bab i pendahuluan 1.1. latar belakang -...

32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan di sekitar daerah operasional pabrik kerap kali menjadi salah satu masalah yang diangkat oleh masyarakat sekitar kawasan pabrik untuk menyerang sebuah perusahaan. Hal inilah yang terjadi di kawasan pabrik PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek Bandung. Adapun beberapa isu yang diangkat oleh masyarakat sekitar mengenai PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek Bandung diantaranya eksplorasi artesis oleh pihak pabrik, terbatasnya ketersediaan air bersih yang disebabkan oleh aktifitas pabrik, penyebaran pemberian air bersih yang tidak merata, serta pengolahan limbah yang buruk dan merugikan masyarakat di sekitar pabrik. Jika dikaitkan dengan reputasi perusahaan, maka isu-isu tersebut tentunya dapat menjadi hambatan sebuah perusahaan dalam membangun citra positif perusahaan di mata publik, karena isu tersebut telah menciptakan citra negatif perusahaan yang berpengaruh pada reputasi. Sebagai perusahaan yang baik, PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) menggalakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam rangka mengatasi isu lingkungan yang diangkat oleh masyarakat sekitar pabrik. Salah satu strategi Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia dalam menanggapi isu tersebut yaitu melalui pemanfaatan Coke Farm di area pabrik. Coke Farm merupakan salah satu

Upload: vannhi

Post on 02-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Isu lingkungan di sekitar daerah operasional pabrik kerap kali menjadi

salah satu masalah yang diangkat oleh masyarakat sekitar kawasan pabrik untuk

menyerang sebuah perusahaan. Hal inilah yang terjadi di kawasan pabrik PT.

Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek Bandung. Adapun beberapa isu

yang diangkat oleh masyarakat sekitar mengenai PT. Coca Cola Amatil Indonesia

(CCAI) Rancaekek Bandung diantaranya eksplorasi artesis oleh pihak pabrik,

terbatasnya ketersediaan air bersih yang disebabkan oleh aktifitas pabrik,

penyebaran pemberian air bersih yang tidak merata, serta pengolahan limbah yang

buruk dan merugikan masyarakat di sekitar pabrik. Jika dikaitkan dengan reputasi

perusahaan, maka isu-isu tersebut tentunya dapat menjadi hambatan sebuah

perusahaan dalam membangun citra positif perusahaan di mata publik, karena isu

tersebut telah menciptakan citra negatif perusahaan yang berpengaruh pada

reputasi. Sebagai perusahaan yang baik, PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI)

menggalakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam rangka

mengatasi isu lingkungan yang diangkat oleh masyarakat sekitar pabrik.

Salah satu strategi Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan

oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia dalam menanggapi isu tersebut yaitu

melalui pemanfaatan Coke Farm di area pabrik. Coke Farm merupakan salah satu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

2

lahan perealisasian program CSR yang digalakkan di PT. Coca Cola Amatil

Indonesia (CCAI), tepatnya di area operasional rancaekek. Berupa perkebunan

organik yang terletak di belakang pabrik Coca Cola Rancaekek.

Dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT.

Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) melalui pemanfaatan Coke Farm, terdapat

beberapa spesifikasi kegiatan, diantaranya pengelolalaan fishpond, pembuatan

biopori, planting of tree, tea leaves composting, dan solid waste-recycling.

Pengelolaan fishpond dilakukan di area Coke Farm, tepatnya di belakang

pabrik pembotolan Coca Cola di kawasan Rancaekek, Bandung. Tujuan fishpond

ini adalah untuk mengairi perkebunan organik Coca Cola (Coke Farm) dan

sebagai tempat konservasi lingkungan di pabrik. Terdapat banyak jenis ikan yang

dibudidayakan di sini, diantaranya ikan nila, ikan mas, ikan bawal, ikan patin,

ikan lele, dan lain-lain. Fishpond dikelola oleh masyarakat sekitar pabrik yang

bersedia membudidayakannya, dimana hasil panen budidaya tersebut dapat

dinikmati oleh pengelola. Selain itu, tim Corporate Affair Coca Cola melakukan

pendekatan ke berbagai rumah makan di sekitar kawasan pabrik pembotolan coca

cola untuk mendistribusikan hasil panen bibit ikan, dimana seluruh keuntungan

yang diperoleh diberikan kepada masyarakat yang mengelola. Kebijakan tersebut

merupakan salah satu bukti nyata komitmen PT. Coca Cola Amatil Indonesia

(CCAI) dalam menyejahterakan masyarakat di sekitar kawasan operasional.

Pembuatan biopori digalakkan untuk menciptakan pabrik yang ramah

lingkungan melalui pembuatan lubang resapan air yang juga dapat menghasilkan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

3

pupuk kompos alami. Sudah lebih dari lima puluh lubang biopori dibuat di

seluruh kawasan pabrik pembotola Coca Cola di Rancaekek Bandung. Selain itu,

PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) telah bekerjasama dengan beberapa

LSM yang bergerak di bidang lingkungan dalam menyelenggarakan kegiatan

sosial lingkungan dan mensosialisasikan pembuatan lubang biopori kepada pelajar

serta masyarakat luas.

Planting of Trees atau penanaman pohon memiliki dampak positif yang

luar biasa besar bagi masyarakat, komunitas, dan juga lingkungan hidup.

Penanaman pohon dapat membantu memelihara dan mengaktifkan kembali

lingkungan hidup. Untuk menciptakan lingkungan pabrik yang hijau dan sehat,

serta dalam rangka mendukung kampanye lingkungan hidup, dilakukan program

penanaman pohon. Selain itu, di area Coke Farm juga terdapat lahan pembibitan

dan budidaya pohon keras, seperti mahoni dan trembesi, salah satu jenis pohon

yang memproduksi oksigen terbesar. Dimana, hasil pembibitan pohon keras ini,

dapat disumbangkan untuk gerakan penghijauan, terutama di sekitar kawasan

pabrik.

Organic- Green House merupakan salah satu bagian di area Coke Farm,

berupa lahan perkebunan organik yang menggunakan metode perkebunan tanpa

bahan kimia, seperti pestisida, fertilizer, antibiotic, hormone penumbuh tanaman

yang tidak memenuhi standar organik. Perkebunan organik dikelola oleh

masyarakat di sekitar kawasan pabrik, dengan harapan para petani yang

menggarap perkebunan organik tersebut dapat menjadi lebih peduli terhadap

lingkungan, khususnya pada jumlah energi yang digunakan dalam dunia

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

4

agrikultur. Adapun tanaman yang dibudidayakan di perkebunan ini, diantaranya

tanaman cabe, tomat, bawang daun, dan lain-lain. Sama halnya dengan fishpond,

hasil panen dari kebun organik ini sepenuhnya diberikan dan dikelola oleh warga

sekitar.

Khusus untuk setiap produksi produk frestea, PT.Coca Cola Amatil

Indonesia menghasilkan limbah berupa ampas daun teh basah yang tidak terpakai.

Sebagai penggalakan gerakan peduli lingkungan dan upaya pengolaan limbah,

ampas tersebut dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos, pemanfaatan ini

disebut dengan tea leaves- composting. Ada dua metode yang dipakai dalam

pembuatan pupuk kompos di Coke Farm ini, yaitu open windrow dan sistem

kascing. Pada metode open windrow, ampas teh basah dikeringkan lalu disiram

dengan EM4 secara berkala sampai akhirnya bakteri penghasil pupuk kompos

berkembang biak dan siap dipanen. Sedangkan pada sistem kascing, ampas teh

yang dihasilkan dari produksi frestea dimakan oleh cacing dan kotoran-nya

menjadi pupuk. Pupuk kompos yang dihasilkan dari ampas teh tersebut dapat

dipakai untuk membudidayakan tanaman organik di Coke Farm, disumbangkan

dalam acara-acara atau kampanye lingkungan, serta di jual ke pasaran melalui

kios Coke Farm.

Solid waste recycling merupakan kegiatan mendaur ulang sampah, dimana

sampah non-organik yang dihasilkan oleh produksi PT.Coca Cola Amatil di

gunakan untuk membuat kerajinan tangan atau memproduksi alat-alat yang dapat

digunakan sebagai pendukung pelestarian lingkungan. Tujuan kegiatan ini adalah

untuk mengedukasi masyarakat dan komunitas setempat mengenai pentingnya

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

5

melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pemberian edukasi ini, dilakukan oleh.

Ir.M.Satori, seorang pakar teknik industri manajemen lingkungan dari UNISBA.

Berdasarkan beberapa kegiatan yang dilakukan di Coke Farm yang telah

disebutkan di atas, penulis memfokuskan penelitian pada pengolahan limbah

pabrik di Coke Farm sebagai objek penelitian. Dimana terdapat keistimewaan

pada pengolahan limbah pabrik di Coke Farm PT. Coca Cola Amatil Indonesia

(CCAI) Rancaekek yang tidak dilakukan di pabrik industri lain yang sejenis

(kompetitor), yakni pemanfaatan limbah pabrik bagi kepentingan lingkungan yang

saling berkesinambungan. Diantaranya pembuatan pupuk yang berbahan dasar

daun teh hasil ampas produksi frestea, limbah non-organik berupa kaleng-kaleng

atau botol-botol konsentrat yang dimanfaatkan sebagai media tanam, limbah cair

yang dinetralisir sedemikian rupa sehingga menjadi air bersih yang dimanfaatkan

untuk pengembangan Coke Farm baik untuk penyiraman tanaman organik

maupun sumber air kolam budidaya ikan.

Berbagai program Corporate Social Responsibility yang digalakkan

melalui pemanfaatan Coke Farm ini, merupakan salah satu bentuk nyata PT. Coca

Cola Amatil dalam mengimplementasikan program tanggung jawab sosial

perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dimana

program ini berkaitan dengan kepentingan beberapa stakeholders perusahaan.

PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) sebagai produsen dan distributor

minuman ringan terkemuka di Indonesia, bahkan menjadi salah satu perusahaan

terbesar di wilayah Asia Pasifik tentunya memiliki banyak stakeholders yang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

6

berperan penting dalam perkembangan perusahaan. Disinilah Public Relations

berperan penting, yaitu untuk merangkul seluruh stakeholders demi terjalinnya

hubungan baik yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam

perkembangan perusahaan. Adapun salah satu upaya yang dilakukan oleh Public

Relations PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) dalam menjalankan perannya

tersebut yaitu melalui program Corporate Social Responsibility melalui

pemanfaatan Coke Farm.

Strategi Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Coca

Cola Amatil Indonesia (CCAI), bertujuan untuk menciptakan mutual benefit

antara semua pihak yang terkait. Program Corporate Social Responsibility (CSR)

dalam suatu perusahaan tidak kalah memiliki pengaruh yang besar dalam

pembentukan citra perusahaan. Citra perusahaan tidak hanya dapat dibentuk

dengan strategi brand image building melalui iklan media massa, justru yang

paling mendasar dari pembentukan citra sebuah produk dimulai dari kepercayaan

masyarakat terhadap perusahaan melalui aksi-aksi yang dilakukan perusahaan

sebagai bentuk pengabdian bagi lingkungan dan masyarakat, salah satunya berupa

program Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu, posisi Corporate

Social Responsibility (CSR) di perusahaan diperkuat oleh diberlakukannya

Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang terbaru, yakni Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 yang menyatakan setiap industri atau koperasi wajib

melaksanakan program CSR.

PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) memiliki kepercayaan penuh

bahwa sebagian kesuksesan perusahaan merupakan hasil dari integrasi

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

7

pertimbangan sosial dan lingkungan ke dalam kegiatan bisnis perusahaan. Untuk

itulah perusahaan terus berkomitmen untuk menerapkan program-program

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata kepedulian terhadap

masyarakat.

Adapun 4 pilar kunci yang digalakkan oleh PT. Coca Cola Amatil

Indonesia (CCAI) sebagai parameter dalam menjalankan program-program

Corporate Social Responsibility yang harmonis dan berkelanjutan, diantaranya :

(1) menjaga dan melestarikan lingkungan, (2) mengembangkan kesempatan

ekonomi (marketplace), (3) menerapkan budaya kerja yang baik dan nilai-nilai

positif di kalangan karyawan (workplace), (4) berkontribusi terhadap

pembangunan sosial dan ekonomi seluruh masyarakat di sekitar perusahaan

(community). Berdasarkan empat pilar kunci tersebut, diharapkan perusahaan

mendapatkan tempat di hati masyarakat sekitar daerah operasi dan pemerintah

setempat.

Selain strategi Corporate Social Responsibility (CSR) melalui

pemanfaatan Coke Farm yang telah dijabarkan di atas, Public Relation Officer

PT.Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) memiliki beberapa aspek kegiatan

kehumasan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, diantaranya Media

Relations, Community Relations, Government Relations, Bussiness Relations,.

Dimana kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjadi suatu strategi atau alat Public

Relations Officer yang saling berkesinambungan dalam menciptakan serta

memelihara hubungan yang selaras (mutual understanding) dengan seluruh pihak

yang terkait demi keuntungan bersama (mutual benefit). Hal ini diharapkan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

8

perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari segala aspek, baik dari kebijakan

publik, maupun peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan

berdasarkan reputasi yang telah berhasil dibangun oleh perusahaan dengan

bantuan pemberitaan di media.

1.2. Fokus Kajian

Adapun yang menjadi fokus kajian penulis dalam penyusunan proposal

penelitian ini, yaitu kegiatan pengolahan limbah pabrik di Coke Farm, yang

menjadi salah satu bagian dari strategi Corporate Social Responsibility yang

digalakkan di PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) melalui pemanfaatan Coke

Farm. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pabrik yang ramah

lingkungan serta pemberdayaan masyarakat sekitar.

Berdasarkan uraian konteks penelitian yang telah dijabarkan di atas, maka

permasalahan yang menarik diteliti oleh penulis adalah mengenai : “Bagaimana

implementasi kegiatan pengolahan limbah pabrik di Coke Farm menjadi strategi

Corporate Social Responsibility PT.Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI)

Rancaekek yang bersifat sustainable bagi perusahaan maupun warga sekitar ?”

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

9

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian ini,

adalah untuk mengetahui :

1. Mengapa dibutuhkan Strategi Corporate Social Responsibility melalui Coke

Farm untuk menciptakan reputasi positif perusahaan di mata masyarakat.

2. Bagaimana strategi Public Relations dalam mengemas program Corporate

Social Responsibility (CSR) melalui pemanfaatan Coke Farm sebagai salah

satu alat (tools) dalam meredakan isu lingkungan dan menciptakan reputasi

perusahaan yang baik.

3. Bagaimana implementasi program Corporate Social Responsibility melalui

Coke Farm, terutama pengolahan limbah pabrik dari sudut pandang warga

yang terlibat langsung dengan program (petani Coke Farm)

4. Berbagai hambatan dari implementasi program Corporate Social

Responsibility melalui pemanfaatan Coke Farm yang dirasakan oleh seluruh

stakeholders yang terlibat langsung dengan program, baik dari sudut pandang

perusahaan sebagai penanggung jawab program, tokoh lingkungan sebagai

pendukung program, dan para petani Coke Farm sebagai pelaksana program.

5. Bagaimana problem solving yang dilakukan oleh berbagai stakeholders yang

terlibat dalam program Corporate Social Responsibility melalui pemanfaatan

Coke Farm dalam rangka menyelesaikan berbagai hambatan yang dihadapi.

6. Bagaimana efektifitas program Corporate Social Responsibility PT. Coca

Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek melalui pemanfaatan Coke Farm,

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

10

terutama dalam pengolahan limbah pabrik berdasarkan hasil dan manfaat

yang dirasakan oleh semua stakeholders yang terlibat dengan program.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di bawah Departemen Corporate

Affair PT.Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Regional Jawa Barat dengan

memfokuskan pada program Coke Farm, salah satu kegiatan Corporate Social

(CSR) yang digalakkan di PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI).

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan observasi secara

mendalam mengenai kegiatan pengolahan limbah pabrik PT. Coca Cola sebagai

salah satu program Coke Farm dalam meningkatkan kepedulian perusahaan

terhadap lingkungan. Pengolahan limbah pabrik di PT. Coca Cola Rancaekek

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pengolahan limbah organik dan pengolahan

limbah non-organik.

Pengolahan limbah organik yang dilakukan oleh pabrik PT. Coca Cola

Amatil meliputi dua pengolahan limbah organik yang dihasilkan oleh pabrik,

yaiitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berupa cairan ampas hasil dari

sisa-sisa proses produksi pabrik. Sebagai perusahaan yang baik, industri pada

khususnya pabrik dapat secara bijak mengolah limbah yang dihasilkan agar tidak

mencemari lingkungan dan masyarakat di sekitar pabrik dengan membuang

limbah tersebut ke sungai. Maka dari itu, PT. Coca cola Amatil Indonesia (CCAI)

Rancaekek mengolah limbah cair tersebut sedemikian rupa melalui beberapa

proses penetralaran air, sehingga air yang semula berupa limbah berubah menjadi

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

11

air bersih yang dapat dimanfaatkan kembali. Sebagai indikator penetralan air,

limbah yang telah dinetralisir akan dialirkan ke fishpond (kolam ikan), sehingga

dapat dipastikan bahwa air limbah telah lulus iji coba sebagai air bersih bebas

racun saat ikan-ikan di fishpond tetap hidup. Limbah yang telah berubah menjadi

air bersih dimanfaatkan secara maksimal untuk mengairi perkebunan organik

(Organic Green House), penyiraman tanaman di area Coke Farm, dan supply air

bersih kepada warga di sekitar area pabrik.

Selain limbah organik berupa cairan, pabrik PT. Coca Cola Amatil

Indonesia juga menghasilkan limbah padat. Salah satu limbah padat organik yang

dihasilkan oleh pabrik PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek yaitu

ampas daun teh basah dari hasil produksi minuman frestea. Sebagai penggalakan

gerakan peduli lingkungan dan upaya pengolaan limbah, ampas tersebut

dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos (tea-leaves-composting). Pembuatan

pupuk kompos dari daun teh ini dikelola sepenuhnya oleh masyarakat sekitar

dibawah bimbingan Ir. M. Satori, seorang pakar teknik indutri manajemen

lingkungan dari UNISBA. Pupuk kompos yang dihasilkan dari ampas teh tersebut

dapat dipakai untuk membudidayakan tanaman organik di Coke Farm,

disumbangkan dalam acara-acara atau kampanye lingkungan, serta di jual ke

pasaran sebagai bentuk apresiasi terhadap pengembangan petani Coke Farm.

Seluruh hasil dari penjualan produk-produk Coke Farm diberikan kepada petani

Coke Farm.

Seperti yang telah disebutkan, bahwa selain pengolahan limbah organik

ada pula pengolahan limbah non-organik. Adapun limbah non-organik yang

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

12

dihasilkan oleh pabrik PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek

diantaranya adalah botol-botol, kaleng-kaleng baik dari produk reject maupun

bekas konsentrat minuman. Di area Coke Farm ini, limbah non-organik tersebut

diolah melalui proses solid waste recycling, yaitu kegiatan mendaur ulang,

dimana sampah non-organik yang dihasilkan oleh produksi PT.Coca Cola Amatil

di gunakan untuk membuat kerajinan tangan atau memproduksi alat-alat yang

dapat digunakan sebagai pendukung pelestarian lingkungan, seperti media tanam.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat dan komunikats

setempat mengenai pentingnya melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam

upaya peningkatan kepedulian terhadap kualitas lingkungan yang lebih baik.

1.5. Kerangka Pemikiran

1.5.1. Perspektif Teoritis

Berdasarkan penelitian mengenai Strategi Corporate Social Responsibility

PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Melalui Pemanfaatan Coke Farm yang

dilakukan oleh penulis, terdapat empat teori yang berkaitan yaitu teori reputasi,

teori etis, teori konstruksi sosial, dan teori pemangku kepentingan.

1.5.1.1.Teori Reputasi

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat teori reputasi sebagai salah satu

landasan teori. Definisi reputasi menurut The Institute of Public Relations (Beard,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

13

2001, p.8) : “Reputasi yakni hasil dari apa yang Anda kerjakan, apa yang Anda

ucapkan dan apa yang orang lain katakan tentang diri Anda”.

Sedangkan reputasi perusahan menurut Charles J. Fombrun :“Corporate

reputation as the overall estimation in which company is held by it’s constituents.

A corporate reputation’s represent the net affective or emotional reaction-good or

bad, weak or strong-of costumers, investors, employees, and the general public to

the company’s name.”

Reputasi perusahaan diartikan sebagai keseluruhan penilaian dimana

perusahaan berpegang pada unsur-unsurnya. Suatu reputasi perusahaan

menghadirkan jaringan kecenderungan reaksi emosional yang bai maupun yang

tidak baik, yang lemah maupun yang kuat, dari pelanggan, investor, karyawan,

dan khalayak ramai kepada nama baik perusahaan. Adapun faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi reputasi menurut Priyanto (2008, p3), diantaranya :

1. Kegagalan dalam memenuhi peraturan maupun kewajiban hukum

2. Kegagalan dalam memberikan barang dan jasa dengan kualitas baik kepada

pelanggan

3. Timbulnya praktek yang tidak sesuai dengan etika

4. Manajemen krisis yang buruk

5. Kegagalan dalam mencapai target

6. Security breaches (pelanggaran keamanan)

7. Environmental breach (pelanggaran lingkungan)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

14

1.5.1.2.Teori Etis

Dalam teori ini menyatakan bahwa pemahaman hubungan

antara bisnis dan masyarakat adalah penanaman nilai -nilai etis. Hal

tersebut mengarahkan visi Corporate Social Responsibility

perusahaan dari suatu perspektif etis dan sebagai konsekuensinya,

perusahaan harus menerima tanggung jawab sosial sebagai sebuah

kewajiban etis di atas pertimbangan lainnya. Pemahan ini disebut

dengan ethical theories .

Dalam etika bisnis menekankan bahwa manajer dan perusahaan

mereka bertanggung jawab untuk menerapkan prinsip etika dalam organisasi

mereka dan menggunakan alasan moral dalam pengambilan keputusan,

penyusunan kebijakan dan strategi, dan arah secara umum dari perusahaan

mereka.(Bucholz (1998)). Dalam konteks Corporate Social Responsibility,

manajer bertindak sebagai aktor moral dan bertanggungjawab untuk melakukan

tanggungjawab (discretion) manajemen yang ada pada mereka dalam segala segi

tanggungjawab sosial untuk menghasilkan hasil yang bertanggungjawab secara

sosial(Wood (1991), Kolk (2000)).

1.5.1.3.Teori Konstruksi Sosial

Teori konstruksi sosial (social construction) dikembangkan oleh Berger

dan Lukmann merupakan teori sosiologi kontemporer yang berpijak pada

sosiologi pengetahuan. Dalam teori ini terkandung pemahaman bahwa kenyataan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

15

dibangun secara sosial, serta kenyataan dan pengetahuan merupakan dua istilah

kunci untuk memahaminya. Kenyataan adalah suatu kualitas yang terdapat dalam

fenomena-fenomena yang diakui memiliki keberadaan (being)-nya sendiri

sehingga tidak tergantung kepada kehendak manusia; sedangkan pengetahuan

adalah kepastian bahwa fenomen-fenomen itu nyata (real) dan memiliki

karakteristik yang spesifik (Berger, 1990:1). Oleh karena konstruksi sosial

merupakan sosiologi pengetahuan maka implikasinya harus menekuni

pengetahuan yang ada dalam masyarakat dan sekaligus proses-proses yang

membuat setiap perangkat pengetahuan yang ditetapkan sebagai kenyataan.

Sosiologi pengetahuan harus menekuni apa saja yang dianggap sebagai

pengetahuan dalam masyarakat.

Sosiologi pengetahuan, yang dikembangkan Berger dan Luckmann,

mendasarkan pengetahuannya dalam dunia kehidupan sehari-hari masyarakat

sebagai kenyataan. Bagi mereka (1990:31-32), kenyataan kehidupan sehari-hari

dianggap menampilkan diri sebagai kenyataan par excellence sehingga disebutnya

sebagai kenyataan utama (paramount). Berger dan Luckmann (1990:28)

menyatakan dunia kehidupan sehari-hari menampilkan diri sebagai kenyataan

yang ditafsirkan oleh manusia. Maka itu, apa yang menurut manusia nyata

ditemukan dalam dunia kehidupan sehari-hari merupakan suatu kenyataan seperti

yang dialaminya. Dunia kehidupan sehari-hari yang dialami tidak hanya nyata

tetapi juga bermakna. Kebermaknaannya adalah subjektif, artinya dianggap benar

atau begitulah adanya sebagaimana yang dipersepsi manusia.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

16

Dalam kaitannya dengan Corporate Social Responsibility perusahaan,

maka apa yang menjadi kondisi nyata yang dialami oleh warga sekitar perusahaan

sebagai kehidupan sehari-hari merupakan suatu tanggung jawab sosial yang harus

diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini berhubungan dengan tuntutan kebutuhan

yang dihubungkan dengan perusahaan.

1.5.1.4.Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory)

Teori ini terkait erat dengan teori legitimasi. Suatu perusahaan melalui

berbagai kebijakan dan kegiatan operasi yang dilakukannnya memberikan dampak

kepada berbagai kelompok pemangku kepentingan, sehingga dengan demikian

perusahaan mungkin menemui tuntutan – tuntutan dari kelompok – kelompok ini

untuk memenuhi tanggung jawabnya (Bucholz (1998), McWilliams dan

Siegel(2001)). Teori ini menekankan pentingnya untuk mempertimbangkan

kepentingan, kebutuhan dan pengaruh dari pihak – pihak yang terkait dengan

kebijakan dan kegiatan operasi perusahaan, terutama dalam hal pengambilan

keputusan perusahaan. Dengan demikian diharapkan perusahaan mampu

memuaskan stakeholder-nya dalam suatu tingkatan tertentu, paling tidak sebagian

besar dari mereka. Dengan demikian titik pusat dari Corporate Social

Responsibility adalah manajemen stakeholder.

Menurut Clarkson 1995 dan Freeman 1984. Menyatakan

bahwa Corporate Social Resonsibility didorong oleh hubungan

dengan aktor-aktor eksternal khusus . Dimana dalam teori ini

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

17

menekankan reaksi perusahaan (perseorangan) dalam konteks

hubungan dengan stakeholder ekternal. Perspektif ini dapat

menjelaskan respon strategis yang berbeda dari perusahaan terhadap

tekanan- tekanan sosial walaupun dalam industri sejenis atau Negara

yang sama, berdasarkan pada sifat hubungan eksternal.

1.5.2. Perspektif Konseptual

1.5.2.1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut dengan

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep dimana

organisasi, khususnya perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap konsumen,

karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek

operasional perusahaan. World Business Council on Sustainable Development

mendefiniskan Corporate Social Responsibiliy (CSR) sebagai komitmen dari

bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup

karyawan dan keluarganya, komunitas lokasl dan masyarakat luas. Definisi lain

Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab perusahaan untuk

menyusaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan

dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi (Warta

Pertamina, 2004)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

18

Corporate Social Responsibility (CSR)berhubungan erat dengan

„pembangunan berkelanjutan‟, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan

dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata

berdasarkan faktor keuangan atau keuntungan , melainkan juga harus berdasarkan

konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu konsep yang

masih terus berkembang. Salah satu konsep yang banyak dijadikan acuan oleh

para pebisnis yaitu konsep yang diungkapkan oleh Kotler dan Lee (2005), dimana

Corporate Social Responsibility (CSR) diartikan sebagai komitmen untuk

meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui pilihan praktek bisnis dan

sumbangan dari sumber daya perusahaan.

Kotler dan Lee (2005) mengajukan enam pilihan dalam melaksanakan

inisiatif sosial perusahaan atau inisiatif dalam menjalankan Corporate Social

Responsibility yang semuanya terkait dan terfokus pada perusahaan bukan

masyarakat, diantaranya : (1) alasan promosi; (2) alasan yang berhubungan

dengan pemasaran; (3) Corporate Social Marketing; (4) filantropi atau

sumbangan langsung; (5) menyediakan waktu karyawan untuk kerja sosial; (5)

praktek tanggung jawab sosial perusahaan.

Sedangkan menurut Sacconi (2006), Corporate Social Responsibility

dilihat sebagai perluasan corporate governance dari sebuah perusahaan. Melalui

CSR ini, mereka yang memimpin perusahaan (wirausahawan, direktur, dan

manajer) memiliki tanggung jawab yang mencakup mulai dari pemenuhan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

19

„fiduciary duties’ terhadap pemilik perusahaan hingga pemenuhan ‘fiduciary

duties’serupa terhadap semua „stakeholders’ perusahaan. Fiduciary Duties adalah

kewajiban akibat relasi kepercayaan dan pemberian hak antara dua pihak. Atau

dengan kata lain kewajiban atau tanggung jawab melaksanakan otoritas demi

kebaikan mereka yang telah memberikan hak otoritas tersebut. Sedangkan yang

disebut stakeholders oleh Sacconi dilihat dalam dua jenis. Pertama, stakeholders

dalam cakupan yang sempit, yaitu mereka yang memiliki ketertarikan kepada

perusahaan karena telah berinvestasi sehingga meningkatkan nilai keseluruhan

yang dihasilkan oleh perusahaan. Kedua, yaitu stakeholders dalam makna yang

lebih luas, yaitu para individu atau kelompok yang tertarik untuk terlibat dalam

perusahaan karena telah mengalami efek eksternal yang positif maupun negatif

dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.

Secara konseptual, Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat

dari dua sudut pemikiran medasar yaitu dari sudut etika dan manajemen strategi

bisnis. Berdasarkan sudut etika terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan,

diantaranya :

1. CSR dapat dilihat sebagai murni berdasarkan etis, yaitu perusahaan tidak

mengharapkan suatu keuntungan khusus dari program CSR-nya.

2. Perusahaan akan mendapatkan balik dari program CSR-nya, baik tangible

maupun intangible.

3. Program CSR sangat terkait dengan investasi yang baik. Dimana ketika

perusahaan bertanggung jawan, pasar (modal) akan bereaksi positif.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

20

4. Program CSR perusahaan bertujuan untuk menghindari pengaruh politik

eksternal atau dengan kata lain perusahaan menjalankan tanggung jawab

sosialnya untuk menghindari tuduhan pemerintah (Wan-Jan. 2006).

Sedangkan berdasarkan sudut manajemen atau strategi bisnis, sesuai

dengan pemikiran Sacconi (2006), pengelola perusahaan (manajer) adalah agen

dari stakeholders, sehingga manajer harus dapat memberikan pelayanan dengan

memaksimalkan keuntungan finansial.

Berdasarkan uraian kedua sudut pandang di atas, dapat disimpulkan

adanya beberapa unsur penting dari CSR, dimana perusahaan memiliki tanggung

jawab agar bisnisnya tidak merugi sekaligus bertanggung jawab untuk tidak

merusak lingkunga serta memiliki tanggung jawab sosial sebagai bagian dari

masyarakat.

1.5.2.2. Konsep 3P dalam CSR

Dalam konteks global, Corporate Social Responsibility mulai digunakan

sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku

Cannibals With Forks : The Tripple Bottom Line in 21st Century Business (1998)

karya John Elkington. Dalam buku tersebut dikembangkan tiga komponen penting

yang berkaitan dengan sustainable CSR, yaitu :economic growth, environmental

protection, dan social equity.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

21

World Commission on Environtment and Development (WCED) dalam

Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR dalam tiga fokus : 3P yang

merupakan singkatan dari Profit, Planet, dan People. Ketiga fokus ini mewakili

sebuah konsep CSR yang menyatakan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya

memburu keuntungan ekonomi belaka (profit), melainkan pula memiliki

kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat

(people). Masing-masing elemen ini harus saling berkesinambungan sehingga

terbetuk suatu keseimbangan bagi eksistensi perusahaan.

1.6. Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani „methodos’ yang berarti cara atau jalan

yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut

masalah kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan. Fungsi metode yaitu sebagai alat yang digunakan untuk mencapai

tujuan. Metode adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk

P (Profit)

P (Planet)

P (People)

Gambar 1. Konsep 3P dalam CSR

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

22

mendekati problem dan mencari jawaban (Mulyana. 2003:145). Metode penelitian

sebagai suatu metode ilmiah tidak harus menggunakan analisis statistik terhadap

data yang ditemukan. Metode ilmiah adalah metode yang digunakan secara ilmiah

dan penelitian tersebut dapat berbentuk deskriptif, eksperimental, kualitatif,

kuantitatif, kritis, analitis, historis, fenomenologis, dan lain-lain.

Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan metodelogi kualitatif. Jenis

penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif. Pada dasarnya

penelitian ini meletakkan penekanan pada subjektiftas untuk melakukan

interpretasi terhadap suatu persoalan yang dikajinya. Bogdan dan Taylor (1975 : 5

dalam Moleong. 2007 : 4) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa data-data

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Metodelogi kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar

dan individu tersebut secara holistik (utuh).Jadi, dalam hal ini tidak boleh

mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi

perlu memandangnya sebagai bagian dari keutuhan (Moleong. 2007:3).

Sejalan dengan definisi di atas, penelitian kualitatif dapat pula diartikan

sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya dalam bahasa dan peristilahannya.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

23

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif tidak bertujuan

untuk menguji hipotesis data merinci serta menelaah variabel-variabel, melainkan

untuk menganalisa sebuah penelitian sosial yang terjadi di masyarakat yang

diungkapkan secara komprehensif dan holistik, dengan menggunakan berbagai

sumber. Penelitian ini tidak berdasarkan pada bukti logika matematis, prinsip

angka atau analisis data statistik (Mulyana. 2003:35).

1.6.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan merupakan interaksi melalui proses komunikasi dengan

menyampaikan pesan dari sumber kepada sasaran dengan tujuan untuk mengubah

perilaku. Dalam menganalisis suatu permasalahan yang terdapat pada sasaran,

penulis melakukan penelaahan, perumusan, dan penyusunan yang sistematik

berdasarkan data, informasi, landasan tujuan, sasaran, serta unsur pelaksanaan

penelitian.

Efektifitas pendekatan akan tercapai dengan mempertimbangkan dan

mendayagunakan parameter yang ada pada setiap individu atau berbagai sumber

yang terlibat dengan objek penelitian.

1.6.1.1. Studi Kasus

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh penulis yaitu dengan

pendekatan studi kasus. Dimana penulis akan melakukan pemeriksaan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

24

longitudional yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut

kasus dengan cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan

data, analisis informasi, dan pelaporan hasil. Diharapkan dengan menggunakan

metode ini, penulis akan memperolah pemahaman yang mendalam terhadap objek

penelitian, yaitu kegiatan pengolahan limbah pabrik di Coke Farm sebagai salah

satu strategi Corporate Social Responsibility PT.Coca Cola Amatil Indonesia

(CCAI) sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian

secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat

penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu. Surachrnad (1882) membatasi

pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian

pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Sementara Yin (1987) memberikan

batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya.

Berdasarkan batasan tersebut, dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi:

1. sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen

2. sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas

sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan tujuan untuk

memahami berbagai kaitan yang ada.

Lebih lanjut Creswell mengemukakan beberapa karakteristik dari suatu

studi kasus yaitu : (1) mengidentifikasi “kasus” untuk suatu studi; (2) Kasus

tersebut merupakan sebuah “sistem yang terikat” oleh waktu dan tempat; (3) Studi

kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

25

untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang respons dari

suatu peristiwa dan (4) Menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan

“menghabiskan waktu” dalam menggambarkan konteks atau setting untuk suatu

kasus. Hal ini mengisyaratkan bahwa suatu kasus dapat dikaji menjadi sebuah

objek studi (Stake, 1995) maupun mempertimbangkannya menjadi sebuah

metodologi (Merriam, 1988).

Berdasarkan paparan di atas, dapat diungkapkan bahwa studi kasus adalah

sebuah eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat” atau “suatu kasus/beragam

kasus” yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta

melibatkan berbagai sumber informasi yang “kaya” dalam suatu konteks. Sistem

terikat ini diikat oleh waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu

program, peristiwa, aktivitas atau suatu individu. Dengan perkataan lain, studi

kasus merupakan penelitian dimana penelitimenggali suatu fenomena tertentu

(kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, event, proses, institusi atau

kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam

dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode

tertentu.

Selanjutnya Creswell mengungkapkan bahwa apabila kita akan memilih

studi untuk suatu kasus, dapat dipilih dari beberapa program studi atau sebuah

program studi dengan menggunakan berbagai sumber informasi yang meliputi:

observasi, wawancara, materi audio-visual, dokumentasi dan laporan. Konteks

kasus dapat “mensituasikan” kasus di dalam setting-nya yang terdiri dari setting

fisik maupun setting sosial, sejarah atau setting ekonomi. Sedangkan fokus

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

26

didalam suatu kasus dapat dilihat dari keunikannya, memerlukan suatu studi (studi

kasus intrinsik) atau dapat pula menjadi suatu isu (isu-isu) dengan menggunakan

kasus sebagai instrumen untuk menggambarkan isu tersebut (studi kasus

instrumental). Ketika suatu kasus diteliti lebih dari satu kasus hendaknya mengacu

pada studi kasus kolektif.

Menurut Creswell, pendekatan studi kasus lebih disukai untuk penelitian

kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Patton bahwa kedalaman dan detail

suatu metode kualitatif berasal dari sejumlah kecil studi kasus. Oleh karena itu

penelitian studi kasus membutuhkan waktu lama yang berbeda dengan disiplin

ilmu-ilmu lainnya.

Adapun analisis studi kasus yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan

menggunakan studi kasus kemayarakatan (community study) yang dipusatkan

pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (komunitas) perusahaan.

1.6.3. Penentuan Wilayah Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di sekitar wilayah lokasi operasional

PT.Coca Cola Amatil Indonesia cabang Bandung, tepatnya di Jalan Raya

Bandung – Garut KM 26, Rancaekek Sumedang. Dimana yang menjadi objek

penelitian yang potensial yaitu para petani Coke Farm sebagai wakil dari

masyarakat di sekitar pabrik Coca Cola, di kecamatan Cihanjuang, Rancaekek.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

27

1.6.4. Penentuan Data dan Narasumber

Penentuan sumber data yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan

menggunakan teknik purposive sampling yang dinamakan criterian based

selection (Rubin, 1995;71) dan Goetz Le Comte (dalam Sutopo, 2002 ; 54).

Secara bahasa purposive berarti sengaja. Sehingga purposive sampling secara

sederhana diartikan sebagai teknik pengambilan sampel secara sengaja. Dimana

peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena berdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu. Dengan purposive sampling diharapkan

kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan.

Dalam penelitian ini, ada beberapa kriteria untuk menjadi narasumber

penelitian, diantaranya : (1) terlibat langsung dalam program Corporate Social

Responsibility, yaitu Coke Farm, (2) merupakan bagian dari masyarakat sekitar

pabrik yang mengangkat isu lingkungan di sekitar pabrik PT. Coca Cola Amatil

Indonesia (CCAI) Rancaekek Bandung, (3) merupakan bagian dari pihak yang

memiliki kepentingan untuk meredakan isu lingkungan yang bersifat negatif bagi

PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Rancaekek.

Berdasarkan kriteria di atas, peneliti menentukan beberapa narasumber

yang sesuai dengan kriteria penelitian, yaitu : (1) Public Relations PT. Coca Cola

Amatil Indonesia (CCAI) daerah operasional Rancaekek selaku penanggung

jawab program, (2) Tokoh lingkungan selaku pendukung pelaksanaan program,

(3) para petani Coke Farm sebagai perwakilan dari masyarakat di sekitar area

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

28

pabrik Coca Cola Rancaekek yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program.

Penentuan narasumber berdasarkan kriteria penelitian dilakukan dengan tujuan

untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya

secara mendalam dan dapat dipercaya untuk mencari sumber data yang lengkap.

Selain berdasarkan informasi dari berbagai narasumber yang terkait,

peneliti juga menentukan sumber data yang diperoleh dalam bentuk dokumen,

berupa berbagai arsip dan data pendukung. Salah satunya yaitu data dan arsip

milik perusahaan PT.Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) yang berhubungan

dengan objek penelitian.

1.6.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan

penelitian, diantaranya :

1. Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung di PT.Coca Cola Amatil Indonesia

(CCAI) untuk melihat, mencatat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

program Social Responsibility & Sustainability (CSR&S) PT. Coca Cola

Amatil Indonesia (CCAI), khususnya kegiatan Coke Farm.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah dengan memberikan

pertanyaan kepada narasumber seputar program Corporate Social

Responsibiliy & Sustainability (CSR&S) PT. Coca Cola Amatil Indonesia

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

29

(CCAI), khususnya kegiatan Coke Farm. Kegiatan wawancara ini dilakukan

secara formal maupun informal kepada para narasumber yang terlibat dalam

program tersebut sesuai dengan fungsi, peran, dan tugas pokok masing-masing.

Deddy Mulyana mengungkapkan arti wawancara sebagai bentuk komunikasi

antara dua orang, melibatkan seorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan

tujuan tertentu (2003:108).

3. Studi Kepustakaan

Sumber data diperoleh dengan menelusuri literatur yang behubungan dengan

masalah-masalah komunikasi organisasi dan menelaahnya. Sumbernya berasal

dari buku-buku ilmu komunikasi yang berhubungan dengan Corporate Social

Responsibility (CSR). Selain itu, sumber data juga diperoleh dari berbagai arsip

data yang terdapat di perusahaan PT.Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI).

1.6.6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, sejak awal penulis melakukan analisis data. Data

diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari

wawancara, observasi, mengedit, mengkalisifikasi, mereduksi, dan selanjutnya

dilakukan aktivitas penyajian data sampai penyimpulan data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan model analisis interaktif. Dimana pada penelitian ini, verifikasi data

dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

30

Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data,

penulis berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang

dikumpulkan, dari proses pencarian pola tema sampai dengan dituangkan dalam

bentuk kesimpulan.

1.6.7. Validitas dan Keabsahan Data

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari

aspek validitas dan realibilitas data penelitian.Untuk menguji validitas penelitian,

dapat dilakukan dengan metode triangulasi, dimana peneliti menemukan

kesepahaman dengan subjek penelitian. Sedangkan reliabilitas dapat dilakukan

dengan melakukan atau menerapkan prosedur yang akan ditetapkan (Kirk dan

Miller, 1986 ; 41-42).

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitiatif meliputi uji credibility

(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability

(reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).

Salah satu teknik pengujian kredibilitas data yaitu dengan menggunakan

triangulasi. Diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan waktu. Dengan demikian, triangulasi terdiri atas triangulasi

sumber, teknik pengumpulan data dan waktu.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi sumber yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber. Data

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

31

Tabel 1. Jadwal Penelitian

yang diperoleh dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan

akhirnya diminta kesepakatan (member check) untuk mendapatkan kesimpulan.

1.6.8. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu : Juni – November

Lokasi Penelitian : PT.Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI). Jalan Raya

Bandung- Garut KM.26 – Rancaekek Sumedang

Adapun rincian susunan jadwal pelaksanaan penelitian yang direncanakan

oleh peneliti adalah dimulai dari bulan Juni-November dengan rincian waktu

sebagai berikut :

No. Kegiatan Bulan Ke:

1 2 3 4 5

1. Perizinan dan observasi awal

2. Penentuan informan

3. Pengumpulan data (studi literatur

dan lapangan)

4. Analisis data

5. Pembuatan draft laporan

6. Pengumpulan data

7. Analisis data

8 Penyusunan Laporan

1.6.9. Pedoman Wawancara

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100139_1_7399.pdf · 1.1. Latar Belakang ... Pengelolaan fishpond dilakukan di

32

Adapun beberapa pedoman wawancara menurut Bimo Walgito (2005)

yang dijadikan acuan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, diantaranya :

(1). Melakukan Persiapan

* menentukan tujuan

* menetapkan bentuk pertanyaan (pertanyaan bebas atau terpimpin)

* menetapkan responden potensial sebagai narasumber

* menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara

* mengadakan hubungan dengan responden

(2). Pelaksanaan

* memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dandibutuhkan

dalam rangka mengumpulkan informasi

* mengadakan wawancara

(3). Penutup

* menyusun laporan wawancara secara sistematis

* mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara

* mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting