bab iv n v (1).docx
TRANSCRIPT
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini, dibahas mengenai sistem imunologi dengan kasus
kanker paru yang membahas kesenjangan antara teori dan kenyataan yang terjadi
di lapangan. Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari
saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas dan merusak sel-sel jaringan
yang normal. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka. Pada stadium
lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati.. Pada kasus Tn. M, kanker paru sudah bermetastase ke
jaringan limfoid yaitu menyerang sistem imun atau biasa yang disebut dengan
imunokompromise yaitu memiliki respon imun yang diperlemah dengan
pemberian obat, malnutrisi dan proses penyakit seperti kanker. Selain hal tersebut,
dalam kasus ini ada beberapa yang perlu dibahas, antara lain:
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci
untuk diagnosis tepat.Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan
tanda awal penyakit kanker paru.Batuk disertai dahak yang banyak dan
kadang-kadang bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan
nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan
anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang
79
perlu diperhatikan pada pasien kanker paru adalah faktor usia, jenis
kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat
menyebabkan nodul soliter paru.
Beberapa keluhan dan gejala klinis yang didapatkan dalam anamnesis,
sesuai dengan teori diatas yaitu batuk disertai mukus, sesak nafas dengan
suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan
menurun dan anoreksia.Tetapi, pada saat dilakukan pengkajian tidak
didapatkan gejala klinis hemoptysis. Berdasarkan riwayat pengakajian,
alasan Tn. M masuk rumah sakit yaitu batuk yang disertai darah.
Faktor-faktor yang meyebabkan Tn. M mengalami kanker paru-paru
yaitu kebiasaan merokok yang dimulai pasien sejak pasien berumur 11
tahun dengan konsumsi rokok sebanyak 2-3 bungkus perhari. Selain itu
pasien berkerja di Industri semen yang menyebabkan pasien tepajan
polutan dan debu.
Pemeriksaan fisik juga sangat penting dalam mendiagnosis suatu
penyakit.Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, ditemukan kelainan-
kelainan berupa batuk yang disertai lendir, sesak, nyeri dada,terdengar
suara ronchi pada area segmen anterior lobus kanan atas. Selain itu pada
pemeriksaan fisik paru saat inspeksi ditemukan asimetris dimana dada
kanan tertinggal saat bernafas, pada palpasi ditemukan vokal fremitus pada
dada kanan menurun sedangkan pada dada kiri normal, pada perkusi
ditemukan dullness pada dada kanan dan sonor pada dada kiri, pada
auskultasi ditemukan suara vesikuler yang menurun pada dada kanan
80
sedangkan pada kiri normal. Semua abnormalitas yang ditemukan pada
pasien yang mengalami penimbunan cairan pada rongga pleura kanan,
sehingga pasein dicurigai adanya penumpukan cairan pada rongga pleura
bagian kanan (efusi pleura) dan hal ini kemudian diperkuat oleh hasil
pemeriksaan USG yang memberikan kesan terjadinya efusi pleura pada
paru kanan klien.
Terdapat beberapa teori tentang timbulnya efusi pleura pada
neoplasma yakni, menumpuknya sel-sel tumor akan meningkatkan
permeabilitas pleura terhadap air dan protein, adanya massa tumor
mengakibatkan tersumbatnya aliran pembuluh darah vena dan getah
bening sehingga rongga pleura gagal dalam memindahkan cairan dan
protein, dan adanya tumor membuat infeksi lebih mudah terjadi dan
selanjutnya timbul hipoproteinemia (Halim, 2007).
b. Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama
dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru.Kanker paru memiliki
gambaran radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar
getah bening, dan metastasis ke organ lain. Pada pemeriksaan tomografi
komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan dinding toraks,
bronkus, dan pembuluh darah secara jelas
Pada pemeriksaan Thorax Foto yang dilkukan pada Tn.m
didapatkan hasil yaitu tampak massa lobulated multiple dimedia sternum
81
superior sisi kanan,konveles kearah baru dan tampak massa modular
didaerah superior dextra, batas tegas, tepi regular.
c. Bronkospi
Bronkoskopi adalah tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan
visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam
prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru.
Bronkoskopi dengan tujuan diagnostik dapat diandalkan untuk
mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas.
Pemeriksaan ada tidaknya massa intra bronkus atau perubahan mukosa
saluran nafas, seperti terlihat kelainan mukosa, misalnya berbenjol-benjol,
hiperemis, atau stenosis infiltratif, mudah berdarah. Prosedur ini juga dapat
menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, yaitu dengan menilai
karina yang terlihat tumpul akibat pembesaran kelenjar getah bening
subkarina atau intra bronkus.
Pada periksaan Bronkoskopi pada Tn. M didapatkan hasil yaitu terdapat
massa yang menutupi 1/3 lumen utama.
d. Ultrasonografi
Pada pemeriksaan USG yang dilakukan pada Tn. Mtidak terdapat
metastasis pada organ abdominal.Hepar, pancreas, ginjal dan vesika urinaria
masih dalam batas normal.Tetapi, terdapat cairan pleural bilateral.Hal ini
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia sel kanker menembus
ruang pleura sehingga terjadi efusi pleura. Selain itu, pada pemeriksaan
82
prostat, didapatkan prostat membesar dengan volume ± 29,3 ml. Hipertropi
prostat ini belum dapat diketahui penyebab pastinya.
Dalam teori tidak didapatkan pemeriksaan ultrasonografi sebagai
pemeriksaaan penunjang dalam menegakkan diagnosa pada pasien kanker
paru-paru. Namun pada kenyataannya pemeriksaan ultrasonografi dilakukan
pada pasien Tn.M, dan dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan hasil yang
membantu dalam menegakkan diagnosa dan memberi gambaran tentang
normal tidaknya organ-organ lain yang ada dalam rongga abdomen dan
sekitarnya.
e. Laboratorium
Pada pemeriksaan tumor marker yaitu CEA: 47,47 Mg/nl. Hal ini,
menunjukkan adanya sel kanker.Sedangkan, untuk pemeriksaan fungsi hati
yaitu SGOT dan SGPT meningkat, hal ini menunjukkan sel kanker sudah
mempengaruhi fungsi hati.
Sedangkan, pada pemeriksaan darah lengkap, didapatkan White Blood
Cell (WBC) meningkat yaitu 15,84 103/µl. Hal ini menunjukkan terdapat
nfeksi akibat penurunan system imun. Selain WBC, hemoglobin menurun
yang menyebabkan Anemia normositik normokron. Hb yang menurun
berbanding lurus dengan hemaktorit yang menurun yaitu 33,0 %. Selain itu,
jumlah limfosit menurun yaitu 1,69 103/µl. artinya, sistem kekebalan tubuh
klien menurun, akbatnya limfosit yang berperan sebagai antibody tubuh tidak
berfungsi dan tidak mengenali partikel berbahaya atau antigen yang masuk
kedalam tubuh.
83
2. Diagnosa keperawatan
Dalam konsep teori, diagnosa keperawatan yang lazim ditemukan pada
pasien dengan kanker paru yaitu
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret oleh adanya obstruksi brankial sekunder karena invasi
tumor.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan oleh
perubahan membran kapiler alveolar.
3. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan/mencerna/mengabsorbsi zat-zat gizi karena
faktor biologis dan psikologis.
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
(muntah), intake tidak adekuat.
6. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
7. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik.
8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bedres, kelemahan.
9. Ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan status kesehatan, takut
terhadap kematian.
10. Kurangpengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis dan
pencegahan berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi,
keterbatasan kognitif, ketidakterpaparan informasi.
84
Sedangkan, dalam kasus Tn. M berdasarkan data-data yang ditemukan
dalam pengkajian dan analisa data dirumuskan diagnosa keperawatan yaitu:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatam
produksi sekret oleh adanya obstruksi brankial sekunder karena invasi
tumor
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
3. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan pada
kasus Tn. M disusun berdasarkan intervensi yang didelegasikan dalam konsep
standar asuhan keperawatan Nanda NIC NOC. Beberapa rencana keperawatan
yang ditetapkan dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan ketersediaan
instrumen di ruangan perawatan. Selain intervensi NIC diberikan juga
intervesi lain yaitu terapi pemberian Murottal Al-Qur,an. Terapi ini diberikan
kepada pasien sebab banyak penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa
terapi Murottal Al-Quran dapat menurunkan tingkat nyeri dan mempercepat
proses penyembuhan, hal ini telah dibukikan oleh berbagai ahli seperti yang
telah dilakukanal Al-Qodi’, direktur utama Islamic Medicine Institute for
Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi
tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, melakukan presentasi tentang hasil
penelitianya dengan tema pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif
85
fisiologi dan psikologi.Hasil penelitian tersebut menunjukan hasil positif
bahwa mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan
dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan
terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis computer
(Remolda, 2009).
Adapun pengaruh terapi pembacaan Al-Quran berupa, adanya
perubahan perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,perubahan
detak jantung dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukan
adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang
mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar
darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi
murotal bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar
(terapi Al-Quran), maka otak maka memproduksi zat kimia yang disebut
neuropeptide. Molekul ini akan menangkutkan kedalam reseptor–reseptor
mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa
kenikmatan atau kenyamanan. (Remolda, 2009).
Selain mendengarkan murottal Al-Qur’an bisa juga dilakukan teknik
distraksi dengan menengarkan Asmaulhusna. Mendengarkan Asmaulhusna
terbuktimemberikanefek positif melalui mekanisme pengalihanperhatian
terhadap nyeri (distraction),memberikan perasaan nyaman, merangsang
pengeluaran endorphin dan menyebabkanperasaan tenang(Hanifah,2007).
Secara fisiologis, mendengarkanAsmaul husna ini otak akan bekerja.
Ketika otak mendapat rangsangan dari luar, maka otak akanmemproduksi zat
86
kimia yang akan memberi rasa nyaman yaitu neuropeptida. Setelah otak
memproduksi zat tersebut, maka zat ini akanmenyangkut dan diserap didalam
tubuh yang kemudian akan memberi umpan balik berupa kenikmatan atau
kenyamanan (Lukman, 2012).
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang diberikan pada kasus Tn.M sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan berdasarkan intervensi yang didelegasikan dalam
konsep standar asuhan keperawatan Nanda NIC NOC. Beberapa rencana
keperawatan yang ditetapkan dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan
ketersediaan instrumen di ruangan perawatan. Selain intervensi NIC di berikan
juga terapi lain yaitu pemberian terapi Murottal Al-Qur,an dan terapi distraksi
dengan mendengarkan Asmaul husna.
5. Evaluasi keperawatan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. M
dengan kanker paru yang dilaksanakan selama tiga hari,dari empat masalah
keperawatan yang ditemukan menunjukkan :
1. Masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi, dibuktikan dengan
pasien mengatakan tidak sesak, pasien batuk efektif dan sekret keluar
secara efektif
2. Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi,
dibuktikan dengan pasien tidak mual dan muntah.
3. Masalah nyeri teratasi dibuktikan dengan pasien tampak tenang/rileks
dengan skala nyeri VAS: 1
87
4. Masalah intoleransi aktivitas teratasi dibuktikan dengan pasien tidak
mengalami kelelahan saat melakukakan aktivitas dan pasien berpartisipasi
dalam beberapa aktivitas sehari-harinya.
6. Integrasi Nilai Islam Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
Jika melihat prognosis pada penyakit Tn M yakni kanker paru jenis
NSCLC kemungkinan hidup 5 tahun adalah 30%. Kemungkinan hidup rata-
rata kanker bermetastasis bervariasi dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Hal
ini tergantung pada status penderita dan luasnya tumor. (Wilson, 2005).
Tetapi, jika ditinjau dari pandangan ajaran islam tidak ada penyakit
yang tak dapat disembuhkan. Islam mengandung ajaran yang mencakup
semua aspek hidup dan kehidupan manusia termasuk didalammnya ajaran
yang berkaitan dengan kesehatan jasmani, rohani, sosial, kultural dan
spiritual. Pengamalan ajaran Islam dalam bidang kesehatan wajib
dilaksanakan oleh umat sebagai perwujudan ibadahnya kepada Allah SWT
dan sesama umat manusia, diantaranya melalui pelayanan/asuhan
keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan Islam adalah Integrasi nilai-nilai Islam yang
bersumber pada Alqur’an dan Hadits, merupakan suatu sistem sehingga
banyak faktor-faktor yang berpengaruh untuk keberhasilan asuhan sehingga
mempengaruhi tujuan akhir dari pemberian asuhan keperawatan Islam. Dalam
pelaksanaan Asuhan Keperawatan Islam selain perawat melaksanakan profesi
keperawatan yang merupakan manifestasi dari Ibadahnya maka asuhan
88
perawatan Islam mempunyai nilai spiritual yang sangat tinggi karena
merupakan sarana da’wah amar ma’ruf nahi munkar.(Sigit. 2010)
Allah swt., Yang menyembuhkan dari segala macam penyakit dan
keraguan. Kesembuhan ada dua macam yaitu kesembuhan maknawi rubi,
yaitu kesembuhan dari penyakit hati dan kesembuhan yang nampak terlihat,
yaitu kesembuhan badan (al-Qahthani. 2005).
Allah swt., telah menyebutkan dua jenis kesembuhan ini dalam Kitab-
Nya (al-Qur’an) dan Rasulullah saw. menjelaskan dalam Sunnah-nya.
Firman Allah swt., dalam QS. Yunus (10): 57
Terjemahnya:“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Depag, 2002)
Menurut M. Quraish Shihab (2002) dalam tafsir Al-Mishbah, ayat di
atas menjelaskan bahwa dimanapun dan kapanpun sepanjang masa telah ada
semua pengajaran yang sangat agung dan bermanfaat dari Allah swt., yaitu al-
Qur’an al-Karim dan obat yang sangat ampuh untuk penyakit-penyakit
kejiwaan yang terdapat dalam hati manusia serta menjadi petunjuk yang sangat
jelas menuju kebenaran dan kebajikan agar memeroleh rahmat yang berlimpah
bagi orang-orang yang beriman. Ayat di atas menegaskan bahwa al-Qur’an
adalah obat bagi apa yang terdapat dalam dada. Sementara ulama memahami
ayat-ayat al-Qur’an juga dapat menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Mardawaih melalui sahabat Nabi, Ibn
89
Mas’ud ra., yang memberitakan bahwa ada seorang yang datang kepada Nabi
saw. yang mengeluhkan dadanya. Rasulullah saw. kemudian bersabda,
“Hendaklah engkau membaca al-Qur’an.” Makna serupa dikemukakan oleh al-
Baihaqi melalui Wa’ilah Ibn al-Asqa’. Namun, tanpa mengurangi
penghormatan terhadap al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi saw. yang dimaksud
bukanlah penyakit jasmani, tetapi penyakit ruhani yang disebabkan oleh jiwa.
Ia adalah psikosomatik dan tidak jarang seseorang merasa sesak napas atau
dada bagaikan tertekan karena adanya ketidakseimbangan ruhani.
Nabi saw. bersabda:
Artinya:“Allah tidak menurunkan satu penyakit pun, kecuali menurunkan obatnya.”(HR. Al-Bukhari). Dikutip dari Al-Qahthani (2005).
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di
muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam surga, namun Islam
memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif, harmonis, jelas, dan
logis.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, sesuatu yang sesuai
dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah
memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam.
90
Tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di
hadapan Tuhannya. Karena sesungguhnya penglihatan, pendengaran, dan hati
akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Tuhan.
Salah satu kelebihan keperawatan Islam adalah perihal perspektif
Islam dalam mendoakan pasien sebagai kliennya. Adapun do’a-do’a yang
dapat diterapkan oleh perawat dalam mendoakan pasien sesuai ajaran
Rasulullah adalah sebagai berikut :
Dari Aisyah ra. Bahwasannya Nabi Muhammad SAW membacakan
doa kesembuhan kepada sebagian keluarganya dengan mengusapkan tangan
kanannya seraya berdoa :
“ Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sa asyfi antasy syaafi’i laa syifaa’a illaa syifaa’uka syifaa’an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba’sa rabban naasi biyadikasy syifaa’u, laa aasyifa lahu illaa anta, as’alullaahal ‘azhiima, rabbal ‘ arsyil ‘azhiimi an-yasfiyaka.”
Artinya :“Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah
kesukaran/penyakit itu dan sembuhkanlah ia, Engkaulah yang menyembuhkan,tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit lagi. Hilangkan lah penyakititu, wahai Tuhan pengurus manusia.Hanya padamulah obat itu.Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya ‘arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan mendo’akan pasien, perawat dapat menjalin hubungan yang
baik dengan pasienya. Selain itu, pasien juga akan merasa dihargai dan
diterima keadaannya di mata perawat serta pasien akan merasa sedikit terhibur
hatinya. (Amiruddin. 2008)
91
Selain mendoakan pasien, seorang perawat muslim juga dianjurkan
memberikan kata-kata semangat kepada pasien seimannya dan tak lupa
keluarganya, supaya tidak berputus asa dengan keadaannya serta selalu
percaya bahwa Allah satu-satunya yang dapat menyembuhkan keadaan pasien.
Apalagi biasanya pasien yang menghadapai penyakit berat dan kronis, seperti
penyakit kanker,AIDS,dan sebagainya seringkali Pasien diliputi oleh rasa
putus asa padahal sudah berobat sebagaimana mestinya, namun belum juga
memperoleh kesembuhan. Sebagai seorang yang beragama dan beriman,rasa
putus asa hendaknya dihindari. Untuk mengatasinya ayat dan hadis berikut ini
dapat membantu pasien untuk terhindar dari keputusasaan dalam Q.S. Az
Zumar,39:53
Terjemahnya:
“Katakanlah,hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dari segala dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Penyayang” (Q.S. Az Zumar,39:53)
Selanjutnya dalam hadis riwayat Jama’ah dari Anas:
Artinya:“Janganlah ada seseorangpun diantaramu mengharapkan mati
karena bahaya (penyakit) yang menimpa dirinya. Maka seandainya terpaksa mengharapkan mati, hendaknya ia membaca:Ya Allah, hidupkanlah aku apabila hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika mati itu lebih baik bagiku” (H.R. Jama’ah dari Anas).
92
Dari pembahasan diatas aspek spiritual sangat penting terutama untuk
pasien yang didiagnosa harapan sembuhnya sangat tipis. Oleh sebab itu, peran
perawat sangat dibutuhkan untuk mendampingi pasien tersebut, sehingga
semangat hidup pasien meningkat, meskipun harapannya sangat tipis. Fitrah
manusia dapat disentuh oleh asuhan keperawaatan yang diberikan sehingga
merefleksikan rasa Syukur, ridho, sabar dan tawaqal terhadap apapun yang
dijalaninya melalui pencapaian ikhtiar manusia. Apabila klien dan perawat
sudah bisa merasakan itu maka akan dicapai ketenangan didunia dan akhirat.
Asuhan keperawaatan Islam dalam tataran nilai-nilai ini perlu
dikembangkan pada konsep-konsep yang dapat menjadi acuan operasional
perawat muslim sehingga semakin cepat dan semakin banyak kaum muslimin
akan mendapatkan pelayanan sesuai dengan keyakinan dan keimanannya.
Upaya-upaya mengembangkan asuhan keperawatan Islami secara terus
menerus menjadi tanggung jawab muslim sebagai manifestasi dari hamba
Allah dalam menegakkan agama Allah, pengembangan tersebut secara
komprehensif dan terintegrasi dan sistematis bersumber pada Alqur’an dan
Hadits yang merupakan warisan Rasulullah kepada ummatnya.(Sigit. 2010)
BAB V
93
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa mengumpulkan data dengan teknik komunikasi teraupetik
dalam asuhan keperawatan
2. Mahasiswa menganalisis data dan merumuskan masalah keperawatan
3. Mahasiswa menyusun diagnosa keperawatan serta merencanakanan
intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
4. Mahasiswa melakukanan implementasi dan evaluasi keperawatan
B. Saran
1. Pemerintah terkait kesehatan dapat lebih meningkatkan fungsi promotif
untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penyakit–penyakitkronis yang sering terjadi dimasyarakat.
2. Untuk pemberi pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan kondisi-
kondisi pasien yang baru masuk dengan kondisi sakit parah atau dalam
kondisi baik, sehingga penanganan akan lebih terarah
3. Perlu adanya pemberian/pelayanan dukungan moril (support system/ terapi
modalitas) di rumah sakit, terutama untuk pasien-pasien dengan
keganasan.
DAFTAR PUSTAKA
94
Al-Qahthani, Sa’id bin ‘Ali bin Wahf. 2005. Syarah Asma’-Ul Husna. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.
American Cancer Society. 2008.Cancer Facts &Figures.Atlanta : American Cancer Society.
Amin, Z.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV.Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI.
Amiruddin, 2008. Doa Orang-Orang Sukses. Bandung: Penerbit Khazanah Intelektual.
Ancuceanu, R. V., and Victoria, I, 2004, Pharmacologically Active Natural Compounds for Lung Cancer, Altern. Med. Rev
Carpenito, L.J. 2000.Buku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV Darus Sunnah.
Doengoes, Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:EGC
Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG
El-zaky.2011. Mukjizat Kesehatan Ibadah.Jakarta : Penerbit Zaman
Halim, Hadi. 2007. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoyo AW, et al. Edisi 4, Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI.
Hamka. 1999. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT Pustaka Panji Mas
Jabbar, Abdul. 2008. Nge-Rokok Bikin Kamu “Kaya”. Solo: Samudera.
Melindawati Br.G.,2009.Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU.
Muzasti, Riri Andri. 2011.Prosedur Diagnostik Dan Staging Kanker Paru. Departemen Ilmu Penyakit Dalam: USU
Nashr, Abdul Karim Muhammad. 2008. Rokok Haram. Bandung: Citra Risalah.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Kanker Paru-paru; Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesis. PDPI: Indonesia
95
Pranowo, Sigit. 2010. Muamalah Perawat dengan Pasien. EraMuslim
Robbins, S.L &Kumar, V., Cotran, R.S.,2007.Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah; pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an. Cet. I. Jakarta: Lentera Hati
Stoppler, M.C.2010.Lung Cancer. Available from : http://www.emedicinehealth/ [Accesed on 20 April 2010]
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2006. Buku Ajar Medikal-Bedah. Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC.
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B First
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 3. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Edisi 2. EGC:Jakarta.
Wilkinson, Judith M dan ahern, Nancy R. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed. 9. Jakarta: EGC
Wilson, Lorraine Mand Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.
96