strategi nasional - neurona.web.id aksi nasional demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah...

48
A en y Penanggulangan P yakit Alzheimer dan Demensia lainn a: Menuju Lanjut Usia Sehat Dan Produktif STRATEGI NASIONAL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015

Upload: phungdiep

Post on 01-Sep-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

A

en yPenanggulangan P yakit Alzheimer dan Demensia lainn a: Menuju Lanjut Usia Sehat Dan Produktif

STRATEGI NASIONAL

Kementerian KesehatanRepublik Indonesia

2015

Page 2: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

B

Page 3: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

i

KATA PENGANTAR

Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif telah berhasil disusun sesuai dengan rencana. Hal yang sangat menggembirakan dalam proses penyusunan ini adalah keterlibatan lintas program dan lintas sektor sejak awal penyusunannya. Keterlibatan ini sungguh amat berharga, karena di samping dokumen Strategi Nasional ini mempunyai

dimensi strategis, juga karena pembahasan permasalahan yang bersifat “cross cutting issues”.

Kita juga patut bersyukur, bahwa dalam perencanaan jangka menengah yakni pada RPJMN 2015 – 2019 permasalahan lanjut usia sudah tertampung sebagai isu prioritas di dalamnya. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan yang berdampak pada meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) serta akibat yang ditimbulkannya harus benar-benar dipahami sebagai bentuk konsekuensi logis yang perlu mendapatkan perhatian dalam kerangka pendekatan Pembangunan Kesehatan melalui siklus hidup.

Secara substantif penyusunan dokumen Strategi Nasional ini mengacu pada “Deklarasi Yogyakarta untuk Lanjut Usia“. Penjabarannya dalam upaya konkrit disusun dalam 7 (tujuh) strategi yang diuraikan lebih lanjut dalam kegiatan pokok dalam pembagian peran masing-masing sektor terkait. Dengan harapan dokumen ini menjadi lebih operasional dan menyentuh berbagai elemen sistem yang bergulir secara sinergis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Page 4: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

ii

Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif ini terdiri dari delapan bab, dimana selain berisikan tentang strategi umum dan strategi komponen, juga memuat tentang peran sektor terkait, koordinasi antar komponen, kerjasama internasional, indikator untuk memantau kemajuan program, monitoring dan evaluasi, serta pendanaan. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif baik dari lintas sektor, Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian, Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang peduli lanjut usia khususnya demensia, dan sektor swasta terkait. Saran dan masukan untuk perbaikan sangat diharapkan, guna lebih sempurnanya dokumen ini.

Jakarta, Agustus 2015Sekretaris Jenderal

dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes

Page 5: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

iii

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN RI

Penjabaran Pembangunan Kesehatan berkesinambungan, telah dilakukan melalui berbagai upaya, salah satunya adalah peningkatan kesehatan melalui pendekatan siklus hidup termasuk di dalamnya adalah upaya mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif. Saat ini, masyarakat Indonesia sudah memasuki gerbang Usia Harapan Hidup yang lebih panjang, hal ini patut kita syukuri, sebagai perjalanan panjang Pembangunan Kesehatan yang selama ini telah diupayakan bersama. Sebagai salah

satu negara dengan populasi jumlah penduduk terbesar ke-4 dan dengan penduduk lanjut usia terbesar ke-10 di dunia, sudah selayaknya melakukan upaya strategis untuk mempersiapkan, mencegah dan menanggulangi potensi permasalahan yang ditimbulkannya.

Dalam rentang waktu 10 tahun, Usia Harapan Hidup meningkat dari 68,1 tahun di 2005 menjadi 72,7 tahun di 2014 (RPJMN, 2009). Konsekuensi logis yang dihadapi di samping masalah penyakit tidak menular dan penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi ini perlu mendapatkan

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Page 6: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

iv

MENTERI KESEHATA

N

perhatian seksama dari berbagai pihak dalam kerangka mewujudkan kualitas hidup masyarakat Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif hingga menapaki usia lanjutnya.

Perhatian seksama bagi para lanjut usia agar tetap sehat, cerdas, dan produktif dapat diwujudkan melalui berbagai upaya sinergi bersama lintas sektor, di mana masing-masing pemangku kepentingan dapat mengambil peran yang paling mungkin dilakukan. Dalam membangun langkah-langkah kebersamaan yang kokoh diperlukan kerangka rancang bangun dalam bentuk dokumen “Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif“, yang dapat menggambarkan langkah-langkah secara terpadu dan efektif menurunkan angka kejadian demensia dan gangguan kognitif lainnya.

Semoga dengan adanya Strategi Nasional ini maka pelaksanaan program penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif dapat lebih baik dan mantap, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Jakarta, Agustus 2015Menteri Kesehatan

Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K)

Page 7: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARSAMBUTAN MENTERI KESEHATAN RIDAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIFEXECUTIVE SUMMARY

1. PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Visi, Misi, Tujuan dan StrategiC. Ruang LingkupD. Landasan Hukum dan Peraturan yang mendukung

2. ANALISIS SITUASI: GAMBARAN KESEHATAN INTELIGENSIA LANJUT USIA DI INDONESIA

3. MENUJU OTAK SEHAT PADA LANJUT USIAA. Konsep Siklus Hidup Menuju Otak Sehat dan

ProduktifB. Kerangka Pikir Otak SehatC. Upaya Mewujudkan Otak Sehat dan Produktif pada

Lanjut Usia

4. TUJUH LANGKAH AKSI MENANGGULANGI PENYAKIT ALZHEIMER DAN DEMENSIA LAINNYA: MENUJU LANJUT USIA SEHAT DAN PRODUKTIF • Pertama:Kampanyekesadaranpublikdanpromosi

gaya hidup sehat• Kedua:Advokasihakasasimanusiabagiorang

dengan demensia (“pikun”) dan pendampingnya• Ketiga:Memastikanadanyaaksesinformasimenuju

layanan yang berkualitas

iiiiv

viiix

11344

6

9

910

10

12

12

12

12

Page 8: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

vi

• Keempat:Deteksidini,diagnosisdantatalaksanaholistik masalah kognitif dan demensia

• Kelima:Sistempenguatansumberdayamanusia yang dilakukan secara professional dan berkelanjutan

• Keenam:Sistempenguatanprogramkesehatankognitif sebagai faktor utama mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pendekatan siklus kehidupan

• Ketujuh:Terlaksanadantermanfaatkannyapenelitiantentang kognitif dan demensia

5. PENGUATAN KOORDINASI ANTAR KOMPONENA. Optimalisasi Peran Para Pemangku KepentinganB. Kerjasama Internasional

6. PELAKSANAAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN MONITORING KEBERHASILAN PROGRAM

7. PENDANAAN

8. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKAGLOSSARIUMTIM PENYUSUN

13

13

13

13

141416

18

26

27

283036

Page 9: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

vii

RINGKASAN EKSEKUTIF

PendahuluanStrategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif dibuat saat kesehatan lanjut usia telah menjadi perhatian para pemangku kebijakan pada tingkat nasional, regional dan global. Pada tahun 2012 tema hari kesehatan sedunia adalah ageing and health dan Yogyakarta declaration on ageing and health oleh para menteri se-Asia Tenggara pada tahun yang sama, menegaskan kembali bahwa lanjut usia merupakan aset sosial dan mempunyai kontribusi aktif dan konstruktif.

Namun Usia harapan hidup (UHH) yang terus meningkat dan masih besarnya masalah kesehatan pada setiap tahap kehidupan (Riskesdas, 2013) akan mengakibatkan meningkatnya demensia dan gangguan kognitif lainnya di masa depan, yang apabila tidak dikendalikan akan berdampak sangat besar pada kehidupan ekonomi, sosial, dan politik bangsa Indonesia. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan suatu akselerasi melalui strategi nasional dan langkah-langkah aksi lintas program dan sektor dengan mengikutsertakan pemberdayaan masyarakat.

TujuanTujuan Strategi Nasional ini adalah terwujudnya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif.

Untuk mencapai tujuan, strategi yang digunakan adalah :1. Pengarusutamaan upaya mencapai otak sehat menuju lanjut usia

produktif dengan pendekatan siklus hidup pada setiap tingkatan pembangunan nasional

Page 10: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

viii

2. Peningkatan kualitas pelayanan gangguan kognitif dan demensia3. Penguatan manajerial dalam upaya mencapai otak sehat yang

optimal

Tujuh langkah aksi1. Kampanye Kesadaran Publik dan Promosi Gaya Hidup Sehat2. Advokasi hak asasi manusia bagi Orang Dengan Demensia dan

pendampingnya3. Memastikan adanya akses dan informasi menuju layanan yang

berkualitas.4. Terlaksananya deteksi dini, diagnosis dan tatalaksana holistik

masalah kognitif dan demensia5. Sistem Penguatan sumber daya manusia yang dilakukan secara

professional dan berkelanjutan.6. Sistem Penguatan Program Kesehatan Kognitif sebagai faktor

utama Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Dengan Pendekatan Siklus Kehidupan

7. Terlaksana dan Termanfaatkannya Penelitian tentang kognitif dan demensia.

KesimpulanStrategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif ini diharapkan dapat menempatkan masalah kognisi lanjut usia sebagai prioritas Pembangunan Nasional agar kualitas sumber daya manusia Indonesia makin tinggi.

Page 11: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

ix

EXECUTIVE SUMMARY

IntroductionThe National Strategy Towards Healthy and Productive Brain in Old Age has been formulated to respond to stakeholder awareness on older person health at the national, regional and global level. In 2012 the theme of World Health Day was on Ageing and Health and the Yogyakarta Declaration on Ageing and Health by the Health Ministers in the South-East Asia Region in the same year emphasized that older persons were a social asset and have active and constructive contributions in national development of their respective countries.

However, increasing Life Expectancy and the magnitude of health problems in each age group of the life cycle (Riskesdas, 2013) will have consequence on the increase in dementia and other cognitive disorders in the future, If this situation is not handle properly, then it will have an impact on the economic, social and political life of the nation. In orderforthisconditiontooccurrequiresaccelerativeeffortsthroughanational strategy and cross sector and program action steps with active community participation.

ObjectiveObjectiveofthisguideiseffortstoachieveolderpersonswithhealthyand productive brain

To achieve this objective, the strategies applied are :

1. Mainstreaming efforts to achieve healthy brain of ultimatelyproductive older persons through a life course approach at all levels of national development

Page 12: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

x

2. Improve quality of cognitive disorder and dementia services3. Enforcement of managerial capacity in achieving optimal healthy

and productive brain in all ages

Seven Action Steps1. Campaign on Public Awareness and Promotion of Healthy Lifestyles2. Advocacy on human rights for people with dementia and their

caregivers3. To ensure access and information of quality services4. Implementation of early detection, diagnosis and holistic

management of cognitive disorders and dementia5. Establishment of System to Reinforce professional and sustainable

human resources 6. Establishment of System to Reinforce Cognitive Health Programs

as main factor to increase literacy of nation based on life course approach

7. Implementation and Application of Research on cognition and dementia

ConclusionNational Strategy Towards Healthy and Productive Brain in Old Age is a policy to position older person issues as a priority in National Development because it determines the health status including health status of the elderly, Life Expectancy and level of national and quality of human resource development.

Page 13: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

1

1PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah

penduduk terbanyak ke-empat di dunia, berusaha melaksanakan pembangunan untuk mensejajarkan eksistensinya dengan negara-negara di dunia. Upaya pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia merupakan perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar tahun 1945, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mencapai hal tersebut, maka pembangunan kesehatan merupakan pilar utama dalam penyediaan sumber daya manusia dengan mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Kesehatan yang berbunyi: “semua orang berhak atas kesehatan”.

Pembangunan sumber daya manusia berbasis kesehatan merupakan kebutuhan mendasar yang harus tertuang dalam setiap Rencana Pembangunan Nasional untuk membangun masyarakat yang sehat dan cerdas. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kesehatan dilakukan sesuai siklus kehidupan, dan setiap tahap kehidupan memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda.

Pertambahan usia dan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular, merupakan faktor utama penyebab penurunan fungsi kognitif yang kelak akan meningkatkan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya pada kelompok lanjut usia. Penurunan fungsi kognitif berdampak pada menurunnya aktivitas sosial sehari-hari pada lanjut usia yang menjadi problem dalam kesehatan masyarakat, dan berdampak pada bertambahnya pembiayaan keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Page 14: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

2

Di Indonesia, jumlah Orang Dengan Demensia (ODD) diperkirakan akan makin meningkat dari 960.000 di tahun 2013, menjadi 1.890.000 di tahun 2030 dan 3.980.000 ODD di tahun 2050 (World Report Alzheimer, 2012). Oleh karena itu diperlukan perhatian yang tinggi untuk pencegahan dan penanggulangan ODD, salah satunya dengan mengupayakan kondisi otak yang tetap sehat. Kesehatan otak yang optimal akan diperoleh apabila upaya kesehatan dilakukan sejak dalam kandungan, bayi, balita, remaja, dewasa dan lanjut usia.

Otak tidak sehat dan tidak produktif di masa tua tidak saja mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan dan masalah sosial tetapi juga menjadi beban ekonomi. Beban biaya yang harus ditanggung untuk orang dengan demensia yang dikeluarkan oleh negara-negara berpenghasilan menengah keatas, diperkirakan mencapai US$ 32,5 Milliar atau 325 Triliun rupiah per tahun (World Report Alzheimer, 2012).

Pencegahan Demensia dapat dilakukan dengan cara mengendalikan penyakit degenerartif seperti Diabetes mellitus, mengingat 54,6% orang DM Tipe 2 telah mengalami penurunan fungsi kognitif Hendaya Kognitif Non Demensia (HKND). Prevalensi Demensia pada kelompok DM sebesar 6,8% sementara kelompok tanpa DM hanya 1,2%. Secara keseluruhan prevalensi Demensia di Jabotabek adalah 3,5% (MWS Nasrun,disertasi UI 2007). Sementara itu, penelitian di 3 wilayah yaitu Borobudur, Sumedang dan Jakarta mendapatkan 38,9% penurunan fungsi kognitif pada lanjut usia diatas 60 tahun dengan faktor protektif berupa pola hidup sehat dan stimulus otak (Hogervorst, dkk, 2009).

Upaya pencegahan dan penanggulangan Orang dengan Hendaya Kognitif Non Demensia (HKND) dan demensia memerlukan

Page 15: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

3

kerjasama pemerintah, swasta dan mitra pembangunan serta pemangku kepentingan lain. Untuk melakukan kerjasama secara terkoordinasi, terpadu dan harmonis, maka diperlukan Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju Lanjut Usia sehat dan produktif. Strategi nasional ini merupakan acuan untuk melaksanakan upaya kesehatan yang komprehensif, terpadu dan efisien dengan tujuan untukmenurunkan angka kejadian Demensia Alzheimer dan demensia lainnya dengan pendekatan siklus hidup.

B. VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGIVISIMewujudkan lanjut usia sehat dan produktif

MISI• Mengkoordinasikan pengendalian masalah kognitif dan

demensia • Mempromosikanotaksehatmenujulanjutusiaproduktif• Menanggulangigangguankognitifuntukmencegahdemensia

pada lanjut usia

TUJUAN UMUM Terwujudnya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia

lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif

TUJUAN KHUSUSa. Terlaksananya koordinasi pengendalian masalah kognitif dan

demensiab. Terlaksananya promosi otak sehat menuju lanjut usia produktif c. Terlaksananya penanggulangan gangguan kognitif untuk

mencegah demensia

Page 16: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

4

STRATEGI 1. Pengarusutamaan upaya mencapai otak sehat menuju lanjut

usia produktif dengan pendekatan siklus hidup pada setiap tingkatan pembangunan nasional

2. Peningkatan kualitas pelayanan gangguan kognitif dan demensia

3. Penguatan manajerial dalam upaya mencapai otak sehat yang optimal

C. RUANG LINGKUP (BATASAN-BATASAN) Dalam buku strategi nasional ini diuraikan tentang :

1. Gambaran situasi kesehatan inteligensia pada lanjut usia (khususnya penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif akibat penyakit otak lainnya).

2. Analisis situasi kesehatan pada setiap tahap kehidupan sebagai faktor yang memengaruhi otak sehat pada lanjut usia.

3. Konsep dan upaya mewujudkan otak sehat dan produktif pada lanjut usia.

4. Strategi penanggulangan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya dan langkah-langkah mewujudkan lanjut usia dengan otak sehat dan produktif.

5. Koordinasi vertikal dan horizontal lintas program dan lintas sektor serta pemberdayaan masyarakat.

D. LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN YANG MENDUKUNG: 1. Undang-undang Dasar 1945;2. Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

Lanjut Usia;3. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah;4. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

Page 17: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

5

5. Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 60 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanganan Lanjut Usia di Daerah

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Bidang Kesehatan Pemerintahan Antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 263/Menkes/SK/II/2010 tentang Pedoman Rehabilitasi Kognitif

11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/Menkes/SK/II/2010 tentang Pedoman Penanggulangan Masalah Intelegensia Akibat Gangguan Degeneratif

Page 18: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

6

2ANALISIS SITUASI :

GAMBARAN KESEHATAN INTELIGENSIALANJUT USIA DI INDONESIA

Indonesia akan mengalami ledakan jumlah penduduk lansia. Dalam rentang waktu 10 tahun diperkirakan terjadi peningkatan usia harapan hidup (UHH) 68,6 tahun menjadi 72,7 tahun di 2014. Peningkatan UHH akan diikuti dengan peningkatan jumlah lansia, berawal dari 23,9 juta (9,77%) tahun 2010, diperkirakan akan meningkat menjadi 28,8 juta (11,34%) tahun 2020. Berdasarkan proyeksi 2010-2035 jumlah kelompok umur 0-14 tahun dan 15-49 menurun, sedangkan kelompok umur lansia (50-64 tahun dan 65+) terus meningkat.

Padatahun2020-2025Indonesiamengalamipotensibonusdemografidimana terjadi 100 orang yang bekerja menanggung 44 orang yang tidak bekerja. Bonus demografi akan memberikan dampak bagipeningkatan pendapatan baik per kapita maupun nasional. Peranan lansia yang sehat dan produktif akan memberikan dampak yang lebih besar pada kondisi tersebut. Hal ini didukung oleh data tahun 2005 – 2012 sebagian besar penduduk lansia (sekitar 90%) masih memegang peranan penting di dalam lingkungan rumah tangga berstatus sebagai kepala rumah tangga dan berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2011 hampir separuh (45,41%) lansia di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja.

Namun seiring dengan peningkatan UHH dan jumlah lansia tersebut, terjadi peningkatan pula berbagai penyakit degeneratif otak yang menurunkan fungsi kognitif dan produktifitas lansia. Penurunanfungsi kognitif berdampak pula pada menurunnya aktivitas sehari-hari yang bila tidak dikendalikan akan menyebabkan bertambahnya

Page 19: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

7

beban sosial yang harus ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Penyebab penurunan fungsi kognitif yang utama pada lansia adalah penyakit Alzheimer dan demensia lainnya. Data dari WorldAlzheimerʼsReport 2013 memprediksi bahwa jumlah orang lansia yang dependen akan meningkat dari 101 juta menjadi 277 juta dalam 2050, jumlahnya hampir tiga kali lipat. Hampir setengahnya hidup dengan penyakit Alzheimer atau jenis demensia lainnya, yang secara cepat akan menjadi krisis kesehatan global. Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar satu juta orang menderita Alzheimer, sementara itu proporsi lanjut usia di tiga wilayah (DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah) yang mengalami penurunan fungsi kognitif sebanyak 38,9% sedangkan yang mengalami demensia sekitar 4% [Hogervorst et al., 2009]. Sementara itu, penelitian lain tentang pencegahan demensia dapat dilakukan dengan cara mengendalikan penyakit degenerartif seperti Diabetes mellitus, mengingat 54,6% orang DM Tipe 2 telah mengalami penurunan fungsi kognitif Hendaya Kognitif Non Demensia (HKND). Prevalensi Demensia pada kelompok DM sebesar 6,8% sementara kelompok tanpa DM hanya 1,2%. Secara keseluruhan prevalensi Demensia di Jabotabek adalah 3,5% (MWS Nasrun,disertasi UI 2007).

Data Riskesdas 2010 juga menunjukkan gambaran Burden of Diseases (BOD) sebagai faktor risiko gangguan penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti: maternal disorder, neonatal disorder, nutritional deficiencies,transports injuries, mental & behavioral, infections (HIV AIDS, diare), dan yang paling sering adalah hipertensi, stroke dan diabetes mellitus (Riskesdas, 2013). Kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan akan mempengaruhi terjadi perkembangan otak yang sangat pesat dan sangat berpengaruh terhadap terjadinya gangguan kognitif di kemudian hari. Data riskerdas 2010 menunjukkan besarnya prevalensi

Page 20: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

8

gizi buruk dan gizi kurang 17,9%, pendek dan yang sangat pendek 35,6%, kurus dan sangat kurus 13,3%. Prevalensi pendek dan sangat pendek pada remaja sebesar 31,2%, kurus dan sangat kurus 8,9%. Pada usia 19 sampai 64 tahun kecenderungan untuk gizi kurang berkisar antara 30-50%.

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia yang terus meningkat dapat menjadi aset bangsa bila sehat dan produktif. Namun lanjut usia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa. Sehingga penting adanya suatu strategi nasional dalam mengendalikan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya yang merupakan salah satu penyebab utama yang mengakibatkan lanjut usia tidak sehat dan produktif. Strategi nasional pengendalian penyakit Alzheimer dan demensia lainnya ini harus memperhatikan berbagai kondisi dan faktor-faktor risiko pada setiap tahap siklus hidup, di mana setiap individu diharapkan mampu menjaga kesehatan mulai dari masa proses reproduksi, menghindari potensi polusi lingkungan, meningkatkan asupan gizi seimbang, dan melakukan stimulasi dalam bentuk edukasi untuk meningkatkan kesehatan inteligensia. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan komitmen bersama antara keluarga, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

Page 21: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

9

Gambar 2.1. Faktor Protektif dan Risiko Menuju Otak Sehat dan Produktif Sumber : Riskesdas 2010 & 2013, Mangialasche, Kivipelto et al 2012, CAS UI 2013,

diolah oleh Pusat Inteligensia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

3MENUJU OTAK SEHAT PADA LANJUT USIA

A. KONSEP SIKLUS HIDUP MENUJU OTAK SEHAT DAN PRODUKTIF

Otak sehat dan produktif akan tercapai melalui kesehatan optimal sejak janin, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, pra lanjut usia dan lanjut usia. Keadaan ini akan dipengaruhi oleh adanya kelainan kongenital, faktor genetik, perilaku merokok dan konsumsi alkohol, gizi buruk, dan berbagai penyakit seperti penyakit tidak menular, penyakit menular, penyakit metabolik, penyakit vaskuler serta gangguan saraf. Hal ini akan dapat dicegah melalui gizi seimbang danaktifitaskognitif,sosial,budaya,pendidikan,aktifitasfisik,dankesehatan reproduksi yang baik. Selain itu juga diperlukan stimulasi lain untuk meningkatkan fungsi otak (lihat gambar 2.1)

Faktor Protektif

Faktor Protektif Lain

Gizi

Aktivitas Fisik

KesPro SehatPendidikan

Aktivitas Kognitif,Mental, Spiritual, Sosial

Faktor Risiko

Depresi

Penyakit KardiovaskulerKel. Kongenital

Merokok

Konsumsi Alkohol

ObesitasMalnutrisi

StrokeHipertensi

Dislipidemia

DiabetesFaktor Resiko Lain

Napza Gangguan Saraf

Usia Memengaruhi Struktur dan Fungsi

Otak

Anak

0 18 23 45 60

Remaja Dewasa Pra-Lansia Lanjut Usia Otak Sehat dan Produktif

Page 22: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

10

B. KERANGKA PIKIR OTAK SEHAT Otak Sehat adalah suatu kondisi terpeliharanya fungsi kognitif dan

non kognitif sehingga mampu membuat keputusan secara mandiri. Upaya untuk mewujudkan otak sehat dan produktif dilakukan melalui masukan gizi seimbang, stimulasi fisik, kognitif, spiritualdan sosial dengan dukungan lingkungan yang memadai. Untuk mewujudkan otak sehat pada lanjut usia memerlukan berbagai upaya (gambar 2.2)

C. UPAYA MEWUJUDKAN OTAK SEHAT DAN PRODUKTIF PADA LANJUT USIA

Mewujudkan otak sehat dan produktif pada lanjut usia membutuhkan upaya kesehatan berkesinambungan pada setiap tahap siklus hidup. Berbagai upaya peningkatan kesehatan ibu, janin, bayi, anak , remaja, dewasa, pra lanjut usia serta lanjut usia berpengaruh terhadap kesehatan otak lanjut usia. Peningkatan gizi

8

yang memadai. Untuk mewujudkan otak sehat pada lanjut usia memerlukan berbagai upaya ( gambar

2.2 )

Gambar 2.2. Kerangka Pikir Menuju Otak Sehat dan Produktif Pada Lanjut Usia

C. UPAYA MEWUJUDKAN OTAK SEHAT DAN PRODUKTIF PADA LANJUT USIA

Mewujudkan otak sehat dan produktif pada lanjut usia membutuhkan upaya kesehatan

berkesinambungan pada setiap tahap siklus hidup. Berbagai upaya peningkatan kesehatan ibu, janin,

bayi, anak , remaja, dewasa, pra lanjut usia serta lanjut usia berpengaruh terhadap kesehatan otak

lanjut usia. Peningkatan gizi masyarakat sangat berpengaruh terhadap kesehatan janin sampai

terwujudnya otak sehat dan produktif pada lanjut usia (Buku Gaya Hidup Otak Sehat (Brain Healthy Life

Style), Pusat Inteligensia Kesehatan 2013). Tidak hanya masalah gizi, namun saat janin perlu dilakukan

pula stimulasi otak merujuk dari buku Pedoman Stimulasi dan Nutrisi Pengungkit Otak pada Janin

melalui Ibu Hamil (Brain Booster, Pusat Inteligensia Kesehatan 2009). Makanan dengan pengawet, tinggi

garam, tinggi lemak, tinggi gula, kebiasaan merokok dan penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes

melitus adalah faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan otak dan dapat menyebabkan demensia

(lihat gambar 2.1).

Perubahan gaya hidup memerlukan pengendalian jangka panjang, juga ketersediaan obat-obat yang

efektif dan murah disertai penyediaan fasilitas dan alat kesehatan yang memadai.

DIMENSI PENDUKUNG

INPUT

Tenaga, Fasilitas, Dana (Biaya)

LAYANAN

Primer, Sekunder, Tersier Preventif, Promotif, Kuratif dan

Rehabilitatif Pemberdayaan Masyarakat

KOORDINASI

Lintas Sektor dan Program Pusat – Provinsi – Kab/Kota Peran Swasta Lembaga Sosial Masyarakat

REGULASI

Pembagian Peran dan Kewenangan Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Ketenagaan (Akreditasi, Sertifikasi) Sistem Pelayanan

MANAJEMEN KESEHATAN

Data, Manajemen, Sistem Informasi, Litbang

DIMENSI UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT ALZHEIMER DAN

DEMENSIA LAINNYA

Promosi Gaya Hidup Sehat

Peningkatan Kesehatan Ibu, Janin, Bayi, Anak, Remaja, Dewasa Dan Lanjut Usia

(Pendekatan Siklus Hidup)

Perbaikan Gizi Masyarakat

Pengendalian Penyakit (PM&PTM) Dan Faktor Risiko Gangguan Otak

Pengawasan Obat Dan Makanan

Fasiltas Dan Alat Kesehatan

OTAK SEHAT DAN PRODUKTIF

PADA LANJUT

USIA

Gambar 2.2. Kerangka Pikir Menuju Otak Sehat dan Produktif Pada Lanjut Usia

Page 23: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

11

masyarakat sangat berpengaruh terhadap kesehatan janin sampai terwujudnya otak sehat dan produktif pada lanjut usia (Buku Gaya Hidup Otak Sehat (Brain Healthy Life Style), Pusat Inteligensia Kesehatan 2013). Tidak hanya masalah gizi, namun saat janin perlu dilakukan pula stimulasi otak merujuk dari buku Pedoman Stimulasi dan Nutrisi Pengungkit Otak pada Janin melalui Ibu Hamil (Brain Booster, Pusat Inteligensia Kesehatan 2009). Makanan dengan pengawet, tinggi garam, tinggi lemak, tinggi gula, kebiasaan merokok dan penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus adalah faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan otak dan dapat menyebabkan demensia (lihat gambar 2.1).

Perubahan gaya hidup memerlukan pengendalian jangka panjang, juga ketersediaan obat-obat yang efektif dan murah disertai penyediaan fasilitas dan alat kesehatan yang memadai.

Pengendalian berbagai faktor risiko tersebut dapat mengurangi risiko demensia di kemudian hari. Upaya pemeriksaan kesehatan otak secara berkala penting dilakukan terutama pada individu yang berisiko demensia. Pemeriksaan kesehatan otak dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan primer dan sekunder secara holistik. Misalnya dengan menggunakan skrining ABCDE (A : Activity daily living, B : Balance, C : Cognitive, D : Disease and Risk Factor, E : Emotions) (Buku Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif, Pusat Inteligensia Kesehatan 2010). Dengan menilai aktivitas sehari-hari, keseimbangan, kognitif, faktor risiko dan mental-emosional diharapkan dapat dideteksi sedini mungkin adanya gangguan intelegensia sehingga dapat dilakukan berbagai upaya terpadu lintas program dan lintas sektor.

Page 24: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

12

4TUJUH LANGKAH AKSI MENANGGULANGI

PENYAKIT ALZHEIMER DAN DEMENSIA LAINNYA: MENUJU LANJUT USIA SEHAT DAN PRODUKTIF

Dalam rangka menanggulangi (promotif, preventif dan kuratif) penyakit alzheimer dan demensia lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif perlu disusun langkah-langkah aksi dengan memperhatikan nilai-nilai agama, budaya dan norma kemasyarakatan.

PERTAMA : KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN PROMOSI GAYA HIDUP SEHATPeningkatan kesadaran masyarakat bahwa demensia (“pikun”) bukan merupakan bagian dari penuaan normal sehingga diperlukan berbagai upaya dan kegiatan gaya hidup otak sehat (brain healthy life style) sepanjang hayat yang meliputi aktivitas fisik, mental, sosial, dankonsumsi gizi seimbang. Upaya ini harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan.

KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN DEMENSIA (“PIKUN”) DAN PENDAMPINGNYAPeningkatan kesadaran pemangku kebijakan dan masyarakat bahwa demensia merupakan masalah yang berdampak luas dalam kehidupan agar kualitas hidup ODD dan pendampingnya lebih baik.

KETIGA: MEMASTIKAN ADANYA AKSES INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG BERKUALITASPeningkatan akses dan informasi layanan multidisiplin dan komprehensif berkualitas yang dapat dijangkau oleh ODD dan pendampingnya.

Page 25: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

13

KEEMPAT : DETEKSI DINI, DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA HOLISTIK MASALAH KOGNITIF DAN DEMENSIA Peningkatan kualitas pelayanan yang meliputi deteksi dini, diagnosis sampai tata laksana holistik di fasilitas pelayanan primer dan sekunder. Dalam kasus yang memerlukan perawatan jangka panjang diprioritaskan pada homecare dan community based care.

KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG DILAKUKAN SECARA PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTANPeningkatan pengetahuan dan keterampilan khusus pada semua tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan melalui program pendidikan dan pelatihan di semua tingkat perawatan (dengan penekanan pada perawatan primer).

KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN KOGNITIF SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPANTerwujudnya otak sehat dan produktif sebagai bagian rencana strategis terintegrasi dengan memperhatikan kondisi dan faktor risiko pada setiap tahap kehidupan.

KETUJUH : TERLAKSANA DAN TERMANFAATKANNYA PENELITIAN TENTANG KOGNITIF DAN DEMENSIAPeningkatan kualitas penanggulangan masalah kognitif dan demensia melalui terlaksananya berbagai penelitian di tingkat nasional (dasar, klinis, epidemiologis dan sosial).

Page 26: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

14

5PENGUATAN KOORDINASI ANTAR KOMPONEN

A. Optimalisasi Peran Para Pemangku Kepentingan Pemerintah perlu mendorong potensi berbagai upaya dalam

promosi lanjut usia sehat dan produktif, penanggulangan gangguan kognitif pada lanjut usia, dan terlaksananya koordinasi penanganan perawatan ODD dengan pendekatan Pemberdayaan Lintas Generasi dan Pemberdayaan Ekonomi. Upaya mewujudkan hal tersebut memerlukan koordinasi para pemangku kepentingan yang meliputi: Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia), pemerintah (melalui koordinasi Kemenkokesra) dan keterlibatan masyarakat untuk menghasilkan dan menjalankan kegiatan yang bersifat lintas sektor dan lintas program. Konsep dalam mensinergikan berbagai upaya antara lembaga sektoral, antara pelaku di berbagai tingkatan, antara jenis kegiatan disesuaikan dengan karakteristik aktivitas dari keberdayaan dan kemartabatan masyarakat secara mandiri dengan mengembangkan potensi sumber daya lokal (gambar 5.1). Konsep ini dapat diterapkan di daerah dengan melibatkan Komda Lansia dan semua unsur lainnya di bawah pemerintah daerah.

Page 27: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

15

Gam

bar 5

.1. K

oord

inas

i Lin

tas S

ekto

r dan

Pro

gram

dal

am m

ewuj

udka

n la

njut

usia

seha

t dan

pro

dukt

if

15

Gam

bar 5

.1. K

oord

inas

i Lin

tas S

ekto

r dan

Pro

gram

dal

am m

ewuj

udka

n la

njut

usia

seha

t dan

pro

dukt

if

13

Gam

bar 5

.1. K

oord

inas

i Lin

tas S

ekto

r dan

Pro

gram

dal

am m

ewuj

udka

n la

njut

usia

seha

t dan

pro

duf

KEM

ENKO

PM

K M

asya

raka

t

Koor

dina

si L

inta

s Se

ktor

dan

Pro

gram

Prog

ram

/Keg

iata

n

Pem

erin

tah

Lint

as P

rogr

am

Lint

as S

ekto

r Ke

berd

ayaa

n da

n Ke

mar

taba

tan

Mas

yara

kat

Kem

enda

gri

Kem

enke

s

Kem

enso

s BK

KBN

Kem

enag

Kem

ente

rian/

Inst

ansi

Lain

ya

Kelo

mpo

k O

rgan

isas

i Lan

sia

Akad

emis

i

Org

anis

asi P

rofe

si

LSM

Bisn

is

Kelo

mpo

k m

asya

raka

t lai

nnya

Kom

nas

Lans

ia

Kem

eneg

PP

dan

PA

Kem

endi

kbud

Page 28: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

16

Hal-hal yang perlu dicermati dalam upaya optimalisasi peran para pemangku kepentingan adalah sebagai berikut:1. Internalisasi pemahaman dan komitmen terhadap berbagai

upaya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia lainnya untuk mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif.

2. Pengendalian terhadap program yang berhubungan dengan berbagai upaya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia lainnya untuk mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif.

3. Peningkatan peran dan keterlibatan DPR dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dalam mendukung implementasi program/kegiatan dimaksud.

4. Integrasi program/kegiatan ke dalam dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran di pusat dan daerah.

5. Pengembangan kapasitas daerah untuk mendukung upaya penanganan gangguan kognitif pada lanjut usia melalui advokasi untuk menyempurnakan regulasi daerah, meliputi kelembagaan, SDM dan pembiayaan daerah. Di samping itu juga membangun interkoneksitas antar daerah dalam penanganan lanjut usia.

6. Upaya mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif dilaksanakan secara terpadu melalui Program Pemberdayaan Masyarakat dengan mengedepankan transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas, memperhatikan nilai agama dan budaya/norma masyarakat serta kearifan lokal.

B. Kerjasama Internasional Sesuai dengan kesepakatan internasional, kerjasama internasional

perlu digalang untuk terlibat aktif dalam mendukung program kesehatan lanjut usia dan hak-hak lanjut usia di negara masing-masing. Indonesia telah terlibat secara aktif sebagai bagian dari

Page 29: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

17

badan maupun masyarakat Internasional yang bekerjasama dalam Pengembangan Program Kesehatan Lanjut usia dan hak-hak lanjut usia.

Secara global kerjasama aktif di bidang kelanjutusiaan meliputi:1. Pengembangan peralatan dalam bentuk hibah maupun alih

teknologi 2. Pengembangan kerjasama teknis berupa tenaga konsultan

dan tenaga ahli mencakup alih teknologi, pengetahuan serta informasi

3. Advokasi ke lembaga-lembaga internasional untuk mendapatkan legalitas.

4. Penelitian yang berupa penelitian dasar dan operasional

Dengan menggunakan Strategi Nasional Pengendalian Penyakit Alzheimer dan Demensia lainnya : Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif ini, maka kerjasama dengan badan-badan internasional kelanjutusiaan dapat dilakukan lebih terencana, terarah dan terkoordinasi.

Page 30: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

18

6PELAKSANAAN KEGIATAN, INDIKATOR

DAN MONITORING KEBERHASILAN PROGRAM

LANGKAH AKSI PERTAMA : KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN PROMOSI GAYA HIDUP SEHAT

18

6PELAKSANAAN KEGIATAN, INDIKATOR

DAN MONITORING KEBERHASILAN PROGRAM

LANGKAH AKSI PERTAMA : KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN PROMOSI GAYA HIDUP SEHAT

15

6. PELAKSANAAN KEGIATAN,

INDIKATOR DAN MONITORING

KEBERHASILAN PROGRAM

LANGKAH AKSI PERTAMA : KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN PROMOSI GAYA HIDUP SEHAT

Kegiatan Indikator Pencapaian Instansi /pemangku kepentingan

terkait

1.Penguatan program yg ada

dan menciptakan program

baru untuk promosi lanjut

usia sehat dan produktif,

faktor risiko dan faktor

protektif, termasuk gaya

hidup sehat

1.1. Rapat koordinasi lintas sektor dan program yang

dilakukan secara berkala

1.2. Tersosialisasinya program menuju lanjut usia sehat

dan produktif

Kemendagri dan

semua

pemangku

terkait

2.Mengintensifkan kampanye

lanjut usia sehat dan

produktif

2.1. Pertemuan berkala pemangku kepentingan dengan

media dalam rangka edukasi dan sosialisasi program

terkait.

2.2. Terealisasinya kampanye lanjut usia sehat dan

produktif secara rutin di media massa

Kemenkes Usia

Lanjut dan

semua

pemangku

terkait

3.Penguatan program edukasi

lanjut usia di

a. Sekolah

b. keluarga,

c. masyarakat

d. kesehatan kerja

3.a.1. KIE tentang edukasi menuju lanjut usia sehat dan

produktif

3.b.1. KIE tentang gaya hidup lanjut usia sehat dan

produktif

3.b.2. Sosialisai tentang demensia

3.c.1. KIE tentang Kesehatan lanjut usia, menciptakan

lingkungan bebas polusi, gizi seimbang dan

stimulasi

3.c.2. Sosialisasi tentang demensia

Kemenkes Usia

Lanjut

Kemenkes

BKKBN

Kemendagri

dan semua

pemangku

kepentingan

terkait

Kemenkes

dan semua

pemangku

kepentingan

terkait

Kemenkes

Page 31: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

19

17

BKKBN

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG

BERKUALITAS

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Pengembangan akses

informasi pelayanan lanjut

usia dilengkapi dengan

peralatan minimal sesuai

standar

1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit

Alzheimer dan demensia lainnya

2. Pemanfaatan alat komunikasi yang tersedia untuk

memberikan informasi di daerah

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2. Meningkatkan penggunaan

SOP oleh profesional yang

terkait pelayanan lanjut usia

2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP

pelayanan lanjut usia

2.2.Semua fasilitas layanan memiliki tenaga terlatih

dilengkapi peralatan yang sesuai SOP

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA

LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Melakukan deteksi dini

gangguan kognitif dan

diagnosa demensia pada

lanjut usia,pralanjut usia dan

semua individu dengan

1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan

skrining gangguan kognitif dan diagnosa demensia

pada lanjut usia,pra lanjut usia dan semua individu

dengan faktor risiko

1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berhasil

Kemkes

Kemendagri

Kemensos

(sesuai dengan

LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN DEMENSIA DAN PENDAMPINGNYA

19

16

4.1. Terdapat buku pedoman dan pelatihan ToT

edukasi pengenalan demensia, rencana perawatan

dan rencana keuangan kepada caregiver dan

keluarga, serta ODD pada awal.

4.Mempromosikan kesehatan

kognitif menggunakan

model pelatihan

terkoordinasi pada tingkat

nasional,

4.1 Terbentuknya pusat pelatihan kesehatan kognitif

dan penanganan ODD tingkat nasional

4.2 Terdapat buku pedoman tentang upaya menuju

otak sehat dan deteksi dini, penanganan, dan

penatalaksanaan ODD

4.3 Terlaksananya TOT tentang upaya menuju otak

sehat dan deteksi dini, penanganan, dan

penatalaksanaan ODD bagi penanggungjawab

program di Dinas Kesehatan Provinsi

LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN DEMENSIA DAN

PENDAMPINGNYA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1. Penguatan kebijakan lanjut

usia di tingkat pusat dan

daerah melalui penetapan

dalam undang-undang dan

turunannya

1.1.Terakomodasinya aturan-aturan yang melindungi

ODD dalam aturan-aturan yang sudah ada.

1.2. Kegiatan advokasi berkala dalam rangka

mempromosikan hak asasi manusia bagi ODD dan

pendampingnya

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2.Melakukan edukasi dan

monitoring tentang

penanganan yang salah

terhadap ODD dan

dukungan terkait

2.1.Terbentuknya kelompok pendukung (supportgroup)

dan pertemuan para pendamping (caregiver) pada

setiap wilayah secara berkala

2.2. Terealisasinya sistem rujukan ODD yang tidak bisa

ditangani oleh layanan primer

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

16

4.1. Terdapat buku pedoman dan pelatihan ToT

edukasi pengenalan demensia, rencana perawatan

dan rencana keuangan kepada caregiver dan

keluarga, serta ODD pada awal.

4.Mempromosikan kesehatan

kognitif menggunakan

model pelatihan

terkoordinasi pada tingkat

nasional,

4.1 Terbentuknya pusat pelatihan kesehatan kognitif

dan penanganan ODD tingkat nasional

4.2 Terdapat buku pedoman tentang upaya menuju

otak sehat dan deteksi dini, penanganan, dan

penatalaksanaan ODD

4.3 Terlaksananya TOT tentang upaya menuju otak

sehat dan deteksi dini, penanganan, dan

penatalaksanaan ODD bagi penanggungjawab

program di Dinas Kesehatan Provinsi

LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN DEMENSIA DAN

PENDAMPINGNYA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1. Penguatan kebijakan lanjut

usia di tingkat pusat dan

daerah melalui penetapan

dalam undang-undang dan

turunannya

1.1.Terakomodasinya aturan-aturan yang melindungi

ODD dalam aturan-aturan yang sudah ada.

1.2. Kegiatan advokasi berkala dalam rangka

mempromosikan hak asasi manusia bagi ODD dan

pendampingnya

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2.Melakukan edukasi dan

monitoring tentang

penanganan yang salah

terhadap ODD dan

dukungan terkait

2.1.Terbentuknya kelompok pendukung (supportgroup)

dan pertemuan para pendamping (caregiver) pada

setiap wilayah secara berkala

2.2. Terealisasinya sistem rujukan ODD yang tidak bisa

ditangani oleh layanan primer

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

17

BKKBN

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG

BERKUALITAS

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Pengembangan akses

informasi pelayanan lanjut

usia dilengkapi dengan

peralatan minimal sesuai

standar

1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit

Alzheimer dan demensia lainnya

2. Pemanfaatan alat komunikasi yang tersedia untuk

memberikan informasi di daerah

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2. Meningkatkan penggunaan

SOP oleh profesional yang

terkait pelayanan lanjut usia

2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP

pelayanan lanjut usia

2.2.Semua fasilitas layanan memiliki tenaga terlatih

dilengkapi peralatan yang sesuai SOP

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA

LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Melakukan deteksi dini

gangguan kognitif dan

diagnosa demensia pada

lanjut usia,pralanjut usia dan

semua individu dengan

1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan

skrining gangguan kognitif dan diagnosa demensia

pada lanjut usia,pra lanjut usia dan semua individu

dengan faktor risiko

1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berhasil

Kemkes

Kemendagri

Kemensos

(sesuai dengan

LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN DEMENSIA DAN PENDAMPINGNYA

19

16

4.1. Terdapat buku pedoman dan pelatihan ToT

edukasi pengenalan demensia, rencana perawatan

dan rencana keuangan kepada caregiver dan

keluarga, serta ODD pada awal.

4.Mempromosikan kesehatan

kognitif menggunakan

model pelatihan

terkoordinasi pada tingkat

nasional,

4.1 Terbentuknya pusat pelatihan kesehatan kognitif

dan penanganan ODD tingkat nasional

4.2 Terdapat buku pedoman tentang upaya menuju

otak sehat dan deteksi dini, penanganan, dan

penatalaksanaan ODD

4.3 Terlaksananya TOT tentang upaya menuju otak

sehat dan deteksi dini, penanganan, dan

penatalaksanaan ODD bagi penanggungjawab

program di Dinas Kesehatan Provinsi

LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN DEMENSIA DAN

PENDAMPINGNYA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1. Penguatan kebijakan lanjut

usia di tingkat pusat dan

daerah melalui penetapan

dalam undang-undang dan

turunannya

1.1.Terakomodasinya aturan-aturan yang melindungi

ODD dalam aturan-aturan yang sudah ada.

1.2. Kegiatan advokasi berkala dalam rangka

mempromosikan hak asasi manusia bagi ODD dan

pendampingnya

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2.Melakukan edukasi dan

monitoring tentang

penanganan yang salah

terhadap ODD dan

dukungan terkait

2.1.Terbentuknya kelompok pendukung (supportgroup)

dan pertemuan para pendamping (caregiver) pada

setiap wilayah secara berkala

2.2. Terealisasinya sistem rujukan ODD yang tidak bisa

ditangani oleh layanan primer

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

16

4.1. Terdapat buku pedoman dan pelatihan ToT

edukasi pengenalan demensia, rencana perawatan

dan rencana keuangan kepada caregiver dan

keluarga, serta ODD pada awal.

4.Mempromosikan kesehatan

kognitif menggunakan

model pelatihan

terkoordinasi pada tingkat

nasional,

4.1 Terbentuknya pusat pelatihan kesehatan kognitif

dan penanganan ODD tingkat nasional

4.2 Terdapat buku pedoman tentang upaya menuju

otak sehat dan deteksi dini, penanganan, dan

penatalaksanaan ODD

4.3 Terlaksananya TOT tentang upaya menuju otak

sehat dan deteksi dini, penanganan, dan

penatalaksanaan ODD bagi penanggungjawab

program di Dinas Kesehatan Provinsi

LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN DEMENSIA DAN

PENDAMPINGNYA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1. Penguatan kebijakan lanjut

usia di tingkat pusat dan

daerah melalui penetapan

dalam undang-undang dan

turunannya

1.1.Terakomodasinya aturan-aturan yang melindungi

ODD dalam aturan-aturan yang sudah ada.

1.2. Kegiatan advokasi berkala dalam rangka

mempromosikan hak asasi manusia bagi ODD dan

pendampingnya

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2.Melakukan edukasi dan

monitoring tentang

penanganan yang salah

terhadap ODD dan

dukungan terkait

2.1.Terbentuknya kelompok pendukung (supportgroup)

dan pertemuan para pendamping (caregiver) pada

setiap wilayah secara berkala

2.2. Terealisasinya sistem rujukan ODD yang tidak bisa

ditangani oleh layanan primer

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

17

BKKBN

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG

BERKUALITAS

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Pengembangan akses

informasi pelayanan lanjut

usia dilengkapi dengan

peralatan minimal sesuai

standar

1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit

Alzheimer dan demensia lainnya

2. Pemanfaatan alat komunikasi yang tersedia untuk

memberikan informasi di daerah

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2. Meningkatkan penggunaan

SOP oleh profesional yang

terkait pelayanan lanjut usia

2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP

pelayanan lanjut usia

2.2.Semua fasilitas layanan memiliki tenaga terlatih

dilengkapi peralatan yang sesuai SOP

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA

LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Melakukan deteksi dini

gangguan kognitif dan

diagnosa demensia pada

lanjut usia,pralanjut usia dan

semua individu dengan

1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan

skrining gangguan kognitif dan diagnosa demensia

pada lanjut usia,pra lanjut usia dan semua individu

dengan faktor risiko

1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berhasil

Kemkes

Kemendagri

Kemensos

(sesuai dengan

LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN DEMENSIA DAN PENDAMPINGNYA

Pemangku

Kepentingan

terkait

Page 32: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

20

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG BERKUALITAS

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

20

17

BKKBN

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG

BERKUALITAS

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Pengembangan akses

informasi pelayanan lanjut

usia dilengkapi dengan

peralatan minimal sesuai

standar

1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit

Alzheimer dan demensia lainnya

2. Pemanfaatan alat komunikasi yang tersedia untuk

memberikan informasi di daerah

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2. Meningkatkan penggunaan

SOP oleh profesional yang

terkait pelayanan lanjut usia

2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP

pelayanan lanjut usia

2.2.Semua fasilitas layanan memiliki tenaga terlatih

dilengkapi peralatan yang sesuai SOP

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA

LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Melakukan deteksi dini

gangguan kognitif dan

diagnosa demensia pada

lanjut usia,pralanjut usia dan

semua individu dengan

1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan

skrining gangguan kognitif dan diagnosa demensia

pada lanjut usia,pra lanjut usia dan semua individu

dengan faktor risiko

1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berhasil

Kemkes

Kemendagri

Kemensos

(sesuai dengan

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG BERKUALITAS

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

17

BKKBN

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG

BERKUALITAS

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Pengembangan akses

informasi pelayanan lanjut

usia dilengkapi dengan

peralatan minimal sesuai

standar

1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit

Alzheimer dan demensia lainnya

2. Pemanfaatan alat komunikasi yang tersedia untuk

memberikan informasi di daerah

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2. Meningkatkan penggunaan

SOP oleh profesional yang

terkait pelayanan lanjut usia

2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP

pelayanan lanjut usia

2.2.Semua fasilitas layanan memiliki tenaga terlatih

dilengkapi peralatan yang sesuai SOP

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA

LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Melakukan deteksi dini

gangguan kognitif dan

diagnosa demensia pada

lanjut usia,pralanjut usia dan

semua individu dengan

1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan

skrining gangguan kognitif dan diagnosa demensia

pada lanjut usia,pra lanjut usia dan semua individu

dengan faktor risiko

1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berhasil

Kemkes

Kemendagri

Kemensos

(sesuai dengan

20

17

BKKBN

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG

BERKUALITAS

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Pengembangan akses

informasi pelayanan lanjut

usia dilengkapi dengan

peralatan minimal sesuai

standar

1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit

Alzheimer dan demensia lainnya

2. Pemanfaatan alat komunikasi yang tersedia untuk

memberikan informasi di daerah

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2. Meningkatkan penggunaan

SOP oleh profesional yang

terkait pelayanan lanjut usia

2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP

pelayanan lanjut usia

2.2.Semua fasilitas layanan memiliki tenaga terlatih

dilengkapi peralatan yang sesuai SOP

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA

LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Melakukan deteksi dini

gangguan kognitif dan

diagnosa demensia pada

lanjut usia,pralanjut usia dan

semua individu dengan

1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan

skrining gangguan kognitif dan diagnosa demensia

pada lanjut usia,pra lanjut usia dan semua individu

dengan faktor risiko

1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berhasil

Kemkes

Kemendagri

Kemensos

(sesuai dengan

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG BERKUALITAS

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

17

BKKBN

LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG

BERKUALITAS

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Pengembangan akses

informasi pelayanan lanjut

usia dilengkapi dengan

peralatan minimal sesuai

standar

1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit

Alzheimer dan demensia lainnya

2. Pemanfaatan alat komunikasi yang tersedia untuk

memberikan informasi di daerah

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

2. Meningkatkan penggunaan

SOP oleh profesional yang

terkait pelayanan lanjut usia

2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP

pelayanan lanjut usia

2.2.Semua fasilitas layanan memiliki tenaga terlatih

dilengkapi peralatan yang sesuai SOP

Kemendagri

(Leader)

Kemenkes

Kemensos

Kemenkokesra

BKKBN

LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA

LAKSANA ORANG DENGAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Melakukan deteksi dini

gangguan kognitif dan

diagnosa demensia pada

lanjut usia,pralanjut usia dan

semua individu dengan

1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan

skrining gangguan kognitif dan diagnosa demensia

pada lanjut usia,pra lanjut usia dan semua individu

dengan faktor risiko

1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berhasil

Kemkes

Kemendagri

Kemensos

(sesuai dengan

Page 33: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

2121

18

faktor risiko

dideteksi demensia penyakit Alzheimer dan

demensia lainnya beserta faktor risikonya

1.3 Semuafasilitas kesehatan primer mampu melakukan

skrining, diagnosa dan tatalaksana (termasuk

konseling) dan tindakan rujukan

1.4. semua fasilitas kesehatan rujukan mempunyai

fasilitas layanan geriatri terpadu.

1.5.Semua fasilitas kesehatan rujukan mempunyai

fasilitas layanan neurorestorasi.

1.6. Meningkatnya jumlah dan kualitas daycare

1.7.Meningkatnya jumlah dan kualitas layanan home

care

1.8.Terbentuknya sistem rujukan ODD

1.9.Meningkatkan proporsi lanjut usia dengan

keterbatasan fisik atau fungsi kognitif yang masih

dapat terlibat dalam kegiatan fisik, sosial dan

spiritual

kemampuan di

tiap jenjang)

2.Pengembangan materi

intervensi untuk perawatan

dan monitoring ODD

2.1. Adanya buku pedoman perawatan ODD

2.2. Pelatihan bagi caregiver yang merawat ODD

Kemkes

Kemensos

BKKBN

LANGKAH AKSI KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG DILAKUKAN SECARA

PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTAN

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/pemang

ku kepentingan

terkait

1.Pengembangan program

pendidikan nakes untuk

1.1.Semua institusi pendidikan kedokteran dan

keperawatan telah memasukan kurikulum mengenai

Kemendikbud

Kemensos

18

faktor risiko

dideteksi demensia penyakit Alzheimer dan

demensia lainnya beserta faktor risikonya

1.3 Semuafasilitas kesehatan primer mampu melakukan

skrining, diagnosa dan tatalaksana (termasuk

konseling) dan tindakan rujukan

1.4. semua fasilitas kesehatan rujukan mempunyai

fasilitas layanan geriatri terpadu.

1.5.Semua fasilitas kesehatan rujukan mempunyai

fasilitas layanan neurorestorasi.

1.6. Meningkatnya jumlah dan kualitas daycare

1.7.Meningkatnya jumlah dan kualitas layanan home

care

1.8.Terbentuknya sistem rujukan ODD

1.9.Meningkatkan proporsi lanjut usia dengan

keterbatasan fisik atau fungsi kognitif yang masih

dapat terlibat dalam kegiatan fisik, sosial dan

spiritual

kemampuan di

tiap jenjang)

2.Pengembangan materi

intervensi untuk perawatan

dan monitoring ODD

2.1. Adanya buku pedoman perawatan ODD

2.2. Pelatihan bagi caregiver yang merawat ODD

Kemkes

Kemensos

BKKBN

LANGKAH AKSI KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG DILAKUKAN SECARA

PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTAN

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/pemang

ku kepentingan

terkait

1.Pengembangan program

pendidikan nakes untuk

1.1.Semua institusi pendidikan kedokteran dan

keperawatan telah memasukan kurikulum mengenai

Kemendikbud

Kemensos

Page 34: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

22

LANGKAH AKSI KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG DILAKUKAN SECARA PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTAN

22

18

2.Pengembangan materi

intervensi untuk perawatan

dan monitoring ODD

2.1. Adanya buku pedoman perawatan ODD

2.2. Pelatihan bagi caregiver yang merawat ODD

Kemkes

Kemensos

BKKBN

LANGKAH AKSI KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG DILAKUKAN SECARA

PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTAN

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/pemang

ku kepentingan

terkait

1.Pengembangan program

pendidikan nakes untuk

1.1.Semua institusi pendidikan kedokteran dan

keperawatan telah memasukan kurikulum mengenai

Kemendikbud

Kemensos

LANGKAH AKSI KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG DILAKUKAN SECARA PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTAN

skrining, diagnosa, tata

laksana holistik, serta aspek

medikolegal lanjut usia

kesehatan kognitif lansia

1.2.Terdapatnya tenaga kesehatan dan dokter terlatih

penanganan ODD pada semua puskesmas, rumah

sakit , panti lansia

1.3.Terdapatnya tenaga kesehatan yang telah mendapat

ToT penanganan ODD

1.4.Berkurangnya jumlah ODD dengan gangguan fungsi

lanjut dan Berkurangnya perawatan ODD di rumah

sakit

Kemkes

2.Pengembangan strategi

untuk memastikan bahwa

tenaga kesehatan

mengetahui peran

carepartner dalam

koordinasi perawatan ODD

2.1. Adanya pertemuan rutin semua nakes yang terlibat

dalam penanganan ODD dengan carepartner

2.2. Terlaksananya koordinasi penanganan ODD

Kemkes

Kemsos

BKKBN

3.Pengembangan pelayanan

longterm care bagi ODD

3.Terdapatnya asuransi pendukung longterm care Kemkes

Kemkeu

BPJS

LANGKAH AKSI KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN KOGNITIF SEBAGAI FAKTOR

UTAMA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1. Penguatan program

kesehatan kognitif yang

dilakukan dengan

pendekatan Continuum of

Care yang dimulai sejak

1.Terdapatnya parameter kognitif sebagai tujuan akhir

setiap program kesmas mulai dari masa prakehamilan

sampai usia lanjut

Kemkes

BKKBN

Page 35: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

23

LANGKAH AKSI KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN KOGNITIF SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN

23

19

koordinasi perawatan ODD

3.Pengembangan pelayanan

longterm care bagi ODD

3.Terdapatnya asuransi pendukung longterm care Kemkes

Kemkeu

BPJS

LANGKAH AKSI KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN KOGNITIF SEBAGAI FAKTOR

UTAMA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1. Penguatan program

kesehatan kognitif yang

dilakukan dengan

pendekatan Continuum of

Care yang dimulai sejak

masa kehamilan, anak-anak,

remaja, dewasa, dan lansia

1.Terdapatnya parameter kognitif sebagai tujuan akhir

setiap program kesmas mulai dari masa prakehamilan

sampai usia lanjut

Kemkes

BKKBN

2.Mengintegrasikan

kesehatan kognitif pada

rencana pemerintah pusat

dan daerah

2.1. Adanya pertemuan berkala yang dikoordinir oleh

komda lansia

2.2. Memasukkan substansi kesehatan otak ke dalam

bahan ajar Bina Keluarga Lansia (BKL) Tangguh

2.3. Promosi, KIE, dan konseling pada keluarga dan masyarakat di setiap momentum kegiatan

2.4. Sarasehan dan seminar tentang lanjut usia dengan

otak sehat dan produktif secara b erkala

Kemendagri

Kemkes

Kemsos

BKKBN

LANGKAH AKSI KETUJUH : TERLAKSANANYA PENELITIAN TENTANG KOGNITIF DAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Penguatan dan

pengembangan penelitian

tentang gizi seimbang dan

kognisi lanjut usia dan

demensia

1.1.Terdapat dan Terlaksananya penelitian tentang

kognitif dan demensia yang bersifat multisenter

1.2.Tersedia dan dimanfaatkannya hasil penelitian lanjut

usia yang mendorong pembentukan kebijakan

nasional lanjut usia

1.3.Tersedianya informasi secara terus menerus dan

sistematis (surveilans) yang peka terhadap perubahan

yang terjadi mengenai masalah kesehatan intelejensia

lansia

1.4.Teridentifikasinya peran yang tepat dan menentukan

efektivitas nakes, tenaga sosial, caregiver yang

terlibat dalam perawatan terkait demensia

Litbangkes, LIPI,

AIPI, DIKTI,

lembaga

penelitian lain

LANGKAH AKSI KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN KOGNITIF SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN

Page 36: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

24

LANGKAH AKSI KETUJUH : TERLAKSANANYA PENELITIAN TENTANG KOGNITIF DAN DEMENSIA

24

20

rencana pemerintah pusat

dan daerah 2.2. Memasukkan substansi kesehatan otak ke dalam

bahan ajar Bina Keluarga Lansia (BKL) Tangguh

2.3. Promosi, KIE, dan konseling pada keluarga dan masyarakat di setiap momentum kegiatan

2.4. Sarasehan dan seminar tentang lanjut usia dengan

otak sehat dan produktif secara b erkala

Kemkes

Kemsos

BKKBN

LANGKAH AKSI KETUJUH : TERLAKSANANYA PENELITIAN TENTANG KOGNITIF DAN DEMENSIA

Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/

pemangku

kepentingan

terkait

1.Penguatan dan

pengembangan penelitian

tentang gizi seimbang dan

kognisi lanjut usia dan

demensia

1.1.Terdapat dan Terlaksananya penelitian tentang

kognitif dan demensia yang bersifat multisenter

1.2.Tersedia dan dimanfaatkannya hasil penelitian lanjut

usia yang mendorong pembentukan kebijakan

nasional lanjut usia

1.3.Tersedianya informasi secara terus menerus dan

sistematis (surveilans) yang peka terhadap perubahan

yang terjadi mengenai masalah kesehatan intelejensia

lansia

1.4.Teridentifikasinya peran yang tepat dan menentukan

efektivitas nakes, tenaga sosial, caregiver yang

terlibat dalam perawatan terkait demensia

Litbangkes, LIPI,

AIPI, DIKTI,

lembaga

penelitian lain

2.Menyebarluaskan tinjauan

tingkat nasional terkait

dampak kesmas pada

program aktivitas fisik dan

faktor risiko terkait

demensia

2.1.Terdapatnya data dasar penelitian kognitif di institusi

pendidikan dan penelitian

2.2. Terdapatnya tinjauan pustaka tingkat nasional

tentang penggunaan teknologi untuk memberikan

penanganan optimal pada program untuk caregiver

dan ODD

2.3. Semua informasi publik tentang cara mengurangi

Litbangkes, LIPI,

AIPI, DIKTI,

lembaga

penelitian lain

risiko gangguan kognitif dan demensia harus

berdasarkan bukti dan berkualitas baik.

3.Memasukkan beberapa

pertanyaan kunci dalam

sistem survei nasional,

seperti Riskerdas, untuk

dapat memperoleh

prevalensi masalah

demensia dan gangguan

kognitif lain

3.1. Terdapatnya data prevalens dan data lain terkait

penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif lain.

Litbangkes, LIPI,

AIPI, DIKTI,

lembaga

penelitian lain

4.Melakukan analisis tentang

dampak sosial ekonomi

penyakit Alzheimer dan

demensia lainnya

4.2. Terdapatnya data yang akurat mengenai dampak

sosial ekonomi penyakit alzheimer dan demensia

lainnya

Litbangkes, LIPI,

AIPI, DIKTI,

lembaga

penelitian lain

LANGKAH AKSI KETUJUH : TERLAKSANANYA PENELITIAN TENTANG KOGNITIF DAN DEMENSIA

Page 37: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

25

MONITORING DAN EVALUASIAgar Program Nasional Lanjut Usia dan hak-hak lanjut usia dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, perlu sekali ditentukan strategi monitoring dan evaluasi yang digunakan untuk menjamin keberhasilan program, diantaranya adalah:1. Monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan kegiatan dan

strategi dilakukan oleh pemerintah di masing-masing tingkat, yaitu Pemerintah Pusat melalui sektor-sektor yang terkait, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui dinas-dinas terkait.

2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan strategi juga dilakukan oleh Komisi Lanjut Usia dengan mengadakan rapat-rapat secara berkala.

3. Monitoring dan evaluasi tentang aspek teknis program di tingkat pelaksanaan dilakukan oleh Komisi Lanjut Usia, sektor terkait, universitas, organisasi profesi dan LSM.

4. Untuk monitoring dan evaluasi disusun rencana dan instrumen yang diperlukan.

5. Hasil monitoring dan evaluasi merupakan masukan untuk melakukan perbaikan, pengembangan dan peningkatan program.

25

21

risiko gangguan kognitif dan demensia harus

berdasarkan bukti dan berkualitas baik.

3.Memasukkan beberapa

pertanyaan kunci dalam

sistem survei nasional,

seperti Riskerdas, untuk

dapat memperoleh

prevalensi masalah

demensia dan gangguan

kognitif lain

3.1. Terdapatnya data prevalens dan data lain terkait

penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif lain.

Litbangkes, LIPI,

AIPI, DIKTI,

lembaga

penelitian lain

4.Melakukan analisis tentang

dampak sosial ekonomi

penyakit Alzheimer dan

demensia lainnya

4.2. Terdapatnya data yang akurat mengenai dampak

sosial ekonomi penyakit alzheimer dan demensia

lainnya

Litbangkes, LIPI,

AIPI, DIKTI,

lembaga

penelitian lain

MONITORING DAN EVALUASI

Agar Program Nasional Lanjut Usia dan hak-hak lanjut usia dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, perlu

sekali ditentukan strategi monitoring dan evaluasi yang digunakan untuk menjamin keberhasilan program,

diantaranya adalah:

1. Monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan kegiatan dan strategi dilakukan oleh pemerintah di

masing-masing tingkat, yaitu Pemerintah Pusat melalui sektor-sektor yang terkait, Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui dinas-dinas terkait.

2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan strategi juga dilakukan oleh Komisi Lanjut Usia dengan

mengadakan rapat-rapat secara berkala.

3. Monitoring dan evaluasi tentang aspek teknis program di tingkat pelaksanaan dilakukan oleh

Komisi Lanjut Usia, sektor terkait, universitas, organisasi profesi dan LSM.

4. Untuk monitoring dan evaluasi disusun rencana dan instrumen yang diperlukan.

5. Hasil monitoring dan evaluasi merupakan masukan untuk melakukan perbaikan, pengembangan

dan peningkatan program.

MONITORING DAN EVALUASIAgar Program Nasional Lanjut Usia dan hak-hak lanjut usia dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, perlu sekali ditentukan strategi monitoring dan evaluasi yang digunakan untuk menjamin keberhasilan program, diantaranya adalah:1. Monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan kegiatan dan

strategi dilakukan oleh pemerintah di masing-masing tingkat, yaitu Pemerintah Pusat melalui sektor-sektor yang terkait, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui dinas-dinas terkait.

2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan strategi juga dilakukan oleh Komisi Lanjut Usia dengan mengadakan rapat-rapat secara berkala.

3. Monitoring dan evaluasi tentang aspek teknis program di tingkat pelaksanaan dilakukan oleh Komisi Lanjut Usia, sektor terkait, universitas, organisasi profesi dan LSM.

4. Untuk monitoring dan evaluasi disusun rencana dan instrumen yang diperlukan.

5. Hasil monitoring dan evaluasi merupakan masukan untuk melakukan perbaikan, pengembangan dan peningkatan program.

Page 38: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

26

7PENDANAAN

Pendanaan untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan Program Nasional Lanjut Usia dan hak-hak lanjut usia di Indonesia berasal dari berbagai sumber:1. APBN dan APBD2. Badan-badan Internasional3. LSM dan masyarakat4. Sektor swasta dan dunia usaha

Alokasi dana untuk kesehatan lanjut usia dan hak-hak lanjut usia dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota perlu ditingkatkan. Dana dari badan internasional perlu diupayakan secara lebih serius dan intensif. Pada saat ini dan dimasa yang akan datang, sumber dana ini masih merupakan sumber dana andalan. Dana dari LSM, sektor swasta dan dunia usaha perlu diupayakan meskipun dana dari sumber-sumber ini juga tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dari program, mengingat alokasi dana yang tersedia saat ini tidak memadai untuk dapat membantu program mencapai tujuannya.

Page 39: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

27

8PENUTUP

Dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal pada lanjut usia sebagai investasi sumber daya manusia Indonesia, Strategi Nasional Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif merupakan upaya yang dapat menempatkan masalah lanjut usia sebagai prioritas Pembangunan Nasional. Produktivitas, kemandirian, kualitas hidup bangsa Indonesia hingga lansia sangat tergantung pada kemampuan membangun prakarsa bersama segenap elemen bangsa untuk mempromosikan otak sehat dan produktif. Penanggulangan gangguan kesehatan otak dengan menangani masalah gangguan kognitif dan demensia dilakukan melalui pendekatan siklus hidup akan menurunkan beban biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Dokumen ini dapat menjadi dasar dan arah bagi sektor terkait, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perkumpulan profesi, sektor swasta dan dunia usaha untuk mensukseskan rencana strategis menuju otak sehat dan produktif pada lanjut usia di Indonesia. Dokumen ini juga dapat digunakan sebagai panduan dalam mengusahakan partisipasi dari negara sahabat, badan-badan internasional dan sektor swasta dalam kegiatan lanjut usia.

Page 40: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

28

DAFTAR PUSTAKA

Alzheimer Disease’s International, 2013. Laporan Alzheimer Dunia Tahun 2013 Menyatakan Epidemis Alzheimer Sedunia Menyebabkan Keterbatasan Jumlah Para Perawat Dan Kekurangan Dukungan Bagi AnggotaKeluarga. Online tersedia http://www.alzheimerindonesia.org/wp-content/uploads/2013/08/Siaran-Pers-World-Alzheimers-Report-2013-INA-.pdf diakses 11 Maret 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.Online tersedia http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf diakses 07 Maret 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.Online tersedia http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013.PDF diakses 19 Maret 2014

Centre for Ageing Studies Universitas Indonesia (CAS UI), 2013. Kumpulan Hasil Penelitian Tentang Ageing and Dementia. Laporan Tahunan CAS UI 2013 Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI Kampus UI Depok Jawa Barat

Hogervorst, Tony Sajimin, Lindawati Kusdhany, Philip Kreager and Tri Budi Rahardjo, 2009. Hormones, Cognitive Function and Dementia (Book Chapter) Cambrige University Press 2009

Page 41: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

29

Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 60 Tahun 2008TentangPedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia Dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanganan Lanjut Usia Di Daerah, 2008. Online tersedia http://www.komnaslansia.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=35diakses08April2014

Pusat Inteligensia Kesehatan, 2009. Pedoman Stimulasi dan Nutrisi Pengungkit Otak (Brain Booster) pada Janin Melalui Ibu Hamil. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Pusat Inteligensia Kesehatan, 2010.Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Pusat Inteligensia Kesehatan, 2013. Gaya Hidup Otak Sehat (Brain Healthy Life Style). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Turana Y, Mayza A. Penanggulangan masalah kesehatan intelegensia pada lansia. Medika no 3 Februari 2013 : 152-8.

Page 42: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

30

GLOSSARIUM

Activity daily living : aktivitas sehari-hari untuk rawat diri.Advokasi : turut membantuAIPI : asosiasi ilmu politik IndonesiaAkademisi : guru, terkait bidang pendidikan ilmu tertentu.Akreditasi : penilaianAkses : jangkauanAkuntabilitas : dapat dipercayaAlokasi dana : penndanaan untuk kegiatan tertentu.Asupan : pemberianBadan : lembagaBalance : keseimbanganBehavioral : tingkah laku.Berkala : teratur sesuai jadwal dengan jangka waktu

tertentuBJPS : Badan Penyelenggara Jaminan SosialBKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana

NasionalCare partner : rekan kerja dalam perawatan orang sakitCaregiver : seorang yang melakukan tindakan perawatanCommunity based care : perawatan berdasarkan komunitas.Continuum of care : kesinambungan perawatanDaycare : perawatan harianDeficiencies : kekurangan (zat gizi)demensia lainnya : jenis demensia lain selain alzheimer, misalnya

demensia frotoparietal dan basolateral. Diagnosis : nama suatu penyakit biasanya dalam bahasa

Latin atau Inggris yang sudah dibakukan.DIKTI : pendidikan tinggi

Page 43: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

31

Disease and risk factor : penyakit dan faktor resikoDislipidemia : penyakit gangguan kadar lemak tubuh.Disorder : gangguanDM (Diabetes Mellitus) : penyakit kencing manis, atau darah gula

sesaat kadarnya melewati batas normal. Terdapat dua jenis, yang terkait keturunan dan terkait gaya hidup.

Edukasi : pendidikanEksistensi : keberadaanElemen : unsurEpidemiologis : ilmu terkait kejadian penyakit di masyarakat.Evaluasi : pemantauan hasil kerja.Faktor genetic : faktor terkait penurunan sifat-sifat keturunanFaktor risiko : akibat-akibatfungsi kognitif : fungsi kecerdasan meliputi bahasa, memori

lama dan baru, memori nama, suara dan bentuk, kemampuan mengenal ruang sekitarnya, kemampuan matematika.

Geriatri : ilmu yang mempelajari aspek-aspek penuaan manusia

Global : menduniaHealthy life style : perilaku hidup sehat.Hendaya : gangguanHibah : pemberian benda secara cuma-CumaHolistik : menyeluruh dengan memperhatikan segala

aspek kehidupan manusia.Homecare : perawatan di rumahHomecare : perawatan rumahIndikator : penandaInformasi : kegiatan pemberian pengetahuanInteligensia : kecedasanInterkoneksitas : saling terkait

Page 44: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

32

Internalisasi : sesuatu terkait penerapan dari pemahamanIntervensi : suatu tindakan untuk mempengaruhiInvestasi : tabungan atau simpanan untuk digunakan di

masa depanKampanye : pendidikan untuk memberi pemahaman

tentang sesuatu kepada masyarakat luas.Kemandirian : kemampuan untuk menjalankan aktivitas

sehari-hari tanpa tergantung orang lain.Kemendagri : Kementerian Dalam NegeriKemendikbud : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemenko PMK : Kementerian Koordinator Pembangunan

Manusia dan KebudayaanKemkes : Kementerian KesehatanKemkeu : Kementerian KeuanganKemsos : Kementerian SosialKesehatan Reproduksi : kesehatan yang terkait proses melahirkan

generasi baru dan terkait organ- organ regenerasi mulai lahir sampai usia lanjut.

Kesmas : kesehatan masyarakatKomda : komisi daerahKomisi : suatu perhimpunan orang dengan tujuan

tertentu.Kongenital : penyakit/kelaianan yang merupakan bawaan

sejak lahirKonseling : memberikan nasehat pada pasien/penderitaKoordinasi : kerjasamaKuratif : usaha penyembuhan penyakit.Lansia : Lanjut UsiaLeader : pemimpin Lintas sektor : kerjasama antar berbagai bidang.LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaLitbangkes : Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Page 45: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

33

Longterm care : perawatan jangka panjang.LSM : (Lembaga Swadaya Masyarakat) suatu

lembaga atau badan yang didirikan bukan oleh pemerintah, namun oleh beberapa orang anggota masyarakat dan mengabdikan kerja serta pemikiran demi kemajuan masyarakat pada bidang- bidang tertentu

Maternal Disorder : gangguan pada ibuMedikolegal : aspek hukum yang terkait pelaksanaan

aktivitas medisMemprediksi : meramalkan berdasarkan data- data yang

sudah adaMempromosikan : menawarkanMensinergikan : membuat aktivitas saling mendukung dalam

suatu bentuk kerjasama.Mental-emosional : sesuatu terkait perasaan.Mitra : rekananMonitoring : pemantauanNakes : tenaga kesehatanNeonatal disorder : gangguan pada masa baru lahirNeurorestorasi : perbaikan/penyembuhan suatu penyakit

terkait bidang sarafNutrisional : terkait zat giziObesitas : kegemukanODD : Orang Dengan DementiaOptimal : pada keadaan yang paling idealPartisipasi : turut sertaPemangku : organisasi terkait.Pengungkit : pendongkrakPenyakit Alzheimer : penyakit pikun terutama mengenai bagian

otak samping. Penderita mengalami gangguan rawat diri dan sering tersasar tak bisa pulang ke rumah.

Page 46: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

34

penyakit degeneratif otak : penyakit yang terkait faktor usia, otak mengalami kemunduran fungsi yang jelas.

Penyakit kardiovaskular : penyakit yang terkait jantung dan pembuluh darah.

Penyakit metabolic : penyakit terkait proses-proses kimiawi dalam tubuh manusia di luar otak

Penyakit saraf : penyakit yang terkait struktur saraf (berbeda dengan penyakit kejiwaan)

Pilar : tiangPolusi : pengotoranPrakarsa : ide untuk kemajuanPrevalen : angka kejadian penyakit di masyarakatPreventif : usaha pencegahan penyakitProduktif : menghasilkan sesuatu (material atau

non-material)Produktivitas : sesuatu terkait kelancaran produksi

(material atau non-material)Profesi : pekerjaanProfesi : pekerjaan tertentu.Profesional : terdidik atau resmi.Promotif : promosi atau usaha untuk meningkatkan

derajat kesehatan.Proporsi : perbandinganProporsi : perbandinganProtektif : pelindungRencana strategis : rencana yang tepat untuk mencapai

sasaranRiskesdas : Riset Kesehatan DasarSektoral : sesuatu terkait bidang kerja.Sertifikasi : pemberiansertifikatsebagaipengakuanSiklus : daur

Page 47: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

35

Skrining : penapisan, deteksi atau seleksi menggunakan alat tertentu.

SOP : Standard Operasional, suatu langkah-langkah yang sudah dibakukan dalam perawatan pasien.

Spiritual : terkait hubungan manusia dengan Tuhan.

Standar : sesuai dengan nilai yang bakuStimulasi : perangsanganSubstansi : intiTerakomodasi : tertampungTerealisasi : terbuktiTerintegrasi : terpaduTersosialisasinya : dikenal/dipahami oleh masyarakat luas.TOT (Training of Trainer) : kegiatan untuk meningkatkan

ketrampilan atau pengetahuan pelatih.Transparansi : keterbukaan (terkait dana)Transport injuries : kecelakaan lalu lintasUHH : Usia Harapan HidupVaskuler : pembuluh darahWebsite : Halaman terkait internet

Page 48: STRATEGI NASIONAL - neurona.web.id Aksi Nasional Demensia 2015.pdf · penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi

36

TIM PENYUSUN

Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RIPenanggung Jawab : dr. Trisa Wahjuni Putri, MKesKetua : dr. Hariyadi Wibowo, MARSWakil Ketua : dr. Mutiyarsih, MARSAnggota : drg. Ernawati Roeslie, MMkes dr. Arman Yurisaldi Saleh, SpS dr. Bagus Satriya Budi, MKes drg. Dewi Indriawati, MPd Osi Kusumawati, M.Psi Dian Tri Utami, S.Psi Rr. Padminarsih, SE Martoyo Setiawan, S.Kom dr. Tri Atmaja Sugiyarno dr. Nova Hardianto Dini Ristuliswati

Narasumber : DR. Dr. Tb. Rachmat Sentika Sp.A., MARS Prof. DR. Tri Budi W. Rahardjo, drg, MS DR. dr. Yuda Turana, SpS(K) Dr. Adre Mayza, SpS(K)

Kontributor : dr. Martina Wiwiek, SpKJ Dr. Nugroho Abikusno, M.D., M.S., Dr.PH Eva Sabdono, MBA DY Suharya dr. Upik Rukmini, MKM Ir. Yosi Diani Tresna, MPM Entos Zainal, SP, MPHM Julianto, MM Drs. Kiki Riadi, M.Si Dr. Silvia F Lumempouw, SpS(K) dr. Yanti Herman, SH. MHkes