bab i ok

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa kimia(chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya baik yang berupa metabolismeprimer (metabolit primer) seperti protein, karbohidrat, dan lemak yang digunakan olehtumbuhan itu sendiri untuk pertumbuhannya ataupun senyawa kimia dari hasil metabolismesekunder (metabolit sekunder) seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid, dan alkaloid.Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyaikemampuan bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan hamapenyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Hal ini memacu dilakukannyapenelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama metabolit sekunder yang terkandungdalam tumbuh-tumbuhan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sepertiteknik pemisahan, metode analisis, dan uji farmakologi. Senyawa hasil isolasi atau senyawasemi sintetik yang diperoleh dari tumbuhan sebagai obat atau bahan baku obat.Metabolisme sekunder juga disebut metabolisme khusus adalah istilah untuk jalur danmolekul kecil produk dari metabolisme yang tidak mutlak diperlukan untuk kelangsunganhidup organisme. Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder telah banyak digunakanuntuk zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya. Serta

Upload: snakdecade

Post on 14-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

geh

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I ok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa

kimia(chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya baik yang berupa

metabolismeprimer (metabolit primer) seperti protein, karbohidrat, dan lemak yang digunakan

olehtumbuhan itu sendiri untuk pertumbuhannya ataupun senyawa kimia dari hasil

metabolismesekunder (metabolit sekunder) seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid, dan

alkaloid.Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya

mempunyaikemampuan bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan

hamapenyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Hal ini memacu

dilakukannyapenelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama metabolit sekunder yang

terkandungdalam tumbuh-tumbuhan.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sepertiteknik pemisahan,

metode analisis, dan uji farmakologi. Senyawa hasil isolasi atau senyawasemi sintetik yang

diperoleh dari tumbuhan sebagai obat atau bahan baku obat.Metabolisme sekunder juga disebut

metabolisme khusus adalah istilah untuk jalur danmolekul kecil produk dari metabolisme yang

tidak mutlak diperlukan untuk kelangsunganhidup organisme. Senyawa kimia sebagai hasil

metabolit sekunder telah banyak digunakanuntuk zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan

dan sebagainya. Serta banyak jenistumbuhan yang digunakan sebagai obat-obatan, dikenal

sebagai obat tradisional sehingga perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan tumbuh-

tumbuhan berkhasiat dan mengetahuisenyawa kimia yang bermanfaat sebagai obat.

Alkaloida merupakan suatu senyawa yang secara umum bekerja pada sistem saraf pusat,

mempunyai atom nitrogen yang biasanya pada cincin heterosiklis dan dibiosintesis dalam

tumbuhan dari asam amino atau turunannya. Karena alkaloid sebagai suatu kelompok senyawa

yang terdapat pada sebagian besar tanaman berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada

sistematika aturan tanaman. Berdasarkan sistem Engler dalam tanaman tinggi terdapat 60 order.

Sekitar 34 daripadanya mengandung alkaloid.

Page 2: BAB I ok

Pada tanaman yang mengandung alkaloid, alkaloid mungkin terisolasi dalam jumlah

tinggi pada bagian tanaman tertentu. Untuk memperoleh alkaloid tersebut, dibutuhkan

ilmu ,fitokimia, yang sangat berkaitan dengan proses-proses ekstraksi, isolasi, identifikasi, dan

penetapan kadar suatu senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa alkaloid ?

2. Apa saja klasifikasi alkaloid secara umum?

3. Apa klasifikasi cacao sebagai zat yang mengandung alkaloid?

4. Apa saja sifat fisika dan kimia alkaloid?

5. Bagaimana reaksi-reaksi alkaloid?

6. Bagaimana mengisolasi alkaloid dari cacao?

7. Apa saja kegunaan alkaloid yang terdapat pada tanaman cacao?

1.3 Tujuan

1. Mengatahui pengertian dari senyawa alkaloid.

2. Mengetahui klasifikasi alkaloid secara umum.

3. Mengetahui klasifikasi tanaman coklat yang mengandung alkaloid purin.

4. Mengetahui sifat fisika dan kimia alkaloid.

5. Mengetahui reaksi-reaksi alkaloid.

6. Mengetahui cara isolasi alkaloid dari tanaman coklat.

7. Mengetahui kegunaan alkaloid yang terkandung pada tanaman cacao.

Page 3: BAB I ok

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Senyawa Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat

basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam

struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek

farmakologis pada manusia dan hewan.

Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di alam.

Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam

berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen.

Senyawa kimia terutama senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi dua yaitu yang

pertama senyawa hasil metabolisme primer, contohnya karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat,

dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil metabolism sekunder, contohnya terpenoid,

steroid, alkaloid dan flavonoid.

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan dialam.

Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis

tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan

untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.

Pengertian lain Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alambersifat basa atau alkali

dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalammolekul senyawa tersebut

dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosiskecil dapat memberikan efek

farmakologis pada manusia dan hewan. Sebagai contoh,morfina sebagai pereda rasa sakit,

reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagaiantispamodia, kokain sebagai

anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf (Ikan,1969). Selain itu ada beberapa

pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N(Nitrogen)nya terdapat di dalam

rantai lurus atau alifatis.

Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis tertentu,

ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya

kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan

Page 4: BAB I ok

fisikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun,

ranting dan kulit batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus

dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.

2.2 . Klasifikasi Alkaloid

Sistem klasifikasi menurut Hegnauer, alkaloid dikelompokkan sebagai (a) Alkaloid

sesungguhnya, (b) Protoalkaloid, dan (c) Pseudoalkaloid. Meskipun terdapat beberapa

perkecualian.

(a) Alkaloid Sesungguhnya

Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas phisiologi yang

luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung Nitrogen dalam cincin

heterosiklik diturunkan dari asam amino biasanya terdapat “aturan” tersebut adalah kolkhisin

dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan

alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.

(b) Protoalkaloid

Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak

terdapat dalam cincin heterosiklik.Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam

amino yang bersifat basa.Pengertian ”amin biologis” sering digunakan untuk kelompok ini.

Contoh, adalah meskalin, ephedin dan N,N-dimetiltriptamin.

(c) Pseudoalkaloid

Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino.Senyawa biasanya bersifat basa. Ada

dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid steroidal (contoh: konessin dan

purin (kaffein)) Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas: a. Alkaloid dengan atom

nitrogen heterosiklik. Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk

pada golongan ini adalah :

1. Alkaloid Piridin-Piperidin

Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang termasuk dalam kelas ini

adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.

2. Alkaloid Tropan

Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3).Alkaloid ini dapat

mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang

Page 5: BAB I ok

belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes

mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia

hopwoodii, Datura dan Brugmansia spp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari

Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae)

3. Alkaloid Quinolin

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini adalah ; Cinchona

ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium vivax

4. Alkaloid Isoquinolin

Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada famili

Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus spp), Spartium junceum, Cytisus scoparius dan Sophora

secondiflora

5. Alkaloid Indol

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada alkaloid ergine dan

psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari

Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk

penyakit Leukimia dan Hodgkin‟s.

6. Alkaloid Imidazol

Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen.Alkaloid ini ditemukan pada famili

Rutaceae.Contohnya; Jaborandi paragua.

7. Alkaloid Lupinan

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus (fam

: Leguminocaea).

8. Alkaloid Steroid

Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid yang mengandung 4

cincin karbon.Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.

9. Alkaloid Amina

Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan tutrunan sederhana dari

feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini

ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam Gnetaceae)

10. Alkaloid Purin

Page 6: BAB I ok

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi (Coffea

arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex paraguaricasis

dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili

Sterculiaceae dan Theobroma cacao.

Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik.Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin

karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping

1. Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)

Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah satu atom karbon pada

rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora

secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.

2. Alkaloid Capsaicin

Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ; Capsicum pubescens, Capsicum baccatum,

Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.

2.3 klasifikasi tanaman coklat yang mengandung alkaloid purin

Berdasarkan Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup, Tanaman Kakao Yang Bernama Latin

Theobroma Cacao L. Ini Diklasifikasikan Sebagai Berikut:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malvales

Famili: Malvaceae (Sterculiaceae)

Genus: Theobroma

Spesies: T. Cacao

Nama Latin : Theobroma Cacao L

Cacao masuk kedalam klasifikasi Alkaloid Purin

Alkaloid purin mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada

kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex

paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida

dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao.

Page 7: BAB I ok

2.4 Sifat Senyawa Alkaloid

Sifat-Sifat Fisika

Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N

seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer,

sekunder maupun tersier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari

struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa

padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi.

Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.

Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik

berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah).Pada umumnya, basa

bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan

protoalkaloid larut dalam air.Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.

Sifat fisika alkaloid :

1. Isolasi alkaloid dapat membentuk Kristal dengan TL tertentu, sehingga sedikit yang

berbentuk amorf dan beberapa cairan seperti nikotin dan kaniin

2. Kebanyakan alkaloid tidak berwarna kecuali, berberin (kuning) dan betanin ( merah)

3. Alkaloid dalam bentuk bebesnya mudah larut dalam pelarut organic, sedang dalam bentuk

garamnya mudah larut dalam air

Sifat-Sifat Kimia

Kebanyakan alkaloid bersifat basa.Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada

nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron,

sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih

bersifat basa.Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa

daripada etilamin.Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron

(contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang

ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam.Contoh ; senyawa yang

mengandung gugus amida.

Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi,

terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen.Hasil dari reaksi ini sering berupa N-

oksida.Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan

jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama.Pembentukan garam dengan senyawa

Page 8: BAB I ok

organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah

dekomposisi.Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

Sifat kimia alkaloid :

1. Umumnya bersifat basa tergantung adanya PEB pada nitrogen

2. Alkaloid mudah terdekomposisi oleh panas dan sinar denga adanya oksigen

3. Pembentukan garamnya dengan senyawa organic maupun non dapat mencegah proses

terdekomposisi

2.5 Reaksi Reaksi Alkaloid

1. Reaksi pengendapan untuk alkaloid

Reaksi Mayer : HgI2

Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning bening → + alakohol

endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek glass lalu Kristal dapat dilihat di mikroskop. Jika

dilakukan di tabung reaksi lalu dipindahkan, Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid

mengendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada

rumus bangun alkoloidnya.

Reaksi Bouchardat

Cara : sampel zat + pereaksi Bouchardat → coklat merah, + alkohol → endapan larut.

2. Reaksi warna

Dengan asam kuat : H2SO4 pekat dan HNO3 pekat (umumnya menghasilkan warna kuning

atau merah)

Pereaksi Marquis: Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat (melalui dinding tabung, pelan-

pelan) → warna.

Pereaksi Forhde : larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat

3. Reaksi Kristal:

1. Reaksi Kristal dragendorf

Pada objek glass, zat +HCl aduk, lalu teteskan dragendorf di pinggirnya dan jangan dikocok,

diamkan 1 menit Kristal dragendorf

2. Reaksi Fe-complex & Cu-complex:

Pada objek glass, gas ditetesi dengan Fe-compleks dan Cu-complex lalu tutup dengan cover

glass panaskan sebentar, lalu lihat Kristal yang terbentuk.

Page 9: BAB I ok

1. Pada objek glass, zat + asam lalu ditaburkan serbuk sublimat dengan spatel, sedikit saja

digoyangkan di atasnya à Kristal terlihat.

2. Reaksi Iodoform : zat ditetesi NaOH sampai alkali + sol. Iodii lalu dipanaskan hingga

berwarna kuning (terbentuk iodoform), lalu lihat Kristal bunga sakura di mikroskop.

3. Reaksi Herapatiet. (reagen : air + spirtus + asam cuka biang + sedikit H2SO4 dan aqua

iod sampai agak kuning pada objek glass). Zat + 1 tetes reagen → kristal lempeng (coklat/violet)

2.6. Isolasi Alkaloid pada Tanaman coklat

Dalam isolasi alkaloid di butuhkan suasana asam atau basa karena keadaan basa dan

asam digunakan untuk menjaga keadaan agar proses isolasi dapat berjalan dengan baik. Alkaloid

cenderung bersifat basa dan mudah menguap. sedangkan asam digunakan untuk menghasilkan

alkaloid dalam bentuk garam dan tidak mudah menguap.

Pada tahap awal isolasi alkaloid dibutuhkan kondisi asam karena dengan penambahan

asam organik maka ekstrak akan menghasilkan garam atau penambahan asam berguna untuk

mengikat alkaloid dengan garam nya.Penambahan basa berguna untuk membebaskan ikatan

garam menjadi alkaloida yang bebas.

Isolasi alkaloid dilakukan dengan metode ekstraksi. Bahan tanaman, terutama biji dan

daun sering banyak mengandung lemak, lilin yang sangat nonpolar. Karena, senyawa-senyawa

tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara pelarutan dengan

petrolium eter. Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam petrolium eter. Namun, ekstrak harus

selalu dicek untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan salah satu pereaksi

pengendap alkaloid. Bila sejumlah alkaloid larut dalam pelarut petrolium eter, maka bahan

tanaman pada awal ditambahkan dengan asam untuk mengikat alkaloid sebagai garam nya.

Prinsip pengerjaan dengan azas keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal

sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang bebas.

Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat dari pada alkaloida tadi. Basa yang dipakai

tidak boleh terlalu kuat karena alkaloid pada umumnya kurang stabil. Pada pH tnggi ada

kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas. Bahan tumbuhan dapat dibebaskan

dengan natrium karbonat.

Contohnya pada isolasi purin 25 gram biji cacao yangtelah dibungkus kertas saring

dimasukkan ke dalam alat soxhlet, dilakukan ekstraksidengan menggunakan 300 mL metanol

Page 10: BAB I ok

selama 7 jam. Sampel yang digunakan adalah 100 gram sehingga ekstraksi dilakukan 4 kali.

Ekstrak / filtrat yang dihasilkandievaporasi sampai dihasilkan larutan yang pekat atau filtrat

tinggal 10 % dari volumesemula. Larutan pekat dituangkan ke dalam labu erlenmeyer dan

diasamkan dengan H2SO4 2 M sebanyak 25 mL. Larutan diaduk dengan magnetik stirer

agar homogen. Lalu larutan diuji dengan kertas lakmus sampai berwarna merah.

Kemudian larutan diekstrak dengan kloroform 25 mL sebanyak 3 kali dengan corong pisah.

Identifikasi Alkaloid dengan Menggunakan KLT

Sebanyak 10 ml sari eter/kloroform diuapkan, sisa dilarutkan dalam 1,5 ml HCl 2%.

Larutan dibagi 3 sama banyak dalam tabung reaksi.

Pembanding

Ditetesi 2-3 tetes Dragendorf

Ditetesi 2-4 tetes Mayer

Adanya alkaloid ditunjukan dengan terjadinya kekeruhan atau endapan jingga kecoklatan dengan

Dragendorf dan endapan putih kekuningan dengan Mayer. Adanya alkaloid ditegaskan dengan

KLT:

Fase diam : Silika Gel GF 254

Fase gerak : Toluena – etil asetat – dietilamine (7:2:1)

Penampak noda : UV 254 nm, UV 366 nm, pereaksi Dragendorf

Noda alkaloid terlihat peredaman pada UV 254 nm, beberapa alkaloid berfluoresensi biru atau

kuning pada UV366 nm, dan dengan pereaksi memberikan noda berwarna coklat atau jingga

pada sinar tampak. Warna biasanya tidak stabil.

2.7 kegunaan alkaloid yang terdapat pada tanaman cacao

Coklat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman yang berasal dari biji kakao

(Theobroma cacao).

Kandungan Coklat

Coklat mengandung alkaloid seperti fenetilamina, teobromin dan anandamida, yang memiliki

efek fisiologis untuk tubuh kita. Menurut ilmuwan mengkonsumsi coklat dalam jumlah yang

normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Coklat juga mengandung protein,

karbohidrat, lemak dan kandungan lainnya.

Page 11: BAB I ok

Teobromina atau xanteosa adalah zat kimia dari kelompok alkaloid. Teobromin ada di

tumbuhan kakao. Secara kimiawi, teobromin amat mirip dengan kafein.] Karena kakao

digunakan untuk membuat cokelat, senyawa ini juga ada pada coklat. Meski bernama

teobromina, tidak ada bromin yang terkandung di dalamnya — teobromina berasal dari

Theobroma, nama genus dari pohon kakao, (yang berasal dari bahasa Yunani theo ("Dewa") dan

brosi ("makanan"), artinya "makanan para dewa") dengan akhiran -ina yang diberikan pada

alkaloid dan senyawa basa lain yang mengandung nitrogen.[4]

Teobromina adalah bubuk tak larut air, kristalina, dan pahit. Warnanya bisa disebut putih

ataupun tak berwarna. Teobromina memiliki efek yang serupa dengan kafein meskipun lebih

kecil, membuatnya homolog. Teobromina adalah isomer teofilinasebagaimana paraxantina.

Teobromina dikategorikan sebagai dimetil xantina, yang artinya senyawa ini masuk xantina

dengan 2 gugus metil

Teobromina pertama kali diisolasi dari bibit pohon kakao pada tahun 1878[9] dan segera

setelah itu disintesis dari xantina oleh

Manfaat Coklat Bagi Kesehatan

1. Batuk

Theobromine, Senyawa yang terdapat pada kakao bermanfaat untuk mengurangi batuk.

Theobromine dapat memblokir saraf sensorik yang selanjutnya menghentikan refluks batuk

2.Sindrom kelelahan kronis

Dalam dosis kecil, kafein yang terdapat pada cokelat dapat mencegah kelelahan kronis. Jadi jika

Anda lelah, makanlah cokelat persegi untuk meningkatkan energi anda.

3. Menurunkan Tekanan Darah

Dapat menurunkan tekanan darah. kandungan kandungan caffeine, theobromine, methyl-

xanthine dan phenylethylalanine dalam coklat bisa membuat mood lebih baik sehingga mampu

menurunkan tekanan darah.

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140mmHg dan

teknan diastolic di atas 90 mmHg.

Page 12: BAB I ok

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan dialam.

Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis

tumbuhan tingkat tinggi. Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal

molekulnya (precursors), didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang

dipakai untuk membentuk molekul itu. Kebanyakan alkaloida tak berwarna, tetapi beberapa

senyawa kompleks spesies aromatik berwarna. Alkaloida bersifat basa yang tergantung pada

pasangan electron pada nitrogen.

Reaksi umum untuk alkaloid yaitu1. Reaksi pengendapan untuk alkaloid, 2. Reaksi

warna, 3. Reaksi Kristal. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan

asam urat dalam hewan, alkaloid sebagian besar bersifat basa, dapat mengganti basa mineral

dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan. Sejalan dengan saran ini,

pengamatan menunjukkan bahwa pemberian nikotina ke biakan akar tembakau meningkatkan

pengambilan nitrat. Alkaloid dapat pula berfungsi dengan cara pertukaran dengan kation tanah.

Alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin dan lisin yang

menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis

isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari

biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer

dan sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol.Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi

rangkap oksidatif fenol dan metilasi.