bab i askep ckd

Upload: budi-ahdiat

Post on 09-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gfgfhgjhjhj

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    1/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Chronic Kidney Disease, (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan

    irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan

    keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun 2015

    Data WHO dengan kenaikan dan tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011

    sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic Kidney Disease

    (CKD). (Data survey, 2011)

    Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari

    Penetri (Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2 Januari 2011 di perkirakan ada 70 ribu

    penderita gagal ginjal di Indonesia yang membutuhkan cangkok ginjal.

    Di Provinnsi Sulawesi Utara sendiri kenaikannya mencapai 32% dari tahun 2009 lalu akibat

    banyaknya jumlah wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang dating berwisata, wisatawan-

    wasatawan tersebut banyak mengidap penyakit penyakit Cronic Kidney Disease (CKD) itu yang

    menjadi salah satu faktor banyaknya penderita gagal ginjal akut di Kota Pariwisata itu (Manado

    Kidney Care center, 2011).

    Pelayanan asuhan keperawatan di tujukan untuk mempertahankan, meningkatkan kesehatan

    dan menolong individu untuk mengatasi secara tepat masalah kesehatan sehari-hari, penyakit,kecelakaan, atau ketidak mampuan bahkan kematian (Depkes 2004).

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan umum

    Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Cronic Kidney

    Disease (CKD).

    2. Tujuan Khusus

    a. Mahasiswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang berhubungan dengan

    Cronic Kidney Disease (CKD).

    b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Cronic Kidney Disease

    (CKD).

    c. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan Cronic Kidney Disease

    (CKD).

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    2/27

    d. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Cronic Kidney Disease

    (CKD).

    e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Cronic Kidney Disease

    (CKD).

    f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada klien dengan Cronic

    Kidney Disease (CKD).

    C. Metode Penulisan

    Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan

    penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang

    ada, baik di buku, jurnal maupun di internet.

    D. Sistematika Penulisan

    Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika

    penulisan.

    BAB II : Tinjauan teoritis terdiri dari : pengertian, anatomi fisiologis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi dan

    pathway, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan pemeriksaan penunjang.

    BAB III : Laporan kasus terdiri dari : pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

    BAB IV : Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran.

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    3/27

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    Cronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan ginjal yang progresif dan

    irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan

    keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia (retensi urin dan sampah nitrogen lain

    dalam darah)

    Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan

    gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk

    mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal ginjal kronis

    terjadi dengan lambat selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan penurunan bertahap

    dengan fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala, menyebabkan penyakit

    ginjal tahap akhir (PGTA). Gagal ginjal kronis biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi

    ginjal lanjut secara bertahap. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus

    yang dapat digolongkan ringan, sedang dan berat.

    B. Etiologi

    Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak nefron ginjal.

    Sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan bilateral.

    1. Infeksi : pielonefritis kronik

    2. Penyakit peradangan : glomerulonefritis

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    4/27

    3. Penyakit vaskuler hipertensif : nefrosklerosis benigna

    nefrosklerosis maligna

    stenosis arteri renalis

    4. Gangguan jaringan penyambung : SLE

    Poli arteritis nodosa

    Sklerosis sistemik progresif

    5. Gangguan congenital dan herediter : Penyakit ginjal polikistik

    Asidosis tubuler ginjal

    6. Penyakit metabolic : DM,Gout

    7. Nefropati obstruktif : Penyalahgunaan analgetik

    8. Nefropati toksik : penyalahgunaan analgetik

    Nefropati timbal

    C. Patofisiologi

    Ginjal mempunyai kemampuan nyata untuk mengkompensasi kehilangan nefron yang

    persisten yang terjadi pada gagal ginjal kronik. Jika angka filtrasi glomerolus menurun menjadi

    5-20 ml/menit/1,73 m2, kapasitas ini mulai gagal. Hal ini menimbulkan berbagai masalah

    biokimia berhubungan dengan bahan utama yang ditangani ginjal.

    Ketidakseimbangan natrium dan cairan terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk

    memekatkan urin. Hiperkalemia terjadi akibat penurunan sekresi kalium. Asidosis metabolik

    terjadi karena kerusakan reabsorbsi bikarbonat dan produksi ammonia. Demineralisasi tulang

    dan gangguan pertumbuhan terjadi akibat sekresi hormon paratiroid, peningkatan fosfat plasma

    (penurunan kalsium serum, asidosis) menyebabkan pelepasan kalsium dan fosfor ke dalam aliran

    darah dan gangguan penyerapan kalsium usus. Anemia terjadi karena gangguan produksi sel

    darah merah, penurunan rentang hidup sel darah merah, peningkatan kecenderungan perdarahan

    (akibat kerusakan fungsi trombosit). Perubahan pertumbuhan berhubungan dengan perubahannutrisi dan berbagai proses biokimia

    D. Manifestasi Klinis

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    5/27

    Meskipun gejala yang dialami anak bervariasi berdasarkan proses penyakit yang berbeda

    beda, penyakit paling umum yang berhubungan dengan GGK adalah sebagai berikut :

    1. Ketidakseimbangan cairan

    a. Kelebihan cairan : edema, oliguri, hipertensi, gagal jantung kongestif

    b. Penipisan volume vaskuler : poliuria, penurunan asupan cairan, dehidrasi

    2. Ketidakseimbangan elektrolit

    a. Hiperkalemia : gangguan irama jantung, disfungsi miokardial

    b. Hipernatremia : haus, stupor, takikardia, membran kering, peningkatan refleks tendon profunda,

    penurunan tingkat kesadaran

    c. Hipokalemia dan hiperfosfatemia : iritabilitas, depresi, kram otot, parastesia, psikosis, tetani

    d. Hipokalemia : penurunan reflek tendon profunda, hipotonia, perubahan EKG

    3. Ensefalopati dan neuropati uremik

    a. Gatal gatal

    b. Kram dan kelemahan otot

    c. Bicara tidak jelas

    d. Parastesia telapak tangan dan telapak kaki

    e. Konsentrasi buruk

    f. Mengantuk

    g. Tanda tanda peningkatan tekanan intrakranialh. Koma

    i. Kejang

    4. Asidosis : takipnea

    5. Anemia dan disfungsi sel darah

    a. Pucat

    b. Kelemahan

    c. Perdarahan ( stomatitis, feses berdarah )

    6. Disfungsi pertumbuhan

    a. Pertumbuhan tulang yang abnormal

    b. Perkembangan seksual yang terhambat

    c. Malnutrisi dan pelisutan otot

    d. Selera makan buruk

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    6/27

    e. Nyeri tulang

    f. Ketidakteraturan menstruasi.

    E. Pathway

    F.

    Komplikasi

    1. Hiperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diet

    berlebih.

    2. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan

    dialysis yang tidak adekuat

    3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-angiotensin-

    aldosteron

    4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan

    gastrointestinal akibat iritasi toksin dna kehilangan drah selama hemodialisa

    5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang

    rendah dan metabolisme vitamin D abnormal.

    Penatalaksanaan

    1. Dialisis

    2. Obat-obatan : anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,

    furosemide

    3. Diit rendah uremi.

    (Smeltzer. C, Suzanne, 2002)

    Pemeriksaan penunjang

    1.Laboratorium

    a. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal

    -ureum kreatinin

    -asam urat serumb. Identifikasi etiologi gagal ginjal

    -analisis urin rutin

    -mikrobiologi urin

    -kimia darah

    -elektrolit

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    7/27

    -imunodiagnosis

    c. Identifikasi perjalanan penyakit

    -progresifitas penurunan fungsi ginjal

    - ureum kreatinin, klearens kreatinin test

    H. Diagnosa yang sering muncul

    a. Kelebihan volume cairan

    b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan

    c. Perubahan pola eliminasi urin

    d. Penurunan curah jantung

    e. Pola nafas tidak efektif

    f. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit

    g. Resiko tinggi infeksi

    h. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan

    i. Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif

    j. Resiko tinggi perubahan proses keluarga

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    8/27

    BAB III

    PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

    I. Identitas diri klien

    Nama : Tn. U

    Umur : 55 tahun

    Jenis kelamin : Laki-Laki

    Alamat : labun 01/01 Ngombol Purworejo

    Status perkawinan : Kawin

    Agama : Islam

    Suku : Jawa

    Pendidikan : SMA

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    9/27

    Pekerjaan : PNS

    Sumber informasi : Klien dan keluarga

    Tgl pengkajian : 23 Maret 2013

    II. Riwayat Penyakit

    1. Keluhan utama

    Klien mengeluhkan lemas, sesak, dan batuk.

    2. Riwayat penyakit sekarang

    Klien masuk rumah sakit melalui IGD pada tanggal 22 maret 2013 dengan keluhan sesak, mual,

    badan terasa lemah, terdapat edema pada ekstremitas bawah. Tanda-tanda vital ketika masuk

    rumah sakit yaitu tekanan darah : 170/100, Nadi : 88x/i, RR : 28 x/i, S : 36,7 C.

    3. Riwayat penyakit dahulu

    Keluarga klien mengatakan klien pernah masuk rumah sakit sebelumnya dengan keluhan sakit

    hipertensi. Keluarga klien mengatakan klien memiliki riwayat penyakit Diabetes militus,

    hipertensi dan asma.

    4. Diagnosa medis

    Gagal ginjal stadium V

    III. Pengkajian

    1. Persepsi dan pemeliharan kesehatan

    Menurut penuturan keluarga, Pasien memandang kesehatan sanggat penting untuk dijaga. Jika

    klien merasakan sakit, demam, atau sekedar flu biasanya klien memeriksakan diri ke Puskesmas

    atau ke pelayanan kesehatan terdekat

    2. Pola nutrisi

    Program di RS: Tinggi protein

    Intake makanan: klien makan 3x sehari.

    Intake Cairan: Klien minum 4 gelas/hari, air putih dan teh.

    Balance cairan :

    - Input cairan :

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    10/27

    Makan+minum :1500 cc

    Air metabolisme

    :275 cc (5cc/kg bb/hari) +

    1775 cc

    -output cairan :

    Urine : 300 cc/ hari/24jam

    Fases : 100 cc +

    : 400 cc

    -IWL = 15xBB = 15x63kg = 39,37 cc/jam/

    24 jam 24 jam

    Balance cairan :

    Inputoutput-IWL : 1775 cc400 cc 39,37

    :+1335,63 cc

    4. Pola eliminasi:

    Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa BAB 1x/hari pagi hari. Dan Saat

    sakit klien belum pernah BAB, terpasang cateter dengan urin keluar 300 cc per 12 jam.

    5. Pola aktivitas dan latihan

    Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3

    Makan / minum

    Mandi

    Toileting

    Berpakaian

    Mobilitas di tempat tidur

    Berpindah / berjalan

    Ambulasi / ROM

    Keterangan:

    0 : mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain 3: tergantung total

    6. Pola tidur dan istirahat

    Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien mulai tidur malam sekitar jam 22.00

    kemudian subuh jam 04.30 bangun untuk melaksanakan solat subuh. Saat ini klien hanyaterbaring ditempat tidur, klien mengatakan badannya lemah.

    7. Pola perceptual

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    11/27

    Klien mengatakan nafasnya sesak, batuk tetapi tidak berdahak, badan terasa lemah, klien

    mengatakan sesak nafas jika O2 dilepas, klien hanya mampu berbaring ditempat tidur, semua

    kegiatan dilakukan di tempat tidur, termasuk toileting. Mata sedikit kurang jelas, lapang pandang

    normal, pupil reaktif terhadap cahaya, Pendengaran tidak ada masalah, Klien masih bisa

    merasakan rasa asin, manis, pahit, asem. Pengecapan klien masih normal, nyeri dirasakan

    ketika ditusuk jarum pemasangan ases. Nyeri dirasakan selama 5 menit setelah dilakukan

    pemasangan asses, nyeri terasa pada tangan kanan dan pangkal paha.

    8. Pola persepsi diri

    Klien mengatakan dirinya sangat ingin cepat sembuh, kembali kerumah dengan keadaan sehat,

    dan ingin kembali melakukan aktifitas seperti biasa seperti sebelum masuk rumah sakit. Klien

    berorientasi dan berhubungan baik dengan keluarga, petugas kesehatan dan pengunjung. Klien

    tidak menunjukkan adanya menarik diri atau minder.

    9. Pola seksulitas dan reproduksi

    Klien sudah menikah dan mempunyai 3 anak dan saat ini istri klien sudah menopouse.

    10. Pola peran dan hubungan

    Saat ini klien tinggal bersama istri, klien mengatakan selama ini tidak ada masalah dalam

    keluarga baik kepada istri maupun mertuanya. Klien juga mengatakan selama ini berhubungan

    baik dengan semua anggota keluarga dan tetangga. Saat klien dirawatpun keluarga terutama istri

    dan anaknya senantiasa mendampingi beliau.11. Pola managemen koping stress

    Dari penuturan keluarga pasien dalam memanagement stress keluarga membiasakan berekreasi

    bersama atau hanya sekedar menonton TV.

    12. Sistem nilai dan keyakinan

    Klien dan keluarga beragama islam. Klien melakukan berbagai ikhtiar untuk keadaan nya

    sekarang.

    IV. Pemeriksaan Fisik

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    12/27

    1. Keluhan yang dirasakan saat ini:

    Kesadarannya compos mentis, GCS 14. Klien merasakan badannya lemes

    TD pre HD : 159/ 83mmHg

    TD post HD: 150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR: 78x/menit

    S:36C

    BB pre HD : 63 kg

    a. Kepala

    Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam dan sebagian beruban, lebat, kebersihan kepala baik,rambut klien panjang lurus, tidak ada benjolan dan kelainan pada kepala, penyebaran rambut

    merata

    b. Telinga

    Telinga simetris, tidak terdapat serumen

    c. Mata

    Terdapat ikterik pada sklera, tidak strabismus, pupil Isokor, skrera anikterik mata anemis dan

    tidak ada udema palpebra.

    d. Hidung

    Simetris kiri dan kanan, terpasang kanul oksigen 3 lpm

    e. Mulut

    Bibir lembab, gigi terdapat karies, mulut dan lidah bersih

    f. Leher

    Posisi leher baik, terdapat kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

    g. Thorax

    Pergerakan dinding dada simetris, suara nafas vesikuler, perkusi: sonor.

    h. Abdomen

    perkusi: suara timpani, peristaltik usus 12x/menit.

    i. Ekstremitas

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    13/27

    Tidak ada luka dan dapat melakukan pergerakan dengan baik, terdapat udem pada ekstremitas

    bawah, capillary refil 4 detik.

    2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan darah

    Tanggal 24 Maret 2012

    Parameter Nilai normal

    HB 8,5 mg/dl 12-16 NORMAL

    UREA 197 mg/dl 10-50 HIGH

    CREATININ 8,46 mg/dl 0,5-1,2 HIGH

    K 4,8 mmol/dl 3,4-5,4 NORMAL

    NA 149 mmol/dl 135-155 NORMAL

    Cl 97 mmol/dl 95-108 NORMAL

    URIC ACID 7,8 mg/dl 3,4-7 HIGH

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    14/27

    IV. ANALISA DATA

    DATA PROBLEM ETIOLOGI

    DO :

    klien tampak bernafas mengunakan

    Terpasang nasal kanul 3L/mnt

    Kesadarannya compos mentis, GCS 14.

    lien merasakan badannya lemes

    TD pre HD : 159/ 83mmHg

    TD post HD: 150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR: 78x/menit

    S:36C

    DS :

    Klien mengatakan nafas terasa sesak.

    klien mengatakan sesak nafas jika O2

    dilepas.

    klien mengatakan batuk tetapi tidak ada

    dahak

    Pola nafas tidak

    efektif

    Depresi pusat

    pernafasan

    DS :

    Klien mengatakan BB terakhir adalah

    63 kg

    DO :

    Ke dua kaki terlihat edema

    BAK kurang lebih 300 cc

    Capillary raffyl kurang lebih 4 detik

    Balance cairan +1335,63 cc

    Kelebihan volume

    cairan

    Mekanisme

    pengaturan

    melemah

    DS :

    Klien mengatakan lemes

    Kesadarannya compos mentis, GCS 14.

    Gangguan pefusi

    jaringan renal

    penurunan suplai

    oksigen di ginjal

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    15/27

    lien merasakan badannya lemes

    TD pre HD : 159/ 83mmHg

    TD post HD: 150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR: 78x/menit

    S:36C

    Urea 197 mg/dl

    Creatinin 8,46 mg/dl

    Kedua kaki edema

    DO :

    klien hanya tiduran

    klien tampak terbaring lemah

    Terpasang nasal kanul 3L/mnt

    konjungtiva anemis

    aktivitas dibantu keluarga

    Kesadarannya compos mentis, GCS 14.

    lien merasakan badannya lemes

    TD pre HD : 159/ 83mmHg

    TD post HD: 150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR: 78x/menit

    S:36C

    DS:

    klien mengatakan mengatakan badannya

    lemas.

    klien mengatakan sesak nafas jika O2dilepas.

    Intoleransi

    aktivitas

    Kelemahan

    menyeluruh

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    16/27

    V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Berdasar analisa data dapat di simpulkan dianosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah :

    1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan

    2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah

    3. Gangguan pefusi jaringan renal berhubungan dengan penurunan suplai oksigen di ginjal

    4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dari kebutuhan

    oksigen

    VI. PERENCANAAN KEPERAWATAN

    NO HARI/

    TANG

    GAL

    DX.

    KEPERAWATAN

    NOC NIC

    1 Sabtu,

    23

    maret

    2013

    Pola Nafas tidak

    efektif berhubungan

    dengan depresi pusat

    pernafasan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3x24 jam

    pasien menunjukkan

    keefektifan pola nafas,

    dibuktikan dengankriteria hasil:

    Mendemonstrasikan

    batuk efektif dan suara

    nafas yang bersih,

    tidak ada sianosis dan

    dyspneu (mampu

    mengeluarkan sputum,

    mampu bernafas dg

    mudah, tidakada

    pursed lips)

    Menunjukkan jalan

    nafas yang paten

    Posisikan pasien

    untuk memaksimalkan

    ventilasi

    Pasang mayo bila

    perlu

    Lakukan fisioterapi

    dada jika perlu

    Keluarkan sekret

    dengan batuk atau

    suction

    Auskultasi suara

    nafas, catat adanya

    suara tambahanBerikan

    bronkodilator

    Berikan pelembab

    udara Kassa basah

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    17/27

    (klien tidak merasa

    tercekik, irama nafas,

    frekuensi pernafasan

    dalam rentang normal,

    tidak ada suara nafas

    abnormal)

    Tanda Tanda vital

    dalam rentang normal

    (tekanan darah, nadi,

    pernafasan)

    NaCl Lembab

    Atur intake untuk

    cairan

    mengoptimalkan

    keseimbangan.

    Monitor respirasi dan

    status O2

    ersihkan mulut,

    hidung dan secret

    trakea

    ertahankan jalan nafas

    yang paten

    bservasi adanya tanda

    tanda hipoventilasi

    onitor adanya

    kecemasan pasien

    terhadap oksigenasi

    onitor vital sign

    nformasikan pada

    pasien dan keluarga

    tentang tehnik

    relaksasi untuk

    memperbaiki pola

    nafas.

    jarkan bagaimana

    batuk efektif

    onitor pola nafas

    2 Sabtu23

    maret

    Kelebihan Volume

    Cairan berhubungan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    Pertahankan catatan

    intake dan output

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    18/27

    2013 dengan Mekanisme

    pengaturan

    melemah

    selama . Kelebihan

    volume cairan teratasi

    dengan kriteria:

    Terbebas dari edema,

    efusi, anaskara

    Bunyi nafas bersih,

    tidak ada

    dyspneu/ortopneu

    Terbebas dari distensi

    vena jugularis,

    Memelihara tekanan

    vena sentral, tekanan

    kapiler paru, output

    jantung dan vital sign

    DBN

    Terbebas dari

    kelelahan, kecemasanatau bingung

    yang akurat

    Pasang urin kateter

    jika diperlukan

    Monitor hasil lab

    yang sesuai dengan

    retensi cairan (BUN ,

    Hmt , osmolalitas

    urin )

    Monitor vital sign

    Monitor indikasi

    retensi / kelebihan

    cairan (cracles, CVP ,

    edema, distensi vena

    leher, asites)

    Kaji lokasi dan luas

    edema

    Monitor masukan

    makanan / cairan

    Monitor status nutrisiBerikan diuretik

    sesuai interuksi

    Kolaborasi pemberian

    obat

    Monitor berat badan

    Monitor elektrolit

    Monitor tanda dangejala dari odema

    Perfusi jaringan

    renal tidak efektif

    berhubungan dengan

    gangguan transport

    Setelah dilakukan

    asuhan selama 3x24

    jam ketidakefektifan

    perfusi jaringan renal

    Observasi status

    hidrasi (kelembaban

    membran mukosa, TD

    ortostatik, dan

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    19/27

    O2 teratasi dengan

    kriteria hasil:

    Tekanan systole dan

    diastole dalam batas

    normal

    Tidak ada gangguan

    mental, orientasi

    kognitif dan kekuatan

    otot

    Na, K, Cl, Ca, Mg,

    BUN, Creat dan

    Biknat dalam batas

    normal

    Tidak ada distensi vena

    leher

    Tidak ada bunyi paru

    tambahan

    Intake output seimbang

    Tidak ada oedemperifer dan asites

    Tdak ada rasa haus

    yang abnormal

    Membran mukosa

    lembab

    Hematokrit dbn

    Warna dan bau urin

    dalam batas normal.

    keadekuatan dinding

    nadi)

    Monitor HMT, Ureum,

    albumin, total protein,

    serum osmolalitas dan

    urin

    Observasi tanda-tanda

    cairan berlebih/

    retensi (CVP

    menigkat, oedem,

    distensi vena leher

    dan asites)

    Pertahankan intake dan

    output secara akurat

    Monitor TTV

    Pasien Hemodialisis:

    Observasi terhadap

    dehidrasi, kram otot

    dan aktivitas kejangObservasi reaksi

    tranfusi

    Monitor TD

    Monitor BUN, Creat,

    HMT dan elektrolit

    Timbang BB sebelum

    dan sesudah prosedur

    Kaji status mental

    Monitor CT

    Pasien Peritoneal

    Dialisis:

    Kaji temperatur, TD,

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    20/27

    denyut perifer, RR

    dan BB

    Kaji BUN, Creat pH,

    HMT, elektrolit

    selama prosedur

    Monitor adanya

    respiratory distress

    Monitor banyaknya

    dan penampakan

    cairan

    Monitor tanda-tanda

    infeksiIntoleransi aktivitas

    Berhubungan

    dengan

    ketidakseimbangan

    antara suplai darikebutuhan oksigen

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3x24 jam

    pasien bertoleransi

    terhadap aktivitas

    dengan Kriteria Hasil

    :

    Berpartisipasi dalam

    aktivitas fisik tanpa

    disertai peningkatan

    tekanan darah, nadi

    dan RR

    Mampu melakukan

    aktivitas sehari hari

    (ADLs) secaramandiri

    Keseimbangan

    aktivitas dan istirahat

    Observasi adanya

    pembatasan klien

    dalam melakukan

    aktivitas

    Kaji adanya faktor

    yang menyebabkan

    kelelahan

    Monitor nutrisi dan

    sumber energi yang

    adekuat

    Monitor pasien akan

    adanya kelelahan fisik

    dan emosi secara

    berlebihan

    Monitor responkardivaskuler

    terhadap aktivitas

    (takikardi, disritmia,

    sesak nafas,

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    21/27

    diaporesis, pucat,

    perubahan

    hemodinamik)

    Monitor pola tidur dan

    lamanya tidur/istirahat

    pasien

    Kolaborasikan dengan

    Tenaga Rehabilitasi

    Medik dalam

    merencanakan

    progran terapi yang

    tepat.

    Bantu klien untuk

    mengidentifikasi

    aktivitas yang mampu

    dilakukan

    Bantu untuk memilih

    aktivitas konsisten

    yang sesuai dengankemampuan fisik,

    psikologi dan sosial

    Bantu untuk

    mengidentifikasi dan

    mendapatkan sumber

    yang diperlukan untuk

    aktivitas yang

    diinginkan

    Bantu untuk

    mendpatkan alat

    bantuan aktivitas

    seperti kursi roda,

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    22/27

    krek

    Bantu klien untuk

    membuat jadwal

    latihan diwaktu luang

    Bantu pasien/keluarga

    untuk

    mengidentifikasi

    kekurangan dalam

    beraktivitas

    Sediakan penguatan

    positif bagi yang aktif

    beraktivitas

    Bantu pasien untuk

    mengembangkan

    motivasi diri dan

    penguatan

    Monitor respon fisik,

    emosi, sosial danspiritual.

    VII. IMPLEMENTASI

    NO DX.

    KEPERAWA

    TAN

    TANGGAL J

    A

    M

    IMPLEMENTASI EVALUASI

    1 Kelebihan

    Volume

    Cairan

    berhubungan

    27 maret

    2013

    Mempertahankan

    cintake dan output

    yang akurat

    Input : 1775cc

    S :

    Klien

    mengatakan BB

    terakhir adalah 63

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    23/27

    dengan

    mekanisme

    pengaturan

    melemah

    Output : 400cc

    Memonitor vital sign

    dan keadaan umum

    Kesadarannya

    compos mentis, GCS

    14. Klien merasakan

    badannya lemes

    TD pre HD : 159/

    83mmHg

    TD post HD:

    150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR: 78x/menit

    S:36C

    BB pre HD : 63 kg

    Memonitor indikasi

    retensi / kelebihan

    cairan yang ditandai

    dengan adanya edema

    pada ekstremitas

    Mengkaji lokasi dan

    luas edema

    Monitor masukan

    makanan / cairan

    Makan+minum :1500

    cc

    Air metabolisme : 275

    cc (5cc/kg

    bb/hari)

    Memonitor berat

    kg

    O :

    Kedua kaki

    terlihat edema

    BAK kurang

    lebih 300 cc

    Capillary raffyl

    kurang lebih 4

    detik

    Balance cairan

    +1335,63 cc

    A :

    Masalah teratasi

    sebagian

    P :

    Lanjutkan

    intervensi

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    24/27

    badan : BB pre HD :

    63 kg

    Memberikan posisi

    kaki agak tinggi

    Pola Nafas

    tidak efektif

    berhubungan

    dengan

    depresi pusat

    pernafasan

    23 maret

    2013

    Memposisikan pasien

    untuk memaksimalkan

    ventilasi yaitu posisi

    semifowler dan

    memberikan O 3 lpm

    Auskultasi suara

    nafas, catat adanya

    suara tambahan

    Mengatur intake

    cairan

    mengoptimalkan

    keseimbangan.

    Makan+minum :1500

    cc

    Air metabolisme : 275

    cc (5cc/kg bb/hari)

    S :

    Klien mengatakan

    lemes

    Kesadarannya

    compos mentis,

    GCS 14.

    lien merasakan

    badannya lemes

    TD pre HD : 159/

    83mmHg

    TD post HD:

    150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR:

    78x/menit

    S:36C

    Urea 197 mg/dl

    Creatinin 8,46

    mg/dl

    Kedua kaki

    edemaA

    Masalah teratasi

    sebagian

    P

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    25/27

    Lanjutkan

    intervensi

    Perfusi

    jaringan renal

    tidak efektif

    berhubungan

    dengan

    gangguan

    transport O2

    23 maret

    2013

    Memonitor HMT,

    Ureum, albumin, total

    protein, serum

    osmolalitas dan urin.

    Hasil laboraturium

    tanggal 22 maret 2013

    :

    Urea 197 mg/dl

    Creatinin 8,46 mg/dl

    Pertahankan intake dan

    output secara akurat

    Intake = 1775 cc

    Output= 400 cc

    Memonitor TTV

    TD pre HD : 159/

    83mmHg

    TD post HD:

    150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR: 78x/menit

    S:36C

    Pasien Hemodialisis:

    Mengobservasi

    terhadap dehidrasi,

    kram otot dan

    aktivitas kejang

    Memonitor TD

    TD pre HD : 159/

    S:

    klien mengatakan

    mengatakan

    badannya lemas.

    klien mengatakan

    sesak nafas jika

    O2 dilepas.

    O :

    klien hanya

    tiduran

    klien tampak

    terbaring lemah

    Terpasang nasal

    kanul 3L/mnt

    konjungtiva

    anemis

    aktivitas dibantu

    keluarga

    Kesadarannya

    compos mentis,

    GCS 14.

    lien merasakan

    badannya lemes

    TD pre HD : 159/

    83mmHg

    TD post HD:

    150/79mmHg

    RR: 26x/menit

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    26/27

    83mmHg

    TD post HD:

    150/79mmHg

    Timbang BB sebelum

    dan sesudah prosedur

    BB pre HD : 63 kg

    Pasien Peritoneal

    Dialisis:

    Mengkaji temperatur,

    TD, denyut perifer,

    RR dan BB

    TD pre HD : 159/

    83mmHg

    TD post HD:

    150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR: 78x/menit

    S:36C

    HR:

    78x/menit

    S:36C

    A :

    Masalah teratasi

    sebagian

    P :

    Lanjutkan

    intervensi

    Intoleransi

    aktivitas

    Berhubungan

    dengan

    ketidakseimba

    ngan antara

    suplai dari

    kebutuhanoksigen

    23 maret

    2013

    Mengobservasi adanya

    pembatasan klien

    dalam melakukan

    aktivitas

    Klien mengatakan

    klien merasa sesak

    pada saat beristirahat

    Memantau responoksigen pasien

    terhadap aktifitas dan

    perawatan diri

    Pada saat berbaring

    DS :

    Klien mengatakan

    lemes

    Kesadarannya

    compos mentis,

    GCS 14.

    lien merasakan

    badannya lemes

    TD pre HD : 159/

    83mmHg

    TD post HD:

  • 5/19/2018 BAB I askep ckd

    27/27

    RR: 26x/menit

    HR: 78x/menit

    Membantu klien untuk

    mengidentifikasi

    aktivitas yang mampu

    dilakukan

    Klien mengatakan

    klien tidak mampu

    beraktifitas klien

    mengatakan jika

    beraktivitas nafas

    klien terasa sesak

    150/79mmHg

    RR: 26x/menit

    HR:

    78x/menit

    S:36C

    Urea 197 mg/dl

    Creatinin 8,46

    mg/dl

    Kedua kaki

    edema