bab ii tinjauan pustaka 2.1 kajian penelitian...
TRANSCRIPT
44
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didasari dari sebuah penelitian terdahulu, baik dari jenis
penelitian maupun teori yang digunakan, dan teknik metode penelitian yang
digunakan penjelesannya dibawah ini sebagai berikut :
No Judul Peneliti Tujuan
Penelitian
Hasil kajian
Penelitian
terdahulu
Kesimpulan
1
Hubungan
Pemberitaan
Kriminal di
televisi dengan
tingkat
kecemasan
perempuan saat
berada di tempat
umum
Rama
Silvasurya
Jurusan
Manajemen
Komunikasi
Untuk
mengetahui
hubungan yang
signifikan antara
intensitas
penggunaan isi
media, isi pesan,
dan atensi
perempuan dalam
mengkonsumsi
berita di media
massa dengan
tingkat
kecemasan
perempuan saat
berada di tempat
umum
Terdapat
hubungan
signifikan antara
intensitas
penggunaan
media, isi pesan
dan atensi
dengan
kecemasan
perempuan saat
berada di tempat
umum, hal ini
disebabkan
karena
freakuensi
penggunaan,
kejelasan
informasi dan
kebutuhan
informasi
mempengaruhi
tingkat
kecemasan
perempuan saat
berada di tempat
umum
Intensitas
penggunaan
media, isi pesan
dan atensi dapat
mempengaruhi
tingkat kecemasan
perempuan saat
berada di tempat
umum.
45
2 Hubungan
antara
penayangan
acara
Infotaiment
“insert”
(informasi
selebritis)
dengan sikap
pemirsa
terhadap gaya
hidup selebriti
Gria Astrelia
Yuditha
Jurusan
Manajemen
Komunikasi
Untuk Mengetahu
hubungan antara
Intensitas
penayangan acara
Infotaiment
“insert” dengan
siap pemirsa
terhadap gaya
hidup selebritis,
untuk mengetahui
isi pesan
penayangan acara
infotaiment
“insert” dengan
sikap pemirsa
terhadap gaya
hidup selebritis,
dan untuk
mengetahui
hubungan daya
tarik penayangan
acara infotaiment
“insert dengan
sikap pemirsa
terhadap gaya
hidup selebritis
Menunjukan
bahwa terdapat
hubungan
signifikan antara
intensitas
penayangan ,
daya tarik
penayangan,
denga sikap
pemirsa terhadap
gaya hidup
selebriti
Dapat ditarik
kesimpulan
penelitian ini
aspek intensitas,
isi pesan dan daya
tarik tergolong
tinggi .
3 Hubungan
Tayangan “
sampurasun
dengan persepsi
pemirsa televisi
pada budaya
sunda
Aprilianty
Rochmat
Jurusan
Hubungan
Masyarakat
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
hubungan antara
tayangan
“sampurasun”
dengan persepsi
dan aksi pemirsa
terhadap tayangan
talk show
bebahasa sunda di
televisi khususnya
di kota bandung
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa tayangan
“sampurasun”
yang disiarkan
PJTV bandung
dalam hal
panjang
tayangan, dan
penyajian atau
konflik tayangan
telah berhasil
membentuk
persepsi positif
dan aksi yang
positif pula
terhadap budaya
sunda
Kesimpulan dari
penelitian ini
adalah adanya
hubunan yang kuat
antara tayangan
“sampurasun”
dengan persepsi
dan aksi pemirsa
46
4 Strategi
Program
tayangan “jika
aku menjadi
Trans Tv
Tiara Marcia Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
bagaimana
strategi program
tayangan “jika
aku menjadi di
trans TV”
Program
tayangan jika aku
menjadi ini
adalah program
tayangan televisi
yang
menanamkan
kepedulian sosial
dan memiliki
nilai edukatif
yang mampu
bersaing di
waktu tayang
prime time.
Kesimpulan untuk
mendapatkan
program tayangan
yang berkualitas
dan menghibur
“jika aku menjadi
membuat
perencanaan,
pengorganisasian
5 Hubungan
Antara
Kredibilitas
Komunikator
Kegiatan
Pelatihan
Operator Truk
PT.Indocement
Dengan Sikap
Pengemudi Baru
Terhadap
Perusahaan
Ary Mazhar
Ridlo
Mengetahui
Keeratan
hubungan antara
kredibilitas
Komuniator
Kegiatan
Pelatihan
Operator Truk
dengan sikap
Pengemudi Baru
terhadap
perusahaan
Terdapat
Hubungan yang
signifikan
dengan sikap
pengemudi
Terdapat
Hubungan cukup
erat dengan sikap
pengemudi
Tabel 2.1
2.2 Perspektif Teoritis
2.2.1 Teori Kultivasi (Cultivation Theory)
Teori Kultivasi adalah teori yang dikembangkan oleh George Gerbner
pada tahun 1970-an dan 1980-an, memunculkan pertanyaan di tingkat makro
mengenai peranan media dalam masyarakat walaupun teori ini mewakili sebuah
aspek gabungan dari kombinasi antara teori kebudayaan makroskopik dengan
mikroskopik. Beberapa peneliti melihat teori ini sebuah contoh yang mungkin
untuk penelitian selanjutnya. Teori ini hadir ketika perspektif efek terbatas sangat
kuat tetapi mulai menunjukan tanda-tanda penurunan dan teori budaya
mendapatkan perhatian yang lebih serius daripada akademisi media. Kontroversi
47
ini memperlihatkan begitu banyak ragam perspektif yang berlawanan yang
beberapa masih diakui secara luas (stanley, 2009:404).
Perspektif transmisional melihat media sebagai pengirim pesan-pesan
potongan-potongan informasi yang jelas-ke seluruh penjuru ruang. Perspektif ini
dan teori dampak terbatas merupakan pasangan baik. jika apa yang dilakukan
media hanyalah menyebarkan potongan informasi, orang dapat memilih untuk
menggunakan atau tidak menggunakan informasi tersebut sebagaimana mereka
kehendaki. dalam perspektif ritual, sebaliknya, media dikonsptualisasikan sebagai
suatu cara mentransmisikan “pesan di dalam ruang” tetapi sebagai hal yang sentral
bagi “pemeliharaan masyarakat pada suatu waktu” (carey, 1975:6).
2.2.2 Asumsi Analisis Kultivasi
Dalam mengemukakan posisi bahwa realitas yang dimediasi menyebabkan
konsumen memperkuat realitas sosial media mereka, Analsis Kultivasi membuat
beberapa asumsi karena teori ini dari dulu hingga kini merupakan teori yang
didasarkan pada televisi, ketiga asumsi ini menyatakan hubungan antara media
dan budaya :
Televisi, secara esensi dan fundamental, berbeda dengan bentuk-bentuk
media massa lainnya
Televisi membentuk cara berpikir dan membuat kaitan dari masyarakat
kita
Pengaruh dari televisi terbatas
48
Asumsi pertama lahir daru analisis Kultivasi menggaribawahi keunikan
dari televisi berada di dalam lebih 98% di rumah amerika serikat. televisi tidak
membutuhkan kemampuan membaca, sebagaimana dengan media cetak. oleh
karena itu televisi mudah diakses dan tersedia untuk siapa saja, televisi merupakan
“senjata pembentuk sikap masyarakat yang utama”(gerbner, gross,jackson-
becck,jeffries-fox & signorielli,1978:178)
Asumsi yang kedua berkaitan dengan dampak televisi berkaitan dengan
dampak dari televisi. gerbner dan Gross (1972) menyaktakn bahwa “subtansi dari
kesadaran yang dikultivasikan oleh tv tidak merupakan siap dan opini lebih
spesifik dibandingkan asumsi-asumsi yang lebih mendasar mengenai fakta-fakta”
kehidupan dan standar-standar penilaian mendasari penarikan kesimpulan.
(stanley, 2009:87)
Asumsi ketiga dari analisis kultivasi menyaktakan bahwa dampak dari
televisi terbatas hal ini mungkin terdengar aneh, apalagi melihat fakta bahwa
televisi tersebar sangat luas. Tetapi kontribusi terhadap budaya yang dapat
diamati, dan diukur, dan independen relatif kecil. hal ini mungkin tampak seperti
pertanyaan ulang dari pemikiran dari dampak minimal televisi, dan Gerbner
menggunakan analogi zaman es (ice age analogy) yang menyatakan bahwa
“sebagaimana pergerseran temperatuh rata-rata sebanyak beberapa derajat dapat
mengakibatkan zaman es, atau hasil akhir pemilihan umum dapat ditentukan
dengan batas yang tipis, demikian pula dampak yang relatif kecil namun tersebar
dan dapat membuat perbedaan besar „ukuran‟ dari „dampak‟ jauh lebih tidak
penting dibandingkan dengan arah kontribusinya yang berkenlanjutan
(gerbner,mirgan&signorelli,1980:14).
49
2.2.3 Proses Kultivasi
Kultivasi yang telah dianalisis telah diterapkan dari berbagai macam isu
dampak, juga pada situasi-situasi berbeda dimana para penonton televisi
menemukan diri mereka. dalam melaksanakan hal tersebut dari apa yang mereka
tonton, sebagai berikut :
1. Proses Empat Tahap
Tahap pertama (Analisis sistem pesan) terdiri dari penggambaran yang
paling sering berulang dan konsisten. misalnya sangat mungkin untuk
melakukan tayanga seperti law&Order dan CSI, tahap kedua Formulasi
pertanyaan mengenai realitas sosial penonton, melibatkan penyusunan
pertanyaan mengenai pemahaman orang akan kehidupan sehari-hari
mereka, misalnya pertanyaan mengenai pemahaman orang akan kehidupan
sehari-hari mereka. tahapan ketiga, mensurvei khalayak yaitu
mensyaraktkan bahwa pertanyaan-pertanyaan dari tahap kedua diberikan
kepada anggota khalyak dan bahwa para peneliti menyakan para penonton
ini mengenai level konsumsi televisi mereka. Terakhir, tahap keempat
adalah membandingkan realitas sosial dari pennton kelas berat dan kelas
ringan, bagi gerbner, terdapat sebuah “diferensial Kultivasi” dapat
didefinisikan sebagai persentase perbedaan dalam respons penonton
televisi kelas ringan dan kelas berat. gerbner (1998) menjelaskan bahwa
jumlah mereka adalah yang paling sering menonton dan sekelompok
sampel orang yang dikuru, sementara penonton kelas ringan adalah
mereka yang paling sedikit menonton. (west&turner:2007:89)
50
2. Pengarusutamaan dan Resonansi
Pemgarusutaman berati bahwa para penonton televisi kelas berat dari
kobudaya yang berbeda cenderung memiliki keyakinan yang sama dengan
anggota dari kelompok budaya yang berbeda, Resonansi terjadi ketika hal-
hal didalam televisi, dalam kenyataannya, kongruen dengan realitas
keseharian para penonton. dengan kata lain, realitas eksternal objektif dari
penonton beresonansi dengan realitas televisi.
2.3 Komunikasi Massa
2.3.1 Pengertian Komunikasi Massa
Para ahli komunikasi berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi massa ( mass communication) adalah komunikasi melalui media
massa, jelasnya merupakan singkatan dari kmunikasi media massa (mass media
communication). hal ini berbeda dengan pendapat para ahli psikologi sosial yang
menyatakan bahwa komunikasi tidak selalu menggunakan media massa, asal
menunjukan perilaku massa (mass behaviour), maka hal itu dapat dikatakan
sebagai komunikasi massa (effendy,200:20).
Namun sehubungan penelitian ini adalah dalam aspek komunikasi, maka
pengertian komunikasi massa akan dibatasi pada komunikasi yang menggunakan
media massa dan lebih di khususkan lagi media televisi. Ditinjau dari sasaran
komunikasi massa DeFleur mengungkapkan pendapatnya bahwa pesan yang
disampaikan melalui media massa akan menimbulkan reaksi berbeda, bagi
51
penerima yang mempunyai karakter yang berbeda pula karena setiap individu
mempunyai interes yang berbeda pula (wahyudi, 1986:44).
Hal yang sama nampak jelas dan pendapat tan Wright, merupakan bentuk
komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan
komunikator secara masal, berjum;ah banyak, bertempat tinggal jauh(terpencar),
sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu sedangakan lebih rinci.
Pengertian komunikasi massa dikemukakan juga oleh gebner (1967)
sebagai berikut : “massa communication is the technology and institionally based
production and distribution of most broadly shared continuo flow of message in
industrial societies ( ardiyanto & erdinaya, 2004:4)
Definisi gerbner ini menggambarkan bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi, yang kemudian
disebarkan secara luas terus menerus dalam jarak waktu tetap seperti harian,
mingguan, bulanan dan sebagainya. proses memproduksi pesan juga tidak dapat
dilakukan oleh perorangan, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan
oleh masyarakat industri.
Definisi paling sederhana tentang komunikasi massa adalah komunikasi
massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam
dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media massa (effendy :
1986:61) dan dengan demikian maka jelas bahwa komunikasi massa atau
komunikasi melalui media massa sifatnya satu arah (one way traffic). Begitu
pesan disampaikan komunikator tidak diketahui apakah pesan tersebut diterima,
dimengerti atau dilaksanakan oleh komunikan. oelh karena itu “ melalui media
52
massa, umpan balik (feedback) terjadi tidak secara langsung atau tertunda
(delayed feedback), bahkan mungkin tidak terjadi feedback ( Effendy: 1992:50).
2.4 Tinjauan Televisi
2.4.1 Pengertian Televisi
Televisi adalah anduan radio (broadcast) dan film (moving picture), para
penonton rumah-rumah tak mungkin menangkap siaran tv, kalau tidak ada unsur-
unsur radio. dan tak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada
layar pesawat TV, jika tidak ada unsur-unsur film (Arifin:24:2011)1
Suatu program siaran TV dapat dilihat dan didengar oleh penonton; karena
dipancarkan oleh pemancarnya mati tidak di udara, maka mereka tidak bisa
melihat apa-apa. dalam segi ini prinsip pemancaran televisi oleh pemancar TV
dan prinsip penangkapan oleh pesawat televisi sama dengan prinsip Radio. sering
terjadi gambar pada televisi mendadak jelek atau berubah , akan tetapi suaranya
tetap bagus.
Yang dipancarkan oleh pemancar TV , selain suara juga gambar. tanpa
gambar bukanlah televisi. televisi sendiri terdiri dari isitlah tele yang berati jauh
dan “visi” yang berati penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio
dan segi “penglihatannya” oleh gambar. tanpa gambar tak mungkin ada apa-apa
yang dapat dilihat (effendy, 1993:175)
1 Rachmat Arifin dalam buku: Mesin Pencuci Otak”menggugat Tayangan Televisi”:2011
53
2.4.2 Efek Televisi
Adapun beberapa efek yang timbul karena televisi, yaitu :
1. Acara televisi dapat mengancam nilai – nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
2. Acara Televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
3. Acara Televisi akan membentuk nilai – nilai sosial baru dalam kehidupan
masyarakat.
(kuswandi, 1996:99)
2.4.3 Karakteristik Televisi
Televisi adalah medium komunikasi massa yang mempunyai beberapa
karakteristik dasar yang membedakan dengan komunikasi lainnya :
1. Audio Visual , televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar langsung
(audio visual). namun demikian, tidak berati gambar lebih penting dari
pada kata-kata. keduanya harus ada kesesuaian yang harmonis
2. Berpikir dalam Gambar, pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran
televisi adalah pengarah acara. bila ia membuat naskah acara atau
membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think Picture).
ada tahap-tahap yang dilakukan dalam berpikir dalam gambar yaitu:
a. visualisasi, yakni menejemahkan kata-kata yang mengandung gagasan
yang menjadi gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
54
b. Penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual
sedemikan rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoprasian lebih kompleks, dibandingkan radio siaran, pengoprasian
televisi siaran lebih kompleks dan siaran banyak melibatkan orang-orang
yang terampil dan terlatih (Ardianto&Erdinaya, 2005:128-130).
2.4.4 Fungsi Televisi
terdapat beberapa fungsi media bagi individu, kerangka tersebut dikutip
dari tipologi yang disarankan oleh McQuail (1987:72)
1. Informasi
Mencari berita tentang peristiwa dan kndisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan
hal-hal yang berkaitan denan penentuan pilihan.
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
Belajar, pendidikan diri sendiri
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Indentitas Pribadi
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
mengemukakan model perilaku
mengidentifikasi perilaku
meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
55
3. Integrasi dan Interaksi Sosial
Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial
mengidentifikasikan diri dengan oranglain dan meningkatkan rasa
memiliki
menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
memperoleh teman selain manusia
membantu menjalankan peran sosial
memungkinkan seseorang untuk dapat menghubunkan sank-keluarga
teman, dan masyarakat
4. Hiburan
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
Bersantai
Memperoleh kenikmatan Jiwa dan estesis
Mengisi waktu
Penyaluran Emosi
Membangkitakan gairah seks
2.4.5 Pengertian Program
Menurut Effendy daam kamus Komunikasi (1089p287), definisi dari
program adalah rancangan penyiaran produksi siaran radio dan televisi. Dengan
berkembangnya pertelevisian membuat beranekaragamnya jenis program yang
ada ditelevisi.
56
2.4.6 Pengertian Tayangan
Pengertian dari tayangan secara luas adalah tayangan merupakan apa yang
ditayangkan, dan tayangan televisi adalah sebuah program khusus yang
ditampilkan ditelevisi (Badudu:2001:145)
2.4.7 Pengertian Berita
Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide
yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca ( Susasnto:2003:21)
sendiri memberi kesmpulan bahwa, “berita suatu fakta atau ide atau opini aktual
yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca,
pendengar, maupun penonton(Susanto:2003:7).
Mendefinisikan berita adalah informasi hangat yang disajikan kepada
umum mengenai yang terjadi dan sesuatu yang menarik perhatian sebagian besar
komunitas serta merupakan informasi mengenai persitiwa atau ide yang menarik
perhatian dan mempengaruhi kehidupan manusia dari berbagai definisi, dapat
dikatakan bahwa unsur-unsur yang dikandung didalam suatu berita mencakup
beberapa penilaian yaitu : fakta, akurat, ide, isi pesan, penting, opini, dan
sejumlah pembaca/pendengar/penonton merupakan hal-hal yang perlu
mendapatkan perhatian dengan demikian, program acara berita harus
membedakan diri, karena diyakini berita dapat menjadi sesuatu identitas suatu
televisi ke penonton. Seperti yang diungkapkan oleh Jensen dalam bukunya
Television on The Dramatic News (2002:84) yaitu : “and yet news channels mus
differentitete themselves, their brand to audience”.
57
2.4.7.1 Jenis-jenis Berita Televisi
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya.
Pertama, Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-
kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa
mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas,
singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data
dan obyektivitas. Kedua, Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-
berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk
kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).
Jenis-Jenis Berita
1. Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa.
2. Depth news report
3. Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat
menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.
4. Interpretative report. Penulis mencari fakta
5. Feature story
6. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam,
lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.
7. Investigative reporting
8. Editorial writting adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang
pendapat umum.
58
2.5 Pengertian Perilaku Manusia
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedang drongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam
diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan
yang ada dalam diri manusia. dalam kehidupan sehari-hari banyak perilaku
manusia dalam segala aktivitas. banyak hal yang mengharuskan berprilaku.
perilaku memmpunyai arti konkrit daripada jiwa dan melalui perilaku dapat
terbuka dan lebih mudah dipelajari.(Purwanto:1999:10)
2.5.1 Sikap
Menurut berkowitz (1972) terdapat tiga kerangka pemikiran tentang sikap.
pertama adalah kerangka pemikiran yang diwakili oleh psikologi seperti louis
thurstone(1982) dan charles Osgood. menurut mereka, sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau meimihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable)pada objek tersebut. secara lebih
spesifik, thrustone sendir memformulasikan sikap sebagai derajat efek positif atau
negatif terhadap suatu objek psikologis. (azwar, 1995;4)
Kelompok pemikiran yang kedua diwakili oleh para ahli seperti chave
(1982), Bogardus(1931), mead (1934), dan gordon allport (1935) konsepsi mereka
mengenai sikap lebih kompleks, sikap merupakan semacam kesiapan yang
dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara
tententu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya
59
respons. Lapierre 1934(dalam allen, guy&edgley,1980) mendefinisikan sikap
sebagai „suatu pola‟ perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi
untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah
respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Sedangkan kelompok pemikiran ke tiga adalah kelompok yang
berorientasi kepada skema triadik (triadic scheme). Menurut kerangka pemikiran
ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan
konatif yang paling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berprilaku
terhadap objek. secord & beckman (1964), misalnya mendefinisikan sikap sebagai
„keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi) , pemikiran (kognisi) dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitarnya‟. (azwar, 1995:5)
2.5.2 Tingkat Kecemasan
Kecemasan (asietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realtias (reality Testing
ability/RTA, masih baik) kepribadian spliting of personality, perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. (Hawari:2001:3)
Kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari.
Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas.
Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi.
Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat
60
tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia,
regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga
menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir
dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah,
sehingga belum mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan,
maka lahirlah kecemasan pertama.
Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk
menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka
terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi
dari super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan
dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu,
sering tidak realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke
permukaan melalui tiga peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id
meningkat dan adanya stress psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan
berikutnya (Prawirohusodo, 1988:264).
2.5.3 Tipe Kepribadian Pencemas
Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan
tidak mampu mengatasi stresor psiosial yang dihadapinya. tetapi pada orang-
orang tertentu meskipun tidak ada stresor psikososial yang bersangkutan
menunjukan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau tipe keribadian
pencemas, yaitu antara lain :
61
a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.
b Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)
c. Kurang percaya diri gugup apabila tampil di muka umum.
d. Tidak mudah mengalah, suka ngotot
e. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
f. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan somatik), khawatir berlebihan
terhadap penyakti
G. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil;
H. Dalam mengambil keputusan sering diliputin rasa bimbang dan ragu
I. Bila mengemukakakn sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang
J. Jika sedang emosi seringkali bertindak histeris. (Hawari:1999:89-90)
2.5.4 Skala Pengukuran DASS (Depression Anxiety Stress Scale)
Skala Pengukuran Dass (Depression Anxiety Stress Scale) yang di pelopori
oleh lovibond (1995) merupakan alat uji instrumen yang telah baku dan tidak
perlu di uji validitasnya lagi. DASS terdiri dari 42 item pertanyaan yang
menggambarkan tingkat stress dan kecemasan. (lovibond,1995:2)
DASS adalah satu set tiga laporan diri skala yang dirancang untuk
mengukur keadaan emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. Para
DASS dibangun tidak hanya sebagai satu set timbangan untuk mengukur keadaan
emosional konvensional didefinisikan, tetapi untuk memajukan proses
mendefinisikan, memahami, dan mengukur keadaan emosional di mana-mana dan
klinis signifikan biasanya digambarkan sebagai depresi, kecemasan dan stres.
62
Masing-masing dari tiga skala DASS berisi 14 item, dibagi menjadi sub-
skala dari 2-5 item dengan isi yang serupa. Skala Depresi menilai dysphoria, putus
asa, devaluasi hidup, sikap meremehkan diri, kurangnya minat / keterlibatan,
anhedonia, dan inersia. Skala Kecemasan menilai gairah otonom, efek otot
rangka, kecemasan situasional, dan pengalaman subjektif dari mempengaruhi
cemas. Skala Stres sensitif terhadap tingkat kronis non-spesifik gairah. Ini menilai
kesulitan santai, gairah saraf, dan menjadi mudah marah / gelisah, mudah
tersinggung / over-reaktif dan tidak sabar. Subyek diminta untuk menggunakan 4-
point keparahan / skala frekuensi untuk menilai sejauh mana mereka telah
mengalami masing-masing negara selama seminggu terakhir. Skor untuk Depresi,
Kegelisahan dan Stres dihitung dengan menjumlahkan skor untuk item yang
relevan.
Selain kuesioner 42-item dasar, versi pendek, DASS adalah 14, tersedia
dengan 8 item per skala. Perhatikan juga bahwa versi sebelumnya dari skala
DASS disebut sebagai Kuesioner Self-Analisis (SAQ). Sebagai skala dari DASS
telah terbukti memiliki konsistensi internal yang tinggi dan untuk menghasilkan
diskriminasi yang berarti dalam berbagai pengaturan, timbangan harus memenuhi
kebutuhan baik peneliti dan dokter yang ingin mengukur keadaan saat ini atau
perubahan keadaan dari waktu ke waktu (misalnya , dalam pengobatan) pada tiga
dimensi depresi, kecemasan dan stres.
DASS ini dapat diberikan baik secara berkelompok maupun perorangan
untuk tujuan penelitian. Kapasitas untuk membedakan antara tiga negara terkait
depresi, kecemasan dan stres akan berguna bagi peneliti berkaitan dengan etiologi,
63
sifat dan mekanisme gangguan emosional. Sebagai pengembangan penting dari
DASS itu dilakukan dengan non-klinis sampel, sangat cocok untuk skrining
remaja normal dan dewasa. Mengingat kemampuan bahasa yang diperlukan,
tampaknya tidak ada kasus yang kuat terhadap penggunaan timbangan untuk
tujuan komparatif dengan anak-anak berumur 12 tahun. Harus diingat,
bagaimanapun, bahwa batas usia skala pengukuran DASS adalah 17 - 35 tahun.2
Klinis penggunaan DASS, Nilai pokok DASS dalam pengaturan klinis
adalah untuk memperjelas lokus gangguan emosional, sebagai bagian dari
tugas yang lebih luas dari penilaian klinis. Fungsi penting dari DASS
adalah untuk menilai keparahan gejala inti dari depresi, kecemasan dan
stres. Harus diakui bahwa depresi klinis, orang cemas atau stres juga dapat
memanifestasikan gejala tambahan yang cenderung umum untuk dua atau
ketiga dari kondisi, seperti tidur, nafsu makan, dan gangguan seksual.
Gangguan ini akan ditimbulkan oleh pemeriksaan klinis, atau dengan
menggunakan cek gejala umum daftar seperti yang diperlukan.
DASS tersebut dapat diberikan dan mencetak oleh non-psikolog, namun
keputusan berdasarkan profil skor tertentu harus dilakukan hanya oleh
dokter berpengalaman yang telah melakukan pemeriksaan klinis yang
tepat. Perlu dicatat juga bahwa tidak ada item DASS mengacu pada
kecenderungan bunuh diri karena item yang berkaitan dengan
2 Overview of the DASS and its uses: Lovibond (1995) Avaible at:
http://www2.psy.unsw.edu.au/groups/dass//over.htm
64
kecenderungan seperti itu ditemukan tidak memuat pada skala apapun.
Para dokter yang berpengalaman akan mengenali kebutuhan untuk
menentukan risiko bunuh diri pada orang serius terganggu.
The DASS dan diagnosis, DASS ini didasarkan pada dimensi daripada
konsepsi kategoris dari gangguan psikologis. Asumsi yang perkembangan
DASS didasarkan (dan yang dikonfirmasi oleh data penelitian) adalah
bahwa perbedaan antara depresi, kecemasan, dan stres yang dialami oleh
subyek normal dan klinis terganggu, pada dasarnya perbedaan derajat.
DASS karena itu tidak memiliki implikasi langsung untuk alokasi pasien
untuk kategori diagnostik diskrit dipostulasikan dalam sistem klasifikasi
seperti DSM dan ICD. Namun, celana direkomendasikan untuk label
keparahan konvensional (normal, sedang, berat) yang diberikan dalam
Manual DASS.
Gambar 2.1
Modifikasi dari teori Stuart dan sundeen, (1998) dan instrument DASS (Depression
Anxiety Stress Scales).
KECEMASAN
Faktor yang mempengaruhi
kecemasan:
1.Faktor eksternal
2.Faktor internal
a.usia
b.jenis kelamin
c.pekerjaan
d.tipe kepribadian
e.pendidikan
f.sosial ekonomi
g.potensi stressor
h.Maturitas
i.keadaan fisik
Cemas Sedang
Normal
Cemas Ringan
Cemas berat sekali
Cemas Berat