tugas askeb iv ( mona vella.s).docx

46
TUGAS ASKEB IV TENTANG KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN / INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) O L E H KELOMPOK 15 MONA VELLA SARI (10211008) RIRI OKTA BERMANDA (10211023) DOSEN PEMBIMBING : DEVI SYARIEF, S.SiT. M.Keb PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

Upload: wulan-gusti

Post on 03-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS ASKEB IVTENTANGKEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN / INTRA UTERINE FETAL DEATH(IUFD)OLEHKELOMPOK 15MONA VELLA SARI (10211008)RIRI OKTA BERMANDA (10211023)

DOSEN PEMBIMBING : DEVI SYARIEF, S.SiT. M.KebPROGRAM STUDI DIII KEBIDANANSTIKes MERCUBAKTIJAYA PADANGTP . 2011/2012

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Intra Uterine Fetal Death (IUFD) , sebagai salah satu tugas mata kuliah Kebidanan Komunitas (Askeb IV). Pada semester 4 Program Studi D III Kebidanan STIKes Mercubaktijaya Padang.Penyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karna itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Devi Syarief, S.Si.T, M.Keb selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas penyusunan makalah ini sehingga kami mendapatkan pengetahuan tentang Diabetes Mellitus dalam kehamilan 2. Semua pihak khususnya anggota kelompok yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengerjakan tugas ini. 3. Serta teman teman semua yang telah mendukung selesainya makalah ini .

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan dan semoga makalah ini berguna baik bagi penulis maupun pihak yang memanfaatkannya. Penulis menyadari bahwa makalh ini jauh dari sempurna . oleh karna itu saran dari pembaca sangat penulis harapkan dengan demi perbaikan makalah ini.

Padang , 29 Maret 2012

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

Kematian janin dalam kandungan (Intra Uterine Fetal Death)dapat dikarenakan berbagai hal seperti terkena lilitan tali pusat, pendarahan serta akibat tekanan darah tinggi si ibu yang mengandung. Kematian janin dalam kandungan dapat dicegah dengan cara memeriksakan kandungan secara teratur ke dokter. Kalaupun terjadi kelainan pada masa kehamilan, bisa ditanggulangi sedini mungkin. Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan sebagian besar kasus bayi mati dalam kandungan karena kesalahan aktivitas yang dilakukan seperti berolahraga dengan gerakan-gerakan yang cukup giat/berlebihan. Karena itu dianjurkan selama masa kehamilan sebaiknya mengurangi aktivitas yang membahayakan janin dalam kandungan. Hal ini untuk mengantisipasi bayi yang dililit lehernya.Ibu hamil hendaknya selalu berhati-hati jika beraktivitas dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur. Faktor Resiko IUFD yaitu Status sosial ekonomi rendah , Tingkat pendidikan ibu yang rendah , Usia ibu >30 tahun atau 28 minggu (late fetal death)kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas

E. FAKTOR RESIKO Faktor predisposisi a) Faktor ibu Ketidakcocokan rhesus darah ibu dengan janin.Akan timbul masalah bila ibu memiliki rhesus negatif, sementara bapak rhesus positif. Sehingga anak akan mengikuti yang dominan; menjadi rhesus positif. "Akibatnya antara ibu dan janin mengalami ketidakcocokan rhesus." Ketidakcocokan ini akan mempengaruhi kondisi janin tersebut. Misalnya, dapat terjadi hidrops fetalis; suatu reaksi imunologis yang menimbulkan gambaran klinis pada janin, antara lain pembengkakan pada perut akibat terbentuknya cairan berlebih dalam rongga perut (asites), pembengkakan kulit janin, penumpukan cairan di dalam rongga dada atau rongga jantung.

Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin.Terutama pada golongan darah A,B,O. "Yang kerap terjadi antara golongan darah anak A atau B dengan ibu bergolongan O atau sebaliknya." Sebab, pada saat masih dalam kandungan, darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodinya.

Berbagai penyakit pada ibu hamil.Salah satu contohnya preeklampsia dan diabetes. Itulah mengapa pada ibu hamil perlu dilakukan cardiotopografi (CTG) untuk melihat kesejahteraan janin dalam rahim.

Trauma saat hamil.Trauma bisa mengakibatkan terjadi solusio plasentae atau plasenta terlepas. Trauma terjadi, misalnya, karena benturan pada perut, entah karena kecelakaan atau pemukulan. "Benturan ini bisa saja mengenai pembuluh darah di plasenta, sehingga timbul perdarahan di plasenta atau plasenta lepas sebagian. Akhirnya aliran darah ke bayi pun jadi tak ada."

Infeksi pada ibu hamil.Ibu hamil sebaiknya menghindari berbagai infeksi, seperti infeksi akibat bakteri maupun virus. "Bahkan demam tinggi pada ibu hamil bisa menyebabkan janin tak tahan akan panas tubuh ibunya."

status social ekonomi yang rendah tingkat pendidikan ibu yang rendah umur ibu yang > 30 tahun atau < dari 20 tahun ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati

b) Faktor bayi Gerakan bayi yang berlebihan / liarGerakan bayi dalam rahim yang sangat berlebihan, terutama jika terjadi gerakan satu arah saja. karena gerakannya berlebihan, terlebih satu arah saja, maka tali pusat yang menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali pusat terpelintir, maka pembuluh darah yang mengalirkan plasenta ke bayi jadi tersumbat." Kalau janin sampai memberontak, yang ditandai gerakan "liar", biasanya karena kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi, entah itu karena kekurangan oksigen, atau makanan. Karena itu, harus segera dilakukan tindakan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan janin. Misalnya, apakah oksigen dan gizinya cukup? Kalau ibu punya riwayat sebelumnya dengan janin meninggal, maka sebaiknya aktivitas ibu jangan berlebihan. "Sebab, dengan aktivitas berlebihan, maka gizi dan zat makanan hanya dikonsumsi ibunya sendiri, sehingga janin relatif kekurangan."

Kelainan kromosom.Bisa disebut penyakit bawaan, misalnya, kelainan genetik berat trisomy. "Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian udah terjadi, yaitu dari otopsi bayi." Sebab, ungkap Nasdaldy, jarang sekali dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam kandungan. "Selain biayanya mahal, risikonya juga tinggi. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar terinfeksi, juga bisa lahir prematur. Kecuali kalau memang ada keganjilan dalam kehamilan tersebut yang dicurigai sebagai kelainan kromosom."

Kelainan bawaan bayi.Kelainan bawaan pada bayi sendiri, seperti jantung atau paru-paru, bisa engakibatkan kematian di kandungan.

F. MANIFESTASI KLINIS / KOMPLIKASI Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak menghasilkan masuk kedalam peredaran darah ibu tromboplastin pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh terjadi pembekuan darah trombosit Disseminated yang meluas hipofibrinogenemia (kadar intravascular coagulation fibrinogen < 100 mg%), biasa pada 4-5 minggu sesudah IUFD. Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700mg%. Akibat kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik post partum. Partus biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati. Dampak psikologis dapat timbul pada ibu setelah lebih dari 2 minggu kematian janin yang dikandungnya. DJJ tidak terdengar Uterus tidak membesar, fundus uteri turun Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa Palpasi anak menjadi tidak jelas Reaksi biologis menjadi negatif setelah anak mati kurang lebih 10 hari Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%.

G. PATOFISIOLOGIMenurut dr Botefilia SpOG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan, antara lain:1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi2. Preeklampsia dan eklampsia3. Perdarahan Waspada jika ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan). Otomatis Hb janin turun dan bisa picu kematian janin.

4. Kelainan kongenital (bawaan) bayiYang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni akumulasi cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau terjadi kelainan pada paru-parunya.

5. Ketidakcocokan golongan darah ibu dan janinTerutama pada golongan darah A, B, O. Kerap terjadi golongan darah anak A atau B, sedangkan Moms bergolongan O atau sebaliknya. Pasalnya, saat masih dalam kandungan darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka Moms akan membentuk zat antibodi.

6. Janin yang hiperaktifGerakan janin yang berlebihan, apalagi hanya pada satu arah saja, bisa mengakibatkan tali pusat yang menghubungkan ibu dengan janin terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah yang mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya itu, tidak menutup kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak. Hingga saat ini kondisi tali pusat terpelintir atau tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai bilamana ada gejala yang tidak biasa saat hamil.

7. Gawat janinBila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya. Kondisi ini bisa mengakibatkan janin tercekik karena suplai oksigen dari Moms ke janin terhenti. Gejalanya dapat diketahui melalui cardiotopografi (CTG). Mula-mula detak jantung janin kencang, lama-kelamaan malah menurun hingga di bawah rata-rata.

8. Kehamilan lewat waktu (postterm)Kehamilan lebih dari 42 minggu.Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG dengan color doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan melalui USG.

9. Infeksi saat hamilSaat hamil sebaiknya menjaga kondisi tubuh dengan baik guna menghindari berbagai infeksi bakteri atau virus. Bahkan, demam tinggi pada ibu bisa mengakibatkan janin tidak tahan akan panas tubuh ibunya.

10. Kelainan kromosomKelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui otopsi bayi. Jarang dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat berisiko. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin terinfeksi, bahkan lahir prematur. Bila janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah perubahan- perubahan sebagai berikut : Rigor mostis (tegang mati) Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas kembali. Stadium maserasi I Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi kemudian menjadi merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah mati. Stadium maserasi II Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat, stadium ini berlangsung 48 jam setelah anak mati. Stadium maserasi III Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat lemas, hubungan antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah kulit.H. PENANGANAN 1. Penanganan Umum

- Berikan dukungan emosional pada ibu - Nilai DJJ -Nilai ibu mendapa sedative, tungg hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang - Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan

2. Penanganan Pada Masa Persalinan Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati.

Jika pemeriksaan radiologic tersedia, konfirmasi kematian janin setelah lima hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang engkorak, hiperfleksi kolumna, vertebralis, gelembung udara didlam jantung dan edema scalp.

USG adalah sarana penunjang diagnostic yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda hidup: tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat jhir per vaginal.Pilihlah cra persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputsan diambil.Bila pilihan penanganan persalinan adalah akspetif: o Tunggu persalinan spontan hingg dua minggu o Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi. o Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, o Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks: o Jika serviks matang, lakukann induksi persalinan dengan oksitosin o Jika serviks belum mtang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin I. PENATALAKSANAAN1) Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim tidak usah terburu-buru bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3 minggu untuk mencari kepastian diagnosis.2) Biasanya selama masih menunggu ini 70-90 % akan terjadi persalinan yang spontan3) Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi columna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp. 4) USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang. 5) Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa kemungkinan besar dapat lahir pervaginam. 6) Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil. 7) Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif maka tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90 % persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi 8) Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan penanganan aktif.9) Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu - Jika servik matang,lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.- Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley, dengan catatan jangan lakukan amniotomi karena berisiko infeksi - Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir10) Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol: - Tempatkan mesoprostol 25 mcg dipuncak vagina, dapat diulang sesudah 6 jam - Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mcg misoprostol, naikkan dosis menjadi 50mcg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50 mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis. 11) Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis. 12) Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada koagulopati 13) Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut. 14) Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi 15) Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah diagnosis. Partus belum mulai maka wanita harus dirawat agar dapat dilakukan induksi persalinan16) Induksi partus dapat dimulai dengan pemberian esterogen untuk mengurangi efek progesteron atau langsung dengan pemberian oksitosin drip dengan atau tanpa amniotomi.

PENGKAJIAN DENGAN MANAJEMEN VARNEY1. PENGUMPULAN DATAMengumpulkan data subyektif dan data obyektif berupa data focus yang di butuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai kondisinya menggunakan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.a. Data subjektif Biodata ibu dan suamia) Nama ibu Untuk mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih mudah untuk berkomunikasi. b)Nama suami Untuk mengetahui siapa penanggung jawab saat pemberiaan asuhan c)Umur ibu Untuk mengetahui apakah ibu termasuk berisiko pada kehamilan ini apabila dilihat dari aspek umur. Ibu hamil yang lebih berbahaya dengan IUFD yaitu ibu primi tua atau ibu yang berumur < 20 tahun.d)Agama ibu dan suami Untuk mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya, adakah kepercayaan terkait kehamilan.e)Suku bangsa ibu Untuk mengetahui dari mana asal ibu berkaitan dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut.f)Pendidikan ibu dan suamiUntuk mengetahui tingkat pengetahuaan ibu dan suami sehingga memudahkan dalam pemberiaan informasi dan konseling.g) Pekerjaan ibu dan suamiUntuk mengetahui tingkat aktifitas yang dilakukan oleh ibu dan suami dan pengaruhnya terhadap ekonomi keluarga sehingga memudahkan dalam pemantauan gaya hidup dari ibu.h) Alamat ibu dan suamiUntuk mengetahui tempat tinggal ibu dan suami serta lingkungan disekitar tempat tinggal ibu.i)No tlp/hp ibu dan suami Untuk memudahkan berkomunikasi sewaktu-waktu bila ada masalah.

Keluhan utama Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu yang dapat menunjang diagnosa ibu mengalami IUFD . Ibu mengeluhkan berkurangnya gerakan janin. Perdarahan pervaginam. Keluhan aneh-aneh/ tidak khas. Gejala hamil tidak ada. Riwayat menstruasiUntuk mengetahui kapan pasien menarche, sejak kapan ibu tidak mendapatkan haid haid.pola haid, teratur apa tidak. Hai ini penting untuk diagnosiss. Karena untuk kepentingan mengukur umur kehamilan ibu dan menghitung tapsiran persalinannya.

Riwatat persalinan yang lalu Riwayat ini sangat penting untuk mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali ibu pernah hamil, jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah atau tidak abortus. umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin anak, jenis persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta umur anak sekarang. untuk mengetahui bagaimana riwayat persalinan ibu sebelumnya riwayat kesehatan Riwayat kesehatan yang lalu, untuk mengidentifikasi adakah ibu pernah menderita penyakit kematian janin dalam kandungan (IUFD) Riwayat kesehatan sekarang, untuk mngetahui apakah ibu pernah mengalami kematian janin dalam kandungan (IUFD)

Riwayat kesehatan keluargaPerlu ditanyakan karena ada kemungkinan ada keluarga yang mempunyai riwayat IUFD

Riwayat kontrasepsiUntuk mengetahui alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan ibu, berapa lama dan apakah ada keluhan seelama memakai alat kontrasepsi.

b. data objektif Pemeriksaan umumUntuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu, mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya pada ibu yang mangalami IUFD ibu akan tampak cemas, gelisah. Keadaan Umum Untuk mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak Kesadaran Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien Keadaan Emosional Untuk mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien dalam keadaan stabil atau tidakUntuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan yang dirasakan ibu

Penegakkan Diagnosisa. Anamnesa Ibu tidak merasakan gerakan jnin dalam beberapa hari atau gerakan janin sangat berkurang Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. - Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan. Penurunan berat badan Perubahan pada payudara atau nafsu makan

b. Pemeriksaan Fisik Inspeksi tidak kelihatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat badan ibu Terhentinya perubahan payudara Palpasi Tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan ; tdak teraba gerakan- gerakan janin Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin. Auskultasi baik memakai stetoskop monoral maupun doptone tidak akan terdengan denyut jantung janin DJJ Negative ( - ) Test kehamilan / reaksi kehamilan ( - )

Pemeriksaan penunjangHal ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang lebih pasti, oleh karna itu dapat kita lakukan1) Rontgen foto abdomenAdanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah janin,Yang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni akumulasi cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau terjadi kelainan pada paru-parunya.

2) USGTidak terlihat djj dan nafas janin, badan dan tunkai janin tidak terlihat bergerak, ukuran biparietal janin setelah 30 minggu terlihat tidak bertambah panjang pada setiap minggu, terlihat kerangka yang bertumpuk, tidak terlihat struktur janin, terlihat penumpukan tulang tengkorak, dan reduksi cairan yang abnormal

3) Laboratorium Reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati

Hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin mati. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah (hipofibrinogenemia) akan lebih besar. Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak menghasilkan tromboplastin masuk kedalam peredaran darah ibu, pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh trombosit terjadilah pembekuan darah yang meluas menjadi Disseminated intravascular coagulation hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen < 100 mg%).Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700 mg%. Akibat kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik postpartum. Partus biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati. Dampak psikologis dapat timbul pada ibu setelah lebih dari 2 minggu kematian janindikandungnya. Bila ketuban telah pecah, kemungkinan infeksi meninggi.

Pemeriksaan tambahan- Ultrasound: gerak anak tidak ada denyut jantung anak tidak ada tampak bekuan darah pada ruang jantung janin- X-Ray :1. Spalding sign (+) : tulang-tulang tengkorak janin saling tumpah tindih, pencairan otak dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak.2. Nanjouk sign (+) : tulang punggung janin sangat melengkung3. Robert sign (+) : tampak gelembung-gelembung gas pada pembuluh darah besar. Tanda ini ditemui setelah janin mati paling kurang 12 jam

2. INTERPRETASI DATA DASAR

Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah terhadap maslah atau diagnose dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidananDiagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan dalam lengkap praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur kebidanan.- G..A..P..A..H.- Umur kehamilanBeresiko jika ibu hamil berumur >30 tahun dan 10 gr%, tekanan darah baik. Dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu:pemeriksaan trombosit, fibrinogen, waktu pembekuan, waktu perdarahan, dan waktu protombin.Tindakan: Kuretasi vakum Kuretase tajam Dilatasi dan kuretasi tajam

2) Pengakhiran kehamilan jika ukuran uterus lebih dari 12 minggu sampai 20 minggu Misoprostol 200mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama. Pemasangan batang laminaria 12 jam sebelumnya. Kombinasi pematangan batang laminaria dengan misoprostol atau pemberian tetes oksitosin 10 IU dalam 500 cc dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes per menit.Catatan: dilakukan kuretase bila masih terdapat jaringan.

3) Pengakhiran kehamilan jika lebih dari 20 28 minggu Misoprostol 100 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama. Pemasangan batang laminaria selama 12 jam. Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes per menit. Kombinasi cara pertama dan ketiga untuk janin hidup maupun janin mati. Kombinasi cara kedua dan ketiga untuk janin mati.Catatan: dilakukakan histerotomi bila upaya melairkan pervaginam dianggap tidak berhasil atau atas indikasi ibu, dengan sepengetahuan konsulen.

4) Pengakhiran kehamilan jika lebih dari 28 minggu kehamilan Misoprostol 50 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama. Pemasangan metrolisa 100 cc 12 jam sebelum induksi untuk pematangan serviks (tidak efektif bila dilakukan pada KPD). Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes untuk primi dan multigravida, 40 tetes untuk grande multigravida sebanyak 2 labu. Kombinasi ketiga cara diatas.Catatan: dilakukan SC bila upaya melahirkan pervaginam tidak berhasil, atau bila didapatkan indikasi ibu maupun janin untuk menyelesaikan persalinan

periksa ulangan (follow up)Dilakukan kunjungan rumah pada hari ke 2, 6, 14, atau 40 hari. Dilakukan pemeriksaan nifas seperti biasa. Mengkaji ulang tentang keadaan psikologis, keadaan laktasi (penghentian ASI), dan penggunaan alat kontrasepsi.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu. Dan juga kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kematian janin dalam kandungan ini, salah satunya yaitu kurangnya tingkat pendidikan ibu. IUFD ini memiliki tanda dan gejala seperti ibu tidak lagi merasakan pergerakan janinnya, uterus tegang dan kaku, jika dilakukan USG dilihat tidak ada DJJ lagi dan perkembangan kepala serta air ketuban janin sudah berkurang.

B. SARAN

Sebagai tenaga kesehatan dalam hal ini penolong persalinan alangkah lebih baiknya apabila melaksanakan tugas harus sesuai dendan protaps atau standar pelayanan yang berlakuMengingatkan kepada keluarga apabila terjadi hal-hal yang tidak normal pada kehamilannya segera memeriksakan kepelayanan kesehatan yang terdekatSebagai penolong persalinan agar selalu siap dalam menghadapi situasi apapun

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.YBP-SP:Jakarta