askeb asfiksia

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengumpulan data selama 3 hari yaitu pada tanggal 23 26 Oktober 2012 ditemukan kasus asfiksia pada ruang perinatalogi. Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002 2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 100 kelahiran hidup. Dalam satu tahun sekitar 89.000 bayi berumur dibawah 1 bulan meninggal. Artinya setiap 6 menit ada 1 bayi meninggal. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal (27%) setelah BBLR (29%). Secara umum penyebab asfiksia dibagi dalam 3 faktor: faktor ibu, faktor tali pusat dan faktor bayi itu sendiri seperti: bayi prematur(<37 minggu), persalinan dengan tindakan (rangsang, bayi kembar, distonsia bahu, ekstrasi vakum, forcep), kelahiran bawaan dan air ketuban bercampur mekonium. Pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan telah mencapai 73,14% (profil kesehatan Indonesia, 2003) dan sebagian besar persalinan tersebut dilakukan oleh Bidan. Bidan sebagai penolong persalinan, sering kali dihadapkan dengan keadaan bayi lahir mengalami asfiksia. Dimana asfiksia dapat menyebabkan cacat mental, pneumonia, dan kematian. Dalam keadaan demikian Bidan harus melakukan tindakan tertentu agar BBL dapat bernafas spontan segera mungkin. Untuk dapat melakukan tindakan tersebut , Bidan harus trampil dan kompentensi dalam manajen asfiksia BBL dan juga diperlukan perawatan yang intensif. Maka pada kesempatan ini penulis tertarik untuk memberikan asuhan dengan asfiksia sedang

Upload: ucok-mjmnet

Post on 09-Jul-2015

931 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askeb asfiksia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan pengumpulan data selama 3 hari yaitu pada tanggal 23 –

26 Oktober 2012 ditemukan kasus asfiksia pada ruang perinatalogi.

Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002 – 2003,

angka kematian neonatal sebesar 20 per 100 kelahiran hidup. Dalam satu

tahun sekitar 89.000 bayi berumur dibawah 1 bulan meninggal. Artinya setiap

6 menit ada 1 bayi meninggal. Asfiksia merupakan salah satu penyebab

utama kematian neonatal (27%) setelah BBLR (29%).

Secara umum penyebab asfiksia dibagi dalam 3 faktor: faktor ibu,

faktor tali pusat dan faktor bayi itu sendiri seperti: bayi prematur(<37

minggu), persalinan dengan tindakan (rangsang, bayi kembar, distonsia bahu,

ekstrasi vakum, forcep), kelahiran bawaan dan air ketuban bercampur

mekonium.

Pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan telah mencapai

73,14% (profil kesehatan Indonesia, 2003) dan sebagian besar persalinan

tersebut dilakukan oleh Bidan. Bidan sebagai penolong persalinan, sering kali

dihadapkan dengan keadaan bayi lahir mengalami asfiksia. Dimana asfiksia

dapat menyebabkan cacat mental, pneumonia, dan kematian. Dalam keadaan

demikian Bidan harus melakukan tindakan tertentu agar BBL dapat bernafas

spontan segera mungkin. Untuk dapat melakukan tindakan tersebut , Bidan

harus trampil dan kompentensi dalam manajen asfiksia BBL dan juga

diperlukan perawatan yang intensif. Maka pada kesempatan ini penulis

tertarik untuk memberikan asuhan dengan asfiksia sedang

Page 2: Askeb asfiksia

2

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul

“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.’A’ dengan Asfiksia di RSUD Padang

Panjang”

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi

dengan asfiksia sedang secara komprehensif

2. Tujuan Khusus

Setelah menyusun asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa

dapat :

1. Mengkaji data bayi dengan asfiksia sedang.

2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah bayi dengan asfiksia sedang.

3. Mengantisipasi diagnosa/maasalah potensial bayi dengan asfiksia

sedang.

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan asfiksia

sedang

5. Melaksanakan rencana asuhan pada bayi dengan asfiksia sedang.

6. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan pengtahuan atau keterampilan dan dapat

mengaaplikasikan ilmu dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan

dengan pendokumentasian SOAP dalam penanganan pada bayi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi institusi, khususnya

STIKES Piala Sakti pada ASFIKSIA

3. Bagi Institusi Pelayanan

Sebagai bahan masukan untuk upaya peningkatan mutu pelayanan

asuhan kebidanan dalam penanganan kasus ASFIKSIA.

Page 3: Askeb asfiksia

3

BAB II

TINJAUAN TORITIS

2.1 Definisi

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas

secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,

umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat

hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau

masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah

persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera

bernafas scr spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh

hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-

faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi

lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi

tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi

bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-

gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999)

2.2 Jenis Asfiksia

Ada dua macam jenis asfiksia, yaitu :

1. Asfiksia livida (biru)

2. Asfiksia pallida (putih)

2.3 Klasifikasi Asfiksia

Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR

a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3

b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6

c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9

d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10

Page 4: Askeb asfiksia

4

2.4 Etiologi / Penyebab Asfiksia

Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan

gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi

menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat

janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor

tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru

lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:

1. Faktor ibu

• Preeklampsia dan eklampsia

• Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)

• Partus lama atau partus macet

• Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

• Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)

2. Faktor Tali Pusat

• Lilitan tali pusat

• Tali pusat pendek

• Simpul tali pusat

• Prolapsus tali pusat

3. Faktor Bayi

• Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)

• Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,

ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)

• Kelainan bawaan (kongenital)

• Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang

berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor

risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya

tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya

faktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak

dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu

siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan.

Page 5: Askeb asfiksia

5

2.5 Perubahan Patofiologis dan Gambaran Klinis

Pernafasan spontan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa

kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau

pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang

lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak

teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai suatu

periode apnu disertai dengan penurunan frekuensi. Pada penderita asfiksia

berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode

apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan TD.

Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan

keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi

asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses

metabolisme an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga

glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat

selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh

beberapa keadaan diantaranya :

1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi

jantung.

2. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot

jantung.

3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan

tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah

ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan.

(Rustam, 1998).

Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia

• Tidak bernafas atau bernafas megap-megap

• Warna kulit kebiruan

• Kejang

• Penurunan kesadaran

Page 6: Askeb asfiksia

6

2.6 Kemungkinan Komplikasi Yang Muncul

Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain :

3. Edema otak & Perdarahan otak

Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang

telah berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke

otak pun akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan

iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat

menimbulkan perdarahan otak.

4. Anuria atau oliguria

Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita

asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat

terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini

curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium

dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada

pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran

urine sedikit.

5. Kejang

Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan

pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan

persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat

menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak

efektif.

6. Koma

Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan

menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan

perdarahan pada otak.

2.7 Diagnosis

Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari

anoksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat

dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin.

Page 7: Askeb asfiksia

7

Tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :

1. Denyut jantung janin

Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak

artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per

menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan

tanda bahaya

2. Mekonium dalam air ketuban

Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi

pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan

harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi

kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu

dapat dilakukan dengan mudah.

3. Pemeriksaan pH darah janin

Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks

dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah

janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan

turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap

sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin disertai asfiksia.

(Wiknjosastro, 1999)

2.8 Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah

menilai bayi, menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya

melaksanakan tindakan resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien clan efektif

berlangsung melalui rangkaian tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan

dan tindakan lanjutan.

Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh

tiga tanda penting, yaitu :

• Penafasan

• Denyut jantung

• Warna kulit

Page 8: Askeb asfiksia

8

Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi

atau membuat keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian

pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak

kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan

vertilasi dengan tekanan positif (VTP).

2.9 Persiapan Alat Resusitasi

Sebelum menolong persalinan, selain persalinan, siapkan juga alat-alat

resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu :

1. 2 helai kain / handuk.

2. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,

selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan

untuk mengatur posisi kepala bayi.

3. Alat penghisap lendir de lee atau bola karet.

4. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal.

5. Kotak alat resusitasi.

6. Jam atau pencatat waktu.

(Wiknjosastro, 2007).

2.10 Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang

dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :

1. Memastikan saluran terbuka

- Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.

- Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.

- Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan

saluran pernafasan terbuka.

2. Memulai pernafasan

- Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan

- Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan

balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).

Page 9: Askeb asfiksia

9

3. Mempertahankan sirkulasi

- Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara

- Kompresi dada.

- Pengobatan

Detail Cara Resusitasi

Langkah-Langkah Resusitasi

1. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi

dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.

2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas

yang datar.

3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).

4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut

sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.

5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan

mengusap-usap punggung bayi.

6. Nilai pernafasanJika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung

selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai

warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri

oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.

7. Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.

8. Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 % melalui

ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi

tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke

mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.

9. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil

kalikan 10.

10. 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.

11. 60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV.

12. 60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai

kompresi jantung.

13. 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan

14. Jika denyut jantung 0 atau 100 x / menit hentikan obat.

Page 10: Askeb asfiksia

10

15. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis

diatas tiap 3 – 5 menit.

16. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak

rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan

dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007)

Persiapan resusitasi

Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan

efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan adalah :

1. Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan

depresi dapat terjadi tanpa diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi

dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi dengan meninjau riwayat

antepartum dan intrapartum.

2. Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil.

Persiapan minumum antara lain :

- Alat pemanas siap pakai – Oksigen

- Alat pengisap

- Alat sungkup dan balon resusitasi

- Alat intubasi

- Obat-obatan

Prinsip-prinsip resusitasi yang efektif :

1. Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal

harus rnerupakan tim yang hadir pada setiap persalinan.

2. Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa

yang harus dilakukan, tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan

efesien

3. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama

sebagai suatu tim yang terkoordinasi.

4. Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan

berikutnya ditentukan khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.

5. Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia

clan siap pakai.

(Dari berbagai sumber)

Page 11: Askeb asfiksia

11

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI PADA BAYI NY “A”

DENGAN ASFIKSIA DI RSUD PADANG PANJANG

TANGGAL 23 OKTOBER 2012

Pengumpulan Data

3.1 Identitas

1. Identitas Bayi

Nama : By Ny. “A”

Tempat/tgl lahir : Padang Panjang/20 Oktober 2012

Umur : 3 hari

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Padang Panjang

2. Identitas Orang Tua (Ibu/Ayah)

Nama Ibu

Umur

Suku

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

:

:

:

:

:

:

:

Ny “A”

33 Tahun

Minang

Islam

SMA

IRT

Padang Panjang

Nama Ayah

Umur

Suku

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

:

:

:

:

:

:

:

Ny “P ”

35 Tahun

Minang

Islam

SMK

Wiraswasta

Padang

Panjang

3.2 Anamnesa

Pada Tanggal : 23 Oktober 2012

Pukul : 10.00 WIB

1. Riwayat Penyakit Kehamilan

a. Perdarahan : Ada

b. Pre – Eklampsia : Tidak Ada

Page 12: Askeb asfiksia

12

2. Riwayat Persalinan Sekarang

a. Jenis Persalinan : Sectio Cesaria

b. Ditolong Oleh : Dokter

c. Lama Persalinan

Kala I : ± 10 Jam

Kala II : ± 15 Menit

Kala III : ± 7 Menit

d. Ketuban : Bercampur Darah

e. Komplikasi Persalinan : Tidak Ada

f. Keadaan Bayi Baru Lahir : Baik

3.3 APGAR SCORE : 7/8

Penilaian 1 menit setelah lahir lengkap 7

Penilaian 5 menit setelah lahir lengkap 8

Menit Tanda 0 1 2 Jumlah

I warna kulit ( ) Biru/pucat

( ) Tubuh

kemerahan,

ekstremitas biru

( ) Seluruh tubuh

kemerahan

7

frekuensi jantung ( ) Tidak ada (x) < 100 ( ) >100

Refleks ( ) Tidak bereaksi

(x) Sedikit

gerakan (x) Menangis

tonus otot ( ) Tidak ada ( ) Sedikit ( ) Gerakan aktif

pernapasan ( ) Tidak ada

(x) Lambat/tidak

teratur (x) Baik/menangis

V warna kulit ( ) Biru/pucat

( ) Tubuh

kemerahan,

ekstremitas biru

( ) Seluruh tubuh

kemerahan

8

frekuensi jantung ( ) Tidak ada (x) < 100 ( ) >100

Refleks ( ) Tidak bereaksi

(x) Sedikit

gerakan (x) Menangis

tonus otot ( ) Tidak ada ( ) Sedikit (x) Gerakan aktif

pernapasan ( ) Tidak ada

(x) Lambat/tidak

teratur (x) Baik/menangis

Page 13: Askeb asfiksia

13

3.4 Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Lemah

b. Suhu : 36,70 C

c. Lingkar kepala : 34 cm

d. Lingkar dada : 31 cm

e. Lingkar lengan atas : 12 cm

f. Panjang badan lahir : 48 cm

g. Berat Badan : 3200 gr

Pemeriksaan Secara Sistematis

a. Kepala dan Rambut : Rambut hitam, tipis, lurus dan tidak mudah

tercabut, Ubun-ubun belum menutup, Sutura tampak jelas, Caput

succedaneum: Tidak ada dan Cephal Hematoma : Tidak ada

b. Wajah : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada oedema

c. Mata : Konjungtiva merah muda, Skelera putih bersih, Simetris kiri

dan kanan

d. Telinga : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada secret (serumen)

e. Hidung : Simetris kiri dan kanan, Pernapasan baik (tidak ada

pernapasan cuping hidung), Tidak ada polip dan Hidung tampak bersih

f. Mulut : Bibir tidak ada kelainan, Bibir tampak masih merah, Refleks

isap dan rooting baik

g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan Tidak ada benjolan

h. Dada : Bentuk dada normal, Payudara terbentuk kiri, kanan dan Tidak

ada retraksi, Tidak ada nyeri tekan dan Bunyi nafas normal

i. Ekstremitas Atas : Simetris kiri dan kanan, Jumlah jari-jari tangan

lengkap dan Refleks menggenggam baik

j. Abdomen : Tali pusat terbungkus dengan kain kasa, Penonjolan tali

pusat yang masih basah, Tidak ada pembesaran perut dan Tidak ada

massa

k. Genetalia : Labia Mayora belum membuka, ada lubang uretra dan

vagina.

Page 14: Askeb asfiksia

14

l. Extremitas Bawah

1) Pergerakan : Baik

2) Jari-jari : Lengkap kiri dan kanan

3) Refleks Moro : Kiri dan kanan baik

m. Kulit : Tampak kemerahan, lanugo tipis di daerah lengan atas

REFLEKS

1) Refleks morrow : baik

2) Refleks rooting : baik

3) Refleks sucking : baik

4) Refleks palmar : baik

5) Refleks babysky : baik

Page 15: Askeb asfiksia

15

S

O

A

P

CATATAN

PELAKSANAAN

Evaluasi

Paraf

Pukul Kegiatan

Bayi umur 3

hari dengan usia

kehamilan ibu

33 – 34 minggu

A. Data Umum

Warna Kulit : sawo matang

Tonus otot : baik

Tangis : menangis

Usaha bernafas bayi : baik

Pernafasan : 43 x/i

Suhu : 36,60C

BB : 3200 gr

PB : 48 Cm

B. Data Khusus

a. Kepala dan Rambut : Rambut hitam, tipis,

lurus dan tidak mudah tercabut, Ubun-ubun

belum menutup, Sutura tampak jelas, Caput

succedaneum: Tidak ada dan Cephal

Bayi berumur 3

hari dengan

Asfiksia

Lakukan

tindakan

aseptik

8.00 Melakukan

tindakan

aseptic dengan

mencuci tangan

sebelum dan

sesudah

tindakan

Tindakan aseptic

sudah dilakukan

dan bayi terjaga

dari infeksi

Penihu

personal

hygiene bayi

8.10 Menjaga

personal

hygiene dengan

memandikan

bayi

Bayi sudah bersih

Pemantauan

berat badan

bayi

08.15 Menimbang

berat badan

bayi

Berat bayi 3200 gr

PELAKSANAAN ASUHAN

HARI/TANGGAL : Selasa/23 Oktober 2012

JAM : 08.00 WIB

Page 16: Askeb asfiksia

16

Hematoma : Tidak ada

b. Wajah : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada

oedema

c. Mata : Konjungtiva merah muda, Skelera

putih bersih, Simetris kiri dan kanan

d. Telinga : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada

secret (serumen)

e. Hidung : Simetris kiri dan kanan, Pernapasan

baik (tidak ada pernapasan cuping hidung),

Tidak ada polip dan Hidung tampak bersih

f. Mulut : Bibir tidak ada kelainan, Bibir

tampak masih merah, Refleks isap dan

rooting baik

g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis

dan Tidak ada benjolan

h. Dada : Bentuk dada normal, Payudara

terbentuk kiri, kanan dan Tidak ada retraksi,

Tidak ada nyeri tekan dan Bunyi nafas

normal

Penuhi

kebutuhan

nutrisi

08.20 Memenuhi

nutrisi bayi 2,5

jam di ruang

perinatalogi

bayi sudah diberi

ASI

Berikan

perlindungan

08.30 Membrikan

perlindungan

termal dengan

mrawat bayi

Bayi sudah di

inkubator

Penuhi

personal

hygiene bayi

09.00 Mengganti

popok bayi

Bayi sudah bersih

Penuhi

kebutuhan

nutrisi

11.00 Memenuhu

nutrisi di ruang

perinatalogi

Bayi sudah diberi

nutrisi

Pantau TTV

bayi

12.00 Memantau

TTV

Suhu 36,50C

Pernafasan 43 x/i

Nadi 120 x/i

Berikan

perlindungan

12.15 Memberikan

perlindungan

Bayi sudah dalam

incubator dan suhu

Page 17: Askeb asfiksia

17

i. Ekstremitas Atas : Simetris kiri dan kanan,

Jumlah jari-jari tangan lengkap dan Refleks

menggenggam baik

j. Abdomen : Tali pusat terbungkus dengan

kain kasa, Penonjolan tali pusat yang masih

basah, Tidak ada pembesaran perut dan Tidak

ada massa

k. Genetalia : Labia Mayora belum membuka,

ada lubang uretra dan vagina.

l. Extremitas Bawah

1) Pergerakan : Baik

2) Jari-jari : Lengkap kiri dan kanan

3) Refleks Moro : Kiri dan kanan baik

m. Kulit : Tampak kemerahan, lanugo tipis di

daerah lengan atas

termal termal terjaga 300C

Penuhi

personal

hygiene bayi

12.45 Mengganti

popok bayi

yang basah

agar bayi tidak

kehilangan

panas

Bayi sudah bersih

Penuhi

kebutuhan

nutrisi

13.30 Memenuhi

kebutuhan

nutrisi bayi

22cc/2,5 jam di

ruangan

perinatalogi

Bayi sudah dibri

nutrisi sebanyak

22cc/2,5 jam

Page 18: Askeb asfiksia

18

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Selama pemantauam yang dilakukan dan planning yang sudah

dilaksanakan dapat dinilai bahwa ada peningkatan keadaan bayi seperti

adanya pningkatan berat badan bayi, bayi sudah bias menyusu dan sudah

mempunyai daya hisap yang kuat sehingga bayi dapat menyusu pada ibunya

dan mendapatkan ASI.

4.2 Saran

Berdasarkan temuan-temuan dalam memberikan pembinaan pada

klien ada beberapa saran yang dianggap perlu diantaranya kpada :

a. Bagi Mahasiswa

Dengan adanya asuhan kbidanan diharapkan mahasiswa dapat

menrapkan asuhan yang diberikan dengan standar profesi kebidanan

Diharapkan bagi mahasiswa dapat memberikan pelayanan kesehatan

pada ibu sesuai dengan standar pelayanan profsi kebidanan. Sehingga

dapat meningkatkan kualitas kesehatan pada ibu.

Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih aktif memberikan

pelayanan di rumah sakit sehingga ilmu yang di dapatkan dari

perkuliahan dapat diterapkan dengan maksimal sesuai dengan asuhan

pada kasus-kasus yang terjadi di rumah sakit.

b. Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat

memanfaatkan bahan ini sebagai bahan masukan dan pedoman

terhadap proses belajar mengajar.

c. Institusi Pelayanan

Diharapkan kepada rumah sakit agar menjaga playanan yang

berkualitas.

Page 19: Askeb asfiksia

19

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, B. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan

Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.

Manuaba, I. B. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : EGC

Saifudin. A. B. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Straight. B. R. 2004. Keperawatan Ibu Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta : EGC

Page 20: Askeb asfiksia

20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberi penerang hati dan pikiran

kepada penulis .

Dalam pembuatan makalah ini pnulis banyak menemukankesulitan

dikarenakan oleh keterbatasan buku sumber pengetahuan penulis, namun atas

kerja sama semua penulis dan bantuan dari berbagai pihak , akhirnya penulis bias

menyelesikan makalah ini walaupun masih banyak terdapat kekurangan dalam

makalah ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu. NS.ELSI UTAMI

MAYOR,S.Kep selaku pembimbing lapangan, yang telah banyak mmberikan

penjelasan dan saran mengenai makalah ini.

Namun dengan kodratnya sebagai manusia biasa bahwa makalah ini masih

jauh dari ksempurnaan . olh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan

saran yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu penulisan yang sempurna,

pnulis juga mengharapkan agar makalah ini bisa digunakan dengan sebaik-

baiknya dan sebagai tambahan pngetahuan sbagi pembaca dalam mlaksanakan

tugas dan wewenang khusus seorang bidan

Atas perhatian dari semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih.

Pariaman, 3 januari 2013

Penulis

i

Page 21: Askeb asfiksia

21

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2

1.3 Tujuan................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TORITIS

2.1 Definisi .................................................................................. 3

2.2 Jenis Asfiksia ........................................................................ 3

2.3 Klasifikasi Asfiksia ............................................................... 3

2.4 Etiologi / Penyebab Asfiksia ................................................. 4

2.5 Perubahan Patofiologis dan Gambaran Klinis ...................... 5

2.6 Kemungkinan Komplikasi Yang Muncul ............................. 6

2.7 Diagnosis ............................................................................... 6

2.8 Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir .............................. 7

2.9 Persiapan Alat Resusitasi ...................................................... 8

2.10 Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir ...................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI PADA BAYI NY

“A” DENGAN ASFIKSIA DI RSUD PADANG PANJANG

TANGGAL 23 OKTOBER 2012

Pengumpulan Data

3.1 Identitas ................................................................................ 11

3.2 Anamnesa ............................................................................. 11

3.3 Apgar Score .......................................................................... 12

3.4 Pemeriksaan Fisik ................................................................ 13

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .......................................................................... 18

4.2 Saran ..................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

ii