bab i askep degeneratif

Upload: hilman

Post on 02-Mar-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kelainan degeneratif adalah istilah yang secara medis menerangkan adanya suatu

    kemunduran proses fungsi sel, dari keadaan normal yang sekarang ke keadaan

    yang lebih

    buruk diiringi dengan bertambahnya usia.

    Proses menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat

    menjadi seorang yang rentan dengan berkurangnya sebagian besar cadangansistem fisiologis

    dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit secara eksponensial.

    Kelainan degeneratif tulang adalah kelainan yang timbul akibat dari proses

    degenerasi sel

    tulang, Berhubungan dengan penyakit rematik. Batasan tentang penyakit rematik

    yang

    bersifat inflamatoir dengan yang degeneratif sukar dibedakan, karena reaksiinflamasi

    juga kadang-kadang ditimbulkan pada jaringan lunak oleh yang degeneratif.

    Proses degenerasi bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang yang berusia

    lanjut,

    melainkan suatu hal yang normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir

    dengan

    kematian. amun, demikian kelainan degeneratif lebih terlihat pada orang di atasusia !"

    tahun.

    Kelainan degeneratif pada kasus bedah orthopedic meliputi osteoporosis,

    osteoarthritis,

    plantar fascia, trigger finger. #leh karena itu, penyakit tersebut akan diterangkan

    pada bab

    selanjutnya.

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    2/28

    BAB II

    PEMBAHASAN

    KELAINAN DEGENERATIF TULANG

    A. Osteoporosis

    1. Definisi

    Kata osteoporosis berasal dari bahasa yunani yaitu osteo yang berarti

    tulang dan porous yang berarti keropos. Penyakit osteoporosis adalah

    penyakit tulang yang dapat berkurangnya kepadatan tulang, yang disertai

    dengan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya dapat

    menimbulkan kerapuhan pada tulang.

    $enurut World Health Organisation %&'#( dan ahli %seperti dikutip)erdinan *a+iera, ""( mengartikan osteoporosis sebagai penyakit yang

    ditandai dengan rendahnya massa ulang dan memburuknya

    mikrostruktural jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang

    sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. imana keadaan

    tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah terjadi

    fraktur. apat disimpulkan bahwa osteoporosis adalah penurunan massa

    tulang yang membuat tulang menjadi tidak padat dan rawan akan

    keretakan.

    2. Etioo!i Osteoporosis

    Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan

    osteoporosis /

    0sia. $assa tulang berkurang seiring melewati masa puncak tulang

    yaitu pada usia 12 3" tahun.

    Keturunan. Bila dari garis keturunan memang ada osteoporosis

    %misalnya bungkuk(, maka risiko terkena osteoporosis kian besar.

    'ormon. 4etelah berhentinya haid, perempuan lebih rentan terhadap

    osteoporosis karena terjadi perubahan hormonal yang dapat

    menurunkan drastis kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium.

    5enis kelamin. &anita berisiko lebih tinggi karena wanita memiliki

    masa tulang yang lebih rendah dan mengalami pengeroposan lebih

    cepat dibandingkan pria.

    Perokok. ikotin dalam rokok menimbulkan masalah pada

    pembentukan tulang dengan cara mengganggu peran penting

    estrogen dan testosteron dalam perkembangan

    6supan alkohol yang berlebihan. $engonsumsi minuman beralkohol

    secara berlebihan mengganggu penyerapan kalsium dan akti+itas

    osteoblas dalam pembentukan tulang.

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    3/28

    6supan kafein yang berlebihan. Pada penelitian menemukan bahwa

    risiko fraktur pada panggul bertambah jika mengkonsumsi lebih dari

    dua cangkir kopi atau empat cangkir teh per harinya. 7etapi pada

    dasarnya asupan kafein %8 2 porsi minuman berkafein 8" per hari(

    tidak akan memengaruhi tulang jika diimbangi dengan asupan

    kalsium dan +itamin yang memadai.

    Berat badan. &anita ramping dan bertulang kecil berisiko lebih besar

    dibandingkan wanita dengan kelebihan berat badan dan bertulang

    besar.

    utrisi buruk. 7idak memadainya asupan kalsium, +itamin , asam

    sitrat, dan fosfor %atau asupan fosfor yang berlebihan( dapat

    menyebabkan tulang lemah dengan berkurangnya massa tulang.

    9aya hidup sedentair %kurang gerak(. Kurangnya berolahraga,

    meskipun tidak memiliki faktor lain apapun. 7etap hal ini dapat

    mempercepat terkenanya osteoporosis. 7ulang memerlukan tekanan

    olahraga ataupun gerak tubuh agar pembentukan tulang sebanding

    dengan keropos tulang.

    ". P#to!enesis Osteoporosis

    #steoporosis akan terjadi ketika berlangsungnya proses pengikisan

    tulang dan pembentukan tulang menjadi tidak seimbang. 4el 2 sel

    yang menyebabkan pengikisan tulang mulai membuat kanal dan

    lubang dalam tulang lebih cepat daripada proses pembentukan tulang

    yang dilakukan oleh sel 2 sel pembentuk tulang yang membuat tulang

    baru untuk mengisi lubang tersebut. 7ulang menjadi rapuh dan

    kemungkinan akan patah.

    $. M#nifest#si Kinis Osteoporosis

    #steoporosis merupakan penyakit yang tidak terlihat secara

    langsung sebelum ada bagian tulang yang patah. $enurunnya massa

    tulang tidak menyebabkan rasa sakit atau gejala lain. 4akit pada

    punggung bukan berarti menurunnya massa tulang kecuali bila ada tulang

    yang patah. Kepadatan tulang berkurang secara perlahan terutama pad6

    penderit6 senilis %ketuaan(, sehingga pada awalnya osteoporosis tidak

    menimbulkan gejala. 5ika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga

    tulang menjadi kolaps dan hancur, makan akan nyeri dan kelainan bentuk

    %:asjad,""(. ampak osteoporosis antara lain/

    Penurunan kualitas hidup yang disebabkan fraktur pada tulang

    belakang

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    4/28

    Bertambah pendek, dan dalam beberapa kasus, deformitas pada

    punggung dapat menimbulkan masalah fisik dan emosi

    Depresi dan ketakutan untuk melakukan banyak gerakan

    7erganggunya kesehatan secara keseluruhan

    4umber/ %Barrack, "";(

    %. Pen#t##&s#n##n

    a. Bisphosphonates digunakan untuk pre+ensi atau penanganan

    osteoporosis.

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    5/28

    #lahraga berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi tulang. 4elain itu

    olahraga akan memberikan manfaat jangka panjang jika dilakukan

    secara berkelanjutan.

    B. Osteo#rtritis

    1. Definisi

    #steoartritis %#6( adalah penyakit sendi degeneratif dengan

    etiologi dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas.

    Pada umumnya penderita #6 berusia di atas !" tahun dan populasi

    bertambah berdasarkan peningkatan usia. #steoartritis merupakan

    gangguan yang disebabkan oleh multifaktorial antara lain usia, mekanik,

    genetik, humoral dan faktor kebudayaan %Barrack, "";(.

    #steoartritis merupakan suatu penyakit dengan perkembangan

    slow progressive, ditandai adanya perubahan metabolik, biokimia,

    struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya, sehingga menyebabkan

    gangguan fungsi sendi. Kelainan utama pada #6 adalah kerusakan rawan

    sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral,

    pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada

    sino+ium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi.

    #steoartritis diklasifikasikan menjadi kelompok, yaitu #6 primer dan

    #6 sekunder. #steoartritis primer disebut idiopatik, disebabkan faktor

    genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak.4edangkan #6 sekunder adalah #6 yang didasari kelainan endokrin,

    inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas

    yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan

    sebagainya %6ltmann, ""8(.

    2. P#to!enesis

    7ulang rawan sendi 4tage ? / 9angguan atau perubahan matriks

    kartilago. Berhubungan dengan peningkatan konsentrasi air yang

    mungkin disebabkan gangguan mekanik, degradasi makromolekul

    matriks, atau perubahan metabolisme kondrosit. 6walnya konsentrasikolagen tipe ?? tidak berubah, tapi jaring-jaring kolagen dapat rusak dan

    konsentrasi aggrecan dan derajat agregasi proteoglikan menurun.

    4umber/ 6ltman,""8

    4tage ?? / :espon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks.

    Ketika kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan matriks, kondrosit

    berespon dengan meningkatkan sintesis dan degradasi matriks, serta

    berproliferasi. :espon ini dapat menggantikan jaringan yang rusak,

    mempertahankan jaringan, atau meningkatkan +olume kartilago. :espon

    ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun. 4tage ??? / Penurunan

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    6/28

    respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit untuk menggantikan atau

    mempertahankan jaringan mengakibatkan kerusakan tulang rawan

    sendidisertai dan diperparah oleh penurunan respon kondrosit. Penyebab

    penurunan respon ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat

    kerusakan mekanis pada jaringan, dengan kerusakan kondrosit dan

    downregulasi respon kondrosit terhadap sitokin anabolik. Perubahan

    7ulang. Perubahan tulang subchondral yang mengikuti degenerasi tulang

    rawan sendi meliputi peningkatan densitas tulang subchondral,

    pembentukan rongga-rongga yang menyerupai kista yang mengandung

    jaringan my@oid, fibrous, atau kartilago. :espon ini muncul paling sering

    pada tepi sendi tempat pertemuan tulang dan tulang rawan yang

    berbentuk bulan sabit %crescent(. Peningkatan densitas tulang merupakanakibat dari pembentukan lapisan tulang baru pada trabekula biasanya

    merupakan tanda awal dari penyakit degenerasi sendi pada tulang

    subchondral, tapi pada beberapa sendi rongga-rongga terbentuk sebelum

    peningkatan densitas tulang secara keseluruhan. Pada stadium akhir dari

    penyakit, tulang rawan sendi telah rusak seluruhnya, sehingga tulang

    subchondral yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan

    tulang Adenuded dari sendi lawan. :emodeling tulang disertai dengan

    kerusakan tulang sendi rawan mengubah bentuk sendi dan dapat

    mengakibatkan shortening dan ketidakstabilan tungkai yang terlibat

    %hapman, ""8(.

    Pada sebagian besar sendi sino+ial, pertumbuhan osteofit diikuti dengan

    perubahan tulang rawan sendi serta tulang subchondral dan metafiseal.

    Permukaan yang keras, fibrous, dan kartilaginis ini biasanya muncul di

    tepi-tepi sendi. #steofit marginal biasanya muncul pada permukaan

    tulang rawan, tapi dapat muncul juga di sepanjang insersi kapsul sendi

    %osteofit kapsuler(. 7onjolan tulang intraartikuler yang menonjol dari

    permukaan sendi yang mengalami degenerasi disebut osteofit sentral.

    4ebagian besar osteofit marginal memiliki pernukaan kartilaginis yang

    menyerupai tulang rawan sendi yang normal dan dapat tampak sebagaiperluasan dari permukaan sendi. Pada sendi superfisial, osteofit ini dapat

    diraba, nyeri jika ditekan, membatasi ruang gerak, dan terasa sakit jika

    sendi digerakkan. 7iap sendi memiliki pola karakter yang khas akan

    pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis biasanya

    membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur.

    Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os

    humerus biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi

    glenohumeral. #steofit merupakan respon terhadap proses degerasi

    tulang rawan sendi dan remodelling tulang sudkhondral, termasuk

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    7/28

    pelepasan sitokin anabolik yang menstimulasi proliferasi dan

    pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus

    4umber/ hapman, ""8.

    5aringan Periartikuler.

    Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari

    syno+ium, ligamen, kapsul, serta otot yang menggerakan sendi yang

    terlibat. $embran sino+ial sering mengalami reaksi inflamasi ringan serta

    sedang dan dapat berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan sendi.4emakin

    lama ligamen, kapsul dan otot menjadi contracted. Kurangnya penggunaan

    sendi dan penurunan :#$ mengakibatkan atropi otot. Perubahan

    sekunder ini sering mengakibatkan kekakuan sendi dan kelemahan

    tungkai.

    ". Di#!nosis

    Caju endap darah biasanya normal.

    4erum kolesterol sedikit meninggi.

    Pemeriksaan faktor reumatoid negatif.

    a. Pemeriksaan radiologis.

    )oto polos.

    9ambaran yang khas pada foto polos adalah/

    ensitas tulang normal atau meninngi.

    Penympitan ruang sendi yang asimetris karena hilangnya tulang rawan

    sendi.

    4klerosis tulang subkondral.

    Kista tulang pada permukaan sendi terutama subkondral.

    #steofit pada tepi sendi.

    b. :adionuklida scanning

    ilakukan dengan menggunakan DD 7c-'P dan terlihat peningkatan

    akti+itas tulang pada bagian subkondral dari sendi yang terkena

    osteoartritis. apat pula ditemukan penambahan +askularisasi dan

    pembentukan tulang baru. 5uga terlihat daerah perselubungan sendi

    +etebra apofisial. Bentuk klasik osteoartritis monokuler berupa nyeri

    dan disfungsi dari 8 sendi, terutama pada sendi yang menyokong

    beban tubuh yaitu pada sendi pinggul dan lutut. Pada osteoartritis

    sekunder mungkin dapat ditemukan penyebab sebelumnya seperti

    dysplasia asetabuler, penyakit Cegg-al+e-Perthes, pasca trauma, atau

    fraktur pada daerah panggul. #steoartritis poli artikuler ditemukan

    pada wanita umur pertengahan dengan keluhan nyeri, kekakuan,

    pembengkakan pada sendi tangan yang terutama mengenai sendi

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    8/28

    karpometakarpal pertama sendi interfalangeal dan oada tingkat awal

    disertai dengan reaksi inflamasi. $ungkin ditemukan adanya

    pembengkakan jaringan lunak yang berupa nodus 'erbeden dan nodus

    Bouchard yang tampak sebagai benjolan.

    $. Pen#t##&s#n##n

    #. Penanganan umum/

    Pemakaian air panas atau air es dapat menghilangkan rasa

    nyeri sementara.

    $engurangi BB dengan diet.

    )isioterapi penting untuk menghilangkan nyeri dan

    mempertahankan kekuatan otot.

    Catihan di rumah berupa latihan statis serta memperkuat otot-

    otot.

    ?stirahat yang teratur untuk mengurangi penggunaan beban

    pada sendi.

    Pemakaian alat bantu seperti tongkat, penyangga leher.

    ukungan psikososial.

    Persoalan seksual, terutama pada pasien dengan #6 di tulang

    belakang

    *. $edikamentosa.

    7idak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomtatik.

    #bat

    antiinflamsi nonsteroid %#6?4( bekerja hanya sebagai analgetik dan mengurangi

    peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis.

    8"

    E 6nalgesik yang dapat dipakai adalah asetaminofen dosis ,;-! gF hari atau

    propksifen

    'C. 6sam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan juga efek samping pada

    saluran cerna dan ginjal.

    E 5ika tidak berpengaruh, atau jika tidak terdapat tanda peradangan, maka #6?4

    seperti

    fenoprofin, biasanya 8F -8F3 dosis penuh untuk :6. Karena pemakaian biasanya

    untuk

    jangka panjang, maka

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    9/28

    E ?njeksi kortikosteroid intraartikular kadang membantu menghilangkan rasa nyeri.

    E ?njeksi hyaluronat.

    E #6?4 dosis rendah bila tidak terdapat kontraindikasi. yeri progresif yang

    tidak

    responsif perlu #?64 dosis tinggi atau analgesik seperti dekstropropoksifen atau

    tramadol.

    E #bat-obat analgetik yang dapat dibeli bebas, seperti aspirin, asteaminofen, dan

    ibuprofen

    mempunyai kemampuan lebih dalam mengontrol sino+itis.

    3. 7indakan operasi/

    0ntuk membuang badan-badan yang lepas, memperbaiki jaringan penyokong

    yang rusak,

    atau untuk menggantikan seluruh sendi. Bedah artroskopi memungkinkan

    pelaksanaan

    berbagai macam prosedur operasi. Penggantian sendi yang rusak dapatmembantu .

    7indakan operasi dilakukan apabila/

    E yeri tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau tindakan lokal.

    E 4endi yang tidak stabil oleh karena adanya sublukasi atau deformitas pada sendi.

    E 6danya kerusakan sendi pada tingkat lanjut.

    E 0ntuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi beban terbagi sama rata.

    4endi lutut/

    88

    E #steotomi tinggi pada tibia untuk mengoreksi kelurusan pada sendi lutut dimana

    belum ada kerusakan yang meyolok pada sendi.

    E 'ermiartroplasti, bila kerusakan satu kompartemen sendi.

    E 6rtroplasti total, bila seluruh kpmpartemen rusak.

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    10/28

    II.". P#nt#r F#s(itis.

    II.".1 Definisi

    Plantar )asciitis %Policemans Heel) adalah nyeri tumit disebabkan oleh

    peradangan dari Plantar )ascia 2 suatu jaringan disepanjang bagian bawah kaki

    yang

    menghubungkan tulang tumit dengan ibu jari kaki kita. Berdasarkan kualifikasi

    penyakit

    rematik menurut 6merican :ematism 6ssociation, Plantar asciitis termasuk

    golongan

    rematism non artikular, dimana akibat keluhan ini dapat mengganggu mobilitas

    dan aktifitas

    kehidupan sehari-hari penderitanya %4ingh , ""(.

    II.".2 Faktor resiko

    8. 6kti+itas fisik yang berlebihan dan pada pekerjaan yang memerlukan banyak

    berdiri atau

    berjalan berlebihan seperti pada pelari jarak jauh,atlet A!umping sport" Perawat,

    9uru,

    $iliter ,dll.

    . 4epatu yang tidak

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    11/28

    3. 6rthritis. Beberapa tipe 6rthritis dapat menyebabkan peradangan pada tendon

    dari

    telapak kaki, yang dapat menyebabkanPlantar asciitis%

    8

    !. iabetes . $eskipun tidak diketahui mekanismenya, akan tetapi Plantar

    asciitis terjadi

    lebih sering pada orang dengan diabetes.

    1. Berat badan berlebihan. Berjalan-jalan dengan berat badan yang berlebihan

    dapat

    menyebabkan kerusakan jaringan lemak di bawah tulang tumit dan menyebabkan

    nyeri tumit.

    #rang-orang yang naik berat badannya dengan cepat dapat menderita Plantar

    asciitis,

    walaupun tidak selalu.

    ;. Kehamilan. Berat badan yang bertambah dan pembengkakan yang dialami pada

    saat

    hamil dapat menyebabkan ligamen %jaringan pengikat( pada tubuh termasuk di

    kaki 2 untuk

    mengendur. ?ni dapat menyebabkan permasalahan mekanikal dan peradangan

    . Kelainan anatomis kaki seperti telapak kaki leperFceper %tanpa lengkung( , atau

    sebaliknya, lengkungan berlebihan. #rang-orang dengan kaki datar mempunyai

    penyerapan

    kejutan yang kurang, yang mana hal ini meningkatkan peregangan dan tegangan

    padaplantar

    fascia. #rang-orang dengan lengkung kaki yang tinggi mempunyai jaringan

    plantar yang

    lebih ketat, yang juga menyebabkan penyerapan kejutan yang kurang.

    9br 1. Kelainan anatomis

    4umber/ apt. anielle, ""D.

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    12/28

    G. Pertambahan usia. 4aat lengkungan mulai berkurang secara alamiah. yeri

    tumit

    cenderung lebih umum dijumpai oleh karena penuaan menyebabkan lengkung

    kaki mulai

    mendatar, menimbulkan stress pada plantar fascia.

    II."." M#nifest#si Kini&

    Keluhan utama pada kasus ini adalah nyeri pada tumit. Plantar )asciitis

    menyebabkan

    nyeri seperti ditusuk atau rasa terbakar yang terutama dirasakan waktu berdiripada pagi hari,

    sewaktu penderita mulai menapakkan kaki beberapa langkah pertama, hal ini

    disebabkan

    83

    karena fascia mengencang %berkontraksi( sepanjang malam. 4egera setelah kita

    berjalan-jalan

    beberapa saat, nyeri yang disebabkan oleh Plantar )asciitis ini biasanya

    berkurang, tetapi

    mungkin akan terasa nyeri kembali setelah berdiri beberapa lama atau setelah

    bangun dari

    posisi duduk %apt. anielle, ""D(.

    alam keadaan normal,Plantar ascia kita bekerja seperti sebuah serabut-serabut

    penyerap kejutan #shock&absorbing bowstring), menyangga lengkung dalam kaki

    kita. 7etapi,

    jika tegangan pada serabut-serabut tersebut terlalu besar, maka dapat terjadi

    beberapa

    robekan kecil di serabut-serabut tersebut. Bila ini terjadi berulang-ulang maka

    fascia akan

    menjadi teriritasi atau meradang.

    II.".$ Di#!nosis

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    13/28

    Pemeriksaan fisik diawali dengan menanyakan mengenai keluhan yang di derita

    dan

    mencari titik-titik nyeriFkaku di kaki pasien. ?ni dapat membantu untuk

    menyingkirkan

    penyebab-penyebab lain nyeri tumit kaki, seperti 7endinitis, 6rthritis, iritasi saraf

    atau

    adanya suatu kista ataupun Kalkaneus 4pur %'eel 4pur( yang pada beberapa

    dekade terakhir

    sering dianggap menjadi penyebab utama nyeri pada tumit kaki. 'eel spur

    merupakan

    penonjolan tulang pada plantar kakiFtelapak kaki pada tulang kalkaneus,

    bentuknya seperti

    jalu ayam.

    yeri tumit kaki dapat di hilangkan tanpa melakukan operasi pengangkatan 'pur

    tersebut.

    Pembedahan untuk membuang 4pur sangat jarang dilakukan. 4elain melakukan

    pemeriksaan

    fisik, disarankan juga untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan

    (ontgen

    atau (* untuk menyakinkan bahwa pasien tidak mengalami fraktur tekanan

    #'tress

    racture) ataupun 6rthritis.

    8!

    II.".%.Pen#t##&s#n##n

    A. Non Oper#tif.

    8. Kompres es batu yang dibungkus dengan kain di daerah nyeri atau bekukan

    sebotol air

    dan urutkan di atas daerah yang nyeri selama " sampai 3" menit, 3 atau ! kali

    sehari atau

    setelah melaksanakan akti+itas.

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    14/28

    . #bat-obatan golongan 46?.

    3. Kurangi 6ktifitas olah raga. 6lihkan akti+itas olah raga dengan pembebananpada kaki

    hingga nyeri mereda. 0ntuk mempertahankan kondisi atlet sebaiknya dianjurkan

    melakukan

    bentuk-bentuk latihan alternatif, seperti akti+itas berenang ataupun bersepeda.

    !. Catihan peregangan berkala. Cakukan peregangan pada saat bangun tidur.

    4ebelum anda

    turun dari tempat tidur di pagi hari, regangkan otot-otot betis, lengkung kaki dantendon

    6chilles dengan cara menyentuh ujung kaki anda dan secara perlahan-lahan

    melipat kaki

    anda. 5enis peregangan yang sering dilakukan untuk Plantar )asciitis adalah

    dengan

    melakukan +alf stretch danPlantar fascia stretch .

    81

    +alf stretch Plantar fascia&specific stretching

    1. #rtosis. Koreksi sepatu atau sandal membantu mengurangi rasa nyeri pada

    tumit sewaktu

    menapak atau berjalan. Penyangga lengkungan kaki %6rch 4upport(, yang bisa

    dipakaiF

    diletakkan dalam sepatu, ataupun bidai yang digunakan pada malam hari yang

    disebut ight

    4plint, karena di gunakan saat tidur malam hari.

    'oft heel pads can provide e,tra support%

    8;

    -ight 'plint

    ;. 0ltrasound iathermy %04(

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    15/28

    0ntuk mengurangi nyeri pada Plantaris asciitis terapi on ?n+asif yang sering

    digunakan adalah dengan modalitas .ltrasound Diatherm/ #.'). 04 adalahdiatermi

    berdasarkan kon+ersi energi suara frekensi tinggi , dengan daya tembus paling

    dalam %3-1

    cm( diantara diatermi lainnya, gelombang suara ini selain memberikan efek

    panasFtermal,

    juga ada efek non termalFmekanik yaitu $icromassage. 7erapi ultrasound

    digunakan untuk

    kasus plantar fasciitis karena efek panas dan efek mekanik pada gelombang

    ultrasound

    menyebabkan peningkatan sirkulasi darah ke jaringan setempat. :adang pada

    plantar fascia

    ini terjadi karena adanya trauma atau strain, sehingga terjadi perubahan pembuluh

    darah dan

    perubahan sel leukosit. Pengaruh panas ultrasound juga dapat digunakan untuk

    mengurangi

    nyeri pada plantar fasciitis karena gelombang pulsed yang rendah intensitasnya

    dapat

    memberikan efek sedati+e dan analgesik pada ujung-ujung saraf sensorik. 04

    efektif dalam

    mempercepat proses pembuangan infiltrat hasil inflamasi dan mengurangi

    perlengketan yang

    terjadi.

    .

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    16/28

    sakit sendi. 4elain itu, gelombang kejut juga berfungsi menipiskan perkapuran

    yang

    menyebabkan rasa nyeri. engan

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    17/28

    !. Cakukan peregangan pada saat bangun tidur. 4ebelum anda turun dari tempat

    tidur di

    pagi hari, regangkan otot-otot betis, lengkung kaki dan tendon $chilles dengan

    cara

    menyentuh ujung kaki anda dan secara perlahan-lahan melipat kaki anda. ?ni

    dapat

    menolong untuk membalikkan kekencangan dari Plantar )ascia yang terjadi

    sepanjang malam.

    II.$. Fro,en s)o-+er

    II.$.1 Definisi

    8G

    Penyakit kronis dengan gejala khas berupa keterbatasan lingkup gerak sendi bahu

    ke

    segala arah, baik secara aktif maupun pasif oleh karena rasa nyeri yang dapat

    mengakibatkan

    gangguan aktifitas kerja sehari-hari.ro1en shoulder merupakan penyakit dengan

    karakteristik nyeri dan keterbatasan gerak, dan penyebabnya idiopatik yang sering

    dialami

    oleh orang berusia !"-;" tahun dan memiliki riwayat trauma sering kali ringan.

    II.$.2 Etioo!i

    7idak diketahui secara pasti, namun kemungkinan disebabkan oleh trauma,

    mobilisasi

    yang lama sehingga terbentuk jaringan fibrous yang memicu terjadinya

    perlengketan pada

    daerah bahu.

    II.$." P#tofisioo!i

    Penyebabfro1en shoulder tidak diketahui, diduga penyakit ini merupakan respon

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    18/28

    auto immobi1ation terhadap hasil 2 hasil rusaknya jaringan lokal. $eskipun

    penyebab

    utamanya idiopatik, banyak yang menjadi predisposisi fro1en shoulder" selain

    dugaan adanya

    respon auto immobilisasi seperti yang dijelaskan di atas ada juga faktor

    predisposisi lainnya

    yaitu usia, trauma berulang %repetiti+e injury(, diabetes mellitus, kelumpuhan,

    pasca operasi

    payudara atau dada dan infark miokardia, dari dalam sendi glenohumeral

    #tendonitis

    bicipitalis" infalamasi rotator cuff" fracture) atau kelainan ekstra articular

    %cervical

    spond/lisis" angina pectoris)%

    Padafro1en shoulder terdapat perubahan patologi pada kapsul artikularis

    glenohumeral yaitu perubahan pada kapsul sendi bagian anterior superior

    mengalami

    syno+itis, kontraktur ligamen coracohumeral, dan penebalan pada ligamen

    superior

    glenohumeral, pada kapsul sendi bagian anterior inferior mengalami penebalan

    pada ligamen

    inferior glenohumeral dan perlengketan pada ressesus a@ilaris, sedangkan pada

    kapsul sendi

    bagian posterior terjadi kontraktur, sehingga khas pada kasus ini rotasi internalpaling bebas,

    abduksi terbatas dan rotasi eksternal paling terbatas atau biasa disebut pola

    kapsuler.

    Perubahan patologi tersebut merupakan respon terhadap rusaknya jaringan lokal

    berupa inflamasi pada membran syno+ial.dan kapsul sendi glenohumeral yang

    membuat

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    19/28

    formasi adhesi+e, sehingga menyebabkan perlengketan pada kapsul sendi dan

    terjadi

    peningkatan +iskositas cairan sino+ial sendi glenohumeral dengan kapasitas

    +olume hanya

    sebesar 1-8"ml, yang pada sendi normal bisa mencapai "-3"ml, dan selanjutnya

    kapsul

    8D

    sendi glenohumeral menjadi mengkerut, pada pemeriksaan gerak pasif ditemukan

    keterbatasan gerak pola kapsular danfirm end feel dan inilah yang disebutfro1enshoulder.

    'istologisfro1en shoulder yang terjadi pada sendi glenohumeral seperti telah

    dijelaskan di atas adalah kehilangan ekstensibilitas dan termasuk abnormal cross-

    bridging

    diantara serabut collagen yang baru disintesa dengan serabut collagen yang telah

    ada dan

    menurunkan jarak antar serabut yang akhirnya mengakubatkan penurunan

    kandungan air dan

    asam hyaluronik secara nyata. Pada pasca immobilisasi perlekatan jaringan

    fibrous

    menyebabkan perlekatan atau adhesi intra artikular dalam sendi sino+ial dan

    mengakibatkan

    nyeri serta penurunan mobilitas.

    II.$.$ M#nifest#si Kinis

    (eserve scapulohumeral rh/tm yang terjadi pada penderitafro1en shoulder

    menyebabkan kompensasi skapulothorakal, kompensasi tersebut menyebabkan

    overstretch

    karena penurunan lingkup gerak sendi skapulothoracik, hal tersebut juga membuat

    sendi

    acromioclavicular menjadi hipermobile. Keterbatasan gerak yang ditimbulkan

    olehfro1en

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    20/28

    shoulder dapat mengakibatkan hipomobile pada facet sendi inter+ertebral lower

    cervical dan

    upper thoracal% Pada tahap kronis fro1en shoulder dapat menyebabkan antero

    position head

    posture karena hipomobile dari struktur cervico thoracal% Hipomobile facet lower

    cervical

    dan upper thoracal juga dapat menyebabkan kontraktur pada ligamen

    supraspinosus,

    ligamentum nuchae dan spasme pada otot2otot cer+icothoracal , spasme tersebut

    bila

    berkelanjutan dapat menyebabkan nyeri pada otot2otot cer+icothoracal. yeri

    yang

    ditimbulkan oleh fro1en shoulder dan spasme cer+ico thoracal akibat fro1en

    shoulder dapat

    menyebabkan terbentuknya vicious circle of refle,es yang mengakibatkan

    medulla spinalis

    membangkitkan aktifitas efferent sistem simpatis sehingga dapat menyebabkan

    spasme pada

    pembuluh darah kapiler akan kekurangan cairan sehingga jaringan otot dan kulit

    menjadi

    kurang nutrisi. Pengaruh refleks sistem simpatik pada otot pada tahap awal

    menunjukkan

    "

    adanya peningkatan suhu, aliran darah, gangguan metabolisme energi phospat

    tinggi dan

    pengurangan konsumsi oksigen pada tahap akhir penyakit nonspesifik dan

    abnormalitas

    histology dapat terjadi. 'al tersebut jika tidak ditangani dengan baik akan

    membuat otot-otot

    bahu menjadi lemah dan d/stroph/% Karena stabilitas glenohumeral sebagian besar

    oleh

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    21/28

    sistem muskulotendinogen , maka gangguan pada otot-otot bahu tersebut akan

    menyebabkan

    nyeri, menurunnya mobilitas, sehingga mengakibatkan keterbatasan C94 bahu.

    II.$.% Pen#t##&s#n##n

    2% 7erapi ultrasound

    engan pemberian modalitas ultra sonic dapat terjadi iritan jaringan yang

    menyebabkan reaksi fisiologis seperti kerusakan jaringan, hal ini disebabkan oleh

    efek mekanik dan thermal ultra sonik. Pengaruh mekanik tersebut juga dengan

    terstimulasinya saraf polimedal dan akan dihantarkan ke ganglion dorsalis

    sehingga

    memicu produksi P subtance untuk selanjutnya terjadi inflamasi sekunder atau

    dikenal neurogeic inflammation%amun dengan terangsangnya P substance

    tersebut mengakibatkan proses induksi proliferasi akan lebih terpacu sehingga

    mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan.

    Pengaruh nyeri terjadi secara tidak langsung yaitu dengan adanya pengaruh

    gosokan

    membantu venous dan l/mphatic, peningkatan kelenturan jaringan lemak

    sehingga

    menurunnya nyeri regang dan proses percepatan regenerasi jaringan.

    3%4ranscutaneus electrical nerve stimulation %7

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    22/28

    maupun supra spinal, sehingga dengan berkurangnya nyeri pada bahu didapatkan

    gerakan

    yang lebih ringan.

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    23/28

    gerakan rotasi internal mencapai pembatasan, posisi kaopsul sendi mengarah ke

    anterior,

    terjadi terjadi peregangan pada kapsul anterior dan pada saat kontraksi isometrik

    terjadi

    peregangan pada kapsul posterior.

    9br.

    II.%De Quervains tenosynovitis

    II.%.1 Definisi

    e 6uervains s/ndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah prosesus

    stiloideus akibat inflamasi kronik pembungkus tendon otot abduktor polisis

    longus dan

    ekstensor polisis bre+is setinggi radius distal dan jepitan pada kedua tendon

    tersebut.De

    6uervains s/ndrome atau tenosino+itis stenosans ini merupakan tendo+aginitiskronik yang

    disertai penyempitan sarung tendon. 4ering juga ditemukan penebalan tendon.

    II.%.2.Etioo!i

    7rauma minor yang berulang-ulang umumnya memberikan kontribusi terhadap

    perkembangan penyakit de 6uervains s/ndrome. 6kti+itas-akti+itas yang

    mungkin

    menyebabkan trauma ulangan pada pergelangan tangan termasuk faktor

    pekerjaan, tugastugas

    sekretaris, olahraga golf, atau permainan olahraga yang menggunakan raket.

    )aktor-faktor lain yang mungkin dapat memberikan kontribusi terjadinya de

    6uervains s/ndrome antara lain / penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi

    inflamasi

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    24/28

    tendon yang terjadi berhubungan dengan gesekan yang berlebihan F

    berkepanjangan antara

    tendon dan pembungkusnya, terjadi misalnya pada wanita yang pekerjaannya

    memeras kain.

    De 6uervains s/ndrome adalah stenosis pada tendon sheath kompartemen dorsal

    pertama

    pergelangan tangan. Kompartemen ini terdiri dari tendon otot abduktor polisis

    longus dan

    otot ekstensor polisis bre+is.

    II.%." P#tofisioo!i

    Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan berlebih pada jari-jari

    tangan %overuse( menyebabkan malfungsi dari tendon sheath% 4endon sheath yang

    memproduksi cairan sino+ial mulai menurun produksi dan kualitas cairannya.

    6kibatnya,

    pada penggunaan jari-jari selanjutnya terjadi pergesekan otot dengan tendon

    sheath karena

    cairan sino+ial yang berkurang tadi berfungsi sebagai lubrikasi. 4ehingga terjadi

    proliferasi

    jaringan ikat fibrosa yang tampak sebagai inflamasi dari tendon sheath%

    Proliferasi ini menyebabkan pergerakan tendon menjadi terbatas karena jaringan

    ikat

    ini memenuhi hampir seluruh tendon sheath. 7erjadilah stenosis atau penyempitan

    pada

    tendon sheath tersebut dan hal ini akan mempengaruhi pergerakan dari kedua otot

    tadi. Pada

    kasus-kasus lanjut akan terjadi perlengketan tendon dengan tendon sheath.

    Pergesekan otototot

    ini merangsang ner+us yang ada pada kedua otot tadi sehingga terjadi

    perangsangan

    3

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    25/28

    nyeri pada ibu jari bila digerakkan yang sering merupakan keluhan utama pada

    penderita

    penyakit ini. Pembungkus fibrosa dari tendon abduktor polisis longus dan

    ekstensor polisis

    bre+is menebal dan melewati puncak dari prosesus stiloideus radius.

    II.%.$ M#nifest#si Kinis

    9ejala yang timbul berupa nyeri bila menggunakan tangan dan menggerakkan

    kedua

    otot tersebut yaitu bila menggerakkan ibu jari, khususnya tendon otot abduktorpolisis longus

    dan otot ekstensor polisis bre+is.

    II.%.% Di#!nosis

    Pada pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada daerah prosesus stiloideus

    radius,

    kadang-kadang dapat dilihat atau dapat teraba nodul akibat penebalan

    pembungkus fibrosa

    pada sedikit proksimal prosesus stiloideus radius, serta rasa nyeri pada adduksi

    pasif dari

    pergelangan tangan dan ibu jari. Bila tangan dan seluruh jari-jari dilakukan

    de+iasi ulnar,

    penderita merasa nyeri oleh karena jepitan kedua tendo di atas dan disebut uji

    )inkelstein

    positif.

    7anda-tanda klasik yang ditemukan pada de 6uervains s/ndrome adalah tes

    )inkelstein

    positif. ara melakukannya adalah dengan menyuruh pasien untuk mengepalkan

    tanganya di

    mana ibu jari diletakkan di bagian dalam dari jari-jari lainnya. Pemeriksa

    kemudian

    !

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    26/28

    melakukan de+iasi ulnar pasif pada pergelangan tangan si pasien yang dicurigai di

    mana

    dapat menimbulkan keluhan utama berupa nyeri pergelangan tangan daerah

    dorsolateral.

    Cakukan tes )inskelstein secara bilateral untuk membandingkan dengan bagian

    yang

    tidak terkena. 'ati-hati memeriksa the first carpometacarpal %$( joint sebab

    bagian ini

    dapat menyebabkan tes )inskelstein positif palsu. 4elain dengan tes )inkelstein

    harus

    diperhatikan pula sensorik dari ibu jari, refleks otot-otot, dan epikondilitis lateral

    pada tennis

    elbow untuk melihat sensasi nyeri apakah primer atau merupakan referred pain%

    Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk menunjang diagnosis

    penyakit

    ini. Kadang dilakukan pemeriksaan serum untuk melihat adanya faktor

    rheumatoid untuk

    mengetahui penyebab penyakit ini, tetapi hal ini juga tidak spesifik karena

    beberapa penyakit

    lain juga menghasilkan faktor rheumatoid di dalam darahnya.

    Pemeriksaan radiologik secara umum juga tidak ada yang secara spesifik

    menunjang

    untuk mendiagnosis penyakit ini. 6kan tetapi, penemuan terbaru dalam delapanorang pasien

    yang dilakukan ultrasonografi dengan transduser 83 $'H resolusi tinggi diambil

    potongan

    aksial dan koronal didapatkan adanya penebalan dan edema pada tendon sheath.

    Pada

    pemeriksaan dengan $:? terlihat adanya penebalan pada tendon sheath tendon

    otot ekstensor

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    27/28

    polisis bre+is dan otot abduktor polisis longus. Pemeriksaan radiologis lainnya

    hanya dipakai

    untuk kasus-kasus trauma akut atau diduga nyeri oleh karena fraktur atau

    osteonekrosis.

    II.%.% Pen#t##&s#n##n

    1

    Penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan terapi konser+atif dan inter+ensi

    bedah. Pada terapi konser+atif kasus-kasus dini, sebaiknya penderita menghindari

    pekerjaan

    yang menggunakan jari-jari mereka. 'al ini dapat membantu penderita dengan

    mengistirahatkan %immobilisasi( kompartemen dorsal pertama pada ibu jari

    %polluks( agar

    edema lebih lanjut dapat dicegah. ?dealnya, immobilisasi ini dilakukan sekitar !-;

    minggu.

    Kompres dingin pada daerah edema dapat membantu menurunkan edema

    %cr/otherap/(. 5ika

    gejala terus berlanjut dapat diberikan obat-obat anti inflamasi baik oral maupun

    injeksi.

    Beberapa obat oral dan injeksi yang diberikan sebagai berikut /

    8. -onsteroid anti&inflammator/ drug misalnya ibuprofen yang merupakan drug

    of

    choice untuk pasien dengan nyeri sedang. Bekerja sebagai penghambat reaksi

    inflamasi dan nyeri dengan jalan menghambat sintesa prostaglandin. osis

    dewasa

    ""-G"" mg, sedang dosis untuk anak-anak usia ;-8 tahun !-8" mgFkgBBFhari.

    0ntuk anak I 8 tahun sama dengan dewasa. 6dapun kontra indikasi pemberian

    obat

    ini adalah adanya riwayat hipersensitif, ulkus peptikum, perdarahan

    gastrointestinal

  • 7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif

    28/28

    atau perforasi, insufisiensi ginjal, atau resiko tinggi terjadinya perdarahan.

    ?nteraksi

    obat dengan aspirin dapat meningkatkan efek samping dari obat ini, kombinasi

    dengan probenesid dapat meningkatkan konsentrasi obat di dalam darah. Pada

    pasienpasien

    dengan hipertensi, dapat diberikan kombinasi antara obat ini dengan obat anti

    hipertensi seperti captopril" beta blocker" furosemid" dan thia1id% #bat ini tidak

    aman

    diberikan untuk wanita hamil terutama kehamilan pada trimester ketiga%berpotensi

    untuk menyebabkan menutupnya duktus arteriosus(.

    . Kortikosteroid dapat digunakan sebagai anti inflamasi karena dapat mensupresi

    migrasi dari sel-sel polimorfonuklear dan mencegah peningkatan permeabilitas

    kapiler. Pada orang dewasa dapat diberikan dosis "-!" mg metilprednisolon atau

    dapat juga diberikan hidrokortison yang dicampur dengan sedikit obat anestesilokal

    misalnya lidokain. ampuran obat ini disuntikkan pada tendon sheath dari

    kompartemen dorsal pertama yang terkena.

    ;