bab ii revisi yg ini aja.docx
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Konsep dasar sistem merupakan komponen-komponen atau subsistem-
subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan
sehingga mempunyai tujuan atau sasaran tertentu. Komponen-komponen atau
subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, hal ini berarti
suatu sistem adalah seperangkat komponen-komponen atau unsur-unsur yang
tersusun secara teratur dalam mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada komponen akan lebih mudah didalam
mempelajari suatu sistem untuk tujuan analis dan perancangan suatu sistem.
2.1.1. Definisi Sistem
Sistem menurut Al-Bahra (2005:3) yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk suatu kegiatan
atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”
Sedangkan menurut Jogiyanto (2013:1) ada dua pendekatan dalam
mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang
menekankan pada komponen dan elemennya. Pendekatan yang menekankan pada
prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut:
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.” Sedangkan pendefinisian sistem
berdasarkan pendekatan yang menekankan pada komponen dan elemennya adalah
sebagai berikut: “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” Definisi berdasarkan pendekatan yang
menekankan pada komponen merupakan definisi yang lebih luas dan lebih banyak
diterima, karena dalam kenyataannya suatu sistem terdiri dari beberapa subsistem
atau sistem-sistem bagian. Subsistem-subsisten dalam suatu sistem tidak dapat berdiri
lepas sendiri-sendiri. Subsistem-subsistem tersebut saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut
dapat tercapai. Suatu sistem mempunyai suatu maksud tertentu. Ada yang
menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal)
dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan objectives dalam
ruang lingkup yang lebih sempit.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Setiap sistem informasi, apapun bentuknya dan namanya selalu mempunyai karakteristik sebagai pembeda antara satu sistem informasi dengan sistem informasi
lainnya. Karakteristik tersebut adalah:
1. Komponen sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan komponen-komponen atau
elemen-elemen sistem dapat berupa satu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan
ruang lingkup dari sistem tersebut.
a. Lingkungan luar (Environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apa saja yang merupakan diluar
batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
b. Penghubung sistem (Interface)
Penghubung sistem (Interface) merupakan media penghubung antar
subsistem dengan subsistem lainnya, sehingga memungkinkan dengan media ini
semua sumber daya mengalir dari subsitem ke subsistem lain baik berupa input
maupun output.
3. Masukan Sistem (Input)
Masukan sistem (Input) adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem,
terbagi menjadi signal input (dalam sistem komputer disebut dengan data) dan
maintenance input (dalam sistem komputer disebut dengan program).
4. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem atau output dari sistem adalah hasil dari energi yang diolah
oleh sistem. Keluaran ini biasa menjadi input bagi sistem lain atau subsistem lain
ataupun supra bagi sistem lainnya.
5. Pengolah Sistem (Process)
Pengolah Sistem (process), yang dapat merubah masukan menjadi keluaran.
6. Tujuan Sistem (Goal)
Suatu sistem apapun namanya, pasti mempunyai suatu tujuan (goal) atau
sasaran (objectives), karena jika sistem tidak mempunyai sasaran dan tujuan maka
operasi sistem tidak akan ada gunanya.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physic system).
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia ( human made system).
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu ( deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistemterbuka (open system).
2.2. Konsep Dasar Informasi
Data berasal dari bahasa latin yaitu “Datum” yang berarti fakta. Dalam
perkembangan data tidak selalu mempunyai arti fakta atau kejadian yang konkrit atau
aktual, tapi data juga mengasumsikan sesuatu yang tidak pernah terjadi, misal ide.
Menurut Jogiyanto (2005:7). Informasi ibarat darat yang mengalir di dalam tubuh
suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi.
Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan
akhihrnya berakhir. Informasi sangat penting dalam didalam suatu organisasi.
2.2.1. Siklus Informasi
Secara umum informasi dapat berupa data mentah, data tersusun maupun data
olahan. Hubungan antara data pengelohan dan informasi secara sederhana
digambarkan dalam siklus informasi berikut ini.
Gambar 2.1 : Siklus Informasi
Sumber : file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI.
Dari gambar diatas terlihat perbedaan antara data informasi, dimana
informasi adalah data yang diperoleh sehingga telah mempunyai nilai dan manfaat
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Penggunaan
komputer dalam proses teknis operasional masih belum mendukung/menyediakan
informasi yang layak untuk sebuah proses pengambilan keputusan. Dalam sebuah
pengambilan keputusan, kita tidak biasa hanya dengan menggunakan data-data
mentah ataupun informasi yang tidak terorganisir dengan baik.
2.2.2 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal
yaitu : Informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan
relevan (relevance).
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa
atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya. Informasi harus akurat dari sumber informasi sampai ke penerima
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau
merusak informasi tersebut.
2. Tepat Waktunya, berarti informasi yang datang ke penerima tidak boleh
terlambat, informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi karena
informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan
keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relavansi informasi untuk tiap-tiap otang satu sama lainnya berbeda.
2.2.3. Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu
manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Suatu informasi dapat
dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk
mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti nilai
keuntungannya (dalam satuan uang), tetapi kita dapat menaksir nilai efektifitas dari
informasi tersebut. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis
cost effectiveness atau costbenefit.
2.3. Pengertian Sistem Informasi
Adapun defenisi Sistem Informasi menurut Jack Febrian (2007:238), Sistem
informasi atau sering disebut dengan Information System (IS) adalah sistem yang
dapat menghasilkan informasi yang berguna. Suatu sistem dalam sebuah organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak
luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
2.3.1. Komponen Sistem Informasi
Komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(building blok) dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Blok Masukan
Menggambarkan keragaman data yang dimasukan ke dalam sistem
informasi, umumnya kebutuhan data yang dimasukan kedalam sistem
informasi diturunkan dari kebutuhan informasi.
2. Blok Pengolahan
Bisa diistilahkan sebagai pengoperasian data seperti haknya blok
masukan, blok pengolahan diturunkan dari kebutuhan informasi spesifik
dan pertimbangan adaptasi pengembangan nilai spesifik blok.
3. Blok Basis Data
Pendefinisian paling umum untuk basis data adalah sekelompok data
yang dibutuhkan dan mempunyai arti bagi pemakai sistem informasi.
Terdapat 2 (dua) dimensi penting, arsip logis dan fisik. Arsip merupakan
data terstruktur didalam basis data. Arsip logis diistilahkan untuk
keterpaduan atau keterkaitan antar data, sedangkan arsip fisik dikaitkan
dengan data yang diorgansasikan secara fisik pada perangkat secara fisik
pada perangkat penyimpanan atau media tertentu.
4. Blok Pengawasan
Sistem Informasi merupakan sumberdaya yang kompleks dan dinamis,
seperti halnya sumber daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikanya
sesuai dengan rancangan. Blok pengawasan menggambarkan konsep,
tekhnik, dan perangkat untuk menyakinkan kepaduan dari pengoperasian
sistem informasi.
5. Blok Pengeluaran
Mengacu kepada bentuk dan isi dari informasi aktual yang diberikan
kepada pemakai dari sistem informasi.
6. Blok Sumber Daya Pengolahan Data
Akhir dari blok rancangan adalah blok sumber daya pengolahan data.
Penerapan fisik dari blok rancangan terdapat didalam blok ini, yaitu
penerapan dengan aspek penataan atau pengaturan data, perangkat keras,
perangkat lunak, dan personal.
Adapun kegiatan sistem informasi adalah sebagai berikut:
a. Input, yaitu menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data
untuk proses.
b. Proses, yaitu menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk
menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.
c. Penyimpanan, yaitu suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan
data
d. Output, yaitu suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari suatu proses
informasi
e. Control, yaitu suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi
tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun komponen sistem informasi yang terdiri dari:
a. Perangkat keras (hardware) terdiri dari computer dan jaringan
b. Perangkat lunak
c. Data, merupakan komponen dari dasar informasi
d. Manusia (user)
Dari uraian sistem informasi diatas penulis dapat mendefinisikan sistem
informasi sebagai satu kesatuan pengolahan data yang terintegrasi dan saling
melengkapi untuk menghasilkan suatu keputusan untuk mencapai sasaranya, baik
dalam suara maupun tulisan.
Bagaimanapun data, informasi dan sistem informasi memiliki hhubungan
erat dan merupakan satu kesatuan utuh. Suatu data tidak akan menjadi informasi
yang bermanfaat apa bila tidak diolah melalui sistem informasi, dan begitupun
informasi tidak dapat dihasilkan apabila tidak ada data yang akan diolah dan
sistem informasi yang mengolahnya.
2.3.2. Flowmap / Bagan Alir
Bagan alir dokumen atau disebut juga bagan alir formulir (from flowchat) atau
paperwork flowchat merupakan bagan alir yang menujukan arus dari laporan dan
formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan
symbol-simbol yang sama dengan yang digunakan didalam alir sistem.
Tabel 2.1 Simbol Flowmap
a. Flow Direction Symbol / connecting line.
Notasi Keterangan / fungsiConnector SymbolSimbol untuk mengambarkan aliran (flow) arus suatu proses ataupun prosedur dalam lembar / halaman yang sama.
Connector symbolSimbol untuk mengambarkan aliran (flow) arus suatu proses ataupun prosedur dari satu lokasi satu ke lokasi lain.
Off-Line Connector SymbolSimbol untuk mengambarkan aliran (flow) arus suatu proses ataupun prosedur dalam lembar / halaman yang lain.
Communication Link SymbolSimbol untuk mengambarkan transmisi / sambungan untuk informasi dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman yang sama.
b. Processing Symbol
Notasi KeteranganProcess SymbolSimbol yang menunjukan pengolahan yang dilakukan oleh komputer.Manual Operation SysmbolSimbol yang menunjukan pengolahan manual.Decision SymbolSimbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban / aksi.Predefine Process SymbolSimbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan didalam storage.Terminal SymbolSimbol untuk permulaan atau akhir dari suatu program.
Off-Line Storage SymbolSimbol yang menunjukan bahwa data ini akan disimpan.
Manual Input SymbolSimbol untuk pemasukan data secara manual online keyboard.
c. Input – Output Symbol
Notasi KeteranganInput – Output SymbolSimbol yang menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.Magnetic – Tape Unit SymbolSimbol yang menyatakan input berasal dari pita magentik atau outpun disimpan ke pita magenetikPunched Card SymbolSimbol yang menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.Disk And On-Line StorageSimbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.Display SymbolSimbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer dan lain sebagainnya.Transmittal Tape SymbolSimbol untuk menyatakan input berasal dari mesin jumlah/ hitung.Document SymbolSimbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk berkas atau output dicetak ke kertas.
2.3.3. DFD (Data Flow Diagram)
1. Definisi DFD
DFD atau sering juga disebut DAD (Diagram Arus Data) adalah suatu
modeling tool yang memungkinkan sistem analis mengambarkan suatu
sistem sebagai suatu jaringan kerja proses dan fungsi yang
dihubungkan satu sama lain oleh penghubung yang disebut alur data.
2. Fungsi DAD
DAD membantu para analis sistem meringkas informasi tentang
sistem, mengetahui hubungan antar sub – sub sistem, membantu
perkembangan aplikasi secara efektif.
3. Notasi DFD
Berikut ini adalah komponen – komponen DFD yang digambarkan
dengan notasi simbol menurut para ahli DFD dan dalam setiap model
terdapat empat notasi simbol yang biasa digunakan dalam pembuatan
DFD yaitu:
Tabel 2.2 Simbol Data Flow Diagram
Simbol Nama Simbol Keterangan
File hardisk Menunjukan kegiatan/ aktifitas
yang dilakukan oleh orang,mesin,
atau komputer.
Entitas Eksternal Orang, organisasi atau sistem yang
berada diluar sistem tetapi
berinteraksi dalam sistem
Arus data Menunjukan arus dari proses
Data store Menujukan simpanan dari data
yang berupa suatu file atau database
di sistem komputer
4. Tingkatan DAD
a. Diagram Konteks
Dimulai dengan diagram konteks yang merupakan level tertinggi (top
level), diagram yang mengambarkan hubungan antar sistem dengan
entitas diluar sistem, merupakan sistem secara keseluruhan.
Hal – Hal yang harus diperhatikan dalam mengambar Diagram Konteks
diantarnya adalah:
1. Terminologi sistem:
a. Batas sistem, yaitu batas antara daerah kepentingan sistem.
b. Lingkungan sistem, yaitu segala sesuatu yang berhungan atau
mempengaruhi sistem.
c. Interface, yaitu aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan
lingkungan sistem tersebut.
2. Menggunakan satu simbol proses
Yang masuk didalam lingkaran konteks (simbol proses) adalah kegiatan
pemprosesan informasi (Batas Sistem). Kegiatan informasi adalah
mengambil data dari file, mentransformasikan data, atau melakukan filling
data, misalnya mempersiapkan dokumen, memasukan, memeriksa,
mengklarifikasi, mengatur, menyortir, menghitung, meringkas data, dan
melakukan filling data (baik yang melakukan secara manual maupun yang
dilakukan secara terotomasi).
3. Nama / keterangan dalam simbol proses harus sesuai dengan fungsi sistem
tersebut.
4. Antara Entitas Eksternal / Terminator tidak diperbolehkan komunikasi
langsung.
b. Diagram level nol
Merupakan penggambaran tahap – tahap proses yang ada didalam
sistem. Diagram nol ini merupakan penjabaran dari diagram
konteks.
c. Diagram Rinci / detail / primitive
Menggambarkan rincian tiap proses yang terdapat pada diagram
nol, dimana proses rinci ini dapat dipecahkan sampai pada proses
yang paling rinci.
Berikut ini adalah aturan pembuatan DFD yang baku:
a. Tidak boleh menghubungkan entitas eksternal dengan entitas eksternal
lainnya secara langsung.
b. Tidak boleh menghubungkan data store dengan data store lainnya secara
langsung.
c. Tidak boleh menghubungkan data store dengan entitas eksternal lainnya
secara langsung.
d. Setiap proses harus ada data flow yang masuk dan keluar.
2.4 Teori tentang Masalah yang dibahas
2.4.1 Arsip Surat
1. Pengertian Arsip
Menurut asal kata arsip berasal dari bahasa belanda yaitu
“archief”. Menurut Armosudrdjo (1982,157-158) archief dalam bahasa
belanda memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:
1. Tempat penyimpanan secara tertatur baik bahan-bahan tertulis,
piagam-piagam, surat-surat, keputusan-keputusan, akte-akte, daftar-
daftar, dokumen-dokumen, peta-peta.
2. Kumpulan teratur dari bahan-bahan kearsipan tersebut.
3. Bahan-bahan yang harus ada di arsip itu sendiri.
Dalam bahasa inggris, arsip dinyatakan dalam istilah file yang berasal
dari bahasa latin “filum” yang berarti tali atau benang .
Menurut kamus bahasa Indonesia, arsip adalah simpanan surat-surat penting.
Berdasarkan pengertian ini, tidak semua surat dikatakan arsip. Surat
dinyatakan arsip jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.Surat tersebut harus masih mempunyai kepentingan bagi organisasi atau
lembaga baik untuk masa kini dan masa yang akan datang.
2.Surat yang menyimpan kepentingan tersebut disimpan menurut sistem
tertentu sehingga memudahkan sistem temu balik jika di perlukan
kembali.
Pengertian arsip di Indonesia di atur berdasarkan UU No. Prp 19
Tahun 1961 adalah sebagai berikut:
1. Secara Umum
Wujud tulisan dalam bentuk corak teknis bagaimanapun juga, dalam
keadaan tunggal berkelompok maupun dalam satu kesatuan bentuk dan
fungsi usaha perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan
kebangsaan pada umumnya.
2. Secara Khusus
Kumpulan surat dan bahan penolong lainya dengan fungsi memastikan
ingatan dalam administrasi Negara dibuat secara fisis atau yuridis dengan
perkembangan organisasi yang disimpan, dipelihara selama diperlukan.
Sebagai bentuk penyesuaian terhadap perkembangan kebutuhan
administrasi yang semakin maju maka UU No Prp 19 tahun 1961 dicabut
dan diganti dengan UU No. 7 Tahun 1971 ini memberikan rumusan arsip
sebagai berikut:
1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga
Negara dan badan pemerintah dalam bentuk corak apapun, baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok , dalam rangka pelaksanaan
kegiatan pemerintah.
2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan swasta atau
perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan
kebangsaan. Yang dimagsud dengan naskah-naskah dalam bentuk
corak apapuun dari arsip, adalah meliputi baik yang tertulis maupun
yang dapat dilihat dan di dengar seperti hasil-hasil rekaman, film dan
lain-lain sebagainya. Sedangkan yang di magsud berkelompok ialah
bahwa naskah-naskah yang berhubungan satu dengan yang lain yang
dihimpun dalam satu berkas tersendiri mengenai masalah yang sama.
Dari definisi di atas jelas bahwa arsip merupakan sumber informasi
dan pusat ingatan bagi seluruh kegiatan organisasi dan memiliki nilai guna,
dimana surat atau warkat yang diproses berdasarkan pengklarifikasian atau
pengolongan yang disusun, disimpan dan dipelihara sedemikian rupa selama
masih diperlukan.
Dengan demikian informasi yang terekam tersebut dapat digunakan
didalam menunjang proses pengembalian keputusan, perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan serta dapat dijadikan referensi sebagai input
yang sangat signifikan bagi proses-proses managemen, baik bisnis maupun
pemerintah.
2. Klasifikasi Arsip
Dalam tata arsip pemerintahan yang tercantum di lampiran keputusan
bupati bandung 2003 arsip mempunyai klasifikasi yang disebut klasifikasi
arsip.
a. Klasifikasi adalah penggolongan naskah atau surat Dinas berdasarkan
masalah yang dimuat didalamnya dan merupakan pedoman untuk
pengaturan, penataan, dan penemuan kembali arsip.
b. Klasifikasi masalah adalah penggolongan arsip yang didasarkan atas isi
masalah yang terdapat didalam arsip. Arsip yang memiliki isi keterangan
(informasi) yang sama dikelompokan menjadi satu misalnya: Arsip-arsip
yang berkaitan dengan masalah kepegawaian dikelompokan tersendiri,
demikian juga mengenai keuangan dan sebagainya.
c. Kode adalah tanda pengenal masalah seperti yang tercantum dalam pola
klasifikasi yaitu tanda atau alat untuk mengenali masalah yang terkandung
dalam arsip.
d. Kode klasifikasi adlah merupakan bagian dari klasifikasi arsip yang
menjadi tanda pengenal urusan dalam bentuk angka yang berfungsi sebagai
penuntun terhadap letak berkas ditempat penyimpanan.
e. Surat Dinas adalah alat komunikasi kedinasan dalam bentuk tertulis yang
meningkat atau tidak meningkat.
3. Jenis – Jenis Arsip
Arsip dapat digolongkan atas berbagai jenis atau macamnya,
tergantung dari sisi peninjauannya, antara lain:
1. Berdasarkan Fungsi
Menurut fungsi dan kegunaanya, arsip dapat dibedakan menjadi:
a. Arsip Dinamis
Yakni arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan dan atau penyelenggaraan administrasi
perkantoran.
b. Arsip Statis
Yaitu arsip yang tidak dipergunakan lagi secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan dan atau penyelenggaraan administrasi
perkantoran atau sudah tidak dipakai lagi dalam kegiatan
perkantoran sehari-hari.
2. Berdasarkan Nilai Guna
Ditinjau dari segi pengguna, arsip dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai
guna primer dan nilai guna sekunder.
a. Nilai Guna Primer
Yaitu Nilai arsip yang didasarkan pada pengguna untuk kepentingan
lembaga atau instansi, pencipta atau yang menghasilkan arsip. Nilai
guna primer meliputi :
1. Nilai guna admisistrasi yaitu nilai gna arsip yang didasarkan pada
kegunaan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi di lembaga atau instansi
pencipta arsip.
2. Nilai guna hukum yaitu arsip yang memberikan bukti-bukti yang
mempunyai kekuatan hukum atas kah dan kewajiban Negara dan
pemerintah.
3. Nilai guna keuangan yaitu arsip yang berisikan segala hal yang
menyangkut transaksi dan pertanggung jawaban keuangan.
4. Nilai guna ilmiah dan teknologi yaitu arsip yang mengandung data
ilmiah dan teknologi sebagai akibat atau hasil penelitian murni terapan.
b. Nilai Guna Sekunder
Yaitu nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip sebagai
kepentingan lembaga atau instansi pencipta arsip, serta kegunaannya
sebagai bahan bukti pertanggung jawaban kepada masyarakat atau
penanggung jawaban nasional. Nilai guna sekunder meliputi
1. Nilai guna pembuktian yaitu arsip yang mengandung fakta dan
keterangan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana
lembaga atau instansi tersebut diciptakan, dikembangkan, diatur
fungsinya dan apa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, serta apa hasil
atau akibat dari kegiatan tersebut.
2. Nilai guna informasi yaitu arsip yang mengandung informasi bagi
keguanaan berbagai kepentingan penelitian dan sejarah, tanpa dikaitkan
dengan lembaga atau instansi penciptanya.
3. Berdasarkan Sifat
Selain berdasarkan nilai guna, jenis-jenis arsip juga digolongkan
berdasarkan sifatnya, Yaitu :
a. Arsip Tertutup yaitu arsip yang didalam pengelolaanya dan
perlakuannya berlaku ketentuan tentang kerahasiaan surat-surat.
b. Arsip Terbuka yakni pada dasarnya boleh diketahui oleh semua pihak
berdasarkan tingkat penyimpanan dan pemeliharaanya.
Berdasarkan tingkat penyimpananya dan pemeliharaanya arsip dibagi atas :
1. Arsip sentral yaitu arsip yang disimpan pada suatu pusat arsip.
2. Arsip pemerintah yang mengandung nilai khusus ada yang disimpan secara
nasional di Jakarta yaitu pada ANRI ( Arsip Nasional Republik Indonesia ).
3. Arsip unit yaitu arsip yang disimpan disetiap bagian atau setiap unit dalam
organisasi.
4. Berdasarkan Keaslianya
Menurut keaslianya, arsip dibedakan atas arsip asli, arsip tembusan, arsip
salinan dan arsip petikan.
5. Berdasarkan Subjeknya
Berdasarkan subjeknya atau isinya arsip dapat dibedakan atas berbagai
macam, misalnya arsip keuangan, arsip kepegawaian, arsip pendidikan,
arsip pemasaran, arsip penjualan dan sebagainya.
6. Berdasarkan Bentuk dan Wujudnya
Menurut bentuk atau wujudnya, arsip terdiri dari berbagai macam,
misalnya surat (arsip korespondensi) yang dalam hal ini di artikan sebagai
setiap lembaran kertas yang berisi informasi atau keterangan yang
berguna bagi penyelenggaraan kehidupan Organisasi.
7. Berdasarkan Sifat dan Kepentinganya
Jenis arsip dibagi atas, arsip penting adalah arsip yang mempunyai nilai
hukum, pendidikan, keuangan, dokumentasi, sejarah dan sebagainya.
Sedangkan arsip vital adalah arsip yang bersifat pernanen, disimpan untuk
selama-lamanya, misal akte, ijazah, buku induk mahasiswa dan sebagai
nya.
4. Tujuan Arsip
Tujuan Arsip adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggung
jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan
kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggung
jawaban tersebut bagi pemerintah.
Selain itu sebagai referensi, bila diperlukan suatu keterangan tertentu,
dan memberikan data atau informasi kepada pimpinan atau yang
mempunyai wewenang mengambil keputusan mengenai hasil-hasil dimasa
lalu, selanjutnya dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
masa yang akan datang.