pop revisi ii

51
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang bertanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. 1

Upload: taufik-budi-awan

Post on 02-Jul-2015

625 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: POP Revisi II

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten

atau kota yang bertanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas adalah Organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,

dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif

masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah

dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna

mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan

kepada perorangan.

Puskesmas berfungsi sebagai :

1. Pusat Penggerak berwawasan Kesehatan

2. Pusat Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat

3. Pusat pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Puskesmas dikatakan baik atau sehat manakala dapat menjalankan

peran dan fungsinya. Untuk mengukur organisasi puskesmas itu sehat atau

tidak, maka digunakan model diagnosis organisasi. Diagnosis organisasi adalah

1

Page 2: POP Revisi II

adalah proses untuk mengerti suatu fungsi dari arus system, yang pada kegiatan

tersebut melibatkan pengumpulan informasi bersangkutan tentang operasi

organisasi yang sedang berjalan, meneliti data tersebut, dan menggambarkan

penarikan kesimpulan untuk peningkatan dan perubahan yang potensial.

Banyak model diagnosis organisasi yang digunakan untuk mendiagnosa

organisasi, seperti model 6 kotak wiesbord, model kongruesi (Nadler—

Tushman), Model Pragmatik Situasional: Hornstein dan Tichy, Model

Kontingensi (Analitikal): Lawrence dan Lorsch, Model Kecenderungan

Perilaku Kelompok: George Homans, Model Konsultasi Manajemen: Terry

Amstrong & Walter Wheatley, Model Sosioteknikal: Eric trist, Model

Analisis Bidang Kekuatan: Kurt Lewin.

Dalam makalah ini, diagnosis organisasi puskesmas yang dilakukan

mengunakan model 6 kotak wiesbord. Dengan menggunakan model 6 kotak

wiesbord akan membantu untuk memahami dan memvisualisasi kenyataan.

Model ini digambarkan Ibarat layar radar yang menangkap gejala tentang isu

dan masalah organisasi. Kotak yang dimaksud wiesbord adalah Tujuan,

struktur, penghargaan, mekanisme tata kerja, tata hubungan, dan

kepemimpinan.

Diagnosis organisasi puskesmas ini dilakukan di puskesmas lamper

tengah semarang, metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan

mengunakan data sekunder. Hasil yang diharapkan dari diagnosis organisasi

puskesmas ini, apakah dari 6 kotak yang dikemukakan wiesbord didalam

2

Page 3: POP Revisi II

organisasi puskesmas temasuk dalam katagori terang, redup atau tidak

menyala. sehingga dapat diketahui organisasi puskesmas ini sehat atau tidak.

II. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Bagaimanakah diagnosis organisasi publik di Puskesmas Lamper

Tengah?

2. Apakah terdapat masalah dalam organisasi Puskesmas Lamper

tengah?

III. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui diagnosis organisasi publik di Puskesmas Lamper

Tengah

2. Untuk mengetahui masalah yang terdapat di Puskesmas Lamper

Tengah

IV. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sarana belajar mahasiswa sebelum terjun kelapangan

2. Untuk mengetahui kondisi Organisasi Puskesmas Lamper Tengah

3. Untuk memenuhi Tugas Pengembangan Organisasi

3

Page 4: POP Revisi II

BAB II

KERANGKA TEORI

I. Pengembangan Organisasi

Pengembangan organisasi (PO) sebagai suatu disiplin perubahan

perencanaan yang menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktek

keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang

lebih besar. Para manajer dan staf ahli harus bekerja dengan dan melalui orang-

orang untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan PO dapat membantu

mereka membentuk hubungan yang efektif di antara mereka. Di dalam

menghadapi akselerasi perubahan yang semakin cepat, PO diperlukan untuk

bisa mengatasi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan tersebut.

Sejarah pengembangan organisasi ditunjukkan oleh lima latar

belakang/batang: pelatihan laboratorium, umpan balik survei, riset tindakan,

produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, serta perubahan strategik.

Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah deversitas pendekatan PO,

praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan

menawarkan suatu prospek yang menguntungkan.

Para Pelaku Pengembangan Organisasi.

Pengembangan organisasi (PO) diterapkan kepada tiga jenis manusia:

spesialisasi individu di dalam PO sebagai profesi, orang-orang dari lapangan

yang terkait, yang telah mencapai sejumlah kompetensi di dalam PO, dan para

4

Page 5: POP Revisi II

manajer yang memiliki keahlian PO yang diperlukan untuk perubahan dan

mengembangkan organisasi atau departemen mereka.

Peranan profesional PO dapat diterapkan terhadap konsultan internal,

yang memiliki organisasi yang sedang mengalami perubahan, dan terhadap

konsultan eksternal yang menjadi anggota universitas dan perusahaan

konsultan atau bekerja sendiri, serta terhadap anggota tim konsultan internal-

eksternal. Peranan PO akan dideskripsikan secara tepat didalam istilah

marjinalitas. Orang-orang yang berorientasi pada marjinalitas nampak

khususnya beradaptasi untuk peran PO, karena mereka dapat menjaga

kenetralan dan objektivitas serta mengembangkan solusi yang integratif yang

mengakurkan titik pandang antara departemen-departemen oposisi. Sementara

peranan PO di masa lalu telah dideskripsikan sebagai ujung klien dari suatu

kontinum mulai dari fungsi clien-centered kepada consultant-centered.

Pengembangan intervensi baru dan beraneka ragam telah menggeser peranan

profesional PO meliputi keseluruhan rentang dari kontinum tersebut.

Ada tiga pandangan tentang konsep perubahan organisasi pertama, pada

hakikatnya target perubahan organisasional adalah birokrasi yang digunakan

sebagi alat administrasi dan sebagai instrumen kekuasaan dan pengaruh.

Kedua, perubahan organisasi harus melalui cara demokrasi dan liberalisasi.

Ketiga, organisasi dan manajemen dapat mengenali gap antara situasi yang ada

dengan yang diharapkan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu yang biasa

digunakan yaitu, efektivitas, efisiensi, dan kepuasan anggota organisasi. Di

samping tiga pandangan tersebut ada sejumlah pendekatan yang dapat

5

Page 6: POP Revisi II

digunakan untuk memahami perubahan organisasi. Berbagai pendekatan

tersebut adalah pertama, pendekatan yang menekankan pada hubungan-

hubungan antara struktur, teknologi dan orang. Dari ketiga unsur tersebut akan

dapat ditentukan tentang apa yang akan diubah dan bagaimana cara

mengubahnya. Kedua, dari mana ide konsep pendekatan tersebut berasal. Di

sini ada dua konsep yaitu analisis Leavitt dan analisis Greiner. Leavitt

cenderung menjawab persoalan apa yang dapat diubah, sedangkan Greiner

cenderung menjawab bagaimana perubahan itu dilakukan atau

diimplementasikan.

II. Diagnosis Organisasi

Mendiagnosa organisasi merupakan salah satu komponen utama dalam

melakukan perencanaan perubahan. Diagnosis adalah proses untuk mengerti

suatu fungsi dari arus system, yang pada kegiatan tersebut melibatkan

pengumpulan informasi bersangkutan tentang operasi organisasi yang sedang

berjalan, meneliti data tersebut, dan menggambarkan penarikan kesimpulan

untuk peningkatan dan perubahan yang potensial

Hasil diagnosa yang efektif menyediakan pengetahuan yang sistematis

bagi organisasi untuk mendesain intervensi yang sesuai. Banyak organisasi-

organisasi lainnya dalam melakukan pengembangan dan perubahan organisasi

tidak melakukan diagnosa oragnisasi secara benar, sehingga menyebabkan

keterhambatan dalam proses perubahan dan perkembangan. Apapun bentuk

dari perubahan yang dilakukan oleh organisasi, baik itu secara Radical Change

6

Page 7: POP Revisi II

ataupun Incremental Change, kebutuhan akan mendiagnosa organsiasi perlu

untuk merencanakan langkah selanjutnya yang lebih strategic.

Mendiagnosis organisasi dengan memandang organisasi sebagai suatu

sistem terbuka dapat dipandang melalui 3 tingkatan, yaitu:

1. Organisasi secara keseluruhan adalah cara memandang organisasi

secara keseluruhan, termasuk bentuk perusahaan, struktur,

mekanisme, sumber-sumber yang digunakan organisasi.

2. Kelompok kerja (unit, bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang

ada pada organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi

antaranggota kelompok.

3. Individu adalah pribadi-pribadi dalam organisasi, termasuk di sini

adalah kewajiban individu dalam organisasi.

Pada proses diagnosis organisasi yang perlu dilakukan adalah

memperhatikan hal-hal yang terjadi pada tiap tingkat:

1.  Tingkat organisasi (secara keseluruhan) – pada tingkat ini dapat

dilihat bentuk perusahaan dan bentuk-bentuk hubungan dalam

pengalokasian sumber-sumber yang dimiliki.

2.  Tingkat kelompok kerja (departemen) – pada tingkat ini dapat

diperhatikan bentuk-bentuk kelompok kerja dan hubungan yang

terjadi antar anggota kelompok.

3. Tingkat individu - pada tingkat ini yang diperhatikan adalah

bagaimana deskripsi suatu jabatan kerja disusun sehingga individu

dapat berkarya secara maksimal.

7

Page 8: POP Revisi II

Untuk menganalisis ketiga tingkatan dalam organisasi dengan

memperhatikan unsur-unsur: input, desain komponen dan output.

Metode Pengumpulan Data dalam Diagnosis Organisasi

Sebagai bahan dalam diagnosis organisasi diperlukan data mengenai

organisasi yang bersangkutan. Proses pengumpulan data yang diperlukan dapat

menggunakan metode:

1.  Kuesioner.

2.  Wawancara.

3.  Pengamatan (observasi).

4. Data Sekunder.

Metode-metode tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan,

karenanya dalam penggunaannya dapat dilakukan dengan cara penggabungan

agar memberi manfaat yang maksimal.

Model Diagnosis Organisasi Marvin R. Weisbord

8

Page 9: POP Revisi II

Tujuan

Clarity : tujuan organisasi (visi dan misi ) jelas, ditemukan dalam

dokumen perencanaan organisasi (Renstra), periksa tingkat

pengetahuan.

Agreement : kesepakatan atas rumusan dan substansi tujuan

organisasi, periksa tingkat penerimaan hingga kontribusi pencapaian

tujuan yang telah dilakukan.

Struktur

Relevancy : pembagian kotak organisasi ( struktur organisasi), bagan

struktur dan rincian topoksi organisasi serta tingkat kesesuaian di

dalamnya.

Consistensy : aplikasi kotak/struktur organisasi, realitas pelaksanaan

tupoksi (sesuai dengan pembagian tugas).

Tata hubungan

Individual : pola hubungan kerja antara individu, kondisi, realitas, dan

konflik

Sub system : pola hubungan kerja antar bidang atau bagian, kondisi,

realitas.

Task : pola hubungan dalam penugasan lain (kepanitiaan), frekuensi.

Penghargaan

Formal : realita penghargaan yang diberikan organisasi atau pimpinan

kepada anggota organisasi atau bawahan (reward and punishment),

dapat berupa penghargaan fisik maupun non fisik.

Expectation : harapan anggota organisasi atau bawahan atas

penghargaan yang diberikan organisasi, tingkat kesenjangan,

kemungkinan realisasi harapan.

Kepemimpinan

9

Page 10: POP Revisi II

Balance : seimbang, tidak berat sebelah sebagai pengayom

Desicion making : demokratis, partisipasif terbuka terhadap kritik.

Implementation program : memiliki SOP, melakukan money secara

efektif

Integrity : memiliki nilai-nilai kepemimpinan dan dapat dijadikan

contoh

Conflict : mampu mengelola konflik, tidak anti kritik.

Metode Kerja

Management Function : realisasi efektifitas pelaksanaan fungsi

manajemen (planning,organizing,actuating, dan controlling)

Support : dukungan sumber daya organisasi ( man, money, material,

machine, dan method), tingkat ketersediaan dan kualitas sumber daya.

Lingkungan

Lingkungan luar mempengaruhi organisasi, menekankan urgenitas

organisasi.

Organisasi mempengaruhi lingkungan luar.

BAB III

10

Page 11: POP Revisi II

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Gambaran Umum Puskesmas Lamper Tengah

Puskesmas Lamper Tengah terletak di jalan Lamper Tengah Gang XV

kelurahan Lamper Tengah yang termasuk dalam wilayah dari kecamatan

Semarang Selatan. Kedudukan puskesmas adalah sebagai unit pelaksana teknis

operasional Dinas Kesehatan Kota Semarang di bidang pelayanan dasar, serta

mempunyai tugas melaksanaan pelayanan pembinaan dan pengembangan

upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Puskesmas Lamper Tengah mempunyai 4 wilayah binaan yaitu :

Kelurahan Lamper Tengah

Kelurahan Lamper Lor

Kelurahan Lamper Kidul

Kelurahan Peterongan

a. Wilayah Kerja Puskesmas Lamper Tengah

Letak Puskesmas yang berada di wilayah kelurahan Lamper

Tengah dan cukup sulit dijangkau dari kelurahan lain dikarenakan

transportasi menuju puskesmas masih sulit (tidak dilewati kendaraan

umum selain becak) sehingga walaupun biaya puskesmas gratis tapi

transportasi cenderung lebih mahal. Sehingga masyarakat cenderung

memilih puskesmas yang lebih mudah transportasinya.

11

Page 12: POP Revisi II

Untuk mengatasi hal tersebut Puskesmas melakukan kegiatan

Puskesmas Keliling dengan transportasi yang tersedia di Puskesmas

(mobil puskesmas dan motor).

II. TUJUAN ORGANISASI

Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai suatu pertanyaan

tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk

merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang keadaaan di waktu yang akan

datang dimana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk

menimbulkannya. Di waktu mendatang dimaksudkan untuk dicapai di waktu

yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Sehingga dua unsur

penting dalam organisasi adalah hasil akhir yang diinginkan di waktu

mendatang dengan usaha atau kegiatan yang diarahkan. Tujuan ini dapat

berupa tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum sering disebut dengan tujuan strategik secara operasional

tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-

tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen,

sehingga membentuk suatu hierarki tujuan. Tujuan-tujuan khusus, meskipun

secara fungsional berdiri sendiri, secara operasional terangkai di dalam suatu

jaringan kegiatan yang memiliki arah sama yaitu memberikan pedoman

pencapaian tujuan organisasi.

Adapun tujuan umum dan khusus di Puskesmas Lamper Tengah, sebagai

berikut :

12

Page 13: POP Revisi II

A. Tujuan Umum

Meningkatkan Kemampuan manajemen Puskesmas dalam

melaksanakan Program/Kegiatan Puskesmas sebagai Pusat

pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas.

B. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Kesehatan serta mutu

Pelayanan Kesehatan sesuai kebutuhan dan keadaan di wilayah

kerja Puskesmas.

2. Meningkatkan manajemen SDM Puskesmas.

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan kegiatan Puskesmas.

Sebelum organisasi menentukan tujuan organisasi maka harus ditetapkan

misi atau maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi

tentang maksud organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas dan

mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan

mengidentifikasi ruang lingkup organisasi dalam hal produk atau pasar. Misi

merupakan perwujudan dasar filsafat pembuat keputusan strategik perusahaan,

mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukan bidang-bidang

produk atau jasa pokok dan kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan

perusahaan.

13

Page 14: POP Revisi II

C. VISI dan MISI

1. Visi Puskesmas :

“Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal

melalui pelayanan kesehatan yang Profesional”

2. Misi Puskesmas :

Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang memuaskan

masyarakat, bermutu, dan professional melalui :

a. Kepatuhan terhadap SOP

b. Peningkatan kemampuan SDM

Pemberdayaan masyarakat FKD dan kelurahan siaga.

Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas.

Kotak tujuan organisasi seperti digambarkan pada model Marvin tidak

menyala. Karena adanya tujuan yang jelas serta visi dan misi yang telah

dicanangkan d i Puskesmas Lamper Tengah seperti yang telah terurai diatas

maka dalam proses pencapaian tujuan memberikan pelayanan kesehatan

menjadi lebih mudah dan terarah . S ecara garis besar, tujuan dari organisasi

tersebut juga dipahami oleh Kepala Puskesmas dan para Pegawai di

dalamnya. Kesepakatan dan perjanjian dalam pencapaian tujuan harus

menjadi suatu hal yang sangat penting artinya dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan dasar.

III. STRUKTUR ORGANISASI

14

Page 15: POP Revisi II

Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai

mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur

organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap

hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi, maupun

orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung

jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung

unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, atau desentralisasi

dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.

Struktur organisasi di Puskesmas Lamper Tengah, sebagai berikut :

Peraturan Walikota :

Nomor 62 tahun 2008

15

Page 16: POP Revisi II

Tanggal 24 Desembar 2008

Dari segi keterkaitan/relevancy dengan tujuan organisasi bahwa struktur

organisasi dibentuk berdasarkan tujuan untuk meningkatkan kemampuan

manajemen Puskesmas dalam melaksanakan program kegiatan puskesmas

sebagai pusat pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan upaya kesehatan di

wilayah kerja puskesmas. Setiap kotak menunjukan individu yang

bertanggungjawab untuk kegiatan organisasi dalam hal ini Puskesmas, dan

tingkat spesialisasi yang digunakan. Sehingga puskesmas ini dikepalai oleh

seorang dokter gigi, serta terdapat pembagian tugas dan wewenang dengan

jelas sebagai kelompok jabatan fungsional yang terbagi atas Dokter, Bidan

pelaksana, dan Dokter gigi. Dan juga pembagian koordinasi sebagai pembantu

pelaksana dalam bidang keperawatan, farmasi, nutrisionis, lab.kes, dan

sanitarian. Struktur organisasi yang sederhana namun kaya akan fungsi

sehingga manajemen kerja dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai

tujuan organisasi. Namun dalam koordinasi pengembanan tugas masing-

masing masih kurang terkoordinir secara mendetail.

Dari segi Konsistensi/consistency, struktur organisasi yang sederhana

dengan pembagian tugas dan wewenang yang jelas dan terdapat tugas

pembantuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan. Dimana

semua pegawai bertindak sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing

yang sudah ditetapkan dalam struktur organisasi. Terlihat pelaksanaan

pelayanan kesehatan tertib dan teratur tidak terlihat pelimpahan tugas kepada

pegawai yang tidak sesuai dengan tugasnya yang sesungguhnya. Tugas pokok

16

Page 17: POP Revisi II

dapat berjalan dengan efektif dan efisien seiring dengan upaya pemberian

pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga masyarakat.

Pembagian kerja yang jelas, dimana tujuan organisasi adalah untuk

mencapai tujuan dimana individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok

dua atau lebih orang yang bekerja sama secara kooperatif dan dikoordinasikan

dapat mencapai hasil yang lebih daripada dilakukan perorangan. Konsep ini

disebut sinergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja.

Departementalisasi dalam struktur organisasi puskesmas Lamper tengah,

berdasarkan fungsinya. Efisiensi pelayanan tergantung pada keberhasilan

integritas satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Deparmentalisasi

fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama untuk membentuk suatu

satuan organisasi. Semua individu yang yang melaksanakan fungsi yang sama

dikelompokan secara bersama.

Kotak struktur organisasi seperti yang digambarkan pada model Marvin

kurang menyala. Dimana semua pegawai melakukan pekerjaan sesuai dengan

tugas dan wewenangnya masing-masing. Tidak ditemukan overlapping dalam

menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Hanya pada relevansi koordinator dalam pengembanan tugas kurang

dilakukan.

IV. TATA HUBUNGAN

Secara umum tata hubungan dapat diartikan sebagai suatu proses,

pengaturan, dan saluran penyampaian warta, informasi berita, pesan atau

17

Page 18: POP Revisi II

keterangan yang mengandung arti dan kegunaan dalam rangka aktivitas

kehidupan manusia sebagai makhluk social.

Tata hubungan sangat penting dalam rangka menjalin kerja sama dan

integrasi social. Tata hubungan terlihat dari hubungan antara individu dengan

individu, hubungan antara individu dengan kelompok, hubungan antara

kelompok dengan kelompok.

Tata Hubungan Puskesmas Lamper Tengah Semarang

Hubungan antara individu dengan individu :

Hubungan antara pemimpin dengan pegawai sangat baik,

saling kerjasama.

Hubungan antara pegawai dengan pegawai yang lain juga

baik.

Hubungan antara individu dengan kelompok (masyarakat)

Hubungan antara pemimpin/ pegawai dengan masyarakat

terjalin sangat baik, saling mendukung satu sama lain.

Task (tugas)

Tugas adalah semua kewajiban yang harus dilakukan oleh

semua orang, pegawai Puskesmas Lamper Tengah juga mempunyai

tugasnya sendiri:

Pemimpin : memimpin dan mengepalai Puskesmas,

kadangkala juga ikut membantu pegawai yang lain untuk

melayani masyarakat.

18

Page 19: POP Revisi II

Dokter : dokter di puskesmas ini meliputi dokter gigi,

dan dokter umum yang bertugas melayani masyarakat yang

mengeluh sakit dan memeriksakan di puskesmas tersebut.

Perawat : membantu dan melayani masyarakat, perawat

juga dapat menggantikan posisi dokter bila dokter tersebut tidak

praktek di puskesmas tersebut.

Bidan : membantu ibu hamil, memberikan penyuluhan

kepada remaja wanita yang ingin menikah, meembantu

memberikan imunisasi kepada bayi / balita, memberikan

bantuan informasi kepada ibu yang ingin hamil, membantu ibu

hamil yang sedang dalam proses melahirkan bayinya.

Apoteker : meracik obat dan membuat resep obat

kepada masyarakat / orang yang sedang sakit.

Petugas loket : membantu melayani masyarakat yang

ingin periksa ke puskesmas tersebut dengan cara memberi

nomor antrian di loket supaya berjalan tertib.

Penjaga malam : menjaga puskesmas si malam hari,

Sopir ambulance : membantu melayani masyarakat

yang dirujuk ke Rumah Sakit Pusat dengan diantar mobil

Ambulance.

Kotak Tata hubungan seperti pada gambar model Marvin tidak menyala.

Karena tata hubungan antara individual, sub system, dan task terbagi secara

19

Page 20: POP Revisi II

baik. Dimana antar pegawai dan pemimpin saling berkomunikasi dan

bekerjasama untuk mencapai tujuan.

V. PENGHARGAAN

Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi

tertentu yang diberikan baik oleh perorangan ataupun suatu lembaga .

Penghargaan dapat berupa materi ataupun non materi , namun tetap

memberikan kebanggaan bagi siapa saja yang menerimanya. Pemimpin akan

memberikan penghargaan bagi pegawai yang dianggap berprestasi dalam

bentuk pengabdian loyal ataupun berprestasi karena dianggap mampu

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sebagai pegawai.

Dalam organisasi Puskesmas Lamper Tengah ini, bentuk penghargaan

berupa pemberian Piagam dan Lencana oleh Kepala puskesmas maupun dari

Dinas Kesehatan.

Seringkali para pegawai juga diberi punishment/sanksi bagi pegawai

yang melakukan pelayanan yang kurang optimal bagi masyarakat. Ataupun

apabila ada laporan keluhan dari masyarakat yang merasakan kurangnya

pelayanan yang diberikan dari para pegawai, selanjutnya Kepala puskesmas

memberikan peringatan kepada bawahannya.

Dengan adanya penghargaan kepada pegawai yang berprestasi maka

diharapkan akan menunjang kinerja pegawai yang ditujukan sehingga akan

tercipta pelayanan kesehatan dasar yang optimal. Begitu pula dengan

pemberian sanksi ditujukan untuk memberikan peringatan dini kepada para

20

Page 21: POP Revisi II

pegawai yang melakukan kesalahan sehingga memperbaiki kinerja yang

kurang tersebut.

Kotak penghargaan seperti pada gambar model Marvin kurang menyala.

Pemimpin organisasi sudah melaksanakan sistem reward and punishment

dalam menjalankan tujuan organisasi. Pegawai puskesmas diberi kesempatan

untuk mendapatkan penghargaan berupa piagam bila melakukan pekerjaan

sebaik-baiknya sesuai dengan penilaian yang ditetapkan. Dan juga pemberian

hukuman kepada pegawai puskesmas bila melanggar peraturan puskesmas

yang sudah ditetapkan.

VI. KEPEMIMPINAN

Menurut stephen J.Kenzevich mengatakan bahwa kepemimpinan

diartikan sebagai proses untuk mendorong dan meningkatkan kerjasama

dengan orang lain dalam suatu organisasi. Hal ini berarti kepemimpinan

merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari

pengaruhnya terhadap perilaku organisasional.aktivitas kepemimpinan

bersyarat kepada mtivasi orang lain , hubungan antara individu dan interaksi

sosial, komunikasi interpersonal, iklim dalam organisasi, konflik interpersonal,

perkembangan personnel dan mengantisipasi produktivitas faktor manusia.

Karakteristik kepemimpinan

Menurut pendapat S. Pamudji (1982) sebagaimana yang dikutip oleh E.

Koswara terdapat empat karakteristik kepeminmpinan yaitu :

a. Berorientasi dan mengarah kepada kemampuan individu

21

Page 22: POP Revisi II

b. Menunjukan kualitas hubungan dan interaksi antara si peminmpin

dan pengikut

c. Menggantungkan diri kepda sumber-sumber individual si

pemimpin

d. Hubungan yang bersifat personal dan informal yang berpusat

pada diri si pemimpin, pengikut, institusi.

Perilaku kepemimpinan

Pendapat Yuki (1989)yang dikutip Kaloh menyatakan bahwa

perilaku kepemimpinan itu mencakup :

a. Menyebarkan informasi

b. Merencanakan

c. Mengorganisir

d. Memecahkan masalah

e. Merumuskan peran dan tujuan

f. Memonitor

g. Memotivasi

h. Mencegah konflik

i. Membuat jaringan.

Berdasarkan uraian tersebut,dan data data yang ditemukan di lapangan,

Kepemimpinan di Organisasi Puskesmas Lamper Tengah berprinsip pada

22

Page 23: POP Revisi II

pengambil keputusan (decision making), balance. Karena pemimpin puskesmas

di hadapkan pada kondisi yang tidak menentu, menghadapi keluhan pasien dan

karyawan. Pemimpin melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi manajemen

selalu dihadapkan dengan sikap untuk mengambil atau membuat keputusan

yang bersifat sehari hari (day to day work decision) maupun keputusan

strategis organisasi yang datangnya secara berkala, periodik maupun secara

tiba-tiba.

Menurut Kepala Puskesmas Lamper Tengah drg. Swanny Hartono

pengambilan keputusan meliputi :

1. Perumusan masalah

2. Pembahasan Alternatif-alternatif

3. Penilaian serta pemilihan alternatif bagi penyelesaian masalah.

Menurut Bambang Istianto (2009), pengambilan keputusan

dipahami sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah

2. Perincian informasi

3. Analisis Masalah

4. Evaluasi Alternatif

5. Keputusan.

23

Page 24: POP Revisi II

Adapun peran Pemimpin Puskesmas Lamper Tengah dalam

melaksanakan tugasnya sebagai berikut :

a. Menyebarkan Informasi

Memberikan informasi pada Masyarakat akan

pentingnya kesehatan

Memberikan Informasi tentang bahaya dan pencegahan

suatu penyakit

Memberikan sosialisasi terhadap masyarakat di tingkat

Kelurahan, Pendidikan.

b. Merencanakan

Mengadakan perencanaan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan Puskesmas Lamper Tengah.

Mengadakan rapat tiap minggu sekali, guna

mengorganisir karyawan

Mengadakan bimbingan motivasi terhadap karyawan

Merencanakan kegiatan Out door bersama masyarakat

sekitar.

Kotak kepemimpinan seperti gambar pada model Marvin tidak menyala.

Kepemimpinan di Puskesmas Lamper Tengah ini sudah baik dimana saat

organisasi ini menghadapi konflik internal maupun eksternal dapat

diselesaikan dengan baik dengan cara mengadakan musyawarah. Musyawarah

24

Page 25: POP Revisi II

yang dimaksudkan ini untuk mengajak pegawai yang terlibat konflik maupun

tidak untuk memberikan alasan mengapa konflik dapat terjadi dan juga

memusywarahkan penyelesaian yang diinginkan secara baik sesuai dengan

tujuan organisasi.

VII. METODE KERJA

Dalam sebuah organisasi terdapat manajemen, manajemen merupakan

suatu proses pedoman untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Stoner

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan. Termasuk di organisasi puskesmas lamper tengah, dalam

pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari kegiatan

manajemen.

Diawali dengan perencanaan yaitu menetapkan tujuan umum dan khusus,

tujuan umum dari puskesmas lamper tengah ini adalah meningkatkan

kemampuan manajemen Puskesmas dalam melaksanakan program kegiatan

puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan upaya

kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Menetapkan visi dan misi organisasi

yaitu terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui

pelayanan kesehatan profesional. Dan misi memberikan pelayanan kesehatan

dasar yang memuaskan masyarakat, bermutu dan profesional.

25

Page 26: POP Revisi II

Tahap pengorganisasian, penetapan struktur organisasi dan pembagian

tugas serta wewenang dengan jelas. Pencanangkan program kegiatan yang

terbagi atas enam program pokok kegiatan dan program penunjang kegiatan

sebagai upaya peningkatan upaya kesehatan dasar masyarakat. Menetapkan

sasaran atau target kegiatan yang dapat dilakukan untuk masyarakat seperti

peningkatan kesehatan, peningkatan pelayanan gizi, pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular, dan juga peningkatan upaya kesehatan

lingkungan dengan meningkatkan kemampuan individu dan masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan dan kebiasaan hidup bersih

dan sehat.

Tahap pelaksanaan, melaksanaan kegiatan yang sudah ditetapkan dalam

program pokok kegiatan seperti Pemeriksaan dan pengobatan pasien rawat

jalan pada BP umum dan BP gizi serta puskesling, Melaksanakan rujukan

pasien ke puskesmas rawat inap atau Rumah sakit, Melaksanakan rujukan

untuk pemeriksaan penunjang, Menerima rujukan dari rumah sakit dan BP

swasta untuk pasien pemulihan, Pelayanan gawat darurat (pertolongan pertama

gawat darurat). Dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas peran serta

masyarakat dalam pembangunan kesehatan dimana individu, keluarga, dan

masyarakat dapat mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri,

keluarga, dan masyarakat dapat mengembangkan kemempuan untuk

menyehatkan diri serta menjadi promotor kesehatan.

Tahap pengawasan, pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara

dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dijalankan sesuai dengan

26

Page 27: POP Revisi II

yang telah ditetapkan. Melakukan pengawasan terhadap program yang telah

dilaksanakan oleh puskesmas tersebut berjalan sesuai dengan tujuan awal

puskesmas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

Kotak metode kerja seperti pada gambar pada model Marvin kurang

menyala. Pada puskesmas lamper tengah kekurangan sumber daya manusia

untuk mengelola bagian administrasi dan juga sopir ambulans. Selain itu

sarana fisik berupa ruangan juga kurang memadai seperti tidak adanya ruang

tunggu pasien, kamar mandi yang kurang baik, ruang pertemuan yang sempit.

Dimana itu semua dapat menghambat proses kegiatan dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta menimbulkan rasa

ketidaknyamanan baik dari pegawai puskesmas maupun masyarakat sebagai

pengguna jasa layanan kesehatan.

VIII. LINGKUNGAN LUAR

Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi secara terus menerus

dan tidak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi baru dan pesaing baru,

ditemukannya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru yang jelas

mempengaruhi perkembangan suatu organisasi.

Puskesmas lamper Tengah dalam melakukan kegiatan dengan luar ,

diwujudkan dalam bentuk kegiatan, antara lain :

1. Progam usaha kegiatan Sekolah

Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan

dalam rangka pembinaan anak usia sekolah dengan tujuan

27

Page 28: POP Revisi II

mewujudkan kemandirian anak untuk hidup sehat yang

memungkinkan terwujudnya drajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Kegiatan meliputi :

a. Promotif

Pembinaan sekolah Sehat

Pelatihan dan pembinaan dokter kecil

Penyuluhan kesehatan

b. Preventif

Penjarinagan kesehatan siswa klas 1 SD, Klas 1 SMP,

Klas 1 SMA

Imunisasi anak sekolah kelas I, II, III SD

PSN di Sekolah

Pemberian tablet fe

c. Kuratif

Pemeriksaan dan pengobatan melalui rujukan dari

sekolah

Rujukan ke pelayanan kesehatan tingkat selanjutnya

bila diperlukan

d. Manajemen

Pertemuan lintas sector untuk perencanaan dan

penyusunan program kesehatan dalam rangka UKS

2. Program Penyuluan Kesehatan Masyarakat

28

Page 29: POP Revisi II

Kegiatan tersebut bertujuan tercapainya perubahan

pengetahuan sikap dan perilaku positif dari individu dan bidang

kesehatan sehingga mampu dan mau melaksanakan hidup sehat bagi

diri dan lingkungannya.

Kegiatan tersebut meliputi:

a) Upaya pembinaan Perilaku Hidup bersih dan sehat, melalui

Kampanye dan penyuluhan PHBS pada sasaran

tatanan.

b) Pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat,

melalui:

Peran tokoh masyarakat yang berwawasan melalui

FKD

Terbentuknya upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat (Posyandu) dan kelompok siaga.

Pembinaan kesehatan pada pengobat tradisional

Pembinaan pemanfaatan TOGA di masyarakat

c) Mendorong masyarakat sebagai peserta dalam Dana sehat

d) Kegiatan penyuluhan pada kelompok tertentu bersama

lintas sector terkait.

Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja

(SMP,SMA) dan karang taruna

Penyuluhan NAPZA

Sosialisasi HIV-AIDS

29

Page 30: POP Revisi II

e) Pelatihan kader kesehatan

3. Upaya kesehatan lansia

Sasaran kegiatan tersebut adalah kelompok Lanjut Usia

(Lansia), dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan usia

lanjut agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna

melalui :

a. Pembinaan kelompok usia lanjut melalui Posyandu Lansia

b. Pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia lanjut

yang dibina

c. Pelayanan kesehatan pada lansia

d. Penyuluhan kesehatan pada kelompok posyandu lansia

e. Senam lansia secara berkala

Dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas peran serta

masyarakat dalam pembangunan kesehatan dimana individu,

keluarga dan masyarakat dapat mengembangkan kemampuan untuk

menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi promoter

kesehatan sangat diperlukan, hal ini karena :

1. Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap orang

untuk menjalani hidup produktif.

2. Kemandirian masyarakat untuk dapat mengatasi masalah

kesehatan dan upaya pemecahan sendiri.

Bentuk upaya peran serta masyarakat :

30

Page 31: POP Revisi II

1. Mendorong berperannya pemimpin masyarakat yang

berwawasan kesehatan, yaitu :

Tokoh Masyarakat

Kader kesehatan yang terlatih dan aktif

BPS, Tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas

2. Mendorong terbentuknya upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat

Posyandu balita

Posyandu lansia

Pembinaan pokestran

Lingkungan luar ataupun sebaliknya sangat mempengaruhi

perkembangan organisasi khususnya di Puskesmas lamper tengah. Masyarakat

yang tidak dapat mendatangi puskesmas dikarenakan jarak maka puskesmas

menyediakan puskesmas keliling untuk tetap dapat menjalankan tujuan

organisasi yakni memberikan pelayanan organisasi secara maksimal.

31

Page 32: POP Revisi II

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam usaha pelayanan kesehatan di tingkat dasar yaitu di Puskesmas

Lamper Tengah, dapat dilihat adanya fasilitas pendukung yang kurang

memadai seperti ruang tunggu pasien yang kurang nyaman. Pada

kenyataannya, pasien hanya dapat menunggu di ruang depan yang hanya di

beri kursi dari kayu memanjang. Hal ini sangat ironis dengan sifat dari pasien

itu sendiri yang datang untuk berobat seharusnya diberikan tempat yang

nyaman sehingga proses penyembuhannya berjalan dengan baik.

Dengan Menggunakan Konsep Marvin R. Weisbord diagnosis

organisasi di puskesmas lamper Tengah berdasarkan hasil penelitian bahwa

a. Kotak Metode kerja menyala karena Sumber Daya Manusia dimana

kurangnya Sumber Daya Manusia di Puskesmas Lamper Tengah

sehingga menimbulkan penumpukan pekerjaan pada seorang

pegawai di bagian Administrasi dan sopir ambulans.

b. Kotak Struktur dan Penghargaan pada organisasi ini kurang

menyala, masih ada kendala dalam pelaksanaannya.

32

Page 33: POP Revisi II

c. Kotak Tujuan, tata hubungan, dan kepemipinan dalam organisasi

ini tidak menyala, karena dalam kotak tersebut pelaksanaanya

berjalan dengan lancar, dan tidak terdapat kendala.

B. Saran

Adapun saran yang bisa diberikan untuk Puskesmas lamper tengah ini,

sebagai berikut :

.

33

Page 34: POP Revisi II

Daftar Pustaka

34