daftar informan no nama alamat usia pekerjaan

47
59 DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan 1. Eppy Agus Purwoko Djati - - Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang dan Dosen 2. Wuryanti Sudjiwo Gang Cikal (belakang Toserba Murah) Tuntang 54 Penyuluh BKKBN dan pengurus Dharma Wanita KabupatenSemarang bidang Pendidikan 3. Herlina Triyoga - 49 Pengurus Dharma Wanita sebagai wakil ketua bidang ekonomi 4. Ani Sutrianingsih Jl. Kartini, Gg Setenan, Ungaran 41 Ibu Rumah Tangga dan Anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang dari UPEL Dinas Perhubungan 5. Ayu Setyawati Sebantengan, Ungaran 23 Fulltimer Dharma Wanita 6. Tri Haksanti Jl. Purna Karya III No. 11, Ungaran - Pengusaha Lerak “Sekar Tantri” 7. Wahyu Wibowo Bandaran, Ungaran 43 Anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang dari UPEL Dinas Perhubungan 8. Slamet Riadi Bawen 48 Anggota dari Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang dari UPEL Dinas Perhubungan

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

59

DAFTAR INFORMAN

No Nama Alamat Usia Pekerjaan

1. Eppy Agus Purwoko

Djati

- - Ketua Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten

Semarang dan Dosen

2. Wuryanti Sudjiwo Gang Cikal (belakang

Toserba Murah)

Tuntang

54 Penyuluh BKKBN dan

pengurus Dharma Wanita

KabupatenSemarang bidang

Pendidikan

3. Herlina Triyoga - 49 Pengurus Dharma Wanita

sebagai wakil ketua bidang

ekonomi

4. Ani Sutrianingsih Jl. Kartini, Gg

Setenan, Ungaran

41 Ibu Rumah Tangga dan

Anggota Dharma Wanita

Kabupaten Semarang dari

UPEL Dinas Perhubungan

5. Ayu Setyawati Sebantengan, Ungaran 23 Fulltimer Dharma Wanita

6. Tri Haksanti Jl. Purna Karya III

No. 11, Ungaran

- Pengusaha Lerak “Sekar

Tantri”

7. Wahyu Wibowo Bandaran, Ungaran 43 Anggota Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang

dari UPEL Dinas Perhubungan

8. Slamet Riadi Bawen 48 Anggota dari Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang

dari UPEL Dinas Perhubungan

Page 2: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

60

ANGGARAN DASAR DHARMA WANITA

BAB I

NAMA, WAKTU, SIFAT, DAN KEDUDUKAN ORGANISASI

Pasal 1

Organisasi ini bernama Dharma Wanita Persatuan yang disingkat DWP

Pasal 2

Dharma Wanita Persatuan ditetapkan pada Munas Luar Biasa Dharma Wanita,

tanggal 7 Desember 1999, di Jakarta untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3

(1) Dharma Wanita Persatuan adalah organisasi kemasyarakatan yang

menghimpun dan membina istri pegawai negeri sipil dengan kegiatan

dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya

(2) Dharma Wanita Persatuan adalah organisasi mandiri yang tidak terikat

pada partai politik manapun.

Pasal 4

Organisasi DharmWanita Persatuan berpusat di ibukota negara Republik

Indonesia.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 5

Asas organisasi Dharma Wanita Persatuan adalah Pancasila.

Pasal 6

Tujuan organisasi Dharma Wanita Persatuan adalah terwujudnya kesejahteraan

anggota dan keluarganya pada khususnya serta masyarakat paa umumnya melalui

peningkatan kualitas sumber daya anggota, untuk mendukung tercapainya tujuan

nasional berdaasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB III

TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 7

Tugas Pokok Dharma Wanita Persatuan adalah

(a) Melakukan pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian, serta berbudi

pekerti luhur.

Page 3: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

61

(b) Membina anggota dalam memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan,

meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, menjalin hubungan kerja

sama dengan berbagai pihak, serta meningkatkan kepedulian sosial.

Pasal 8

Dharma Wanita Persatuan berfungsi sebagai wadah pembinaan, perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan Tugas

Pokok Organisasi sebagaimana dimaksud Pasal 7.

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 9

(1) Anggota Dharma Wanita Persatuan adalah

(a) istri pegawai negeri sipil;

(b) istri pejabat negara bidang pemerintahan;

(c) istri pensiunan dan janda PNS

(d) istri pegawai dan istri pensiunan serta janda pegawai Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),

yang belum berstatus persero;

(e) istri pegawai dan istri pensiunan serta janda pegawai Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang

sudah berstatus persero;

(f) istri pegawai dan istri pensiunan serta janda pegawai Badan Hukum

Milik Negara (BHMN)

(g) istri kepala Perwakilan Republik Indonesia (RI) di luar negeri;

(h) istri perangkat pemerintahan kelurahan atau nama lain yang sederajat;

(i) istri anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), istri purnawirawan

TNI, istri Polisi Republik Indonesia (Polri), dan istri purnawirawan

Polri yang suaminya ditugasi dalam lingkungan instansi pemerintahan

sipil;

(j) PNS perempuan dan pensiunan PNS perempuan

(2) Keanggotaan Dharma Wanita Persatuan terdiri dari

(a) anggota biasa

(b) anggota luar biasa

(c) anggota kehormatan

Page 4: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

62

BAB V

ORGANISASI DAN UNSUR PELAKSANA

Bagian Pertama

Organisasi

Pasal 10

Organisasi Dharma Wanita Persatuan terdiri dari

(a) DWP Pusat

(b) DWP Instansi Pemerintah Pusat

(c) DWP Provinsi

(d) DWP Kabupaten/ DWP Kota

(e) DWP Kecamatan/ nama lain yang sederajat

(f) DWP Kelurahan/ nama lain yang sederajat

Bagian Kedua

Unsur Pelaksana

(1) Unsur Pelaksana DWP Pusat adalah

(a) DWP Instansi Pemerintahan Pusat

(b) DWP Provinsi

(2) Unsur Pelaksana DWP Instansi Pemerintah Pusat adalah DWP pada setiap

unit kerja masing-masing.

(3) Unsur pelaksana DWP Departemen Luar Negeri meliputi DWP

Perwakilan Pemerintah RI di luar negeri dan dalam negeri.

(4) Unsur pelaksana DWP Provinsi adalah

(a) DWP Instansi Vertikal Pemerintah Pusat di Provinsi;

(b) DWP Instansi Pemerintah Provinsi;

(c) DWP Kabupaten/ DWP Kota.

(5) Unsur pelaksana DWP Kabupaten/ DWP Kota adalah

(a) DWP Instansi Vertikal Pemerintah Pusat di kabupaten/ DWP Instansi

Pemerintah Pusat di kota;

(b) DWP instansi pemerintah provinsi di kabupaten/ instansi pemerintah

provinsi di kota;

(c) DWP instansi pemerintah kabupaten/ DWP instansi pemerintah kota;

(d) DWP Kecamatan atau nama lain yang sederajat.

(6) Unsur pelaksana DWP Kecamatan atau nama lain yang sederajat adalah

(a) DWP Instansi pemerintah kecamatan/ nama lain yang sederajat;

(b) DWP Kelurahan atau nama lain yang sederajat.

Page 5: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

63

BAB VI

KEPENGURUSAN

Bagian Pertama

Pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat

Pasal 12

Pangurus Dharma Wanita Persatuan Pusat adalah pengurus pada tingkat nasional.

Pasal 13

(1) Susunan Pengurus Dharma Wanita Persatuan pusat terdiri dari

(a) Ketua umum

(b) Beberapa orang ketua

(c) Sekretaris jenderal

(d) Tiga orang ketua bidang, dan

(e) Tiga orang wakil ketua bidang.

(2) Ketua umum dipilih oleh unsur pelaksana DWP Pusat dari calon yang

diusulkan oleh unsur pelaksana DWP Pusat dan/ atau calon dari pengurus

DWP Pusat yang ditetapkan dalam Munas;

(3) Pangurus Dharma Wanita Persatuan Pusat sebagaimana dimaksud Ayat

(1) Hruf (b), Huruf (c), Huruf (d), Huruf (e) dipilih dari utusan Dharma

Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat dan ditetapkan oleh ketua

umum.

(4) Sekretaris jenderal memimpin sekretariat jenderal yang membawahi

(a) Bagian Organisasi,

(b) Bagian Administrasi Umum,

(c) Bagian Keuangan, dan

(d) Bagian Humas dan Informasi

(5) Ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) Huruf (d) Pasal 13

ini terdiri dari

(a) Ketua Bidang Pendidikan

(b) Ketua Bidang Ekonomi, dan

(c) Ketua Bidang Sosial/ Budaya

Pasal 14

Tugas dan wewenang pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat adalah

(a) Menetapkan kebijaksanaan umum organisasi sesuai dengan anggaran

dasar, anggaran rumah tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, dan

Rapat Kerja Nasional

(b) Mengesahkan organisasi Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah P

usat dan Dharma Wanita Persatuan Provinsi;

Page 6: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

64

(c) Mengesahkan susunan pengurus dan/atau

Ketua Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat dan Dharma

Wanita Persatuan Provinsi;

(d) Melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Dharma Wanita

Persatuan oleh Ketua Umum.

Bagian Kedua

Pengurus Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat, Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan/Nama Lain yang Sederajat dan

Kelurahan/Nama Lain yang Sederajat

Pasal 15

(1) Susunan pengurus DWP Instansi Pemerintah Pusat, DWP Provinsi, DWP

Kabupaten/DWP Kota, DWP Kecamatan/ nama lain yang sederajat dan

DWP Kelurahan/ nama lain yang sederajat terdiri dari :

(a) ketua,

(b) wakil ketua,

(c) sekretaris,

(d) bendahara, dan

(e) 3 (tiga) orang ketua bidang.

(2) Ketua DWP Instansi Pemerintah Pusat dipilih dari dan oleh anggota

dalam rapat anggota.

(3) Ketua DWP Provinsi dipilih dari utusan unsur pelaksana Dharma Wanita

Persatuan Provinsi dan atau calon yang diusulkan oleh DWP Provinsi yang

ditetapkan dalam Musyawarah Dharma Wanita Persatuan Provinsi.

(4) Ketua DWP Kabupaten/DWP Kota dipilih dari

utusan unsur pelaksana Dharma Wanita Persatuan Kabupaten/DWP Kota

dan atau calon yang diusulkan oleh DWP Kabupaten/DWP Kota yang

ditetapkan dalam Musyawarah Dharma Wanita Persatuan

Kabupaten/DWP Kota.

(5) Ketua DWP Kecamatan atau nama lain yang sederajat dipilih dari dan oleh

anggota dalam rapat anggota.

(6) Ketua DWP Kelurahan atau nama lain yang sederajat dipilih dari dan oleh

anggota dalam rapat anggota.

Pasal 16

Tugas pengurus DWP Instansi Pemerintah Pusat, DWP Provinsi, DWP

Kabupaten/DWP Kota, DWP Kecamatan atu nama lain yang sederajat, dan DWP

Kelurahan atau nama lain yang sederajat adalah :

Page 7: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

65

(a) menetapkan kebijaksanaan organisasi pada lingkungan masing-masing

sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, Keputusan

Musyawarah Nasional, dan kebijaksanaan pemimpin organisasi satu

tingkat di atasnya;

(b) menetapkan dan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan situasi

dan kondisi;

(c) Mengevaluasidan melaporkan pelaksanaan dan hasil program kerja kepada

pengurus DWP satu tingkat di atasnya;

(d) mengesahkan organisasi, pengurus, dan/atau ketua DWP satu tingkat di

bawahnya.

Pasal 17 (1) Masa bakti pengurus pada semua tingkat kepengurusan adalah lima tahun,

dari munas ke munas.

(2) Jika dalam kurun waktu masa bakti pengurus sebagaimana dimaksud

dalam Ayat (1) Pasal 17 ini karena satu dan lain hal tidak dapat

melaksanakan tugasnya, dilakukan penggantian pengurus antarwaktu.

(3) Jika dalam kurun waktu masa bakti Ketua Umum beralangan tetap,

dilakukan penggantian Ketua Umum antar waktu yang dipilih dari salah

satu Ketua melalui rapat pengurus DWP Pusat dengan persetujuan tertulis

dari pengurus DWP Provinsi

Bagian Ketiga

Wilayah Kerja

Pasal 18

(1) Wilayah kerja pengurus DWP Pusat meliputi seluruh wilayah negara

Republik Indonesia.

(2) Wilayah kerja pengurus DWP Instansi Pemerintah Pusat meliputi instansi

masing-masing yang berada di tingkat pusat.

(3) Wilayah kerja pengurus DWP Departemen Luar Negeri meliputi instansi

Departemen Luar Negeri yang berada di pusat dan perwakilan Republik

Indonesia di luar negeri.

(4) Wilayah kerja pengurus DWP Provinsi meliputi wilayah provinsi.

(5) Wilayah kerja pengurus DWP Kabupaten/DWP Kota meliputi wilayah

kabupaten/kota.

Page 8: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

66

(6) Wilayah kerja pengurus DWP Kecamatan atua nama lain yang sederajat

meliputi wilayah kecamatan.

(7) Wilayah kerja pengurus DWP Kelurahan atau nama lain yang sederajat

meliputi wilayah kelurahan.

BAB VII

PELINDUNG, PENASIHAT UTAMA, DEWAN PENASIHAT, DAN

PENASIHAT

Bagian Pertama

Pasal 19 (1) Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia adalah Pelindung DWP.

(2) Istri Presiden adalah Penasihat Utama DWP.

(3) Istri Wakil Presiden adalah Wakil Penasihat Utama DWP.

Bagian Kedua

Pasal 20 (1) Dewan Penasihat Dharma DWP terdiri dari :

(a) istri Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),

(b) istri Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

(c) istri Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD),

(d) istri Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),

(e) istri Ketua Mahkamah Agung (MA), dan

(f) istri menteri.

(2) Dewan Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini

mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan, baik ketika

diminta maupun tidak diminta, kepada pengurus DWP Pusat.

Bagian Ketiga

Penasihat

Pasal 21 (1) Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua BPK, Ketua MA, Ketua DPD, menteri,

ketua/kepala lembaga pemerintah non kementerian, kepala perwakilan

Republik Indonesia di luar negeri, Sekretaris Jenderal MPR, Sekretaris

Jenderal DPR, Sekretaris Jenderal BPK, Sekretaris Jenderal MA,

gubernur, wakil gubernur, bupati/walikota, wakil bupati/wakil walikota,

camat, lurah, pemimpin BUMN, dan pemimpin BUMD yang belum dan

yang sudah berstatus persero adalah Penasihat DWP instansi pemerintah

yang bersangkutan.

(2) Sekretaris Daerah Provinsi dan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

masing-masing adalah Penasihat DWP Provinsi dan DWP

Page 9: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

67

Kabupaten/Kota juga merupakan Penasihat DWP Sekretariat Daerah yang

bersangkutan.

(3) Istri Ketua MPR, istri Ketua DPR, istri Ketua DPD, istri Ketua BPK,

istri Ketua MA, istri menteri, istri gubernur, istri wakil gubernur, istri

bupati/istri walikota, dan istri wakil bupati/istri wakil walikota,

adalah Penasihat DWP instansi pemerintah yang bersangkutan.

(4) Pemimpin unit kerja, instansi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota,

kecamatan atau nama lain yang sederajat dan kelurahan atau nama lain

yang sederajat, adalah Penasihat DWP instansi pemerintah yang

bersangkutan.

Tugas dan Tanggung Jawab Penasihat

Pasal 22

Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 mempunyai tugas dan tanggung

jawab :

(a) mengayomi serta memberi saran dan pertimbangan untuk kemajuan bagi

organisasi;

(b) memberi masukan dan arahan pada program organisasi;

(c) berperan serta dalam membangun citra organisasi yang positif.

BAB VIII

MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 23

(1) Musyawarah Dharma Wanita Persatuan diselenggarakan pada tingkat nasional

dan daerah.

(2) Musyawarah nasional adalah forum tertinggi organisasi yang berwenang

(a) Menetapkan dan atau mengubah anggaran dasar

(b) Menetapkan program kerja

(c) Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban ketua umum

(d) Memilih dan menetapkan ketuan umum, dan

(e) Menetapkan keputusan lainnya.

(3) Musyawarah nasional sebagaimana dimaksud dala Ayat (1) Pasal 23 ini

dilaksanakan dalam lima tahun sekali.

(4) Musyawarah Daerah terdiri dari

(a) musyawarah provinsi dan

(b) musyawarah kabupaten/ kota.

(5) Musyawarah Daerah berkewajiban menyampaikan hasil Musyawarah Nasional

dan berwenang untuk

Page 10: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

68

(6) Musyawarah daeah sebagaimana dimaksud dalam Ayat (4) Pasal 23 ini

dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun sekali.

(7) Dalam hal terjadi keadaan yang dinilai berpengaruh besar terhadap

kelangsungan organisasi, dapat diselenggarakan Musyawarah Nasional Luar

Biasa atas dasar persetujuan lebih dari separuh jumlah unsur pelaksana DWP

Pusat dan DWP Provinsi.

Pasal 24

(1) Rapat Dharma Wanita Persatuan terdiri dari

(a) rapat anggota

(b) rapat kerja

(c) rapat pengurus, dan

(d) rapat koordinasi

(2) Rpat anggota adalah pertemuan antara pengurus dan para anggota yang

berkewajiban menyampaikan hasil Munas/ Musda dan berwenang untuk

(a) menetapkan program kerja

(b) mengevaluasi laporan pertanggungjawabab Ketua Dharma Wanita

Persatuan yang bersangkutan

(c) memilih dan menetapkan Ketua DWP Instansi Pemerintah Pusat dan Ketua

DWP unit kerja di lingkungannya.

(d) Memilih dan menetapkan ketua DWP instansi pemerintah provinsi dan

ketua DWP instansi pemerintah kabupaten/ kota.

(e) Menetapkan keputusan lainnya.

(3) Rapat kerja diselenggarakan untuk membahas, mengkoordinasikan, serta

mengintensifkan pelaksanaan program kerja dan kegiatan sesuai dengan

kebijaksanaan organisasi yang telah ditetapkan.

(4) Rapat pengurus adalah pertemuan periodik antara ketuan dan anggota pengurus

untuk membahas dan mengambil putusan tentang masalah organisasi dan

kegiatan dalam lingkungannya.

(5) Rapat koordinasi adalah pertemuan antara pengurus dan dewan penasihat/

penasihat serta pihak lain pada semua tingkat kepengurusan.

BAB IX

ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 25

(1) Atribut Dharma Wanita Persatuan terdiri dari lambang, vandel, bendera

olahraga, papan nama, lencana, himne, mars, dan pakaian seragam

Page 11: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

69

(2) Ketentuan tentang atribut sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) diatur lebih

lanjut dalam anggaran rumah tangga

BAB X

KEUANGAN

Pasal 26

(1) Keuangan organisasi DWP diperoleh dari

(a) iuran anggota

(b) sumbangan lain yang tidak mengikat, dan

(c) usaha lain yang sah

(2) Keuangan organisasi DWP diverifikasi setiap tahun.

BAB XI

PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 27

(1) Pembubaran organisasi DWP ditetapkan dengan Keputusan Musyawarah

Nasional yang secara khusus diselenggarakan untuk itu setelah Pemimpin DWP

Pusat melakukan konsultasi dengan Pelindung, Penasihat Utama, dan Dewan

Penasihat serta memperhatikan usul dari Ketua DWP Instansi Pemerintah Pusat

dan ketua DWP Provinsi.

(2) Dalam hal organisasi DWP dibubarkan, status kekayaan organisasi ditetapkan

dan diatur lebih lanjut oleh setiap pengurus DWP pada semua tingkatan serta

memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh DWP Pusat.

(3) Pembubaran organisasi pada unsur pelaksana dapat dilakukan jika

(a) organisasi kedinasan dibubarkan dan

(b) organisasi kedianasan dilikuidasi

(4) Dalam hal organisasi unsur pelaksana dibubarkan, status kekayaan organisasi

ditetapkan lebih lanjut oleh pengurus DWP bersangkutan dengan berdasarkan

hasil musyawarah para anggota dan memperhatikan kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh pengurus DWP satu tingkat di atasnya.

BAB XII

TINDAK LANJUT MUSYAWARAH NASIONAL

Pasal 28

(1) Pengurus pada semua tingkatan telah melaksanakan rapat anggota, musyawarah

provinsi dan musyawarah kabupaten/ kota paling lama tiga bulan sejak putusan

Musyawarah Nasional ditetapkan.

Page 12: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

70

(2) Kepengurusan Dharma Wanita Persatuan pada semua tingkatan telah disahkan

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak putusan Musyawarah Nasional

ditetapkan.

(3) Kepengurusan yang belum sempat melaksanakan serah terima jabatan pada

akhir tahun berjalan tetap harus membuat dan mengesahkan program kerja satu

tahun ke depan terhitung tanggal 1 Januari s.d 31 Desember.

BAB XII

LAIN-LAIN

Pasal 29

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini diatur lebih lanjut dalam

Anggaran Rumah Tangga Dharma Wanita Persatuan

(2) Anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Pasal 29 ini

ditetapkan oleh pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat.

BAB XIV

PENUTUP

Pasal 30

(1) Dengan penyempurnaan Anggaran Dasar Dharma Wanita Persatuan ini,

Anggaran Dasar Hasil Munas I Tahun 2004 dinyatakan tidak berlaku lagi.

(2) Anggaran Dasar hasil penyempurnaan Munas II Dharma Wanita Persatuan

mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Desember 2009

Musyawarah Nasional II Dharma Wanita Persatuan

Sidang Paripurna

(Lampiran 1. Anggaran Dasar Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang)

(Sumber: Dok. Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang)

Page 13: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

71

ANGGARAN RUMAH TANGGA DHARMA WANITA PERSATUAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Anggaran Rumah Tangga ini selanjutnya disingkat ART yang dimaksud

dengan

(1) Anggaran Dasar selanjutnya disingkat AD adalah Anggaran Dasar

sebagaimana ditetapkan dalam Musyawarah Nasional I Dharma Wanita

Persatuan Nomor: KEP 01/MN II DWP/XII/2009; tanggal 9 Desember

2009.

(2) Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif terhadap lembaga-

lembaga pemerintahan seperti kementerian, kantor menteri negara, lembaga

pemerintah nonkementerian, Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR), Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Sekretariat Jenderal

Mahkamah Agung (MA), Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah

(DPD), badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah

(BUMD), badan hukum milik negara (BHMN), dan pemerintah daerah beserta

jajaran organisasi dalam lingkungannya.

(3) Instansi Pemerintah Pusat yang disingkat IPP terdiri dari :

(a) kantor menteri negara koordinator

(b) kementerian;

(c) kantor menteri negara;

(d) lembaga pemerintah nonkementerian;

(e) Sekretariat Jenderal MPR, Sekretariat Jenderal DPR, Sekretariat Jenderal

BPK, Sekretariat Jenderal MA, Sekretariat Jenderal DPD;

(f) BUMN termasuk bank-bank milik pemerintah;

(g) Badan hukum milik negara (BHMN)

(4) Instansi vertikal adalah satuan organisasi pemerintahan pusat yang berada di

wilayah/ daerah, seperti kantor wilayah (Kanwil) kementerian dan kantor

lembaga pemerintah nonkementerian.

(5) Unsur pelaksana adalah satuan organisasi DWP yang menyelenggarakan

fungsi sebagai pelaksana kebijaksanaan dan ketentuan yang telah ditetapkan

oleh pemimpin organisasi satu tingkat di atasnya.

Page 14: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

72

(6) DWP Unit Kerja Instansi Pemerintah adalah DWP pada satuan organisasi

pemerintah yang mempunyai kedudukan, nama, dan tingkatan sesuai dengan

struktur organisasi instansi pemerintah yang bersangkutan.

BAB II

KEANGGOTAAN

Bagian Pertama

Anggota, Hak, Kewajiban, dan Larangan

Pasal 2

(1) Anggota biasa adalah

(a) istri pegawai negeri sipil (PNS);

(b) istri pensiunan dan janda pegawai negerisipil (PNS) yang tidak menyatakan

dirinya berkeberatan menjadi anggota;

(c) istri pegawai dan istri pensiunan badan usaha milik negara (BUMN) dan

badan usaha milik daerah (BUMD) yang belum berstatus persero;

(d) istri pegawai BUMN dan BUMD yang sudah berstatus persero;

(e) istri pegawai BMHN;

(f) istri kepala perwakilan Republik Indonesia (Rl) di luar negeri yang tidak

menyatakan dirinya berkeberatan menjadi anggota;

(g) istri walikota, istri wakil walikota, dan istri bupati, istri wakil bupati di

Provinsi DKI Jakarta.

(h) istri pejabat/petugas yang menyelenggarakan pemerintahan desa yang tidak

menyatakan dirinya berkeberatan menjadi anggota.

(i) istri anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), istri purnawirawan TNI,

istri Polisi Republik Indonesia (Polri), istri purnawirawan Polri yang

suaminya ditugaskan pada instansi pemerintah sipil yang menyatakan

dirinya tidak berkeberatan menjadi anggota;

(2) Anggota luar biasa adalah :

(a) istri menteri

(b) istri gubernur dan istri wakil gubernur

(c) istri bupati dan istri walikota; istri wakil bupati dan istri wakil walikota;

(d) istri pemimpin BUMN dan BUMD yang belum berstatus persero, dan

berasal dari partai politik.

(e) istri pemimpin BUMN dan BUMD yang sudah berstatus persero;

(f) istri pemimpin BHMN

(g) PND perempuan dan pensiunan PNS perempuan.

Page 15: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

73

(3) Anggota kehormatan adalah :

(a) istri Ketua MPR

(b) istri Ketua DPR

(c) istri Ketua BPK

(d) istri Ketua MA

(e) istri Ketua DPD

(f) mantan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan;

(h) mantan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan

(4) Keanggotaan istri PNS yang berstatus warga negara asing (WNA)

ditetapkan oleh ketua DWP yang bersangkutan atau ketua DWP satu tingkat

di atasnya.

(5) Keanggotaan di luar ketentuan sebagaimana tercantum pada Pasal 2 Ayat (1),

Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4) ditetapkan oleh Ketua Umum DWP melalui surat

keputusan.

Pasal 3

(1) Anggota biasa mempunyai hak :

(a) memberikan pendapat dan saran;

(b) memilih dan dipilih menjadi pengurus;

(c) memperoleh manfaat dan pengayoman dari organisasi.

(2) Anggota luar biasa mempunyai hak :

(a) Memberikan pendapat dan saran;

(b) Memperoleh manfaat dari organisasi

(3) Anggota kehonnatan mempunyai hak :

(a) Memberikan pendapat dan saran

(b) Memperoleh manfaat dari organisasi

Pasal 4 Anggota mempunyai kewajiban untuk :

(a) menjunjung tinggi kehormatan bangsa, negara, dan pemerintah Republik

Indonesia;

(b) menjaga persatuan dan kesatuan serta memelihara nama baik organisasi;

(c) menaati dan melaksanakan ketentuan organisasi;

(d) berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi;

(e) memberikan sumbangan tenaga dan pikiran bagi kemajuan organisasi;

(f) membayar iuran.

Pasal 5 Anggota DWP yang menjadi anggota partai politik tidak boleh :

(a) menjadi pengurus DWP;

Page 16: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

74

(b) membawa aspirasi partai politiknya ke dalam lingkungan organisasi.

Pasal 6 Keanggotaan DWP berakhir jika :

(a) meninggal dunia;

(b) jika tidak memenuhi ketentuan keanggotaan sebagaimana tercantum pada ART

Pasal 2.

BAB III

KEPENGURUSAN

Bagian Pertama

Susunan, Tugas, dan Wewenang Pengurus DWP Pusat

Pasal 7 (1) Susunan pengurus inti DWP Pusat terdiri dari :

(a) ketua umum;

(b) beberapa orang ketua;

(c) sekretaris jenderal;

(d) tiga orang kedua bidang;

(2) Ketua Umum dipilih oleh unsur pelaksana DWP Pusat dari calon yang

diusulkan oleh unsur pelaksana DWP Pusat dan atau calon dari pengurus DWP

Pusat yang ditetapkan dalam Munas

(3) Pengurus DWP Pusat sebagaimana dimaksud Ayat (1), Huruf (b), (c), (d),dan

anggota pengurus lainnya dipilih dari utusan DWP Instansi Pemerintah

Pusat dan ditetapkan oleh ketua umum.

(4) Susunan organisasi sekretariat jenderal terdiri dari :

(a) Bagian Organisasi,

(b) Bagian Administrasi Umum, Bagian Keuangan,

(c) Bagian Informasi dan Humas

(5) Susunan pengurus bagian sebagaimana dimaksud dalam Ayat (4) Huruf

(a), (b), (c), dan (d) pasal 7 ini terdiri dari :

(a) seorang kepala bagian;

(b) beberapa anggota sesuai dengan keperluan.

(6) Susunan pengurus bidang sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) Huruf (d)

pasal ini terdiri dari

(a) seorang ketua,

(b) seorang wakil ketua,

(c) seorang sekretaris, dan

(d) beberapa orang anggota sesuai dengan keperluan.

(7) Setiap bidang masing-masing dapat membentuk sub-bidang sesuai keperluan.

Page 17: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

75

Pasal 8 (1) Tugas dan wewenang pengurus DWP Pusat adalah :

(a) menetapkan kebijaksanaan umum organisasi pada tingkat nasional sesuai

dengan anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan

Musyawarah Nasional, dan hasil Rapat Kerja Nasional;

(b) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan umum yang telah

ditetapkan dan dilaksanakan oleh unsur pelaksana DWP;

(c) melakukan pembinaan organisasi dalam bentuk, antara lain, penetapan

pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan

kegiatan.

(2) Ketua umum mempunyai tugas dan wewenang

(a) memimpin dan membina organisasi DWP;

(b) menetapkan kebijaksanaan organisasi sebagaimana digariskan dalam

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan-Keputusan

Musyawarah Nasional;

(c) menyampaikan pertanggungjawaban tugasnya pada Musyawarah Nasional

DWP;

(d) melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama DWP.

(3) Para ketua mempunyai tugas dan wewenang

(a) bersama ketua umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam Ayat (2) pasal 8 ini;

(b) mewakili ketua umum dalam mengkoordinasikan tugas yang

bersifat teknis operasional;

(c) memantau dan mengevaluasi kegiatan organisasi sesuai dengan bidang

tugas masing-masing;

(d) melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada ketua umum.

(4) Sekretaris Jenderal mempunyai tugas dan wewenang

a) memimpin dan membagi tugas di lingkungan Sekretariat Jenderal DWP

Pusat;

b) merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi untuk ditetapkan oleh

ketua umum;

c) menyelenggarakan pengelolaan administrasi dalam rangka mendukung

kelancaran tugas-tugas organisasi;

d) menyelenggarakan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;

e) mengoordinasikan kegiatan-kegiatan Bagian Informasi dan Humas;

Page 18: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

76

f) melakukan hubungan kerja/kerja sama dengan lembaga/organisasi

lain, sesuai dengan petunjuk ketua umum;

g) melaksanakan tugas-tugas lain atas petunjuk ketua umum

h) melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua umum.

(5) Ketua bidang mempunyai tugas

(a) memimpin dan membagi tugas di lingkungan bidang masing-masing;

(b) menjabarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh

ketua umum dalam bentuk pelaksanaan program kerja masing-masing;

(c) melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua umum.

(6) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 Ayat (1), (2), (3), (4),

dan (5) dijabarkan lebih lanjut dalam Pedoman Tata Keija DWP.

Bagian Kedua

Susunan, Tugas, dan Wewenang Pengurus Unsur Pelaksana DWP

Pasal 9

(1) Susunan pengurus DWP Instansi Pemerintah Pusat, DWP Provinsi, DWP

Kabupaten/DWP Kota, DWP Kecamatan atau nama lain yang sederajat dan

DWP Kelurahan atau nama lain yang sederajat terdiri dari :

(a) seorang ketua

(b) wakil ketua

(c) sekretaris bendahara;

(d) tiga orang ketua bidang

(e) pada Huruf (b), (c), (d), dan (e) dapat ditambah seorang atau lebih wakil

dan anggota pengurus sesuai dengan keperluan.

(2) Pengurus DWP pada unsur pelaksana/unit kerja dapat dibentuk

disesuaikan dengan situasi dan kondisi, yang sekurang-kurangnya terdiri dari

ketua, sekretaris, dan bendahara.

(3) Tugas dan wewenang pengurus DWP pada unsur pelaksana/unit kerja adalah :

(a) menetapkan kebijaksanaan teknis organisasi berdasarkan hasil

Musyawarah Nasional, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan

kebijaksanaan organisasi satu tingkat di atasnya;

(b) mengesahkan organisasi, pengurus, dan/atau ketua satu tingkat di

bawahnya;

(c) melaksanakan pembinaan organisasi pada unsur pelaksana

dilingkungannya;

(d) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan

oleh unsur pelaksana di lingkungannya;

(e) melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan situasi dan

kondisi;

(f) melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada organisasi satu tingkat di

atasnya.

Page 19: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

77

(4) Wakil ketua mempunyai tugas dan wewenang :

(a) membantu ketua dalam pelaksanaan tugasnya;

(b) mewakili ketua dalam melaksanakan tugas yang bersifat teknis operasional;

(c) melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

(5) Sekretaris mempunyai tugas dan wewenang :

(a) melaksanakan pembinaan teknis organisasi, pengelolaan administrasi dan

mengoordinasikan kegiatan informasi dan humas dalam rangka mendukung

kelancaran tugas organisasi;

(b) melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

(6) Bendahara mempunyai tugas dan wewenang mengelola keuangan organisasi

dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.

(7) Ketua bidang mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan kegiatan

teknis operasional bidang masing-masing serta melaporkan pelaksanaan

tugasnya kepada ketua.

Bagian Ketiga

Pemilihan Ketua dan Pengurus

Pasal 10

(1) Ketua DWP Instansi Pemerintah Pusat dipilih dalam Rapat Anggota;

(2) Ketua DWP Provinsi dipilih dalam Musyawarah Provinsi;

(3) Ketua DWP Kabupaten/Kota dipilih dalam Musyawarah Kabupaten/Kota;

(4) Ketua unsur pelaksana/unit kerja pada DWP Instansi Pemerintah

Pusat, DWP Provinsi, DWP Kabupaten/DWP Kota, DWP Kecamatan, DWP

Kelurahan/DWP Desa dipilih dalam Rapat Anggota;

(5) Anggota pengurus lainnya ditetapkan oleh ketua.

Bagian Keempat

Pembentukan Pengurus DWP Unsur Pelaksana

/Unit Kerja pada Instansi Pemerintah Pusat,

Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan atau nama lain yang sederajat

Pasal 11 (1) Unsur pelaksana/unit kerja pada DWP Instansi Pemerintah Pusat, DWP

Provinsi, DWP Kabupaten/DWP Kota, DWP Kecamatan atau nama lain

yang sederajat dapat membentuk kepengurusan di lingkungan masing-

masing dengan mempertimbangkan keperluan serta efisiensi organisasi.

(2) Ketua dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.

(3) Anggota pengurus lainnya ditetapkan oleh ketua.

(4) Susunan pengurus, tugas, dan wewenang pengurus berpedoman pada

ketentuan ART Pasal 9.

Page 20: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

78

BAB IV

PENAMAAN DAN PENGGABUNGAN ORGANISASI

Pasal 12

(1) Penamaan atau sebutan organisasi pada unsur pelaksana dan/atau unit

kerja instansi pemerintah adalah dengan menyebut langsung nama

organisasi atau satuan unit kerja instansi pemerintah yang bersangkutan,

seperti DWP Kementerian Koordinator Perekonomian, DWP Kementerian

Dalam Negeri; DWP Kementerian Negara Lingkungan Hidup; DWP

Lembaga Administrasi Negara; DWP Sekretariat Negara; DWP

Sekretariat Negara; DWP Sekretariat Jenderal MPR; DWP Sekretariat

Jenderal MA; DWP Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali;

DWP Kantor Statistik Provinsi Sulawesi Selatan; DWP Kabupaten

Cilacap; DWP Kota Balikpapan; DWP Universitas Airlangga; DWP

Universitas Sam Ratulangi; DWP Kopertis Wilayah V.

(2) Pengesahan nama organisasi yang baru dibentuk atau penggabungan dua

atau lebih lembaga pemerintah ditetapkan oleh pengurus satu tingkat di

atasnya.

Pasal 13

(1) Penggabungan organisasi DWP antar unit kerja di lingkungan instansi

pemerintah dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari ketua satu

tingkat di atasnya.

(2) Khusus untuk unit kerja yang jumlah anggotanya sedikit dan dari instansi

yang berbeda, tetapi berada dalam satu wilayah dan sepakat untuk

bergabung, secara organisatoris menjadi unsur pelaksana DWP

Kabupaten/DWP Kota yang bersangkutan.

BABV

PENGGANTIAN PENGURUS

ANTARWAKTU, PERTANGGUNGJAWABAN,

PENGESAHAN, DAN SERAH TERIMA

Bagian Pertama

Penggantian Pengurus Antarwaktu

Pasal 14 (1) Jika dalam kurun waktu masa bakti ketua umum berhalangan tetap, dilakukan

penggantian ketua umum antarwaktu yang dipilih dari salah satu ketua melalui

Rapat Pengurus Paripurna DWP Pusat dengan persetujuan tertulis dari pengurus

DWP Instansi pemerintah pusat dan pengurus DWP Provinsi.

Page 21: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

79

(2) Penggantian jabatan ketua umum sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1) Pasal 14 ini berlaku sampai diselenggarakannya musyawarah nasional

yang berikut.

(3) Penggantian jabatan dalam lingkungan pengurus pusat, selain dimaksud

dalam Ayat (1) pasal 14 ini, ditetapkan oleh ketua umum.

(4) Penggantian jabatan ketua antarwaktu pada unsur pelaksana DWP

ditetapkan melalui kesepakatan pengurus/anggota secara demokratis dan

berpedoman pada AD/ART.

(5) Penggantian jabatan pengurus antarwaktu pada unsur pelaksana DWP

ditetapkan oleh ketua.

Bagian Kedua

Pertanggungjawaban

Pasal 15 (1) Dalam menjalankan tugasnya

(a) Ketua Umum DWP bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional;

(b) Ketua DWP Instansi Pemerintah Pusat bertanggung jawab kepada

anggota dalam Rapat Anggota;

(c) Ketua DWP Provinsi bertanggung jawab kepada Musyawarah Provinsi;

(d) Ketua DWP Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada Musyawarah

Kabupaten/Kota;

(e) Ketua DWP unsur pelaksana/unit kerja bertanggung jawab kepada anggota

dalam Rapat Anggota.

(2) Ketua unsur pelaksana DWP melaporkan kegiatan organisasi kepada pengurus

satu tingkat di atasnya, sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.

Bagian Ketiga

Pengesahan dan Serah Terima

Pasal 16

(1) Pengesahan Ketua Umum DWP ditetapkan dengan Keputusan Musyawarah

Nasional.

(2) Penggantian ketua umum diikuti dengan serah terima jabatan yang dituangkan

dalam berita acara dan ditandatangani oleh ketua umum yang lama dan yang

baru.

(3) Serah terima jabatan dilengkapi dengan penyerahan buku memori

pertanggungjawaban ketua umum kepada ketua umum terpilih.

(4) Pengesahan pengurus pusat lainnya ditetapkan dengan surat keputusan ketua

umum.

(5) Pengesahan ketua unsur pelaksana/unit kerja DWP ditetapkan oleh ketua satu

tingkat diatasnya, termasuk penggantian ketua antarwaktu.

(6) Pengesahan pengurus unsur pelaksana/unit kerja DWP, ditetapkan oleh ketua

satu tingkat di atasnya hanya satu kali selama masa bakti.

Page 22: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

80

(7) Jika terjadi penggantian pengurus antarwaktu pada unsur pelaksana/unit kerja

pengesahannya dilakukan oleh ketua DWP yang bersangkutan.

Pasal 17 Serah terima jabatan ketua unsur pelaksana/unit kerja dituangkan dalam berita

acara dan ditandatangani oleh ketua yang lama dan baru, serta disaksikan oleh

penasihat.

BAB VI

DEWAN PENASIHAT DAN PENASIHAT

Bagian Pertama

Dewan Penasihat

Pasal 18 (1) Dewan Penasihat DWP Pusat terdiri dari istri Ketua MPR, istri Ketua DPR,

istri Ketua BPK, istri Ketua MA, istri ketua DPD, dan istri menteri.

(2) Dewan Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal 18 ini

mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan, baik ketika diminta

maupun tidak diminta, kepada pengurus DWP Pusat.

Bagian Kedua

Penasihat

Pasal 19

(1) Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua BPK, Ketua MA, Ketua DPD menteri,

kepala/ketua lembaga pemerintah nonkementerian, kepala perwakilan

Republik Indonesia di luar negeri, gubernur/ wakil gubernur, bupati/wakil

bupati, walikota/ wakil walikota, pemimpin BUMN dan pemimpin BUMD

yang belum berstatus persero, pemimpin BUMN dan pemimpin BUMD yang

sudah berstatus persero, pemimpin BHMN, pemimpin unit kerja instansi

vertikal di daerah, camat, dan lurah adalah Penasihat DWP instansi yang

bersangkutan.

(2) Sekretaris Daerah Provinsi, Sekretaris Daerah Kabupaten / Kota selain

menjadi Penasihat DWP Sekretariat Daerah masing-masing; juga adalah

Penasihat DWP Provinsi, DWP Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

(3) Istri Ketua MPR, istri Ketua DPR, istri Ketua BPK, istri Ketua MA, Istri

Ketua DPD, istri menteri, istri gubernur, istri wakil gubernur, istri bupati/istri

walikota, dan istri wakil bupati/istri wakil walikota adalah Penasihat DWP

instansi yang bersangkutan.

(4) Istri wakil menteri yang tidak menjadi ketua adalah penasihat DWP Instansi

yang bersangkutan.

Page 23: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

81

BAB VII

MUSYAWARAH, RAPAT, KUORUM, DAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

Bagian Pertama

Musyawarah Nasional

Pasal 20 (1) Musyawarah Nasional (Munas) diselenggarakan oleh pengurus DWP Pusat.

(2) Untuk menyelenggarakan munas, Ketua Umum DWP menetapkan panitia

munas, yang dibentuk selambat-lambatnya tiga bulan sebelum munas.

(3) Peserta munas adalah

(a) pengurus DWP pusat

(b) utusan DWP Instansi Pemerintah Pusat;

(c) utusan DWP Provinsi.

(4) Peninjau ditentukan dan diundang oleh Panitia Musyawarah Nasional DWP

(5) Dalarn hal dilaksanakannya Munas Luar Biasa, penyelenggaraan dan

pesertanya adalah sama seperti pada munas sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1), (2), (3), dan (4) pasal 20 ini.

(6) Penanggung jawab munas adalah Ketua Umum yang sedang menjabat

pada saat munas diselenggarakan.

Bagian Kedua

Musyawarah Daerah

Pasal 21

(1) Musyawarah daerah (Musda) dipersiapkan dan diselenggarakan oleh panitia

yang ditetapkan oleh Ketua DWP Provinsi atau Ketua DWP Kabupaten/Kota.

(2) Peserta Musyawarah Provinsi adalah :

(a) pengurus DWP Provinsi;

(b) utusan DWP Instansi Pemerintah Provinsi;

(c) utusan DWP Kabupaten/ Kota.

(3) Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota adalah :

(a) pengurus DWP Kabupaten/ Kota;

(b) utusan DWP instansi pemerintah kabupaten/kota

(c) utusan DWP Kecamatan atau nama lain yang sederajat

(4) Penanggung jawab Musyawarah Provinsi adalah Ketua DWP Provinsi

yang sedang menjabat pada saat musyawarah diselenggarakan.

(5) Penanggung jawab Musyawarah Kabupaten/Kota adalah Ketua DWP

Kabupaten/Kota yang sedang menjabat pada saat musyawarah

diselenggarakan.

Page 24: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

82

Bagian Ketiga

Rapat

Pasal 22 (1) Rapat DWP terdiri dari :

(a) rapat anggota,

(b) rapat kerja,

(c) rapat pengurus, dan

(d) rapat koordinasi.

Pasal 23

(1) Rapat Anggota adalah pertemuan antara pengurus dan para anggota untuk

membahas masalah organisasi dan kegiatan dalam lingkungannya.

(2) Rapat Anggota diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam enam

bulan.

(3) Jika jumlah anggota terlalu banyak, sehingga

tidak memungkinkan untuk menghadirkan seluruhnya, rapat anggota dapat

dilakukan dengan cara perwakilan atau utusan.

(4) Tata cara penentuan perwakiian dan utusan sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(3) pasal 23 ini ditentukan lebih lanjut oleh masing-masing pengurus DWP

yang bersangkutan.

Pasal 24

(1) Rapat Kerja diselenggarakan oleh pengurus DWP Pusat, Pengurus DWP

Instansi Pemerintah Pusat, pengurus DWP Provinsi, dan pengurus DWP

Kabupaten/Kota.

(2) Rapat Kerja Nas/onal adalah rapat pengurus DWP Pusat dengan DWP Instansi

Pemerintah Pusat dan Provinsi diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali

dalam tiga tahun.

(3) Rapat Kerja DWP Instansi Pemerintah Pusat adalah rapat pengurus DWP

Instansi Pemerintah Pusat dengan pengurus unit kerja dalam lingkungannya.

(4) Rapat Kerja DWP Provinsi adalah rapat pengurus DWP Provinsi

dengan pengurus unsur pelaksana DWP Provinsi.

(5) Rapat Kerja DWP Kabupaten/Kota adalah rapat pengurus DWP

Kabupaten/Kota dengan pengurus unsur pelaksana DWP Kabupaten/Kota.

(6) Rapat Kerja diselenggarakan untuk membahas, mengoordinasikan, serta

mengintensifkan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan

kebijaksanaan organisasi yang telah ditetapkan.

Pasal 25 (1) Rapat pengurus adalah pertemuan periodik antara pemimpin dan anggota

pengurus untuk membahas dan mengambil keputusan tentang

masalah organisasi dan kegiatan dalam lingkungannya.

Page 25: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

83

(2) Rapat pengurus diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga

bulan.

(3) Rapat pengurus terdiri dari :

(a) rapat pemimpin;

(b) rapat pengurus inti;

(c) rapat pengurus paripurna.

(4) Rapat pemimpin dihadiri oleh ketua umum/ketua/ wakil ketua, dan sekretaris

jenderal/sekretaris.

(5) Rapat pengurus inti dihadiri oleh ketua umum/ketua/wakil ketua,

sekretaris jenderal/sekretaris, bendahara, dan para ketua bidang.

(6) Rapat pengurus paripurna dihadiri oleh seluruh anggota pengurus.

Pasal 26

(1) Rapat Koordinasi adalah rapat antara pengu rus dan dewan penasihat/penasihat

dan pihak lain pada sernua tingkat kepengurusan.

(2) Rapat Koordinasi diiaksanakan jika ada :

(a) kegiatan kerja sama dengan pihak lain,

(b) kegiatan yang memerlukan keputusansegera dan bersifat strategis

untuk kepentingan organisasi.

Bagian Keempat

Kuorum

Pasal 27

(1) Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan Musyawarah

daerah adalah sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah

satu dari jumlah peserta yang seharusnya hadir.

(2) Jika kuorum sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal 27 ini tidak

terpenuhi, musyawarah ditunda sesuai dengan kebijaksanaan pemimpin

musyawarah.

(3) Ketentuan pada Ayat (1) dan (2) pasal ini berlaku juga untuk rapat yang

tercantum pada Pasal 23

Bagian Kelima

Pengambilan Keputusan

Pasal 28

(1) Setiap keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.

Page 26: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

84

(2) Jika cara tersebut pada Ayat (1) pasal 28 ini tidak tercapai, keputusan diambil

berdasarkan suara terbanyak.

(3) Keputusan melalui pemungutan suara adalah sah jika didukung oleh sekurang-

kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah suara peserta yang hadir.

BAB VIII

KEUANGAN

Pasal 29

(1) Keuangan DWP diperoleh dari :

(a) iuran anggota;

(b) sumbangan yang tidak mengikat;

(c) usaha lain yang sah

(2) Besarnya iuran, pembagian iuran anggota, dan pertanggungjawaban keuangan

diatur berdasarkan tata cara yang ditetapkan oleh pengurus DWP Pusat.

BAB IX

ATRIBUT

Pasal 30

(1) Atribut DWP meliputi lambang, panji, vandel, bendera olah raga, papan nama,

lencana, himne, dan mars, serta pakaian seragam.

(2) Jenis, bentuk, ukuran, warna, dan cara penggunaan atribut sebagaimana

dimaksud dalam Ayat (1) pasal 30 ini diatur lebih lanjut oleh pengurus DWP

Pusat.

BAB X

TATA KERJA

Pasal 31

(1) Tata kerja dan pelaksanaan program kerja DWP diatur dalam Pedoman Tata

Kerja DWP dan Pelaksanaan Program Kerja DWP yang dibuat oleh pengurus

DWP Pusat.

(2) Pengurus DWP pada semua tingkatan dalam melaksanakan kegiatannya

mengacu Pedoman Tata Kerja DWP dan Pedoman Pelaksanaan Program

Kerja DWP.

Page 27: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

85

BAB XI

LAIN-LAIN

Pasal 32

(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga DWP ini dapat dilakukan oleh pengurus

DWP Pusat jika terdapat hal-hal yang dipandang perlu atau perkembangan

keadaan yang mempengaruhi organisasi DWP.

(2) Jika suatu ketentuan dalam AD dan ART tidak jelas atau menimbulkan

perbedaan tafsiran, penyelesaiannya diputuskan oleh pengurus DWP Pusat.

(3) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih

lanjut oleh pengurus DWP Pusat.

(Lampiran 2. Anggaran Rumah Tangga Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang.)

(Sumber: Dok. Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang)

Page 28: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

86

Lampiran 4. Surat Keputusan (SK) Pengesahan Pengurus Dharma Wanita

Kabupaten Semarang Masa Bakti 2009-2014

(Sumber: Dokumen Organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang)

Page 29: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

87

Page 30: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

88

Page 31: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

89

Page 32: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

90

Lampiran 4. Susunan Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang

Periode Tahun 2009

(Sumber: Dokumen Organisasi Dharma Wanita Persatuan

Kabupaten Semarang)

Page 33: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

91

Lampiran 5. Susunan Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang

Periode Tahun 2010

(Sumber. Laporan Berkala Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang 2010)

Page 34: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

92

Daftar Anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang

Terdiri dari 19 Dharma Wanita Persatuan Unsur Pelaksana Kecamatan dan 33

Dharma Wanita Persatuan Unsur Pelaksana Dinas Kabupaten Semarang.

Unsur Pelaksana Kecamatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang :

1. DWP. Kecamatan Ungaran Barat

2. DWP. Kecamatan Ungaran Timur

3. DWP. Kecamatan Bergas

4. DWP. Kecamatan Bandungan

5. DWP. Kecamatan Suruh

6. DWP. Kecamatan Bringin

7. DWP. Kecamatan Susukan

8. DWP. Kecamatan Tengaran

9. DWP. Kecamatan Banyubiru

10. DWP. Kecamatan Bawen

11. DWP. Kecamatan Pringapus

12. DWP. Kecamatan Jambu

13. DWP. Kecamatan Kaliwungu

14. DWP. Kecamatan Getasan

15. DWP. Kecamatan Sumowono

16. DWP. Kecamatan Bancak

17. DWP. Kecamatan Tuntang

18. DWP. Kecamatan Ambarawa

19. DWP. Kecamatan Pabelan

Unsur Pelaksana Dinas Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang :

1. DWP. Sekretariat Daerah

2. DWP. Sekretariat Dewan

3. DWP. Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan

4. DWP. Kantor Pertahanan

5. DWP. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

6. DWP. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

7. DWP. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

8. DWP. DPPKD

9. DWP. Dinas Peternakan dan Perikanan

10. DWP. Dinas Bina Marga,SDA,ESDM

Page 35: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

93

11. DWP. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata

12. DWP. Bappeda

13. DWP. Inspektorat

(Lampiran 6. Anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang)

(Sumber: Dok. Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang)

Page 36: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

94

Gambar 1. Gedung PKK kompleks DPRD Kabupaten Semarang yang digunakan

oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang

(Sumber: dok. Pribadi)

Gambar 2: Ruang kerja para fulltimer Dharma Wanita dan PKK Kabupaten

Semarang (Sumber: dok. Pribadi)

Page 37: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

95

Gambar 3: Ruang bagian depan gedung PKK tampak dari samping kanan

(Sumber: dok. Pribadi)

Gambar 4: Ruang bagian depan gedung PKK tampak dari samping kiri

(sumber: dok.Pribadi

Page 38: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

96

Gambar 5: Ruang Aula Gedung PKK (Sumber: dok.Pribadi)

Gambar 6: Suasana pertemuan Dharma Wanita Kabupaten Semarang pada

tanggal 8 Mei 2013 (Sumber: dok. Pribadi)

Page 39: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

97

Gambar 7: Suasana pertemuan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten

Semarang pada tanggal 15 April 2013 (Sumber: dok. Pribadi)

Gambar 8: Tanaman Sanseviera milik Ani Sutrianingsih, anggota Dharma

Wanita Kabupaten Semarang dari UPEL Dinas Perhubungan

(Sumber: dok.Pribadi)

Page 40: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

98

Gambar 9: Hasil keterampilan Dharma Wanita Kabupten Semarang “Bros

Acrylic” (Sumber: dok.pribadi)

Gambar 10. Gambar seragam baru Dharma Wanita Persatuan

(Sumber: dok. Pribadi)

Page 41: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

99

Gambar 11. Tri Haksanti dan Asih, para pedagang yang berjualan saat pertemuan

Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang (sumber:

dok.Pribadi)

Gambar 12: Wawancara dengan Ani Sutrianingsih anggota Dharma Wanita

Kabupaten Semarang dari UPEL Dinas Perhubungan (Sumber:

dok. Pribadi)

Page 42: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

100

Gambar 13: Narasumber Tri Haksanti (dok. Pribadi)

Gambar 14: Buku agenda Dharma Wanita Persatuan yang dapat digunakan

anggota untuk mencatat kegiatan-kegiatan Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang (Sumber: dok. Pribadi)

Page 43: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

101

Gambar 15: Seragam lama Dharma Wanita Persatuan digunakan sampai tahun

1999 (Sumber:Dokumentasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang)

Gambar 16: Hadiah lotre berupa sabun mandi, pasta gigi, minyak goreng, dll

Page 44: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

102

(Sumber: dok.Pribadi)

Gambar 16: Lerak “Sekar Tantri” (Sumber: dok. Pribadi)

Gambar 17: Produk Lerak “Sekar Tantri” milik Tri Haksanti

(sumber: dok.Pribadi)

Gambar 18: Narasumber Eppy Agus Purwoko Djati, ketua Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang. (Sumber: dok. Pribadi)

Page 45: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

103

Gambar 19: Narasumber Sudjiwo, pengurus Dharma Wanita Persatuan

Kabupaten Semarang bidang pendidikan (Sumber: dok. Pribadi)

Gambar 20: Narasumber Ayu Setyawati, fulltimer Dharma Wanita

Persatuan Kabupaten Semarang (Sumber: dok. Pribadi)

Page 46: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

104

Gambar 21. Bersama narasumber Herlina Triyoga, pengurus Dharma Wanita

Kabupaten Semarang bidang ekonomi (Sumber: dok. Pribadi)

Page 47: DAFTAR INFORMAN No Nama Alamat Usia Pekerjaan

105