askeb keperawatan

22

Click here to load reader

Upload: lyanna-dony

Post on 02-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEB KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah tinggi atau hipertensi telah menjadi penyakit yang umum bagi

banyak orang saat ini, apalagi bagi mereka yang tinggal di kawasan perkotaan.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu faktor penyebab stroke,

serangan jantung, dan juga gagal ginjal. Dan akibat terburuk dari penyakit ini adalah

kematian.

Menurut penelitian pada orang Afrika Amerika hipertensi (tekanan darah

tinggi) lebih tinggi daripada orang Eropa Amerika. Kematian yang dihubungkan

dengan hipertensi juga lebih banyak pada orang Afrika Amerika. Kecenderungan

populasi ini terhadap hipertensi diyakini berhubungan dengan genetik, lingkungan dan

kurangnya kesadaran individu/masyarakat untuk mengontrol tekanan darah

(Potter&Perry, 2005).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas tentang

pengukuran tekanan darah, dengan harapan dapat membantu mengetahui tekanan

darah yang dimiliki seseorang.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tekanan darah dengan baik dan benar

sesuai langkah-lagkah.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah penyusunan laporan ini diharapkan mahasiswa dapat:

a) Mengkaji data pasien.

b) Mengidentifikasi diagnosa berdasarkan data.

c) Melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan.

d) Mengevaluasi tindakan yang akan dilakukan.

1

Page 2: ASKEB KEPERAWATAN

e) Memberikan KIE.

1.2.3 Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Sistematika Penulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengukuran Tekanan Darah

2.2 Klasifikasi Tekanan Darah

2.3 Fisiologi Tekanan Darah

2.4 Faktor yang memepengaruhi Tekanan Darah

2.5Klasifikasi Tekanan Darah Normal

2.6 Langkah-Langkah Pengukuran Tekanan Darah

BAB III. TINJAUAN KASUS

3.1 Biodata Klien

3.2 Keluhan Utama

3.3 Diagnosa Medis

3.4 Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan

3.5 Langkah-langkah Tindakan dan Hasilnya

3.6 Terapi

3.7 Hasil Tindakan

3.8 KIE

BAB IV. PEMBAHASAN

2

Page 3: ASKEB KEPERAWATAN

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: ASKEB KEPERAWATAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong

dengan tekanan dari jantung (Potter&Perry, 2005).

2.2 Klasifikasi Tekanan Darah

a. Tekanan darah sistolik.

Puncak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi.

b. Tekanan darah diastolik.

Darah yang tetap dalam arteri pada saat ventrikel relaks (tekanan minimal yang

mendesak dinding arteri setiap waktu).(Potter&Perry, 2005).

2.3 Fisiologi Tekanan Darah Arteri

Tekanan darah menggambarkan interelasi dari curah jantung, tahanan vascular

perifer, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri.

a. Curah Jantung

Curah jantung adalah volume darah yang dipompa jantung (volume sekuncup)

selama 1 menit (frekuensi jantung).

Tekanan Darah (TD) bergantung pada curah jantung dan tahan vasvuler perifer :

4

Curah jantung = frekuensi jantung x volume sekuncup

Tekanan darah = curah jantung x tahanan vascular perifer

Page 5: ASKEB KEPERAWATAN

b. Tahanan perifer.

Tahanan perifer adalah tahanan terhadap aliran darah yang ditentukan oleh

tonus otot vascular dan diameter pembuluh darah.Semakin kecil lumen pembuluh

darah, semakin besar tahanan vascular terhadap aliran darah.

Dengan naiknya tahanan, tekanan darah arteri juga naik. Pada dilatasi

pembuluh darah dan tahanan turun, tekanan darah juga turun.

c. Volume darah.

Volume sirkulasi darah dalam sistem vascular mempengaruhi tekanan

darah.Pada kebanyakan orang dewasa, volume sirkulasi darahnya adalah 5000 ml.

normalnya volume darah tetap konstan.Jika volume meningkat, tekanan terhadap

dinding arteri menjadi lebih besar.

d. Viskositas.

Kekentalan atau viskositas darah mempengaruhi kemudahan aliran darah

melewati pembuluh darah yang kecil.

e. Elastisitas.

Normalnya dinding darah arteri elastis dan mudah berdistensi.Jika tekanan

dalam arteri meningkat, diameter dinding pembuluh darah meningkat untuk

mengakomodasi perubahan tekanan.Kemampuan distensi arteri mencegah

pelebaran fluktuasi tekanan darah (Potter&Perry, 2005).

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

a. Usia.

Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan.Meningkat pada

masa anak-anak. Tingkat tekanan darah anak-anak/remaja dikaji dengan

memperhitungkan ukuran tubuh dan usia. Anak-anak yang lebih besar (lebih

berat/lebih tinggi) tekanan darahnya lebih tinggi daripada anak-anak yang

lebih kecil dari usia yang sama. Selama masa remaja tekanan darah tetap

bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh. Tekanan darah dewasa cenderung

meningkat seiring dengan pertambahan usia. Lanjut usia tekanan sistoliknya

meningkat sehubungan dengan penurunan elastisitas pembuluh darah

(Potter&Perry, 2005).

5

Page 6: ASKEB KEPERAWATAN

b. Stress.

Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik,

yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular

perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.

c. Ras.

Frekuensi hipertensi (tekanan darah tinggi) pada orang Afrika Amerika lebih

tinggi daripada orang Eropa Amerika.Kematian yang dihubungkan dengan

hipertensi juga lebih banyak pada orang Afrika Amerika.Kecenderungan

populasi ini terhadap hipertensi diyakini berhubungan dengan genetic dan

lingkungan.

d. Medikasi

Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung,

mempengaruhi tekanan darah. Golongan medikasi lain yang mempengaruhi

tekanan darah adalah analgesic narkotik, yang dapat menurunkan tekanan

darah.

e. Variasi diurinal

Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari.Tekanan darah biasanya

rendah pada pagi-pagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang

siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang

yang pola dan derajat variasinya sama.

f. Jenis kelamin

Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada

anak laki-laki atau perempuan.Setelah pubertas, pria cenderung memiliki

bacaan tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah menopause, wanita cenderung

memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada pria pada saat usia tersebut

(Potter&Perry, 2005).

6

Page 7: ASKEB KEPERAWATAN

2.5 Langkah-langkah Pengukuran Tekanan Darah

1. Persiapan Alat

- Sphygmomanometer (tensimeter) terdiri dari

Manometer air raksa atau klep pembuka penutup

Manset udara

Selang karet

Pompa udara dari karet + skrup pembuka penutup

- Stetoscope

- Persiapan untuk mencuci tangan sabun dan handuk kering

- Alat tulis untuk dokumentasi

2. Persiapan Pasien

- Memberi salam

- Mengenalkan diri pada pasien dan keluarga

- Menjelaskan tujuan di lakukan tindakan

- Memberi tahu prosedur tindakan yang akan dilakukan

3. Langkah-langkah

- Perawat mencuci tangan

- Memperhatikan lingkungan pasien

- Membawa alat-alat kedekat pasien

- Menyingsingkan lengan baju pasien

- Memasang manset 2,5 cm diatas fosa cubity

- Memasang manset tidak terlalu erat atau terlalu longgar

- Menghubungkan pipa pipa tensi meter dengan pipa manset

- Menutup skrup balon karet

- Membuka kunci reservoir

- Letakkan tensimeter di tempat datar dan tegak lurus searah dengan pandanagan

kita

- Meraba arteri brakialis dengan dengan 3 jari tengah

- Mengecek diafragma stetoskop lalu meletakkan bagian diafragma stetoskop

tepat di atas arteri brakialis (bagian corong di tutup)

7

Page 8: ASKEB KEPERAWATAN

- Memompa balon sehingga udara masuk kedalam manset sampai detak arteri

tidak terdengar lagi, hingga 30 mmHg diatas nilai sistolik normal

- Membuka skrup balon perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg perdetik

sambil melhat skala dan mendengarkan bunyi detak pertama (systole) dan detak

terakhir (diastole)

- Pada waktu melihat skala, pandangan mata sejajar dengan manometer

- Bila hasilnya meragukan perlu di ulang kembali (tunggu 30 detik)

- Menurunkan air raksa sampai dengan 0 (nol) dan mengunci reservoir (dengan

cara memiringkan tensimeter dan menguncinya agar air raksa tidak pecah)

- Membuka pipa penghubung

- Melepaskan manset dan mengeluarkan udara yang masih tertinggal di dalam

manset

- Menggulung manset dan memasukkan kedalam tensimeter

- Mencatat hasil dan memberitahukan hasil ke pasien

- Merapikan peralatan

- Mencuci tangan 7 langkah

- Membuka lingkungan (jendela,sketsel, ataupun pintu

- Dokumentasi

4. Sikap

- Bersikap ramah,sopan dan sabar

- Hati-hati dalam melakukan tindakan

- Cermat dalam menentukan langkah-langkah sesuai dengan kondisi pasien

(Cek list Akbid Brawijaya Husada 2011).

8

Page 9: ASKEB KEPERAWATAN

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Biodata Pasien

Nama : Ny “W”

Umur : 35 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Penghasilan : Rp.800.000,-

Agama : Islam

Alamat : Jl.Semanggi Jatimulyo

3.2 Keluhan Utama

Pasien datang ke PUSKESMAS KENDALSARI ingin memeriksakan tekanan darahnya

karena sudah 2 hari mengalami pusing.

3.3 Diagnosa Medis

Ny “W” usia 35 tahun dengan hypertensi.

3.4 Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Hari / Tanggal : Ny “W”

Jam : Senin 25 Juli 2011

Tempat : Ruang UGD Puskesmas Kendalsari

Pembimbing lapangan :Sugiono Amd.kep.

Oleh :Liyan Indah Purnami

9

Page 10: ASKEB KEPERAWATAN

3.5 Langkah-langkah Tindakan dan Hasilnya

1.Persiapan alat

- Sphygmomanometer (tensimeter) terdiri dari

Manometer air raksa

Manset udara

Selang karet

Pompa udara dari karet + skrup pembuka penutup

- Stetoskop

- Alat dokumentasi

R/ Dengan mempersiapkan alat terlebih dahulu dalam proses melakukan tindakan

mengukur tekanan darah dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

2. Persiapan pasien

- Memberi salam pada pasien

R/ Menghormati pasien

- Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan

R/ Pasien mengerti dan paham tujuan dilakukan tindakan

- Memberi tahu prosedur tindakan yang akan dilakukan

R/ Mengurangi resiko kegagalan dan pasien lebih kooperatif dalam semua

tindakan yang di lakukan

- Memposisikan pasien untuk duduk

R/ Mempermudah pengukuran tekan darah

3. Langkah – langkah

- Memperhatikan lingkungan pasien

R/ Menjaga privasi pasien

- Mendekatkan alat ke dekat pasien

R/ Memudahkan pasien dalam melakukan tindakan selanjutnya

- Menyingsingkan lengan baju pasien

R/ untuk mendapatkan hasil yang akurat karena bila pakaian tidak disisingkan,

manset tidak menyentuh kulit dan bisa berubah-ubah posisi saat udara dipompa

sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan

- Memasang manset 2,5 cm di atas fosa cubiti

10

Page 11: ASKEB KEPERAWATAN

R/ supaya manset tidak menekan arteri brachialis dan memberikan ruang pada

stetoskop saat pemeriksaan.

- Memasang manset tidak terlalu erat atau terlalu longgar

R/karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan

- Menutup skrup balon karet

R/ Memudahkan udara bisa masuk ke dalam manset

- Letakkan tensimeter ditempat datar dan tegak lurus searah dengan pandangan kita

R/ Memudahkan kita dalam melihat jarum manometer

- Meraba arteri brachialis dengan 3 jari tengah

R/ Memudahkan dalam mencari detak arteri yang lebih keras

- Mengecek diafragma stetoskop lalu meletakkan bagian diafragma stetoskop tepat

di atas arteri brachialis (bagian corong ditutup)

R/ Mengetahui stetoskop berfungsi apa tidak dan memudahkan mendengarkan

detak pertama (sistole) dan terakhir (diastole)

- Memompa balon sehingga udara masuk kedalam manset sampai detak arteri tidak

terdengar lagi, hingga 30 mmHg di atas nilai sistolik normal

R/ supaya tidak terlalu tinggi kita memompa dan manset tidak terlalu kuat

menekan aliran pembuluh darah dan pasien tidak kesakitan

- Membuka sekrup balon secara perlahan – lahan sambil melihat skala dan

mendengarkan bunyi detak pertama (sistole) dan detak terakhir (diastole)

R/ Menghambat udara agar tidak keluar secara cepat dan untuk menurunkan air

raksa serta memudahkan dalam mendengarkan detak pertama (sistole) dan detak

terakhir (diastole)

- Pada waktu melihat skala, pandangan mata sejajar dengan manometer

R/ Memudahkan melihat skala sistole dan diastole dengan benar

- Mengulang kembali tindakan pengukuran tekan darah

R/ Memastikan jika tindakan yang kita lakukan benar

- Menurunkan air raksa sampai dengan 0 (nol) dan mengunci reservoir

R/ Menjaga air raksa agar tidak pecah

- Melepaskan manset dan mengeluarkan udara yang masih tertinggal di dalam

manset

R/ Memudahkan dalam menyimpan atau melipat manset

- Menggulung manset dan memasukan ke dedalam tensimeter

R/ Menjaga manset agar tidak rusak

11

Page 12: ASKEB KEPERAWATAN

- Mencatat hasil dan memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien

R/ Memudahkan pasien untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan

- Merapikan peralatan dan lingkungan

R/ Memudahkan petugas apabila ada tindakan lagi dan memberikan rasa serta

suasana yang nyaman dengan lingkungan yang rapi

3.6 Terapi

- Nivedipin 1x10 mg

R/ Obat untuk menurunkan tekanan darah

3.7 Hasil Tindakan

- Tensi 180/80 mmHg

3.8 KIE

- Memberitahu pada pasien bahwa setelah minum obat efeknya akan batuk tetapi

tidak akan berlangsung lama.

- Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup serta tidak melakukan aktifitas

yang berlebihan.

- Menganjurkan pada pasien untuk menghindari makanan yang berlemak dan yang

banyak mengandung garam karena bisa memicu tekanan darah tinggi.

- Menganjurkan pada pasien untuk kembali lagi memeriksakan tekanan darahnya

pada hari rabu tanggal 27 Juni 2011.

BAB IV

12

Page 13: ASKEB KEPERAWATAN

PEMBAHASAN

Dalam mengukur tekanan darah di Puskesmas Kendalsari, banyak terjadi kesenjangan

antara teori dan praktek langsung dilapangan di antaranya yaitu :

1. Di dalam persiapan alat tidak terjadi kesenjengan antara praktek dan teori.

2. Di dalam persiapan pasien.

Petugas tidak memberikan salam dan memperkenalkan diri saat akan

melakukan tindakan. Hal ini disebabkan karena banyaknya pasien yang akan

periksa dan untuk efesiensi waktu, sehingga dalam praktek di lapangan tidak

sesuai dengan teori yang diberikan dalam pendidikan.

3. Pada saat akan melakukan tindakan (Langkah-langkah).

a. Mencuci tangan tujuh langkah harus dilakukan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan sedangkan jika praktek langsung dilapangan, mencuci

tangan tidak dilakukan dengan tujuh langkah dan di lakukan hanya pada saat

tindakan selesai. Hal ini di sebabkan karena untuk efisiensi waktu.

b. Di dalam teori juga terjadi kesenjangan pada saat mengukur tekanan

darah.Pada saat mengukur tekanan darah, pasien harus posisi berbaring

sedangkan jika praktek langsung dilapangan, pasien pada saat di ukur tekanan

darahnya posisinya bisa duduk. Hal tersebut bisa terjadi karena pasien

kondisinya tidak terlalu parah dan untuk efisiensi waktu karena banyaknya

pasien yang akan di periksa.

c. Pada praktek langsung di lapangan, pipa tensimeter juga tidak di hubungkan

dengan pipa manset. Dalam hal ini di karenakan di lapangan praktek

Puskesmas Kendalsari pipa tensimeter dan pipa manset tidak pernah dilepas

sehubungan dengan banyaknya pasien yang akan diperiksa sehingga untuk

menghemat waktu pipa tensimeter dan pipa manset tidak pernah dilepas dan

selalu terhubung/tersambung.

BAB V

13

Page 14: ASKEB KEPERAWATAN

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Ny “W” usia 35 tahun dengan keluhan pusing selama 2 hari, setelah di lakukan

pengukuran tekanan darah dengan hasil 180/80 mmHg, positif mengalami hypertensi

dan di berikan terapy nivedipin 1x10 mg (obat untuk menurunkan tekan darah tinggi)

dengan KIE memberi tahukan efek obat, menganjurkan untuk istirahat dan

menghindari makanan yang berlemak dan mengandung garam karena dapat memicu

tekanan darah tinggi serta menganjurkan untuk memeriksakan tekanan darahnya pada

hari rabu 27 Juli 2011.

Selain itu pada saat pengukuran tekanan darah juga terjadi kesenjangan antara

praktek dan teori, diantaranya yaitu

1. Di dalam persiapan alat tidak terjadi kesenjengan antara praktek dan teori.

2. Di dalam persiapan pasien.

Petugas tidak memberikan salam dan memperkenalkan diri saat akan

melakukan tindakan. Hal ini disebabkan karena banyaknya pasien yang akan

periksa dan untuk efesiensi waktu, sehingga dalam praktek di lapangan tidak

sesuai dengan teori yang diberikan dalam pendidikan.

3. Pada saat akan melakukan tindakan (Langkah-langkah).

d. Mencuci tangan tujuh langkah harus dilakukan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan sedangkan jika praktek langsung dilapangan, mencuci

tangan tidak dilakukan dengan tujuh langkah dan di lakukan hanya pada saat

tindakan selesai. Hal ini di sebabkan karena untuk efisiensi waktu.

e. Di dalam teori juga terjadi kesenjangan pada saat mengukur tekanan

darah.Pada saat mengukur tekanan darah, pasien harus posisi berbaring

sedangkan jika praktek langsung dilapangan, pasien pada saat di ukur tekanan

darahnya posisinya bisa duduk. Hal tersebut bisa terjadi karena pasien

kondisinya tidak terlalu parah dan untuk efisiensi waktu karena banyaknya

pasien yang akan di periksa.

f. Pada praktek langsung di lapangan, pipa tensimeter juga tidak di hubungkan

dengan pipa manset. Dalam hal ini di karenakan di lapangan praktek

14

Page 15: ASKEB KEPERAWATAN

Puskesmas Kendalsari pipa tensimeter dan pipa manset tidak pernah dilepas

sehubungan dengan banyaknya pasien yang akan diperiksa sehingga untuk

menghemat waktu pipa tensimeter dan pipa manset tidak pernah dilepas dan

selalu terhubung/tersambung.

5.2. SARAN

a. Lahan praktek

Puskesmas Kendalsari tetap memberikan pelayanan yang terbaik dan tetap

mensosialisasikan tentang tekanan darah sehingga masyarakat semakin banyak yang

sadar akan pentingnya memeriksakan tekanan darah

b. Masyarakat

Semoga masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya memeriksakan dan

mengontrol tekanan darah demi kesehatan pribadi masing-masing.

c. Mahasiswa

Dapat mengukur tekanan darah secara baik dan benar sehingga dapat memberikan

pelayanan dan informasi yang tepat pada masyarakat.

d. Institusi

Bahwa teori dan praktek yang sering tidak seiring dan sejalan sehingga para Dosen

Pendidikan diharapkan tetap memberikan bekal teori yang baik dan benar bagi

mahasiswa tanpa mengabaikan kondisi di lapangan praktek yang harus diikuti dan

dijalani .

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: ASKEB KEPERAWATAN

Hidayat, AAA dan Uliyah, M (2005), Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta, EGC.

Hidayat, AAA dan Uliyah, M(2008), Ketramp[ilan Dasar Praktikum Klinik, Jakarta, Salemba Medika

Potter, Patricia (2005), Pengkajian Kesehatan, Jakarta, EGC

www.spesialis.info/?penyebab-tekanan-darah,849-temboolok di akses tanggal 26 Juni 2011

Drvegan wordpress.com/2010/08/11/tekanan-darah/-tembolok diakses tanggal 26 Juni 2011

16