bab ii tinjauan pustaka 2.1 kajian penelitian...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini penulis memberikan beberapa referensi penelitian yang
terdahulu, dimaksudkan untuk menyempurnakan dari penelitian yang telah ada
sebelumnya. Penelitian-penelitian ini bertemakan perubahan yang dilakukan oleh
suatu perusahaan atau organisasi dalam maksud dan tujuan memposisikan diri
menjadi seperti yang diinginkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Berikut
ini merupakan ringkasan dari masing-masing referensi penelitian :
2.1.1 Penelitian yang dilakukan oleh Sutra Puspatika (KIC040053)
Sutra Puspatika melakukan penelitian mengenai “Strategi Positioning
Bank Mandiri Out Perform the Market” studi kasus mengenai program
transformasi tahap kedua (out perform the market) yang dilakukan sebagai
strategi positioning PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. (November 2008).
Pada penelitian ini peneliti mengangkat masalah “Bagaimana program
transformasi tahap kedua (out perform the market) yang dilakukan sebagai
strategi positioning PT. Bank Mandiri (persero) Tbk.” Penelitian ini di
fokuskan pada strategi positioning dalam penguatan image Bank Mandiri
melalui program Out Perform the Market sebagai fase kedua dari program
transformasi yang dilakukan Bank Mandiri dalam rangka mencapai Regional
Champion Bank untuk kawasan asia tenggara. Pada penelitian ini dibahas
mengenai factor-faktor yang mendasari Bank Mandiri dalam melakukan
Brand transformasi, proses dan strategi positioning yang dilakukan dan
bauran komunikasi pemasaran pada program transformasi tahap kedua (out
perform the market) di gunakan dalam penguatan positioning bank Mandiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus
eksploratif, dimana dalam penelitian ini akan dibahas secara mendalam
mengenai topic penelitian tersebut. Data diperoleh melalui wawancara
mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Data yang dihasilkan tersebut
kemudian di olah dan di analisis menggunakan tiga tahapan analisis data yang
terdiri dari deskripsi, analisis tema dan penonjolan. Hasil analisis tersebut
kemudian diujikan kebenarannya menggunakan teknik trianggulasi sumber.
Hasil penelitiuan ini menunjukkan bahwa program brand transformasi
Bank mandiri dilakukan dalam rangka pencapaian pegional champion bank
dan peningkatan level pada struktur perbangkan nasional. Strategi yang
dilakukan bank mandiri dalam mencapai positioning sebagai bank yang
terdepan pada tingkat regional adalah melalui kelengkapan fitur-fitur produk,
pengembangan teknologi informasi, serta didukung oleh tampilan visual dari
atribut-atribut perusahaan dan penerapan budaya perusahaan pada karyawan.
Disamping itu digunakan pula bauran alat-alat promosi secara efektif dan
efisien.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Program brand transformasi bank mandiri dilakukan dalam rangka
pencapaian misi bank mandiri yang ingin memposisikan diri sebagai
regional champion bank, yang di dasari dengan pondasi awal yang
kuat sebagai dominant multi specialist bank, serta adanya klasifikasi
struktur perbangkan nasional yang di tetapkan oleh bank Indonesia
yang memotivasi bank mandiri untuk mencapai struktur tingkatan
dengan modal yang paling tinggi.
2. Strategi yang dilakukan bank mandiri dalam mencapai positioning
sebagai bank yang terdepan pada tingkat regional adalah diawali
dengan pencapaian penguasaan setiap segmen pasar yang
dimasukinya sebagai dominan multi specialist bank dan rebranding.
Hal ini dilakukan bank mandiri melalui kelengkapan fitur-fitur
produk, peungaturan penempatan kantor cabang dan ATM,
pengembangan tekhnologi informasi serta di dukung oleh tampilan
visual dari atribut-atribut perusahaan dan kinerja seluruh insane bank
mandiri yang berpegang kuat pada penerapan budaya perusahaan.
3. Strategi positioning yang dilakukan bank mandiri sangat didukung
oleh peranan alat-alat promosi sebagai sarana komunikasi pemasaran
yang dilakukan bank mandiri untuk memperkuat segmen pasarnya.
Alat-alat promosidigunakan secara menyeluruh, namun lebih
mengoptimalkan peranan personal selling dalam mendekati nasabah.
2.1.2 Penelitian yang dilakukan oleh Putri Citra Mandiri Harianto
(210111070079)
Putri Citra Mandiri Harianto melakukan penelitian mengenai
“Corporate Identity PT. Garuda Indonesia (persero)” dengan sub judul
sebuah penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif mengenai
corporate identity brand refresh PT. Garuda Indonesia (persero).
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui secara mendalam
perubahan yang dilakukan oleh Garuda Indonesia pada corporate identity
mereka. Fokus penelitian di arahkan pada latar belakang peristiwa
tersebut, serta bagaimana perubahan tersebut dilakukan dan disampaikan
kepada khalayak. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan
menggunakan pandangan pencitraan sebagai alat untuk membantu peneliti
menganalisa masalah.
Hasil dari penelitian Garuda Indonesia merubah corporate
identitinya dengan menggunakan tema Nature’s wing. Tema ini
menggambarkan empat elemn kekayaan tanah Indonesia sendiri yaitu
menggambarkan riak air karena Indonesia adalah negara maritim atau
kepulauan, keindahan kelopak bunga yang banyak terdapat di tanah
Indonesia, bulu dari sayap burung yang melambangkan burung garuda,
dan pelepah daun yang berwarna hijau. Tema ini di aplikasikan pada logo
baru garuda indonesia, gedung pusat manajemen Garuda City, Livery dan
armada baru Garuda Indonesia serta seragam awak kabin pesawat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui corporate identity
brand refresh Garuda Indonesia mengambil unsur budaya Indonesia serta
visual penyajiannya. Budaya indonesia ini menjadi unsur keunikan
tersendiri dalam strategi marketing yang dilakukan serta menjadi citra bagi
perusahaan. Image yang dibangun adalah Garuda Indonesia adalah sisi
terbaik Indonesia.
Dengan tujuan penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengelaborasi entang argumentasi latar belakang
Garuda Indonesia melakukan corporate identity brand refresh.
2. Proses brand refresh pada corporate identity Garuda Indonesia.
3. Mekanisme sosialisasi corporate identity brand refresh Garuda
Indonesia.
2.1.3 Penelitian yang dilakukan oleh Rendy Martiandita
(2101100610183)
Rendy Martandita melakukan penelitian mengenai “ Strategi
Rebranding Bank Jabar Banten” studi kasus deskriptif mengenai strategi
rebranding yang dilakukan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bank jabar banten
melakukan rebranding melalui lima tahap, yaitu riset pra transformasi,
analisis STP, keputusan nama merek, sosialisasi transformasi kepada
stakeholder dan masyarakat dan melakukan audit pasca transformasi. Bank
jabar banten melakukan strategi rebranding dengan tujuan untuk
meningkatkan corporate image agar dapat diterima dengan baik oleh
stakeholder dan masyarakat baik di provinsi jawa barat dan banten
maupun diluar jawa barat dan banten.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui bagaimana strategi rebranding dilakukan oleh bank
Jabar Banten.
2. Mengetahui mengapa strategi rebranding dilakukan oleh bank Jabar
Banten.
Tabel Matriks
No. Judul, Nama
dan Tahun
Metodologi
dan
Paradigma
Penelitian
Fokus Kajian Hasil
1 Strategi
Positioning
Bank Mandiri
Out Perform the
Market
Sutra Puspatika
(KIC040053)
2008
Metode
Penelitian
Kualitatif
studi kasus
eksploratif
Penelitian ini di
fokuskan pada
strategi
positioning
dalam penguatan
image Bank
Mandiri melalui
program Out
Perform the
Market sebagai
fase kedua dari
program
transformasi
yang dilakukan
Bank Mandiri
dalam rangka
mencapai
Regional
Hasil penelitiuan ini
menunjukkan bahwa
program brand
transformasi Bank mandiri
dilakukan dalam rangka
pencapaian pegional
champion bank dan
peningkatan level pada
struktur perbangkan
nasional. Strategi yang
dilakukan bank mandiri
dalam mencapai
positioning sebagai bank
yang terdepan pada tingkat
regional adalah melalui
kelengkapan fitur-fitur
produk, pengembangan
teknologi informasi, serta
Champion Bank
untuk kawasan
asia tenggara
didukung oleh tampilan
visual dari atribut-atribut
perusahaan dan penerapan
budaya perusahaan pada
karyawan. Disamping itu
digunakan pula bauran
alat-alat promosi secara
efektif dan efisien.
2. Corporate
Identity PT.
Garuda
Indonesia
(persero)
Putri Citra
Mandiri
Harianto
(210111070079)
2008
Pendekatan
Kualitatif
Studi Kasus
Penelitian ini
difokuskan
untuk
mengetahui
secara
mendalam
perubahan yang
dilakukan oleh
Garuda
Indonesia pada
corporate
identity mereka.
Fokus penelitian
di arahkan pada
latar belakang
peristiwa
tersebut, serta
bagaimana
perubahan
tersebut
dilakukan dan
disampaikan
Hasil dari penelitian
Garuda Indonesia merubah
corporate identitinya
dengan menggunakan tema
Nature’s wing. Tema ini
menggambarkan empat
elemn kekayaan tanah
Indonesia sendiri yaitu
menggambarkan riak air
karena Indonesia adalah
negara maritim atau
kepulauan, keindahan
kelopak bunga yang
banyak terdapat di tanah
Indonesia, bulu dari sayap
burung yang
melambangkan burung
garuda, dan pelepah daun
yang berwarna hijau. Tema
ini di aplikasikan pada
logo baru garuda
indonesia, gedung pusat
kepada khalayak manajemen Garuda City,
Livery dan armada baru
Garuda Indonesia serta
seragam awak kabin
pesawat.
.
3. Strategi
Rebranding
Bank Jabar
Banten
Rendy
Martiandita
(210110061018
3)
2009
Studi Kualitatif
Metode studi
Fenomenologi
Paradigma
Perspektivisme
Apa latar
belakang dari
rebranding ang
dilakukan oleh
Bank Jabar
Banten.
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa bank
jabar banten melakukan
rebranding melalui lima
tahap, yaitu riset pra
transformasi, analisis STP,
keputusan nama merek,
sosialisasi transformasi
kepada stakeholder dan
masyarakat dan melakukan
audit pasca transformasi.
Bank jabar banten
melakukan strategi
rebranding dengan tujuan
untuk meningkatkan
corporate image agar dapat
diterima dengan baik oleh
stakeholder dan
masyarakat baik di
provinsi jawa barat dan
banten maupun diluar jawa
barat dan banten.
1 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu
2.2 Definisi dan Konsep Transformasi Identitas Organiasi
Transformasi adalah perubahan dari keadaan sekarang menuju keadaan
yang diharapkan di masa yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik.
Perubahan merupakan tanda dalam kehidupan yang selalu berlangsung secara
tetap. Apabila tidak terjadi perubahan, maka akan terjadi kemandegan dan
kehidupan tidak dapat berkembang. Namun, yang perlu disadari adalah bahwa
perubahan demi perubahan sebenarnya telah terjadi sejak lama, hanya
intensitasnya sekarang ini cenderung semakin meningkat.
Banyak pakar mengemukakan bahwa satu-satunya yang tetap di dunia ini
adalah perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, perubahan dapat terjadi setiap saat,
kapan saja situasi memerlukan. Perubahan terjadi, disamping karena timbulnya
dorongan eksternal, tetapi juga dapat timbul dari adanya kebutuhan internal
organisasi untuk melakukan perubahan. (Wibowo, 2011:1)
Memahami sebuah kata tidak bisa dilepaskan dari batasan artinya menurut
kamus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), transformasi adalah
sebuah kata benda yang berarti perubahan rupa, bentuk (sifat, dsb). Transformasi
dalam bentuk kata kerja menjadi mentransformasikan, yang berarti mengubah
rupa, bentuk (sifat, fungsi, dsb) dan juga berarti mengalihkan. Pengertian sama
dijelaskan oleh kamus yang lain yaitu Advanced English-Indonesian Dictionary
(1988) menjelaskan yang dimaksud transformation adalah perubahan bentuk dan
dalam bentuk kata kerja merubah bentuk. Selanjutnya, Oxford Learner’s Pocket
Dictionary (1995) menyebutkan transform sebagai kata kerja adalah ”change
completely the appearance or the character of”. Berarti perubahan bentuk
penampilan atau karakter secara total.
kata transformasi berasal dari dua kata dasar, ‘trans dan
form.’ Trans berarti melintasi (across), atau melampaui (beyond).
Kata form berarti bentuk. Karena itu Transformasi mengandung makna
perpindahan, dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain
yang melampaui perubahan rupa fisik luar saja. 1
Dari beberapa penjelasan mengenai arti dari transformasi di atas, dapat di
simpulkan bahwa transformasi adalah perubahan bentuk, penampilan, atau
karakter secara total.
Transformasi atau perubahan pada organisasi ini merupakan salah satu
kunci dalam mencapai pengembangan organisasi. Organisasi terus berubah karena
ia adalah sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Perubahan yang direncanakan membutuhkan perhatian yang eksplisit terhadap
masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan, perubahan ini juga terbantu oleh
beberapa pengalaman yang di dapatkan oleh suatu organisasi. Transformasi
adalah seluruh proses perubahan yang diperlukan untuk memposisikan diri agar
lebih baik dalam menyikapi dan menjawab tantangan-tantangan bisnis baru,
lingkungan usaha yang berubah secara cepat maupun keinginan-keinginan baru
yang muncul dari dalam.
Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa transformasi organisasi
senantiasa diawali oleh suatu kebutuhan yang berkaitan dengan tuntutan bisnis.
1 http://pukatbangsa.wordpress.com/buletin-cerah/
Tujuan bisnis menjadi pedoman dalam pengelolaan organisasi, termasuk dalam
transformasi. Tujuan bisnis yang selalu berkembang (namun tetap dalam koridor
visi dan misi) memberi pengaruh dalam manjemen perusahaan. Satu diantara
yaitu penyesuaian dalam struktur organisasi, yang menyesuaikan terhadap strategi
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan.
Perubahan struktur organisasi dari bentuk lama ke bentuk baru
memberikan dampak yang tidak hanya menyangkut pola struktur itu sendiri, tetapi
juga keberbagai aspek lain seperti sistem, prosedur, budaya, manusia dan
sebagainya..
Lazim diketahui bahwa suatu perubahan senantiasa disikapi oleh pro dan
kontra. Kontra dalam hal ini termasuk sikap resisten untuk menerima perubahan,
sehingga hal ini dapat menjadi faktor penghambat dalam mencapai tujuan
perubahan organisasi. Faktor resisten ini memerlukan kepemimpinan yang tepat
dan komunikasi yang sesuai untuk mengubah perilaku non-kooperatif menjadi
perilaku kooperatif. Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah karakteristik
organisasi, budaya/kultur, core business dan homogenitas versus heterogenitas.
Banyak pengertian tentang transformasi maupun organisasi. Dari berbagai
pengertian tersebut transformasi dapat disimpulkan sebagai suatu proses
perubahan dari suatu kondisi ke kondisi lain untuk mencapai sesuatu yang lebih
baik. Perubahan ini bisa bermakna luas. Keinginan berubah bisa di-drive dari luar
atau merupakan dorongan dalam diri untuk mencapai suatu situasi yang lebih
baik.
Organisasi dapat diartikan suatu kumpulan individu yang secara sadar
bersama-sama bekerja untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dengan demikian
transformasi organisasi dapat disimpulkan sebagai suatu strategi dan implementasi
untuk membawa organisasi dari bentuk dan sistem yang lama ke bentuk dan
sistem yang baru dengan menyesuaikan seluruh elemen ikutannya (sistem,
struktur, people, culture) dalam rangka meningkatkan efektivitas organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan selaras dengan visi dan misi organisasi
atau perusahaan. Pertanyaan kunci dalam transformasi adalah keberhasilannya.
Dalam hal ini keberhasilan pengukurannya jelas mengacu pada apakah tujuan dari
transformasi tersebut tercapai atau tidak.2
Identitas Perusahaan atau Corporate Identity adalah semua perwakilan
atau perwujudan media visual dan fisik yang menampilkan suatu jati diri
organisasi sehingga dapat membedakan organisasi atau perusahaan tersebut
dengan organisasi atau perusahaan lainnya. Dalam bukunya, Elinor Selame
mengatakan identitas korporat atau corporate identity adalah apa yang senyatanya
ada pada atau ditampilkan oleh perusahaan. ( Selame dalam Sutojo 2004:13 ).
Sedangkan Identitas korporat (corporate identity) menurut Anggoro
(2000:280) adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu
perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya. Ia juga
menyebutkan bahwa identitas perusahaan harus diciptakan melalui suatu
rancangan desain khusus yang meliputi hal-hal unik atau khas tentang perusahaan
yang bersangkutan secara fisik.
2 http://habahate.blogspot.com/2008/07/transformasi-organisasi.html (2 may 2012, 19:30)
Rhenald Kasali (2003:110-114) mengatakan bahwa identitas perusahaan
atau identitas korporat disebut juga sebagai simbol perusahaan, apakah berbentuk
logo perusahaan atau lambang lainnya. Simbol selain dimaksud agar lebih mudah
diingat oleh konsumen juga agar dijiwai oleh segenap karyawannya. Simbol
sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di sektor jasa yang menjaga
pelayanan, kredibilitas, dan keramahan manusia di dalamnya.
Transformasi identitas adalah seluruh perubahan yang terjadi di dalam
suatu perusahaan atau organisasi untuk membedakan perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain. Perubahan atau transformasi merupakan sesuatu
yang pasti dan akan terjadi. Begitu juga dengan perusahaan atau organisasi yang
dituntut untuk dapat berubah dan menyesuaikan dengan perubahan agar terus
bertahan dan menjalankan bisnisnya, sehingga organisasi harus mempunyai
strategi perubahan yang tepat dan pelaksanaannya terus berkelanjutan sepanjang
waktu. Secara singkat manajemen perubahan dapat diartikan sebagai proses untuk
membuat sesuatu yang berbeda dan menuju arah yang lebih baik. Definisi
manajemen perubahan menurut Karen Coffman dan Katie Lutes (Coffman dan
Lutes, 2007) menjelaskan bahwa manajemen perubahan adalah sebuah
pendekatan terstruktur untuk membantu organisasi dan orang-orang untuk transisi
secara perlahan tapi pasti dari keadaan sekarang menuju ke keadaan yang
diinginkan.
Definisi lain menurut Holger Nauheimer (Nauheimer, 2007) manajemen
perubahan dapat digambarkan sebagai proses, alat dan teknik untuk mengatur
proses perubahan pada sisi orang untuk mencapai hasil yang diperlukan dan untuk
merealisasikan perubahan secara efektif melalui agen perubahan, tim dan sistem
yang lebih luas.
Oleh karena itu, perubahan perlu di kenal, dipahami, dikelola, dan bahkan
diciptakan untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan yang diharapkan,
baik oleh individu, kelompok, maupun organisasi.
2.2.1 Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan
Pada hakikatnya kehidupan manusia maupun organisasi diliputi oleh
perubahan secara berkelanjutan. Di satu sisi karena adanya factor eksternal
yang mendorong terjadinya perubahan, disisi lain perubahan justru
dirasakan sebagai suatu kebutuhan internal. Semua organisasi menghadapi
lingkungan yang dinamis dan berubah. Lingkungan eksternal organisasi
cenderung merupakan kekuatan yang mendorong untuk terjadinya
perubahan.
Di antara para pakar, ada yang menyebut factor pendorong
perubahan ini sebagai kebutuhan akan perubahan (Hussey,2000:6)
menjelaskan bahwa terdapat enam factor yang menjadi pendorong bagi
kebutuhan akan perubahan, yaitu sebagai berikut :
a. Perubahan teknologi terus meningkat
Sebagai akibat perubahan tekhnologi yang terus meningkat, kecepatan
penyusutan tekhnologi menjadi semakin meningkat pula. Organisasi
tidak dapat mengabaikan perkembangan yang menguntungkan
pesaingnya. Perkembangan baru mengakibatkan keterampilan,
pekerjaan, struktur, dan sering kali juga budaya. Dengan demikian,
sumber daya manusia harus selalu mengikuti perkembangan tekhnologi
agar tidak tertinggal. Didalamm dunia yang selalu berkemnabg, sumber
daya manusia tidak boleh gagap tekhnologi.
b. Persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global.
Dalam dunia yang semakin terbuka, terjadi persaingan yang semakin
tajam dengan cakupan lintas Negara. Banyak organisasi dipaksa
mencapai standar kualitas dan biaya yang telah dicapai oleh perintis
industry. Apabila tidak dapat mengikuti standar tersebut maka akan
kalah dalam bersaing.
c. Pelanggan semakin banyak tuntutan.
Pelanggan tidak lagi mau menerima pelayanan yang jelek atau
kualitasnya rendah. Untuk menjadi organisasi yang kompetitif,
perusahaan harus lebih cepat dalam merespon kebutuhan pelanggan,
dan hal ini dapat berubah sepanjang waktu.
d. Profil demografis Negara berubah
Komposisi kelompok penduduk tua dan muda berubah dengan akibat
kekurangan keterampilan. Perubahan sikap kelompok tua terhadap
kesempatan kerja, masalah motifasi pada organisasi datar yang
menyediakan sedikit peluang promosi. Kecenderungan ini menyimpan
banyak hal yang dapat mempengaruhi perubahan yang akan terjadi
dalam beberapa decade kedepan. Perkembangan demografis akan
sangat berpengaruh terhadap pola kebutuhan masyarakat. Oleh karena
itu, dunia usaha harus mampu menangkap kecenderungan tersebut.
e. Privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut
Kecenderungan yang terjadi dalam dunia bisnis adalah terjadinya
privatisasi yang semakin luas. Dengan privatisasi bisnis, monopoli yang
dimiliki sekelompok masyarakat tertentu menjadi hilang. Privatisasi
merupakan kecenderungan baru dunia bisnis yang akan semakin
berkembang. Walaupun kepemilikan tidak berubah, system baru
dibangun untuk menciptakan kompetisi dan tumbuhnya kekuatan pasar
yang lebih besar lagi.
f. Pemegang saham minta lebih banyak nilai
Pengaruh pasar uang pada tuntutan terhadap kinerja korporat,
menciptakan tekanan untuk dilakukan perbaikan secara terus menerus
pada pertumbuhan capital dan pendapatan korporat.
Sementara itu, Kreitner dan Kinicki (2001:659) memperhatikan
bahwa kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu external
forces (kekuatan eksternal) dan internal forces (kekuatan internal).
Kekuatan eksternal berasal dari luar organisasi, sedangkan kekuatan internal
bersumber dari dalam organisasi.
a. Kekuatan eksternal
Kekuatan eksternal yang memiliki dukungan pengaruh global
menyebabkan organisasi berfikir tentang inti dan proses dari bisnis
dengan mana produk dan jasa dihasilkan. Menurut mereka terdapat 4
kekuatan eksternal, yaitu sebagai berikut :
1. Demographic characteristic (karakteristik demografis)
unsur demografis antara lain adalah umur, pendidikan, tingkat
keterampilan, gender, migrasi, dan lain lain. Dimasa sekarang
terdapat kecenderungan bahwa tenaga kerja semakon beragam, dan
terdapat bisnis penting yang dapat mengelola keberagaman secara
efektif. Oleh karena itu, organisas [erlu mengelola keberagaman
secara efektif jika mengingnkan untuk mendapatkan kontribusi dan
komitmen maksimum dari pekerjanya.
2. Technological advancements (kemajuan teknologi)\
Baik organisasi manufaktur maupun jasa semakin meningkat dalam
memnggunakan teknologi sebagai alat untuk memperbaiki
produkrtifitas dan market competitiveness. Mereka yang tertinggal
dalam teknologi akan mengalami kesulitan dalam persaingan.
3. Marke change (perubahan pasar)
Pentingnya ekonomi global adalah memksa perusahaan
mengerjakan bisnis. Hal tesebut terjadi karena semakin besarnya
tekanan eksternal.
4. Social and political preassure (tekanan sosian dan politik)
Tekana social dan politik dapat tumbuh dari adanya perang, adanya
nilai nilai yang harus dipertahankam, maupun tipologi
kepemimpinan. Meskipun sulit bagi organisasi memperkirakan
perubahan dalamkekuatan politik, banyak organisasi menyewa
pelobi dan konsultan untuk membantu medeteksi dan merspon
perubahan social dan politik.
b. Kekuatan internal
Kekuatan internal datang dari dalam organisasi. Kekuatan ini mungkin
sefatnya lebih lunak, seperti rendahnya kepuasan kerja atau dalam
bentuk tanda seperti rendahnya prokutifitas dan konflik. Kekuatan
internal untuk perubahan dating dari hal-hal berikut ini.
1. Human resources problems/ prospects (problem /prospek sdm)
Masalah ini bisa timbuk karena presepsi pekerja tentang bagaimana
mereka diperlakukan di tempat kerja dan kecocokan antara
kebutuhan dan keinginan indifidual dan organisasi. Ketidak puasan
pekerja terjadi karen tidak terpenuhinya kebutuhan dan ketidak
puasan kerja.
2. Managerial behavior/decisions (prilaku/keputusan manajerian)
konflik antara manajer dan bawahannya merupakan tanda bahwa
perubahan diperlukan.
Sedangkan menurut Greenberg dan Baron (1997:550) berpendapat
bahwa terdapat beberapa factor yang merupakan kekuatan di belakang
kebutuhan akan perubahan. Mereka memisahkan antara perubahan
terencana dan perubahan tidak terencana. Perubahan terencana adalah
aktifitas yang dimaksudkan dan di arahkan dalam sifat dan desainnya
untuk memenuhi beberapa tujuan organisasi. Sementara itu, perubahan
tidak terencana merupakan pergeseran dalam aktifitas organisasi karena
adanya kekuatan yang sifatnya eksternal, diluar control organisasi.
a. Perubahan terencana
1. Change in procuct or service (perubahan produk atau jasa)
Perkembangan teknologi telah mendorong tumbuhnya produk
baru sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pelanggan.
2. Change in organization size and structur (perubahan dalam
ukuran dan struktur organisasi)
3. Change in administrative system (perubahan dalam system
administrasi
4. Introduction of new technologi (introduksi teknologi baru)
b. Perubahan tidak terencana
1. Shifting employee demographic (pergeseran demografis pekerja)
2. Performance gap (kesenjangan kinerja)
3. Government regulation (peraturan pemerintah)
4. Global competition (kompetisi global)
5. Changing economic conditions (perubahan kondisi ekonomi)
6. Advandtivenes in technologi (kemajuan teknologi)
Dari beberapa devinisi para pakar di atas, ada yang menyebut factor
pendorong perubahan ini sebagai kebutuhan akan perubahan, yaitu Hussey
serta Kreitner dan Kinicki. Sementara itu, Greenberg dan Baron
menyebutkan sebagai kekuatan untuk perubahan. Terminology tersebut
mengandung makna bahwa kebutuhan akan perubahan lebih bersifat factor
internal organisasi, sedangkan kekuatan untuk perubahan dapat bersumber
dari factor eksternal dan internal.
Marketplace requirements for success
Environment
Business
Imperatives
Organizational
Imperatives
Cultural
Imperatives
Leader and Employee
Behavior
Leader and Employee
Mindset
Definisi lainnya adalah menurut Anderson dan Anderson (2001:16)
mengemukakan bahwa terdapat tujuh factor pengerak yang dapat
mempengaruhi berlangsungnya perubahan. Empat penggerak pada
umumnya sudah dikenal oleh para pemimpin dan tiga penggerak lainnya
relative masih baru bagi mereka. Anderson dan Anderson menggambarkan
the Drivers of Change Model seperti gambar di bawah ini.
Sumber : Anderson and Anderson, Beyond Change Management, 2001:17.
Bagan 2.1. The Divers of Change Model
a. lingkungan
lingkungan merupakan dinamika konteks yang lebih luas di mana
organisasi dan orang bekerja.
b. Kebutuhan pasar untuk sukses
Kebutuhan pasar ini merupakan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang
menentukan apa yang dilakukan untuk memperoleh keberhasilan bisnis
di pasar. Perubahan kebutuhan dipasar adalah hasil perubahan dalam
kekuatan lingkungan.
c. Desakan bisnis
Desakan bisnis menggambarkan apa yang harus dilakukan perusahaan
secara strategis untuk berhasil dengan memberikan kebutuhan
pelanggan akan perubahan.
d. Desakan organisasional
Desakan organisasional memperjelas apa yang harus berubah dalam
struktur organisasi, system, proses, teknologi, sumber daya, dasar
keterampilan atau staffing untuk melaksanakan dan mencapai sukses
memenuhi desakan bisnis.
e. Desakan cultural
Desakan cultural menunjukkan bagaimana norma bekerja dan kerja
sama dalam perusahaan harus berubah untuk mendukung dan
mendorong desain baru organisasi, operasi, dan strategi.
f. Perilaku pemimpin dan pekerja
Perilaku kolektif menciptakan dan menyatakan budaya organisasi.
g. Pola pikir pemimpin dan pekerja
Pola pikir meliputi pandangan, asumsi, keyakinan atau mental model
yang menyebabkan orang berperilaku dan bertindak seperti dilakukan.
Dari model di atas dapat kita ketahui bahwa factor lingkungan
sebagai factor penggerak pertama mendorong factor berikutnya yaitu
kebutuhan pasar untuk sukses. Demikian pula seterusnya memengaruhi
desakan bisnis, organisasional, desakan cultural, perilaku, dan pola piker
pemimpin dan pekerja.
Sedangkan menurut pandangan Palmer, Dunford, dan Akin
mengenai tekanan perubahan yaitu, pada dasarnya perubahan perlu
dilakukan karena adanya tekanan lingkungan dan organisasi. Tekanan
lingkungan lebih merupakan factor eksternal, sedangkan tekanan
organisasional lebih merupakan factor internal pendorong perubahan.
a. Tekanan lingkungan untuk perubahan
Tekanan lingkungan merupakan satu focus untuk menjelaskan
perubahan. Tekanan lingkungan sering terjadi apabila organisasi
berbasis sumber daya merosot sebagai akibat dari berkurangnya
permintaan produk dan penjualan, menurunnya pangsa pasar, dan
keputusan investasi buruk.
Ian Palmer, Richard Dunford, dan Gib Akin (2009: 50) mengemukakan
adanya enam macam tekanan lingkungan sebagai berikut, :
1. Fashion Pressures
Perubahan organisasi terjadi sebagai respons pada management
fashion terakhir, dengan maksud agar terlihat sebagai professional.
Manajer yang modern dan progresif dapat mengubah organisasinya
selaras dengan inovasi terakhir dalam praktik manajemen yang
sedang menjadi mode.
2. Mandated Pressures
Kadang-kadang perubahan dipaksa paada suatu organisasi dengan
permintaan untuk ‘melakukan aktifitas yang sama dengan
organisasi lain’, karena tuntutan dari luar menempatkan mereka
pada posisi harus melakukannya.
3. Geopolitical Pressures
Tekanan ini dapat berbentuk krisis mendadak atau penyelarasan
geografis dalam jangka panjang. Perubahan geopolitik tersebut
memaksa bisnis melakukan serangkaian perubahan organisasional.
Kotler mengidentifikasi adanya empat kekuatan lingkungan global
untuk perubahan, yaitu :
a. Teknologi memerlukan orang yang terhubungkan secara
global, dengan komunikasi dan transportasi yang lebih cepat.
b. Integrasi ekonomi semakin besar dari mata uang dan aliran
capital internasional.
c. Kedewasaan dan perlambatan pasar domestic, mengarah pada
penekanan lebih besar untuk ekspordan deregulasi.
d. Jatuhnya Negara-negara sosialis dan reorientasi menuju
ekonomi kapitalis.
4. Market Decline Pressures
Menurunnya pasar untuk produk dan jasa menempatkan organisasi
di bawah tekanan. Pada ahirnya mereka berpikir ulang tentang
bagaimana melakukan bisnis.
5. Hypercompetition Pressures
Dengan hypercompetition berarti tidak ada market leader dapat
merasa puas dengan kemenangan yang diperoleh. Organisasi
dihadapi oleh perubahan global dalampreferensi konsumen,
hambatan industry, nilai-nilai social, dan demografis.
6. Reputation and Credibility Pressures
Reputasi di definisikan sebagai representasi kolektif dari tindakan
dan hasil perusahaan pada waktu yang lalu yang menjelaskan
kemampuan perusahaan memberikan hasil yang berharga kepada
berbagai stakeholder, merupakan asset intangible penting
korporasi, dikorelasikan positif dengan kinerja organisasiinal.
b. Tekanan Organisasional
Dalam situasi yang ekstrem, perubahan organisasional dirancang untuk
memutar balik aliran kas negative dan menghindari kebangkrutan serta
kematian organisasi. Terdapat lima kekuatan potensial untuk perubahan
internal organisasi (ian Palmer, Richard Dunford, dan Gib Akin, 2009:
65)
1. Growth Pressures
Perubahan sering merupakan hasil dari pertumbuhan perusahaan
dan diimplementasikan untuk menangani kompleksitas operasi
bisnis dan memerlukan kerja keras untuk menjalankannya.
2. Integration and Collaboration Pressures
Beberapa perubahan dilakukan dengan maksud mengintegrasikan
organisasi lebih baik atau menciptakan skala ekonomis di antara
unit bisnis yang berbeda.
3. Identity Pressures
Perubahan organisasional untuk membantu mencapai hasil
termasuk mempromosikan pengembangan orang dan skema
rekognisi pekerja dengan maksud meningkatkan kepuasan kerja.
4. New broom Pressures
Masuknya orang baru, CEO atau Manajer, dapat dipakai sebagai
tanda bahwa cara lama perlu diubah.
5. Power and Political Pressures
Tekanan kekuasaan dan politik bentuknya sangat beragam,
sebagian mungkin terdokumentasikan dan ada hubungannya
dengan tekanan politis internal dengan perubahan di tingkat dewan
komisaris atau manajemen tingkat atas.
Dari beberapa uraian tersebut, kita dapat melihat bahwa pandangan
para pakar tentang factor pendorong suatu perubahan sangat beragam,
namun tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi.
2.3 Radio
2.3.1 Pengertian Radio
Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang banyak
digunakan masyarakat untuk mengakses informasi. pada awalnya radio
berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan berita ataupun
untuk kepentingan kenegaraan secara umum. Radio publik atau komersil
baru muncul pada tahun 1920-an. Sejak itu perkembangannya tumbuh
pesat. Radio merupakan sumber informasi yang kompleks mulai dari
fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan informasi,
perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas dan kasir, hingga
propaganda politik dan ideologi. Perkembangan radio di Indonesia dimulai
dari zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, masa kemerdekaan,
dan zaman orde baru. Radio siaran disebut sebagai “The Fifth Estate” atau
memilki lima kekuatan yaitu, fungsi kontrol sosial, memberikan informasi,
menghibur, mendidik serta melakukan kegiatan persuasif.
Radio merupakan sebuah media massa yang bersifat pribadi yang
senantiasa menyapa setiap pendengarnya sebagai individu. Radio adalah
suara, suara merupakan modal utama terpaan khalayak, suara dalam
sebuah radio adalah suatu kombinasi tekanan emosional, perceptual, fisikal
yang timbul dan berasal dari suatu suara yang termediasi oleh teknologi
yang kemudian formasi imajinasi visual yang mampu menciptakan
gambaran. Pencampuran antara kata, musik, dan efek-efek suara lainnya
mempengaruhi emosi para pendengar serta mengajak para pendengar
berada di tempat atau lokasi kejadian yang dikomunikasikan oleh penyiar.
Stokkink dalam bukunya yang berjudul Profesionalisme Radio Presenter,
berpendapat sebagai berikut:
Radio adalah media yang buta, maka pendengarnya mencoba untuk
menvisualisasikan apa yang didengarnya dan berusaha menciptakan
sipemilik suara dalam bayangan mereka sendiri.(1997:101) Dari
pengertian diatas bahwa siaran radio pada dasrnya merupakan
penyampaian informasi yang disajikan secara visual, dengan menggunakan
suara sebagai elemen utamanya dan dengan suara pula radio dapat
membawa imajinasi para pendengarnya untuk menvisualisasikan fakta-
fakta yang dimaksud. Sehingga pendengar bias memahami maksud dari
pesan yang disampaikan lewat suara penyiar dan merasa terhibur.
2.3.2 Manajemen Radio
Manajemen adalah rangkaian dari beberapa kegiatan yang
dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.
Pelaku kegiatan manajemen dikenal dengan istilah manajer. Tujuan
kegiatan manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan
implementasi kegiatan penyiaran radio dapat direncanaakn, dilaksanankan,
dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis penyiaran radio dapat
dinyatakan layak atau sebaliknya. Fungsi fundamental proses manajemen
penyiaran radio adalah perencanaan kegiatan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian penyiaran yang dilaksanakan. Aspek utama
dalam kegiatan manajemen penyiaran radio adalah teknik penyiaran radio
yang dilaksanakan, pemasaran, keuangan, organisasi, dan lingkungan.
Stasiun radio yang baik pada umumnya memiliki minimal terdapat 3 divisi
utama dalam struktur organisasinya, yaitu divisi program, divisiteknis, dan
divisi pemasaran. Divisi program bertanggunggung jawab dalam
perancangan isi dan produksi siaran. Divisi teknis bertanggung jawab
untuk mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana penunjang untuk
kelancaran program siaran. Divisi pemasaran bertanggung jawab terhadapa
kelancaran pelaksanaan operasional.
2.3.3 Format Radio
Broadcasting atau penyiaran, dimaksudkan bahwa apa saja bisa
disalurkan melalui radio. Pada awalnya radio memang menyiarkan apa
saja yang terpikirkan orang untuk disampaikan kepada massa dalam waktu
serempak, sesingkat-singkatnya. Seiring dengan banyaknya stasiun radio
yang beroperasi, muncul format radio yang berbeda-beda.
Dalam arti sempit, format berarti susunan item program dalam satu
satuan waktu yang disebut format clock, terdiri dari unsur-unsur seperti
narasi penyiar, siklus musik, termin iklan, promo radio dan promo
program, laporan lalu lintas, laporan cuaca, reportase, dan lain-lain. Dalam
arti yang luas, format bisa berarti susunan program radio secara
keseluruhan, yang menjadi semacam penanda identitas yang terkemas
dalam berbagai program radio. Saat ini, format radio semakin beragam,
karena sasaran targetnya juga semakin banyak. Seiring dengan semakin
tajamnya segmen yang dilayani, format pun menjadi semakin sempit.
Radio dengan format musik oldies misalnya, terbagi lagi menjadi beberapa
cabang seperti the sixties (60-an), seventies (70-an), atau the eighties (80-
an). Format merupakan salah satu alat pemasaran yang ampuh. Radio
dengan format yang tajam dianggap mampu melayani segmen yang juga
signifikan. Sementara, radio tanpa format dianggap sebagai radio tanpa
identitas – cukup berbahaya tentunya bagi eksistensi radio di udara.
Radio PRFM juga memiliki format siaran dari awal berdiri hingga
saat ini, dan format radio PRFM telah mengalami transformasi dari radio
lifestyle menjadi radio news. Format bagi radio sangat penting, karena
format radio merupakan identitas radio tersebut, sehingga perubahan
format pada suatu radio pasti akan merubah banyak hal di dalamnya. Maka
dari itu, pada sebuah perusahaan, khususnya radio sangat penting
memiliki identitas radio yang di kenalkan kepada khalayak. Format
merupakan salah satu alat pemasaran yang ampuh. Radio dengan format
yang tajam dianggap mampu melayani segmen yang juga signifikan,
transformasi pada format radio adalah salah satu cara agar radio tersebut
tetap bertahan di tengah persaingan, sehingga radio PRFM 107,5 Bandung
pada akhirnya melakukan Transformasi Identitas.
2.3.4 Segmentasi
Segmentasi adalah proses membagi pasar ke dalam grup-grup
konsumen potensial dimana masing-masing grup memiliki karakter yang
sama dan cenderung memiliki perilaku pembelian yang sama. Tujuan dari
melakukan segmentasi adalah untuk menganalisa pasar, menemukan
ceruk-ceruk (niche) pasar dan agar dapat mengembangkan kompetisi
perusahaan. Kesuksesan sebuah strategi pemasaran tidak bisa lepas dari
cara memahami dan mendalami pasar yang kita sasar. Ada produk yang
mencoba menembak satu jenis pasar yang homogen, tetapi ada produk
yang menembak beberapa jenis pasar. Kenyataannya memang tidak semua
elemen dalam marketing mix dapat memenuhi setiap jenis pasar. Oleh
karena itu sangatlah penting bagi perusahaan untuk memilah-milah
terlebih dahulu pasar mereka sebelum menjalankan strategi pemasaran.
Dengan mengidentifikasi, mengevaluasi dan akhirnya memilih target pasar
tertentu, perusahaan dapat menjalankan strategi pemasaran dengan lebih
efisien dan efektif.
Segmentasi didefinisikan secara sederhana sebagai proses membagi
sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok lebih kecil, dimana setiap
kelompoknya memiliki sifat-sifat yang relatif seragam (homogen). Istilah
segmentasi biasanya langsung dikaitkan dengan istilah targeting, yakni
upaya untuk memilih segmen-segmen spesifik yang paling berpotensi
untuk membeli produk kita3.
3 (http://kampus.marketing.co.id/2011/11/10/dasar-segmentasi/, : Minggu, 8 Juli 2012, 17:46 WIB
Sedangkan Segmentasi (Segmentation) menurut Solomon dan
Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing a larger
market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared
characteristic”. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan
pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka
memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat
melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi
kebutuhan khas masing-masing segmen. Ada beberapa variabel segmentasi
yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-
kelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis kelamin,
besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-
kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup,
kepribadian, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi
tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi
konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen
berdasarkan psychografis untuk lebih memahami karakteristik
konsumen.
3. Perilaku
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam
segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan
cara konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas
merek. Cara untuk membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke
dalam pengguna dan non-pengguna produk.
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi
beberapa karakteristik:
Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus
dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit
diukur.
Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan
dilayani secara efektif.
Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan
menguntungkan untuk dilayani
Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara
konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda
terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang
berbeda.
Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk
menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel
permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang
dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan
dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat
membantu perusahaan memahami cara melayani
kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi
dengan konsumen.4
Suatu pasar terdiri dari begitu banyak konsumen dan konsumen
tersebut begitu beragam dan berbeda-beda dalam banyak hal. Mereka
mempunyai perbedaan dalam hal kebutuhan, daya beli, lokasi geografis,
kebiasaan membeli dan karakteristik pembelian. Semua hal atau variabel
tersebut dapat digunakan untuk men-segmentasi pasar.
Segmentasi atau membagi pasar menjadi beberapa segmen adalah
dasar atau fondasi dari kinerja bisnis yang superior. Penting sekali untuk
mengerti apa saja kebutuhan dan keinginan konsumen supaya kita mampu
merancang strategi pemasaran yang efektif. Setiap perusahaan kini dituntut
untuk dapat semakin mengerti kebutuhan konsumen serta menciptakan
produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka karena kebutuhan
menjadi semakin berbeda atau unik dan juga karena faktor teknologi yang
semakin maju.
4 (http://ninaseptarina.wordpress.com/2010/12/24/strategi-pemasaran-marketing-strategy-
segmentasi-segmentation-targeting-dan-positioning-2/, Minggu, 8 Juli 2012 : 17:51 WIB)
Konsumen itu berbeda-beda tergantung dari bagaimana mereka
menggunakan produk, kebutuhan, kesukaan dan pola konsumsinya. Semua
perbedaan ini lah yang menciptakan segmen-segmen pasar. Segmentasi
pasar adalah proses untuk mengenali dan menganalisa kelompok-
kelompok konsumen yang mempunyai karakteristik yang mirip/sama
(misalnya seberapa sering mereka membeli produk). Kita harus bisa
mengenali dengan lebih baik dan cepat perbedaan-perbedaan yang ada di
antara segmen-segmen pasar dan bagaimana perbedaan tersebut terus
berubah, supaya bisa menjadi selalu yang terdepan dalam kompetisi.
Akhirnya pelanggan bisa menentukan pilihannya
Konsep Segmentasi muncul karena pada dasarnya konsumen itu
berbeda-beda. Walaupun mudah untuk mengelompokkan dan mengukur
mereka berdasarkan kategori umur, penghasilan, pendidikan, latar
belakang budaya, ras, serta agama, tetapi tidak selalu mudah untuk
mengelompokkan atau mengukur perbedaan konsumen berdasarkan
kebutuhan, kepribadian, motif dan persepsi/cara pandang.
Alasan lain mengapa segmentasi dibutuhkan adalah karena
perbedaan konsumen tersebut ternyata menyebabkan adanya perbedaan
pada kebutuhan pasar/market demand. Kesuksesan sebuah strategi
pemasaran tidak bisa lepas dari cara memahami dan mendalami pasar yang
kita sasar. Ada produk yang mencoba menembak satu jenis pasar yang
homogen, tetapi ada produk yang menembak beberapa jenis pasar.
Kenyataannya memang tidak semua elemen dalam marketing mix dapat
memenuhi setiap jenis pasar.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi perusahaan untuk memilah-
milah terlebih dahulu pasar mereka sebelum menjalankan strategi
pemasaran. Dengan mengidentifikasi, mengevaluasi dan akhirnya memilih
target pasar tertentu, perusahaan dapat menjalankan strategi pemasaran
dengan lebih efisien dan efektif.
Segmentasi didefinisikan secara sederhana sebagai proses membagi
sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok lebih kecil, dimana setiap
kelompoknya memiliki sifat-sifat yang relatif seragam (homogen). Istilah
segmentasi biasanya langsung dikaitkan dengan istilah targeting, yakni
upaya untuk memilih segmen-segmen spesifik yang paling berpotensi
untuk membeli produk kita.5
Dari beberapa devinisi segmentasi yang telah di paparkan di atas,
kita dapat di simpulkan bahwa dilakukannya segmentasi adalah karena
bagaimana upaya menyamaratakan semua orang ternyata tidak berhasil.
Setiap orang pasti memiliki perbedaan dalam hal selera, kebutuhan, pilihan
dan lain-lain. Oleh karena itu mengelompokkan konsumen berdasarkan
perbedaan-perbedaan tersebut sangat penting dilakukan.
5 (www.marketing.co.id)
2.3.4.1 Iklan
Iklan atau yang dalam bahasa inggrisnya
disebut advertising adalah jenis komunikasi pemasaran yang
mengacu kepada seluruh teknik komunikasi yang digunakan
pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan
pesannya. Teknik-teknik itu dapat berupa melalui PR, penjualan
langsung, acara sponsor, pengemasan. Semakin maju
perkembangan teknologi dan dunia entertainment membuat dunia
periklanan semakin kompleks, karena setiap medium atau event
yang mengundang kerumunan banyak orang, unik, dan menjadi
perhatian dapat berpotensi menjadi media sarana periklanan.
Secara sederhana, iklan adalah soal penciptaan pesan dan
mengirimkannya kepada orang, dengan harapan orang tersebut
akan bereaksi dengan cara tertentu. Sebuah iklan dikatakan efektif
apabila target konsumen bereaksi sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pihak pengikan, pada hakikatnya iklan adalah
pesan atau berita yang bertujuan untuk memberitahukan kepada
masyarakat luas dan khalayak ramai tentang produk dan atau jasa
yang dimiliki oleh perusahaan dan siap untuk dipindahkan hak
kepemilikannya melalui proses jual beli.6
Sedangkan menurut Lofton (2004) mengatakan bahwa iklan
tidak hanya hangat tetapi juga harus jelas. Untuk itu diperlukan
6 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2033884-pengertian-iklan/#ixzz201quUsf4
perhatian khusus hari demi hari untuk dapat memberikan sajian
iklan yang terkini dan sesuai dengan konteks perhatian masyarakat
sesuai dengan sasaran iklan.7
2.3.4.2 Pendengar Radio
Pendengar adalah sasaran komunikasi massa melalui media
radio siaran. Suatu proses komunikasi dapat dikatakan efektif
apabila pendengar terpikat perhatiannya, tertarik minatnya,
mengerti, tergerak hatinya dan melakukan kegiatan sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh seorang komunikator (penyiar). Masduki
dalam bukunya Menjadi Boadcaster Professional mengemukakan
empat tipe pendengar yaitu:
1. Pendengar spontan adalah bersifat kebetulan. Tidak berencana
mendengarkan siaran radio atau acara tertentu. Perhatian mulai
beralih keaktivitas lain.
2. Pendengarpasif adalah suka mendengarkan siaran radio untuk
mengisi waktu luang dan menghibur diri menjadikan radio sebagai
teman biasa.
3. Pendengar selektif adalah mendengarkan radio pada jam atau
acara tertentu saja, fanatic pada sebuah acara atau penyiar tertentu,
menyediakan waktu khusus untuk mendengarkannya.
7 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2033884-pengertian-iklan/#ixzz201r46O6c