bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, tak terkecuali internet, membuat semakin banyak orang menghabiskan waktunya untuk berselancar di internet. Berbagai hal dapat dilakukan melalui keyboard yang ada dihadapan para pengguna internet. Mulai dari berkomunikasi dengan kerabat yang berada di belahan benua lain, mencari dan bertukar informasi, bahkan menjadi ajang pormosi untuk sebuah produk barang atau jasa. Menurut Kompas.com, saat ini populasi pengguna internet di Indonesia mencapai 83,7 orang di tahun 2014. 1 Ada pertambahan cukup banyak dibandingkan tahun 2013 yaitu 82 juta pengguna. Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-6 sebagai negara dengan pengguna internet di dunia. Salah satu media sosial yang cepat pertumbuhannya di Indonesia adalah twitter. Situs microblogging ini memungkinkan anggotanya untuk mempublikasikan sebanyak maksimal 140 karakter kepada followersnya. Di Indonesia, aplikasi twitter menjadi aplikasi dengan penetrasi terbesar ketiga setelah Facebook dan Whatsapp dengan penetrasi sebesar 11%. 2 Emarketer.com mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara degan 1 http://tekno.kompas.com/read/2014/11/24/07430087/pengguna.internet.indonesia.nomor.ena m.dunia Diakses pada 17 Februari 2015 2 http://www.statista.com/statistics/284437/indonesia-social-network-penetration/ Diakses pada 17 Februari 2015

Upload: nguyenmien

Post on 30-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, tak

terkecuali internet, membuat semakin banyak orang menghabiskan waktunya

untuk berselancar di internet. Berbagai hal dapat dilakukan melalui keyboard

yang ada dihadapan para pengguna internet. Mulai dari berkomunikasi dengan

kerabat yang berada di belahan benua lain, mencari dan bertukar informasi,

bahkan menjadi ajang pormosi untuk sebuah produk barang atau jasa. Menurut

Kompas.com, saat ini populasi pengguna internet di Indonesia mencapai 83,7

orang di tahun 2014.1 Ada pertambahan cukup banyak dibandingkan tahun

2013 yaitu 82 juta pengguna. Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-6

sebagai negara dengan pengguna internet di dunia.

Salah satu media sosial yang cepat pertumbuhannya di Indonesia

adalah twitter. Situs microblogging ini memungkinkan anggotanya untuk

mempublikasikan sebanyak maksimal 140 karakter kepada followersnya. Di

Indonesia, aplikasi twitter menjadi aplikasi dengan penetrasi terbesar ketiga

setelah Facebook dan Whatsapp dengan penetrasi sebesar 11%.2

Emarketer.com mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara degan

1 http://tekno.kompas.com/read/2014/11/24/07430087/pengguna.internet.indonesia.nomor.enam.dunia Diakses pada 17 Februari 2015

2 http://www.statista.com/statistics/284437/indonesia-social-network-penetration/ Diakses pada 17 Februari 2015

2

pertumbuhan pengguna twitter tertinggi di dunia.3 Twitter dianggap lebih

mudah jika dibandingkan blog karena pengguna dapat dengan mudah

mengirim kalimat dari perangkat yang dibawa seperti iPhone atau BlackBerry

Twitter adalah sebuah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial

yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan informasi berupa

tulisan teks dengan panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim

pesan instan atau elektronik.4 Dengan tampilan yang sederhana, twitter menjadi

populer dengan istilah follower dan following. Follower adalah pengguna

twitter yang mengkuti akun lain. Sedangkan following adalah user yang

mengikuti pengguna lain. Jadi saat seorang user mengikuti user lain, ia akan

dapat membaca seluruh tweet yang disampaikan oleh akun tersebut.

Sosial media sangat murah dan dapat menjadi salah satu alat untuk

komunikasi pemasaran. Salah satu bentuk komunikasi pemasaran adalah

dengan promosi penjualan. Dengan melakukan promosi penjualan melalui

twitter, produsen dapat berkomunikasi dengan para followersnya dan

membagikan berbagai informasi mengenai produk. Sejalan dengan kemampuan

masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya melalui sosial media yang

semakin ekspresif, pesan di sosial media mampu memengaruhi followers lain

dengan opini dan pengalaman yang mereka bagi di twitter. Pada Mashable.com

3 http://www.emarketer.com/Article/Emerging-Markets-Drive-Twitter-User-Growth-Worldwide/1010874?ecid=SOC1001 Diakses 17 Februari 2015

4 http://webtrends.about.com/od/socialnetworking/a/what-is-twitter.htm Diakses 17 Februari 2015

3

dikatakan bahwa social media marketing bertujuan untuk menciptakan konten

yang menarik perhatian pembaca (followers) di sosial media tersebut.5

Promosi penjualan adalah salah satu jenis komunikasi yang kerap

digunakan oleh pemasar. Sebagai salah satu elemen dari bauran promosi,

promosi penjualan menjadi salah satu elemen yang berperan besar dalam

pemasaran dan promosi sebuah produk. Menurut American Marketing

Association ((Sutisna, 2001)), “sales promotion is media and non media

marketing pressure applied for a predtermined, limited period of time in order

to stimulate trial, increase consumer demand, or imporve product quality”.

Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa promosi penjualan merupakan salah

satu upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang

coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen untuk

memperbaiki kualitas produk.

Dalam teori Kognitif Respon dari George E. Belch dan Michael E.

Belch, dijelaskan bahwa proses kognisi iklan melalui tahap informasi,

perubahan sikap terhadap merek, yang akhirnya menuju pada keputusan atau

minat pembelian (E. Belch dan E. Belch, 2007: 157). Dengan asumsi

“Pemikiran yang berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau

mendengar pada si penerima pesan, akan membentuk sikap menerima atau

menolak pesan yang disampaikan”.

Pada teori Koginitif Respon juga menjelaskan mengenai bagaimana

terpaan media atau terpaan menerpa audiens. Menurut Terence A. Shimp,

5 http://mashable.com/category/social-media-marketing/ Diakses pada 17 Februari 2015

4

pengertian dasar dari terpaan adalah interaksi konsumen dengan pesan dari

pemasar (Shimp, 2007:132). Seperti Steak Holycow sejauh ini selalu

memberikan para followersnya di twitter dengan berbagai informasi termasuk

informasi mengenai promosi penjualan yang sedang mereka lakukan.

Menurut Alo Liliweri (Liliweri, 1992:73-76), terpaan media dapat

dioperasionalkan sebagai intensitas pesan media, isi pesan media, dan daya

tarik media. Intensitas pesan media dapat diukur dengan frekuensi dan durasi.

Frekuensi mengani seberapa sering followers mengakses timeline akun

@SteakHolycow seperti melihat atau membaca dalam sehari atau seminggu.

Dan durasi mengukur seberapa lama followers melihat dan membaca informasi

yang disampaikan Steak Holycow melalui twitternya. Isi pesan media

menggambarkan kejelasan dan kelengkapan pesan. Kejelasan media seperti

informasi yang disampaikan ditweet dapat dipahami oleh followers atau tidak,

dan kelengkapan pesan adalah apakah informasi yang disampaikan memiliki

informasi yang jelas dan lengkap. Daya tarik pesan berhubungan dengan

penggunaan gambar dan pemilihanm kata-kata yang disampaikan melalui akun

twitter Steak Holycow. Apakah gamabr yang digunakan menarik, dan

pemilihan kata yang dipakai dapat dengan mudah dimengerti oleh followers.

Promosi penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk

baru pada masyarakat dan membangun merek dengan penguatan pesan iklan

dan citra perusahaan. Selain itu promosi penjualan dapat mendorong konsumen

dengan segera untuk melakukan pemeblian. Dalam Perilaku Konsumen dan

5

Komunikasi Pemasaran (Sutisna, 2001: 300-301) dijelaskan bahwa terdapat

tiga tujuan dari promosi penjualan yaitu:

a. merangsang permintaan oleh pengguna industri atau konsumen

rumah tangga

b. memperbaiki kinerja pemasaran dan penjualan kembali,

c. dan sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan

masayarakat dan pemasaran langsung

Penggunaan sosial media sebagai salah satu media promosi dapat

membantu dalam mencapai tujuan pemasar yaitu sebagai suplemen atau

elemen pelengkap dalam periklanan atau pemasaran langsung. Promosi

penjualan-pun terbagi menjadi dua yaitu promosi berorientasi-konsumen

(consumer oriented promotion) dan promosi berorientasi dagang (trade-

oriented promotion). Tujuan promosi berorientasi konsumen adalah mengajak

konsumen untuk mencoba produk baru yang belum pernah mereka coba atau

gunakan. Dalam Advertising and Promotion (Belch and Belch, 2007:157)

digambarkan bahwa elemen dari promosi berorientasi konsumen terdiri dari

sampel, kupon, preminum, kontes, potongan harga atau diskon, dan program

frekuensi.

Tak terkecuali pada industri penyedia makanan steak yaitu Holycow

Steak. Holycow Steak menggunakan media sosial twitter dan facebook untuk

media promosi produknya. Menurut Lucy Wiryono di startupbisnis.com,

mereka ingin upaya marketing di media sosial tidak terkesan murahan, tidak

6

terlalu hard selling, tapi menggoda orang untuk datang ke Steak Holycow.6 Di

media facebook, mereka lebih banyak foto yang di bagi. Namun, mereka

nampak lebih gencar melakukan promosi produknya melalui twitter. Terlihat

dari secara berulang setiap hari mereka menginformasikan #CAMP tertentu

yang sudah mulai beroperasi, kemudian menu-menu apa saja yang menjadi

andalan mereka, promo apa yang mereka miliki di hari tersebut, hingga

interaksi dengan para followers seperti membalaes twit dan me-retweet twit

atau foto yang di posting oleh followers saat berkunjung ke Steak Holycow.

Holycow Steak terlihat lebih gencar berpromosi dengan menggunakan

twitter terlihat dari frekuensi postingan yang lebih sering dan banyak dalam

memposting foto produk, mengajak para followers untuk mendatangai #CAMP

(#CAMP merupakan singkatan dari Carnivore Meat-ing Point, yaitu tempat

atau cabang Holycow Steak), akun twitter juga lebih interaktif dan responsif

pada followers. Maka dari itu bukanlah sebuah hal yang aneh ketika dalam

kurun waktu 3 tahun saat ini Steak Holycow sudah memiliki 36.000 followers

pada akun twitternya dan sudah memiliki 15 cabang yang tersebar di kota besar

Pulau Jawa (Jakarta, Jogjakarta, dan Surabaya) serta Pulau Bali.

Usaha promosi penjualan melalui twitter juga dilakukan oleh restoran

steak sejenis yaitu Abuba Steak. Namun rupanya sejak penggunaan twitter di

tahun 2010, hingga bulan Juli 2015 followers akun twitternya hanya sebanyak

4.670 akun dengan 14 cabang yang tersebar di Jawa Barat. Terlihat perbedaan

6 http://startupbisnis.com/bagaimana-lucywiryono-membangun-steakholycow-sampai-menjadi-warung-steak-paling-hit-di-indonesia/ Diakses 17 Februari 2015

7

yang cukup besar dalam jumlah followers pada akun twitter kedua akun

tersebut dimana dalam kurun tiga tahun, akun @SteakHolycow memiliki

36.000 followers, sedangkan dalam kurun waktu lima tahun akun

@AbubaSteak_ memiliki 4.670 followers.

Minat beli atau willingness to buy adalah sebuah perilaku followers

dimana followers memiliki keinginan dalam membli atau memilih suatu

produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan atau

mengonsumsi atau bahakan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller,

2003:181). Minat beli menurut Kotler dan Keller (2009:235) dimulai dengan

tahap pengenalan kebutuhan, kemudian pencarian informasi, dan selanjutnya

evaluasi alternatif. Dalam bentuk promosi penjualan yang dilakukan melalui

akun twitter @SteakHolycow, minat beli followers dapat digambarkan dengan

aktivitas yang dilakukan oleh followers seperti merasa tertarik dengan produk,

memfollow akun twitter @SteakHolycow, mencari informasi promosi yang

dilakukan oleh @SteakHolycow, bahkan hingga membalas tweet, memberi

komentar, me-retweet , atau bahkan mem-favorite tweet tersebut.

Berdasarkan teori Kognitif Respon , dimana terpaan terpaan media

seperti twitter @SteakHolycow yang terdiri dari intensitas tweet, isi tweet,

8

dan daya tarik tweet dapat menuju pada keputusan atau minat pembelian

(buying interest). Dalam hal ini, Steak Holycow yang memberikan informasi

mengenai berbagai promosi penjualan melalui akun twitter @SteakHolycow,

yang kemudian menimbulkan sikap atau perilaku para followers yang

akhirnya bisa menuju pada keputusan pembelian produk @SteakHolycow.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti ingin meneliti

“Hubungan terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @SteakHolycow

dengan minat beli followers”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu

“Apakah terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan pada

twitter @steakholycow dengan minat beli followers?”

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan identifikasi

masalah yaitu:

1. Adakah hubungan antara intensitas tweet promosi dengan minat beli

followers?

2. Adakah hubungan antara isi pesan tweet promosi dengan minat beli

followers?

3. Adakah hubungan antara daya tarik tweet promosi dengan minat beli

followers?

9

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hubungan antara intensitas tweet promosi dengan minat beli

followers

2. Mengetahui hubungan antara isi pesan tweet promosi dengan minat beli

followers

3. Mengetahui hubungan antara daya tarik tweet promosi dengan minat beli

followers

1.5 Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian merupakan harapan dari penulis terhadap hasil

penelitiannya. Apakah hasil penelitiannya dapat bermanfaat untuk dunia

akademisi ataupun dia operasional (praktik). Kegunaan penelitian juga dapat

menjadi penilaian dari kelayakan penelitian baik dari aspek akademik maupun

operasional.

1.5.1 Manfaat teoritis

1. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejanis dimasa yang akan datang

2. Memberikan sumbangan bagi pengembangan kajian ilmu manajemen

komunikasi khususnya dalam lingkup komunikasi pemasaran

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Menjadi dasar mengembangkan promosi penjualan melalui sosial media

bagi pihak Holycow Steak

10

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi pengetahuan mengenai

promosi penjualan melalui sosial media untuk masyarakat.

1.6 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah penjabaran dari kerangka teoritis dan kerangka

konseptual dari variabel-variabel yang diteliti berdasarkan asumsi teoritis

sehingga rumusan dan identifikasi masalah menjadi lebih jelas dasar

pemikiriannya.

1.6.1 Kerangka Teoritis

Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi dasar

penelitian dan dapat dijadikan asumsi yang dapat menjawab masalah yang

diajukan peneliti.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Respon

Kognitif (Cofnitive Response) yang dikemukakan oleh Anthony G.

Greenwald dan selanjutnya dikembangkan oleh George E. Belch dan Michael

E. Belch. Teori ini menjelaskan tentang proses kognisi iklan, melalui tahap

pengolahan informasi, perubahan sikap terhadap merek, yang akhirnya

menuju pada keputusan atau minat pembelian (E. Belch dan E. Belch,

2007:157)

Asumsi pada teori ini adalah “Pemikiran yang berasal dari proses

membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada si penerima pesan, akan

membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang disampaikan” 7. Ketika

informasi yang disampaikan dapat mengubah minat atau sikap followers, ini

7 E. Belch & A. Belch dalam Advertising and Promotion (2007)

11

disebabkan followers mempelajari isi pesan yang dilihatnya yang kemudian

akan mengarah ke perubahan minat terhadap merek tersebut.

Respon kognitif sudah dikenal sebagai salah satu cara yang paling

umum dalam menguji proses kognitif pesan periklanan konsumen . Hasil

pemikiran yang terjadi ketika konsumen membaca, melihat, atau mendengar

pesan komunikasi yang disampaikan. Pendekatan respon kognitif sudah

banyak digunakan dalam penelitian baik dalam dunia akademik dan praktisi

periklanan.

Fokus dari respon kognitif ini dapat digunakan untuk menentukan

jenis-jenis respon yang dihasilkan oleh pesan periklanan dan bagaimana

respon tersebut berhubungan dengan sikap terhadap iklan, merek, dan minat

pembelian.

Proses kognitif bertujuan untuk menjelaskan bagaimana informasi

eksternal yang kemudian menjadi sebuah pemikiran dan penilaian. Pemikiran

tersebut yang meruipakan hasil dari proses kognitif atau sebagai respons yang

berasal dari pengalaman masa lalu (membaca, melihat, atau mendengar) akan

membentuk sikap yang dapat berupa penerimaan atau penolakan terhadap

pesan yang diterima. Dan sikap tersebutlah yang akan memengaruhi minat

pembelian produk oleh konsumen.

Saat seseorang sudah mem-follow akun twitter @SteakHolycow,

maka ia akan menerima berbagai informasi yang disampaikan oleh Steak

Holycow dan mengalami proses berpikir untuk menilai, mempelajari isi

pesan atau informasi yang diterimanya.

12

Penelitian tentang respon kognitif ini berupa bagaimana ketika

seseorang (audience) yang diterpa informasi. Dalam penelitian ini, akun

twitter @SteakHolycow sebagai komunikator terpaan informasi (ad

exposure), yang menyentuh kesadaran, pemahaman, dan pengetahuan para

followers akun twitter @SteakHolycow, yang selanjutnya bagaimana terpaan

informasi tersebut dapat menyebabkan minat pembelian produk (purchase

intention).

Proses kognitif terjadi untuk menjelaskan bagaimana informasi

dari luar diberi pemaknaan sebagai sbeuah pemikiran dan penilaian.

Pemikiran adalah hasil proses kognitif atau sebagai respon yang berasal dari

pengalaman dan membentuk penerimaan atau penolakan dari informasi yang

didapat. Terpaan iklan dari sebuah merek, akan membentuk sikap positif atau

negatif followers tergantung dari informasi eksternal dan pengalaman yang

dmiliki followers.

Dalam Belch& Belch (2007:157-158) membagi respon kognitif

menjadi tiga bagian yaitu product/message thought (pemikiran mengenai

produk atau pesan), pemikiran ini berasal dari pesan iklan yang diterima oleh

followers. Pesan iklan yang diterima followers belum tentu sesuai dengan

maksud pesan yang ingin disampaikan produsen. Fokus efek didapat dari

Exposure to Advertisement

Purchase Intention Exposure to Advertisement

Purchase Intention

13

pikiran terhadap produk atau pesan adalah counterarguments dan support

arguments. Pada counterarguments, seorang kosumen mengekspresikan

ketidakpercayaan atau penolakan terahadap klaim yang ada dalam pesan. Hal

ini biasanya terjadi pada saat pesan atau informasi tersebut menyerang produk

favoritnya. Sedangkan support arguments berhubungan positif terhadap

penerimaan pesan. Followers menyukai pesan yang ia terima.

Source oriented thought (pemikiran soal sumber), yaitu respon

kognitif dari sumber informasi atau produsen produk. Hal ini juga berkaitan

dengan pikiran tyang diarahkan pada sumber komunikasi. Source derogations

adalah akibat dari pikiran negatif tentang juru bicara atau organisasi yang

menyampaikan pesan. Sedangkan source bolsters adalah pikiran positif

mengenai penyampai pesan. Pada pikiran ini lebih ditekankan pada

kredibilitas sumber pesan.

Advertisement execution thought (pemikiran soal iklan), yaitu

konsep ini berkaitan dengan pemahaman yang dirasakan individu setelah

melihat iklan. Ketiga proses ini terkadang melebur menjadi satu hal yang

tidak terpisahkan, bahkan sering kali tidak terlihat hubungan ketiganya.

Dalam teori ini, exposure to advertisement diimplementasikan

menjadi terpaan terpaan promosi. Terpaan media atau media exposure adalah

suatu kondisi dimana seseorang diterpa oleh isi media atau bagaimana isi

media menerpa audiens. Jadi ketika khalayak semakin banyak mendapat

pesan promosi atau iklan, maka pesan tersebut dapat merubah sikap atau

minat khalayak. Menurut Jalaluddin Rakhmat (1989), terpaan media dapat

14

dioperasionalkan sebagai frekuensi dalam menonton televisi, film, membaca

majalan atau surat kabar, maupun mendengar radio.

Terpaan iklan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga

pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear), atau membaca

(read) iklan tersebut (Rossiter & Percy, 1987:559). Terpaan ditentukan oleh

frekuensi (seberapa sering iklan dilihat oleh khalayak), intensitas (seberapa

jauh khalayak mengerti pesan iklan), dan durasi (seberapa khalayak

memperhatikan iklan). Selain itu juga dilihat sisi isi pesan dan daya tarik

pesan karena dua faktor tersebut berhubungan dengan bentuk pesan seperti

apa yang mudah mendapat perhatian dari khalayak dan kemudahan

pemrosesan informasi.

Menurut Rakhmat (1995:12), terpaan media adalah frekuensi dan

intensitas individu dalam menggunakan media. Terpaan dapat diukur dari

intensitas penggunaan dengan melihat frekuensi dan durasi ketika

menggunakan media. Intensitas mengacu pada dua indikator, yaitu frekuensi

dan duarsi menggunakan media. Frekuensi mengacu pada seberapa sering

pengguna media menggunakan media dalam satu waktu (Ardianto dan

Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, 2004:164).

15

1.6.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu terpaan tweet promosi

penjualan dan minat beli followers. Berikut penjelasan mengenai variabel-

variabel tersebut.

a. Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Rosengren mengemukakan bahwa terpaan terpaan merupakan

penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang

digunakan berbagai media, jenis media, jenisi isi media, media yang

dikonsumsi dna berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang

dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 2009). Dan

menurut Terence A. Shimp, pengertiaan terpaan adalah interaksi followers

dengan pesan dari pemasar (Shimp, 2003:132)

Terpaan terpaan tidak hanya meliputi apakah seseorang terbuka pada

pesan media, namun juga termasuk didalamnya kegiatan membaca,

melihat, dan/atau mendengar pesan media massa ataupun memiliki

pengalaman dan perhatian pada pesan tersebut.

Menurut Alo Liliweri (Liliweri, 1992:73-76), terpaan terpaan media

dapat diukur dengan dapat diukur dengan:

1. Intensitas

Intensitas dapat dijabarkan sebagai waktu yang digunakan

dalam mengikuti media tersebut yang didalamnya terdiri dari frekuensi

dan durasi (Effendy, 1989). Indikator intensitas penggunaan adalah:

16

a. Frekuensi, yaitu seberapa sering pengguna media

menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian);

berapa kali seminggu seseorang menggunakan media dalam satu bulan

(untuk program mingguan dan tengah bulanan); serta berapa kali sebulan

seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan)

(Ardianto, 2007: 168)

b. Durasi yaitu seberapa lama pengguna media menggunakan

media tersebut. Untuk pengukuran variabel durasi penggunaan media,

dihitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media, atau berapa

lama khalayk mengikuti suatu program (Ardianto, 2007:168)

2. Isi Pesan

Isi pesan merupakan jenis isi media yang dikonsumsi. Pesan

yang disampaikan haruslah pesan yang bersifat mudah dimengerti, lengkap

dan tepat waktu untuk meramalkan efek yang akan timbul pada komunikan

(Nitisemito, 1982:227). Isi pesan memiliki indikator:

a. Kejelasan informasi, , yaitu sejauh mana keberadaan media

dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang

disampaikan rinci, sistematis, dan pilihan kata yang digunakan haruslah

yang sudah diketahui umum (Soemirat& Elvinaro, 2002:63). Menurut

Rakhmat (2011:47-48), kata-kata yang jelas adalah kata-kata yang tidak

menimbulkan makna ganda (ambigu), tetap dapat mengungkapkan

gagasan secara cermat

17

b. Kelengkapan informasi, yaitu informasi yang disampaikan

haruslah lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima

pesan atau penggunanya. Isi pesan haruslah menyeluruh dan mendetil

sehinbgga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami

dengan baik. Kelengkapan informasi juga meliputi informasi yang

disampaikan haruslah berasal dari narasumber dan data pendukung yang

lengkap sehingga dapat mendukung kejelasan informasi serta

keberagaman informasi (Nitisemito, 1996:144)

3. Daya tarik, yaitu berupa atensi atau perhatian pada pesan

yang disampaikan di media tersebut. Menurut Kenneth E. Andersen dalam

Rakhmat (2009:52), perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau

rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli

lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada

salah satu alat indera kita, dan mengessampingkan masukan-masukan

melalui alat indera yang lain. Daya tarik tampilan sebuah media seperti

gambar pun juga memengaruhi. Indikator daya tarik adalah:

a. Gambar, elemen visual yang berupa gambar atau foto yang

memiliki efek ketertarikan yang kuat sehingga penerima pesan dapat

memahami dan memiliki gambaran mengenai objek yang diinformasikan.

b. Pemilihan kata-kata, berupa bagaimana pemilihan kata-kata

yang digunakan dalam pesan tweet dapat dipahami dan dimegerti dengan

baik oleh followersnya.

18

b. Variabel Y: Minat beli followers

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap,

individu yang berminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau

dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk menedekati atau

mendapatkan objek tersebut (Simamora, 2002:131). Minat beli atau

willingness to buy adalah sebuah perilaku followers dimana followers

mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk

berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi

atau bahkan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2003:181).

Menurut Kotler dan Keller (2009:235), minat followers terhadap pembelian

yaitu meliputi 3 tahap yaitu:

a) Pengenalan kebutuhan atau pengenalan masalah

Dalam tahap pengenalan masalah ini proses pembelian dimulai ketika

pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Calon pembeli merasa

adanya perbedaaan antara keadaan dia yang nyata dan keadaan dia yang

diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal da

eksternal.

Contoh rangsangan internal dapat ditemukan pada kebutuhan umum

seseirang seperti seseorang yang haus dan lapar hingga mencapai ambang

batas tertentu. Para pemasar perlu mengidentifikasi informasi dari sejumlah

followers. Mereka kemudia dapat menyusun strategi pemasran yang mampu

memicu minat konsumen.

19

b) Pencarian informasi

Followers yang teransang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak dapat dibagi kedalam dua level rangsangan.

Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan

perhatian. Pada level ini, followers hanya sekedar lebih peka pada

informasi produk. Pada level selabnjutnya, ia akan lebih aktif mencari

informasi seperti mencari bahan bacaan, bertanya pada teman, dan

mengunjungi toko untuk mempelajari produk. Yang menjadi perhatian

utama pemasara adalah sumber infromasi utama yang menjadi acuan

followers dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut pada keputusan

pembelian selanjutnya. Sumber informasi followers digolongkan dalam:

• Sumber pribadi: keluarga, teman, relasi

• Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan

di toko

• Sumber publik: media massa, organisasi penentu perungkat

followers

• Sumber pengalaman: pengkajian pemakaian produk

c) Evaluasi alternatif

Pada tahap ini dimana konsmen mengolah informasi mereka yang

bersaing dan membuat penilaian akhir. Beberapa konsep dasar akan

membantu kita memahami proses evaluasi followers.

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan

merek serta memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen.

20

Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap ini konsumen

konsumen akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara

yang mampu memcahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang

kemudian membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai

alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Atribut produk seperti

merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut lain

yang sering menjadi pertimbangan konsumen adalah harga, nama merek

dan negara asal (Engel et al, 1995:176).

Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga

perspektif mengenai perilaku konsumen; perspektif pengambilan

keputusan, perspektif pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku. Dari

perspektif pengambilan keputusan dengan keterlibatan tinggi, evaluasi

alternatif mengikuti model belajar standar dimana pengaruh hirarki

mengalir dari pembentukan keyakinan ke pembentukan afeksi ke tujuan

perilaku. Dan dalam situasi keterlibatan rendah, evaluasi alternatif terdiri

dari pembentukan keyakinan dasar mengenai pelihan yang

dipertimbangkan. Reaksi afektif yang kuat akan berkembang setelah

terjadi perilaku.

21

1.6.3 Bagan Kerangka Penelitian

Berdasarkan pemaparan fenomena dan teori yang sudah penulis jelaskan,

maka dapat disusun bagan kerangka penelitian sebagai berikut:

Fenomena yang diteliti:

Hubungan Antara Terpaan Tweet Promosi Penjualan pada twitter @steakholycow dengan Minat Beli Followers

Teori: Cognitive Response “Pemikiran yang berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada si penerima pesan, akan berpengaruh dan membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang disampaikan” (E. Belch& E. Belch, 2007)

Rumusan masalah: Apakah terdapat hubungan antara terpaan tweet

promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers

Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Sub-Variabel: X1: Intensitas Pesan Indikator: -Frekuensi munculnya tweet promosi -Durasi munculnya tweet promosi X2: Isi Pesan -Kejelasan isi/materi tweet -Kelengkapan isi tweet X3: Daya Tarik Pesan -Pemilihan gambar pada tweet -Pemilihan kata pada tweet Sumber: Liliweri A. (1992: 73-76)

Variabel Y: Minat Beli Followers

Indikator:

1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif

Sumber: Kotler & Keller (2009)

22

1.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang memerlukan pengujian secara

empiris. Hipotesis adalah suatu bentuk pernyataan yang menghubungkan

antara dua variable atau lebih (Sugiyono, 2009:64). Kriteria hipotesis yang

diterima adalah menggunakan hipotesis statistic yaitu hipotesis kerja (H1) dan

sebagai pembandingnya digunakan hipotesis nol (Ho), yang merupakan

formulasi terbalik dari hipotesis kerja (Sugiyono, 2009:64).

1.7.1 Hipotesis Mayor

H0: Tidak terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan

Steak Holycow pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli

followers

H1: Terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan Steak

Holycow pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli followers

1.7.2 Hipotesis Minor

1. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara intensitas tweet

promosi dengan minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara intensitas tweet promosi

dengan minat beli followers

2. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi

dengan minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi

dengan minat beli followers

23

3. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet

promosi dengan minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet promosi

dengan minat beli followers

1.8 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel menjelaskan secara operasional bagaimana variabel-

variabel penelitian didefinisikan, indikator yang digunakan untuk

mengukurnya, tingakat atau skala pengukuran apa saja yang

digunakan.Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel

bebas dan terikat. Variabel bebas (X) adalah Terpaan Tweet Promosi

Penjualan dan variabel terikatnya (Y) adalah Minat Beli followers. Berikut

akan dijelaskan definisi dari variabel-variabel tersebut:

1.8.1 Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Dalam memasarkan produknya, seorang pemasar tentu tidak dapat

hanya berdiam diri menunggu followers untuk mendatangi usahanya dan

berharap usahanya akan dikenal masyarakat dan menjadi besar. pemasar

tersebut perlu melakukan sebuah usaha yang disebut promosi.

Menurut Alo Liliweri, terpaan terpaan pada media merupakan

perilaku penggunaaan media yang meliputi tiga hal yaitu intesitas pesan,

isi pesan, dan daya tarik pesan (Liliweri, 1992:73-76)

• Sub Variabel (X1) Intensitas Terpaan Tweet : berkaitan dengan

kekerapan tweet promosi muncul pada akun twitter

@SteakHolycow. Dengan indikator:

24

a. Frekuensi munculnya terpaan tweet promosi melalui akun

twitter @SteakHolycow.

Alat ukur:

Ø Seberapa sering followers melihat tweet dari akun

@steakholycow

Ø Seberapa sering followers melihat tweet promosi dari

akun @steakholycow

Ø Seberapa sering followers membaca timeline akun

@steakholycow

Ø Tweet promosi dari akun @steakholycow memenuhi

timeline

Ø Followers pernah me-retweet tweet promosi akun

@steakholycow

Ø Followers pernah mem-favorite tweet promosi akun

@steakholycow

Ø Followers pernah membalas atau me-mention akun

@steakholycow

c. Durasi munculnya terpaan tweet promosi akun twitter

@SteakHolycow

Alat ukur:

Ø Seberapa lama waktu yang dibutuhkan followers untuk

membaca timeline akun @steakholycow

25

Ø Seberapa lama waktu yang dibutuhkan followers untuk

membaca tweet promosi akun @steakholycow

• Sub Variabel (X2) Isi Pesan: berkaitan dengan isi pesan tweet dan

informasi promosi yang disampaikan Steak Holycow melalui akun

twitter @SteakHolycow. Dengan indikator:

a. Kejelasan tweet promosi yang disampaikan oleh Steak

Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow

Alat ukur:

Ø Followers dapat memahami maksud dari tweet akun

@steakholycow

Ø Followers dapat memahami maksud tweet promosi

akun @steakholycow

Ø Materi tweet promosi akun @steakholycow

menggunakan bahasa yang mudah dipahami

b. Kelengkapan pesan promosi yang disampaikan Steak Holycow

melalui akun twitter @SteakHolycow

Alat ukur:

Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun

@SteakHolycow akurat sesuai dengan apa yang ada

terjadi/di outlet

Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun

@SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi outlet

promosi berlaku

26

Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun

@SteakHolycow memiliki informasi tentang rentang waktu

berlaku promosi

Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun

@steakholycow memiliki informasi mengenai syarat dan

cara mendapatkan promosi

• Sub Variabel (X3) Daya Tarik Pesan: berkaitan penggunaan

gambar dan pemilihan kata pada tweet yang disampaikan Steak

Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow. Dengan indikator:

a. Gambar pada tweet akun @SteakHolycow menimbulkan

ketertarikan followers.

Alat ukur:

Ø Gambar pada tweet akun @SteakHolycow menarik

perhatian followers

Ø Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menarik

perhatian followers

Ø Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow

menimbulkan selera makan pada followers

Ø Gambar pada tweet promosi akun @steakholycow

menimbulkan minat beli pada followers

Ø Gambar avatar pada twitter @steakholycow

merepresentasikan produik Steak Holycow

27

Ø Foto/gambar pada tweet promosi akun @steakholycow

relevan dengan isi pesan tweetnya

b. Pemilihan atau penggunaan kata pada tweet akun

@SteakHolycow dapat mudah dimengerti dan dipahami oleh

followers

Alat ukur:

Ø Kata-kata pada tweet akun @steakholycow menarik

perhatian followers

Ø Kata-kata pada tweet promosi akun @steakholycow

membuat saya tertarik membeli

Ø Kata-kata pada tweet promosi akun @stakholycow

persuasif

Ø Kata-kata pada akun @SteakHolycow dapat dipahami

oleh followers

1.8.2 Variabel Y: Minat Beli Followers

Minat beli merupakan kencedurungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Minat

beli followers adalah dimana para followers akun twitter @SteakHolycow

memiliki kecenderungan rasa senang dan tertarik pada produk dan

program promosi yang ditawarkan oleh Steak Holycow. Minat beli

followers dalam penulisan ini diukur menggunakan tiga indikator yaitu

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif.

28

• Indikator pengenalan kebutuhan: berkaitan dengan rasa tertarik

dengan produk Steak Holycow melalui akun @SteakHolycow

Alat ukur:

Ø Followers merasa tertarik dengan produk Steak Holycow

Ø Followers merasa tertarik dengan promosi yang dilakukan

@SteakHolycow

Ø Followers merasa perlu memanfaatkan promosi yang

dilakukan Steak Holycow

• Indikator pencarian informasi: berkaitan dengan usaha followers

dalam memfollow akun @SteakHolycow dan mencari tahu

mengenai program promosi yang sedang berlangsung di Steak

Holycow melalui akun @SteakHolycow

Alat Ukur:

Ø Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow

dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja)

Ø Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow

dari jejaring sosial (twitter, facebook, atau instagram)

Ø Followers memfollow akun twitter @SteakHolycow untuk

mengetahui informasi produk terbaru pada Steak Holycow

Ø Followers memfollow akun twitter @SteakHolycow untuk

mengetahui informasi promosi terbaru pada Steak Holycow

Ø Followers mencari tahu promosi yang dilakukan Steak

Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow

29

Ø Followers berminat menanyakan hal mengenai produk

kepada akun twitter @steakholycow

Ø Followers berminat menanyakan hal mengenai promosi

kepada akun twitter @steakholycow

• Indikator evaluasi alternatif: berkaitan dengan menjadikan Steak

Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak

berdasarkan akun twitter @SteakHolycow dan memilih produk

Steak Holycow dibandingkan dengan produk sejenis lainnya.

Alat Ukur:

Ø Followers menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif

utama saat akan makan steak

Ø Followers memilih produk Steak Holycow dibandingkan

dengan restoran sejenis lainnya

Ø Followers membandingkan program promosi Steak

Holycow dengan restoran sejenis lainnya

Ø Followers mempertimbangkan keuntungan yang akan saya

dapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycoww

Ø Followers tidak meras keberatan dengan prosedur yang

harus dilakukan untuk mendapatkan promosi.

30

Tabel 1.1 Matriks Penelitian

Variabel X Terpaan Tayangan Tweet Promosi Penjualan

Definisi Variabel Penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang digunakan berbagai media, jenis nmedia, isi media, media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi secaea keseluruhan (Rosengren dalam Rakhmat, 2009)

Sub-Variabel Indikator Alat Ukur Instrumen Penelitian Skala

Intensitas Pesan

Definisi: Intensitas adalah waktu yang digunakan dalam mengikuti media tersebut yang didalamnya terdapat frekuensi dan durasi (Effendy, 1989)

• Frekuensi munculnya tayangan tweet promosi melalui akun @SteakHolycow

• Seberapa sering followers Anda melihat tweet dari @SteakHolycow di timeline

• Seberapa sering followers melihat tweet promosi dari akun @SteakHolycow

• Seberapa sering followers membaca timeline Steak Holycow

• Tweet promosi dari akun SteakHolycow memenuhi timeline

• Melakukan retweet pada tweet akun Steak Holycow

• Melakukan favorite pada tweet akun Steak holycow

• Seberapa sering Anda melihat tweet dari akun @SteakHolycow dalam sehari

• Seberapa sering Anda melihat tweet promosi dari akun @SteakHolycow dalam sehari

• Seberapa sering Anda membaca timeline akun @SteakHolycow dalam sehari

• Tweet promosi Steak Holycow pada akun @SteakHolycow memenuhi timeline twitter saya

• < 2 kali dalam sehari

• 2-4 kali dalam sehari

• 5-7 kali dalam sehari

• 8-10 kali dalam sehari

• > 10 kali dalam sehari

31

• Membalas atau me-mention akun SteakHolycow

• Saya pernah me-retweet tweet promosi akun @SteakHolycow

• Saya pernah mem-favorite tweet promosi akun @SteakHolycow

• Saya pernah me-mention atau me-reply tweet akun @SteakHolycow

Ordinal

• Durasi mengakses tayangan tweet promosi melalui akun @SteakHolycow

• Seberapa lama followers mengakses timeline akun @SteakHolycow

• Seberapa lama followers membaca tweet promosi akun @SteakHolycow

• Seberapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca timeline akun @SteakHolycow

• Seberapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca tweet promosi akun @SteakHolycow

• > 15 detik dalam sehari

• 15-30 detik dalam sehari

• 31-60 detik dalam sehari

• 61-90 detik dalam sehari

• >90 detik dalam sehari

Isi Pesan

Definisi: jenis isi media yang dikonsumsi. Pesan haruslah bersifat mudah dimengerti, lengkap dan tepat waktu untuk meramalkan efek yang timbul pada komunikan (Nitisemito,

• Kejelasan tweet promosi pada akun @SteakHolycow

• Materi tweet melalui akun @SteakHolycow mudah dipahami

• Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolycow mudah dipahami

• Saya dapat memahami maksud dari tweet dalam akun @SteakHolycow

• Saya dapat memahami maksud dari tweet promosi dalam akun @SteakHolycow

• Materi tweet promosi dalam akun

Ordinal

32

1982) • Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolycow menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

@SteakHolycow menggunakan bahasa yang mudah saya mengerti

• Kelengkapan tweet promosi pada akun @SteakHolycow

• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow akurat sesuai dengan apa yang terjadi di outlet

• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi oultet berlaku promosi

• Materi tweet promosi pada akun Steak holycow memiliki informasi rentang waktu promosi

• Materi tweet promosi Steak holycow memiliki informasi cara mendapatkan promosi

• Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolcyow sesuai dengan promosi yang terdapat pada outlet SteakHolycow

• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi outlet berlaku promosi

• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi

• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi syarat dan cara untuk mendapatkan promosi

Ordinal

33

Daya Tarik Pesan

Definisi: Daya tarik merupakan poin atensi atau perhatian pada pesan yang disampaikan pada media tersebut.

• Penggunaan gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow

• Gambar pada tweet promosi akun @SteakHOlycow menarik perhatian followers

• Gambar pada tweet promosi Steak Holycow menarik perhatian followers

• Gambar pada tweet promosi Steak Holycow menimbulkan selera makan saya

• Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menimbulkan minat beli pada followers

• Gambar avatar akun @SteakHolycow merepresentasikan produk

• Gambar pada akun twitter @SteakHolycow relevan dengan isi tweet

• Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow relevan dengan isi tweet

• Foto/gambar pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian saya

• Foto/gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menarik perhatian saya

• Foto/gambar pada tweet promosi @SteakHolycow menimbulkan selera makan saya

• Foto/gambar pada tweet promosi @SteakHolycow menimbulkan minat beli saya

• Gambar avatar akun @SteakHolycow merepresentasikan Steak Holycow

• Foto/gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow relevan dengan isi pesan tweetnya

Ordinal

• Pemilihan kata pada tweet akun @SteakHolycow

• Pemilihan kata pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian followers

• Kata-kata pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian saya

Ordinal

34

• Pemilihan kata pada tweet pormosi akun @SteakHolycow menarik perhatian

• Pemilihan kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow persuasif

• Pemilihan kata pada tweet akun @SteakHolycow dapat dipahami

• Kata- kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow membuat saya tertarik membeli produk Steak Holycow

• Kata-kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow sangat persuasif

• Kata- kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow dengan mudah saya pahami

35

Variabel Y Minat Beli Konsumen

Definisi Variabel perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2003:181)

Indikator Alat Ukur Instrumen Skala

• Pengenalan kebutuhan followers

• Followers merasa perlu memanfaatkan promosi pada akun @SteakHolycow

• Followers merasa tertarik dengan promosi yang dilakukan @SteakHolycow

• Followers merasa tertarik dengan produk @SteakHolycow

• Saya merasa perlu memanfaatkan promosi yang diinformasikan melalui akun @SteakHolycow

• Saya merasa tertarik dengan promosi yang dilakukan oleh @SteakHolycow

• Saya merasa tertarik dengan produk @SteakHolycow

Ordinal

• Pencarian informasi • Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain

• Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial

• Followers memfollow akun @SteakHolycow untuk mengetahui informasi produk SteakHolycow

• Followers memfollow akun @SteakHolycow untuk mengetahui

• Saya mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja)

• Saya mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, atau Instagram)

• Saya mem-follow akun twitter @SteakHolycow untuk mengetahui informasi produk terbaru Steak Holycow

• Saya memfollow akun @SteakHolycow untuk

Ordinal

36

promosi pada SteakHolycow

• Followers mencari tahu promosi yang sedang berlangsung di SteakHolycow melalui akun @SteakHolycow

• Followers berminat menanyakan informasi mengenai produk kepada akun @SteakHolycow

• Followers berminat menanyakan informasi mengenai promosi kepada akun @SteakHolycow

mengetahui informasi promosi terbaru Steak Holycow

• Saya mencari tahu promosi yang sedang berlangsung melalui akun @SteakHolycow

• Saya berminat menanyakan informasi mengenai produk kepada akun @SteakHolycow

• Saya berminat menanyakan informasi mengenai promosi kepada akun @SteakHolycow

• Evaluasi Alternatif • Followers menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak

• Followers memilih produk Steak Holycow dibandingkan dengan produk sejenis

• Followers membandingkan program promosi Steak Holycow dengan restoran sejenis

• Followers mempertimbangkan keuntungan yang didapat melalui promosi Steak Holycow

• Followers tidak merasa keberatan dengan prosedur untuk mendapatkan promosi

• Saya menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak

• Saya lebih memilih produk Steak Holycow dibandingkan dengan restoran steak lainnya

• Saya membandingkan program promosi Steak Holycow dengan promosi restoran sejenis lainnya

• Saya mempertimbangkan keuntungan yang akan saya dapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow

• Saya tidak merasa keberatan dengan prosedur transaksi yang harus saya lakukan untuk mendapatkan promosi

Ordinal

1.9 Prosedur Penelitian

1.9.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode

korelasional karena adanya mencari hubungan antar variabel. Metode korelasional

bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktr berkaitan dengan variasi

pada faktor lain. Apabila hanya dua variabel yang dihubungkan, korelasinya

disebut korelasi sederhana, dan apabila lebih dari dua, disebut korelasi ganda.

(Rakhmat, 1989).

Penelitian ini juga merupakan penelitian survei yang meruipakan satu bentuk

tehnik penelitian dimaana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa

orang, melalui pertanayan;satu cara mengumpulkan data melalui komunikasi

dengan individu dalam sautu sampel (Zikmund, 1997).

1.9.2 Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data yang

dikelompokkan dalam dua golongan yaitu:

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan dan belum pernah

diapaki sebelumnya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui

kuisioner yang dibagikan kepada followers akun twitter @SteakHolycow.

38

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, antara lain data

yang didapat dari seminar, artikel, buku, maupun studi pustaka seperti

jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian.

1.9.3 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1) Kuisioner

Kuisioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dnegan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009:142).

Penyebaran kuisioner kepada responden yaitu followers akun twitter

@SteakHolycow yang pernah membalas atau me-mention akun twitter

@SteakHolycow perihal promosi penjualan, dan me-retweet tweet

promosi penjualan.

2) Wawancara

Kegiatan tanya jawab ditujukan untuk memperkuat data dan informasi

mengenai strategi promosi penjualan melalui akun twitter @Steak

Holycow. Wawancara dilakukan dengan pemilik sekaligus founder

dari Steak Holycow yaitu Lucy Wiryono. Wawancara dilakukan

melalui e-mail karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Lucy

Wiryono.

39

3) Studi pustaka

Studi pustaka dengan menelaah teori serta pokok pikiran yang terdapat

pada berbagai sumber dan buku yang relevan dengan pembahasan

masalah yang diteliti.

1.9.4 Skala dan Tehnik Pengukuran Data

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Skala Likert adalah skala yang dihunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. . Dan skala

yang digunakan adalah Skala Likert dengan 5 opsi respon (Skala Likert, 2014):

Tabel 1.2 Bobot dan Kategori Skala Likert

Variabel Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

40

1.9.5 Populasi dan Sampel

1.9.5.1 Populasi

Populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek

yang menjadi sasaran penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2009:81). Maka dari itu, populasi adalah jumlah keseluruhan objek atau

subjek yang akan diteliti dalam suatu penelitian sehingga bisa menjadi sumber data.

Dalam penelitian ini, objek yang diteiliti adalah para followers akun

@steakholycow yang pernah melakukan mention akun twitter @steakholycow

mengenai promosi yang diadakan oleh Steak Holcyow sejak bulan Januari-April

2015, baik itu mention dengan keperluan me-retweet , bertanya kepada narasumber,

maupun hanya berkomentar mengenai promosi yang dilakukan melalui tweet

@steakholycow. Penulis memilih kelompok followers ini, karena penulis melihat

kelompok followers ini merepresentasikan orang-orang yang pernah melihat,

membaca, dan menyimak tweet-tweet promosi yang dilakukan oleh akun twitter

@steakholycow.

Setelah penulis melakukan penelusuran dengan menggunakan fitur

advanced search, didapat 142 akun twitter yang pernah me-mention, atau membalas

twit dari Steak Holycow.

41

1.9.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada dipopulasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu (Sugiyono, 2009:81).

Unit sampel penelitian ini adalah followers yang menjadi followers

@steakholycow yang pernah me-mention atau membalas tweet dari akun twitter

@steakholycow terhitung bulan Januari-April 2015 dimana Steak Holycow

melakukan promosi secara intens melalui twitternya. Dimana pada bulan Januari

hingga April 2015, pihak Steak Holycow melakukan promosi yang gencar dan

besar-besaran melalui twitternya dengan setiap hari memposting mengenai promo

tersebut dan tidak lupa mengingatkan kepada followers-nya.

Tehnik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling , dimana masing-masing elemen populasi memiliki

probabilitas terpilih yang diketahui dan setara.

Mengambil sampel yang telah dihitung menggunakan Rumus Slovin

Dimana:

N= Jumlah populasi

42

n: sampel

d= tingkat kepercayaan atau presisi (ditentukan sebesar 5%)

n = 142

1 + (142) (0.05)2

n ≈ 104.79 (dibulatkan menjadi 105)

Dengan jumlah populasi sebanyak 142 orang, setelah dihitung

menggunakan rumus diatas, didapatkan hasil sebesar 104.79 yang kemudian

dibulatkan menjadi 105 responden sampel.

Teknik yang dilakukan pada penelitian ini untuk menentukan sampel yaitu

dengan cara mengundi unit-unit populasi. Cara ini dilakukan oleh penulis karena

populasi dalam penelitian ini tidak terlalu besar dan agar setiap nama dalam

populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih.

Langkah pertama yang penulis lakukan adalah dengan membuat daftar unit

populasi pada satu lembar kertas lengkap dengan nomer khusus sebagai lambang

setiap unit populasi. Selanjutnya penulis menulis satu persatu nomer khusus

tersebut dalam lembaran-lembaran kecil, lalu digulung satu per satu, dimasukkan

ke dalam suatu wadah dan dikocok. Langkah terakhir, penulis mengambil satu

kertas, membukanya dan mencatat nomor yang ada di dalam kertas tersebut.

Langkah terakhir dilakukan selama 105 kali. Bila terdapat nomor yang sama yang

keluar, penulis mengulangi lagi kocokannya hingga nomor yang berbeda, yang

belum ada di catatan sampel, keluar dan bisa menjadi salah satu unit sampel.

43

1.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

1.10.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu mengukur apa yang

diinginkan (Singarimbun, 1989: 124). Intrumen yang valid merupakan alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid. Sehingga, instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2009:121)

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir dalam suatu

pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada

umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas dilakukan

pada setiap butir pertanyaan. Hasil r hitung dibandingkan dengan 0,30. Bila r

hitung lebih besar atau sama dengan 0,30, maka butir pertanyaan tersebut sudah

bisa dikatakan valid. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan rumus

Rank Spearman. Rumus Rank Spearman adalah:

Dimana: rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

d = selisish angka rx - ry

n = ukuran sampel

44

Dasar pengambilan keputusan:

-Apabila r positif, serta r ≥ 0.30 maka item pertanyaan tersebut valid.

- Apabila r negatif, serta r < 0.30 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

1.10.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk

mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative

konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas

menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama

(Singarimbun & Effendi, 1995,: 140).

Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah teknik belah

dua (split half way procedure) dari Spearman Brown, yakni alat ukur yang terdiri

dari berbagai pertanyaan dibagi-bagi ke dalam butir bernomor ganjil dan genap,

sehingga sedapat mungkin belahan berisi item dalam jumlah yang sama

banyaknya memiliki taraf kesukaran yang seimbang dan isi yang sebanding.

45

Rumus Spearman Brown:

Ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

Rb = korelasi antar belah pertama dan belah kedua

Dasar pengambilan keputusan:

-Apabila ri positif, serta r ≥ 0.70 maka item pertanyaan tersebut reliabel

-Apabila ri negatif, serta r < 0.70 maka item pertanyaan tersebut tidak

reliabel

1.10.3 Hasil Uji Validitas Realibilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam

angket. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu

mengungkapkan apa yang akan diungkap. Teknik validitas yang digunakan adalah

korelasi Rank Spearman. Penulis menggunakan sistem statistika IBM Statistic

SPSS 17 for Windows untuk menguji validitas dalam penulisan ini. Hasil validitas

item variabel penulisan dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

46

Tabel 1.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel (X): Terpaan Tweet

Promosi Penjualan

Nomor

Pertanyaan

R-Hitung R-Tabel Kesimpulan Koefisien

Reliabilitas

Titik Kritis Kesimpulan

Item 10 0.532 0.300 Valid 0.721 0.700 Reliabel

Item 11 0.438 0.300 Valid

Item 12 0.352 0.300 Valid

Item 13 0.474 0.300 Valid

Item 14 0.687 0.300 Valid

Item 16 0.647 0.300 Valid

Item 16 0.546 0.300 Valid

Item 17 0.579 0.300 Valid

Item 18 0.635 0.300 Valid

Item 19 0.517 0.300 Valid

Item 20 0.589 0.300 Valid

Item 21 0.618 0.300 Valid

Item 22 0.819 0.300 Valid

47

Item 23 0.857 0.300 Valid

Item 24 0.739 0.300 Valid

Item 25 0.760 0.300 Valid

Item 26 0.671 0.300 Valid

Item 27 0.681 0.300 Valid

Item 28 0.568 0.300 Valid

Item 29 0.585 0.300 Valid

Item 30 0.667 0.300 Valid

Item 31 0.365 0.300 Valid

Item 32 0.608 0.300 Valid

Item 33 0.639 0.300 Valid

Item 34 0.600 0.300 Valid

Item 35 0.506 0.300 Valid

Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas alat ukur Variabel X:

Terpaan Tweet Promosi Penjualan berksar antara 0.352 sampai 0.857. Item yang

memiliki nilai korelasi dibawah 0.300 dinyatakan tidak valid dan disisihkan dari

48

analisis selanjutnya. Hasil diatas menunjukkan bahwa 26 item pada variabel X

dinyatakan valid dan reliabel.

Pengujian realibilitas menggunakan koefisien reliabilitas Split half

Spearman Brown. Berdasarkan uji reliabilitas untuk variabel Terpaan Tweet

Promosi Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow diperoleh koefisien reliabilitas

sebesar 0,721. Nilai tersebut lebih besar dari 0,7 maka disimpulkan angket untuk

variabel Terpaan Tweet Promosi Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow

reliabel.

Tabel 1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y: Minat Beli Followers

Nomor

Pertanyaan

R-Hitung R-Tabel Kesimpulan Koefisien

Reliabilitas

Titik

Kritis

Kesimpulan

Item 36 0.742 0.300 Valid 0.708 0.700 Reliabel

Item 37 0.672 0.300 Valid

Item 38 0.551 0.300 Valid

Item 39 0.340 0.300 Valid

Item 40 0.430 0.300 Valid

Item 41 0.516 0.300 Valid

Item 42 0.641 0.300 Valid

49

Item 43 0.391 0.300 Valid

Item 44 0.744 0.300 Valid

Item 45 0.723 0.300 Valid

Item 46 0.550 0.300 Valid

Item 47 0.648 0.300 Valid

Item 48 0.473 0.300 Valid

Item 49 0.441 0.300 Valid

Item 50 0.455 0.300 Valid

Sumber: Penghitungan Statistik melalui SPSS 17

Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas Variabel Y: Minat Beli

Followers berkisar antara 0.340 sampai 0.744. Item yang memiliki korelasi

dibawah 0.300 dinyatakan tidak valid dan tidak diikutkan dalam anilisis

selanjutnya. Pada hasil diatas dinyatakan bahwa seluruh item yang diujikan

sudah valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Pengujian realibilitas menggunakan koefisien reliabilitas Split half

Spearman Brown. Berdasarkan uji reliabilitas untuk variabel Minat Beli

Followers diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,708. Nilai tersebut lebih besar

dari 0,7 maka disimpulkan angket untuk variabel Minat Beli Followers reliabel.

50

1.11 Tehnik Analisis Data

1.11.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk memaparkan data yang merupakan

jawaban responden atas sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan

dalam bentuk presentasi dengan cara mentabulasikan lalu diinterpretasikan

dengan angket untuk mengetahui makna hasil penelitian.

Jawaban yang diperoleh dari responden melalui angket, diubah ke dalam

bentuk tabel. Tujuan mengubah data yang didapatkan ke dalam bentuk rabel

adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca.

Didalam tabel dipaparkan jawaban responden dalam jumlah frekuensi dan

presentase. Berikut perhitungan tabel frekuensi:

Dimana:

P= presentase

F= frekuensi

N=jumlah responden

1.11.2 Analisis Statistik Inferensial

Teknik analisis statistic inferensial bertujuan untuk menganalisis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2008: 147). Melalui analisis

statistic inferensial inilah akan diperoleh koefisien korelasi yang akan

menunjukkan hubungan antar variabel. Pada penelitian ini terdapat dua variabel

yang masing-masing berskala ordinal. Koefisien korelasi yang digunakan dalam

51

penelitian ini adalah rank order correlation atau yang biasa disebut korelasi Rank

Spearman.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal, dengan uji

statistik Spearman atau yang disebut juga dengan Rank Order Correlation. Setiap

data yang diperoleh, baik variabel X dan variabel Y di ranking masing-masing

berdasarkan skor masing-masing dari yang terbesar hingga yang terkecil, yaitu 1,

2, 3, …n (Sugiyono, 2009:147). Pengujian hipotesis mempergunakan tes uji

korelasi rank Spearman (rs) dengan rumus sebagai berikut:

(a) Skor data ranking

(b) Hitung selisih ranking pasangan

(c) Selisih pasangan dikuadratkan

(d) Jumlahkan hasil penghitungan dari seluruh sampel

(e) Hitung ∑ Tx dan ∑ TY dengan rumus :

12

ttT3 −

=

Dengan penjelasan :

T = besarnya faktor koreksi

t = jumlah rank kembar dari jumlah variabel yang memiliki skor sama

(f) Masukkan data ke dalam rumus Spearman:

52

2

2

61

( 1)i

s

dr

n n= −

−∑ ; apabila tidak ada nilai pengamatan yang

sama

; apabila ada nilai pengamatan yang sama di

mana:

∑∑ −−

= xTNNx12

32

di = selisih rank variabel pertama dan kedua R (Xi – Yi)

1.12 Waktu dan Tempat Penelitian

1.12.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada:

Waktu: Maret-Juni 2015

Lokasi: Bandung dan Jakarta

32

12 yN Ny T−

= −∑ ∑

2 2 2

2 22i

s

x y dr

x y

+ −= ∑ ∑ ∑

∑ ∑