demensia dan degeneratif 2013
DESCRIPTION
demensia generatifTRANSCRIPT
DEMENSIAdan
DEGENERATIF DISEASE
Muhammad AkbarBagian Neurologi FK
UNHAS
Curriculum Vitae• Nama : Muhammad Akbar• Pendidikan : 1. Dokter (dr) 1987, Unhas 2. Spesialis Saraf (Sp.S) 1995, Unhas
3. Doktor (Ph.D) 2001, Hiroshima, Jepang. 4. Diploma in Forensic Medicine (DFM) 2003, Groningen, Belanda.
• Amanah : 1. Kepala Pusat Kajian Media dan Sumber Belajar, Lembaga Kajian dan
Pengembangan Pendidikan UNHAS, 2006-2010 2. Ketua IDI Wilayah Sul-Sel 2006-2009 3. Ketua III Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf (PERDOSSI) Pusat, 2007-2011 4. Ketua II Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia Pusat 2007-2011 5. Ketua POKDI Nasional Neuro-Epidemiologi 2007-2011 6. Kepala Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UNHAS, periode 2001-2006 dan periode 2011- 2015
APA YANG KITA INDRAI MELALUI PANCA INDRA DAN TEREKAM DI OTAK PADA SAAT AWAL DISEBUT PERSEPSI AWAL
APA YANG TELAH KITA PERSEPSI DIULANG-ULANG MENJADIKEBIASAAN, KEBIASAAN DIULANG-ULANG MENJADI SUATU KEPRIBADIAN, & KEPRIBADIAN YANG DI LAKUKAN UNTUK BERINTERAKSI DENGAN ORANG LAIN DISEBUT PRILAKU
Menua atau aging :
Suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahankemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur danfungsi normalnya sehingga tdk dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yangdiderita
( Constantinidas, 1994 dari Boedhi- Darmojo, 2000 )
PADA PROSES PENUAAN KEADAAN YANG MEMPERCEPAT
GANGGUAN FUNGSI OTAK- GANGGUAN SISTEMIK (STROKE)
- GANGGUAN METABOLIK
- BERBAGAI PENYAKIT YANG MENYEBABKAN GGN FUNGSI OTAK LANGSUNG: TUMOR, TRAUMA, INFEKSI
PEMELIHARAAN KESEHATAN OTAK
I. PEMELIHARAAN STRUKTUR OTAKtujuan:
MEMPERTAHANKAN KEUTUHANSTRUKTUR OTAK
- SUPLAY OXIGEN CUKUP (OLAHRAGA)- SUPLAY DARAH CUKUP (OLAHRAGA)- NUTRISI SEIMBANG- CEGAH DARI PENYAKIT YG
MENYEBABKAN GGN OTAK
2. PELATIHAN EMOSIKEMBANGKAN HOBBY, KESENIAN, KEGIATAN SOSIAL,
PELATIHAN EMOSI KHUSUS, IKUTI KEG. KELOMPOK
3. PENDALAMAN SPIRITUALPENGAJIAN, KEG. GEREJA, DLL
4. AKTIVITAS FISIKOLAH FISIK APAPUN
5. PERIKSAKAN DIRI KE DOKTER(BILA ADA PENYAKIT TERTENTU)
PENURUNAN FUNGSI LUHUR OTAK PATOLOGIS : DEMENSIA
(dari fisiologis patologis = satu kontinuum) :
I. Mudah Lupa (FORGETFULNESS)
II. Gangguan Cognitif Ringan (MILD
COGNITIVE IMPAIRMENT, MCI)
III. Demensia (Peny. DEMENSIA ALZHEIMER)
(Kusumoputro S, et al,
1999)
MUDAH LUPA (FORGETFULNESS)
• >> USIA LANJUT, DPT PD U.MUDA
• > 65 TH, 39% PD 50 – 59 TH
85 % PD U > 80 TH
• Kral (1985) : “Benign Senescence Forgetfulness”.
Ciri-ciri Mudah Lupa :
1. Mudah lupa nama orang, benda, dsb.
2. Terdapat ggn dlm mengingat kembali
(Recall)
3. Ggn dlm mengambil kembali informasi yang
telah tersimpan dlm memori (retrieval)
4. Tdk ada ggn mengingat kembali bila diberi
“Cue” (cognition)
5. Lebih sering menjabarkan fungsi atau
bentuk daripada menyebut nama sesuatu.
GANGUAN KOGNITIF RINGAN
• Ciri :
1. Ada ggn memori
2. Fgs memori abnormal u/usia & pendidikan
3. Aktivitas sehari-hari normal
4. Fgs, kognisi umum normal
5. Tdk ada kepikunan
Sering tdk mempertimbangkan hal-hal yg sudah lewat
Sering membuat keputusan berulang-ulang yg isinya sama
MCI P.Alzheimer 12% pertahun, 50% per 3 th, 80% per 8 th.
Merupakan fase peralihan dari ggn memori fisiologis ke ggn memori patologis (pikun).
GANGUAN KOGNITIF RINGAN
DEMENSIA“Dementia is slow loss of previously acquined
intellectual or behavioral function wihout alteration in
level of awareness “.
Demensia adalah suatu sindrom yg ditandai dgn ggn
fungsi intelektual (kognitif) yg meliputi : memori, bahasa,
orientasi, kemampuan konstruksional, pemikiran
abstrak, praksis dan pemecahan masalah.
DEMENTIA
• Umumnya terjadi pada usia lanjut
–sekitar 1% pada usia 60 tahun
–naik 2 kali lipat setiap 5 tahun
–mencapai 30 – 50% pada usia 85 tahun
(Geldmacher, Evaluation of Dementia, NEJM vol. 335;5;1996: 330 – 336)
I. PENDAHULUAN
• Cumming : demensia adalah s/sindroma klinik yg khas dgn rusaknya paling sedikit tiga komponen Kognitif :
berbahasa, daya ingat, keterampilan visual ruang, kemampuan eksekutif, dan emosi.
• Derajat ringan, sedang, berat dan mengganggu interaksi sosial. Kerusakan tsb didpt & persisten.
Penyebabnya sangat luas, ada yg
irreversibel dan ada yg mungkin
reversibel, perjalanannya progresiv namun
ada yg konstan, ada yg remisi pd
sebagian fungsi kognitif.
• Mayo Clinic : demensia adalah sindrom klinik khas dgn penurunan intelektual dan kemampuan sosial (aktivitas kehidupan sehari-hari). Ggn intelektual mengenai lebih dari satu fungsi kognitif dimana ggn daya ingat (memory) khas selalu ada, disertai ggn fgs kognitif lainnya seperti atensi, berbahasa, keterampilan visual ruang, persepsi, pemecahan masalah.
Perlangsungan penyakit progresiv, namun
beberapa bisa disembuhkan. Tidak jarang
terjadi ggn afek, motivasi, dan
kepribadian.
• PERDOSSI : demensia adalah kumpulan gjl klinik yg disebabkan o/ berbagai latar belakang peny.dan ditandai o/ hilangnya daya ingat jangka pendek (“recent memory”) & ggn global fungsi mental termasuk fungsi bahasa, mundurnya berpikir abstrak, kesulitan merawat diri sendiri, perubahan perilaku, emosi labil dan hilangnya pengenalan waktu dan tempat.
Epidemiologi
• Umumnya terjadi pada usia lanjut
–sekitar 1% pada usia 60 tahun
–naik 2 kali lipat setiap 5 tahun
–mencapai 30 – 50% pada usia 85 tahun
(Geldmacher, Evaluation of Dementia, NEJM vol. 335;5;1996: 330 – 336)
AGE AND GENDER DISTRIBUTIONOF VASCULAR DEMENTIA, pooled data from Europe
Age group years
Incidence (per 1000 person years)
Prevalence (per 100 population)
Men Women Men Women
65-69 1.2 0.3 0.5 0.1
70-74 1.6 0.8 0.8 0.6
75-79 3.9 3.2 1.9 0.9
80-84 8.3 4.5 2.4 2.3
85-89 6.2 6.1 2.4 3.5
90+ 10.9 7.0 3.6 5.8
Dari bbrp definisi tsb :
1. Ggn kognitif lebih dari satu
2. Ggn daya ingat selalu ada
3. Progresif dan persisten, namun ada yg reversibel
4. Ggn affek, perilaku, dan kepribadian hampir selalu ada.
5. Ggn sosial
6. Etiologi luas dan mengenai otak.
II. ETIOLOGI DEMENSIA (Cumming JL, Trimbley MR, 1995)
• Peny. Alzheimer 50 – 60 %
• Demensia vaskular 10 – 30 %
• Depresi 5 – 15 %
• Alkoholik 1 – 10 %
• Ggn metabolik 1 – 10 %
• Intoksikasi 1 – 10 %
• Hidrosefalus 1 – 5 %
• Anoksia otak 1 – 2 %
• Infeksi SSP 1 – 2 %
• Tumor otak 1 – 2 %
• Trauma otak 1 – 2 %
• Hematoma subdural1 – 2 %
• Lain-lain 10 – 20 %
III. KLASIFIKASI
1. Menurut gambaran klinika. Global c. Afasik
b. Amnesik d. Visoperseptif
2. Menurut anatomi :a. Kortikal : P. Alzheimer. P.Pick
b. Subkortikal :
* pd progressive supranuclear palsy
* Syndr. Parkinson * Huntington * ALS
* Hidrosefalus Komunikan
3. Menurut etiologi :
a. Reversibel
b. Irreversibel
IV. GAMBARAN KLINIK• Sifat pelupa menonjol (recent memory)
• Kesulitan mempelajari hal yg baru
• Konfabulasi
• Kemampuan intelektual (komprehensif, kalkulasi, pengetahuan umum, memori).
• Ggn pemikiran abstrak (pepatah, persamaan, perbedaan)
• Kemampuan konstruksional terganggu
V. DIAGNOSIS
1. Memastikan apakah betul demensia ?
• Anamnesis (Alloanamnesis)
• Gbr.klinik demensia / kriteria demensia
• Tes / Pem.fungsi luhur (tes mini mental,
tes kead. mental, dll)
2. Cari penyebab, faktor risiko/ pencetus
Kriteria diagnostik demensia :
(a) Kemampuan intelektual menurun,
sehingga mengganggu pekerjaan /
lingkungan
(b) Defisit kognitif selalu melibatkan memori
(c) Sadar (komposmentis)
Pemeriksaan penunjang :
(a) Tes Neuropsikologi
(b) CT Scan / MRI otak
(c) Somatosensoric evoked potential (SSEP) dan event related potensial (ERPs)
(d) Electroensefalografi (EEG)
(e) Pemeriksaan darah
(f) Cairan otak (Likuor Serebrospinal)
VI. DIAGNOSIS DEFERENSIAL
• DI KENAL “4 D” PENYAKIT LANSIA :
DEPRESI (pseudodemensia)
DELIRIUM
DRUGS
DEMENTIA
Depresi :Depresi : Onset : - tiba-tibaOnset : - tiba-tiba
Perlangsungan (durasi) : Perlangsungan (durasi) :
- Singkat- Singkat
Riwayat: - episode depresifRiwayat: - episode depresif
Keluhan : - Kehilangan Keluhan : - Kehilangan
memorymemory
Jawaban: “tdk tahu”Jawaban: “tdk tahu”
Variasi mood diurnal, ttpi Variasi mood diurnal, ttpi
umumnya konsistenumumnya konsisten
DemensiaDemensia::
Gradual / terselubungGradual / terselubung
LamaLama
Tdk ada riwayat psikiatriTdk ada riwayat psikiatri
sering tdk menyadari sering tdk menyadari
kehilangan memorykehilangan memory
Hampir / lupa menjawabHampir / lupa menjawab
Fluktuasi mood dari hari ke Fluktuasi mood dari hari ke
harihari
Depresi :Depresi : Fluktuasi hilangnya Fluktuasi hilangnya
kognitifkognitif
Kehilangan memory : Kehilangan memory :
recent = remoterecent = remote
Mood depresi Mood depresi pertama pertama
terjaditerjadi
Berkaitan dgn : mood Berkaitan dgn : mood
depresi, cemas, ggn tidur, depresi, cemas, ggn tidur,
anoreksia, pikiran bunuh anoreksia, pikiran bunuh
diridiri
DemensiaDemensia::
Stabil hilang kognitif.Stabil hilang kognitif.
> recent memory> recent memory
ggn memory pertama ggn memory pertama
terjaditerjadi
Berkaitan dgn : Berkaitan dgn :
ketidakmampuan sosial, ketidakmampuan sosial,
permusuhan, emosi labil, permusuhan, emosi labil,
bingung, disorientasi, bingung, disorientasi,
kewaspadaan menurun.kewaspadaan menurun.
Delirium :Delirium : Onset tiba-tiba, tgl Onset tiba-tiba, tgl
kejadian diketahuikejadian diketahui
Penyakit akut, bbrp hari-Penyakit akut, bbrp hari-
bbrp minggu, jarang > 1 bbrp minggu, jarang > 1
bulanbulan
Reversibel (sering Reversibel (sering
sempurna)sempurna)
Awal : disorientasiAwal : disorientasi
Drugs Drugs : Pemakaian obat : Pemakaian obat
obat psikotropikobat psikotropik
Demensia :Demensia : Gradual, tgl ?Gradual, tgl ?
Kronik, progresif dlm bbrp thKronik, progresif dlm bbrp th
umumnya Irreversibel, kronik umumnya Irreversibel, kronik
progresifprogresif
Akhir, sesudah bbrp bulan / Akhir, sesudah bbrp bulan /
th baru disorientasith baru disorientasi
Delirium :Delirium : Bervariasi dr wkt ke Bervariasi dr wkt ke
wkt, jam ke jamwkt, jam ke jam
Kesadaran berkabut, Kesadaran berkabut,
berubahberubah
siklus bangun tidur siklus bangun tidur
terggn, bervariasi dari terggn, bervariasi dari
jam ke jamjam ke jam
hyperaktif / hipoaktifhyperaktif / hipoaktif
Demensia :Demensia : Lebih stabil dr hari ke Lebih stabil dr hari ke
hari (kecuali + delirium)hari (kecuali + delirium)
Kesadaran baikKesadaran baik
tdk bervariasi dr jam tdk bervariasi dr jam
ke jam, tetapi terbalik ke jam, tetapi terbalik
siklus siang – malam.siklus siang – malam.
Lambat terjadi ggn Lambat terjadi ggn
psikomotor (kecuali psikomotor (kecuali
bila + depresi)bila + depresi)
VII. TERAPI
• Menangani gej.demensia & gej.penyerta – Terapi psikologi - behavioral-non
farmakologik
– Terapi farmakologik
– Atasi penyebab (pd treatable dementia)
MUDAH LUPA (FORGETFULNESS)
• >> Usia lanjut, dapat pd usia muda
• > 65 th, 39% : 50 – 59 th
85 % : > 80 th
• Kral (1985) : “Forgetfulness = Benign Senescence”.
Ciri-ciri Mudah Lupa :1. Mudah lupa nama orang, benda, dsb.
2. Terdapat ggn dlm mengingat kembali
(Recall)
3. Ggn dlm mengambil kembali informasi yang
telah tersimpan dlm memori (retrieval)
4. Tdk ada ggn mengingat kembali bila diberi
“Cue” (cognition)
5. Lebih sering menjabarkan fungsi atau
bentuk daripada menyebut nama sesuatu.
• Tanpa ggn kognitif lainnya, hidup normal, kemampuan sosial baik,
pekerjaan baik, dsb.Dpt diatasi dgn mencari kiat-kiat
sendiri o/ penderita.
GGN KOGNITIF RINGAN(Mild Cognitive Impairment=MCI)
• Ciri :
1. Ada ggn memori
2. Fgs memori abnormal u/usia & pendidikan
3. Aktivitas sehari-hari normal
4. Fgs. kognisi umum normal
5. Tdk ada kepikunan
Sering tdk mempertimbangkan hal-hal yg sudah lewat
Sering membuat keputusan berulang-ulang yg isinya sama
MCI P.Alzheimer 12% pertahun, 50% per 3 th, 80% per 8 th.
Merupakan fase peralihan dari ggn memori fisiologis ke ggn memori patologis (pikun).
DEMENSIA ALZHEIMER
DEMENSIA ALZHEIMER
I. PENDAHULUAN
• Pd bln Nop.1906 Dr. Alois Alzheimer melaporkan gbran klinik & patologi anatomik seorang wanita 51 th, menderita demensia yg memburuk secara lambat laun dlm kurun wkt 5 th.
Demensia presenilis ini dinamai Penyakit Alzheimer.
• Kemudian didptkan pula gbr patologiyg
identik dgn peny. Alzheimer pd pend.
Demensia usia manula. Peny.ini dinamai
demensia senilis jenis Alzheimer (senile
dementia of the Alzheimer type = SDAT).
Peny.ini mengenai 10 – 15% orang yg
berusia di atas 65 th, dan mungkin 20% pd
> 80 th.
II. ETIOLOGI
• Etiologi peny. Alzheimer hingga kini blm diketahui pasti. Namun ada bbrp faktor risiko yg mungkin berhub.dgn peny. Alzheimer yaitu : umur, peny.parkinson, sindroma Down, umur lebih 40 th, wanita, peny.tiroid, level pendidikan rendah, trauma kepala, depresi stadium lanjut, faktor genetik dgn kode polipoprotein E. diduga memberi perlindungan a/ level pendidikan tinggi, penggunaan anti inflamasi yg kronis, estrogen.
III. PATOGENESIS
• Patogenesis belum diketahui pasti
• Hipotesis harus mempertimbangkan
faktor2 :
1. Genetik : berhub.dgn apoprotein E4 (Apo
E4), alela (4) kromoson 19, pd
P.Alzheimer familial / sporadis. Mutasi
kromoson 21, 1, 14 pd awal penyakit
2. Gambaran neuropatologi : neuritik
plaque, neurofibrillary tangels, neuronal
loss, hirano bodies, cerebral amyloid
angiopathy, dan atropi otak (kortikal).
The process of Alzheimer’s disease is also nearly
understoodGenes
Environment
Plaques
• Central amyloid core
• Degenerating peripheral neurites
Evolution of a plaqueDistribution of plaques
Contents of a plaque
Tangles
FilamentsOther locations
Tau phosphorylation and the amyloid Tau phosphorylation and the amyloid cascade hypothesiscascade hypothesis
3
21
1. APP mutations give rise to plaques and tangles1. APP mutations give rise to plaques and tangles
2. Tau mutations give rise to tangles only2. Tau mutations give rise to tangles only
3. Tau mutations do not give rise to plaques3. Tau mutations do not give rise to plaques
4. Plaque pathology therefore ‘causes’ tangle formation4. Plaque pathology therefore ‘causes’ tangle formation
APP / PS-1mutations
TAU mutations
4
? GSK-3
Regional distribution of pathology
• Distribution of pathology in AD is not random, but starts in transentorhinal cortex and ends in neocortex
Braak et al (1994); Delacourte et al (1999); Duyckaerts et al (1998)Braak staging
Regional distribution of atrophy in the common dementias
• Alzheimer’s disease predominantly parietal and temporal
• Frontotemporal dementia predominantly frontal and temporal
• Dementia with Lewy bodies as for AD, but with additional subcortical pathology
• Vascular dementia vascular distributionExecutive functions
Praxia
Perceptuospatial functionMemory
Language
Functional regionsFTDAD
3. Defisit neurotransmitter :
>> berkurangnya neuron kholinergik &
menurun aktivitas cholin acetyl
transverase & acetylcholin esterase.
Penurunan fgs kognitif pd
peny.Alzheimer berhub.dgn defesiensi
neuron kholinergik (Hipotesis).
Neurotransmitter lain yg berkurang
(defisit) yaitu non adrenergik presinaptik,
serotonin, somatostatin, corticotropin
releasing factor, glutamat, dll.
4. Hipotesis penuaan :
- Dalam perdebatan
5. Faktor lingkungan :
- Terutama intoksikasi aluminium
namun penelitian terakhir membuktikan
aluminium tdk begitu berperan.
6. Reaksi inflamasi
• Pd fase akut reaksi inflamasi, terjadi
pelepasan bbrp mediator. Mediator ini
berperan dlm merubah beta amiloid
peptida yg larut menjadi tdk larut yg
bersifat toksik thd neuron.
7. Infeksi :
• Belum jelas sbg faktor risiko. Diduga
inf.virus. Hal ini berhub.dgn peny.infeksi
seperti pd Creutzfeldt-Jacob disease,
peny.yg mana memp.bbrp kesamaan
manifestasi klinis & perjalanan peny.serta
dijumpai amyloid plaque.
IV. GAMBARAN KLINIS
• Gej.klinis : progresif mengenai fungsi intelek. Bbrp pend.mengalami periode statis (Gbr.1). Rata-rata harapan hidup pend.peny. Alzheimer = 20 th.
• Ggn kognitif timbul pd awal penyakit, terutama ggn memori.
Gbr.1. Riwayat natural peny. Alzheimer (Feldman
& Grundman, 1999)
TES
MINI
MENTAL
• Ggn memori :
>> recent memory, pd fase lanjut semua memori terganggu.
• Ggn berbahasa :– Kemiskinan kosa kata
– Tdk dpt menyebutkan nama benda/orang yg dihadapi (anomia konfrontasi).
Lebih sulit menyebut nama dlm satu kategori (anomia kategori).
– Sirkumlosi lebih banyak menjabarkan
fungsi benda karena tdk dpt menyebutkan
nama benda tsb.
– Parafasia
– Ekolali, palilalia
– Disartria
– Mutism
• Ggn visuospasial : disorientasi orang, ruang, dan waktu, ggn mengkopi, ggn menyusun balok (fgs.konstruksi), kesukaran berpakaian.
• Ggn emosi : labil, apatis / agresif, paranoid
• Ggn abstraksi, matematik (ggn kognisi)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• -Belum ada pemriksaan spesifik u/ P.Alzh,
umumnya ad/ u/ menyingkirkan demensia
lainnya. Meliputi : darah lengkap, elektrolit,
fgs hati, ginjal, tiroid, tes serologis u/ sifilis/
HIV, pem.Vit B 12, as.folat, kadar obat ttt.
b. CT Scan / MRI
atropi serebral, pembesaran ventrikel,
atropi hipokampus.
atropi terut.pd lobus parieto-temporal.
c. PET/SPECT u/ melihat aliran darah serebral regional & metabolisme neuron.
Ditemukan penurunan metab. & ADOR pd lob.parieto temporal.
d. EEG : perlambatan fokal atau umum namun tdk spesifik u/ PA
• Tes/pemeriksaan Neuropsikiatrik :
Tes mini mental : mini mental status
examination (MMSE)
Skor total 30 skor 18 – 24 ggn ringan,
skor 11 – 17 ggn sedang, skor 0 – 10
berat
VI. KRITERIA DIAGNOSIS
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan neurologis,
pemeriksaan neuropsikiatrik, pemeriksaan
penunjang.
• Bbrp kriteria diagnostik :
1. Kriteria menurut National Institute of
Neurological and Communication Disorder
and Stroke AD and Related Disorders
Association (NINCDS-ADRDA) sbb :
a. Definite AD :
- Kriteria klinik u/ probable AD
- Histopatologi sesuai AD biopsi, otopsi
b. Probable AD :
- Demensia (berdasar riwayat & tes
neuropsikologi)
- Defisit memori & fgs.kognitif lainnya yg
progresif
- Tdk ada ggn kesadaran
- Mulai antara umur 40 – 90 th
- Tdk ada peny.sistemik ã kel.otak yg lain
menyebabkan demensia.
c. Possible AD :
- Demensia dengan variasi dalam onset ã
perlangsungannya
- Adanya kelainan sistemik a kel.otak lain
- Defisit kognitif progresif yang tunggal.
d. Unlike AD :
- Timbulnya mendadak
- Ada gejala neurologik fokal
- Kejang dan gangguan sejak dini
2. Menurut ICD 10 :
a. Pe fgs memori yg mengg. Aktivitas sehari2.
b. Pe kemampuan intelektual yg mengg.
aktivitas sehari-hari.
c. Tdk ada ggn kesadaran
d. Kemunduran kontrol emosi, perilaku sosial ã
motivasi.
e. Pe dibidang memori dan kemampuan
intelektual minimal 6 bln
VII. DIAGNOSIS DIFERENSIAL
• Harus dibedakan dr demensia lain
• u/ membedakannya dgn demen.vaskular,
digunakan skor iskemik Hachinski < 4 atau
skor Loeb dan Gondolfo 0 – 2 .
(Tabel 1 dan 2).
Tabel 1 : Skor iskemik Hachinski
- Mula mendadak ……………………………………Mula mendadak ……………………………………
- Progresinya bertahap ……………………………..Progresinya bertahap ……………………………..
- Perjalanan berfluktuasi …………………………...Perjalanan berfluktuasi …………………………...
- Malam hari bengong Malam hari bengong ã ã kacau ……………………kacau ……………………
- Kepribadian utuh ………………………………….Kepribadian utuh ………………………………….
- Depresi …………………………………………….Depresi …………………………………………….
- Keluhan somatik …………………………………..Keluhan somatik …………………………………..
- Inkontinensia emosional ………………………….Inkontinensia emosional ………………………….
SkorSkor
22
11
22
11
11
11
11
11
Tabel 1 : Skor iskemik Haehinski (lanjutan)
- Riwayat hipertensi …….………………………….Riwayat hipertensi …….………………………….
- Riwayat strok ……………………………………..Riwayat strok ……………………………………..
- Ada bukti aterosklerotik ………………………….Ada bukti aterosklerotik ………………………….
- Keluhan Neurologi fokal …………………………Keluhan Neurologi fokal …………………………
- Tanda Neurologi fokal …………………………..Tanda Neurologi fokal …………………………..
SkorSkor
11
22
11
11
22
Tabel.2. Skor demensia oleh Loeb & Gondolfo
- Mulanya mendadak ………………………Mulanya mendadak ………………………
- Ada riwayat strok …………………………Ada riwayat strok …………………………
- Gejala fokal ……………………………….Gejala fokal ……………………………….
- Keluhan fokal ……………………………..Keluhan fokal ……………………………..
- CT : terdpt daerah hipodens CT : terdpt daerah hipodens
• Tunggal ………………………………..Tunggal ………………………………..
• Multipel ………………………………..Multipel ………………………………..
SkorSkor
22
11
22
22
22
33
VIII. PENGOBATAN
• Sampai saat ini blm ada obat khusus u/
PD, pengobatan bersifat simtomatik
• Gej.PA sangat kompleks penanganan
bervariasi.
• Ada 3 pendekatan terapi :
1. Pendekatan psikososial :- Care giver mengoptimalkan kemampuan
yg masih ada
- Mengurangi perilaku yg sulit
- Menjaga keselamatannya
- Memperbaiki kualitas hidup
- Mengurangi stres thd care giver
- Memberi kepuasan kpd care giver
2. Terapi perilaku psikoterapi +
psikofarmaka :
– Depresi antidepresan (SSRI, trazodon)
– Antiansietas (short acting benzodi-azepin mis.
Lorazepam)
– Batasi penggunaan neuroleptik
3. Terapi thd demensia :
• Inhibitor kholinesterase
Donepezil dosis 5 mg – 10 mg/hr
(Aricept®)
Rivastigmin (Exelon ®)
• Neuroprotectan : Estrogen, antiinflamsi,
antioksidan vit.E.
DEMENSIA VASKULAR
• Demensia vaskular disebabkan o/ lesi otak iskemik dan hemoragik, termasuk lesi iskemik-hipoksik serebral akibat “ cardiac arrest”
• 26,3 %pend. Strok iskemik yg bertahan hidup > 60 th, menderita demensia. Dari jumlah ini 62 & bisa akibat langsung dari strok.
• Klasifikasi demensia vaskular, yaitu :
a. Demensia multi innfark
b. Strategic single-infarct demensia
c. Penyakit pemb. darah kecil dgn
demensia seperti: strok lakunar
multipel, penyakit Biswanger.
d. Hipoperfusi karena iskemia otak
global sebagai efek sekunder “
cardiac arrest” atau hipotensi yang
sangat berat.
e. Demensia hemoragika pd hematoma
subdural kronik, sequellae dr PSA &
hematoma serebral (PIS).
• Kriteria diagnostik demensia vaskular:
Deteriorasi memori dan kemampuan
intelektual yang menybabkan ggn.
Fungsi kehidupan sehari – hari.
a. Hilangnya memori + defisit paling
kurang 2 dari hal berikut:– orientasi - perhatian
– bicara - kemampuan spasial
– abstraksi - neuropraksi
– pertimbangan - kontrol motorik
b. Disertai peny. Serebrovaskular
riwayat + g. klinik)
c. waktu perlangsungan 3bln
d. skor Iskemik Hachinski: > 7
ä skor Loeb & Gondolfo: 5 – 10
Campuran demensia Alzheimer +
demensia vaskular skor iskemik
Hachinski : 4 - 7
<
e. Deteriorasi fungsi intelektual bertahap-tahap (step-wise), dan defisit yang ditemukan bersifat sebagian-sebagian (patchy), serta tidak gradual lambat, tetapi mendadak – mendadak.
Mendukung diagnosis bila:
- ditemukan infark pd CT Scan kepala
- Hipertensi, bising karotis, kardiomegali
• Pd peny. Biswanger disertai gejala ekstra piramidal : rigiditas & akinesis.
• Dpt ditemukan syndroma pseudobulbar, ggn sensibilitas, termasuk defek lap.penglihatann.
• Ditemukan Hemiparesis atau paresis facial UMN.
A F A S I A
AFASIA
• Afasia a/ ggn penggunaan bahasa, baik
lisan maupun tulisan
• Kerusakan pd otak terletak di hemisfer
dominan daerah pusat bahasa (speech
area). Hemisfer kiri u/ yg cekat tangan
kanan (right handed), dan sebaliknya.
• Penyebab kerusakan otak a/ meliputi berbagai penyakit, paling sering a/ strok (CVD).
• Afasia dpt mengenai semua modalitas bahasa, yg td : percakapan (spontaneous speech), pemahaman bahasa lisan, pengulangan, penamaan, membaca, dan menulis.
Klasifikasi afasia menurut Kirshner :Klasifikasi afasia menurut Kirshner :
JenisJenis
AfasiaAfasia
BicaraBicara
SpontanSpontan
ArtiArti
AuditifAuditif
Penama-Penama-
an an
Peng-Peng-
ulanganulangan
BacaBaca TulisTulis
- BrocaBroca
- WernickeWernicke
- GlobalGlobal
- KonduksiKonduksi
- AnomikAnomik
- Trans kortikal Trans kortikal
motorikmotorik
NF/mutismeNF/mutisme
F/ParafasiaF/Parafasia
NF/mutismeNF/mutisme
F/Parafasia F/Parafasia
literalliteral
F/sirkumlokasiF/sirkumlokasi
NF/gagapNF/gagap
++
--
--
++
++
++
--
--
--
+/-+/-
--
+/-+/-
--
--
--
--
++
++
++
--
--
++
++
++
--
--
--
++
++
++
Klasifikasi afasia menurut Kirshner :Klasifikasi afasia menurut Kirshner :
JenisJenis
AfasiaAfasia
BicaraBicara
SpontanSpontan
ArtiArti
AuditifAuditif
Penama-Penama-
an an
Peng-Peng-
ulanganulangan
BacaBaca TulisTulis
- Trans.kortikalTrans.kortikal
sensoriksensorik
- Aleksia + Aleksia +
agrafiaagrafia
- Aleksia, tdk Aleksia, tdk
agrafiaagrafia
F/parafasia/F/parafasia/
SirkumlokasiSirkumlokasi
< normal< normal
NormalNormal
--
++
++
--
+/-+/-
+/-+/-
++++
++
++
--
--
--
+/-+/-
--
++
F = Fluen NF = Non fluen +/- = Normal atau sedikit terganggu
+ = Normal - = Terganggu
MODEL PROSES BERBAHASA
Rangsangan informasi sensorik (pandang, dengar, somestetik lainnya).
Proses Mental
(Emosi, Memori, Atensi)RESEPSI
PERSEPSI
ASOSIASI UNI MODAL
ASOSIASI HETEROMODAL
ANALISIS LEKSIKAL
KOGNISI
ANALISIS-SINTAKSISFORMULASI BAHASA
ARTIKULASI
ORAL TULIS SIKAP PROSODI
Bagan konsep fungsi bahasa yg disederhanakan
1 = area auditorius primer 5 = area motorik primer
2 = area Wernicke (identifikasi kata) 6 = area motorik tambahan
3 = area pengenalan kata I = area visual primer
4 = area Broca II = area identifikasi simbol-simbol
Lokasi lesi otak pd berbagai jenis afasia :
• Afasia Broca = operculum lobus frontalis (area
Broca)
• Afasia Wernicke = posterior girus temporalis
superior (area Wernicke)
• Afasia global = hemisferium kiri luas
• Afasia konduksi = fasikulus arkuata
• Afasia anomik = girus angularis
• Afasia transkortikalis motorik = lobus frontalis
(regio frontal), parasagitalis superior dan regio
frontalis posterior.
• Afasia transkortikalis sensorik = border zone
parietal / temporal.
• Aleksia + agrafia = parieto-temporalis
• Aleksia + tanpa agrafia = oksipitalis medialis
Jenis terapi pd Afasia :
1. Afasia Broca : * Terapi Intonansi Melodik
* Latihan Elaborasi Respon
2. Afasia Wernicke :
* PACE (Promoting Aphasic Communication Effectivenes) pasien & terapis bergantian memberikan benda yg harus dicocokkan dgn gambar atau kata.
3. Afasia Global : * Terapi Umum
* Terapi Lingkungan
* Terapi Aksi Visual (TAV)
PENYAKIT DEGENERATIF SISTEM SARAF
BAGIAN/UP NEUROLOGI FK UNHAS / RS DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO
PENDAHULUAN
• Penyakit-penyakit yg termasuk dlm kategori degeneratif yaitu mulai dgn insidentil, setelah periode yg lama fungsi normal sistem saraf, perlangsungan yg progresif lambat (gradual) yg dpt berlanjut dlm beberapa tahun, sering satu dekade atau lebih lama
• Sering tdk diketahui tanggal pasti mulai kejadian penyakit
• Biasanya ada riwayat keluarga dgn peny. yg sama (herediter) atau terpapar oleh bahan/agent yg sama
• Manifestasi klinis yg simetris (pd awalnya bisa asimetris)
• Gambaran patologik umum : kebanyakan dari penyakit degeneratif ditandai oleh keterlibatan selektif dari suatu sistem neuron baik secara anatomik maupun fungsional. Contoh : amyotrophic lateral sclerosis (ALS), ataksia progresif
• Pd ALS proses patologik hanya terbatas pd motor neuron dr korteks serebri, batang otak, dan medula spinalis
• Pd ataksia progresif proses patologik hanya terbatas pd sel-sel Purkinje serebelum
• Penyakit degeneratif disebut juga atrofi sistem atau atrofi neuronal sistemik
• Namun demikian sebaliknya ada juga penyakit degeneratif yg kelainan patologiknya tdk selektif melainkan bersifat difus seperti pd penyakit Alzheimer
• Perubahan-perubahan patologik bersifat progresif lambat dimana didasari pd :slow wasting and loss of neurons, tdk hanya badan sel yg hilang tetapi juga dendrit, akson, dan selubung myelin
• Dgn demikian gambaran likuor serebrospinal menunjukkan sedikit hanya peningkatan ringan kadar protein. Demikian pula pd pemeriksaan radiologi, tdk ada perubahan atau suatu pengurangan volume yg berhubungan dgn perluasan kompartemen cairan otak (CSF)
BEBERAPA PENYAKIT DEGENERASI SISTEM SARAF
I. Sindrom demensia progresif, gejala neurologis lain tdk ada atau tdk nyata : penyakit Alzheimer, demesia Lewy-body, penyakit Pick, degenerasi talamik
II. Demensia progresif bekombinasi dgn kelainan neurologis lain: Huntington chorea, chorea dgn demensia, penyakit Lewy-body
III. Sindrom gangguan postur dan gerak
seperti : penyakit Parkinson (paralisis agitans), degenerasi striatonigral, progressive supranuclear palsy, dystonia musculorum deformans (torsion spasm),spasmodic torticollis dan Meige syndrome, tremor familial, multiple tic disease (Gilles de la Tourette syndrome)
IV. Sindrom ataksia progresif :
A. Predominan bentuk spinal:
Friedreich ataxia, non-Friedreich
ataxia
B. Murni ataksia serebelar
C. Ataksia serebelar kompleks
D. Degenerasi serebelar
paraneoplastik dan alcoholic-
nutritional
V. Sindrom kelemahan otot yg berlangsung progresif dan atrofi (nuclear amyotrophy) :
A. Tanpa kelainan sensoris : amyotrophic lateral sclerois, progressive spinal muscular atrophy, progressive bulbar palsy, primary lateral sclerosis, hereditery forms of progressive muscular atrophy and spastic paraphlegia
B. Dengan kelainan sensoris :
neuropati sensoris herediter,
hereditary sensorimotor
neuropathies-peroneal muscular
atrophy (Charcot-Marie-Tooth)
VI. Sindrom paraplegia spastik tanpa amyotrofi : paraplegia spastik herediter
VII. Sindrom kebutaan progrersif atau oftalmoplegia dgn atau tanpa kelainan neurologis lain : neuropati optik herediter (leber), retinitis pigmentosa, oftalmoplegia eksternal progresif dgn atau tanpa ketulian atau atrofi sistem lain(Kearns- Sayre syndrome)
VIII. Sindrom yg ditandai oleh ketulian
neurosensori : ketulian
neurosensori yg murni, hilang
pendengaran herediter dgn
penyakit retinal, hilang
pendengaran herediter disertai
atrofi sistem saraf
HUNTINGTON CHOREA
• Ditandai oleh trias : dominant inheritance, choreathetosis, dan demensia
• Diambil dari nama George Huntington dari Pomeroy, Ohio.
• Gambaran Klinis :
- Didahului oleh beberapa perubahan status
mental jauh sebelum deteriorasi fungsi
kognitif
- Demensia terjadi secara lambat laun
- Kelainan gerak mulanya ringan,
mengenai tangan dan muka, gelisah,
restless, atau nervous
- Kelambanan gerak tangan dan jari-jari
tangan sebagai tanda awal, akhirnya
kelainan menjadi nyata
- Frekuensi kedipan mata meningkat,
lidah tdk dpt dipertahankan terjulur
- Gerak okulomotor terganggu pd
kebanyakan pasien
- Gerakan koreatik pd korea Huntington
lebih cepat sehingga lebih tepat
dinamakan koreoatetosis Huntington
- Korea adalah istilah utk gerakan
involuntar yg menyerupai gerakan
tangan-lengan seorang penari. Gerakan tsb
tdk berirama, sifatnya kuat,cepat dan
tersentak-sentak,arahnya cepat berubah
- Atetosis berasal dr kata Yunani berarti
tdk mantap atau berubah-ubah,
dimana jari-jari tangan dan kaki serta
lidah ataupun bagian tubuh lain tidak
dapat diam sejenak
-Gerak atetosis umumnya mengenai jari
jari tangan dan tangan, otot-otot
wajah, lidah dan larings
- Paling sering gejala mental mendahului korea
- Gangguan kognitif dapat bersamaan dgn kejadian korea
- Kelainan patologik terdpt pd nukleus kaudatus dan putamen bilateral
- Disertai atrofi sedang pd daerah frontal dan temporal
- Gerakan abnormal disebabkan oleh sensitivitas yg tinggi dari reseptor dopamin striatal
• Tanda awal penyakit dpt pd umur sebelum 4 tahun, rata-rata 39 tahun
• Terapi : Antagonis dopamin yaitu
haloperidol 2 – 10 mg per hari dosis
terendah yg efektif
PENYAKIT PARKINSON (PARALISIS AGITANS)
• Oleh James Parkinson pd tahun 1817• Merupakan prototipik dari gangguan
gerak hipokinetik• Secara klinis ditandai oleh tetrad :
akinesia,bradikinesia, rigiditras dan tremor(resting tremor)
• Bila berlanjut dpt disertai postur yg membungkuk, axial instability, festinating gait
• Patologis adanya degenerasi pd proyeksi nigrostriatal dopaminergik, hilangnya sel-sel berpigmen pd substansia nigra
• Dimulai antara umur 40 tahun dan 70 tahun dgn puncak pd dekade ke 6
• Terapi :- Belum ada obat yg dpt menghentikan
perjalanan penyakit- Pengobatan hanya simtomatis :
medicinal dan operatif- Terapi medicinal : * L-dihydroxyphenylalanine (L-dopa)
dikombinasi dgn decarboxylase inhibitor yaitu carbidopa atau benserazide
* Kombinasi ini utk mencegah
dekarboksilase L-dopa menjadi
dopamin di jaringan perifer, sehingga
memungkinkan L-dopa dalam jumlah
yg lebih besar mencapai tempat
reseptor di striatum
* Kombinasi levodopa carbidopa 10 : 1
atau 4 : 1, levodopa-benserazide 4 :1
* Dosis awal 100 mg/25 mg 2-3 kali /hr
ditingkatkan perlahan sampai diperoleh
kemajuan yg optimal max 4 x 2 tab
* Efek yg tdk diinginkan dari levodopa
adalah end-of-dose failure yaitu
“on-off” phenomenon, dan
menginduksi gerakan involunter
seperti restlessness, lingual-labial
dyskinesia, choreoathetosis, dan
distonia dari anggota gerak,leher, dan
badan
• Bila muncul gerakan involunter walau dgn dosis rendah levodopa, ditambahkan obat dopaminergik seperti amantadine atau bromocriptine. Amantadine 50 mg – 100 mg, 3 x sehari mengurangi hipokinesia dan rigiditas
serta sedikit mengurangi tremor• Bromocriptine, pergolide, dan lisuride
adalah derivat ergot sintetik yg merangsang reseptor dopamine D2
• Bromocriptine diberikan secara hati-hati 7,5 mg – 10 mg per hari dalam dosis terbagi 4 ditingkatkan secara sangat lambat hingga dosis optimal 40 mg – 60 mg per hari, saat bersamaan dosis levodopa-carbidopa dikurangi hingga 50 %.
• Obat anticholinergic atropine, trihexyphenidyl, benztropine mesylate
PROGRESSIVE SUPRANUCLEAR PALSY
• Khas penyakit muncul pd dekade ke 6 (antara 45 th – 75 tahun) td kombinasi :gangguan keseimbangan, tiba-tiba terjatuh,gangguan okular dan visual, disfagia, ucapan tdk jelas, dan perubahan kepribadian, agitasi,depresi
• Dgn pemeriksaan MRI ditemukan atrofi mesensefalon yaitu kolokulus superior dan nukleus rubra
• Pd pemeriksaan postmortem : hilangnya neuron dan gliosis bilateral pd periaqueductal gray matter, kolikulus superior,nukleus subtalamik Luys, nukleus rubra, pallidum, nukleus dentatus, nuklei pretektal dan vestibular, dan nukleus okulomotorik, pd bbrp kasus melibatkan pula neuron korteks serebral
• Terapi : levodopa atau levodopa dikombinasikan dgn obat anticholinergic
DYSTONIA MUSCULORUM DEFORMANS (TORSION SPASM)• Penderita biasanya antara umur 6 th –
14 th, jarang pd remaja
• Diawali dgn intermiten dan setelah aktifitas invert pd satu kaki, ekstensi satu tungkai dan kaki, atau menarik ke atas satu bahu
• Sejalan dgn waktu lebih persisten dan meningkat seiring aktifitas
• Otot-otot spinal, bahu, bokong menjadi spasme dan berputar (twisting)
• Lateral and rotatory scoliosis, torticollis,tortipelvis, dromedary gait,propulsive gait, action tremor, myoclonic jerks during voluntary movement, mild choreoathetosis of the limbs
• Pd bbrp kasus ditemukan disartria,disfagia
• Kelainan patologi : striatal necrosis, bisa tanpa leainan yg nyata pd otak
• Pd yg bentuk herediter ditemukan peningkatan dopamine beta-hydroxylase meningkat
• Terapi : pd awal penyakit berespon thd levodopa, bromocriptine,diazepam, dan tetrabenazineDosis tinggi trihexyphenidyl : 30 mg atau lebih perhariOperatif : membuat lesi pd nuklei ventrolateral talami dgn operasi teknik stereotaktik
AMYOTROPHIC LATERAL SCLEROSIS (ALS)
• Laki-laki lebih sering dpd wanita• Paling sering pd umur 50 tahun pd saat
onset• Penderita mengalami kesukaran dlm
pekerjaan dgn jari-jari tangan seperti mengancing baju, memutar kunci, kekaukaun pd jari-jari tangan, kelemahan dan atrofi otot-otot tangan indikasi awal penyakit ini
• Selanjutnya kejang otot dan fasikulasi pd otot-otot lengan bawah, lengan atas, dan bahu
• Beberapa minggu atau bbrp bulan setelah itu tangan atau lengan lainnya juga mengalami hal serupa
• Trias : kelemahan dan atrofi tangan dan lengan bawah, spastik ringan pd lengan dan tungkai, dan umumnya hiperefleks- tanpa adanya ggn sensoris diagnosis ALS
• Refleks patologis seperti Babinski dpt ditemukan pd awal penyakit
• Otot-otot lengan atas dan bahu terkena belakangan
PROGRESSIVE MUSCULAR ATROPHY (PMA)
• Laki-laki lebih sering dpd wanita
• Setengah dr penderita asymetri wasting otot-otot intrinsik tangan, berlanjut secara lambat ke lebih proksimal dari lengan, kurang sering pd proksimal tungkai dan paha
PROGRESSIVE BULBAR PALSY
• Istilah ini merujuk pd kelemahan yg dipersarafi oleh inti motorik batang otak paling bawah seperti otot-otot rahang,muka,lidah,farings dan larings
• Kelemahan tsb mengakibatkan secara dini kesulitan artikulasi
• Refleks faringeal hilang
• Kesulitan mengunyah dan menelan
• Pd akhirnya melibatkan otot-otot pernapasan aspirasi pneumonia
meninggal biasanya dlm 2 – 3 tahun onset
Neurology DepartmentHasanuddin University Muhammad Akbar