya, sebanyak 31 orang responden

(29.5%) menjawab ragu-ragu, sebanyak 39 orang responden (37.1%) menjawab

setuju apabila mereka merasa perlu memanfaatkan program promosi yang

dilakukan oleh Steak Holycow. Dan sebanyak 31 orang responden (29.5%)

menjawab bahwa mereka sangat setuju untuk memanfaatkan program promosi

yang dilakukan Steak Holycow.

Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh para pemasar adalah menciptakan

atmosfir dimana produk yang mereka jual adalah menjadi kebutuhan para

konsumennya. Dengan membuat para konsumen merasa memerlukan produk,

konsumen akan cenderung melakukan usaha untuk mendapatkan hal tersebut.

Dalam hal ini, followers responden menjawab bahwa mereka merasa perlu untuk

memanfaatkan program promosi penjualan yang dilakukan oleh Steak Holycow.

Menurut Engel et al (1995:150), proses pembelian dimulai ketika konsumen

menyadari adanya kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal.

Dan pemasar perlu membangkitkan rasa kebutuhan dalam diri followers terhadap

produk yang mereka jual. Dengan adanya rasa perlu untuk memanfaatkan promosi

yang ditawarkan, followers sudah ada pada tahap membutuhkan promosi

penjualan yang ditawarkan.

181

Tabel 4.40 Konsumen Mendapat Informasi Steak Holycow dari Orang Lain

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 3 2.90

Tidak Setuju 8 7.60

Ragu-ragu 30 28.50

Setuju 32 30.50

Sangat Setuju 32 30.50

Total 105 100.00

Dari tabel pada pernyataan “saya mendapatkan informasi mengenai Steak

Holycow dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja), sebanyak 3 orang

responden (2.9%) menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 8 orang responden

(7.6%) menjawab tidak setuju bahawa mereka mendapatkan informasi mengenai

Steak Holycow dari orang lain. Selanjutnya, sebanyak 30 orang responden

(28.6%) responden menjawab ragu-ragu apabila mereka mendapatkan informasi

mengenai Steak Holycow dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja),

sebanayk 32 orang responden (30.5%) menjawab setuju, dan sebanyak 32 orang

responden (30.5%) menjawab sangat setuju apabila mereka mendapatkan

informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain (teman, keluarga, atau rekan

kerja).

Tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian informasi.

Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi

dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi

182

dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang dbutuhkan, mereka

akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber informasi yang

didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber, salah satunya

sumber pribadi, sebagai significant others dari follwoers yang memiliki hubungan

dekat dengan followers.seperti keluarga, teman, dan rekan kerja. Menrut Kotler

dan Keller (2001:205), salah satu sumber yang dapat dijadikan sumber informasi

adalah melalui keluarga, teman, dan rekan kerja.

Tabel 4.41 Konsumen Mendapat Informasi Steak Holycow dari Jejaring

Sosial

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 5 4.80

Tidak Setuju 1 1.00

Ragu-ragu 17 16.20

Setuju 45 42.80

Sangat Setuju 37 35.20

Total 105 100.00

Dari tabel pernyataan “Saya mendapatkan informasi mengenai Steak

Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, Instagram), sebanayk 5 orang

responden menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 1 orang responden (1%)

menjawab tidak setuju apabila mereka mendapatkan informasi mengenai Steak

Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, Instagram). Kemudian, sebanyak

17 orang responden (16.2%) menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 45 orang

183

responden (42.8%) menjawab setuju apabila mereka mendapatkan informasi

mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, Instagram). Dan

sebanayk 37 orang responden (35.2%) menjawab sangat setuju jika mereka

mendapatkan informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial (Twitter,

Facebook, Instagram).

Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas

termotivasi dari penegtahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan

informas dari lingkungan. Sehingga, pada hal ini, followers akun twitter Steak

Holycow mendapatkan informasi mengenai Steak Holycow baik dari jejaring

sosial dan orang lain. Karena tidak hanya melalui media, namun kekuatan word of

mouth juga dapat membantu tersebarnya informasi.

Menurut Kotler (2001:205), dalam pencarian informasi, tahapan

konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin sampai pada

tahap pengumpulan informasi dari ebrbagi sumber meliputi:

• Sumber pribadi: keluarga, teman, rekan kerja

• Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di

toko

• Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen

• Sumber pengalaman: penanganan, pengkajiann, dan pemakaian produk

184

Tabel 4.42 Konsumen Follow untuk Mengetahui Informasi Produk

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 2 1.80

Tidak Setuju 4 3.80

Ragu-ragu 18 17.10

Setuju 39 37.10

Sangat Setuju 42 40.00

Total 105 100.00

Dari tabel pernyataan “Saya mem-follow akun twitter @steakholycow

untuk mengetahui informasi produki terbaru Steak Holycow”, sebanyak 2 orang

responden (1.9%) menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 4 orang responden

(3.8%) menjawab tidak setuju bahwa mereka mem-follow akun twitter

@steakholycow untuk mengetahui informasi produk terbaru Steak Holycow.

sebanyak 39 orang responden (37.1%) menjawab setuju dan sebanayk 42 orang

responden (40%) menjawab sangat setuju apabila mereka mem-follow akun

twitter @steakholycow untuk mengetahui informasi produk terbaru dari Steak

Holycow.

Tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian informasi.

Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi

dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi

dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang dbutuhkan, mereka

185

akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber informasi yang

didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber, salah satunya

adalah jejaring sosial. Ketika seorang followers berminat mengetahui informasi

lebih lanjut mengenai sebuah produk, terlebih produk tersebut memiliki akun

jejaring sosial seperti twitter untuk memberikan informasi terbaru, sumber

tersebut dapat menjadi salah satu sumber utama bagi followers karena informasi

berasal dari pihak pemasar yang tentu dapat dipercaya.

Tabel 4.43 Konsumen Follow untuk Mengetahui Informasi Promosi

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 2 1.90

Tidak Setuju 2 1.90

Ragu-ragu 14 13.30

Setuju 36 34.30

Sangat Setuju 51 48.60

Total 105 100.00

Dari tabel di atas berdasarkan pernyataan “Saya mem-follow akun twitter

@steakholycow untuk mengetahui informasi promosi terbaru Steak Holycow”,

sebanyak 2 orang responden menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 2 orang

responden (1.9%) menjawab tidak setuju apabila mereka mem-follow akun twitter

@steakholycow untuk mengetahui informasi promosi terbaru dari Steak Holycow.

selanjutnya, sebanyak 14 orang responden (13.3%) menjawab ragu-ragu dan

sebanyak 36 orang responden (34.3%) menjawab setuju apabila mereka mem-

186

follow akun twitter @steakholycow untuk mengetahui informasi promosi terbaru

dari Steak Holycow. Dan sebanyak 51 orang responden (48.6%) menjawab sangat

setuju apabila mereka mem-follow akun twitter @steakholycow untuk

mengetahui informas promosi terbaru Steak Holycow.

Tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian informasi.

Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi

dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi

dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang dbutuhkan, mereka

akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber informasi yang

didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber, salah satunya

adalah jejaring sosial. Ketika seorang followers berminat mengetahui informasi

lebih lanjut mengenai sebuah produk, terlebih produk tersebut memiliki akun

jejaring sosial seperti twitter untuk memberikan informasi terbaru, sumber

tersebut dapat menjadi salah satu sumber utama bagi followers karena informasi

berasal dari pihak pemasar yang tentu dapat dipercaya. Salahs satu alasan atau

motivasi bagi followers untuk mem-follow akun twitter @steakholycow adalah

mengetahui informas promosi terbaru mengenai Steak Holycow.

187

Tabel 4.44 Konsumen Mencari Tahu Promosi dari Akun Twitter

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 2 1.90

Tidak Setuju 2 1.90

Ragu-ragu 14 13.30

Setuju 48 45.70

Sangat Setuju 39 37.20

Total 105 100.00

Berdasarkan tabel atas pernyataan “Saya mencari tahu promosi yang

berlangsung di Steak Holycow melalui akun twitter @steakholycow”, sebanyak 2

orang responden menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 2 orang responden

(1.9%) menjawab tidak setuju apabila mereka mencari tahu promosi yang

berlangsung di Steak Holycow melalui akun twitter @steakholycow. Selanjutnya,

sebanyak 14 orang responden (13.3%) menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 48

orang responden (45.7%) menjawab setuju apabila mereka mencari tahu promosi

yang berlangsung di Steak Holycow melalui akun twitter @steakholycow.

Menurut Kotler (2001:205), ketika konsumen mengetahui apa yang

dibutuhkan atau diinginkan, konsumen akan melakukan pencarian informasi

mengenai produk yang diinginkan. Dalam hal ini, para followers dari akun twitter

@steakholycow berusaha mencari tahu mengenai informasi terbaru produk dan

promosi yang berlangsung di Steak Holycow melalui akun twitter

@steakholycow. Ketika followers sudah mencari tahu mengenai promosi yang

188

berlaku melalui akun jejaring sosial, hal itu mengindikasikan kegiatan dan usaha

aktif dari followers untuk memenuhi kebutuhannya akan produk Steak Holycow.

melalui pengumpulan informasi, followers dapat mengetahui berbagai informasi

yang mereka inginkan seperti produk dan promosi, serta keistimewaan dari

produk Steak Holycow.

Tabel 4.45 Konsumen Berminat Bertanya Mengenai Produk

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 2 1.90

Tidak Setuju 7 6.70

Ragu-ragu 24 22.80

Setuju 46 43.80

Sangat Setuju 26 24.80

Total 105 100.00

Dari tabel pada pernyataan “saya berminat menanyakan informasi

mengenai produk Steak Holycow pada akun twitter @steakholycow”, sebanyak 2

orang responden menjawab sanagt tidak setuju, sebanyak 7 orang responden

menjawab tidak setuju dalam berminat menanyakan informasi mengenai produk

Steak Holycow pada akun twitter @steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 24

orang responden (22.9%) menjawab rgau-ragu, dan sebanayk 46 orang responden

(43.8%) menjawab setuju untuk berminat menanyakan informasi mengenai

produk Steak Holycow kepada akun twitter @steakholycow. Dan sebnayak 26

189

orang responden (24.8%) menjawab sangat setuju dalam menanyakan informasi

mengenai produk Steak Holycow kepada akun twitter @steakholycow.

Secara umum, followers mendapatkan sebagian besar informasi mengenai

suatu produk dari sumber komersial atau publik yang didominasi oleh pemasar.

Tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian informasi.

Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi

dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi

dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang dbutuhkan, mereka

akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber informasi yang

didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber, salah satunya

adalah jejaring sosial. Ketika seorang followers berminat mengetahui informasi

lebih lanjut mengenai sebuah produk, terlebih produk tersebut memiliki akun

jejaring sosial seperti twitter untuk memberikan informasi terbaru, sumber

tersebut dapat menjadi salah satu sumber utama bagi followers karena informasi

berasal dari pihak pemasar yang tentu dapat dipercaya. Ketika followers memiliki

minat untuk bertanya mengenai produk, merupakan salah satu indikator bagi

followers mencari informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh Steak

Holycow.

190

Tabel 4.46 Konsumen Berminat Bertanya Mengenai Promosi

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 2 1.90

Tidak Setuju 8 7.60

Ragu-ragu 19 18.10

Setuju 48 45.70

Sangat Setuju 28 26.70

Total 105 100.00

Dari tabel pada pernyataan “saya berminat menanyakan informasi

mengenai promosi Steak Holycow kepada akun twitter @steakholycow”,

sebanyak 2 orang responden menjawab sangat tidak setuju, dan sebanyak 8 orang

responden (7.6%) menjawab tidak setuju dalam menanyakan promosi Steak

Holycow kepada akun twitter @steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 19 orang

responden (18.1%) menjawab ragu-ragu , dan sebanyak 48 orang responden

(45.7%) menjawab setuju berminat untuk menanyakan informasi mengenai

promosi Steak Holycow kepada akun twitter @steakholycow.

Setelah para followers merasa adanya kebutuhan atau keinginan terhadap

produk tercapai, tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian

informasi. Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas

termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan

informasi dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang

dbutuhkan, mereka akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber

191

informasi yang didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber,

salah satunya adalah jejaring sosial. Ketika seorang followers berminat

mengetahui informasi lebih lanjut mengenai sebuah produk, terlebih produk

tersebut memiliki akun jejaring sosial seperti twitter untuk memberikan informasi

terbaru, sumber tersebut dapat menjadi salah satu sumber utama bagi followers

karena informasi berasal dari pihak pemasar yang tentu dapat dipercaya. Ketika

followers memiliki minat untuk bertanya mengenai promosi, merupakan salah

satu indikator bagi followers mencari informasi mengenai produk yang

ditawarkan oleh Steak Holycow.

Tabel 4.47 Steak Holycow sebagai Alternatif Utama Makan Steak

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 1 1.00

Tidak Setuju 7 6.70

Ragu-ragu 19 18.10

Setuju 37 35.20

Sangat Setuju 41 39.00

Total 105 100.00

Dari tabel di atas pada pernyataan “saya menjadikan Steak Holycow

sebagai alternatif utama saat ingin makan steak”, sebanyak 1 orang responden

(1%) menjawab sangat tidak setuju, sebanayk 7 orang responden (6.7%)

menjawab tidak setuju dalam menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama

saat ingin makan steak. Selanjutnya, sebanyak 19 orang responden (18.1%)

192

menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 37 orang responden (35.2%) menjawab setuju

dalam menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama untuk makan steak.

Dans ebanyak 41 orang responden (39%) menjawab sangat setuju dalam

menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat ingin makan steak.

Pada tahap ini, followers akan mengevaluasi pilihan yang ada

dilingkungannya. Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk

dan merek serta memilihnya sesusai dnegan yan diinginkan konsumen. Dalam

penelitian ini, berdasarkan hasil tabel di atas, mayoritas dari followersmenjadikan

steak Holycow sebagai alternatif utama saat ingin makan steak. Dengan

menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama, followers sudah melewati

tahap evaluasi dalam dirinya untuk memilih hal apa yang menajdi referensi

utamanya saat ingin makan steak.

Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap evaluasi alternatif,

followers akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara yang

mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang kemudian

membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai alternatif produk yang

dipertimbangkan. Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga

perspektif mengenai perilaku konsumen, perspektif pengambilan keputusan,

perspektif pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku.

193

Tabel 4.48 Konsumen Memilih Steak Holycow Dibanding Restoran Sejenis

Tingkat Kesetujuan f %

Sangat tidak setuju 1 1.00

Tidak Setuju 6 5.70

Ragu-ragu 16 15.20

Setuju 39 37.10

Sangat Setuju 43 41.00

Total 105 100.00

Dari tabel di atas pada pernyataan “saya lebih memilih Steak Holycow

dibanding dengan restoran steak sejenis”, sebanyak 1 orang responden menjawab

sangat tidak setuju, sebanyak 6 orang responden mejawab tidak setuju dalam

memilih Steak Holycow dibanding dengan restoran steak sejenis. Selanjutnya,

sebanyak 16 orang responden (15.2%) menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 39

orang responden (37.2%) menjawab setuju lebih memilih Steak Holycow

dibanding dengan restoran steak sejenis. Dan sebanayk 43 orang responden (41%)

menjawab sangat setuju lebih memilih Steak Holycow dibanding dengan restoran

steak sejenis.

Pada tahap ini, followers akan mengevaluasi pilihan yang ada

dilingkungannya. Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk

dan merek serta memilihnya sesusai dnegan yan diinginkan konsumen. Dalam

penelitian ini, berdasarkan hasil tabel di atas, mayoritas dari followers lebih

memilih steak Holycow dibanding dengan restoran steak sejenis yang ada.

194

Menurut Mowen dan Minor (1998), konsumen akan membandingkan pilihan yang

diidentifikasi sebagai cara yang mampu memecahkan masalah yang mengawali

proses keputusan yang akan membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya

mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut.

Tabel 4.49 Konsumen Membandingkan Promosi dengan Restoran Sejenis

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 7 6.70

Ragu-ragu 24 22.90

Setuju 36 34.30

Sangat Setuju 38 36.10

Total 105 100.00

Dari tabel pernyataan “saya membandingkan program promosi restoran

steak sejenis lainnya”, dari 105 orang responden, sebanyak 7 orang responden

(6.7%) menjawab tidak setuju, dan sebanyak 24 orang responden (22.9%)

menjawab ragu-ragu dalam membandingkan program promosi Steak Holycow

dengan restoran steak sejenis. Selanjutnya, sebanyak 36 orang responden (34.3%)

menjawab setuju dan sebanyak 38 orang responden (36.1%) menjawab sangat

setuju dalam membandingkan program promosi Steak Holycow dengan restoran

steak sejenis.

Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap evaluasi alternatif,

followers akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara yang

mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang kemudian

195

membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai alternatif produk yang

dipertimbangkan. Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga

perspektif mengenai perilaku konsumen, perspektif pengambilan keputusan,

perspektif pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku. Salah satu proses dalam

evaluasi alternatif adalah dengan membandingkan promosi yang dilakukan Steak

Holycow dengan restoran sejenis. Dengan membandingkan, followers dapat

membandingkan apa yang akan mereka dapat.

Para followers dapat membandingkan promosi Steak Holycow dengan

restoran sejenis untuk mempertimbangkan apa yang menurutnya lebih

memberikan keuntungan bagi dirinya. Setelah mereka membandingkan, mereka

akan mengawali proses keputusan yang kemudian akan membentuk tindakan atau

sikap yang diharapkan akan mengacu pada pembelian.

Tabel 4.50 Konsumen Mempertimbangkan Keuntungan yang Didapat

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 7 6.70

Ragu-ragu 24 22.90

Setuju 36 34.30

Sangat Setuju 38 36.10

Total 105 100.00

Dari tabel atas pernyataan “saya mempertimbangkan keuntungan yang

akan saya dapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow”, sebanyak 7

orang responden (6.7%) menjawab tidak setuju dan 24 orang responden (22.9%)

196

menjawab ragu-ragu dalam mempertimbangkan keuntungan yang akan

didapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow. dan sebanyak 38

orang responden (36.1%) menjawab sangat setuju membandingkan keuntungan

yang akan didapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow.

Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga perpspektif

mengenai perilaku konsumen, perspektif pengambilan keputusan, perspektif

pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku. Meliaht hasil angket di atas,

terlihat bahwa para followers cenderung memeprtimbangkan apa yang akan

mereka dapatkan sebelum mereka menggunakan promosi yang disediakan oleh

Steak Holycow. Dengan mempertimbangkan apa yang akan mereka dapatnya,

para followers dapat menilai dan menimbang apakah yang mereka keluarkan

setimpal dengan apa yang mereka dapatkan. Menurut Mowen dan Minor

(1998:301), pada tahap evaluasi alternatif, followers akan membandingkan pilihan

yang diidentifikasi sebagai cara yang mampu memecahkan masalah yang

mengawali proses keputusan yang kemudian membentuk kepercayaan, sikap, dan

intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan

197

Tabel 4.51 Konsumen Tidak Merasa Keberatan dengan Prosedur Transaksi

Tingkat Kesetujuan f %

Tidak Setuju 3 2.90

Ragu-ragu 27 25.70

Setuju 42 40.00

Sangat Setuju 33 31.40

Total 105 100.00

Pada tabel di atas dari pernyataan “Saya tidak merasa keberatan dengan

prosedur transaksi yang harus saya lakukan untuk mendapatkan promosi”, dari

105 orang responden, sebanyak 3 orang responden menjawab tidak setuju, dan

sebanyak 27 orang respondne (25.7%) menjawab ragu-ragu tidak merasa

keberatan dengan prosedur transaksi yang ahrus dialkukan untuk mendapatkan

promosi. Sebanyak 42 orang responden (40%), menjawab setuju dan sebanayk 33

orang responden (31.4%) menjawab sangat setuju tidak merasa keberatan dengan

prosedur transaksi yang harus dilakukan untuk mendapatkan promosi.

Hal ini menggambarkan bahwa para followers tidak merasa keberatan

dengan ketentuan seperti syarat yang harus mereka lakukan sebelum mereka

dapatkan promosi yang beraku di Steak Holycow. Dengan informasi yang sudah

diinfokan melalui twitter, tentu followers sudah diterpa oleh kejelasan dan

kelengkapan informasi sehingga mereka tidak merasa keberatan dalam melakukan

syarat untuk mendapatkan promosi. Menurut Mowen dan Minor (2002:41),

konsumen dalam tahap evaluasi alternatif juga akan melakukan penilaian

198

(judgement), yaitu mengestimasi kemungkinan bahwa sesuatu akan terjadi

dan/atau meilai kebaikan atau keburukan sesuatu. Schiffman dan Kanuk (2007),

menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuham, pengenalan

kebutuhan hingga evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbukan minat

beli.

4.2.5.2 Analisis per Variabel Y (Minat Beli Followers)

Setelah dilakukan analisis persub-variabel, dan diketahui hasil kategori

masing-masing variabel. Selanjutnya penulis melakukan analisis variabel terpaan

berdasarkan olah data yang telah dilakukan. Dalam perhitungannya penulis

mengkategorikan responden berdasarkan kategorinya yang dibagi menjadi tiga

kategori yaotu tinggi, sedang dan rendah. Hasil perhitungan kategori didapatkan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan

= 5 x 15 = 75

• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan

= 1 x 15 = 15

• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum

= 75 – 15 = 60

• Interval = Rentang data : banyaknya kategori

= 60 : 3 = 20

Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing

kategori pada variabel Y adalah sebagai berikut:

199

• Kategori rendah = 15 – 34

• Kategori sedang = 35 – 54

• Kategori tinggi = 55 – 75

Tabel 4.52 Tingkat Kategori Minat Beli Followers Akun Twitter

@SteakHolycow

No. Kategori Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Akun Twitter @SteakHolycow

f %

1 Rendah 2 2.00

2 Sedang 20 19.00

3 Tinggi 83 79.00

Total 105 100.00

Pada tabel di atas, terlihat frekuensi pendapat responden mengenai minat

beli followers akun twitter @steakholycow. Dari 105 orang responden, sebanyak

2 orang responden (1.9%) ada dikategori rendah, sebanayk 20 orang responden

(19%) ada dikategori sedang dan sebanya 83 orang responden (79%) ada di

kategori tinffi. Hal ini mengindikasikan minat beli followers akun twitter

@steakholycow tinggi terhadap terpaan tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow.

Minat beli adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu emrek

didasarkan apda sikap mereka terhadap pembelian dan pada kepercayaan sosial

tentang apa yang dibeli oleh orang lain. Menurut Shimp (2003:161), untuk

200

menimbulkan minat pembelian apda konsumen, pemasar harus dapat menciptakan

kesadaran merek dan menimbulkan sikap positif terhadap produk.

Dalam hal ini, minat beli konsumen dapat timbul dengan penggunaan

program promosi yang dilakukan oleh Steak Holycow melalui akun twitternya.

4.3 Analisis Statistik Inferensial

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu Terpaan Tweet Promosi

Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow (Variabel X) dan Minat Beli Followers

(Variabel Y) dimana keduanya menggunakan skala ordinal. Untuk mengetahui

hubungan antara kedua variabel, maka dilakukan analisis statistik inferensial.

Selain itu, analisis statistik inferensial akan menguji hipotesis yang telah

ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan

adalah teknik korelasi Rank Spearman.. Berikut rumus yang digunakan:

Rumus:

Dimana: rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

d = selisish angka rx - ry

n = ukuran sampel

Untuk memudahkan, penulis memasukkan rumus di atas ke program SPSS

17 for Windows. Sedangkan untuk menguji koefisien korelasi Rank Spearman,

digunakan rumus uji statistik uji-t yaitu:

Rumus:

201

Hipotesis pengujian:

H0 : ρ = 0 (Tidak ada korelasi)

H1 : ρ ≠ 0 (Ada korelasi)

Dimana db (derajat kebebasan) = n – 2. Dalam penelitian ini tingkat

signifikansi (α) ditetapkan sebesar 0.05 pada tes dua sisi. Sednagkan kriteria

penerimaan hipotesis sebagai berikut:

a. Jika t hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan t dalam tabel, (t

hit ≥ t tab) pada tingkat signifikansi 0.05 maka hipotesis penelitian

(H0) ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat hubungan antara

variabel yang diteliti.

b. Jika t hasil perhitungan lebih kecil atau sama dengan t dalam tabel, (t

hit ≤ t tab) pada tingkat signifikansi 0.05 maka hipotesis penelitian

(H0) diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan

antara variabel yang diteliti.

4.3.1 Hubungan Terpaan Tweet Promosi Penjualan dengan Minat Beli

Followers

Penulis menggunakan korelasi rank spearman (rs) untuk mengetahui

hubungan terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow dengan

minat beli followers. Hipotesis minor penulisan dijabarkan sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan Steak

Holycow pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli followers.

202

H1: Terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan Steak Holycow

pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli followers.

Tabel 4.53 Hubungan Terpaan Tweet Promosi Penjualan pada Akun Twitter

@SteakHolycow (X) dengan Minat Beli Followers (Y)

Variabel rs thitung ttabel Keputusan Kesimpulan Keterangan

X dan Y 0.762 10.556 1.983 Ho ditolak Terdapat

Hubungan

Signifikan

Pada tabel 4.53 dapat dilihat koefisien korelasi Rank Spearman untuk

terpaan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat

beli followers adalah sebesar 0.762. hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung

sebesar 10.556 dan nilai t tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1.9832. maka dapat

dilihat bahwa t hitung (10.556) > t tabel (1.9832) sehingga H0 ditolak. Dengan

demikian dapat disimpukan bahwa terdapat hubungan antara terpaan tweet

promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers.

Dari hasil data yang didapat, terdapat hubungan yang siginifikan antara terpaan

tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli

followers.

Belch & Belch dalam Advertising and Promotion an Integrated Marketing

Communication Perspective (2007:157) menjelaskan pada teori kognitif respon

bahwa proses kognisi iklan melalui tahap pengolahan informasi (kognisi),

perubahan sikap terhadap merek (afeksi), yang akhirnya menuju pada keputusan

203

atau minat pembelian (konasi). asumsi dari teori tersebut adalah “Pemikiran yang

berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada penerima

pesan, akan berpengaruh dan membentuk sikap menerima atau menolak pesan

yang disampaikan.”

Pada penelitian ini, proses kognitif menjelaskan bagaimana informasi dari

media (twitter), diberi pemaknaan oleh followers , sebagai sebuah pemikiran dan

penilaian. Pemikiran adalah hasil proses kognitif atau sebagi respon yang berasal

dari pengalaman dan membentuk penerimaan atau penolakan terhadap informasi

yang didapat. Belch&Belch (2007) juga menyebutkan bahwa exposure to

advertisement merupakan sebuah keadaan dimana apabila semakin banyak atau

sering khayalayk mendalah pesan sebuah promosi penjaulan atau iklan, maka hal

tersbeut daat merubah sikap khalayak terdapat merek tersebut. Exposure atau

terpaan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai terpaan informasi melalui jejaring

sosial seperti twitter. Terpaan informasi seperti tweet, dari sebuah merek akan

membentuk sikap positif atau negatif para followers, tergantung dari informasi

eksternal dan pengalaman yang dimiliki oleh followers tersebut.

Merujuk pada teori tersebut, pada saat followers dari akun twitter

@steakholycow mendapat terpaan tweet mengenai promosi penjualan yang

dilakukan, mereka akan mengevaluasi informasi yang didapat dari akun twitter

tersebut. Dari tindakan evaluasi yang dilakukan oleh para followers, berbagai

informasi yang diterima akan mengarah pada pembentukan sikap. Sikap yang

dituju dalam penelitian ini adalah minat beli daripada followers akun twitter

@steakholycow setelah mereka mendapat terpaan tweet promosi penjualan.

204

Akun twitter @steakholycow merupakan akun jejaring sosial milik

Holycow! Steak by Chef Afit yang memang diperuntukkan untuk memasarkan

dan mempromosikan produk itu sendiri. Pada akun twitter ini, disajikan berbagai

informasi mulai dari update promosi penjualan terbaru, menu-menu terbaru, outlet

mana saja yang sudah beroprasi, hingga membicarakan hal-hal ringan menghibur

dengan para followers. Yang diharapkan setelah para followers mendapatkan

informasi mengenai promosi penjualan Steak Holycow, adalah adanya minat beli

dari para followers. Dengan demikian, dapat disimpukan bahwa terpaan tweet

promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow memiliki hubungan yang

cukup kuat dengan minat beli followers.

Minat beli atau willingness to buy adalah sebuah perilaku konsumen

dimana konsmen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilikih suatu

produk berdasarkan pengalam dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi

atau bahkan menginginkan suatu produk (Kotlet dan Keller, 2003:181). Peter dan

Olson (1999:192) menjelaskan bahwa konsumen tidak harus selalu membentuk

suatu keinginan untuk membeli segera setelah terekspos pada informasi iklan

tentang suatu merek. Hanya konsmen yang menyadari adanya kebutuhan kategori

yang mereka perlukan dan yang aktif di pasar untuk mencari suatu produk yang

cenderung membentuk suatu keinginan membeli merek pada saat mereka tampak

pada suatu iklan.

Menurut Kotler dan Keller (2009:184), tahap minat pembelian adalah

mulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, dan kemudia evaluasi

alternatif. Engel et al (1995:150) menjelaskan bawhwa proses pembelian dimulai

205

ketika pembeli menyadari adanya kebutuhan yang dipicu oleh rangssangan

internal atai eksternal. Pengenalan masalah pada penelitian ini adalah keadaan

dimana followers merasa tertarik dan menginginkan untuk mengkonsumsi Steak

Holycow. tidak hanya itu, namun juga keadaan dimana followers merasa perlu

untuk memanfaatkan program promosi penjualan yang di-posting melalui akun

twitter @steakholycow.

Kemudian pencarian informasi dalam penelitian ini ditandai dengan usaha

para followers untuk mencari tahu mengenai promosi penjualan hingga menu-

menu pada Steak Holycow. Menurut Kotler (2001:205), ketika konsumen

mengetahui apa yang dibutuhkan atau diinginkan, konsumen akan melakukan

pencarian informasi mengenai produk yang diinginkan. Mereka dapat mencari

informasi dari berbagai sumber seperti keluarga, tmen, rekan kerja atau dari iklan,

media massa, hingga pengalaman dalam memakai suatu prosuk.Selain itu juga

ditandai dengan usaha atau minat para followers untuk menanyakan mengenai

promosi penjualan dan menu melalui akun twitter @steakholycow. Pada hasil

penelitian ini, mayoritas responden mengetahui SteakHolycow baik dari jejaring

sosial dan orang lain (baik keluarga , teman atau rekan kerja). Disamping itu,

repsonden juga berada pada kategori tinggi dimana mereka terlihat memiliki

minat untuk bertanya dan mencari tahu mengenai produk serta program promosi

penjualan Steak Holycow melalui akun twitter mereka.

Dan pada evaluasi alternatif, para followers akan menilai dan

mengevaluasi dari sekian restoran steak sejenis, apakah mereka lebih memilih

untuk makan di Steak Holycow, membandingkan program promosi penjualan

206

yang ada , hingga kesediaan untuk melaukan syarat dan cara untuk mendapatkan

promosi. Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap evaluasi alternatif,

konsumen akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara yang

mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang kemudian

akan membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai alternatif produk

yang dipertimbangkan tersebut. Pada hasil penelitian ini, didapati bahwa para

responden mejadikan Steak Holycow sebagai alternatif untuk makan steak,

mereka melakukan perbandingan mengenai promosi dengan restoran sejenis,

mempertimbangkan keuntungan yang akan mereka dapatkan, hingga kerelaan

mereka dalam melakukan syarat tertentu untuk mendapatkan promosi.

4.3.2 Hubungan Intensitas Tweet Promosi Penjualan pada Akun Twitter

@SteakHolycow (X1) dengan Minat Beli Followers

Penulis menggunakan korelasi rank spearman (rs) untuk mengetahui

hubungan intensitas tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow

dengan minat beli followers.. Hipotesis minor penulisan dijabarkan sebagai

berikut:

H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara intensitas terpaan tweet promosi

dengan minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara intensitas terpaan tweet promosi dengan

minat beli followers

Hasil perhitungan untuk menjawab hipotesis minor yang diajukan dapat

dilihat pada tabel berikut:

207

Tabel 4.54 Hubungan Intensitas Tweet Promosi Penjualan dengan Minat Beli

Followers

Variabel rs thitung ttabel Keputusan Kesimpulan Keterangan

X1 dan Y 0.199 2.755 1.983 Ho ditolak Terdapat

Hubungan

Signifikan

Koefisien korelasi rank spearman (rs) untuk intensitas tweet promosi

penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers adalah

sebesar 0.199. hasil uji signifikansi diperoleh t hitung sebesar 2.755 dan nilai t

tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1.983. Maka dapat dilihat bahwa t hitung

(2.775) > t tabel (1.983) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas tweet promosi

penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers.

Terpaan merupakan penggunaan media oleh khalayak yang meliputi

jumlah waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, isi media, media yang

dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi medai yang

dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rosegren dalam Rakhmat,

2009).

Menurut Alo Liliweri (1992:73-76), terpaan dalam ilmu komunikasi

adalah perilaku penggunaan media yang meliputi intensitas, isi pesan, dan daya

tarik pesan. Intensitas adalah jumlah waktu yang digunakan para followers untuk

menggunakan media yang diturunkan menjadi frekuensi dan durasi. Frekuensi

208

adalah seberapa sering followers membaca tweet promosi penjualan dari akun

twitter @steakholycow. Dan durasi adalah seberapa lama para followers membaca

tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow. Pada hasil penelitian

ini, didapatkan bahwa 70 orang responden terdapat pada kategori sedang. Yang

berarti hal ini mengindikasikan bahwa intensitas dan durasi para responden dalam

mengakses dan membaca tweet melalui akun twitter @steakholycow ada pada

kategori yang sedang.

Pada tabel tingkat kategoti intensitas terpaan tweet promosi penjualan,

juga didapatkan bahwa sebanyak 70 responden (66.7%) berada pada kategori

sedang. Dimana hal ini mengindikasikan bahwa, intensitas para responden dalam

mendapat paparan tweet promosi penjualan dari akun twitter Steak Holycow

sedang. Maka, dapat dihubungkan dengan hasil inferensial dimana terdapat

hubungan signifikan namun lemah dalam intensitas terpaan tweet dengan minat

beli followers.

Intensitas penggunaan media yaitu jumlah waktu yang digunakan dalam

berbagi media yang dapat dilihat dari frekuensi dan durasi seseorang

menggunakan media (Ardianto& Erdinaya, 2005:164). Frekeunsi diukur dari

seberapa sering (kekerapan) responden dalam mendapat terpaan tweet promosi

penjualan akun twitter @steakholycow serta dari durasi yang diukur dari seberapa

lama responden dalam medapat terpaan (membaca) tweet promosi penjualan dari

akun twitter @steakholycow.

Dari hasil analisis X1 dapat disimpulkan bahwa subvariabel X1 yaitu

intensitas terpaan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow pada

209

kategori lemah. Hal ini mengindikasikan seberapa sering dan seberapa lama dalam

ukuran waktu seorang followers membaca atau mengetahui tweet promosi

penjualan, tidak berpengaruh cukup besar pada minat pembelian Steak Holycow.

Namun pada perhitungan di atas, intensitas tweet promosi penjualan akun twitter

@steakholycow memiliki hubungan yang signifikan dengan minat beli followers.

4.3.3 Hubungan Isi Pesan Tweet Promosi Penjualan pada Akun Twitter

@SteakHolycow (X2) dengan Minat Beli Followers

Penulis menggunakan korelasi rank spearman (rs) untuk mengetahui

hubungan isi pesan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow

dengan minat beli followers. Hipotesis minor penulisan dijabarka sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi dengan

minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi dengan minat

beli followers

Hasil perhitungan untuk menjawab hipotesis minor yang diajukan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.55 Hubungan Isi Pesan Tweet Promosi Penjualan dengan Minat Beli

Followers

Variabel rs thitung ttabel Keputusan Kesimpulan Keterangan

X2 dan Y 0.733 10.156 1.983 Ho ditolak Terdapat Hubungan

Signifikan

Koefisien korelasi rank spearman (rs) untuk isi pesan tweet promosi

penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers adalah

210

0.733. Hasil uji signifikansi diperoleh t hitung sebesar 10.156 dan nilai t tabel

dengan α = 5% adalah sebesar 1.983. Maka dapat dilihat bahwa t hitung (10.156)

> t tabel (1.983) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara isi pesan tweet promosi penjualan pada

akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin baik isi pesan tweet promosi penjualan, maka akan

mengakibatkan minat beli pada followers akun twitter @steakholycow.

Berdasarkan hasil analisis kesimpulan subvariabel X2 didapatkan bahwa

isi pesan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow berada pada

kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa isi pesan pada tweet promosi

penjualan akun twitter @steakholycow sudah memenuhi kebutuhan informasi

pada followers yang akan menuju pada minat pembelian.

Isi pesan pada tweet promosi penjualan haruslah lengkap dan jelas.

Kelengkapan isi pesan tweet berkaitan dengan informasi mengenai lokasi outlet

yang berlaku promosi, rentang waktu berlaku promosi, syarat dan cara untuk

mendapatkan promosi, dan kesesuaian promosi yang ada di twitter dengan di

outlet. Menurut Soemirat dan Elvianro (2002:63), kejelasan informasi adalah

sejauh mana keberadaan media dapat memberikan informasi yang jelas pada

penggunanya. Pesan yang disampaikan rinci, sistematis, dan pilihan kata yang

digunakan haruslah sudah diketahui umum. Dan kelengkapan informasi adalah

informas yang tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau

penggunanya. Isi pesan haruslah menyeluruh dan mendetil sehingga informas yan

disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.

211

Dari hasil tabel tingkat kategori isi pesan tweet promosi penjualan,

didapatkan bahwa sebanyak 91 responden (86.7%) berada pada kategori tinggi.

Hal ini berbanding lurus dengan hasil statistik inferensial dimana hasilnya

menunjukkan hubungan signifikan yang kuat. Isi pesan pada tweet promosi

penjualan akun twitter @SteakHolycow memiliki hubungan dengan minat beli

followers.

Kelengkapan informasi juag meliputi informasi yang disampikan haruslah

berasal dari narasumber dan data pendukung yang lengkap sehingga dapat

mendukung kejelasan informasi serta keberagaman informasi (Nitisemito,

1996:142). Pada hasil penelitian ini, didapatkan sebanyak 91 orang responden

berada pada kategori tinggi. Yang berarti hal ini mengindikasikan bahwa isi pesan

tweet dari akun twitter @steakholycow sudah memenuhi kejelasan informasi

seperti tweet yang disampaikan dapat dimengerti dengan baik. Dan sudah

memenuhi kelengkapan informasi promosi penjualan seperti kelengkapan

informais mengenai lokasi outlet yang mengadakan promosi, adanya rentang

waktu mengenai program promosi, hingga cara untuk mendapatkan promosi.

Pesan yang disampaikan haruslah pesan yang mudah dimengerti, lengkap

dan tepat waktu untuk meramalkan efek yang akan timbul pada komunikan

(Nitisemito, 1996:142). Isi pesan memiliki indikator yaitu kejelasan, kelengkapan,

dan aktualisasi informasi pesan. Kejelasan informasi yaitu sejauh mana

keberadaan media dapat memberikan informasi yang jelas kepada penggunanya.

Pesan yang disampaikan tidak berbelit-belit, kalimat tidak rumit dan gunakanlah

kata-kata yang biasa sudah diketahui umum (Soemirat dan Ardianto, 2002:63).

212

Dalam penelitian ini, kejelasan informasi dapat ditunjukkan dengan

apakah para followers dapat memahami tweet yang di-postin,g, dan bahasa yang

digunakan mudah dimengerti. Kemudian, untuk kelengkapan informasi, dapat

ditunjukkan dengan elemen-elemen seperti informasi mengenai lokasi dimana

promosi berlangsung, promosi yang diinformasikan sesuai dengan apa yanga da di

outlet, terdapat informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi, hingga

informasi mengenai syarat dan cara untuk mendapatkan promosi.

4.3.4 Hubungan Daya Tarik Tweet Promosi Penjualan pada Akun Twitter

@SteakHolycow (X3) dengan Minat Beli Followers

Penulis menggunakan korelasi rank spearman (rs) untuk mengetahui

hubungan data tarik tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow

dengan minat beli followers. Hipotesis minor penulisan dijabarkan sebagai

berikut:

H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet promosi dengan

minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet promosi dengan minat

beli followers

Hasil perhitungan untuk menjawab hipotesis minor yang diajukan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

213

Tabel 4.56 Hubungan Daya Tarik Tweet Promosi Penjualan dengan Minat

Beli Followers

Variabel rs thitung ttabel Keputusan Kesimpulan Keterangan

X3 dan Y 0.726 10.063 1.983 Ho ditolak Terdapat

Hubungan

Signifikan

Koefisien korelasi rank spearman (rs) untuk daya tarik tweet promosi

penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers adalah

0.726. Hasil uji signifikansi diperoleh t hitung sebesar 10.063 dan nilai t tabel

dengan α = 5% adalah sebesar 1.983. Maka dapat dilihat bahwa t hitung (10.063)

> t tabel (1.983) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara daya tarik tweet promosi penjualan pada

akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin menarik sebuah tweet, berhubungan dengan timbulknya minat

pembelian pada followers.

Berdasarkan hasil analisis kesimpulan subvariabel X3 didapatkan bahwa

daya tarik tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow berada

pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa daya tarik pada tweet

promosi penjualan akun twitter @steakholycow dapat menumbuhkan ketertarikan

para followers akun twitter @steakholycow terhadap program promosi yang

berlangsung di Steak Holycow sehingga akan timbul minat pembelian.

214

Daya tarik tweet promosi penjualan diukur dengan bagaimana penggunaan

kata-kata dan gambar atau foto nyang di-posting dapat menarik perhatian dan

menimbulkan minat beli pada followers. Pada hasil penelitian ini, didapatkan

bahwa sebanyak 83 orang responden berada di kategori tinggi. Dimana daya tarik

tweet berada pada apakah gambar atau foto yang disajikan dapat menarik

perhatian, menimbulkan selera makan, hingga menimbulkan minat beli pada

followers. Tidak hanya itu, tapi apakah kata-kata pada tweet akun @steakholycow

dapat dimenegrti dengan baik, persuasif, apakah dapat menarik minat followers.

Dari tingginya kategori pada repsonden, maka dapat mengindikasikan bahwa

tweet promosi akun twitter @steakholycow sudah memenuhi ketertarikan para

followers.

Dari hasil tabel tingkat kategori isi pesan tweet promosi penjualan,

didapatkan bahwa sebanyak 75 responden (71.4%) berada pada kategori tinggi.

Hal ini berbanding lurus dengan hasil statistik inferensial dimana hasilnya

menunjukkan hubungan signifikan yang kuat. Daya tarik pesan pada tweet

promosi penjualan akun twitter @SteakHolycow memiliki hubungan dengan

minat beli followers.

Menurut Kenneth E. Andersen dalam Rakhmat (2009:52), perhatian

adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol

dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita

mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengessampingkan

masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Perhatian atau atensi yang

diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun Steak Holycow

215

dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata yang menarik

perhatian followers. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:268), stimuli nonverbal

seperti foto dan gambar cenderung memperkuat argumen pesan. Dengan

penggunaan foto dan gambar yang menarik, akan dapat menarik perhatian dan

memicu afeksi pada diri followers. Menurut Rakhmat (2011:50-51), kata-kata

yang menarik adalah kata-kata yang jelas dan pantas, kata-kata juga harus

menimbulkan kesan yang kuat, hidup, dan merebut perhatian.

Sebuah informasi akan semakin menarik apabila didukung tidak hanya

dengan kata-kata yang mempersuasi dengan baik, namun juga dengan visualisasi

yang menarik sehingga akan semakin menggugah perhatian dan menarik minat

para followers akun twitter @steakholycow yang akan menggiring pada minat

pembelian. Karena dengan penggunaan visual atau gambar yang menarik, para

followers dapat mengetahui atau membayangkan produk seperti apa yang akan ia

beli atau ia makan.

4.4 Implikasi Teori

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis dapat menarik

hubungan antara masalah yang diteliti dengan teori yang digunakan sebagai dasar

dan acuan dari penelitian ini. Dalam buku Advertising and Promotion an

Integrated Marketig Communication Perspective (2007:157), Belch & Belch

menjelaskan dalam teori Kognitif Respon bahwa melalui proses kognisi iklan,

melalui tahap pengolahan informasi (kognisi), perubahan sikap terhadap merek

(afeksi), yang akhirnya menuju pada keputusan pembelian atau minat pembelian

(konasi). Pada teori ini juga dijelaskan asumsinya yaitu “Pemikitan yang berasal

216

dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar para penerima pesan, akan

berpengaruh dan membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang

disampaikan”.

Pada penelitian ini, proses kognitif dijelaskan melalui bagaimana

informasi dari media (twitter) diberikan pemaknaan oleh followers sebagai sebua

pemikiran dan penilaian. Pemikiran adalah hasil proses kognitif atau sebagai

respon yang berasal dari pengalaman dan membentuk penerimaan atau penolakan

terhadap informas yang didapat. Belch & Belch (2007) juga menyebutkan bahwa

exposure to advertisement adalah sebuah keadaan dimana apabila semakin sering

khalayak mendapat pesan promosi penjualan atau iklan, maka hal tersebut dapat

merubah sikap khalayak terhadap merek tersebut. Exposure atau terpaan

dijelaskan oleh Ardianto dan Komala (2004:164) bahwa terpaan media

menyangkut penggunaan media baik meliputi media audio, audiovisual dan media

cetak. Menurut Alo Liliweri (1992:73-76), terpaan dalam komunikasi ditunjukkan

dengan intensitas, isi pesan, dan daya tarik pesan. Dari hal tersebut penulis dapat

membagi menjadi intensitas followers diterpa oleh informasi tweet promosi

penjualan, isi pesan tweet promosi penjualan yang terbagi menjadi kejelasan dan

kelengkapan pesan, serta daya tarik pesan tweet yang terbagi menjadi bagaimana

foto, gambar dan kata-kata yang digunakan dapat menarik perhatian para

followers.

Selanjutnya, pada tahap afeksi dimana terdapat perubahan sikap terhadap

merek, dapat ditunjukkan dengan perilaku yang dilakukan oleh para konsumen,

seperti mencari tahu mengenai produk dan promosi penjualan yang dilakukan,

217

mem-follow akun jejaring sosial agar tetap dapat mengetahui berita dan informasi

terbaru mengenai produk Steak Holycow. Kemudian, para followers juga akan

melalui tahap evaluasi alternatif. Tahap Evaluasi alternatif adalah proses

mengevaluasi pilihan produk dan merek serta memilihnya sesuai dengan yang

diinginkan konsumen. Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap ini

konsumen konsumen akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai

cara yang mampu memcahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang

kemudian membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai alternatif

produk yang dipertimbangkan tersebut. Atribut produk seperti merek, kemasan,

jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut lain yang sering menjadi

pertimbangan konsumen adalah harga, nama merek dan negara asal (Engel et al,

1995:176).

Pada teori Kognitif Respon, dijelaskan bahwa tahap akhir dalam proses ini

adalah tujuan keputusan atau minat pemeblian (konasi). Sebelum membeli merek

atau produk tertentu, konsumen harus menyadari adanya kebutuhan atas sebuah

kategori produk. Keinginan konsumen untuk membeli suatu merek didasarkan

pada sikap mereka terhadap pembelian dan pada kepercayaan sosial tentang apa

yang orang lain beli. Sikap konsumen terhadap pembelian suatu merek

selanjutnya akan didasarkan pada kepercayaan konsumen tentang konsekuensi

jika membeli merek tersebut. Oleh karena itu, untuk merangsang kebutuhan

konsumen akan suatu kategori produk, pemasar harus menciptakan kepercayaan

positif pada pembeli (Peter& Olson, 1999:190).

218

Konsumen tidak harus selalu membentuk suatu keinginan untuk membeli

segera setelah terekspos pada informasi iklan tentang suatu merek. Hanya

konsumen yang menyadari adanya kebutuhan kategori yang mereka perlukan dan

yang aktif dipasar untuk mencari suaru produk yang cenderung membentuk suatu

keinginan membeli merek pada saat mereka tampak pada suatu iklan (Peter&

Olson, 1999:192). Meskipun belum sampai pada tahap pembelian, tetapi minat

membeli konsumen terhadap suatu produk inilah yang nantinya akan mendorong

suatu perilaku pembelian dimasa yang akan datang.