bab iii urusan desentralisasi pada prinsipnya otonomi

299
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab III - 1 ] BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan otonomi luas tersebut, daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu daerah diberikan kewenangan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib merupakan suatu urusan yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang harus disediakan Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, sedangkan urusan yang bersifat pilihan merupakan urusan yang sangat terkait dengan potensi unggulan dan kekhasan daerah. Sesuai dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Kota Ambon telah berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan urusan wajib maupun urusan pilihan yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan program/ kegiatan. Namun demikian, tidak semua Urusan Wajib maupun Urusan Pilihan dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena pada urusan seperti pertanahan, penanaman modal, ketahanan pangan serta energi dan sumber daya mineral belum terbentuk kelembagaan yang menangani urusan-urusan dimaksud sehingga pelaksanaan setiap kegiatan menyangkut urusan tersebut disesuaikan dengan tugas dan fungsi pada kelembagaan daerah yang ada.

Upload: vuongtruc

Post on 14-Jan-2017

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 1 ]

BAB III

URUSAN DESENTRALISASI

Pada prinsipnya otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah

diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi

urusan Pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah. Dengan otonomi luas tersebut, daerah memiliki kewenangan

membuat kebijakan untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu daerah diberikan kewenangan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan

pilihan. Urusan wajib merupakan suatu urusan yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang

harus disediakan Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, sedangkan

urusan yang bersifat pilihan merupakan urusan yang sangat terkait dengan potensi unggulan dan

kekhasan daerah.

Sesuai dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Kota Ambon telah berupaya semaksimal

mungkin untuk melaksanakan urusan wajib maupun urusan pilihan yang diwujudkan dalam

bentuk pelaksanaan program/ kegiatan. Namun demikian, tidak semua Urusan Wajib maupun

Urusan Pilihan dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena pada urusan seperti pertanahan,

penanaman modal, ketahanan pangan serta energi dan sumber daya mineral belum terbentuk

kelembagaan yang menangani urusan-urusan dimaksud sehingga pelaksanaan setiap kegiatan

menyangkut urusan tersebut disesuaikan dengan tugas dan fungsi pada kelembagaan daerah

yang ada.

Page 2: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

A. RINGKASAN RKPD KOTA AMBON

Rencana kerja pemerintah Daerah (RKPD) Kota Ambon Tahun 2014 memuat program

dan kegiatan yang diarahkan sepenuhnya bagi pencapaian prioritas pembangunan tahun

2014, antara lain sebagai berikut:

1. Program pembangunan untuk mendukung pencapaian visi dan misi pertama “Menata

dan Meningkatkan Profesionalisme Birokrasi Dalam Pelayanan Masyarakat”,

melalui program-program sebagai berikut:

a) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur;

b) Program pembinaan dan pengembangan aparatur;

c) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah;

d) Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan

kebijakan KDH;

e) Program peningkatan profesional tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan;

f) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah;

g) Program perbaikan sistem administrasi kearsipan;

h) Program peningkatan kualitas pelayanan informasi;

i) Program optimalisasi pembangunan teknologi informasi;

j) Program kerjasama informasi dengan mass media;

k) Program perencanaan pembangunan;

l) Program perencanaan pembangunan daerah.

2. Program pembangunan untuk mendukung pencapaian visi dan misi kedua

“Meningkatkan Kesejahteraan Penduduk di Bidang Pendidikan, Kesehatan dan

Infrastruktur Dasar”, melalui program-program sebagai berikut:

a) Program pendidikan anak usia dini;

b) Program wajib pendidikan dasar sembilan tahun;

c) Program pendidikan menengah;

d) Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikanh;

e) Program manajemen pelayanan publik dan tenaga kependidikan;

f) Program upaya kesehatan masyarakat;

g) Program standarisasi pelayanan kesehatan;

h) Program pelayanan kesehatan penduduk miskin;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 2 ]

Page 3: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

i) Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/

puskesmas pembantu dan jaringannya;

j) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan;

k) Program perbaikan gizi masyarakat;

l) Program pengembangan lingkungan sehat;

m) Terlaksananya pemeriksaan lingkungan sehat;

n) Program pelayanan kesehatan usila;

o) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak.

3. Program pembangunan untuk mendukung pencapaian visi dan misi ketiga “Menata

dan Membenahi Kota Ambon Sesuai Fungsi dan Peruntukan”, melalui program-

program antara lain sebagai berikut:

a) Program pembangunan jalan dan jembatan;

b) Program pembangunan turap/ talud/ bronjong;

c) Program sertifikasi bangunan gedung;

d) Program pembangunan dan rehabilitasi bangunan gedung pemerintah;

e) Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran;

f) Program perencanaan tata ruang;

g) Program pengendalian pemanfaatan ruang;

h) Program sosialisasi penataan ruang;

i) Program pengendalian pemanfaatan ruang;

j) Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan;

k) Program rehab dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ;

l) Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas;

m) Program pengembangan kinerja air bersih dan air limbah.

4. Program pembangunan untuk mendukung pencapaian visi dan misi keempat ”Menata

Penduduk dan Kependudukan”, melalui program-program sebagai berikut:

a) Program penataan administrasi kependudukan;

b) Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan;

c) Program kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak;

d) Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan;

e) Program keluarga berencana;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 3 ]

Page 4: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f) Program kesehatan dan reproduksi remaja;

g) Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan

masyarakat.

h) Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR.

5. Program pembangunan untuk mendukung pencapaian visi dan misi kelima”Menata

dan Meningkatkan Lingkungan Lestari Berbasis Partisipatif dan Kolaboratif”,

melalui program-program sebagai berikut:

a) Program penataan kawasan rawan bencana;

b) Program penataan ruang terbuka hijau;

c) Program penataan kawasan wisata;

d) Program penataan kawasan water front city;

e) Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;

f) Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan

lingkungan hidup;

g) Program peningkatan pengendalian polusi;

h) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan;

i) Program penataan sistem sanitasi Kota Ambon;

j) Program pengembangan pemukiman dan lingkungan kumuh.

6. Program pembangunan untuk mendukung pencapaian visi dan misi keenam

“Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Kerakyatan Berbasis Potensi

Wilayah/ Daerah”, melalui program-program antara lain sebagai berikut:

a) Program penciptaan iklim usaha, usaha kecil menegah yang kondusif;

b) Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro, kecil dan

menengah;

c) Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil

dan menengah;

d) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi;

e) Program peningkatan promosi dan kerjasama pengembangan ekonomi;

f) Program peningkatan kesejahteraan petani;

g) Program peningkatan ketahanan pangan;

h) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 4 ]

Page 5: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

i) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan;

j) Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan;

k) Program peningkatan produksi hasil peternakan;

l) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan;

m) Program peningkatan kualitas dan produktifitas kerja;

n) Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan;

o) Program penempatan dan perluasan kesempatan;

p) Program pembinaan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan;

q) Program pengembangan pemasaran pariwisata;

r) Program pengembangan destinasi pariwisata;

s) Program pengembangan kemitraan;

t) Program pemberdayaan ekonomi masyarakat perikanan;

u) Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian

sumberdaya kelautan;

v) Program pengembangan budidaya perikanan;

w) Program pengembangan perikanan tangkap;

x) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar;

y) Program peningkatan mutu hasil perikanan;

z) Program pengembangan sumberdaya perikanan;

aa) Program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem;

bb) Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan;

cc) Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri;

dd) Program pembinaan PKL dan asongan;

ee) Program pengembangan IKM;

ff) Program peningkatan kemampuan teknologi industri;

gg) Program peningkatan kapasitas IPTEK sistem industri;

hh) Program peningkatan keterampilan dan pemberdayaan usaha;

ii) Program pengembangan sentra-sentra IKM potensial;

jj) Program peningkatan keterampilan IKM pemberdayaan usaha masyarakat;

kk) Program peningkatan promosi komoditi dan ekspor daerah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 5 ]

Page 6: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

7. Program pembangunan untuk mendukung pencapaian visi dan misi ketujuh

“Meningkatkan Kehidupan Orang Basudara Berbasis Kearifan Lokal”, melalui

program-program antara lain sebagai berikut:

a) Program pengelolaan keragaman budaya;

b) Peningkatan peran serta kepemudaan;

c) Program pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga;

d) Program peningkatan pelayanan kehidupan beragama;

e) Program pembinaan kehidupan beragama;

f) Program pembinaan organisasi sosial kemasyarakatan;

g) Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan;

h) Program peningkatan pastisipasi masyarakat dalam membangun;

i) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa.

8. Program pembangunan untuk mendukung pencapaian visi dan misi kedelapan

“Meningkatkan Sistem Penegakan Hukum dan Peran Institusi Sosial Budaya

Masyarakat”, melalui program-program antara lain sebagai berikut:

a) Program keamanan dan kenyamanan lingkungan hidup;

b) Program pemeliharaan kantribmas dan pencegahan tindak kriminal;

c) Program peningkatan kapasitas aparatur desa, negeri dan kelurahan;

d) Program pengembangan wawasan kebangsaan;

e) Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan;

f) Program penataan peraturan perundang-undangan.

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

1. Pendidikan

a. Program dan Kegiatan

Strategi pengembangan pendidikan di fokuskan pada 3 (Tiga) pilar strategi

pendidikan nasional yang dicanangkan Pemerintah Indonesia melalui Departemen

Pendidikan Nasional, yaitu; (1) Perluasan dan pemerataan akses pendidikan, (2)

Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, (3) Penguatan tata kelola,

akuntabilitas dan citra publik pendidikan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 6 ]

Page 7: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Untuk itu arah kebijakan pembangunan bidang pendidikan di tahun 2014 lebih

difokuskan pada 8 program utama antara lain :

1) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan.

Pemerataan dan perluasan akses pendidikan diarahkan pada upaya memperluas

daya tampung satuan pendidikan serta memberikan kesempatan yang sama bagi

semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda untuk

memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi yang

dimiliki, guna menurunkan angka buta aksara. Untuk menunjang hal tersebut pada

tahun 2014 lebih diprioritaskan pada program wajib belajar pendidikan dasar

Sembilan tahun :

1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan tahun dengan kegiatan;

a) Rehabilitasi rumah dinas kepala sekolah , guru, penjaga sekolah SD

Inpres 52 Lawena 1 Ruang.

b) Pembangunan lanjutan gedung RSBI sebanyak 3 ruang.

c) Rehabilitasi sedang/ berat ruang kelas dan ruang penunjang lainnya

sebagai berikut; SD Negeri 1 Lateri (2 ruang), SD Negeri 94 Ambon (2

ruang), SD Al Hilaal IV Laha (2 ruang), SD Negeri Latihan 2 SPG (2

ruang), SD Negeri 91 Waiheru (3 ruang), SD Inpres 17 Ambon (2 ruang),

SD Muhamadiyah Ambon (6 ruang), SD Inpres 18 Ambon (2 ruang), SD

Negeri 1 Hative Kecil (6 ruang), SD Negeri 40 Ambon (4 ruang), SD

Negeri 89 Ambon (2 ruang), SD Kristen Belso A1 (3 ruang), SD Al Hilaal

V Kranjang (3 ruang), SD Negeri Toisapu (3 ruang), SD Negeri 1 Rumah

Tiga (3 ruang), SD Negeri 2 Tawiri (9 ruang), SD Naskat Amaory (1

ruang), Pembangunan perpustakaan SD Negeri 37 Ambon, Pembangunan

perpustakaan SD Hang Tuah 2 Ambon, Pembangunan perpustakaan SD

Negeri 94 Ambon, dan Pembangunan perpustakaan SD Negeri 64 Ambon.

d) Rehabilitasi sedang/ berat ruang kelas dan ruang penunjang lainnya SMP,

sebagai berikut; SMP Negeri 5 Ambon (2 ruang), SMP Gemah 7 Ambon

(2 ruang), SMP Al Hijrah (2 ruang), Pembangunan lab IPA SMP Negeri 7

Ambon, Pembangunan lab IPA SMP PGRI 2 Ambon, Pembangunan lab

bahasa SMP Negeri 13 Ambon, SMP Negeri 11 Ambon (1 ruang), SMP

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 7 ]

Page 8: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Negeri 14 Ambon (2 ruang), SMP Negeri 17 Ambon (2 ruang), SMP

Angkasa Laha (1 ruang), SMP LKMD Laha (3 ruang), SMP Al Wathan (3

ruang), SMP PGRI 1 (2 ruang), SMP Kristen Kuser (2 ruang).

e) Rehabilitasi sedang/ berat ruang kelas dan ruang penunjang lainnya SMA,

sebagai berikut; SMA Negeri 4 Ambon (3 ruang), Pembangunan lab SMA

Negeri 9 Ambon, Pembangunan lab SMA Kristen Nania, Pembangunan 2

RKB SMK Kesehatan, SMK Negeri 5 Ambon (1 ruang), SMK Negeri 6

Ambon (4 ruang), SMK Negeri 7 Ambon (3 ruang), Pembangunan lab

SMK PGRI Ambon, Pembangunan perpustakan SMK PGRI Ambon, dan

Pembangunan perpustakaan SMK Kesehatan.

f) Pembangunan ruang kelas SD Negeri 2 Latuhalat (bantuan khusus

provinsi).

g) Pembangunan pagar SD Inpres 21 Ambon (bantuan khusus provinsi)

2. Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan;

a) Pembangunan ruang lab komputer SMK Negeri 8 Ambon.

b) Pembangunan 3 RKB SMK Negeri 8 Ambon.

c) Rehabilitasi 1 gedung SMA Negeri 2 Ambon.

d) Penambahan ruang kelas sekolah (bantuan khusus provinsi).

2) Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing.

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini difokuskan pada kegiatan :

a) Pengadaan meubeler dan perlengkapan edutaiment bagi 5 TK, yaitu TK

Negeri 2 Wayame, TK Negeri Pembina Poka, TK Negeri 1 Ambon, TK

Negeri 4 Pembina, TK Tunas Mulawana.

b) Pengadaan buku laporan evaluasi belajar TK untuk 3.315 siswa.

c) Peringatan Hari Anak Nasional.

d) Pengembangan kurikulum PUDNI.

e) Gebyar PAUD dan Penobatan Bunda PAUD.

2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

a) Pengadaan buku laporan pendidikan SD dan SMP untuk 7.450 siswa SD

dan 7.000 siswa SMP.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 8 ]

Page 9: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b) Evaluasi hasil belajar (SD/MI dan SMP/MTs) untuk 6.666 siswa SD dan

5.919 siswa SMP.

c) Penyelengaraan porseni SMP.

d) Pelaksanaan kegiatan O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional)

e) Pengadaan meubeler SD untuk SD Negeri 1 Rumah Tiga 2 set, SD Negeri

1 Halong 3 set, dan 2 set untuk MI As Salam.

f) Penyelenggaraan Liga Pendidikan Indonesia SMP.

g) Penbyelenggaraan LPIR/ LKIR tingkat SMP.

h) Pengadaan buku kurikulum 2013.

i) Pengadaan alat peraga pendidikan SD (alat matematika, IPA, IPS, Bahasa,

Olahraga dan Seni Budaya) untuk 31 sekolah di biayai dengan Dana

Alokasi Khusus.

j) Pengadaan buku kurikuluk 2013 SMP

k) Pengadaan alat peraga pendidikan SMP (Alat IPS, Matematika, IPA,

Bahasa, dan Olahraga) untuk 27 sekolah.

l) Pengadaan buku kurikulum 2013 untuk SMA.

m) Pengadaan peralatan laboratorium SMA untuk SMA Negeri 9 dan SMA

Kristen Ambon.

n) Pengadaan buku referensi SMA untuk 5 sekolah, yaitu SMA Negeri 7

Ambon, SMA Negeri 8 Ambon, SMA Negeri 13 Ambon, SMA Negeri 4

Ambon, dan SMA Pertiwi Ambon.

o) Pengadaan buku kurikulum 2013 untuk SMK.

p) Pengadaan peralatan lab SMK dengan dana DAK untuk 2 sekolah yaitu

SMK Negeri 5 Ambon dan SMK PGRI Ambon

q) Pengadaan buku referensi untuk 12 SMK dengan dana DAK.

3. Program Pendidikan Menengah.

a) Pengadaan buku laporan pendidikan SMA dan SMK untuk siswa baru

sebanyak 7.460 buah (SMA 5.161 buah, SMK 2.299 buah).

b) Evaluasi hasil belajar SMA dan SMK yang dilaksanakan untuk 6.282

siswa (SMA 4.799 siswa, SMK 1.544 siswa).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 9 ]

Page 10: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Olimpiade Sains SMA.

d) Penyelenggaraan POPDA SMA

e) Lomba cerdas cermat UUD 1945 tingkat SMA/SMK .

f) Pelaksanaan Liga Pendidikan Indonesia tingkat SMA

g) Debat bahasa Inggris.

h) Lomba ketrampilan siswa.

i) Pengadaan meubeler SMA dan SMK 10 set, masing-nmasing 2 set utnuk

SMA Negeri 4 Ambon, SMA Negeri 11 Ambon, SMA Negeri 14 Ambon,

SMK Negeri 8 dan SMK Kesehatan.

4. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

a) Pendidikan lanjutan bagi calon pendidik untuk memenuhi standar

kualifikasi akademik untuk 12 siswa hasil seleksi.

b) Inservice training guru tentang pemanfaatan media pembelajaran.

c) Pelatihan pemanfaatan IT untuk guru SD, SMP, SMA/SMK.

d) Pelatihan penelitian tindakan kelas bagi guru SD, SMP, SMA/SMK.

e) Persiapan magang guru dan siswa SMA/ SMK ke Kota basudara.

f) Pemberian beasiswa S1 PAUD bagi tenaga pendidik.

g) Seleksi guru dan Kepala Sekolah berprestasi SD, SMP, SMA/SMK.

h) Pelatihan tenaga pustakawan SMP, SMA dan SMK.

i) Pelatihan tenaga laboran SMA, SMA dan SMK.

3) Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Citra Publik

Kebijakan tata kelola, akuntabilitas dan citra public diarahkan pada penataan

manajemen sarana/prasarana dan operasional layanan pendidikan, agar mampu

memberikan arah pelayanan yang efektif, efisiensi dan akuntabel, guna

peningkatan mutu pelayanan.

1. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

a. Pertemuan Musyawarah Guru Mata Diklat (MGMD) untuk 36 kelompok.

b. Pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk 36 kelompok.

c. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk 36 kelompok.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 10 ]

Page 11: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

d. Ambon pandai matematika untuk 389 sekolah.

e. Pelaksanaan Induksi Guru Pemula pada SD, SMP, SMA/SMK bagi 150

orang.

f. Sosialisasi pengembangan pendidikan life skill pada pendidikan dasar

untuk 100 orang.

g. Kegiatan Musyawarah Kelompok Kerja Kepala sekolah (KKKS/MKKS)

untuk 389 sekolah.

h. Pemantapan guru mata pelajaran ujian nasional untuk 500 orang.

i. Seleksi calon kepala sekolah dan assesment kepala sekolah SD, SMP dan

SMA sebanyak 369 orang.

j. Penyelenggaraan akreditasi sekolah.

k. Pertukaran siswa Ambon – Asia Pasifik.

l. Lomba green school pada seluruh jenjang 389 sekolah.

m. Sosialisasi nilai-nilai budaya Ambon kepada siswa di seluruh jenjang dan

jenis pendidikan 389 sekolah.

n. Musyawarah kelompok kerja pengawas sekolah untuk 62 orang.

o. Monitoring dan evaluasi Program BOS pendidikan.

p. Pembangunan UPTD pendidikan.

q. Pelatihan dasar pembina pramuka mahir dasar pada masing-masing gugus

depan pramuka.

r. Morkshop evaluasi diri sekolah.

s. Bimtek kurikulum 2013; sosialisasi ujian nasional; pembuatan juknis UN

dan PSB; monitoring dan evaluasi manajemen dan akademik PBM.

t. Buflet dan promosi masuk SMK.

u. Penyusnan dan pengadaan buku materi muatan lokal wajib.

v. Peremajaan data/ analisa kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan di

semua jenis dan jenjang pendidikan.

w. Pelaksanaan loba tingkat III pramuka Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 11 ]

Page 12: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2. Pelayanan Administrasi Perkantoran

a. Penyediaan jasa Surat menyurat

b. Penyediaan Jasa komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik

c. Penyediaan Alat tulis kantor untuk Dinas, UPTD dan sekolah.

d. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan untuk Dinas dan UPTD.

e. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan kantor.

f. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan kantor untuk Dinas

g. Penyediaan bahan Logistik Kantor untuk 387 Sek/Prog.

h. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah.

i. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah untuk 61 pengawas.

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

a. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Dinas operasional untuk 3 mobil

dan 3 motor.

b. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor.

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

a. Penyusunan Laporan capaian kinerja dan iktisar realisasi kinerja SKPD.

b. Penyusunan Laporan Keuangan semesteran.

c. Penyusunan laporan Keuangan akhir tahun.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Pendidikan mempunyai 14 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Jumlah siswa pada jenjang TK/ Penitipan Anak adalah 3.808 anak atau 18,71%

dari seluruh anak usia 4 – 6 tahun yang berjumlah 20.439 anak.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 12 ]

Page 13: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Penduduk berusia 15 – 18 tahun yang melek huruf (tidak buta aksara)

Jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas yang dapat membaca tulis adalah

305.451 orang atau 99,99 % dari seluruh penduduk usia diatas 15 - 18 tahun

yang berjumlah 305.471 orang.

3) Angka Partisipasi Murid (APM) SD/ MI/Paket A

Jumlah siswa usia 7-12 tahun di jenjang SD/MI adalah 36.615 orang atau 95,54%

dari seluruh penduduk kelompok umur 7-12 tahun yang berjumlah 38.328 orang.

4) Angka Partisipasi Murid (APM) SMP/ MTs/Paket B

Jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang SMP/MTs/Paket B adalah 17.519 orang

atau 80,47% dari seluruh penduduk kelompok umur 13-15 tahun yang berjumlah

21.772 orang.

5) Angka Partisipasi Murid (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

Jumlah siswa usia 16-18 tahun di jenjang SMA/SMK/MA/Paket C adalah 18.475

orang atau 72,92% dari seluruh penduduk kelompok umur 16-18 tahun yang

berjumlah 25.336 orang.

6) Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI

Jumlah siswa putus sekolah pada jenjang SD/ MI adalah 0 orang atau 0% dari

seluruh siswa SD/ MI yang berjumlah 40.892 orang.

7) Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

Jumlah siswa putus sekolah pada jenjang SMP/MTs adalah 2 orang atau 0,01%

dari seluruh siswa SMP/MTs yang berjumlah 19.314 orang.

8) Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA

Jumlah siswa putus sekolah pada jenjang SMA/SMK/MA adalah 36 orang atau

0,17% dari seluruh siswa SMA/SMK/MA yang berjumlah 21.680 orang.

9) Angka Kelulusan (AL) SD/MI

Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI adalah 6.379 siswa atau 99,80% dari seluruh

siswa tingkat SD/MI yang mengikuti ujian sebanyak 6.392 orang.

10) Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs adalah 5.858 siswa atau 99,83% dari

seluruh siswa tingkat SMP/MTs yang mengikuti ujian sebanyak 5.868 orang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 13 ]

Page 14: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

11) Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

Jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA adalah 6.289 siswa atau 99,84% dari

seluruh siswa tingkat SMA/SMK/MA yang mengikuti ujian sebanyak 6.363

orang.

12) Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs adalah 6.567 siswa atau

102,95% dari seluruh siswa SD/MI yang lulus ujian sebanyak 6.379 orang.

13) Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA adalah 7.922 siswa atau

135,23% dari seluruh siswa SMP/MTs yang lulus ujian sebanyak 5.858 orang.

14) Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/ D-IV

Jumlah guru yang berijasah kualifikasi S1/ D-IV adalah 3.567 orang atau 68,62%

dari seluruh guru SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang sebanyak 5.198

orang.

b) Realisasi Program dan Kegiatan

1). Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan dengan 2 program dan 12 kegiatan

dan semua kegiatan yang bersumber dari DAK terealisasi 100% dan ada 2

kegiatan dari bantuan khusus provinsi yang tidak terealisasi yaitu Pembangunan

ruang kelas SD Negeri 2 Latuhalat dan Penambahan ruang kelas sekolah.

2). Peningkatan Mutu,Relevansi dan daya Saing dengan 4 Program dan 40 kegiatan

semuanya terealisasi 100%.

3). Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan citra Publik dengan 4 program dan 28

kegiatan dan 27 kegiatan terealisasi 100 % sedangkan 1 kegiatan yang tidak

terealisasi yaitu perukaran siswa Ambon – Asia Pasifik.

c) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib pendidikan

adalah Dinas Pendidikan Kota Ambon.

d) Jumlah pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Ambon adalah 149 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional pada Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Ambon tertera

pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 14 ]

Page 15: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e) Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada Dinas Pendidikan Kota

Ambon Tahun 2014 adalah Rp.33.968.015.199- dan sampai akhir tahun anggaran

terealisasi sebesar Rp.30.345.992.629,- atau (89%).

f) Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan pendidikan

cukup lengkap, namun perlu lebih ditingkatkan secara optimal.

g) Permasalahan dan Solusi

Dalam upaya peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan seiring dengan pesatnya

ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, maka perlu dipertimbangkan

permasalahan yang cukup mendasar yang pada hakekatnya merupakan hambatan

dalam proses pembangunan pendidikan secara global.

Hal ini perlu mendapat perhatian secara khusus untuk ditindaklanjuti sesuai dengan

tuntutan kebutuhan pendidikan antara lain :

1) Masih kurangnya kualifikasi S1 tenaga kependidikan/ guru pada jenjang

pendidikan di Kota Ambon.

2) Masih kurangnya tenaga pendidik pada program produktif/ keahlian di jenjang

SMK.

3) Bertambahnya mata pelajaran dan meningkatnya standar kelulusan Ujian

Nasional untuk jenjang pendidikan SMP/ MTs dan SMA/ MA serta SMK

cenderung mempengaruhi tingkat kelulusan siswa pada masing-masing jenjang

pendidikan.

4) Masih terbatasnya kemampuan tenaga kependidikan (TU) pada jenjang

pendidikan SD/ MI, SMP/ MTs dalam penguasaan teknologi informasi dan

komunikasi terhadap aplikasi program-program pendidikan berbasis e-net.

5) Masih lemahnya kemampuan warga sekolah dalam penerapan budaya sekolah

pada jenjang pendidikan dasar.

6) Masih lemahnya kemampuan pengelolaan manajemen kepala sekolah.

7) Masih kurangnya partisipasi komite dalam proses pengembangan sekolah.

8) Masih kurangnya ruang kelas untuk menunjang proses belajar mengajar bila

dibandingkan dengan ketersediaan rombongan belajar yang ada secara tersebar

pada seluruh jenjang pendidikan karena keterbatasan laha sekolah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 15 ]

Page 16: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

9) Masih kurangnya sarana praktik pada jenjang SMK sesuai dengan program

keahlian yang dikembangkan oleh masing-masing sekolah.

Untuk mengatasi permasalahan pendidikan di atas, maka langkah-langkah yang

dilakukan adalah :

1) Perlu adanya bantuan bea siswa untuk peningkatan kualifikasi S1 pada guru di

masing-masing jenjang pendidikan.

2) Perlu adanya koordinasi dengan Badan Kepegawaian untuk penambahan tenaga

pendidik sesuai program produktif/ keahlian pada jenjang SMK.

3) Melaksanakan pelatihan khusus kepada guru-guru mata pelajaran tertentu;

mendorong peningkatan prestasi sisa untuk menghadapi Ujian Nasional melalui

tray out mata pelajaran Ujian Nasional; penambahan jumlah mata pelajaran yang

terkait dengan UN; serta peningkatan kreatifitas guru melalui diklat-diklat

kompetensi baik di tingkat daerah, provinsi maupun nasional.

4) Perlu adanya koordinasi dengan Badan Kepegawaian untuk penempatan CPNS

sebagai tenaga TU pada jenjang SD/ MI dan SMP/ MTs dalam pengembangan

kemampuan penguasaan TIK.

5) Masih perlu penanaman nilai-nilai budaya sekolah pada seluruh warga sekolah

pada jenjang pendidikan dasar.

6) Perlu adanya pengembangsan kapasitas pengelolaan manajemen Kepala Sekolah

yang baik dan terukur.

7) Perlu adanya sosialisasi kepada komite terhadap keterlibatannya dalam proses

pengembangan sekolah.

8) Perlu diterapkannya proses pembangunan ruang kelas baru secara vertikal

(berlantai) dalam upaya pemanfaatan ketersediaan lahan sekolah yang ada.

9) Perlu adanya pengadaan sarana praktik pada SMK sesuai program keahlian.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 16 ]

Page 17: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2. Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat yang

layak bagi masyarakat. Untuk mendorong terwujudnya tujuan tersebut, Pemerintah Kota

Ambon telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan sepanjang tahun 2014

dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

a. Program dan Kegiatan 18 program utama menjadi 100 kegiatan prioritas, meliputi;

1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan diprioritaskan pada kegiatan

pengadaan obat dan perbekalan kesehatan sebanyak 200 jenis; peningkatan

pemerataan obat dan Pembekalan Kesehatan (160 jenis); Peningkatan Mutu

Pelayanan Farmasi Komunitas dan rumah sakit (94 sarana); Peningkatan Mutu

Penggunaan Obat dan Pembekalan Kesehatan (112 orang dilatih); dan

peningkatan keterjangkauan Obat dan pembekalan Kesehatan (94 sarana)

dipantau.

2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan prioritas kegiatan Pemeliharaan

dan Pemulihan Kesehatan iodina test; Pengadaan peralatan dan perbekalan

kesehatan termasuk obat generik essensial (pengadaan Reagens lab);

Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan; biaya

operasional untuk 22 puskesmas; Operasional 35 Pustu; Kapitasi Askes/ JKN

untuk 22 puskesmas/ 1 klinik; Peningkatan dan penanggulangan masalah

kesehatan untuk 1 puskesmas; Pelatihan BTCLS bagi perawat puskesmas

sebanyak 32 orang; Pelatihan ATLS bagi dokter puskesmas dan rumah sakit

bersalin sebanyak 32 orang; Biaya operasional klinik mata; dan pengadaan alat-

alat kedokteran mata.

3) Program Pengawasan Obat dan Makanan.dengan prioritas kegiatan; Peningkatan

pengawasan keamanan Pangan dan Bahan berbahaya (43 sarana).

4) Program Pengembangan Obat Asli Indonesia dengan prioritas kegiatan

Monitoring Evaluasi Pelaporan Pengobatan Tradisional 5 Kecamatan;

pengembangan sistem dan informasi terpadu di 5 Kecamatan; Pelatihan

pengobat tradisional di 5 Kecamatan; dan Pelatihan pengelola pengobatan

tradisional jenis ramuan bagi 50 orang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 17 ]

Page 18: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

5) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan prioritas

kegiatan Yaitu Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

(berupa leaflet 5.000 lembar); Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat; Lomba

Posyandu tingkat Kota (10 pos); Penyuluhan kesehatan melalui multimedia (5

unit); Pembentukan pos UKK (25 pos); Pelatihan guru UKS tingkat SD (75

guru); Lomba dokter kecil tingkat Kota Ambon; Survei mawas diri dalam

pengembangan Desa Siaga (3 Desa); dan Pelatihan dokter kecil tingkat Kota

Ambon (83 orang).

6) Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan prioritas kegiatan Pemberian

makanan tambahan dan vitamin 550 Org; Penangulangan kurang energi protein

(KEP) Anemia Gizi Besi, ganguan akibat kurang yodium (GAKY) kurang Vit A

dan kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya bagi 50 Desa; Peningkatan Surveilance

Gizi 91 sekolah (440 anak); Pengembangan pojok Gizi di pukesmas 22

puskesmas; Pengembangan keluarga sadar Gizi di 50 Desa/ Kelurahan; Pelatihan

pemantauan pertumbuhan bagi 60 orang; Pelatihan konseling ASI bagi 60 orang;

dan Pengadaan media promosi status gizi kesehatan anak sekolah (10.950

lembar).

7) Pengembangan Lingkungan Sehat dengan prioritas kegiatan; Inspeksi sanitasi

SAB dan pengambilan 100 sampel air; Pemeriksaan laboratorium Kimia

Bakteriologi (254 sampel); dan Bahan Kaporisasi dan pelaksanaan Kaporisasi

1.300 Sab.

8) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular diprioritaskan pada kegiatan

Penyemprotan/ fogging sarang nyamuk 5 Desa; Pengadaan vaksin penyakit

menular 2.000 vial; Peningkatan imunisasi di 22 puskesmas; Peningkatan

Survellance Epidemologi dan penanggulangan Wabah; pelayanan pencegahan

dan penanggulangan HIV/AIDS; Pengadaan alat dan bahan fogging; Pelayanan,

pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; Pencegahan dan

penanggulangan penyakit TB Paru (22 orang); Pelatihan mikroskopis malaria

(44 orang); Pelatihan pemberantasan vektor (44 orang); Pelatihan tatalaksana

kasus malaria (44 petugas); Pelatihan petugas surveilence puskesmas (22 orang);

Pelatihan penanganan TBMDR bagi petugas puskesmas; Pelatihan VCT bagi

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 18 ]

Page 19: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

petugas puskesmas (27 orang); Pelatihan IMS bagi 22 petugas puskesmas; dan

Pelatihan juru imunisasi puskesmas..

9) Standarisasi Pelayanan Kesehatan dengan prioritas kegiatan Penyusunan standar

pelayanan kesehatan sebanayak 22 buku; Pemutakhiran data dasar standar

pelayanan kesehatan bagi 50 orang; Perencanaan kesehatan bagi 15 orang;

Monitoring, evaluasi dan pelaporan program kesehatan; dan Pengembangan

sistem perencanaan terpadu puskesmas.

10) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dengan prioritas kegiatan

Pelayanan sunatan masal bagi 100 orang; Pelayanan operasi katarak bagi 50

orang; dan Pelayanan operasi bibir sumbing bagi 50 orang.

11) Program Pengawasan dan pengendalian Kesehatan Makanan dengan prioritas

kegiatan pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan

restoran di 25 Desa/ Kelurahan.

12) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak diprioritaskan

pada kegiatan Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dan keluarga kurang

mampu 110 bayi; Pertemuan Audit Maternal dan Perinatal 68 org; Pengadaan

Kartu periksa ibu hamil 6.058 lbr; Pertemuan PWS dan Evaluasi program KIA

60 Org; Pelatihan peningkatan kapasitas ANC terpadu Bidan 50 orang; dan

Pelatihan penerapan kelas ibu hamil 50 orang.

13) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Prasarana dan Sarana

Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya dengan prioritas kegiatan

yakni; Pembangunan 1 unit puskesmas pembantu; pPembangunan/ rehabilitasi

sarana penunjang puskesmas dan piskesmas pembantu; Pembangunan lanjutan

poliklinik mata (Ambon-Vlisingen tahap 3); Rehabilitasi sedang/ berat

puskesmas pembantu/ puskesmas rawat inap 2 unit; Pengadaan sarana dan

prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu/ gudang farmasi; Pembangunan

puskesmas rawat inap latuhalat tahap III; Rehabilitasi rumah dokter dan

paramedis puskesmas 4 unit; dan Pembangunan sarana penunjang puskesmas

Waihoka.

14) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dengan kegiatan kemitraan

peningkatan kualitas dokter dan paramedis.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 19 ]

Page 20: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

15) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan prioritas kegiatan,

Penyediaan Jasa surat menyurat; Penyediaan Jasa komunikasi, sumber daya air

dan listrik; Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor; penyediaan alat

tulis kantor; penyediaan barang cetakan dan penggandaan; Penyediaan

komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor; Penyediaan peralatan

dan perlengkapam kantor; serta rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar

daerah.

16) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan prioritas kegiatan ;

Pemeliharaan rutin berkala gedung kantor; Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

dinas operasional; dan Pemeliharaan berkala peralatan lab dan gigi.

17) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita dengan prioritas

kegiatan Pengadaan kartu periksa bagi murid TK 4.000 lembar; Pelacakan

deteksi dini tumbuh kembang anak di 50 Desa; Pengadaan kartu deteksi dini

tumbuh kembang anak 805 lembar; Pelatihan penanganan asfiksia pada bayi

baru lahir bagi 55 orang; dan Pelatihan penanganan bayi BBLR bagi 55 bidan.

18) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia dengan prioritas kegiatan

adalah Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan bagi 71 orang.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Kesehatan mempunyai 8 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif di Kota

Ambon Tahun 2014 adalah 840 ibu atau 65% dari seluruh ibu dengan komplikasi

kebidanan di Kota Ambon berjumlah 1.290 ibu.

2) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan.

Cakupan/jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kota

Ambon tahun 2014 adalah 6.532 ibu dari seluruh ibu bersalin di Kota Ambon

tahun 2014 berjumlah 8.851 ibu atau 74%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 20 ]

Page 21: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI).

Cakupan/jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan UCI di Kota Ambon tahun

2014 adalah 45 Desa/Kelurahan atau 90% dari seluruh desa/kelurahan di kota

Ambon yang berjumlah 50.

4) Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan.

Untuk tahun 2014 adalah 100 % dari seluruh balita Gizi yang berjumlah 41 balita.

5) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA.

Cakupan/jumlah penderita TBC BTA (+) yang ditemukan di Kota Ambon tahun

2014 adalah 100% dari perkiraan penderita baru TBC BTA di Kota Ambon tahun

2014 yang berjumlah 503 orang.

6) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD.

Cakupan/jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai prosedur standar (SOP) di

Kota Ambon tahun 2014 berkurang 6 orang atau terealisasi 100%.

7) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

Cakupan/jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan dasar (strata I)

tahun 2014 adalah 8.890 orang atau 11,54% dari seluruh penduduk miskin di Kota

Ambon tahun 2014 yang berjumlah 77.011 jiwa.

8) Cakupan kunjungan bayi.

Cakupan/jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar di

Kota ambon tahun 2014 bertambah 6.703 jiwa atau 78,6% dari seluruh bayi lahir

yang hidup di Kota Ambon tahun 2014 yang berjumlah 8.525 orang.

c. Realisasi Program dan Kegiatan.

Pencapaian program dan kegiatan Tahun 2014, yakni:

1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan dengan 5 kegiatan, semuanya

terealisasi 100%.

2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 11 kegiatan dimana 6 kegiatan

terealisasi 100%; Biaya operasional puskesmas terealisasi 71%; Operasional

puskesmas pembantu terealisasi 60%; Kapitasi Askes/ JKN terealisasi 84,28%;

dan 2 kegiatan tidak dapat dilaksanakan yaitu kegiatan Pelatihan BCLS bagi

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 21 ]

Page 22: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Program Pengawasan Obat dan Makanan terealisasi 100%.

4) Program Pengembangan Obat Asli Indonesia dengan 4 kegiatan terealisasi

100%.

5) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan 10 kegiatan,

9 diantaranya terealisasi 100% dan 1 kegiatan tidak dapat dilaksanakan yaitu

Survei mawas diri dalam pengembangan desa siaga.

6) Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan 8 kegiatan yang terealisasi 100%.

7) Pengembangan Lingkungan Sehat dengan 3 kegiatan terealisasi 100%

8) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dengan 17 kegiatan, 13

kegiatan terealisasi 100%; kegiatan Peningkatan Peningkatan imunisasi teralisasi

69%; dan 3 kegiatan tidak dapat terealisasi yaitu kegiatan Pelatihan

pemberantasan vektor, kegiatan Pelatihan tatalaksana kasus malaria, dan

Kegiatan Pelatihan VCT bagi petugas puskesmas.

9) Standarisasi Pelayanan Kesehatan dengan 5 kegiatan, 2 kegiatan teralisasi 100%;

kegiatan Penyusunan standar pelayanan kesehatan terealisasi 93%; kegiatan

Pemutakhiran data standar pelayanan kesehatan terealisasi 70,97%; dan kegiatan

Pengembangan sistem perencanaan terpadu tidak dapat direalisasikan.

10) Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dengan 3 kegiatan terrealisasi

100%.

11) Pengawasan dan pengendalian Kesehatan Makanan dengan kegiatan

pengawasan dan pengendalian keamanan kesehatan dan makanan restoran

terrealisasi 100%.

12) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak dengan 6 kegiatan

dan semuanya terealisasi 100% .

13) Program Pengadaan Peningkatan dan Perbaikan Prasarana dan Sarana

Puskesmas dan Puskesmas Pembantu dan Jaringannya dengan 8 kegiatan dan

semuanya terealisasi 100%.

14) Program kemitraan peningkatan pelayanan Kesehatan terealisasi 100% .

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 22 ]

Page 23: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

15) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan 8 kegiatan, Penyediaan

Jasa surat menyurat, terealisasi hanya 24%; Penyediaan Jasa komunikasi,

sumber daya air dan listrik, terealisasi hanya 29%; Penyediaan jasa peralatan dan

perlengkapan kantor, terealisasi 56%; penyediaan alat tulis kantor terealisasi

100%; penyediaan barang cetakan dan penggandaan terealisasi 100%;

Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor terealisasi

100%; Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor terealisasi 100%; serta

rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah terealisasi hanya 55%

16) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan 3 kegiatan yang

terealisasi 100% hanya 1 kegiatan sedangkan kegiatan Pemeliharaan

rutin/berkala kendaraan dinas operasiona hanya 79% yang dapat direalisasikan

dan kegiatan pemeliharaan rutin berkala gedung kantor terealisasi 93%.

17) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita dengan 5 kegiatan,

semuanya terealisasi 100%.

18) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia terealisasi 100%.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib kesehatan

adalah Dinas Kesehatan Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Ambon adalah 81 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional pada Dinas Kesehatan Kota Ambon tertera pada Lampiran

4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada Dinas Kesehatan Kota

Ambon Tahun 2014 adalah Rp.56.867.093.305,- dan terealisasi sebesar

Rp.49.905.669.151,- (87,76%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan kesehatan

cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pembangunan bidang kesehatan antara

lain;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 23 ]

Page 24: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Belum terlindunginya Masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan

kesehatan.

2) Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh.

3) Masih terbatasnya kemampuan Managemen dan Informasi kesehatan, meliputi

pengelolaan Administrasi dan Hukum Kesehatan.

Bertolak dari kondisi yang demikian, perlu diupayakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Peningkatan Pembiayaan Kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan

kepada masyarakat terutama masyarakat Miskin dan tidak mampu.

2) Peningkatan Kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target

MDG`s 2015.

3. Lingkungan Hidup

Pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sector secara terus menerus telah

meningkatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan, dengan bertambahnya penduduk

maka pemenuhan kebutuhan sehari-hari semakin meningkat. Pembabatan hutan untuk

areal permukiman mengakibatkan penyediaan cadangan air semakin berkurang dan

produksi sampah, limbah dan kegiatan lainnya yang dapat membahayakan lingkungan

semakin meningkat karena itu dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan

menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kota Ambon.

Lingkungan hidup saat ini telah menjadi ‘isu’ global, karena kita berada pada bumi yang

satu. Lingkungan hidup telah menjadi salah satu tujuan pembangunan di abad ini

(Millenium Development Goal’s, MDG’s). Karena itu pengelolaan lingkungan hidup

yang berkelanjutan menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kota Ambon.

Kota Ambon sebagai kota di Pulau Kecil sangat rentan terhadap perubahan lingkungan

hidup. Dalam mengantisipasi kondisi tersebut, Pemerintah Kota telah melakukan

koordinasi secara kontinyu dengan melibatkan instansi terkait, lembaga swadaya

masyarakat, swasta dan masyarakat.

a. Program dan Kegiatan

Berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 24 ]

Page 25: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan kegiatan

antara lain; (a) monitoring, evaluasi dan pelaporan, (b) pemeliharaan instalasi

pengolahan persampahan, (c) biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan

prasarana persampaahan, (d) lomba kebersihan antar Desa, Negeri dan Kelurahan,

(e) sosialisasi PHBS dan 3R, (f) pemeliharaan instalasi pengolahan lumpur tinja,

(g) pelaksanaan pengelolaan persampahan (kerjasama dengan tim penggerak

PKK), (h) penyediaan tempat pewadahan sampah, (i) lomba kebersihan antar

sekolah tingkat TK, SD, SMP, SMA/SMK sederajat, (j) rencana induk sistem

pengelolaan persampahan, (k) operasional IPST (pembuatan kompos), (l)

pengelolaan sampah darat pesisir teluk ambon kerjasama dengan LIPI dan instansi

terkait LSM, (m) peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

persampahan Bank Sampah, (n) pengadaan kendaraan roda 3 untuk pengangkutan

sampah, (o) pengadaan alat pembuatan kompos, (p) pengadaan gerobak sampah,

dan (q) pengadaan alat pembuat biji plastik.

2) Program Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong, dengan kegiatan yaitu;

(a) monitoring, evaluasi dan pelaporan, (b) pemeliharaan saluran drainase Hative

Kecil, dan (c) pemeliharaan saluran drainase Tantui.

3) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hujau RTH kegiatan yaitu; (a)

Pemeliharaan RTH, (b) Pengadaan taman kota, (c) Pengadaan pohon dan pagar

pengaman dan (d) Pengadaan taman kota (lanjutan).

4) Program Pengelolaan Areal Pemakaman dengan kegiatan yatitu; (a) Pengadaan

lahan TPU kristen dan (b) Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman.

5) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan dengan kegiatan; (a)

pembuatan Perda tentang Pengelolaan Persampahan dan penyusunan SOP

pengelolaan sampah Kota Ambon, dan (b) penyusunan Perda untuk Pembentukan

UPTD air limbah.

6) Program Pengembangan Kemitraan dengan kegiatan study tour (Ambon-Bali,

Bali-Jakarta, dan Jakarta-Ambon).

7) Program dan kegiatan lintas SKPD dengan program jumat pagi bersih lingkungan

(Jumpa Berlian).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 25 ]

Page 26: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Program ini terkait dengan hubungan pembinaan kebersihan lingkungan dimana

SKPD sebagai pembina dan Desa/Negeri/Kelurahan sebagai wilayah pembinaan

serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai koordinator.

8) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan

kegiatan yaitu; (a) koordinasi penilaian Kota Sehat Adipura, (b) koordinasi

penertiban kegiatan pertambangan tanpa ijin (PETI), (c) pengadaan bahan-bahan

laboratorium lingkungan, (d) pengadaan alat-alat laboratorium lingkungan, (e)

evaluasi monitoring dokumen AMDAL/ UKL-UPL, (f) pengujian kualitas air

permukaan Kota Ambon, (g) pengujian kualitas udara Kota Ambon, (h)

operasional Kewang, (i) SLHD, Adiwiyata, dan Kalpataru Kota Ambon, (j)

pembuatan Perda Perizinan Pembuangan Limbah Cair ke Media Lingkungan dan

Perda Ijin Lokasi Penampungan Sementara Limbah B3 oleh Pengumpul, (k)

pemantauan baku mutu air limbag rumah sakit, restoran, hotel/ mall, (l)

pengadaan fasilitas limbah B3, (m) sosialisasi untuk semua pelaku usaha

lingkungan, (n) pengujian kualitas air laut Kota Ambon, (o) pembuatan Perda

Kelembagaan Badan Lingkungan Hidup Kota Ambon, dan (p) perencanaan dan

pengawasan kegiatan DAK-LH Tahun 2014.

9) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dengan kegiatan yaitu;

(a) konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air,

(b) pembuatan sumur resapan, (c) pantai dan laut lestari, (d) penanaman pohon di

area kritis, (e) pembuatan lingkungan hijau, dan (f) pengadaan meteran air.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Lingkungan Hidup mempunyai 4 Indikator Kinerja Kunci dengan capaian

sebagai berikut:

1) Penanganan sampah

Volume sampah yang ditangani di Kota Ambon tahun 2014 adalah 523,7 m3 atau

54,59% dari produksi sampah Kota Ambon yang sebesar 963 m3.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 26 ]

Page 27: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL

Jumlah perusahaan yang wajib AMDAL/ UKL-UPL yang telah diawasi adalah 4

perusahaan atau 28,57% dari seluruh perusahaan wajib AMDAL/ UKL-UPL yang

berjumlah 14 perusahaan.

3) Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk

Daya tampung TPS tahun 2014 adalah 528 m3 per total penduduk Kota Ambon

tahun 2014 sebesar 405.256 jiwa. Dengan demikian setiap 1 m3 TPS melayani

767,53 jiwa penduduk kota atau 1,33 m3 setiap 1.000 penduduk.

4) Penegakan hukum lingkungan

Untuk Tahun 2014 tidak ada kasus lingkungan yang terjadi.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

Selama tahun 2014, pembangunan Lingkungan Hidup di Kota Ambon telah

memberikan hasil:

1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan kegiatan antara lain ;

(a) terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan program pengembangan

kinerja pengolahan persampahan (100%) dengan anggaran Rp.5.000.000,-, (b)

terpeliharanya gedung kantor pada IPST (100%) dengan anggaran

Rp.100.000.000,-, (c) tercapaianya pembiayaan upah buruh, lembur pegawai,

pengadaan peralatan dan perlengkapan kerja buruh kebersihan, belanja bahan

pembuatan papan larangan pembuangan sampah, biaya pemeliharaan konteiner,

alat berat, mobil operasional sampah, bak mobil dump truck sampah, motor tossa,

pemeliharaan bak TPS, pemeliharaan incenerator dan pemeliharaan speed boat,

biaya bahan bakar minyak dan pelumas mobil operasional kebersihan serta untuk

membiayai ekstra dalam menanggulangi masalah persampahan (94,78%) dengan

anggaran Rp.14.233.156.119,- dan terealisasi sebesar Rp.13.490.711.629,-, (d)

terlaksananya lomba Desa/ Negeri dan Kelurahan se-Kota Ambon (100%) dengan

anggaran Rp.100.000.000,-, (e) terlaksanya sosialisasi PHBS dan pengolahan

sampah 3R pada siswa dan guru tingkat SMP pada 5 Kecamatan di Kota Ambon

(100%) dengan anggaran Rp.75.000.000,-, (f) terlaksananya pembersihan 12

kolam pembuangan lumpur tinja dan lokasi IPLT (100%) dengan anggaran

Rp.45.000.000,-, (g) terlaksananya pembiayaan pengelolaan persampahan dengan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 27 ]

Page 28: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

cara mendaur ulang sampah organik yang dilaksanakan pada Kecamatan Sirimau

dan Kecamatan Baguala (100%) dengan anggaran Rp.55.000.000,-, (h)

terlaksananya pembiayaan pengadaan 4 jenis tempat sampah yang diperlukan

dalam pengumpulan sampah masyarakat di berbagai lokasi dalam Kota Ambon

yang terdiri dari 20 buah gerobak sampah, 25 buah tempat sampah kilo, 2 unit

konteiner dan 60 pasang tong sampah jalan (99,27%) dengan anggaran

Rp.3175.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp.315.715.000,-, (i) terlaksananya

lomba kebersihan antar sekolah tingkat TK, SD, SMP, SMA/ SMK sederajat se-

Kota Ambon (100%) dengan anggaran Rp.75.000.000,-, (j) kegiatan rencana

induk sistem pengelolaan persampahan tidak dilaksanakan karena telah

dilaksanakan oleh Bappekot Ambon, (k) terlaksananya pembiayaan belanja bahan

untuk pembuatan kompos, belanja service 2 unit mesin ayakan dan 2 unit mesin

penghancur serta biaya bahan bakar dan pelumas 2 unit mesin ayakan dan 2 unit

mesin penghancur (100%) dengan anggaran Rp.100.000.000,-, (l) terlaksananya

peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan (113,22%) dengan

anggaran Rp.109.120.000,- dan terealisasi sebesar Rp.123.544.000,-, (m)

terlaksananya pengadaan kendaraan roda 3 untuk pengangkutan sampah (83,18%)

dengan anggaran Rp.165.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.137.250.000,-, (n)

terlaksananya pengadaan alat pembuat kompos (99,35%) dengan anggaran

Rp.153.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.152.000.000,-, (o) terlaksananya

pengadaan gerobak sampah (98,46%) dengan anggaran Rp.65.000.000,- dan

terealisasi sebesar Rp.64.000.000,-, dan (p) terlaksananya pengadaan alat pembuat

biji plastik (99,20%) dengan anggaran Rp.150.200.000,- dan terealisasi sebesar

Rp.149.000.000,-.

2) Program Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong, dengan kegiatan yaitu ;

(a) terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan program pembangunan

saluran drainase/ gorong-gorong (100%) dengan anggaran Rp.5.000.000,-, (b)

Pemeliharaan saluran drainase Hative Kecil berupa tanah, pasir dan sampah serta

perbaikan dasar saluran Hative Kecil (7,15%) dengan anggaran Rp.261.674.291,-

dan terealisasi sebesar Rp. 18.700.000,-, dan (c) pemeliharaan saluran drainase

tantui berupa tanah, pasir dan sampah serta perbaikan dasar saluran pada saluran

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 28 ]

Page 29: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

tantui (98,08%) dengan anggaran Rp.172.798.000,- dan terealisasi sebesar

Rp.169.484.100,-.

3) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hujau RTH dengan kegiatan yaitu; (a)

Pemeliharaan RTH dengan anggaran sebesar Rp. 50.000.000 untuk membiayai

pemeliharaan taman kota dan RTH dan sampai akhir desember 2014 terealisasi

sebesar Rp.49.950.000,- atau 99,90%, (b) Pengadaan taman kota pada lokasi

Desa Laha, depan SD Belso, Karpan, Pembuatan pagar taman Yos Sudarso,

perencanaan taman depan pertamina Wayame, perencanaan taman depan Inakaka

Pass0, perencanaan taman depan Brimob senilai Rp.761.565.025,- dan sampai

akhir desember 2014 terealisasi Rp.629.264.400 atau 82,63%, (c) Pengadaan

pohon dan pagar pengaman senilai Rp.70.000.000,- yang diperuntukan untuk

penanaman 160 aneka pohon bunga tanjung dilengkapi dengan pagar pada

beberapa ruang terbuka hijau dan sampai akhir desember 2014 terealisasi sebesar

Rp.69.500.000,- atau 99,29%, (d) Pembuatan pagar taman kota senilai

Rp.176.956.300,- yang diperuntukan untuk pembuatan taman lokasi taman

makmur dan sampai akhir desember 2014 terealisasi sebesar Rp.173.800.000,-

atau 98,22%.

4) Program Pengelolaan Areal Pemakaman dengan realisasi kegiatan yatitu; (a)

terlaksananya pengadaan lahan TPU Kristen Nania seluas 9.500 m2 dan biaya

sertifikasi tanah TPU Kristen Nania; dan (b) terlaksananyapemeliharaan TPU

Benteng dan TPU Kebun Cengkeh.

5) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan dengan kegiatan terlaksananya

pembuatan Perda tentang Pengelolaan Persampahan dan Penyusunan SOP

Pengelolaan Sampah Kota Ambon terealisasi 100% dan untuk kegiatan

penyusunan Perda pembentukan UPTD Air Limbah tidak dapat terealisasi karena

pembentukan UPTD Air Limbah cukup dengan menggunakan Perwali.

6) Program Pengembangan Kemitraan dengan realiasi kegiatan terlaksananya studi

tour (Ambon-Bali, Bali-Jakarta, dan Jakarta-Ambon) bagi perwakilan pegawai

dan buruh kebersihan untuk penghargaan atas diraihnya Adipura kedua bagi Kota

Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 29 ]

Page 30: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

7) Program Lintas SKPD dengan kegiatan Jumat Pagi Bersih Lingkungan (Jumpa

Berlian), dimana masing-masing SKPD sebagai pembina dan Desa/ Negeri/

Kelurahan sebagai wilayah pembinaan serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan

sebagai koordinator.

8) Progarm Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan

realisasi kegiatan antara lain; (a) terlaksananya penilaian Kota Sehat Adipura

dengan anggaran Rp.75.946.940,- dan terealisasi sebesar Rp.68.870.940 atau

90,68%; (b) terlaksananya koordinasi penertiban kegiatan pertambangan tanpa ijin

(PETI) dengan anggaran Rp.19.830.980,- dan telah terealisasi 100%; (c)

terlaksananya pengadaan bahan-bahan laboratorium lingkungan dengan anggaran

Rp.25.000.000,- dan telah terealisasi 100%; (d) terlaksananya pengadaan alat-alat

laboratorium lingkungan dengan anggaran Rp.36.297.250,- dan telah terealisasi

100%; (e) terlaksananya evaluasi monitoring dokumen Amdal/ UKL-UPL dengan

anggaran Rp.61.140.000,- dan telah terealisasi sebesar Rp.21.180.000,- atau

34,64%; (f) terlaksananya pengujian kualitas air permukaan Kota Ambon dengan

anggaran Rp.19.454.050,- dan telah terealisasi sebesar Rp.7.822.050,- atau

40,21%; (g) terlaksananya pengujian kualitas udara Kota Ambon dengan anggaran

Rp.74.468.360,- dan terealisasi sebesar Rp.4.432.380 atau 5,95%; (h)

terlaksananya operasi kewang denan opeasional kewang dengan anggaran

Rp.378.264.860,- dan terealisasi sebesar Rp.371.484.860,- atau 98,21%; (i)

terlaksananya SLH, Adiwiyata, dan Kalpataru Kota Ambon dengan anggaran

Rp.184.069.230,- dan terealisasi sebesar Rp.152.736.730,- atau 82,98%; (j)

terlaksananya pembuatan Perda Perizinan Pembuangan Limbah Cair ke Media

Lingkungan dan Perda Ijin Lokasi Penampungan Sementara Limbah B3 oleh

pengemudi dengan anggaran sebesar Rp.10.000.000 dan terealisasi sebesar 100%;

(k) terlaksananya pemantauan Baku Mutu Air Limbah Rumah Sakit, restoran,

hotel/ mall. Dengan kegiatan Rp.15.000.000,-, dengan realisasi sebesar

Rp.1.160.000,- atau 7,73%; (l) terlaksananya sosialisasi untuk semua pelaku

usaha; pembuatan Perda kelembagaan Badan Lingkungan Hidup Kota Ambnon;

dan kegiatan perencanaan dan pengawasan kegiatan DAK-LH semua terealisasii

100%; dan untuk kegiatan pengadaan fasilitas limbah B3 tidak dapat terealisasi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 30 ]

Page 31: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

9) Program Perlin dungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan realisasi

kegiatan adalah (a) konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan

sumber-sumber air dengan anggaran Rp.101.300.000,- dan terealisasi sebesar Rp.

100.423.000,- atau 99,13; (b) terlaksananya pembuatan sumur resapan dengan

anggaran Rp.135.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.134.000.000,- (c)

terlaksananya kegiatan pantai dan laut lestari dengan anggaran Rp.62.680.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 62.371.000,- atau 99,51%; (d) terlaksananya

penanaman pohon di areal kritis dengan anggaran Rp.45.000.000,- dan terealisasi

100%; (e) pembuatatan lingkungan hijau dengan anggaran Rp. 181.500.000,- dan

terealisasi sebesar Rp.179.056.000,- atau 98,65% dan (f) pengadaan meteran air

dengan anggaran Rp. 179.274.120,- dan terealisasi sebesar Rp. 175.481.360,- atau

97,88%.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib lingkungan

hidup adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, serta Badan

Lingkungan Hidup Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, serta Badan

Lingkungan Hidup Kota Ambon, berserta komposisinya berdasarkan tingkat

pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional tertera pada

Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib lingkungan hidup

Tahun 2014 untuk Dinas Kebersihan sebesar Rp.21.574.911.275,- dan terealisasi

sebesar Rp.19.706.375.329,- atau 91,34%. Badan Lingkungan Hidup sebesar

Rp.1.404.367.186,- dan terealisasi sebesar Rp.1.004.230.000,- atau 71,51%.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan lingkungan

hidup cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun 2014, keberhasilan program

dan kegiatan yang dilaksanakan cukup memuaskan tetapi ada beberapa yang belum

maksimal karena masih diperhadapkan dengan sejumlah permasalahan yaitu:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 31 ]

Page 32: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Terbatasnya sumberdaya Aparatur baik kualitas maupun kuantitas.

2) Peraturan Daerah yang saat ini digunakan sudah tidak relevan dengan kondisi saat

ini.

3) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap ketepatan waktu dan tempat

membuang sampah.

4) Kurangnya pengawasan scara terpadu antara Kelurahan sampai pada tingkat RT/

RW terhadap pengelolaan lingkungan pemukiman.

5) Kendaraan operasional yang saat ini digunakan ada yang sudah tidak layak

operasi.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah di atas adalah:

1) Penambahan sumber daya aparatur yang berkualitas untuk pelaksanaan

operasional di lapangan.

2) Merevisi Peraturan Daerah terkait pengelolaan kebersihan sesuai dengan kondisi

saat ini.

3) Menggerakan masyarakat untuk mentaati waktu dan tempat pembuangan sampah

dalam bentuk himbauan dan lagu kebersihan Kota Ambon yang dikumandangkan

lewat kendaraan operasional sampah.

4) Membuat edaran dan himbauan kepada Kepala Desa/ Kelurahan dan perangkat

dibawahnya terhadap penanganan kebersihan di lingkungannya masing-masing.

4. Pekerjaan Umum

Urusan Pekerjaan Umum merupakan salah satu kewenangan Daerah dalam rangka

memberikan pelayanan umum kepada masyarakat melalui penyediaan prasarana dasar

perkotaan dan permukiman.

Dalam hubungan itu kebijakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum tidak lain

dimaksudkan untuk mendorong dan meningkatkan kemajuan perekonomian kota bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sejalan dengan arah dan kebijakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum di atas, serta

dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan perkotaan dan pemukiman yang perlu

mendapat penanganan, maka urusan pekerjaan umum di Kota Ambon dalam tahun 2014

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 32 ]

Page 33: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

berkaitan langsung dengan 2 SKPD, yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon dan

Dinas Tata Kota Ambon.

4.1 Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon

a. Program dan Kegiatan

Melalui alokasi APBD Kota Ambon Tahun 2014 urusan pekerjaan umum

dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Tata Kota Ambon dengan

jumlah 8 Program dan sejumlah paket kegiatan.

Program dan kegiatan di Bidang Pekerjaan Umum yang dilaksanakan tersebut

dapat dirinci sebagai berikut:

1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan Kegiatan meliputi: (a)

perencanaan dan pengawasan pembangunan jalan, (b) pembangunan jalan di 2

lokasi, (c) pematangan lahan pengungsi Batu Gajah dan Desa Halong, (c)

perencanaan dan pengawasan pembangunan jembatan, (d) pembangunan

jembatan di 4 lokasi, (e) perencanaan dan pengawasan pembangunan talud

jalan, (f) pembangungan talud penahan badan di 6 lokasi, dan (g) perencanaan

dan pengawasan talud penahan badan jalan Mangga Dua - Mahia.

2) Program Pembangunan Saluran/Drainase dan Gorong- gorong dengan kegiatan

(a) perencanaan dan pengawasan pembangunan saluran drainase, (b)

Pembangunan drainase pada 7 lokasi, dan (c) pembangunan box culvert dan

saluran jalan STIA Alaska Desa Batu Merah.

3) Program Pembangunan Talud/Turap dan Bronjong dengan kegiatan meliputi :

(a) perencanaan dan pengawasan pembangunan turap/ talud, (b) rehabilitasi

talud sungai Desa Passo RT 014/03, (c) pembangunan talud pengaman sungai

di 2 lokasi, dan (d) pembangunan talud pengaman pantai Desa Negeri Lama.

4) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan dengan kegiatan

meliputi: (a) perencanaan dan pengawasan rehabilitasi/ pemeliharaan jalan, (b)

pemeliharaan berkala jalan aspal di 7 lokasi, (c) pembangunan trotoar

Kelurahan Kudamati, (d) rehabilitasi trotoar di 3 lokasi, dan (e) unt

pemeliharaan rutin (UPR).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 33 ]

Page 34: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

5) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan dengan kegiatan

meliputi; (a) perencanaan dan pengawasan penerangan jalan umum, (b)

pemeliharaan penerangan jalan umum di Kota Ambon, dan (c) pengadaan dan

pemasangan penerangan jalan umum di 5 lokasi.

6) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

dengan kegiatan; (a) perencanaan dan pengawasan jaringan air minum, dan (b)

pembangunan sarana dan prasarana air bersih di 8 lokasi.

7) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh dengan

kegiatan meliputi: (a) implementasi fink Kota hijau, (b) perencanaan

implementasi fink Kota Hijau, dan (c) pembangunan pasar ikan Galala.

8) Program Perencanaan Sosial Budaya dengan kegiatan koordinasi program

penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP).

b. Realisasi Program dan Kegiatan

Dengan berpedoman pada Rencana Program dan Kegiatan diatas, maka sesuai

prosedur mekanisme dan aturan yang berlaku program dan kegiatan tersebut telah

dilaksanakan dalam Tahun Anggaran 2014 dengan realisasi dan hasil-hasil yang

dicapai sebagai berikut:

1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan realisasi Kegiatan meliputi:

(a) perencanaan dan pengawasan pembangunan jalan, (b) pembangunan jalan

Sp. Ema (Tahap III); pSp. Ema (Tahap IV); dan Jalan Desa Passo Air Besar

(Pengungsi Batu Merah) Tahap II, (c) pematangan lahan pengungsi Batu Gajah

dan Desa Halong, (c) perencanaan dan pengawasan pembangunan jembatan,

(d) pembangunan jembatan di 4 lokasi yaitu jembatan gantung (1 rupiah) RT

003/03 Desa Hative Kecil; Jembatan TPU Desa Amahusu; Jembatan Kelurahan

Batu Gajah; dan jembatan Ahuru-Kampung Rinjani Desa Batu Merah, (e)

perencanaan dan pengawasan pembangunan talud jalan, (f) pembangungan

talud penahan badan di 6 lokasi yaitu Jalan Soya-Hatalai; jalan Mangga Dua-

Mahia Tahap II; jalan Kate-Kate; jalan Kilang; jalan Mangga Dua-Mahia; dan

jalan Mangga Dua-Mahia (DPA-L), dan (g) perencanaan dan pengawasan talud

penahan badan jalan Mangga Dua - Mahia.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 34 ]

Page 35: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Program Pembangunan Saluran/Drainase dan Gorong- gorong dengan kegiatan

(a) perencanaan dan pengawasan pembangunan saluran drainase, (b)

Pembangunan drainase pada 7 lokasi yaitu Kudamati Goga; Kelurahan

Kudamati; RT 001/13 Desa Rumah Tiga; RT 006/09 Desa Batu Merah (Kebun

Cengkeh); Air Waaiya Desa Hutumuri; Kampung Timut OSM Kelurahan

Wainitu; dan Dusun Omputih Negeri Latuhalat RT 002/011, dan (c)

pembangunan box culvert dan saluran jalan STIA Alaska Desa Batu Merah.

3) Program Pembangunan Talud/Turap dan Bronjong dengan kegiatan meliputi :

(a) perencanaan dan pengawasan pembangunan turap/ talud, (b) rehabilitasi

talud sungai Desa Passo RT 014/03, (c) pembangunan talud pengaman sungai

di 2 lokasi yaitu Kelurahan Silale; dan Ahuru-Kampung Rinjani Desa Batu

Merah, dan (d) pembangunan talud pengaman pantai Desa Negeri Lama.

4) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan dengan kegiatan

meliputi: (a) perencanaan dan pengawasan rehabilitasi/ pemeliharaan jalan, (b)

pemeliharaan berkala jalan aspal di 7 lokasi yaitu Aster-BTN Manusela; Upua

Baguala; Soya-Hatalai; Slamet Riyadi; Kapaha Kelurahan Pandan Kasturi;

Halaman Kantor POLDA Maluku; dan Kompleks Markas Brimob POLDA

Maluku, (c) pembangunan trotoar Kelurahan Kudamati, (d) rehabilitasi trotoar

di 3 lokasi yaitu jalan Pattimura; depan Masjid Al-Fatah; dan Pantai Mardika

Desa Batu Merah, dan (e) unt pemeliharaan rutin (UPR).

5) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan dengan kegiatan

meliputi; (a) perencanaan dan pengawasan penerangan jalan umum, (b)

pemeliharaan penerangan jalan umum di Kota Ambon, dan (c) pengadaan dan

pemasangan penerangan jalan umum di 5 lokasi yaitu Kebun Cengkeh-STAIN;

Karang Panjang; Laha Passo Tahap II; Batu Merah-Warasia; dan Solar Cell

LED Bandara Pattimura.

6) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

dengan kegiatan; (a) perencanaan dan pengawasan jaringan air minum, dan (b)

pembangunan sarana dan prasarana air bersih di 8 lokasi yaitu Desa Hative

Besar; Desa Amahusu; Desa Hutumuri; Kelurahan Kudamati; Desa Batu

Merah Warasia; Kelurahan Nusaniwe; Desa Tawiri; dan Gadihu Kebun

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 35 ]

Page 36: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

7) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh dengan

kegiatan meliputi: (a) implementasi fink Kota hijau, (b) perencanaan

implementasi fink Kota Hijau, dan (c) pembangunan pasar ikan Galala.

8) Program Perencanaan Sosial Budaya dengan kegiatan koordinasi program

penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP).

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam bentuk output atau keluaran

dari input dengan proses sejumlah kegiatan tersebut di atas, memberikan hasil dan

manfaat sebagai berikut:

a) Terciptanya keamanan dan kelancaran bagi pengguna jasa transportasi.

b) Terpenuhinya kebutuhan air bersih pada beberapa kawasan perkotaan dan

pedesaan yang selama ini sulit mendapatkan air bersih.

c) Terencana dan terkendali kegiatan pembangunan bidang ke PU-an.

c. Permasalahan dan Solusi

Dalam pelaksanaan urusan pekerjaan umum tidak dapat dipungkiri masih ditemui

permasalahan yaitu kelengkapan sarana operasional kantor seperti kendaraan

operasional, meja, kursi, lemari arsip, komputer, printer, dan brankas sudah tidak

memadai lagi untuk menunjang kegiatan dan pekerjaan kantor.

Untuk mengatasi permasalahan dimaksud, maka solusi yang diambil adalah

diperlukan perbaikan/ service berat bahkan peremajaan terhadap sarana yang ada

terutama brankas yang sudah tidak bisa digunakan lagi, agar kegiatan dan

operasional Dinas bisa berjalan dengan lancar.

4.2 Dinas Tata Kota Ambon

a. Program dan Kegiatan

Melalui alokasi APBD Kota Ambon Tahun 2014 dilaksanakan program dan

sejumlah paket kegiatan sebagai berikut:

1) Program Administrasi Perkantoran yang terdiri atas 7 kegiatan : Penyediaan

jasa surat menyurat, Administrasi keuangan, alat tulis kantor, Barang cetak

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 36 ]

Page 37: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan

meliputi Pemeliharaan rutin berkala kendaraan dinas operasional, Pemelihraan

rutin berkala peralatan gedung kantor, pembangunan gedung Kantor DPRD

(lanjutan Tahap II), Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor Walikota Ambon

gedung D, Rehabilitasi sedang/berat Rumah Dinas Camat Leitimur Selatan,

rehabilitasi sedang/berat gedung Kantor Kelurahan Mangga Dua, rehabilitasi

sedang/berat gedung Kantor Inspektorat, Rehabilitasi sedang/berat gedung

kantor Kecamatan Teluk Ambon Baguala, rehabilitasi sedang/berat gedung

kantor Negeri Latuhalat, rehabilitasi sedang/berat kantor Negeri Ema,

rehabilitasi sedang/berat gedung Kantor Negeri Naku, pembangunan pagar

Kantor Kecamatan Teluk Ambon Baguala, pembangunan pagar kantor Berita

Antara, pembangunan pagar pembatas Bandara (Tahap II), rehabilitasi

sedang/berat Rumah Dinas Camat Sirimau, rehabilitasi sedang/berat Rumah

Dinas Camat Teluk Ambon, pembangunan pagar gedung Kantor Kelurahan

Wainitu, rehabilitasi sedang/berat gedung Kantor Dinas Catatan Sipil dan

Kependudukan, rehabilitasi sedang/berat gedung kantor Kelurahan Urimesing,

rehabilitasi sedang/berat ruang kantor Walikota Ambon, pembangunan lift dan

jembatan penghubung Kantor Walikota Ambon, pembangunan kantor gedung

Arsip Kota Ambon (lanjutan), rehabilitasi sedang/berat Pasar Amboina,

rehabilitasi sedang/berat gedung kantor Kelurahan Karang Panjang,

rehabilitasi sedang/berat Rumah Jabatan Sekretaris Kota Ambon, rehabilitasi

sedang/berat Ruang Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, penyelesaian

rehabilitasi sedang/berat gedung Pasar Amboina (gedung putih),

pembangunan pagar gedung Kantor Reskrim POLDA Maluku, dan

pembangunan pagar taman Karpan.

3) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan kegiatan; (a)

bimbingan teknis peningkatan kapasitas pejabat pembuat komitmen, (b)

bimbingan teknis peningkatan kapasitas tim serah terima hasil pekerjaan, (c)

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 37 ]

Page 38: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

bimbingan proses pengadaan, dan (d) sosialisasi kebijakan dan peraturan

LKPP tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

4) Program peningkatan pengembangan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

keuangan dengan kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD, penyusunan laporan keuangan semesteran,

penyusunan laporan keuangan realisasi anggaran dan penyusunan pelaporan

keuangan akhir tahun.

5) Pembangunan pembangunan jalan dan jembatan yang teridi dari beberapa

kegiatan; (a) pembangunan jalan lingkungan dan bangunan pelengkap di 46

lokasi, dan (b) monitoring evaluasi dan pelaporan.

6) Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong yang terdiri atas kegiatan; (a)

monitoring evaluasi dan pelaporan, dan (b) pembangunan talud penahan tanah

di 19 lokasi.

7) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan kegiatan: (a) pembuatan

papan IMB dan papan Dilarang membangun, (b) pembuatan dan pemasangan

papan informasi kawasan dilarang membangun di beberapa lokasi rawan

longsor, (c) perencanaan penataan kawasan rawan longsor Kelurahan Batu

Gajah, (d) penyuluhan tentang IMB, (e) penyusunan Ranperda Bangunan

Gedung untuk menyempurnakan Perda Bangunan Kantor, dan (f) pemetaan

dan penataan papan nama jalan.

8) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh yang terdiri

atas kegiatan: (a) Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan, (b) Pembangunan pasar

Apung mardika (Tahap II), (c) pembangunan pelataran parkir gedung Dasa

Wisma, (d) pembangunan pos jaga Pasar Mardika, (e) penyelesaian tulisan

Ambon City of Music, dan (f) pembangunan kios pedagang Ruko Batu

Merah.

b. Realisasi Program dan Kegiatan

1) Terlaksananya administrasi perkantoran untuk menunjang kelancaran tugas

perkantoran, tetpai kegiatan penyediaan jasa surat menyurat tidak

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 38 ]

Page 39: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

direalisasikan karena tidak ada pengiriman surat yang membutuhkan biaya

pengiriman (jasa pos/ kurir).

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan

meliputi Pemeliharaan rutin berkala kendaraan dinas operasional, Pemelihraan

rutin berkala peralatan gedung kantor, pembangunan gedung Kantor DPRD

(lanjutan Tahap II) seluas 750 m2, Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

Walikota Ambon gedung Dasa Wisma yang mengalami perubahan pada

DPPA menjadi rehabilitasi gedung kantor Walikota Ambon yang tersebar

pada gedung A seluas 68,34 m2; gedung B 68,34 m2; gedung C 34,17 m2; dan

gedung Dasa Wisma seluas 68,34 m2, Rehabilitasi sedang/berat Rumah Dinas

Camat Leitimur Selatan seluas 43,50 m2, rehabilitasi sedang/berat gedung

Kantor Kelurahan Mangga Dua seluas 172,56 m2, rehabilitasi sedang/berat

gedung Kantor Inspektorat seluas 108,68 m2, Rehabilitasi sedang/berat

gedung kantor Kecamatan Teluk Ambon Baguala seluas 85,50 m2, rehabilitasi

sedang/berat gedung kantor Negeri Latuhalat seluas 66,31 m2, rehabilitasi

sedang/berat kantor Negeri Ema seluas 60,30 m2, rehabilitasi sedang/berat

gedung Kantor Negeri Naku seluas 77,12 m2, pembangunan pagar Kantor

Kecamatan Teluk Ambon Baguala sepanjang 151,60 m, pembangunan pagar

kantor Berita Antara sepanjang 205,14 m, pembangunan pagar pembatas

Bandara (Tahap II) sepanjang 170,21 m, rehabilitasi sedang/berat Rumah

Dinas Camat Sirimau seluas 30 m2, rehabilitasi sedang/berat Rumah Dinas

Camat Teluk Ambon seluas 30 m2, pembangunan pagar gedung Kantor

Kelurahan Wainitu sepanjang 41,50 m, rehabilitasi sedang/berat gedung

Kantor Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan seluas 93 m2, rehabilitasi

sedang/berat gedung kantor Kelurahan Urimesing seluas 67 m2, rehabilitasi

sedang/berat ruang kantor Walikota Ambon seluas 115 m2, pembangunan lift

dan jembatan penghubung Kantor Walikota Ambon, pembangunan kantor

gedung Arsip Kota Ambon (lanjutan) seluas 38,24 m2, rehabilitasi

sedang/berat Pasar Amboina, rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

Kelurahan Karang Panjang seluas 8,80 m2, rehabilitasi sedang/berat Rumah

Jabatan Sekretaris Kota Ambon seluas 18,70 m2, rehabilitasi sedang/berat

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 39 ]

Page 40: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Ruang Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu seluas 121,40 m2,

penyelesaian rehabilitasi sedang/berat gedung Pasar Amboina (gedung putih)

seluas 30 m2, pembangunan pagar gedung Kantor Reskrim POLDA Maluku

sepanjang 90,1 m, dan pembangunan pagar taman Karpan sepanjang 137,26

m.

3) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas serta menyatukan pemahaman pegawai Pemerintah

Kota Ambon terutama yang memiliki jabatan sebagai Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK), Panitia/ Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa, serta Direksi

terhadap Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah dan perubahannya yang tertuang dalam Peraturan

Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dengan realisasi kegiatan; (a) terlaksananya

bimbingan teknis peningkatan kapasitas pejabat pembuat komitmen yang

diikuti oleh 180 peserta, (b) terlaksananya bimbingan teknis peningkatan

kapasitas tim serah terima hasil pekerjaan yang diikuti oleh 150 orang peserta,

(c) terlaksananya bimbingan proses pengadaan yang diikuti oleh 200 peserta,

dan (d) terlaksananya sosialisasi kebijakan dan peraturan LKPP tentang

pengadaan barang dan jasa pemerintah yang diikuti oleh 227 peserta.

4) Program peningkatan pengembangan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

keuangan dengan kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD, penyusunan laporan keuangan semesteran,

penyusunan laporan keuangan realisasi anggaran dan penyusunan pelaporan

keuangan akhir tahun.

5) Pembangunan pembangunan jalan dan jembatan yang teridi dari beberapa

kegiatan; (a) pembangunan jalan lingkungan dan bangunan pelengkap di 46

lokasi yakni Kelurahan Pandan Kasturi RT 002/08 sepanjang 585 m;

Kelurahan Wainitu RT 001/01 sepanjang 165 m; Negeri Halong (Halong

Atas) sepanjang 255 m; Negeri Soya RT 001, 002/07 sepanjang 855 m;

Negeri Urimessing Dusun Seri sepanjang 735 m; Negeri Nusaniwe sepanjang

540 m; Kelurahan Kudamati RT 003/06, 005/06 sepanjang 225 m; Negeri

Batu Merah RT 001/19 sepanjang 775 m; Negeri Batu Merah RT 002/17

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 40 ]

Page 41: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

sepanjang 630 m; Kelurahan Nusaniwe RT 001/03 sepanjang 775 m; Gereja

Santo Patrisius sepanjang 451 m; Negeri Rutong sepanjang 451 m; Desa

Nania sepanjang 451 m; Kelurahan Lateri sepanjang 451 m; Kelurahan

Mangga Dua RT 003/04 sepanjang 226 m; Negeri Passo RT 014/03, 058/13,

035/07 sepanjang 648,15 m; Kelurahan Benteng sepanjang 648,15 m;

Kelurahan Urimessing sepanjang 648,15 m; Negeri Latuhalat sepanjang

648,15 m; Negeri Ema sepanjang 721 m; Negeri Kilang sepanjang 740 m;

Negeri Hatalai sepanjang 451 m; Negeri Halong sepanjang 555,56 m; Desa

Negeri Lama sepanjang 451 m; Negeri Laha sepanjang 271 m; Desa Tawiri

sepanjang 316 m; Desa Wayame sepanjang 642,27 m; Negeri Hutumuri

sepanjang 630 m; Negeri Batu Merah RT 003/17 sepanjang 125 m; Kelurahan

Kudamati RT 002/06, RT 004/02 sepanjang 300 m; Dusun Amaori sepanjang

290 m; Negeri Urimessing Dusun Mahia sepanjang 700 m; Negeri Laha RT

004/01 sepanjang 200 m; Negeri Batu Merah RT 001/13 sepanjang 370 m;

Kecamatan Leitimur Selatan sepanjang 277 m; Negeri Halong RT 34/11

sepanjang 423 m; Dusun Leahari sepanjang 412 m; Kelurahan Nusaniwe RT

001, 002/06, 001/07 sepanjang 1.260 m; Negeri Batu Merah RT 006/19,

002/02, 003/08 sepanjang 500 m; Negeri Batu Merah RT 006/17 sepanjang

257 m; Kelurahan Wainitu RT 002/05, 004/06 sepanjang 257 m; Negeri

Latuhalat Dusun Airlow RT 16/04 sepanjang 298,8 m; Negeri Batu Merah RT

002/19 sepanjang 447 m; Kelurahan Waihaong RT 003, 001/04 sepanjang 500

m; Negeri Urimessing (Bak pecah) sepanjang 535,15 m; dan Kelurahan

Wainitu RT 006/05 (DIP-L), dan (b) monitoring evaluasi dan pelaporan.

6) Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong yang terdiri atas kegiatan; (a)

monitoring evaluasi dan pelaporan, dan (b) pembangunan talud penahan tanah

di 19 lokasi yakni; Kelurahan Waihoka RT 002/02 dengan volume sebesar

96,30 m3; Kelurahan Mangga Dua (Gereja Menara Kasih) dengan volume

sebesar 143,50 m3; Kelurahan Karang Panjang RT 002/03 dengan volume

sebesar 144,40 m3; Negeri Soya RT 001/07 dengan volume sebesar 87,70 m3;

Negeri Urimessing RT 002,003/03 dengan volume sebesar 96,30 m3;

Kelurahan Mangga Dua RT 003/01 dengan volume sebesar 101,10 m3; Negeri

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 41 ]

Page 42: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Amahusu RT 001/01 dengan volume sebesar 115,60 m3; Negeri Urimessing

(Kusu-Kusu Sereh/Seri/Tuni/Mahia) dengan volume sebesar 220,50 m3;

Kelurahan Kudamati dengan volume sebesar 144,40 m3; Kelurahan Benteng

dengan volume sebesar 138,80 m3; Kelurahan Nusaniwe dengan volume

sebesar 62,70 m3; Kelurahan Urimessing RT 002/04 dengan volume sebesar

87,60 m3; Desa Waiheru RT 007/04, 24/29 dengan volume sebesar 192,50 m3;

Negeri Halong RT 31,45 dengan volume sebesar 96,30 m3; Negeri Batu

Merah RT 006/18 (Lorong Sumatra) dengan volume sebesar 288,70 m3;

Kelurahan Amantelu RT 001/01 dengan volume sebesar 48,20 m3; Kelurahan

Nusaniwe RT 003/07 dengan volume sebesar 20 m3; Kelurahan Mangga Dua

RT 002/01 dengan volume sebesar 112,3 m3; dan Gedung Kantor Kelurahan

Urimessing dengan volume sebesar 47 m3.

7) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan kegiatan: (a) pembuatan

papan IMB dan papan Dilarang membangun, (b) pembuatan dan pemasangan

papan informasi kawasan dilarang membangun di beberapa lokasi rawan

longsor, antara lain; 10 buah di kawasan Kecamatan Leitimur Selatan dengan

rincian; Negeri Hutumuri sebanyak 1 buah, Negeri Ema 2 buah, Desa Naku 2

buah, Negeri Kilang 3 buah, dan Negeri Hatalai 2 buah, (c) perencanaan

penataan kawasan rawan longsor Kelurahan Batu Gajah, (d) penyuluhan

tentang IMB yang terbagi atas pembuatan booklet 325 buah, poster 1000

buah, x-banner 60 buah, dan leaflet 4.500 buah tentang Perda IMB serta

penayangan iklan pariwara melalui TVRI dan Molluca TV, (e) penyusunan

Ranperda Bangunan Gedung untuk menyempurnakan Perda Bangunan

Kantor, dan (f) pemetaan dan penataan papan nama jalan.

8) Program pengelolaan Areal Pemakaman dengan kegiatan pembangunan Pagar

TPU Islam Pohon Mangga (Air Salobar).

9) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh yang terdiri

atas kegiatan: (a) Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan, (b) Pembangunan pasar

Apung mardika (Tahap II), (c) pembangunan pelataran parkir gedung D

Kantor Walikota Ambon, (d) pembangunan pos jaga Pasar Mardika seluas

20,50 m2, (e) penyelesaian tulisan Ambon City of Music, dan (f)

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 42 ]

Page 43: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

pembangunan kios pedagang Ruko Batu Merah sebanyak 110 buah untuk para

pedagang.

c. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Pekerjaan Umum mempunyai 3 Indikator Kinerja Kunci dengan capaian

sebagai berikut:

1) Panjang jalan kota dalam kondisi baik

Panjang jalan kota dalam kondisi baik adalah 226.805 km atau 81,06% dari

panjang seluruh jalan kota yang sepanjang 279.785 km.

2) Rumah tangga bersanitasi

Rumah tangga bersanitasi di Kota Ambon Tahun 2014 adalah 1.016 KK atau

75% dari seluruh rumah tangga di Kota Ambon yang berjumlah 1.362 KK.

3) Kawasan kumuh

Luas kawasan kumuh di Kota Ambon tahun 2014 adalah 102,64 Ha atau

0,29% dari seluruh kawasan kumuh sebesar 35.594 Ha.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib pekerjaan

umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon dan Dinas Tata Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon dan Dinas Tata Kota

Ambon serta Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan

golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Pekerjaan Umum

Kota Ambon dan Dinas Tata Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4

dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik Pekerjaan Umum Kota

Ambon Tahun 2014 adalah sebagai berikut Dinas Tata Kota sebesar

Rp.25.158.186.634,- terealisasi sebesar Rp.21.248.569.345,- atau (84,45%), dan

Dinas Pekerjaan Umum sebesar Rp.39.966.842.031,- terealisasi sebesar

Rp.33.913.354.780,- atau 84,85% dari anggaran yang tersedia.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan pekerjaan

umum cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 43 ]

Page 44: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Secara keseluruhan dalam pelaksanaan program tidak mengalami kendala yang

berarti, hal ini terkait dengan kenyataan bahwa sebagian besar kegiatan yang

terdapat didalamnya sudah selesai dilaksanakan dan realisasi keuangan yang

mencapai 84.18%.

5. Penataan Ruang

Penataan Ruang di Kota Ambon dilandasi semangat Undang-Undang Nomor 26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang, bahwa penataan ruang dilaksanakan untuk mewujudkan

ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Penataan ruang meliputi

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

a. Program dan Kegiatan.

Adapun program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 adalah:

1) Program Perencanaan Tata Ruang, terdiri dari beberapa kegiatan yaitu, rapat

koordinasi BKPRD Kota Ambon, revisi penyusunan RDTR Kawasan Teluk

Ambon, revisi penyusunan RDTR Kawasan Kawasan Leitimur Selatan,

penyusunan Ranperda RDTR Kawasan Pusat Kota, penyusunan Ranperda RDTR

Kawasan Passo, sosialisasi Perda RTRW Kota Ambon, revisi penyusunan RTBL

Kawasan Passo, penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dan

Koordinasi penyusunan peta resiko tsunami.

2) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu:

1. Koordinasi dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan lingkungan hidup.

2. Koordinasi dan Pengendalian Fisik Dasar Prasarana Dasar Perkotaan.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Indikator untuk tata ruang adalah tersedianya ruang terbuka hijau 9.896,68 Ha atau

(217,6%) terbuka hijau per satuanluas wilayah ber HPL/HGBInformasi penataan

ruang 4.547 Ha

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 44 ]

Page 45: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Selama tahun 2014, program dan kegiatan penataan ruang telah berupaya untuk

mewujudkan ruang kota Ambon yang berkualitas, tertata dan nyaman.

1) Dari sembilan kegiatan dalam program ini semuanya terealisasi tetapi tidak semua

anggaran dapat terealisasi 100% antara lain untuk kegiatan revisi RDTR Kawasan

Leitimur Selatan hanya terealisasi sebesar 99,71%, dan penyusunan Ranperda

RDTR Kawasan Pusat Kota terealisasi sebesar 83,33%. Sedangkan pada kegiatan

Rapat Koordinasi BKPRD Kota Ambon sisa anggaran Rp.28.020.000,- dan

kegiatan penyusunan Ranperda RDTR Kawasan Passo anggaran yang tersisa

sebesar Rp.82.588.800,- masing-masing dari perjalanan dinas luar daerah tidak

terealisasi karena tidak digunakan. Untuk kegiatan koordinasi penyusunan Peta

Resiko Tsunami tidak terealisasi karena kegiatan ini dalam fasilitasi UNESCO

dan Institut Teknologi Bandung (ITB), dimana sampai akhir Desember 2014

fasilitasi tidak dilaksanakan sehingga dana tidak digunakan.

2) Terealisasinya program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 100% .

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib penataan ruang

adalah Badan Perencanaan Pembangunan Kota (BAPPEKOT) Ambon.

e. Jumlah pegawai pada BAPPEKOT Kota Ambon adalah 31 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib penataan ruang pada

Tahun 2014, adalah Rp.2.072.666.265,- dan terealisasi sebesar Rp.1.820.236.167,-

atau 87,82%.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan penataan

ruang cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi.

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan penataan ruang, ditemukan sejumlah

permasalahan yang telah ditindak lanjuti dengan upaya pemecahan masalah yaitu:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 45 ]

Page 46: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rekomendasi BKPRD Provinsi Maluku dan persetujuan substansi dari BKPRN

untuk kegiatan penyusunan Ranperda RDTR Kawasan Pusat Kota dan Ranperda

RDTR Kawasan Passo bellum dikeluarkan sehingga Ranperda belum

disampaikan ke DPRD Kota Ambon pada Tahun 2014.

2) Kegiatan koordinasi penyusunan Peta Resiko Tsunami tidak dilaksanakan karena

sampai dengan akhir tahun anggaran, UNESCO melalui ITB tidak melakukan

pendampingan penyusunan Peta Resiko Tsunami. Dan direncanakan di Bulan

Februari 2015 baru dilakukan pendampingan.

Solusi guna mengatasi permasalahan tersebut di atas, adalah:

1) Melakukan koordinasi untuk mempercepat dikeluarkannya rekomendasi BKPRD

Provinsi Maluku dan BKPRN.

2) Kegiatan koordinasi penyusunan Peta Resiko Tsunami akan dilaksanakan di

Tahun 2015 pada DPA Badan Penanggulangan Bencana Kota Ambon.

6. Perencanaan Pembangunan

Dengan berpedoman pada RPJP, RPJM dan RTRW Kota Ambon serta memperhatikan

kondisi dan permasalahan aktual, maka dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat

maka dilaksanakan program dan kegiatan:

a. Program Dan Kegiatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 8 kegiatan sebagai

berikut:

1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik

2. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

3. Penyediaan Alat Tulis Kantor

4. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

5. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor

6. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

7. Penyediaan Makanan dan Minuman

8. Rapat – rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah.

b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan

Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 46 ]

Page 47: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan

pendidikan dan pelatihan formal.

d) Program Pengembangan Data/ Informasi, dengan kegiatan Up Datting Profil Kota

Ambon.

e) Program kerjasama Pembangunan dengan kegiatan koordinasi dan pendampingan

program IUWASH tahun 2014.

f) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan

Daerah, dengan kegiatan sosialisasi, aplikasi DAK, TP Kota Ambon.

g) Program Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari 10 (sepuluh) kegiatan

yaitu:

1. Penyusunan Rancangan RKPD

2. Penyelenggaraan Musrenbang RKPD

3. Koordinasi Penyusunan LKPJ

4. Monitoring, Evaluasi, Pengendalian dan Pelaporan Pelaksanaan Perencanaan

Pembangunan Daerah

5. Penyusunan KUA dan PPAS

6. Koordinasi Pelaksanaan DAK dan Tugas Pembantuan (TP).

7. Rapat kerja Rencana Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Program

Kegiatan

8. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pencegahan Pemberantasan Korupsi

(RADPPK) Kota Ambon

9. Koordinasi pelaksanaan SISMONTEP

10. Survey kepuasan masyarakat terhadap Pelayanan Pemerintah Kota Ambon.

h) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, terdiri dari 4 (empat) kegiatan

yaitu:

1. Penyusunan Profil Investasi Kota Ambon

2. Evaluasi PNPM Mandiri – P2KP

3. Analisis pemetaan potensi ekonomi berbasis Kelurahan dalam rangka

mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Ambon

4. Promosi Pembangunan Daerah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 47 ]

Page 48: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

i) Program Perencanaan Sosial dan Budaya, dengan kegiatan; (1) koordinasi

program Penanggulangan Kemiskinan di Kota Ambon, dan (2) pendampingan

Program Keluarga Harapan (PKH) Kota Ambon.

`

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal di Bappekot Ambon didasarkan pada

Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

a) Keberadaan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

Kota Ambon telah mempunyai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 4

Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Ambon Tahun

2006-2026.

b) Keberadaan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD).

Kota Ambon telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 11

Tahun 2013 tentang RPJMD Kota Ambon Tahun 2011-2016.

c) Keberadaan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Kota Ambon telah mempunyai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun

2014 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Walikota Ambon Nomor 7 Tahun

2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Ambon Tahun 2014.

d) Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD.

Program RKPD Kota Ambon Tahun 2014 adalah 347 program atau 91,32% dari

jumlah program RPJM Kota Ambon yang harus dilaksanakan Tahun 2014 yang

sebanyak 380 program.

c. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur dengan masing-masing pagu anggaran adalah

Rp.526.959.178,- dan Rp.128.314.600,- dilaksanakan dalam mendukung

operasional rutin perkantoran. Program/ kegiatan ini telah selesai dilaksanakan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 48 ]

Page 49: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

dengan realisasi keuangan sebesar Rp.368.829.071,- (69,99%) untuk program

pelayanan administrasi perkantoran dan Rp.88.141.100,- (68,69%) untuk program

peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Realisasi keuangan pada kedua

program ini tidak mencapai 100% disebabkan penggunaan anggaran pada

beberapa kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan.

b) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan formal bagi aparatur sebanyak 12

kali, khususnya di bidang pengelolaan keuangan daerah dan perencanaan

pembangunan.

c) Program Pengembangan Data/ Informasi dengan realisasi kegiatan adalah

tersedianya profil Kota Ambon sebanyak 200 buku dengan menyerap anggaran

100% sebesar Rp.43.808.000,-.

d) Program Kerjasama Pembangunan dengan realisasi kegiatan yaitu terfasilitasinya

koordinasi dan pelaksanaan program IUWASH di Kota Ambon Tahun 2014 serta

tersusunnya memorandum program sanitasi Kota Ambon Tahun 2012-2017 dan

master plan air limbah Kota Ambon.

e) Progam Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah,

dengan realisasi kegiatan yaitu terlaksananya penguatan kapasitas kepada SKPD

pengelola Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Tugas Pembantuan (TP),

khususnya mengenai pelaporan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban DAK dan

TP.

f) Program Perencanaan Tata Ruang, dengan realisasi kegiatan sebagai berikut:

1. Tersedianya dokumen RKPD Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Walikota Ambon Nomor 7 Tahun 2014 tentang

RKPD Kota Ambon Tahun 2015.

2. Terselenggaranya Musrenbang RKPD Tahun 2015 dan tersedianya dokumen

hasil Musrenbang RKPD Tahun 2015.

3. Tersedianya dokumen LKPJ Pemerintah Kota Ambon Tahun 2013 dan telah

disampaikan kepada DPRD Kota Ambon dalam sidang paripurna DPRD Kota

Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 49 ]

Page 50: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4. Tersedainya KUA dan PPAS Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 sebagai

pedoman dalam penyusunan RAPBD Tahun 2015.

5. Tersedianya dokumen laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan APBD

Pemerintah Kota Ambon setiap bulan selama Tahun 2014.

6. Tersedianya laporan pelaksanaan program/ kegiatan yang bersumber dari

DAK dan TP, yang dikirimkan juga kepada Pemerintah Provinsi Maluku

sebagai Wakil Pemerintah Pusat.

7. Terlaksananya evaluasi pengendalian pelaksanaan program kegiatan tahun

2014, khususnya untuk tengah dan akhir tahun 2014.

8. Tersusunnya dokumen laporan RAD PPK Kota Ambon sebagai bentuk

komitmen Pemerintah Kota Ambon dalam melakukan pencegahan tindak

pidana korupsi.

9. Tersedianya data tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik/

Pemerintah Kota Ambon sebagai bahan evaluasi.

10. Kegiatan koordinasi SISMONTEP tidak terealisasi karena terjadi perubahan

kebijakan pada pemerintahan Presiden periode tahun 2014-2019.

g) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan realisasi sebagai berikut;

(a) tersedianya data profil investasi Kota Ambon, (b) tersedianya laporan evaluasi

PNPM Mandiri – P2KP, (c) tersedianya laporan analisis pemetaan potensi

ekonomi berbasis Kelurahan sebagai masukan dalam mengimplementasikan

perencanaan dan program-program pembangunan di daerah, disamping

memberikan informasi bagi dunia usaha yang akan melakukan investasi di Kota

Ambon, dan (d) keikutsertaan Kota Ambon dalam Sulawesi Expo di Jakarta

sebagai media promosi pembangunan dan potensi daerah Kota Ambon untuk

skala nasional.

h) Program Perencanaan Sosial dan Budaya, dengan realisasi kegiatan antara lain;

(a) tersedianya laporan evaluasi penerima bantuan program-program

penanggulangan kemiskinan di 50 Desa/ Kelurahan sebagai bahan analisa dalam

pelaksanaan perencanaan pembangunan ekonomi khususnya penanggulangan

kemiskinan, dan (b) terukurnya manfaat bantuan kepada masyarakat di 50 Desa/

Kelurahan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 50 ]

Page 51: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib perencanaan

pembangunan adalah Badan Perencanaan Pembangunan Kota (BAPPEKOT) Kota

Ambon.

e. Jumlah pegawai pada BAPPEKOT Ambon adalah 31 orang. Komposisi pegawai

berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan

fungsional pada BAPEKOT Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel

LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada BAPPEKOT Ambon Tahun

2014 adalah Rp.3.966.629.617,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar

Rp.3.897.555.672

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan perencanaan

pembangunan dengan asset sebanyak 184 buah yang terdiri dari peralatan dan mesin,

alat-alat kantor dan rumah tangga, serta alat-alat studio dan kominikasi. Dari jumlah

tersebut terdapat 7 barang yang rusak berat sedangkan 177 jenis barang masih layak

digunakan.

h. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Masih terdapat inkosistensi perencanaan antara Musrenbang, RKPD, KUA PPAS

dan APBD.

2. Pemahaman dan kapasitas aparatur terhadap teknologi informasi GIS dalam

perencanaan pembangunan masih terbatas.

Solusi yang diambil:

1. Perlu terus dibangun komitmen guna terwujudnya konsistensi perencanaan karena

dokumen perencanaan sudah dipublikasikan pada website Pemerintah Kota

Ambon (www.ambon.go.id).

2. Perlu terus dilakukan penguatan kapasitas di bidang GIS untuk perencanaan

pembangunan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 51 ]

Page 52: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

7. Perumahan

Dalam rangka menyelenggarakan urusan perumahan maka upaya-upaya yang dilakukan

Pemerintah Kota Ambon berkaitan dengan koordinasi perumahan, pelayanan pemakaman

dan pelayanan pemadaman kebakaran. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan

perumahan yang asri, nyaman dan aman.

a. Program dan Kegiatan

1) Program Pengembangan Perumahan, dengan kegiatan:

a) Fasilitasi Operasional Pemberian Stimulan Perumahan Swadaya (BSP2S).

b) Pematangan lahan relokasi pengungsi.

2) Program Lingkungan Sehat Perumahan dengan kegiatan: (a) Sanitasi

Lingkungan berbasis masyarakat yang bersumber dari DAK Kota Ambon dan

Dana pendampingnya yang berasal dari APBD Kota Ambon, (b) Penyediaan

sarana dan prasarana persampahan, (c) penyediaan sarana dan prasarana sanitasi

permukiman, (d) penyusunan DED Septik Tank Komunal Kecamatan Sirimau,

(e) penyusunan DED Septik Tank Komunal Kecamatan Baguala, dan (f)

penyediaan prasarana dan sarana persampahan.

3) Program pengelolaan Areal Pemakaman dengan kegiatan pembangunan Pagar

TPU Islam Pohon Mangga (Air Salobar).

4) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran dengan

kegiatan:

a) Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Pencegahan Kebakaran

b) Pendidikan dan Pelatihan Pertolongan dan Pencegahan Kebakaran

c) Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran

d) Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Perumahan mempunyai 3 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 52 ]

Page 53: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rumah tangga pengguna air bersih

Rumah tangga pengguna air bersih di Kota Ambon tahun 2014 adalah 22.622 KK

atau 26,58% dari seluruh rumah tangga di Kota Ambon yang berjumlah 85.107

KK.

2) Lingkungan permukiman kumuh

Lingkungan permukiman kumuh di Kota Ambon untuk tahun 2014 adalah 102,64

Ha atau 0,29% dari total luas wilayah Kota Ambon seluas 35.594 Ha.

3) Rumah layak huni

Rumah layak huni di Kota Ambon tahun 2014 adalah 44.351 KK atau 77,58%

dari seluruh rumah tangga di Kota Ambon yang berjumlah 57.165 KK.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

Adapun realisasi program dan kegiatan di bidang perumahan adalah:

1) Program Pengembangan Perumahan dengan kegiatan; (a) Fasilitasi operasional

pemberian stimulasi perumahan swadaya (BSP2S) dalam bentuk pendataan

calon penerima bantuan, pembuatan usulan serta pengkoordinasian dengan

Kementrian Perumahan Rakyat, dan (b) pematangan lahan relokasi pengungsi

yang merupakan bantuan Pemerintah Kota Ambon bagi pengungsi Jemaat

Gereja Silo dalam bentuk pematangan lahan di lokasi pengungsian yang baru di

Dusun Seri.

2) Program Lingkungan Sehat Perumahan dengan kegiatan: (a) Sanitasi

Lingkungan berbasis masyarakat yang bersumber dari DAK Kota Ambon dan

Dana pendampingnya yang berasal dari APBD Kota Ambon dengan

dibangunnya 3 buah MCK dengan fasilitas 2 kamar mandi, 2 WC, 1 ruang cuci

terbuka serta instalasi pengolahan air limbah untuk tiap MCK yang masing-

masing berlokasi di Negeri Hukurila, Desa Laha dan Desa Tawiri, (b)

Penyediaan sarana dan prasarana persampahan yakni terbangunnya sistem air

limbah terpusat skala lingkungan yang berlokasi di Desa Nania, (c) penyediaan

sarana dan prasarana sanitasi permukiman yaitu terbangunnya sistem air limbah

terpusat skala lingkungan yang berlokasi di Desa Nania, (d) penyusunan DED

Septik Tank Komunal Kecamatan Sirimau antara lain untuk Kelurahan Pandan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 53 ]

Page 54: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Kasturi, Negeri Batu Merah, dan Kayu Tiga Negeri Soya, (e) penyusunan DED

Septik Tank Komunal Kecamatan Baguala untuk Negeri Passo dan Negeri

Halong, dan (f) penyediaan prasarana dan sarana persampahan.

3) Melalui Program Pengelolaan Areal Pemakaman

a) Terlaksana Pembangunan Pagar TPU di Mangga Dua sepanjang 90 m yang

berfungsi untuk melindungi dan menata areal pemakaman.

b) Pengadaan Lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) tidak terealisasi di

tahun 2012.

4) Melalui Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran:

a) Terlaksana Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Pencegahan

Kebakaran dengan tujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam

mengantisipasi resiko bahaya kebakaran dengan kepemilikan peralatan

memadai dan kesadaran membayar retribusi bagi masyarakat/pelaku usaha

sehingga hasil yang dicapai dapat meminimalisir resiko bahaya kebakaran.

b) Terlaksananya kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pertolongan dan

Pencegahan bahaya Kebakaran.

c) Terlaksana Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran dengan

tujuan untuk meningkatkan kinerja aparatur pemadam kebakaran dan

melaksanakan pelatihan bagi satgas dan relawan sehingga menghasilkan

tenaga yang terampil dan handal.

d) Terlaksana Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran yang

merupakan kegiatan rutin meliputi operasional pemadam, gaji pegawai

kontrak, dan biaya makan, minum dan lembur tenaga operasional selama 1

tahun anggaran.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib perumahan

adalah Dinas Tata Kota dan Kantor Pemadam Kebakaran Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Tata Kota dan Kantor Pemadam Kebakaran Kota Ambon

serta komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta

jabatan struktural dan fungsional tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel

LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 54 ]

Page 55: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib perumahan pada

Tahun 2014 adalah Dinas Tata Kota Rp.1.362.225.000,- dan sampai akhir tahun

semua anggaran terealisir sebesar 100%. Sedangkan Kantor Pemadam Kebakaran

sebesar Rp.797.427.160,- dan sampai akhir tahun terealisir Rp.701.276.600,- atau

87,94%.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan perumahan

cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Secara umum pelaksanaan koordinasi perumahan, pelayanan pemakaman dan

pelayanan pemadam kebakaran di Kota Ambon berjalan baik dan tidak ditemui

permasalahan yang mendasar dalam pelaksanaan program dan kegiatan.

8. Kepemudaan dan Olahraga

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak bisa mengabaikan peranan dan partisipasi

pemuda, karena pemuda merupakan tulang punggung masa depan bangsa itu sendiri.

Kehadiran pemuda turut mewarnai perjuangan pembangunan sehingga mereka harus

dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi kepentingan pembangunan. Di Kota Ambon,

pembinaan kepemudaan dan olahraga dilakukan secara simultan dengan tujuan untuk

meningkatkan rasa kebanggaan dan nasionalisme yang tinggi sambil tetap menjunjung

sportivitas dalam keragaman sekaligus berjuang untuk meningkatkan prestasi yang baik

untuk keharuman bangsa dan negara khususnya daerah Maluku.

a. Program dan Kegiatan.

Program yang dilaksanakan pada Tahun 2014 adalah Peningkatan Peran serta

Kepemudaan dengan kegiatan (a) Seleksi Peserta Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

(Paskibraka), dan (b) Seleksi Peserta Jambore Pemuda (JPI) dan Bakti Pemuda Antar

Propinsi (BPAP).

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Kepemudaan dan Olahraga mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran

1) dengan capaian sebagai berikut:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 55 ]

Page 56: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Gelanggang/ balai remaja (selain milik swasta)

Pada tahun 2014 Kota Ambon tidak memiliki Gelanggang/ Balai Remaja.

2) Lapangan olahraga

Lapangan olahraga di Kota Ambon berjumlah 230 buah. Lapangan olahraga

dimaksud berupa lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan volley, lapangan

bulu tangkis, dan kolam renang. Lapangan olahraga dimaksud tersebar pada 50

desa/ kelurahan di Kota Ambon, baik yang digunakan untuk olahraga tingkat kota,

maupun dalam skala kawasan di tempat-tempat permukiman/ perumahan

masyarakat. Dengan demikian rasionya adalah 0,56 per 1.000 penduduk.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

Realisasi Program Peningkatan Peranserta Pemuda adalah:

1) Terlaksananya Seleksi Paskibraka tahap I dalam bentuk rayon dan seleksi tahap II

dan seleksi akhir sebanyak 36 peserta. Dari 36 peserta tersebut, 2 peserta yang

disiapkan untuk mengikuti seleksi Paskibraka Tingkat Provinsi untuk persiapan

ke Tingkat Nasional.

2) Kegiatan Seleksi Peserta Jambore Pemuda (JPI) dan Bakti Pemuda Antar Propinsi

(BPAP), yang dilakukan untuk seleksi dan hasilnya adalah 2 orang untuk

keikutsertaan pemuda pada jambore pemuda tingkat nasional di Jogjakarta.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib kepemudaan

dan olahraga adalah Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota

Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota

Ambon adalah 31 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan,

pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Pariwisata

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel

LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada urusan Pemuda dan

Olahraga Tahun 2014 sebesar Rp.68.700.000,- dan sampai akhir tahun anggaran

semuanya terealisir (100%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 56 ]

Page 57: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan kepemudaan

dan olahraga cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan pemuda dan olahraga adalah:

1) Belum tersedianya infrastruktur di bidang olahraga milik Pemerintah Kota

Ambon.

2) Terbatasnya sumberdaya aparatur bidang Pemuda dan Olahraga secara kualitas

dan kuantitas.

Terkait dengan permasalahan tersebut, langkah-langkah solusi yang dilakukan

adalah perlu adanya ruangan tempat olahraga sebagai sarana dan prasarana bagi

pengembangan olahraga di Kota Ambon.

9. Penanaman Modal

Salah satu keberhasilan dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah terjadinya

desentralisasi kewenangan untuk mengelola dan mengoptimalkan potensi daerah. Dalam

kerangka demikian Pemerintah Kota Ambon berupaya menggali, mempromosikan dan

mengelola sekaligus melestarikan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia

untuk mendorong minat investor berinvestasi di Kota Ambon.

a. Program dan Kegiatan.

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dan Program Peningkatan sarana

dan prasarana aparatur serta Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan untuk mendukung optimalisasi

operasional kedinasan.

2) Program Peningkatan Promosi daan Kerjasama Investasi

a) Penyelenggaraan Pameran Investasi.

b) Konsolidasi Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal Regional

(KP3MR).

c) Penyusunan Design dan Pembangunan Reklame Centre.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 57 ]

Page 58: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.

Indikator Kinerja Kunci pada Urusan Penanaman Modal (Lampiran 1) adalah

kenaikan/ penurunan nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Data realisasi PMDN tahun 2013 tidak ada sedangkan Realisasi PMDN tahun 2014

adalah 134.654.003,48.

c. Realisasi Program dan Kegiatan.

Realisasi dan hasil, serta capaian dari program selama tahun 2013 sebagai berikut :

1) Melalui Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur serta Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan, maka operasional tugas kedinasan

telah berjalan dengan optimal.

2) Melalui Program Peningkatan Promosi daan Kerjasama Investasi :

a) Pengembangan potensi unggulan daerah, dengan memperkenalkan produk-

produk unggulan daerah, melalui pembuatan brosur-brosur dan pamflet.

b) Terlaksananya penyelenggaraan pameran investasi.

c) Kegiatan konsolidasi perencanaan pengembangan penanaman modal regional

(KP3MR) tidak dapat terlaksana.

d) Melalui Design Penyusunan dan Pembangunan Reklame Centre, dilakukan

pembuatan Neon Box dan Baliho, dalam rangka memperkenalkan produk-

produk unggulan daerah, termasuk media informasi terhadap kegiatan

Pemerintahan dan Kemasyarakatan di Kota Ambon.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib penanaman

modal adalah Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat

Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi

Sekretariat Kota Ambon adalah 18 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat

pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada

Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat Kota Ambon

tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 58 ]

Page 59: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada Bagian Kerjasama dan

Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat Kota Ambon Tahun 2014 adalah

Rp.590.717.475,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar

Rp.531.480.425,- atau (89,97%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan penanaman

modal cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi.

Selama penyelenggaraan program dan kegiatan tahun 2014, tidak ada permasalahan

yang mendasar.

10. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Desentralisasi menuntut Pemerintah Kota untuk lebih proaktif dalam usaha mendukung

peningkatan perekonomian daerah. Salah satu yang dilakukan adalah dengan cara

pengembangan usaha daerah, antara lain Koperasi dan UKM.

Selama ini, Koperasi dan UKM terbukti menjadi salah satu penggerak utama

perekonomian dan tidak hanya memberikan kontribusi terhadap penerimaan daerah

melainkan juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Koperasi dan UKM diharapkan

menjadi soko guru perekonomian daerah yang mengakar di masyarakat.

Dengan mewujudkan Koperasi dan UKM yang handal secara bertahap dan berkelanjutan,

Pemerintah Kota Ambon dapat mengurangi angka pengangguran, menurunkan tingkat

kemiskinan, mendinamisasi sektor riil dan memperkecil kesenjangan pendapatan

masyarakat.

a. Program dan Kegiatan

1. Program Penciptaan Iklim Usaha, Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif

dengan kegiatan:

a) Fasilitasi pengembangan usaha mikro kecil dengan sarana usaha.

b) Sosialisasi kebijakan tentang usaha mmikro, kecil dan menengah.

c) Pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 59 ]

Page 60: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha

Kecil Menengah, dengan kegiatan :

a) Fasilitasi kerjasama dan promosi hasil produksi

b) Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan

c) Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi

d) Sosialisasi dan motivasi serta seleksi sarjana wirausaha baru

e) Advokasi/ pendampingan sarjana wirausaha baru

f) Pelatihan manajemen keuangan usaha mikro dan kecil

g) Penilaian usaha mikro dan kecil berprestasi

3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah dengan kegiatan:

a) Koordinasi penggunaan fasilitas pemerintah untuk usaha kecil menengah

dan koperasi.

b) Pemanfaatan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi usaha mikro

kecil dan menengah.

c) Fasilitasi implementasi CSR dan PKBL kepada pelaku usaha kategori

miskin.

4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

a) Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian.

b) Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi.

c) Perkuatan dana stimulant bagi anggota koperasi KK miskin.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.

Urusan Koperasi dan UKM mempunyai 2 indikator kinerja kunci (Lamp I) dengan

capaian sebagai berikut :

1) Koperasi Aktif.

Koperasi aktif untuk tahun 2014 adalah 620 koperasi atau 83,22% dari seluruh

koperasi di Kota Ambon yang berjumlah 745.

2)  Usaha Mikro dan Kecil

Jumlah usaha mikro dan kecil di Kota Ambon adalah 9.554 usaha atau 97,75%

dari seluruh UKM di Kota Ambon yang berjumlah 9.774 UKM.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 60 ]

Page 61: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Realisasi Program dan Kegiatan

(1) Terlaksananya fasilitasi pengembangan usaha kecil dan menengah dalam bentuk

pameran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha kecil, menengah dan

koperasi untuk mempromosikan produk unggulan yang ada di Kota Ambon dan

distenasi wisata Kota Ambon pada event gebyar produk khas daerah (GPKD)

2014 bertempat di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.

(2) Terlaksananya sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan tentang Perkoperasian

(Pergantian Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 kembali ke Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992) dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang

Lembaga Keuangan Mikro. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk pertemuan/ rapat

bersama gerakan koperasi dengan peserta sebanyak 30 orang. Sosialisasi lainnya

adalah pembuatan baliho sebanyak 4 buah dan dipasang pada 4 lokasi yaitu

Tantui, Lateri, Wayame, dan Karang Panjang serta 500 lembar brosur.

(3) Pembentukan Badan Layanan Daerah (BLUD) Permodalan KUMKM untuk

memberikan layanan yang murah bagi usaha mikro yang membutuhkan modal

bagi pengembangan usahanya.

(4) Terlaksananya temu mitra pengurus Kopwan yang dibentuk dari kader PKK

dengan Kopwan Setia Bhakti di Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 13-16

Oktober 2014.

(5) Terlaksananya diklat kewirausahaan bagi sarjana wirausaha yang dilaksanakan

pada tanggal 7-10 Oktober 2014 di Rina Makana Jl. Pattimura Ambon.

(6) Terlaksananya pelatihan pengembangan organisasi dan manajemen KSP yang

dilaksanakan pada 24-27 November 2014.

(7) Terlaksananya seleksi calon wirausaha baru dengan tingkat pendidikan sarjana

untuk dilatih menjadi wirausaha baru yang mandiri, tangguh, berkualitas dan

handal.

(8) Terlaksananya pendampingan bagi 30 orang sarjana wirausaha dan terdapat 6

orang sarjana wirausaha yang telah mengalami peningkatan asset dan omset.

(9) Terlaksananya diklat manajemen keuangan bagi 30 orang pelaku usaha mikro

dan kecil di Kota Ambon dan dilaksanakan pada tanggal 25-28 November di

Hotel Wijaya II Jl. Pantai Mardika Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 61 ]

Page 62: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

(10) Terlaksananya penilaian UKM yang telah diidentifikasikan perkembangan

usahanya dan hasilnya adalah UD. Ronawiska dan UD. D’D memiliki nilai

tertinggi dan dapat diusulkan sebagai UKM Award Tahun 2014 ke

Kementerian Koperasi dan UKM.

(11) Terlaksananya koordinasi penggunaan dana pemerintah untuk usaha mikro

kecil dan menengah. Sarana usaha yang dikelola antara lain pasar, tempat

praktek ketrampilan usaha, sarana kantin sekolah dan sarana PKL.

(12) Terlaksananya rapat koordinasi dan perjalanan dinas dalam rangka monitoring

dan evaluasi koperasi penerima Bansos.

(13) Terlaksananya temu konsultasi sebanyak 2 kali dan perjalanan dinas dalam

rangka konsultasi dan koordinasi CSR/ PKBL di Perusahaan.

(14) Terlaksananya penilaian kesehatan koperasi dan penilaian koperasi berprestasi

dengan hasil penilaian adalah sebanyak 5 koperasi dikategorikan sehat, 52

koperasi cukup sehat, dan 3 koperasi kurang sehat.

(15) Terlaksananya pendampingan kepada pengurus koperasi agar sumber

permodalan yang diperoleh dari hibah Pemerintah Kota Ambon dapat

dilaksanakan dengan baik.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib koperasi dan

UKM adalah Dinas Koperasi dan UKM Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Ambon adalah 24 orang.

Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta

jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Ambon tertera

pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada Dinas Koperasi dan UKM

Kota Ambon Tahun 2014 adalah Rp.378.704.450,- dan sampai akhir tahun anggaran

terealisasi sebesar Rp.328.931.600,- atau (86,86%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan koperasi dan

UKM kurang memadai khususnya gedung kantor sehingga akan dilakukan

pembangunan gedung kantor baru pada tahun anggaran 2014. Peralatan dan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 62 ]

Page 63: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Permasalahan dan Solusi

Beberapa permasalahan yang ditemui antara lain :

1) Biaya pembuatan akta koperasi sangat membebani masyarakat sehingga banyak

kelompok masyarakat yang mengurungkan niatnya untuk membentuk koperasi.

2) Pemberian hibah daerah harus sesuai dengan Permendagri Nomor 32 Tahun

2012 sehingga pada tahun 2014 tidak dapat dilaksanakan.

Solusi yang dilakukan terhadap permasalahan di atas adalah :

1) Meminta dukungan politik dari legislatif dalam upaya mengoptimalkan biaya

pembuatan akta koperasi dengan PPAK agar tidak terlalu mahal sehingga

membebani masyarakat yang akan membentuk koperasi.

2) Mengikuti prosedur berdasarkan rekomendasi BPK sesuai Permendagri Nomor

32 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah sehingga pembenahan administrasi

koperasi calon penerima dana hibah daerah tidak dapat dilaksanakan.

11. Kependudukan dan Catatan Sipil.

Penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang terkait

dengan urusan Kependudukan dan pencatatan sipil adalah memberikan pelayanan dasar

secara prima kepada masyarakat terutama dalam melaksanakan pendaftaran penduduk

dan pencatatan sipil. Hal ini penting karena berkaitan dengan penyediaan data dan

informasi kependudukan secara Nasional mengenai Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir dan mudah

diakses. Dengan demikian data Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dapat

digunakan sebagai acuan untuk perumusan kebijakan, serta dapat menekan dan

menghindari berbagai masalah penduduk akibat globalisasi yang rawan terhadap

manipulasi data kependudukan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 63 ]

Page 64: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Urusan kependudukan dan catatan sipil di Kota Ambon bertujuan memberikan legitimasi

hukum bagi penduduk Kota Ambon melalui penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP),

Kartu Keluarga (KK) dan Akta-akta pencatatan sipil lainnya. Akta-akta pencatatan sipil

lainnya adalah (1) Akta Kelahiran yang terdiri dari Akta Kelahiran Umum, Akta

Kelahiran Istimewa, Akta Kelahiran Dispensasi, (2) Akta Pengakuan Anak, (3) Akta

Pengesahan anak (ADOPSI), (4) Akta Perkawinan, (5) Akta Kematian dan (6) Akta

Perceraian.

Penerbitan KTP dan KK di Kota Ambon sesuai kebijakan diserahkan ke Kecamatan

masing-masing, namun pencetakan blangko maupun formulir KTP, KK dan biodata

penduduk tetap dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai

kewenangannya.

Pelaksanaan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kepada masyarakat selama tahun

2014 adalah:

a. Program dan Kegiatan

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dan Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur untuk melaksanakan tugas-tugas operasional kedinasan.

2) Program Penataan Administrasi Kependudukan yang terdiri dari kegiatan :

(1) Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan - SIAK (membangun,

updating dan pemeliharaan);

(2) Koordinasi pelaksanaan kebijakan kependudukan;

(3) Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat;

(4) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan;

(5) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

(6) Pengawasan pelaksanaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

tingkat Kecamatan;

(7) Penertiban penduduk dan administrasi Kependudukan.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai 3 Indikator Kinerja Kunci

(Lampiran 1) dengan capaian sebagai berikut:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 64 ]

Page 65: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Kepemilikan KTP

Jumlah penduduk yang memiliki KTP di Kota Ambon adalah 173.063 orang atau

78,29%, dari penduduk yang wajib KTP yaitu berumur lebih dari 17 tahun dan

atau pernah/ sudah menikah yang seluruhnya berjumlah 221.054 orang.

2) Kepemilikan akta kelahiran

Jumlah penduduk yang memiliki akte kelahiran di Kota Ambon Tahun 2014

adalah 6.265 orang atau 15,45% dari seluruh penduduk Kota Ambon yang

berjumlah 405.256 jiwa. Dengan demikian, kepemilikan KK adalah 15,45 orang

per 1.000 penduduk.

3) Penerapan KTP Nasional berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK)

Di Kota Ambon sudah diterapkan KTP Nasional berbasis NIK.

c. Realisasi Program/ Kegiatan

1. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada program pelayanan Administrasi Perkantoran

dan program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur telah dilakukan untuk

menunjang operasional kedinasan dan penyediaan fasilitas kerja agar dapat

berjalan secara optimal. Namun pada kegiatan rapat koordinasi dan konsultasi luar

daerah tidak dilaksanakan karena biaya perjalanan dinas luar daerah ditanggung

pada Sekretariat Kota sehingga anggaran perjalanan dinas pada DPA SKPD tidak

digunakan lagi.

2. Program Penataan Administrasi Kependudukan melakukan:

1) Implementasi SIAK (membangun, updating dan pemeliharaan), dengan hasil:

a. Terlaksananya pemeliharaan 2 unit server SIAK yang terkena Virus

b. Terpeliharanya data base kependudukan yang ada pada server SIAK.

2) Tersosialisasinya Kebijakan Kependudukan sehingga meningkatnya

pemahaman aparat RT/RW (masyarakat) menyangkut kebijakan

kependudukan terutama peraturan per-Undang-undangan yang relevan.

3) Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan (penerapan E-

KTP) dengan terlaksananya pelayanan KTP elektronik di 5 Kecamatan dan

Dinas Kependudukan untuk penduduk wajib KTP di Kota Ambon

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 65 ]

Page 66: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan hasil melalui tersedianya laporan

menyangkut pelaksanaan pelayanan urusan kependudukan sepanjang tahun

2014 di tingkat Kecamatan maupun Dinas serta mengevaluasi sejauh mana

pelaksanaan urusan tersebut dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan.

5) Penertiban Penduduk, melalui terjaring dan terdatanya penduduk yang masuk

keluar kota Ambon tanpa dilengkapi dengan dokumen penduduk.

6) Tersusunnya kebijakan kependudukan melalui tersedianya Peraturan Daerah

Pengganti yang mengatur tentang besarnya retribusi pengganti biaya cetak

KTP dan Akta Pencatatan Sipil yang dipungut oleh Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.

7) Terkait dengan pelaksanaan E-KTP di Kota Ambon, maka Pelayanan E-KTP

regular di Kota Ambon sampai Desember 2014 telah mencapai 239.773 orang

atau sebesar 67,56%.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib kependudukan

dan pencatatan sipil adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon adalah 28

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan,

serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Ambon Tahun 2014 adalah Rp.2.114.714.271,- dan sampai akhir

tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.1.950.521.338,- atau 92,24%.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan

kependudukan dan pencatatan sipil cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara

optimal.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 66 ]

Page 67: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program/kegiatan serta kewenangan

di bidang Kependudukan Dan Catatan Sipil tahun 2014,yaitu :

(1) Terbatasnya sumber daya aparatur dan perangkat pendukung dalam mendukung

pelaksanaan pelayanan dibidang kependudukan.

(2) Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi antar instansi terkait dalam

pelaksanaan kebijakan kependudukan.

Bertolak dari permasalahan diatas, maka langkah pemecahan yang dilakukan adalah :

(1) Perlu penambahan/ penyegaran bagi operator SIAK di tingkat Kecamatan

maupun di Dinas serta peremajaan perangkat pendukung (komputer) dalam

upaya meningkatkan pelayanan di bidang kependudukan.

(2) Perlu ditingkatkan koordinasi secara optimal dengan instansi terkait menyangkut

pelaksanaan kebiajakan kependudukan sehingga berjalan dengan baik terutama

menyangkut penyampaian laporan hasil pelaksanaan pelayanan kependudukan

dari instansi terkait ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

12. Ketenagakerjaan.

Pembangunan bidang ketenagakerjaan merupakan bagian internal dari Pembangunan

Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui upaya

penciptaan lapangan kerja dan lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan serta

perlindungan hak kesejahteraan tenaga kerja untuk memperoleh penghidupan yang layak

bagi manusia.

a. Program dan Kegiatan

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur; serta Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja Keuangan, untuk mendukung pelaksanaan operasional kedinasan.

2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan kegiatan: (a) Penyusunan

informasi bursa tenaga kerja, (b) Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja,

(c) Pelatihan ketrampilan pendayagunaan semen, (d) pelatihan keterampilan tata

rias/ SPA, (e) pelatihan keterampilan elektronik, dan (f) pelatihan kewirausahaan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 67 ]

Page 68: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan dengan

kegiatan: (a) Monitoring, evaluasi dan pelaporan, (b) pengawasan dan

perlindungan tentang sistem pengupahan, (c) Pengawasan dan perlindungan K3,

(d) Pemeriksaan dan pemberlakuan UU No. 7 tahun 1981 serta pelaksanaan

UMP, (e) survei kehidupan hidup layak (KHL), (f) Pemeriksaan norma kerja

wanita dan anak terpaksa bekerja, (g) pendataan sarana hubungan industrial dan

jamsostek, (h) pencegah dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, (i)

penyuluhan dan pembentukan PP dan PKB, (j) penyuluhan pembentukan LKS

Bipartit, (k) tentang kasus ketenagakerjaan, (l) Bulan keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3), (m) sosialisasi door to door tentang Upah Minimum Propinsi (UMP)

dan Tunjangan Hari Raya, (n) rapat koordinasi daerah pengawas ketenagakerjaan

se-Maluku, dan (o) penyusunan data base tenaga kerja daerah.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Ketenagakerjaan mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Pelayanan Kepesertaan Jaminan Sosial bagi pekerja/buruh

Jumlah pekerja/buruh di Kota Ambon tahun 2014 adalah 1.243 orang, sedangkan

jumlah pekerja/buruh peserta program jamsostek aktif 2.169 jiwa Dengan

demikian tingkat peserta jamsostek di Kota Ambon adalah 57,31%.

2) Pencari kerja yang ditempatkan

Jumlah pencari kerja yang ditempatkan tahun 2014 adalah 1.824 orang atau 6,82%

dari pencari kerja yang mendaftar yang sebanyak 26.738 jiwa.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

Dari pelaksanaan program/ kegiatan diatas maka hasil yang dicapai adalah:

1) Terlaksananya Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur; serta Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja Keuangan, untuk mendukung pelaksanaan operasional Perkantoran

dengan baik.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 68 ]

Page 69: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Terciptanya Peningkatan Kesempatan Kerja melalui : (1) Monitoring, evaluasi

dan pelaporan, (2) tersedianya informasi bursa tenaga kerja selama 12 bulan, (3)

Tersebarluasnya informasi bursa tenaga kerja melalui pengumpulan data

lowongan kerja untuk dimasukan pada bursa kerja On Line selama 12 bulan, dan

(4) Pemberian Fasilitasi mendorong Sistem/ Pelatihan Ketrampilan berupa

Pelatihan ketrampilan SPA kepada 40 peserta (penganggur/pencari kerja) selama

12 bulan.

3) Terlaksananya Perlindungan dan Pengembangan Lembaga ketenaga kerjaan

melalui :

(1) Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaporan selama 12 bulan, (2)

Terlaksanannya Pemeriksaan dan Pembinaan Norma Ketenagakerjaan

(Pemeriksaan UMP) kepada 500 Perusahaan, (3) Terfasilitasinya Sosialisasi

perundangan ketenagakerjaan kepada 100 orang/perusahaan, (4) Terlaksananya

Pengawasan dan perlindungan K3 kepada 160 Perusahaan, (5) Terlaksananya

Pemeriksaan dan Pemberlakuan UU No 7 tahun 1981 serta Pelaksanaan UMP

kepada 500 Perusahaan, (6) Tersosialisasinya berbagai peraturan Pelaksanaan

tentang Ketenagakerjaan, (7) Tersedianya Fasilitas Prosedur Perselisihan

Hubungan Industrial yang harmonis antara Pengusaha dan Pekerja sehingga dapat

mengurangi jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), (8) Pemeriksaan Norma

Kerja Wanita dan Anak Terpaksa Bekerja kepada 100 orang/perusahaan, (9)

Tersedianya Penyusunan Kebijakan dan Standarisasi Lembaga Penyalur Tenaga

Kerja, (10) Terfasilitasinya Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur

tenaga kerja untuk 60 Perusahaan dan (11) Terlaksananya Peningkatan

Pengawasan Perlindungan dan Penegakan Hukum (K3) kepada 160

orang/perusahaan.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib ketenaga-

kerjaan adalah Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 69 ]

Page 70: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e. Jumlah pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon adalah 32 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional pada Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon tertera pada

Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada Dinas Tenaga Kerja Kota

Ambon Tahun 2014 adalah Rp.796.229.125,- dan sampai akhir tahun anggaran

terealisasi sebesar Rp.791.649.009,- atau (99,42%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan

ketenagakerjaan cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Dalam hal memberikan peningkatan pelayanan ketenagakerjaan masih ditemui

masalah antara lain :

1) Belum terampilnya pencari kerja terdaftar.

2) Lowongan kerja di sektor pemerintah dan swasta terbatas.

3) Spesifikasi kebutuhan pasar kerja belum dapat terpenuhi oleh pencari kerja.

4) Kurangnya minat dari pencari kerja untuk menjadi calon wirausaha baru.

5) Keterbatasan dana dan alokasi anggaran sehingga perlu penambahan dana untuk

monitoring dan dana bantuan modal usaha bagi wirausaha baru.

Bertolak dari Permasalahan di atas, maka langkah – langkah penyelesaian yang

dilakukan adalah:

1) Peningkatan keterampilan pencari kerja melalui Pelatihan Teknologi Tepat Guna

2) Pengisian lowongan kerja di sektor swasta dengan berusaha mandiri.

3) Persediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

4) Pelatihan motivasi usaha untuk dapat memberikan motivasi kepada calon

wirausaha baru.

5) Penambahan dana agar monitoring dapat berjalan efektif dan dana bantuan bagi

wirausaha dapat teratasi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 70 ]

Page 71: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

13. Ketahanan Pangan.

Urusan ketahanan pangan di Kota Ambon dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kota Ambon. Program dan kegiatan yang dilakukan dalam urusan ini, serta

permasalahan yang dihadapi adalah sama dengan Urusan Pilihan Pertanian.

a. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Ketahanan Pangan mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1)

dengan capaian sebagai berikut:

1) Regulasi ketahanan pangan

Di Kota Ambon belum ada peraturan dalam bentuk peraturan daerah atau

peraturan walikota tentang kebijakan ketahanan pangan.

2) Ketersediaan pangan utama

Ketersediaan pangan utama di Kota Ambon tahun 2014 adalah 64.593.757,32 kg

untuk 405.256 penduduk. Dengan demikian rata-rata jumlah ketersediaan pangan

utama per tahun di Kota Ambon adalah 159.390 kg per 1.000 penduduk.

b. Jumlah pegawai pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon adalah 102

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan,

serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota

Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

c. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

ketahanan pangan cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Perlindungan terhadap hak-hak perempuan dan anak telah diwujudkan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor

24 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Kedua peraturan tersebut

memberikan ruang kepada kaum Perempuan dan Anak untuk memiliki hidup yang layak

dan dilindungi hak-haknya serta diperlakukan sama dengan kaum laki-laki.

a. Program dan Kegiatan

Selama tahun 2013, telah diimplementasikan berbagai program terkait pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, yaitu:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 71 ]

Page 72: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

a) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan terdiri

dari 4 kegiatan sebagai berikut :

Sosialiasi PUG dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak.

Rapat Koordinasi Keterpaduan PUG dan Peningkatan Kualitas Hidup

Perempuan dan anak.

Pelatihan bagi Tenaga Pelayan dan Pendamping KDRT.

Sosialisasi Cara Hidup Beretika dan Tata Krama bagi Dharma Wanita

Persatuan Kota Ambon.

b) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak terdiri dari

8 kegiatan sebagai berikut :

Pengumpulan Data Base.

Peningkatan Pengetahuan Kader Melalui Orientasi Kader PKK.

Rapat Koordinasi Implementasi Program Dharma Wanita Persatuan Kota

Ambon.

Publikasi Lembaga Layanan ke Masyarakat.

Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan Perkara Terhadap Perempuan dan

Anak.

Sosialisasi Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini dan Kota Layak Anak.

Pengadaan Formulir untuk Menunjang Proses Pengaduan oleh Masyarakat di

P2TP2A.

Pembinaan dan penilaian Program Terpadu P2WKSS

c) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dengan

kegiatan Sosoialisasi Kesetaraan Gender dan Hak-hak Reproduksi bagi

Perempuan.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai 3 Indikator

Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan capaian sebagai berikut:

1) Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah.

Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah adalah 5.348 orang 10,04%

dari jumlah pekerja perempuan di Kota Ambon tahun 2014 sebanyak 53.264.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 72 ]

Page 73: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas.

Pada tahun 2014 Jumlah perempuan usia 15 tahun ke atas yang melek huruf

sebanyak 156.528 orang atau 99,92% dari jumlah anak perempuan usia 15

tahun ke atas sebanyak 126.629 orang.

3) Partisipasi angkatan kerja perempuan.

Jumlah pekerja perempuan di Kota Ambon tahun 2014 adalah 62.223 orang atau

44,92% dari seluruh penduduk usia kerja perempuan yang berjumlah 138.505

orang.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

(1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan,

Realisasi keuangan untuk program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas

Anak dan Perempuan ini adalah sebesar Rp 31.866.850,- atau 99,10% dari

jumlah anggaran yang diperuntukkan. Rp. 32.166.850,- Keempat kegiatan

terlaksana dengan baik.

(2) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, Realisasi

keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp 128.683.625,- atau 94,70% dari

jumlah anggaran yang diperuntukkan sebesar Rp. 134.523.625,- dan semua

kegiatan terlaksana.

(3) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, Realisasi

keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp 18.260.900,- atau 100% dari

jumlah anggaran yang diperuntukkan.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Perempuan dan Keluarga Berencana dan (BPPM-KB) Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada BPPM-KB Kota Ambon adalah 60 orang. Komposisi pegawai

berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan

fungsional pada BPMP-KB Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan

Tabel LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 73 ]

Page 74: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak Tahun 2014 adalah Rp.184.951.375,- dan sampai

akhir tahun anggaran sebesar Rp.178.811375.- atau 96,68%.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam jumlah asset pada BPMP

dan KB Kota ambon adalah sebanyak 276 asset dan sebanyak 8 asset tidak layak

untuk digunakan.

h. Permasalahan dan Pemecahan Masalah

Permasalahan umum yang dihadapi dalam Pemberdayaan Perempuan dan Anak

adalah kurangnya jumlah pegawai pada SKPD.

Sehubungan dengan hal tersebut maka solusi yang harus dilakukan adalah

melakukan penambahan pegawai pada SKPD.

15. Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS).

Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera bertujuan

untuk membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera serta Meningkatkan

Kualitas Keluarga yang Hidup Layak menuju Keluarga Berkualitas.

a. Program dan Kegiatan

Program yang dilaksanakan selama tahun 2014 adalah:

a) Program Keluarga Berencana terdiri dari 14 kegiatan sebagai berikut:

Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin;

Rapat Koordinasi Teknis Program KB;

Pemetaan dan Pendataan Keluarga dan Keluarga Miskin;

Pelatihan Petugas Pendataan Keluarga dan Keluarga Miskin;

Pelayanan/Orientasi Kesehatan Ibu,Bayi dan Anak (Kahiba);

Penyediaan Pelayanan KIE dan Perlindungan Hak Reproduksi Bagi Keluarga

Miskin;

Promosi Kelompok UPPKS pada Jambore tkt Nasional;

Pengadaan Obgyn Bed (DAK);

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 74 ]

Page 75: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Pengadaan IUD Kit (DAK);

Pengadaan sarana dan prasarana pelayanan Komunikasi ,Edukasi dan

Advokasi KIE (BKB KIT) (DAK);

Pengadaan sepeda Motor (DAK);

Pengadaan Person Komputer (DAK);

Pengadaan Implan Removal (DAK);

Pertemuan Teknis Medis.

b) Program Kesehatan Reproduksi Remaja terdiri dari 2 kegiatan sebagai berikut :

Advokasi dan KIE tentang KRR;

Orientasi dan KIE bagi siswa SMK/SMU.

c) Program Promosi Kesehatan Ibu,Bayi dan Anak Melalaui Kelompok Kegiatan

Masyarakat Kegiatannya :

Pelatihan Bina Keluarga Balita Untuk Kader PKK.

d) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR

Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Kegiatan :

Pelayanan KRR Bagi Keluarga dan Kelompok Sebaya di luar Sekolah;

Advokasi dan KIE Tentang KRR bagi remaja dan kelompok sebaya.

e) Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga kegiatannya

Rapat Koordinasi dan Konsultasi TP-PKK Kota Ambon Tentang Program KB.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (Lampiran 1) mempunyai 2

Indikator Kinerja Kunci dengan capaian sebagai berikut:

1) Preverensi peserta KB Aktif

Jumlah peserta program KB Aktif di Kota Ambon tahun 2014 adalah 31.744

orang dari pasangan usia subur yang berjumlah 43.709 orang. Dengan demikian

preverensi peserta KB Aktif adalah 72,63%.

2) Rasio petugas lapangan KB/ Penyuluh KB (PLKB/PKB) di setiap Desa/Kelurahan

Rasio petugas lapangan KB/ Penyuluh KB (PLKB/PKB) di setiap Desa/Kelurahan

yang ada di Kota Ambon adalah 50/24 x 100% sehingga diperoleh persentase

sebesar 208,33%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 75 ]

Page 76: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Realisasi Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan program/ kegiatan di atas adalah:

a) Program Keluarga Berencana

Realisasi keuangan untuk program Keluarga Berencana ini adalah sebesar Rp

1.544.728.322 atau 98,40% dari jumlah anggaran yang diperuntukkan sebesar

Rp. 1.569.068.014,-. Semua kegiatan terlaksana.

b) Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp 21.957.350,- atau 100%

dari jumlah anggaran yang diperuntukkan dan semua kegiatan terlaksana.

c) Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan

Masyarakat. Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp

11.331.450,- atau 100% dari jumlah anggaran yang diperuntukkan.

d) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR

Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp 18.621.950,- atau 100%

dari jumlah anggaran yang diperuntukkan.

e) Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp 45.022.500,-,- atau

100% dari jumlah anggaran yang diperuntukkan.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib keluarga

berencana dan keluarga sejahtera adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat

Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada BPMPKB Kota Ambon adalah 60 orang. Komposisi pegawai

berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan

fungsional pada BPMP-KB Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan

Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib keluarga berencana

dan keluarga sejahtera Tahun 2014 adalah Rp.1.666.001.264,- dan sampai akhir

tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.1.641.661.572,- atau 98,53%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 76 ]

Page 77: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan keluarga

berencana dan keluarga sejahtera cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara

optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan utama yang dihadapi selama Tahun 2014 adalah kurangnya pegawai

pada SKPD. Solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan dimaksud adalah

melakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian Kota untuk penambahan pegawai

pada SKPD.

16. Perhubungan.

Pelayanan dasar di bidang perhubungan sebagai salah satu urusan wajib dari kewenangan

Pemerintah Kota terkait dengan bidang perhubungan darat, perhubungan laut serta

perhubungan udara dan pos telekomunikasi. Pelayanan dasar di bidang perhubungan

bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi kelancaran arus transportasi orang, barang

dan jasa maupun arus komunikasi.

a. Program dan Kegiatan

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan 7 (tujuh) kegiatan sebagai

berikut:

a) Penyediaan jasa surat menyurat.

b) Penyediaan alat tulis kantor/ ATK.

c) Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja.

d) Penyediaan cetak dan penggandaan.

e) Penyediaan komp. Instalasi Listrik/ Penerangan bangunan kantor.

f) Rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah.

g) Rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan

Pemeliharaan Rutin/ berkala Kendaraan/ Operasional.

3) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan dengan kegiatan:

a) Pengadaan jas hujan dan rompi operasional.

b) Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas dan marka.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 77 ]

Page 78: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan kegiatan:

a) pengadaan kendaraan/ mobil derek.

b) Pemeliharaan rambu lalu lintas.

5) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, dengan kegiatan Penertiban

transportasi dan perparkiran.

6) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, dengan 5 (lima)

kegiatan sebagai berikut:

a) Pembangunan dermaga perahu Ambon-Darwin.

b) Pengadaan Repiter.

c) Pembangunan lanjutan terminal transit tipe B Passo.

d) Pembangunan sarana pelengkap dermaga perahu Ambon-Darwin.

e) Pengadaan pelampung navigasi.

b. Tingkat Pencapian Standar Minimal.

Indikator Kinerja Kunci pada Urusan Perhubungan (Lampiran 1) adalah angkutan

darat. Jumlah angkutan darat di Kota Ambon Tahun 2014 adalah 1.700 unit dengan

jumlah penumpang adalah 32.640.000 orang. Dengan demikian rata-rata pelayanan

angkutan darat tahun 2014 adalah 0,01 penumpang per kendaraan angkutan darat.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

1) Program pelayanan administrasi perkantoran dan peningkatan sarana dan

prasarana aparatur telah terealisasi untuk menunjang berbagai operasional

perkantoran.

2) Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan terealisasi dengan

kegiatan pengadaan 55 buah jas hujan, 55 buah rompi operasional, 125 buah

rambu lalu lintas, zebra cross/ marka jalan sepanjang 350 m, dan pagar pengaman

jalan (guard raill) sepanjang 100 m.

3) Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas telah terlaksana pemeliharaan

100 buah rambu lalu lintas dan penertiban terpadu TNI/ POLRI dan Pemerintah

Kota Ambon dengan kegiatan normalisasi arus lalu lintas sesuai SK Walikota

Ambon Nomor 135 Tahun 2008 tentang Penetapan Arus Lalu Lintas dan Rambu-

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 78 ]

Page 79: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Rambu Jalan di Kota Ambon. Sedangkan untuk kegiatan pengadaan kendaraan/

mobil derek tidak dapat terealisasi.

4) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan. Pada program ini hanya terdapat 1

(satu) kegiatan yaitu : Penertiban Transportasi dan Perparkiran melalui uang

lembur PNS bagi 47 orang, sosialisasi tertib transportasi dan perparkiran lewat

media sebnayak 60 kali.

a) Pada Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, telah

terlaksana pengadaan repiter yang terdiri dari 30 buah handy tolky, 1 unit

antena, dan penyetelan repiter dan radio/ frekuensi; pembangunan dermaga

perahu Ambon-Darwin; pembangunan lanjutan terminal transit Passo;

pembangunan sarana pelengkap dermaga perahu Ambon-Darwin; dan

pengadaan pelampung navigasi (lampu mercusuar).

Disamping realisasi program kegiatan diatas, ada pula tugas pelayanan perijinan

bagi pengusaha dan masyarakat yang meliputi bidang-bidang sebagaimana

tergambar pada Tabel berikut ini:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 79 ]

Page 80: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Tabel III.1. Realisasi Perijinan dan Retribusi Tahun 2014.

No. Jenis Ijin Jumlah

1 Retribusi parkir di tepi jalan umum: a. Roda dua 400.000 kali b. Roda Empat 140.000 kali c. Roda Enam 15.000 kali d. Becak 2.300 buah 2 Retribusi uji kendaraan bermotor: a. < 5000 JBB 2.736 kali

b. > 5000 JBB 626 kali 3 Retribusi Terminal: a. Terminal Mardika 320.856 kali b. Terminal AKDP 25.696 kali c. MCK (dalam terminal) 31.830 d. Ret. Lapak (dalam terminal) 3.372 buah 4 Retribusi Tempat Parkir Khusus a. Roda Dua 38.000 b. Roda Empat 6.000 c. Roda Enam 300 5 Retribusi Ijin Trayek -

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Ambon, 2014.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib perhubungan

adalah Dinas Perhubungan Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Perhubungan Kota Ambon adalah 60 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional pada Dinas Perhubungan Kota Ambon tertera pada

Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik pada Dinas Perhubungan Kota

Ambon Tahun 2014 adalah Rp.4.745.897.650,- dan sampai akhir tahun anggaran

terealisasi sebesar Rp.3.945.253.760,- atau (83,12%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan

perhubungan cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 80 ]

Page 81: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Permasalahan dan Solusi

Dalam melaksanakan kewenangan di bidang perhubungan pada kenyataannya

dihadapkan dengan beberapa masalah baik internal mapupun eksternal yaitu :

1) Belum terselesainya pembangunan Terminal Transit Type B Passo.

2) Arus lalu lintas dalam Kota Ambon belum berjalan sesuai SK Walikota Ambon

Nomor 137 Tahun 2008 tentang Penetapan Arus Lalu Lintas dan Rambu-Rambu

Jalan Dalam Kota Ambon.

3) Masih adanya PKL yang berjualan di dalam terminal A1 dan A2 yang dapat

mengganggu aktivitas kendaraan angkutan kota.

4) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap tata cara berlalu lintas.

5) Sarana dan prasarana belum memadai, serta rendahnya SDM yang mengelola

perpakiran (juru parkir) di tepi jalan umum.

6) Masih adanya tumpang tindih kewenangan di bidang Perhubungan Udara, Pos

dan Telekomunikasi antara Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota

Ambon, khusunya mengenai pemberian ijin pembangunan menara (Tower)

Dalam mengatasi permasalahan dan hambatan terkait dengan kewenangan di bidang

perhubungan di atas, telah diupayakan jalan keluar yaitu :

1) Mengupayakan alokasi dana APBD I , APBN maupun mencari Investor guna

menyelesaikan pembangunan Terminal Transit Type B di Passo.

2) Normalisasi arus lalu lintas dalam Kota Ambon sesuai Surat Keputusan

Walikota Ambon Nomor 137 tahun 2008.

3) Perlu dilakukan penertiban terhadap PKL yang berjualan di dalam terminal secara

tegas dan terpadu serta penempatan personil Pol-PP secara kontinu dalam rangka

pengawasan/pengamanan terminal terhadap kemungkinan kembalinya PKL untuk

berjualan di dalam terminal.

4) Sosialisasi tentang tata tertib berlalu lintas yang baik kepada masyarakat dan

pengemudi kendaraan bermotor Angkutan Kota dan kendaraan pribadi/dinas.

5) Perlu pembuatan marka jalan dan pemasangan rambu- rambu lalu lintas

6) Perlu pelatihan kepada juru parkir.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 81 ]

Page 82: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

7) Perlu adanya koordinasi antara Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota

Ambon terhadap pelaksanaan kewenangan pemerintah Kabupaten/Kota di bidang

Perhubungan Udara, Pos dan Telekomunikasi sebagaimana tertuang dalam PP

Nomor 38 tahun 2007.

17. Komunikasi dan Informatika.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dengan kecanggihan yang

mutakhir mendorong Pemerintah Kota Ambon untuk semakin cepat pula menyesuaikan

kecanggihan yang ada dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan

tata pamong yang bersih, transparan dan akuntabel. Hal ini mendorong perubahan

paradigma dalam masyarakat yaitu menjadi masyarakat informasi dan pelayanan publik

yang berkualitas dengan memanfaatkan teknologi informasi.

a. Program dan Kegiatan

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dan Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur dalam menunjang operasional perkantoran.

2) Program Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informasi

dengan kegiatan; (a) pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan

informasi, (b) pengembangan sistem e-catalog pariwisata, (c) pengembangan box

informasi, (d) lomba desain logo maskot dan logo visit ambon, dan (e)

pengembangan aplikasi sistem pelayanan terpadu satu pintu (SIMANTAP).

3) Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi dengan

kegiatan pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi.

4) Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi dengan

kegiatan pelatihan SDM dalam bidang Komunikasi dan Informatika.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Komunikasi dan Informatika mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci dengan

capaian sebagai berikut:

1) Website milik Pemerintah Daerah

Pemerintah Kota Ambon mempunyai website yaitu www.ambon.go.id.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 82 ]

Page 83: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Pameran/ Expo

Jumlah pameran/ expo yang dilakukan Pemerintah Kota Ambon adalah satu kali.

c. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

a. Terlaksananya operasional perkantoran dengan optimal, melalui program

Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur untuk menunjang tugas-tugas operasional kantor.

b. Program Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informasi

telah terealisasi sebagai berikut:

(1) Peningkatan koneksi jaringan berbasis wireless pada SKPD di luar Balai

Kota yaitu Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Dinas Tenaga Kerja,

BPMPKB, Kecamatan Teluk Ambon, dan Kelurahan Honipopu.

(2) Tersedianya layanan informasi pariwisata berbasis web yang lengkap dan

akurat sebagai media informasi dan promosi pariwisata Kota Ambon.

(3) Tersedianya layanan informasi bagi masyarakat melalui pengadaan box

informasi.

(4) Tersedianya logo dan maskot Kota Ambon untuk memperkenalkan maskot

Kota Ambon sebagai identitas pariwisata Kota Ambon.

(5) Pengembangan aplikasi SIMANTAP untuk meningkatkan kualitas

pelayanan perijinan dan pelayanan publik secara baik pada SKPD

penghasil, ada 90 jenis perijinan.

c. Terlaksananya pengkajian dan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan

pegawai dalam pelayanan publik (perijinan) dan infrastruktur IT.

d. Terlaksananya pelatihan SDM bidang komunikasi dan informasi untuk

menunjang operasional Kantor di bidang IT dengan baik.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib komunikasi dan

informatika adalah Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada KPDE Kota Ambon adalah 15 orang. Komposisi pegawai

berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan

fungsional tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 83 ]

Page 84: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib komunikasi dan

informatika Tahun 2014 adalah Rp.3.195.716.126,- dan sampai akhir tahun anggaran

terealisasi sebesar Rp.2.933.165.827,- atau (91,8%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan komunikasi

dan informatika cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan komunikasi dan informatika

adalah:

1) Pemanfaatan TI oleh aparatur Pemerintah Kota Ambon belum maksimal.

2) Teknis SDM KPDE masih kurang/ terbatas serta belum dapat menangani

seperlunya masalah yang berkaitan dengan TI (jaringan dan SIM) yang spesifik.

3) Peralatan yang rentan mengalami kerusakan akibat padamnya aliran listrik PLN,

serta kesulitan untuk mendapatkan peralatan pengganti.

Dari permasalahan di atas maka solusi yang dapat diambil adalah:

1) Perlu adanya pelatihan/ sosialisasi pemanfaatan TI bagi aparatur Pemerintah Kota

Ambon.

2) Perlu adanya training khusus bagi staf KPDE.

3) Perlu adanya genset khusus dengan daya yang mampu memenuhi kebutuhan daya

listrik peralatan TI di ruang server KPDE.

4) Perlu adanya cadangan peralatan TI sesuai kebutuhan.

5) Perlu adanya penambahan tenaga TI.

18. Pertanahan

Urusan wajib Pertanahan adalah bukan urusan desentralisasi yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Kota Ambon. Urusan ini dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Ambon

yang bertanggung jawab secara dekonsentrasi kepada Badan Pertanahan Provinsi

Maluku.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 84 ]

Page 85: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Namun ada beberapa indikator urusan pertanahan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota

Ambon. Ada 2 Indikator Kinerja Kunci urusan Pertanahan (Lampiran 1) yang dilakukan

di Kota Ambon dengan capaian sebagai berikut:

a. Luas Lahan Bersertifikat

Jumlah luas lahan yang bersertifikat di Kota Ambon tahun 2014 adalah 42.417.717 m

atau 11,80% dari luas lahan yang seharusnya bersertifikat sebesar 359.446.200 m.

b. Penyelesaian kasus tanah negara

Jumlah kasus / sengketa tanah yang diselesaikan dalam tahun 2014 adalah sebanyak 6

kasus atau 100% dari jumlah total yang masuk.

c. Penyelesaian Ijin Lokasi

19. Pemerintahan Umum

Penyelenggaraan urusan pemerintahan umum pada hakekatnya terkait dengan

penyelenggraan otonomi daerah, pemerintahan, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah dan kepegawaian.

Gambaran pelaksanaan urusan pemerintahan umum selama Tahun 2014 diuraikan

sebagai berikut:

a. Organisasi dan Manajemen

Bidang Organisasi dan Manajemen dalam menyelenggarakan pemerintahan berfungsi

dalam penyiapan bahan kebijakan dan pembinaan kelembagaan, pengendalian

manajemen, Analisa Jabatan dan Formasi Jabatan, serta tata laksana dan urusan

umum.

a. Program dan Kegiatan

Pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2014 adalah:

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur dalam menunjang operasional perkantoran.

b) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang meliputi

kegiatan Bimtek peningkatan kualitas pelayanan publik, dan Sosialisasi dan

Bimtek SOP dan SP untuk SMP, SMA di lingkup Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 85 ]

Page 86: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Program Perencanaan Pembangunan Daerah yang meliputi penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, seleksi dan pemberian

penghargaan Citra Pelayanan Publik, Standar kompetensi jabatan, dan

Penyusunan uraian tugas jabatan struktural, fungsional khusus dan umum.

d) Program Pembinaan Birokrasi Kepemerintahan melalui kegiatan

restrukturisasi/ penataan tugas dan fungsi unit kerja pada Pemerintah Kota

Ambon.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 adalah:

a) Kegiatan-kegiatan melalui Program Pelayanan Administrasi Perkantoran,

serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur telah dapat

menunjang kelancaran aktivitas perkantoran.

b) Terlaksananya Bimtek peningkatan kualitas pelayanan publik bagi 75 orang

aparatur.

c) Terlaksananya sosialisasi bagi aparatur di sekolah (SMP dan SMA) agar dapat

memahami penyusunan SOP dan SP.

d) Tersedianya LAKIP Pemerintah Kota Ambon Tahun 2013.

e) Terlaksananya pemberian penghargaan citra pelayanan publik bagi SKPD

terbaik sesuai peringkat dalam memberikan pelayanan publik.

f) Tersedianya Perwali tentang standar kompetensi jabatan.

g) Tersedianya Perwali tentang uraian tugas struktural, fungsional khusus dan

umum.

h) Tertatanya tugas dan fungsi unit kerja melalui peningkatan eselon pada dua

SKPD dan pembentukan dua SKPD baru.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang organisasi dan manajemen adalah Bagian Organisasi

dan Manajemen Sekretariat Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 86 ]

Page 87: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

d. Jumlah pegawai pada Bagian Organisasi dan Managemen Sekretariat Kota

Ambon adalah 16 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan,

pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Bagian

Organisasi dan Manajemen Sekretariat Kota Ambon tertera pada Lampiran 4

(Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum bidang organisasi dan manajemen Tahun 2014 adalah Rp.494.266.352,-

dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.475.918.939,- atau

96,29%.

f. Kondisi sarana dan prasarana kantor secara umum dalam kondisi baik, namun ada

beberapa diantaranya sudah rusak berat karena termakan usia sehingga tidak bisa

digunakan lagi. Untuk itu masih perlu dukungan tambahan komputer/ laptop

sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan administrasi kantor.

g. Permasalahan dan Solusi

1) Dalam pelaksanaan tugas di bidang organisasi dan manajemen, permasalahan

yang dihadapi adalah:

a) Masih terdapat keterlambatan pengumpulan laporan/data-data dari

masing-masing SKPD yang dimintakan oleh Bagian Organisasi dan

Manajemen Sekretariat Kota Ambon sebagai bahan pendukung

pelaksanaan tugas dan fungsinya.

b) Dalam pelaksanaan penataan kelembagaan selalu diperhadapkan dengan

peraturan perundang-undangan tentang pembentukan organisasi, yang

tumpang tindih sehingga memberikan ketidakpastian hukum serta

perubahan peraturan yang terlalu cepat sebelum dilakukan evaluasi atas

implementasi dari peraturan terdahulu.

c) Terjadinya tumpang tindih dalam pengembangan program dan kegiatan

oleh SKPD yang satu dengan SKPD lainnya.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 87 ]

Page 88: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan tersebut diatas maka solusi

yang ditempuh adalah :

a) Melakukan perubahan organisasi perangkat daerah sebagai tindak lanjut

dari rencana perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Pedoman Organisasi Perangkat Organisasi.

b) Pengelompokan kewenangan menurut rumpunnya yang mirip atau sama

kedalam satu SKPD tertentu.

c) Peningkatan fungsi pengendalian dan pengawasan pada saat perumusan

dan pengusulan program dan kegiatan dengan melibatkan Bagian

Organisasi dan Manajemen dalam Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TAPD).

d) Dalam proses penyusunan RPJM sebagai dasar utama perencanaan

pembangunan dan pelaksanaan kewenangan perlu melibatkan Bagian

Organisasi dan Manajemen untuk menjamin batasan kewenangan yang

tergambar dalam program dan kegiatan agar tidak terjadi tumpang tindih.

e) SKPD pengusul program dan kegiatan yang tumpang tindih diharapkan

melaksanakan rekomendasi Inspektorat terhadap hasil evaluasi

akuntabilitas kinerja SKPD tersebut.

b. Pemerintah Kecamatan

Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat

merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pemerintah

di Kota Ambon, termasuk Pemerintah Kecamatan. Di Kota Ambon secara

administrasi terdiri dari 5 Kecamatan yang meliputi 50 Desa/ Kelurahan.

Keberhasilan kinerja kecamatan dan desa/kelurahan sebagai ujung tombak dari

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pelayanan masyarakat menjadi

salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di Kota Ambon.

Gambaran pelaksanaan program/kegiatan pada setiap Kecamatan di Kota Ambon

adalah :

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 88 ]

Page 89: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Kecamatan Nusaniwe

Kecamatan Nusaniwe secara administrasi terdiri dari 5 Desa dan 8 Kelurahan

dengan luas wilayah 88,35 Km2.

a) Program dan Kegiatan

(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur, serta Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan-

kegiatan untuk menunjang operasional perkantoran.

(2) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dengan kegiatan

peyuluhan dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

(3) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dengan

kegiatan (a) monitoring, evaluasi dan pelaporan kapasitas aparatur

Pemerintah Desa, dan (b) Pelatihan manajemen Pemerintah Desa.

(4) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam

Pembangunan dengan kegiatan penyuluhan bagi Ibu Tumah Tangga dalam

membangun keluarga sejahtera.

(5) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

dengan kegiatan (a) Lomba Desa/Kelurahan, dan (b) pembinaan dan

persiapan Lomba P2WKSS.

(6) Program Perencanaan Pembangunan Daerah dengan kegiatan (a)

Musyawarah Perencanaan Pembangunan/ Musrenbang Tingkat

Kecamatan, dan (b) pengembangan partisipasi masyarakat dalam

perumusan program dan kegiatan publik.

b) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan progam/kegiaan selama tahun 2014 adalah:

(1) Operasional perkantoran dapat berjalan lancar melalui penyediaan

administrasi perkantoran dan kinerja/keuangan, serta penyediaan sarana

dan prasarana dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

(2) Terlaksananya prnyuluhan untuk memberdayakan masyarakat.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 89 ]

Page 90: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

(3) Tersedianya data laporan Pemerintah Desa dan terlaksananya pelatihan

manajemen bagi aparatur Pemerintah Desa.

(4) Terlaksananya penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun

keluarga sejahtera.

(5) Terlaksananya Lomba Desa/Kelurahan dalam peningkatan partisipasi

Masyarakat Desa dengan kegiatan sesuai jadwal yang ditentukan dan

P2WKSS.

(6) Tersusunnya perencanaan pembangunan di tingkat desa/kelurahan dan

kecamatan secara bottom up dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan

program dan kebijakan publik.

c) Permasalahan dan Solusi

1) Proses Pemilihan Raja Negeri Nusaniwe dan Raja Negeri Urimessing

yang belum dilaksanakan disebabkan proses Revisi Perda Nomor 3 dan 13

Tahun 2008 sementara berjalan sehingga seluruh proses pemilihan Raja

dihentikan sementara.

2) Kurangnya kendaraan dinas/ operasional dalam menunjang kelancaran

pelaksanaan tugas, juga belum memadainya sarana dan prasarana gedung

kantor.

3) Keterbatasan kapasitas pegawai disesuaikan dengan rasio pelayanan

kepada masyarakat di Kecamatan Nusaniwe.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka solusi yang diambil antara lain:

1) Mengupayakan percepatan proses pemilihan Raja Negeri Nusaniwe dan

Negeri Urimessing dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan

Bagian Tata Pemerintahan.

2) Mengakomodir pengadaan sarana dan prasarana tersebut kedalam DPA

tahun 2015 SKPD Kecamatan Nusaniwe.

3) Perlu dilakukan penambahan jumlah pegawai dengan kemampuan

penguasaan TIK serta pengelola keuangan, penguatan kapasitas pegawai

dengan melakukan bimtek atau pelatihan disesuaikan dengan rasio

kebutuhan pelayanan publik.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 90 ]

Page 91: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Kecamatan Sirimau

Kecamatan Sirimau secara administrasi terdiri dari 4 Desa dan 10 Kelurahan

dengan luas wilayah 86,82 Km2.

a) Program dan Kegiatan

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur, dan Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan-

kegiatan yang mendukung operasional perkantoran.

2) Program Perencanaan Pembangunan Daerah dengan kegiatan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan/ Musrenbang Tingkat Kecamatan.

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

dengan kegiatan; (a) Perlombaan Desa/ Kelurahan, (b) Pembinaan dan

persiapan Desa/ Kelurahan dalam rangka Lomba Desa/ Kelurahan Tingkat

Kota, (c) Pembinaan dan persiapan Desa/ Kelurahan dalam rangka Lomba

Desa/ Kelurahan Tingkat Provinsi, dan (d) Pembinaan & Persiapan Desa/

Kelurahan dalam rangka Lomba P2WKSS.

b) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan progam/kegiaan selama tahun 2014 adalah:

(1) Kegiatan-kegiatan operasional kedinasan yang meliputi Program

Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur, dan Program peningkatan Pengembangan Sistem

pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan telah berjalan sesuai rencana

yang berdampak pada peningkatan volume pekerjaan dan pelayanan

kepada masyarakat.

(2) Terlaksananya Lomba Desa/ Kelurahan Tingkat Kecamatan, Pembinaan

dan persiapan Desa/ Kelurahan dalam rangka Lomba Desa/ Kelurahan

Tingkat Kota dan Tingkat Provinsi dan Pembinaan & Partisipasi Lomba

P2WKSS.

(3) Terlaksananya kegiatan Musrenbang Tingkat Kecamatan dan hasil yang

diperoleh adalah tersedianya dokumen perencanaan tingkat kecamatan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 91 ]

Page 92: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Permasalahan dan Solusi

Selama pelaksanaan program dan kegiatan di Tahun 2014, semuanya berjalan

dengan baik tanpa adanya permasalahan yang mendasar di dalam

pelaksanaannya.

5) Kecamatan Teluk Ambon Baguala

Kecamatan Teluk Ambon Baguala secara administrasi terdiri dari 6 Desa dan 1

Kelurahan dengan luas wilayah 40,11 Km2.

a) Program dan Kegiatan

(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan-kegiatan yang

mendukung operasional perkantoran.

(2) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

dengan jumlah kegiatan sebanyak (3) tiga yang meliputi : kegiatan lomba

desa/kelurahan tingkat kecamatan, pembinaan dan persiapan desa dalam

rangka lomba desa/kelurahan tingkat kota, pembinaan dan persiapan

lomba P2WKSS.

(3) Program perencanaan pembangunan daerah yang meliputi kegiatan

Musrenbang tingkat kecamatan.

b) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan progam/kegiatan selama tahun 2014 adalah:

(1) Operasional perkantoran dapat berjalan lancar melalui penyediaan

administrasi perkantoran dan penyediaan sarana dan prasarana aparatur

dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

(2) Terlaksananya Lomba Desa/Kelurahan tingkat Kecamatan Teluk Ambon

Baguala.

(3) Tersusunnya perencanaan pembangunan daerah di tingkat desa/kelurahan

dan Kecamatan secara bottom up.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 92 ]

Page 93: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas adalah:

(1) Proses pemilihan Raja Negeri Passo yang belum dilaksanakan.

(2) Kurangnya kendaraan dinas/ operasional dalam menunjang kelancaran

pelaksanaan tugas, juga belum memadainya sarana dan prasarana gedung

kantor.

(3) Sekretaris Kecamatan, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban juga

Kepala Seksi Pembangunan pada struktur organisasi Kantor Kecamatan

Teluk Ambon Baguala belum terisi.

(4) Keterbatasan kapasitas pegawai disesuaikan dengan rasio pelayanan

kepada masyarakat di Kecamatan Teluk Ambon Baguala.

Solusi yang dilakukan terkait permasalahan di atas adalah:

(1) Mengupayakan percepatan proses pemilihan Raja Negeri Passo dengan

melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan Bagian Tata Pemerintahan.

(2) Mengakomodir pengadaan sarana dan prasarana tersebut ke dalam DPA

tahun 2015 SKPD Kecamatan Teluk Ambon Baguala.

(3) Mengusulkan kepala seksi ketentraman dan ketertiban serta pembangunan

agar dapat diisi.

(4) Perlu dilakukan penguatan kapasitas pegawai dengan melakukan Bimtek

atau pelatihan disesuaikan dengan rasio kebutuhan pelayanan publik agar

pelayanan yang diberikan sesuai kebutuhan pelayanan publik agar

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat lebih optimal.

6) Kecamatan Leitimur Selatan

Kecamatan Leitimur Selatan secara administrasi terdiri dari 8 Desa dengan luas

wilayah 50,50 Km2.

a) Program dan Kegiatan

(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur, serta Program Peningkatan Pengembangan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 93 ]

Page 94: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan-

kegiatan untuk menunjang operasional perkantoran.

(2) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

dengan kegiatan (a) Lomba Desa/Kelurahan tingkat Kecamatan, (b)

Pembinaan dan persiapan Desa/kelurahan dalam rangka Lomba

Desa/Kelurahan, (c) Pembinaan dan persiapan Desa dalam rangka lomba

P2WKSS tingkat kota, (d) Pembinaan dan sosialisasi pemberdayaan

masyarakat Desa berbasis pariwisata, dan (e) Koordinasi festival Leitimur

Selatan.

(3) Program Perencanaan Pembangunan Daerah dengan kegiatan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan/ Musrenbang Tingkat Kecamatan.

b) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan progam/kegiatan selama tahun 2014 adalah:

(1) Operasional perkantoran dapat berjalan lancar melalui penyediaan

administrasi perkantoran, kinerja keuangan dan penyediaan sarana dan

prasarana dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

(2) Terlaksananya Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Kecamatan Leitimur

Selatan dan dilanjutkan dengan pembinaan Desa/Kelurahan Pemenang

untuk mengikuti Lomba Desa tingkat Kota, serta terlaksananya koordinasi

dalam rangka pelaksanaan festival Leitimur Selatan.

(3) Tersusunnya perencanaan pembangunan di tingkat desa/kelurahan dan

kecamatan secara bottom up.

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas adalah:

(1) Proses Pemilihan Raja Negeri Naku, Rutong, Ema, dan Hutumuri yang

belum dilaksanakan.

(2) Kurangnya kendaraan dinas/ operasional dalam menunjang kelancaran

pelaksanaan tugas, juga belum memadainya sarana dan prasarana gedung

kantor.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 94 ]

Page 95: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

(3) Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban juga Kepala Seksi Pelayanan

Umum pada struktur organisasi Kantor Kecamatan Leitimur Selatan

belum terisi.

(4) Keterbatasan kapasitas pegawai disesuaikan dengan rasio pelayanan

kepada masyarakat di Kecamatan Leitimur Selatan.

Solusi yang dilakukan terkait permasalahan di atas adalah:

(1) Mengupayakan percepatan proses Pemilihan Raja Negeri Naku, Rutong,

Ema, dan Hutumuri dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan

Bagian Tata Pemerintahan.

(2) Mengakomodir pengadaan sarana dan prasarana tersebut ke dalam DPA

Tahun 2015 SKPD Kecamatan Leitimur Selatan.

(3) Mengusulkan Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban serta Kepala

Seksi Pelayanan Umum dan juga Kasubag Perencaan, Monitoring dan

Evaluasi agar dapat diisi.

(4) Perlu dilakukan penguatan kapasitas pegawai dengan melakukan Bimtek

atau pelatihan disesuaikan dengan rasio kebutuhan pelayanan publik agar

pelayanan yang diberikan sesuai kebutuhan pelayanan publik agar

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat lebih optimal.

7) Kecamatan Teluk Ambon

Kecamatan Teluk Ambon secara administrasi terdiri dari 7 Desa dan 1 Kelurahan

dengan luas wilayah 93,68 Km2.

a) Program dan Kegiatan

(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur serta Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan

kegiatan untuk menunjang operasional perkantoran.

(2) Program Perencanaan Pembangunan Daerah dengan kegiatan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan/ Musrenbang Tingkat Kecamatan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 95 ]

Page 96: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

(3) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun Desa

dengan kegiatan; (a) lomba desa/kelurahan, (b) lomba desa/ kelurahan

tingkat kota, dan (c) lomba desa/ kelurahan tingkat provinsi.

b) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan progam/kegiaan selama tahun 2014 adalah:

(1) Operasional perkantoran dapat berjalan lancar melalui penyediaan

administrasi perkantoran dan penyediaan sarana dan prasarana serta

pengembangan capaian kinerja dan keuangan dalam meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat.

(2) Terlaksananya Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Kecamatan Teluk Ambon

dan pembinaan/persiapan Desa/Kelurahan dalam Lomba Desa/Kelurahan

Tingkat Kota Ambon

(3) Tersusunnya perencanaan pembangunan di tingkat desa/kelurahan dan

kecamatan secara bottom up.

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas adalah

(1) Belum memadainya sarana dan prasarana berupa gedung pertemuan (Aula)

dan perlengkapan gedung kantor berupa brankas, pendingin ruangan,

komputer dan sebagainya.

(2) Kurangnya tenaga pegawai yang menguasai komputer.

(3) Keterbatasan jumlah pegawai disesuaikan dengan rasio pelayanan publik

di Kecamatan Teluk Ambon sesuai Indikator Pelayanan Publik.

Solusi yang dilakukan terkait permasalahan di atas adalah

(1) Mengintensifkan tugas tiap seksi di kecamatan dan melakukan koordinasi

dan tugas-tugas pelayanan administrasi perkantoran.

(2) Mengakomodir pengadaan sarana dan prasarana tersebut kedalam anggaran

belanja tahun berikutnya dalam anggaran SKPD Kecamatan Teluk Ambon.

(3) Mengusulkan penambahan jumlah pegawai yang terampil dalam

penggunaan komputer dan disesuaikan dengan rasio pelayanan publik agar

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 96 ]

Page 97: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

pelayanan yang diberikan lebih optimal dan sesuai dengan indikator

pelayanan.

8) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara pemerintahan kecamatan

adalah 5 kecamatan di Kota Ambon yaitu (1) Nusaniwe, (2) Sirimau, (3) Teluk

Ambon Baguala, (4) Leitimur Selatan dan (5) Teluk Ambon.

9) Jumlah pegawai pada setiap kecamatan beserta komposisi pegawai berdasarkan

tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional,

tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

10) Alokasi anggaran untuk pembiayaan dan realisasi belanja publik setiap kecamatan

Tahun 2014 adalah:

a) Kecamatan Nusaniwe, alokasi anggaran adalah Rp.523.075.150,- dan sampai

akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.495.692.250,- (94,76%).

b) Kecamatan Sirimau, alokasi anggaran adalah Rp.269.088.297,- dan sampai

akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.209.360.651,- (77,80%).

c) Kecamatan Leitimur Selatan, alokasi anggaran adalah Rp.542.400.855,- dan

sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.454.978.855,- atau

(83,88%).

d) Kecamatan Teluk Ambon Baguala, alokasi anggaran adalah Rp.239.556.500,-

dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.196.376.875,-

(81,97%).

e) Kecamatan Teluk Ambon, alokasi anggaran adalah Rp.227.366.000,- dan

sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.209.686.000,- (92,22%).

11) Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan pemerintahan

kecamatan belum cukup lengkap, sehingga perlu ditingkatkan secara optimal.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 97 ]

Page 98: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Bidang Pengawasan

Implementasi penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good

governance) semakin ditingkatkan untuk mengatasi penyalahgunaan wewenang dan

bentuk-bentuk penyelewengan lainnya, yang dapat merugikan serta menghambat

pelaksanaan pembangunan.

a. Program dan Kegiatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan penyediaan

jasa komunikasi sumber daya air dan listrik, penyediaan alat tulis kantor,

penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen

instalansi listrik dan penerangan bangunan kantor, rapat koordinasi dan

konsultasi keluar daerah dan rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah.

b) Pogram peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatn

pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional, pengadaan peralatan

gedung kantor, pembangunan gedung kantor Inspektorat Kota Ambon, dan

Pembangunan pagar gedung Kantor Inspektorat Kota Ambon.

c) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan kegiatan diklat

pengendalian teknis, diklat serifikasi penjenjangan ketua Tim, Diklat

sertifikasi anggota Tim tingkat ahli, Diklat review laporan keuangan dan

diklat tingkat ahli P2UPD.

d) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian kinerja dan

keuangan dengan kegiatan penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun.

e) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, dengan kegiatan: Rapat Pra

Pemutakhiran Data Tingkat Kota Ambon, Pemantauan, Ditribusi, Pengisian,

dan Pengiriman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN),

Gelar pengawasan, review laporan keuangan, evaluasi LAKIP, evaluasi sistem

pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), bimbingan teknis pengawasan

berbasis Acrual, dan review dan pemantauan laporan keuangan semesteran.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 98 ]

Page 99: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 tersebut adalah:

a) Terlaksananya program pelayanan administrasi perkantoran, program

peningkatan sarana dan prasarana aparatur dan program peningkatan

pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

b) Terlaksananya program peningkatan kapasistas sumber daya aparatur, review

laporan keuangan terlaksana guna peningkatan presentasi laporan keuangan

Pemerintah Kota Ambon. Namun keempat diklat lainnya tidak terlaksana

karena pendataan peserta dari ciawi terbatas sehingga pemerintah kota tidak

diikut sertakan dalam jadwal kegiatan.

c) Terlaksananya rapat Pra Pemutakhiran data tingkat Kota Ambon terlaksana

100%.

d) Terlaksana pemantauan, distribusi, pengisian dan pengiriman laporan harta

kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dengan jumlah pejabat yang mengisi

formulir harta kekayaan sebanyak 119 orang, yang sudah dikirim sebanyak 54

orang pejabat dan yang belum mengisi formulir sebanyak 65 orang pejabat

termasuk formulir yang dikirim secara pribadi.

e) Terlaksana review laporan keuangan Pemerintah Kota.

f) Gelar pengawasan terlaksana dengan capaian 100%.

g) Sosialiasi sistem pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terlaksana namun

tidak semua anggaran digunakan.

h) Terlaksana evaluasi LAKIP SKPD lingkup pemerintah kota ambon.

i) Terlaksananya bimbingan teknis pengawasan berbasis Acrual.

j) Terlaksananya sosialisasi penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi

dan sosialisasi strategi menuju WTP.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang Pengawasan adalah Inspektorat Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Inspektorat Kota Ambon adalah 43 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional pada Inspektorat Kota Ambon tertera pada Lampiran 4

(Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 99 ]

Page 100: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum bidang pengawasan Tahun 2014 adalah Rp.3.110.001.540,- dan sampai

akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.1.313.696.900,- atau 80,71%.

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum bidang pengawasan cukup lengkap, namun perlu

ditingkatkan secara optimal.

g. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pengawasan adalah

kurangnya jumlah pegawai auditor pada Inspektorat Kota Ambon sesuai dengan

analisa beban kerja (ABK).

Solusi yang dapat diambil adalah perlu adanya penambahan pegawai.

d. Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelola keuangan daerah, mengatur secara komprehensif dan terpadu ketentuan-

ketentuan dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dengan mengakomodasi

berbagai substansi yang terdapat dalam berbagai aturan yang berlaku, sehingga

diharapkan dapat mengharmonisasikan pengelolaan keuangan daerah, baik antara

Pemerintah Daerah dan DPRD, ataupun antara pemerintah daerah dan masyarakat.

a. Program dan Kegiatan

Program dan Kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2014 adalah:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan penyediaan

jasa surat menyurat, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat

tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan gandaan, penyediaan komponen

instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan bahan bacaan dan

peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat-

rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah dan penataan kearsipan

keuangan.

2) Program peningkatan sarana dan prasaran aparatur dengan kegiatan,

pengadaan perlengkapan Gedung kantor, pengadaan peralatan gedung kantor,

pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas.operasional, pemeliharaan

rutin/berkala perlengkapan gedung kantor, pemeliharaan rutin berkala Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 100 ]

Page 101: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

peralatan gedung kantor, pengadaan alat-alat kebersihan dan pembersih

gedung kantor, pembuatan sekat ruang kerja kantor BPKK, pembuatan dan

penataan ruang arsip BPKK, dan relokasi dan penataan perlengkapan gedung

kantor.

3) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan kegiatan studi

banding pengelolaan keuangan daerah.

4) Program peningkatan pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan dengan kegiatan penyusunan laporan Capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD, penyusunan laporan keuangan semesteran,

penyusunan pelaporan Prognosis Realisasi anggaran dan penyusunan

pelaporan keuangan akhir tahun.

5) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

dengan kegiatan: (1) Penyusunan Standar Analisa Belanja (SAB) Tahun

2015, (2) Penyusunan Rancangan PERDA tentang APBD Tahun 2015, (3)

Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD Tahun

2015, (4) Penyusunan Rancangan PERDA tentang Perubahan APBD 2014,

(5) Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Perubahan

APBD Tahun 2014, (6) Penyusunan Rancangan PERDA tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2013, (7) Penyusunan

Rancangan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD Tahun 2013, (8) Bimtek Implementasi Paket Regulasi

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (9) Penyusunan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran Tahun 2014, (10) Penyusunan Dokumen Pelaksanaan

Perubahan Dokumen Anggaran Tahun 2014, (11) Penerapan Sistem

Informasi Manajemen Data Keuangan, (12) Pelaksanaan Tuntutan

Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR), (13) Penyusunan

Neraca Pemerintah Kota Ambon, (14) Penyusunan Laporan triwulan dan

Semesteran Pemerintah Kota Ambon, (15) Penyusunan Laporan Kas Daerah,

(16) Penyusunan dan Pelaporan Dana Transfer, (17) pengelolaan Gaji PNS,

(18) Penyusunan PERDA dan Peraturan Kepala Daerah tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, (19) monitoring dan evaluasi gaji guru dan pegawai, (20)

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 101 ]

Page 102: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

penyelesaian anggaran kas dan SPD, (21) monitoring dan evaluasi belanja

hibah, bantuan sosial, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, (22)

pengelolaan dan penatausahaan perbendaharaan, (23) asistensi dan

pendampingan penyusunan laporan keuangan, (24) monitoring dan evaluasi

laporan keuangan, (25) evaluasi APBD, (26) sosialisasi penyusunan APBD

tahun 2015, (27) bimbingan teknis SIMDA berbasis akrual, (28) penyesuaian

SIMDA berbasis akrual, (29) asistensi dan pendampingan proses penyusunan

laporan keuangan berbasis akrual, (30) penyusunan buku himpunan peraturan

keuangan, (31) sosialisasi kebijakan dan sistem prosedur akuntansi berbasis

akrual, (32) penyusunan kebijakan akuntansi dan sistem prosedur akuntansi

berbasis akrual, dan (33) peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah

bagi para pejabat.

b. Tingkat Pencapaian Standar Minimal untuk penyelenggaraan urusan administrasi

keuangan daerah belum ditetapkan.

c. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Dalam pelaksanaan program kegiatan tahun 2014, maka hasil yang dicapai adalah:

1. Operasional perkantoran dapat berjalan lancar melalui penyediaan administrasi

perkantoran dan penyediaan sarana dan prasarana dalam meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat.

2. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

a) Tersedianya laporan capaian Kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja BPKK

tahun 2014.

b) Tersedianya laporan keuangan semesteran BPKK tahun 2014.

c) Tersedianya laporan prognosis realisasi anggaran BPKK tahun 2014.

d) Tersedianya laporan keuangan akhir tahun BPKK Tahun 2014.

3. Program peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

a) Tersedianya standar analisa belanja (SAB) tahun 2015 sebagai pedoman

dalam penyusunan RKA-SKPD tahun 2015.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 102 ]

Page 103: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b) Tersedianya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2015 sebagai

Pedoman pelaksanaan anggaran tahun anggaran 2015.

c) Tersedianya peraturan Walikota tentang penjabaran anggaran pendapatan

dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2015.

d) Tersedianya Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang perubahan

anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2014.

e) Tersedianya Peraturan Walikota Nomor 36 Tahun 2014 tentang penjabaran

perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun

anggaran 2014.

f) Tersedianya peraturan daerah nomor 11 tahun 2014 tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah

(APBD) tahun anggaran 2013.

g) Tersedianya peraturan walikota nomor 31 tahun 2014 tentang penjabaran

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

Daerah (APBD) tahun anggaran 2014.

h) Terlaksananya bimbingan teknis implementasi paket regulasi bagi aparatur

pengelola keuangan, pejabat penatausahaan keuangan, bendahara dan

pembuat dokumen serta 1 tenaga akuntansi dari 67 SKPD.

i) Tersedianya Dokumen Pelaksanaan Anggaran tahun 2014 bagi SKPD

dalam lingkup pemerintah Kota Ambon sebagai pedoman pelaksanaan

anggaran tahun anggaran 2014.

j) Tersedianya Dokumen Pelaksanaan perubahan anggaran tahun 2014 bagi

SKPD dalam lingkup Pemerintah Kota Ambon.

k) Tersedianya sistem informasi manajemen data keuangan sebagai sarana

informasi keuangan daerah yang dapat diakses secara tepat, cepat dan

akurat.

l) Tersedianya laporan tentang tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti

rugi (TP-TGR) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan yang transparan

dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 103 ]

Page 104: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

m) Tersedianya Neraca Pemerintah Kota Ambon Tahun 2014.

n) Tersedianya laporan realisasi APBD triwulan dan semester dan laporan kas

daerah periode Januari-Desember 2014 yang transparan dan akuntabel

serta Tersedianya laporan dana transfer tahun 2014.

o) Terlaksananya pengelolaan data gaji bagi 7.284 PNS dalam lingkup

Pemerintah Kota Ambon yang lebih akurat.

p) Tersedianya peraturan Walikota dan keputusan Walikoa tentang

pengelolaan keuangan daerah.

q) Tersedianya data yang lebih akurat tentang 5.184 guru dan 2.100 pegawai

dalam lingkup Pemerintah Kota Ambon yang masih aktif.

r) Tersedianya data anggaran kas dan SPD bagi 66 SKPD dalam lingkup

Pemerintah Kota Ambon.

s) Tersedianya data tentang keberadaan penerima bantuan hibah, bantuan

sosial, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga dengan jumlah

penerima sebanyak 304 penerima.

t) Tersedianya dokumen SP2D sejumlah 6.626 yang digunakan sebagai dasar

pencairan dana.

u) Tersusunnya laporan keuangan Pemerintah Kota Ambon tahun 2014,

tersedianya SPJ dan laporan keuangan SKPD yang lebih tepat waktu.

v) Tersedianya data tentang perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan

APBD tahun anggaran 2015 dari 66 SKPD dalam lingkup Pemerintah

Kota Ambon.

w) Tersosialisasinya Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang penyusunan

APBD Tahun 2015 bagi aparatur perencanaan dari 66 SKPD lingkup

Pemerintah Kota Ambon.

x) Terlaksananya bimbingan teknis berbasis akrual kepada Kepala SKPD,

PPK, Bendahara, dan Operator SIMDA pada 66 SKPD serta pengenalan

SIMDA berbasis akrual bagi 66 SKPD dan diterbitkannya Perwali Nomor

35 Tahun 2014 tentang sistem akuntansi pemerintah.

y) Terlaksananya pendampingan dari BPKP Perwakilan Maluku dalam

persiapan penyusunan laporan keuangan yang berbasis akrual.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 104 ]

Page 105: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

z) Tersedianya buku himpunan peraturan keuangan tentang pengelolaan

keuangan daerah.

aa) Terlaksananya sosialisasi kebijakan dan sistem prosedur akuntansi berbasis

akrual.

bb) Diterbitkannya Peraturan Walikota Ambon Nomor 37 Tahun 2014 tentang

kebijakan akuntansi Pemerintah Kota Ambon.

cc) Terlaksananya asistensi pengelolaan keuangan daerah bagi para pejabat

dalam lingkup Pemerintah Kota Ambon.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang pengelolaan keuangan daerah adalah Badan

Pengelola Keuangan Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon adalah 41 orang.

Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta

jabatan struktural dan fungsional pada Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon

tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum bidang pengelolaan keuangan daerah Tahun 2014 adalah

Rp.9.294.717.786,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar

Rp.8.660.720.843,- atau 93,18%.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan

keuangan yang belum memadai sedangkan sarana lainnya seperti penyediaan

kendaraan roda empat untuk Kepala Badan dan Sekretaris Badan sudah memadai,

demikian juga dengan yang lainnya sudah memadai.

h. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pengelolaan keuangan

adalah:

a) Penyusunan beberapa rancangan peraturan daerah belum dilaksanakan tepat

waktu sesuai jadwal yang ditetapkan.

b) Masih rendahnya pemahaman aparatur pengelola keuangan dalam penguasaan

regulasi maupun komputerisasi sehingga masih terdapat keterlambatan dalam

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 105 ]

Page 106: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Opini/tanggapan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan

keuangan Kota Ambon adalah WDP (wajar dengan persyaratan).

d) Aparatur pengelola keuangan di setiap SKPD belum memahami secara jelas

Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah juga sistem Informasi Manajemen Data

Keuangan (SIMDA).

Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan adalah:

a) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka persiapan dan

pelaksanaan penyusunan, pembahasan dan penetapan rancangan Peraturan

Daerah menjadi peraturan daerah.

b) Melakukan koordinasi dengan pejabat pengelola keuangan, bendahara

maupun pejabat pelaksana teknis kegiatan dalam rangka evaluasi dan

verifikasi terhadap laporan-laporan SPJ. Disamping itu, dalam upaya

menyatukan persepsi dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan,

diberikan pula bimbingan teknis/ sosialisasi regulasi tentang pengelolaan

keuangan bagi aparatur pengelola keuangan SKPD.

c) Pelaksanaan pelatihan kursus keuangan daerah (KKD) bagi aparatur pengelola

keuangan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan.

e. Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pengelolaan pendapatan daerah merupakan urusan yang mengatur pengelolaan

pendapatan asli daerah, khususnya pajak dan retribusi daerah serta Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) maupun sumber-sumber penerimaan lainnya yang sah. Potensi

pendapatan daerah ini diharapkan menjadi sumber penerimaan daerah yang potensial,

sedapat mungkin terus ditingkatkan untuk pembiayaan pembangunan di Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 106 ]

Page 107: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

a. Program dan Kegiatan

Program dan Kegiatan dalam rangka pengelolaan pendapatan daerah dalam tahun

2014 adalah:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur, Peningkatan Disiplin Aparatur, Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pengelolaan Pencapaian Kinerja dan Keuangan, yang

dilaksanakan dalam rangka menunjang tugas-tugas operasional rutin kantor.

2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan studi

banding peningkatan PAD.

3) Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah dengan kegiatan

meliputi (1) Penungguan Petugas pada Objek Pajak (Pendataan, Penagihan,

Penetapan dan Pengawasan), (2) Pelaksanaan Pemungutan PBB, (3)

Pengawasan Petugas pada Objek Pajak dan Retribusi, (4) Pemberian Hadiah

Pada Konsumen Pengguna Bill, (5) Sosialisasi PERDA Pajak dan Retribusi,

(6) Peningkatan pelaksanaan Koordinasi teknis unit-unit Pengelola PAD, (7)

Pendataan potensi Retribusi Daerah, (8) Verifikasi, survei dan pemetaan

Objek PBB Kecamatan Nusaniwe dan Baguala, (9) Pengadaan aplikasi

Payment Mobile Off Line PBB, dan (10) Pemutakhiran piutang pajak dan

retribusi daerah.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan Program dan Kegiatan pengelolaan pendapatan adalah:

1) Terlaksana tugas-tugas operasional kantor rutin sesuai perencanaan SKPD,

yang berimplikasi pada peningkatan kinerja serta kualitas pelayanan publik

kepada masyarakat.

2) Terlaksananya penungguan petugas pada objek pajak (pendataan, penagihan,

penetapan, sosialisasi).

3) Terlaksananya pemungutan PBB.

4) Terlaksananya pengawasan petugas pada objek pajak dan retribusi.

5) Terlaksananya pemberian hadiah pada konsumen pengguna bill.

6) Tersosialisasinya perda pajak dan retribusi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 107 ]

Page 108: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

7) Terlaksananya koordinasi teknis unit-unit pengelola PAD.

8) Tersedianya data potensi retribusi daerah.

9) Terlaksananya verifikasi dan survei serta pemetaan objek PBB pada

Kecamatan Nusaniwe dan Kecamatan Baguala.

10) Tersedianya aplikasi Payment Mobile Off Line PBB.

11) Tersedianya data pemutakhiran piutang pajak dan retribusi daerah.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang pengelolaan pendapatan daerah adalah Dinas

Pendapatan Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Dinas Pendapatan Kota Ambon adalah 41 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional pada Dinas Pendapatan Kota Ambon tertera pada

Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum bidang pengelolaan pendapatan daerah Tahun 2014 adalah

Rp.6.208.035.142,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar

Rp.5.923.615.279,- atau 95,41%.

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum bidang pengelolaan pendapatan daerah cukup lengkap,

namun perlu ditingkatkan secara optimal.

g. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan

pengelolaan pendapatan daerah adalah :

1) Masih rendahnya kesadaran Wajib Pajak dalam membayar Pajak dan

Retribusi Daerah.

2) Penggunaan Bill kepada konsumen oleh Wajib Pajak belum maksimal dan

belum sepenuhnya digunakan.

3) Rendahnya pengawasan terhadap lokasi pengambilan Bahan Mineral Bukan

Logam dan Batuan, SITU (Surat Izin Tempat Usaha, serta Air bawah tanah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 108 ]

Page 109: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Sosialisasi PERDA belum efektif sehingga berpengaruh kepada masih

rendahnya kesadaran Wajib Pajak dan Wajib Retribusi terhadap kewajiban

membayar Pajak dan Retribusi.

5) Kurangnya proses pemasangan reklame sehingga mengakibatkan kurangnya

penerimaan pajak reklame.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut

adalah :

a) Sosialisasi PERDA kepada Wajib Pajak dan Wajib Retribusi

b) Peningkatan pengawasan secara intens kepada Wajib Pajak dan Wajib

retribusi.

c) Bekerjasama dengan SKPD lain terkait dengan penerbitan SITU.

f. Umum dan Perlengkapan

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan di Kota Ambon, Bagian Umum

dan Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon mempunyai tugas dan tanggung jawab

untuk mengelola dan mengawasi aset daerah.

Pelaksanaan Program dan Kegiatan selama tahun 2013 beserta hasil, permasalahan

dan solusi adalah:

a. Program dan Kegiatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur serta Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan kegiatan

untuk menunjang operasional perkantoran.

b) Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan kegiatan Pengadaan pakaian

khusus hari-hari tertentu.

c) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, melalui kegiatan

sosialisasi dan sertifikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah

d) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala

Daerah, dengan kegiatan: (1) Dialog/ audensi dengan tokoh masyarakat

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 109 ]

Page 110: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

pimpinan/ anggota organisasi sosial dan masyarakat, dan (2) Kunjungan kerja/

inspeksi Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah.

e) Program Peningkatan dan Pengembangan Pelaporan Keuangan Daerah

dengan kegiatan: (a) Penyusunan Standar Satuan Harga, (b) Penatausahaan

Aset, (c) Bimbingan teknis pengelolaan barang milik daerah, dan (d) Sensus

barang.

f) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan dengan kegiatan

pengadaan dan pemasangan lampu pesisir pantai alur Air Salobar-Amahusu.

g) Program Mengidentifikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat melalui

kegiatan: (a) penyelesaian masalah – masalah tanah Pemda, (b) pengadaan

tanah asset Pemerintah Kota, (c) pembebasan lahan untuk masyarakat, dan (d)

pengadaan tanah Kantor Kelurahan Waihoka.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan Program dan Kegiatan bidang umum dan perlengkapan

adalah:

a) Operasional perkantoran dapat berjalan lancar melalui penyediaan

administrasi perkantoran dan penyediaan sarana dan prasarana serta

pengembangan capaian kinerja dan keuangan dalam meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat.

b) Tersedianya pakaian khusus hari-hari tertentu.

c) Terlaksananya Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan

kegiatan sosialisasi dan sertifikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah

melalui Bintek dan sosialisasi serta ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa

pemerintah.

d) Terlaksananya Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah melalui kegiatan : (1) Dialog dengan para tokoh agama, tokoh

masyarakat dan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya, dan (2) Kunjungan

kerja kepala daerah melalui kunjungan dalam rangka tugas-tugas kepala

daerah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 110 ]

Page 111: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e) Terlaksananya Peningkatan dan Pengembangan Pelaporan Keuangan Daerah

melalui : (1) Penyusunan standar satuan harga tahun 2014 dengan pembuatan

buku standart satuan harga untuk dibagikan pada tiap SKPD untuk menjadi

pedoman untuk pengadaan barang, (2) Penatausahaan asset melalui

penyusunan asset, (3) terlaksananya bimbingan teknis pengelolaan barang

milik daerah, dan (4) terseianya data mengenai sensus barang.

f) Terlaksananya pemasangan dan pengadaan lampu pesisir pantai jalur Air

Salobar – Amahusu.

g) Terlaksananya Identifikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat melalui : (1)

Persertifikatan tanah, pengembalian batas-batas tanah, pembebasan lahan dan

pembayaran ganti rugi tanah dan penyelesaian masalah – masalah tanah

Pemda serta pengadaan tanah kantor Kelurahan Waihoka.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang umum dan perlengkapan adalah Bagian Umum dan

Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon

adalah 29 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan

golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Bagian Umum dan

Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan

Tabel LU.5).

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum bidang umum dan perlengkapan Tahun 2014 adalah Rp.35.183.839.601,-

dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.15.035.359.772,- atau

43%.

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum bidang umum dan perlengkapan cukup lengkap, namun perlu

ditingkatkan secara optimal.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 111 ]

Page 112: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas di adalah:

a) Tenaga cleaning service yang berjumlah 11 orang masih terasa kurang jika

dibandingkan dengan luasnya gedung kantor yang memerlukan perhatian

lebih sehingga kebersihan kantor belum maksimal.

b) Ruangan Bagian Umum dan Perlengkapan kurang memadai untuk pegawai

yang berjumlah 55 orang dan barang-barang perlengkapan seperti sound

sistem, dll. Yang memerlukan ruangan khusus.

Adapun solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah–masalah tersebut

diatas adalah sebagai berikut:

a) Penambahan tenaga cleaning service guna memenuhi kebutuhan yang ada.

b) Penambagan ruangan untuk mencukupi pegawai yang ada serta barang-barang

perlengkapan.

g. Hubungan Masyarakat dan Protokol

Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dilakukan pula aktivitas

hubungan masyarakat dan protokol. Pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun

2014 beserta hasil, permasalahan dan solusi adalah:

1) Program dan Kegiatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur serta Program Peningkatan Disiplin Aparatur

dengan kegiatan untuk menunjang operasional perkantoran.

b) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur melalui kegiatan

pendidikan dan pelatihan formal.

c) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan kegiatan perencanaan

tour Mangente Ambon 2015.

d) Program kerjasama informasi Pembangunan Daerah melalui kegiatan

penyebarluasan informasi pembangunan daerah.

e) Program Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi melalui kegiatan

operasional pelayanan kehumasan pemerintah kota.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 112 ]

Page 113: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan di bidang hubungan masyarakat dan

protokol adalah:

a) Kegiatan-kegiatan melalui program pelayanan administrasi perkantoran, serta

program peningkatan sarana dan prasarana aparatur dan peningkatan disiplin

aparatur telah dapat menunjang kelancaran aktivitas perkantoran sesuai tugas

dan fungsi kehumasan dan protokol.

b) Terlaksananya penyebarluasan informasi kepada pimpinan dan aparatur di

lingkup pemerintah kota melalui pengadaan surat kabar nasional : kompas dan

suara pembaruan sebanyak 204 eksemplar, pengadaan surat kabar lokal, yaitu:

maluku ekspose, suara maluku, ambon ekspres, metro maluku, marinyo,

siwalima, rakyat maluku, spektrum, info baru, kabar timur, jazira news, dan

berita kota, sebanyak 1.752 eksemplar, penggadaan majalah perundang-

undangan sebanyak 48 eksemplar.

c) Tersedianya publikasi kegiatan pemerintah kota Ambon berupa: belanja cetak

baliho sebanyak 10.660 m2, spanduk sebanyak 2.900 m2, iklan ucapan

sebanyak 145 kegiatan, pembuatan video layanan ambon gerbang investasi di

wilayah timur sebanyak 1 paket, banner sebanyak 10 buah, liputan kegiatan di

TV sebanyak 14 kegiatan, audio visual sebanyak 1 paket, backdrop sebanyak

78 m2 serta belanja penggandaan kliping pers sebanyak 50 buku dan

penggandaan buku sambutan walikota sebanyak 50 buku.

d) Terlaksananya tugas-tugas keprotokolan untuk senantiasa mendampingi

walikota dan wakil walikota di acara yang harus didampingi.

e) Terlaksananya penyebarluasan informasi pembangunan daerah kepada

masyarakat melalui media cetak dan elektronik, melalui liputan kegiatan

pemerintahan kota ambon sebanyak 310 kegiatan, dialog dengan entertain

musik dan lagu sebanyak 5 kegiatan, Mini features kota Ambon sebanyak 6

kegiatan, dan kerjasama Pemerintah Kota dengan PT. Ambon Pers Intermedia,

PT Kabar Timur Intimedia, PT Siwalima Media Harian, PT. Radar Ambon,

Yayasan Penerbit Suara Maluku, Perum LKBN ANTARA, dan DMS 102,7

FM sebanyak 7 kegiatan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 113 ]

Page 114: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang hubungan masyarakat dan protokol adalah Bagian

Hubungan Masyarakat dan Protokol (HUMAS) Sekretariat Kota Ambon.

4) Jumlah pegawai pada Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol (HUMAS)

Sekretariat Kota Ambon adalah 31 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat

pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada

Bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) dan Protokol Sekretariat Kota Ambon

tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

5) Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum bidang hubungan masyarakat dan protokol Tahun 2014 adalah

Rp.5.042.057.302,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar

Rp.4.949.229.226,- atau 98,16%.

6) Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum bidang umum dan perlengkapan cukup lengkap, namun perlu

ditingkatkan secara optimal.

7) Permasalahan dan Solusi

Untuk tahun anggaran 2014 tidak ada permasalahan mendasar, hanya ada

beberapa kegiatan yang tidak dicairkan dikarenakan permintaan pencairan dana

disesuaikan dengan kebutuhan.

h. Kepegawaian

Pelaksanaan pemerintahan umum khususnya bidang kepegawaian diarahkan untuk

peningkatan kapasitas aparatur melalui pembinaan dan pengembangan aparatur.

1) Program dan Kegiatan.

a) Program pelayanan administrasi perkantoran, program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur demi menunjang tugas-tugas operasional perkantoran.

b) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur meliputi kegiatan; (a)

Raker Kepegawaian, (b) Bimtek Tata Naskah Kepegawaian, dan (c)

Sosialisasi Jabatan Fungsional.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 114 ]

Page 115: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Program pembinaan dan pengembangan aparatur meliputi kegiatan (a) seleksi

penerimaan Calon PNS, (b) penyelenggaraan Diklat PIM Tk. II, (c)

penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tk. III, (d) Diklat Kepemimpinan Tk.

IV, (e) Pemberian Bantuan Penyelenggaraan Penerimaan IPDN, (f) pemberian

penghargaan bagi PNS yang berprestasi (SATYA LENCANA), (g) pemberian

izin belajar dan ikatan dinas, (h) peremajaan data kepegawaian dan

pemeliharaan/ perawatan SAPK, (i) seleksi Diklat PIM III dan IV, (j)

penataan sistem administrasi pensiun dan PUPNS, (k) penataan sistem

administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS, (l) penyelenggaraan ujian dinas

dan penyesuaian ijazah, dan (m) pelantikan pejabat, pengambilan sumpah dan

janji.

2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan.

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2014 adalah:

a) Terpenuhinya tugas-tugas operasional kedinasan melalui program pelayanan

administrasi perkantoran dan program peningkatan sarana dan prasarana

aparatur dalam menunjang tugas-tugas operasional kedinasan.

b) Terlaksananya raker kepegawaian lewat sosialisasi sehubungan dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang aparatur Sipil

Negara (ASN) dan Surat Kepala BKN Nomor K.26-30/U.7-3/99 tanggal 17

Januari 2014 tentang Batas Usia Pensiun PNS. Peraturan Pemerintah Nomor

46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang kemudian disusul

dengan keluarnya perka BKN Nomor 1 tahun 2013 ketentuan pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang penilaian prestasi kerja

pegawai Negeri Sipil. Kegiatan ini diikuti oleh sekretaris pada Dinas/Badan,

Kepala Tata Usaha pada bagian, kantor dan sekolah-sekolah ditambah 1 staf

pada setiap SKPD dengan jumlah seluruhnya 200 peserta.

c) Terlaksananya Bimtek Tata Naskah Kepegawaian dengan mengikutsertakan

200 Pejabat Pengelola Kepegawaian di Bagian, Kantor, Badan, Dinas dan

Sekolah (SMP dan SMA) sesuai dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 18

Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Tata Naskah Kepegawaian PNS.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 115 ]

Page 116: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

d) Terlaksananya sosialisasi jabatan fungsional yang diikuti oleh pengawas,

penyuluh pertanian, penyuluh kesehatan dan pengelola kepegawaian dari

tingkat SD, SMP, dan SMA.

e) Terlaksananya Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat II yang diikuti

oleh 1 orang pejabat eselon II selama 96 hari dan dinyatakan lulus.

f) Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan tingkat III dan IV,

yang diikuti oleh 50 orang pejabat yang menduduki jabatan eselon III dan 50

orang pejabat yang menduduki jabatan eselon IV dan seluruhnya dinyatakan

lulus.

g) Terlaksananya pengambilan sumpah dan janji pegawai bagi 610 orang yang

sudah diangkat sebagai PNS tetapi belum melakukan sumpah dan janji

pegawai..

h) Terlaksananya pemberian bantuan penyelenggaraan penerimaan praja IPDN

untuk tahun 2014, hasil seleksi tingkat kota Ambon ke Jatinangor sebanyak 28

orang.

i) Terlaksananya pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas bagi 18

pegawai yang mengikuti pendidikan lanjut (Magister Hukum) bagi sarjana

hukum dan 1 orang mengikuti pendidikan S2 (Magister Ilmu Pemerintahan).

j) Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi (Satya Lencana). Untuk

tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon memberikan penghargaan kepada 631

pegawai dengan rincian untuk 30 tahun sebanyak 221 pegawai, 20 tahun

sebanyak 294 pegawai, dan 10 tahun sebanyak 116 pegawai.

k) Pelaksanaan ujian dinas dan penyesuaian dilaksanakan bagi 68 orang pegawai

dengan rincian 37 untuk ujian Dinas sedangkan 28 mengikuti penyesuaian

ijazah.

l) Terlaksananya kegiatan penataan sistem administrasi kenaikan pangkat

otomatis dianggarkan untuk pengurusan kenaikan pangkat dari golongan I

sampai golongan IV, pengurusan Karis/ Karsu, Karpeg yang pengurusannya

dilakukan di BKN Makassar dan BKN Jakarta.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 116 ]

Page 117: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

m) Terlaksananya kegiatan penataan sistem administrasi pensiun dan PUPNS

dianggarkan untuk pengurusan pensiun, perbaikan NIP, dan penetapan

formasi.

3) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang kepegawaian adalah Badan Kepegawaian Kota

Ambon.

4) Jumlah pegawai pada Badan Kepegawaian Kota Ambon adalah 57 orang.

Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta

jabatan struktural dan fungsional pada Badan Kepegawaian Kota Ambon tertera

pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

5) Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum bidang kepegawaian Tahun 2014 adalah Rp.3.599.367.500,- yang

terealisasi sebasar Rp.,- dan semua kegiatan terlaksana seluruhnya (%).

6) Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum bidang kepegawaian cukup lengkap, namun perlu

ditingkatkan secara optimal.

7) Permasalahan dan Solusi.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan bidang kepegawaian dibagi

menjadi permasalahan internal dan permasalahan eksternal. Untuk masalah

internal baik sarana dan prasarana pendukung, sumber daya manusia semuanya

sudah terpenuhi untuk kelancaran tugas-tugas. Sedangkan masalah eksternal yang

dihadapi sekarang ini kurangnya pemahaman pengelola kepegawaian pada setiap

SKPD dan sekolah (SD, SMP, SMA/SMK) dalam menangani permasalahan-

permasalahan kepegawaian baik itu masalah disiplin pegawai dan kelengkapan

administrasi dalam proses kenaikan pangkat serta Perhitungan Angka Kredit bagi

Tenaga Fungsional. Disamping itu ada juga yang dihadapi oleh badan

kepegawaian Kota Ambon masalah proses pengurusan kenaikan pangkat dan

pensiun baik di badan kepegawaian Negara jakarta dan kantor BKN Regional IV

Makassar.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 117 ]

Page 118: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan

memberikan pemahaman dengan mengikutsertakan pengelola Kepegawaian di

setiap SKPD dan sekolah pada berbagai kegiatan kepegawaian (bimtek dan

sosialisasi) dan melakukan koordinasi dengan BKN Makassar maupun BKN

Jakarta.

i. Sekretariat DPRD

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon dalam

kedudukan sebagai salah satu perangkat Pemerintah Daerah Kota Ambon tidak hanya

menjalankan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan administrasi kepada

DPRD Kota Ambon namun juga menjalankan tugas–tugas lain di bidang

Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan yang di berikan oleh Walikota

Ambon sebagai Kepala Daerah.

1) Program dan Kegiatan

a) Program pelayanan administrasi perkantoran, program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur, dan program peningkatan pengembangan sistim pelaporan

capaian kinerja dan keuangan untuk menunjang kelancaran operational

dewan.

b) Program peningkatan disiplin aparatur dengan kegiatan (1) penyediaan

pakaian dinas beserta perlengkapanya, dan (2) penyediaan hari-hari besar

keagamaan.

c) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan kegiatan (a)

penyediaan jasa asuransi kesehatan, dan (b) Bimbingan teknis.

d) Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah dengan

kegiatan (1) pembahasan rencana PERDA, (2) hearing/dialog dan koordinasi

dengan pejabat pemerintah Pusat, tokoh masyarakat/ tokoh agama, (3) Rapat-

rapat alat kelengkapan Dewan, (4) Rapat-rapat paripurna Dewan, (5) reses

dewan, (6) peningkatan kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD, (7)

sosialisasi peraturan perundang-undangan, (8) pembahasan rancangan perda

tentang APBD kota Ambon tahun 2014, (9) pembahasan LKPJ walikota

Ambon tahun 2013, (10) pengkajian PERDA, peraturan walikota dan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 118 ]

Page 119: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

keputusan walikota, (11) kunjungan kerja keluar daerah, (12) sewa kendaraan

tamu dewan dan barang Sekretariat, (13) pembahasan rancangan perda tentang

perhitungan APBD tahun 2014, dan (14) pembahasan rancangan perda tentang

perubahan APBD tahun 2015.

e) Program pembinaan dan fasilitasi keuangan Kabupaten/ Kota dengan kegiatan

Penyusunan KUA, PPAS, RKA SKPD, Perhitungan APBD, KUA perubahan,

PPA perubahan, dan penyusunan LAKIP dan Rencana Kerja Dewan dan

Rencana Kerja Sekretariat.

2) Realisasi pelaksanaan Program dan Kegiatan

a) Terlaksananya tugas-tugas operasional dewan yang berdampak pada

peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

b) Terlaksananya pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya bagi

pimpinan dan anggota DPR dan tersedianya biaya untuk hari-hari besar

keagamaan.

c) Tersedianya jasa asuransi kesehatan dan terlaksananya bimbingan teknis.

d) Terlaksananya peningkatan kapasitas lembaga dewan perwakilan rakyat

daerah melalui:

(1) Pembahasan/pengkajian rancangan PERDA yang diajukan oleh

eksekutif, dan menetapkannya menjadi PERDA.

(2) Terlaksananya hearing/ dialog dan koordinasi dengan pejabat Pemerintah

Pusat dan tokoh masyarakat/ tokoh agama.

(3) Terpenuhinya Rapat-rapat alat kelengkapan dewan, terlaksananya rapat

paripurna istimewa, dan reses dewan.

(4) Terlaksananya kunjungan kerja pimpinan dan anggota DRPD dalam

daerah dan ke Kecamatan dalam rangka pengawasan dan kunjungan kerja

keluar daerah dalam rangka peningkatan kapasitas, koordinasi dan

konsultasi.

(5) Terpenuhinya peningkatan kapasitas anggota DPRD kota ambon melalui

pelatihan tentang tugas fungsi DPRD

(6) Terlaksananya pembahasan LKPJ walikota ambon tahun 2013 dan

menghasilkan keputusan DPRD yang disampaikan kepada walikota

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 119 ]

Page 120: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Ambon dalam rapat paripurna istimewa, sebagai rekomendasi untuk

perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah ke depan.

3) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan sekretariat DPRD

adalah Sekretariat DPRD Kota Ambon.

4) Jumlah pegawai pada Sekretariat DPRD Kota Ambon adalah 65 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional pada Sekretariat DPRD Kota Ambon tertera pada

Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

5) Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan sekretariat DPRD

Tahun 2014 adalah Rp.26.220.826.418,- dan sampai akhir tahun anggaran

terealisasi sebesar Rp.25.460.091.158,- atau 97,09%.

6) Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan

sekretariat DPRD sudah cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

7) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi adalah masih terbatasnya sarana dan prasarana

pendukung tugas-tugas pelayanan administrasi. Solusi untuk hal ini adalah

pembangunan gedung C Kantor DPRD Kota Ambon serta pengadaan

perlengkapan peralatannya sehingga dapat menata dan membina sistem dan

fungsi-fungsi pelayanan administrasi pemerintahan sesuai dengan aturan dan

prosedur yang berlaku.

j. Hukum

Pembangunan bidang hukum diarahkan untuk mendorong dan menumbuhkan

kesadaran hukum masyarakat, yang menghargai HAM melalui pengadaan perangkat

hukum daerah dalam upaya mewujudkan tata kehidupan manusia Ambon yang

demokratis, membantu dan mengasistensi SKPD dalam lingkup pemerintah kota

Ambon untuk penyusunan dan pembentukan produk-produk hukum daerah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 120 ]

Page 121: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

a. Program dan Kegiatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur untuk menunjang kelancaran operasional

kedinasan.

b) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan

Pelatihan prosedur dan teknis pembentukan peraturan daerah.

c) Program penataan peraturan perundang-undangan yang meliputi legislasi dan

finalisasi Peraturan Daerah, fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-

undangan, publikasi peraturan perundang-undangan, dan penyusunan

Peraturan Daerah.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Hasil yang dicapai selama pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2013 adalah

sebagai berikut:

a) Terlaksananya tugas-tugas operasional kedinasan berjalan dengan baik

melalui Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur,

b) Terselesaikannya Perkara Pemerintah Kota Ambon berupa perkara-perkara

perdata dan Tata Usaha Negara yang terdiri dari penyiapan materi perkara

pada tingkat Pengadilan Negeri/ Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara,

Sidang-sidang di pengadilan, menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti lain,

Melakukan peninjauan lokasi objek perkara, Mempersiapkan dan mengajukan

memori/kontrak banding dan kasasi maupun Peninjauan Kembali (PK).

c) Terlaksannyanya kegiatan Legislasi Rancangan Peraturann Perundang-

undangan yang berupa Asistensi, Finalisasi Draft Rancanagan Peraturan

Perundang-undangan tingkat Kota (Draft Peraturan Daerah, Peraturan

Walikota, dan Keputusan Walikota Ambon) tahun 2014 dengan rincian

sebagai berikut:

(1) Peraturan Daerah (Perda)

Jumlah Rancangan Peratuan Daerah (Raperda) yang telah disetujui oleh

DPRD Kota Ambon yaitu berupa 13 (tiga belas) Ranperda.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 121 ]

Page 122: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

(2) Peraturan Walikota Ambon

Selain dari pada PERDA dan RANPERDA yang merupakan produk

hukum yang telah dihasilkan oleh Pemerintah Kota Ambon ada juga

Peraturan Walikota Ambon (PERWALI) yang telah dihasilkan. Adapun

jumlah Peraturan Walikota (PERWALI) yang diundangkan selama tahun

2014 sebanyak 61 (enam puluh satu) PERWALI.

(3) Keputusan Walikota Ambon

Keputusan Walikota Ambon yang dikeluarkan selama tahun 2014 adalah

sebanyak 751 Keputusan.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang hukum adalah Bagian Hukum Sekretariat Kota

Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Bagian Hukum Sekretariat Kota Ambon adalah 14 orang.

Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta

jabatan struktural dan fungsional pada Bagian Hukum Sekretariat Kota Ambon

tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum di bidang hukum Tahun 2014 adalah Rp.1.051.589.750,- dan sampai akhir

tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.1.029.859.650,- atau 97,93%.

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum di bidang hukum belum memadai, untuk itu diharapkan

perlu adanya penambahan sarana kerja.

g. Permasalahan dan Solusi

a) Permasalahan

(1) Selama tahun 2014 di Bagian Hukum Setkot Ambon terdapat

kekosongan pada 2 (dua) jabatan struktural yaitu Kasubag Perundang-

undangan dan Kasubag Bantuan Hukum.

(2) Sarana Prasarana Kurang Memadai.

(3) Staf Kurang diikutsertakan dalam bimbingan teknis penyususnan

Peraturaan Perundang-undangan (Produk hukum Daerah).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 122 ]

Page 123: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

(4) SKPD yang memungut Pajak dan Retribusi Daerah sebagai Pemberi

gagasan untuk membuat Rancangan Peraturan Daerah kurang memahami

masalah-masalah teknis tentang penyususnan Perundang-undangan

(Produk Hukum Daerah).

(5) Masih Banyaknya SKPD yang belum memahami teknis penyususnan

Produk Hukum Daerah (PERDA, SK, PERWALI, INSTRUKSI).

b) Solusi

(1) Perlu adanya pengisian kekosongan pada 2 (dua) jabatan struktural

tersebut.

(2) Perlu Adanya penambahan Sarana Kerja ( Komputer).

(3) Perlu mengikutsertakan staf bagian hukum dalam bimbingan teknis

penyusunan Peraturan Perundang-undangan ( Produk Hukum Daerah).

(4) SKPD sebagai pemberi gagasan dalam pembuatan rancangan peraturan

daerah, penting sekali untuk diikut sertakan dalam bimbingan teknis

penyusunan Peraturan Daerah.

(5) Perlunya dibuat Bimbingan Teknis untu peningkatan sumber daya

aparatur memberi gambaran tentang cara penyusunan Produk Hukum

yang dimaksud.

k. Pemerintahan

Bidang pemerintahan merupakan bidang untuk melakukan penyelenggaraan tata

pemerintahan daerah di kota Ambon. Sebagai organisasi penyelenggara tata

pemerintahan, bagian pemerintahan Sekretariat Kota Ambon berupaya untuk

melakukan penataan sistim tata kepemerintahan yang berdaya guna dan berhasil guna

baik itu secara prosedur maupun mekanisme pelayanannya.

a. Program dan Kegiatan

Dalam pelaksanaan bidang Tata Kepemerintahan tahun 2014 adalah:

a) Program pelayanan administrasi perkantoran dan program peningkatan sarana

dan prasarana lebih di prioritaskan dalam menunjang tugas-tugas operasional.

b) Program perencanaan pembangunan daerah dengan kegiatan penyusunan

laporan penyelenggaraan pemerintah daerah (LPPD) kota Ambon tahun 2013. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 123 ]

Page 124: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Progran Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai-Nilai Luhur Budaya

Bangsa dengan kegiatan Sosialisasi Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan

nilai nilai luhur budaya bangsa.

d) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala

Daerah.

e) Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan, dengan kegiatan sosialisasi kantibmas.

f) Program Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat, dengan kegiatan

sosialisasi tentang pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014.

g) Program Pembinaan Birokrasi Pemerintahan, dengan kegiatan pendidikan

orang basudara.

h) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa/ Kelurahan Se-kota Ambon

dengan kegiatan Bintek Penataan Kelembagaan Desa/ Negeri, Sosialisasi

Perda No 17 Tahun 2008 tentang Penetapan Batas Desa.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan program/kegiatan adalah:

a) Kegiatn-kegiatan melalui program pelayanan administrasi perkantoran, serta

program peningkatan sarana dan prasarana aparatur telah dapat menunjang

kelancaran aktvitas perkantoran.

b) Tersusunnya LPPD kota Ambon tahun 2013 kepada pemerintah melalui

Gubernur Maluku. Laporan ini telah dipublikasikan juga kepada masyarakat

melalui informasi LPPD kota Ambon tahun 2013 di Website Pemerintah Kota

Ambon.

c) Meningkatnya kesadaran masyarakat dengan sosialisasi yang diikuti oleh 100

orang masyarakat yang tergabung dari ormas, LSM, pelajar dan mahasiswa.

d) Melalui kegiatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah

tersedia pengadaan prasarana public berupa cenderamata sebanyak 75 buah

yang diberikan kepada masyarakat.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 124 ]

Page 125: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e) Melalui kegiatan sosialisasi kantibmas sebanyak 100 orang masyarakat yang

berasal dari pelajar, ormas dan mahasiswa mengerti tentang kantibmas dan

terselenggaranya rapat-rapat koordinasi Forkopinda.

f) Melalui kegiatan sosialisasi tentang pemilihan presiden dan wakil presiden

tahun 2014 kepada ketua RT dan RW se kota Ambon telah menghasilkan

1450 orang yang memahami tentang tata cara dalam proses pemilihan

presiden dan wakil presiden.

g) Melalui kegiatan pendidikan orang basudara maka tersedia sebanyak 100

buku tentang pentingya penelitian pendidikan orang basudara bagi

pengembangan birokrasi pemerintahan

h) Meningkatnya kapasitas aparatur Desa/Negeri dan Keurahan yang ada di Kota

Ambon melalui kegiatan Bintek Penataan Kelembagaan Desa/Negeri

sebanyak 150 orang, Tersosialisasinya Perda No 17 Tahun 2008 tentang

Penetapan Batas Desa bagi 100 peserta, melalui kegiatan bintek pengelolaan

administrasi tata pemerintahan tersedia 100 aparatur yang memahami dan

dapat mengelola administrasi tata pemerintahan Desa/ Negeri.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang pemerintahan adalah Bagian Tata Pemerintahan

Sekretariat Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Kota Ambon adalah

13 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan

golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Bagian Tata Pemerintahan

Sekretariat Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum di bidang pemerintahan Tahun 2014 adalah Rp.1.423.718.762,- dan sampai

akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp.1.422.657.680,- atau 99,93%.

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum di bidang pemerintahan cukup lengkap, namun perlu

ditingkatkan secara optimal.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 125 ]

Page 126: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Permasalahan Dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelengaraan Pemerintahan Tahun 2014

adalah kurangnya sumber daya manusia pada bagian tata pemerintahan.

Solusi yang dilakukan terkait permasalahan di atas adalah melakukan koordinasi

dengan badan kepegawaian kota untuk penambahan pegawai khususnya untuk

lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri/ Institiut Pemerintahan

Dalam Negeri (STPDN-IPDN).

l. Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi

Dalam rangka menunjang tugas-tugas Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

publik, maka Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi mempersiapkan

administrasi/tata usaha pimpinan dan ekspedisi agar aktivitas Pemerintah Kota dapat

berjalan lancar.

a. Program dan Kegiatan

Pelaksanaan tata usaha pimpinan dan ekspedisi selama tahun 2014 adalah:

a) Program pelayanan administrasi perkantoran lebih diprioritaskan dalam

menunjang tugas-tugas operational kantor meliputi kegiatan surat menyurat,

jasa komunikasi sumber daya air dan listrik, jasa administrasi keuangan, jasa

perbaikan peralatan kerja, Jasa alat tulis kantor, penyediaan barang-barang

cetakan dan panggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik, penyediaan

peralatan dan perlengkapan kantor serta rapat-rapat koordinasi dan konsultasi

keluar daerah.

b) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan

pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional.

c) Program peningkatan sistim capaian kinerja dan keuangan dengan kegiatan

penyusunan laporan prognosis anggaran, dan laporan keuangan akhir tahun.

d) Program peningkatan kualitas pelayanan informasi dengan kegiatan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan Perwali No. 10 Tahun 2011 dalam

lingkup Pemerintah Desa.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 126 ]

Page 127: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Pelaksanaan program/kegiatan selama tahun 2014 telah memberikan hasil sebagai

berikut:

a) Tugas – tugas Operasional Kedinasan terlaksana dengan baik.

b) Terlaksananya sarana dan prasarana sesuai standar yang dilaksanakan.

c) Terlaksananya monitoring dan evaluasi setelah diberlakukan Perwali No. 10

Tahun 2011 dalam rangka meningkatkan aparatur yang kompeten di bidang

tata kelola persuratan yang tepat dan benar.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib

pemerintahan umum bidang tata usaha pimpinan dan ekspedisi adalah Bagian

Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat

Kota Ambon adalah 26 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat

pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada

Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat Kota Ambon tertera pada

Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemerintahan

umum di bidang tata usaha pimpinan dan ekspedisi Tahun 2014 adalah

Rp.242.162.500,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar

Rp.221.912.393,- atau 91,63%.

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum pada Subag Tata Usaha Pimpinan belum memadai di

sebabkan belum adanya kendaraan dinas operasional roda dua pada subag tesebut

sehingga cukup menghambat pelaksanaan tugas pada jalannya kegiatan rutin

administrasi surat menyurat pada subag Tata Usaha Pimpinan, oleh karena itu

perlu adanya pengadaan kendaraan dinas roda dua untuk subag tersebut pada

tahun anggaran 2015 untuk menjawab hambatan tersebut sesuai kondisi yang ada

saat ini.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 127 ]

Page 128: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Permasalahan dan Solusi

Masalah yang ditemui dalam pelaksanaan tugas rutin sesuai tugas pokok dan

fungsi Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi adalah terbatasnya tenaga

komputer, tenaga akuntan sebagai pembuat dokumen dan caraka dalam

menunjang tugas-tugas pokok/operasonal bagian tersebut, maka untuk menjawab

persoalan tersebut dalam rancangan program tahun 2015 akan diupayakan suatu

kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan SDM serta sarana dan prasarana pada

SKPD ini.

m. Satuan Polisi Pamong Praja

Ketentraman dan ketertiban umum merupakan bagian tugas dari Satuan Polisi

pamong Praja kota Ambon dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi berpedoman

pada undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan peraturan

pemerintah daerah Nomor 32 tahun 2004 tentang pedoman operational satuan polisi

pamong praja dan PERMENDAGRI 26 tahun 2005 tentang prosedur tetap

(PROTAP). Pada prinsipnya Satuan Polisi pamong Praja kota Ambon sebagai

aparatur pemerintah kota, bertugas membantu walikota dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang berhubungan dengan masalah ketentraman dan ketertiban,

menegakan peraturan daerah, keputusan walikota dan peraturan-peraturan lainya yang

ditetapkan oleh pemerintah kota.

1) Program dan Kegiatan

Pelaksanaan program dan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon pada

Tahun 2014 adalah:

a) Program pelayanan Administrasi perkantoran meliputi penyediaan jasa surat-

menyurat, penyediaan jasa surat menyurat, jasa administrasi keuangan,

penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetak dan penggandaan,

penyediaan makan dan minum, penyediaan komponen instalasi listrik/

penerangan kantor, serta rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.

b) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur meliputi pengadaan

meubeler, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional dan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 128 ]

Page 129: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

peralatan gedung kantor, pemeliharaan rutin/ berkala peralatan gedung kantor,

pengadaan perlengkapan gedung kantor.

c) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan kegiatan

pendidikan dan Pelatihan PPNS.

d) Program pemeliharaan Kamtrantibmas dan pencegahan tindak kriminal

dengan kegiatan peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam

teknik pencegahan kejahatan, dan pengembangan kemampuan aparatur Sat.

Pol. PP. dengan TNI, POLRI dan Kejaksaan.

e) Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT) dengan

kegiatan penertiban.

2) Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Ambon pada Tahun 2014 adalah:

a) Terlaksananya program pelayanan administrasi perkantoran.

b) Program peningkatan sarana dan prasaran Aparatur Kantor satual Polisi

Pamong Praja terlaksana dengan baik.

c) Program peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan yaitu

pendidikan dan pelatihan tenaga PPNS bagi 2 (Dua) orang pegawai satuan

polisi pamong praja kota ambon terlaksana dengan baik.

d) Program pemeliharaan Kantrantibmas dan pencegahan tindak criminal oleh

Kantor Satpol PP Kota Ambon terlaksana dengan baik.

e) Program peniongkatan pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)

terlaksana dengan baik melalui penertiban oleh kantor Satpol PP kota Ambon.

3) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara satuan polisi Pamong

Praja adalah Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon.

4) Jumlah pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon adalah 77

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan,

serta jabatan struktural dan fungsional pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 129 ]

Page 130: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

5) Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik di Kantor Satuan Polisi Tahun

2014 adalah Rp.3.106.367.400,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi

sebesar Rp.3.053.736.900,- atau 98,30%.

6) Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum di bidang satuan polisi pamong praja cukup lengkap, namun

perlu ditingkatkan secara optimal.

7) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan satuan

polisi pamong praja kota ambon antara lain:

a) Luas Wilayah Kota Ambon dengan kondisi geografis tidak didukung dengan

jumlah personil maupun sarana pendukung.

b) Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan daerah.

c) SKPD penginisiasi Perda kurang memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

d) Terbatasnya anggaran yang disediakan untuk program kerja Sat. Pol. PP.

e) Status kelembagaan yang telah berubah dari eselon III menjadi eselon Iib

sejak April 2014, tetapi belum dilantiknya pejabat-pejabat pada jabatan eselon

III dan IV.

f) Kekurangan Kapasitas Sumber daya manusia (SDM) baik jumlah personil

dalam mendukung tugas operasional lapangan maupun peingkatan kapasitas.

g) 2 (dua) pegawai yang telah lulus diklat PPNS pada April 2014 tetapi karena

belum dilantik di Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Maluku.

h) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam menunjang kinerja dilapangan

dalam melakukan penertiban maupun patroli pengawasan dan pembinaan

wilayah kota.

Solusi untuk mengatasi masalah diatas antara lain:

a) Melakukan patroli pengawasan dan pembinaan wilayah secara rutin sekaligus

melakukan sosialisasi perda kepada pelaku pelanggaran.

b) Sehubungan dengan belum dilantiknya pejabat eselon III dan IV maka kinerja

seksi operasional, seksi ketertiban umum, dan seksi ketentraman masyarakat

semakin dioptimalkan untuk secara bersama-sama dalam kegiatan penegakan

Perda maupun tugas operasional lapangan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 130 ]

Page 131: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Melakukan koordinasi secara intensif dan berkesinambungan dengan aparat

keamanan.

d) Mengoptimalkan kinerja seksi dalam melaksanakan operasional di lapangan

dan meningkatkan jaringan kerjasama dengan TNI/ Polri serta membangun

Sinergitas lintas SKPD untuk menggunakan kewenangan yang ada.

e) Membangun sinergitas dengan SKPD penginisiasi perda dalam penegakan

perda dan tugas operasional.

f) Peningkatan kemampuan, profesionalisme, pengetahuan serta wawasan

anggota satpol PP Kota Ambon melalui kegiatan bela diri, pelatihan

pengendalian masa dengan bekerja sama dengan Polres Pulau Ambon dan PP.

Lease.

n. Kesejahteraan Rakyat

Sehubungan dengan tugas pokok dan fungsi bagian kesejahteraan rakyat sekretariat

kota Ambon, maka bagian kesejahteraaan rakyat diberikan tanggung jawab

melaksanakan prgram/kegiatan sesuai kewenangan, selain juga melakukan pembinaan

kehidupan beragama, pembinaan lembaga-lembaga sosial keagamaan, serta

pembinaan kerohanian pegawai pemerintah kota Ambon.

a. Program dan Kegiatan

Pelaksanaan program dan kegiatan Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota

Ambon pada Tahun 2014 adalah:

a) Program pelayanan administrasi perkantoran dan peningkatan sarana dan

prasarana aparatur dengan kegiatan-kegiatan untuk menunjang operasional

perkantoran.

b) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan sosialisasi

peraturan bersama Menag dan Mendagri No.8 dan No.9 Tahun 2006.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Pelaksanaan program dan kegiatan bagian kesejahtraan rakyat sekretariat kota

Ambon tahun 2014 terlaksana dengan hasil:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 131 ]

Page 132: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

a) Tersedianya berbagai kebutuhan untuk menunjang kegiatan pelayanan

administrasi perkantoran dan meningkatnya sarana dan prasarana aparatur

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b) Tersosialisasinya keputusan bersama Menag dan Mendagri No.9 dan No.8

Tahun 2006 kepada 125 peserta yang berasal dari tokoh agama, tokoh

pemuda, pimpinan organisasi sosial keagamaan serta Kepala Desa/ Lurah se-

Kota Ambon.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara kesejahteraan rakyat

adalah Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon

adalah 13 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan

golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Bagian Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel

LU.5).

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik di Bagian Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Tahun 2014 adalah Rp.196.977.717,- dan sampai akhir tahun

anggaran terealisasi sebesar Rp.156.540.506,- atau 79%.

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum pada Subag Kesejahteraan Rakyat belum memadai

disebabkan belum adanya laptop pada Subag tersebut sehingga cukup

menghambat jalannya tugas pokok.

g. Permasalahan dan Solusi

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2014, tidak terdapat

permasalahan yang mendasar.

o. Pelayanan Publik

Secara umum Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon merupakan salah

satu unsur dari Pemerintah Kota Ambon yang bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan Pelayanan Publik dibidang perizinan yang bersifat pelayanan

administrasi dan fungsi koordinasi, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 132 ]

Page 133: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Kota Ambon Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon sebagai tindak lanjut diterbitkan

Peraturan Walikota Ambon Nomor 21 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Jabatan

Struktural pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon serta Peraturan

Walikota Ambon Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pendelegasian Kewenangan

Penandatanganan Perizinan dan Non Perizinan dari walikota Ambon kepada Kepala

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon.

a. Program dan Kegiatan

Program dan Kegiatan berdasarkan anggaran Tahun 2014 adalah:

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan antara lain:

(1) Penyediaan jasa surat menyurat, (2) Penyediaan jasa komunikasi, sumber

daya air dan listrik, (3) Penyediaan jasa administrasi keuangan, (4)

penyediaan alat tulis kantor, (5) penyediaan barang cetakan dan penggandaan,

(6) penyediaan komponen instalasi listrik, (7) penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor, (8) penyediaan peralatan rumah tangga, (9) penyediaan

makanan dan minuman, (10) rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah,

(11) penyediaan papan informasi/ baliho, dan (12) penyediaan sticker barcode

izin trayek.

b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan Kegiatan antara

lain: (1) pengadaan perlengkapan gedung kantor, (2) pengadaan meubeler, (3)

pemeliharaan rutin/ berkala mobil jabatan, (4) pemeliharaan rutin/ berkala

perlengkapan gedung kantor, dan (5) pemeliharaan rutin/ berkala meubeler.

c) Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan kegiatan pengadaan pakaian

dinas beserta perlengkapannya.

d) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan

studi banding pelayanan perizinan.

e) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan, dengan kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 133 ]

Page 134: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah,

dengan kegiatan (1) monitoring, evaluasi dan pelaporan pelayanan perizinan,

dan (2) konsultasi, koordinasi dan fasilitasi pelayanan perizinan.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Dalam realisasi Program Kegiatan dapat dilihat bahwa tingkat pencapaian kinerja

baik fisik maupun keuangan menunjukan hasil baik, dan ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

1) Terlaksananya Pelayanan Administrasi perkantoran dalam menunjang tugas-

tugas pelayanan kepada masyarakat melalui Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran, Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, serta Peningkatan

Disiplin Aparatur untuk menunjang operasional perkantoran.

2) Terlaksananya studi banding pelayanan perizinan yang dilaksanakan di Bogor

dengan melibatkan 8 (delapan) orang pegawai.

3) Terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan pelayanan perizinan serta

kegiatan konsultasi, koordinasi dan fasilitasi pelayanan perizinan.

Terlaksananya pelayanan perijinan terpadu, melalui Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Pemerintah Kota Ambon, dan telah menerbitkan 10.322 izin dari 28

jenis izin yang dikelola oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara pelayanan publik adalah

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon adalah

30 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan

golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

e. Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik di Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Tahun 2014 adalah Rp.666.591.125,- dan sampai akhir tahun anggaran

terealisasi sebesar Rp.584.552.522,- atau 87,69%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 134 ]

Page 135: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

pemerintahan umum di bidang pelayanan publik cukup lengkap, namun perlu

ditingkatkan secara optimal.

g. Permasalahan dan Solusi

a) Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah:

1) Kelengkapan Sarana Operasional Perizinan (Perangkat Komputer),

Kendaraan Operasional, Sarana Informasi Perizinan belum terpenuhi

sesuai kebutuhan;

2) Kondisi ruang pelayanan belum terjamin kebersihannya sehingga

diperlukan tenaga cleaning service khusus yang bertugas di Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu;

3) Waktu penyelesaian proses perizinan pada Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Ambon masih sangat tergantung pada verifikasi berkas

dan peninjauan lapangan yang dilakukan oleh tim teknis dari masing-

masing SKPD yang terkadang melebihi batas waktu yang telah

disepakati;

4) Kurangnya Komitmen Pimpinan SKPD teknis serta kesadaran dan

pemahaman Tim Teknis SKPD yang mengelola perizinan terhadap tugas

dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam peraturan Walikota

Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelayanan Perizinan Terpadu

Satu Pintu, Peraturan Walikota Ambon Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Standar Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Surat Keputusan

Walikota Ambon Nomor 248 Tahun 2011 tentang Pembentukan Tim

Teknis Pelayanan Terpadu Perizinan Satu Pintu pada Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Ambon sehingga melebihi waktu pemrosesan

izin yang telah ditentukan sesuai standar pelayanan;

5) Belum semua jenis izin dan non izin yang diserahkan oleh SKPD teknis

ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon sesuai dengan

instruksi Menteri Dalam Negeri No.570/3203/SJ tentang percepatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 135 ]

Page 136: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

6) Terbatasnya kapasitas aparatur dalam memberikan pelayanan prima

kepada customer;

7) Kondisi gedung yang terpisah antara ruang pelayanan (ruang front office,

back office, kepala bidang, dan kepala badan) yang terpisah dengan ruang

sekretariat (kabag TU) menjadi kendala dalam komunikasi dan

koordinasi internal;

8) Masih adanya praktek percaloan/ makelar izin yang dilakukan oleh

Aparatur Pemerintah Kota Ambon;

9) Terbatasnya kondisi gedung kantor sehingga sulit dalam melakukan

penataan ruangan untuk back office secara terpadu dan terkoordinir;

10) Belum tersedianya toilet khusus bagi masyarakat yang berakses pada

BP2T;

11) Masih ada SKPD terkait yang kurang memahami esensi pelayanan publik

dan keberadaan BP2T dalam menjawab kebutuhan pelayanan perizinan

yang cepat, mudah, transparan, dan akuntabel.

b) Solusi yang dilakukan adalah:

1) Perlu adanya sarana penunjang layanan informasi untuk memberikan

kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses berbagai informasi tentang

persyaratan, biaya dan kepastian waktu penyelesaian perizinan lewat

pengadaan brosur, layout, standing banner, baliho, running text, dan sms

layanan status perizinan;

2) Perlu dilakukan peningkatan sarana prasarana yang mendukung

kelancaran dan kesinambungan penyelenggaraan Perizinan Terpadu Satu

Pintu;

3) Perlu dilakukan peningkatan kapasitas aparatur melalui Kegiatan Studi

Banding, Magang, Diklat Teknis dan Bimtek;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 136 ]

Page 137: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Perlu dilakukan rekruitmen tenaga cleaning service yang bertanggung

jawab terhadap kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu, ruang kerja dan

toilet;

5) Perlu dilakukan perbaikan dan perawatan sistem Aplikasi (SIMANTAP)

dan fasilitas pendukung lainnya;

6) Perlu diperbaiki dan difungsikan toilet yang berada di samping ruang

pelayanan agar dapat digunakan oleh masyarakat;

7) Perlu diberikan kewenangan teknis bagi Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu dalam proses pelayanan perizinan;

8) Komunikasi dan koordinasi secara intens harus dilakukan dengan SKPD

teknis terkait dan mengawasi proses izin sesuai dengan standar pelayanan

yang telah ditetapkan;

20. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Dengan diberlakukannya otonomi daerah maka paradigm pembangunan masyarakat

mengalami perubahan. Saat ini masyarakat telah diberikan kebebasan untuk lebih berperan

dalam meningkatkan kesejahteraannya dan menentukan kebutuhannya sesuai dengan

kondisi dan potensi sumberdaya yang tersedia.

a. Program dan Kegiatan

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 7 kegiatan sebagai

berikut: Penyediaan Jasa Surat Menyurat; Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber

Daya Air dan Listrik; Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan; Penyediaan Alat

Tulis Kantor; Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan; Penyediaan

Peralatan dan Perlengkapan Kantor; dan Rapat – rapat Koordinasi dan Konsultasi

ke Luar Daerah.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari 4 kegiatan

sebagai berikut: Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor; Pengadaan Mebeleur;

Pemeliharaan Rutin/ Berkala Mobil Jabatan; dan Pemeliharaan Rutin/ Berkala

Kendaraan Dinas/ Operasional.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 137 ]

Page 138: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Program Peningkatan & Pengembangan Sistim Pelaporan Capaian Kerja dan Peng

Keuangan terdiri dari 2 kegiatan yaitu : Penyusunan Laporan Kinerja & Ikhtiar

Realisasi Kinerja SKPD; dan Penyusunan Laporan Keuangan akhir bulan/Tahun.

4) Program peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dengan 3 kegiatan

sebagai berikut: Rapat Koordinasi Teknis Program Pemberdayaan Masyarakat;

Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan Tahun 2012; Pelatihan Kader

Pemberdayaan Masyarakat.

5) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa dengan 6

kegiatan sebagai berikut: Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Kota Ambon;

Koordinasi Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) tahun 2013; Gelar

Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional; Monitoring, Evaluasi, dan

Pelaporan Program Pemberdayaan dan Bantuan kepada Masyarakat; Pemberian

Alokasi Dana Desa (ADD); dan Pelestarian Adat Budaya Nusantara (PABN).

6) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dengan 1(satu)

kegiatan yaitu Pelatihan Manajemen Pemerintahan bagi Kepala Desa/Raja di

Malang.

b. Realisasi Program dan Kegiatan

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

Realisasi keuangan untuk program Pelayanan Administrasi Perkantoran ini

adalah sebesar Rp.59.409.625 atau 89,30.% dari jumlah anggaran yang

diperuntukkan. Sebesar Rp.66.501.625,- Ketujuh kegiatan dalam program

pelayanan administrasi perkantoran semuanya terlaksana.

Adapun untuk kegiatan Rapat – rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah,

Perjalanan dinas pejabat Eselon dianggarkan 2 kali setahun sedangkan realisasi

perjalanan dinas Eselon II dan Esalon III lebih banyak menggunakan dana

Sekretariat Kota Ambon sesuai SPPD, sehingga perjalanan dinas yang

dianggarkan pada SKPD masih tersisa Rp.5.130.000,-.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 138 ]

Page 139: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp.302.263.879,- atau

78,90% dari jumlah anggaran yang diperuntukkan sebesar Rp.383.038.100,-dan

semua kegiatan terlaksana.

Pada kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas Operasional,

realisasi penyerapan anggaran disesuaikan dengan hari kerja dan kehadiran

Pegawai, sehingga sisa anggaran sebesar Rp.71.624.221

3) Program Peningkatan & Pengembangan Sistim Pelaporaan Capaian kerja &

Pengelolaan Keuangan.

Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp.4.456.650,- atau 100%

dari jumlah anggaran yang diperuntukkan sebesar Rp.4.456.650,- dan semua

kegiatan terlaksana.

4) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan.

Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp.86.653.450,- atau 100%

dari jumlah anggaran yang diperuntukkan sebesar Rp.86.653.450,-, dan semua

kegiatan terlaksana.

5) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa.

Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp.166.335.00,- atau

39,40% dari jumlah anggaran yang diperuntukkan sebesar Rp.421.647.000,- dan

semua kegiatan yang terlaksana. Adapun sisa anggaran sebesar Rp 255.312.00,-

adalah merupakan dana talangan yang disediakan bagi kegiatan Koordinasi

Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) tahun 2013 yang tidak

direalisasi karena penyaluran dan pelunasan RASKIN ini berjalan dengan baik

dari tiap Desa dan Kelurahan.

6) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa.

Realisasi keuangan untuk program ini adalah sebesar Rp.45.000.000,- atau 100%

dari jumlah anggaran yang diperuntukkan Rp.45.000.000,- dan kegiatan

terlaksana dengan baik.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 139 ]

Page 140: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib pemberdayaan

masyarakat dan desa adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan

Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada BPMPKB Kota Ambon adalah 60 orang. Komposisi pegawai

berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan

fungsional pada BPMPKB Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan

Tabel LU.5).

e. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib pemberdayaan

masyarakat dan desa Tahun 2014 adalah Rp.1.007.296.725,- dan sampai akhir tahun

anggaran telah terealisasi Rp.664.118.604.- atau 65,93%.

f. Kondisi sarana dan prasarana BPMP dan KB Kota Ambon cukup memadai untuk

digunakan sebagai sarana dan prasarana operasional kantor.

g. Permasalahan dan Solusi.

Permasalahan yang dialami yaitu, kurangnya jumlah pegawai BPMPKB Ambon sesuai

dengan data Analisa Beban Kerja (ABK) dan Analisa Jabatan (ANJAB) yang telah

dibuat. Sehingga solusi yang diambil dengan penambahan jumlah pegawai.

21. Sosial.

a. Program dan Kegiatan

Dengan mempelajari kondisi objektif di masyarakat, pembangunan bidang sosial

diarahkan untuk:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dan Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur, serta Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung kelancaran

operasional kantor.

2) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

PMKS Lainnya dengan kegiatan (1) bimbingan sosial bagi keluarga miskin, (2)

Pengadaan sarana dan prasarana pendukung Usaha Bagi keluarga miskin, (3)

pelatihan ketrampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

Wanita Rawan Sosial Ekonomi, (4) monitoring evaluasi dan pelaporan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 140 ]

Page 141: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan; (1)

pelaksanaan KIE Konseling dan Kampanye Sosial bagi PMKS, (2) operasional

penyaluran bantuan santunan hidup bagi Lansia terlantar, (3) bimbingan

keterampilan bagi korban tindak kekerasan, (4) Penjaringan dan bimbingan

kepada gelandangan dan pengemis (Gepeng), (5) Pertemuan Tingkat Tinggi

Walikota Kota Inklusif, dan (6) Bakti sosial kerjasama dengan Kick Andy

Foundation.

4) Program pembinaan anak terlantar dengan kegiatan pelatihan ketrampilan dan

praktek belajar kerja bagi anak jalanan dan anak terlantar Kota Ambon.

5) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma dengan kegiatan

operasional penyaluran bantuan JSODK berat, dan kegiatan Profil penyandang

Disabilitas.

6) Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo dengan kegiatan Bimbingan dan

penyuluhan bagi pengurus Panti Asuhan/ Yayasan.

7) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Napi, PSK, Narkoba

dan Penyakit Sosial) dengan kegiatan pembinaan dan pelatihan bagi ODHA,

bantuan UEP bagi ODHA, dan bimbingan sosial bagi pekerja seks komersial

(PSK).

8) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan

peningkatan kualitas Taruna Siaga Bencana (TAGANA) dan simulasi tanggap

bencana, serta Praktek belajar kerja (PBK) dan UEP bagi generasi muda karang

taruna.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Sosial mempunyai 3 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan capaian

sebagai berikut:

1) Sarana Sosial

Sarana sosial di Kota Ambon berjumlah 26 sarana.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 141 ]

Page 142: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Jumlah PMKS yang diberi bantuan sebanyak 357 atau 79% dari Jumlah PMKS

yang seharusnya menerima bantuan sebanyak 4.979.

3) Penyandang cacat di Kota Ambon tahun 2014 yang diberi bantuan berjumlah 522

orang atau 8% dari yang seharusnya menerima bantuan sebanyak 6.772.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

Hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial berdampak

pada:

1) Operasional perkantoran dapat berjalan lancar melalui penyediaan administrasi

perkantoran dan sarana dan prasarana aparatur pengembangan sistem pelaporan

capaian kinerja dan keuangan.

2) Berdayanya fakir miskin KAT dan PMKS Lainnya melalui bimbingan sosial bagi

keluarga miskin; tersedianya sarana dan prasarana pendukung bagi keluarga

miskin; terampilnya PMKS wanita rawan sosial ekonomi, terlaksananya

monitoring evaluasi dan pelaporan pemberdayaan, meningkatnya kemampuan

petugas dan pendamping sosial pemberdayaan PM dan PMKS lainnya, serta

peningkatan kualitas pelayanan tim teknis UPPKH Kota Ambon.

3) Terlaksananya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial melalui

terlaksananya KIE konseling dan kampanye sosial bagi PMKS; kelancaran

operasional peyaluran bantuan bagi lanjut usia; keterampilan bagi korban tindak

kekerasan; terjaringnya gelandangan dan pengemis; terlaksananya pertemuan

tingkat tinggi Walikota Kota Inklusif; dan bakti sosial bersama Kick Andy

Fundation.

4) Terbinanya anak terlantar dengan pemberian keterampilan dan pembelajaran

bagi anak jalanan dan terlantar.

5) Terbinanya para penyandang cacat dan trauma dengan penyaluran bantuan

jaminan sosial bagi penyandang cacat serta tersedianya data profil penyandang

disabilitas.

6) kegiatan bimbingan dan penyuluhan bagi pengurus panti asuhan/ yayasan tidak

terealisasi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 142 ]

Page 143: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

7) Terbinanya eks penyandang penyakit sosial dengan terlaksananya pembinaan dan

pelatihan bagi ODHA; tersalurnya bantuan UEP bagi ODHA; dan terlaksananya

bimbingan sosial bagi PSK.

8) Terlaksananya pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial dengan

peningkatan kualitas TAGANA dan simulasi tanggap bencana, serta PBK dan

UEP bagi generasi muda karang taruna.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib sosial adalah

Dinas Sosial Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Sosial Kota Ambon adalah 37 orang. Komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta jabatan

struktural dan fungsional pada Dinas Sosial Kota Ambon tertera pada Lampiran 4

(Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib sosial Tahun 2014

adalah Rp.2.347.851.596,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar

Rp.2.177.250.627,- atau (92.73%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib sosial

cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Secara riil permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program/kegiatan tahun

2014 prinsipnya bersifat teknis, dan yang menonjol adalah :

1. Sarana penampung untuk para penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS) yang tidak dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Ambon.

2. Penyediaan Anggaran kurang maksimal dibandingkan dengan kebutuhan

program/kegiatan yang ada.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka solusi yang diambil, yaitu:

1. Dinas Sosial Kota Ambon tetap melakukan koordinasi dengan dinas Sosial

Provinsi Maluku untuk menggunakan sarana dalam penanganan masalah

penyandang kesejahteraan sosial yang dihadapi Pemerintah Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 143 ]

Page 144: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2. Tetap melaksanakan Program/kegiatan-kegiatan yang bersifat pembinaan dan

bimbingan termasuk monitoring dan evaluasi.

22. Kebudayaan.

Urusan Kebudayaan merupakan salah satu urusan wajib yang dilakukan Pemerintah Kota

Ambon. Pengembangan kebudayaan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat untuk sadar budaya dan tidak terhanyut oleh arus modernisasi

yang tidak positif.

a. Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Program yang dilaksanakan pada Tahun 2014 adalah

a) Program Keragaman Budaya dengan Kegiatan:

1) Pagelaran Seni dan budaya;

2) Festival tari antar sanggar;

3) Lomba bertutur Anak SMA/ SMK;

4) Ramadhan Fair;

5) Penyelenggaraan dialog kebudayaan;

6) Fasilitasi penyelenggaraan Festifal Budaya Daerah;

7) Gebyar budaya daerah.

b) Program pengelolaan Keragaman Budaya dengan kegiatan pelestarian adat timba

laor.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Kebudayaan mempunyai 3 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Penyelenggaraan festival seni dan budaya

Pada Tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon menyelenggarakan festival seni dan

budaya sebanyak 24 kali.

2) Sarana penyelenggaraan seni dan budaya

Sarana penyelenggaraan seni dan budaya di Kota Ambon berjumlah 1 buah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 144 ]

Page 145: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan.

Pada tahun 2014, tidak ada benda, situs dan cagar budaya yang dilestarikan oleh

Pemerintah Kota Ambon karena lokasi benda cagar budaya yang ada di Kota

Ambon masih bersifat privat/ milik Desa/ Negeri.

c. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Satu program dan tiga kegiatan pada urusan kebudayaan seluruhnya terealisasi pada

Tahun 2014, dengan capaian sebagai berikut:

(1) Terlaksananya pagelaran seni budaya berupa festival tari sanggar sebanyak 28

sanggar, festival band sebanyak 15 grup dan festival makanan khas 50 Desa/

Kelurahan.

(2) Terlaksananya festival antar sanggar melalui kegiatan flash mob.

(3) Lomba bertutur anak yang diikuti oleh 50 siswa SMA/ SMK.

(4) Terlaksananya ramadhan fair pada Bulan Ramadhan yang diikuti oleh 15

kelompok Hadrat dan Sawat.

(5) Tidak terlaksananya kegiatan dialog kebudayaan.

(6) Terlaksananya festival budaya daerah setiap bulan berjalan.

(7) Terlaksananya gebyar budaya daerah pada HUT Kota Ambon yang diikuti

Molucca Bamboowind Orchestra, Tamborine Rebana, Aubade, Bulu Gila, dan

Brass Instrumen.

(8) Terlaksananya pengembangan nilai budaya melalui kegiatan pelestarian adat

timba laor.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib kebudayaan

adalah Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota

Ambon adalah 31 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat

dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Pariwisata

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4

dan Tabel LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 145 ]

Page 146: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib kebudayaan Tahun

2014 sebesar Rp.2.204.246.850,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebesar

Rp.2.154.246.850,- atau 97,73%.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

kebudayaan cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya penataan dan pengembangan kebudayaan

di Kota Ambon secara baik antara lain:

(1) Belum optimalnya pembinaan terhadap sanggar seni di Kota Ambon.

(2) Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian benda cagar budaya.

(3) Belum tersedianya infrastruktur dasar (gedung kebudayaan).

Terkait dengan masalah tersebut, maka perlu dilakukan:

(1) Optimalisasi keikutsertaan sanggar seni pada event budaya di Kota Ambon.

(2) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pelestarian terhadap benda

cagar budaya.

(3) Perlu adanya Perda tentang pelestarian budaya.

23. Statistik.

Urusan Statistik di Kota Ambon dilaksanakan oleh BPS sebagai Instansi Vertikal, yang

melaksanakan tugas Pemerintah di bidang statistik sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dalam penyediaan data-data baik untuk kebutuhan konsumsi

Pemerintah, masyarakat maupun swasta. Pada tahun anggaran 2014 Pemerintah Kota

Ambon tidak menyediakan anggaran khusus bagi BPS, namun sesuai tugas dan fungsinya

BPS tetap eksis mempublikasikan Data-data melalui Anggaran Dekonsentrasi.

Sebagai mitra di Kota Ambon, pada tahun 2014 Pemerintah Kota Ambon melalui Badan

Perencanaan Pembangunan Kota Ambon melakukan kerjasama dengan BPS, dalam

penyediaan sistem Informasi Geografi Profil Kemiskinan Kota Ambon tahun 2013 yang

akan digunakan sebagai perumusan kebijakan dalam rangka penanggulangan kemiskinan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 146 ]

Page 147: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

a. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Statistik mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) yaitu

keberadaan Buku Kota Dalam Angka dan Buku PDRB Kota. Kota Ambon

mempunyai kedua buku dimaksud, yaitu Kota Ambon Dalam Angka Tahun 2013 dan

PDRB Kota Ambon Tahun 2013.

b. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib statistik adalah

Badan Pusat Statistik Kota Ambon.

24. Kearsipan.

Menurut UU Nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan, kantor kearsipan di daerah bertugas

untuk menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpecaya, menjamin perlindungan

kepentingan negara di daerah dan hak-hak keperdataan rakyat, serta mendinamiskan

sistem kearsipan. Disamping itu pengelolaan arsip akan mendukung terwujudnya

penyelenggaraan negara dan khususnya pemerintahan yang baik dan bersih serta

peningkatan kualitas pelayanan publik. Pengelolaan arsip daerah Kota Ambon oleh Kantor

Perpustakaan dan Kearsipan telah dilakukan sesuai standar pengelolaan arsip.

Untuk tahun 2013, jumlah arsip yang diterima dari seluruh SKPD di lingkup Pemerintah

Kota Ambon adalah 3.163 berupa Keputusan Walikota Ambon untuk dikelola menjadi

arsip daerah.

a. Program dan Kegiatan

1) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan

bimbingan teknis tenaga arsiparis.

2) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan dengan kegiatan

pembangunan data base informasi kearsipan.

3) Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen arsip daerah dengan 2 kegiatan :

(1) Pendataan dan penataan dokumen arsip daerah, dan (2) Jadwal retensi arsip

(JRA).

4) Program Pemeliharaan Rutin/ Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan dengan

kegiatan pemeliharaan rutin/ berkala sarana pengolahan dan penyimpanan arsip.

5) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi dengan kegiatan sosialisasi/

penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi Pemerintah/ Swasta. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 147 ]

Page 148: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Kearsipan mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Penerapan pengelolaan arsip secara baku.

Penerapan pengelolaan arsip secara baku telah dilakukan oleh 4 SKPD atau 11%

dari 36 SKPD yang ada di Kota Ambon.

2) Kegiatan peningkatan SDM pengelola arsip.

Peningkatan SDM pengelola arsip dilakukan melalui bimbingan teknis tenaga

arsiparis.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan program/ kegiatan urusan kearsipan adalah:

1) Terlaksananya bimbingan teknis tenaga arsiparis yang diikuti oleh 100 orang

tenaga pengelola arsip yang berasal dari Kecamatan, Desa/ Kelurahan, dan SMP/

MTs serta SMA/ MA se-Kota Ambon.

2) Tersedianya aplikasi pengelolaan arsip statis, dinamis dan arsip desa serta

pengadaan peralatan/ jaringan kearsipan yang terkoneksi secara nasional dengan

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

3) Terlaksananya penataan, pengklasifikasian, pendataan dan penyimpanan serta

pemusnahan arsip dari Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon.

4) Tersusunnya jadwal retensi arsip yang akan mengatur tata cara penyerahan arsip

dari SKPD penghasil arsip kepada Kantor Pengelola Arsip Daerah.

5) Terpeliharanya arsip.

6) Terlaksananya sosialisasi tentang UU Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

dan berbagai surat Keputusan Kepala ANRI tentang Tata Cara Kelola Arsip.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib kearsipan adalah

Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 148 ]

Page 149: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e. Jumlah pegawai pada Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon adalah 12

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan,

serta jabatan struktural dan fungsional pada Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib kearsipan Tahun

2014 adalah Rp.890.411.130,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi

Rp.772.248.650,- atau 86,72%.

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

kearsipan cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Masalah dan Solusi

Permasalahan yang dialami di bidang kearsipan adalah tidak tersedianya tenaga

arsiparis.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka untuk jangka panjang, telah diusulkan

kepada Badan Kepegawaian Kota agar dalam proses penerimaan PNS membuka

kesempatan bagi para pelamar dengan ijazah D3 Perpustakaan atau S1 Perpustakaan.

25. Perpustakaan.

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan,

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau rekam

secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,

penelitian,in formasi, dan para pemustaka. Oleh karena itu perpustakaan diselenggarakan

berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan,

keterbukaan, keterukuran dan kemitraan sehingga tujuannya untuk memberikan layanan

kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan

pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bisa tercapai.

Perpustakaan Kota Ambon sebagai perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Kota Ambon sampai dengan saat ini telah memiliki koleksi buku sebanyak

2.888 judul atau 5.328 eksemplar.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 149 ]

Page 150: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

a. Program dan Kegiatan

Pelaksanaan umum perpustakaan di Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

(1) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan

Bimbingan teknis tenaga fungsional pustakawan.

(2) Program Pengembangan Budaya Baca dengan kegiatan sosialisasi minat dan

budaya baca.

(3) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan dengan

kegiatan; (a) Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca, (b) Monitoring,

evaluasi dan pelaporan, dan (c) Penyediaan Bahan Pustaka Perpustakaan.

b. Tingkat Pencapaian Standar Minimal

Urusan Perpustakaan mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

Perpustakaan Kota Ambon mempunyai 2.888 jenis buku yang terdiri dari 5.328

exemplar.

2) Pengunjung perpustakaan.

Kunjungan ke perpustakaan selama tahun 2014 adalah 3.768 orang.

c. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Realisasi pelaksanaan program/kegiatan urusan perpustakaan adalah:

1) Terlaksananya bimbingan teknis tenaga fungsional pustakawan yang diikuti oleh

50 orang tenaga pengelola perpustakaan dari SD/ MI di Kota Ambon.

2) Terlaksananya sosialisasi minat dan budaya baca melalui pemilihan Duta Baca

dari kalangan Siswa SMA/ MA.

3) Terlaksananya kegiatan publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca dengan

berbagai lomba yaitu lomba bertutur tingkat SD/ MI, lomba resensi buku tingkat

SMP/ MTs, lomba pidato tingkat SMA/ MA dan SMK serta lomba essay untuk

mahasiswa.

4) Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan pada 296 perpustakaan

SD/ MI, SMP/ MTs, dan SMA/ MA.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 150 ]

Page 151: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

5) Terlaksananya kegiatan penyediaan bahan pustaka perpustakaan.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan wajib perpustakaan

adalah Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon adalah 12

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan,

serta jabatan struktural dan fungsional pada Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan wajib perpustakaan Tahun

2014 adalah Rp.890.411.130,- dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi

Rp.772.248.650,- atau 86,72% .

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan wajib

kearsipan cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Masalah dan Solusi

Permasalahan yang dialami dalam pelayanan perpustakaan adalah:

1) Keterbatasan koleksi buku perpustakaan, karena menurut Badan Standarisasi

Nasional, perpustakaan umum kabupaten/ kota harus memiliki koleksi buku

sekurang-kurangnya 5.000 judul. Saat ini Perpustakaan Kota Ambon baru

memiliki menambah 57,76% dari ketentuan standar dimaksud.

2) Tidak tersedianya tenaga pustakawan.

Dalam mengatasi masalah tersebut, langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Untuk jumlah buku yang kurang perlu penambahan buku secara bertahap melalui

dana APBD Kota Ambon serta membangun komunikasi dan koordinasi dengan

Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Maluku serta Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia (PNRI) untuk dilibatkan dalam kegiatan pengembangan

perpustakaan.

2) untuk jangka panjang, telah diusulkan kepada Badan Kepegawaian Kota agar

dalam proses penerimaan PNS membuka kesempatan bagi para pelamar dengan

ijazah D3 Perpustakaan atau S1 Perpustakaan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 151 ]

Page 152: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

C. PRIORITAS URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

1. Kelautan dan Perikanan

Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kota Ambon sangatlah penting dan strategis

karena memiliki potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar dan dapat diandalkan.

Penyelenggaraan urusan Kelautan dan Perikanan lebih diarahkan kepada peningkatan

kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan

maupun mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Untuk itu pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Kelautan dan Perikanan pada tahun

2014 telah menerbitkan Izin Usaha Perikanan (IUP) yang terdiri dari SIUP sebanyak 12

lembar, Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) sebanyak 14 lembar, SIKPI 2 lembar, Surat

Keterangan Membawa Ikan (SKMI) sebanyak 75 lembar, dan Pemungutan Hasil

Perikanan (PHP) terhadap 3 perusahaan dan 2 perorangan.

a. Program dan Kegiatan.

Program dan Kegiatan urusan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan Tahun 2014

adalah:

1) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan pemeliharaan

rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, serta pemeliharaan sarana dan

prasarana PPI.

2) Pelayanan administrasi perkantoran dengan kegiatan meliputi penyediaan

komponen instalasi listrik dan penerangan bangunan kantor, penyediaan alat tulis

kantor (ATK), rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar, dan penyediaan jasa

surat menyurat.

3) Program pengembangan perikanan tangkap dengan kegiatan (a) pengadaan alat

tangkap pancing tonda dan purse seine, (b) perencanaan penataan kawasan PPI,

dan (c) pengembangan pelabuhan perikanan.

4) Program pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan kegiatan (a) pembinaan

kelompok ekonomi masyarakat pesisir, dan (b) pendampingan Program Nasional

CCDP IFAD.

5) Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian

Sumberdaya Kelautan dengan kegiatan (a) pengawasan dan pengendalian

lingkungan perairan, dan (b) penyediaan speed boat pengawasan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 152 ]

Page 153: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

6) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar

dengan kegiatan (a) pengadaan keramba jaring apung, dan (b) percontohan unit

perbanyakan bibit rumput laut.

7) Program pengelolaan Sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil dengan

kegiatan pengadaan kedai pesisir.

8) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan dengan

kegiatan lomba masak serba ikan tingkat Kota dan Nasional.

b. Realisasi Program dan Kegiatan

Hasil yang dicapai selama pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 adalah:

1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur :

a) Dilakukannya service kendaraan bermotor sebanyak 14 unit terdiri dari 2

mobil dan 12 motor, serta pengisian bensin 14 kendaraan dan 1 buah speed

boat sebanyak 20.065 liter.

b) Terpeliharanya sarana dan prasarana PPI berupa Sleepway dan speed Boat.

2) Tersedianya pelayanan Administrasi Perkantoran untuk menunjang operasional

perkantoran.

3) Program pengembangan perikanan tangkap dengan adanya bantuan alat tangkap

Pancing tonda 20 unit dan purse seine 3 unit yang tersebar di 5 Kecamatan,

terwujudnya perencanaan dan penataan kawasan PPI, serta terealisasinya

penyelesaian IPAL dan pekerjaan pagar baru.

4) Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui:

(a) Terealisasinya lentera solar dari tenaga surya sebanyak 200 unit

diperuntukan bagi 200 nelayan pancing tonda dan purse seine yang tersebar

pada 5 Kecamatan yaitu:

- Kecamatan Nusaniwe yang tersebar pada Desa Latuhalat sebanyak 55

unit, Dusun Seri 25 unit, Desa Seilale 22 unit, Desa Amahusu 4 unit,

Kelurahan Waihaong 6 unit, dan Kelurahan Nusaniwe 2 unit.

- Kecamatan Sirimau yang tersebar pada Desa Batu Merah 2 unit.

- Kecamatan Teluk Ambon Baguala pada Desa Passo sebanyak 1 unit.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 153 ]

Page 154: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

- Kecamatan Teluk Ambon yang tersebar pada Desa Laha sebanyak 30

unit, dan Desa Hative Besar sebanyak 11 unit.

- Kecamatan Leitimur Selatan yang tersebar pada Desa Hutumuri 14 unit,

Desa Hukurila 12 unit, Desa Kilang 10 unit, dan Desa Naku 5 unit.

(b) Terelaisasinya pendampingan CCDP IFAD.

5) Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian

sumberdaya kelautan melalui (a) terawasinya dan terkendalinya pemberdayaan

masyarakat dan proses perizinan dan retribusi, serta (b) tersedianya sarana

pengawasan berupa speed boat 1 unit.

6) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar, antara

lain:

(a) Tersedianya 4 unit keramba jaring apung yang diberikan bagi Kelompok

Mekar Desa Waiheru, Kelompok Garopah Desa Waiheru, Kelompok

Bintangor Desa Negeri Lama, dan Kelompok Pelikan Desa Hunuth, dengan

masing-masing kelompok 3 orang jadi total masyarakat penerima bantuan

sebanyak 12 orang.

(b) Kelompok penerima benih dan pakan ikan sebanyak 13 kelompok yaitu;

Kelompok Botol Bekas Kelurahan Wainitu, Kelompok Latta Desa Latta,

Kelompok Wairikan Kelurahan Lateri, Kelompok Black Clownfish Desa

Waiheru, Kelompok Mona Kelurahan Lateri, Kelompok Tiberias Kelurahan

Lateri, Kelompok Sentosa Desa Negeri Lama, Kelompok Nanbers Desa

Negeri Lama, Kelompok Kerapu Desa Waiheru, Kelompok Harapan Desa

Waiheru, Kelompok Bangun Waiheru Desa Waiheru, Kelompok Subur Jaya

Desa Waiheru, dan Kelompok Sodara Desa Poka. Masing-masing kelompok

berjumlah 3 orang sehingga total penerima bantuan oleh masyarakat

sebanyak 26 orang.

(c) Tersedianya perbanyakan bibit rumput laut sebanyak 8 unit diperuntukan

bagi 8 kelompok penerima yang tersebar pada Desa Passo 3 kelompok yakni

Kelompok Rogas (3 orang), Kelompok Antar Nusa (3 orang), dan Larier (3

orang); Desa Waiheru 2 kelompok yaitu Kelompok Usaha Baru (5 orang),

dan Kelompok Bunga Teratai (5 orang); Dusun Toisapu Desa Hutumuri

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 154 ]

Page 155: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

adan 2 kelompok yaitu Kelompok Sumber Rezeki I (3 orang), dan

Kelompok Sumber Rezeki II (3 orang); Desa Lateri Kelompok Goras (5

orang). Total masyarakat penerima bantuan sebanyak 30 orang.

7) Program pengelolaan sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil melalui

pengadaan kedai pesisir yang terletak pada PPI Eri Kecamatan Nusaniwe yang

diperuntukan untuk penjualan perlengkapan nelayan.

8) Progam optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan dengan

terealisasinya lomba masak ikan tingkat Kota yang dipusatkan pada MCM

Ambon dan diperuntukan bagi ibu-ibu PKK di Kota Ambon.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan pilihan kelautan dan

perikanan adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon.

d. Jumlah pegawai pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon adalah 50 orang.

Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta

jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon

tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

e. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan pilihan kelautan dan

perikanan Tahun 2014 adalah Rp.11.566.946.924,- dan sampai akhir tahun anggaran

telah terealisasi sebesar Rp.9.467.635.109,- (82%).

f. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan pilihan

kelautan dan perikanan lengkap.

g. Permasalahan dan Solusi.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program/ kegiatan selama tahun

2014 adalah:

1) Kurangnya kesadaran masyarakat nelayan terhadap pembayaran retribusi

perikanan.

2) Kurang kesadaran/ pemahaman pemilik kapal mengenai Peraturan Walikota

Ambon tentang Izin Usaha Perikanan dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan

sehingga penagihan retribusi tidak maksimal.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 155 ]

Page 156: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Untuk kegiatan pengembangan pelabuhan perikanan bagi pembangunan talud

tidak dapat berjalan dikarenakan tidak adanya kemauan penyedia dalam proses

penyelesaian talud.

Solusi yang dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut adalah:

1) Perlu pengawasan dan penertiban bagi pelaku-pelaku usaha perikanan.

2) Perlu dilakukan sosialisasi kembali tentang Izin Usaha Perikanan dan retribusi

tempat pelelangan Ikan Tahun 2014.

3) Database pelaku usaha perikanan seperti alamat dan lain-lain harus terdata

secara baik oleh aparatur pemerintah pada dinas Kelautan Perikanan Kota

Ambon agar pengontrolan dan pembayaran bisa lebih maksimal.

4) Kegiatan pembangunan talud diluncurkan pada tahun 2015.

2. Pertanian

Penyelenggaraan urusan pertanian di Kota Ambon diarahkan bagi optimalisasi

pemanfaatan sumberdaya alam serta peningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha

sekaligus mempertahankan daya dukung lingkungan hidup.

a. Program dan kegiatan

Program dan kegiatan urusan pertanian yang telah dilaksanakan dalam tahun 2014

adalah:

1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dengan kegiatan lomba konsumsi

pangan tingkat Kota Ambon.

2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian dan Perkebunan dengan

kegiatan pengembangan buahan lokal, intensifikasi pertanian perkotaan dan rapat

koordinasi Dewan Ketahanan Pangan dan penjurian Lomba Cipta Menu B2SA.

3) Program peningkatan pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Perkebunan dengan

kegiatan rehabilitasi/peremajaan tanaman perkebunan, pengembangan pertanian

organik, dan pembangunan jalan Usaha Tani.

4) Program pencegahan dan penanggulanggan penyakit ternak dengan kegiatan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak, serta jejaring

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 156 ]

Page 157: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

betina produktif.

5) Program peningkatan penerapan teknologi Pertanian/Perkebunan dengan

pembuatan irigasi Air permukaan, pembuatan DAM Parit, pengadaan sarana dan

prasarana teknologi pertanian/ perkebunan tepat guna, dan pembuatan irigasi air

tanah dalam/ dangkal.

6) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan dengan kegiatan

pengadaan sarana dan prasarana Kantor BPP (pengadaan meubeler dan alat bantu

pembelajaran), pengadaan kendaraan dinas operasional penyuluhan/ mantri tani

PNS.

7) Program pengembangan sarana dan prasarana Pertanian dengan kegiatan

perencanaan dan pengawasan pembangunan DAK pertanian.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Pertanian mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Produktivitas bahan pangan utama lokal

Produksi bahan pangan utama lokal di Kota Ambon Tahun 2014 adalah 4.539,9

Ton dari 641 Ha luas areal bahan pangan. Dengan demikian produktivitas bahan

pangan utama lokal adalah 7,23 Ton/Ha.

2) Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kota Ambon Atas Dasar Harga

Berlaku tahun 2014 adalah Rp.313.485,25,- atau 14,26% dari total PDRB Kota

Ambon yang sebesar Rp.2.198.557,-.

c. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

1) Terlaksananya lomba konsumsi pangan tingkat Kota Ambon (beragam, bergizi,

dan berimbang).

2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan kegiatan Pengembangan buahan

lokal di Desa Soya, Desa Rumah Tiga, dan Desa Hatalai; terlaksananya

intensifikasi perkotaan di Kelurahan Rijali, Desa Seilale, Kelurahan Tihu, dan

Desa Leahari; serta terlaksananya rapat Dewan Ketahanan Pangan dan pennjurian

lomba Cipta Menu B2SA. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 157 ]

Page 158: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Program pemasaran hasil produksi pertanian dan peternakan dengan realisasi

kegiatan:

a. rehabilitasi/peremajaan tanaman yang sudah tua atau tidak lagi berproduksi

lagi.

b. Pengembangan pertanian organik di Kelurahan Batu Meja dan Desa Batu

Merah.

c. Pembangunan Jalan Usaha Tani ( DAK Pertanian) sepanjang 3 km yang

berlokasi pada Desa Hutumuri dan Desa Hative Besar.

4) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dengan kegiatan

Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak yaitu

Tervaksinnya HPR (hewan pembawa rabies) seperti anjing dan kucing; serta

terjaringnya betina produktif.

5) Program peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/perkebunan dengan

kegiatan pembuatan Irigasi Air Permukaan dengan dana DAK Pertanian dengan

lokasi penyebaran kegiatan ini merupakan daerah mengalami kesulitan air bersih;

terlaksananya pembuatan DAM Parit di Dusun Air ali, Desa Batu Merah, Desa

Soya, dan Desa Hative Kecil; pengadaan sarana dan prasarana teknologi petanian/

perkebunan tepat guna di 5 Kecamatan; serta pembuatan irigasi air tanah dalam/

dangkal di Desa Passo, Hunuth, Tawiri, Batu Merah, dan Hative Besar.

6) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan dengan kegiatan

meliputi pengadaan sarana dan prasarana Penyuluhan/Alat Bantu pembelajaran

dan meubeler di BPP Nania dan BPP Airlow, serta pengadaan kendaraan dinas/

operasional penyuluhan/ mantri tani PNS.

7) Program pengembangan Sarana dan Prasarana pertanian meliputi Perencanaan

dan pengawasan pembangunan DAK Pertanian.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan pilihan pertanian

adalah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 158 ]

Page 159: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e. Jumlah pegawai pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon adalah 102 orang.

Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan, serta

jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon

tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan pilihan pertanian Tahun

2014 adalah Rp.2.644.869.971,- dan sampai akhir tahun anggaran telah terealisasi

Rp.2.478.433.749,- (93,70%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan pilihan

pertanian cukup lengkap.

h. Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah

Selama tahun 2014 tidak ada permasalahan mendasar pada urusan pertanian.

3. Kehutanan

Pembangunan kehutanan di Kota Ambon diarahkan untuk penyelamatan hutan, tanah dan

air, mengurangi lahan kritis secara bertahap melalui rehabilitasi dan konservasi lahan

serta pemberdayaan masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan hutan.

a. Program dan kegiatan

Program dan kegiatan urusan kehutanan yang telah dilaksanakan dalam tahun 2014

adalah:

1) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dengan kegiatan (a) pemeliharaan

tanaman reboisasi tahun II, (b) pemeliharaan tanaman hutan rakyat tahun II, (c)

penanaman kiri kanan sungai, (d) penghijauan lingkungan, (e) pembuatan sekat

bakar, dan (f) pembuatan tanaman sistem agroforestry.

2) Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan dengan kegiatan pembuatan RP

RHL tahun 2016-2021 dan RTN RHL tahun 2015.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Kehutanan mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 159 ]

Page 160: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rehabilitasi hutan dan lahan kritisProgram .

Luas hutan dan lahan kritis yang direhabitiasi tahun 2014 berjumlah 6.939,01

atau 15%.

2) Kerusakan Kawasan Hutan.

Luas kerusasakan kawasan hutan tahun 2014 150 Ha atau 2,35% dari luas

kawasan hutan sebanyak 6.375,01.

c. Realisasi Program dan kegiatan

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan kehutanan tahun 2014 adalah :

1) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan kegiatan :

a. Kegiatan Pemeliharaan Hutan Reboisasi Tahun II di Desa Amahusu.

b. Kegiatan pemeliharaan Tanaman Hutan Rakyat Tahun II di Desa

Hutumuri dan Desa Passo seluas 33 Ha.

c. Penanaman kiri kanan sungai sepanjang 2 km.

d. Kegiatan penghijauan Lingkungan dengan tersedianya anakan atau bibit

bagi masyarakat lewat kegiatan penghijauan lingkungan dengan

tersedianya 15.150 anakan.

e. Pembuatan sekat bakar dan tanaman sistem agroforestry, masing-

masing seluas 20 Ha.

2) Terlaksananya pembuatan RP RHL Tahun 2016-2021 dan RTN RHL Tahun

2015.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan pilihan kehutanan

adalah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon adalah 102

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan,

serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota

Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan pilihan kehutanan Tahun

2014 adalah Rp.502.731.400,- dan sampai akhir tahun anggaran telah terealisasi

Rp.478.069.675,- (95,09%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 160 ]

Page 161: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan pilihan

kehutanan cukup lengkap.

h. Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah

Selama tahun 2014, tidak ada permasalahan mendasar terkait dengan urusan

kehutanan.

4. Energi dan Sumberdaya Minyak

Urusan Energi dan Sumberdaya Minyak mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci

(Lampiran 1) dengan capaian sebagai berikut:

a. Pertambangan tanpa ijin

Lokasi penambangan liar di Kota Ambon untuk tahun 2014 adalah sebesar 0,5 Ha atau

10% dari luas penambangan sebesar 5 Ha.

b. Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB

Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Kota Ambon untuk tahun 2014 tidak

ada.

5. Pariwisata

Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi bagi

pembangunan ekonomi di Kota Ambon, mengingat Kota Ambon merupakan gerbang

masuk bagi para wisatawan lokal, nusantara maupun manca negara di Propinsi Maluku.

Sehubungan dengan itu Pemerintah Kota Ambon terus berupaya mengembangkan sektor

pariwisata dalam rangka peningkatan nilai jual dan kompetitif.

a. Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Dalam rangka pengembangan kepariwisataan di Kota Ambon maka Pemerintah Kota

Ambon dalam tahun 2014 telah merencanakan dan melaksanakan program/ kegiatan

sebagai berikut:

(1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan kegiatan: (a) pelaksanaan

promosi pariwisata dalam dan luar negeri, (b) Darwin Ambon International Yacht

Race 2014, (c) pengadaan materi promosi, dan (d) promosi potensi wisata Kota

Ambon. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 161 ]

Page 162: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

(2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan: (a) pendataan arus

kunjungan wisata, (b) pengadaan counter informasi pariwisata, (c) pengembangan

kawasan pariwisata Nusaniwe, dan (d) pelatihan teknis bidang pariwisata.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Pariwisata mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Kunjungan wisata

Data kunjungan wisatawan yang ada adalah wisatawan asing. Wisatawan asing

yang datang ke Kota Ambon Tahun 2014 berjumlah 5.162 orang.

2) Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB

Kontribusi sektor PDRB dari sektor pariwisata tahun 2014 adalah 510.225,86

atau 23,21% dari total PDRB 2.198.557.

c. Realisasi Program dan Kegiatan

Hasil yang telah dicapai melalui pelaksanaan program/kegiatan Pariwisata selama

tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Terlaksananya promosi pariwisata dalam dan luar negeri.

2) Terlaksananya Terlaksananya kegiatan Darwin Ambon International Race 2014.

3) Tersedianya materi dan terlaksananya promosi potensi pariwisata Kota Ambon.

4) Terdatanya arus kunjungan wisata, pengadaan counter informasi pariwisata,

pengembangan kawasan pariwisata Nusaniwe, dan pelatihan teknis bidang

pariwisata.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan pilihan pariwisata

adalah Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota

Ambon adalah 31 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan,

pangkat dan golongan, serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Pariwisata

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel

LU.4 dan Tabel LU.5).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 162 ]

Page 163: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan pilihan pariwisata Tahun

2014 adalah Rp.2.073.791.000,- dan sampai akhir tahun anggaran telah terealisasi

Rp.1.202.538.000,- (92.68%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan pilihan

pariwisata cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya penataan dan pengembangan

kepariwisataan di Kota Ambon adalah:

1) Pemahaman masyarakat di lokasi objek wisata masih rendah.

2) Sulitnya melakukan pengembangan lokasi objek wisata karena privatisasi lahan.

3) Minimnya pemahaman pengelola usaha jasa pariwisata tentang pentingnya sapta

pesona.

4) Koordinasi secara internal SKPD dan instansi terkait belum optimal.

5) Terbatasnya SDM aparatur pariwisata secara kualitas dan kuantitas.

Solusi yang diambil untuk permasalahan diatas adalah:

1) Melakukan pembinaan dan pendampingan bagi masyarakat yang berada di

lokasi objek wisata.

2) Melakukan pendekatan dengan para pemilik lahan di lokasi objek wisata.

3) Melakukan sosialisasi sapta pesona bagi pengelola usaha jasa pariwisata.

4) Melakukan koordinasi lintas SKPD dan instansi terkait.

5) Penguatan kapasitas di bidang pariwisata.

6. Industri

a. Program dan kegiatan

1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah yang terdiri dari 4

kegiatan; (a) fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan

sumberdaya, (b) pendidikan dan pelatihan teknis industri kecil makanan dan

minuman, (c) diklat CEFE, dan (d) pengawasan pada sentra IKM.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 163 ]

Page 164: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Urusan Industri mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci dengan capaian sebagai

berikut:

1) Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB

Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Ambon Atas Dasar Harga Berlaku

tahun 2014 adalah Rp.48.641,22,- atau 2,21% dari total PDRB Kota Ambon yang

sebesar Rp.2.198.557,-.

2) Pertumbuhan industri

Data jumlah industri yang ada tahun 2014. Jumlah industri pada tahun 2014

adalah sebanyak 588 industri atau 8,68% dari jumlah industri tahun 2013 sebesar

541.

c. Realisasi Program dan kegiatan

Pelaksanaan program/ kegiatan di atas, selama tahun 2014 dapat berjalan dan

terealisasi sebesar 100%.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan pilihan industri

adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon adalah 44

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan,

serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan pilihan industri Tahun

2014 adalah Rp.383.193.250,- dan sampai akhir tahun anggaran telah terealisasi

Rp.319.323.250,- atau (83,32%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan pilihan

industri cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi

Beberapa masalah yang menonjol dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan

industri yang memerlukan perhatian untuk diselesaikan, antara lain;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 164 ]

Page 165: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Kurangnya jumlah pegawai pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota

Ambon sesuai dengan data analisa beban kerja dan analisa jabatan yang telah

dibuat.

2) Kondisi sarana dan prasarana dirasakan kurang memadai serta sarana untuk

pengawas lapangan.

Untuk mengatasi permasalahan di atas telah ditempuh langkah-langkah sebagai

berikut;

1) Penambahan jumlah pegawai

2) Penambahan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan operasional.

7. Perdagangan

Sektor Perdagangan dan Jasa merupakan sektor yang mendominasi pergerakan

perekonomian Kota Ambon dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap

PDRB. Pergerakan sektor perdagangan barang dan jasa semakin aktif, hal ini ditandai

dengan semakin meluasnya kawasan perdagangan. Selain itu, semakin terbukanya akses

pasar dan terjalinnya interaksi dalam kehidupan masyarakat yang terus membaik. Hampir

sebagian kawasan perdagangan di pusat Kota yang beberapa tahun terakhir mengalami

kelumpuhan sebagai dampak dari konflik kemanusiaan yang telah kembali normal.

Terutama pada kawasan Jl. A.Y. Patty, Jl. Sam Ratulangi, Jl. Yos Sudarso, Pertokoan

Mardika dan Batu Merah. Disamping itu, adanya pengembangan kawasan perdagangan

yang baru di Passo dan sekitarnya merupakan salah satu langkah maju untuk terus

memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kota Ambon.

a. Program dan Kegiatan

Selama tahun 2014, program dan kegiatan yang dilaksanakan meliputi;

1) Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan meliputi: (a)

pengawasan operasional kemetrologian (tera ulang dan ukur ulang), (b)

pengawasan umum barang beredar dan jasa (SNI, Kartu Jaminan, Purna Jual,

Petunjuk Manual, Ijin Edar/ Penjualan Produk, dll), (c) sosialisasi perlindungan

konsumen, (d) sosialisasi metrologi legal, (e) pelaksanaan layanan tera/ tera ulang

alat-alat UTTP, dan (f) pembangunan gedung UPTD metrologi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 165 ]

Page 166: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri meliputi: (a) Pasar

murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, (b) monitoring, pengawasan dan

evaluasi perizinan, (c) pengadaan tanah pasar, (d) bimbingan teknis pengelolaan

pasar, (e) pembangunan pasar desa Tawiri, (f) pengadaan instalasi air bersih dan

urugan tanah pasar I dan pasar II – terminal transit Passo, (g) pengadaan sarana

penunjang pasar terminal transit Passo (pasar I dan pasar II), (h) pra desain pasar

Tagalaya, dan (i) pembangunan pasar desa waiheru.

3) Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan, melalui; (a) pembinaan

organisasi pedagang kaki lima dan asongan, (b) pengadaan tenda untuk pedagang

pasar benteng, dan (c) pengadaan meja jualan PKL.

4) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan melalui pengadaan dan

pemasangan lampu pertokoan.

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.

Urusan Perdagangan mempunyai 2 Indikator Kinerja Kunci (Lampiran 1) dengan

capaian sebagai berikut:

1) Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB

Jumlah kontribusi PDRB dari sektor perdagangan tahun 2014 sebesar 510.255,86

atau 23,21% dari jumlah total PDRB sebesar 2.198.557-.

2) Ekspor Bersih Perdagangan

Data eksport bersih perdagangan di Kota Ambon adalah (278.230.418) terlihat

dari selisih nilai ekspor adalah US$ 91.946.382 dan nilai impor adalah US$

370.176.800

c. Realisasi Program dan Kegiatan

1) Melalui Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan adalah

terlaksananya tera ulang dan ukur ulang, pengawasan umum barang beredar dan

jasa, sosialisasi perlindungan konsumen, sosialisasi metrologi legal, dan

pembangunan gedung UPTD metrologi. Sedangkan kegiatan pelaksanaan layanan

tera/ tera ulang alat-alat UTTP tidak dapat terealisasi.

2) Melalui Program Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri adalah terlaksananya

kegiatan pasar murah, tersedianya laporan monitoring, pengadaan tanah pasar,

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 166 ]

Page 167: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

bimbingan teknis pengelolaan pasar, pengadaan instalasi air bersih dan urugan

tanah pasar I dan pasar II Terminal Transit Passo, pengadaan sarana penunjang

pasar terminal transit Passo, pra desain pasar tagalaya. Sedangkan untu kegiatan

pembangunan pasar desa Tawiri dan pasar desa Waiheru tidak dapat

direalisasikan.

3) Melalui program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan hanya terlaksana

kegiatan pengadaan meja jualan PKL. Untuk 2 kegiatan lainnya tidak dapat

dilaksanakan.

4) Melalui Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaa telah

terlaksana pengadaan dan pemasangan lampu pertokoan.

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggara urusan pilihan perdagangan

adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon.

e. Jumlah pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon adalah 44

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, pangkat dan golongan,

serta jabatan struktural dan fungsional pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Ambon tertera pada Lampiran 4 (Tabel LU.4 dan Tabel LU.5).

f. Alokasi dan Realisasi Anggaran.

Alokasi anggaran untuk pembiayaan belanja publik urusan pilihan perdagangan

Tahun 2014 adalah Rp.1.986.262.249,- dan sampai akhir tahun anggaran telah

terealisasi Rp.1.828.364.200,- atau (92,05%).

g. Kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan urusan pilihan

industri cukup lengkap, namun perlu ditingkatkan secara optimal.

h. Permasalahan dan Solusi.

Beberapa masalah yang menonjol dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan

industri yang memerlukan perhatian untuk diselesaikan, antara lain;

1) Kurangnya jumlah pegawai pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota

Ambon.

2) Kurangnya sarana mobilitas untuk pengawasan lapangan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 167 ]

Page 168: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Untuk mengatasi permasalahan di atas telah ditempuh langkah-langkah sebagai

berikut;

3) Penambahan jumlah pegawai

4) Penambahan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan operasional

D. INDIKATOR KINERJA KUNCI

• Tataran Pengambil Kebijakan

Indikator kinerja kunci (IKK) tataran pengambilan kebijakan seperti diuraikan dibawah

ini, sebagaimana tabel pada Lampiran 2.

a. Aspek Ketentraman dan Ketertiban Umum Daerah

Aspek ini terdiri dari 6 (enam) fokus penilaian yang termasuk dalam 9 (sembilan)

Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

1) Fokus Peraturan tentang Ketertiban Penataan Ruang meliputi 3 IKK, yaitu:

a) Keberadaan Peraturan Daerah (PERDA) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

Pemerintah Kota Ambon telah mempunyai PERDA dan peraturan

pelaksanaannya terkait dengan IMB, yaitu PERDA Kota Ambon Nomor 8

Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan, Keputusan

Walikota Ambon Nomor 217 Tahun 2002 tentang Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Pemungutan Retribusi IMB, dan Keputusan Walikota

Ambon Nomor 218 Tahun 2002 tentang Pengaturan Umum IMB dan Perda

No 10 tahun 2012 tentang Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan.

b) Rasio rumah yang memiliki IMB.

Rumah ber-IMB di Kota Ambon tahun 2014 sebanyak 303 unit. Untuk data

keseluruhan rumah di Kota Ambon sampai akhir tahun 2014 belum ada data.

c) Keberadaan PERDA Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Kota Ambon telah memiliki RTRW melalui PERDA Kotamadya Daerah

Tingkat II Ambon Nomor 1 Tahun 1986 tentang Rencana Induk Kota

Ambon. Rencana Induk Kota tersebut sudah direviuw dengan dibuat RTRW

Kota Ambon 2006 – 2016 dan sudah dibahas dengan DPRD Kota Ambon

guna ditetapkan menjadi Peraturan Daerah pada tahun 2007.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 168 ]

Page 169: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Bersamaan dengan proses penetapan PERDA dimaksud terbitlah Undang-

Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sehingga dilakukan

penyesuaian RTRW Kota Ambon sesuai Undang-Undang dimaksud. Pada

tahun 2008 telah dilakukan Penyusunan RTRW Kota Ambon Tahun 2008-

2028. Pada tahun 2009 sudah mendapatkan rekomendasi substansi dari

Gubernur Maluku dan sementara ini diusulkan ke Badan Koordinasi Penataan

Ruang Nasional (BKPRN) melalui Departemen Pekerjaan Umum untuk

mendapat pesetujuan subtansi, yang selanjutnya diajukan ke DPRD kota

Ambon untuk penetapan menjadi PERDA. Untuk tahun 2014 telah di

tetapkan dengan PERDA Nomor 24 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Ambon

Tahun 2011-2031.

2) Fokus Peraturan tentang Kependudukan meliputi 2 IKK, yaitu:

a) Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Jumlah penduduk yang sudah terekam E-KTP sebanyak 239.783 penduduk

atau 67,57% dari jumlah penduduk yang wajib KTP sebanyak 354.874.

b) Biaya KTP

Pelaksanaan administrasi kependudukan di Kota Ambon telah didasarkan

pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi

Kependudukan. Tetapi untuk penjabaran implementasi Undang-Undang

dimaksud melalui PERDA Kota Ambon belum ada sehingga fokus

pelaksanaan untuk biaya pengurusan KTP di Kota Ambon masih mengacu

pada Undang-Undang tersebut, yakni tidak dipungut biaya/ gratis.

3) Fokus ketersediaan Orang Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparat ketentraman

dan ketertiban umum dengan IKKnya adalah rasio jumlah Satpol PP terhadap

jumlah penduduk.

Jumlah orang Satpol PP di Kota Ambon pada tahun 2014 adalah 77 orang yang

melayani 405.256 jiwa atau rasio 1 : 1.900 jiwa. Dengan demikian setiap orang

Satpol PP melayani 1.900 jiwa atau 1,90 per 10.000 penduduk.

4) Fokus kebijakan bidang Pekerja Seks Komersial (PSK) dan Pedagang Kaki Lima

(PKL) dengan IKKnya adalah keberadaan PERDA tentang PSK dan PKL.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 169 ]

Page 170: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Pemerintah Kota Ambon telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun

2014 tentang PKL, dan telah menjadi dasar untuk keberadaan PKL di Kota

Ambon.

5) Fokus Peraturan tentang Kebersihan Kota dengan IKKnya adalah keberadaan

peraturan tentang kebersihan kota.

Peraturan kebersihan di Kota Ambon adalah PERDA Kota Ambon Nomor 7

Tahun 2006 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban Umum, serta PERDA

Kota Ambon Nomor 5 Tahun 20013 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan

dan Kebersihan.

b. Aspek Keselarasan dan Efektivitas Hubungan antara Pemerintah Daerah dan

Pemerintah, serta Antar Pemerintahan Daerah dalam rangka Pengembangan Otonomi

Daerah.

Aspek ini terdiri dari 4 (empat) fokus penilaian yang termasuk dalam 4 (empat)

Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

1) Fokus Penyampaian Laporan kepada Pemerintah dengan IKKnya adalah

ketepatan penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)

berdasarkan PP Nomor 3 Tahun 2007.

Ketepatan waktu penyampaian LPPD berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3

tahun 2007 adalah paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir. LPPD

Kota Ambon Tahun 2014 disampaikan kepada Pemerintah melalui Gubernur pada

Bulan Maret 2014. Dengan demikian waktu penyampaian LPPD Kota Ambon

Tahun 2014 tepat waktu, disampaikan pada tanggal Maret 2015 sesuai Surat

Pengantar Nomor: 130.04/1543/SETKOT.

2) Fokus Penyampaian Laporan Keuangan dan Kinerja dengan IKKnya adalah

ketepatan penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan berdasarkan PP Nomor 8

Tahun 2006.

Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 adalah paling lambat 3

bulan setelah tahun anggaran berakhir atau 31 Maret. Laporan Keuangan Kota

Ambon Tahun 2014 belum disampaikan karena masih dalam proses.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 170 ]

Page 171: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Sedangkan Laporan Kinerja Tahun 2014 disampaikan pada tanggal 30 Maret 2015

sesuai Surat Pengantar Nomor: 060/1581/Setkot tanggal 27 Maret 2015. Dengan

demikian Laporan Kinerja Tahun 2014 disampaikan tepat waktu.

3) Fokus Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan IKKnya adalah

urusan yang sudah ditetapkan SPM berdasarkan pedoman yang diterbitkan

Pemerintah.

Selama tahun 2014 ada 15 urusan yang sudah ditetapkan SPM-nya oleh

Pemerintah Kota Ambon, yaitu:

a) Urusan Perumahan Rakyat

b) Urusan Pemerintahan Dalam Negeri

c) Urusan Sosial

d) Urusan Kesehatan

e) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

f) Urusan Lingkungan Hidup

g) Urusan KBKS

h) Urusan Ketenagakerjaan

i) Urusan Pendidikan Dasar

j) Urusan PU dan Penataan Ruangan

k) Urusan Ketahanan Pangan

l) Urusan Kesenian

m) Urusan Komunikasi dan Informasi

n) Urusan Perhubungan

o) Urusan Penanaman Modal

4) Fokus hubungan Daerah dengan IKKnya adalah kerjasama dengan daerah lain.

Dalam pelaksanaan Tahun Anggaran 2014, tidak ada MoU yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Ambon.

c. Aspek Keselarasan antara Kebijakan Pemerintahan Daerah dengan Kebijakan

Pemerintah.

Aspek ini terdiri dari 6 (enam) fokus penilaian yang termasuk dalam 10 (sepuluh)

Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 171 ]

Page 172: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Fokus Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional dan Daerah dengan

IKKnya adalah Kesesuaian Prioritas Pembangunan.

Bidang pembangunan daerah yang dilaksanakan di Kota Ambon tahun 2014

adalah 7 bidang program yaitu Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, Bidang

Politik, Pemerintahan, Hukum dan HAM, serta Bidang Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Hidup. Jumlah seluruh program pada ketujuh Bidang tersebut adalah

144 program. Jika dibandingkan dengan jumlah prioritas pembangunan nasional

sebanyak 11 program prioritas, maka 144 program RKPD Kota Ambon tersebut

termasuk dalam 7 program prioritas (63,64%).

2) Fokus Kewenangan dengan IKKnya adalah Urusan Wajib yang diselenggarakan

Daerah.

Urusan Wajib yang ada di Daerah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38

Tahun 2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 adalah 25 urusan

wajib. Pada tahun 2014, Kota Ambon melaksanakan Kota Ambon melaksanakan

25 urusan wajib (96,15%).

3) Fokus Keuangan meliputi 4 IKK, yaitu:

a) Waktu penetapan PERDA APBD 2014

Ketepatan waktu penetapan PERDA APBD Tahun 2014 adalah 31 Desember

2013. APBD Kota Ambon Tahun 2014 ditetapkan pada 9 Januari 2014, melalui

PERDA Kota Ambon Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penetapan APBD Kota

Ambon Tahun Anggaran 2014. Dengan demikian penetapan APBD Kota Ambon

Tahun 2014 adalah tidak tepat waktu karena sudah melewati tanggal 31

Desember 2013.

b) Keberadaan PERDA tentang Pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan PP

Nomor 58 Tahun 2005.

Di Kota Ambon sudah ada PERDA tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu

PERDA Kota Ambon Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Nomor 1 Tahun 2009 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan

daerah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 172 ]

Page 173: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c) Belanja untuk pelayanan dasar.

Belanja Pelayanan Dasar adalah seluruh anggaran belanja untuk mendanai

urusan pemerintahan yang dilaksanakan di 9 bidang pembangunan yaitu

pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, sosial, tenaga kerja,

koperasi, satuan Polisi Pamong Praja, serta kependudukan dan catatan sipil.

Belanja Pelayanan Dasar di Kota Ambon tahun 2014 berjumlah

Rp.187.955.224.163,- atau 19,34% dari total belanja APBD Kota Ambon yang

sebesar Rp.971.879.959.574,-. Belanja Pelayanan Dasar APBD 2014, terdiri

dari: (1) urusan pendidikan Rp.34.127.981.149,- (2) urusan kesehatan

Rp.25.520.369.639,- (3) urusan lingkungan hidup Rp.23.792.458.846,- (4)

urusan PU Rp.88.951.978.323,- (5) urusan sosial Rp.6.595.265.746,- (6) urusan

tenaga kerja Rp.796.229.125,- (7) urusan koperasi Rp.1.305.091.600,- (8) urusan

satpol PP Rp.5.855.995.110,- dan (9) urusan kependudukan dan capil

Rp.1.009.827.625,-.

d) Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan

Belanja urusan pendidikan dan kesehatan di Kota Ambon tahun 2014 berjumlah

Rp.43.310.821.022,-, yang terdiri dari urusan pendidikan Rp.28.078.812.431 dan

urusan kesehatan Rp.15.232.008.591 atau 4,97% dari total belanja APBD Kota

Ambon yang sebesar Rp.971.879.959.574,-.

4) Fokus Pelayanan Publik dengan IKKnya adalah keberadaan PERDA tentang

standar pelayanan publik sesuai dengan peraturan peundang-undangan.

Standar Pelayanan Publik merupakan indikator secara kuantitas dan kualitas

terhadap penyediaan barang dan jasa oleh Pemerintah Daerah untuk menjamin

akses mutu pelayanan kepada masyarakat. Standar pelayanan publik merupakan

komitmen pemerintahan daerah sebagai indikayor capaian kinerja dalam rangka

pencapaian standar pelayanan minimal.

Pemerintah Kota Ambon tahun 2014 belum mempunyai Perda tentang standar

pelayanan publik, tetapi ada Perwali Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara

Perizinan Terpadu Satu Pintu pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Ambon dan Keputusan Walikota Ambon Nomor 718 tahun 2014 tentang standar

pelayanan terpadu satu pintu.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 173 ]

Page 174: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

5) Fokus Kepegawaian meliputi 2 IKK, yaitu:

a) Ratio PNS terhadap penduduk.

Jumlah PNS di Kota Ambon tahun 2014 adalah sebanyak 7.623 orang atau

1,88% dari jumlah penduduk Kota Ambon tahun 2014 sebanyak 405.256

orang.

b) Sistem Informasi Kepegawaian

Pemerintah Kota Ambon mempunyai sistem SIMPEG kepegawaian, namun

sistem ini sementara ini belum berfungsi optimal karena ada masalah di

sistemnya (trouble system).

6) Fokus Kelembagaan dengan IKKnya adalah Kesesuaian SKPD berdasarkan PP

Nomor 41 tahun 2007.

Kelembagaan pada Pemerintah Kota Ambon tahun 2010 sudah berdasarkan PP

nomor 41 Tahun 2007 dengan peraturan daerah, yaitu:

- PERDA Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan Sekretariat DPRD Kota Ambon.

- PERDA Kota Ambon Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Kecamatan Kota Ambon.

- PERDA Kota Ambon Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Kelurahan Kota Ambon.

- PERDA Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas-Dinas Kota Ambon.

- PERDA Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon.

- PERDA Kota Ambon Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 174 ]

Page 175: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Kelembagaan sesuai PP nomor 41 Tahun 2007 tersebut sudah efektif sejak Januari

2009.

Jumlah SKPD yang ada sebagai berikut: - Bagian (Setda) = 9 unit - Dinas = 15 unit - Badan = 6 unit - Kantor = 4 unit - Rumah Sakit = - - Lembaga Teknis Lainnya = 3 unit - Kecamatan / Distrik = 5 unit - Kelurahan = 20 unit

Jumlah SKPD = 62 unit

d. Aspek Efektivitas Hubungan antara Pemerintah Daerah dan DPRD

Aspek ini terdiri dari 2 (dua) fokus penilaian yang termasuk dalam 2 (dua) Indikator

Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

1) Fokus Peraturan Perundang-Undangan dengan IKKnya adalah PERDA yang

ditetapkan.

Pada tahun 2014 telah ditetapkan 13 Peraturan Daerah, antara lain :

- PERDA Kota Ambon Nomor 1 Tahun 2014 tentang APBD Tahun 2014.

- PERDA Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas-Dinas Kota Ambon.

- PERDA Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon.

- PERDA Kota Ambon Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kota Ambon Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah.

- PERDA Kota Ambon Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan dan Tata

Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Tipe A.

- PERDA Kota Ambon Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 175 ]

Page 176: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

- PERDA Kota Ambon Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penyertaan Modal

Pemerintah Kota Ambon Kepada Perseoran Terbatas Bank Pembangunan Daerah

Maluku.

- PERDA Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2014 tentang Penyertaan Modal

Pemerintah Kota Ambon Kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Ambon.

- PERDA Kota Ambon Nomor 9 Tahun 2014 tentang Sistem Kesehatan Daerah.

- PERDA Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2014 tentang Penataan Pedagang Kaki

Lima.

- PERDA Kota Ambon Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pertanggungjawaban

APBD Tahun 2014.

- PERDA Kota Ambon Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan APBD Tahun

Anggaran 2014.

- PERDA Kota Ambon Nomor 13 Tahun 2014 tentang APBD Tahun 2015.

2) Fokus Rancangan PERDA yang diajukan pada tahun 2014 dengan IKKnya adalah

Rancangan PERDA yang disetujui DPRD tahun 2014

Rancangan PERDA yang disetujui DPRD tahun 2014 adalah 13 Rancangan

PERDA atau 100% dari yang diusulkan tahun 2014 sebanyak 13 Ranperda

e. Aspek Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh DPRD beserta Tindak Lanjut

Pelaksanaan Keputusan.

Fokus Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh DPRD dalam tahun 2014 sebanyak

28 keputusan (100%) dari seluruh keputusan DPRD dalam tahun 2014.

f. Aspek Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh Kepala Daerah beserta Tindak

Lanjut Pelaksanaan Keputusan.

Aspek ini meliputi fokus tindaklanjut Peraturan/ Keputusan Walikota selama Tahun

2014, dengan IKK adalah:

1) Keputusan Walikota yang ditindaklanjuti

Pada tahun 2014 terdapat 762 Keputusan Walikota Ambon yang ditindaklanjuti

atau 100% dari Keputusan Walikota Ambon selama tahun 2014.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 176 ]

Page 177: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Peraturan Walikota yang ditindaklanjuti

Pada tahun 2014 terdapat 61 Peraturan Walikota Ambon yang ditindaklanjuti atau

100% dari Peraturan Walikota Ambon selama tahun 2014.

g. Aspek Ketaatan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada Peraturan

Perundang-Undangan dengan fokus PERDA yang dibatalkan.

Pada tahun 2014 tidak ada PERDA yang dibatalkan.

h. Aspek Intensitas dan Efektivitas Proses Konsultasi Publik antara Pemerintahan Daerah

dengan Masyarakat atas Penetapan Kebijakan Publik yang Strategis dan Relevan

untuk Daerah.

Aspek ini terdiri dari 3 (tiga) fokus penilaian yang termasuk dalam 3 (tiga) Indikator

Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

1) Fokus PERDA tentang Konsultasi Publik dengan IKKnya adalah keberadaan

PERDA/ Peraturan Walikota tentang Konsultasi Publik.

Pemerintah Kota Ambon belum mempunyai Peraturan Daerah atau pun Peraturan

Walikota tentang Konsultasi Publik.

2) Fokus Media Informasi Pemerintah Kota yang dapat diakses oleh Publik dengan

IKKnya adalah keberadaan media informasi Pemerintah Kota yang dapat diakses

oleh publik.

Media informasi Pemerintah Kota Ambon yang dapat diakses publik adalah

website: www.ambon.go.id, yang diatur dengan Peraturan Walikota Ambon

Nomor 352 Tahun 2007 tentang Penggunaan Nama Domain ambon.go.id untuk

situs Resmi Pemerintah Kota Ambon., dialog interaktif melalui TVRI Stasiun

Maluku dan Maluku Utara, maupun melalui informasi satu arah seperti laeflet/

brosur, spanduk dan baliho.

i. Aspek Transparansi dalam Pemanfaatan Alokasi, Pencairan dan Penyerapan DAU dan

Bagi Hasil.

Aspek ini terdiri dari 3 (tiga) fokus penilaian yang termasuk dalam 3 (tiga) Indikator

Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

1) Fokus serapan dana perimbangan dengan IKKnya adalah dana perimbangan yang

terserap dibandingkan yang direncanakan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 177 ]

Page 178: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Dana perimbangan yang terserap tahun 2014 adalah Rp.847.943.384.807,- atau

99,8% dari dana perimbangan yang direncanakan sesuai dengan APBD 2014

sebesar Rp.849.671.345.035,-.

2) Fokus alokasi Belanja APBD dari DAU dengan IKKnya adalah prosentase belanja

publik terhadap DAU.

Jumlah belanja langsung APBD tahun 2014 adalah Rp.287.803.538.391,- atau

47,84% dari Dana Alokasi Umum yang sebesar Rp.601.627.489.000,-.

3) Fokus alokasi belanja pada APBD dengan IKKnya adalah prosentase belanja

langsung terhadap total APBD.

Jumlah belanja langsung APBD tahun 2014 adalah Rp.287.803.538.391,- atau

32,26% dari Total APBD Kota Ambon sebesar Rp.892.137.006.438,57,-.

j. Aspek Intensitas, Efektivitas dan Transparansi Pemungutan Sumber-Sumber PAD dan

Pinjaman/ Obligasi Daerah.

Aspek ini terdiri dari Fokus besaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan IKKnya

adalah besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dalam APBD.

Jumlah PAD Kota Ambon tahun 2014 adalah Rp.99.159.424.597,41,- atau 10,81%

dari Total Pendapatan APBD Kota Ambon yang sebesar Rp.953.918.577.404,41,-.

k. Aspek Efektivitas Perencanaan, Penyusunan, Pelaksanaan Tata Usaha,

Pertanggungjawaban dan Pengawasan APBD.

Aspek ini terdiri dari 4 (empat) fokus penilaian yang termasuk dalam 4 (empat)

Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

1) Fokus Kewajaran Laporan Keuangan dengan IKKnya adalah Opini Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Kota Ambon.

Laporan hasil pemeriksaan BPK RI untuk tahun 2014, dengan opini WDP

(Qualified Opinion).

2) Fokus Besaran Selisih Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) dengan IKKnya

adalah rasio SILPA terhadap total pendapatan Kota Ambon.

Jumlah SILPA Kota Ambon tahun 2014 adalah Rp.24.713.737.528,03,- atau

2,59% dari Total Pendapatan Kota Ambon yang sebesar Rp.953.918.577.404,41,-.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 178 ]

Page 179: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Fokus Realisasi Belanja dengan IKKnya adalah rasio realisasi belanja terhadap

anggaran belanja.

Realisasi Belanja Kota Ambon tahun 2014 adalah Rp.892.137.006.438,57,- atau

91,8% dari Total Belanja APBD Kota Ambon yang sebesar Rp.971.879.959.574,-.

4) Fokus Pengawasan Inspektorat Kota dengan IKKnya adalah rasio temuan BPK RI

yang ditidaklanjuti.

Pada Tahun 2014, jumlah temuan BPK RI yang ditindaklanjuti adalah 15 temuan

atau 75% dari total jumlah temuan BPK RI Tahun 2014 adalah 20 temuan.

l. Aspek Pengelolaan Potensi Daerah.

Aspek ini terdiri dari 2 (dua) fokus penilaian yang termasuk dalam 2 (dua) Indikator

Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

1) Fokus Peta Potensi Daerah dengan IKKnya adalah rasio realisasi PAD 2014

terhadap potensi PAD.

Jumlah realisasi PAD tahun 2014 adalah Rp.99.159.424.597,41,- atau 121,57%

dari potensi PAD di Kota Ambon sebesar Rp.81.565.385.011,35,-.

2) Fokus Peningkatan PAD dengan IKKnya adalah kenaikan/ penurunan PAD tahun

2014 terhadap PAD tahun 2013.

Jumlah total PAD tahun 2014 adalah Rp.99.159.424.597,41,- dari Realisasi PAD

Kota Ambon Tahun 2013 sebesar Rp.74.938.514.894,-.

m. Aspek Terobosan/ Inovasi Baru Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Aspek ini terdiri dari 3 (tiga) fokus penilaian yang termasuk dalam 3 (tiga) Indikator

Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

1) Fokus Penghargaan dengan IKKnya adalah penghargaan dari pemerintah yang

diterima oleh Pemda dalam tahun 2014.

Penghargaan yang diterima Pemda sebanyak 1 penghargaan, yaitu Penghargaan

dari Ombudsman Republik Indonesia terkait Pelayanan Publik (Zona Hijau).

2) Fokus pengadaan barang dan jasa dengan IKKnya adalah keberadaan E-

Procurement.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 179 ]

Page 180: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Pada tahun 2014 sudah di launcing Penerapan E-procurement mulai operasi pada

bulan November 2013 tetapi PERDA yang mengatur belum ada.

3) Fokus Jumlah Persetujuan Investasi dengan IKKnya adalah Jumlah realisasi ijin

investasi dalam tahun 2014.

Data jumlah persetujuan investasi tahun 2014 adalah sebanyak 26 ijin investasi.

2. Tataran Pelaksana Kebijakan

Indikator kinerja kunci (IKK) tataran pelaksana kebijakan seperti diuraikan dibawah ini,

sebagaimana tabel pada Lampiran 3.

1. Dinas Pendidikan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, terdapat 4 program dari Departemen Pendidikan

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Ambon.

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi:

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Pendidikan Kota Ambon

adalah 4 Program yaitu Program Pendidikan Anak usia Dini, Program Wajib

Belajar, Pendidikan dasar Sembilan tahun, dan Program pendidikan

Menengah. Dengan demikian rasio jumlah Program Nasional yang

dilaksanakan SKPD adalah 4 program dari 9 Program Nasional yaitu sebesar

44,44%.

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Terkait dengan pelaksanaan program nasional di atas, terdapat petunjuk

pelaksanaan program sebagai acuan pelaksanaan program di daerah, yaitu

adanya SOP ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Tahun

2014; SOP ttg Petunjuk Teknis BOS Tahun 2014; SOP ttg Ujian Nasional;

dan SOP ttg Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 180 ]

Page 181: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah Peraturan Daerah (PERDA) pelaksanaan

yang ada terhadap PERDA yang harus dilaksanakan menurut Peraturan Menteri

(PERMEN). Pada Dinas Pendidikan Kota Ambon Tahun 2011 telah ditetapkan 1

Perda Nomor 5 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan pendidikan di Kota Ambon.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2010 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Pendidikan Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 22 jabatan dan eselonering yang harus ada, semuanya telah teriisi.

2) Pada Dinas Pendidikan Kota Ambon ada jabatan fungsional dalam struktur

organisasi, yaitu pengawas pendidikan.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Pendidikan sebanyak 149 orang (1,95%) dari total

PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 18 pejabat dari 22 pejabat yang harus terpenuhi atau 81,82%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 22 pejabat dari 22

pejabat yang harus ada atau 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 181 ]

Page 182: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pendidikan Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 8 program

dari 9 program (90%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD 8

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 8

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.451.570.792.780,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 46,46%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.22.702.253.888,- dari

Rp.472.315.484.538,- atau 5%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.146.532.000,- dari Rp.9.800.991.311- atau 1,50%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.146.532.000,-

dari Rp.472.315.484.538,- atau 0,03%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah Laporan Realisasi Anggaran

(LRA), Neraca dan CALK.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 182 ]

Page 183: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Pendidikan Kota Ambon, yang ada pada

Daftar Barang Inventaris SKPD.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat meliputi mobil

perpustakaan keliling 1 unit, papan pengumuman dan kotak saran.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

2. Dinas Kesehatan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, terdapat 5 program dari Departemen Kesehatan

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon, yaitu Program Kesehatan ibu

dan Anak, Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Program Upaya P2M,

Program Lansia, dan Program Kesehatan Jiwa,.

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi:

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Kesehatan Kota Ambon

adalah 5 Program. Dengan demikian rasio jumlah Program Nasional yang

dilaksanakan SKPD adalah 5 Program Nasional yaitu sebesar 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 183 ]

Page 184: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Terkait dengan pelaksanaan program nasional di atas, terdapat petunjuk

pelaksanaan sebagai acuan pelaksanaan program di daerah yaitu SPM, BOK,

JKN dan DAK.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Dinas Kesehatan Kota

Ambon ada 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN yaitu Peraturan

Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2010 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Kesehatan Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 16 jabatan dan eselonering yang harus ada, semuanya (100%)

terisi.

2) Keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi Dinas Kesehatan

Kota Ambon adalah ada jabatan fungsional yaitu Jabatan Fungsional Dokter

dan Jabatan Fungsional Paramedis.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 184 ]

Page 185: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Jumlah PNS pada Dinas Kesehatan sebanyak 81 orang (1,06 %) dari total PNS

di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 16 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 16 pejabat (100%).

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 18 program

atau 100%.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

18 program atau 100%.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

18 program atau 100%.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.56.867.093.305,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 5,85%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.7.689.717.610.,- dari

Rp. Rp.56.867.093.305,- atau 13,52%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.1.562.876.800,- dari Rp.16.862.242.529,- atau 9,27%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 185 ]

Page 186: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.1.562.876.800,-

dari Rp.56.867.093.305,- atau 2,75%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Kesehatan Kota Ambon.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat meliputi mobil

keliling, leaflet, pos pengaduan, standing banner, papan pengumuman, dan

RRI Ambon.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja

Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang

dilaksanakan SKPD adalah tidak ada.

b. Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) ada pada SKPD ini.

c. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon terdapat 3 (tiga) buah

PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN dari 5 (lima) PERMEN atau

0,36%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 186 ]

Page 187: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

d. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2012 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 17 jabatan dan eselonering yang harus ada di SKPD,

16 jabatan (94,12%) terisi.

2) Keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi Dinas Kebersihan

dan Pertamanan Kota Ambon adalah tidak ada.

e. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebanyak 59 orang

(0,77%) dari total PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 11 pejabat dari 16 pejabat yang harus ada atau 68,75%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 16 pejabat dari

pejabat yang ada 16 atau 100%.

f. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 187 ]

Page 188: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 3 program

dari 8 program yang ada atau 37,50%.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 3

program dari 8 program yang ada atau 37,50%.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 3

program dari 8 program yang ada atau 37,50%.

g. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.26.853.601.614,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 2,76%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.4.201.615.565,- dari

Rp.21.574.911.275,- atau 19,47%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.1.553.816.000,- dari Rp.21.574.911..275,- atau 7,20%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.1.553.816.000,-

dari Rp.21.574.911..275,- atau 7,20%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca, CALK dan

laporan arus kas.

h. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah sebanyak 244 dari yang di

kuasai sebanyak 501 aset (48,70%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 188 ]

Page 189: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

i. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat meliputi papan

pengumuman dan kotak saran.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

4. Dinas Tata Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi:

1) Jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Tata Kota Ambon adalah 2

program. Dengan demikian rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan

oleh Dinas Tata Kota Ambon adalah 2 program (100%).

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Terkait dengan pelaksanaan program nasional di atas, terdapat petunjuk

pelaksanaan program sebagai acuan pelaksanaan program di daerah.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan.

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Dinas Tata Kota

Ambon ada 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN yaitu PERDA

Nomor 8 Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan. Dengan

demikian rasio jumlah PERDA yang dilaksanakan Dinas Tata Kota Ambon

menurut PERMEN adalah 1 PERDA atau 100%.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 189 ]

Page 190: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Tata Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh PP

Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari

12 jabatan dan yang ada di SKPD, 1 jabatan yang terisi atau 91.67%.

2) Tidak adanya keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi Dinas

Tata Kota Ambon.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Tata Kota sebanyak 44 orang (0,58%) dari total PNS

Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 11 pejabat (100%).

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah adalah 11 pejabat

(100%).

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Tata Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 190 ]

Page 191: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 11 program

atau 100%.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

11 program atau 100%.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

11 program atau 100%.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.33.966.763.665,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 3,49%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.25.713.263.145,- dari

Rp.31.112.160.471,- atau 82,65%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.137.989.600,- dari Rp.1.507.991.125,- atau 9,15%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.137.989.600,-

dari Rp.31.112.160.471,- atau 0,45%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Tata Kota Ambon.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat meliputi Papan

Pengumuman, Booklet, Leaflet, Poster, dan X-Banner.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 191 ]

Page 192: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Tidak adanya survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

5. Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi:

1. Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Pekerjaan Umum Kota

Ambon adalah tidak ada.

2. Keberadaan standar operasional prosedur (SOP).

Terdapat SOP tentang Penetapan Standar Pelayanan Sewa Alat Berat Milik

Pemerintah Kota.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Dinas Pekerjaan

Umum Kota Ambon ada 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN atau

100%.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1. Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon, telah

dibentuk Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh PP

Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari

13 jabatan dan eselonering yang harus ada di SKPD, semuanya terisi atau

100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 192 ]

Page 193: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2. Keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi Dinas Pekerjaan

Umum Kota Ambon adalah tidak ada.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Pekerjaan Umum sebanyak 56 orang (0,73%) dari

total PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 12 pejabat dari 13 pejabat atau 93,86%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah adalah 13 pejabat

atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran (RKA),

dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pekerjaan Umum Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 11 program

atau 100%.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 11

program atau 100%.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 11

program atau 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 193 ]

Page 194: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.62.027.557.843,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 7,12%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.57.002.067.824,- dari

Rp.62.027.557.843,- atau 91,90%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.191.978.500,- dari Rp.1.418.839.846,- atau 13,53%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.191.978.500,-

dari Rp.62.027.557.843,- atau 0,31%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, yang

terdaftar dalam Data Inventaris Barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 31 dari 872 asset yang

dikuasai SKPD atau 3,78%.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Adanya fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu papan

pengumuman dan kotak saran.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 194 ]

Page 195: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

6. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Koperasi dan UKM Kota

Ambon adalah 4 Program yaitu Penciptaan Iklim Usaha bagi UKM,

Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UKM, Pengembangan

Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM, dan Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Koperasi. Dengan demikian rasio jumlah Program Nasional yang

dilaksanakan SKPD adalah 4 program dari 4 Program Nasional yaitu sebesar

100%.

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Terkait dengan pelaksanaan program nasional di atas, terdapat petunjuk

pelaksanaan program sebagai acuan pelaksanaan program di daerah yaitu

Pengesahan Akta Pendirian Koperasi; Perubahan Anggaran Dasar Koperasi; dan

Pembubaran Koperasi.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Dinas Koperasi dan

UKM Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Koperasi dan UKM Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 195 ]

Page 196: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

pada Januari 2009. Dari 14 jabatan dan eselonering yang harus ada, 12 jabatan

yang terisi (85,71%).

2) Keberadaan jabatan fungsional dalam struk tur organisasi Dinas Koperasi dan

UKM Kota Ambon adalah tidak ada.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Koperasi dan UKM sebanyak 24 orang (0,31%) dari

total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 12 dari 12 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 12 pejabat dari 14

pejabat yang harus ada atau 85,71%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Koperasi dan

UKM Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 4 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 4

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 4

program (100%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 196 ]

Page 197: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.3.188.329.059,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,33%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.644.349.250,- dari

Rp.3.188.329.059,- atau 20,21%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.63.287.400,- dari Rp.627.412.350,- atau 10,09%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.63.287.400,-

dari Rp.3.188.329.059,- atau 1,96%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Koperasi dan UKM Kota Ambon, yang

terdaftar di dalam Buku Barang Inventaris (BBI) dan Kartu Inventaris Barang

(KIB).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD sebanyak 53 dari asetyang dikuasai

SKPD sebanyak 118 aset atau 44,92%.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu papan

pengumuman, Pos pengaduan, Maklumat dan Pengumuman di mas media.

2) Ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD tentang tata cara pembentukan koperasi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 197 ]

Page 198: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

7. Dinas Sosial Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

1. Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD sebanyak 3 program

dari program nasional sebanyak 6 program atau 50%.

2. Keberadaan standar operational (SOP).

Pada dinas sosial terdapat SOP sebanyak 5 yaitu, SOP tentang bantuan dan

jaminan sosial; orang dengan kecacatan berat; rumah tidak layak huni; pelayanan

kesejahteraan anak; dan asistensi lanjut usia terlantar.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Dinas Sosial Kota Ambon

terdapat 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur jabatan

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Melalui

Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon, telah dibentuk Dinas

Sosial Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang

sudah efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari 15 jabatan dan eselonering yang

harus ada, semuanya (100%) terisi.

2) Pada Dinas Sosial Kota Ambon tidak ada jabatan fungsional dalam struktur

organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 198 ]

Page 199: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Jumlah PNS pada Dinas Sosial sebanyak 37 orang (0,49%) dari total PNS di Kota

Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan adalah 12

pejabat dari 15 pejabat yang ada atau 80%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 15 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan dokumen

perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA SKPD dengan

Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan program RENJA SKPD,

serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran (RKA)

Dinas Sosial Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 10 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 10

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 10

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran, besaran

belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.4.493.142.873,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,05%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.42.254.000,- dari

Rp.4.493.142.873,- atau 0,91%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.98.739.400,- dari Rp.2.005.084.946,- atau 4,9%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.98.739.400,- dari

Rp.4.493.142.873,- atau 2,23%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 199 ]

Page 200: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya buku inventaris

barang atau asset Dinas Sosial Kota Ambon.

2) Tidak terdapat asset yang tidak digunakan SKPD Dinas Sosial Kota Ambon yang

artinya bahwa seluruh asset digunakan pada SKPD ini.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas terhadap

partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat berupa papan informasi,

kotak saran, loket pengaduan, dan leaflet.

2) Ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan SKPD

tentang pelayanan dinas sosial.

8. Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon

adalah 1 program dari 3 program nasional atau sebesar 33,33%.

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Ada 6 SOP yaitu,Pelayanan administrasi, pelayanan kartu AKI, ijin

pendidikan LLS, perusahaan jasa TK, rekomendasi AKAD dan rekomendasi

IMTA.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang dilaksanakan

menurut PERMEN.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 200 ]

Page 201: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 14 jabatan dan eselonering yang harus ada, 11 jabatan yang terisi

atau (78,57%).

2) Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon tidak terdapat jabatan fungsional.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Tenaga Kerja sebanyak 32 orang (0,42%) dari total

PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 11 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 11 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 201 ]

Page 202: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran (RKA),

dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 5 program atau

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 5

program atau (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

program atau (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.2.556.027.316,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,26%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.95.700.000,- dari

Rp.95.700.000,- atau 100%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.643.483.125,- dari Rp.643.483.125,- atau 100%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.76.045.800,-

dari Rp.76.045.800,- atau 100%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon, yang

terdaftar di dalam Kartu Inventaris Ruangan (KIR), KIB dan Laporan

persediaan barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 31 asset (100%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 202 ]

Page 203: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas / prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas / prasarana informasi bagi masyarakat berupa papan

informasi, papan pengumuman, kontak person dan kotak saran/ pengaduan.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

9. Dinas Perhubungan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi:

1. Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD

Dinas Perhubungan melaksanakan 6 program dari 6 program nasional atau

sebesar 100%.

2. Keberadaan standar Operational porsedur

Pada Dinas perhubungan ada 5 SOP tentang rekomendasi ijin trayek,

perpanjangan ijin trayek, prosedur balik nama, rekomendasi peremajaan

angkot, dan rekomendasi ijin penggunaan sebagian badan jalan.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada Dinas Perhubungan terdapat 8 PERDA pelaksanaan yang ada terhadap 11

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN (72%).

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 203 ]

Page 204: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Ambon, telah dibentuk Dinas Perhubungan Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 21 jabatan dan eselonering yang harus ada di SKPD, 19 jabatan

yang terisi atau 90%.

2) Terdapat Jabatan fungsional dalam struktur organisasi Dinas Perhubungan

Kota Ambon yaitu penguji kendaraan bermotor dan PPNS bidang LLAJ.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Perhubungan sebanyak 60 orang (0,79%) dari total

PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 17 pejabat dari 19 pejabat yang ada atau 89%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 17 pejabat dari 21

pejabat yang harus ada atau 81%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perhubungan Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 7 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 6

dari 7 program (86%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 204 ]

Page 205: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 6

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.9.962.514.886,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 1,03%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.2.298.852.000,- dari

Rp.8.695.474.115,- atau 33%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.45.000.000,- dari Rp.8.695.474.115,- atau 74%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.45.000.000,-

dari Rp.8.695.474.115,- atau 0,52%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Perhubungan Kota Ambon.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat berupa papan

pengumuman, pos pengaduan, leaflet, mobil keliling, pengumuman di mass

media, dan pesan layanan masyarakat di media elektronik.

2) Ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD tentang pelayanan publik di Dinas.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 205 ]

Page 206: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

1. Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Dinas kependudukan dan pencatatan sipil tidak melaksanakan program

nasional atau 0%.

2. Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP)

Tidak adanya SOP pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon terdapat 1 PERDA

yang dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Ambon sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah

efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari 14 jabatan dan eselonering yang

harus ada di SKPD, 12 jabatan atau 85,71% terisi.

2) Keberadaan Jabatan fungsional dalam struktur organisasi Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon adalah tidak ada.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebanyak 28

orang (0,37%) dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 206 ]

Page 207: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 12 pejabat dari 14 pejabat ada atau 85,71%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 12 pejabat dari 14

pejabat yang ada atau 85,71%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 4 program

atau 100%.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 3

dari 4 program atau 75%.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 3

dari 4 program atau 75%.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.2.703.867.451,- dari Rp.971.879.959.574.- atau 0,28%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.0,- dari

Rp.2.703.867.451,- atau 0%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.144.187.000,- dari Rp.281.320.500,- atau 51,26 %.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 207 ]

Page 208: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.144.187.000,-

dari Rp.2.703.867.451,- atau 5,34%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Ambon, yang terdaftar pada KIB dan Laporan Bulanan.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah papan

pengumuman.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

11. Dinas Pendapatan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, 3 program yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan

Kota Ambon dari 11 program nasional. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci

(IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan

SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) sebanyak 5 yaitu

Pajak Hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak mineral bukan

logam dan batuan.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada Dinas Pendapatan Kota Ambon ada 10 PERDA yang dilaksanakan menurut

PERMEN sebanyak 11 (90,90%). Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 208 ]

Page 209: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Pendapatan Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 18 jabatan dan eselonering yang harus ada di SKPD, 17 jabatan

atau 94,44% terisi.

2) Tidak adanya Jabatan fungsional dalam struktur organisasi Dinas Pendapatan

Kota Ambon.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Pendapatan sebanyak 41 orang (0,54%) dari total

PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 15 dari 18 pejabat atau 83,33%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 17 pejabat dari 18

pejabat atau 94%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 209 ]

Page 210: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pendapatan Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 5 dari 6

program (83,33%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 6

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 6

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.14.865.781.287,54,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 1,71%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.1.932.699.838,- dari

Rp.13.768.469.723,94,- atau 14,03%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.116.600.000,- dari Rp.3.593.275.441,- atau 3,24%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.116.600.000,-

dari Rp.13.768.469.723,94,- atau 0,84%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Pendapatan Kota Ambon, yang terdaftar

dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) dan Inventaris Barang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 210 ]

Page 211: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada (0%).

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah leaflet tentang

sosialisasi pajak yang dikelola adalah papan informasi, leaflet, ruang

informasi, mobil keliling, kotak saran, no hp pengaduan.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

12. Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, program nasional yang dilaksanakan urusan pariwisata

adalah 3 dari program atau 100%, urusan kebudayaan 2 dari 4 program nasional

atau 50%, dan urusan pemuda dan olahraga 1 dari 5 program nasional atau 20%

keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) ada pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon terdapat 1

PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 211 ]

Page 212: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Ambon, telah dibentuk Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah

efektif berfungsi pada Januari 2009, dengan melaksanakan 3 urusan yaitu

urusan Kebudayaan, urusan Pariwisata, serta urusan Pemuda dan Olahraga.

Untuk urusan Kebudayaan serta urusan Pariwisata, dari 3 jabatan dan

eselonering yang harus ada, semuanya atau 100% terisi. Sedangkan untuk

urusan Pemuda dan Olahraga, ada 2 jabatan dan eselonering yang harus ada

(100%) terisi.

2) Keberadaan Jabatan fungsional dalam struktur organisasi Dinas Pariwisata

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon adalah tidak ada.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS untuk dinas pariwisata kebudayaan pemuda dan olahraga

sebanyak 31 atau 0,41% dari jumlah PNS Kota Ambon.

2) Pada urusan Kebudayaan serta Pariwisata, pejabat yang memenuhi

persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan adalah 3 pejabat atau 100%.

Sedangkan pada urusan Pemuda dan Olahraga, 2 pejabat (100%).

3) Untuk urusan Kebudayaan dan Pariwisata, pejabat yang memenuhi

persyaratan kepangkatan adalah 3 pejabat atau 100%. Sedangkan untuk urusan

Pemuda dan Olahraga, 2 pejabat (100%).

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 212 ]

Page 213: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pariwisata

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA untuk urusan

pariwisata adalah 5 program (100%), urusan kebudayaan adalah 3 program

(100%), dan urusan Pemuda dan Olahraga adalah 2 program (100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD untuk

urusan pariwisata adalah 5 program (100%), urusan kebudayaan adalah 3

program (100%), dan urusan Pemuda dan Olahraga adalah 2 program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD untuk

urusan pariwisata adalah 5 program (100%), urusan kebudayaan adalah 3

program (100%) dan urusan Pemuda dan Olahraga adalah 2 program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD pada urusan Pariwisata terhadap total belanja APBD Kota

Ambon adalah Rp.451.250.500,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,05%.

Untuk urusan Pemuda dan Olahraga adalah Rp.56.847.000,- (0,01%) dari

APBD Kota Ambon. Sedangkan untuk urusan Kebudayaan 1.327.400.850

(0,14%).

2) Belanja modal untuk urusan pariwisata Rp.32.294.000 terhadap total belanja

SKPD adalah atau 7,16% sedangkan untuk urusan kebudayaan dan pemuda

dan olahraga tidak ada.

3) Total belanja pemeliharaan urusan Kebudayaan dari total belanja barang dan

jasa SKPD adalah Rp.14.814.500,- dari Rp.1.742.035.150,- atau 0,85%. Pada

urusan Pariwisata adalah Rp.32.294.000 dari Rp.1.742.035.150,- atau 1,85%.

Sedangkan urusan Pemuda dan Olahraga adalah Rp.0,- dari

Rp.1.742.035.150,- atau 0%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 213 ]

Page 214: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Total belanja pemeliharaan urusan Kebudayaan dari total belanja SKPD

adalah Rp.14.814.500,- dari Rp.1.327.400.850,- atau 1,12%. Untuk urusan

Pariwisata sebesar Rp.32.294.000,- dari Rp.451.250.500,- atau 7,16%.

Sedangkan pada urusan Pemuda dan Olahraga sebesar Rp.0,- dari

Rp.56.847.000,- atau 0 %.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada pada ketiga urusan adalah LRA,

Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan

Olahraga Kota Ambon, yang terdaftar di dalam Kartu Inventaris Barang

(KIB).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah leaflet, booklet,

peta pariwisata.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

13. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota

Ambon adalah 2 program tersebut di atas. Dengan demikian rasio jumlah

Program Nasional yang dilaksanakan SKPD adalah 2 Program Departemen

Kelautan dan Perikanan atau sebesar 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 214 ]

Page 215: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Terkait dengan pelaksanaan program nasional di atas, terdapat 2 petunjuk

pelaksanaan sebagai acuan pelaksanaan program di daerah, yaitu SOP tentang

SKMI dan SIKPI .

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Kota Ambon terdapat 2 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN.

Dengan demikian IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan

yang ada 2 PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN sebanyak 2 atau

100%.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 20 jabatan dan eselonering yang harus ada (100%)

terisi.

2) Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon ada jabatan fungsional

dalam struktur organisasi yaitu Penyuluh Perikanan.

d. IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Dinas Kelautan dan Perikanan sebanyak 50 orang (0,65%)

dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623orang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 215 ]

Page 216: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 20 pejabat dari 20 pejabat yang harus ada 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 20 pejabat atau

100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kelautan dan

Perikanan Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 7 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 7

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 7

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.12.278.825.924,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 1,26%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.2.673.473.086,- dari

Rp.12.278.825.924,- atau 22%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.187.286.200,- dari Rp.6.046.091.350,- atau 3%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 216 ]

Page 217: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.187.286.200,-

dari Rp.12.278.825.924,- atau 1,53%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon,

yang terdaftar pada KIB dan Laporan Bulanan.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada (0%).

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah papan pengumuman

dan pos pengaduan.

2) Ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD tentang IKM melalui data kuisioner.

14. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, terdapat 2 program dari Departemen Pertanian yang

dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon, dimana 4

program pada urusan Pertanian yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan,

dan Program Pemberdayaan Petani BLM-PUAP. Sedangkan 2 program pada

urusan Kehutanan yaitu Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan-KBR.

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi:

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kota Ambon adalah 2 program tersebut di atas. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 217 ]

Page 218: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Dengan demikian rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD

adalah 2 program dari 4 Program Departemen Pertanian dan Kehutanan atau

sebesar 50%, yang terbagi dalam 2 urusan yaitu 4 program pada urusan

pertanian (50%) dan 2 program dari 4 program pada urusan Kehutanan (50%).

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Terkait dengan pelaksanaan program nasional di atas, terdapat petunjuk

pelaksanaan sebagai acuan pelaksanaan program di daerah, untuk urusan

Pertanian yaitu SOP tentang rumah potong hewan. Sedangkan untuk urusan

kehutanan tidak ada SOP.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kota Ambon 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN,

baik untuk urusan Pertanian maupun urusan Kehutanan.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 17 jabatan dan eselonering yang harus ada, 14 jabatan

yang terisi (82,35%) untuk urusan Pertanian dan 3 jabatan (100%) pada

urusan Kehutanan.

2) Pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon ada jabatan fungsional

dalam struktur organisasi yaitu Penyuluh Pertanian Terampil dan Ahli

Pengawas Benih Pengamat Hama pada urusan Pertanian. Sedangkan jabatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 218 ]

Page 219: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

fungsional dalam urusan Kehutanan adalah Penyuluh Kehutanan dan polisi

hutan.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS yang menangani urusan Pertanian sebanyak 87 orang (1,14%)

dari total PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang. Sedangkan jumlah PNS

yang menangani urusan Kehutanan sebanyak 15 orang (0,20%) dari total PNS

Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan pada

urusan Pertanian sebanyak 14 dari 17 pejabat (82,35%). Sedangkan pejabat

yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan pada urusan

Kehutanan sebanyak 3 orang (100%).

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan pada urusan Pertanian

sebanyak 17 orang (100%) dan kehutanan 3 orang (100%).

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kota Ambon.

2) Untuk urusan Pertanian dan kehutanan jumlah program RKPD yang

diakomodir adalah 7 program (100%) untuk urusan pertanian dan 3 program

(100%) untuk urusan kehutanan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 219 ]

Page 220: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Untuk urusan Pertanian dan kehutanan jumlah program RENJA RKPD yang

diakomodir dalam RKA SKPD adalah 5 dari 7 program (71,42%) untuk

urusan pertanian dan 3 program (100%) untuk urusan kehutanan.

4) Untuk urusan Pertanian dan kehutanan jumlah program RENJA SKPD yang

diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5 program (100%) untuk urusan

pertanian dan 3 program (100%) untuk urusan kehutanan.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD untuk kedua urusan terhadap total belanja APBD Kota

Ambon adalah Rp.11.322.265.824,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 1,16%.

2) Belanja modal untuk kedua urusan terhadap total belanja SKPD adalah

Rp.1.780.814.797,- dari Rp.1.755.547.100,- atau 98,58%.

3) Total belanja pemeliharaan untuk kedua urusan dari total belanja barang dan

jasa SKPD adalah Rp.212.696.304,- dari Rp.2.994.030.080,- atau 7,10%.

4) Total belanja pemeliharaan untuk kedua urusan dari total belanja SKPD

adalah Rp.212.696.304,- dari Rp.11.322.265.824,- atau 1,88%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada pada kedua urusan adalah LRA,

Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset pada kedua urusan di Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kota Ambon.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD pada kedua urusan adalah tidak ada

(0%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 220 ]

Page 221: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yang ada pada urusan Pertanian

adalah tidak ada. Sedangkan untuk urusan Kehutanan adalah menara

pengawas hutan lindung, dan mobil patroli kehutanan.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD untuk kedua urusan.

15. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi:

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Ambon untuk kedua urusan yaitu urusan perindustrian dan

perdagangan adalah tidak ada.

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Dinas Perindustrian dan Perdagangan tidak mempunyai Standar Operating

Prosedure sebagai pedoman teknis.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang dilaksanakan menurut

PERMEN. Dengan demikian IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA

pelaksanaan yang ada terhadap PERDA yang harus dilaksanakan menurut

PERMEN adalah 1 PERDA atau 100%.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi :

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 221 ]

Page 222: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon

sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif

berfungsi pada Januari 2009, dengan 2 urusan yaitu urusan Perindustrian dan

urusan Perdagangan. Untuk urusan Perindustrian dari 3 jabatan yang ada, 2

yang terisi (66%) dan urusan Perdagangan, dari 13 jabatan dan eselonering

yang harus ada, 12 jabatan yang terisi (92%).

2) Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon tidak ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada urusan Perindustrian dan Perdagangan sebanyak 5 orang

pada urusan perindustrian (0,07%) dari total PNS di Kota Ambon sebanyak

7.623 orang. Sedangkan urusan perdagangan sebanyak 39 orang (0,51 %) dari

total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah belum ada (0%) untuk urusan perindustrian dan 12 pejabat atau 100%

untuk urusan perdagangan.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 2 pejabat (100%)

untuk urusan perindustrian dan 12 pejabat (100%) untuk urusan perdagangan.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 222 ]

Page 223: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA untuk kedua urusan

adalah 40 program (100%)

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

39 dari 40 program (97,5%) untuk urusan perindustrian dan 31 dari 40

program (77,5%) untuk urusan perdagangan.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

30 program (100%) untuk urusan perindustrian dan 28 dari 30 program

(93,33%) untuk urusan perdagangan.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD untuk total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.7.077.723.729,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,81%. .

2) Belanja modal urusan perindustrian terhadap total belanja SKPD adalah Rp.0,-

dari Rp.7.077.723.729,- atau 0%. Sedangkan urusan Perdagangan adalah

Rp.3.438.229.333,- dari Rp.7.077.723.729 atau 48,57%.

3) Total belanja pemeliharaan urusan perindustrian dari total belanja barang dan

jasa SKPD adalah Rp.5.996.200,- dari Rp.1.041.013.756,- atau 0,58%.

Sedangkan urusan Perdagangan adalah Rp.126.171.600,- dari

Rp.1.041.013.756,- atau 12,12%.

4) Belanja modal urusan perindustrian terhadap total belanja SKPD adalah

Rp.5.996.200,- dari Rp.7.077.723.729,- atau 0,08%. Sedangkan urusan

Perdagangan Rp.126.171.600,- dari Rp.7.077.723.729 atau 1,78%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 223 ]

Page 224: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Ambon

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 48 dari 83 asset (57,83%).

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat berupa papan pengumuman dan

kotak pengaduan untuk urusan perindustrian. Sedangkan untuk urusan

perdagangan adalah papan pengumuman dan mobil keliling.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD

16. Badan Perencanaan Pembangunan Kota (BAPPEKOT) Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek Kebijakan Teknis Urusan

Pemerintahan ini meliputi:

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan pada BAPPEKOT Kota Ambon adalah

tidak ada.

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Keberadaan SOP pada Bapekot adalah 6 SOP yaitu: Penyusunan RPJP Kota

Ambon, Penyusunan RPJM Kota Ambon, Penyusunan RKPD, Penyusunan

Renstra SKPD, Penyusunan RENJA SKPD, dan Pelaksanaan Musrenbang

RKPD.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 224 ]

Page 225: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada BAPPEKOT Ambon

terdapat 3 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN sebanyak 8 (37,5%).

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk BAPPEKOT Ambon sesuai diamatkan oleh PP Nomor

41 Tahun 2007, yang mulai efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari 14

jabatan dan eselonering yang harus ada, 13 yang terisi (92,86%).

2) Keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi BAPPEKOT Ambon

adalah tidak ada.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Badan Perencanaan Kota sebanyak 31 orang (0,41%) dari

total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 12 pejabat dari 13 pejabat yang ada atau 92,31%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 13 pejabat dari

13 pejabat yang ada atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 225 ]

Page 226: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BAPPEKOT Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 12 dari 15

program (80%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

12 program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

12 program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.8.128.383.764,- dari Rp.971.879.959.574 atau 0,93%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.156.050.000,- dari

Rp.8.128.383.764,- atau 1,92%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.128.314.600,- dari Rp.4.023.383.305,- atau 3,19%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.128.314.600,-

dari Rp.8.128.383.764,- atau 1,58%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada di SKPD yaitu Neraca, LRA dan

CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 226 ]

Page 227: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya buku

inventarisasi barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat melalui Program Pengembangan Kota Hijau

(P2KH) meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu leaflet, sms

pengaduan, website, dan papan informasi.

2) Ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD tentang pelaksanaan pelayanan publik.

17. Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana

(BPMP-KB) Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan .

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi:

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Program nasional yang dilaksanakan untuk urusan Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa sebanyak 3 program nasional yang harus dilaksanakan, (100%),

urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebanyak 2 program dari 4

program nasional yang harus dilaksanakan (50%) sedangkan urusan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebanyak 1 program

nasional yang harus dilaksanakan (100%).

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Terkait dengan pelaksanaan program nasional di atas, terdapat SOP berupa

pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis, sebagai acuan pelaksanaan

program.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 227 ]

Page 228: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Untuk urusan

pemberdayaan masyarakat dan desa terdapat 7 PERDA pelaksanaan PERMEN

(100%). Sedangkan untuk urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera serta

urusan pemberdayaan perempuan terdapat 1 PERDA pelaksanaan PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2010 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan

Keluarga Berencana (BPMP - KB) Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh PP

Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari 2009.

Untuk urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dari 8 jabatan dan

eselonering yang harus ada, (100%). Urusan Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera 8 jabatan yang harus ada, semuanya terisi (100%)

sedangkan untuk urusan pemberdayaan perempuan 3 jabatan semuanya

(100%) terisi.

2) Pada BPMP - KB Kota Ambon terdapat jabatan fungsional dalam struktur

organisasi pada urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, yaitu

Penyuluh Keluarga Berencana (PKB/PLKB).

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 228 ]

Page 229: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Jumlah PNS urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebanyak 18 orang

(0,24%) dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang. Urusan

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebanyak 31 orang (0,41%) dari

total PNS Kota Ambon. Sedangkan urusan Pemberdayaan Perempuan

sebanyak 4 orang (0,05%).

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

untuk urusan pemberdayaan masyarakat dan desa serta urusan keluarga

berencana dan keluarga sejahtera adalah 8 orangatau 100%. Sedangkan untuk

urusan pemberdayaan perempuan adalah 3 orang (100%).

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan untuk urusan pemberdayaan

masyarakat dan desa serta urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera

adalah 8 orangatau 100%. Sedangkan untuk urusan pemberdayaan perempuan

adalah 3 orang (100%).

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BPMP-KB Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA untuk urusan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah 4 dari 6 program atau 66,67%.

Sedangkan untuk urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera serta

urusan pemberdayaan Perempuan adalah 2 dari 5 program (40%), 2 dari 3

program (66,67%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD untuk

ketiga urusan masing-masing adalah 4 dari 6 program (66,67%), 2 program

dari 5 program (40%) dan 2 program dari 3 program (66,67%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 229 ]

Page 230: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD ketiga

urusan masing-masing adalah 4 dari 6 program (66,67%, 2 program 6 dari 5

program (40%) dan 2 program dari 3 program (66,67%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga

Berencana terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah untuk urusan

pemberdayaan masyarakat dan desa adalah Rp.2.291.291.725,- dari

Rp.971.879.959.574,- atau 0,24%. Urusan keluarga berencana dan keluarga

sejahtera adalah Rp.2.858.249.464,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,29%.

Sedangkan untuk urusan pemberdayaan perempuan adalah Rp.489.805.853,-

dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,0,5%

2) Belanja modal untuk urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

terhadap total belanja SKPD adalah Rp.870.671.264,- dari Rp.2.858.249.464,-

atau 30,46% sedangkan untuk dua urusan yang lain adalah Rp.0.

3) Total belanja pemeliharaan untuk urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah Rp.383.038.100,- dari

Rp.931.856.825,- atau 41,10%. Sedangkan dua urusan lainnya tidak ada (0%).

4) Total belanja pemeliharaan urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dari

total belanja SKPD adalah Rp.383.038.100,- dari Rp.2.291.291.725,- atau

16,71%. Sedangkan dua urusan lainnya tidak ada (0%).

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset BPMP - KB Kota Ambon, yang ada pada daftar

inventaris barang, KIR, KIB, dan daftar persediaan barang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 230 ]

Page 231: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah untuk urusan pemberdayaan

masyarakat dan desa sebanyak 2 dari 110 asset (1,81%), dan untuk dua urusan

lainnya sebanyak 1 dari 27 asset (3,70%).

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu baliho, leaflet

dan spanduk.

2) Ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD.

18. Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan dari program

nasional. dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) sebanyak 5 pada

SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Badan Pengelola

Keuangan Kota Ambon ada 3 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN

(100%).

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 231 ]

Page 232: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 14 jabatan dan eselonering yang harus ada, semuanya

terisi (100%).

2) Pada Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon tidak terdapat jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Badan Pengelola Keuangan sebanyak 41 orang (0,54%) dari

total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 13 pejabat atau 92,86%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 14 pejabat atau

100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Pengelola

Keuangan Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 5 program

(100%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 232 ]

Page 233: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 5

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.8.949.904.918,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,92%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.257.652.000,- dari

Rp.8.949.904.918,- atau 2,86 %.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.165.628.400,- dari Rp.4.140.009.836,- atau 4,13%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp. 165.628.400,-

dari Rp.8.949.904.918,- atau 1,85%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya laporan

inventarisasi barang atau asset Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 2 dari 251 asset (0,80%).

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yang ada adalah papan

pengumuman dan kotak saran.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 233 ]

Page 234: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

19. Badan Kepegawaian Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program nasional yang dilaksanakan oleh

Badan Kepegawaian Kota Ambon dan Keberadaan Standard Operating

Prosedure (SOP) pada SKPD ini sebanyak 16 SOP.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Badan Kepegawaian

Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Badan Kepegawaian Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 14 jabatan dan eselonering yang harus ada, 11 jabatan (78,57%)

terisi.

2) Pada Badan Kepegawaian Kota Ambon tidak ada jabatan fungsional.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Badan Kepegawaian sebanyak 57 orang (0,75%) dari total

jumlah PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 234 ]

Page 235: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 3 pejabat dari 11 pejabat atau 27,27%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 2 dari 11 pejabat atau

18,18%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Kepegawaian

Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 4 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

22 dari 25 program (88%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 4

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.3.599.162.350,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,37%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.65.390.000,- dari

Rp.3.599.162.350,- atau 2%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.146.104.000,- dari Rp.301.999.000,- atau 48%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 235 ]

Page 236: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.146.104.000,-

dari Rp.3.599.162.350,- atau 4%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Badan Kepegawaian Kota Ambon, yang

terdaftar dalam buku inventaris barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu papan informasi,

kotak saran, papan SOP, papan motto, papan maklumat, papan visi dan misi,

serta papan informasi.

2) Ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD tentang pelayanan pendaftaran seleksi CPNS.

20. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh BPBD Kota

Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi

Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD dan Keberadaan

Standard Operating Prosedure (SOP) ada sebanyak 3 SOP.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Badan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 236 ]

Page 237: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon ada 1 PERDA yang dilaksanakan

menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon

sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif

berfungsi pada Januari 2012. Dari 13 jabatan dan eselonering yang harus ada,

12 jabatan (92,30%) terisi.

d. Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon Tidak terdapat

jabatan fungsional dalam struktur organisasi.

e. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada SKPD sebanyak 27 orang (0,35%) dari total PNS di Kota

Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 9 dari 13 pejabat atau 69,23%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 12 dari 13 pejabat

atau 92,30%.

f. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 237 ]

Page 238: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 8 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 8

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 8

program (100%).

g. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.5.396.065.930,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,56%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.975.208.824,- dari

Rp.5.396.065.930,- atau 18,07%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.135.803.296,- dari Rp.27.999.992,- atau 20,62%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.135.803.296,-

dari Rp.5.396.065.930,- atau 2,52%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

h. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset BPBD Kota Ambon, yang terdaftar di dalam

KIB dan buku daftar inventaris barang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 238 ]

Page 239: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 5 dari 141 asset.

i. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yang diberikan oleh SKPD

adalah rambu-rambu evakuasi dan sistem peringatan dini.

2) Tidak adanya survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

21. Sekretariat DPRD Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program Program Nasional yang dilaksanakan

SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) sebanyak 3 SOP

pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Sekretariat DPRD

Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi :

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Sekretariat DPRD Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 239 ]

Page 240: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari 12 jabatan dan

eselonering yang harus ada, semuanya (100%) terisi.

2) Pada Sekretariat DPRD Kota Ambon tidak ada jabatan fungsional dalam

struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Sekretariat DPRD sebanyak 65 orang (0,85%) dari total

PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 12 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 12 pejabat atau

100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat DPRD Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 7 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 7

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 7

program (100%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 240 ]

Page 241: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.26.220.826.418,- dari Rp.870.747.059,102,- atau 2,70%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.311.500.000,- dari

Rp.25.291.340.945,- atau 2%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.2.569.246.649,- dari Rp.19.523.833.849,- atau 14%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah

Rp.2.569.246.649,- dari Rp.25.291.340.945,- atau 11%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Sekretariat DPRD Kota Ambon, yang terdaftar

pada daftar inventaris barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah papan pengumuman dan

pos pengaduan.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 241 ]

Page 242: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

22. Inspektorat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Inspektorat

Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini

meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD dan

Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) sebanyak 1 SOP pada SKPD

ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Inspektorat Kota

Ambon terdapat 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Inspektorat Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh PP

Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari

22 jabatan dan eselonering yang harus ada, 20 jabatan (90,91%) terisi.

2) Pada Inspektorat Kota Ambon terdapat jabatan fungsional dalam struktur

organisasi, yaitu Auditor.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 242 ]

Page 243: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Jumlah PNS pada Inspektorat sebanyak 43 orang (0,56%) dari total PNS di

Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 20 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 20 dari 22 pejabat

atau 90,91%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Inspektorat Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 5 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 5

program (100%)

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

program (100%)

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.5.871.403.528,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,60%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.669. 074. 810,- dari

Rp.5.871.403.528,- atau 11,40%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 243 ]

Page 244: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.112 110. 800,- dari Rp.99.463.100,- atau 88,71%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.112 110. 800,-

dari Rp.5.871.403.528,- atau 1,69%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Inspektorat Kota Ambon, yang terdaftar di

dalam buku daftar inventaris barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 194 dari 351 atau 55,27%.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yang diberikan oleh SKPD

adalah pos pengaduan dan leaflet.

2) Adanya survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

23. Kantor Pengelolaan Aset Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Kantor

Pengelolaan Aset Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci (IKK)

pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD

adalah tidak ada dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) adalah

tidak ada pada SKPD ini.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 244 ]

Page 245: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kantor Pengelolaan

Aset Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kantor Pengelolaan Aset Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Agustus 2014. Dari 5 jabatan dan eselonering yang harus ada, 1 jabatan

(20%) terisi.

2) Pada Kantor Pengelolaan Aset Kota Ambon tidak terdapat jabatan fungsional.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Kantor Pengelolaan Aset sebanyak 8 orang (0,01%) dari total

PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 1 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 1 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 245 ]

Page 246: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Inspektorat Kota

Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah tidak ada.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

tidak ada.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

tidak ada.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.609.965.500,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,07%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.0,- dari

Rp.609.965.500,- atau 0%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.0,- dari Rp.609.965.500,- atau 0%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.0,- dari

Rp.609.965.500,- atau 0%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset pada Kantor Pengelolaan Aset Kota Ambon,

yang terdaftar di dalam buku daftar inventaris barang, daftart penyediaan

barang, dan daftar rencana pengadaan barang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 246 ]

Page 247: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yang diberikan oleh SKPD

adalah tidak ada.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

24. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

1) Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD.

Tidak adaProgram nasional yang dilaksanakan pada Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Ambon.

2) Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP).

Terkait dengan pelaksanaan program nasional di atas, terdapat petunjuk

pelaksanaan program sebagai acuan pelaksanaan program di daerah.

Selain itu terkait dengan pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja,

terdapat 1 SOP.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Dengan demikian rasio

jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap PERDA yang dilaksanakan

menurut PERMEN adalah 1 PERDA (100%).

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 247 ]

Page 248: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon

sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif

berfungsi pada Januari 2009. Dari 5 jabatan dan eselonering yang harus ada,

semuanya (100%) terisi.

2) Pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon tidak ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Kantor SatPol PP sebanyak 77 orang (1,01%) dari total

PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 3 dari 5 pejabat atau 60%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 5 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 248 ]

Page 249: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 1 dari 2

program (50%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 5

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.9.179.037.010,-dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,94%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.67.140.000,-dari

Rp.8.083.489.028,- atau 0,83%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.289.045.900,- dari Rp.1.640.666.900,- atau 17,62%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.289.045.900,-

dari Rp.8.083.489.028,- atau 3,58%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Ambon, yang terdaftar di dalam Buku Inventaris, KIB, Laporan mutasi

barang, dan laporan pengadaan barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 88 dari 413 asset.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 249 ]

Page 250: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu papan

pengumuman, dan kotak saran.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

25. Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh KPDE Kota

Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi

Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD dan Keberadaan

Standard Operating Prosedure (SOP) ada sebanyak 3 SOP.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada KPDE Kota Ambon

terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Kota

Ambon sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah

efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari 5 jabatan dan eselonering yang harus

ada, semuanya (100%) terisi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 250 ]

Page 251: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Pada KPDE Kota Ambon tidak ada jabatan fungsional dalam struktur

organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada KPDE sebanyak 15 orang (0,20%) dari total PNS Kota

Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 5 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 5 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) KPDE Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 3 dari 5

program (60%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 5

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 251 ]

Page 252: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.3.796.100.875,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,39%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.1.049.947.000,-dari

Rp.3.796.100.875,- atau 27,66%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.309.154.200,- dari Rp.1.145.060.827,- atau 27%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.309.154.200,-

dari Rp.3.796.100.875,- atau 8,14%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset KPDE Kota Ambon, yang terdaftar di dalam

Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 23 dari 448 asset.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu Website

Pemerintah Kota Ambon www.ambon.go.id.

2) Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan SKPD

adalah melalui pengaduan masyarakat pada Webside Pemerintah Kota Ambon

www.ambon.go.id, adanya sistem pelayanan terpusat daftar keluhan

masyarakat (online pada sistem).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 252 ]

Page 253: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

26. Kantor Pemadam Kebakaran Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Kantor

Pemadam Kebakaran Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci

(IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan

SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) sebanyak 2 SOP

pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kantor Pemadam

Kebakaran Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut

PERMEN, yaitu PERDA Nomor 18 Tahun 2010 tentang Retribusi Alat Pemadam

Kebakaran. Dengan demikian IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA

pelaksanaan yang ada terhadap PERDA yang harus dilaksanakan menurut

PERMEN adalah 1 PERDA atau 100%.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kantor Pemadam Kebakaran Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Terdapat 4 jabatan dan eselonering yang harus ada 5

jabatan (80%) terisi.

2) Pada Kantor Pemadam Kebakaran Kota Ambon tidak ada jabatan fungsional

dalam struktur organisasi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 253 ]

Page 254: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Kantor Pemadam Kebakaran sebanyak 30 orang (0,39%)

dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 2 dari 4 pejabat yang ada atau 50%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 4 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kantor Pemadam

Kebakaran Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 4 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 4

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 4

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi :

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.3.337.657.346,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,34%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 254 ]

Page 255: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.449.422.000,-dari

Rp.1.174.196.400,- atau 38,27%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.360.647.100,- dari Rp.813.549.300,- atau 44,33%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.360.647.100,-

dari Rp.3.141.845.665,- atau 11,47%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kantor Pemadam Kebakaran Kota Ambon,

yang terdaftar di dalam Buku Inventaris Barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu Pos

pengamanan.

2) Ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD.

27. Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, untuk urusan Perpustakan 1 program yang dilaksanakan

sedangkan untuk urusan Kearsipan 1 dari 2 program yang dilaksanakan.

b. Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) terdapat 6 SOP pada urusan

perpustakaan. Sedangkan untuk urusan kearsipan tidak ada SOP.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 255 ]

Page 256: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kantor Perpustakaan

dan Kearsipan Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut

PERMEN.

d. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon

sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif

berfungsi pada Januari 2009. Dari 1 jabatan dan eselonering yang harus ada,

hanya terdapat 1 jabatan yang terisi atau 100%.

2) Pada Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon tidak ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

e. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS yang menangani urusan Perpustakaan sebanyak 4 orang (0,05%)

dan urusan Kearsipan sebanyak 3 orang (0,04%) dari total PNS Kota Ambon

sebanyak 7.623 orang.

2) Pada urusan Perpustakaan dan urusan Kearsipan Pejabat yang memenuhi

persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan adalah 1 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 1 pejabat atau 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 256 ]

Page 257: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

f. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kantor Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA untuk urusan

Perpustakaan adalah 2 dari 7 program dan urusan Kearsipan adalah 2 program

dari 5 program yang ada.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD untuk

urusan Perpustakaan adalah 2 dari 7 program dan urusan Kearsipan adalah 2

program dari 5 program yang ada.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD untuk

urusan Perpustakaan adalah 2 dari 7 program dan urusan Kearsipan adalah 2

program dari 5 program yang ada.

g. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon untuk dua urusan

adalah Rp.798.546.030,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,08%.

2) Untuk urusan Perpustakaan, belanja modal terhadap total belanja SKPD

adalah Rp.181.048.850,- dari Rp.751.830.150,- atau 43,49%. Sedangkan untuk

urusan Kearsipan, belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah

Rp.235.237.500,- dari Rp.751.830.150,- atau 56,51%.

3) Untuk kedua urusan, total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan

jasa SKPD adalah Rp.4.900.000,- dari Rp.173.733.500,- atau 0,03%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 257 ]

Page 258: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Untuk kedua urusan, total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD

adalah Rp.4.900.000,- dari Rp.751.830.150,- atau 0,65%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada untuk dua urusan adalah LRA, Neraca

dan CALK.

h. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Ambon, yang terdaftar di dalam Buku Inventaris Barang, kartu persediaan

barang, dan laporan mutasi barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD untuk dua urusan adalah tidak ada

(0%).

i. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu mobil

perpustakaan keliling, papan pengumuman.

2) Ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD untuk urusan perpustakaan. Sedangkan untuk urusan kearsipan tidak

ada survei.

28. Badan Lingkungan Hidup Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, ada 6 program yang dilaksanakan oleh Kantor

Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Ambon dari 10 program nasional yang

harus dilaksanakan atau (60%). Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci (IKK)

pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD

dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) ada pada SKPD ini. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 258 ]

Page 259: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kantor Pengendalian

Dampak Limgkungan Kota Ambon terdapat 4 PERDA yang harus dilaksanakan

menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi :

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon, telah

dibentuk Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada

Januari 2009. Dari 14 jabatan dan eselonering yang harus ada, 4 jabatan yang

terisi (28,57%).

2) Pada Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Ambon tidak ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan sebanyak 19

orang (0,25%) dari total PNS Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan ada

2 dari 14 pejabat atau 14,28%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 4 pejabat atau 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 259 ]

Page 260: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kantor Pengendalian

Dampak Lingkungan Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 6 program

atau 100%.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

6 program atau 100%.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

6 program atau 100%.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.4.272.254.495,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,49%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.229.353.250,-dari

Rp.3.763.658.801,- atau 6,09%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.121.261.900,- dari Rp.1.792.850.365,- atau 6,76%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.121.261.900,-

dari Rp.3.763.658.801,- atau 3,22%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA dan Neraca serta

CALK.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 260 ]

Page 261: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan

Kota Ambon, yang terdaftar pada Kartu Inventaris Barang (KIB).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah papan pengumuman,

pos pengaduan, dan leaflet.

2) Ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD.

29. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, ada 1 program yang dilaksanakan oleh Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci (IKK)

pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD

dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) ada yaitu tentang tata cara

pelayanan perijinan satu pintu dan administrasi ttg tupoksi subag pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan

menurut PERMEN. Dengan demikian IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah

PERDA pelaksanaan yang ada terhadap PERDA yang harus dilaksanakan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 261 ]

Page 262: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

menurut PERMEN adalah 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN

atau 100%.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon, telah

dibentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 8 jabatan dan eselonering yang harus ada, 2 jabatan

(100%) terisi.

2) Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon tidak ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sebanyak 30 orang

(0,39%) dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 2 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 2 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 262 ]

Page 263: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 5 program

atau 100%.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

5 program atau 100%.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

dari 6 program atau 83%.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.2.163.391.521,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,22%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.189.275.000,- dari

Rp.202.243.000,- atau 94%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.54.548.200,- dari Rp.435.692.125,- atau 13%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.54.548.200,-

dari Rp.666.591.125,- atau 8%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Ambon, yang terdaftar di dalam Buku Barang Inventaris, buku penerimaan

barang, buku pengeluaran barang, dan buku pengadaan barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 263 ]

Page 264: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu papan

informasi, touch screen, papan akhir isin, kotak pengaduan, papan maklumat

pelayanan,mesin antrean,banner dan monitor display.

2) Adanya Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

30. Bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) dan Protokol Sekretariat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Bagian

HUMAS dan Protokol Sekretariat Kota Ambon. Dengan demikian Indikator

Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional

yang dilaksanakan SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP)

ada tentang standar pelayanan informasi publik di lingkup Pemerintah Kota

Ambon pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Bagian HUMAS dan

Protokol Sekretariat Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan

menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 264 ]

Page 265: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Bagian HUMAS dan Protokol Sekretariat Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 4 jabatan dan eselonering yang harus ada, semuanya (100%) terisi.

2) Pada Bagian HUMAS dan Protokol Sekretariat Kota Ambon tidak ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Bagian Humas dan Protokoler sebanyak 31 orang (0,41%)

dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 4 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 4 pejabat atau

100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 265 ]

Page 266: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bagian HUMAS dan

Protokol Sekretariat Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 6 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

6 dari 7 program (85,71%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 6

dari 7 program (85,71%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.5.042.057.302,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,58%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp. 139.000.000- dari

Rp.5.042.057.302,- atau 0,02%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.361.133.600,- dari Rp.3.303.744.398,- atau 0,11%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.361.133.600,-

dari Rp.5.042.057.302,- atau 0,10%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA dan Neraca.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Bagian HUMAS dan Protokol Sekretariat Kota

Ambon, yang terdaftar di dalam Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 266 ]

Page 267: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat yaitu Papan

Pengumuman, pengumuman di Mass Media dan Mobil Penyiaran Keliling.

2) Tidak ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

31. Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Bagian

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon. Dengan demikian Indikator

Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional

yang dilaksanakan SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP)

terdapat 2 SOP pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Bagian Kesejahteraan

Rakyat Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut

PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 267 ]

Page 268: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 4 jabatan dan eselonering yang harus ada, 3 jabatan yang (75%)

terisi.

2) Pada Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon tidak ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Bagian Kesejahteraan Rakyat sebanyak 13 orang (0,17%)

dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 3 pejabat dari 4 pejabat yang harus ada atau 75%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 3 pejabat dari 4

jabatan yang ada atau 75%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bagian Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah tidak ada

(0%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 4

program (100%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 268 ]

Page 269: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 4

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.648.719.606,- dari Rp.546.619.720.348,- atau 0,07%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.23.000.000,- dari

Rp.3.154.214.181,- atau 0,72%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.23.014.000,- dari Rp.156.540.506,- atau 14,70%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.15.691.000,-

dari Rp.648.719.606,- atau 2,42 %.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota

Ambon, yang terdaftar dalam kartu inventaris ruangan (KIR).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 6 dari 40 jenis asset atau

15%. Aset yang tidak digunakan adalah kursi.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah kotak saran.

2) Tidak ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 269 ]

Page 270: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

32. Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Bagian Tata

Pemerintahan Sekretariat Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja

Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang

dilaksanakan SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) ada

tentang ijin penelitian dan rekomendasi penelitian pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Bagian Tata

Pemerintahan Sekretariat Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus

dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh

PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari 2009.

Dari 4 jabatan dan eselonering yang harus ada, semuanya (100%) terisi.

2) Pada Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Kota Ambon tidak ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 270 ]

Page 271: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Bagian Tata Pemerintahan sebanyak 13 orang (0,17%) dari

total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 4 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 4 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bagian Tata

Pemerintahan Sekretariat Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 5 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 5

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.2.251.661.527,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,23%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 271 ]

Page 272: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.34.565.000,- dari

Rp.34.906.000,- atau 99,02%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.4.100.000,- dari Rp.1.313.544.762,- atau 0,31%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.4.100.000,-

dari Rp.34.906.000,- atau 11,75%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA dan Neraca.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Kota

Ambon, yang terdaftar pada kartu Inventaris Ruangan (KIR).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah kotak saran.

2) Tidak ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

33. Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Bagian

Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat Kota Ambon.

Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi Rasio

jumlah Program Nasional yang dilaksanakan SKPD dan Keberadaan Standard

Operating Prosedure (SOP) tidak ada pada SKPD ini.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 272 ]

Page 273: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Bagian Kerjasama dan

Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat Kota Ambon terdapat 1 PERDA

yang harus dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat Kota

Ambon sesuai diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah

efektif berfungsi pada Januari 2009. Dari 4 jabatan dan eselonering yang harus

ada, semuanya (100%) terisi.

2) Pada Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat

Kota Ambon tidak ada jabatan fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Bagian Kerjasama dan PPE sebanyak 18 orang (0,24%) dari

total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 4 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 4 pejabat atau 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 273 ]

Page 274: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bagian Kerjasama dan

Promosi Pengembangan Ekonomi Sekretariat Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 4 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 4

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 4

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.1.455.465.505,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,15%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.364.791.000,- dari

Rp.1.455.465.505,- atau 25,06%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.21.966.000,- dari Rp.225.276.475,- atau 9,75%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.21.966.000,-

dari Rp.364.791.000,- atau 6,02%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, CALK, dan Neraca.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 274 ]

Page 275: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

3) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan

Ekonomi Sekretariat Kota Ambon, yang terdaftar pada kartu Inventaris

Barang (KIB).

1) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat berupa papan

pengumuman dan kotak saran.

2) Tidak ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

34. Bagian Hukum Sekretariat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Bagian

Hukum Sekretariat Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci

(IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan

SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP) ada sebanyak 3

SOP pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Bagian Hukum

Sekretariat Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut

PERMEN.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 275 ]

Page 276: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Bagian Hukum Sekretariat Kota Ambon sesuai diamanatkan oleh PP Nomor

41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari 2009. Terdapat 4

jabatan dan eselonering yang harus ada, jabatan tersebut (100%) terisi.

2) Pada Bagian Hukum Sekretariat Kota Ambon tidak ada jabatan fungsional

dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Bagian Hukum sebanyak 14 orang (0,18%) dari total PNS

di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 2 dari 4 pejabat atau 50%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 2 dari 4 pejabat yang

ada atau 50%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 276 ]

Page 277: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bagian Hukum

Sekretariat Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 4 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 4

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 4

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.1.051.589.750,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,12%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.69.000.000,- dari

Rp.1.051.589.750,- atau 6,69%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.24.948.000,- dari Rp.515.887.650,- atau 4,83%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.24.948.000,-

dari Rp.1.758.691.751,- atau 1,41%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA dan Neraca

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Bagian Hukum Sekretariat Kota Ambon, yang

terdaftar dalam Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 1 dari 30 asset yang

dikkuasai oleh SKPD atau 3,33%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 277 ]

Page 278: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, ada juga fasilitas untuk

papan pengumuman dan responsivitas terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah kotak saran, papan

informasi, dan leaflet.

2) Tidak ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

35. Bagian Organisasi dan Manajemen Sekretariat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, ada 1 program yang dilaksanakan oleh Bagian

Organisasi dan Manajemen Sekretariat Kota Ambon. Dengan demikian Indikator

Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional

yang dilaksanakan SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP)

ada pada SKPD ini tentang administrasi pengendalian kerja pegawai.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Bagian Organisasi dan

Manajemen Sekretariat Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan

menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 278 ]

Page 279: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Bagian Organisasi dan Manajemen Sekretariat Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 4 jabatan dan eselonering yang harus ada, 4 jabatan

(100%) terisi.

2) Pada Bagian Organisasi dan Manajemen Sekretariat Kota Ambon ada jabatan

fungsional dalam struktur organisasi yaitu analisi kelembagaan,

pengadministrasian birokrasi, pengolah data analisis jabatan.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Bagian Organisasi dan Manajemen sebanyak 16 orang

(0,21%) dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 3 dari 4 pejabat atau 75%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 4 pejabat yang harus

ada atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bagian Organisasi dan

Manajemen Sekretariat Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 3 dari 7

program (42,85%).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 279 ]

Page 280: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 5

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.1.338.586.039,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,15%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.34.900.000,- dari

Rp.1.299.586.365,- atau 2,69%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.51.821.400,- dari Rp.362.666.352,- atau 14,29%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.51.821.400,-

dari Rp.1.299.586.365,- atau 3,99%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Bagian Organisasi dan Manajemen Sekretariat

Kota Ambon, yang terdaftar di dalam Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah berupa kotak saran,

papan informasi dan papan pengumuman.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 280 ]

Page 281: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Tidak ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

36. Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Bagian

Umum dan Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon. Dengan demikian Indikator

Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional

yang dilaksanakan SKPD dan Keberadaan Standard Operating Prosedure (SOP)

ada sebanyak 4 SOP pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Bagian Umum dan

Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus

dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 4 jabatan dan eselonering yang harus ada, semuanya (100%) terisi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 281 ]

Page 282: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Pada Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon tidak ada

jabatan fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Bagian Umum dan Perlengkapan sebanyak 29 orang

(0,38%) dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 1 dari 4 pejabat atau 25%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 4 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bagian Umum dan

Perlengkapan Sekretariat Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 9 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 9

program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 9

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 282 ]

Page 283: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.37.352.890.254,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 4,29%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.7.120.229.136,- dari

Rp.17.204.410.425,- atau 41,39%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.2.353.169.566,- dari Rp.15.035.359.772,- atau 15,65%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.2.353.169.566,-

dari Rp.17.204.410.425,- atau 13,68%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA dan Neraca.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat

Kota Ambon, yang terdaftar pada Kartu Inventaris Ruangan (KIR), KIB, dan

buku inventaris barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah kotak pengaduan/ saran.

2) Ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD.

37. Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, tidak ada program yang dilaksanakan oleh Bagian Tata

Usaha Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat Kota Ambon. Dengan demikian

Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 283 ]

Page 284: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Nasional yang dilaksanakan SKPD dan Keberadaan Standard Operating

Prosedure (SOP) ada tentang alur surat masuk pada SKPD ini.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Bagian Tata Usaha

Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus

dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, telah dibentuk

Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 4 jabatan dan eselonering yang harus ada, semuanya

(100%) terisi.

2) Pada Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat Kota Ambon

tidak ada jabatan fungsional dalam struktur organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Bagian TU Pimpinan dan Ekspedisi sebanyak 26 orang

(0,34%) dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 4 pejabat atau 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 284 ]

Page 285: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 4 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bagian Tata Usaha

Pimpinan dan Ekspedisi Sekretariat Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 14 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

14 program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

14 program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah Rp.59.532.751,-

dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,01%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.17.500.000,- dari

Rp.17.500.000,- atau 100%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.59.532.751,- dari Rp.162.379.642,- atau 36%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.59.532.751,-

Rp.221.912.393,- atau 26%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA dan Neraca.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 285 ]

Page 286: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi

Sekretariat Kota Ambon, yang terdaftar di dalam daftar inventaris barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 8 dari 8 asset yang dikuasai

oleh SKPD atau sebesar 100%.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah pos pengaduan.

2) Tidak ada Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

38. Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, ada 4 program nasional yang langsung dilaksanakan oleh

Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon. Dengan demikian terdapat Standard

Operating Prosedure (SOP) tentang pelayanan surat keterangan..

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kecamatan Teluk

Ambon Kota Ambon ada 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 286 ]

Page 287: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 9 jabatan dan eselonering yang harus ada, semuanya

(100%) terisi.

2) Pada Kecamatan Teluk Ambon tidak ada jabatan fungsional dalam struktur

organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Kecamatan Teluk Ambon sebanyak 25 orang (0,33%) dari

total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 9 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 9 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kecamatan Teluk

Ambon Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 287 ]

Page 288: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 12 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

12 program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

12 program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.2.618.229.060,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,30%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.34.500.000,- dari

Rp.2.618.229.060,- atau 1%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.106.776.000,- dari Rp.199.598.000,- atau 53%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.106.776.000,-

Rp.2.327.262.439,- atau 5%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon, yang

terdaftar pada daftar barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 288 ]

Page 289: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah papan pengumuman.

2) Tidak adanya survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

39. Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, ada 1 program nasional yang langsung dilaksanakan oleh

Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon. Dengan demikian terdapat 1

Standard Operating Prosedure (SOP) tentang pelayanan surat keterangan.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kecamatan Teluk

Ambon Baguala Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan

menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 9 jabatan dan eselonering yang harus ada, hanya 6

jabatan yang terisi (66,7%) .

2) Pada Kecamatan Teluk Ambon Baguala tidak ada jabatan fungsional dalam

struktur organisasi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 289 ]

Page 290: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Kecamatan Teluk Ambon Baguala sebanyak 25 orang

(0,28%) dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 5 dari 6 pejabat atau 83,3%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 6 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kecamatan Teluk

Ambon Baguala Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 16 program

atau 100%.

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

16 program atau 100%.

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

16 program atau 100%.

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 290 ]

Page 291: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.2.650.497.658,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,30%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.91.300.000,- dari

Rp.2.650.497.658,- atau 3,4%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.64.119.000,- dari Rp.239.556.500,- atau 26,8%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.64.119.000,-

dari Rp.2.650.497.658,- atau 26,8%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota

Ambon, yang terdaftar pada daftar Inventaris Barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah tidak ada.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah papan pengumuman.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

40. Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, ada 1 program yang langsung dilaksanakan oleh

Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja

Kunci (IKK) pada aspek ini terdapat Standard Operating Prosedure (SOP)

tentang pelayanan surat keterangan. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 291 ]

Page 292: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kecamatan Leitimur

Selatan Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut

PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 9 jabatan dan eselonering yang harus ada, terisi 6 atau

66,7%

2) Pada Kecamatan Leitimur Selatan tidak ada jabatan fungsional dalam struktur

organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Kecamatan Leitimur Selatan sebanyak 10 orang (0,13%)

dari total PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 3 dari 6 pejabat atau 50%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 6 pejabat atau 100%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 292 ]

Page 293: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kecamatan Leitimur

Selatan Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 24 program

(100%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah

24 program (100%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah

24 program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.542.400.855,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,06%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.156.968.750,- dari

Rp.542.400.855,- atau 0,28%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.100.468.400,- dari Rp.271.248.105,- atau 0,37%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.125.636.400,-

dari Rp.542.400.855,- atau 23,16%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 293 ]

Page 294: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon,

yang terdaftar pada daftar Inventaris Barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 96 dari 225 asset.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Fasilitas/ prasarana informasi bagi masyarakat adalah papan pengumuman.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

41. Kecamatan Sirimau Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, ada 1 program yang langsung dilaksanakan oleh

Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci

(IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan

SKPD adalah 1 program (100%), dan terdapat Standard Operating Prosedure

(SOP) sebanyak 4 SOP.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kecamatan Sirimau

Kota Ambon tidak ada PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 294 ]

Page 295: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kecamatan Sirimau Kota Ambon sesuai diamanatkan

oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi pada Januari

2009. Dari 7 jabatan dan eselonering yang harus ada, (100%) terisi.

2) Pada Kecamatan Sirimau tidak ada jabatan fungsional dalam struktur

organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS pada Kecamatan Sirimau sebanyak 23 orang (0,30%) dari total

PNS di Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 6 dari 12 pejabat atau 50%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 12 pejabat atau

100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kecamatan Sirimau

Kota Ambon.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 295 ]

Page 296: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 4 dari 5

program (80%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 4

dari 5 program (80%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 5

program (100%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.3.084.129.012,- dari Rp.971.879.959.574,- atau 0,35%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.52.850.000,- dari

Rp.52.850.000,- atau 100%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.93.397.400,- dari Rp.65.351.200,- atau 69,97%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.93.397.400,-

dari Rp.65.351.200,- atau 69,97%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kecamatan Sirimau Kota Ambon, yang

terdaftar pada daftar Inventaris Barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 65 dari 215 asset.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 296 ]

Page 297: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

1) Terdapat fasilitas bagi masyarakat adalah papan pengumuman, kotak saran,

kotak informasi, dan ruang pelayanan.

2) Tidak ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

dilakukan SKPD.

42. Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon

a. Aspek Kebijakan Teknis Urusan Pemerintahan

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2014, ada 1 program yang langsung dilaksanakan oleh

Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Dengan demikian Indikator Kinerja Kunci

(IKK) pada aspek ini meliputi Rasio jumlah Program Nasional yang dilaksanakan

SKPD dan Standard Operating Procedure (SOP) adalah pelayanan surat

keterangan.

b. Aspek Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

IKK pada aspek ini adalah rasio jumlah PERDA pelaksanaan yang ada terhadap

PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN. Pada Kecamatan Nusaniwe

Kota Ambon terdapat 1 PERDA yang harus dilaksanakan menurut PERMEN.

c. Aspek Penataan Kelembagaan Daerah

IKK pada aspek penataan kelembagaan daerah berdasarkan kesesuaian struktur

jabatan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 meliputi:

1) Rasio struktur jabatan dan eselonering yang terisi.

Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2013 telah melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota

Ambon, telah dibentuk Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon sesuai

diamanatkan oleh PP Nomor 41 Tahun 2007, yang sudah efektif berfungsi

pada Januari 2009. Dari 9 jabatan dan eselonering yang harus ada, 7 jabatan

(77,7%) terisi.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 297 ]

Page 298: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

2) Pada Kecamatan Nusaniwe tidak ada jabatan fungsional dalam struktur

organisasi.

d. Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah

IKK pada aspek pengelolaan kepegawaian daerah berdasarkan tingkat kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) dalam menyelenggarakan tugas SKPD, dan upaya

peningkatan kapasitas SDM meliputi :

1) Jumlah PNS Kecamatan Nusaniwe sebanyak 26 orang (0,34%) dari total PNS

Kota Ambon sebanyak 7.623 orang.

2) Pejabat yang memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan kepemimpinan

adalah 7 pejabat atau 100%.

3) Pejabat yang memenuhi persyaratan kepangkatan adalah 7 pejabat atau 100%.

e. Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah

IKK pada aspek perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kelengkapan

dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD, sinkronisasi RENJA

SKPD dengan Program RKPD, sinkronisasi program RKA SKPD dengan

program RENJA SKPD, serta perencanaan pelaksanaan program dan anggaran

meliputi:

1) Keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di SKPD adalah Rencana

Strategis, Rencana Kerja (RENJA) Tahunan, Rencana Kerja Anggaran

(RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kecamatan Nusaniwe

Kota Ambon.

2) Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam RENJA adalah 7 dari 8

program (87,5%).

3) Jumlah program RENJA RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD adalah 7

dari 8 program (87,5%).

4) Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD adalah 7

dari 8 program (87,5%).

f. Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah

IKK pada aspek pengelolaan keuangan daerah berdasarkan alokasi anggaran,

besaran belanja modal, besaran belanja pemeliharaan dan laporan keuangan

SKPD meliputi:

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 298 ]

Page 299: BAB III URUSAN DESENTRALISASI Pada prinsipnya otonomi

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab III - 299 ]

1) Anggaran SKPD terhadap total belanja APBD Kota Ambon adalah

Rp.3.199.205.280,- dari Rp.546.619.720.348,- atau 0,37%.

2) Belanja modal terhadap total belanja SKPD adalah Rp.0,- dari

Rp.3.199.205.280,- atau 0%.

3) Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa SKPD adalah

Rp.101.005.000,- dari Rp.501.319.480,- atau 20,15%.

4) Total belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD adalah Rp.101.005.000,-

dari Rp.3.199.205.280,- atau 3,1%.

5) Keberadaan laporan keuangan yang ada adalah LRA, Neraca dan CALK.

g. Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah

IKK pada aspek pengelolaan barang milik daerah berdasarkan manajemen asset,

penggunaan bidang tanah, dan penggunaan asset SKPD meliputi:

1) Keberadaan inventaris barang atau asset SKPD adalah terdapatnya daftar

inventarisasi barang atau asset Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, yang

terdaftar dalam daftar Inventaris Barang.

2) Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD adalah 2 dari 23 asset.

h. Aspek Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat

IKK pada aspek pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat berdasarkan

bentuk-bentuk fasilitas/ prasarana partisipasi masyarakat, dan responsivitas

terhadap partisipasi masyarakat meliputi:

1) Terdapat fasilitas papan pengumuman bagi masyarakat.

2) Ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan

SKPD.