bab iii metode penelitian 3 - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/1553/5/4.bab 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
95
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi dan waktu dilaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan SMA Negeri 5 Kupang
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian secara terperinci terdapat dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Yang Dilakukan Waktu
1. Penyusunan proposal penelitian Desember 2018 -Januari 2019
2. Pembuatan perangkat Januari- Februari 2019 3. Validasi perangkat (isi) Maret 2019 4. Pelaksanaan:
1. RPP 01 2. RPP 02 3. RPP 03 4. Tes Hasil Belajar 5. Tes Keterampilan Sosial 6. Tes Kemampuan Penalaran 7. Analisis Data
13 April 2019 15 April 2019 15 April 2019 16 April 2019 16 April 2019 16 April 2019 April – Mei 2019
96
3.3 Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah guru kimia dalam hal ini peneliti dan
peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
3.4 Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi variabel dalam
penelitian ini yaitu:
a. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah keterampilan
sosial dan kemampuan penalaran
b. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah hasil belajar
pengetahuan dan hasil belajar keterampilan.
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2017/2018
3.5.2 Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
sampling jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugyono, 2014:124).
97
3.6 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen One-Shot Case Study
dengan pola desain seperti yang ditunjukan dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan: X =Perlakuan pada proses pembelajaran materi pokok larutan penyangga
dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing O = Hasil Belajar Peserta Didik
Dalam desain ini suatu kelompok diberi perlakuan, dan selanjutnya
diobservasi hasilnya. Desain ini tidak ada tes awal atau pretest (Sugiyono,
2008:110).
3.7 Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma ganda dengan dua variabel
independen dan dua variabel dependen. Paradigma penelitian ini ditunjukan
dalam Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
X O
X1
X2 Y2
Y1
98
Keteranagan
X1 = Keterampilan Sosial X2 = Kemampuan Penalaran Y1 = Hasil Belajar Pengetahuan Y2 = Hasil Belajar Keterampilan
3.8 Defenisi Operasional Karakteristik yang Diamati
Penyusunan definisi operasional karakteristik yang diamati berfungsi
untuk menentukan alat pengambilan data (instrumen) yang cocok. Beberapa
definisi operasional karakteristik yang diamati dalam penelitian ini adalah :
a. Kemampuan guru
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah skor rata-rata
dari skor pengamat 1 dan skor pengamat 2 untuk setiap aspek yang diamati
yang diperoleh guru dalam mengelola pembelajaran yang menerapkan
pendekatan inkuiri terbimbing yang diukur dengan menggunakan Lembar
Pengamatan Pengelolaan Pengajaran yang Menerapkan Pendekatan Inkuiri
Termimbing. Kemampuan guru dikatakan baik apabila skor yang
diperoleh adalah 3,50-4,00.
b. Ketuntasan indikator
Ketuntasan indikator hasil belajar (IHB) adalah proporsi yang
merupakan perbandingan antara jumlah peserta didik yang dapat mencapai
IHB dengan jumlah jumlah peserta tes dan diukur menggunakan instrumen
sebagai berikut:
a. KI 3 : Tes Hasil Belajar (Ulangan).
b. KI 4 : Lembar Observasi Kinerja, Lembar Penilaian
99
Presentasi, Lembar Penilaian Portofolio, dan Tes
Hasil Belajar Proses (THB Proses).
Suatu indikator dikatakan tuntas apabila proporsi jawaban peserta
didik 0,75, sedangkan kelas dikatakan tuntas apabila 80 % peserta
didik mendapat proporsi jawaban 0,75.
c. Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik
1. Ketuntasan Hasil Belajar Pengetahuan (KI-3)
Ketuntasan hasil belajar pengetahuan peserta didik adalah nilai yang
didapat dari satu kali nilai kuis, satu kali nilai tugas dan dua kali nilai ulangan
dibagi dengan empat.Hasil belajar pengetahuan peserta didik dikatakan tuntas
apabila nilai akhir yang diperoleh memenuhi kriteria≥ 75.
2. Ketuntasan Hasil Belajar Keterampilan (KI-4)
Ketuntasan hasil belajar keterampilan peserta didik adalah nilai yang
didapat dari satu kali nilai THB Proses, satu kali nilai psikomotorik, satu kali
nilai presentasi dan satu kali nilai portofolio dibagi dengan empat.Hasil
belajar keterampilan peserta didik dikatakan tuntas apabila nilai akhir yang
diperoleh memenuhi kriteria≥ 75.
d. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial adalah persentase yang diperoleh dari
perbandingan total skor setiap skala jawaban angket keterampilan sosial
dengan skor maksimal (bobot ideal). Keterampilan sosial peserta didik
diukur menggunakan Lembar Angket Keterampilan Sosial dan dikatakan
baik apabila persentase yang diperoleh ≥ 61%.
100
e. Kemampuan Penalaran
Kemampuan Penalaran adalah skor yang diperoleh dari perbandingan
total jawaban soal kemampuan penalaran yang diperoleh dengan skor
maksimal soal. Kemampuan penalaran peserta didik diukur dengan
menggunakan Lembar Tes Kemampuan Penalaran dan dikatakan baik
apabila memperoleh nilai tes kemampuan penalaran ≥ 61%
f. Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar pengetahuan
Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar pengetahuan
adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi
tunggal (r). Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar
pengetahuan di ukur dengan menggunakan Lembar Angket Keterampilan
Sosial, Kuis, Tugas dan Tes Hasil Belajar (Ulangan) untuk aspek
pengetahuan (KI 3); Lembar Angket Keterampilan Sosial dan Hasil
Belajar Pengetahuan dikatakan kuat apabila interval nilai koefisien
korelasi nilai (r) ≥ 0,60.
g. Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar keterampilan
Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar keterampilan
adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi
tunggal (r). Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar
keterampilan di ukur dengan menggunakan Lembar Angket Keterampilan
Sosial, Lembar Observasi Kinerja, Lembar Penilaian Portofolio, Lembar
Penilaian Presentasi dan THB Proses untuk aspek keterampilan (KI 4) dan
dikatakan kuat apabila interval nilai koefisien korelasi (r) ≥ 0,60
101
h. Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan
Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan
adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi
tunggal (r). Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar
pengetahuan di ukur dengan menggunakan Lembar Tes Kemampuan
Penalaran,; Kuis, Tugas dan Tes Hasil Belajar (Ulangan) untuk aspek
pengetahuan (KI 3); dan dikatakan kuat apabila interval nilai koefisien
korelasi nilai (r) ≥ 0,60.
i. Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan
Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan
adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi
tunggal (r). Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar
keterampilan di ukur dengan menggunakan Lembar Tes Kemampuan
Penalaran,; Lembar Observasi Kinerja, Lembar Penilaian Portofolio,
Lembar Penilaian Presentasi dan THB Proses untuk aspek keterampilan
(KI 4) dan dikatakan kuat apabila interval nilai koefisien korelasi (r) ≥
0,60
j. Hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil
hasil belajar pengetahuan
Hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil
belajar pengetahuan merupakan derajat yang dinyatakan dengan nilai
koefisien korelasi berganda (r). Hubungan keterampilan sosial dan
kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan, diukur
102
menggunakan lembar Angket Keterampilan Sosial, Lembar Tes
Kemampuan Penalaran,; Kuis, Tugas dan Tes Hasil Belajar (Ulangan)
untuk aspek pengetahuan (KI 3) dan dikatakan kuat apabila interval nilai
koefisien korelasi (r) ≥ 0,60.
k. Hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil
belajar keterampilan
Hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil
belajar keterampilan merupakan derajat yang dinyatakan dengan nilai
koefisien korelasi berganda (r). Hubungan keterampilan sosial dan
kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan, diukur
menggunakan Lembar Angket Keterampilan Sosial, Lembar Tes
Kemampuan Penalaran,; Kuis, Tugas dan Tes Hasil Belajar (Ulangan)
untuk aspek pengetahuan (KI 3); Lembar Observasi Kinerja, Lembar
Penilaian Portofolio, Lembar Penilaian Presentasi dan THB Proses untuk
aspek keterampilan (KI 4) dan dikatakan kuat apabila interval nilai
koefisien korelasi (r) ≥ 0,60.
l. Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar pengetahuan
Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar pengetahuan
adalah besar pengaruh yang dinyatakan dengan persamaan garis regresi
linier sederhana. Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar
pengetahuan diukur menggunakan Lembar Angket Keterampilan Sosial,
Kuis, Tugas dan Tes Hasil Belajar (Ulangan) untuk aspek pengetahuan (KI
3) dan dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.
103
m. Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar keterampilan
Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar keterampilan
adalah besar pengaruh yang dinyatakan dengan persamaan garis regresi
linier sederhana. Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar
keterampilan diukur menggunakan Lembar Angket Keterampilan Sosial,
Lembar Observasi Kinerja, Lembar Penilaian Portofolio, Lembar
Penilaian Presentasi dan THB Proses untuk aspek keterampilan (KI 4) dan
dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.
n. Pengaruh kemampuan penalaran terhadap hasil belajar pengetahuan
Pengaruh kemampuan penalaran terhadap hasil belajar pengetahuan
adalah besar pengaruh yang dinyatakan dengan persamaan garis regresi
linier sederhana. Pengaruh kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
pengetahuan diukur menggunakan Lembar Angket Kemampuan
Penalaran, Kuis, Tugas dan Tes Hasil Belajar (Ulangan) untuk aspek
pengetahuan (KI 3) dan dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.
o. Pengaruh kemampuan penalaran terhadap hasil belajar keterampilan
Pengaruh kemampuan penalaran terhadap hasil belajar pengetahuan
adalah besar pengaruh yang dinyatakan dengan persamaan garis regresi
linier sederhana. Pengaruh kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
keterampilan diukur menggunakan Lembar Tes Kemampuan Penalaran,
Lembar Observasi Kinerja, Lembar Penilaian Portofolio, Lembar
Penilaian Presentasi dan THB Proses untuk aspek keterampilan (KI 4) dan
dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.
104
p. Pengaruh keterampilan sosial dan kemampuan penalaran terhadap hasil
belajar pengetahuan
Pengaruh keterampilan sosial dan kemampuan penalaran terhadap
hasil belajar pengetahuan adalah besar pengaruh yang dinyatakan dengan
persamaan regresi linier berganda. Pengaruh keterampilan sosial dan
kemampuan penalaran diukur menggunakan Lembar Angket Keterampilan
Sosial, Lembar Tes Kemampuan Penalaran, Kuis, Tugas dan Tes Hasil
Belajar (Ulangan) untuk aspek pengetahuan (KI 3) dan dikatakan
signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.
q. Pengaruh keterampilan sosial dan kemampuan penalaran terhadap hasil
belajar keterampilan
Pengaruh keterampilan sosial dan kemampuan penalaran terhadap
hasil belajar keterampilan adalah besar pengaruh yang dinyatakan dengan
persamaan regresi linier berganda. Pengaruh keterampilan sosial dan
kemampuan penalaran diukur menggunakan Lembar Angket Keterampilan
Sosial, Lembar Tes Kemampuan Penalaran, Lembar Observasi Kinerja,
Lembar Penilaian Portofolio, Lembar Penilaian Presentasi dan THB
Proses untuk aspek keterampilan (KI 4) dan dikatakan signifikan apabila
nilai Fhitung ≥ Ftabel.
3.9 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data menggunakan observasi, tes dan angket.
a. Observasi
b. Angket
105
c. Tes
3.10 Perangkat Pembelajaran dan Instrumen yang Digunakan
a. Perangkat Pembelajaran
Dalam proses penelitian ini digunakan beberapa perangkat
pembelajaran sebagai berikut:
1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD)
b. Instrument
Dalam proses penelitian ini digunakan beberapa instrumen sebagai
berikut:
5. Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Kegiatan
Pembelajaran dengan Menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing
6. Kisi-Kisi dan Kuis Materi Pokok larutan penyangga (KI 3)
7. Kisi-Kisi dan Tugas Materi Pokok larutan penyangga (KI 3)
8. Kisi-kisi dan Tes Hasil Belajar (Ulangan) Materi Pokok Larutan
Penyangga (KI 3)
9. Kisi-Kisi dan Lembar Observasi Psikomotorik (KI 4)
10. Kisi-Kisi dan Lembar Penilaian Presentasi (KI 4)
11. Kisi-Kisi dan Lembar Penilaian Portofolio (KI 4)
12. Kisi-Kisi dan Tes Hasil Belajar Proses (THB Proses) Materi Pokok
larutan penyangga (KI 4)
106
13. Kisi-Kisi dan Lembar Angket Keterampilan Sosial (X1)
14. Kisi-kisi dan Lembar Tes Kemampuan Penalaran (X2)
3.11 TEKNIK ANALISIS DATA.
a. Analisis deskriptif
1) Analisis kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Analisis hasil observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran
selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan melibatkan
pengamat dalam penelitian sebanyak 2 orang yaitu 2 orang guru
dari sekolah.Persamaan yang digunakan untuk menghitung
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah:
221 SPSP
X
s
Keterangan:
X : Skor rata-rata dari setiap aspek pengamatan
1SP : Skor yang diberikan oleh pengamat 1 (satu) untuk setiap aspek pengamatan
2SP : Skor yang diberikan oleh pengamat 2 (dua) untuk setiap aspek pengamatan Kriteria penilaian terhadap kemampuan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.2. Borich
(Dacosta, 2016).
107
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Terhadap Kemampuan Guru Dalam
Pelaksanaan Pembelajaran
Rentang Skor Keterangan
1,00 - 1,99
Tidak baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang disiapkan.
2,00 - 2,99
Kurang baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kurang sesuai dengan RPP yang disiapkan.
3,00 - 3,49 Cukup baik, jika pengajar dalam kegiatan pembelajaran cukup sesuai dengan RPP yang disiapkan.
3,50 - 4,00
Baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disiapkan.
Reliabilitas instrumen pengamat dihitung dengan teknik
interobserver agreement (Surapranata, 2009:88). Pada saat proses
pembelajaran ada dua pengamatan menggunakan instrumen yang sama
untuk mengamati variabel yang sama. Rumusan yang digunakan untuk
menghitung reliabilitas adalah:
Percentage of agreement = %1001 xBA
BA
A dan B berturut-turut menunjukkan frekuensi aspek tingkah laku
yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuensi tinggi dan
rendah. Suatu instrumen pengelolaan pembelajaran dikatakan baik
apabila koefisien reliabilitas ≥ 75 %
108
2) Analisis Ketuntasan Indikator
Suatu indikator dikatakan tuntas apabila proporsi yang diperoleh
jawaban benar peserta didik adalah ≥ 0,75 sedangkan suatu kelas
dikatakan tuntas jika 80% atau lebih peserta didik mempunyai proporsi
jawaban benar ≥ 0,75.
Untuk mengetahui ketuntasan indikator digunakan persamaan
proporsi. Proporsi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
P = ��������� ���� � �� ���� ������� ��� ���� ��������� ���� �
Keterangan: P = Proporsi
a) Ketuntasan indikator untuk KI 3
Indikator KI 3 dikatakan tuntas apabila diperoleh proporsi
jawaban benar ≥ 0,75.
b) Ketuntasan indikator untuk KI 4
Indikator KI 4 dikatakan tuntas apabila diperoleh proporsi
jawaban benar ≥ 0,75.
3) Analisis Ketuntasan Hasil Belajar
Penentuan ketuntasan berdasarkan penilaian acuan dengan rumus
sebagai berikut:
Nilai= ������ ��� ���� ���������� ������� x 100
109
Peserta didik dinyatakan tuntas belajarnya apabila peserta didik
memperoleh nilai ≥ 76. Ketuntasan hasil belajar secara terperinci
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan untuk KI 3
Penilaian aspek pengetahuan (KI 3) diukur menggunakan
soal kuis, tugas, dan tes hasil belajar (Ulangan). Persamaan
yang digunakan untuk menghitung nilai akhir aspek
pengetahuan (KI 3) adalah sebagai berikut:
��� � = � ��!!!!" � �#!!!!" $ �% &
Keterangan: '(!!!!! = rata-rata nilai kuis ')!!!! = rata-rata nilai tugas '* = nilai ulangan
b) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan untuk KI 4
Penilaian aspek keterampilan (KI 4) antara lain penilaian
psikomotorik, penilaian portofolio, penilaian presentasi, dan
penilaian tes hasil belajar proses. Persamaan yang digunakan
untuk menghitung nilai aspek keterampilan adalah sebagai
berikut:
��� & = � �+,-"� �+./"� �+/0,"� �+/., &
Keterangan : NPsi = nilai psikomoto rik
NPor = nilai portofolio NPres = nilai presentasi Npros = nilai THB proses
110
4) Analisis keterampilan sosial peserta didik
Analisis keterampilan sosial peserta didik kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019 menggunakan Lembar
Angket Keterampilan Sosial. Adapun kisi-kisi angket rasa ingin
tahu dapat diihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Keterampilan Sosial
No. Sikap / Nilai Butir
Instrumen
1 Partisispasi dalam usaha meneliti sesuatu 1 2 Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok 2 dan 3 3 Menjawab dengan sopan pertanyaan orang lain 4, 5, dan 6 4 Bertindak secara bertanggung jawab 7 dan 8 5 Menolong orang lain 9 6 Memimpin diskusi kelompok 10
Berdasarkan kisi-kisi diatas, maka dapat dibuat skala penilaian
angket keterampilan sosial yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Skala Penilaian Keterampilan Sosial
Alternatif Jawaban Bobot penilaian
Selalu (SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KD) 2
Tdak Pernah (TP) 1
111
Keterampilan sosial dianalisis dengan menggunakan rumus
(Riduwan,2017 : 23) :
Persentase= ������ ��� ���� ���������� ������� x 100 %
Kriteria interpretasi persentase :
Angka 0%-20% = Sangat buruk
Angka 21%-40% = Buruk
Angka 41%-60% = Cukup Buruk
Angka 61%-80% = Baik
Angka 81%-100% = Sangat baik
5) Analisis kemampuan penalaran peserta didik
Ketercapaian Kemampuan penalaran peserta didik dilihat dari
nilai akumulasi atau nilai akhir yang diperoleh peserta didik dari
hasil pengerjaan soal berupa soal uraian. Soal ini menekankan pada
penilaian kemampuan penalaran peserta didik berdasarkan kisi-
kisi pada Tabel 3.5. National Council of Teacher of Mathematics
(NCTM).
112
Tabel 3.5
Kisi-kisi Tes kemampuan penalaran
Nilai kemampuan penalaran dapat dianalisis dengan
menggunakan persamaan (Zyabana, 2012)
Nilai= ������ ��� ���� ���������� ������� x 100
Dengan interpretasi skor
Angka 0-20 = Sangat buruk
Angka 21-40 = Buruk
Angka 41-60 = Cukup Buruk
Angka 61-80 = Baik
Angka 81-100 = Sangat baik
No Indikator Pernyataan Dari
Soal Tes
Keterangan
Nomor
Soal
Bentuk Soal
1
Kemampuan penalaran peserta didik dalam menarik kesimpulan yang logis
Lokasi (Tempat) 1 Pilihan ganda
Kualitas seseorang 2 Pilihan ganda
Penggunaan 3 Pilihan ganda
2
Kemampuan penalaran dalam mengajukan aturan inferensi, memeriksa validitas argument, dan menyusun argument yang valid
Penggunaan Watsapp dan internet
4 Pilihan ganda
3
Kemampuan penalaran peserta didik dalam memberikan lawan contoh
Aktivitas olah Raga 5 Pilihan ganda
Lokasi (Asrama) 6 Pilihan ganda
4
Kemampuan penalaran dalam menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis, membuat analogi, generalisasi dan menyusun serta menguji konjektur
Menganalisis perbandingan objek
7 Pilihan ganda
8 Pilihan ganda
9 Pilihan ganda
10 Pilihan ganda
113
b. Analisis statistik
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik inferensial. Analisis yang digunakan adalah
untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis ini untuk mengetahui
hubungan X1 terhadap Y1, X1 terhadap Y2, X2 terhadap Y1, X2 terhadap Y2
menggunakan analisis korelasi tunggal. Untuk mengetahui hubungan X1
dan X2 terhadap Y1, X1 dan X2 terhadap Y2 digunakan analisis korelasi
ganda. Sedangkan analisis pengaruh X1 terhadap Y1, X1 terhadap Y2, X2
terhadap Y1, X2 terhadap Y2 menggunakan analisis regresi sederhana.
Untuk mengetahui pengaruh X1 dan X2 terhadap Y1, X1 dan X2 terhadap Y2
digunakan analisis regresi ganda.
1. Uji Persyaratan Analisis
a) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan peneliti
yaitu dengan metode Chi-Kuadrat. Untuk mencari chi-kuadrat
hitung (12hitung) digunakan rumus (Riduwan, 2014:68-110) :
2 = 3 (56 − 58)258
Keterangan: 2 : Nilai Chi-kuadrat 56 : frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) 58 : frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)
5: = (jumlah frekuensi pada baris ) x (jumlah frekuensi pada kolom)jumlah keseluruhan baris dan kolom
114
Dengan membandingkan 12 hitung dengan 12 tabel dengan
selang kepercayaan 0,05 maka diperoleh kriteria pengujian sebagai
berikut:
1) Jika 12 hitung ≤ 12tabel, maka tolak Ha artinya tidak
signifikan.
2) Jika 12 hitung ≥ 12 tabel, artinya tolak H0 artinya
signifikan.
b) Uji Linearitas
Uji linearitas dalam analisis regresi langkah langkahnya adalah
sebagai berikut (Riduwan, 2014:103)
1. Mencari jumlah kuadrat eror (JKE) dengan rumus
N(O = ∑ Q∑ R2 − (∑ S)TU VW
2. Mencari jumlah kuadrat Tuna cocok (JKTC) dengan rumus
N(XY = N(Z8[ − N(O
Keterangan : Nilai JKRes diambil dari analisis regresi sederhana.
3. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC)
dengan rumus :
\N(XY = N(XY] − 2
4. Mencari rata-rata jumlah kuadrat eror (RJKE) dengan rumus:
\N(O = N(O_ − ]
115
5. Mencari nilai FHitung dengan rumus :
abcdUe = \N(XY\N(O
Menentukan keputusan pengujian
Uji linearitas berbeda dengan uji signifikansi dimana
keputusan yang diambil kaidanya adalah sebagai berikut:
a) Jika FHitung ≤ Ftabel, maka tolak H0 artinya data berpola linier
b) Jika FHitung ≥ Ftabel, maka terima H0 artinya data tidak
berpola linier
c) Uji Korelasi
1. Korelasi tunggal (korelasi Pearson Product Moment (r))
Analisis korelasi tunggal PPM teknik statistik untuk
mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas
(independent) dengan variabel terikat (dependent ). Rumus
yang digunakan adalah:
fgS = _(∑ hR) − (∑ h) . (∑ R)jk_. ∑ h2 − (∑ h)2l. k_. ∑ R2 − (∑ R)2l
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan
nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1
maka korelasinya negatif sempurna, jika r = 0 maka tidak ada
korelasi dan jika r = +1 maka korelasinya sangat kuat.
Sedangkan harga (r) dikonsultasikan dengan tabel interpretasi
nilai (r) dalam Tabel 3.6. (Riduwan, 2014:110).
116
Tabel 3.6
Interpretasi koefisien korelasi nilai (r)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0, 199
Sangat kuat Kuat Cukup Kuat Rendah
Sangat rendah
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya
sumbangan variabel X terhadap Y digunakan rumus (Riduwan,
2014 : 81) :
(m = f2n 100%
Keterangan KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
Pengujian lanjutan uji signifikasi hubungan variabel X
dan variabel Y digunakan rumus (Riduwan, 2014 : 81-83) :
rabcdUe = f√_ − 2√1 − f2
Keterangan: t hitung = Nilai t r = Nilai koefifien korelasi n = jumlah sampel
Dengan membandingkan t hitung dan t tabel dengan selang
kepercayaan 0,05 maka diperoleh kriteria pengujian sebagai
berikut :
117
a) Jika t hitung ≥ t tabel, maka tolak H0 artinya signifikan
b) Jika t hitung ≤ t tabel, maka terima H0 artinya tidak
signifikan
2. Korelasi Ganda
Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya
pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau
lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat
(Y). Analisis korelasi ganda digunakan rumus
(Riduwan,2014:86-88)
Rumus Korelasi Ganda :
tu�.u$,� = wrx1.y2 + rx2y2 - 2(rx1y).{rx2.y|.(rx1.x2)1-rx1.x22
Selanjutnya menguji signifikansi dengan rumus :
}������=
R2k{1-R2|n-k-1
}� = }� � �������� � ������ = }� �� − � − �
Keteranagan : k = Jumlah variable bebas n = Jumlah peserta didik
118
Kaidah pengujian signifikansi:
1. Jika abcdUe > c��8�, maka tolak Ho artinya signifikan
2. Jika abcdUe ≤ c��8�, maka terima Ho artinya tidak
signifikan.
d). Uji Regresi
1. Regresi sederhana
Pada dasarnya analisis regresi mempunya kaitan erat dengan
analisis korelasi. Dimana setiap analisis regresi harus ada
hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel
terikat. Analisis korelasi tidak dilanjutkan keanalisis regresi jika
kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan fungsional
dan hubungan sebab akibat. Kegunaan analisis ini adalah untuk
meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) jika variabel
bebas (X) diketahui.
Persamaan regresi dirumuskan (Riduwan, 2014:97) :
Ŷ = � + �h
Keterangan: Ŷ = subyek variabel terikat yang diproyeksikan X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diproyeksikan a = nilai konstanta Y jika X=0 b = nilai arah penentu ramalan yang menunjukan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y nilai a dan b dapat dicari dengan rumus � = ∑ ���.∑ �� sedangkan nilai � = �.∑ ��� ∑ �.∑ ��.∑ �$� (∑ �)$
119
Langkah langkah analisis regresi sederhana :
a) Dari Ha dan H0, membuat tabel penolong untuk
menghitung angka statistik
b) Masukkan angka statistik dari tabel penolong dengan
rumus :
� = ∑ S��.∑ gU sedangkan nilai � = U.∑ gS� ∑ g.∑ SU.∑ gT� (∑ g)T
c) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg [a]) dengan
rumus :
JK��� ��� = (∑ R)2_
d) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg [b|a]) dengan
rumus :
N(�8e ��|�� = � . �3 hR − (∑ h). (∑ R)_ �
e) Mencari jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus :
N(Z8[ = 3 h2 − N(�8e ��|�� − N(�8e ��� f) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg [a] )
dengan rumus :
\N(�8e ��� = N(�8e ��� g) Mencari rata rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg [b|a])
dengan rumus :
\N(�8e ��|�� = N(�8e ��|��
120
h) Mencari rata rata jumlah kuadrat residu (RJKres )
dengan rumus :
\N(�8[ = N(�8[_ − 2
i) Menguji signifikasi dengan rumus :
abcdUe = \N(�8e ��|��\N(�8[
Kaidah pengujian signifikasi dengan taraf signifikan ∝= 0,05
adalah
(1) Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan
(2) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 artinya tidak
signifikan
2. Regresi Berganda
Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh
beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.
Rumus persamaan regresi berganda sebagai berikut (Riduwan,
2014:108) :
R� = � + ��h� + �2h2
Keterangan : Y1 =hasil belajar kognitif/pengetahuan Y2 = hasil belajar keterampilan X1 = Keterampilan sosial X2 = Kemampuan penalaran � = Konstanta / intercept �� = Koefisien regresi variabel h� �2 = Koefisien regresi variabel h2
121
Kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai koefisien
�6, �� dan �2 dari model regresi linear berganda di atas
digunakan rumus :
� = R! - ��h!� − �2h!2
�� = (∑ �T�T )(∑ �����) � (∑ ����T�) (∑ �T���)
(∑ ���T ) (∑ �T�T ) � (∑ ����T�)T
�2 = (∑ ���T )(∑ �T���) � (∑ ����T�) (∑ �����)
(∑ ���T ) (∑ �T�T ) � (∑ ����T�)T
Setelah itu dilakukan uji signifikansi dengan rumus :
abcdUe = Z(U����)�.(��ZT)
Keterangan : n = jumlah responden m = jumlah variabel bebas R = korelasi ganda Jika abcdUe ≤ c��8� maka terima �6 artinya tidak signifikan.
Jika abcdUe > c��8�, tolak �6 artinya signifikan
3.12 Pengujian Hipotesis Statistik
3.12.1 Menguji Hubungan antara X1, X2 terhadap Y1, Y2
1. Hubungan X1 terhadap Y1
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan sosial terhadap hasil belajar
pengetahuan dengan menerapkan pendekatan inkuiri
terbimbing materi pokok larutan penyangga pada
peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang
tahun pelajaran 2018/2019.
122
H0: Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan sosial terhadap hasil belajar
pengetahuan dengan menerapkan pendekatan inkuiri
terbimbing materi pokok larutan penyangga pada
peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang
tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
(b) Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel.
2. Hubungan X1 terhadap Y2
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan sosial terhadap hasil belajar
keterampilan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga
pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5
Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
H0: Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan sosial terhadap hasil belajar
keterampilan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga
pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5
Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
123
(a) Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
(b) Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel.
3. Hubungan X2 terhadap Y1
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
pengetahuan dengan menerapkan pendekatan inkuiri
terbimbing materi pokok larutan penyangga pada
peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang
tahun pelajaran 2018/2019.
H0: Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
pengetahuan dengan menerapkan pendekatan inkuiri
terbimbing materi pokok larutan penyangga pada
peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang
tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
(b) Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel.
4. Hubungan X2 terhadap Y2
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
keterampilan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga
124
pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5
Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
H0: Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
keterampilan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga
pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5
Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel.
5. Hubungan X1 dan X2 terhadap Y1
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan sosial dan kemampuan penalaran
terhadap hasil belajar pengetahuan dengan
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi
pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
H0: Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan sosial dan kemampuan penalaran
terhadap hasil belajar pengetahuan dengan
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi
125
pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha. Jika ,
(b) Terima H0, tolak Ha Jika ,
6. Hubungan X1 dan X2 terhadap Y2
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan sosial dan kemampuan penalaran
terhadap hasil belajar keterampilan dengan
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi
pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
H0: Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan sosial dan kemampuan penalaran
terhadap hasil belajar keterampilan dengan
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi
pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(c) Tolak H0, terima Ha. Jika ,
126
(d) Terima H0, tolak Ha Jika ,
3.12.2 Pengaruh X1, X2 terhadap Y1,Y2
1. Pengaruh X1 terhadap Y1
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan
sosial terhadap hasil belajar pengetahuan dengan
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi
pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
H0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara
keterampilan sosial terhadap hasil belajar
pengetahuan dengan menerapkan pendekatan inkuiri
terbimbing materi pokok larutan penyangga pada
peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang
tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
(b) Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel.
2. Pengaruh X1 terhadap Y2
Ha:Terdapat pengaruh yang signifikan antara
keterampilan sosial terhadap hasil belajar
keterampilan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga
127
pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5
Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
H0:Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara
keterampilan sosial terhadap hasil belajar
keterampilan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga
pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5
Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
(b) Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel.
3. Pengaruh X2 terhadap Y1
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
pengetahuan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan
penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2
SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
pengetahuan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan
128
penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2
SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
(b) Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel.
4. Pengaruh X2 terhadap Y2
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
keterampilan dengan menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga
pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5
Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
H0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara
keterampilan sosial terhadap hasil belajar
kemampuan penalaran menerapkan pendekatan
inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga
pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5
Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
(b) Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel.
129
5. Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y1
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
keterampilan sosial dan kemampuan penalaran
terhadap hasil belajar pengetahuan dengan
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi
pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
keterampilan dan kemampuan penalaran terhadap
hasil belajar pengetahuan dengan menerapkan
pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan
penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha. Jika ,
(b) Terima H0, tolak HaJika ,
6. Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y2
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
keterampilan sosial dan kemampuan penalaran
terhadap hasil belajar keterampilan dengan
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi
pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas
130
XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran
2018/2019.
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
keterampilan dan kemampuan penalaran terhadap
hasil belajar keterampilan dengan menerapkan
pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan
penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
(a) Tolak H0, terima Ha. Jika ,
(b) Terima H0, tolak HaJika ,
131
Matriks Metode Penelitian
Tujuan Karakteristik
Yang Diamati
Definisi Operasional Karakteristik Yang diamati Instrumen
Sumber Data
Pengambilan Data
Analisis
1. a. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pengekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
Kemampuan Guru
Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran adalah skor yang diperoleh guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing yang diukur menggunakan lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran sesuai rentangan skor rata-rata 3,50-4,00 adalah rentangan skor terhadap kemampuan guru yang baik.
Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Guru Observasi Deskriptif
b. Untuk mengetahui ketuntasan indikator hasil belajar dengan menerapkanpendekatan inkuiri pada materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
Ketuntasan indikator
Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) adalah proporsi yang merupakan perbandingan antara jumlah peserta didik yang dapat mencapai IHB dengan jumlah peserta tes dalam kelas dan diukur menggunakan Tes Hasil Belajar (THB). Suatu indikator dikatakan tuntas apabila
Tes hasil belajar berupa Kuis, Tugas, dan Lembar Tes Hasil Belajar (Ulangan) untuk aspek pengetahuan (KI 3). Lembar Observasi
Peserta didik
Observasi, angket,
dan tes
Deskriptif
132
proporsinya ≥0,75, sedangkan kelas dikatakan tuntas apabila 80 % peserta didik mendapat proporsi jawaban ≥ 0,75.
Psikomotorik, Lembar Penilaian Presentase, Lembar Penilaian Portofolio, dan THB Proses untuk Aspek Ketrampilan (KI 4)
c. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran koperatif pada materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
ketuntasan Hasil belajar peserta didik
Ketuntasan hasil belajar adalah nilai yang didapat dari jumlah secara keseluruhan aspek pengetahuan untuk KI 3 dan aspek keterampilan untuk KI 4. Hasil belajar peserta didik dikatakan tuntas bila mencapai ≥72 yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Tes hasil belajar berupa Kuis, Tugas, dan Lembar Tes Hasil Belajar (Ulangan) untuk aspek pengetahuan (KI 3). Lembar Observasi Psikomotorik, Lembar Penilaian Presentase, Lembar Penilaian Portofolio, dan THB Proses untuk Aspek Ketrampilan (KI 4)
Peserta Didik
Observasi, Angket,
dan Tes
Deskriptif
133
2. Untuk mengetahui keterampilan sosial peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018 / 2019
Keterampilan social
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan serta dapat menyesuaikan diri dengan aturan dan norma yang berlaku. Keterampilan sosial meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima umpan balik (feedback), memberi dan menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku dan sebagainya
Kisi-kisi dan Lembar Angket keterampilan sosial
Peserta Didik
Angket Deskriptif
3.
Untuk mengetahui kemampuan penalaran peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
Kemampuan Penalaran
Kemampuan penalaran adalah kemampuan berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk diperileh kesimpulan berupa pengetahuan .
Kisi-kisi dan Tes Kemampuan penalaran
Peserta Didik
Tes Deskriptif
4 Untuk mengetahui hubungan X1 dan X2 terhadap Y1 dan Y2 a. Untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara keterampilan sosial dengan hasil belajar pengetahuan dengan
Hubungan keterampilan sosial dengan Hasil Belajar pengetahuan
Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar pengetahuan adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Dikatakan baik apabila interval koefisien korelasi nilai r ≥ 0,60.
Kisi-kisi dan Lembar Angket Keterampilan Sosial serta Tes Hasil Belajar Pengetahuan( THB)
Peserta Didik
Angket dan THB
Statistik korelasi
sederhana
134
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan
Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Dikatakan baik apabila interval koefisien korelasi nilai r ≥ 0,60.
Tes Kemampuan
Penalaran dan Tes Hasil Belajar
pengetahuan (THB)
Peserta didik
Tes dan THB
Statistik korelasi sederhana
135
c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar keterampilan dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar keterampilan
Hubungan keterampilan sosial dengan hasil belajar keterampilan adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Dikatakan baik apabila interval koefisien korelasi nilai r ≥ 0,60.
Kisi-kisi dan Lembar Angket Keterampilan Sosial serta Tes Hasil Belajar Proses ( THB)
Peserta didik
Tes dan THB
Statistik korelasi sederhana
d. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan
Hubungan kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Dikatakan baik apabila interval koefisien korelasi nilai r ≥ 0,60.
Tes Kemampuan
Penalaran dan Tes Hasil
Belajar Proses (THB)
Peserta didik
Tes dan THB
Statistik korelasi sederhana
136
5. Mengetahui ada tidaknya pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y1 dan Y2
a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar
Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar pengetahuan
Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar pengetahuan adalah besarnya pengaruh yang dinyatakan dengan persamaan regresi sederhana.
Lembar angket keterampilan sosial dan Lembar Tes aspek pengetahuan untuk KI 3,
Siswa Angket observasi dan tes
Statistik regresi sederhana
e. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
Hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan
Hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil belajar pengetahuan adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Dikatakan baik apabila interval koefisien korelasi nilai r ≥ 0,60.
Kisi-kisi dan Lembar Angket Keterampilan, Sosial, Tes Kemampuan Penalaran serta Tes Hasil Belajar( THB).
Peserta didik
Angket, Tes dan THB
Statistik korelasi ganda
f. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
Hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan
Hubungan keterampilan sosial dan kemampuan penalaran dengan hasil belajar keterampilan adalah derajat hubungan yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Dikatakan baik apabila interval koefisien korelasi nilai r ≥ 0,60.
Kisi-kisi dan Lembar Angket Keterampilan, Sosial, Tes Kemampuan Penalaran serta Tes Hasil Belajar Proses ( THB).
Peserta didik
Angket, Tes dan THB
Statistik korelasi ganda
137
pengetahuan dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok larutan penyangga pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2018/2019
b. Mengetahui ada tidaknya pengaruh antara keterampilan sosial terhadap hasil belajar keterampilan dengan menerapkan
Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar keterampilan
Pengaruh keterampilan sosial terhadap hasil belajar keterampilan adalah besarnya pengaruh yang dinyatakan dengan persamaan regresi sederhana
Lembar angket keterampilan sosial dan lembar tes aspek pengetahuan untuk KI 3
Siswa Angket dan tes
Statistik regresi sederhana
c. Mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kemampuan penalaran terhadap hasil belajar pengetahuan dengan menerapkan
Pengaruh Kemampuan penalaran terhadap hasil belajar pengetahuan
Pengaruh kemampuan penalaran terhadap hasil belajar pengetahuan adalah besar pengaruhnya dinyatakan dengan persamaan regresi sederhana: Ŷ = a + �h
Lembar tes kemampuan Penalaran dan THB
Siswa Tes soal dan THB
Statistik regresi sederhana
d. Mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kemampuan penalaran terhadap hasil belajar keterampilan dengan menerapkan
Pengaruh Kemampuan penalaran terhadap hasil belajar keterampilan
Pengaruh kemampuan penalaran terhadap hasil belajar keterampilan adalah besar pengaruhnya dinyatakan dengan persamaan regresi sederhana: Ŷ = a + �n
Lembar tes kemampuan penalaran dan THB Proses
Siswa Tes soal dan THB Proses
Statistik regresi sederhana
e. Mengetahui ada tidaknya pengaruh antara keterampilan social dan
Pengaruh keterampilan sosial dan
Pengaruh keterampilan sosial dan kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
Angket sikap responsif, tes kemampuan
Siswa Angket keterampilan sosial
Statistik regresi berganda
138
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar pengetahuan dengan menerapkan
kemampuan penalaran terhadap hasil belajar
pengetahuan adalah besar pengaruhnya dinyatakan dengan persamaan regresi berganda: Y¡ = α + b�X� + b2X2
berpikir tingkat tinggi dan THB
dan tes kemampuan penalaran dan THB
f. Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara sikap responsif dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap hasil belajar keterampilan dengan menerapkan
Pengaruh keterampilan sosial dan kemampuan penalaran terhadap hasil belajar keterampilan
Pengaruh keterampilan sosial dan kemampuan penalaran terhadap hasil belajar keterampilan adalah besar pengaruhnya dinyatakan dengan persamaan regresi berganda: Y¡ = α + b�X� + b2X2
Angket keterampilan sosial, tes kemampuan penalaran dan THB proses
Siswa Angket keterampilan sosial dan tes kemampuan penalaran dan THB
Statistik regresi berganda