askeb bblr
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY “N” USIA 2 JAM DENGAN BBL NORMAL
DI RUANG KIA
PUSKESMAS BULULAWANG
MALANG
Disusun Oleh :
DESI LAILATUL RAFNI
NIM. 0605.08
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYAGAMA HUSADA-MALANG
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Kebidanan pada Pada Ny “R” P1001 Ab000 dengan akseptor
KB suntik Depo Progestin.
Laporan ini telah disyahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Laporan studi kasus ini disusun oleh :
Nama :
NIM :
Mengetahui :
Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan
(Novita Mayasari, S.SiT) (Sumakidah) NIP.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Bululawang
(drg. Lukitaningsih)
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas praktek Kebidanan
semester IV mengenai asuhan kebidanan pada bayi Ny “N” di Ruang KIA
Puskesmas Bululawang.
Dengan penyusunan asuhan kebidanan ini, penyusun mendapat banyak
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun menyampaikan terima kasih
kepada :
1. drg. Lukita Ningsih, selaku kepala Puskesmas Bulu Lawang yang telah
menerima dan memberikan kesempatan kami PKL di Puskesmas Bulu
Lawang.
2. Drs. Laily Amie, selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widyagama Husada Malang
3. Peny Indrawati, S.KM selaku Ka Prodi Diploma DIII Kebidanan
Widyagama Husada Malang
4. Ibu Sumakidah, selaku kepala ruangan BKIA Puskesmas Bulu Lawang
dan pembimbing lapangan.
5. Novita Mayasari, S.SiT selaku pembimbing institusi yang telah
membimbing dan memberi masukan kepada penulis.
6. Semua bidan dan perawat serta asisten bidan yang bertugas di Puskesmas
Bulu Lawang.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan baik secara material
maupun spiritual.
8. Semua pihak yang turut memberikan dukungan dan bantuan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di waktu yang
akan datang, semoga asuhan kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Malang, Juli 2008
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin di dalam
uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit yang menyertai kehamilan
ibu, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir. Penanggulangan bayi
tergantung pada keadaan apakah ia normal/tidak.
Pada umumnya kelahiran bayi normal dapat dipertanggung jawabkan
secara penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan. Setiap
petugas kesehatan harus mengetahui segera timbulnya perubahan pada ibu dan
bayi dan bila perlu segera berikan pertolongan pertama.
Penelitian tahun 1998 menunjukkan > 50 % kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir akan menyebabkan kelainan-kelainan dan dapat
juga mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misal akibat
hipotermi dapat mengakibatkan cold stress yang selanjutnya dapat
menyebabkan hipoxia/hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melalui penulisan laporan ini kami berharap mampu mengkaji,
mengidentifikasi, menganalisis dan melaksanakan asuhan kebidanan
khususnya bagi kami mahasiswa yang sedang praktek klinik yang masih
perlu banyak bimbingan dan pengetahuan serta pengalaman.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian terhadap bayi baru lahir
normal
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah
c. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial
d. Mahasiswa mampu merumuskan kebutuhan segera
e. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan untuk menangani
bayi baru lahir normal.
f. Mahasiswa mampu mengimplementasikan masalah bayi baru lahir
normal
g. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan melaksanakan evaluasi.
1.3 Ruang lingkup
Asuhan kebidanan dalam makalah ini hanya pada masalah bayi baru lahir
pertama diruang KIA pusjesmas Bulu Lawang
1.4 Metode penulisan
Metode penulis gunakan dalam laporan ini adalah:
a. Metode kepustakaan
Dengan membaca literature yang berkaitan dengan topik masalah
b. Praktek langsung
Dengan memberikan asuhan dan pendekatan
c. Data sekunder
Melalui status kesehatan atau rekam medis klien
d. Bimbingan dari pembimbing ruangan dan akademik
1.5 Pelaksanaan
Praktek Klinik ini dilaksanakan di PUSKESMAS Bulu Lawang tanggal 05 juli
2008.
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, tujuan umum, tujuan khusus,
ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan sistematika
penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang konsep bayi baru lahir dan konsep dasar
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
BAB 3 : TINJAUAN KASUS
Terdiri dari pengkajian data subyektif dan obyektif, identifikasi
diagnosa dan masalah, antisipasi masalah potensial, kebutuhan
segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB 4 : PEMBAHASAN
Membahas kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kasus
yang terjadi.
BAB 5 : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran dari kasus yang ada
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP BAYI BARU LAHIR
2.1.1 Pengertian
- Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada UK 37-42 minggu
dengan berat lahir antara 2500 gr sampai 4000 gram.
(Manuaba, 1994: 186)
- Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38 sampai 42
minggu dengan berat badan sekitar 2.500 sampai 3.000 gram dan
panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm.
(Manuaba, 1998: 121)
2.1.2 Ciri-ciri BBL Normal
- Berat badan lahir bayi antara 2500 – 4000 gram
- Panjang badan bayi 48 – 50 cm
- Lingkar dada bayi 32 – 34 cm
- Lingkar kepala bayi 33 – 35 cm
- Bunyi jantung dalam menit pertama + 180 x/menit kemudian turun
sampai 140 – 120 x/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
- Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 x/menit disertai
pernafasan cuping hidung, retraksi supraseternal dan intercostal, serta
rintihan hanya berlangsung 10 – 15 menit.
- Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
terbentuk dan dilapisi vernikcaseosa
- Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik
- Kuku telah agak panjang dan lemas
- Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan)
- Reflek hisap, menelan morro telah terbentuk
- Eliminasi, urine dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
Mekonium bersifat hitam kehijauan dan lengket.
(Syahlan, 1992: 174)
2.1.3 Perubahan-perubahan yang terjadi
2.1.3.1 Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/100 ml akan menurun
menjadi 50 mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan
yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil
dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai
120 mg/100 ml. Bila perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat/
adanya gangguan metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi mengalami
hipoglikemia.
(Sarwono, 2002: 253)
2.1.3.2 Gangguan umum
Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat yang suhunya lebih
rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan
saja dalam suhu kamar 25oC maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi, konveksi, konduksi dan radiasi sebanyak 200
kalori/kg/BB/menit. Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi
hanya sepersepuluh daripada yang tersebut di atas, dalam waktu yang
bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak
2oC dalam waktu 15 menit. Suhu lingkungan yang tidak baik akan
menyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin (coldinjury).
Bayi baru lahir dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan mengurangi
konsumsi energi serta merawatnya di dalam NTE (Natural Thermal
Environement) adalah suhu lingkungan rata-rata dimana produksi panas,
pemakaian O2 dan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan adalah minimal
agar suhu tubuh menjadi normal.
(Sarwono, 2002: 253)
2.1.3.3 Perubahan sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam wkatu 30 detik
sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal
sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan
lainnya. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam
otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan
diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi
pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan paru-paru pada
bayi normal cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan, kehilangan 1/3
dari cairan ini. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara.
(Sarwono, 2002: 254)
2.1.3.4 Perubahan sistem sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan O2 di dalam alveoli
meningkat. Sebaliknya tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan
turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah dari arteri pulmonanalis
mengalir ke paru-paru dan ductus orteriosus tertutup. Setelah tali pusat
dipotong, aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen ovale tertutup.
(Sarwono, 2002: 255)
2.1.3.5 Perubahan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan lain-lain mulai berfungsi
(Sarono, 2002: 255)
2.1.4 Perawatan Bayi Baru Lahir
2.1.4.1 Pertolongan pada saat bayi lahir
- Sambil secara cepat menilai pernafasannya,
letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu.
- Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah
atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
Periksa ulang pernafasan bayi yaitu sebagian besar bayi akan
menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah
lahir.
(Saifuddin, 2002: N-30)
2.1.4.2 Penilaian bayi waktu lahir
Keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir dengan
menggunakan nilai apgar. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah
bayi menderita asfixia atau tidak.
0 1 2 NAAppearance (warna kulit)
Pucat Badan merah esktremitas biru
Seluruh tubuh memerah – merahan
Pulse rate (frek. Nadi)
Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Grimace (reaksi rangsang)
Tidak ada Sedikit gerakan mimik (grimace)
Batuk/bersin
Activity (tonus otot)
Tidak ada Ekstremitas dalam sedikit flexi
Gerakan aktif
Respiration (pernafasan)
Tidak ada Lemah/tidak teratur Baik/menangis Jumlah
(Sarwono, 2002: 248)
2.1.4.3 Perawatan tali pusat
Pemotongan dan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik
terakhir antara ibu dan bayi. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat
berhenti dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat
(high risk baby) dapat dilakukan pemotongan tali pusat secepat mungkin
agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit dengan
kocher kira-kira 5 cm dan sekali lagi 7,5 cm dari pusat. Pemotongan
dilakukan antara kedua klem tersebut. Kemudian bayi diletakkan di atas
kain bersih atau steril yang hangat. Setelah itu dilakukan pengikatan tali
pusat dengan alat penjepit plastik atau pita dari nilon atau dapat juga
benang katun steril. Untuk menghindari infeksi tali pusat yang dapat
menyebabkan spsis, meningitis dll, maka di tempat pemotongan dan
dipangkal tali pusat, serta 2,5 cm disekitar pusat diberi antiseptik,
selanjutnya tali pusat di rawat dalam keadaan steril/bersih dan kering.
(Sarwono, 2002: 250)
2.1.4.4 Jagalah bayi agar tetap hangat
- Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi
kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
- Gantilah handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi
tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala
telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
Pastikan bayi tetap hangat
(Saifuddin, 2003: N.31)
2.1.4.5 Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
Obat perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. Yang lazim
dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan
pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
(Saifuddin, 2002: N-33)
2.1.4.6 Pemeriksaan fisik bayi
- Kepala
Besar, bentuk, sutura menutup/melebar, caput succedaneum, cepal
hematoma, kraniotabes, dsb.
- Mata
Perdarahan, sub konjungtiva, tanda-tanda infeksi (pus)
- Hidung dan mulut
Labio skisis, labiopalatoskisis, reflek hisap (dinilai dengan mengamati
bayi saat menyusu)
- Telinga
Preaurical tog, kelainan daun/bentuk telinga
- Leher
Hematom sberno kleidomastoideus, ductus firoglasus, nigroma koli.
- Dada
Bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi interkostal,
subcostal sifoid, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru-paru
(sonor, vesikuler, bronkial dll)
- Jantung
Pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung
- Abdomen
Membuncit (pembesaran hati limfa, tumor aster), skafoid
(Kemungkinan bayi menderita diafragmatika/atresia esafagi tanpa
fistula)
- Tali pusat
Perdarahan, jumlah darah pada tali pusat, warna dan besar tali pusat,
hernia di tali pusat/diselangkangan.
- Alat kelamin
Testis berada dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi
laki-laki), vagina berlubang, labia mayora menutupi labia minora
(pada bayi perempuan)
- Lain-lain
Mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak harus
waspada atresia ani/obstruksi usus. Urine juga harus keluar dalam 24
jam. Kadang pengeluaran urine tidak diketahui oleh karena keluar
pada saat bayi lahir dan bercampur dengan air ketuban. Bila urine
tidak ada dalam 24 jam harus diperhatikan bila obstruksi saluran
kencing.
(Sarwono, 2002: 251-252)
2.1.4.7 Identifikasi bayi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera
pasca persalinan. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi
yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah
lepas. Pada alat / gelang identifikasi tercantum nama (bayi dan ibunya),
tanggal lahir nomor bayi, jenis kelamin, unit, sidik telapak kaki bayi dan
sidik jari ibu harus tercetak di catatan yang tidak mudah hilang. Ukur berat
lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan cacat dalam rekam
medis.
2.1.4.8 Perawatan lain-lain
Lakukan perawatan tali pusat
- Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena
udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar.
- Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air
bersih dan keringkan betul-betul.
Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi
dipulangkan ke rumah, berikan imunisasi BCG, polio dan hepatitis B.
Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua
dan beritahu orang tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan
lebih lanjut, yaitu :
- Pernafasan : sulit atau lebih dari 60 x/menit
- Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat.
- Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
- Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah),
bau busuk, pernafasan sulit.
- Tinja/kemih : tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering
kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka
dan perawatan harian untuk bayi baru lahir.
- Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam mulai dari hari
pertama
- Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering serta
mengganti popok
- Jaga tali pusat dalam keandaan bersih dan kering
- Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit infeksi
(Saifuddin, 2002: N-36)
2.2 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU
LAHIR NORMAL
I. PENGKAJIAN
Tanggal: ……………. Jam………..
Tempat : ………….
1. Data Subyektif
1.1 Biodata
Nama bayi : untuk menghindari kekeliruan
Tanggal lahir : untuk mengetahui usia neonatus
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat : untuk memudahkan kunjungan rumah
Nama ibu : untuk memudahkan memanggil/menghindari
kekeliruan.
Umur : untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi/
tidak.
Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi
Pendidikan : untuk memudahkan pemberia KIE
Agama : untuk mengetahui kepercayaan yang dianut ibu
Alamat : untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan
rumah
Nama suami : untuk menghindari terjadinya kekeliruan
Umur :
Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi
Pendidikan : untuk memudahkan pemberia KIE
Alamat : untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan
rumah
1.2 Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal ….. jam …..
WIB. Dengan berat badan…gram dan panjang badan…cm
1.3 Riwayat kehamilan dan persalinan
1.3.1 Riwayat pre natal
Anak keberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi BBL
adalah kehamilan yang tidak ada komplikasi seperti DM,
hepatitis, jantung, asma, HT, TBC, frekuensi ANC, dimana
keluhan-keluhan selama hamil, HPHT dan kebiasaan-kebiasaan
ibu selama hamil.
1.3.2 Riwayat natal
Berapa usia kehamilan, waktu jam persalinan, jenis persalinan,
lama kala I, lama kala II, BB bayi, PB bayi, denyut nadi,
respirasi, suhu, bagaimana ketuban, ditolong oleh siapa,
komplikasi persalinan dan bagaimana keadaan bayi baru lahir
mengenai APGAR SKOR.
1.3.3 Riwayat post natal
- Observasi TTV
- Keadaan tali pusat
- Apakah telah diberi injeksi vit. K
- Minum ASI/PASI, berapa cc tiap berapa jam
1.4 Kebutuhan dasar
1.4.1 Pola nutrisi
Setelah bayi lahir segera susukan pada ibunya, apakah ASI
keluar sedikit, kebutuhan minum hari pertama 60 cc/kg bb,
selanjutnya ditambah 30 cc/kg bb untuk hari berikutnya.
1.4.2 Pola eliminasi
Proses pengeluaran defeakasi dan urine terjadi 24 jam pertama
setelah lahir, Normalnya BAK pada bayi 5-6 kali per hari. BAB
3 kali per hari.
1.4.3 Pola istirahat
Pola tidur normal bayi baru lahir 14 – 18 jam/hari
1.4.4 Pola aktivitas
Pada bayi seperti menangis, BAK, BAB serta memutar kepala
untuk mencari putting susu.
1.5 Riwayat psikososial
Kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesanggupan ibu
menerima dan merawat anggota baru.
2. Data Obyektif
2.1 Pemeriksaan fisik umum
Keasadaran : composmentis
Suhu : normal (36,5oC – 37oC)
Pernafasan : normal (40 – 60 x/menit)
Heart rate : normal (130 x/menit – 160 x/menit)
BB : 2500 – 4000 gram
PB : antara 48 – 52 cm
2.2 Pemeriksaan fisik
Kepala : adakah caput succedaneum, chepal hematoma, keadaan
ubun-ubun apakah tertutup.
Muka : warna kulit merah/kuning/ hitam,adakah kelainan kulit
yang lain
Mata : sklera kuning / tifdak, konjungtiva pucat atau tidak
adakah perdarahan subconjungtiva
Hidung : lubang simetris/ tidak, bersih/ tidak, adakah sekret
Mulut : reflek menghisap apakah baik, adakah palatoskisis
Telinga : apakah simetris, apakah bersih, adakah serumen
Leher : adakah pembesaran kelenjar thyroid dan pembesaran
bendungan vena jugularis.
Dada : simetris/ tidak, adakah retraksi dinding dada
Abdomen : simetris/ tidak, adakah massa, adakah infeksi pada tali
pusat apakah bersih, adakah perdarahan, terbungkus
dengan kasa alcohol/ betadin/ kering
Genetalia : untuk bayi laki-laki testis apakah sudah turun, untuk bayi
perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia
minora.
Anus : Apakah terdapat atresia ani
Esktremitas: Apakah terdapat polidaktili dan syndaktili, adakah
sianosis
2.3 Pemeriksaan neurologis
2.3.1 Reflek moro/terkejut
Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan
tangan maka akan menimbulkan gerak terkejut.
2.3.2 Reflek mengenggam
Apabila telapak tangan disentuh dengan jari pemeriksa maka
akan berusaha mengenggam jari pemeriksa.
2.3.3 Reflek rooting/mencari
Apabila pipi disentuh oleh jari pemeriksa maka ia akan menoleh
dan mencari sentuhan itu.
2.3.4 Reflek menghisap/sucking
reflek
Apabila bayi diberi dot/putting maka ia berusaha untuk
menghisap.
2.3.5 Glabella reflek
Bayi disentuh pada daerah os glabella dengan jari tangan
pemeriksa maka ia akan mengerutkan keningnya dan
mengedipkan matanya.
2.3.6 Gland reflek
Bila bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri maka ia
berusaha mengangkat kedua pahanya.
2.3.7 Tonick neck reflek
Bila bayi diangkat dari tempat tidur/bila digendong maka ia akan
berusaha mengangkat kepalanya.
2.4 Pemeriksaan antopometri
2.4.1 Berat badan
BB bayi normal 2500 – 4000 gram
2.4.2 Panjang badan
PB bayi lahir normal 48 – 52 cm
2.4.3 Lingkar kepala
Lingkar kepala bayi normal 33 – 38 cm
2.4.4 Lingkar lengan atas
Normal 10 – 11 cm
2.4.5 Ukuran kepala
- Diameter sub oksipito bregmatika
Antara foramen magnum – ubun-ubun besar (9,5 cm)
- Diameter sub oksipito frontalis
Antara foramen magnum ke pangkal hidung (11 cm)
- Diameter fronto oksipitalis
Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh belakang kepala
(12 cm)
- Diameter mento oksipitalis
Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala (13,5 cm)
- Diameter sub mento bregmatika
Antara os hyoid ke ubun-ubun besar (9,5 cm)
- Diameter bi parietalis
Antara 2 tulang parientalis (9 cm)
- Diameter bi temporalis
Antrara ke 2 tulang temporalis (8 cm)
2.5 Pemeriksaan tingkat perkembangan
2.5.1 Adaptasi sosial
Sejauh mana bayi dapat beradaptasi sosial baik dengan orang
tua, keluarga maupun orang lain.
2.5.2 Bahasa
Kemampuan bayi untuk mengungkapkan perasaannya melalui
tangisan untuk menyatakan rasa lapar, BAB, BAK dan
kesakitan.
2.5.3 Motorik halus
Kemampuan bayi untuk menggerakkan bagian kecil dari
anggota badannya
2.5.4 Motorik kasar
Kemampuan bayi untuk melakukan aktivitas dengan
menggerakkan anggota tubuhnya.
2.6 Pemeriksaan penunjang
Adakah pemeriksaan yang dapat menunjang
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : bayi Ny”…”umur ….. jam dengan BBL normal
Ds : ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal ... jam …
WIB dendan berat badan…gram dan panjang badan…cm
Do : - KU : baik sampai lemah
- Kesadaran : composmentis sampai koma
- TTV
Suhu : normalnya 36-37,5 0C
HR : normalnya 130-160 x/menit
RR : normalnya 30 – 60 x/menit
- A - S : normalnya 7 – 8
- Dada : tidak ada retraksi dinding dada, bunyi
ronkhi / whezing
- BB : normalnya 2500 – 4000 gram
- PB : 48 – 52 cm
- Warna kulit merah
- Tonus otot baik
- Reflek menghisap kuat
- Tangisan kuat
- Tali pusat masih basah dan tidak terdapat perdarahan tali pusat
- Reflek moro / reflek terkejut (+)
- Reflek menggenggam (+)
- Reflek rooting/ mencari (+)
- Reflek menghisap/ sucking reflek (+)
- Glabela reflek (+)
- Gland reflek (-)
- Konjungtiva mandibularis reflek (-)
- Tonick neck reflek (-)
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Hipotermi
- Infeksi
- Asfiksia
- Ikterus
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
V. INTERVENSI
Dx : Bayi Ny “....” usia ..... jam dengan BBL normal
Tujuan : - Bayi tetap dalam keadaan sehat
- Bayi tidak mengalami hipotermia
KH : - Bayi dalam keadaan sehat
- Bayi tidak mengalami hipotermia, suhunya tidak < 36 0C
- Bayi tidak mengalami perdarahan tali pusat
- Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
- Bayi dapat tidur nyenyak
- Berat badan bayi tidak mengalami penurunan.
Intervensi
1. Lakukan informed consent
R/ informed consent merupakan langkah awal untuk melakukan tindakan
lebih lanjut.
2. Lakukan pemeriksaan antropometri
R/ deteksi dini adanya kelainan.
3. Bungkus bayi dengan kain
R/ menghangatkan tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas
4. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
R/ ASI mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
5. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar.
R/ mengetahui cara menyusui yang benar, mencegah puting lecet, dan
mencegah bayi tersedak.
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya tiap 2 jam sekali atau tiap bayi
menangis.
R/ kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
7. Anjurkan ibu untuk menyendawakan bayi setelah minum susu.
R/ mencegah gumoh.
8. Anjurkan ibu untuk mengganti popok bayi setelah BAK atau BAB
R/ mencegah ruam pada kulit bayi.
VI IMPLEMENTASI
Dilakukan sesua Disesuaikan dengan intervensi
VII EVALUASI
Tanggal : ..................
Jam : ................
Dx : Bayi Ny “...” usia .......... jam dengan BBL normal
S : Ibu mengatakan senang atas kelahiran anak ke ... dan bayinya
dalam keadaan sehat.
O : - KU : baik – lemah
- Kesadaran : composmentis – coma
- TTV
Suhu : normalnya 36-37,5 0C
HR : normalnya 130-160 x/menit
RR : normalnya 30 – 60 x/menit
- A - S : normalnya 7 - 8
- BB : normalnya 2500 – 4000 gram
- PB : 48 – 52 cm
- Warna kulit merah
- Tonus otot baik
- Reflek menghisap kuat
- Tangisan kuat
- Tali pusat masih basah dan tidak terdapat perdarahan tali pusat
- Reflek moro / reflek terkejut (+)
- Reflek menggenggam (+)
- Reflek rooting/ mencari (+)
- Reflek menghisap/ sucking reflek (+)
- Glabela reflek (+)
- Gland reflek (-)
- Konjungtiva mandibularis reflek (-)
- Tonick neck reflek (-)
A : Bayi Ny “...” usia ....... jam dengan BBL normal
P : Ajarkan pada ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajia Data
Tanggal : 05 Juni 2008
Jam : 10.25 WIB
Tempat : KIA Puskesmas Bulu Lawang
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : By Ny “N”
Tanggal lahir : 05 Juni 2008
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 2 jam
Alamat : Jl. Raya Krebet Senggrong 90 Bululawang
Nama Ibu : Ny “N” Nama Ayah : Tn “Y”
Umur : 31 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Raya Krebet Senggrong 90 Bulu Lawang
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 05 Juni 2008
jam 08.25 WIB dengan berat badan 3300 gram dan panjang 50 cm.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat prenatal
Ibu mengatakan hamil kedua. Ibu memeriksakan kehamilannya di
bidan diberi vitamin, tablet tambah darah ibu tidak pernah
menderita penyakit yang dapat mempengaruhi bayinya seperti
kencing manis, hipertensi, jantung, TBC, asma, dll. Ibu makan 3x
sehari selama hamil ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan, tidak
mengkonsumsi minum-minuman beralkohol dan tidak pernah
merokok.
b. Riwayat natal
Ibu mengatakan melahirkan saat usia kehamilannya 9 bulan bayi
lahir tanggal 05 Juni 2008 jam 08.25 WIB. Bayi lahir normal
langsung menangis dengan BB 3300 gram dan panjang badan 50
cm.
c. Riwayat post natal
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 2 jam yang lalu. ASI
nya sudah keluar 1 jam setelah lahir bayi langsung minum ASI.
4. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Bayi minum ASI setiap kali menangis.
b. Pola eliminasi
BAB : 1 kali berupa mekonium berwarna hijau tua
BAK : 2 kali, berwarna kuning jernih.
c. Pola istirahat
Bayi tidur saat setelah diberi minum susu kurang lebih ± 3,5 jam.
d. Pola aktivitas
Menangis keras bila lapar, BAB dan BAK, gerakan aktif.
e. Pola personal hygiene
Bayi belum dimandikan setelah lahir, tiap bayi BAK maupun BAB
petugas kesehatan atau keluarga segera menggantinya dengan
popok yang kering.
5. Riwayat psikososial
a. Psikologis
Ibu, suami, dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
dan ibu sangat senang merawat bayinya.
b. Sosial
Hubungan ibu dengan keluarga, tenaga kesehatan dan lingkungan
kesehatan baik. Keluarga sangat mendukung kehamilan ibu dan
sangat mengharapkan lahirnya anggota keluarga baru dalam
keluarga.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
Suhu : 36,5 0C
Pernafasan : 40 x/menit
HR : 138 x/menit
BB : 3300 gram
PB : 50 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : bentuk bulat, rambut hitam, tidak terdapat caput
succedaneum maupun cephal hematoma, tidak ada
kelainan lain pada kepala.
Muka : bentuk bulat, warna merah, simetris
Mata : simetris, sclera berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Mulut : bibir merah, reflek menghisap baik, tidak ada
labiopalatokisis.
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran secret
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun
bendungan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
ronkhi dan wheezing
Abdomen : tidak ada massa
Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat
terbungkus kasa kering.
Genetalia : labia mayora menutupi labia minora
Ekstremitas : simetris, tidak pucat, tidak polydaktili maupun
syndaktili.
3. Pemeriksaan Neorologis
Reflek moro/ reflek terkejut (+)
Timbul gerak terkejut saat diberi sentuhan mendadak pada bayi.
Reflek menggenggam (+)
Saat tangan disentuh jari pemeriksa, bayi akan menggenggam jari
pemeriksa.
Reflek rooting/ mencari (+)
Bayi menoleh saat pipinya disentuh jari pemeriksa.
Reflek menghisap/ sucking reflek (+)
Bayi berusaha menghisap saat diberi puting susu/ dot.
Glabella reflek (+)
Bayi langsung mengerutkan kening dan mengedipkan mata saat
disentuh pada os glabela.
Gland reflek (-)
Bayi mengangkat kedua pahanya ketika disentuh pada lipatan paha
kanan dan kiri.
Conjungtiva mandibularis reflek (-)
Apabila diberi rangsangan mulai pangkal kelopak ke atas
kemudian membentuk garis lurus menuju mandibularis, bayi akan
menutup mata dan disertai reflek mengangkat pipi.
Tonick Neck reflek (-)
Bayi mengangkat kepala ketika diangkat dari tempat tidur/
digendong.
4. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Adaptasi sosial
Bayi sudah dapat beradaptasi dengan baik saat bayi menangis bila
digendong maka akan diam.
Bahasa
Bayi menangis saat lapar, BAB dan BAK.
Motorik halus
Bayi banyak bergerak.
Motorik kasar
Bayi belum melakukan aktivit
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Bayi Ny “N” usia 2 jam dengan BBL normal
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 05 Juli 2008
jam ....... WIB dengan berat badan ........ gram dan panjang badan ......
cm.
Do : - KU : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV
Suhu : 36,5 0C
HR : 138 x/menit
RR : 40 x/menit
- A - S : normalnya 7 - 8
- BB : 3300 gram
- PB : 50 cm
- AS : 7-8
- Dada : tidak ada retraksi dinding dada, bunyi
ronkhi / whezing
- Warna kulit merah
- Tonus otot baik
- Reflek menghisap kuat
- Tangisan kuat
- Tali pusat masih basah dan tidak terdapat perdarahan tali pusat
- Reflek moro/ reflek terkejut (+)
- Reflek menggenggam (+)
- Reflek rooting/ mencari (+)
- Reflek menghisap / sacking reflek (+)
- Glabella reflek (+)
- Gland reflek (-)
- Conjungtiva mandibularis reflek (-)
- Tonick neck reflek (-)
3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Hipotermi
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
-
3.5 Intervensi
Dx : By Ny “N” usia 2 jam dengan BLL normal
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan
- Bayi tetap dalam keadaan sehat
- Bayi tidak mengalami hipotermia
Kriteria hasil : - TTV dalam batas normal
- Bayi tidak mengalami perdarahan tali pusat
- Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dan ASI misalnya 2 jam
- Bayi dapat tidur nyenyak
Intervensi
1. Beritahukan hasil pemeriksaan
R/ agar ibu mengetahui keadaan bayinya
2. Bungkus bayi dengan kain kering yang lembut.
R/ agar bayi tidak kehilangan panas sehingga tidak terjadi hipotermi
3. Rawat tali pusat dengan cara membungkus dengan kasa
R/ deteksi dini terhadap infeksi.
4. Ajarkan ibu untuk mengganti popok bayi setelah BAK dan BAB
R/ dengan mengganti popok setiap kali BAK/ BAB menghindari lagi dari
kehilangan panas.
5. Anjurkan untuk memberi ASI eksklusif pada bayi
R/ ASI eksklusif sangat baik untuk tumbuh kembang bayi.
6. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar.
R/ ibu lebih kooperatif
7. Mandikan bayi setelah 6 jam kelahiran
9. Jaga bayi agar tetap hangat
R/ cegah dari hipotermi
10. Lakukan pencatatan
R/ sebagai pendokumentasian hasil tindakan
3.6 Implementasi
Tanggal : 05 Juli 2008
Jam : 10.25 WIB
Dx : Bayi Ny “N” usia 2 jam dengan BBL normal
Implementasi
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
2. Membungkus bayi dengan kain kering lembut agar bayi tetap hangat dan
mencegah terjadinya hipotermi dengan cara menggedong bayi dan
menutupi kepala bayi dengan topi
3. Merawat tali pusat dengan membungkusnya menggunakan kasa steril
yang telah diberi alkohol 70% kemudian melipat kasa menjadi segitiga
kemudian membungkus tali pusat dari pangkal hingga ujung tali pusat
agar terhindar dari infeksi.
4. Menganjarkan pada ibu untuk mengganti popok bayi setiap kali basah atau
setelah BAK/ BAB untuk menghindari bayi dari hipotermi dan diaper rash
dengan cara mengganti dengan popok yang kering, lembut dan hangat.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6
bulan karena ASI merupakan makanan terbaik untuk tumbuh kembang
dan mempertahankan kondisi tubuh serta kebutuhan nutrisi.
6. Mengajarkan pada ibu cara menyusui bayinya dengan benar, yaitu :
a. Letakkan payudara bayi pada siku kanan bagian dalam menghadap ke
badan ibu tangan kanan memegang pantat dan paha bayi.
b. Sangga payudara kanan dengan tangan kiri, jangan dibagian yang
hitam atau aerola sentuh mulut bayi membuka mulutnya dan
menghisap
c. Ketika menyusui, kepala bayi ditengadahkan sedikit, masukan puting
susu sampai daerah hitam (aerola) masuk mulut bayi sehingga puting
susu masuk dalam lidah dan langit-langit mulutnya.
d. Pakai ibu jari untuk menekan sedikit payudara yang dipakai untuk
menyusui agar hidung bayi tetap bisa bernafas.
e. Setelah 10-15 menit bisa dengan memasukkan jari kelingking.
f. Sebelum melanjutkan menyusui pada payudara lain, sendawakan bayi
supaya tidak muntah, yaitu dengan cara menggendong bayi diatas
dada dan gosok punggungnya sampai udara yang terhisap bersama
ASI bisa keluar.
7. Memandikan bayi setelah 6 jam kelahiran
8. Menjaga bayi agar tetap hangat dengan cara menggedong dan
menyelimuti bayi dengan kain yang hangat, kering dan lembut serta
diletakkan diruangan yang hangat.
9. Melakukan pencatatan : bayi lahir spontan pervaginam, laki-laki,
BBL : .........., PB .... cm, pada jam ...... WIB.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 05 Juli 2008 Jam : 10.25 WIB
Dx : Bayi Ny “N” usia 2 jam dengan BBL Normal
S :
O :
- Bayi tidak terjadi hipotermi
- Bayi tetap hangat
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat
- Bayi selalu diberi ASI
- Bayi dimandikan setelah 6 jam
- Bayi selalu diruangan yang hangat
A : Bayi Ny “N” usia 2 jam dengan BBL normal
P : Ajarkan pada ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir perlu dilakukan pelaksanaan awal yang meliputi:
Pencegahan infeksi
Penilaian awal
Pencegahan kehilangan panas
Rangsangan taktil
Asuhan perawatan tali pusat
Memulai pemberian ASI
Karena bayi yang dilahirkan juga berada didalam kondisi yang
optimal memberi pertolongan dengan segera aman dan bersih pada bayi baru
lahir adalah bagian esensial dari asuhan bayi baru lahir.
5.2 Saran
1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan maupun mahasiswa kebidanan
hendaknya bisa memberikan penanganan secara tepat dan cepat pada bayi
baru lahir sehingga angka kesakitan dan kematian pada bayi baru lahir
semakin berkurang.
2. Dengan adanya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, pembaca dapat
mengenali bagaimana cara penatalaksanaan awal pada bayi baru lahir.
3. Bagi pendidikan penulis berharap dapat sebagai referensi dan digunakan
sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
4. Dilihat manfaatnya dari masyarakat sekitar sebagai tambahan pengetahuan
mana yang seharusnya dapat dilakukan dan yang sudah tidak boleh
dilakukan demi meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta. Bagian IKA FKUI
Syahlan, JH. 1992. Asuhan Kebidanan Anak. Jakarta : Posdik Nakes. Depkes RI