bab ii,v

Upload: putri-lidya

Post on 05-Oct-2015

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SN

TRANSCRIPT

BAB IIILUSTRASI KASUS

A.IDENTITAS PASIEN

DATA UMUM

No.MR:372686Dokter:dr. L, Sp.A

Nama Pasien:RL (BB:8,1 kg) Farmasis:Dea Fransiska,S.Farm

Midha Husni, S.Farm

Septri Jayanti, S.Farm

Wenny Pratiwi, S.FarmYuniar Eminansi, S.Farm

Jenis Kelamin:Laki-lakiRuangan:Semi Intensif

Umur:2 tahun Agama:Islam

Keluhan Utama

Sebelumnya pasien dirawat di puskesmas selama 2 hari sebelum dirujuk ke RSUD Lb.Sikaping. Di RSUD Lb.Sikaping, pasien didiagnosa penurunan kesadaran ec.susp menigitis bakterialis, susp TB, dan gizi buruk tipe marasmik. Pasien dirujuk ke RSUD dr. Ahmad Mochtar dalam keadaan tidak sadar dengan keluhan kejang sejak 2 hari yang lalu, batuk(+), dan penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu.Riwayat Penyakit Sekarang

Demam 7 hari yang lalu, tinggi, dan hilang timbul Penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu

Sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan tidak wheezing Tidak sadar setelah kejang

Mual dan muntah yang berisi makanan yang dimakan

Tidak BAB sejak 3 hari yang laluRiwayat Penyakit Terdahulu

Tidak pernah menderita kejang sebelumnyaRiwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien memiliki riwayat kejang

Kemungkinan Diagnosa

Susp. meningitisDiagnosa

Ensefalitis 2.Hasil Pemeriksaan Darah Sebelumnya di RSUD Lb. Sikaping (13/3): Hb

: 8,2 g/dL Leukosit

: 12.100/ L Trombosit

: 532.000/ L Hematokrit

: 23,8%

Glukosa sewaktu: 136 mg/dLPemeriksaan Laboratorium RSUD

dr. Ahmad Mochtar

Data15/319/3Normal

WBC12,527,95 10 x103/ L

RBC5,273,884 6 x106/ L

HGB9,97,612-14 g/dL

HCT32,624,237 43 %

MCV61,962,480 - 97,6 fL

MCH18,819,627-31 pg

MCHC30,431,432-50 g/dL

PLT530165150 400 (103/L)

LYM%19,414,020-40 %

MXD%T2....T2.....--%

NEUT%T2....T2.....50 70 %

LYM#2,43,9--103/uL

MXD#T2....T2.....--103/uL

NEUT#T2....T2.....--103/uL

RDW22,120,7--%

PDW9,310,2--fL

MPV7,27,4--fL

P-LCR11,211,5--%

Glukosa Sewaktu 146-74 106 mg/dL

Ureum15,6-15 43,6 mg/dL

Kreatinin0,3-0,8 1,3 mg/dL

1. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Urin (18/3/2014)MakroskopisWarna

: CoklatKonsistensi: EncerMikroskopisLeukosit: 0 1/Ipb

Bakteri

: +

Telur Cacing : Ascaris lumbricoidesFOLLOW UP

1. 15 Maret 2014Pasien dirujuk dari RSUD Lb.Sikaping ke IGD RSUD dr. Ahmad Mochtar dengan kondisi:Nadi

: 122 x /menitPernafasan

: 36 x/menitSuhu

: 40,20C

KU

: BeratObat yang diberikan di IGD dan bangsal anak:OBAT ORAL INTERVALBENTUK SEDIAANWAKTU PEMBERIAN (WIB)POTENSI

Luminal2x40mgTablet21.0030 mg

Paracetamol3x90mgTablet21.00500 mg

OBAT INJEKSI

Ampicilin6x400mgVial21.001 g

Gentamicin2x20mgAmpul 2 mL21.0040mg/mL

Dexamethasone3x1mgAmpul 1 mL21.005mg/mL

Ranitidin2x9mgAmpul 2 mL21.0025mg/mL

Lain-lain

Cendo Lyteers4x1 gttTetes Mata 15 mLK/P0,01%

IVFD Kaen 1B16 gtt/iInfus MikroDalam 24 jam500 mL

2. 16 Maret 2014OS masih demam tinggi, masih belum sadar, sesak nafas (+) namun berkurang dari sebelumnya. Diet MC 8x30 kkal/NGT.Terapi obat:OBAT ORAL INTERVALBENTUK SEDIAANWAKTU PEMBERIAN (WIB)POTENSI

Luminal2x40mgTablet06.00;18.0030 mg

Paracetamol3x90mgTablet06.00;14.00;22.00500 mg

OBAT INJEKSI

Ampicilin6x400mgVial06.00;10.00;14.00;

18.00;22.00;02.001 g

Gentamicin2x20mgAmpul 2 mL09.00;21.0040mg/mL

Dexamethasone3x1mgAmpul 1 mL10.00;18.00;02.005mg/mL

Ranitidin2x9mgAmpul 2 mL09.00;21.0025mg/mL

Lain-lain

Cendo Lyteers4x1 gttTetes Mata 15 mLK/P0,01%

IVFD Kaen 1B16 gtt/i Infus MikroDalam 24 jam500 mL

3. 17 Maret 2014OS masih belum sadar, demam (-), muntah (-), sesak nafas (-), BAB cukup, dan BAK (-). Diet MC 8x75 kkal/NGT.Terapi obat:OBAT ORAL INTERVALBENTUK SEDIAANWAKTU PEMBERIAN (WIB)POTENSI

Luminal2x40mgTablet06.00;18.0030 mg

Paracetamol3x90mgTablet06.00;14.00;22.00500 mg

OBAT INJEKSI

Ampicilin6x400mgVial06.00;10.00;14.00;

18.00;22.00;02.001 g

Gentamicin2x20mgAmpul 2 mL09.00;21.0040mg/mL

Dexamethasone3x1mgAmpul 1 mL10.00;18.00;02.005mg/mL

Ranitidin2x9mgAmpul 2 mL09.00;21.0025mg/mL

Lain-lain

Cendo Lyteers4x1 gttTetes Mata 15 mLK/P0,01%

IVFD Kaen 1B16 gtt/i Infus MikroDalam 24 jam500 mL

GZ (3:1)20 gtt/iInfus MikroDalam 24 jamD5%:NaCl 0.9%

(325mL : 175 mL)

4. 18 Maret 2014OS demam (+), sesak nafas (-), batuk (-), kejang (-), muntah (-), BAK (+). Diet MC 8x75 kkal/NGT.Terapi obat:

OBAT ORAL INTERVALBENTUK SEDIAANWAKTU PEMBERIAN (WIB)POTENSI

Luminal2x40mgTablet06.00;18.0030 mg

Paracetamol3x90mgTablet06.00;14.00;22.00500 mg

OBAT INJEKSI

Ampicilin6x400mgVial06.00;10.00;14.00;

18.00;22.00;02.001 g

Gentamicin2x20mgAmpul 2 mL09.00;21.0040mg/mL

Dexamethasone3x1mgAmpul 1 mL10.00;18.00;02.005mg/mL

Lain-lain

Cendo Lyteers4x1 gttTetes Mata 15 mLK/P0,01%

Mannitol20 cc/30 menitInfus11.00500 mL

GZ (3:1)20 gtt/iInfus MikroDalam 24 jamD5%:NaCl 0.9%

(325mL : 175 mL)

5. 19 Maret 2014OS demam (-), sesak nafas (-), kejang (-), muntah (-), BAB dan BAK biasa. Diet MC 8x100 kkal/NGT.Terapi obat:OBAT ORAL INTERVALBENTUK SEDIAANWAKTU PEMBERIAN (WIB)POTENSI

Luminal2x40mgTablet18.0030 mg

Paracetamol4x90mgTablet06.00;12.00;

18.00;24.00500 mg

OBAT INJEKSI

Ampicilin6x400mgVial06.00;10.00;14.00;

18.00;22.00;02.001 g

Gentamicin2x20mgAmpul 2 mL09.00;21.0040mg/mL

Dexamethasone3x1mgAmpul 1 mL10.00;18.00;02.005mg/mL

Lain-lain

Cendo Lyteers4x1 gttTetes Mata 15 mLK/P0,01%

Mannitol20 cc/30 menitInfus11.00500 mL

GZ (3:1)16 gtt/iInfus MikroDalam 24 jamD5%:NaCl 0.9%

(325mL : 175 mL)

6. 20 Maret 2014OS demam (-), sesak nafas (-), kejang (-), muntah (-), BAB dan BAK normal. Diet MC 8x100 kkal/NGT. Terapi obat:

OBAT ORAL INTERVALBENTUK SEDIAANWAKTU PEMBERIAN (WIB)POTENSI

Luminal2x40mgTablet06.00;18.0030 mg

Paracetamol4x90mgTablet06.00;12.00;

18.00;24.00500 mg

OBAT INJEKSI

Ampicilin6x400mgVial06.00;10.00;14.00;

18.00;22.00;02.001 g

Gentamicin2x20mgAmpul 2 mL09.00;21.0040mg/mL

Lain-lain

Cendo Lyteers4x1 gttTetes Mata 15 mLK/P0,01%

Mannitol20 cc/30 menitInfus11.00500 mL

GZ (3:1)16 gtt/iInfus MikroDalam 24 jamD5%:NaCl 0.9%

(325mL : 175 mL)

7. 21 Maret 2014

OS demam (+), kejang (-), sesak nafas (-), mual dan muntah (-). Pemasangan infus mengalami flebitis pada OS dan nyeri (+). PRC belum masuk. Diet MC 8x100 kkal/NGT. Terapi obat:

OBAT ORAL INTERVALBENTUK SEDIAANWAKTU PEMBERIAN (WIB)POTENSI

Luminal2x40mgTablet06.00;18.0030 mg

Paracetamol4x90mgTablet06.00;12.00;

18.00;24.00500 mg

OBAT INJEKSI

Ampicilin6x400mgVial06.00;10.00;14.00;

18.00;22.00;02.001 g

Gentamicin 1x40 mgAmpul 2 mL12.0040 mg/mL

Lain-lain

Cendo Lyteers4x1 gttTetes Mata 15 mLK/P0,01%

Mannitol20 cc/30 menitInfus11.00500 mL

GZ (3:1)16 gtt/iInfus MikroDalam 24 jamD5%:NaCl 0.9%

(325mL : 175 mL)

Dulcolax suppK/PSuppositoriaK/P5 mg

8. 22 Maret 2014

OS demam (+), kejang (-), sesak nafas (-), mual dan muntah (-).Diet MC 8x100 kkal/NGT.Terapi obat:

OBAT ORAL INTERVALBENTUK SEDIAANWAKTU PEMBERIAN (WIB)POTENSI

Luminal2x40mgTablet06.00;18.0030 mg

Paracetamol4x90mgTablet06.00;12.00;

18.00;24.00500 mg

OBAT INJEKSI

Gentamicin 1x40 mgAmpul 2 mL12.0040 mg/mL

Cefotaxim3x300 mgVial12.00;20.00;04.001 g

Lain-lain

Cendo Lyteers4x1 gttTetes Mata 15 mLK/P0,01%

Proris SuppK/PSuppositoriaK/P125 mg

Mannitol20 cc/30 menitInfus11.00500 mL

GZ (3:1)16 gtt/iInfus MikroDalam 24 jamD5%:NaCl 0.9%

(325mL : 175 mL)

BAB IV

KERTAS KERJA FARMASI

Nama Pasien : MA

No. MR : 372627

Ruangan : Semi Intensif

Tanggal : Maret 2014

NOJENIS PERMASALAHANANALISA MASALAHPERMASALAHAN TERKAIT OBATKOMENTAR / REKOMENDASI

1Korelasi antara obat dengan penyakit1. Adakah obat tanpa indikasi medis?

2. Adakah pengobatan yang tidak diketahui?

3. Adakah kondisi klinis yang tidak diterapi? apakah kondisi tersebut membutuhkan terapi?1. Tidak ada permasalahan

2.Tidak ada permasalahan 3. Tidak ada permasalahan1. Tidak ada obat yang diberikan tanpa indikasi medis, semua pengobatan telah sesuai dengan kondisi klinis pasien.2. Tidak ada pengobatan yang tidak diketahui

3. Tidak ada kondisi klinis yang tidak diterapi.

2Pemilihan obat yang sesuai1. Bagaimana pemilihan obat? Apakah sudah efektif dan merupakan obat terpilih pada kasus ini?

2. Apakah pemilihan obat tersebut relatif aman?

3. Apakah terapi obat dapat ditoleransi oleh pasien?1. Tidak ada permasalahan2. Tidak ada permasalahan

3. Tidak ada permasalahan1. Terjadinya Inkompatibilitas pada Pemberian Injeksi gentamisin bila digunakan bersamaan atau di campurkan secara bersamaam dengan injeksi ceftriakson yang golongan cephalosporins (David S. Tatro, 2003). Namun hal ini sudah bisa diatasi dengan dijarakannya pemberian antara kedua injeksi tersebut. Ceftriakson di suntikan 1x sehari jam 16.00 dan untuk gentamisin tiap jam 12.00.

2. Hanya akan terjadinya Inkompatibilitas pada Pemberian Injeksi gentamisin bila digunakan bersamaan (bercampur) dengan injeksi ceftriakson yang merupakan golongan cephalosporins(David S. Tatro, 2003)

3. Terapi obat yang diberikan dapat ditoleransi oleh pasien

3Regimen dosis1. Apakah dosis, frekuensi, dan cara pemberianmempertimbangkan efektifitas keamanan dan kenyamanan serta sesuai dengan kondisi pasien?

2. Apakah jadwal pemberian dosis bisa memaksimalkan efek terapi, kepatuhan, meminimalkan efek samping, interaksi obat, dan regimen yang komplek?

3. Apakah lama terapi sesuai dengan indikasi?1. Tidak ada permasalahan2. Tidak ada permasalahan

3. Tidak ada pemasalahan

1. Regimen dosis pada sudah memenuhi efek terapi dan sudah mempertimbangkan keefektifitasn dan kenyaman dari OS.

2. Tidak ada permasalahan

3. Lama terapi yang diberikan telah sesuai dengan indikasi

4Duplikasi terapi1. Apakah ada duplikasi terapi?1. Tidak ada permasalahan1. Tidak ada duplikasi terapi

5Alergi obat atau intoleran1. Apakah pasien alergi atau intoleran terhadap salah satu obat (atau bahan kimia yang berhubungan dengan pengobatannya)?

2. Apakah pasien telah tahu yang harus dilakukan jika terjadi alergi?1. Tidak ada permasalahan

2. Tidak ada permasalahan

1. Tidak ada reaksi alergi atau intoleran pasien terhadap obat yang diberikan

2. Pasien sudah diberitahu untuk segera melaporkan kejadian alergi yang mungkin dapat timbul

6Efek obat yang merugikan1. Apakah ada gejala / permasalahan medis yang diinduksi oleh obat?1. Tidak ada permasalahan1. Tidak terjadi efek merugikan dari obat yang digunakan oleh pasien

7Interaksi dan kontraindikasi1. Apakah ada interaksi obat dengan obat? Apakah signifikan secara klinis?

2. Apakah ada interaksi obat dengan makanan? Apakah bermakna secara klinis?

3. Apakah ada interaksi obat dengan dengan data laboratorium? Apakah bermakna secara klinis?

4. Apakah ada obat yang dikontraindikasikan untuk pasien?1. Tidak Ada permasalahan

2. Tidak ada permasalahan

3. Tidak ada permasalahan

4. Tidak ada permasalahan

1. Fenobarbital akan menurunkan konsentrasi dari acetaminophen karena metabolisme acetaminophen ditingkatkan.

2. Tidak ada interaksi obat dengan makanan yang bermakna secara klinis

3. Penggunaan obat sibital/luminal dapat menurunkan kadar serum bilirubin

4. Tidak ada obat yang dikontraindikasikan untuk pasien

BAB V

PEMBAHASAN

Pasien pertama kali masuk ke rawat inap anak kiriman dari IGD dalam keadaan sadar dengan keluhan utama penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu, demam sejak 7 hari yang lalu tinggi dan hilang timbul, kejang 2 hari yang lalu dan batuk. Pasien dirujuk dari RSUD Lb. Sikaping dengan diagnosa penurunan kesadaran ec suspect meningitis bakterialis DD meningitis TB dan gizi buruk tipe marasmik. Pasien pernah dirawat di puskesmas Lb.Sikaping selama 2 hari sebelum ke RSUD Lb.Sikaping karena mengalami kejang berulang namun obat kejang tidak tersedia di sana sehingga penanganan kejang pasien terlambat. Dari riwayat keluarga, ibu pasien memiliki riwayat kejang.Dari beberapa terapi yang diberikan kepada pasien selama dirawat ada beberapa obat yang saling berinteraksi. Interaksi obat tersebut ada 2 jenis yaitu interaksi secara farmakokinetika dan farmakodinamika. Interaksi obat pada kasus ini yaitu interaksi farmakokinetik terlihat pada penggunaan luminal (Phenobarbital) dengan injeksi dexametason tanggal 15 sampai 19 Maret 2014 dimana phenobarbital akan menurunkan kosentrasi dari deksametason karena dipengaruhinya metabolisme deksametason oleh phenobarbital. Sehingga, pemberian phenobarbital perlu dijarakan 8 sampai 12 jam dengan dexametason jika pemberian secara bersamaan sangat diperlukan dalam kondisi ini. Begitu juga interaksi yang terjadi saat pemberian phenobarbital bersamaan dengan gentamisin. Selain menjarakkan waktu pemberian kedua obat, peningkatan dosis obat yang diturunkan kosentrasinya pun bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi interaksi yang terjadi. Peningkatan dosis mesti sesuai dengan dosis yang berkurang akibat interaksi. Hal ini membutuhkan pemantauan kadar obat dalam darah (TDM).Pemberian gentamisin dan ibuprofen secara bersamaan pada tanggal 22 Maret 2014 menimbulkan interaksi yang signifikan terhadap pembacaan nilai labor K sehingga perlu pemantauan khusus agar tidak menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada pasien seperi takikardia atau bradikardia.Interaksi yang tergolong minoritas terjadi pada saat pemberian asetaminofen dan phenobarbital dari tanggal 15 22 Maret 2014 dimana phenobarbital menurunkan efek dari asetaminofen karena ditingkatkannya metabolisme asetaminofen. Hal ini dapat diatasi dengan waktu pemberian yang dijarakan.Sejak dirawat pada tanggal 15 Maret hingga tanggal 22 Maret pasien tidak sadar. Hal ini dicurigai pengaruh efek samping pemberian phenobarbital yang dapat mempengaruhi SSP dan penyakit yang diderita pasien. BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

1. Pasien didiagnosa Meningitis Tuberkulosa.

2. Obat-obat yang diberikan kepada pasien semuanya tepat indikasi, namun belum merupakan terapi terpilih untuk penyakit pasien.3. Ada beberapa obat yang mengalami interaksi bila diberikan bersamaan sehingga perlu perhatian khusus.4. Ada beberapa obat yang mempengaruhi pembacaan hasil laboratorium sehingga perlu monitoring khusus.6.2 SARAN

Sarankan pasien untuk menjaga kesehatan diri dan istirahat total agar pemulihan terkait penyakit berjalan lancar.

Tidak stress. Sarankan pasien untuk mematuhi waktu minum obat yang telah ditetapkan.DAFTAR PUSTAKADipiro, J., Talbert, R., &Yee, G. 2008. Pharmacoterpy A Pathophysicologic Approach, Ed 6th. United States: Mc Graw Hill Companies, Inc.