bab v analisis hasil penelitian - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/bab...

21
48 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN Pemekaran wilayah akan memberikan manfaat bagi masyarakat umum asal dilakukan sesuai prosedur dan kebutuhan serta meningkatkan efektifitas pemerintah dan kesejahteraan pelayanan publik. Pentingnya pemekaran wilayah pada hakekatnya adalah dalam upaya mendekatkan pelayanan dan menciptakan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien serta berdaya guna demi mewujudkan percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pemekaran desa di wilayah kelurahan kotandora berdasarkan peraturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 2017 tentang penataan desa. variabel utama dalam penelitian ini adalah analisis proses pemekaran desa di wilayah kelurahan berdasarkan perturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 2017 tentang penataan desa, dengan aspek-aspek yang diukur sebagai berikut: Syarat-syarat pemekaran Desa Tahap-tahap pemekaran Desa di wilayah Kelurahan 5.1 Syarat-Syarat Pemekaran. Pembentukan/pemekaran Desa merupakan tindakan mengadakan Desa baru di luar Desa yang ada. Desa dibentuk harus memperhatikan syarat-syarat pemekaran Desa yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Penataan Desa, karena syarat-syarat tersebut merupakan standar dalam proses pemekaran untuk mengetahui apakah Desa tersebut layak

Upload: lamdieu

Post on 17-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

48

BAB V

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pemekaran wilayah akan memberikan manfaat bagi masyarakat umum

asal dilakukan sesuai prosedur dan kebutuhan serta meningkatkan efektifitas

pemerintah dan kesejahteraan pelayanan publik.

Pentingnya pemekaran wilayah pada hakekatnya adalah dalam upaya

mendekatkan pelayanan dan menciptakan pemerintahan yang lebih efektif dan

efisien serta berdaya guna demi mewujudkan percepatan peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pemekaran desa di wilayah

kelurahan kotandora berdasarkan peraturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun

2017 tentang penataan desa. variabel utama dalam penelitian ini adalah analisis

proses pemekaran desa di wilayah kelurahan berdasarkan perturan menteri dalam

negeri nomor 1 tahun 2017 tentang penataan desa, dengan aspek-aspek yang

diukur sebagai berikut:

Syarat-syarat pemekaran Desa

Tahap-tahap pemekaran Desa di wilayah Kelurahan

5.1 Syarat-Syarat Pemekaran.

Pembentukan/pemekaran Desa merupakan tindakan mengadakan Desa

baru di luar Desa yang ada. Desa dibentuk harus memperhatikan syarat-syarat

pemekaran Desa yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1

Tahun 2017 Tentang Penataan Desa, karena syarat-syarat tersebut merupakan

standar dalam proses pemekaran untuk mengetahui apakah Desa tersebut layak

Page 2: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

49

untuk dimekarkan atau tidak. Syarat-syarat pemekaran Desa juga merupakan

langkah awal, ketentuan atau perbuatan yang harus dipenuhi sebelum melakukan

pemekaran Desa. Syarat-syarat pemekaan Desa tersebut meliputi:

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk

Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat

sesuai dengan adat istiadat setempat

Memiliki potensi SDA, SDM dan SDE pendukung

5.1.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk.

Luas wilayah dan jumlah penduduk adalah salah satu syarat untuk

menentukan apakah suatu wilayah layak untuk dimekarkan atau tidak. Luas

wilayah dan jumlah penduduk juga merupakan salah faktor sehingga terjadinya

pemekaran.

Untuk mengetahui Luas wilayah dan Jumlah penduduk di Kelurahan

Kotandora, maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan

sebagai berikut:

Menurut Lurah Kotandora Bapak Herman Umar1, beliau mengatakan bahwa:

Yang paling pertama, luas wilayah kelurahan Kotandora ± 20,12 km²,

sedangkan jumlah penduduk 1.079 KK dan 4.552 jiwa. Kedua, Pemekaran

wilayah juga terpegantung pada jumlah penduduk dan luas wilayah karena

apabila jumlah penduduk di wilayah yang ingin dimekarkan tidak sesuai

dengan syarat-syarat pemekaran Desa maka kami tidak berani untuk

melalukan pemekaran. Kemudian pemekaran ini juga karena keadaan

topografi, kepadatan penduduk dan Luas wilayah di kelurahan Kotandora

sudah layak dan semestinya untuk dimekarkan.

1 Wawancara Dengan Bapak Herman Umar, Selaku Lurah Kotandora, 6 Juni 2018

Page 3: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

50

Selanjutnya wawancara dengan ibu Nursida2 sebagai staf Kelurahan Kotandora,

mengatakan bahwa:

Kalau mengenai luas wilayah dan jumlah penduduk di Kelurahan

kotandora sudah layak untuk di mekarkan karena luas wilayah Kelurahan

Kotandora saat ini ± 20,12 km² dan jumlah penduduk 1.079 KK dan 4.552

jiwa dan itu sudah memenuhi syarat-syarat pemekaran desa.

Pernyataan di atas didukung pula oleh seorang tokoh masyarakat bapak Tarsisius

Moi3, mengatakan bahwa:

Jumlah penduduk di Kelurahan Kotandora saat ini sangat padat dan itu

sudah layak untuk dimekarkan karena tujuan dari pemekaran yaitu untuk

mewujudkan percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga

luas wilayah ini mempengaruhi proses pelayanan yang mana jarak tempuh

dari lingkungan Tanggo ke kantor Kelurahan Kotandora cukup jauh yaitu

± 4 km.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas

menunjukan bahwa, luas wilayah dan jumlah penduduk di Kelurahan Kotandora

sudah layak untuk dimekarkan karena luas wilayah Kelurahan Kotandora saat ini

± 20,12 km² dan jumlah penduduk 1.079 KK dan 4.552 jiwa. Luas wilayah yang

besar dan jumlah penduduk yang padat juga dapat mempengaruhi proses

pelayanan publik.

Dari hasil analisis wanwancara di atas diperkuat dengan data sekunder

Jumlah penduduk dan luas wilayah Kelurahan Kotandora, untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel jumlah penduduk dan peta luas wilayah berikut ini:

2 Wawancara Denga Ibu Nursida, Selaku Staf Kelurahan Kotandora, 6 Juni 2018

3 Wawancara Dengan Bapak Tarsisius Moi, Sebagai Tokoh Masyarakat, 12 Juni 2018

Page 4: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

51

Tabel 8

Data Jumlah Penduduk Kelurahan Kotandora Tahun 2017.4

No

Lingkungan Jumlah KK Jumlah Jiwa

1 Lingkungan Watu Ipu 294 1.247

2 Lingkungan Kampung Baru 270 923

3 Lingkungan Kampung Ende 267 1.242

4 Lingkungan Tanggo 248 1.110

Total 1.079 4.552

Dari data di atas dilihat bahwa penduduk Kelurahan Kotandora berjumlah 1.079

KK dan 4.552 Jiwa. Berdasarkan Permendagri Nomor 1 Tahun 2017 pasal 7 ayat

1 tentang syarat-syarat pembentukan Desa bahwa jumlah penduduk paling sedikit

1.000 jiwa atau 200 KK. Merujuk pada data tabel 1.1 terungkap bahwa jumlah

penduduk di Kelurahan Kotandora sangat padat dan layak untuk dimekarkan.

Gambar 4

Peta Dan Batas Wilayah Kelurahan Kotandora5

4 Sumber Data : Laporan Penduduk Bulanan Kelurahan Kotandora Tahun 2017

5 Sumber Data : Kantor Kelurahan Kotandora

DATA PENDUDUK KELURAHAN KOTANDORA

Page 5: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

52

Dari peta tersebut dapat dilihat bahwa Kelurahan Kotandora terletak di

Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur dengan luas wilayah = ± 20, 12

km2 ( 2. 012 Ha ) yang di bagi menjadi 4 lingkungan, yaitu: Lingkungan Watu

Ipu, Lingkungan Kampung Ende, Lingkungan Kampung Baru dan Lingkungan

Tanggo. Kelurahan Kotandora memiliki Batas-batas sebagai barikut :

Bagian utara berbatasan dengan Desa Ruan

Bagian Timur Berbatasan dengan Kelurahan tanah rata

Bagian selatan Berbatasan dengan Laut Sawu

Bagian barat berbatasan dengan kelurahan Rana Loba.

5.1.2 Sosial Budaya Yang Dapat Menciptakan Kerukunan Hidup

Bermasyarakat Sesuai Dengan Adat Istiadat Setempat.

Sistem sosial budaya yaitu suatu keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai,

tata sosial dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan masing-masing unsur

bekerja secara mandiri serta bersama-sama satu sama lain saling mendukung

untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat.

Untuk mengetahui sistem sosial budaya yang dapat menciptakan

kerukunan hidup bermasyarakat di lingkungan Tanggo, maka peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa responden sebagai berikut:

Menurut sekertaris Lurah kotandora bapak Yoseph Sunardi P. Dani, S. Sos,6

mengatakan bahwa:

Sistem sosial budaya di Kelurahan Kotandora khususnya di Lingkungan

Tanggo masih ada dan masih terjaga, contohnya di Lingkungan Tanggo ini

6 Wawancara Dengan Bapak Yoseph Sunardi P. Dani, S. Sos, Selaku Sekertaris Lurah Kotandora,

7 Juni 2018

Page 6: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

53

mereka memiliki ketua adat yang mereka percayakan untuk bisa

menyeleseaikan masalah yang berkaitan dengan masalah KDRT dan kasus

pencurian, dan jugas masih terjaganya budaya kumpul kope (kumpul uang)

untuk keperluan pendidikan maupun pernikahan, sedangkan di

lingkungan-lingkungan lainnya budaya-budaya seperti itu sudah memudar.

Selanjutnya wawancara dengan bapak Yoseph Awi7 selaku tokoh masyarakat,

beliau mengatakan bahwa:

Kalau menyangkut hubungan sosial budaya itu masih ada, karena

Lingkungan Tanggo ini merupakan suatu Lingkungan yang masih

memiliki keterikatan dengan budaya yang sangat tinggi di bandingkan

dengan lingkungan-lingkungan lainnya yang ada di Kelurahan Kotandora.

Lingkungan Tanggo juga merupakan induk suku adat di Kelurahan

Kotandora sehingga ritus-ritus adat masih terjaga.

Pernyataan di atas didukung pula oleh seorang anggota masyarakat biasa bapak

Tadeus Wede,8 mengatakan bahwa:

Kami di lingkungan Tanggo ini kalau ada masalah yang berkaitan dengan

KDRT kami selalu percayakan tua adat untuk menyelesaikannya dengan

berunding bersama tokoh masyarakat untuk mencari solusi. Adapun

budaya yang lainnya yaitu budaya kumpul kope (kumpul uang) untuk

kepentingan pendidikan maupun pernikahan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas

menunjukkan bahwa, sistem sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan

hidup bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat di Kelurahan Kotandora

khususnya di Lingkungan Tanggo masih ada dan masih terjaga, karena

lingkungan Tanggo merupakan suatu lingkungan yang masih memiliki keterikatan

dengan budaya yang sangat tinggi dibandingkan dengan lingkungan-lingkungan

lainnya yang ada di kelurahan Kotandora, contohnya budaya kumpul kope

(kumpul uang) untuk kepentingan pendidikan dan pernikahan, Budaya lonto leok

7 Wawancara Dengan Bapak Yoseph Awi, Selaku Tokoh Masyarakat, 12 Juni 2018

8 Wawancara Dengan Bapak Tadeus Wede, Sebagai Anggota Masyarakat Biasa, 12 Juni 2018

Page 7: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

54

(duduk bersama) yaitu cara menyelesaikan masalah dengan duduk bersama untuk

bermusyawarah yang melibatkan tua adat, tokoh masyarakat dan anggota

masyarakat dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kekerasan dalam

rumah tangga (KDRT), pencurian dan perselingkuhan.

Gambar 5

Gambar ini sedang berlangsungnya Acara Kumpul Kope disalah satu keluarga

yang mau melanjutkan Pendidikan anaknya ke Perguruan Tinggi

Page 8: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

55

Gambar 6

Gambar ini sedang berlangsungnya Budaya Lonto Leok dalam menyelesaikan

masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

5.1.3 Memiliki Potensi SDA, SDM Dan SDE Pendukung

Potensi Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya

Ekonomi yang terdapat di Desa merupakan aset yang sangat menentukan

keberhasilan pembangunan Desa, karena potensi ini merupakan faktor pendukung

dalam meningkatakan pendapatan asli Desa dan kesejahteraan masyarakat Desa.

Untuk mengetahui Potensi SDA, SDM dan SDE pendukung di

Lingkungan Tanggo, maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa

responden sebagai berikut:

Lurah Kotandora Herman Umar,9 mengatakan bahwa:

Mengenai potensi SDA dan SDE di lingkungan Tanggo sangat

mendukung karena terdapat mata air panas Rana Roko, Hutan adat Wae

9 Wawancara dengan bapak Herman Umar, selaku Lurah Kotandora, 6 juni 2018

Page 9: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

56

Manuk dan hasil komoditi seperti (kakao, jambu mente dan kelapa). Dari

segi sumber daya manusia, Calon desa pemekaran ini telah mencetak

berbagai generasi dengan tingkat pendidikan yang sangat bervariasi baik

tamatan SMP, SMA, Polri, Sarjana maupun Paska Sarjana di beberapa

perguruan tinggi baik di regional NTT ataupun di luar NTT seperti di

pulau Jawa yang sudah mengabdi di daerah maupun ke daerah lainnya.

Hal senada dengan Staf Kelurahan, bapak Eulogius Lam Pardi, S. IP10

mengenai

potensi SDA, SDM dan SDE pendukung, beliau mengatakan bahwa:

Lingkungan Tanggo juga, mereka memiliki potensi SDA yang dapat

dikembangkan yaitu air panas Rana Roko dan Hutan adat Wae Manuk.

Sedangkan SDM rata-rata pendidikan terendah yaitu SMP dan kebanyakan

dari masyarakat Tanggo ini berprofesi sebagai petani karena memiliki

SDE pendukung seperti jambu mente dan kakao.

Hal serupa juga disampaikan oleh bapak Romanus Roda11

sebagai anggota

masyarakat, beliau mengatakan bahwa:

Potensi SDA di lingkungan Tanggo ini ada, yaitu mata air panas Rana

Roko, kemudian SDM kami di sini kalau dilihat rata-rata pendidikan

terendah yaitu SMP sedangkan yang kuliah cukup banyak, karena ada

kemauan yang tinggi dari orang tua supaya anaknya sukses dalam bidang

pendidikan. Lalu berakaitan dengan SDE sudah cukup mendukung karena

di sini banyak hasil komoditi seperti jambu mente dan pisang.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas

menunjukan bahwa:

1) Dari Segi Potensi Sumber Daya Alam, daerah Tanggo yang merupakan

calon Desa pemekaran dari Kelurahan Kotandora menyimpan beberapa

potensi Wisata, diantaranya seperti:

10

Wawancara dengan bapak Ardi Jani, sebagai staf Kelurahan Kotandora, 6 juni 2018 11

Wawancara dengan bapak Romanus Roda, sebagai anggota masyarakat, 13 juni 2018

Page 10: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

57

Mata Air Panas Rana Roko, yang menjadi salah satu potensi wisata

andalan yang berada di wilayah Tanggo.

Hutan Adat Wae Manuk.

Gambar 7

Salah satu potensi SDA Yang Terdapat Di Calon Desa Pemekaran Tanggo

(Mata Air Panas Rana Roko)12

2) Dari segi Potensi Sumber Daya Manusia juga cukup mendukung, karena

Calon desa pemekaran Tanggo ini telah mencetak berbagai generasi

dengan tingkat pendidikan yang sangat bervariasi baik tamatan SMP, SMA

dan Sarjana di beberapa perguruan tinggi baik di regional NTT ataupun di

luar NTT.

12

Sumber Data : Dokumen Usulan Pemekaran Desa Tanggo

Page 11: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

58

Tabel 9

Tingkat pendidikan di Lingkungan Tanggo Tahun 201713

No Tingkat pendidikan

Jumlah

1 Tidak Pernah Sekolah 2

2 Belum Sekolah 49

3 TK 2

4

SD Sederajat

Sedang Sekolah 71

Telah Tamat 437

DO SD -

5

SMP Sederajat

Sedang Sekolah 112

Telah Tamat 163

DO SMP 7

6

SMA Sederajat

Sedang Sekolah 27

Telah Tamat 219

DO SMA 3

7

Perguruan Tinggi

Sedang Sekolah 4

Telah Tamat 13

Putus Sekolah -

Total 1.110

3) Dari segi Sumber Daya Ekonomi di wilayah Tanggo sangat mendukung

karena calon Desa Pemekaran ini merupakan salah satu pemasok

komoditas tanaman perdagangan (kakao, jambu mente dan kelapa) di

Kabupaten Manggarai Timur.

13

Sumber Data : Kantor Kelurahan Kotandora Tahun 2017.

Page 12: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

59

Tabel 10

Luas Lahan Komoditi Perkebunan Rakyat di Lingkungan Tanggo Tahun

201714

No Komoditi Luas areal (Ha)

1 Kakao 7 Ha

2 Jambu Mete 25 Ha

3 Kelapa 5 Ha

5.2 Tahap-Tahap Pemekaran Desa di Wilayah Kelurahan.

1.2.1. Tahap-tahap pemekaran Desa di Wilayah Kelurahan menurut

PERMENDAGRI Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Penataan Desa.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pemekaran Desa harus

melalui tahap-tahap yang telah ditentukan oleh PERMENDAGRI Nomor 1 Tahun

2017 Tentang, Penataan Desa. Dimana PERMENDAGRI ini merupakan petunjuk

teknis dan petunjuk pelaksana proses pembentukan/pemekaran di Desa maupun

Kelurahan.

Tahap-tahap pemekaran desa di wilayah Kelurahan merupakan langkah-

langkah atau alur dalam memekarkan Desa di wilayah Kelurahan yang meliputi

adanya prakarsa masyarakat, penyelenggaraan musyawarah forum komunikasi

Kelurahan, laporan hasil musyawarah forum komunikasi Kelurahan kepada

Bupati dan Bupati melalui tim melakukan kajian dan verifikasi.

14

Sumber Data : Rencana Kerja Penyuluh Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kelurahan

Kotandora Tahun 2017

Page 13: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

60

Untuk mengetahui apakah tahap-tahap proses pemekaran Desa di wilayah

Kelurahan Kotandora sudah sesuai atau tidak dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Penataan Desa, maka peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa responden sebagai berikut:

Berdasarkan hasil wawancara dengan Lurah Kotandora Bapak Herman

Umar15

di kantor Kelurahan Kotandora mengenai penjaringan aspirasi

berdasarkan prakarsa masyarakat, beliau mengatakan bahwa:

Awalnya pada tahun 2015 memang ada wacana tentang pemekaran

Kelurahan Kotandora, lalu kami lakukan jajak pendapat dan hasil dari

jajak pendapat itu murni inisiatif masyarakat dan bukan karena

kepentingan elit-elit tertentu. Sehubungan dengan itu ini sebuah standar

awal sehingga wacana ini kami sampaikan kepada Bupati ternyata tidak

bisa dijawab karena memang moratorium belum dibuka karena kalau

pemerintah pusat belum buka biar di sini ada program maka tidak bisa

dijalankan. Maka pada tanggal 07 september 2017 pemerintah Kelurahan

Kotandora bersama masyarakat Tanggo melaukan pertemuan di Kapela

Tanggo untuk penjaringan aspirasi dalam rangka pengusulan pemekaran

desa yang dihadiri oleh Lurah Kotandora, Sekretaris Lurah Kotandora,

Kasi Pemerintahan dan Trantib, ketua I LKMK, tokoh adat, tokoh agama,

tokoh masyarakat,tokoh pemuda, para ketua RT selingkungan Tanggo,

insan pers, staf Kelurahan Kotandora, serta golongan profesi lain,

selanjutnya disinilah timbul aspirasi untuk pemekaran Kelurahan

Kotandora diusulkan untuk pemekaran desa Tanggo sekaligus

pembentukan panitia persiapan pemekaran yang bertugas untuk membuat

proposal usulan Pemekaran Desa Tanggo Kepada Bupati Manggarai

Timur. Dengan melampirkan profil Kelurahan yang meliputi Profil

Kelurahan induk, profil Desa yang akan dibentuk dan peta kampung yang

akan dibentuk kemudian Bupati Manggarai Timur membentuk tim

verifikasi untuk meninjau kembali kelayakan Kelurahan yang akan

dimekarkan ke Desa. Bupati telah menandatangani proposal tersebut.

15

Wawancara dengan bapak Herman Umar, selaku Lurah Kotandora, 6 juni 2018

Page 14: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

61

Selanjutnya wawancara dengan staf kelurahan kotandora bapak Eulogius Lam

Pardi, S. IP 16

, beliau mengatakan bahwa:

Kami melaukan penjaringan aspirasi karena ada inisiatif dari masyarakat

untuk mengusulkan pemekaran desa Tanggo. Tujuan utama pemekaran

kelurahan kotandora yaitu untuk mendekatkan pelayanan. Kajian kami

terhadap usulan pemekaran Tanggo kemarin merupakan sebuah inisiatif

dari masyarakat Tanggo sendiri. Dasar pemekaran desa Tanggo kemarin

merujuk pada PERMENDAGRI Nomor 1 tahun 2017 Tentang Penataan

Desa dan kita semua kemarin dalam pelaksanaannya itu tidak berada di

luar rel PERMENDAGRI yang ada karena itu merupakan petunjuk teknis

dan petunjuk pelaksana. Sempat terjadi perdebatan pada proses

penjaringan aspirasi kemarin mengenai arti sebuah nama desa pemekaran,

ada yang memberi nama Tanggo Utara dan Sumba Tonggo. Dan akhirnya

mereka sepakat untuk menggunakan nama Tanggo sebagai nama Desa.

Masyarakat sangat berantusias untuk mewujudkan pemekaran Desa

Tanggo dengan memberi tanah secara cuma-cuma untuk pembangunan

kantor Desa. Lalu kami menyampaikan ini kepada Bupati melalui

dokumen usulan pemekaran Desa. Bupati telah melalui tim melakukan

kajian dan verifikasi terhadap calon desa pemekaran Tanggo. Sekarang

kami masih menuggu keputusan dari pemerintah kabupaten terhadap calon

desa pemekaran Tanggo.

Menurut Yoseph Awi,17

selaku tokoh masyarakat, beliau mengatakan bahwa:

Pada awalnya, kegiatan penjaringan aspirasi yang dilakukan pihak

Kelurahan Kotandora karena ada wacana mengenai pemekaran. Lalu dari

pihak Kelurahan mengundang saya selaku tua adat sekaligus tokoh

masyarakat untuk mengikuti pertemuan yang dilaksanakan di Kapela

Tanggo. Dari pertemuan tersebut masyarakat mengusulkan untuk

pemekaran Kelurahan Kotandora yaitu lingkungan Tanggo ke Desa.

Usulan ini murni inisiatif masyarakat dan bukan karena kepentingan elit-

elit tertentu. Adapun argumen paling mendasar sehingga kami

menginginkan sekali dilakukannya pemekaran, yang paling pertama,

masyarakat lingkungan Tanggo selalu mengalami kesulitan dalam

mengurus surat keterangan penduduk, surat keterangan kematian, surat

keterangan tidak mampu dan bantuan raskin. Hal ini dikarenakan kondisi

geografis wilyahnya yang luas dan kurang didukungnya jumlah aparat 16

Wawancara denga bapak Ardi Jani, selaku staf Kelurahan Kotandora, 6 Juni 2018 17

Wawancara dengan bapak Yoseph Awi, Sebagai Tokoh masyarakat, 12 Juni 2018

Page 15: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

62

Kelurahan Kotandora, maka mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam

mendapatkan pelayanan yang baik. Kedua, jarak dari Lingkungan Tanggo

ke kantor Kelurahan Kotandora cukup jauh yaitu ± 4 km dan memakan

biaya transportasi sebesar 20.000,00. Maka dengan adanya usulan

pemekaran ini dapat menjawab aspirasi kami yang selama ini masih belum

merasakan kesejahteraan. Tujuan dari pemekaran ini untuk mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat. Lalu dari pihak kelurahan telah

menindaklanjuti hasil musyawarah tersebut kepada Bupati melalui

dokumen berupa proposal usulan pemekaran Desa Tanggo. Dari Bupati

melalui Tim telah melakukan kajian dan verfikasi terhadap dokumen

tersebut apakah sesuai dengan kondisi di lapangan atau tidak.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Tadeus Wede,18

sebagai anggota

masyarakat biasa, mengatakan bahwa:

Hasil penjaringan aspirasi yang di lakasanakan di lingkungan Tanggo

murni inisiatif masyarakat untuk melakukan pemekaran. Alasan utama

pemekaran ini bagi kami yaitu ingin mendapatkan pelayanan publik yang

maksimal, karena jarak dari kantor lurah ke lingkungan tanggo yaitu ±4

km dan memakan biaya transportasi sebesar 20.000,00. Yang kedua

kondisi masyarakat tanggo masih bersifat pedesaan yang mana mata

pencaharian masyarakat masih sebagian besar sebagai petani dan masih

terjaganya kearifan lokal.

Menurut Epifanus F. Mangu, selaku anggota DPRD kabupaten Manggarai Timur,

beliau mengatakan bahwa:

Saya sangat mendukung rencana pemekaran Desa Tanggo, karena ini

merupakan murni keinginan dari masyarakat dan bukan karena

kepentingan elit-elit tertentu. Pada saat ini proses pemekaran desa Tanggo

sedang dalam tahap penyusunan Raperda. Penyusunan Rancangan

Peraturan Daerah (RAPERDA) adalah sangat menentukan bagi kelancaran

pembahasan di DPRD. Karena itu, kualitas suatu Perda dan pengambilan

keputusan atas Rancangan Perda menjadi Perda sangat ditentukan oleh

cara bagaimana Rancangan Perda itu disusun. Setidaknya suatu Rancangan

Perda harus didahului dengan menyusun Naskah Akademik. Naskah

Akademik merupakan hal yang krusial dari suatu pembuatan Raperda,

karena dalam pembuatan Naskah Akademik tersebut akan termuat dengan

18

Wawancara dengan bapak Tadeus Wede, sebagai anggota masyarakat biasa, 12 Juni 2018

Page 16: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

63

cermat landasan filosofis, sosiologis dan yuridis sebagai dasar yang baik

untuk suatu Raperda. Dalam penyusunan Naskah Akademik itu kami

mengacu pada hasil observasi di lapangan. Naskah Akademik dibuat di

Kabupaten. Jadi pada saat itu tim verifikasi juga mengundang pihak dari

akademisi yang ahli dalam bidang ini, kemudian membahas bersama-

sama. Naskah Akademik ini yang nantinya akan menjadi acuan dalam

pembuatan Raperdanya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas

menunjukan bahwa:

1) Pihak Kelurahan telah melakukan penjaringan aspirasi yang dilakasanakan

pada tanggal 07 september 2017 yang bertempat di Kapela Tanggo, selanjutnya

disinilah timbul aspirasi untuk pemekaran Kelurahan Kotandora diusulkan

untuk pemekaran desa Tanggo. Perencanaan pemekaran Desa Tanggo di

wilayah Kelurahan Kotandora ini Murni inisiatif masyarakat dan bukan karena

kepentingan elit-elit tertentu. Hal ini dilihat dari antusias warga dalam

mendukung proses pemekaran Desa Tanggo dengan membangun kantor desa

di lahan yang telah diberikan secara cuma-cuma oleh salah satu anggota

masyarakat, yaitu Bapak Tadeus Wede. Kemudian pembangunan Kantor Desa

ini berdasarkan swadaya masyarakat. Adapun argumen paling mendasar

sehingga masyarakat Tanggo ingin melakukan pemekaran, yaitu:

Masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan publik

yang baik. Hal ini disebabkan oleh jumlah aparat Kelurahan Kotandora

yang tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah penduduk,

Jarak tempuh dari lingkungan Tanggo ke Kantor Kelurahan cukup jauh

yaitu ± 4 km dan memakan biaya transportasi sebesar 20.000,00.

Kekurangan air bersih

Page 17: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

64

Sarana pendidikan yang masih minim

Kondisi masyarakat yang masih bersifat Pedesaan.

2) Laporan hasil musyawarah forum komunikasi kelurahan telah diserahkan

kepada Bupati melalui dokumen berupa proposal usulan pemekaran desa

Tanggo.

3) Bupati melalui tim telah melakukkan kajian dan verifikasi terhadap dokumen

usulan pemekaran desa tanggo sekaligus telah menandatangani proposal usulan

pemekaran Desa Tanggo tersebut.

4) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) adalah sangat

menentukan bagi kelancaran pembahasan di DPRD. Karena itu, kualitas suatu

Perda dan pengambilan keputusan atas Rancangan Perda menjadi Perda sangat

ditentukan oleh cara bagaimana Rancangan Perda itu disusun. Setidaknya suatu

Rancangan Perda harus didahului dengan menyusun Naskah Akademik.

Naskah Akademik merupakan hal yang krusial dari suatu pembuatan Raperda,

karena dalam pembuatan Naskah Akademik tersebut akan termuat dengan

cermat landasan filosofis, sosiologis dan yuridis sebagai dasar yang baik untuk

suatu Raperda. Dalam penyusunan Naskah Akademik mengacu pada hasil

observasi di lapangan.

Page 18: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

65

1.2.2. Tahap-Tahap Pemekaran Desa Di Wilayah Kelurahan Menurut

Kronologi Rapat Persiapan Pemekaran Desa Tanggo.19

1. Pertemuan awal

Pembentukan Panitia Persiapan Pemekaran Kelurahan Kotandora

untuk dimekarkan ke Desa Tanggo adalah sebagai sebuah keharusan untuk

mengawali sebuah proses perjuangan yang panjang, yaitu keinginan untuk

maju dan berkembang melalui proses pemekaran Desa Tanggo. Panitia atau

Tim Persiapan dibentuk bermula pada pertemuan di Kapela Tanggo tentang

wacana pemekaran desa yang dipandu oleh Lurah Kotandora, pada tanggal

07 September 2017 dan dihadiri oleh Sekretaris Lurah Kotandora, Kasi

Pemerintahan dan Trantib, Ketua I LKMK, Tokoh Adat, Tokoh Agama,

Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, para Ketua RT selingkungan Tanggo,

insan Pers, Staf Kelurahan Kotandora, serta golongan profesi lainnya

selanjutnya, disinilah timbul aspirasi untuk pemekaran Kelurahan Kotandora

diusulkan untuk pemekaran Desa Tanggo. Salah satu bentuk persiapan

pemekaran Desa Tanggo, maka di susun panitia persiapan pemekaran, adalah

sebagai berikut :

1. Pelindung : Lurah Kotandora ( Herman Umar )

2. Penasehat : -

Ketua I LKMK ( Ibrahim Suman

HI)

Rafael Peding

19

Sumber Data: Proposal Usulan Pemekaran Desa Tanggo

Page 19: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

66

Hironimus Seman

Yosef Awi

3. Ketua panitia : Yoseph Sunardi P. Dani, S. Sos

4. Wakil ketua : Raymundus Peter Gaut, A. Md

5. Sekertaris : Elisabeth Novita Tegol, S. Pt

6. Bendahara : Nursida

7. Seksi Pembangunan : -

Tarsisius Moi

Andreas Nono (RT. 17)

Jefrianus F. Nandu

8. Seksi Perlengkapan : -

Petrus Tuli (RT. 16)

Romanus Rodat

Petrus Nuwa

9. Seksi Humas : -

Bernadinus Samtomo, A. MdT

Donal Yohanes Nanggus, A. Md

Venansisu Bhoda (RT. 20)

10. Seksi Pendataan : -

Eulogius Lam Pardi, S. IP

Fidelis Sigmaringen Singi

Marianus Kako, S. IP

Anastasia Menge (RT. 18)

Page 20: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

67

11. Seksi Pemetaan : -

Agustinus Jawa (RT. 15)

Andreas Kumi (RT. 19)

12. Seksi Dokumentasi : -

Oktafianus Charlin, A. Md. Kes

13. Sekretariat : -

Getrudis Magho.

2. Hasil Kegiatan Yang Sudah Dicapai:

a. Pengukuran Lokasi Tanah Persiapan Kantor Desa Tanggo

Pada hari Kamis tanggal 07 September 2017, seluruh anggota Panitia

melakukan pengukuran dan penentuan lokasi tanah Perkantoran persiapan

Pemkaran Desa Tanggo yang akan dibangun jika proses Pemekaran Desa

sudah final (data terlampir beserta foto).

b. Mengadakan Pertemuan

Untuk lebih mempersiapkan kelengkapan dokumen berhubungan dengan

persyaratan yang termuat dalam PERMENDAGRI Nomor 1 Tahun 2017

Tentang Penataan Desa, maka panitia melakukan Penjaringan Aspirasi

bersama para Tokoh Masyarakat dan ketua RT selingkungan tanggo pada

tanggal 07 September 2017, pengambilan dokumen data penduduk setiap

RT di Lingkungan Tanggo pada tanggal 08-12 September 2017,

melakukan pertemuan lanjutan pada tanggal 02 Oktober 2017, 16

Oktober 2017 dan 24 Oktober 2017, dan kegiatan lanjutan yang dilakukan

Page 21: BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5091/6/BAB V.pdf · Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di atas menunjukkan bahwa,

68

panitia pemekaran calon Desa Tanggo yakni melakukan konsultasi

proposal ketingkat Kecamatan Borong.

c. Pendataan Warga

Pendataan warga sangat diperlukan untuk bahan pertimbangan pemekaran

desa, dan seksi pendataan warga sudah selesai memverifikasi data-data

yang berkaitan dengan jumlah penduduk, baik itu yang bertambah karena

adanya kelahiran atau berkurang karena ada yang meninggal (data

terlampir).

d. Kelengkapan Dokumen Lain

Kelengkapan dokumen lain sudah disertakan seperti pemetaan, dan juga

proposal pengajuan yang telah ditanda tangani oleh semua yang terlibat

dan mendukung dalam kegiatan pemekaran desa Tanggo.

Gambar 8

Proses Kegiatan penjaringan aspirasi yang di Lakasanakan di Kapela Tanggo,

Pada Tanggal 07 September 201720

20

Sumber Data : Dokumen Usulan Pemekaran Desa Tanggo