bab iv (auato).docx
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum LPM Perspektif FISIP UB
Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya –dulunya PIS Universitas
Brawijaya– menyadari benar pentingnya keberadaan pers mahasiswa sehingga
pada tahun 2005 dengan semangat sumpah mahasiswa akhirnya mendirikan LPM
Literasi. LPM ini hanya sempat mencicipi satu kali kepengurusan karena pada 19
Agustus 2008 atas mandat Kemahasiswaan dan Presiden BEM FIS Universitas
Brawijaya, LPM Literasi resmi dilebur dengan Writing Club. Sejak saat itu, LPM
Literasi bermetamorfosis menjadi LPM Perspektif yang lahir berbarengan dengan
status baru FIS menjadi FISIP.
Kepengurusan pertama LPM Perspektif dipimpin Umi Kholifah dengan
struktur organisasi yang sangat sederhana karena keterbatasan SDM. Kemudian,
LPM Perspektif menunjukkan eksistensinya, terutama di bawah kepemimpinan
Failasuf Filanthropi. Mulai tahun 2009, LPM Perspektif menjadi Lembaga Semi
Otonom (LSO) yang memiliki banyak anggota dengan sederet aktivitas jurnalistik
dan organisasi. Kini pada tahun 2011 LPM Perspektif dibawah tampuk
kepemimpinan Dedhy Bharoto Trunoyudho memasuki era baru dimana tujuan
besar LPM Perspektif tidak hanya mempertahankan diri sebagai lembaga semi
otonom fakultas (LSO) yang disegani tapi juga LSO yang menjadi pioneer dalam
mengawal peran mahasiswa sebagai agent of change. Sekarang ini, yaitu pada
tahun 2012 LPM Perspektif dipimpin oleh Zahra Mahdatari.
58
59
4.1.1 Visi dan Misi
Visi
Memfasilitasi, membina dan mengembangkan kreatifitas mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya dalam kegiatan sastra,
jurnalistik dan keorganisasian.
Misi
1. Media transformasi ide mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya dalam bentuk kegiatan jurnalistik, sastra dan
keorganisasian.
2. Media informasi di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya.
3. Media pembinaan sastra, jurnalistik, keorganisasian, dan intelektualitas
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
4. Media pemersatu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Brawijaya.
4.1.2 Lambang dan Logo
Lambang
Gambar 1. Lambang LPM Perspektif FISIP UB
Sumber : Website Perspektif, www.lpmperspektif.com, diakses pada tanggal 25 September 2012 pukul 10.15 WIB
60
Lambang Perspektif berupa sebuah mata abu abu, sebuah pena, dan buku
mempunyai makna sebagai berikut :
1. Bola mata abu-abu dengan dua garis yang belum menyatu memiliki makna
menjaga independensi dalam upaya memberikan wawasan kepada civitas
akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui jurnalistik
2. Mata pena yang menghadap ke atas memiliki makna menjaga nilai-nilai kode
etik jurnalistik karena kode etik di atas segalanya.
3. Buku memiliki makna sebagai jendela informasi bagi civitas akademika
Universitas Brawijaya khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Makna jargon dan tagline menunjukkan sebagai individu atau mahasiswa
mempunyai ide-ide yang kritis.
5. Makna nama PERSPEKTIF menunjukkan sudut pandang bagi mahasiswa.
Lambang ini nantinya akan digunakan pada atribut-atribut formal
Perspektif, seperti surat, proposal, emblem di jas almamater, bendera, dan buku
pedoman.
Logo
Gambar 2. Logo LPM Perspektif FISIP UB
Sumber : Website Perspektif, www.lpmperspektif.com, diakses pada tanggal 25 September 2012 pukul 10.15 WIB
Logo baru Perspektif menjadi tonggak awal Perspektif untuk menjadi
lembaga mandiri dan bersifat komersil. Bentuknya yang modern dan simple
61
memenuhi kaidah dan aspek logo modern ini bertujuan agar masyarakat luas dapat
menerima Perspektif sebagai pers yang benar-benar kompeten dan professional.
Makna logo sebagai berikut :
1. Simbol “P”, terdiri dari 2 elemen yaitu huruf P dan gambar pena, merupakan
penggambaran sebuah mata.
2. Mata dan pena merupakan visi dari Perspektif yang selalu berupaya
memberikan wawasan kepada civitas akademika FISIP melalui jurnalistik.
3. Logotype PERSPEKTIF miring ke depan menunjukan bahwa Perspektif adalah
sebuah organisasi yang bersifat dinamis dan ingin selalu terus maju.
4. Warna biru mencerminkan sebuah kesatuan dan keharmonisan dalam
organisasi perspektif, sedangkan warna oranye menunjukan bahwa perspektif
merupakan bagian dari FISIP.
Logo ini nantinya akan diimplementasikan pada atribut komersil Perspektif,
seperti media koran dinding, situs web portal berita, pamflet, press realease,
pakaian dinas lapangan dan berbagai media komersil lainnya.
4.1.3 Divisi
LPM Perspektif memiliki struktur organisasi yang terkoordinir dengan baik.
Setiap pengurus bekerja sesuai dengan fungsi dan deskripsi masing-masing. LPM
Perspektif memiliki lima divisi, dan setiap divisi membawahi sub divisi lain.
Berikut ini susunan struktur organisasi LPM Perspektif FISIP UB beserta divisi-
divisi yang ada di dalamnya:
62
Bagan 4. Divisi LPM Perspektif FISIP UB
Sumber : Website Perspektif, www.lpmperspektif.com, diakses pada tanggal 25 September 2012 pukul 10.15 WIB
Berikut ini adalah divisi-divisi yang ada dalam LPM Perspektif FISIP UB:
1. Redaksi. Divisi redaksi merupakan ujung tombak dalam Perspektif.
Produktifitas Perspektif diukur dari media yang terbit dalam setiap momennya,
oleh karena itu perlu diperhatikan bahwa setiap anggota Perspektif harus
berkontribusi aktif dalam mendukung divisi redaksi. Proses penilaian dan
insentif akan mengacu pada produktifitas anggota dalam redaksi. Redaksi
mempunyai tugas untuk dapat memproduksi media koran tempel dan situs web
portal berita. Sub divisi yang ada pada divisi ini terdiri dari : pemimpin redaksi,
redaktur pelaksana, editor, wartawan, fotografer, dan layouter.
2. Sastra. Divisi sastra menjadi penunjang media Perspektif berupa straight news
dan berat. Oleh karena itu menyeimbangkannya dengan membuat karya karya
sastra berupa cerpen, puisi, prosa, dll. Tentunya pembuatan karya sastra itu
sebisa mungkin dihubungkan dengan kejadian yang terjadi pada saat itu
diangkat oleh berita kita. Selain mendukung media koran tempel dan majalah.
Sastra nantinya juga akan mempunyai media tersendiri yaitu di madding dan
63
web dan twitter. Sastra tidak terbatas pada waktu penerbitan, intinya sebanyak
mungkin karya sastra yang dibuat, nantinya akan di-publish di media.
3. Marketing. Divisi marketing merupakan ujung tombak bagi sebuah lembaga
pers mahasiswa yang mempunyai visi untuk terus berkembang dengan
mengandalkan sumber dana yang independen dan tidak mempunyai keterikatan
apapun dalam mempengaruhi keberpihakan pers. Dalam perkembangannya,
divisi marketing nantinya akan diberi dana untuk dimanfaatkan dalam
berwirausaha, entah itu berjualan kaos, aksesori dll yang mempunyai hubungan
dengan pers.
4. Litbang. Litbang juga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan
organisasi dan memanfaatkan kualitas SDM yang ada. Tugas dari Litbang
diantaranya : menyusun strategi dan pengelolaan SDM, menyusun sistem
manajemen kerja, membuat angket terkai kepuasan mahasiswa FISIP terhadap
kinerja Perspektif, bertanggung jawab terhadap penyediaan data, dan bekerjasa
dengan divisi lain dalam mengadakan pelatihan.
5. Humas. Sebagai bentuk nyata, dan eksistensi Perspektif dalam berbagai
perkumpulan dan kegiatan diluar organisasi, maka peran humas yang akan
dimaksimalkan. Menjalin hubungan dan aktif dalam berbagai kegiatan diluar
merupakan salah satu cara bagi Perspektif untuk dapat diterima dan dikenal
masyarakat luas. Hingga saat ini Perspektif telah cukup aktif dalam berbagai
kegiatan, terutama di PPMI (Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia) Malang.
Terlebih beberapa anggota menempati posisi penting seperti koordinator divisi,
dan Pjs PPMI.
64
4.1.4 Latar Belakang Pendirian Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB
Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB dibentuk pada tahun 2011. Grup
ini bersifat grup tertutup, yaitu hanya bisa diakses oleh anggota grup itu sendiri
dan anggota diluar grup tidak dapat mengakses kecuali diizinkan atau diundang
oleh anggota grup. Hal ini dilakukan agar kerahasiaan grup tetap terjaga. Saat ini
anggota grup ini sebanyak 97 orang. Anggota Grup Facebook LPM Perspektif
FISIP UB terdiri dari anggota LPM Perspektif FISIP UB dari awal berdiri sampai
pada anggota yang terakhir bergabung.
Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB memiliki tingkat interaksi yang
tinggi. Setiap hari sedikitnya terdapat 2 posting wall dari anggota grup. Posting
wall tersebut kemudian mendapat komentar atau respon dari anggota lain. Posting
wall biasanya berisi informasi yang berhubungan dengan kegiatan Perspektif
untuk disebarkan kepada anggota lain. Sedangkan respon biasanya berisi pendapat
dari anggota lain yang berhubungan dengan posting wall tersebut.
Alasan utama dibentuknya grup ini adalah karena LPM Perspektif FISIP UB
tidak memiliki ruang LSO tersendiri, sehingga digunakan grup Facebook untuk
melakukan koordinasi sesama anggota. Rapat anggota secara langsung tetap
dilangsungkan sedangkan grup Facebook digunakan untuk memberikan informasi
hasil rapat bagi anggota yang tidak dapat mengikuti rapat. Tujuan dari
dibentuknya grup ini adalah untuk mewadahi sesama anggota dalam
menyampaikan informasi, pendapat, isu terbaru, masalah terkini dan hasil
keputusan rapat semua anggota LPM Perspektif FISIP UB. Selain grup Facebook,
65
Perspektif juga mempunyai akun Twitter (@lpmperspektif) dan website resmi
(www.lpmperspektif.com).
4.1.5 Fitur-fitur dalam Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB
Grup ini memiliki beberapa fitur yang bisa digunakan anggotanya dalam
berinteraksi didalamnya, antara lain:
1. Wall (dinding)
Wall terletak pada halaman utama grup ini. Pada wall grup biasanya kita
melihat posting dari anggota lain mengenai isu, informasi, masalah, pendapat,
ataupun diskusi. Para anggota biasanya mengomentari posting-an tersebut
apabila merasa posting tersebut bermanfaat atau terkait dengan isu dan
informasi yang sedang hangat dibicarakan. Semakin menarik biasanya
semakin banyak komentar yang diberikan para anggota.
2. Comment (Komentar)
Anggota grup bisa memberikan komentar terhadap posting yang dilakukan di
wall. Komentar ini biasanya berisi jawaban, pendapat, dan informasi dari
anggota grup lain mengenai isu, masalah, informasi, dan diskusi terkait
kegiatan LPM Perspektif FISIP UB.
3. Like-Unlike
Fitur ini berfungsi membantu para anggota grup dalam menyatakan rasa suka
dan ketidaksukaannya terhadap posting-an anggota lainnya dengan
memberikan sebuah tanda “jempol”.
66
4.2 Pola Bahasa di Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB
Penelitian ini akan menjawab rumusan masalah pertama mengenai ragam
bahasa yang muncul dalam Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB. Berikut ini
beberapa bentuk bahasa yang muncul Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB
setelah peneliti melakukan obervasi terhadap grup tersebut. Ragam bahasa yang
ditemukan akan dibandingkan dengan bentuk dalam EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan) sebagai tolak ukur kebakuan bahasa tulis juga dicari penyebab
ketidakbakuan dari kata atau kalimat tersebut.
Kebakuan dan ketidakbakuan sebuah kata dapat dilihat dari segi fonologi
(ortografis)-nya, seperti misalnya adanya penggantian huruf vokal, pembubuhan
huruf vokal, penghilangan huruf vokal, pembentukan deret vokal, penyederhanaan
deret huruf vokal, penggantian konsonan, penggantian huruf vokal dengan huruf
konsonan, penggantian huruf konsonan dengan huruf vokal, pembubuhan huruf
konsonan, penghilangan huruf konsonan, pembentukan gabungan atau gugus
huruf konsonan, dan penyederhanaan gabungan atau gugus huruf konsonan
(Sabariyanto, 2001: 333-354)
4.2.1 Singkatan Sederhana
Bahasa yang digunakan mahasiswa cenderung lebih sesuai dengan EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan). Hal dikarenakan mahasiswa memiliki kemampuan
untuk mencitrakan diri. Tidaklah heran apabila sedikit sekali mahasiswa yang
menggunakan bahasa alay. Bahasa alay adalah bahasa yang memiliki citra negatif
di kalangan pengguna sosial media. Pengguna bahasa alay dianggap seseorang
yang norak dan kampungan.
67
Singkatan sederhana merupakan bentuk penyingkatan yang terjadi dengan
cara melesapkan huruf vokal dan mengekalkan huruf konsonan pada setiap kata.
Istilah sederhana dipakai untuk menunjukkan teknik penulisan yang tetap
menyesuaikan dengan kaidah tulis pada kata yang disingkat. Berikut ini beberapa
contoh penggunaan singkatan sederhana:
4.2.2 Penggalan Kata dan Akronim
Penggalan merupakan hasil proses pemendekan yang mengekalkan salah
satu bagian dari leksem. Leksem adalah satuan kata terkecil dalam sebuah bahasa
atau yang biasa dijadikan entry dalam kamus.
Akronim merupakan bentuk pemendekan yang menggabungkan huruf atau
suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata.
4.2.3 Penggunaan Tanda Titik
Tanda baca titik (.) tidak hanya digunakan untuk mengakhiri kalimat, tetapi
lebih sering digunakan sebagai pemenggal kalimat seperti yang dapat kita lihat
dalam gambar berikut.
Dua gambar di atas menunjukkan bahwa penulisnya menggunakan titik (.)
untuk mengakhiri setiap kalimatnya dengan jumlah lebih dari satu. Salah satu
fungsi tanda titik (.) adalah dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan, namun dalam hal ini tanda baca titik (.) memiliki fungsi baru yang
68
sifatnya semena-mena karena tidak adanya kesepakatan bersama mengenai
penggunaanya, baik sebagai pemberi jeda ketika membaca atau untuk mengakhiri
sebuah kalimat. Berikut ini beberapa penggunaan tanda titik (.):
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan2. Tanda titik dipakai di belakang angaka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah7. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan
4.2.4 Penggunaan Angka
Fungsi-fungsi angka sebagai berikut:
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan Romawi
2. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang (iv) kuantitas
3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat
4. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
4.2.5 Pengggunaan Huruf Berlebihan
Pemakaian huruf berlebihan adalah melebihkan pemakaian huruf dari
jumlah sebenarnya. Seperti pada contoh dibawah ini:
69
Huruf berlebihan tidak memiliki fungsi dan makna tertentu.
4.2.6 Penggunaan Huruf Kapital
Beberapa huruf kapital dapat ditemui pada berbagai tempat baik digunakan
huruf pertama kata pada awal kalimat maupun pada kata atau kalimat tertentu.
Seperti pada contoh dibawah ini:
Pada gambar menunjukkan bahwa huruf kapital digunakan pada huruf
pertama kata pada awal kalimat. Sedangkan pada gambar huruf kapital digunakan
pada kata-kata tertentu yang berfungsi untuk penekanan atau perhatian pada kata
yang perlu ditegaskan dan dianggap penting. Berikut ini beberapa fungsi huruf
kapital dalam bahasa Indonesia:
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti Tuhan.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang ataupun tidak diikuti nama orang
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya
7. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran ataupun tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa atau tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan
70
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah
13. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi yang
diikuti nama diri geografi16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi
jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya17. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak
diikuti oleh nama diri geografi18. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang
digunakan sebagai penjelas nama jenis19. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk
20. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi
21. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan
22. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal
23. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama dir
24. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak,adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan ataupun tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan
25. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan
26. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu
4.2.7 Penggunaan Bentuk Interaksi
Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB adalah wadah yang digunakan
melakukan interaksi sesama anggota. Bentuk interaksi yang sering digunakan
71
adalah berupa pertanyaan dan ajakan. Kalimat pertanyaan dan ajakan
menggunakan tanda baca tanya (?) dan tanda baca seru (!). Berikut ini beberapa
kalimat yang menunjukkan interaksi:
Berikut ini beberapa fungsi tanda tanya (?) dan tanda seru (!) :
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya2. Tanda tanya dipakai di dalam tnda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya3. Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat
4.2.8 Penggunaan Kata Lain
Pemakaian kata lain ialah pemakaian kata selain dari bahasa Indonesia
untuk sebuah konsep yang sebenarnya sudah ada padanannya di dalam bahasa
Indonesia. Pada kesempatan ini akan ditampilkan beberapa kata yang merupakan
kata lain, tetapi proses pemakaian kata lain itu tidak akan dibahas secara terinci.
4.2.8.1 Pemakaian Kata Bahasa Daerah
Bahasa-bahasa daerah atau minoritas adalah bahasa-bahasa adalah bahasa
yang secara tradisional digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh warga negara
dari negara tersebut, yang secara numerik membentuk kelompok yang lebih kecil
dari populasi lainnya di negara tersebut dan berbeda dari bahasa resmi (atau
bahasa-bahasa resmi) dari negara tersebut (Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa
Regional atau Minoritas: 1948-1998). Dengan kata lain bahasa daerah adalah
suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan,
apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian federal atau provinsi, atau
daerah yang lebih luas
72
Bahasa daerah yang sering digunakan adalah Bahasa Jawa karena mayoritas
anggota Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB adalah orang Jawa. Pemakaian
kalimat dibawah merupakan kalimat bahasa Jawa “jo lali reek besok makrab..”
yang berarti “jangan lupa rek besok makrab..”. Kata “rek” merupakan kata sapaan
yang menunjukkan seseorang lebih dari satu.
4.2.8.2 Pemakaian Kata Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah sebuah bahasa Jermanik Barat yang berasal dari
dialek-dialek Anglo-Frisia yang dibawa ke pulau Britania oleh para imigran
Jermanik dari beberapa bagian barat laut daerah yang sekarang disebut dengan
Belanda dan Jerman (Jurnal Sejarah bahasa Inggris UMM, 2011). Sekarang ini
bahasa Inggris telah menjadi bahasa yang digunakan dalam masyarakat dunia,
atau lebih dikenal dengan istilah Bahasa Internasional.
Pemakaian kata bahasa Inggris digunakan sebagai kata serapan yang sering
digunakan dalam percakapan sehari-hari. Gambar menunjukkan pemakaian kata
urgent menunjukkan istilah bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia berati
penting. Gambar menunjukkan Pemakaian kata upgrading dan depthnews
merujuk pada istilah bahasa Inggris yang berati peningkatan dan berita mendalam.
4.2.9 Penggunaan Efek Suara dalam Kalimat
Kecenderungan mahasiswa untuk berbahasa secara baik dan benar tidak
selalu kaku. Mahasiswa juga mempunyai sisi humor dalam bahasa yang mereka
gunakan dengan menambahkan efek suara. Efek suara yang dimaksud adalah
73
kata-kata yang melambangkan bunyi-bunyian tertentu, seperti “hahaha” yang
seperti bunyi seseorang tertawa lepas atau “hehehe” seperti bunyi seseorang
tertawa biasa. Biasanya efek suara tersebut berfungsi sebagai pendukung dalam
menyampaikan emosi penulisnya. Berikut ini beberapa contoh penggunaan efek
suara tersebut.
4.2.10 Penggunaan Emotikon
Istilah emotikon atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan emoticon
(emotion of icon) mengacu pada tanda-tanda grafis seperti wajah tersenyum yang
sering diapakai untuk komunikasi tekstual seperti pada CMC (Herring dan
Dresner, 2010: 1), yang berarti icon yang digunakan untuk mengekspresikan
emosi sebuah pernyataan tertulis dan bisa merubah serta meningkatkan intepretasi
terhadap tulisan tersebut. Berikut ini beberapa contoh penggunaan emoticon
tersebut.
4.2.11 Pola Bahasa di Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB
Bahasa Indonesia melahirkan berbagai ragam bahasa yang sesuai dengan
fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa tersebut
pada pokoknya dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni ragam bahasa lisan dan
tulis. Tidak dapat dipungkiri ragam bahasa lisan sangat berbeda dengan ragam
bahasa tulis. Perbedaan kedua ragam tersebutdapat dilihat sebagai berikut
(Arifin1988, 15-19):
1. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada didepan pembicara sedangkan ragam tulis tidak harus ada teman bicara berada didepan.
2. Pada ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur tersebut kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan dibantu oleh gerak, mimik,
74
pandangan atau anggukan. Sedangkan pada ragama bahasa tulis unsur-unsur tadi harus lebih lengkap. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada didepan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang diajak bicara mengerti isi tulisan itu.
3. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu, sedangkan ragam bahasa tulis tidak terikat pada hal-hal tersebut.
4. Ragam lisan dapat dipengaruhi tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam bahasa tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring
Berdasarkan data yang ditemukan mahasiswa cenderung menggunakan
bahasa tulis yang formal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penggunaan kata dan
kalimat yang telah sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Mahasiswa
dalam berbahasa jarang sekali
Fromkin et. al. (2002: 534) yang dikutip seperti di bawah ini:
“When a new rule enters a speaker’s grammar it is either in or not in the grammar. It may at first be an optional rule, so that sometimes it is used and sometimes it is not, possibly determined by social context or other external factors, but the rule is either there and available for use or not.”
(Ketika sebuah kaidah baru masuk ke dalam tata bahasa yang dikuasi oleh seorang penutur, kaidah itu mungkin sudah ada atau belum ada di dalam tata bahasa penutur tersebut. Kaidah itu dapat menjadi kaidah pilihan yang sewaktu-waktu dapat atau tidak dapat dipakai, yang mungkin ditentukan oleh konteks sosial atau faktor eksternal lainnya, tetapi kaidah itu sudah ada dan siap untuk dipakai, atau tidak)
4.3 Perbedaan Penggunaan Bahasa Laki-laki dan Perempuan Anggota
Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB
Hubungan antara bahasa dan gender secara umum dapat dieksplorasi lewat
perilaku bahasa dalam konteks sosial dimana laki-laki dan perempuan saling
berinteraksi. Laki-laki biasa membicarakan masalah seputar masalah ekonomi,
politik, dan olahraga. Perempuan sebaliknya, membicarakan masalah kehidupan
75
sehari-hari, pembicaraan tentang perbuatan orang lain, tentang persaan mereka,
dan masalah kehidupan sehari-hari yang sering disebut dengan gosip. Hal ini
menunjukkan bahwa perempuan lebih memusatkan perhatiannya pada kehidupan
lingkungan dan masyarakatnya, laki-laki memusatkan pada kemandirian dan
status, sedangkan perempuan lebih memusatkan perhatiannya kepada kehidupan
lingkungan dan masyarakat daripada laki-laki (Kuntjara, 2003: 22-23). Selain itu,
laki-laki pada umumnya lebih memilih fakta sedang perempuan lebih menekankan
pada perasaannya (Kuntjara, 2003: 26). Berikut ini akan dibahas mengenai
perbedaan bahasa laki-laki dan perempuan anggota Grup Facebook LPM
Perspektif FISIP UB:
4.3.1 Informasi Personal vs Kontrol
4.3.2
4.4 Alasan Perbedaan Penggunaan Bahasa Laki-laki dan Perempuan di
Grup Facebook LPM Perspektif FISIP UB
Coates (1993: 435) memandang perbedaan bahasa merupakan suatu
cerminan perbedaan sosial. Selama masyarakat memandang laki-laki dan
perempuan berbeda dan tidak setara, maka perbedaan dalam bahasa laki-laki dan
perempuan akan terus berlangsung. dengan kata lain, perbedaan jenis kelamin
tertentu dalam perilaku bahasa merupakan efek samping dari pengalaman sosial
laki-laki dan perempuan yang sistematis berbeda. Berikut ini adalah beberapa
76
alasan yang dikemukakan para informan mengenai penggunaan bahasa antara
laki-laki dan perempuan:
4.4.1