bab ii yg okkk.docx

37
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaka n g Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi dewasa ini khususnya di bidang kelistrikan, tidak dapat di pungkiri lagi bahwa h semua sektor kehidupan manusia memerlukan tenaga listrik, baik dalam skal besar maupun skala kecil. Dalam memenuhi kebutuhan pelayanan list memadai khusus dalam hal penerangan malam atau siang hari serta sesuai de ketentuan ketentuan teknik yang telah ada, maka untuk mengikuti laju perkembangan industri dan teknologi harus dapat memperhitungkan suatu Pengaman dan Kuat Hantar Arus yang bisa mengikuti prosfek tersebut sehingga dapat di pakai sesuai dengan kebutuhan. ntuk dapat memperoleh instalasi listrik yang baik pada sebuah gedun atau kantor, di butuhkan suatu penelitian dan perhitungan yang m beberapa faktor yaitu ! faktor teknis, ekonomis, maupun dari segi kerap arsitekturnya, dan harus di perlihatkan juga fungsi dan kegunaan dari set yang terdapat pada Kantor. Kantor Dinas Perindustrian dan Dagang Kota "hokseumawe merupak tempat dimana para pegawainya berkerja di bidang Perindustrian da .ntuk meningkatkan kinerja dalam gedung tersebut, tentu dibutuhka pendukung yang menggunakan energy listrik. Adapun sarana pendukung kiner para pegawai di dalam gedung tersebut yang menggunakan energy listrik ad

Upload: ega-ceriewizz

Post on 02-Nov-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

33

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahSeiring dengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi dewasa ini khususnya di bidang kelistrikan, tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hampir semua sektor kehidupan manusia memerlukan tenaga listrik, baik dalam skala besar maupun skala kecil. Dalam memenuhi kebutuhan pelayanan listrik yang memadai khusus dalam hal penerangan malam atau siang hari serta sesuai dengan ketentuan ketentuan teknik yang telah ada, maka untuk mengikuti laju perkembangan industri dan teknologi harus dapat memperhitungkan suatu Pengaman dan Kuat Hantar Arus yang bisa mengikuti prosfek tersebut sehingga dapat di pakai sesuai dengan kebutuhan. Untuk dapat memperoleh instalasi listrik yang baik pada sebuah gedung atau kantor, di butuhkan suatu penelitian dan perhitungan yang menyangkut beberapa faktor yaitu : faktor teknis, ekonomis, maupun dari segi kerapian atau arsitekturnya, dan harus di perlihatkan juga fungsi dan kegunaan dari setiap ruang yang terdapat pada Kantor.Kantor Dinas Perindustrian dan Dagang Kota Lhokseumawe merupakan tempat dimana para pegawainya berkerja di bidang Perindustrian dan Dagang .Untuk meningkatkan kinerja dalam gedung tersebut, tentu dibutuhkan sarana pendukung yang menggunakan energy listrik. Adapun sarana pendukung kinerja para pegawai di dalam gedung tersebut yang menggunakan energy listrik adalah lampu, komputer, Printer, AC dan lain-lain. Dalam hal ini tentu dibutuhkan Perhitungan Pengaman, Luas Penampang Kabel dan Kuat Hantar Arus Listrik. Untuk itu instalasi listrik pada sebuah Kantor kedayagunaannya sangat tergantung pada bagaimana instalasinya di rencanakan sesuai dengan kebutuhan untuk aktivitas sehari-hari. Disamping tepat guna, instalasi juga harus memenuhi standar PUIL dan Penghematan daya listrik yang berdampak langsung pada biaya operasional Kantor. Oleh karena itu, perencanaan instalasi Kantor harus diklasifikasi kebutuhannya terlebih dahulu, seperti: kebutuhan energy untuk menghidupkan lampu, komputer, Printer, AC dan lain-lain. Untuk itu jumlah beban yang dipakai harus seimbang pada setiap grupnya, kapasitas pengaman untuk mengamankan peralatan dari arus lebih dan gangguan harus sesuai keperluan. Disamping itu, ukuran penghantar harus di sesuaikan dengan kemampuan hantar arus nya serta penempatan beban dan pemasangan titik lampu pada masing-masing ruang harus sesuai kebutuhan. Pada penelitian ini penulis ingin mencoba mengaplikasikan perhitungan ulang Pengaman dan Kuat Hantar Arus pada Kantor Dinas Perindustrian dan Dagang Kota Lhokseumawe. menurut tinjauan penulis, sistem instalasi listrik semakin bertambah beban karena penambahan daya beban dan di lihat dari pemasanganya kurang rapi dan bagus karena banyak peralatan yang di pasang tidak sesuai dengan standarisasi dari PUIL. Dengan demikian timbul inspirasi dari penulis untuk memperhitungkan ulang Pengaman, Luas Penampang dan Kuat Hantar Arus yang lebih aman dan memenuhi ketentuan ketentuan yang ada pada buku -buku teknik instalasi Listrik, sehingga di peroleh suatu sistem yang handal dan dapat di jadikan sebagai acuan pengembagan dan penerapan untuk kebutuhan Kantor Dinas Perindustrian dan Dagang Kota Lhokseumawe.1.2 Perumusan Masalah1. Apa tujuan dari perhitungan ulang instalasi listrik.?2. Bagaimana cara menghitung kapasitas pengaman yang digunakan sesuai kebutuhan mengamankan arus labih dan gangguan.?3. Bagaimana cara merekapitulasi beban atau pengelompokan beban sehingga beban pada setiap grupnya seimbang.?1.3 Batasan MasalahSuatu instalasi yang baik harus memperhitungkan bagaimana instalasi tersebut efektif dan efesien. Sehubungan dengan perhitungan ulang tentunya sangatlah luas, maka penulis akan membatasi tentang perhitungan Pengaman, dan Luas Penampang Kabel saja.1.4 Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui berapa besar nilai pengaman dan luas penampang kabel yang baik di gunakan pada kantor Dinas Perindustrian dan Dagang di kota Lhokseumawe. 2. Menghitung semua beban - beban yang di pakai pada kantor Dinas Perindustrian dan Dagang di kota Lhokseumawe. Agar kapasitas pengaman yang di gunakan sesuai dengan beban yang di layani 3. Untuk merekapitulasi beban atau pengelompokan beban sehingga beban pada setiap grupnya seimbang. 1.5 ManfaatAdapun manfaat dari perhitungan ulang pengaman dan Kuat Hantar Arus pada Kantor Dinas Perindustrian dan Dagang Kota Lhokseumawe yaitu :1. Berguna untuk penulis, Bertambahnya ilmu pengetahuan mengenai perhitungan instalasi listrik pada sebuah Kantor Dinas Perindustrian dan Dagang Kota Lhokseumawe.2. Agar dapat mengaplikasikan apa yang di dapatkan di bangku kuliah serta penerapan langsung di lapangan mengenai perhitungan instalasi listrik pada sebuah bangunan.1.6 Metode PenelitianMetode penelitian yang di tetapkan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :1. Metode ObservasiYaitu melakukan peninjauan kelapangan untuk mencari data yang di perlukan dalam melakukan penyusunan tugas akhir ini.2. Metode InterviewYaitu melakukan Tanya jawab dengan pemimbing lapangan untuk mendapatkan keterangan tambahan. 3. Metode LiteraturMemperoleh data data dari buku referensi berupa buku -buku yang berhubungan dan mendukung isi tugas akhir ini.1.7 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penulisan tugas akhir ini, maka penulis membuat out line ( sistematika penulisan ) dengan ini dapat di jelaskan 5 bab dengan susunan sebagai berikut :BAB IPENDAHULUANPada bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, Agar tidak meluas di berikan batasan masalah, tujuan serta manfaat dari penulisan, metode penelitian, serta di akhiri dengan sistematika Penulisan. BAB IIDASAR TEORIPada bab ini membahas mengenai dasar teknik listrik, perlengkapan Instalasi listrik, bahan penghantar dan pengaman.BAB IIIINSTALASI LISTRIK PADA KANTOR DISPERINDAG KOTA LHOKSEUMAWEBab ini berisikan cara menghitung instalasi listrik yang ada pada Pada kantor dinas Perindustrian dan Dagang kota Lhokseumawe.BAB IVPERHITUNGAN ULANG PENGAMAN DAN KHA PADA KANTOR DISPERINDAG KOTA LHOKSEUMAWE.Bab ini akan membahas perhitungan besarnya pengaman dan kuatHantar arus yang di gunakan pada kantor dinas Perindustrian danDagang kota Lhokseumawe.BAB VPENUTUPBab ini merupakan akhir dari penulisann tugas akhir ini, bab ini di bagi menjadi dua bagian yaitu simpulan dan saran.BAB IIDASAR TEORI

2.1 Peraturan Untuk Instalasi ListrikPada suatu pemasangan pemasangan instalasi listrik kita hendaknya mempunyai suatu rencana perhitungan dan bermacam macam peraturan. N 1005 peraturan peraturan dari komisi Normalisasi, yang tersusun dalam buku N 1005 ini memberikan beberapa peraturan peraturan begitu pula untuk pemasangan pemasangan instalasi dan untuk pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan kelistrikan. Dalam rencana hubungan harus berisi rencana almari pembagi begitu juga almari pembagi tenaga rel -relnya, saluran saluran keluar dan saluran saluran masuk, pengaman pengaman lebur dan sakelar- sakelar, penampang, macam dan banyaknya urat urat setiap saluran, banyaknya beban beban saluran yang keluar, besarnya pengaman lumer dan pegangannya (hounder), kapasitas ampere dari sakelar sakelar, dan alat-alat pembantu instrument-instrument ukur, relais dan sebagainya. (Suryatmo F 1998).2.2 Sejarah PUIL Peraturan instalasi listrik (PUIL 2000) di gunakan pertama kali sebagai pedoman beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik, yaitu AVE (Algemene Voorschriften Voor Electrische Sterkstroom Instalaties). AVE di terbitkan oleh dewan normalisasi pemerintah Hindia Belanda, sebagai Norma N 2004. AVE N 2004 di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan di terbitkan pada tahun 1964 sebagai norma indonesia N16 yang kemudian di kenal sebagaiPeraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1964). PUIL pertama kali di terbitkan tahun 1964 dan di sempurnakan pada penerbit kedua pada tahun 1977 (PUIL 1977) dan penerbitan ketiga pada tahun 1987 (PUIL 1987). Istilah peraturan pada PUIL 1964, 1977, dan 1987, berubah menjadi persyaratan pada PUIL 2000, dengan maksud selain isinya mengandung kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya, juga mengandung rekomendasi atau persyaratan teknik yang dapat di jadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.2.3 Dasar Instalasi ListrikDasar-dasar instalasi antara lain meliputi :1. Keseragaman2. Memenuhi standarisasi3. Kesesuaian dengan peraturan umum instalasi listrik4. Peraturan peraturan yang memenuhi standar internasional 2.3.1 Tujuan Umum Pemasangan Instalasi ListrikSesuai dengan PUIL, instalasi penerangan harus di pasang atau di rencanakan sebagai berikut :a. Instalasi Listrik harus di rencanakan / di pasang dengan baikb. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannyac. Terjamin bagi keselamatan manusia d. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

2.3.1.1 Ketentuan Umum Instalasi ListrikMenurut pendapat persyaratan umum instalasi listrik 2000 :a. Dalam merencanakan atau memasang instalasi listrik setiap instalasi harus memenuhi peraturan PUIL.b. Instalasi listrik harus di rancang, di pasang, dan di pelihara sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah penjalaran kebakaran.c. Peralatan dan perlengkapan listrik yang di pasang pada instalasi harus.1) Memenuhi ketentuan standar yaitu harus tercantum dengan jelas tanda kesesuaian standar dan tanda pengenalnya baik Nama, logo pembuat, tegangan, daya/ arus pengenal atau data teknis lain yang di sahkan SNI2) Memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu harus baik dan dalam keadaan berfungsi, di pilih sesuai penggunaan dan tidak boleh di bebani melebihi kemampuannya.d. Instalasi listrik harus di lengkapi proteksi untuk keselamatan1) proteksi dari kejut listrik.2) proteksi dari efek termal.3) proteksi dari arus/ teganganlebih.e. Instalasi listrik yang baru di pasang atau mengalami perubahan harus di periksa dan bila perlu di coba sebelum di operasikan. Dan harus berdasarkan ketentuan PUIL 2000.Perencanaan / pemasangan instalasi listrik harus memiliki izin dan harus menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya di bidang ketenaga listrikan.2.3.2 Ketentuan Umum Peralatan dan PemasanganMenurut pendapat persyaratan umum listrik 2000 :1. Ketentuan Peralatana. Perlengkapan listrik tidak berbahaya dan harus tahan terhadap kerusakan dan panasb. Pada setiap peralatan listrik harus tercantum dengan jelas penandaan sesuai ketentuan SNI.

2. Ketentuan Pemasangan.a. Perlengkapan listrik harus di pasang secara baik sehingga pelayanan pemeriksaan dan pemeliharaan mudah dan aman.b. Perlengkapan listrik di pasang/ di hubungkan dan di amankan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan bahan yang mudah terbakar menyala.c. Selungkup dan rangka logam perlengkapan harus di bumikan secara baik dan tepat.

3. Gagang pelayanan dari logam atau sejenisnya sama sekali tidak boleh bertegangan dan oleh karenanya harus di hubungkan dengan selungkup dan rangka itu secara baik dan tepat4. Pelayanan dan pengendalian piranti harus di lakukan dengan pertolongan sakelar oleh karenanya harus di hubungkan dan di putuskan dengan sakelar tersebut, kecuali untuk lampu, piranti kecil atau kumpulan dari padanya yang bersama sama mempunyai daya tidak lebih dari 1.5 KW.

Perlengkapan untuk melayani sakelar motor dan mesin lain yang di gerakkan dengan listrik harus di pasang sedekat mungkin dengan mesin yang bersangkutan.2.4 Perlengkapan instalasi listrikAda beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk memilih perlengkapan instalasi listrik, antara lain :1. Kesesuaian dengan fungsinya2. Kuat dan tahan lama untuk melindungi peralatan lain3. Keadaan dari resistansi isolasinya4. Pengaruh suhu baik, pada kondisi normal maupun up normal5. Pengaruh loncatan busur apiDalam instalasi listrik pada gedung bengkel mekanik teknik elektro Politeknik Negeri Lhokseuamawe penulis berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).2.4.1 Kotak Hubung Bagi( E, Setiawan, Ir. dan P. van Harten 1980), Kotak Hubung Bagi harus dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan kukuh. Pada setiap hantaran fasa keluar suatu perlengkapan hubung bagi harus di pasang pengaman arus. Pada hantaran netral tidak boleh di pasang pengaman arus, kecuali bila potensial hantaran netral nya tidak selalu mendekati potensial tanah. Setiap peralatan listrik, kecuali kotak kontak dengan kemampuan hantar arus nominal 16 A atau lebih, harus merupakan rangkaian akhir tersendiri kecuali jika peralatantersebut bagian yang tidak terpisahkan dari suatu unit instalasi. Gambar 1a memperlihatkan diagram rangkaian akhir sederhana untuk satu fasa, dan Gambar 1b menunjukkan bentuknya.

(a) (b)Gambar 2.1: Perlengkapan hubung bagi dan diagramnyaE. Setiawan, Ir dan P. Van Harten 1980. Hal 54Kotak hubung bagi juga harus memenuhi persyaratan antara lain :1. Kotak hubung bagi harus kokoh, terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tahan lembab2. Pada kotak hubung bagi yang berdiri sendiri sekurang kurangnya harus mempunyai satu saklar dengan kemampuan sakelar sekurang - kurangnya sama dengan kemampuan arus nominal pengaman tetapi tidak kurang dari 10A.3. Sakelar masuk boleh ditiadakan kalau kontak hubung bagi merupakan suplai dari hubung bagi lainnya4. Setiap hantaran fasa keluar harus di pasang pengaman arus.Komponen - komponen penting dari kotak hubung bagi adalah :a. Kotak rel, (panel) berfungsi sebagai terminal untuk menyambungkan pada beberapa saluran kebeban.b. Kotak pengamanc. Kotak Sakelar yang merupakan satu kesatuan dari kontak hubung bagi.2.4.2 Saklar( Drs. Daryanto 1987 ) Fungsi sebuah saklar ialah menghubungkan atau memutuskan arus listrik, oleh karena itu pemasangannya harus di tempatkan di suatu tempat yang mudah di capai orang, misalnya dekat pintu masuk ruangan. Cara pemasangannya serupa dengan pemasangan kotak kontak hanya perbedaannya terletak pada cara pengawatannya, karena fungsi penggunaanya pun berbeda, maka pengawatannya inilah yang harus di teliti agar tidak keliru. Saklar di bedakan atas beberapa macam yaitu : saklar putar, saklar balik, saklar tarik, dan tombol tekan. Pada umumnya tombol tekan berukuran kecil dan di pakai untuk membunyikan bel dan semacamnya yang bersifat khusus, saklar tarik ini jarang di pakai karena bersifat khusus juga. di pakai misalnya di kamar mandi. agar tidak terkena air maka saklar di pasang tinggi sehingga operasinya di tarik melalui perantara tali, yang banyak di pakai adalah saklar balik. Simbol atau lambang dari alat pemutus/ penghubung ini dapat di lihat pada gambar 2.2 berikut ini. Dari gambar tersebut dapat di lihat konstruksi berbagai jenis sakelar, bentuk, serta cara penggambarannya.

Gambar 2.2 : Simbol sakelar dan cara penggambarannyaJika di tinjau hubungan dan jenis alat penghubung, sakelar di bedakan menjadi : sakelar tunggal, sakelar dua kutub ( kutub ganda ), sakelar tiga kutub, sakelar seri, sakelar tukar dan sakelar silang. Penggolongan sakelar berdasarkan penyambunggannya dapat di jelaskan pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Simbol sakelar berdasarkan prinsip hubungan sakelarF Suryatmo Hal.18

2.4.3 Kotak KontakDrs. Daryanto 1987, Kotak kontak ialah sebuah alat yang di pergunakan untuk menempatkan kabel sehingga kotak kontak tersebut merupakan tempat sumber arus, bagian dalam kotak kontak tersebut dari bahan persolin, steatit atau bahan cetakan lainnya. Kaki ini dapat di letakkan dengan cara menyekrupkan pada papan atau dinding . kotak kontak dapat di bedakan menjadikan beberapa macam yaitu :

1. Kotak - kontak biasa.2. Kotak- kontak dengan hubungan tanah.3. Kotak kontak tahan air /tetesan. Kotak kontak dapat di pasang di mana saja menurut kebutuhan, tetapi tetap mengikuti peraturan penggunaan kotak-kontak dalam ruangan. Dalam pemasangan kaki kotak di beri alas mika atau bahan sekat lain, supaya tidak terjadi hubung singkat. Dalam kotak-kontak terdapat dua kabel yaitu kabel tanah (nol ) danfasa ( satu fasa ) atau fasa dan fasa ( dua fasa ), terdapat tiga kabel jika kotak-kontak dengan hubungan tanah yaitu kabel fasa, nol dan hubungan tanah. Untuk lebih jelas lihat gambar 2.4 simbol dan jenis kotak kontak di bawah ini :

Gambar 2.4 Simbol dan jenis kotak kontak Sumber : F Suryatmo, 19982.4.4 FitingFittig adalah tempat memasang bola lampu listrik, dan menurut penggunaannya dapat di bagi menjadi tiga jenis :a. Fiting langit langitPemasangan fiting langit- langit di tempelkan pada langit langit (eternit) dan di lengkapi dengan roset. Roset ini di buat dari bahan kayu berbentuk bulat. Jadi, antara langit langit dan fiting terdapat roset. Roset ini di perlukan untuk meletakkan / penyekerupan fiting supaya kokoh kedudukannya pada langit langit. Cara pemasangan fiting ini dapat di lihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Pemasangan fiting langit langit Sumber : (E. Setiawan, Ir dan P. Van Harten, 1980)b. Fiting gantungPada bagian atas fiting gantung ini terdapat cincin yang di pakai untuk mengikatkan tali pengikat snur, sehingga kedudukannya menjadi kuat. Tali penarik snur ini berfungsi sebagai penahan berat pada gantungan bola lampu dan kap lampu. Konstruksi dari fiting gantung dapat di lihat pada gambar 2.6

Gambar 2.6. : Konstruksi fiting gantung Sumber : (E . Setiawan, Ir dan P. Van Harten, 1980)

c. Fiting Kedap AirFiting kedap air merupakan fiting yang tahan terhadap resapan / rembesan air, fiting jenis ini di pasang di tempat lembab atau tempat yang mungkin bisa terkena air misalnya fiting untuk di kamar mandi. Konstruksi fiting ini terbuat dari porselin, di mana bagian kontaknya terbuat dari logam kuningan atau tembaga dan bagian ulirnya di lengkapi dengan karet yang berbentuk cincin sebagai penahan air. Konstruksi fiting kedap air dapat di lihat pada gambar berikut ini : Gambar 2.7. : Konstruksi fiting kedap air Sumber : ( E. Setiawan, Ir dan P. Van Harten, 1980)2.4.5 LampuLampu pertama kali ditemukan pada tahun 1878 oleh Thomas alfa Edison dalam bentuk lampu pijar. Selama lebih dari 130 tahun, lampu telah mengalami banyak perubahan di tinjau dari jenis material yang digunakan maupun bentuk fisiknya jika di bandingkan dengan awal penemuannya. Perubahan tersebut di dorong oleh kebutuhan manusia terhadap sumber pencahayaan buatan yang lebih efektif dan efisien. (Toto Sukisno, Yusuf Nugroho, 2011:212)Konsep dasar dari sebuah lampu adalah salah satu bentuk pemanfaatan radiasi elektromagnetik yang di hasilkan dari transfer energy fisik maupun kimiawi yang terjadi pada saat lampu menyala. Energi elektro magnetic tidak semuanya dapat terlihat oleh mata telanjang, hanya gelombang antara 380 nm sampai dengan 750 nm saja yang dapat dengan mudah di ubah menjadi terlihat oleh manusia. Gelombang yang terlihat oleh manusia itulah yang selanjutnya merupakan cahaya yang di hasilkan lampu. (Toto Sukisno, Yusuf Nugroho, 2011:212)2.4.5.1 Lampu Hemat Energi (LHE)Adanya lampu hemat energi yang tersedia saat ini membuka seluruh pasar bagi lampu hemat energi. Lampu ini di rancang dengan bentuk yang lebih kecil yang dapat bersaing dengan lampu pijar dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Lampu hemat energy dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini :

Gambar 2.7 Lampu Hemat Energi(Sumber: Jimy Harto Saputro, TejoSukmadi, Karnoto, 2013:21)

Lampu hemat energi yang berbentuk lubang akan memancarkan cahaya radial. Sedangkan yang berbentuk huruf D ganda datar akan memancarkan cahaya ke arah atas dan ke bawah. Keunggulan lampu hemat energi adalah penggunaan daya listrik lebih efisien dibanding lampu GLS. Mempunyai rentang usia pemakaian yang lebih panjang, yaitu sekitar 8 kali usia pemakaian lampu GLS. Kekurangan lampu hemat energi antara lain, untuk menyala dengan cahaya normal, memerlukan waktu beberapa menit. Lampu ini tidak dapat diatur redup-terangnya dengan saklar pengatur (dimmer), harganya relatif lebih mahal. (Prih Sumardjati, SofianYahya, Ali Mashar, 2008:134)2.4.6Penghantar ListrikPenghantar atau konduktor merupakan bahan yang sanggup menghantarkan atau dapat di aliri arus listrik, sehingga di sebut penghantar listrik. Dengan demikian setiap material yang sanggup atau mudah di aliri arus listrik di namakan konduktor. Pada umunya setiap jenis logam merupakan konduktor, tetapi ternyata tidak semua jenis logam dapat menjadi konduktor yang baik, perak dan tembaga merupakan konduktor yang baik, tetapi karena perak sangat mahal dan bahannya sangat sedikit terdapat, sehingga setiap penghantar dalam instalasi listrik di gunakan bahan tembaga ( Driyanto, 1987 )Dalam memilih perlengkapan instalasi listrik, termasuk juga menentukan jenis, ukuran tegangan, kemampuannya harus memperhitungkan hal hal sebagai berikut :1. Kesesuaian dengan maksud pemasangan dan penggunaannya. 2. Kekuatan dan keawetan termaksud bagian yang di maksud untuk melindungi perlengkapan lain.3. Keadaan dan resistansinya. 4. Pengaruh suhu baik dalam keadaan normal maupun up normal.5. Pengaruh bunga api.Semua penghantar yang di gunakan harus di buat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan penggunaanya serta telah di periksa dan di isi menurut standar penghantar yang di keluarkan atau di akui oleh instansi yang berwenang ( PUIL).2.5 Jenis dan Bentuk Penghantar Ada dua jenis penghantar yang di gunakan untuk pendistribusian daya listrik yaitu :1. jenis kawat tanpa isolasi2. jenis kawat berisolasiumumnya penghantar untuk keperluan tegangan rendah di pakai jenis kawat yang berisolasi serta lazim di gunakan adalah tembaga dan aluminium karena lebih murah dan lebih ringan di bandingkan dengan penghantar kabel dari bahan yang lain. Dalam pemilihan kabel penghantar perlu di perhatikan beberapa faktor yaitu :1. Material 2. Flexibility3. bentuk4. Kapasitas penyaluran5. Jatuh tegangan yang di izinkan dengan tegangan putus penghantar Adapun bentuk yang harus di miliki oleh penghantar adalah :a. Consentrik RoundEnam kawat dengan ukuran yang sama dengan kedudukan yang rapat dan bila di pilih dengan arah yang berlainan akan menghasilkan diameter yang berbeda.b. Compact Roundbentuk penghantar yang pada pemakaiannya lebih hemat material, kawat yang berdiameter lebih kecil untuk meletakkan serat kemudian di proses untuk menghilangkan ruang.c. Compasible sektor Penghantar bentuk sektor yang menghasilkan bentuk penghantar yang lebih kecil, menghasilkan reaktansi yang lebih rendah pada voltage drop yang rendah.

d. AnmilerPenghantar yang terdiri dari serabut atau penghantar telanjang yang di pilin.2.5.1. Kabel Umumnya setiap konduktor dalam instalasi listrik berupa kawat, sebagai jalur hubungan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Kabel-kabel dengan tembaga padat jauh lebih keras dab mudah patah bila sering di tekuk tekuk. Karena itu untuk membuat agar kabel ini mudah di perlakukan kekiri atau kekanan, konduktor tembaga di dalamnya di buat menjadi helai helai kecil dengan diameter yang kecil pula, sehingga bentuk kabel denganhelai helai tembaga kecil akan lebih tahan apabila di lekukkan. Dalam instalasi listrik kabel yang di gunakan memiliki ukuran yang berbeda beda, tergantung pada rapat arus ( ampere / ) yang di izinkan melalui kabel bersangkutan.

Gambar 2.8. : Bentuk Kabel Penghantar Sumber Driyanto, 1987Di dalam menetukan luas penampang dan jenis penghantar yang di pasang dalam suatu instalasi harus di tentukan berdasarkan perhitungan, kemampuan hantar arus, kondisi suhu, susut tegangan, sifat lingkungan, kekuatan mekanis dan kemungkinan perluasan.Tabel 2.1 : Diameter dalam Minimum Pipa Instalasi Untuk Pemasangan KabelPada Rumah dan Kantor .Jumlah kabel NGA123456

Luas penampang nominal NGADiameter luar maksimum NGADiameter dalam minimum pipa instalasi

mm2mm2Mm

1,52,546101625355070954,24,85,46,47,78,810,412,713,415,017,277991113161819222611131316192226343438441313161821262935384448131617212628344444485616172023283438454856-171921263434445156--

Sumber PUIL 2000Untuk ukuran yang tidak tercantum dalam Tabel 2.2 jumlah kabel yang boleh dalam satu pipa instalasi di tentukan sehingga faktor pengisiannya tidak melebihi ketentuan PUIL.

Tabel 2.2 Jumlah kabel yang di perbolehkanJumlah Kabel dalam satu pipaFaktor pengisian maksimum

123 atau lebih50 %33 1/3 %40 %

Persyaratan umum instalasi listrik 2000Faktor pengisian =2.5.2 Identifikasi hantaran dengan warna Persyaratan umum instalasi listrik ( PUIL 2000), penggunaan warna untuk identifikasi hantaran, berlaku ketentuan ketentuan sebagai berikut :1. Hantaran pentanahan hanya boleh menggunakan warna majemuk hijau kuning. 2. Untuk instalasi dengan hantaran netral atau tengah harus di gunakan warna biru, tetapi untuk instalasi tanpa hantaran netral atau kawat tengah, warna biru boleh di gunakan untuk maksud lain kecuali untuk menandai hantaran pentanahan.3. Pada instalasi fasa tiga, warna yang harus di gunakan adalah : Fasa 1 (fasa R ) : Merah Fasa 2 (fasaa S ) : Kuning Fasa 3 ( fasa T ) : Hitam4. Ketentuan ini berlaku untuk semua instalasi pasangan tetap maupun sementara, termasuk dalam Perlengkap Hubung Bagi (PHB).5. Kabel penghubung berurat tunggal boleh di gunakan untuk hantaran fasa, netral , maupun pentanahan, asalkan isolasinya yang terlihat di kedua ujung kabel ( yang terkelupas ) di balut dengan pita warna yang sesuai dengan warna tersebut.Semua ketentuan di atas dapat berlaku untuk hantaran berisolasi tunggal seperti NYA dan NGA, maupun untuk kabel berurat banyak seperti NYM, NYY, dan sebagainya. 2.5.3 Luas Penampang HantaranE. Setiawan, Ir dan P. Van Harten 1980, ketentuan penggunaan luas penampang hantaran adalah memperhitungkan kemampuan daya hantar arus yang di perlukan dan suhu sekeliling nya termasuk juga rugi tegangan. Menurut PUIL untuk instalasi rumah sekurang kurangnya 1,5 . Untuk saluran dua kawat, hantaran netralnya harus memiliki luas penampang sama dengan hantaran fasanya. Sedangkan untuk saluran tiga fasa dengan hantaran netral, kemampuan hantar arus hantaran netralnya harus sesuai dengan arus maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan beban tak seimbang yang normal. Luas penampangnya sekurang kurangnya sama dengan luas penampang yang tercantum dalam tabel .

Tabel 2.3 Luas penampang Nominal Minimum Hantaran Netral bahan sama Dengan Hantaran Fasa dari Suatu Saluran Fasa Tiga Dengan Netral.

Hantaran FasaHantaran Netral

Dalam pipa instalasi, kabel darurat banyak dan kabel tanahPada saluran udara dan instalasi pasangan terbuka, di alam terbuka maupun dalam bangunan

mm2mm2mm2

1,52,546101625355070951201501952403004001,52,54610161616253550707095120150185--4610162535505050707095120150185

Sumber PUIL 2000Dalam saluran tiga fasa, semua hantaran fasanya harus memiliki luas penampang yang sama, kecuali untuk keadaan keadaan khusus.

2.6 Jenis PengamanTujuan pengaman dari instalasi adalah untuk melindungi manusia atau peralatan yang tersambung pada instalasi tersebut, jika arus gangguan akibat dari kondisi tidak Normal. Pada gedung kantor dinas perindustrian dan dagang kota Lhokseumawe menggunakan jenis pengaman yaitu MCCB dan MCB2.6.5 Miniatur Circuit Breaker (MCB)E. Setiawan, Ir dan P. Van Harten 1980, Miniature circuit breaker adalah alat pengaman otomatis yang dapat mengamankan rangkaian dari arus lebih akibat beban mekanik. Dan juga akibat arus hubung singkat. Jadi pada MCB ini terdapat dua elemen pengaman seperti :1) Elemen bimetal yaitu elemen pengaman yang bekerja berdasarkan panas. Elemen ini di gunakan untuk mendeteksi arus lebih akibat beban yang lebih besar dari beban Nominal.2) Elemen magnetik tripping ( trip coil ) : elemen yang bekerja berdasarkan magnet listrik. Dengan mengalirnya arus listrik yang besar melalui kumparan ( coil ) seperti arus hubungan singkat. Maka elemen ini akan bekerja secara cepat memutuskan rangkaian.Jadi MCB dapat di gunakan sebagai pembatas beban listrik dan juga sebagai pengaman hubung singkat. MCB yang di gunakan pada rangkaian bel panggil jawab dengan menggunakan lampu tanda ini, sebesar 2 ampere lihat gambar di bawah ini.

Gambar 2.9 : Miniature circuite breaker ( MCB )2.6.6 MCCB( E. Setiawan, Ir dan P. Van Harten 1980 ), MCCB atau Moulded Case Circuite Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi sebagai pengaman terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat di setting sesuai dengan kebutuhan. Spesifikasi MCCB pada umumnya di bagi dalam 3 parameter operasi yang terdiri dari :a. Ue ( tegangan kerja), spesifikasi standar MCCB di gambarkan sebagai berikut :Ue = 250 V dan 660 Vb. Ie (arus kerja ), spesifikasi standar MCCB di gambarkan sebagai berikut:Ie = 40 A 2500 Ac. Icn ( kapasitas arus pemutusan ), spesifikasi standar MCCB di gambarkan sebagai berikut :Icn =12 kA 200 kA

2.7 Peralatan Pelindung2.7.1. Pipa Instalasi(Michael Neidle thn 1985), pipa instalasi di gunakan untuk pemasangan kabel listrik yang di hubungkan dengan sakelar, kotak kontak, hubung bagi dan sambungan listrik lainnya, serta untuk melindungi bahaya listrik terhadap sentuhan langsung dengan manusia. Pipa ini terbuat dari pelat dan PVC ( pipa Unicon ). Pipa ini di buat beberapa macam ukuran agar lebih ekonomis pemakaiannya berdasarkan garis tengah ( inchi ), sedangkan panjang pipa pada umumnya sama yaitu 400 cm. Gambar 8 memperlihatkan gambar pipa PVC yang di gunakan dalam instalasi listrik.

Gambar 2.10. pipa instalasiSumber Michael Neidle 1985Besar dan jumlah kawat yang boleh di masukkandalam pipa diatur oleh peraturan yang tercantum dalam tabel 2.3. jenis kabel yang di masukkan dalam pipa adalah NYA atau NGA, tetapi untuk jenis kabel NYM tidak perlu di masukkan dalam pipa, karena sudah aman terhadap bahaya sentuhan langsung dengan manusia. Dalam tabel terlampir angka angka yang di cantumkan dalam tanda kurung menunjukkan jumlah kawat yang boleh di masukkan dalam pipa lurus. Contoh cara membaca tabel 3, untuk pipa dapat di masuki kawat kawat ukuran 4 sebanyak 2 utas atau 3 kawat dalam pipa dengan potongan lurus. Tetapi dalam pipa terdapat belokan maka di pakai daftar angka angka tidak dalam tanda kurung.Tabel 2.4 daftar hantaran R. A Dalam pipa UniconHantaran R.AGaris tengah pipa (inchi)

mm2Diameter luar (mm)5/83/4"11 1/411/2 2

1,54,23(4)5----

2,54,823(4)6---

45,423(4)4(5)---

66,412(3)4---

107,7113(4)44(5)-

168,81123(4)4-

2510,4(1)112(3)3(4)-

3512,7-(1)1225

5013,4--11(2)1(2)4

7015,0--1114

9517,2---1-2(3)

Sumber F. Suryatmo Hal 552.7.2. Rol IsolatorE. Setiawan, Ir dan P. Van Harten 1980, Rol isolator fungsinya tempat menempelkan / meletakkan kabel instalasi jenis NYA atau NGA, dan rol ini di pasang di dalam flafon ( langit langit ) bangunan rumah tinggal, gedung dan sejenisnya. Sedangakan cara pemasangan hantaran ( kabel listrik ) pada isolator dapat di lihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.11. Beberapa Cara Pengikat Hantaran pada Isolator Sumber Suryatmo F 1998

2.7.3 Sengkang (klem)(E. Setiawan, Ir dan P Harten, 1980), sengkang atau klem adalah suatu bahan yang di pakai untuk menahan pipa agar dapat di pasang pada dinding atau langit - langit. Sengkang di buat dari pelat besi, serupa dengan bahan pipa. besar atau ukurannya di sesuaikan dengan ukuran pipanya. Sengkang di pasang dengan di sekerupkan pada tempat menggunakan sekrup kayu. Sengkang di pasang sebagai penahan kotak penyambung atau pencabangan, potong penyambung, sakelar, kotak kontak, dan sebagainya dengan jarak maksimum 10 cm dari benda tersebut. Untuk meninggikan pemasangan pipa di pakai pelana, misalnya dekat kotak sekering, terkadang pada kotak penyambungan atau pencabangan dan tempat lain yang di perlukan. bentuk sengkang ada beberapa macam, yaitu : sengkang setengah, sengkang ganda, sengkang majemuk, dan sebagainya. Pembuatan berbagai macam sengkang di sesuaikan dengan keperluan pemakainnya, seperti :1. sengkang setengah, di pakai pada tempat yang sempit2. sengkang ganda, untuk dua pipa sejajar, dan3. sengkang majemuk, untuk pemasangan beberapa pipa yang sejajar

Gambar 2.12 : Contoh Bentuk Sengkang Sumber Michael Neidle, 19852.7.4Kotak SambungMichael Neidle tahun 1985, Penyambungan kabel atau kawat dalam instalasi listrik harus di lakukan dalam kotak sambung dan tidak boleh di lakukan dalam pipa, sebab di khawatirkan akan mengalami putus akibat penarikan, selain itu sambungan listrik dalam pipa pelat akan memudahkan terjadi kontak listrik dengan pipa sehingga berbahaya bagi manusia. Tujuan penyambungan kawat ada beberapa macam, seperti sambungan lurus, pencabangan atau penyekatan. banyaknya pencabagan pun bermacam- macam sehingga perlu di sediakan beberapa jenis kotak sambung. Kotak sambung listrik dapat di lihat dari cabangnya, seperti : kotak sambung cabang satu , cabang dua, cabang tiga dan cabang empat. Contoh penggunaan kotak sambung dapat di lihat pada gambar 2.13.a dan jenis-jenis kotak sambung pada gambar 2.13.b

Gambar 2.13.a : Contoh Penggunaan Kotak Sambung Sumber Michael Neidle 1985

Gambar 2.13.b : Jenis-Jenis Kotak SambunganSumber Michael Neidle 1985

Pada dasarnya bentuk kotak sambung tersebut ada dua macam, yaitu persegi dan bundar. Jenis kotak sambung diantaranya adalah kotak sambung cabang satu (In-bouw Doos), cabang dua (Treck Doos), cabang tifa (T. Doos) dan cabang empat (Kruis Doos).