bab ii (2) revisi

53
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Green Construction 2.1.1 Definisi Green Contruction Agar kita dapat memahami maksud konstruksi hijau maka kita perlu menyeragamkan pengertian dari istilah tersebut. Dasar untuk memahami secara lebih mendalam tentang konstruksi hijau dimulai dari definisi konstruksi hijau. Definisi green construction menurut Glavinich (2008) adalah green construction is a planning and managing a construction project in accordance with the contract document in order to minimize the impact of the construction process on the environment (suatu perencanaan dan pengaturan proyek konstruksi sesuai dengan dokumen kontrak untuk meminimalkan pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang). Berdasarkan definisi tersebut kontraktor diposisikan untuk berperan proaktif, peduli terhadap lingkungan selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi melalui efisiensi penggunaan sumber daya alam (konservasi energi, air, material) dan meminimalkan limbah konstruksi. Menurut Du Plesis (2002) menyatakan bahwa bagian dari sustainable construction adalah green construction yang merupakan proses holistik yang bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga 5

Upload: apsari-setiawati

Post on 23-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Green Construction2.1.1 Definisi Green ContructionAgar kita dapat memahami maksud konstruksi hijau maka kita perlu menyeragamkan pengertian dari istilah tersebut. Dasar untuk memahami secara lebih mendalam tentang konstruksi hijau dimulai dari definisi konstruksi hijau.Definisi green construction menurut Glavinich (2008) adalah green construction is a planning and managing a construction project in accordance with the contract document in order to minimize the impact of the construction process on the environment (suatu perencanaan dan pengaturan proyek konstruksi sesuai dengan dokumen kontrak untuk meminimalkan pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang). Berdasarkan definisi tersebut kontraktor diposisikan untuk berperan proaktif, peduli terhadap lingkungan selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi melalui efisiensi penggunaan sumber daya alam (konservasi energi, air, material) dan meminimalkan limbah konstruksi.Menurut Du Plesis (2002) menyatakan bahwa bagian dari sustainable construction adalah green construction yang merupakan proses holistik yang bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga keseimbangan antara lingkungan alami dan buatan. United State Environmental Protection Agency (2010) mendefinisikan green construction merupakan praktek membangun dan menerapkan proses yang memperhatikan lingkungan dan efisiensi sumberdaya sepanjang siklus hidup bangunan dari tahap perencanaan, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Menurut Davy Sukamta, ahli struktur yang juga Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, konsep green sejatinya merupakan konsep yang memiliki konektivitas dengan isu efisiensi energi, yang pada akhirnya mengurangi daya eksploitasi terhadap alam.Melihat dari istilah green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumberdaya, serta berbiaya rendah. Sedangkan menurut Budisuanda (2011), green construction dapat disebutkan menjadi beberapa aspek diantaranya adalah:1. Proses pembangunan yang berusaha mengurangi material yang merusak lingkungan.2. Proses pembangunan yang tidak mengganggu ketenangan penghuni sekitar.3. Metode pelaksanaan yang tidak menghasilkan limbah di atas ambang toleransi.4. Metode pelaksanaan yang tidak mengganggu keseimbangan ala sekitar.5. Pelaksanaan pembangunan yang tidak mencemari lingkungan atas bahan kimia yang berbahaya.6. Proses pembangunan yang seharusnya memanfaatkan kembali sisa-sisa material.7. Proses pembangunan yang menggunakan material yang tidak merusak lingkungan hidup.2.1.2 Tujuan Green ConstructionSecara sederhana tujuan penerapan konsep green construction dalam proyek konstruksi untuk meminimalisir kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pekerjaan konstruksi. Menurut US Environmental Protection Agency (2010), green construction atau konstruksi hijau didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada kesehatan manusia dan alam melalui efisiensi dalam penggunaan energi, air, dan sumberdaya lain, perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas pekerja, mereduksi limbah atau buangan padat, cair, dan gas, mengurangi polusi atau pencemaran padat, cair, dan gas, serta mereduksi kerusakan lingkungan.Menurut Imam Soeharto, menyadari dampak kegiatan pembangunan yang dapat berpengaruh besar terhadap lingkungan hidup maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan, sedangkan pelaksanaannya dituangkan dalam PP No. 29 Tahun 1986. Undang-undang beserta peraturan pelaksanaan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk melakukan pencegahan terhadap suatu rencana kegiatan, misalnya proyek yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Dalam undang-undang tersebut pengelolaan lingkungan hidup diwajibkan berpegang pada azas pelestarian lingkungan yang serasi dan seimbang bagi pengingkatan kesejahteraan manusia. Hal ini berarti kegiatan pembangunan proyek dan pengoperasian unit hasil proyek harus berpatokan pada wawasan lingkungan.Menurut Harimurti (2011), penerapan green construction menuntut sebuah proses konstruksi yang peduli lingkungan hidup dan memberikan nilai tambah pada lingkungan di sekitar pelaksanaan proses konstruksi tersebut. Kepedulian proses konstruksi pada lingkungan hidup dalam bentuk pengendalian limbah, kualitas udara dan air, kebisingan, penghematan energi, pemanfaatan sumberdaya alam yang efisien. Aspek-aspek tersebut merupakan aspek teknis dalam pelaksanaan konsep green construction sedangkan aspek non-teknis berupa manajemen dan pelatihan tenaga ahli green construction, alat-alat berat yang digunakan hingga pemberian wawasan green construction kepada para pekerja di lapangan. Sehingga tolak ukur keberhasilan pelaksanaan green construction dalam proyek konstruksi tersebut dapat dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilannya dan bagaimana solusi yang diberikan terhadap aspek-aspek konsep green construction yang belum terlaksana.2.1.3 Manfaat Green ConstructionProyek konstruksi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan keseimbangan lingkungan hidup. Hal ini dapat dilihat dari pencemaran udara dan air yang dihasilkan dari pekerjaan konstruksi, berkurangnya keseimbangan area resapan karena tertutupi oleh konstruksi perkerasan jalan, limbah yang dihasilkan selama proses konstruksi, dan cara bekerja pekerja di lapangan yang cenderung mengabaikan kesehatan dan keselamatan kerja. Sejumlah fakta tersebut menunjukkan betapa pentingnya dunia konstruksi untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup dengan menerapkan konsep green construction.Menurut US Environmental Protection Agency (2010) manfaat penerapan konsep green construction antara lain:1. Manfaat Lingkungana. Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistemb. Memperbaiki kualitas udarac. Memperbaiki kualitas aird. Mereduksi limbahe. Konservasi sumberdaya alam

2. Manfaat Ekonomia. Mereduksi biaya operasionalb. Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijauc. Meningkatkan produktivitas penghunid. Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi3. Manfaat Sosiala. Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghunib. Meningkatkan kualitas estetikac. Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokald. Meningkatkan kualitas hidup keseluruhan2.1.4 Penerapan Konsep Green Construction2.1.4.1 Green Construction Menurut PT. PPPenerapan konsep green construction menuntut sebuah proses konstruksi yang peduli pada lingkungan hidup dan memberikan nilai tambah pada lingkungan di sekitar pelaksanaan proses konstruksi tersebut. Menurut PT. PP (Persero) (2008) dalam Suratman (2010), fokus dari penerapan konsep green construction terletak pada:1. Sustainable site atau lokasi yang berkelanjutan, kategori ini mendorong manajemen yang lebih baik dalam pengelolaan lahan dan meminimalkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan oleh lingkungan sekitar baik selama ataupun pasca kegiatan konstruksi. Kategori ini menuntut tim proyek mempertimbangkan pemilihan dan pengolahan lahan, alternatif transportasi, gangguan pada lingkungan, pengelolaan air dan polusi.2. Efisiensi air, kategori ini mendorong pengelolaan yang bijak dalam penggunaan air. Konsep ini dibuat agar bisa menghemat menggunakan air serta mengurangi buangan air.3. Energi dan atmosfir, kategori ini mendorong tim proyek dapat mengonsumsi energi pada tingkat serendah mungkin tanpa mengurangi kinerja proses konstruksi.4. Material dan sumber daya, kategori ini memfokuskan pada penggunaan material daur ulang dalam proses konstruksi dan penggunaan material secara berulang.

Tabel 2.1 Indikator Green Construction Menurut PT. Pembangunan PerumahanNoKategoriMaksud dan TujuanKegiatan yang Diukur

1Tepat Guna Lahana. Memelihara kehijauan lingkungan serta mengurangi/ menyerap CO2 dan polutana.1. Penanaman pohon (penghijauan)

b. a.2. Tidak menebang pohon (proses konstruksi)

c. Mengurangi beban drainase kota akan limpasan air baik dari kuantitas maupun kualitasb.1. Pengadaan sumur resapan untuk buangan limpasan air

d. b.2. Filterisasi air sebelum masuk ke drainase kota.

2Efisiensi dan Konservasi Energie. Pemantauan & pencatatan pemakaian listrikc.1. Pemasangan KWH meter

f. c.2. Monitoring pemakaian listrik per bulan

g. Penghematan konsumsi energid.1. 50% dari jumlah ruangan di kontraktor keet memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan

h. d.2. Penggunaan water reservoir untuk penyimpanan air bersih

i. d.3. Penggunaan LHE (Lampu Hemat Energi) untuk kantor dan lapangan

j. d.4. Membuat tata tertib ketentuan penggunaan perangkat kantor (lampu, AC, dispenser, mesin FC, pompa air, dll)

k. d.5. Mengatur temperatur AC pada posisi (25 1) oC

l. d.6. Jadwal transportasi (zoning kegiatan transportasi karyawan)

m. d.7. Mess karyawan proyek (bila dimungkinkan)

n. d.8. Penggunaan sensor cahaya untuk lampu penerangan yang ada di lokasi proyek

o. d.9. Melakukan pengukuran intensitas cahaya ( 250 lux atau sesuai ketentuan)

p. Mengendalikan penggunaan sumber energi yang memberikan dampak terhadap lingkungane.1. Melakukan pengukuran getaran

q. e.2. Melakukan pengukuran kebisingan

r. e.3. Penyediaan Absorban untuk penyimpanan material B3

s. e.4. Kendaraan dan alat berat proyek telah lulus pengecekan emisi gas buang

3Konservasi Airt. Pemantauan dan pencatatan pemakaian airf.1. Pemasangan meteran air (PDAM) maupun air tanah

u. f.2. Monitoring pemakaian air per bulan

v. Penghematan konsumsi airg.1. Penggunaan kran otomatis (water saving devices)

w. g.2. Pemasangan stiker Gunakan air secukupnya

x. g.3. Penggunaan shower untuk tempat mandi pekerja

y. Daur ulang pemakaian airh.1. Denah pekerjaan dewatering

z. h.2. Pengadaan recharge well

aa. h.3. Pemasangan Piezometer untuk memonitor MAT

ab. h.4. Pemanfaatan dewatering untuk kegiatan lapangan

ac. Pengelolaan sampah (selama proses konstruksi)i.1. Penyediaan tempat sampah konstruksi

ad. i.2. Pemilahan sampah konstruksi sesuai jenisnya

ae. i.3. Penyediaan tempat sampah non konstruksi (organik, anorganik, B3) di sekitar lokasi kerja dan TPS

af. i.4. Pemilihan sampah rumah tangga sesuai dengan jenisnya

ag. i.5. Bekerja sama dengan pihak III (pengepul)

ah. i.6. Monitoring pencatatan volume sampah yang dikeluarkan

4Manajemen Lingkungan Proyekai. Mendorong mengurangi terjadinya sampah (mengurangi beban TPA)j.1. Penyajian makanan dengan sistem katering (minim sampah)

aj. j.2. Menyediakan minuman isi ulang (galon)

ak. j.3. Penggunaan Veldples

al. j.4. Penggunaan kertas bolak balik (dua sisi) untuk kebutuhan internal

am. j.5. Menyediakan cetakan untuk buangan/ limpahan beton

an. j.6. Pemanfaatan sisa potongan besi (