pop revisi ii
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
atau kota yang bertanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas adalah Organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan.
Puskesmas berfungsi sebagai :
1. Pusat Penggerak berwawasan Kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat
3. Pusat pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Puskesmas dikatakan baik atau sehat manakala dapat menjalankan
peran dan fungsinya. Untuk mengukur organisasi puskesmas itu sehat atau
tidak, maka digunakan model diagnosis organisasi. Diagnosis organisasi adalah
1
adalah proses untuk mengerti suatu fungsi dari arus system, yang pada kegiatan
tersebut melibatkan pengumpulan informasi bersangkutan tentang operasi
organisasi yang sedang berjalan, meneliti data tersebut, dan menggambarkan
penarikan kesimpulan untuk peningkatan dan perubahan yang potensial.
Banyak model diagnosis organisasi yang digunakan untuk mendiagnosa
organisasi, seperti model 6 kotak wiesbord, model kongruesi (Nadler—
Tushman), Model Pragmatik Situasional: Hornstein dan Tichy, Model
Kontingensi (Analitikal): Lawrence dan Lorsch, Model Kecenderungan
Perilaku Kelompok: George Homans, Model Konsultasi Manajemen: Terry
Amstrong & Walter Wheatley, Model Sosioteknikal: Eric trist, Model
Analisis Bidang Kekuatan: Kurt Lewin.
Dalam makalah ini, diagnosis organisasi puskesmas yang dilakukan
mengunakan model 6 kotak wiesbord. Dengan menggunakan model 6 kotak
wiesbord akan membantu untuk memahami dan memvisualisasi kenyataan.
Model ini digambarkan Ibarat layar radar yang menangkap gejala tentang isu
dan masalah organisasi. Kotak yang dimaksud wiesbord adalah Tujuan,
struktur, penghargaan, mekanisme tata kerja, tata hubungan, dan
kepemimpinan.
Diagnosis organisasi puskesmas ini dilakukan di puskesmas lamper
tengah semarang, metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
mengunakan data sekunder. Hasil yang diharapkan dari diagnosis organisasi
puskesmas ini, apakah dari 6 kotak yang dikemukakan wiesbord didalam
2
organisasi puskesmas temasuk dalam katagori terang, redup atau tidak
menyala. sehingga dapat diketahui organisasi puskesmas ini sehat atau tidak.
II. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah diagnosis organisasi publik di Puskesmas Lamper
Tengah?
2. Apakah terdapat masalah dalam organisasi Puskesmas Lamper
tengah?
III. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui diagnosis organisasi publik di Puskesmas Lamper
Tengah
2. Untuk mengetahui masalah yang terdapat di Puskesmas Lamper
Tengah
IV. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sarana belajar mahasiswa sebelum terjun kelapangan
2. Untuk mengetahui kondisi Organisasi Puskesmas Lamper Tengah
3. Untuk memenuhi Tugas Pengembangan Organisasi
3
BAB II
KERANGKA TEORI
I. Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi (PO) sebagai suatu disiplin perubahan
perencanaan yang menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktek
keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang
lebih besar. Para manajer dan staf ahli harus bekerja dengan dan melalui orang-
orang untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan PO dapat membantu
mereka membentuk hubungan yang efektif di antara mereka. Di dalam
menghadapi akselerasi perubahan yang semakin cepat, PO diperlukan untuk
bisa mengatasi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan tersebut.
Sejarah pengembangan organisasi ditunjukkan oleh lima latar
belakang/batang: pelatihan laboratorium, umpan balik survei, riset tindakan,
produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, serta perubahan strategik.
Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah deversitas pendekatan PO,
praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan
menawarkan suatu prospek yang menguntungkan.
Para Pelaku Pengembangan Organisasi.
Pengembangan organisasi (PO) diterapkan kepada tiga jenis manusia:
spesialisasi individu di dalam PO sebagai profesi, orang-orang dari lapangan
yang terkait, yang telah mencapai sejumlah kompetensi di dalam PO, dan para
4
manajer yang memiliki keahlian PO yang diperlukan untuk perubahan dan
mengembangkan organisasi atau departemen mereka.
Peranan profesional PO dapat diterapkan terhadap konsultan internal,
yang memiliki organisasi yang sedang mengalami perubahan, dan terhadap
konsultan eksternal yang menjadi anggota universitas dan perusahaan
konsultan atau bekerja sendiri, serta terhadap anggota tim konsultan internal-
eksternal. Peranan PO akan dideskripsikan secara tepat didalam istilah
marjinalitas. Orang-orang yang berorientasi pada marjinalitas nampak
khususnya beradaptasi untuk peran PO, karena mereka dapat menjaga
kenetralan dan objektivitas serta mengembangkan solusi yang integratif yang
mengakurkan titik pandang antara departemen-departemen oposisi. Sementara
peranan PO di masa lalu telah dideskripsikan sebagai ujung klien dari suatu
kontinum mulai dari fungsi clien-centered kepada consultant-centered.
Pengembangan intervensi baru dan beraneka ragam telah menggeser peranan
profesional PO meliputi keseluruhan rentang dari kontinum tersebut.
Ada tiga pandangan tentang konsep perubahan organisasi pertama, pada
hakikatnya target perubahan organisasional adalah birokrasi yang digunakan
sebagi alat administrasi dan sebagai instrumen kekuasaan dan pengaruh.
Kedua, perubahan organisasi harus melalui cara demokrasi dan liberalisasi.
Ketiga, organisasi dan manajemen dapat mengenali gap antara situasi yang ada
dengan yang diharapkan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu yang biasa
digunakan yaitu, efektivitas, efisiensi, dan kepuasan anggota organisasi. Di
samping tiga pandangan tersebut ada sejumlah pendekatan yang dapat
5
digunakan untuk memahami perubahan organisasi. Berbagai pendekatan
tersebut adalah pertama, pendekatan yang menekankan pada hubungan-
hubungan antara struktur, teknologi dan orang. Dari ketiga unsur tersebut akan
dapat ditentukan tentang apa yang akan diubah dan bagaimana cara
mengubahnya. Kedua, dari mana ide konsep pendekatan tersebut berasal. Di
sini ada dua konsep yaitu analisis Leavitt dan analisis Greiner. Leavitt
cenderung menjawab persoalan apa yang dapat diubah, sedangkan Greiner
cenderung menjawab bagaimana perubahan itu dilakukan atau
diimplementasikan.
II. Diagnosis Organisasi
Mendiagnosa organisasi merupakan salah satu komponen utama dalam
melakukan perencanaan perubahan. Diagnosis adalah proses untuk mengerti
suatu fungsi dari arus system, yang pada kegiatan tersebut melibatkan
pengumpulan informasi bersangkutan tentang operasi organisasi yang sedang
berjalan, meneliti data tersebut, dan menggambarkan penarikan kesimpulan
untuk peningkatan dan perubahan yang potensial
Hasil diagnosa yang efektif menyediakan pengetahuan yang sistematis
bagi organisasi untuk mendesain intervensi yang sesuai. Banyak organisasi-
organisasi lainnya dalam melakukan pengembangan dan perubahan organisasi
tidak melakukan diagnosa oragnisasi secara benar, sehingga menyebabkan
keterhambatan dalam proses perubahan dan perkembangan. Apapun bentuk
dari perubahan yang dilakukan oleh organisasi, baik itu secara Radical Change
6
ataupun Incremental Change, kebutuhan akan mendiagnosa organsiasi perlu
untuk merencanakan langkah selanjutnya yang lebih strategic.
Mendiagnosis organisasi dengan memandang organisasi sebagai suatu
sistem terbuka dapat dipandang melalui 3 tingkatan, yaitu:
1. Organisasi secara keseluruhan adalah cara memandang organisasi
secara keseluruhan, termasuk bentuk perusahaan, struktur,
mekanisme, sumber-sumber yang digunakan organisasi.
2. Kelompok kerja (unit, bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang
ada pada organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi
antaranggota kelompok.
3. Individu adalah pribadi-pribadi dalam organisasi, termasuk di sini
adalah kewajiban individu dalam organisasi.
Pada proses diagnosis organisasi yang perlu dilakukan adalah
memperhatikan hal-hal yang terjadi pada tiap tingkat:
1. Tingkat organisasi (secara keseluruhan) – pada tingkat ini dapat
dilihat bentuk perusahaan dan bentuk-bentuk hubungan dalam
pengalokasian sumber-sumber yang dimiliki.
2. Tingkat kelompok kerja (departemen) – pada tingkat ini dapat
diperhatikan bentuk-bentuk kelompok kerja dan hubungan yang
terjadi antar anggota kelompok.
3. Tingkat individu - pada tingkat ini yang diperhatikan adalah
bagaimana deskripsi suatu jabatan kerja disusun sehingga individu
dapat berkarya secara maksimal.
7
Untuk menganalisis ketiga tingkatan dalam organisasi dengan
memperhatikan unsur-unsur: input, desain komponen dan output.
Metode Pengumpulan Data dalam Diagnosis Organisasi
Sebagai bahan dalam diagnosis organisasi diperlukan data mengenai
organisasi yang bersangkutan. Proses pengumpulan data yang diperlukan dapat
menggunakan metode:
1. Kuesioner.
2. Wawancara.
3. Pengamatan (observasi).
4. Data Sekunder.
Metode-metode tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan,
karenanya dalam penggunaannya dapat dilakukan dengan cara penggabungan
agar memberi manfaat yang maksimal.
Model Diagnosis Organisasi Marvin R. Weisbord
8
Tujuan
Clarity : tujuan organisasi (visi dan misi ) jelas, ditemukan dalam
dokumen perencanaan organisasi (Renstra), periksa tingkat
pengetahuan.
Agreement : kesepakatan atas rumusan dan substansi tujuan
organisasi, periksa tingkat penerimaan hingga kontribusi pencapaian
tujuan yang telah dilakukan.
Struktur
Relevancy : pembagian kotak organisasi ( struktur organisasi), bagan
struktur dan rincian topoksi organisasi serta tingkat kesesuaian di
dalamnya.
Consistensy : aplikasi kotak/struktur organisasi, realitas pelaksanaan
tupoksi (sesuai dengan pembagian tugas).
Tata hubungan
Individual : pola hubungan kerja antara individu, kondisi, realitas, dan
konflik
Sub system : pola hubungan kerja antar bidang atau bagian, kondisi,
realitas.
Task : pola hubungan dalam penugasan lain (kepanitiaan), frekuensi.
Penghargaan
Formal : realita penghargaan yang diberikan organisasi atau pimpinan
kepada anggota organisasi atau bawahan (reward and punishment),
dapat berupa penghargaan fisik maupun non fisik.
Expectation : harapan anggota organisasi atau bawahan atas
penghargaan yang diberikan organisasi, tingkat kesenjangan,
kemungkinan realisasi harapan.
Kepemimpinan
9
Balance : seimbang, tidak berat sebelah sebagai pengayom
Desicion making : demokratis, partisipasif terbuka terhadap kritik.
Implementation program : memiliki SOP, melakukan money secara
efektif
Integrity : memiliki nilai-nilai kepemimpinan dan dapat dijadikan
contoh
Conflict : mampu mengelola konflik, tidak anti kritik.
Metode Kerja
Management Function : realisasi efektifitas pelaksanaan fungsi
manajemen (planning,organizing,actuating, dan controlling)
Support : dukungan sumber daya organisasi ( man, money, material,
machine, dan method), tingkat ketersediaan dan kualitas sumber daya.
Lingkungan
Lingkungan luar mempengaruhi organisasi, menekankan urgenitas
organisasi.
Organisasi mempengaruhi lingkungan luar.
BAB III
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Gambaran Umum Puskesmas Lamper Tengah
Puskesmas Lamper Tengah terletak di jalan Lamper Tengah Gang XV
kelurahan Lamper Tengah yang termasuk dalam wilayah dari kecamatan
Semarang Selatan. Kedudukan puskesmas adalah sebagai unit pelaksana teknis
operasional Dinas Kesehatan Kota Semarang di bidang pelayanan dasar, serta
mempunyai tugas melaksanaan pelayanan pembinaan dan pengembangan
upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas Lamper Tengah mempunyai 4 wilayah binaan yaitu :
Kelurahan Lamper Tengah
Kelurahan Lamper Lor
Kelurahan Lamper Kidul
Kelurahan Peterongan
a. Wilayah Kerja Puskesmas Lamper Tengah
Letak Puskesmas yang berada di wilayah kelurahan Lamper
Tengah dan cukup sulit dijangkau dari kelurahan lain dikarenakan
transportasi menuju puskesmas masih sulit (tidak dilewati kendaraan
umum selain becak) sehingga walaupun biaya puskesmas gratis tapi
transportasi cenderung lebih mahal. Sehingga masyarakat cenderung
memilih puskesmas yang lebih mudah transportasinya.
11
Untuk mengatasi hal tersebut Puskesmas melakukan kegiatan
Puskesmas Keliling dengan transportasi yang tersedia di Puskesmas
(mobil puskesmas dan motor).
II. TUJUAN ORGANISASI
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai suatu pertanyaan
tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang keadaaan di waktu yang akan
datang dimana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk
menimbulkannya. Di waktu mendatang dimaksudkan untuk dicapai di waktu
yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Sehingga dua unsur
penting dalam organisasi adalah hasil akhir yang diinginkan di waktu
mendatang dengan usaha atau kegiatan yang diarahkan. Tujuan ini dapat
berupa tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum sering disebut dengan tujuan strategik secara operasional
tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-
tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen,
sehingga membentuk suatu hierarki tujuan. Tujuan-tujuan khusus, meskipun
secara fungsional berdiri sendiri, secara operasional terangkai di dalam suatu
jaringan kegiatan yang memiliki arah sama yaitu memberikan pedoman
pencapaian tujuan organisasi.
Adapun tujuan umum dan khusus di Puskesmas Lamper Tengah, sebagai
berikut :
12
A. Tujuan Umum
Meningkatkan Kemampuan manajemen Puskesmas dalam
melaksanakan Program/Kegiatan Puskesmas sebagai Pusat
pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Kesehatan serta mutu
Pelayanan Kesehatan sesuai kebutuhan dan keadaan di wilayah
kerja Puskesmas.
2. Meningkatkan manajemen SDM Puskesmas.
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan kegiatan Puskesmas.
Sebelum organisasi menentukan tujuan organisasi maka harus ditetapkan
misi atau maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi
tentang maksud organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas dan
mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengidentifikasi ruang lingkup organisasi dalam hal produk atau pasar. Misi
merupakan perwujudan dasar filsafat pembuat keputusan strategik perusahaan,
mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukan bidang-bidang
produk atau jasa pokok dan kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan
perusahaan.
13
C. VISI dan MISI
1. Visi Puskesmas :
“Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal
melalui pelayanan kesehatan yang Profesional”
2. Misi Puskesmas :
Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang memuaskan
masyarakat, bermutu, dan professional melalui :
a. Kepatuhan terhadap SOP
b. Peningkatan kemampuan SDM
Pemberdayaan masyarakat FKD dan kelurahan siaga.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas.
Kotak tujuan organisasi seperti digambarkan pada model Marvin tidak
menyala. Karena adanya tujuan yang jelas serta visi dan misi yang telah
dicanangkan d i Puskesmas Lamper Tengah seperti yang telah terurai diatas
maka dalam proses pencapaian tujuan memberikan pelayanan kesehatan
menjadi lebih mudah dan terarah . S ecara garis besar, tujuan dari organisasi
tersebut juga dipahami oleh Kepala Puskesmas dan para Pegawai di
dalamnya. Kesepakatan dan perjanjian dalam pencapaian tujuan harus
menjadi suatu hal yang sangat penting artinya dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan dasar.
III. STRUKTUR ORGANISASI
14
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi, maupun
orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung
unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Struktur organisasi di Puskesmas Lamper Tengah, sebagai berikut :
Peraturan Walikota :
Nomor 62 tahun 2008
15
Tanggal 24 Desembar 2008
Dari segi keterkaitan/relevancy dengan tujuan organisasi bahwa struktur
organisasi dibentuk berdasarkan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
manajemen Puskesmas dalam melaksanakan program kegiatan puskesmas
sebagai pusat pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan upaya kesehatan di
wilayah kerja puskesmas. Setiap kotak menunjukan individu yang
bertanggungjawab untuk kegiatan organisasi dalam hal ini Puskesmas, dan
tingkat spesialisasi yang digunakan. Sehingga puskesmas ini dikepalai oleh
seorang dokter gigi, serta terdapat pembagian tugas dan wewenang dengan
jelas sebagai kelompok jabatan fungsional yang terbagi atas Dokter, Bidan
pelaksana, dan Dokter gigi. Dan juga pembagian koordinasi sebagai pembantu
pelaksana dalam bidang keperawatan, farmasi, nutrisionis, lab.kes, dan
sanitarian. Struktur organisasi yang sederhana namun kaya akan fungsi
sehingga manajemen kerja dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan organisasi. Namun dalam koordinasi pengembanan tugas masing-
masing masih kurang terkoordinir secara mendetail.
Dari segi Konsistensi/consistency, struktur organisasi yang sederhana
dengan pembagian tugas dan wewenang yang jelas dan terdapat tugas
pembantuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan. Dimana
semua pegawai bertindak sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing
yang sudah ditetapkan dalam struktur organisasi. Terlihat pelaksanaan
pelayanan kesehatan tertib dan teratur tidak terlihat pelimpahan tugas kepada
pegawai yang tidak sesuai dengan tugasnya yang sesungguhnya. Tugas pokok
16
dapat berjalan dengan efektif dan efisien seiring dengan upaya pemberian
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga masyarakat.
Pembagian kerja yang jelas, dimana tujuan organisasi adalah untuk
mencapai tujuan dimana individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok
dua atau lebih orang yang bekerja sama secara kooperatif dan dikoordinasikan
dapat mencapai hasil yang lebih daripada dilakukan perorangan. Konsep ini
disebut sinergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja.
Departementalisasi dalam struktur organisasi puskesmas Lamper tengah,
berdasarkan fungsinya. Efisiensi pelayanan tergantung pada keberhasilan
integritas satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Deparmentalisasi
fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama untuk membentuk suatu
satuan organisasi. Semua individu yang yang melaksanakan fungsi yang sama
dikelompokan secara bersama.
Kotak struktur organisasi seperti yang digambarkan pada model Marvin
kurang menyala. Dimana semua pegawai melakukan pekerjaan sesuai dengan
tugas dan wewenangnya masing-masing. Tidak ditemukan overlapping dalam
menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Hanya pada relevansi koordinator dalam pengembanan tugas kurang
dilakukan.
IV. TATA HUBUNGAN
Secara umum tata hubungan dapat diartikan sebagai suatu proses,
pengaturan, dan saluran penyampaian warta, informasi berita, pesan atau
17
keterangan yang mengandung arti dan kegunaan dalam rangka aktivitas
kehidupan manusia sebagai makhluk social.
Tata hubungan sangat penting dalam rangka menjalin kerja sama dan
integrasi social. Tata hubungan terlihat dari hubungan antara individu dengan
individu, hubungan antara individu dengan kelompok, hubungan antara
kelompok dengan kelompok.
Tata Hubungan Puskesmas Lamper Tengah Semarang
Hubungan antara individu dengan individu :
Hubungan antara pemimpin dengan pegawai sangat baik,
saling kerjasama.
Hubungan antara pegawai dengan pegawai yang lain juga
baik.
Hubungan antara individu dengan kelompok (masyarakat)
Hubungan antara pemimpin/ pegawai dengan masyarakat
terjalin sangat baik, saling mendukung satu sama lain.
Task (tugas)
Tugas adalah semua kewajiban yang harus dilakukan oleh
semua orang, pegawai Puskesmas Lamper Tengah juga mempunyai
tugasnya sendiri:
Pemimpin : memimpin dan mengepalai Puskesmas,
kadangkala juga ikut membantu pegawai yang lain untuk
melayani masyarakat.
18
Dokter : dokter di puskesmas ini meliputi dokter gigi,
dan dokter umum yang bertugas melayani masyarakat yang
mengeluh sakit dan memeriksakan di puskesmas tersebut.
Perawat : membantu dan melayani masyarakat, perawat
juga dapat menggantikan posisi dokter bila dokter tersebut tidak
praktek di puskesmas tersebut.
Bidan : membantu ibu hamil, memberikan penyuluhan
kepada remaja wanita yang ingin menikah, meembantu
memberikan imunisasi kepada bayi / balita, memberikan
bantuan informasi kepada ibu yang ingin hamil, membantu ibu
hamil yang sedang dalam proses melahirkan bayinya.
Apoteker : meracik obat dan membuat resep obat
kepada masyarakat / orang yang sedang sakit.
Petugas loket : membantu melayani masyarakat yang
ingin periksa ke puskesmas tersebut dengan cara memberi
nomor antrian di loket supaya berjalan tertib.
Penjaga malam : menjaga puskesmas si malam hari,
Sopir ambulance : membantu melayani masyarakat
yang dirujuk ke Rumah Sakit Pusat dengan diantar mobil
Ambulance.
Kotak Tata hubungan seperti pada gambar model Marvin tidak menyala.
Karena tata hubungan antara individual, sub system, dan task terbagi secara
19
baik. Dimana antar pegawai dan pemimpin saling berkomunikasi dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan.
V. PENGHARGAAN
Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi
tertentu yang diberikan baik oleh perorangan ataupun suatu lembaga .
Penghargaan dapat berupa materi ataupun non materi , namun tetap
memberikan kebanggaan bagi siapa saja yang menerimanya. Pemimpin akan
memberikan penghargaan bagi pegawai yang dianggap berprestasi dalam
bentuk pengabdian loyal ataupun berprestasi karena dianggap mampu
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sebagai pegawai.
Dalam organisasi Puskesmas Lamper Tengah ini, bentuk penghargaan
berupa pemberian Piagam dan Lencana oleh Kepala puskesmas maupun dari
Dinas Kesehatan.
Seringkali para pegawai juga diberi punishment/sanksi bagi pegawai
yang melakukan pelayanan yang kurang optimal bagi masyarakat. Ataupun
apabila ada laporan keluhan dari masyarakat yang merasakan kurangnya
pelayanan yang diberikan dari para pegawai, selanjutnya Kepala puskesmas
memberikan peringatan kepada bawahannya.
Dengan adanya penghargaan kepada pegawai yang berprestasi maka
diharapkan akan menunjang kinerja pegawai yang ditujukan sehingga akan
tercipta pelayanan kesehatan dasar yang optimal. Begitu pula dengan
pemberian sanksi ditujukan untuk memberikan peringatan dini kepada para
20
pegawai yang melakukan kesalahan sehingga memperbaiki kinerja yang
kurang tersebut.
Kotak penghargaan seperti pada gambar model Marvin kurang menyala.
Pemimpin organisasi sudah melaksanakan sistem reward and punishment
dalam menjalankan tujuan organisasi. Pegawai puskesmas diberi kesempatan
untuk mendapatkan penghargaan berupa piagam bila melakukan pekerjaan
sebaik-baiknya sesuai dengan penilaian yang ditetapkan. Dan juga pemberian
hukuman kepada pegawai puskesmas bila melanggar peraturan puskesmas
yang sudah ditetapkan.
VI. KEPEMIMPINAN
Menurut stephen J.Kenzevich mengatakan bahwa kepemimpinan
diartikan sebagai proses untuk mendorong dan meningkatkan kerjasama
dengan orang lain dalam suatu organisasi. Hal ini berarti kepemimpinan
merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari
pengaruhnya terhadap perilaku organisasional.aktivitas kepemimpinan
bersyarat kepada mtivasi orang lain , hubungan antara individu dan interaksi
sosial, komunikasi interpersonal, iklim dalam organisasi, konflik interpersonal,
perkembangan personnel dan mengantisipasi produktivitas faktor manusia.
Karakteristik kepemimpinan
Menurut pendapat S. Pamudji (1982) sebagaimana yang dikutip oleh E.
Koswara terdapat empat karakteristik kepeminmpinan yaitu :
a. Berorientasi dan mengarah kepada kemampuan individu
21
b. Menunjukan kualitas hubungan dan interaksi antara si peminmpin
dan pengikut
c. Menggantungkan diri kepda sumber-sumber individual si
pemimpin
d. Hubungan yang bersifat personal dan informal yang berpusat
pada diri si pemimpin, pengikut, institusi.
Perilaku kepemimpinan
Pendapat Yuki (1989)yang dikutip Kaloh menyatakan bahwa
perilaku kepemimpinan itu mencakup :
a. Menyebarkan informasi
b. Merencanakan
c. Mengorganisir
d. Memecahkan masalah
e. Merumuskan peran dan tujuan
f. Memonitor
g. Memotivasi
h. Mencegah konflik
i. Membuat jaringan.
Berdasarkan uraian tersebut,dan data data yang ditemukan di lapangan,
Kepemimpinan di Organisasi Puskesmas Lamper Tengah berprinsip pada
22
pengambil keputusan (decision making), balance. Karena pemimpin puskesmas
di hadapkan pada kondisi yang tidak menentu, menghadapi keluhan pasien dan
karyawan. Pemimpin melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi manajemen
selalu dihadapkan dengan sikap untuk mengambil atau membuat keputusan
yang bersifat sehari hari (day to day work decision) maupun keputusan
strategis organisasi yang datangnya secara berkala, periodik maupun secara
tiba-tiba.
Menurut Kepala Puskesmas Lamper Tengah drg. Swanny Hartono
pengambilan keputusan meliputi :
1. Perumusan masalah
2. Pembahasan Alternatif-alternatif
3. Penilaian serta pemilihan alternatif bagi penyelesaian masalah.
Menurut Bambang Istianto (2009), pengambilan keputusan
dipahami sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah
2. Perincian informasi
3. Analisis Masalah
4. Evaluasi Alternatif
5. Keputusan.
23
Adapun peran Pemimpin Puskesmas Lamper Tengah dalam
melaksanakan tugasnya sebagai berikut :
a. Menyebarkan Informasi
Memberikan informasi pada Masyarakat akan
pentingnya kesehatan
Memberikan Informasi tentang bahaya dan pencegahan
suatu penyakit
Memberikan sosialisasi terhadap masyarakat di tingkat
Kelurahan, Pendidikan.
b. Merencanakan
Mengadakan perencanaan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan Puskesmas Lamper Tengah.
Mengadakan rapat tiap minggu sekali, guna
mengorganisir karyawan
Mengadakan bimbingan motivasi terhadap karyawan
Merencanakan kegiatan Out door bersama masyarakat
sekitar.
Kotak kepemimpinan seperti gambar pada model Marvin tidak menyala.
Kepemimpinan di Puskesmas Lamper Tengah ini sudah baik dimana saat
organisasi ini menghadapi konflik internal maupun eksternal dapat
diselesaikan dengan baik dengan cara mengadakan musyawarah. Musyawarah
24
yang dimaksudkan ini untuk mengajak pegawai yang terlibat konflik maupun
tidak untuk memberikan alasan mengapa konflik dapat terjadi dan juga
memusywarahkan penyelesaian yang diinginkan secara baik sesuai dengan
tujuan organisasi.
VII. METODE KERJA
Dalam sebuah organisasi terdapat manajemen, manajemen merupakan
suatu proses pedoman untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Stoner
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Termasuk di organisasi puskesmas lamper tengah, dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari kegiatan
manajemen.
Diawali dengan perencanaan yaitu menetapkan tujuan umum dan khusus,
tujuan umum dari puskesmas lamper tengah ini adalah meningkatkan
kemampuan manajemen Puskesmas dalam melaksanakan program kegiatan
puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan upaya
kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Menetapkan visi dan misi organisasi
yaitu terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
pelayanan kesehatan profesional. Dan misi memberikan pelayanan kesehatan
dasar yang memuaskan masyarakat, bermutu dan profesional.
25
Tahap pengorganisasian, penetapan struktur organisasi dan pembagian
tugas serta wewenang dengan jelas. Pencanangkan program kegiatan yang
terbagi atas enam program pokok kegiatan dan program penunjang kegiatan
sebagai upaya peningkatan upaya kesehatan dasar masyarakat. Menetapkan
sasaran atau target kegiatan yang dapat dilakukan untuk masyarakat seperti
peningkatan kesehatan, peningkatan pelayanan gizi, pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular, dan juga peningkatan upaya kesehatan
lingkungan dengan meningkatkan kemampuan individu dan masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan dan kebiasaan hidup bersih
dan sehat.
Tahap pelaksanaan, melaksanaan kegiatan yang sudah ditetapkan dalam
program pokok kegiatan seperti Pemeriksaan dan pengobatan pasien rawat
jalan pada BP umum dan BP gizi serta puskesling, Melaksanakan rujukan
pasien ke puskesmas rawat inap atau Rumah sakit, Melaksanakan rujukan
untuk pemeriksaan penunjang, Menerima rujukan dari rumah sakit dan BP
swasta untuk pasien pemulihan, Pelayanan gawat darurat (pertolongan pertama
gawat darurat). Dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan dimana individu, keluarga, dan
masyarakat dapat mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri,
keluarga, dan masyarakat dapat mengembangkan kemempuan untuk
menyehatkan diri serta menjadi promotor kesehatan.
Tahap pengawasan, pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara
dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dijalankan sesuai dengan
26
yang telah ditetapkan. Melakukan pengawasan terhadap program yang telah
dilaksanakan oleh puskesmas tersebut berjalan sesuai dengan tujuan awal
puskesmas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Kotak metode kerja seperti pada gambar pada model Marvin kurang
menyala. Pada puskesmas lamper tengah kekurangan sumber daya manusia
untuk mengelola bagian administrasi dan juga sopir ambulans. Selain itu
sarana fisik berupa ruangan juga kurang memadai seperti tidak adanya ruang
tunggu pasien, kamar mandi yang kurang baik, ruang pertemuan yang sempit.
Dimana itu semua dapat menghambat proses kegiatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta menimbulkan rasa
ketidaknyamanan baik dari pegawai puskesmas maupun masyarakat sebagai
pengguna jasa layanan kesehatan.
VIII. LINGKUNGAN LUAR
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi secara terus menerus
dan tidak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi baru dan pesaing baru,
ditemukannya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru yang jelas
mempengaruhi perkembangan suatu organisasi.
Puskesmas lamper Tengah dalam melakukan kegiatan dengan luar ,
diwujudkan dalam bentuk kegiatan, antara lain :
1. Progam usaha kegiatan Sekolah
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan
dalam rangka pembinaan anak usia sekolah dengan tujuan
27
mewujudkan kemandirian anak untuk hidup sehat yang
memungkinkan terwujudnya drajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Kegiatan meliputi :
a. Promotif
Pembinaan sekolah Sehat
Pelatihan dan pembinaan dokter kecil
Penyuluhan kesehatan
b. Preventif
Penjarinagan kesehatan siswa klas 1 SD, Klas 1 SMP,
Klas 1 SMA
Imunisasi anak sekolah kelas I, II, III SD
PSN di Sekolah
Pemberian tablet fe
c. Kuratif
Pemeriksaan dan pengobatan melalui rujukan dari
sekolah
Rujukan ke pelayanan kesehatan tingkat selanjutnya
bila diperlukan
d. Manajemen
Pertemuan lintas sector untuk perencanaan dan
penyusunan program kesehatan dalam rangka UKS
2. Program Penyuluan Kesehatan Masyarakat
28
Kegiatan tersebut bertujuan tercapainya perubahan
pengetahuan sikap dan perilaku positif dari individu dan bidang
kesehatan sehingga mampu dan mau melaksanakan hidup sehat bagi
diri dan lingkungannya.
Kegiatan tersebut meliputi:
a) Upaya pembinaan Perilaku Hidup bersih dan sehat, melalui
Kampanye dan penyuluhan PHBS pada sasaran
tatanan.
b) Pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat,
melalui:
Peran tokoh masyarakat yang berwawasan melalui
FKD
Terbentuknya upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (Posyandu) dan kelompok siaga.
Pembinaan kesehatan pada pengobat tradisional
Pembinaan pemanfaatan TOGA di masyarakat
c) Mendorong masyarakat sebagai peserta dalam Dana sehat
d) Kegiatan penyuluhan pada kelompok tertentu bersama
lintas sector terkait.
Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
(SMP,SMA) dan karang taruna
Penyuluhan NAPZA
Sosialisasi HIV-AIDS
29
e) Pelatihan kader kesehatan
3. Upaya kesehatan lansia
Sasaran kegiatan tersebut adalah kelompok Lanjut Usia
(Lansia), dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan usia
lanjut agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna
melalui :
a. Pembinaan kelompok usia lanjut melalui Posyandu Lansia
b. Pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia lanjut
yang dibina
c. Pelayanan kesehatan pada lansia
d. Penyuluhan kesehatan pada kelompok posyandu lansia
e. Senam lansia secara berkala
Dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan dimana individu,
keluarga dan masyarakat dapat mengembangkan kemampuan untuk
menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi promoter
kesehatan sangat diperlukan, hal ini karena :
1. Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap orang
untuk menjalani hidup produktif.
2. Kemandirian masyarakat untuk dapat mengatasi masalah
kesehatan dan upaya pemecahan sendiri.
Bentuk upaya peran serta masyarakat :
30
1. Mendorong berperannya pemimpin masyarakat yang
berwawasan kesehatan, yaitu :
Tokoh Masyarakat
Kader kesehatan yang terlatih dan aktif
BPS, Tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas
2. Mendorong terbentuknya upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat
Posyandu balita
Posyandu lansia
Pembinaan pokestran
Lingkungan luar ataupun sebaliknya sangat mempengaruhi
perkembangan organisasi khususnya di Puskesmas lamper tengah. Masyarakat
yang tidak dapat mendatangi puskesmas dikarenakan jarak maka puskesmas
menyediakan puskesmas keliling untuk tetap dapat menjalankan tujuan
organisasi yakni memberikan pelayanan organisasi secara maksimal.
31
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam usaha pelayanan kesehatan di tingkat dasar yaitu di Puskesmas
Lamper Tengah, dapat dilihat adanya fasilitas pendukung yang kurang
memadai seperti ruang tunggu pasien yang kurang nyaman. Pada
kenyataannya, pasien hanya dapat menunggu di ruang depan yang hanya di
beri kursi dari kayu memanjang. Hal ini sangat ironis dengan sifat dari pasien
itu sendiri yang datang untuk berobat seharusnya diberikan tempat yang
nyaman sehingga proses penyembuhannya berjalan dengan baik.
Dengan Menggunakan Konsep Marvin R. Weisbord diagnosis
organisasi di puskesmas lamper Tengah berdasarkan hasil penelitian bahwa
a. Kotak Metode kerja menyala karena Sumber Daya Manusia dimana
kurangnya Sumber Daya Manusia di Puskesmas Lamper Tengah
sehingga menimbulkan penumpukan pekerjaan pada seorang
pegawai di bagian Administrasi dan sopir ambulans.
b. Kotak Struktur dan Penghargaan pada organisasi ini kurang
menyala, masih ada kendala dalam pelaksanaannya.
32
c. Kotak Tujuan, tata hubungan, dan kepemipinan dalam organisasi
ini tidak menyala, karena dalam kotak tersebut pelaksanaanya
berjalan dengan lancar, dan tidak terdapat kendala.
B. Saran
Adapun saran yang bisa diberikan untuk Puskesmas lamper tengah ini,
sebagai berikut :
.
33
Daftar Pustaka
34