bab i ok
DESCRIPTION
gehTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa
kimia(chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya baik yang berupa
metabolismeprimer (metabolit primer) seperti protein, karbohidrat, dan lemak yang digunakan
olehtumbuhan itu sendiri untuk pertumbuhannya ataupun senyawa kimia dari hasil
metabolismesekunder (metabolit sekunder) seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid, dan
alkaloid.Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya
mempunyaikemampuan bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan
hamapenyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Hal ini memacu
dilakukannyapenelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama metabolit sekunder yang
terkandungdalam tumbuh-tumbuhan.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sepertiteknik pemisahan,
metode analisis, dan uji farmakologi. Senyawa hasil isolasi atau senyawasemi sintetik yang
diperoleh dari tumbuhan sebagai obat atau bahan baku obat.Metabolisme sekunder juga disebut
metabolisme khusus adalah istilah untuk jalur danmolekul kecil produk dari metabolisme yang
tidak mutlak diperlukan untuk kelangsunganhidup organisme. Senyawa kimia sebagai hasil
metabolit sekunder telah banyak digunakanuntuk zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan
dan sebagainya. Serta banyak jenistumbuhan yang digunakan sebagai obat-obatan, dikenal
sebagai obat tradisional sehingga perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan tumbuh-
tumbuhan berkhasiat dan mengetahuisenyawa kimia yang bermanfaat sebagai obat.
Alkaloida merupakan suatu senyawa yang secara umum bekerja pada sistem saraf pusat,
mempunyai atom nitrogen yang biasanya pada cincin heterosiklis dan dibiosintesis dalam
tumbuhan dari asam amino atau turunannya. Karena alkaloid sebagai suatu kelompok senyawa
yang terdapat pada sebagian besar tanaman berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada
sistematika aturan tanaman. Berdasarkan sistem Engler dalam tanaman tinggi terdapat 60 order.
Sekitar 34 daripadanya mengandung alkaloid.
Pada tanaman yang mengandung alkaloid, alkaloid mungkin terisolasi dalam jumlah
tinggi pada bagian tanaman tertentu. Untuk memperoleh alkaloid tersebut, dibutuhkan
ilmu ,fitokimia, yang sangat berkaitan dengan proses-proses ekstraksi, isolasi, identifikasi, dan
penetapan kadar suatu senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa alkaloid ?
2. Apa saja klasifikasi alkaloid secara umum?
3. Apa klasifikasi cacao sebagai zat yang mengandung alkaloid?
4. Apa saja sifat fisika dan kimia alkaloid?
5. Bagaimana reaksi-reaksi alkaloid?
6. Bagaimana mengisolasi alkaloid dari cacao?
7. Apa saja kegunaan alkaloid yang terdapat pada tanaman cacao?
1.3 Tujuan
1. Mengatahui pengertian dari senyawa alkaloid.
2. Mengetahui klasifikasi alkaloid secara umum.
3. Mengetahui klasifikasi tanaman coklat yang mengandung alkaloid purin.
4. Mengetahui sifat fisika dan kimia alkaloid.
5. Mengetahui reaksi-reaksi alkaloid.
6. Mengetahui cara isolasi alkaloid dari tanaman coklat.
7. Mengetahui kegunaan alkaloid yang terkandung pada tanaman cacao.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Senyawa Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat
basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam
struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek
farmakologis pada manusia dan hewan.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di alam.
Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam
berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen.
Senyawa kimia terutama senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi dua yaitu yang
pertama senyawa hasil metabolisme primer, contohnya karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat,
dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil metabolism sekunder, contohnya terpenoid,
steroid, alkaloid dan flavonoid.
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan dialam.
Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan
untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.
Pengertian lain Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alambersifat basa atau alkali
dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalammolekul senyawa tersebut
dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosiskecil dapat memberikan efek
farmakologis pada manusia dan hewan. Sebagai contoh,morfina sebagai pereda rasa sakit,
reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagaiantispamodia, kokain sebagai
anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf (Ikan,1969). Selain itu ada beberapa
pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N(Nitrogen)nya terdapat di dalam
rantai lurus atau alifatis.
Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis tertentu,
ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya
kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan
fisikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun,
ranting dan kulit batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus
dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.
2.2 . Klasifikasi Alkaloid
Sistem klasifikasi menurut Hegnauer, alkaloid dikelompokkan sebagai (a) Alkaloid
sesungguhnya, (b) Protoalkaloid, dan (c) Pseudoalkaloid. Meskipun terdapat beberapa
perkecualian.
(a) Alkaloid Sesungguhnya
Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas phisiologi yang
luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung Nitrogen dalam cincin
heterosiklik diturunkan dari asam amino biasanya terdapat “aturan” tersebut adalah kolkhisin
dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan
alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.
(b) Protoalkaloid
Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak
terdapat dalam cincin heterosiklik.Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam
amino yang bersifat basa.Pengertian ”amin biologis” sering digunakan untuk kelompok ini.
Contoh, adalah meskalin, ephedin dan N,N-dimetiltriptamin.
(c) Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino.Senyawa biasanya bersifat basa. Ada
dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid steroidal (contoh: konessin dan
purin (kaffein)) Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas: a. Alkaloid dengan atom
nitrogen heterosiklik. Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk
pada golongan ini adalah :
1. Alkaloid Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang termasuk dalam kelas ini
adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.
2. Alkaloid Tropan
Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3).Alkaloid ini dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang
belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes
mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia
hopwoodii, Datura dan Brugmansia spp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari
Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae)
3. Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini adalah ; Cinchona
ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium vivax
4. Alkaloid Isoquinolin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada famili
Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus spp), Spartium junceum, Cytisus scoparius dan Sophora
secondiflora
5. Alkaloid Indol
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada alkaloid ergine dan
psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari
Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk
penyakit Leukimia dan Hodgkin‟s.
6. Alkaloid Imidazol
Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen.Alkaloid ini ditemukan pada famili
Rutaceae.Contohnya; Jaborandi paragua.
7. Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus (fam
: Leguminocaea).
8. Alkaloid Steroid
Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid yang mengandung 4
cincin karbon.Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.
9. Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan tutrunan sederhana dari
feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini
ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam Gnetaceae)
10. Alkaloid Purin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi (Coffea
arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex paraguaricasis
dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili
Sterculiaceae dan Theobroma cacao.
Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik.Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin
karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping
1. Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)
Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah satu atom karbon pada
rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora
secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.
2. Alkaloid Capsaicin
Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ; Capsicum pubescens, Capsicum baccatum,
Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.
2.3 klasifikasi tanaman coklat yang mengandung alkaloid purin
Berdasarkan Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup, Tanaman Kakao Yang Bernama Latin
Theobroma Cacao L. Ini Diklasifikasikan Sebagai Berikut:
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae (Sterculiaceae)
Genus: Theobroma
Spesies: T. Cacao
Nama Latin : Theobroma Cacao L
Cacao masuk kedalam klasifikasi Alkaloid Purin
Alkaloid purin mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada
kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex
paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida
dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao.
2.4 Sifat Senyawa Alkaloid
Sifat-Sifat Fisika
Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N
seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer,
sekunder maupun tersier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari
struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa
padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi.
Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik
berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah).Pada umumnya, basa
bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan
protoalkaloid larut dalam air.Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.
Sifat fisika alkaloid :
1. Isolasi alkaloid dapat membentuk Kristal dengan TL tertentu, sehingga sedikit yang
berbentuk amorf dan beberapa cairan seperti nikotin dan kaniin
2. Kebanyakan alkaloid tidak berwarna kecuali, berberin (kuning) dan betanin ( merah)
3. Alkaloid dalam bentuk bebesnya mudah larut dalam pelarut organic, sedang dalam bentuk
garamnya mudah larut dalam air
Sifat-Sifat Kimia
Kebanyakan alkaloid bersifat basa.Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada
nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron,
sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih
bersifat basa.Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa
daripada etilamin.Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron
(contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang
ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam.Contoh ; senyawa yang
mengandung gugus amida.
Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi,
terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen.Hasil dari reaksi ini sering berupa N-
oksida.Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan
jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama.Pembentukan garam dengan senyawa
organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah
dekomposisi.Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.
Sifat kimia alkaloid :
1. Umumnya bersifat basa tergantung adanya PEB pada nitrogen
2. Alkaloid mudah terdekomposisi oleh panas dan sinar denga adanya oksigen
3. Pembentukan garamnya dengan senyawa organic maupun non dapat mencegah proses
terdekomposisi
2.5 Reaksi Reaksi Alkaloid
1. Reaksi pengendapan untuk alkaloid
Reaksi Mayer : HgI2
Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning bening → + alakohol
endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek glass lalu Kristal dapat dilihat di mikroskop. Jika
dilakukan di tabung reaksi lalu dipindahkan, Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid
mengendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada
rumus bangun alkoloidnya.
Reaksi Bouchardat
Cara : sampel zat + pereaksi Bouchardat → coklat merah, + alkohol → endapan larut.
2. Reaksi warna
Dengan asam kuat : H2SO4 pekat dan HNO3 pekat (umumnya menghasilkan warna kuning
atau merah)
Pereaksi Marquis: Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat (melalui dinding tabung, pelan-
pelan) → warna.
Pereaksi Forhde : larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat
3. Reaksi Kristal:
1. Reaksi Kristal dragendorf
Pada objek glass, zat +HCl aduk, lalu teteskan dragendorf di pinggirnya dan jangan dikocok,
diamkan 1 menit Kristal dragendorf
2. Reaksi Fe-complex & Cu-complex:
Pada objek glass, gas ditetesi dengan Fe-compleks dan Cu-complex lalu tutup dengan cover
glass panaskan sebentar, lalu lihat Kristal yang terbentuk.
1. Pada objek glass, zat + asam lalu ditaburkan serbuk sublimat dengan spatel, sedikit saja
digoyangkan di atasnya à Kristal terlihat.
2. Reaksi Iodoform : zat ditetesi NaOH sampai alkali + sol. Iodii lalu dipanaskan hingga
berwarna kuning (terbentuk iodoform), lalu lihat Kristal bunga sakura di mikroskop.
3. Reaksi Herapatiet. (reagen : air + spirtus + asam cuka biang + sedikit H2SO4 dan aqua
iod sampai agak kuning pada objek glass). Zat + 1 tetes reagen → kristal lempeng (coklat/violet)
2.6. Isolasi Alkaloid pada Tanaman coklat
Dalam isolasi alkaloid di butuhkan suasana asam atau basa karena keadaan basa dan
asam digunakan untuk menjaga keadaan agar proses isolasi dapat berjalan dengan baik. Alkaloid
cenderung bersifat basa dan mudah menguap. sedangkan asam digunakan untuk menghasilkan
alkaloid dalam bentuk garam dan tidak mudah menguap.
Pada tahap awal isolasi alkaloid dibutuhkan kondisi asam karena dengan penambahan
asam organik maka ekstrak akan menghasilkan garam atau penambahan asam berguna untuk
mengikat alkaloid dengan garam nya.Penambahan basa berguna untuk membebaskan ikatan
garam menjadi alkaloida yang bebas.
Isolasi alkaloid dilakukan dengan metode ekstraksi. Bahan tanaman, terutama biji dan
daun sering banyak mengandung lemak, lilin yang sangat nonpolar. Karena, senyawa-senyawa
tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara pelarutan dengan
petrolium eter. Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam petrolium eter. Namun, ekstrak harus
selalu dicek untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan salah satu pereaksi
pengendap alkaloid. Bila sejumlah alkaloid larut dalam pelarut petrolium eter, maka bahan
tanaman pada awal ditambahkan dengan asam untuk mengikat alkaloid sebagai garam nya.
Prinsip pengerjaan dengan azas keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal
sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang bebas.
Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat dari pada alkaloida tadi. Basa yang dipakai
tidak boleh terlalu kuat karena alkaloid pada umumnya kurang stabil. Pada pH tnggi ada
kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas. Bahan tumbuhan dapat dibebaskan
dengan natrium karbonat.
Contohnya pada isolasi purin 25 gram biji cacao yangtelah dibungkus kertas saring
dimasukkan ke dalam alat soxhlet, dilakukan ekstraksidengan menggunakan 300 mL metanol
selama 7 jam. Sampel yang digunakan adalah 100 gram sehingga ekstraksi dilakukan 4 kali.
Ekstrak / filtrat yang dihasilkandievaporasi sampai dihasilkan larutan yang pekat atau filtrat
tinggal 10 % dari volumesemula. Larutan pekat dituangkan ke dalam labu erlenmeyer dan
diasamkan dengan H2SO4 2 M sebanyak 25 mL. Larutan diaduk dengan magnetik stirer
agar homogen. Lalu larutan diuji dengan kertas lakmus sampai berwarna merah.
Kemudian larutan diekstrak dengan kloroform 25 mL sebanyak 3 kali dengan corong pisah.
Identifikasi Alkaloid dengan Menggunakan KLT
Sebanyak 10 ml sari eter/kloroform diuapkan, sisa dilarutkan dalam 1,5 ml HCl 2%.
Larutan dibagi 3 sama banyak dalam tabung reaksi.
Pembanding
Ditetesi 2-3 tetes Dragendorf
Ditetesi 2-4 tetes Mayer
Adanya alkaloid ditunjukan dengan terjadinya kekeruhan atau endapan jingga kecoklatan dengan
Dragendorf dan endapan putih kekuningan dengan Mayer. Adanya alkaloid ditegaskan dengan
KLT:
Fase diam : Silika Gel GF 254
Fase gerak : Toluena – etil asetat – dietilamine (7:2:1)
Penampak noda : UV 254 nm, UV 366 nm, pereaksi Dragendorf
Noda alkaloid terlihat peredaman pada UV 254 nm, beberapa alkaloid berfluoresensi biru atau
kuning pada UV366 nm, dan dengan pereaksi memberikan noda berwarna coklat atau jingga
pada sinar tampak. Warna biasanya tidak stabil.
2.7 kegunaan alkaloid yang terdapat pada tanaman cacao
Coklat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman yang berasal dari biji kakao
(Theobroma cacao).
Kandungan Coklat
Coklat mengandung alkaloid seperti fenetilamina, teobromin dan anandamida, yang memiliki
efek fisiologis untuk tubuh kita. Menurut ilmuwan mengkonsumsi coklat dalam jumlah yang
normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Coklat juga mengandung protein,
karbohidrat, lemak dan kandungan lainnya.
Teobromina atau xanteosa adalah zat kimia dari kelompok alkaloid. Teobromin ada di
tumbuhan kakao. Secara kimiawi, teobromin amat mirip dengan kafein.] Karena kakao
digunakan untuk membuat cokelat, senyawa ini juga ada pada coklat. Meski bernama
teobromina, tidak ada bromin yang terkandung di dalamnya — teobromina berasal dari
Theobroma, nama genus dari pohon kakao, (yang berasal dari bahasa Yunani theo ("Dewa") dan
brosi ("makanan"), artinya "makanan para dewa") dengan akhiran -ina yang diberikan pada
alkaloid dan senyawa basa lain yang mengandung nitrogen.[4]
Teobromina adalah bubuk tak larut air, kristalina, dan pahit. Warnanya bisa disebut putih
ataupun tak berwarna. Teobromina memiliki efek yang serupa dengan kafein meskipun lebih
kecil, membuatnya homolog. Teobromina adalah isomer teofilinasebagaimana paraxantina.
Teobromina dikategorikan sebagai dimetil xantina, yang artinya senyawa ini masuk xantina
dengan 2 gugus metil
Teobromina pertama kali diisolasi dari bibit pohon kakao pada tahun 1878[9] dan segera
setelah itu disintesis dari xantina oleh
Manfaat Coklat Bagi Kesehatan
1. Batuk
Theobromine, Senyawa yang terdapat pada kakao bermanfaat untuk mengurangi batuk.
Theobromine dapat memblokir saraf sensorik yang selanjutnya menghentikan refluks batuk
2.Sindrom kelelahan kronis
Dalam dosis kecil, kafein yang terdapat pada cokelat dapat mencegah kelelahan kronis. Jadi jika
Anda lelah, makanlah cokelat persegi untuk meningkatkan energi anda.
3. Menurunkan Tekanan Darah
Dapat menurunkan tekanan darah. kandungan kandungan caffeine, theobromine, methyl-
xanthine dan phenylethylalanine dalam coklat bisa membuat mood lebih baik sehingga mampu
menurunkan tekanan darah.
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140mmHg dan
teknan diastolic di atas 90 mmHg.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan dialam.
Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan tingkat tinggi. Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal
molekulnya (precursors), didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang
dipakai untuk membentuk molekul itu. Kebanyakan alkaloida tak berwarna, tetapi beberapa
senyawa kompleks spesies aromatik berwarna. Alkaloida bersifat basa yang tergantung pada
pasangan electron pada nitrogen.
Reaksi umum untuk alkaloid yaitu1. Reaksi pengendapan untuk alkaloid, 2. Reaksi
warna, 3. Reaksi Kristal. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan
asam urat dalam hewan, alkaloid sebagian besar bersifat basa, dapat mengganti basa mineral
dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan. Sejalan dengan saran ini,
pengamatan menunjukkan bahwa pemberian nikotina ke biakan akar tembakau meningkatkan
pengambilan nitrat. Alkaloid dapat pula berfungsi dengan cara pertukaran dengan kation tanah.
Alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin dan lisin yang
menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis
isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari
biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer
dan sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol.Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi
rangkap oksidatif fenol dan metilasi.